HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI"

Transkripsi

1 HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DAN KESIAPAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : RESTY HERMITA NIM K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit JULI to 2012 user i

2 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Resty Hermita NIM : K Jurusan/Program Studi : PMIPA/Pendidikan Biologi menyatakan bahwa skripsi saya berjudul HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DAN KESIAPAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya. Surakarta, Juli 2012 Yang membuat pernyataan Resty Hermita

3 HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DAN KESIAPAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh: RESTY HERMITA K SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mandapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JULI 2012

4

5

6 ABSTRAK Resty Hermita. Hasil Belajar Kognitif Biologi Diprediksi dari Emotional Quotient (EQ) dan Kesiapan Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. Juli Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara: 1) Emotional Quotient (EQ) dengan hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012, 2) kesiapan belajar dengan hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012, 3) Emotional Quotient (EQ) dan kesiapan belajar dengan hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional. Populasi adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Sampel diambil dengan teknik simple random sampling sejumlah 74 sampel. Pengumpulan data diambil dengan tiga metode, meliputi tes, dokumentasi, dan angket. Pengumpulan data emotional quotient (EQ) menggunakan metode tes, hasil belajar kognitif menggunakan metode dokumentasi, dan kesiapan belajar diukur dengan angket. Teknik analisis yang digunakan adalah statistik analisis korelasi regresi dengan SPSS 17. Hasil penelitian ini adalah 1) terdapat hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dengan hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012, 2) terdapat hubungan antara kesiapan belajar dengan hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012, 3) terdapat hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dan kesiapan belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Hubungan dari ketiga hipotesis tersebut bernilai positif dan signifikan. Kata kunci : Emotional Quotient (EQ), kesiapan belajar, hasil belajar kognitif biologi, analisis korelasi regresi

7 ABSTRACT Resty Hermita. Biology Cognitive Learning Achievement Predicted From Student s Emotional Quotient (EQ) and Learning Readiness in X Grade of SMA Negeri 7 Surakarta in Academic Year 2011/2012. Thesis. Surakarta. Teacher and Training Education Faculty. Sebelas Maret University. July The aims of this research are certain the relationship of 1) emotional quotient (EQ) with student s cognitive learning achievement of biology in X grade of SMA Negeri 7 Surakarta in academic year 2011/2012, 2) learning readiness with student s cognitive learning achievement of biology in X grade of SMA Negeri 7 Surakarta in academic year 2011/2012, 3) emotional quotient (EQ) and learning readiness with student s cognitive learning achievement of biology in X grade of SMA Negeri 7 Surakarta in academic year 2011/2012. This was a correlational quantitive research. The population were all of the students in X grade of SMA Negeri 7 Surakarta in academic year of 2011/2012. The sample was taken among 74 samples of student using simple random sampling technique. The data was collected by test, documentation, and questionnaire. Test was used to knowing student s emotional quotient (EQ), documentation was used to getting student s cognitive learning achievement, and learning readiness was measured by using questionnaire. Analyze uses correlation regression analysis with SPSS 17. The result showed that 1) there is a relationship between emotional quotient (EQ) and student s cognitive learning achievement of biology in X grade of SMA Negeri 7 Surakarta in academic year 2011/2012, 2) there is a relationship between learning readiness and student s cognitive learning achievement of biology in X grade of SMA Negeri 7 Surakarta in academic year 2011/2012, 3) there is a relationship both of emotional quotient (EQ) and learning readiness with student s cognitive learning achievement of biology in X grade of SMA Negeri 7 Surakarta in academic year 2011/2012. The three aforementioned correlation are considered as significant and positive valuable. Keywords: Emotional Quotient (EQ), learning readiness, cognitive learning outcome of biology, correlation regression analysis

8 MOTTO Hidup hanya sekali, jalanilah dengan baik, hidup adalah perjuangan, hargailah setiap detiknya, lakukan yang terbaik dengan penuh semangat. Jangan pernah berhenti untuk belajar, karena siapa pun yang terus belajar akan tetap muda. Lancarkanlah urusan orang lain, maka Allah akan memperlancar urusanmu.

9 PERSEMBAHAN Kupersembahkan karya ini untuk: Ibu terkasih, tercinta, dan tersayang, doa dan kasih sayangmu menjadikan kekuatan dan kelancaran di setiap langkahku...terima kasih tiada tara untukmu Ibu. Bapak, terima kasih atas dukungan dan segala pengertian serta pengorbanan Bapak terima kasih sedalam-dalamnya. Kakakku Nela Rofisian terkasih dan keponakanku Hafiza Naya tercinta.kalian yang telah mewarnai kehidupanku dengan segala keceriaan.terima kasih atas motivasi dan senyumannya. Pak Puguh dan Bu Alvi, terima kasih atas bimbingan, nasehat, dan kesabarannya. Evi NH, Rahma, Fety, Shelly, Iva Yuni, Ita Widya.teman berbagi.kalian tempat mencurahkan uneg-uneg dan kepenatan tanpa kalian aku tidak ada artinya.terima kasih atas semangat dan kesabarannya.i love u. Anisa Nur Khasanah, Afi, Isnaini, Fatimah, Novita (AFNIRA)...terima kasih teman diskusi dan tawaku...kalian memang teman yang solid...kalian membuatku hidup dan nyaman...aku merasa menjadi seseorang yang lebih berarti...i love u ANFISMAN Holic. Someone yang ada disana...terima kasih atas semangatmu...i miss u. Semua siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta...terima kasih atas partisipasi dan kerjasamanya. Teman-teman P. Biologi 2008, terima kasih atas kebersamaan dan perjuangan yang tak akan terlupakan. Almamater tercinta.

10 KATA PENGANTAR Segala Puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang atas segala rahmat, hidayah serta inayah-nya. Atas kehendak-nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DAN KESIAPAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Biologi, Jurusan Pendidikan Matetatika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi dapat terselesaikan dengan baik atas bantuan, bimbingan, serta pengarahan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ketua Program Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Puguh Karyanto, S.Si, M.Si, Ph.D., selaku Pembimbing I, yang selalu memberikan motivasi, pengarahan dan bimbingan dalam menyusun skripsi ini. 5. Dra. Hj. Alvi Rosyidi, M.Pd., selaku Pembimbing II, yang selalu memberikan bimbingan, pengarahan dan saran dalam menyusun skripsi ini. 6. Kepala SMA Negeri 7 Surakarta, yang telah memberikan kesempatan dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian. 7. Guru Biologi Kelas X SMA Negeri 7 Surakarta yang telah membantu dan memberikan dukungan pada saat commit jalannya to user penelitian.

11 8. Siswa-siswi kelas X dan keluarga besar SMA Negeri 7 Surakarta atas segala partisipasi dan dukungannya selama penelitian. 9. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Surakarta, Juli 2012 Penulis

12 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PENGAJUAN... iii HALAMAN PERSETUJUAN... iv HALAMAN PENGESAHAN... v HALAMAN ABSTRAK... vi HALAMAN ABSTRACT... vii HALAMAN MOTTO... viii HALAMAN PERSEMBAHAN... ix KATA PENGANTAR... x DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xv DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR LAMPIRAN... xvii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Perumusan Masalah... 5 C. Tujuan Penelitian... 5 D. Manfaat Penelitian... 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka dan hasil penelitian yang relevan Emotional Quotient (EQ)... 7 a. Pengertian Emotional Quotient (EQ)... 7 b. Ciri-Ciri Emotional Quotient (EQ)... 8 c. Skala Emotional Quotient (EQ) Kesiapan Belajar a. Pengertian commit Kesiapan to user Belajar... 11

13 b. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kesiapan Belajar c. Aspek-Aspek Kesiapan Belajar d. Prinsip-Prinsip Kesiapan Belajar Belajar dan Hasil Belajar a. Pengertian Belajar b. Pengertian Hasil Belajar c. Ranah Hasil Belajar ) Ranah Kognitif ) Ranah Afektif ) Ranah Psikomotorik d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Teori Belajar a. Pengertian Teori Belajar b. Penggolongan Teori Belajar Hasil Penelitian yang Relevan B. Kerangka Berpikir C. Hipotesis BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian Waktu Penelitian B. Rancangan Penelitian C. Populasi dan Sampel D. Teknik Pengambilan Sampel E. Pengumpulan Data Variabel Penelitian Metode Pengumpulan Data Teknik Penyusunan Instrumen F. Validasi Instrumen Penelitia a. Uji Validitas Item commit Angket to user... 39

14 b. Uji Reliabilitas Angket G. Analisis Data Uji Prasyarat Analisis Regresi a. Uji Normalitas b. Uji Linearitas dan Keberartian Regresi c. Uji Homoskedastisitas d. Uji Multikolinearitas Uji Hipotesis Uji Lanjut BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Emotional Quotient (X 1 ) Kesiapan Belajar (X 2 ) Hasil Belajar Kognitif Biologi (Y) B. Pengujian Persyaratan Analisis Uji Normalitas Uji Linearitas dan Keberartian Uji Homoskedastisitas Uji Multikolinearitas C. Pengujian Hipotesis Uji Hipotesis Pertama Uji Hipotesis Kedua Uji Hipotesis Ketiga D. Pembahasan Hasil Analisis Data BAB IV SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan B. Implikasi C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 71

15 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 Posisi Penelitian yang Dilaksanakan Peneliti Tabel 2 Aspek dan Indikator Emotional Quotient (EQ) Tabel 3 Validitas Konstruk Angket Kesiapan Belajar Tabel 4 Rangkuman Uji Validitas Hasil Tes Try Out Tabel 5 Rangkuman Uji Reliabilitas Hasil Tes Try Out Tabel 6 Deskripsi Data Tabel 7 Distribusi Frekuensi Data Skor Emotional Quotient (EQ) Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Kesiapan Belajar Tabel 9 Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Kognitif Biologi Tabel 10 Hasil Uji Prasyarat Penelitian Tabel 11 Hasil Analisis Uji Hipotesis Pertama Tabel 12 Hasil Analisis Uji Hipotesis Kedua Tabel 13 Hasil Analisis Uji Hipotesis Ketiga... 57

16 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 Hubungan antar Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil 30 Belajar... Gambar 2 Jadwal Penelitian Gambar 3 Bagan Paradigma Penelitian Gambar 4 Histogram Distribusi Frekuensi Skor EQ Gambar 5 Histogram Distribusi Frekuensi Kesiapan Belajar Gambar 6 Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kognitif Biologi Gambar 7 Diagram Pencar Regresi Linier Sederhana Skor EQ dengan Hasil Belajar Kognitif Biologi Gambar 8 Diagram Pencar Regresi Linier Sederhana Kesiapan belajar dengan Hasil Belajar Kognitif Biologi... 56

17 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Instrumen Penelitian a. Kisi-Kisi Angket Kesiapan Belajar b. Angket Kesiapan Belajar Lampiran 2. Analisis Instrumen a. Uji Validitas Angket Kesiapan Belajar b. Uji Reliabilitas Angket Kesiapan Belajar c. Daftar Nama Sampel Try Out Lampiran 3. Data Hasil Penelitian a. Hasil Tes Emotional Quotient (EQ) b. Data Awal Kesiapan Belajar c. Daftar Nilai UH 1 dan UH 2 Semester Genap d. Daftar Responden Penelitian e. Daftar EQ, Kesiapan Belajar, dan Hasil Belajar Kognitif Biologi f. Deskripsi Data Lampiran 4. Hasil Uji Prasyarat a. Uji Normalitas b. Uji Linearitas c. Uji Homoskedastisitas d. Uji Multikolinearitas e. Nilai Kritik Uji Lilliefors Lampiran 5. Analisis Data a. Uji Hipotesis Pertama b. Uji Hipotesis Kedua c. Uji Hipotesis Ketiga Lampiran 6. Uji Lanjut Lampiran 7. Surat Perijinan

18 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses penting bagi perubahan tingkah laku manusia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan sehingga terbentuk pengalaman dan peningkatan kemampuan (kompetensi) serta kematangan pribadi (Slameto, 2003:2). Terdapat tiga komponen utama dalam belajar yaitu input, proses, dan output. Input merupakan segala sesuatu yang ada pada diri siswa yaitu motivasi, minat, bakat, inteligensi. Proses belajar merupakan proses yang sifatnya kompleks dan menyeluruh yaitu berupa model atau strategi pembelajaran yang digunakan pada saat proses belajar, serta sarana prasarana yang mendukung. Model pembelajaran dan sarana prasarana yang mendukung dapat menciptakan proses belajar yang optimal dan menghasilkan hasil belajar yang baik. Input yang berpengaruh pada output pembelajaran dapat meningkatkan proses belajar yaitu berupa perubahan tingkah laku dan hasil belajar. Hasil belajar merupakan tujuan proses pembelajaran yang terdiri dari 3 ranah yaitu kognitif, afektif, psikomotorik. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan intelektual siswa yang menjadi kunci keberhasilan dalam proses pembelajaran. Ranah afektif berhubungan dengan sikap, nilai, minat, motivasi, dan apresiasi siswa. Ranah psikomotor berhubungan dengan keterampilanketerampilan yang dimiliki setiap individu (Roestiyah, 2007:110). Dari ketiga ranah tersebut, ranah kognitif merupakan ranah yang paling mendominasi dan menonjol karena berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran, serta sering dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan siswa (Sudjana, 2010:23). Ranah kognitif memiliki enam kategori dimensi proses kognitif yang meliputi C1 sampai C6 yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mngevaluasi, dan mencipta (Anderson, 2010:99). Ketercapaian keenam jenjang kognitif menunjukkan keberhasilan pencapaian hasil belajar kognitif seseorang. Setiap individu memiliki kemampuan kognitif berbeda, sehingga membedakan individu commit satu dengan to user individu lainnya. Individu yang

