PENGEMBANGAN E-LEARNING YANG TERINTEGRASI VIDEO DENGAN MOODLE DAN BIGBLUEBUTTON UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN E-LEARNING YANG TERINTEGRASI VIDEO DENGAN MOODLE DAN BIGBLUEBUTTON UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN E-LEARNING YANG TERINTEGRASI VIDEO DENGAN MOODLE DAN BIGBLUEBUTTON UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Yonathan Manase Kones, Wikky Fawwaz Al Maki, dan Mira Rosalina Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, STKIP Surya Tangerang ABSTRAK Pembelajaran jarak jauh adalah proses pembelajaran tidak terjadinya kontak dalam bentuk tatap muka secara langsung antara guru dangan siswa di kelas, akan tetapi siswa berkomunikasi langsung dua arah yang dijembatani dengan media moodle yang terintegrasi dengan video conference. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi desain media grafis menggunakan GIMP. Penelitian ini dilaksanakan di kelas XII SMA GenIUS Surya Tangerang pada semester genap tahun ajaran 2015/2016. Penggumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket, lembar observasi, pedoman wawancara untuk mengukur motivasi belajar siswa dalam menggunakan media moodle yang terintegrasi dengan video conference. Berdasarkan hasil analisis data dari angket, observasi, dan wawancara ditemukan bahwa media moodle yang terintagrasi dengan video conference dapat memotivasi siswa pada materi desain media grafis menggunakan GIMP. Kata Kunci: e-learning, video conference, moodle, bigbluebutton, motivasi belajar. A PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan merupakan suatu proses akademik yang tujuannya untuk meningkatkan nilai sosial, budaya, moral dan agama serta mempersiapkan pembelajaran menghadapi tantangan dan pengalaman dalam kehidupan nyata [6]. Pendidikan merupakan kebutuhan sekaligus hak dasar bagi setiap warga negara, tanpa membedakan golongan, gender, usia, status, sosial, maupun tempat tinggal, artinya setiap orang mempunyai hak untuk memperoleh layanan pendidikan. Kalau sampai tidak mendapat kesempatan kerena berbagai kendala adalah kewajiban pemerintah untuk mencari sistem pendidikan yang tepat, yang dapat melayani mereka. Sistem pendidikan jarak jauh merupakan alternatif yang dapat memberikan layanan kepada setiap orang untuk mendapatkan pendidikan [3]. E-learning merupakan salah satu media yang dikembangkan untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang ada di daerah terpencil atau jauh dari perkotaan, dengan adanya e-learning moodle yang terintegrasi dengan video conference peserta didik menjadi sangat fleksibel dalam memilih waktu tempat belajar karena mereka tidak harus datang disuatu tempat pada waktu tertentu. Di lain pihak, pengajar dapat memperbarui materi pembelajaran- 1

2 nya kapan saja dan di mana saja. E-learning sebagai solusi untuk memecahkan permasalahan kurang meratanya hak akses di setiap daerah. Pengembangan e-learning yang sudah dilakukan saat ini sudah pada tahap sinkronisasi antara server, sehingga pengimplementasian video conference mampu bertindak sebagai sarana pembelajaran jarak jauh yang paling efektif. Pada video conference aspek melihat dapat ditemukan melalui gambar interaksi pada masingmasing komputer. Sedangkan pada aspek mengucapkan mampu diwakili dengan interaksi antara pengguna pada saat video conference. Integrasi antara Learning Management System (LMS) dan video conference sudah dapat diterapkan, akan tetapi pada kondisi ini masih dibutuhkan resource yang sangat besar. Resource yang dibutuhkan adalah minimum membutuhkan dua server dimana salah satu server berisi LMS sedangkan server yang lainnya berisi aplikasi video conference [1]. Pengembangan e-learning moodle yang terintegrasi dengan video conference dapat membantu meningkatkan pembelajaran jarak jauh yang ada di SMA Negeri 1 Amfoang Barat Daya, Kabupaten Kupang. Di SMA Negeri 1 Amfoang Barat Daya masih kekurangan pengajar karena keterbatasan jarak dan waktu sehingga pengajar jarang datang ke sekolah dan pembelajaran tidak efektif akan berdampak pada hasil belajar peserta didik, hal ini bukan karena peserta didik tidak belajar akan tetapi pegajar dibatasi oleh jarak dan waktu, dengan adanya pengembangan e-learning moodle yang terintegrasi dengan video conference ini dapat mangatasi permasalahan yang ada. B METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan dalam sebuah penelitian untuk mencapai tujuan penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menjawab persoalan-persoalan suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi pada saat penelitian [9]. Adapun langkah-langkah penelitian deskriptif yang dibuat oleh peneliti secara garis besar dibagi menjadi tiga tahap adalah sebagai berikut: 1 Tahap Persiapan. a Menganalisis kurikulum mata pelajaran desain media grafis menggunaka GIMP yang terdapat pada modul dan peneliti menyusun materi yang akan diajarkan kepada peserta didik. b Mencari informasi di internet yang berhubungan dengan pembelajaran; c Menyusun cara membuat gambar menggunakan GIMP. d Membuat instrumen penelitian berupa kisi-kisi angket, lembar observasi dan pedoman wawancara. e Melakukan validasi terhadap instrumen. f Menentukan sekolah dan kelas yang akan dijadikan tempat penelitian. g Mengurus surat izin penelitian. 2 Tahap Pelaksanaan. a Pembelajaran diawali dengan pembagian kelompok sesuai dengan daftar hadir peserta didik dan mengarahkan tentang cara membuka moodle yang terintegrasi dengan video conference. b Menjelaskan bagaimana cara menggunakan moodle yang terintegrasi dengan video conference. c Observasi dilakukan pada saat mengikuti proses pembelajaran jarak jauh menggunakan moodle yang terintegrasi dengan video conference. Pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung peneliti mengambil gambar dan merekam secara video. d Pengumpulakan data yang berasal dari kisi-kisi angket, lembar observasi dan pedoman wawancara. 2

3 e Melakukan wawancara terhadap peserta didik berjumlah 9 orang dimana 3 orang yang mendapatkan nilai tertinggi, 3 orang yang mendapatkan nilai mean, dan 3 orang yang mendapatkan nilai terendah. 3 Tahap Akhir. a Tahap akhir meliputi pengolahan data dari data hasil penelitan yaitu kisi-kisi angket, lembar observasi dan pedoman wawancara kemudian analisis dan pembahasan hasil penelitian serta menarik kesimpulan dan saran. Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian maka digunakan alur diagram yang terdapat pada gambar dibawah ini: yang mengikuti penelitian ini berjumlah 19 orang. Penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh karena jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel peneliti. 2. Teknik Pengumpulan Data Angket sebagai instrumen penelitian yang dilakukan dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan tertulis kepada subjek penelitian atau responden. Dalam penelitian ini, angket sebagai instrumen penelitian utama dan angket digunakan untuk melihat gambaran pelaksanaan pembelajaran jarak jauh dimana menggunakan moodle yang terintegrasi dengan video conference. Pedoman wawancara digunakan untuk mengumpulkan data yang lebih mendalam lagi dengan cara melakukan wawancara kepada peserta didik. Observasi digunakan untuk mengobservesi peserta didik saat mengikuti kegiatan proses belajar mengajar menggunakan moodle yang terintegrasi dengan video conference. C ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dipaparkan analisis data dari hasil penelitian. Analisis data meliputi motivasi belajar peserta didik dan persepsi peserta didik terhadap media pembelajaran. 1. Observasi Pertemuan Pertama Figure 1: Alur Penelitian 1. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA GenIUS Surya Tangerang dan adapun siswa Berdasarkan hasil observasi pada indikatorindikator motivasi belajar siswa dan persepsi siswa pada media pembelajaran peneliti menghitung tiap-tiap pernyataan untuk mendapatkan hasil persentase. Berikut ini adalah tabel dari pertemuan pertama: Indikator Skor Presentase Perasaan Senang 94 92,15 Kemauan 33 97,05 Kecerdasan 30 88,23 Kemandirian 31 91,17 Dorongan 27 79,41 Efektivitas 82 80,39 Total ,35 3

4 Berdasarkan hasil perhitungan persentase dari tiap-tiap indikator diatas, pada indikator perasaan senang dikatakan dalam kategori Ya mendapatkan skor sebesar 92,15% yang berarti bahwa moodle yang terintegrasi dengan video conference dapat memberikan rasa senang dalam materi desain media grafis menggunakan GIMP dan didukung dengan teori Maslow dalam Isbandi [2], menyatakan bahwa konsep motivasi instrinsik mengidentifikasikan tingkah laku seseorang yang merasa senang terhadap sesuatu. Bila ia dapat menyenangi kegiatan itu, motivasinya akan timbul untuk melakukan kegiatan ia merasa yakin dirinya mampu, biasanya orang itu akan mencoba melakukan kegiatan. Indikator kemauan dikatakan dalam kategori Ya dengan total skor 97,05% yang berarti bahwa moodle yang terintegrasi dengan video conference dapat memberikan rasa senang dalam pembelajaran desain media grafis menggunakan GIMP dan didukung dengan teori Maslow dalam Isbandi [2], menyatakan bahwa konsep motivasi instrinsik mengidentifikasikan tingkah laku seseorang yang merasa senang terhadap sesuatu. Bila ia dapat menyenangi kegiatan itu, motivasinya akan timbul untuk melakukan kegiatan ia merasa yakin dirinya mampu, biasanya orang itu akan mencoba melakukan kegiatan. Indikator kecerdasan dikatakan dalam kategori Ya dengan skor total 88,23% yang berarti media yang digunakan dapat meningkatkan kecerdasan berpikir dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dan didukung dengan teori Maslow dalam Robert.C [4], menyatakan bahwa orang yang termotivasinya rendah maupun orang yang berhasil menyelesaikan tugastugas yang sulit akan memiliki kebanggaan tersendiri baginya. Indikator kemandirian dikatakan dalam kategori Ya dengan skor total 91,17% yang berarti bahwa media dapat membantu peserta didik dalam mengerjakan tugas secara mandiri dan didukung dengan teori Maslow dalam Zainun Mutadin [7], menyatakan bahwa kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara komulatif selama perkembangan, dimana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi dilingkungan, sehingga individu mampu berpikir dan bertindak sendiri. Dengan kemandirian seseorang dapat memilih jalan hidupnya untuk berkembang yang lebih mantap. Indikator dorongan dikatakan dalam kategori Ya dengan skor total 79,41% yang berarti media dapat memberikan dorongan untuk mengerjakan tugas atau ujian dan didukung dengan teori Maslow dalam Wahosumidjo [8], menyatakan bahwa motivasi dapat mendorong dan memberikan kekuatan dalam diri seseorang mencapai tujuan tertentu yang diinginkan. Indikator efektivitas dikatakan dalam kategori Ya dengan skor total 80,39% yang berarti bahwa fitur-fitur dan background media moodle yang terintegrasi dengan video conference sangat mudah dipahami dan dimengerti dan didukung dengan teori Maslow dalam Isbandi [2], menyatakan bahwa konsep motivasi instrinsik mengidentifikasikan tingkah laku seseorang yang merasa senang terhadap sesuatu. Bila ia dapat menyenangi kegiatan itu, motivasinya akan timbul untuk melakukan kegiatan ia merasa yakin dirinya mampu, biasanya orang itu akan mencoba melakukan kegiatan. Dari indikatorindikator diatas, peneliti menghitung rata-rata jumlah skor (maksimum) untuk seluruh item 1 x 20 x 17 = 340 dan jumlah skor hasil pengumpulan data adalah 297. Jadi berdaskan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap semua indikator = (101 : 114) x 100 % = 87, 35%. Dengan demikian, termasuk dalam kategori baik. Secara praktis dapat digambarkan seperti berikut: Figure 2: Grafik Hasil Perhitungan Indikator Pertemuan Pertama Dari hasil analisis observasi pertemuan pertama diatas, di dukung dengan teori Fredirick Herzberg yang memiliki pemikiran bahwa keberadaan faktor intrinsik menyebabkan seseorang termotivasi. Sebaliknya 4

5 ketika faktor ekstrinsik tidak terdapat dalam suatu pekerjaan akan menyebabkan ketidakpuasan seseorang [5]. Selain itu, teori Herzberg dikaitkan dengan hasil penelitian diatas, bahwa peserta didik setuju terhadap media moodle yang terintegrasi dengan video conference. 2. Observasi Pertemuan Kedua Berdasarkan hasil observasi pada indikatorindikator motivasi belajar siswa dan persepsi siswa pada media pembelajaran peneliti menghitung tiap-tiap pernyataan untuk mendapatkan hasil persentase. Berikut ini adalah tabel dari pertemuan kedua: Indikator Skor Presentase Perasaan Senang ,98 Kemauan 34 97,36 Kecerdasan 33 86,84 Kemandirian 33 86,84 Dorongan 34 89,47 Efektivitas ,49 Total ,35 Berdasarkan hasil perhitungan persentase dari tiap-tiap indikator diatas, pada indikator perasaan senang dikatakan dalam kategori Ya mendapatkan skor sebesar 92,98% yang berarti bahwa peserta didik merasa senang menggunakan media moodle yang terintegrasi dengan video conference dan bisa berkomunikasi langsung dengan teman sekelas atau dengan guru secara jarak jauh dan didukung dengan teori Maslow dalam Isbandi[2], menyatakan bahwa konsep motivasi instrinsik mengidentifikasikan tingkah laku seseorang yang merasa senang terhadap sesuatu. Bila ia dapat menyenangi kegiatan itu, motivasinya akan timbul untuk melakukan kegiatan ia merasa yakin dirinya mampu, biasanya orang itu akan mencoba melakukan kegiatan. Indikator kemauan dikatakan dalam kategori Ya dengan total skor 97,36% yang berarti bahwa peserta didik mengumpulkan tugas tepat pada waktu yang sudah ditentukan oleh guru dan didukung dengan teori Maslow dalam Isbandi [2], menyatakan bahwa konsep motivasi instrinsik mengidentifikasikan tingkah laku seseorang yang merasa senang terhadap sesuatu. Bila ia dapat menyenangi kegiatan itu, motivasinya akan timbul untuk melakukan kegiatan ia merasa yakin dirinya mampu, biasanya orang itu akan mencoba melakukan kegiatan. Indikator kecerdasan dikatakan dalam kategori Ya dengan skor total 86,84% yang berarti media yang digunakan dapat meningkatkan kecerdasan berpikir dalam materi desain media grafis menggunakan dan didukung dengan teori Maslow dalam Robert.C [4], menyatakan bahwa orang yang termotivasinya rendah maupun orang yang berhasil menyelesaikan tugas-tugas yang sulit akan memiliki kebanggaan tersendiri baginya. Indikator kemandirian dikatakan dalam kategori Ya dengan skor total 86,84% yang berarti bahwa media dapat membantu peserta didik dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh dan didukung dengan teori Maslow dalam Zainun Mutadin [7], menyatakan bahwa kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara komulatif selama perkembangan, dimana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi dilingkungan, sehingga individu mampu berpikir dan bertindak sendiri. Dengan kemandirian seseorang dapat memilih jalan hidupnya untuk berkembang yang lebih mantap. Indikator dorongan dikatakan dalam kategori Ya dengan skor total 89,47% yang berarti media dapat memberikan dorongan untuk mengerjakan tugas secara online dan didukung dengan teori Maslow dalam Wahosumidjo [8], menyatakan bahwa motivasi dapat mendorong dan memberikan kekuatan dalam diri seseorang mencapai tujuan tertentu yang diinginkan. Indikator efektivitas dikatakan dalam kategori Ya dengan skor total 96,49% yang berarti bahwa media moodle yang terintegrasi dengan video conference sangat mudah dipahami atau dimengerti dan didukung dengan teori Maslow dalam Isbandi [2], menyatakan bahwa konsep motivasi instrinsik mengidentifikasikan tingkah laku seseorang yang merasa senang terhadap sesuatu. Bila ia dapat menyenangi kegiatan itu, motivasinya akan timbul untuk melakukan kegiatan itu. Ketika seseorang menghadapi tantangan dan ia merasa yakin dirinya mampu, biasanya orang itu akan mencoba melakukan kegiatan. Dari indikator-indikator diatas, peneliti 5

6 menghitung rata-rata jumlah skor (maksimum) untuk seluruh item 1 x 6 x 19 = 380 dan jumlah skor hasil pengumpulan data adalah 350. Jadi berdaskan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap semua indikator = (350 : 380) x 100 % = 92,10%. Dengan demikian, termasuk dalam kategori baik. Secara praktis dapat digambarkan seperti berikut: Figure 3: Hasil Perhitungan Indikator Pada Pertemuan Kedua Dari hasil analisis observasi pertemuan kedua diatas, di dukung dengan teori Fredirick Herzberg yang memiliki pemikiran bahwa keberadaan faktor intrinsik menyebabkan seseorang termotivasi. Sebaliknya ketika faktor ekstrinsik tidak terdapat dalam suatu pekerjaan akan menyebabkan ketidakpuasan seseorang [5]. Selain itu, teori Herzberg dikaitkan dengan hasil penelitian diatas, bahwa peserta didik setuju terhadap media moodle yang terintegrasi dengan video conference sangat bermanfaat bagi pembelajaran jarak jauh. 3. Angket Dibawah ini adalah Hasil perhitungan angket pada indikator-indikator motivasi belajar siswa dan persepsi siswa terhadap media pembelajaran untuk mengetahui presentase dari setiap pernyataan. Indikator Skor Presentase Perasaan Senang ,98 Kemauan ,47 Kecerdasan ,52 Kemandirian ,00 Dorongan ,68 Efektivitas ,64 Total ,15 Berdasarkan hasil perhitungan persentase dari tiap-tiap indikator diatas, pada indikator perasaan senang dikatakan dalam kategori setuju mendapatkan skor sebesar 62,98% yang berarti bahwa media dapat memberikan rasa senang dalam pembelajaran desain media grafis menggunakan GIMP dan didukung dengan teori Maslow dalam Isbandi [2], menyatakan bahwa konsep motivasi instrinsik mengidentifikasikan tingkah laku seseorang yang merasa senang terhadap sesuatu. Bila ia dapat menyenangi kegiatan itu, motivasinya akan timbul untuk melakukan kegiatan itu. Ketika seseorang menghadapi tantangan dan ia merasa yakin dirinya mampu, biasanya orang itu akan mencoba melakukan kegiatan. Indikator kemauan dikatakan dalam kategori setuju dengan total skor 59,47% yang berarti bahwa kemauan peserta didik untuk belajar menggunakan dalam pembelajaran desain media grafik menggunakan GIMP dan didukung dengan teori Maslow dalam Isbandi [2], menyatakan bahwa konsep motivasi instrinsik mengidentifikasikan tingkah laku seseorang yang merasa senang terhadap sesuatu. Bila ia dapat menyenangi kegiatan itu, motivasinya akan timbul untuk melakukan kegiatan itu. Ketika seseorang menghadapi tantangan dan ia merasa yakin dirinya mampu, biasanya orang itu akan mencoba melakukan kegiatan. Indikator kecerdasan dikatakan dalam kategori setuju dengan skor total 60,52% yang berarti bahwa kecerdasan peserta didik untuk belajar menggunakan moodle yang terintegrasi dengan video conference dalam pembelajaran pembelajaran jarak jauh dan didukung dengan teori Maslow dalam Robert.C [4], menyatakan bahwa orang yang termotivasinya rendah maupun orang yang berhasil menyelesaikan tugas-tugas yang sulit akan memiliki kebanggaan tersendiri baginya. Indikator kemandirian dikatakan dalam kategori setuju dengan skor total 60,00% yang berarti bahwa media moodle yang terintegrasi dengan video conference dapat membantu peserta didik dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh dan didukung dengan teori Maslow dalam Zainun Mutadin [7], menyatakan bahwa kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara komulatif selama perkembangan, dimana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi dilingkungan, sehingga individu mampu berpikir dan bertindak sendiri. Dengan kemandirian seseorang dapat memilih jalan hidup- 6

7 nya untuk berkembang yang lebih mantap. Indikator dorongan dikatakan dalam kategori setuju dengan skor total 63,68% yang berarti bahwa peserta didik terdorong untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru secara online sehingga mendapat hasil yang ingin dicapai dan didukung dengan teori Maslow dalam Wahosumidjo [8], menyatakan bahwa motivasi dapat mendorong dan memberikan kekuatan dalam diri seseorang mencapai tujuan tertentu yang diinginkan. Indikator efektivitas dikatakan dalam kategori setuju dengan skor total 69,64% yang berarti efektivitas media moodle yang terintegrasi dengan video conference dapat digunakan untuk pembelajaran jarak jauh akan tetapi harus didukung dengan fasilitas yang memadai dan didukung dengan teori Maslow dalam Isbandi [2], menyatakan bahwa konsep motivasi instrinsik mengidentifikasikan tingkah laku seseorang yang merasa senang terhadap sesuatu. Bila ia dapat menyenangi kegiatan itu, motivasinya akan timbul untuk melakukan kegiatan ia merasa yakin dirinya mampu, biasanya orang itu akan mencoba melakukan kegiatan. Dari indikatorindikator diatas, peneliti menghitung rata-rata jumlah skor (maksimum) 5 x 20 x 19 = Jadi berdaskan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap semua indikator = (1219 : 1900) x 100% = 64,15%. Dengan demikian, termasuk dalam kategori cukup baik. Secara praktis dapat digambarkan seperti berikut: memiliki pemikiran bahwa keberadaan faktor intrinsik menyebabkan seseorang termotivasi. Sebaliknya ketika faktor ekstrinsik tidak terdapat dalam suatu pekerjaan akan menyebabkan ketidakpuasan seseorang [5]. Selain itu, teori Herzberg dikaitkan dengan hasil penelitian diatas, bahwa peserta didik setuju bahwa media moodle yang terintegrasi dengan video conference dapat memotivasi peserta didik dalam materi desain media grafik menggunakan GIMP. 4. Hasil Wawancara Berikut ini adalah hasil wawancara dari tiap-tiap indikator motivasi belajar siswa dan persepsi siswa terhadap media pembelajaran. a. Perasaan Senang Di bawah ini adalah hasil wawancara dengan 3 peserta didik yang mendapat nilai tertinggi terhadap indikator perasaan senang, diketahui bahwa peserta didik merasa senang menggunakan media moodle yang terintegrasi dengan video conference karena bisa berkomunikasi langsung dengan dengan pengajar secara online. Dari 3 peserta didik yang mendapatkan nilai mean, diketahui bahwa peserta didik merasa biasa saja ketika menggunakan media moodle yang terintegrasi dengan video conference karena semuanya tergantung pada jaringan internet. Dari 3 peserta didik yang mendapatkan nilai terendah, diketahui bahwa peserta didik merasa senang karena mendapat hal yang baru mengenai media moodle yang terintegrasi dengan video conference. b. Kemauan Figure 4: Hasil Perhitungan Angket Keterangan: : Sangat Tidak Setuju : Tidak Setuju : Ragu-ragu / Netral : Setuju : Sangat Setuju Dari hasil analisis observasi pertemuan pertama diatas, di dukung dengan teori Fredirick Herzberg yang Hasil wawancara dengan peserta didik mengenai indikator kemauan yaitu dari 3 peserta didik yang mendapatkan nilai tertinggi, 3 peserta didik yang mendapatkan nilai mean, dan 3 peserta didik yang mendapatkan nilai terendah, diketahui bahwa peserta didik mengumpulkan tugas tepat waktu yang sudah ditentukan akan tetapi semuanya tergantung pada jarigan internet. c. Kecerdasan 7

8 Hasil wawancara dengan peserta didik mengenai indikator kecerdasan yaitu dari 3 peserta didik yang mendapatkan nilai tertinggi, 3 peserta didik yang mendapatkan nilai mean, dan 3 peserta didik yang mendapatkan nilai terendah, diketahui bahwa peserta didik memahami cara menggunakan moodle yang terintegrasi dengan video conference karena mudah dan praktis. d. Kemandirian Hasil wawancara dengan peserta didik mengenai indikator kemandirian yaitu dari 3 peserta didik yang mendapatkan nilai tertinggi, 3 peserta didik yang mendapatkan nilai mean, dan 3 peserta didik yang mendapatkan nilai terendah diketahui bahwa peserta didik mengerjakan ujian tanpa bantuan orang lain atau mengerjakan sendiri. e. Dorongan Hasil wawancara dengan peserta didik mengenai indikator dorongan yaitu dari 3 peserta didik yang mendapatkan nilai tertinggi, dari 3 peserta didik yang mendapatkan nilai mean, dari 3 peserta didik yang mendapatkan nilai terendah diketahui bahwa peserta didik merasa puas terhadap nilai yang didapat dari tugas-tugas akan tetapi jika memenuhi targetnya. f. Efektivitas Hasil wawancara dengan peserta didik mengenai indikator efektivitas yaitu dari 3 peserta didik yang mendapatkan nilai tertinggi, dari 3 peserta didik yang mendapatkan nilai mean, dan dari 3 peserta didik yang mendapatkan nilai terendah diketahui bahwa peserta didik mudah dalam menggunakan akan tetapi peserta didik tidak terlalu suka dengan tampilan background yang kurang menarik sedangkan fitur-fiturnya sangat bagus dan untuk penggunaannya tergantung pada koneksi jaringan internet, jika jaringan internet bagus semuanya dapat berjalan dengan lancar, jika tidak lancar maka peserta didik akan ketinggalan materi pembelajaran media grafis menggunakan GIMP. Moodle yang terintegrasi dengan video conference dapat digunakan sebagai media pembelajatan jarak jauh tetapi harus di dukung dengan fasilitas yang memadai. Dari Hasil wawancara dengan peserta didik mengenai tiap-tiap indikator peneliti menarik kesimpulan bahwa peserta didik mudah dalam menggunakan moodle yang terintegrasi dengan video conference dan sangat cocok untuk pembelajatan jarak jauh tetapi tergantung pada koneksi jaringan internet, jika lancar maka semuanya berjalan dengan lancar, jika tidak lancar maka peserta didik akan ketinggalan materi pembelajaran media grafis menggunakan GIMP. D KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh beberapa kesimpulan terkait dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diajukan.elearning sebagai alat bantu dalam pembelajaran jarak jauh dan penerapan e-learning moodle yang terintegrasi dengan video conference dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam materi desain media grafis menggunakan GIMP. References [1] Nirwan Adhiatma, Djoko Suprajitno, and Achmad Affandi. Implementasi E-learning dengan Integrasi Video Conference Berbasis Web dalam Sistem Manajemen Pembelajaran. [2] Isbandi Rukminto Adi. Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial: Dasardasar Pemikiran. Jakarta: Grafindo Persada [3] Warsita Bambang. Pendidikan Jarak Jauh. Bandung: Penerbit PT. REMAJA ROSDAKARYA [4] Robert C. Beck, Motivation. New Jersay: Prentice Hall Inc

9 [5] J. L Gibson, J. M Ivancevich, J.H. Donnelly, and R. Konopaske. Organization: Behavior, Structure, Processes edition. New York. McGraw-Hill [6] Munir. Pembelajaran Jarak Juah Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Penerbit ALFABETA [7] Zainun. Mu tadin. Kemandirian sebagai Kebutuhan Psikologi pada Remaja. Jakarta : http: remaja [8] Wahosumidjo. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia [9] Arifin Zainal. Penelitian Pendidikan : Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Menengah Atas (SMA) swasta Laboratorium Percontohan UPI Bandung tahun ajaran 2013/ 2014. Subjek yang

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Ekonomi:

Jurnal Pendidikan Ekonomi: Jurnal Pendidikan Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi, dan Ilmu Sosial 96 PENERAPAN E-LEARNING DENGAN MEDIA SCHOOLOGY UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN EVALUASI DAN PENUGASAN ONLINE BERBASIS E-LEARNING DENGAN MOODLE PADA MATA KULIAH MEDIA PEMBELAJARAN ILMU KOMPUTER

PENGEMBANGAN EVALUASI DAN PENUGASAN ONLINE BERBASIS E-LEARNING DENGAN MOODLE PADA MATA KULIAH MEDIA PEMBELAJARAN ILMU KOMPUTER PENGEMBANGAN EVALUASI DAN PENUGASAN ONLINE BERBASIS E-LEARNING DENGAN MOODLE PADA MATA KULIAH MEDIA PEMBELAJARAN ILMU KOMPUTER Siti Husnul Bariah Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan-STKIP Garut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut yaitu,

Lebih terperinci

ANALISIS PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN INTERNET PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI

ANALISIS PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN INTERNET PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI ANALISIS PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN INTERNET PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI SKRIPSI OLEH YUNI KARTIKA A1C409014 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi berkembang dengan pesat, hal ini ditandai dengan diciptakannya berbagai alat yang canggih di berbagai bidang. Salah satu penemuan yang menakjubkan abad ini

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS Ike Evi Yunita Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain dan Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan menggunakan prosedur penelitian pengembangan dengan tujuan akhir menghasilkan suatu produk berupa bahan ajar mata

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI Astuti WAHYUNI 1), GARDJITO 1), Bambang HARIYADI 1) 1) Program Studi Pendidikan Biologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya manusia indonesia yang berkualitas salah satunya melalui pendidikan. Sumberdaya yang berkualitas akan menentukan

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI.

PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI. PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI Leni MAYASARI 1), Jodion SIBURIAN 1), Retni S. BUDIARTI 1) 1) Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) TATAP MUKA KE : 1 s.d 2

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) TATAP MUKA KE : 1 s.d 2 1. Jurusan : Manajemen SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) TATAP MUKA KE : 1 s.d 2 5. Jumlah Tatap Muka : 2 kali 6. Standar Kompetensi : a. Kemampuan memahami teori-teori motivasi dan kepuasan kerja untuk menganalisa

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization Abstrak. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan membawa dampak kehidupan dalam berbagai bidang kehidupan. Oleh karena itu, pendidikan dipandang sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan variabel, gejala, atau keadaan

Lebih terperinci

Efektifitas Penerapan e- book sebagai Sumber Belajar Mandiri dalam Pembelajaran Biologi

Efektifitas Penerapan e- book sebagai Sumber Belajar Mandiri dalam Pembelajaran Biologi Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Efektifitas Penerapan e- book sebagai Sumber Belajar Mandiri dalam Pembelajaran Biologi Eka Putri Azrai dan Refirman Dj. Abstrak. Guru sebagai ujung tombak

Lebih terperinci

JURNAL RELATIONSHIP BETWEEN SOCIAL INTERACTION WITH INDEPENDENCE PEERS TEENS ON STUDENTS CLASS X IN SMK MUHAMMADIYAH 2 KEDIRI LESSON YEAR 2016/2017

JURNAL RELATIONSHIP BETWEEN SOCIAL INTERACTION WITH INDEPENDENCE PEERS TEENS ON STUDENTS CLASS X IN SMK MUHAMMADIYAH 2 KEDIRI LESSON YEAR 2016/2017 JURNAL HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN KEMANDIRIAN REMAJA PADA PESERTA DIDIK KELAS X DI SMK MUHAMMADIYAH 2 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 RELATIONSHIP BETWEEN SOCIAL INTERACTION

Lebih terperinci

Yuliana FH Magister Pendidikan Ekonomi Universitas Sebelas Maret ABSTRAK

Yuliana FH Magister Pendidikan Ekonomi Universitas Sebelas Maret ABSTRAK PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER MODEL TUTORIAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PALEMBANG Yuliana FH Magister Pendidikan Ekonomi Universitas Sebelas

Lebih terperinci

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS BERBASIS TIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS II SD NEGERI 1 KARANGTANJUNG Syifa Khoerunnisa, Susilailiy Rahmawati, Muhamad Chamdani Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

Oleh: Titis Permatasari Dewi Priyatno, Universitas Negeri

Oleh: Titis Permatasari Dewi Priyatno, Universitas Negeri Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Penjaskes 2017 PERSEPSI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SD SE-DABIN V KECAMATAN TAMAN KABUPATEN PEMALANG JAWA TENGAH

Lebih terperinci

Pengaruh Model Discovery learning Dengan Media Teka-Teki Silang Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Koloid

Pengaruh Model Discovery learning Dengan Media Teka-Teki Silang Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Koloid JURNAL EDUKASI KIMIA e-issn: 2548-7825 p-issn: 2548-4303 JEK Pengaruh Model Discovery learning Dengan Media Teka-Teki Silang Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Koloid Muhammad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pendidikan yang terus-menerus dan bersifat fleksibel, yaitu pendidikan harus

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pendidikan yang terus-menerus dan bersifat fleksibel, yaitu pendidikan harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting dalam usaha pengembangan sumber daya manusia. Oleh karena itu, manusia dituntut untuk selalu berusaha melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi ini didasari atas pertimbangan bahwa persoalan-persoalan yang diteliti

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi ini didasari atas pertimbangan bahwa persoalan-persoalan yang diteliti 9 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 22 Pekanbaru, pemilihan lokasi ini didasari atas pertimbangan bahwa persoalan-persoalan yang diteliti ada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dalam era globalisasi yang meningkat pesat turut mempengaruhi kualitas pendidikan. Pendidikan menjadi suatu wadah untuk mempersiapkan

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH MOTIVASI SISWA DALAM MEMANFAATKAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMPN 40 MUARO JAMBI

ARTIKEL ILMIAH MOTIVASI SISWA DALAM MEMANFAATKAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMPN 40 MUARO JAMBI ARTIKEL ILMIAH MOTIVASI SISWA DALAM MEMANFAATKAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMPN 40 MUARO JAMBI Oleh: GUSTINA NINGSIH ERA ID009072 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JULI 2014

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.2 No.3 (2016) : ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.2 No.3 (2016) : ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : 2443-3608 Vol.2 No.3 (2016) : 147-154 ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 2 PADANG BATUNG PADA KONSEP EKOSISTEM

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR BAGAN... xi DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR BAGAN... xi DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR BAGAN... xi DAFTAR GRAFIK... xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian... 1 B.

Lebih terperinci

Almiati SMK Negeri 8 Semarang. Abstrak

Almiati SMK Negeri 8 Semarang. Abstrak 1 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SMK NEGERI 8 SEMARANG DALAM MATERI INTEGRAL Almiati SMK Negeri 8 Semarang Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat telah membawa banyak pengaruh terhadap berbagai bidang. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. pesat telah membawa banyak pengaruh terhadap berbagai bidang. Dunia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang saat ini semakin pesat telah membawa banyak pengaruh terhadap berbagai bidang. Dunia pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya teknologi internet telah banyak dimanfaatkan dalam bidang. memberi dampak besar dalam dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya teknologi internet telah banyak dimanfaatkan dalam bidang. memberi dampak besar dalam dunia pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi (ICT), khususnya teknologi internet telah banyak dimanfaatkan dalam bidang pendidikan yang akan merubah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian diartikan sebagai strategi mengatur latar penilaian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara. 1 Dalam mewujudkan kecerdasan bangsa yaitu dengan belajar, dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Pemanfaatan Model Blended Learning Berbasis Online Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran

DAFTAR ISI. Pemanfaatan Model Blended Learning Berbasis Online Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kurikulum Dan Pembelajaran DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii ABSTRAK... iv ABSTRACT... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi rendahnya prestasi yang diperoleh siswa dapat dipengaruhi oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi rendahnya prestasi yang diperoleh siswa dapat dipengaruhi oleh banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Pendidikan pada dasarnya merupakan proses mencerdaskan kehidupan bangsa dan pengembangan manusia Indonesia seutuhnya, dijelaskan dalam Undang-undang RI No.

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Dosen Iain Ar-Raniry Banda Aceh

Analisis Kinerja Dosen Iain Ar-Raniry Banda Aceh Analisis Kinerja Dosen Iain Ar-Raniry Banda Aceh Oleh : 1 Intan Afriati, M. Ag Abstrak Kinerja dosen merupakan keberhasilan dosen dalam menyelesaikan tugas akademiknya. Dosen IAIN Ar-Raniry Banda Aceh

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA MODUL PADA MATA DIKLAT GAMBAR TEKNIK DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA MODUL PADA MATA DIKLAT GAMBAR TEKNIK DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA Pengembangan Media Pembelajaran (Yanto Wibowo) 331 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA MODUL PADA MATA DIKLAT GAMBAR TEKNIK DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA DEVELOPMENT OF MODULE AS A LEARNING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pembelajaran di sekolah selain pendidik yang memegang peranan penting, keberadaan bahan ajar juga sangat menunjang proses pembelajaran agar terlaksana dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

I. PENDAHULUAN. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang No.20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, merumuskan bahwa pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

Lebih terperinci

HAYATI

HAYATI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK PESERTA DIDIK YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH HAYATI e-mail: hayati@student.unsil.ac.id

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH OLEH DICKY FERNANDA J NIM RSA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI MARET, 2018

ARTIKEL ILMIAH OLEH DICKY FERNANDA J NIM RSA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI MARET, 2018 ARTIKEL ILMIAH PENGGUNAAN APLIKASI PRESENTASI ONLINE POWTOON OLEH GURU MATEMATIKA NON DIGITAL NATIVE UNTUK MEMBUAT MEDIA DAN DITERAPKAN PADA PROSES PEMBELAJARAN OLEH DICKY FERNANDA J NIM RSA1C211002 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. persepsi, maka lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. persepsi, maka lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut: BAB III METODE PENELITIAN A. DEFINISI OPERASIONAL Agar istilah di dalam penelitian ini tidak menimbulkan perbedaan persepsi, maka lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut: 1. Efektivitas Gambar merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber daya manusia merupakan aspek yang dominan terhadap kemajuan suatu bangsa. Manusia dituntut

Lebih terperinci

ANALISIS AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI BERDASARKAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA SISWA KELAS X MIA SMA NEGERI 1 KOTA JAMBI

ANALISIS AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI BERDASARKAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA SISWA KELAS X MIA SMA NEGERI 1 KOTA JAMBI ANALISIS AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI BERDASARKAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA SISWA KELAS X MIA SMA NEGERI 1 KOTA JAMBI Rauli Angelina Gultom¹ ), Gardjito¹ ), Upik Yelianti¹ ) ¹ ) Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW FAHRUDDIN Guru SMA Negeri 1 Medan Email: fahruddin1958@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Bab I tentang Sistem Pendidikan Nasional: pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN Bab I tentang Sistem Pendidikan Nasional: pendidikan adalah usaha sadar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun memerlukan suatu proses pembelajaran sehingga menimbulkan hasil yang sesuai dengan proses

Lebih terperinci

Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick On The Draw pada Mata Pelajaran Matematika Di SMPN 6 Banjarmasin Tahun Pelajaran

Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick On The Draw pada Mata Pelajaran Matematika Di SMPN 6 Banjarmasin Tahun Pelajaran SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick On The Draw pada Mata Pelajaran Matematika Di SMPN 6 Banjarmasin Tahun Pelajaran 2012-2013

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini berlokasi di SMA Negeri 7 Bandung dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 7 Bandung Tahun

Lebih terperinci

Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional

Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional pada Materi Konsep Dasar Fisika Inti dan Struktur Inti Mata Kuliah Fisika Atom dan Inti Wulan Sari 1), Jufrida ), dan Haerul Pathoni 3) 1)

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LKS BIOLOGI BERBASIS KONTEKSTUAL DILENGKAPI DENGAN MIND MAP PADA MATERI ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA UNTUK SISWA SMA

PENGEMBANGAN LKS BIOLOGI BERBASIS KONTEKSTUAL DILENGKAPI DENGAN MIND MAP PADA MATERI ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA UNTUK SISWA SMA PENGEMBANGAN LKS BIOLOGI BERBASIS KONTEKSTUAL DILENGKAPI DENGAN MIND MAP PADA MATERI ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA UNTUK SISWA SMA Fetro Dola Syamsu STKIP Bina Bangsa Meulaboh, Jl. Nasional Meulaboh-Tapaktuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 10 Pekanbaru. Waktu yang digunakan dalam penelitian adalah setelah judul ini diterima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini media internet merupakan teknologi masa kini yang memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia di seluruh dunia,

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHANBATU

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHANBATU SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHANBATU GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Judul Mata Kuliah : Perilaku Keorganisasian Kode/ SKS : / 3 SKS Deskripsi Singkat : Mata kuliah ini memberikan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO. 067252 MEDAN DELI Herawati Bukit Dosen Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED Surel : herawatibukit@gmail.com

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MACROMEDIA FLASH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

IMPLEMENTASI MACROMEDIA FLASH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika ISSN : 2086-2407 Vol. 3 No. 1 April 2012 IMPLEMENTASI MACROMEDIA FLASH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan saluran yang dapat mengungkapkan gagasan dan nilai-nilai baru, dan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di SMK Negeri 9 Garut, Jl. Raya Bayongbong Km.7 Desa Panembong Kecamatan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Oleh : Fistika Sari A

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Oleh : Fistika Sari A PENGARUH LINGKUNGAN PERGAULAN REMAJA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA SMA KELAS XI IPS SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan suatu negara tidak terlepas dari peningkatan kualitas dan mutu pendidikan. Pendidikan harus mampu menjalankan fungsi dan tujuan secara optimal agar

Lebih terperinci

LESTARI OCTAVIANI NIM

LESTARI OCTAVIANI NIM Persepsi dan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas XI Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial pada Mata Pelajaran Lintas Minat Biologi di SMA Negeri 2 Tanjungpinang Tahun Ajaran 2016/2017 ARTIKEL E-JOURNAL LESTARI OCTAVIANI

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan 30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian pada dasarnya merupakan

Lebih terperinci

PREZI INNOVATION USAGE TO INCREASE 10 TH BOGA CLASS STUDENT LEARNING MOTIVATION IN SANITATION, HYGIENE & SAFETY LEARNING SUBJECT IN SMKN 4 SURAKARTA

PREZI INNOVATION USAGE TO INCREASE 10 TH BOGA CLASS STUDENT LEARNING MOTIVATION IN SANITATION, HYGIENE & SAFETY LEARNING SUBJECT IN SMKN 4 SURAKARTA Inovasi Pemanfaatan Media... (Ambar Rizqi Firdausa & Sugiyono) 1 INOVASI PEMANFAATAN MEDIA PREZI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X BOGA 1 PADA MAPEL SANITASI, HYGIENE, & KESELAMATAN KERJA

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATAKULIAH ORGANISASI DAN ARSITEKTUR KOMPUTER

PENGARUH GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATAKULIAH ORGANISASI DAN ARSITEKTUR KOMPUTER Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains, Vol.4, No. 2, Desember 2015 PENGARUH GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATAKULIAH ORGANISASI DAN ARSITEKTUR KOMPUTER Sri Koriaty

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia yang berkualitas adalah modal dasar sekaligus kunci keberhasilan pembangunan nasional. Terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas tidak terlepas

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH KREATIVITAS GURU PEMBIMBING DALAM MENCAPAI TUJUAN PENGEMBANGAN DIRI SISWA SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI

ARTIKEL ILMIAH KREATIVITAS GURU PEMBIMBING DALAM MENCAPAI TUJUAN PENGEMBANGAN DIRI SISWA SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH KREATIVITAS GURU PEMBIMBING DALAM MENCAPAI TUJUAN PENGEMBANGAN DIRI SISWA SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI Oleh : WANITHRIS FIRDAUS ERA1D0800 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 26 BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Model penelitian pengembangan yang digunakan dalam melakukan pengembangan ini adalah model prosedural. Model prosedural

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. pendidikan nilai dalam keluarga terhadap sikap tanggung jawab siswa di kelas X

III. METODOLOGI PENELITIAN. pendidikan nilai dalam keluarga terhadap sikap tanggung jawab siswa di kelas X III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif ini penulis ingin memaparkan datadata

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR, KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KESIAPAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA N 5 PADANG E-JURNAL

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR, KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KESIAPAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA N 5 PADANG E-JURNAL PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR, KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KESIAPAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA N 5 PADANG E-JURNAL Oleh : HAYATUL MUSYARAFAH 11090172 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII Dian Susanti, Wignyo Winarko, Nyamik Rahayu S. Universitas Kanjuruhan Malang diansanyen@gmail.com

Lebih terperinci

Oleh : Yulistiana Nindi Nur Imawati, Universitas Negeri Yogyakarta,

Oleh : Yulistiana Nindi Nur Imawati, Universitas Negeri Yogyakarta, Efektivitas Pembelajaran Instalasi... (Yulistiana Nindi Nur Imawati) 1 EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN INSTALASI JARINGAN LOKAL DENGAN PENDEKATAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE DITINJAU DARI HASIL BELAJAR PESERTA

Lebih terperinci

HUBUNGAN KESAN SISWA TERHADAP PELAKSANAAN METODE DISKUSI MODEL COOPERATIVE LEARNING

HUBUNGAN KESAN SISWA TERHADAP PELAKSANAAN METODE DISKUSI MODEL COOPERATIVE LEARNING HUBUNGAN KESAN SISWA TERHADAP PELAKSANAAN METODE DISKUSI MODEL COOPERATIVE LEARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS DI SMA N I KOTA SOLOK Abdus Syahid, Zafri,Kaksim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM & KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS )

RENCANA PROGRAM & KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS ) RENCANA PROGRAM & KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS ) Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Beban SKS : Perilaku dan Pengembangan Organisasi : IAB4002 : 3 SKS Minggu Materi 1 PENDAHULUAN a. Penjelasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mutu guru memegang peranan yang sangat penting di antara komponen

BAB I PENDAHULUAN. Mutu guru memegang peranan yang sangat penting di antara komponen 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mutu guru memegang peranan yang sangat penting di antara komponen yang lainnya. Sebagaimana dikatakan oleh Dantes (2005), bahwa di dalam pendidikan formal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di SMP Negeri 20 Pekanbaru. Pemilihan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di SMP Negeri 20 Pekanbaru. Pemilihan BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di SMP Negeri 20 Pekanbaru. Pemilihan lokasi ini didasari atas persoalan-persoalan yang ingin diteliti oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan pendidikan yang ada di Indonesia. Pendidikan di Indonesia selalu berkembang mengikuti

Lebih terperinci

Melin Pratikasari. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi ABSTRAK

Melin Pratikasari. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi   ABSTRAK UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT MELALUI PENERAPAN TEKHNIK BRAINSTORMING DALAM PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI Melin Pratikasari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh individu, sehingga dengan

Lebih terperinci

Kata kunci : Motivasi Mahasiswa, Seminar Geografi

Kata kunci : Motivasi Mahasiswa, Seminar Geografi JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 2, No 2, Maret 2015 Halaman 16-25 e-issn : 2356-5225 http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/jpg MOTIVASI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI FKIP UNLAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selama ini proses pendidikan yang dilakukan hanya satu arah, dengan guru

BAB I PENDAHULUAN. selama ini proses pendidikan yang dilakukan hanya satu arah, dengan guru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu problematika yang terjadi pada sistem pendidikan di Indonesia adalah terdapat kesenjangan antara pengetahuan yang dimiliki siswa dengan sikap dan perilakunya.

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI PUJOKUSUMAN I YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI PUJOKUSUMAN I YOGYAKARTA Faktor-faktor Motivasi Belajar... (Endang Rahmawati) 2.741 FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI PUJOKUSUMAN I YOGYAKARTA FIFTH GRADE STUDENTS' LEARNING FACTORS IN SD PUJOKUSUMAN 1 YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah Negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk relatif lebih banyak dibandingkan dengan Negara berkembang lainnya. BPS mencatat bahwa jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran bagi setiap individu yang bisa didapat dari pengajaran, pelatihan maupun pengalaman yang didapat untuk mengembangkan

Lebih terperinci

E-JURNAL. Oleh : AFIFATUL MUSRIFA

E-JURNAL. Oleh : AFIFATUL MUSRIFA PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PENGELOLAAN KELAS GURU, IKLIM SEKOLAH DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS SMA N 1 PARIANGAN E-JURNAL Oleh : AFIFATUL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. program linear. Metode penelitian pengembangan merupakan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. program linear. Metode penelitian pengembangan merupakan metode penelitian 84 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan media pembelajaran dalam bentuk e-learning untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi program

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN VIDEO TUTORIAL SEBAGAI MEDIA DALAM BELAJAR MANDIRI MATERI BUNYI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENGEMBANGAN VIDEO TUTORIAL SEBAGAI MEDIA DALAM BELAJAR MANDIRI MATERI BUNYI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PENGEMBANGAN VIDEO TUTORIAL SEBAGAI MEDIA DALAM BELAJAR MANDIRI MATERI BUNYI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Ninda Ekawati, Supurwoko, Daru Wahyuningsih Pendidikan Fisika, FKIP, UNS Jl. Ir. Sutami No. 36A,

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XV, No. 2, Tahun 2017 Bagas Dwi Pratomo & Sukanti 92-99

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XV, No. 2, Tahun 2017 Bagas Dwi Pratomo & Sukanti 92-99 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN DASAR-DASAR PERBANKAN SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK MUHAMMADIYAH MAGELANG TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS X AK 2 SMK NEGERI 1 BANYUDONO TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: FARIDA A 210

Lebih terperinci

JURNAL PENGARUH AKTIFITAS PACARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMK PEMUDA PAPAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017

JURNAL PENGARUH AKTIFITAS PACARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMK PEMUDA PAPAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017 JURNAL PENGARUH AKTIFITAS PACARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMK PEMUDA PAPAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017 EFFECT OF COURTSHIP ACTIVITY WITH ELEVENTH GRADE STUDENTS MOTIVATION TO LEARN

Lebih terperinci

A. Minat Belajar B. Prestasi Belajar... 8 C. Metode Diskusi D. Mata Pelajaran IPS SD BAB III TUJUAN DAN MANFAAT

A. Minat Belajar B. Prestasi Belajar... 8 C. Metode Diskusi D. Mata Pelajaran IPS SD BAB III TUJUAN DAN MANFAAT DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... iv BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Perumusan Masalah... 3 BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Minat Belajar...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat, setiap manusia membutuhkan pendidikan sampai kapan dan dimanapun berada. Pendidikan sangat penting artinya,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS BERBANTUAN MEDIA MOVIE MAKER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 18 BANDA ACEH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS BERBANTUAN MEDIA MOVIE MAKER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 18 BANDA ACEH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS BERBANTUAN MEDIA MOVIE MAKER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 18 BANDA ACEH Musfadli Ridha 1, A. Wahab Abdi 2, Amsal Amri 3 1 Email:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kemampuan kinerja adalah aktivitas belajar yang dilakukan siswa dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kemampuan kinerja adalah aktivitas belajar yang dilakukan siswa dalam 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Kemampuan kinerja adalah aktivitas belajar yang dilakukan siswa dalam kelompok selama berlangsung kegiatan praktikum, yang diharapkan muncul

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU PEMBIMBING TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA PRAKTIK KKN-PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DI SMK PIRI 1 YOGYAKARTA

PERSEPSI GURU PEMBIMBING TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA PRAKTIK KKN-PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DI SMK PIRI 1 YOGYAKARTA PERSEPSI GURU PEMBIMBING TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA PRAKTIK KKN-PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DI SMK PIRI 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh: Niken Ayu Larasati 10502247004 ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN EFIKASI DIRI SISWA KELAS XI SMA N 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2017/2018

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN EFIKASI DIRI SISWA KELAS XI SMA N 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2017/2018 PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN EFIKASI DIRI SISWA KELAS XI SMA N 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Wildan Muhammad Irfan Fadjeri ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBIASAAN DISIPLIN DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD SE-GUGUS 4 KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

HUBUNGAN KEBIASAAN DISIPLIN DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD SE-GUGUS 4 KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG HUBUNGAN KEBIASAAN DISIPLIN DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD SE-GUGUS 4 KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG Indra Cahyani Universitas Negeri Malang E-mail: indracahyani377@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci