NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN AGRESIVITAS PADA MASA REMAJA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN AGRESIVITAS PADA MASA REMAJA"

Transkripsi

1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN AGRESIVITAS PADA MASA REMAJA Oleh : Jasmine Anisya Indriane Fuad Nashori PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2009

2 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN AGRESIVITAS PADA MASA REMAJA Telah disahkan pada tanggal : Oleh : Fuad Nashori PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2009

3 HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN AGRESIVITAS PADA MASA REMAJA Jasmine Anisya Indriane Fuad Nashori Intisari Tujuan penelitian secara umum adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kecemasan dengan agresivitas pada masa remaja. Subjek penelitian ini adalah remaja putra/putri, SMA, dengan usia tahun. Subjek penelitian ini berjumlah 50 orang pada saat try out dan 112 orang pada saat pengambilan data penelitian. Data dikumpulkan melalui skala yang disebarkan kepada subjek penelitian. Data tersebut kemudian dianalisis statistik menggunakan analisis product moment dari Person dengan bantuan program SPSS versi 15,00 for windows. Hasil analisis diperoleh bahwa koefisien korelasi (r) antara kecemasan dan agresivitas 0,209 dengan p (one-tailed) = 0,013 (p<0,05). Hasil lain yang diperoleh adalah kecemasan memiliki sumbangan efektif sebesar 4,4% terhadap agresivitas pada masa remaja. Kesimpulan umum dari penelitian ini adalah bahwa ada hubungan yang signifikan antara kecemasan dengan agresivitas. Khususnya pada masa remaja, semakin tinggi kecemasan maka semakin tinggi agresivitas, dan sebaliknya semakin rendah kecemasan maka semakin rendah agresivitas. Kata Kunci : Kecemasan, Agresivitas, Remaja

4 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dalam hidup ini seorang individu (terutama remaja) tidak akan lepas dari permasalahan-permasalahan yang ada, karena masalah merupakan tanda kehidupan. Masa remaja merupakan masa transisi di mana seorang individu yang semula mengalami masa anak-anak beralih ke masa dewasa. Remaja umumnya memiliki emosi yang masih labil. Tingkah laku individu yang berada di usia remaja sangat dikuasai oleh emosinya. Tetapi selain itu, remaja juga merupakan individu yang aktif, baik dalam bidang kreativitas, prestasi maupun pergaulan. Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini mood (suasana hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian di Chicago tahun 1984 oleh Mihalyi Csikszentmihalyi dan Reed Larson ( 13 Agustus 2002) menemukan bahwa remaja rata-rata memerlukan hanya 45 menit untuk berubah dari mood senang luar biasa ke sedih luar biasa. Oleh karena itu remaja sering disebut kelompok usia bermasalah. Masalah yang ditimbulkan dapat berasal dari diri sendiri (internal) maupun dari lingkungan luar (eksternal). Contoh masalah dari diri remaja itu sendiri adalah bila terjadi perubahan-perubahan fisik dan psikologis. Teori agresivitas manusia muncul sebagai akibat kenyataan hidup yang selalu memperoleh tekanan dari kondisi sekitar. Sementara fenomena anak muda selalu ingin bebas dari tekanan, dan penuh idealisme. Kecemasan termasuk salah satu penyebab terjadinya agresivitas, kecemasan yang berlebihan akan mengakibatkan seseorang memiliki pikiran

5 2 yang kacau (dissipation) dan gaya atribusi bermusuhan (Krahe, 2005). Penelitian Burks tahun 1999 (Krahe, 2005) memperlihatkan bahwa struktur pengetahuan mengenai permusuhan menyebabkan seseorang menginterpretasi stimulus sosial dengan cara yang lebih negatif sehingga mereka berkemungkinan untuk merespons dengan cara agresif. Selain itu dalam penelitian yang dilakukan oleh Mu arifah (2005) menyatakan bahwa individu yang mengalami kecemasan akan berdampak pada gangguan terhadap fungsi pikiran, fisiologis, psikologis serta mengganggu organ tubuh lainnya yang akan menimbulkan perilaku agresif. Kecemasan dapat mempengaruhi munculnya perilaku agresif, meskipun banyak faktor lain yang mempengaruhinya. Lingkungan sekitar juga dapat membuat seseorang berperilaku agresif. Lingkungan yang dimaksud di sini bisa berupa lingkungan ekonomi, suhu udara yang panas atau polusi, bahkan anonimitas pun dapat mengakibatkan tindakan agresif. Tujuan Penelitian Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara kecemasan dengan agresivitas pada masa remaja. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian diharapkan dapat menambah khasanah teori-teori psikologi, terutama psikologi perkembangan, psikologi klinis dan psikologi sosial, yang berkaitan dengan permasalahan kecemasan terhadap perilaku agresivitas pada remaja.

6 3 2. Manfaat Praktis Mampu memberikan informasi serta masukan yang berguna bagi masyarakat pada umumnya dan remaja pada khususnya bahwa tingkat kecemasan tertentu dapat menimbulkan perilaku agresif. Perilaku agresif tersebut dapat membahayakan dan merugikan diri sendiri maupun orang lain. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikembangkan beberapa cara agar remaja dapat memanage perilaku mereka dengan baik dan dapat melakukan tindakan-tindakan yang positif.

7 4 TINJAUAN PUSTAKA Agresivitas Agresivitas adalah suatu perilaku yang dengan sengaja dilakukan untuk menyakiti, memamerkan permusuhan atau perilaku yang dapat melukai orang lain dan merugikan orang lain. Aspek-Apek Agresivitas Buss & Perry (1992) mengemukakan tiga klasifikasi besar untuk agresi, yaitu agresi fisik-verbal, agresi aktif-pasif, dan agresi langsung-tidak langsung. Ketiga klasifikasi tersebut saling berinteraksi sehingga ada delapan bentuk agresi yaitu : a. Agresi fisik-aktif secara langsung, misalnya menusuk, menembak, memukul, menampar orang lain. b. Agresi fisik-aktif secara tidak langsung, misalnya membuat jebakan untuk mencelakakan orang lain. c. Agresi fisik-pasif secara langsung, misalnya tidak memberi jalan kepada orang lain. d. Agresi fisik-pasif secara tidak langsung, misalnya menolak untuk melakukan sesuatu atau menolak mengerjakan perintah orang lain. e. Agresi verbal-aktif secara langsung, misalnya memaki atau mengumpat orang lain. f. Agresi verbal-aktif secara tidak langsung, misalnya menyebar gossip tentang orang lain. g. Agresi verbal-pasif secara langsung, misalnya menolak berbicara dengan orang lain atau menolak untuk menjawab pertanyaan orang lain.

8 5 h. Agresi verbal-pasif secara tidak langsung, misalnya memboikot pendapat orang lain tetapi tidak mau menyampaikan pendapat sendiri. Faktor-Fator yang Mempengaruhi Agresivitas Faktor-faktor yang mempengaruhi agresivitas adalah provokasi, isyarat agresi, alkohol dan obat-obatan terlarang, media massa dan karakteristik individu yang dibagi menjadi dua yaitu jenis kelamin dan kondisi fisik. Munculnya tingkah laku agresif disebabkan oleh beberapa hal antara lain: a. Perasaan frustasi, yaitu gangguan atau kegagalan dalam mencapai suatu tujuan sehingga menyebabkan individu marah dan menjadi frustasi. b. Imitasi, merupakan suatu kecenderungan untuk meniru tingkah laku orang lain yang dibentuk dan ditentukan oleh pengalamannya terhadap perilaku orang lain, seperti pada saat anak melihat orang lain berperilaku agresif maka anak akan menirunya. c. Penguatan (reinforcement), merupakan suatu mekanisme utama untuk memunculkan proses belajar dengan member reinforcement. (Hidayat 2004) Pada kenyataannya dapat dilihat bahwa laki-laki lebih berperilaku agresif daripada perempuan (Lauer & Lauer, 2000). Menurut teori biologi, hal tersebut disebabkan hormon testosterone pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan. Hormon testosterone dipercaya sebagai pembawa sifat agresif (Sarwono, 2002). Sementara menurut Satoe (Sunardi, 1995) penyebab perilaku agresif adalah iri hati, kebebasan yang sangat dibatasi, perintah dari seseorang yang

9 6 menjengkelkan, tekanan, perasaan cemas, tersinggung perasaan dan kehormatannya, serta dihina orang lain. Kecemasan Kecemasan merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang, dimana orang tersebut merespon ancaman yang ada dan datang kepadanya dengan perasaan tertekan serta tidak nyaman. Aspek-Aspek Kecemasan Bucklew (1980) mengatakan bahwa pada umumnya para ahli membagi kecemasan manjadi dua tingkatan : Tingkat Psikologis, yaitu kecemasan yang bentuknya nampak sebagai gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi, perasaan tidak menentu, dan sebagainya. Tingkat Fisiologis, yaitu kecemasan yang sudah mempengaruhi atau terwujud pada gejala fisik, terutama pada fungsi sistem syaraf, misal tidak dapat tidur, jantung berdebar, keluar keringat dingin berlebihan, sering gemetar, perut mual, dan sebagainya. Pola kecemasan setiap orang bersifat unik. Beberapa orang bisa lebih takut daripada orang lain. Kecemasan tidak hanya tergantung dari variabel kemanusiannya melainkan juga rangsang yang membangkitkan kecemasan (Acocella dan Colhoun, 1995). Dalam batas-batas tertentu kecemasan diperlukan dalam aktivitas dan kelangsungan hidup. Mather (Acocella dan Colhoun, 1995) menyebutkan bahwa reaksi kecemasan mempunyai tiga komponen, yaitu emosional, kognitif dan fisiologis.

10 7 a. Komponen emosional, yaitu komponen kecemasan yang berkaitan dengan persepsi individu terhadap pengaruh psikologis terhadap kecemasan. b. Komponen kognitif, yaitu adanya kekhawatiran individu terhadap konsekuensi-konsekuensi yang mungkin akan dialami dari pengharapan dan anggapan yang negatif tentang diri sendiri. c. Komponen fisiologis, yaitu reaksi tubuh terhadap adanya kecemasan yang muncul dapat mendorong timbulnya gerakan-gerakan bagian tubuh tertentu. Tipe Kepribadian Pencemas Seseorang akan mengalami gangguan cemas ketika individu tidak mampu mengatasi stressor psikososial yang sedang dihadapinya (Hawari, 2001). Tetapi pada orang-orang tertentu meskipun tidak ada stressor psikososial yang bersangkutan menunjukkan kecemasan juga, yang ditandai dengan tipe kepribadian sebagai berikit : a. Cemas, khawatir, tidak tenang, ragu dan bimbang b. Memandang masa depan dengan rasa was-was (khawatir) c. Kurang percaya diri, gugup apabila tampil di muka umum d. Tidak midah mengalah e. Sering merasa bersalah, menyalahkan orang lain f. Gerakan serba salah, tidak tenang dan bila duduk gelisah g. Sering kali mengeluh serta khawatir berlebihan terhadap penyakit h. Mudah tersinggung, suka membesar-besarkan masalah i. Dalam mengambil keputusan sering bimbang dan ragu j. Bila mengemukakan sesuatu atau bertanya sering kali diulang-ulang k. Ketika sedang emosi sering kali bertindak histeris

11 8 Dinamika Psikologis Kecemasan dan Agresivitas Baron & Byrne (2004) menyebutkan bahwa agresivitas dapat diartikan sebagai perilaku atau kecenderungan perilaku yang diniati untuk menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun psikologis. Menurut Edleson (Thalib, 2002) perilaku agresif secara fisik meliputi menjambak rambut, melemparkan sesuatu, menghentakkan kaki, mendorong, mencubit, mencekik, menyerobot, menampar, menendang, mengigit, memukul, meninju, dan serangan menggunakan objek berupa senjata tajam atau senjata api. Sedangkan perilaku agresif secara verbal meliputi menolak berbicara, berteriak, menjerit, mengutuk, menghina, mencaci maki, memfitnah, dan menyebar gossip. Menurut Satoe (Sunardi, 1995) salah satu faktor yang mempengaruhi agresivitas adalah kecemasan. Kecemasan sendiri merupakan suatu respon yang disebabkan oleh adanya ancaman yang sumbernya tidak diketahui, samara-samar dan bersifat internal (Kaplan dkk, 1997). Kecemasan lazim dialami oleh setiap makhluk hidup, terutama manusia. Rasa cemas yang timbul dapat disebabkan berbagai macam hal. Kecemasan yang dirasakan setiap orang berbeda-beda. Tergantung dari pengendalian diri yang dimilikinya. Semakin tinggi pengendalian diri yang dimilikinya, maka ia akan dapat menaggulangi rasa cemasnya dengan baik. Kecemasan yang tinggi dapat menyebabkan seseorang berperilaku dan bertindak agresif. Perilaku agresif tersebut diyakini oleh sebagian orang sebagai pelarian dari rasa cemas yang dirasakan. Kecemasan termasuk salah satu penyebab terjadinya agresivitas, kecemasan yang berlebihan akan mengakibatkan seseorang memiliki pikiran yang kacau (dissipation) dan gaya atribusi bermusuhan (Krahe, 2005). Penelitian

12 9 Burks tahun 1999 (Krahe, 2005) memperlihatkan bahwa struktur pengetahuan mengenai permusuhan menyebabkan seseorang menginterpretasi stimulus sosial dengan cara yang lebih negatif sehingga mereka berkemungkinan untuk merespons dengan cara agresif. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mu arifah (2005) menunjukkan adanya hubungan positif antara kecemasan dengan agresivitas. Penelitan menyatakan bahwa individu yang mengalami kecemasan akan berdampak pada gangguan terhadap fungsi pikiran, fisiologis, psikologis serta mengganggu organ tubuh lainnya. Distorsi kognisi mengganggu fungsi pemikiran sehingga berpengaruh terhadap persepsi proses berfikir dan terkait dengan proses hasil pemikiran tersebut, kondisi fisik yang terganggu mengakibatkan ketidaktenangan serta berakibat pada munculnya perilaku negatif diantaranya adalah agresivitas, demikian juga dengan kondisi emosional, memiliki keterkaitan erat dengan perilaku agresif tersebut. METODE PENELITIAN Subjek Penelitian Karakteristik umum subjek yang menjadi sasaran penelitian : a) Remaja putra / putri b) SMA Negeri 4 Metro, Lampung c) Usia tahun d) Tingkat sosial ekonomi menengah ke bawah

13 10 Metode Pengumpulan Data Skala Agresivitas Skala sikap terhadap perilaku agresivitas adalah skala yang mengungkap sikap individu terhadap perilaku agresivitas yang timbul pada situasi tertentu. Skala ini dibuat sendiri oleh peneliti dengan mengacu aspek-aspek agresivitas dari Buss & Perry (1992). Skala ini mengungkap delapan aspek dilakukannya perilaku agresivitas, yaitu agresi fisik-aktif secara langsung, agresi fisik-aktif secara tidak langsung, agresi fisik-pasif secara langsung, agresi fisik-pasif secara tidak langsung, agresi verbal-aktif secara langsung, agresi verbal-aktif secara tidak langsung, agresi verbal-pasif secara langsung, dan agresi verbal-pasif secara tidak langsung. Tabel 1 Sebaran Aitem Skala Agresivitas (Sebelum Uji Coba) Butir Aspek Favorable Unfavorable Jumlah Fisik, Aktif, Langsung 1, 14, 21, 24 10, 19 6 Fisik, Aktif, Tidak Langsung 22, 25, 31 9, 46, 48 6 Fisik Pasif, Langsung 4, 26, 41, 47 12, 45 6 Fisik, Pasif, Tidak Langsung 5, 23, 39, 42 8, 34 6 Verbal, Aktif, Langsung 7, 13, 16, 32 6, 36 6 Verbal, Aktif, Tidak Langsung 27, 40, 43 30, 33, 37 6 Verbal, Pasif, Langsung 11, 15, 18, 44 3, 35 6 Verbal, Pasif, Tidak Langsung 17, 20, 29, 38 2, 28 6 Total

14 11 Skala perilaku agresif ini disajikan dalam bentuk kalimat favorable dan unfavorable, yang harus direspon oleh subjek dengan empat alternatif pillihan, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Skor jawaban skala sikap terhadap perilaku agresivitas berkisar antara 1 sampai 4. Kriteria pemberian skor untuk aitem favorable dengan jawaban Sangat Sesuai (SS) mendapat skor 4, Sesuai (S) mendapat skor 3, Tidak Sesuai (TS) mendapat skor 2, dan Sangat Tidak Sesuai (STS) mendapat skor 1. Sedangkan untuk aitem unfavorable dengan jawaban yang Sangat Sesuai (SS) mendapat skor 1, Sesuai (S) mendapat skor 2, Tidak Sesuai (TS) mendapat skor 3, dan Sangat Tidak Sesuai (STS) mendapat skor 4. Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi tingkat perilaku agresivitas seseorang. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh maka semakin rendah tingkat perilaku agresivitas seseorang. Skala Kecemasan Skala sikap terhadap kecemasan adalah skala yang mengungkap sikap individu terhadap perasaan cemas. Skala ini dibuat sendiri oleh peneliti dengan mengacu pada teori sikap dan aspek-aspek kecemasan dari Bucklew (1980). Skala ini mengungkap dua tingkatan kecemasan, yaitu tingkat psikologis dan tingkat fisiologis.

15 12 Aspek Psikologis Tabel 2 Sebaran Aitem Skala Kecemasan (Sebelum Uji Coba) Favorable 2, 8, 10, 13, 14, 16,18, 19, 20, 27, 29, 33, 36, 37 Butir Unfavorable 4, 28, 32, 34, 35, 40, 41, 43, 44, 45, 46, 47 Jumlah 26 Fisiologis 1, 3, 5, 6, 9, 11, 15, 21, 22, 23, 25, 26, 30, 31 7, 12, 17, 24, 30, 38, 39, 42, 48, 49, 50, 51, Total Skala sikap terhadap kecemasan ini disajikan dalam bentuk kalimat favorable dan unfavorable, yang harus direspon oleh subjek dengan empat alternatif pillihan, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Skor jawaban skala sikap terhadap perilaku agresivitas berkisar antara 1 sampai 4. Kriteria pemberian skor untuk aitem favorable dengan jawaban Sangat Sesuai (SS) mendapat skor 4, Sesuai (S) mendapat skor 3, Tidak Sesuai (TS) mendapat skor 2, dan Sangat Tidak Sesuai (STS) mendapat skor 1. Sedangkan untuk aitem unfavorable dengan jawaban yang Sangat Sesuai (SS) mendapat skor 1, Sesuai (S) mendapat skor 2, Tidak Sesuai (TS) mendapat skor 3, dan Sangat Tidak Sesuai (STS) mendapat skor 4. Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi tingkat kecemasan seseorang. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh maka semakin rendah tingkat kecemasan seseorang.

16 13 Metode Analisis Data Data yang dikumpulkan akan dianalisis menggunakan teknik statistik. Model analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis product moment dari Pearson. Analisis Product Moment digunakan karena analisis korelasional yang dapat dipakai untuk menguji hubungan antara dua variabel. Untuk mempermudah perhitungan uji validitas dan reliabilitas dari angket penelitian ini maka dilakukan analisis menggunakan komputasi melalui program komputer dari Statistical Package for Social Sience (SPSS) 15,00 for windows.

17 14 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Subjek dalam penelitian ini adalah siswa yang bersekolah di tingkat Sekolah Menengah Atas. Berjenis kelamin baik laki-laki maupun perempuan, dengan usia antara tahun. Untuk lebih jelasnya gambaran umum mengenai subjek penelitian berdasarkan data-data yang diperoleh dari skala yang disebarkan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 3 Deskripsi Subjek Penelitian No Faktor Kategori Jumlah 1 Jenis Kelamin a. Laki-laki 49 b. Perempuan 63 2 Kelas a. XI IPS 1 30 b. XI IPS 2 26 c. XI IPS 3 28 d. XI IPS 4 26 e. XI IPS Usia a. 15 tahun b. 16 tahun c. 17 tahun d. 18 tahun Kriteria kategorisasi ditetapkan peneliti guna mendapatkan informasi tentang keadaan kelompok subjek pada variabel yang diteliti. Cara ini dilakukan berdasarkan suatu asumsi bahwa skor subjek dalam kelompoknya merupakan estimasi terhadap skor subjek dalam populasinya dan skor tersebut terdistribusi secara normal. Azwar (1997) menyatakan bahwa kriteria kategori dapat digunakan sebagai acuan dalam mengelompokkan keadaan subjek pada skor data empiris yang telah diperoleh. Tujuan deskripsi ini adalah untuk mengetahui tinggi dan rendahnya hasil subjek dalam penelitian (Azwar, 1997). Pelaksanaan penelitian ini peneliti memanfaatkan deskripsi data penelitian yaitu dengan membuat kategorisasi masing-masing variabel di atas dengan menggolongkan subyek dalam 3 kategori yaitu tinggi, sedang dan

18 15 rendah. Kategori tinggi, sedang dan rendah ini dibuat berdasarkan Mean Hipotetik dan Standar Deviasi. Untuk Mean Hipotetik, diperoleh dari skor maksimal ditambah dengan skor minimal kemudian hasilnya dibagi dua, sedangkan untuk Standar Deviasi diperoleh dari skor maksimum dikurangi dengan skor minimum kemudian hasilnya dibagi enam. Skor yang diperoleh dapat dijadikan kategorisasi pada penelitian ini sehingga terbagi menjadi 3 kriteria, yaitu: 1. Tinggi, dengan skor > m + 1 sd 2. Sedang, dengan skor m-1 sd <X m + 1 sd 3. Rendah, dengan skor m-1 sd Keterangan : m = mean hipotetik S = standar deviasi Tabel 4 Deskripsi Data Penelitian Variabel Hipotetik Empirik Min Max Mean SD Min Max Mean SD Agresivitas ,5 20, ,69 12,68 Kecemasan ,80 6,70 Skala Agresivitas Skala agresivitas terdiri atas 41 aitem dengan skor aitem minimum 1 dan maksimum 4, rentangan skor minimum-maksimum adalah dengan jarak sebaran sebesar 123. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa deviasi standar (sd) skala Agresivitas adalah 123 : 6 = 20,5 sedangkan mean hipotetik (mean) sebesar 102,5 dan mean empiris (M) 79,69. Maka batas kelompok tinggi adalah 102,5 + 1 (20,5) = 123 dan batas kelompok rendah 102,5 1 (20,5) = 82.

19 16 Setelah mendapat batas kelompok tinggi dan batas kelompok rendah maka subjek yang mendapat skor di bawah 82 dalam skala agresivitas dapat dikatakan memiliki tingkat tagresivitas taraf rendah. Sebaliknya subjek yang memiliki skor di atas 123 dikatakan memiliki tingkat agresivitas taraf tinggi. Berdasarkan sebaran skor hipotetik dari skala agresivitas dapat diuraikan hasil kategorisasi untuk mengetahui keadaan kelompok subjek penelitian sebagai berikut : Tabel 5 Kriteria Kategorisasi Skala Agresivitas Kategori Rumus Norma Jumlah Persentase Tinggi Sedang Rendah X > < x 123 X % 39,29% 60,21% Total % Melihat kriteria yang telah diuraikan di atas maka dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian yang memiliki mean empirik sebesar 79,69 termasuk dalam kategori rendah. Skala Kecemasan Skala kecemasan pada penenlitian ini tersiri atas 28 aitem dengan skor minimal aitem sebesar 1 dan skor maksimal sebesar 4 dengan rentang minimal dan maskimal adalah , sehingga memiliki jarak sebaran 84. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa deviasi standar (sd) pada skala kecemasan adalah 84 : 6 = 14 sedangkan mean hipotetik sebesar 70 dan mean empirik (M) sebesar 67,80. Maka batas kelompok tinggi adalah (14) = 84 dan batas kelompok rendah 70 1 (14) = 56. Setelah mendapatkan batas kelompok tinggi dan batas kelompok rendah, maka subjek yang mendapat skor

20 17 di bawah 56 dalam skala kecemasan dapat dikatakan memiliki tingkat kecemasan dalam taraf rendah. Sebaliknya subjek yang memiliki skor di atas 84 dalam skala kecemasan dapat dikatakan memiliki tingkat kecemasan dalam taraf tinggi. Berdasarkan sebaran skor hipotetik dari skala kecemasan dapat diuraikan hasil kategorisasi untuk mengetahui keadaan kelompok subjek penelitian sebagai berikut : Tabel 6 Kriteria Kategorisasi Skala Kecemasan Kategori Rumus Norma Jumlah Persentase Tinggi Sedang Rendah X > < x 84 X % 93,75% 6,25% Total % Melihat kriteria yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa subyek yang memiliki mean empirik sebesar M = 67,80 termasuk dalam kategori sedang. Uji Asumsi Sebelum melakukan analisis data dengan, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang meliputi uji normalitas dan uji linieritas. Tujuan dilakukannya uji asumsi ini adalah agar dapat mengetahui apakah syarat-syarat untuk melakukan uji hipotesis bisa memberikan hasil yang dapat menjawab hipotesis, dengan maksud agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari kebenaran yang seharusnya diperoleh. Pengujian asumsi ini dilakukan dengan bantuan program statistik SPSS version for Windows.

21 18 a. Uji Normalitas Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui penyebaran data penelitian yang terdistribusi secara normal dalam sebuah populasi. Uji normalitas dilakukan pada tiap variabel untuk mengetahui apakah data statistik parametik yang diperoleh dapat memenuhi distribusi kurve normal atau tidak. Dalam penelitian ini, pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan tes One-Sample Kolmogorof-Smirnov Test. Tabel 7 Hasil Uji Normalitas Variabel Skor K-S-Z p Kategori Agresivitas Kecemasan 1,010 1,069 0,260 0,203 Normal Normal Hasil uji normalitas menunjukkan sebaran yang normal pada skala agresivitas dengan koefisien KS-Z 1,010 dan p= 0,260 (p > 0.05). Sedangkan pada skala kecemasan juga menunjukkan sebaran yang normal dengan koefisien KS-Z 1,069 dan p= 0,203 (p > 0.05). Dengan hasil uji normalitas yang demikian, maka uji asumsi normalitas untuk kedua skala terpenuhi dengan distribusi yang normal. b. Uji Linieritas Uji asumsi linieritas ini dilakukan untuk melihat adanya hubungan yang linier antara kecemasan dengan tingkat agresivitas, Uji linearitas bertujuan untuk melihat sebaran dari tingkat-tingkat yang merupakan nilai dari variabel-variabel penelitian sehingga dapat ditarik garis lurus yang menunjukkan sebuah hubungan linear antara variabel-variabel tersebut. Uji linieritas pada variabel agresivitas dan tingkat kecemasan menunjukkan hasil yang linier dimana F = 5,093 dan p = 0,027 (p < 0.05).

22 19 Dengan hasil tersebut dapat diperlihatkan bahwa hubungan antara agresivitas dan kecemasan memenuhi asumsi linieritas. Uji Hipotesis Setelah dilakukan uji normalitas dan uji linearitas, tahap selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap data untuk melakukan uji terhadap hipotesis. Hipotesis yang diajukan oleh peneliti adalah ada hubungan antara kecemasan dengan tingkat agresivitas. Hasil analisis yang telah dilakukan dengan bantuan program SPSS versi for Windows diperoleh hasil bahwa koefisien korelasi (r) antara kecemasan dan agresivitas = 0,209 dengan p (one-tailed) = 0,013 (p<0,05). Hal ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara kecemasan dan agresivitas pada masa remaja. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat kecemasan, maka semakin tinggi tingkat agresivitas pada masa remaja. Dengan demikian, hipotesis penelitian yang diajukan sebelumnya dapat diterima. Hasil lain yang diperoleh adalah nilai koefisien determinan (R-Squared) sebesar 0,044 yang berarti bahwa kecemasan memiliki sumbangan efektif sebesar 4,4% terhadap tingkat agresivitas pada masa remaja. Analisis Tambahan Analisis tambahan yang dilakukan adalah analisis regresi. Analisis tersebut dilakukan untuk mangetahui seberapa jauh dan dominan hubungan antara aspek-aspek variabel kecemasan terhadap variabel agresivitas. Aspek variabel kecemasan terdiri dari dua yaitu aspek fisiologis dan aspek psikologis. Dari hasil analisis regresi yang telah dilakukan pada

23 20 penelitian ini, didapat hasil bahwa aspek fisiologis yang paling berpengaruh terhadap agresivitas pada masa remaja. Adjust (R Square) sebesar yang berarti bahwa aspek fisiologis mampunyai kontribusi sebesar 3,2% terhadap agresivitas pada masa remaja. Pembahasan Penelitian ini dimaksudkan untuk mencari hubungan antara kecemasan dengan agresivitas pada masa remaja. Analisis data variabel kecemasan dan variabel agresivitas yang menggunakan teknik korelasi product moment Pearson menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dilihat dari hasil korelasi (rxy) sebesar 0,209 dan p = 0,013 atau p < 0,05. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kecemasan dengan tingkat agresivitas pada masa remaja. Semakin tinggi tingkat kecemasan maka akan semakin tinggi pula tingkat agresivitas, sebaliknya semakin rendah tingkat kecemasan maka akan semakin rendah pula tingkat agresivitasnya. Dengan demikian, hipotesis yang telah peneliti ajukan sebelumnya dapat diterima. Tinggi rendahnya hubungan antara kecemasan dengan agresivitas menunjukkan seberapa besar pengaruh kecemasan terhadap tingkat agresivitas pada masa remaja. Hasil penelitian ini mendukung hasil temuan penelitian dari Perjuangan (2006) yang mengindikasikan bahwa persepsi mengenai kekerasan psikologis dalam keluarga yang berakibat adanya perasaan tertekan akan berpengaruh dengan kecenderungan perilaku agresif pada remaja. Selain itu dalam penelitian yang dilakukan oleh Mu arifah (2005) menyatakan bahwa individu yang mengalami kecemasan akan berdampak pada gangguan terhadap fungsi pikiran, fisiologis, psikologis serta mengganggu organ tubuh lainnya yang akan menimbulkan perilaku agresif. Kecemasan dapat

24 21 mempengaruhi munculnya perilaku agresif, meskipun banyak faktor lain yang mempengaruhinya. Remaja yang memiliki kecemasan yang tinggi cenderung tidak mampu mengontrol dirinya untuk melakukan sesuatu sehingga mengakibatkan timbulnya tindakan agresif yang dianggap sebagai pemecahan masalah yang sedang dan telah dialaminya. Berdasarkan kriteria kategorisasi dan data penelitian yang diperoleh, skor subjek penelitian untuk variabel agresivitas bergerak dibawah dari 82. Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian ini dikategorikan memiliki tingkat agresivitas yang rendah. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa remaja yang menjadi subjek penelitian ini mempunyai tingkat untuk berperilaku agresif yang rendah. Rendahnya tingkat agresivitas remaja sekarang menurut peneliti disebabkan karena sikap cuek yang dianut remaja sekarang, selama itu tidak mengganggu mobilitas kehidupan sehari-hari. Selain itu rendahnya perilaku agresif bisa juga disebabkan karena didikan yang baik dari keluarga maupun sekolah. Hal tersebut tentu dapat membentuk pribadi yang tidak cenderung untuk melakukan tindakan agresif. Secara umum agresivitas adalah suatu perilaku yang dengan sengaja dilakukan untuk menyakiti, memamerkan permusuhan atau perilaku yang dapat melukai orang lain dan merugikan orang lain. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan perilaku agresif, antara lain ialah : (a) Perasaan frustasi, yaitu gangguan atau kegagalan dalam mencapai suatu tujuan sehingga menyebabkan individu marah dan menjadi frustasi. (b) Imitasi, merupakan suatu kecenderungan untuk meniru tingkah laku orang lain yang dibentuk dan ditentukan oleh pengalamannya terhadap perilaku orang lain. (c) Penguatan (reinforcement), merupakan suatu mekanisme utama untuk

25 22 memunculkan proses belajar dengan member reinforcement (Hidayat 2004). Faktor-faktor tersebut merupakan faktor lainnya yang dapat menyebabkan individu untuk berlaku agresif. Melihat hasil penelitian ini, dapat dipahami jika kecemasan berfungsi sebagai pendorong bagi individu untuk melakukan agresivitas. Pengaruh kecemasan bermacam-macam mulai dari reaksi fisik, psikis sampai tindakan baik yang aktif maupun pasif. Dalam keadaan yang cemas, individu akan secara otomatis dapat melakukan apapun untuk sedikit meredakan rasa cemas yang dirasakan. Perilaku agresif pun dipercaya akan mengurangi sedikit rasa cemas atau paling tidak sebagai pelarian dari rasa cemas yang dirasakan. Cara untuk meredakan kecemasan pun berbeda-beda, tergantung dari sudut pandang masing-masing individu. Bila remaja mampu mengendalikan agresivitas dengan sendirinya berarti remaja tersebut sudah mampu menahan dorongan negatif dalam dirinya karena pengaruh kecemasan. Berdasarkan hasil analisis data juga diketahui bahwa sumbangan efektif variabel kecemasan terhadap variabel agresivitas sebesar 4,4%. Berarti masih ada 95,6% faktor lain yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan agresivitas. Di samping itu, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dilanjutkan dengan analisis tambahan (analisis regresi) yang menghasilkan data bahwa terdapat aspek dari kecemasan yang paling berpengaruh terhadap agresivitas, yaitu aspek fisiologis yang cukup memberikan kontribusi dalam agresivitas. Aspek fisiologis dapat mendorong timbulnya gerakan-gerakan bagian tubuh tertentu. Aspek fisiologis apabila terjadi terus menerus dan dalam jangka waktu yang lama akan mengakibatkan timbulnya reaksi otomatis dari setiap

26 23 individu. Reaksi yang ditimbulkan berbeda-beda antara satu individu dengan individu yang lainnya. Reaksi yang timbul disini termasuk perilaku agresivitas. Apabila seseorang merasakan suatau kecemasan secara berkelanjutan, maka akan berdampak pada perilaku yang dilakukannya. Kelemahan penelitian ini adalah adalah dari segi angket yang cenderung mengandung unsur social desirability yang cukup tinggi di mana subjek mengisi angket berdasar kesesuaian dengan norma-norma sosial atau ingin dianggap baik oleh lingkungan.

27 24 PENUTUP Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa ada hubungan yang signifikan antara kecemasan dan agresivitas pada masa remaja, dengan koefisien korelasi (r) = 0,209 dan p = 0,013 atau p < 0,05. Semakin tinggi tingkat kecemasan maka akan semakin tinggi pula tingkat agresivitas, sebaliknya semakin rendah tingkat kecemasan maka akan semakin rendah pula tingkat agresivitasnya. Dengan demikian, hipotesis yang telah penulis ajukan sebelumnya dapat diterima. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa kecemasan mempengaruhi agresivitas pada masa remaja. Kecemasan merupakan salah satu penyebab remaja untuk melakukan agresivitas. Dalam penelitian ini dari dua aspek kecemasan, aspek fisiologis memiliki peranan paling besar dalam mempengaruhi agresivitas pada masa remaja, reaksi-reaksi fisiologis yang berperan cukup besar sebagai penyebab remaja melakukan agresivitas dan dapat berfungsi sebagai prediktor. Hasil lain yang diperoleh adalah nilai koefisien determinan (R-Squared) sebesar 0,044 yang berarti bahwa kecemasan memiliki sumbangan efektif sebesar 4,4% terhadap agresivitas pada masa remaja.

28 25 Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan hasil yang diperoleh, maka dengan ini peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut : 1. Bagi Guru dan Orang Tua Guru dan orang tua dapat memberikan pengarahan yang baik agar remaja mampu mengelola agresivitas yang ditimbulkan oleh kecemasan. Arahkan remaja untuk melakukan agresivitas yang positif agar remaja dapat berperilaku positif pula. Remaja merupakan cikal bakal penerus bangsa, jadi hendaknya lah di pupuk sejak dini agar menjadi penerus bangsa yang baik. 2. Bagi Remaja Remaja hendaknya mampu mengelola dorongan agresivitas yang muncul. Memotivasi diri sendiri untuk mampu mengelola dorongan agresivitas yang negatif ke arah agresivitas yang positif. Dengan berperilaku positif maka kita tentu akan mendapatkan manfaat yang positif pula, dan manfaat yang positif itu akan berguna bagi tahap perkembangan selanjutnya. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Dilihat dari hasil yang diperoleh terlihat bahwa kecemasan telah memberikan sumbangan efektif sebesar 4,4% terhadap agresivitas. Hal ini berarti bahwa masih terdapat sumbangan efektif lain yang dapat mempengaruhi agresivitas. Saran yang dapat diberikan bagi peneliti selanjutnya adalah dapat menambah variasi lain yang mungkin dapat mempengaruhi agresivitas. Selain itu perlu dikontrol lagi kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam penelitian ini dan penelitian mengenai hubungan antara kecemasan dengan

29 26 agresivitas tersebut diharapkan dapat diterapkan pada subjek penelitian lain dan bukan remaja saja. Bila masih ingin menggunakan subjek penelitian yang sama, yakni remaja, maka peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode penelitian yang berbeda. Misalnya dengan metode eksperimental, metode kuantitatif-komparatif, seperti antara siswa sekolah negeri dengan siswa sekolah berbasis keagamaan, ataupun dengan metode kualitatif dengan fokus penelitian yang lebih khusus lagi. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan variabel bebas yang berbeda, seperti religiusitas, status sosial ekonomi keluarga, pola asuh, faktor teman sebaya (peer group), dan sebagainya.

30 27 DAFTAR PUSTAKA Acocella, JR. and Calhoun, J.P Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. (Alih bahasa, Satmoko, RS.) Semarang : IKIP Press. Azwar, S Validitas dan Reliabilitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset. Buss, A.H, & Perry, M The Agression Questionary Journal of Personality Social Psychology. Vol 63, No. 3, Baron, B.A. & Byrne, D Social Psychology : Understanding Human Interaction. Boston Allyn and Bacon. Hawari, D Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hidayat, S Hubungan Perilaku Kekerasan Fisik Ibu Pada Anaknya Terhadap Munculnya Perilaku Agresif Pada Anak SMP. Jurnal Provitae Volume 1, No.1. Hal Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara. Jakarta. Lauer, R.H., & Lauer, J.C., Marriage and Family : The Quest for Intimacy (4 th ed). Boston : McGraw-Hill. Kaplan, H.I., Sadock, B.J., and Grebb, J.A Sinopsis Psychiatry. Alih Bahasa : Widjaja Kusuma. Jakarta : Binarupa Aksara. Krahe, B Perilaku Agresif (Diterjemahkan Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto). Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Mu arifah, A Hubungan Kecemasan dan Agresivitas. Humanitas : Indonesian Psychological Journal Vol. 2 No. 2 (Agustus). Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan. Perjuangan, I Hubungan Antara Persepsi Mangenai Kekerasan Psikologis Dalam Keluarga Dengan Kecenderungan Perilaku Agresif Remaja. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia. Setiono, L.H Beberapa Permasalahan Remaja. 13 Agustus Sunardi Ortopedagogik Anak Tuna Laras Jilid 1. Jakarta : Dirjen PT Depdikbud. Thalib, S.B Dinamika Sosial Psikologis Perilaku Kekerasan Siswa. Jurnal Ilmiah Psikologi Arkhe, VII (2)

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (006. 1) bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain, BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasi. Penelitian dengan teknik korelasi bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif korelasional, jenis ini bertujuan untuk melihat apakah antara dua variabel atau lebih memiliki

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI

NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI Oleh : SYAIFUL ANWAR PRASETYO YULIANTI DWI ASTUTI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK Oleh: Amalia Gia Puspita Fuad Nashori PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan Kontrol diri (variabel bebas) dan Perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan Kontrol diri (variabel bebas) dan Perilaku BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Rudi Prasetyo 04320307

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya. Siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya kelas XI

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi Setelah semua data penelitian diperoleh, maka dilakukan uji asumsi sebagai syarat untuk melakukan analisis data. Uji asumsi yang dilakukan adalah uji normalitas sebaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel penelitian. 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel penelitian. 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi variabel-variabel penelitian 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi 2. Variabel bebas : Komunikasi efektif bidan-pasien B. Definisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 2013). Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan dua variabel dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 2013). Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan dua variabel dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah pengelompokan yang logis dari dua atau lebih atribut (Machfoedz, 010). Variabel disebut juga sebagai objek penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Identifikasi variabel yang terdapat dalam sebuah penelitian berfungsi untuk menentukan alat pengumpulan data dan teknik analisis yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan di uraikan tentang tipe penelitian, identifikasi variabel penelitian, defenisi operasional variabel penelitian, populasi dan teknik pengambilan sampel, metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN Penetapan metode dalam suatu penelitian merupakan langkah yang sangat penting. Sebab terjadinya kesalahan dalam pengambilan data, analisis data, dan pengambilan kesimpulan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagaimana dijelaskan (Azwar, 2010, p. 5) penelitian dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagaimana dijelaskan (Azwar, 2010, p. 5) penelitian dengan menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian yang akan dilakukan ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sebagaimana dijelaskan (Azwar, 2010, p. 5) penelitian dengan menggunakan Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menurut Usman (1996:

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA DISUSUN OLEH SUGESTI HANUNG ANDITYA SUS BUDIHARTO PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat korelasional, yaitu penelitian yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel yang diprediksi memiliki hubungan. A. IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian yang bersifat kuantitatif, karena menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa. Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Gambaran umum subyek penelitian ini diperoleh dari data yang di isi subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa 31 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1. Perilaku Agresif 2.1.1. Pengertian Perilaku Agresif Perasaan kecewa, emosi, amarah dan sebagainya dapat memicu munculnya perilaku agresif pada individu. Pemicu yang umum dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Yakni penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada pola-pola numerikal (angka)

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU 1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU Oleh : Chinta Pradhika H. Fuad Nashori PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 37 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di dua lokasi yaitu di kampus program studi Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran angka tersebut, serta penampilan

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran angka tersebut, serta penampilan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji hipotesis yang telah disusun. Penelitian kuantitatif banyak dituntut menggunakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA. Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI

HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA. Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas dengan kematangan emosi pada remaja.

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis korelasi Product Moment untuk mencari hubungan antara konformitas teman sebaya dengan perilaku agresif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Babbie (Prasetyo, 2005) rancangan penelitian adalah mencatat perencanaan dari cara berfikir dan merancang suatu strategi untuk menemukan sesuatu.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penentuan dan penetapan metode yang akan digunakan dalam sebuah penelitian ataupun penulisan karya ilmiah sangat penting. Pada dasarnya suatu penelitian adalah cara kerja agar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan tiga variable dalam penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan tiga variable dalam penelitian. 49 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisa data serta validitas dan reabilitas alat ukur. penelitian, untuk menentukan desai penelitian yang dipakai:

BAB III METODE PENELITIAN. analisa data serta validitas dan reabilitas alat ukur. penelitian, untuk menentukan desai penelitian yang dipakai: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan diuraikan mengenai identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini membahas mengenai metode penelitian, dan dalam hal ini akan dibatasi secara sistematis sebagai berikut: Variabel penelitian, subjek penelitian, metode dan instrument

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah pasien diabetes melitus tipe 2 yang melakukan rawat jalan di RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo, Kabupaten Pamekasan. Selanjutnya akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi, karena penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas kehidupan bekerja dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam, yaitu:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran subjek penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Uji Asumsi Sebelum melakukan analisis korelasi product moment. kedua variabel tersebut normal atau tidak

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Uji Asumsi Sebelum melakukan analisis korelasi product moment. kedua variabel tersebut normal atau tidak BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Sebelum melakukan analisis korelasi product moment untuk menguji hipotesis, peneliti terlebih dahulu melaksanakan uji asumsi yang menyangkut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel bebas : locus of control, terbagi dua yaitu locus of control internal

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan mempersiapkan alat ukur, yaitu menggunakan satu macam skala untuk mengukur self esteem dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara sikap terhadap iklan rokok (X1) dan konformitas teman sebaya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara sikap terhadap iklan rokok (X1) dan konformitas teman sebaya BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Peneliti akan melakukan penelitian ini di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda,

BAB III METODE PENELITIAN. Peneliti akan melakukan penelitian ini di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Peneliti akan melakukan penelitian ini di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda, Aceh Tamiang. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2015 sampai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identivikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini rancangan penelitian yang akan digunakan adalah jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan Penelitian Penilitian ini dimulai dengan merumuskan variabel penelitian melalui berbagai penelitian terdahulu tentang self control

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, peneliti akan membahas mengenai laporan pelaksanaan penelitian yang terdiri dari gambaran umum subjek, hasil uji validitas dan reliabilitas, uji normalitas

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. A. Persiapan Penelitian. di jalan A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura Surakarta Jawa Tengah

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. A. Persiapan Penelitian. di jalan A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura Surakarta Jawa Tengah BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Persiapan Penelitian 1. Orientasi Lapangan Persiapan penelitian diawali dengan menentukan lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian. Adapun tempat yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Berdasarkan hasil uji normalitas data menggunakan program SPSS 16, didapatkan hasil bahwa data neuroticism memiliki nilai z = 0,605 dengan signifikansi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang di olah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang di olah dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Pendekatan pendekatan kuantitatif menekankan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subjek dalam penelitian ini adalah pengendara motor berusia tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subjek dalam penelitian ini adalah pengendara motor berusia tahun A. Deskripsi Subjek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Subjek dalam penelitian ini adalah pengendara motor berusia 17-23 tahun yang berjumlah 80 orang. Dalam 80 orang subjek penelitian dapat dikelompokkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan pendekatan studi korelasional yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara kepribadian kompetitif dengan perilaku mengemudi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dengan stres

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan

BAB III METODE PENELITIAN. korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian yang menggunakan teknik korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian merupakan strategi yang mengatur latar (setting) penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dalam bentuk penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dalam bentuk penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dalam bentuk penelitian korelasional yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguraikan mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi Operasional Penelitian, (D). Subjek

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. terhubungdengan internet seperti Smartphone dan I-phone serta berbagai macam

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. terhubungdengan internet seperti Smartphone dan I-phone serta berbagai macam BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Salah satu tahap yang harus dilalui sebelum peneltian dilaksanakan adalah perlunya memahami orientasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI TELEVISI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA SISWA SD N TRANGSAN 03 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI TELEVISI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA SISWA SD N TRANGSAN 03 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI TELEVISI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA SISWA SD N TRANGSAN 03 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Asumsi. Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan analisis regresi,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Asumsi. Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan analisis regresi, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Asumsi Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan analisis regresi, terlebih dahulu perlu dilakukan uji asumsi terhadap data penelitian. Uji asumsi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan 36 BAB III METODE PENELITIAN A. VARIABEL DAN DEFENISI OPERASIONAL 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel independen (bebas) adalah Brand Image sedangkan variabel dependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana variasi pada satu atau lebih faktor lain

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Coba Alat Ukur Penelitian 4.1.1. Persiapan Uji Coba Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua buah skala berupa skala regulasi emosi yaitu kuesioner AERQ (Academic

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELIKUEN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELIKUEN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELIKUEN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 58 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. numeric (angka) yang diolah dengan metode statistik (Azwar, 2001:5).

BAB III METODE PENELITIAN. numeric (angka) yang diolah dengan metode statistik (Azwar, 2001:5). 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric (angka)

Lebih terperinci

Agresivitas. Persahabatan. Kesepian. Penolakan

Agresivitas. Persahabatan. Kesepian. Penolakan HUBUNGAN ANTARA KESEPIAN DENGAN AGRESIVITAS PADA REMAJA MADYA DI SMA X BOGOR LATAR BELAKANG MASALAH Agresivitas Persahabatan Kesepian Penolakan AGRESIVITAS Perilaku merugikan atau menimbulkan korban pihak

Lebih terperinci

KORELASI SELF CONTROL DENGANKECEMASAN DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA SEMESTER V DI APIKES IRIS PADANG

KORELASI SELF CONTROL DENGANKECEMASAN DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA SEMESTER V DI APIKES IRIS PADANG KORELASI SELF CONTROL DENGANKECEMASAN DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA SEMESTER V DI APIKES IRIS PADANG Selvi Zola Fenia APIKES Iris Padang ABSTRAK Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah hubungan kontrol diri dan perilaku bullying. Untuk membuktikan secara empiris hipotesis tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Theresiana Salatiga yang terletak di jalan Kemiri Raya II Salatiga dengan akreditasi A. SMA Theresiana merupakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Artikel Skripsi HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Jurusan Bimbingan Konseling FKIP UNP Kediri Oleh: SUCI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Dimana penelitian ini menghubungkan antara variabel X (beban kerja)

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL Oleh : NOVI ARIYANI MUH. BACHTIAR PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan deduktif yang berangkat dari permasalahan-permasalahan dari

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan deduktif yang berangkat dari permasalahan-permasalahan dari BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pendekatan penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif, maksud dari metode penelitian ini adalah penelitian yang identik dengan pendekatan deduktif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian 1. Variabel Penelitian Untuk menguji hipotesis penelitian, akan dilakukan pengidentifikasian variabel-variabel yang diambil dalam

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Yogyakarta angkatan 2015 yang berjenis kelamin laki-laki dan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Yogyakarta angkatan 2015 yang berjenis kelamin laki-laki dan 34 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa hubungan antara konformitas pada produk dan perilaku konsumtif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kuantitatif, yaitu metode yang menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis ini bertempat di sebuah sekolah menengah tingkat atas yang bernama SMAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. interpretasi data dan kesimpulan berdasarkan angka-angka yang

BAB III METODE PENELITIAN. interpretasi data dan kesimpulan berdasarkan angka-angka yang BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yang mempunyai tata cara, yaitu pengambilan keputusan, interpretasi data dan kesimpulan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Populasi, Sampel dan Metodologi Pengambilan Sampel. ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Populasi, Sampel dan Metodologi Pengambilan Sampel. ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Populasi, Sampel dan Metodologi Pengambilan Sampel Penelitian 3.1.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Jika seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. uji asumsi dan uji hipotesis terhadap data penelitian tersebut.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. uji asumsi dan uji hipotesis terhadap data penelitian tersebut. BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan try out terpakai, sehingga data yang sudah valid dan reliabel menjadi data penelitian. Selanjutnya dilakukan uji asumsi

Lebih terperinci

PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan menampilkan hasil berupa angka-angka. Sedangkan metode dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dan menampilkan hasil berupa angka-angka. Sedangkan metode dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Karena dalam pengolahan data peneliti menggunakan perhitungan statistik yang telah baku dan menampilkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Metode penelitian sangat menentukan suatu penelitian karena menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data, analisa data dan pengambilan keputusan hasil

Lebih terperinci

BAB V ANALISI DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB V ANALISI DATA DAN HASIL PENELITIAN BAB V ANALISI DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Analisis Data Subjek yang sesuai dengan karakteristik penelitian berjumlah 30 orang. Setelah memperoleh data yang diperlukan, maka dilakukan pengujian hipotesis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji hipotesis yang disusun. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Identifikasi Variabel Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan obyek penelitian dan merupakan faktor-faktor yang berpengaruh dalam suatu penelitian

Lebih terperinci

Perbedaan Penyesuaian Diri Pada Santri di Pondok Pesantren ditinjau dari Jenis Kelamin. Rini Suparti Dr Aski Marissa, M.

Perbedaan Penyesuaian Diri Pada Santri di Pondok Pesantren ditinjau dari Jenis Kelamin. Rini Suparti Dr Aski Marissa, M. Perbedaan Penyesuaian Diri Pada Santri di Pondok Pesantren ditinjau dari Jenis Kelamin Rini Suparti 16512413 Dr Aski Marissa, M.Psi, Psikolog BBAB I: Latar Belakang Didalam kehidupan pondok pesantren para

Lebih terperinci

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. sekolah negeri milik pemerintah setingkat menengah atas dengan visi

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. sekolah negeri milik pemerintah setingkat menengah atas dengan visi 33 BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Sedayu. Sekolah ini terletak di Argomulyo Sedayu Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji hipotesis yang disusun. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH PERMISSIVE INDIFFERENT DENGAN PENYESUAIAN DIRI PERSONAL PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH PERMISSIVE INDIFFERENT DENGAN PENYESUAIAN DIRI PERSONAL PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH PERMISSIVE INDIFFERENT DENGAN PENYESUAIAN DIRI PERSONAL PADA REMAJA Telah disetujui Pada Tanggal Dosen Pembimbing Utama (Hepi Wahyuningsih S. Psi., M. si) HUBUNGAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian SMU N 1 Getasan adalah salah satu sekolah yang ada di Desa Sumogawe, Kecamatan Getasan yang beralamat di Jl. Raya Kopeng KM. 08 Getasan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguraikan mengenai (A) Identifikasi Variabel Penelitian, (B) Definisi Operasional Variabel Penelitian, (C) Populasi dan Teknik

Lebih terperinci