19 memiliki kemampuan kognitif berbeda akan berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif sebagai subyek belajar. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Slameto, 2003:54). Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa, meliputi dua faktor yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor fisiologis lebih berhubungan dengan kondisi fisik. Faktor psikologis berhubungan dengan kondisi jiwa seseorang yang meliputi tujuh komponen utama yaitu intelegensi, bakat, minat, motivasi, perhatian, kelelahan, dan kesiapan (Slameto, 2003:54). Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa, meliputi faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat. Di antara kedua faktor yang mempengaruhi hasil belajar, faktor yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar adalah faktor internal yaitu sebesar 70% sedangkan faktor eksternal hanya mempengaruhi 30% (Clark, 1981 dalam Sudjana, 2005:39). Faktor internal tersebut dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Beberapa faktor internal yang berperan penting dalam menentukan hasil belajar adalah intelegensi dan kesiapan. Sulaeman (2008:45) mendapatkan hasil bahwa intelegensi memberi pengaruh dan menunjang terhadap hasil belajar siswa. Putri (2011:62), Fatchurrochman (2011:68), dan Darso (2011:159) mendapatkan hasil bahwa kesiapan belajar berpengaruh positif terhadap hasil belajar, dengan kesiapan belajar yang lebih baik dan matang dapat menghasilkan hasil belajar yang baik juga. Salah satu faktor internal (aspek psikologis) yang mempengaruhi hasil belajar adalah inteligensi. Inteligensi memiliki tiga jenis kecakapan yaitu kecakapan menyesuaikan diri dalam situasi yang baru, kemampuan abstrak dan mengkombinasikan sesuatu yang dapat dinilai dan diukur (J.P.Chaplin, 1971 dalam Slameto, 2003:56). Inteligensi berpengaruh pada kemajuan belajar. Siswa dengan inteligensinya tinggi berpeluang untuk lebih berhasil dibanding siswa dengan inteligensinya rendah. Selain kemungkinan di atas, ternyata siswa dengan tingkat inteligensinya tinggi belum tentu berhasil dalam belajarnya. Hal tersebut disebabkan karena inteligensi hanya merupakan commit satu faktor to user diantara banyak faktor yang

20 mempengaruhi hasil belajar. Taraf inteligensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan seseorang, karena ada faktor lain yang mempengaruhi. Menurut Goleman (2003:44), kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah kecerdasan emosional (EQ) yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati, berempati serta kemampuan bekerja sama. Menurut Bar- On (2005:4), dalam EQ terdapat 5 skala yaitu skala intrapersonal, skala interpersonal, skala kemampuan penyesuaian diri (adaptability), skala manajemen stress, dan skala suasana hati umum (general mood). EQ (Emotional Quotient) merupakan hasil dari aktivitas individu dalam melatih fungsi-fungsi emosional diri sendiri maupun orang lain yang melibatkan kemampuan perasaan dan emosi sehingga memperoleh hasil belajar optimal (Aunurrahman, 2009:87). Kecerdasan emosional yang tidak berfungsi maksimal maka hasil belajar yang diperoleh juga tidak maksimal. Kecerdasan emosional merupakan faktor penting yang mempengaruhi hasil belajar, jika kecerdasan emosi berkembang baik maka dapat meningkatkan hasil belajar. Kecerdasan emosional berpengaruh dan berperan penting dalam meningkatkan hasil belajar (Ogundokun & Adeyemo, 2010:135). Hal ini senada dengan hasil penelitian Wahyuningsih (2004:64) bahwa EQ berhubungan positif dan signifikan terhadap hasil belajar, dimana kecerdasan emosional tinggi maka hasil belajar tinggi. Pembelajaran yang memperhatikan emosi dapat membantu mempercepat siswa dalam memahami materi pelajaran. Memahami emosi siswa juga membuat pelajaran lebih berarti dan permanen, karena siswa akan hadir baik secara fisik maupun psikis. Kecerdasan emosional juga mampu memaksimalkan fungsi kecerdasan intelektualnya sehingga mampu menunjukkan prestasi yang lebih baik. Selain inteligensi, faktor internal lain yang mempengaruhi belajar adalah kesiapan belajar. Kesiapan belajar merupakan prasyarat dalam belajar bagi seseorang untuk dapat berinteraksi dan memberi respons dengan cara dan kondisi tertentu (Slameto, 2003:113). Kesiapan commit belajar to user dipengaruhi oleh beberapa kondisi

21 mencakup kondisi fisik (keadaan, lelah, alat indera), mental (kecerdasan), emosional. Kesiapan belajar memiliki dua dimensi yaitu kesiapan jasmani dan rohani (mental) (Aunurrahman, 2009:52). Kesiapan belajar juga perlu diperhatikan, dengan kesiapan belajar yang baik dan lebih matang, akan mendapatkan hasil belajar yang lebih baik (Huhn, 1980:30). Tanpa kesiapan belajar tujuan belajar tidak akan tercapai secara optimal. Kesiapan belajar tidak hanya diartikan dalam kesiapan fisik dan psikis saja, tetapi juga diartikan siap dalam materiil. Kesiapan materiil merupakan alat bantu yang mendukung pembelajaran seperti adanya bahan yang dipelajari berupa buku, catatan pelajaran, modul untuk pembelajaran (Djamarah, 2002:35). Kesiapan siswa dalam belajar merupakan kondisi diri siswa yang telah dipersiapkan untuk suatu kegiatan belajar. Sehingga kesiapan belajar merupakan kebutuhan yang disadari mendorong usaha untuk mencapai tujuan belajar. Terdapat hubungan erat antara kesiapan belajar dengan hasil belajar. Hal tersebut dinyatakan oleh Long dan Agyekum (1984:710) bahwa terdapat beberapa hal dalam kesiapan belajar khususnya aspek mental dan emosional meliputi kecerdasan, kemandirian, kepercayaan diri, kegigihan, inisiatif, kreativitas, kemampuan untuk kritis mengevaluasi diri sendiri, keinginan untuk belajar, dan orientasi tugas yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti ingin meneliti mengenai hubungan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar terutama faktor internal yaitu Emotional Quotient (EQ) dan kesiapan belajar, dimana kedua faktor internal tersebut menunjang pencapaian hasil belajar siswa, sehingga peneliti merumuskan judul penelitian sebagai berikut: HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DAN KESIAPAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

22 B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas, untuk merujuk prediksi masalahnya dapat dirumuskan dalam bentuk regresi sebagai berikut: 1. Adakah hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dengan hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012? 2. Adakah hubungan antara kesiapan belajar dengan hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012? 3. Adakah hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dan kesiapan belajar dengan hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti menetapkan beberapa tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui adanya: 1. Hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dengan hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/ Hubungan antara kesiapan belajar dengan hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/ Hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dan kesiapan belajar dengan hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan sumbangan informasi mengenai faktor internal dalam mempengaruhi belajar yaitu EQ dan kesiapan belajar

23 dalam memprediksi hasil belajar kognitif biologi siswa sehingga dapat dijadikan tolok ukur dalam pencapaian hasil belajar kognitif biologi siswa. 2. Manfaat Praktis a. Guru Guru mengetahui EQ dan kesiapan belajar siswa sehingga dapat memprediksi hasil belajar siswa. b. Siswa Siswa mengetahui EQ dan kesiapan belajar turut memprediksi hasil belajar siswa sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal pada mata pelajaran biologi. Siswa dapat mengelola emosi dengan baik, tidak mudah menyerah dan putus asa saat menghadapi kesulitan dalam belajar sehingga dapat mencapai hasil belajar kognitif dengan baik. c. Orang Tua Dapat membimbing dan memotivasi anak supaya mampu mengelola emosi dengan baik sehingga dapat meningkatkan hasil belajar kognitif yang dicapai. d. Institusi Terkait Memberikan masukan dan kontribusi pada institusi dan sekolah bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Dengan demikian sekolah dapat melakukan perbaikan pada proses belajar mengajar di sekolah menengah selanjutnya untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. e. Peneliti Lain Sebagai penelitian lanjutan untuk mengetahui faktor-faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa selain kedua faktor yang telah diteliti.

24 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan 1. Emotional Quotient (EQ) a. Pengertian Emotional Quotient (EQ) Salah satu faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar adalah emotional quotient (EQ). Emotional quotient atau dikenal dengan kecerdasan emosional merupakan bagian dari aspek kejiwaan seseorang yang paling mendalam, dan merupakan suatu kekuatan, karena dengan adanya emosi itu manusia dapat menunjukkan keberadaannya dalam masalah-masalah manusia. Aunurrahman menegaskan bahwa, Emotional quotient (EQ) lebih merupakan hasil dari aktivitas individu dalam melatih fungsi-fungsi emosional diri sendiri atau oleh orang lain sehingga lebih merupakan hasil belajar (2009:87). Hasil dari melatih fungsi emosional tersebut berupa kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi, menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial. Kecerdasan emosi berperan penting dalam menunjang pencapaian keberhasilan seseorang (Aunurrahman, 2009:88). Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional berarti memiliki kemampuan dalam menggunakan emosi-emosi seseorang yang dapat membantu memecahkan masalah, mampu mengendalikan emosi, tenang dan stabil, berpikir positif, bisa memahami orang lain dan pandai bergaul, serta menjalani kehidupan secara lebih efektif. Kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh lingkungan, tidak bersifat menetap, dapat berubah-ubah setiap saat. Untuk itu peranan lingkungan terutama orang tua pada masa kanak-kanak sangat mempengaruhi dalam pembentukan kecerdasan emosional. Selain itu, EQ tidak begitu dipengaruhi commit oleh faktor to user keturunan. Keterampilan dasar

25 emosional tidak dapat dimiliki secara tiba-tiba tetapi membutuhkan proses dalam mempelajarinya dan lingkungan yang membentuk kecerdasan emosional tersebut besar pengaruhnya. Hal positif akan diperoleh bila anak diajarkan keterampilan dasar kecerdasan emosional, secara emosional akan lebih cerdas, penuh pengertian, mudah menerima perasaan-perasaan dan lebih banyak pengalaman dalam memecahkan permasalahannya sendiri, sehingga pada saat remaja akan lebih banyak sukses di sekolah dan dalam berhubungan dengan teman sebaya (Gottman, 1999:250). b. Ciri-Ciri Emotional Quotient (EQ) Menurut Goleman (2003:45) menegaskan bahwa ciri-ciri emotional quotient meliputi Kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan tidak melebih-lebihkan kesenangan; mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir; berempati dan berdoa. Seseorang dapat mengaplikasikan ciri emotional quotient yang terdapat pada diri seseorang meliputi kemampuan memotivasi diri sendiri, ketahanan menghadapi frustasi, kemampuan mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, serta kemampuan menjaga suasana hati. Kemampuan memotivasi diri sendiri merupakan kemampuan internal pada diri seseorang berupa kekuatan mendorong seseorang untuk mampu menggerakkan kemampuan atau potensi fisik dan mental dalam melakukan aktivitas tertentu sehingga mampu mencapai keberhasilan yang diharapkan. Ketahanan menghadapi frustasi, mencakup kemampuan menghadapi frustasi dengan cara menghadapi suatu masalah sehingga memiliki daya tahan lebih tinggi dalam menghadapi persoalan yang kompleks. Kemampuan mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mencakup mengendalikan emosi agar tidak depresi dan selalu optimis untuk mencapai keberhasilan. Ketika menghadapi kesuksesan seseorang harus melihat keadaan lingkungan sekitar dan tidak memperlihatkan sikap yang berlebih-lebihan. Kemampuan menjaga suasana hati, kemampuan ini terkait dengan kemampuan mengatasi masalah, karena

26 seseorang yang telah mampu mengatasi masalah-masalah yang dihadapi akan lebih dewasa dalam menghadapi persoalan-persoalan yang lebih berat. Kemampuan-kemampuan ini ternyata mampu memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap diri seseorang untuk mampu mengatasi berbagai masalah kehidupan. Menurut Goleman menegaskan bahwa Bukan hanya satu jenis kecerdasan yang monolitik yang penting untuk meraih sukses dalam kehidupan, melainkan ada spektrum kecerdasan yang lebar, dengan tujuh varietas utama (2003:50). Kecerdasan ini dinamakan oleh Gardner sebagai kecerdasan pribadi yang oleh Goleman disebut sebagai kecerdasan emosional. Berdasarkan kecerdasan yang dinyatakan Gardner (Goleman, 2003:57) dasar untuk mengungkap kecerdasan emosional pada diri individu yaitu kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal. c. Skala Emotional Quotient (EQ) Kecerdasan pribadi Gardner dalam definisi dasar tentang kecerdasan emosional, Goleman menegaskan, Menempatkan kecerdasan emosional dan memperluas kemampuan tersebut menjadi lima kemampuan utama, meliputi: mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, membina hubungan (2003:57). Mengenali emosi diri merupakan suatu kemampuan untuk mengenali perasaan diri pada saat perasaan itu terjadi, mampu menggunakannya untuk membuat keputusan diri sendiri, mempunyai kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat. Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani perasaan, mengekspresikan dan mengendalikan emosi sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk menghibur diri, melepaskan kecemasan, kemurungan dan akibat-akibat yang ditimbulkannya serta kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang menekan. Memotivasi diri sendiri adalah kemampuan untuk membangkitkan semangat dan tenaga untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, mampu menghadapi kegagalan dan frustasi, berusaha menerima atau menolak sesuatu yang diinginkan maupun yang tidak diinginkan, serta mampu commit mengambil to user inisiatif. Untuk mendapatkan

27 hasil belajar yang optimal maka harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri individu, yang berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasaan dan mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi yang positif. Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga empati. Empati merupakan kemampuan merasakan apa yang dirasakan orang lain, dan mampu menimbulkan hubungan saling percaya. Individu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih mampu menerima sudut pandang orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih mampu mendengarkan keluh kesah orang lain. Membina hubungan merupakan keterampilan yang menciptakan dan mempertahankan hubungan dengan orang lain, kepemimpinan, dan keberhasilan antarpribadi (Goleman, 2003:59). Dalam membina hubungan individu harus mampu menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain, menciptakan serta mempertahankan hubungan dengan orang lain, dan mampu memimpin. Merujuk pada Ogundokun dan Adeyemo (2010:135) bahwa kecerdasan emosional saling berkaitan dengan keberhasilan akademik. Kompetensi kecerdasan emosional, seperti kemampuan untuk mengatur perasaan seseorang, menghadapi masalah, kecerdasan intrapersonal dan interpersonal berhubungan erat dengan keberhasilan akademik. Merujuk pada Bar-On (2005:4) instrument Bar-On EQ-I membagi EQ ke dalam lima skala dan 15 subskala. Bar-On (2005:4) menegaskan bahwa, Lima skala tersebut antara lain skala intrapersonal (intrapersonal), skala interpersonal (interpersonal), skala kemampuan penyesuaian diri (adaptability), skala manajemen stress (skala management), skala suasana hati umum (general mood). Stein dan Book (2002) dalam Armansyah (2002:25) skala intrapersonal (intrapersonal), meliputi: penghargaan diri, emosional kesadaran diri, ketegasan, kebebasan, aktualisasi diri. Skala interpersonal (interpersonal), commit meliputi: to user empati, hubungan interpersonal.

28 Skala kemampuan penyesuaian diri (adaptability), meliputi: tes kenyataan, fleksibilitas, pemecahan masalah. Skala manajemen stress (stress management), meliputi: daya tahan stress, kontrol impuls. Skala suasana hati umum (general mood), meliputi: optimisme, kebahagiaan. 2. Kesiapan belajar a. Pengertian Kesiapan Belajar Kesiapan belajar juga merupakan faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar. Kesiapan belajar merupakan kemauan individu untuk berkembang dan membutuhkan waktu yang lama untuk mencapainya. Menurut Slameto (2003:113), menegaskan bahwa, Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respons/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Kesiapan belajar merupakan prasyarat dalam belajar bagi seseorang untuk dapat berinteraksi dan memberi respons dengan cara dan kondisi tertentu. Untuk mencapai tingkat kesiapan maksimal diperlukan kondisi fisik dan psikologis yang saling menunjang kesiapan individu tersebut dalam proses pembelajaran. Kesiapan sangat penting untuk memulai suatu aktivitas, karena dengan memiliki kesiapan, aktivitas atau pekerjaan apapun dapat teratasi dan dikerjakan dengan lancar sehingga mampu memperoleh suatu hasil yang baik pula. Kesiapan merupakan salah satu faktor yang penting dalam proses pembelajaran terutama pada pembelajaran berbasis kompetensi, mengingat dalam rancangan pembelajaran kompetensi menitikberatkan pada pengembangan kemampuan untuk melakukan tugastugas tertentu sesuai standar yang telah ditetapkan. Mengenai kemampuan dalam kesiapan belajar, Aunurrahman berpendapat, Kesiapan mencakup kemampuan menempatkan diri dalam suatu keadaan dimana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan (2009:52). Kemampuan ini mencakup aktivitas jasmani dan rohani (Aunurrahman, 2009:52). Kesiapan adalah kondisi-kondisi sebelum adanya kegiatan belajar. Tanpa commit kesiapan to user belajar, proses belajar tidak akan

29 terlaksana secara optimal. Hal-hal yang dilakukan siswa yang ditunjukkan oleh perilaku siswa sebelum terjadinya proses belajar, hal tersebut perlu dilakukan oleh siswa agar lebih mendukung terlaksananya proses belajar yang lebih optimal, jika dibandingkan dengan siswa yang tidak memiliki kesiapan dalam menghadapi proses belajar tersebut. Kesiapan belajar menghasilkan tindakan untuk mencapai tujuan. Tanpa kesiapan belajar tujuan belajar tidak akan tercapai secara optimal (Slameto, 2003:114). Kesiapan belajar merupakan tingkat perkembangan yang harus dicapai oleh seseorang untuk dapat menerima suatu pelajaran baru. Sebelum menerima pelajaran baru dibutuhkan kesiapan belajar yang matang. Sehingga kesiapan belajar erat hubungannya dengan kematangan. Kesiapan belajar akan tercapai apabila seseorang telah mencapai tingkat kematangan tertentu maka seseorang akan siap untuk menerima pelajaranpelajaran baru (Nurkancana, 1986:221). Kondisi awal siswa yang mendukung, maka keterlaksanaan proses belajar dapat berjalan dengan baik, sehingga siswa siap untuk memberi respons yang ada pada diri siswa dalam mencapai tujuan pengajaran tertentu. b. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kesiapan Belajar Menurut Soemanto (2006:191), menegaskan bahwa Kesiapan dalam belajar melibatkan beberapa faktor yang bersama-sama membentuk kesiapan yaitu: kesehatan dan motivasi. Motivasi dapat membentuk kesiapan belajar berupa motivasi yang terkait kebutuhan, minat, serta tujuan untuk mengembangkan diri. Kesehatan dapat membentuk kesiapan belajar berupa kondisi tubuh sehat yang memungkinkan siswa untuk menyelesaikan tugas dengan baik. Kesiapan belajar terbentuk dalam periode tertentu selama masa pembentukan dan perkembangan, serta dibentuk melalui kebiasaan belajar (Slameto, 2003:115). Sehingga kesiapan belajar juga memiliki faktor lainnya meliputi sejarah dan latar belakang perkembangan individu. Berdasarkan pendapat diatas bahwa kesiapan belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor meliputi motivasi, kesehatan, sejarah, latar belakang perkembangan individu, serta commit kebiasaan to user belajar.

30 c. Aspek-Aspek Kesiapan Belajar Untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal diperlukan persiapan siswa dalam belajar yang baik pula. Persiapan siswa dalam belajar merupakan prasyarat yang harus oleh siswa dalam mencapai hasil belajar. Untuk siap melakukan aktivitas belajar ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu aspek kesiapan fisik dan psikologis (Slameto, 2003:113). Menurut Aunurrahman (2009:52) kesiapan belajar dibagi menjadi dua aspek meliputi aspek kesiapan jasmani dan rohani. Djamarah menegaskan bahwa, Kesiapan belajar terdiri dari tiga aspek meliputi aspek kesiapan fisik, psikis, dan materiil (2002:35). Kesiapan fisik merupakan kondisi yang berkaitan dengan kesehatan tubuh seseorang. Seperti kondisi fisik yang bebas dari gangguan penyakit, lesu, mengantuk, kurang gizi dan rasa lapar (Djamarah, 2002:35). Oleh karena itu, anak yang kondisi badannya tidak sehat (sering sakit) maka prestasinya akan menurun. Sehingga kondisi fisik sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Kesiapan psikis merupakan hasrat ingin tahu seseorang pada suatu kondisi, seperti hasrat untuk belajar, percaya diri, dan berkonsentrasi. Kondisi psikis harus terhindar atau bebas dari gangguan konflik kejiwaan, tekanan masalah atau ketegangan emosional (Surya, 2009:24). Kesiapan psikis berhubungan dengan mental dan emosional (Slameto, 2003:113). Kesiapan materiil misalnya ada bahan yang harus dipelajari atau dikerjakan, dapat berupa buku bacaan, catatan pelajaraan, modul, dan sebagainya (Djamarah, 2002:35). Merujuk pada Long dan Agyekum (1983:78) kesiapan psikis membutuhkan kemampuan-kemampuan untuk mempersiapkan diri sebelum melakukan aktivitas belajar. Kemampuan tersebut meliputi intelegensi, kemandirian, percaya diri, ketekunan, inisiatif, kreatif, kemampuan untuk kritis mengevaluasi diri sendiri, kesabaran, keinginan untuk belajar dan orientasi tugas. Kesiapan fisik dan kesiapan psikis adalah kondisi yang saling menunjang kesiapan individu tersebut dalam proses pembelajaran untuk mencapai tingkat kesiapan yang maksimal (Slameto, 2003:113).

31 Selain aspek tersebut, ada faktor lain yang menjadi aspek kesiapan belajar meliputi aspek kesiapan lingkungan dan kesiapan perilaku. Kesiapan lingkungan merupakan faktor penting dalam kesiapan belajar seperti lingkungan tempat belajar yang kondusif. Beberapa aspek kesiapan belajar diatas, ada yang tergolong aspek kesiapan intrinsik dan ekstrinsik. Aspek kesiapan yang berasal dari dalam diri adalah aspek kesiapan intrinsik meliputi aspek kesiapan fisik dan psikis. Aspek kesiapan yang berasal dari luar adalah aspek kesiapan ektrinsik meliputi aspek kesiapan materiil, lingkungan, dan perilaku. Merujuk Darso (2011:159); Fatchurrochman (2011:68); dan Putri (2011:62) bahwa antara kesiapan belajar dengan hasil belajar terdapat hubungan yang positif dan signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa kesiapan belajar memiliki hubungan erat terhadap pencapaian hasil belajar. d. Prinsip-Prinsip Kesiapan Belajar Kesiapan belajar memiliki prinsip-prinsip kesiapan yang mempengaruhi perilaku belajar siswa, Slameto menegaskan bahwa, Prinsip-prinsip kesiapan belajar meliputi semua aspek perkembangan berinteraksi, kematangan jasmani dan rohani, pengalaman-pengalaman, kesiapan belajar untuk kegiatan tertentu (2003:115). Kematangan adalah proses akibat dari pertumbuhan dan perkembangan yang menimbulkan perubahan tingkah laku. perlu adanya kematangan jasmani dan rohani untuk memperoleh manfaat dari pengalaman. Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh positif terhadap kesiapan belajar. Kesiapan belajar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu selama masa pembentukan dalam masa perkembangan. Tanpa kesiapan belajar, proses belajar tidak akan terjadi. Kesiapan belajar terdiri atas perhatian, motivasi, dan perkembangan kesiapan. Perhatian adalah kondisi jiwa dari seseorang yang terfokus pada suatu hal tertentu terutama dalam hal belajar, maka hasil belajar yang disertai dengan perhatian yang baik diharapkan akan mencapai hasil belajar yang baik pula. Sedangkan commit perhatian to user yang tidak terfokus dalam proses

32 pembelajaran, maka hasilnya pun tidak akan sebaik bila dibandingkan dengan seseorang siswa yang memfokuskan perhatiannya. Perhatian tidak hanya pada saat siswa mendengarkan penjelasan guru, tetapi bahan yang dipelajarinya juga merupakan suatu perhatian. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan sehingga menyebabkan ketidak senangan terhadap belajar. Beberapa prinsip penting yang berkaitan dengan perhatian (Slameto, 2003:106) yaitu: perhatian seseorang tertuju pada hal-hal yang baru; perhatian seseorang tertuju pada hal-hal yang rumit; perhatian seseorang tertuju pada hal-hal yang dikehendakinya Motivasi adalah dorongan dalam diri sendiri untuk melakukan sesuatu dalam bentuk aktivitas untuk mencapai kebutuhan dan tujuan tertentu (Winkels, 1987, Siregar dan Nara, 2010:48). Agar motivasi dari dalam diri dapat tergerakkan, maka harus ada alasan tertentu yang merangsang perbuatan tersebut. Sebaliknya aktivitas yang tidak didasari motivasi yang kuat, akan menimbulkan ketidakseriusan dan perhatian tidak optimal sehingga menimbulkan dorongan untuk mengalihkan aktivitas tersebut ke aktivitas yang lain. Jadi motivasi yang kuat menjadi alasan yang kuat agar memotivasi diri sendiri untuk giat belajar (Nasution, 1995:73). Perkembangan kesiapan adalah suatu proses yang dapat menimbulkan perubahan pada diri seseorang, perubahan itu terjadi karena adanya pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan bertambahnya usia dari seseorang itu. Kesiapan merupakan sebagai kematangan membentuk sifat dan kekuatan dalam diri untuk bereaksi dengan cara tertentu. Dan kematangan itu sendiri adalah suatu proses yang menimbulkan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan (Slameto, 2003:115). Perkembangan kesiapan dapat menunjang terhadap kemampuan pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa dalam menguasai kompetensi lainnya. Dalam aktivitas belajar ketiga komponen perhatian, motivasi, dan perkembangan sikap merupakan commit faktor to user yang mempengaruhi dalam kesiapan

33 belajar, jika ketiga komponen tersebut tidak optimal, maka akan mengalami kesulitan dalam konsentrasi belajar (Nasution, 1995:73). 3. Belajar dan Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia disebabkan pengalaman yang berulang-ulang dengan jangka waktu tertentu. Aunurrahman berpendapat, Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya (2009:35). Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai usaha yang bertujuan (Soemanto, 2006:104). Tujuan belajar sebagai salah satu ciri proses mengubah perilaku adalah untuk memperoleh hasil belajar dan pengalaman hidup. Menurut Sudjana (2010:22) bahwa Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Hasil belajar didapat dari pengalaman-pengalaman belajar selama proses belajar berlangsung, dan hasil belajar biasanya diukur melalui seperangkat test pengukuran pencapaian. Pengalaman belajar berupa pemahaman siswa terhadap materi mencakup tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik (Dimyati dan Mudjiono, 2002:22). b. Pengertian Hasil Belajar Menurut Sudjana (2010:22); Aunurrahman (2009:35) hasil belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku, perubahan tingkah laku pada diri individu terjadi karena adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya, dan merupakan akibat proses belajar berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian/pengertian. Hasil belajar terjadi setelah adanya pengalaman belajar selama proses belajar berlangsung, dimana hasil belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku maupun terbentuknya kemampuan-kemampuan tertentu.

34 Hasil belajar ini dapat diketahui besarnya melalui pengukuran hasil belajar. Hasil belajar dapat dikategorikan menjadi lima macam meliputi informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan motoris (Sudjana, 2010:22). Sudjana (2010:22) membagi tiga macam hasil belajar meliputi keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan atau pengertian, sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Salah satu tujuan belajar adalah pencapaian hasil belajar yang meliputi ranah kognitif (mencakup pengetahuan dan fakta), afektif (mencakup sikap), psikomotorik (mencakup keterampilan bertindak) (Sudjana, 2010:22). Ketiga ranah hasil belajar tersebut merupakan satu kesatuan utuh. Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup, interaksi satu sama lain, dan interaksi dengan lingkungannya. Karakterisitik ilmu biologi ditentukan oleh objek dan permasalahan yang dikaji. Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat didefinisikan bahwa hasil belajar biologi merupakan hasil yang dicapai siswa sebagai akibat dari proses belajar mengenai ilmu tentang makhluk hidup untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan pembelajaran biologi harus sejalan dengan hasil belajar biologi. Ketiga ranah hasil belajar diatas dikaitkan dengan pembelajaran biologi yaitu siswa tidak hanya mempelajari pengetahuan dan fakta berupa produk kognitif, tetapi dalam prosesnya siswa juga harus terlibat aktif dalam aspek intelektual, sikap, dan keterampilan dalam pembelajaran biologi. c. Ranah Hasil Belajar Hasil belajar sebagai output pembelajaran memiliki tingkatan jenis perilaku belajar, Aunurrahman berpendapat, Penggolongan atau tingkatan jenis perilaku belajar terdiri dari tiga ranah atau kawasan, yaitu ranah kognitif (Bloom, dkk), ranah afektif, ranah psikomotor (2009:49). 1) Ranah Kognitif Ranah kognitif berhubungan dengan hasil belajar intelektual siswa. Ranah kognitif paling banyak commit dinilai to user karena selain ranah yang paling

35 menonjol juga ranah yang langsung berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran (Sudjana, 2010:23). Ranah kognitif berdasarkan taksonomi Bloom yang telah direvisi Anderson dan Krathwohl (2010:99) berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam kategori dimensi proses kognitif, yakni mengingat (remember), memahami (understand), mengaplikasikan (apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate) dan mencipta (create). Mengingat (remember) merupakan menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang. Mengingat merupakan dimensi proses kognitif yang paling rendah tingkatannya. Pengetahuan Mengingat penting sebagai bekal untuk belajar yang bermakna dan menyelesaikan masalah karena pengetahuan dapat dipakai dalam tugastugas yang lebih kompleks. Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif yaitu mengenali (recognizing) dan mengingat kembali (recalling). Memahami (understand) adalah mengkonstruksi makna atau pengertian dari materi pembelajaran termasuk apa yang dijelaskan oleh guru. Kategori memahami mencakup tujuh proses kognitif yaitu menafsirkan (interpreting), memberikan contoh (exemplifying), mengklasifikasikan (classifying), meringkas (summarizing), menarik inferensi (inferring), membandingkan (comparing), dan menjelaskan (explaining). Mengaplikasikan (apply) mencakup penggunaan suatu prosedur guna menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas, sehingga mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural. Kategori mengaplikasikan mencakup 2 macam proses kognitif yaitu mengeksekusi (executing) dan mengimplementasikan (implementing). Menganalisis (analyze) menguraikan suatu permasalahan menjadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan antara setiap bagian dan struktur keseluruhannya. Kategori menganalisis mencakup tiga macam proses kognitif yaitu membedakan (differentiating), mengorganisasi (organizing), dan mengatribusikan (attributing). Mengevaluasi commit (evaluate) to user adalah mengambil suatu

36 keputusan berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Proses kognitif yang tercakup dalam kategori ini ada dua macam yaitu memeriksa (checking) dan mengkritik (critiquing). Mencipta (create) adalah memadukan beberapa unsur sehingga membentuk sesuatu yang baru dan satu kesatuan. Proses kognitif yang tergolong dalam kategori mencipta ada tiga macam yaitu merumuskan (generating), merencanakan (planning), dan memproduksi (producing). Keenam tingkatan di atas menggambarkan tingkatan kemampuan yang dimiliki seseorang. Keenam tingkatan tersebut merupakan tingkatan terendah yang sebaiknya dimiliki terlebih dahulu sebelum mempelajari tingkatan yang lebih tinggi. Seseorang yang belajar adalah suatu proses menuju perubahan yang bermula dari kemampuan dan tingkatan yang lebih rendah, kemudian akan meningkat pada kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Proses ini merupakan proses yang dinamis, dimana siswa melalui keaktifannya akan dapat secara terus-menerus mengembangkan kemampuannya untuk mencapai tingkatan-tingkatan kemampuan yang lebih tinggi melalui proses belajar yang dilakukan (Aunurrahman, 2009:49). 2) Ranah Afektif Ranah afektif berhubungan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif yang tampak pada siswa berupa sikap atau tingkah laku meliputi perhatian siswa terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial. Ranah afektif berkenaan dengan hasil belajar terdiri dari lima kategori meliputi penerimaan, penanggapan, penilaian, organisasi, dan internalisasi nilai (Sudjana, 2010:30). Penerimaan merupakan kemampuan peka dalam menerima rangsangan dari luar dalam bentuk masalah, situasi, atau gejala. Penanggapan merupakan kemampuan seseorang memberikan tanggapan terhadap stimulus dari luar. Penilaian berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap commit gejala to atau user stimulus dari luar. Organisasi

37 merupakan kemampuan mengembangkan kemampuan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi. Internalisasi nilai merupakan keterpaduan semua sistem nilai yang dimiliki seseorang sehingga dapat mempengaruhi dan membentuk sikap (tingkah laku) positif dan kepribadian seseorang (Sudjana, 2010:30). 3) Ranah Psikomotorik Ranah psikomotorik berhubungan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Terdapat enam kategori ranah psikomotorik meliputi gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, kemampuan di bidang fisik, gerakan gerakan skill, serta gerakan ekspresif dan interpretatif. Gerakan refleks, mencakup keterampilan pada gerakan yang tidak sadar. Kemampuan perceptual, mencakup membedakan visual, membedakan auditif, motoris. Kemampuan di bidang fisik, mencakup kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan. Gerakan gerakan skill mencakup keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks. Gerakan ekspresif dn interpretatif mencakup kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive (Sudjana, 2010:31). d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Slameto (2003:54) hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor internal (meliputi aspek fisiologis dan aspek psikologis) dan faktor eksternal (melalui pendekatan dan strategi pembelajaran yang diterapkan guru). Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa berupa kemampuan yang dimiliki siswa tersebut. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa, biasanya juga ada kaitannya dengan lingkungan. Hasil belajar siswa lebih ditentukan oleh faktor internal sebesar 70%, sedangkan faktor eksternal hanya mempengaruhi 30% (Clark, 1981, dalam Sudjana, 2005:39). Menurut Slameto (2003:54), faktor internal dibagi menjadi tiga faktor meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologis, faktor kelelahan.

38 Faktor jasmaniah berhubungan dengan kondisi fisik individu meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. Seseorang yang kondisi kesehatan tubuhnya baik, maka terwujud belajar yang baik dan nyaman sehingga hasil belajar yang dicapai baik pula. Cacat tubuh adalah kondisi tubuh seseorang yang kurang sempurna atau kurang baik. Keadaan cacat tubuh seseorang akan mempengaruhi hasil belajar seseorang (Slameto, 2003:55). Faktor psikologis meliputi tujuh faktor yaitu inteligensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan, kesiapan. Inteligensi berpengaruh pada kemajuan belajar. Siswa dengan inteligensinya tinggi berpeluang untuk lebih berhasil dibanding siswa dengan inteligensinya rendah. Seseorang yang mempunyai intelegensi tinggi umumnya mudah belajar dan hasilnya cenderung baik (Sulaeman, 2008:37). Dalam proses belajar juga perlu adanya perhatian dan konsentrasi yang kuat. Perhatian dan konsentrasi yang kuat dalam proses belajar akan menghasilkan hasil belajar yang optimal. Faktor lain yaitu minat, siswa yang memiliki minat besar akan berpengaruh terhadap proses belajar sehingga berpengaruh pula terhadap hasil belajar. Bakat merupakan kemampuan siswa untuk belajar. Motivasi dapat mempengaruhi hasil belajar, dimana motivasi yang kuat akan menciptakan proses belajar dengan semangat, sehingga menghasilkan hasil belajar yang baik. Kematangan merupakan proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan. Kematangan dan kesiapan belajar saling erat hubungannya. Kematangan membuat siswa menjadi lebih siap belajar (Slameto, 2003:115). Kesiapan belajar mempengaruhi proses dan hasil belajar (Huhn, 1980:30). Kesiapan perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika pada diri siswa sudah ada kesiapan untuk belajar maka hasil belajar akan optimal. Faktor internal ketiga adalah faktor kelelahan, apabila kondisi siswa baik dan bebas dari kelelahan, maka siswa akan dapat belajar dengan baik. Belajar yang baik akan memudahkan ketercapaian hasil belajar yang baik.

39 Selain faktor internal, hasil belajar siswa juga dipengaruhi oleh faktor eksternal. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa yang dapat mendorong siswa untuk belajar dan pada akhirnya memperoleh hasil belajar yang optimal. Menurut Slameto (2003:60), faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa dibedakan menjadi tiga faktor meliputi faktor keluarga, faktor sekolah, faktor masyarakat. Faktor keluarga mencakup cara orang tua mendidik, hubungan antar anggota keluarga, suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga. Lingkungan keluarga berpengaruh terhadap keberhasilan belajar, dimana akan memberikan pengaruh positif dan negatif terhadap keberhasilan belajar. Faktor sekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, displin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah. Faktor masyarakat mencakup kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. 4. Teori Belajar a. Pengertian Teori Belajar Belajar merupakan kegiatan siswa sehari-hari berupa perilaku yang kompleks (Dimyati dan Mudjiono, 2002:17). Kegiatan belajar yang berupa perilaku kompleks telah lama menjadi objek penelitian ilmuwan. Perilaku kompleks tersebut menimbulkan berbagai teori belajar. Teori belajar menunjukkan hubungan antara aktivitas siswa dengan proses psikis siswa. Siregar dan Nara berpendapat, Teori belajar mengungkapkan hubungan antara kegiatan siswa dengan proses-proses psikologis dalam diri siswa, atau teori belajar mengungkapkan hubungan antara fenomena yang ada dalam diri siswa (2010:24). Merujuk pada Suprijono (2011:16) teori belajar ditujukan untuk memberikan hasil sebagai akibat dari proses belajar. Teori belajar menunjukkan hubungan antar variabel yang menentukan hasil belajar. Tujuan utama teori belajar lebih menjelaskan proses belajar, dimana di dalam proses belajar itu commit terdapat to variabel-variabel user yang mempengaruhi

40 belajar dan proses belajar menghasilkan perubahan tingkah laku berupa hasil belajar. Fungsi teori belajar adalah memberi kerangka konseptual belajar, memberi rujukan menyusun rancangan pelaksanaan belajar, mendiagnosis masalah-masalah dalam proses belajar, mengkaji kejadian belajar dalam diri siswa, mengkaji faktor eksternal yang berpengaruh terhadap hasil belajar (Suprijono, 2011:15). b. Penggolongan Teori Belajar Merujuk pada Siregar dan Nara (2010:25) bahwa teori belajar dapat dibedakan menjadi empat yaitu teori belajar behavioristik, teori belajar kognitif, teori belajar humanistik, teori belajar konstruktivisme. Belajar menurut teori belajar behavioristik dapat diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku yang berasal dari interaksi antara stimulus dan respons. Teori belajar behavioristik sering disebut juga dengan stimulus-respons, dimana lingkungan mempengaruhi tingkah laku manusia berupa hadiah dan penguatan (Suprijono, 2011:17). Beberapa ilmuwan yang menganut teori belajar behavioristik meliputi Pavlov, Thorndike, Watson, Guthrie, dan Skinner. Teori belajar yang dikembangkan Pavlov adalah teori conditioning. Belajar menurut teori belajar Pavlov merupakan proses perubahan tingkah laku karena adanya syarat yang menimbulkan reaksi. Proses perubahan pada teori ini karena adanya latihan dan pengulangan (Suprijono, 2011:19). Teori conditioning kemudian dikembangkan Guthrie bahwa tingkah laku manusia dapat berubah, yang baik diubah menjadi buruk dan sebaliknya. Guthrie percaya bahwa hukuman merupakan peranan penting dalam proses belajar (Siregar dan Nara, 2010:26). Merujuk pada Siregar dan Nara (2010:26) bahwa terdapat tiga metode pengubahan tingkah laku menurut Guthrie yaitu metode respons bertentangan, metode membosankan, metode mengubah lingkungan. Teori conditioning dikembangkan lebih lanjut oleh Watson bahwa perubahan tingkah laku karena adanya latihan terhadap stimulus yang diterima. Stimulus dan respons yang diterima berbentuk tingkah laku yang mudah diamati. Teori commit conditioning to user selanjutnya dikembangkan oleh

41 Skinner bahwa tingkah laku siswa perlu memahami hubungan antara stimulus dengan stimulus lainnya, respons, dan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari konsekuensi dari respons (Siregar dan Nara, 2010:27). Faktor penting dalam belajar menurut teori ini adalah reinforcement yaitu suatu penguat sebagai konsekuensi perilaku sehingga perilaku tertentu menjadi semakin kuat. Skinner memandang bahwa belajar adalah suatu perilaku. Perilaku belajar dapat dilihat dari segi perilaku teramati (Dimyati dan Mudjiono, 2004:9). Teori belajar Thorndike lebih dikenal dengan teori connectionism. Belajar menurut Thorndike adalah interaksi antara stimulus dan respons. Belajar dalam teori ini dilakukan dengan cara coba-coba (trial and error). Thorndike mengemukakan tiga hukum tentang belajar yaitu Law of Readiness, Law of Exercise, dan law of Effect (Suprijono, 2011:20). Salah satu aspek belajar yang berkaitan dengan teori belajar behavioristik adalah kesiapan belajar. Menurut Thorndike kesiapan merupakan prasyarat dalam belajar bagi seseorang untuk dapat berinteraksi dan memberi respons dengan cara dan kondisi tertentu, sehingga siap untuk belajar berikutnya, ini merupakan belajar asosiatif (Slameto, 2003:114). Kesiapan belajar adalah kondisi awal siswa yang mendukung terlaksananya proses belajar dengan baik, sehingga siswa siap untuk memberi respons yang ada pada diri siswa dalam mencapai tujuan pengajaran tertentu. Kesiapan belajar termasuk aspek teori belajar behaviorisitik, yaitu sebagai proses perubahan tingkah laku yang berasal dari interaksi antara stimulus dan respons. Teori belajar kognitif menekankan belajar sebagai proses belajar terutama proses internal. Belajar menurut teori ini adalah suatu perubahan tingkah laku yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks dan proses mental yang aktif untuk memperoleh pengetahuan. Beberapa tokoh yang mengemukakan konsep terpenting dalam teori kognitif yaitu Jean Piaget tentang adaptasi intelektual, Bruner tentang discovery learning, Ausubel tentang reception learning (Suprijono, 2011:22). Belajar menurut Piaget adalah interaksi antara commit individu to user dengan lingkungan sehingga terjadi

42 perkembangan intelek individu (Dimyati dan Mudjiono, 2002:13). Belajar menurut Bruner dengan discovery learning, yaitu siswa mengorganisasi bahan yang dipelajari sesuai tingkat kemajuan siswa dengan suatu bentuk akhir (Soemanto, 2006:134). Teori belajar humanistik adalah teori yang paling abstrak dimana siswa diberikan kebebasan dalam melakukan proses belajar (Siregar dan Nara, 2010:34). Belajar menurut teori belajar konstruktivisme adalah proses pembentukan pengetahuan oleh siswa. Pengetahuan berasal dari dalam diri siswa melalui pengalaman (Siregar dan Nara, 2010:39). 5. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian tentang hubungan kecerdasan emosional (EQ) dengan hasil belajar telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu. Wahyuningsih (2004:64) mendapatkan bahwa terdapat korelasi antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar dengan arah hubungan positif. Artinya, jika kecerdasan emosional tinggi, maka prestasi belajar tinggi dan sebaliknya. Berdasarkan hasil tersebut, diketahui bahwa kecerdasan emosional berhubungan dengan prestasi belajar dimana kecerdasan emosional tinggi akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Purnaningtyas (2009:12) mendapatkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosi dengan prestasi belajar siswa. Artinya, antara kecerdasan emosi dan prestasi belajar siswa terdapat korelasi yang signifikan. Korelasi yang signifikan tersebut dapat diartikan bahwa semakin tinggi kecerdasan emosi juga akan semakin tinggi prestasi belajarnya, sedangkan semakin rendah kecerdasan emosi maka prestasi belajar siswa juga semakin rendah. Ogundokun dan Adeyemo (2010:135) mendapatkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. Hidayat (2009:12) mendapatkan bahwa tingkat kecerdasan rasional dan aspek pengendalian diri dari kecerdasan emosional yang berperan secara signifikan dengan prestasi belajar. Penelitian tentang hubungan kesiapan belajar dengan hasil belajar telah banyak dilakukan oleh beberapa commit peneliti to user terdahulu. Darso (2011:159)

43 mendapatkan bahwa kesiapan belajar siswa berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar. Siswa yang kesiapan belajarnya lebih matang maka akan menunjukkan prestasi belajar yang baik. Fatchurrochman (2011:68) mendapatkan bahwa kesiapan belajar siswa memberikan pengaruh positif terhadap pencapaian kompetensi siswa, semakin tinggi kesiapan belajar siswa maka akan berdampak pada hasil pencapaian kompetensi siswa menjadi lebih baik. Putri (2011:62) mendapatkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kesiapan belajar dengan prestasi belajar. Penelitian tentang hubungan EQ dan kesiapan belajar dengan hasil belajar telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Putri (2011:62) mendapatkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan emosional (EQ) dengan prestasi belajar, terdapat hubungan positif dan signifikan antara kesiapan belajar dengan prestasi belajar, terdapat hubungan kecerdasan emosional (EQ) dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar. Penelitian Putri (2011:62) tersebut menunjukkan hubungan secara simultan antara kecerdasan emosional (EQ) dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar. pada Tabel 1. Penelitian terdahulu telah dijelaskan di atas dan dapat digambarkan Tabel 1 Posisi Penelitian yang Dilaksanakan Peneliti Hubungan Emotional Quotient Kesiapan Belajar Hasil Kognitif Belajar Afektif Psikomotor Emotional Quotient Kesiapan Belajar Hasil Belajar Kognitif Afektif Psikomotor

44 B. Kerangka Berpikir Berdasarkan tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang relevan yang telah dikemukakan di atas, peneliti dapat membuat kerangka pemikiran untuk menentukan hipotesi penelitian sebagai berikut: Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yang meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang lebih menentukan hasil belajar siswa, yaitu memberikan kontribusi sebesar 70%. Faktor internal meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Intelegensi merupakan salah satu faktor psikologis, salah satu di dalamnya adalah EQ. Hal tersebut menunjukkan bahwa emotional quotient (EQ) berhubungan dengan hasil belajar seperti penelitian yang telah dilakukan yaitu penelitian Wahyuningsih (2004:64), Purnaningtyas (2009:12), Ogundokun & Adeyemo (2010:135), Hidayat (2009:12). Sedangkan faktor internal lainnya yang berpengaruh terhadap hasil belajar adalah kesiapan belajar. Sebelum melakukan kegiatan belajar siswa harus mempunyai kesiapan belajar agar siswa siap menerima pelajajaran berikutnya. Dengan kesiapan belajar diharapkan hasil belajar siswa dapat tercapai secara optimal. Hal tersebut menunjukkan kesiapan belajar berhubungan dengan hasil belajar seperti penelitian yang telah dilakukan yaitu Putri (2011:62), Darso (2011:159), Fatchurrochman (2011:68). Intelegensi mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemajuan belajar seseorang. Seseorang yang mempunyai intelegensi yang baik, maka seseorang cenderung akan lebih mudah belajar dan hasil belajar dapat diperoleh secara optimal. Selain IQ, faktor intelegensi yang mempengaruhi hasil belajar adalah emotional quotient (EQ). Sulaeman (2008:35) keberhasilan belajar tidak hanya ditentukan dari kecerdasan intelektual maupun hasil tes tertulis saja, namun ada faktor lain yang lebih banyak berpengaruh yaitu faktor emosi, yang meliputi daya tahan, kemampuan menjalin kerjasama, motivasi tinggi, dan dimensi emosional lainnya. Dalam kegiatan belajar dan pembelajaran, tidak hanya dimensi individual anak saja yang harus tersentuh secara menyeluruh tetapi dimensi-dimensi emosional juga harus tersentuh secara menyeluruh. Merujuk

45 pada penelitian Ogundokun dan Adeyemo (2010:135) bahwa kecerdasan emosional saling berkaitan dengan keberhasilan akademik. Kompetensi kecerdasan emosional, seperti kemampuan untuk mengatur perasaan seseorang, menghadapi masalah, kecerdasan intrapersonal dan interpersonal berhubungan erat dengan keberhasilan akademik. Selain inteligensi, kesiapan perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan pada diri siswa sudah ada kesiapan maka hasil belajar akan optimal. Hal ini diperkuat oleh oleh Fatchurrochman (2011:68) dalam penelitiannya melaporkan bahwa terdapat hubungan positif antara kesiapan belajar dengan hasil belajar. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Putri (2011:62) bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar. Untuk memperjelas kerangka pemikiran tersebut, maka dapat dilihat dalam bentuk Gambar 1.

46 Faktor jasmani Kesehatan Cacat tubuh EQ mampu memprediksi seberapa tinggi hasil belajar yang dicapai seseorang (Goleman 2003:52) Faktor yang mempngaruhi belajar 70% Faktor internal Faktor psikologis Faktor kelelahan Intelegensi. Perhatian Minat Bakat Motif Kematangan Kesiapan. EQ Kesiapan belajar Hasil belajar Kognitif 30% Faktor eksternal Tanpa kesiapan belajar tujuan belajar tidak akan tercapai secara optimal (Slameto, 2003:114). Gambar 1 Hubungan antar Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Dari gambar diatas, kotak variabel ditebalkan menunjukkan variabel yang diteliti. C. Hipotesis Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan antara emotional quotient (EQ) dengan hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/ Terdapat hubungan antara kesiapan belajar dengan hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.

47 3. Terdapat hubungan emotional quotient (EQ) dan kesiapan belajar dengan hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.

48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Tempat Penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di SMA Negeri 7 Surakarta yang beralamat di Jl Mr. Muhammad Yamin No Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan menurut tahap-tahap sebagai berikut: a. Tahap persiapan meliputi pengajuan judul, penyusunan proposal, seminar proposal, dan perijinan penelitian yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 sampai Januari 2012 (perijinan penelitian dilampirkan pada Lampiran 7). b. Tahap penelitian meliputi semua kegiatan utama yang dilaksanakan di tempat penelitian meliputi uji coba instrumen (try out), pelaksanaan tes EQ, pengambilan data kesiapan belajar dengan teknik angket, dan pengambilan data nilai kognitif biologi siswa dengan teknik dokumentasi yang dilaksanakan bulan Januari sampai Maret c. Tahap penyelesaian meliputi analisis data dan pembahasan atas data yang No diambil berdasarkan hasil analisis yang ada dan teori-teori, yang dilaksanakan bulan April 2012 sampai Mei Tahap-tahap di atas dapat ditabulasikan dalam Gambar 2. Kegiatan 1 Tahap Persiapan - Pengajuan Judul - Penyusunan proposal - Seminar proposal - Perijinan penelitian 2 Tahap pelaksanaan - Uji coba instrumen - Tes EQ - Pengumpulan data 3 Tahap penyelesaian - Analisa data - Pembahasan Waktu Pelaksanaan Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Gambar 2 Jadwal Penelitan

49 B. Rancangan Penelitian Penelitian bersifat kuantitatif korelasional. Merupakan penelitian korelasional karena bertujuan untuk meneliti suatu hubungan antar variabel didasarkan atas koefisien korelasinya (Suwarto dan Slamet, 2007:33). Adapun bagan paradigma penelitian ini dapat disajikan dalam Gambar 3. X 1 Ŷ = a + bx 1 Ŷ = a + bx 1 + bx 2 Y X 2 Ŷ = a + bx 2 Gambar 3 Bagan Paradigma Penelitian Keterangan : X 1 : Emotional Quotient (EQ) X 2 : Kesiapan Belajar Y : Hasil belajar kognitif biologi : garis prediksi Ŷ = a + bx : persamaan regresi Merujuk Gambar 3, dapat dijelaskan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan variabel X 1 terhadap Y, X 2 terhadap Y, X 1 dan X 2 terhadap Y. Variabel X adalah variabel bebas (variabel independent) dan variabel Y adalah variabel terikat (variabel dependent). Variabel X menentukan nilai variabel Y. Dimana variabel X 1 adalah Emotional Quotient (EQ), variabel X 2 adalah kesiapan belajar, dan variabel Y adalah hasil belajar kognitif biologi. Analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda. Model analisis regresi linier yang digunakan dalam penelitian ini menurut Winarsunu (2002:191) menggunakan persamaan rumus sebagai berikut: (1) Regresi linier sederhana Ŷ = a + bx Keterangan: Ŷ = Kriterium X = Prediktor a = Intersep (konstanta regresi) b = Koefisien regresi

50 (2) Regresi linier ganda Ŷ = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 Keterangan: X 1 = Emotional Quotient (EQ) X 2 = Kesiapan Belajar Y = Hasil belajar kognitif biologi siswa a = Intersep (konstanta regresi) b = Koefisien regresi 1. Populasi Penelitian C. Populasi dan Sampel Populasi penelitian yang ditetapkan adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 sejumlah 286 siswa. Populasi penelitian mempunyai karakteristik seperti tingkat akademik yang cukup tinggi, k peminat di SMA Negeri 7 Surakarta cukup tinggi karena kualitas sekolah yang menonjol dengan kelulusan 100% setiap tahunnya. 2. Sampel Penelitian Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan berbagai pertimbangan dari peneliti yaitu keterbatasan biaya dan waktu penelitian. Jumlah total sampel yang diambil harus representatif terhadap populasi penelitian ini. Dalam penelitian ini, jumlah sampel diambil menurut Bungin (2008:105) dengan formula sebagai berikut: Dimana: n = N N (d) n = Jumlah sampel yang dicari N = Jumlah populasi d = 0,1 Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel adalah:

51 286 n = ( 286 ) (0,1) = 74,09 -> 74 siswa Hasil penghitungan dengan rumus diatas didapatkan jumlah total sampel minimum yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X sebanyak 74 siswa. Ukuran tersebut memenuhi ukuran sampel minimum dalam penelitian korelasional yang berjumlah 50 sampel (Wilson dan Morgan, 2007:48). Menurut perhitungan, sampel diambil secara acak dengan undian nomor induk siswa. Pengambilan undian akan dikembalikan untuk pengambilan sampel selanjutnya sampai didapatkan 74 sampel. D. Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Simple random sampling adalah teknik pengambilan sampel secara acak sederhana tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut (Riduwan, 2004:58). Jumlah total sampel yang diambil harus representatif terhadap populasi penelitian ini. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan undian. E. Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data yang digunakan bersifat data primer dan sekunder. Beberapa teknik pengumpulan data disajikan sebagai berikut: 1. Variabel Penelitian Pada penelitian ini terdapat dua variabel bebas (independen) dan satu variabel terikat (dependen). Variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut: a. Variabel Bebas (independen) Variabel bebas dalam penelitian adalah Emotional Quotient (EQ) dan kesiapan belajar. b. Variabel Terikat (dependen) Variabel terikat dalam penelitian adalah hasil belajar siswa ranah kognitif.

52 2. Metode Pengumpulan Data Data penelitian diambil dengan beberapa cara yaitu a. Metode Tes Metode tes dilakukan untuk mendapatkan data Emotional Quotient (EQ). Tes ini dilakukan oleh lembaga yang sudah memiliki standarisasi dalam tes Emotional Quotient (EQ) yaitu lembaga tes psikologi Jaspi. Menurut Riduwan (2004: 105) tes sebagai instrumen pengumpulan data merupakan serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Tes Emotional Quotient (EQ) merupakan tes yang digunakan untuk mengukur kecerdasan emosi seseorang. Tes Emotional Quotient (EQ) ini merupakan tes yang sudah terstandarisasi oleh lembaga tes psikologi dan sudah diujicobakan berkali-kali sehingga dijamin atau dikatakan cukup baik. b. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data sekunder berupa data capaian hasil belajar biologi ranah kognitif. Data tersebut diperoleh melalui nilai ulangan harian I dan nilai ulangan harian II pada mata pelajaran biologi kelas X semester genap siswa SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. c. Metode angket Metode angket dilakukan untuk mendapatkan data primer berupa kesiapan belajar. Angket merupakan alat pengukuran yang tepat untuk mengukur kesiapan belajar. Angket yang digunakan pada penelitian mengikuti kaidah angket menurut Likert dengan merujuk pada Riduwan (2004:86) dengan rubrik pengisian sebagai berikut: 1) Pernyataan Positif SS : jawaban sangat setuju dengan skor 5 S : jawaban setuju dengan skor 4 N : jawaban netral dengan skor 3 TS : jawaban tidak setuju dengan skor 2 STS : jawaban sangat tidak setuju dengan skor 1

53 2) Pernyataan Negatif SS : jawaban sangat setuju dengan skor 1 S : jawaban setuju dengan skor 2 N : jawaban netral dengan skor 3 TS : jawaban tidak setuju dengan skor 4 STS : jawaban sangat tidak setuju dengan skor 5 3. Teknik Penyusunan Instrumen a. EQ (Emotional Quotient) EQ (Emotional Quotient) terdiri atas 2 aspek, meliputi kecerdasan intrapersonal dan kecerdasan antarpersonal diukur dengan menggunakan alat test psikologi oleh Lembaga test psikologi yang telah terstandarisasi. Aspek dan indicator kecerdasan emosional dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut: Tabel 2 Aspek dan Indikator EQ (Emotional Quotient) Aspek Kecerdasan intrapersonal Indikator - Kemampuan untuk sadar terhadap diri sendiri - Kemampuan mengendalikan dorongan hati - Kemampuan untuk memotivasi diri sendiri - Kemampuan untuk tetap bersikap optimis Kecerdasan antarpersonal - Kemampuan berhubungan dengan orang lain - Kemampuan berempati dengan orang lain (Sumber : Lembaga Jaspi Jasa Psikologi Indonesia) b. Kesiapan belajar Kesiapan belajar meliputi kesiapan fisik, mental dan emosional, serta materiil diukur menggunakan angket dengan validitas konstruk dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut:

54 Tabel 3 Validitas Konstruk Angket Kesiapan Belajar Konstruk Dimensi Aspek Indikator Kesiapan belajar a. Jasmani Kesiapan 1) Kondisi fisik yang merupakan fisik mendukung prasyarat dalam (Surya, belajar bagi 2009:24) seseorang untuk dapat b. Rohani Mental dan 1) Kecerdasan memberikan Emosional 2) Kemandirian respons dengan Long dan 3) Kepercayaan diri cara dan kondisi Agyekum 4) Kegigihan tertentu. Kondisi (1983:78) 5) Inisiatif 6) Kreativitas tersebut meliputi 7) Kemampuan untuk kritis kondisi fisik dan mengevaluasi diri sendiri psikis (Slameto, 8) Keinginan untuk belajar 2003:113). 9) Orientasi tugas Kesiapan mencakup c. Materiil Materiil 1) Bahan yang harus kemampuan (Djamarah, dipelajari menempatkan 2002:35) 2) Catatan diri pada suatu 3) Modul keadaan 4) Media yang mendukung sebelum terjadinya aktivitas pembelajaran. Kemampuan ini mencakup kesiapan jasmani dan rohani (Aunurrahman, 2009:52). Sedangkan menurut Djamarah (2002:35) kesiapan belajar mencakup kesiapan fisik, kesiapan psikis, kesiapan materiil. Instrumen untuk mengukur kesiapan belajar dapat dilihat pada Lampiran 1.

55 c. Hasil belajar Hasil belajar dapat diperoleh dari dokumentasi yang berupa nilai ulangan harian I dan nilai ulangan harian II mata pelajaran biologi kelas X SMA Negeri 7 Surakarta semester genap tahun pelajaran 2011/2012. F. Validasi Instrumen Penelitian Instrumen diujicobakan terlebih dahulu untuk menguji validitas dan reliabilitas item pada angket. Hasil uji validitas dan reliabilitas disajikan sebagai berikut: a. Uji Validitas Item Angket Validitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan validitas item/butir. Validitas butir angket dihitung dengan menggunakan rumus koefisien Product moment dari Karl Pearson sebagai berikut: r xy n X n 2 XY X Y X n Y Y Dengan : r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y X = skor item Y = skor total n = cacah subyek Jika harga r xy < r tabel maka korelasi tidak signifikan sehingga item instrumen dikatakan tidak valid. Dan sebaliknya, jika r xy > r tabel maka item instrumen dinyatakan valid (Arikunto, 2010:75). Hasil try out untuk validitas item angket kesiapan belajar secara lengkap disajikan dalam Tabel 4 dan selengkapnya pada lampiran 2. Tabel 4 Rangkuman Uji Validitas Hasil Tes Try Out Jumlah Keputusan Uji Validitas Penilaian Butir Valid Invalid Kesiapan Belajar

56 b. Uji Reliabilitas Angket Untuk menghitung tingkat reliabilitas item angket, dalam penelitian ini digunakan rumus Alpha dari Cronbach. Formula dapat disajikan dalam Rumus sebagai berikut: r 11= Keterangan: n n Si 2 St r 11 = koefisien reliabilitas S i 2 = varians skor tiap-tiap butir soal S t 2 = varians skor total 1 = bilangan konstan Kriteria reliabilitas menurut Riduwan (2004:110) adalah sebagai berikut: Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : Sangat Tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : Tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : Cukup Tinggi Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : Rendah Antara 0,000 sampai dengan 0,199 : Sangat Rendah Hasil try out untuk reliabilitas angket kesiapan belajar secara lengkap disajikan dalam Tabel 5 dan selengkapnya pada lampiran 2. Tabel 5 Rangkuman Uji Reliabilitas Hasil Tes Try Out Jumlah Indeks Penilaian Keputusan Uji Item Reliabilitas Kesiapan Belajar 54 0, Korelasi sangat tinggi Berdasarkan pada Tabel 6 diatas hasil koefisien reliabilitas kesiapan belajar mempunyai korelasi yang sangat tinggi, sehingga angket tersebut dapat digunakan untuk penelitian. G. Analisis Data 1. Uji Prasyarat Analisis Regresi Uji prasyarat yang digunakan untuk analisis regresi yaitu uji normalitas, uji linearitas, uji homoskedastisitas, dan uji multikolinearitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal. Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan linear di antara variabel bebas

57 (X) dan variabel terikat (Y). Uji homoskedastisitas digunakan untuk menguji varian setiap nilai variabel Y sama atau hampir sama untuk setiap nilai variable X atau dengan kata lain bahwa varian kesalahan pada semua nilai X adalah konstan. a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal. Sebelum data dianalisis lebih lanjut maka data harus berasal dari populasi yang berdistribusi normal, untuk itu dilakukan uji normalitas dengan metode Liliefors (Budiyono, 2009:170) sebagai berikut: z i = statistik uji untuk metode ini adalah L = Maks F(z i ) - S(z i ) Dengan F(z i ) = P(Z z i ); Z ~ N(0,1); S(z i ) = proporsi cacah Z z i terhadap seluruh z i Sebagai daerah kritis untuk uji ini adalah: DK = {L L > L a;n } dengan n adalah ukuran sampel. Untuk beberapa α dan n, nilai L a;n dapat dilihat pada lampiran 4. Uji kenormalan dapat dilakukan secara computerized dengan bantuan program SPSS 17 dengan melihat nilai p (signifikansi) pada uji Liliefors apabila nilai p > 0,05 maka data terdistribusi normal dan apabila p < 0,05 maka data tidak terdistribusi normal. b. Uji Linearitas dan Keberartian Regresi Uji linearitas regresi antara variabel X dan Y menggunakan rumus linearitas dari Sudjana (2002:332) sebagai berikut:

58 1) Uji Linearitas Regresi Keterangan: F = Harga bilangan F untuk uji liniearitas regresi S 2 TC = Varians tuna cocok = Varians galat S 2 G Kriteria uji F hitung < F tabel maka linearitas diterima. 2) Uji Keberartian Regresi Keterangan: F reg = Harga bilangan F untuk regresi S 2 reg = Rerata kuadrat garis regresi = Rerata kuadrat garis residu S 2 res Kriteria uji F hitung > F tabel maka regresi tersebut berarti. Uji linearitas dapat diketahui dengan test of linearity yaitu dengan uji Anova (F test). Bila diperoleh nilai p > 0,05 pada Deviation from Linearity, maka model berbentuk linier. c. Uji Homoskedastisitas Asumsi homoskedastisitas dapat diketahui dengan melihat plot diagram pencar residual pada scatterplot yang menunjukkan selisih antara nilai Y prediksi dengan Y penelitian. Pada plot residual dilihat tebarannya. Bila titik tebaran tidak mempunyai pola tertentu dan menyebar merata di sekitar garis titik nol residual, maka varian homogeny pada setiap nilai X, sehingga asumsi homoskedastisitas terpenuhi. Tetapi jika tebaran membentuk pola tertentu seperti kelompok di bawah atau di atas garis titik nol maka asumsi homoskedastisitas tidak terpenuhi (Wijaya, 2009:124). d. Uji Multikolinearitas Persyaratan ketiga adalah antara masing-masing variabel bebas harus saling independent (bebas). Pada penelitian ini, antara EQ harus saling bebas dengan

59 Kesiapan belajar. Uji independensi variabel bebas antara EQ (X 1 ) dan Kesiapan belajar (X 2 ) menggunakan korelasi product moment dari Arikunto (2002:243) sebagai berikut: Keterangan: = Koefisien korelasi antara variabel X 1 dan X 2 X 1 = jumlah skor variabel X 1 X 2 = jumlah skor variabel X 2 X 1 X 2 = jumlah skor variabel X 1 dan X 2 Harga r hitung kemudian dikonsultasikan pada harga r product moment taraf signifikansi 5%. Jika r x1x2 < r kritik maka antara variabel bebas saling independen. Nilai Y (variabel dependen) secara statistik pada tiap individu tidak tergantung antara satu dengan yang lain. Untuk mengetahui asumsi independensi dilakukan uji Multikolinieritas. Nilai VIF masing-masing variabel bebas < 10 menunjukkan antara variabel bebas saling independen (tidak terjadi multikolinieritas). 2. Uji Hipotesis Penelitian dilakukan untuk menguji tiga hipotesis yaitu hipotes pertama dan kedua mempunyai cara yang sama yaitu dengan regresi linier sederhana, sedangkan hipotesis ketiga dengan cara sendiri yaitu dengan regresi linier ganda. Untuk hipotesis kerja yang diajukan, maka perlu dilakukan uji korelasi regresi linier dengan hipotesis sebagai berikut: Hipotesis Pertama 1) H 0 : Tidak terdapat hubungan antara Emotional Quotient (EQ) terhadap hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. H a : Terdapat hubungan antara Emotional Quotient (EQ) terhadap hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.

60 Hipotesis Kedua 2) H 0 : Tidak terdapat hubungan antara kesiapan belajar terhadap hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. H a : Terdapat hubungan antara kesiapan belajar terhadap hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi regresi linier dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Hipotesis Pertama 1) Mencari persamaan regresi linier sederhana antara variabel X 1 dengan Y dengan persamaan regresi dari Sudjana (2002:315) sebagai berikut: Ŷ = a 1 + b 1 X 1 Dimana: 2) Pengujian keberartian regresi linier sederhana antara variabel X 1 dengan Y menggunakan rumus dari Sudjana (2002:332) sebagai berikut: Keterangan: F : harga bilangan F untuk Keberartian regresi : varians regresi : varians residu Kriteria uji F hitung > F tabel (α = 0.05), maka garis regresi linier berarti. 3) Penentuan koefisien korelasi dalam regresi antara kriterium Y dengan prediktor X 1 dengan rumus dari Sudjana (2002:369) sebagai berikut:

61 Keterangan: r xy = koefisien korelasi antara prediktor dengan kriterium X = jumlah skor prediktor Y = jumlah skor kriterium N = jumlah subjek 4) Menguji keberartian koefisien korelasi, dengan menggunakan rumus student dari Sudjana (2002:380) sebagai berikut: Keterangan: t = standar uji statistik untuk keberartian koefisien korelasi r = koefisien korelasi antara prediktor dengan kriterium n = jumlah subjek Kriteria uji: jika t hitung > t tabel (α = 0.05), maka terdapat korelasi yang berarti antara X 1 dengan Y. b. Hipotesis Kedua 1) Mencari persamaan regresi linier sederhana antara variabel X 2 dengan Y dengan persamaan regresi dari Sudjana (2002:315) sebagai berikut: Ŷ = a 2 + b 2 X 2 Dimana: 2) Pengujian keberartian regresi linier sederhana antara variabel X 2 dengan Y menggunakan rumus dari Sudjana (2002:332) sebagai berikut: Keterangan: F : harga bilangan F untuk Keberartian regresi : varians regresi : varians residu Kriteria uji F hitung > F tabel (α = 0.05), maka commit garis to user regresi linier berarti.

62 3) Penentuan koefisien korelasi dalam regresi antara kriterium Y dengan prediktor X 2 dengan rumus dari Sudjana (2002:369) sebagai berikut: Keterangan: r xy = koefisien korelasi antara prediktor dengan kriterium X = jumlah skor prediktor Y = jumlah skor kriterium N = jumlah subjek 4) Menguji keberartian koefisien korelasi, dengan menggunakan rumus student dari Sudjana (2002:380) sebagai berikut: Keterangan: t = standar uji statistik untuk keberartian koefisien korelasi r = koefisien korelasi antara prediktor dengan kriterium n = jumlah subjek Kriteria uji: jika t hitung > t tabel (α = 0.05), maka terdapat korelasi yang berarti antara X 2 dengan Y. c. Hipotesis Ketiga 1) Mencari persamaan regresi linier ganda antara variabel X 1, X 2 dengan Y dengan persamaan regresi dari Sudjana (2002:387) sebagai berikut: Ŷ = b 0 + b 1 X 1 + b 2 X 2 2) Pengujian keberartian regresi linier ganda menggunakan rumus dari Sudjana (2002:355) sebagai berikut: Keterangan: F = Harga bilangan F untuk garis regresi = Jumlah kuadrat regresi = Jumlah kuadrat sisa k = Cacah variabel sampel n = Cacah sampel Kriteria uji, jika F hitung > F tabel (α = 0.05) commit, maka to garis user regresi berarti.

63 3) Penentuan koefisien korelasi dalam regresi ganda antara kriterium Y dengan prediktor X 1, X 2 menggunakan rumus dari Hadi (2001:33) sebagai berikut: Keterangan: Ry = Koefisien Korelasi = Jumlah kuadrat kriterium Y 4) Uji keberartian koefisien korelasi ganda, dengan menggunakan rumus dari Sudjana (2002:385), sebagai berikut: Keterangan: F = Standar uji statistik Koefisien determinasi ganda n = Ukuran sampel k = Banyaknya peubah bebas Kriteria uji, jika F hitung > F tabel (α = 0.05), maka terdapat korelasi yang berarti antara X 1 dan X 2 terhadap Y. Untuk menguji hipotesis dengan analisis regresi linier ganda (multiple linear regression) dapat dilakukan secara computerized dengan menggunakan program SPSS 17. Kemudian menentukan persamaan regresi ganda dan koefisien korelasinya (r Y(1,2) ). Untuk mengetahui apakah harga r Y(1,2) signifikan atau tidak, maka harus dilakukan analisis regresi sehingga ditemukan harga F. Jika harga F < 0,05 maka harga r Y(1,2) signifikan. 3. Uji Lanjut a. Sumbangan Relatif (SR%) Penghitungan sumbangan relatif (SR%) digunakan rumus dari Hadi (2001:41) sebagai berikut:

64 SR% total = SR%X 1 + SR%X 2 b. Sumbangan Efektif (SE%) Sumbangan efektif adalah sumbangan prediktor yang dihitung dari keseluruhan efektivitas regresi. Untuk menghitung sumbangan efektif (SE%) dengan rumus Hadi (2001:41) sebagai berikut: SE%X 1 = SR%X 1 x R 2 SE%X 2 = SR%X 2 x R 2 SE% total = SE%X 1 + SE%X 2 Keterangan: SR% = Sumbangan Relatif SE% = Sumbangan Efektif R 2 = Koefisien determinan a i = Koefisien garis regresi JK(reg) = Jumlah kuadrat regresi Setelah memperoleh persaman regresi dan koefisien regresi dinyatakan signifikan, kemudian peneliti menentukan besarnya sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari emotional quotient (EQ) dan kesiapan belajar terhadap hasil belajar kognitif biologi secara computerized dengan menggunakan rumus menurut Hadi (2001:41) dengan bantuan program SPSS 17.

65 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Sebelum dilakukan analisis data maka data yang terkumpul perlu dideskripsikan terlebih dahulu. Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk deskripsi data dari semua variabel, meliputi (1) Variabel Emotional Quotient (X 1 ), (2) Variabel kesiapan belajar (X 2 ), dan (3) Variabel hasil belajar kognitif biologi (Y). Deskripsi data sampel dari ketiga variabel pada penelitian dilakukan dengan menggunakan program computer Statistical Package for Social Science (SPSS) 17 dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Deskripsi Data N Minimum Maximum Mean Std. Deviation EMOTIONAL KESIAPAN KOGNITIF Valid N (listwise) 74 Tabel 6 diatas menyajikan deskripsi data sampel keseluruhan secara statistik. Sampel pada penelitian sejumlah 74 siswa ditunjukkan dengan simbol N, angka minimum menunjukkan nilai terendah setiap variabel, dan angka maksimum menunjukkan nilai tertinggi setiap variabel. Nilai rata-rata (mean) diperoleh dari penjumlahan seluruh nilai data dan membaginya dengan jumlah data. Nilai dispersi dapat dilihat dari deviasi standar. Jika nilai deviasi standar kecil hal ini berarti nilai-nilai data berkisar mendekati rata-rata, semakin besar nilai standar deviasi maka nilai data tersebar semakin jauh dari nilai rata-ratanya sehingga dapat dikatakan populasi mendekati kebenaran. 1. EQ (Emotional Quotient) Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh data skor EQ sebagai berikut: (1) skor tertinggi 165; (2) skor terendah 102; (3) rerata sebesar ; (4) standar commit deviasi to ; user (5) panjang kelas interval 8.

66 Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada lampiran 3. Data merupakan data interval maka dibuat distribusi frekuensi dan histogram. Selanjutnya distribusi frekuensi dari data tersebut dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Distribusi Frekuensi Data Skor EQ Interval Batas Nyata Kelas Interval F o F kum SKOR EQ Gambar 4 Histogram Distribusi Frekuensi Skor EQ

67 2. Kesiapan Belajar Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh data skor kesiapan belajar sebagai berikut: (1) skor tertinggi 246; (2) skor terendah 161; (3) rerata sebesar ; (4) standar deviasi ; (5) panjang kelas interval 11. Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada lampiran 3. Data merupakan data interval maka dibuat distribusi frekuensi dan histogram. Selanjutnya distribusi frekuensi dari data tersebut dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Kesiapan Belajar Interval Batas Nyata Kelas Interval Fo Fkum SKOR KESIAPAN BELAJAR Gambar 5 Histogram Distribusi Frekuensi Skor Kesiapan Belajar

68 3. Hasil Belajar Kognitif Biologi Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh data nilai hasil belajar kognitif biologi sebagai berikut: (1) skor tertinggi 88.5; (2) skor terendah 66; (3) rerata sebesar 78.67; (4) standar deviasi 5.424; (5) panjang kelas interval 3. Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada lampiran 3. Data merupakan data interval maka dibuat distribusi frekuensi dan histogram. Selanjutnya distribusi frekuensi dari data tersebut dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Kognitif Interval Batas Nyata Kelas Interval Fo Fkum SKOR HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI Gambar 6 Histogram Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Kognitif Biologi

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DAN KESIAPAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : RESTY HERMITA NIM K4308111 FAKULTAS

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : SITI FATIMAH NIM K

SKRIPSI. Oleh : SITI FATIMAH NIM K KONTRIBUSI IQ (INTELLIGENCE QUOTIENT) DAN EQ (EMOTIONAL QUOTIENT) TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : SITI FATIMAH NIM

Lebih terperinci

RATIH DEWI PUSPITASARI K

RATIH DEWI PUSPITASARI K HUBUNGAN ANTARA IQ, MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN DENGAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: RATIH DEWI PUSPITASARI K4308021

Lebih terperinci

Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 2 Mei 2012 Halaman 90-97

Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 2 Mei 2012 Halaman 90-97 Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 2 Mei 2012 Halaman 90-97 HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DAN KESIAPAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

: NOVITA TYAS SUVIANA NIM K

: NOVITA TYAS SUVIANA NIM K HUBUNGAN KAUSAL ANTARA MOTIVASI INTERNAL DAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 1 CAWAS TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : NOVITA TYAS SUVIANA

Lebih terperinci

: FETI UTAMININGSIH NIMK

: FETI UTAMININGSIH NIMK HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI KEMAMPUAN METAKOGNISI, KESIAPAN BELAJAR, DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 3 SUKOHARJO SKRIPSI Oleh : FETI UTAMININGSIH NIMK4308038 FAKULTAS

Lebih terperinci

: ISNAINI MARATUS SHOLIHAH NIM K

: ISNAINI MARATUS SHOLIHAH NIM K KEKUATAN DAN ARAH KEMAMPUAN METAKOGNISI, KECERDASAN VERBAL, DAN KECERDASAN INTERPERSONAL HUBUNGANNYA DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 3 SUKOHARJO SKRIPSI Oleh : ISNAINI MARATUS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MEMORI DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI RANAH KOGNITIF SISWA SMA NEGERI 2 MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MEMORI DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI RANAH KOGNITIF SISWA SMA NEGERI 2 MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MEMORI DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI RANAH KOGNITIF SISWA SMA NEGERI 2 MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : AFRISA MUSTIKA HABSARI NIM K4307002

Lebih terperinci

: CANDRA WRI WANDANA K

: CANDRA WRI WANDANA K HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN KONSEP DIRI SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR KIMIA PADA POKOK BAHASAN ASAM BASA DAN GARAM KELAS VII SEMESTER GASAL SMP NEGERI 1 TASIKMADU TAHUN AJARAN 2009/2010 Skripsi

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETRAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETRAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETRAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SKRIPSI Oleh: SRI MEKARWATI K2309074 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG IDENTITAS NASIONAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG IDENTITAS NASIONAL SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG IDENTITAS NASIONAL DENGAN SIKAP PATRIOTIK SISWA (Studi Korelasi Pada Siswa SMA Al Islam I dan III Surakarta Tahun Ajaran 2013/ 2014) APRI ARI MARTOPO K6409007 FAKULTAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN SARANA

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN SARANA HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN SARANA PENDIDIKAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: Muhammad Fauzan K8412052 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KEMAMPUAN MEMORI DAN KEMAMPUAN ANALISIS

KONTRIBUSI KEMAMPUAN MEMORI DAN KEMAMPUAN ANALISIS KONTRIBUSI KEMAMPUAN MEMORI DAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATERI KOLOID DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: AZWAR ANNAS K3309021 FAKULTAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARAKREATIVITAS SISWA DAN KEMAMPUAN NUMERIKDENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA SISWA SMPKELAS VIII

HUBUNGAN ANTARAKREATIVITAS SISWA DAN KEMAMPUAN NUMERIKDENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA SISWA SMPKELAS VIII HUBUNGAN ANTARAKREATIVITAS SISWA DAN KEMAMPUAN NUMERIKDENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA SISWA SMPKELAS VIII Skripsi Oleh: Dwi Isworo K 2308082 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Lebih terperinci

SKRIPSI Oleh : K

SKRIPSI Oleh : K digilib.uns.ac.id KETERKAITAN EQ ( Emotional Quotient ), POLA BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KIMIA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh : CYNTHIA DEWI SUDARNO

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DAN

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DAN digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DAN PERSEPSI PENGGUNAAN METODE DISKUSI DENGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FKIP UNS TAHUN 2013 SKRIPSI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ASPEK-ASPEK DALAM MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

HUBUNGAN ANTARA ASPEK-ASPEK DALAM MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012 HUBUNGAN ANTARA ASPEK-ASPEK DALAM MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ESTI RAHAYU NIM K4308004 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN MEDIA VIDEO DAN MOTIVASI

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN MEDIA VIDEO DAN MOTIVASI HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN MEDIA VIDEO DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SMA NEGERI 6 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: LIA MAWARNI K8412040 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 1 Januari 2012 Halaman 23-30

Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 1 Januari 2012 Halaman 23-30 Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 1 Januari 2012 Halaman 23-30 KONTRIBUSI IQ (INTELLIGENCE QUOTIENT) DAN EQ (EMOTIONAL QUOTIENT) TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATA PLAJARAN FISIKA KELAS X SMA NEGERI KEBAKKRAMAT

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATA PLAJARAN FISIKA KELAS X SMA NEGERI KEBAKKRAMAT HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATA PLAJARAN FISIKA KELAS X SMA NEGERI KEBAKKRAMAT Skripsi Oleh : May Shofiana Amalia K2308101 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: YUNITA BUDI ASTUTI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung secara aktif dan integratif untuk mencapai suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung secara aktif dan integratif untuk mencapai suatu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung secara aktif dan integratif untuk mencapai suatu tujuan. Salah satu tujuannya adalah pencapaian hasil belajar

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERHATIAN ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 MAGELANG

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERHATIAN ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 MAGELANG HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERHATIAN ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 MAGELANG TAHUN PELAJARAN2014/2015 SKRIPSI Oleh : RENNISA ANGGRAENI K8411061

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN SEJARAH DAN PERSEPSI TENTANG PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN KESADARAN SEJARAH SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN

HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN SEJARAH DAN PERSEPSI TENTANG PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN KESADARAN SEJARAH SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN SEJARAH DAN PERSEPSI TENTANG PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN KESADARAN SEJARAH SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: HANESWARY RETNO SETYOWATI

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN OLEH GURU DAN MINAT BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN OLEH GURU DAN MINAT BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN OLEH GURU DAN MINAT BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh : WIWIT MAHARESTI K 8409070 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SKRIPSI Oleh: VALENT SARI DANISA K4308123 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KECERDASAN EMOSIONAL DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA SISWA KELAS X SMA

KONTRIBUSI KECERDASAN EMOSIONAL DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA SISWA KELAS X SMA KONTRIBUSI KECERDASAN EMOSIONAL DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA SISWA KELAS X SMA SKRIPSI Oleh: Dwi Yuliani K2309017 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN PERSEPSI CARA MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL KOGNITIF BELAJAR FISIKA SISWA SMA

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN PERSEPSI CARA MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL KOGNITIF BELAJAR FISIKA SISWA SMA HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN PERSEPSI CARA MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL KOGNITIF BELAJAR FISIKA SISWA SMA Skripsi Oleh : Muhammad Irfan Jaya K 2308103 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN FISHBOWL

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN FISHBOWL PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN FISHBOWL DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI RANAH KOGNITIF KELAS X SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : WAHYU

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP KETUNTASAN BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VIII SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : DYAH KUSUMA

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DI SMK WIKARYA KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DI SMK WIKARYA KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 i HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DI SMK WIKARYA KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Skripsi Oleh: MANGESTI ZAKI SOPHEIA PHILEIN NIM K8405023 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: TIA AVIANI TIRTANA A

Diajukan Oleh: TIA AVIANI TIRTANA A KONTRIBUSI KEMANDIRIAN BELAJAR, DISIPLIN SEKOLAH, DAN IKLIM KELAS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS X DI SMA BHINNEKA KARYA 2 BOYOLALI Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL

PENGARUH PERSEPSI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL PENGARUH PERSEPSI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL DAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI GONDANGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI OLEH : AMY TRISNA RAHMAWATI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: AJENG FIKA FATMA CANDRA WATI K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Oktober2013

SKRIPSI. Oleh: AJENG FIKA FATMA CANDRA WATI K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Oktober2013 HUBUNGAN PEMANFAATAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJARDENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWAKELAS XI SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: AJENG FIKA FATMA

Lebih terperinci

: ANGELA LILIA KEZIANA K

: ANGELA LILIA KEZIANA K HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA MENGENAI FASILITAS SEKOLAH DAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : ANGELA

Lebih terperinci

PUTRI LESTARI K

PUTRI LESTARI K HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG SITUS KESEJARAHAN DAN PENGETAHUAN SEJARAH LOKAL DENGAN SIKAP CINTA TANAH AIR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEPUASAN SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Siswa Kelas XII Jurusan IPS SMA N 1 Ngemplak Tahun Ajaran 2011/2012) SKRIPSI Oleh : Puji Wahono K7408252 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PEMANFAATAN

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PEMANFAATAN PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS DI SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh : MARINA TRI HANDHANI K8409036

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN TINGKAT KEHADIRAN

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN TINGKAT KEHADIRAN HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN TINGKAT KEHADIRAN SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENJASORKES PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: M. YUSUF ARBIANSYAH K5612057 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH KETERSEDIAAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN TERHADAP MINAT BACA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 MAGELANG TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGARUH KETERSEDIAAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN TERHADAP MINAT BACA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 MAGELANG TAHUN AJARAN 2014/2015 PENGARUH KETERSEDIAAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN TERHADAP MINAT BACA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 MAGELANG TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh: TYAS SETIANI K7407149 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Ekonomi. Oleh ANDI HAKIM S

TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Ekonomi. Oleh ANDI HAKIM S PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI DI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013 TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: TITIK RAHAYU K 8408101 FAKULTAS

Lebih terperinci

AHMAD MUJAHID K

AHMAD MUJAHID K HUBUNGAN RASA PERCAYA DIRI SISWA DAN PERSEPSI CARA MENGAJAR GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IX SMP NEGERI 24 SURAKARTA SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh:

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH MODEL JIGSAW

PERBEDAAN PENGARUH MODEL JIGSAW PERBEDAAN PENGARUH MODEL JIGSAW DAN PROBLEM-BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X SMA DI PURWODADI GROBOGAN Tesis Untuk

Lebih terperinci

PERBEDAAN KESADARAN MULTIKULTURAL ANTARA SISWA

PERBEDAAN KESADARAN MULTIKULTURAL ANTARA SISWA PERBEDAAN KESADARAN MULTIKULTURAL ANTARA SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 SUKOHARJO DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS ASSALAAM SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: HESTI OKTAVIA NIM. K6410031

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP TINGKAT PENCAPAIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN 2011/2012

KONTRIBUSI PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP TINGKAT PENCAPAIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN 2011/2012 KONTRIBUSI PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP TINGKAT PENCAPAIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : UMI NUGRAHENI MURDININGRUM NIM K3108056 FAKULTAS

Lebih terperinci

: MARINDA MEGA NURFITRIANI K

: MARINDA MEGA NURFITRIANI K KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014 DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY DISERTAI MIND MAP SKRIPSI Oleh : MARINDA MEGA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIK

BAB II LANDASAN TEORITIK BAB II LANDASAN TEORITIK 2.1. Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan gabungan dari prestasi belajar dan pengetahuan teknologi informasi dan komunikasi. Prestasi dalam buku Kamus Besar Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

DINA ARIA MULYANTI K

DINA ARIA MULYANTI K SKRIPSI STUDI KORELASI TENTANG PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR SEJARAH DENGAN PEMAHAMAN SEJARAH DALAM MATA PELAJARAN IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TOROH KABUPATEN GROBOGAN TAHUN

Lebih terperinci

Skripsi. Oleh: Gilang Ramadhan K

Skripsi. Oleh: Gilang Ramadhan K PEMBELAJARAN FISIKA GASING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DAN DISKUSI PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA KELAS X MATERI GERAK LURUS DITINJAU DARI MINAT SISWA Skripsi Oleh: Gilang Ramadhan K 2310046 FAKULTAS

Lebih terperinci

Oleh : TUNING WIJAYANTI K

Oleh : TUNING WIJAYANTI K PENGARUH PENGGUNAAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH DAN CARA BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PERALATAN KANTOR PADA SISWA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE

PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DILENGKAPI MEDIA ANIMASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Eksperimen mengandung makna belajar untuk berbuat, karena itu dapat dimasukkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Eksperimen mengandung makna belajar untuk berbuat, karena itu dapat dimasukkan II. TINJAUAN PUSTAKA 1. Metode Eksperimen Eksperimen mengandung makna belajar untuk berbuat, karena itu dapat dimasukkan ke dalam metode pembelajaran. Menurut Djamarah dan Zain (2006: 136) metode eksperimen

Lebih terperinci

THORIQ DWI CAHYONO NIM. K

THORIQ DWI CAHYONO NIM. K KONTRIBUSI KEMAMPUAN NUMERIK DAN KREATIVITAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK HIDROLISIS KELAS XI MIA 1 DAN XI MIA 5 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: THORIQ

Lebih terperinci

KONTRIBUSI MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA KELAS VII SMP

KONTRIBUSI MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA KELAS VII SMP KONTRIBUSI MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA KELAS VII SMP Skripsi Oleh: Ros Hana Elok Prastiwi K2310085 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH : INTANI NUR AGUSTINA K

SKRIPSI OLEH : INTANI NUR AGUSTINA K PENGARUH PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS X SMK BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI OLEH : INTANI NUR AGUSTINA

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS X SMA NEGERI I GODEAN, SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 TESIS Oleh : SULASTRI NPM. 122551400032

Lebih terperinci

(Pembelajaran Biologi Materi Sistem Pernapasan Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tawangsari Tahun Pelajaran 2012/2013) TESIS

(Pembelajaran Biologi Materi Sistem Pernapasan Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tawangsari Tahun Pelajaran 2012/2013) TESIS PEMBELAJARAN BIOLOGI MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DISERTAI TEKNIK FISHBONE DIAGRAM DAN CONCEPT MAPPING DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN GAYA BELAJAR SISWA (Pembelajaran Biologi Materi Sistem Pernapasan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: DIANA FATIHATUL ULUMI K4310020 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SURAKARTA

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SURAKARTA PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh HANY SEPTIANA. W NIM K7408218 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

: ANIS TRIANINGSIH K

: ANIS TRIANINGSIH K PENGARUH PRAKTIK KERJA INDUSTRI DAN PRESTASI BELAJAR TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : ANIS TRIANINGSIH K7412023

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : FAISAL IMAM PRASETYO K4308035 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA SKRIPSI Oleh : VERA IRAWAN WINDIATMOJO NIM K4308058

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN STAD TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN STAD TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN STAD TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK (Studi Quasi Eksperimen KD Sebaran Flora Dan Fauna Kelas XI IPS SMA N 1 Karanganyar Tahun Ajaran

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REFLEKTIF PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REFLEKTIF PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REFLEKTIF PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : ABDI PRASETYO K4309001 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKADEMIK (SIAKAD ONLINE) DI FKIP UNS DAN PENGARUHNYA TERHADAP MANFAAT PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKADEMIK (SIAKAD ONLINE) DI FKIP UNS DAN PENGARUHNYA TERHADAP MANFAAT PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKADEMIK (SIAKAD ONLINE) DI FKIP UNS DAN PENGARUHNYA TERHADAP MANFAAT PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN SKRIPSI Disusun oleh : DONA KRISTIAWAN K7408205 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, KEAKTIFAN, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

Lebih terperinci

PENGARUH KEAKTIFAN BERORGANISASI TERHADAP KOMPETENSI INTERPERSONAL MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI FKIP UNS TAHUN 2016

PENGARUH KEAKTIFAN BERORGANISASI TERHADAP KOMPETENSI INTERPERSONAL MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI FKIP UNS TAHUN 2016 PENGARUH KEAKTIFAN BERORGANISASI TERHADAP KOMPETENSI INTERPERSONAL MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI FKIP UNS TAHUN 2016 SKRIPSI ISA ULINUHA AINUL YAQIN K7412098 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: July Trianita Widya Rahayu K

SKRIPSI. Oleh: July Trianita Widya Rahayu K EKSPERIMEN BLENDED LEARNING TIPE KELAS MURNI DAN APLIKASI PRAKTIS SUB TEMA BIOMASSA ENERGI TERBARUKAN DITINJAU DARI MINAT SISWA KELAS VIII SMP N 7 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: July Trianita Widya Rahayu K2311039

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: NURYANTI K

SKRIPSI. Oleh: NURYANTI K HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI (SELF ESTEEM) DAN PERGAULAN TEMAN SEBAYA DENGAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Oleh: NURYANTI K8413057

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN HUBUNGAN SOSIAL SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK 1 PUNDONG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN HUBUNGAN SOSIAL SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK 1 PUNDONG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN HUBUNGAN SOSIAL SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK 1 PUNDONG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : DARMANTO NPM : 12144200124 PROGRAM STUDI BIMBINGAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (5E) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS BIOLOGI SISWA KELAS X SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (5E) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS BIOLOGI SISWA KELAS X SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (5E) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS BIOLOGI SISWA KELAS X SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA SKRIPSI Oleh : LATIF SOFIANA NUGRAHENI K4308096 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

KOMPARASI METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)

KOMPARASI METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) KOMPARASI METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN METODE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) SERTA PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA TUNARUNGU SMPLB-B KELAS VII DI SURAKARTA TAHUN 2014 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA TUNARUNGU SMPLB-B KELAS VII DI SURAKARTA TAHUN 2014 SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA TUNARUNGU SMPLB-B KELAS VII DI SURAKARTA TAHUN 2014 SKRIPSI Oleh: AWIK RETYAKA AFUDANIATI K5110007 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PENERIMAAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PENGUNGKAPAN DIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MASARAN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KONTRIBUSI PENERIMAAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PENGUNGKAPAN DIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MASARAN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 KONTRIBUSI PENERIMAAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PENGUNGKAPAN DIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MASARAN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI OLEH: UMMI MAFTUKAH RAHMAWATI NIM. K 3109078 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN GURU MENGELOLA KELAS DAN KREATIVITAS SISWA DENGAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS XI IIS SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

Lebih terperinci

: RISMAYA WINIASIH K

: RISMAYA WINIASIH K KONTRIBUSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEMAMPUAN MEMORI TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MATERI IKATAN KIMIA KELAS X IPA SEMESTER 1 SMAN 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2016/2017 SKRIPSI Oleh : RISMAYA WINIASIH

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM DISERTAI TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI BAHASA PENGANTAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA KELAS X IMERSI SMA NEGERI 4 SURAKARTA

HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI BAHASA PENGANTAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA KELAS X IMERSI SMA NEGERI 4 SURAKARTA HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI BAHASA PENGANTAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA KELAS X IMERSI SMA NEGERI 4 SURAKARTA Skripsi Oleh: Triliana Nurprikawati K4306012 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

UPAYA PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UPAYA PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) BERBANTUAN MODUL PADA MATERI STOIKIOMETRI SISWA KELAS X-2 SMA ISLAM AHMAD YANI BATANG

Lebih terperinci

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Safitri

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MENGGUNAKAN METODE PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 03 BULU SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: PRIHATIN NURUL ASLAMIN K7109152 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini Indonesia sebagai salah satu negara berkembang telah didera oleh berbagai keterpurukan, yang diantara penyebab keterpurukan tersebut terjadi karena

Lebih terperinci

: KASIH ERLIANA K

: KASIH ERLIANA K HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Skripsi Oleh : KASIH ERLIANA

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh YULIANITA DIAH

Lebih terperinci

BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SAMBI KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI

BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SAMBI KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI PENGARUH POSITIVE REINFORCEMENT TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SAMBI KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 1 Januari 2012 Halaman 89-96

Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 1 Januari 2012 Halaman 89-96 Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 1 Januari 2012 Halaman 89-96 HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MEMORI DAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI DENGAN HASIL BELAJARBIOLOGI RANAH KOGNITIF SISWA SMA NEGERI 2 MADIUN TAHUN

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PREZI TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 1 SUKOHARJO

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PREZI TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 1 SUKOHARJO PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PREZI TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 1 SUKOHARJO SKRIPSI Oleh : DEWI KUSUMA WATI K7412050 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUASAAN MATA PELAJARAN PRODUKTIF

PENGARUH PENGUASAAN MATA PELAJARAN PRODUKTIF PENGARUH PENGUASAAN MATA PELAJARAN PRODUKTIF DAN INFORMASI KERJA TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK N 1 WONOGIRI TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: RIZKY SHINTIA W K7412153

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY

PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY DENGAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI-IIS 6 SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

WHELLY YULIANA K

WHELLY YULIANA K PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD DISERTAI MEDIA KOTAK DAN KARTU MISTERIUS (KOKAMI) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA SKRIPSI Oleh: WHELLY YULIANA K4308125

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN INTERNET DAN KEAKTIFAN

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN INTERNET DAN KEAKTIFAN HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN INTERNET DAN KEAKTIFAN BELAJAR DALAM PEER GROUP DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2012-2013 SKRIPSI Oleh WAHYU TIKA PURNAMASARI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi PERSEPSI SISWA TENTANG PELAJARAN AKUNTANSI DAN RASA PERCAYA DIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PERSEPSI VARIASI MENGAJAR GURU DAN PEMANFAATAN MUSEUM TRINIL TERHADAP MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KEDUNGGALAR NGAWI TAHUN AJARAN

PERSEPSI VARIASI MENGAJAR GURU DAN PEMANFAATAN MUSEUM TRINIL TERHADAP MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KEDUNGGALAR NGAWI TAHUN AJARAN PERSEPSI VARIASI MENGAJAR GURU DAN PEMANFAATAN MUSEUM TRINIL TERHADAP MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KEDUNGGALAR NGAWI TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : ERVINA NURHIDAYATI K4409021

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SIKAP TANGGUNG JAWAB ANGGOTA

HUBUNGAN ANTARA SIKAP TANGGUNG JAWAB ANGGOTA HUBUNGAN ANTARA SIKAP TANGGUNG JAWAB ANGGOTA KOPERASI DALAM PENGEMBANGAN KOPERASI RUKUN TETANGGA (RT) DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DESA SANGGRAHAN KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI Skripsi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: NURYATI A

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: NURYATI A PENGARUH KOMUNIKASI SEKOLAH DENGAN ORANG TUA DAN PERAN ORANG TUA SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MUATAN MATEMATIKA SEMESTER GASAL PADA KELAS RENDAH DI SD NEGERI 1 JAGOAN TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI

Lebih terperinci

PERBEDAAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP PEMILIHAN SEKOLAH LANJUTAN ATAS DI SMP NEGERI 1 SAMBIREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PERBEDAAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP PEMILIHAN SEKOLAH LANJUTAN ATAS DI SMP NEGERI 1 SAMBIREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PERBEDAAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP PEMILIHAN SEKOLAH LANJUTAN ATAS DI SMP NEGERI 1 SAMBIREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: RINI MUKTI HADIATI NIM K8409055 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN E-LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

EVALUASI PENGGUNAAN E-LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SEBELAS MARET EVALUASI PENGGUNAAN E-LEARNING PADA PROSES PEMBELAJARAN DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SKRIPSI Oleh: RIASTY PURWANDARI K2512059 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci