FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF SISWA DI KELAS IV SDN 13 BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO
|
|
- Deddy Budiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 FAK 0
2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF SISWA DI KELAS IV SDN 13 BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO Fitrianti Hasan, Evi Hasim, Wiwy T. Pulukadang 1 Abstrak Fitrianti Hasan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Siswa Di Kelas IV SDN 13 Bongomeme Kabupaten Gorontalo. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo Pembimbing I Dra. Hj. Evi Hasim, M.Pd., dan pembimbing II Wiwy T. Pulukadang, S.Pd., M.Pd. Rumusan penelitian ini adalah faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi kemampuan membaca intensif siswa di kelas IV SDN 13 Bongomeme kabupaten Gorontalo? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca intensif siswa di kelas IV SDN 13 Bongomeme. Dari hasil penelitian terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca intensif siswa. Untuk faktor internal dapat dilihat dari kurangnya motivasi siswa untuk memberikan pertanyaan kepada guru saat guru sedang menjelaskan materi pembelajaran. Dan dari faktor eksternal dapat dilihat dari : kurangnya kunjungan siswa ke perpustakaan sebagai salah satu sarana membaca, kurang kondusifnya ruang kelas sebagai fasilitas membaca untuk mendukung kegiatan membaca yang baik, kurangnya kebiasaan membaca siswa saat berada di rumah, lingkungan rumah yang kurang mendukung untuk terciptanya kegiatan membaca yang baik, dan kurangnya dukungan lingkungan keluarga/orang tua terhadap kegiatan membaca di rumah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca intensif siswa, baik dari faktor internal dan faktor eksternal. Kata kunci : faktor-faktor yang mempengaruhi, kemampuan siswa, membaca intensif 1 Fitrianti hasan, Selaku Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Gorontalo ; Dra. Hj. Evi Hasim, M.Pd. Selaku Dosen Tetap Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, UNG ; Wiwy T. Pulukadang, S.Pd., M.Pd. Selaku Dosen Tetap Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar 1
3 Bahasa Indonesia di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, berfungsi sebagai (1) bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan, (3) alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, dan (4) alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan, bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi di seluruh Indonesia (Sugono, 2004 : 12). Selain sebagai bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan, bahasa indonesia juga merupakan salah satu mata pelajaran inovatif yang diajarkan pada lembaga pendidikan formal maupun non formal di Indonesia. Keterampilan berbahasa dalam kurikulum mencakup empat segi, yaitu keterampilan menulis, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menyimak. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa bisa melalui suatu hubungan urutan yang teratur : mulamula, pada masa kecil, belajar menyimak/mendengarkan bahasa, kemudian berbicara, setelahnya belajar membaca dan menulis. Menyimak dan berbicara dipelajari sebelum memasuki sekolah, sedangkan membaca dan menulis dipelajari di sekolah. Keempat keterampilan tersebut merupakan catur-tunggal (Dawson dalam Tarigan, 2013 : 1). Pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai upaya untuk mengembangkan kemampuan berbahasa yang dimilki siswa sehingga cakap dalam berbahasa dan lancar dalam komunikasi. Untuk dapat berbahasa yang baik maka siswa perlu memiliki kemampuan yang baik dalam membaca. Dengan kemampuan membaca yang baik maka siswa akan memperoleh informasi melalui media atau buku yang dibacanya. Kondisi ini menunjukan bahwa kemampuan membaca sangat diperlukan untuk dikuasai oleh setiap siswa. Pembelajaran membaca di SD terdiri atas dua bagian, yakni (a) membaca permulaan di kelas 1, 2, dan 3, (b) membaca lanjut mulai dari kelas 4 sampai 6. Keterampilan membaca permulaan dilaksanakan melalui membaca teknis atau membaca nyaring dengan harapan siswa mampu mengenali huruf, suku kata, dan kalimat. Sedangkan keterampilan membaca lanjut dilaksanakan melalui membaca intensif. Membaca intensif adalah studi saksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat 2
4 halaman setiap hari. Kuesioner, latihan pola-pola kalimat, latihan kosa kata, telaah kata-kata, dikte, dan diskusi umum merupakan bagian dan teknik membaca intensif (Tarigan, 2013 : 36). Pembelajaran membaca intensif yang dilaksanakan pada kelas IV di SDN 13 Bongomeme dilakukan dengan cara membagikan buku dan selanjutnya meminta anak untuk membaca sambil memahami materi wacana yang dibacanya tersebut. Anak diminta untuk membaca setiap paragraf dan diminta untuk menceritakan isi paragraf yang dibacanya tersebut. Tak jarang juga anak diminta untuk mengerjakan tugas atau menjawab soal berdasarkan wacana yang dibacanya tersebut. Proses membaca dan memahami bacaan dengan cara seperti ini kurang menantang karena anak merasa terpaksa untuk memahami bacaan yang ditugaskan. Hal tersebut menjadikan siswa kurang tertarik dengan kegiatan membaca karena siswa kurang tertantang dengan aktifitas yang dilakukan dalam membaca intensif tersebut. Realitas yang terjadi pula sebagian siswa ternyata tidak dapat memahami isi bacaan sehingga tidak dapat mengkomunikasikan isi wacana yang dibacanya tersebut. Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca intensif pun belum mencapai hasil yang diharapkan. Kondisi yang terjadi pada umumnya siswa memiliki kemampuan membaca yang rendah sebagai konsekuensi dari rendahnya kemampuan mereka dalam memahami isi bacaan. Sebagai calon guru Bahasa Indonesia terlebih lagi di SD seyogyanya dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan membaca intensif siswa. Tujuannya adalah agar guru dapat melakukan perbaikan-perbaikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Jika guru tidak mengetahui faktor-faktor tersebut, maka akan sulit bagi guru untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud melakukan suatu penelitian dengan judul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Intensif Siswa di Kelas IV SDN 13 Bongomeme Kabupaten Gorontalo. Rumusan masalah penelitian ini dirumuskan menjadi faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi kemampuan membaca intensif siswa di kelas IV SDN 13 Bongomeme Kabupaten Gorontalo? Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengarui kemampuan membaca intensif siswa di kelas IV SDN 13 Bongomeme Kabupaten Gorontalo. 3
5 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada siswa, guru, sekolah dan kepada peneliti sendiri. HAKIKAT KEMAMPUAN Di dalam kamus bahasa Indonesia kemampuan berarti (a) kesanggupan, kecakapan, (b) kekayaan. Kemampuan ialah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu. Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan (KBBI, 2014 : 1). Kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan dikatakan sebagai sebuah penilaian terkini terhadap apa yang dapat dilakukan seseorang (Anonymous, 2014 : 1). PENGERTIAN MEMBACA Membaca dapat dikatakan sebagai suatu metode sekaligus proses yang dipergunakan pembaca untuk memperoleh pesan atau makna yang terkandung maupun tersirat pada lambanglambang atau simbol-simbol tertulis yang hendak disampaikan oleh penulis. TUJUAN MEMBACA Menurut Fowler (dalam Wahyuni, 2012 : 33), suatu program pembelajaran membaca bertujuan untuk (1) mengajar siswa bagaimana mengadaptasi membaca dengan variasi bahan bacaan, (2) menambah kecepatan dan memperbaiki pemahaman, (3) memperbaiki pembacaan bagi semua keterampilan berbahasa. ASPEK-ASPEK MEMBACA a) Membaca ekstensif (ekstensive reading), yang mencakup : Membaca dangkal (superficial reading), Membaca sekilas (skimming), dan Membaca survey (survey reading). b) Membaca intensif (intensive reading), yang terdiri dari : Membaca telaah isi (content study reading) yang mencakup pula : Membaca teliti (close reading) Membaca pemahaman (comprehensive reading) Membaca kritis (critical reading) Membaca ide (reading for ideas) Dan Membaca telaah bahasa (language study reading), yang mencakup : Membaca bahasa asing (foreign language reading) 4
6 Membaca sastra (leterary reading) PROSEDUR PEMBELAJARAN MEMBACA a) Kegiatan Prabaca b) Kegiatan Membaca c) Kegiatan pascabaca PENGERTIAN MEMBACA INTENSIF Membaca intensif sering diidentikan dengan teknik membaca untuk belajar. Dengan keterampilan membaca intensif pembaca dapat memahami baik pada tingkatan literal, interpretatif, kritis, dan evaluatif. (a) pemahaman literal yakni pemahaman isi bacaan meskipun menyeluruh hanya terbatas pada apa yang tersurat pada teks. (b) pemahaman interpretatif yaitu pemahaman yang didasarkan pada penghubungan pengertian, pendapat, fakta, peristiwa, maupun praanggapan yang dikembangkan pembaca. (c) pemahaman secara kritis yaitu bentuk pemahaman membaca dalam memberikan pertimbangan, menilai dan memberikan alternatif, mengajukan prediksi. (d) pemahaman secara kreatif, pembaca telah mengajukan pilihan baru tanpa diikat gambaran pengertian dalam bacaan (Harras, 2007 : 5.7). KARAKTERISTIK MEMBACA INTENSIF 1. Membaca intensif adalah membaca untuk mencapai tingkat pemahaman yang tinggi dan dapat mengingat dalam waktu yang lama. 2. Membaca intensif adalah membaca secara detail untuk mendapatkan pemahaman dari seluruh bagian teks. 3. Membaca intensif adalah cara membaca sebagai dasar untuk belajar memahami secara baik dan mengingat lebih lama. 4. Membaca intensif menggunakan berbagai variasi teknik membaca. 5. Membaca intensif untuk mengembangkan keterampilan membaca secara detail dengan menekankan pada pemahaman kata, kalimat, penggunaan kosakata, dan juga pemahaman secara keseluruhan isi wacana. 6. Membaca intensif melatih siswa membaca kalimat-kalimat dalam teks secara cermat dan penuh konsentrasi. 7. Kegiatan dalam membaca intensif melatih siswa untuk berpikir kritis dan kreatif. 8. Membaca intensif dapat melatih siswa mengubah/menerjemahkan wacana-wacana tulis yang mengandung informasi padat menjadi uraian (contoh : iklan baris, grafik). 5
7 JENIS-JENIS MEMBACA INTENSIF a) Membaca Telaah Isi yang terdiri dari : membaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis, dan Membaca Ide-ide. b) Membaca Telaah Bahasa yang terdiri dari Membaca bahasa dan Membaca sastra FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA Menurut Nurhadi (2013 : 7), kemampuan membaca seseorang dapat dipengaruhi berbagai faktor, yaitu : 1. Faktor Internal yakni faktor yang bersumber dari dalam diri manusia itu sendiri. Faktor tersebut terdiri atas minat, intelegensi, bakat, sikap, tujuan membaca, motivasi, dan lainnya. 2. Faktor Eksternal yakni faktor yang bersumber dari luar diri pembaca itu sendiri. Yang termasuk faktor eksternal itu sendiri adalah teks bacaan, sarana dan fasilitas membaca, kebiasaan, lingkungan, dan tradisi membaca. METODE PENELITIAN Pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu Deskriptif Kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan yang sebagaimana adanya yang mengungkapkan fakta-fakta yang ada tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca intensif siswa di kelas IV SDN 13 Bongomeme. TAHAP-TAHAP PENELITIAN 1. Penelitian pendahuluan Dalam penelitian ini ada beberapa tahap yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian tindak lanjut, diantaranya observasi. Dalam hal ini peneliti mempersiapkan tahap awal dari pelaksanaan penelitian. Dalam penelitian ini observasi awal yang peneliti lakukan yaitu pada saat pelaksanaan PPL II. 2. Penelitian sebenarnya Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan secara langsung, artinya peneliti melakukan wawancara secara langsung mengenai objek penelitian yang peneliti amati, dan juga memberikan angket sebagai salah satu instrumen pengumpulan data yang peneliti lakukan. Dalam hal ini peneliti menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca intensif siswa di kelas IV SDN 13 Bongomeme. 6
8 3. Penulisan laporan Setelah pengumpulan data selesai dilaksanakan maka peneliti dapat menyusun menjadi sebuah laporan yang disertai dengan lampiran-lampiran ataupun dokumentasi yang dapat dipertanggungjawabkan. HASIL PENELITIAN Nomor item 1, yaitu daya tarik/minat siswa belajar bahasa Indonesia terutama pada pembelajaran membaca intensif, sebanyak 7 orang siswa menjawab selalu atau 50%, sering 7 orang atau 50%, dan tidak ada siswa yang memilih pilihan kadang-kadang dan tidak pernah. Jadi dari hasil di atas daya tarik atau minat siswa terhadap pembelajaran membaca intensif pada pelajaran bahasa Indonesia tidak mempengaruhi kemampuan siswa dalam kegiatan membaca intensif. Nomor item 2 yaitu siswa pernah termotivasi untuk memberikan pertanyaan kepada guru saat guru sedang menjelaskan materi pembelajaran, 1 orang siswa menjawab selalu (7,14%), siswa yang menjawab sering sebenyak 2 orang atau 14,28%, siswa yang menjawab kadangkadang sebanyak 9 orang atau 64,28%, dan 2 orang siswa menjawab tidak pernah atau 14,28%. Jadi, dari hasil di atas motivasi siswa untuk memberikan pertanyaan kepada guru pada saat guru sedang mejelaskan materi pembelajaran membaca intensif termasuk faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca intensif siswa. Nomor item 3 yaitu motivasi yang diberikan guru ketika siswa mengalami kesulitan dalam kegiatan membaca intensif, sebanyak 4 orang siswa memilih jawaban selalu atau 28,57%, 6 orang siswa memilih sering atau sebanyak 42,85%, dan yang memilih jawaban kadangkadang sebanyak 4 orang atau 28,57%, dan tidak ada siswa yang memilih jawaban tidak pernah. Jadi dari hasil di atas, motivasi yang diberikan oleh guru ketika siswa mengalami kesulitan dalam kegiatan membaca intensif bukan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan membaca intensif. Nomor item 4 yaitu teks bacaan yang jelas untuk dibaca pada saat pembelajaran membaca intensif, sebanyak 6 orang siswa memilih jawaban selalu atau 42,85%, 3 orang siswa menjawab sering atau 21,42%, 4 orang siswa memilih kadang-kadang atau 28,57%, dan hanya 1 orang siswa yang memilih jawaban tidak pernah atau 7,14%. Jadi dari hasil di atas, teks 7
9 bacaan yang jelas untuk dibaca pada saat pembelajaran membaca intensif tidak mempengaruhi kemampuan membaca intensif. Nomor item 5 yaitu kunjungan siswa ke perpustakaan sekolah untuk melakukan kegiatan membaca, sebanyak 4 orang menjawab selalu atau 28,57%, 2 orang siswa menjawab sering atau 14,28%, 7 orang siswa menjawab kadang-kadang atau 50%, dan 1 orang siswa menjawab tidak pernah atau 7,14%. Jadi, dari hasil di atas, minimnya kunjungan siswa ke perpustakaan untuk melakukan kegiatan membaca menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca intensif. Nomor item 6 yaitu saat pembelajaran membaca intensif, ruang kelas dalam keadaan yang mendukung unutk melakukan kegiatan membaca, sebanyak masing-masing 3 orang siswa menjawab selalu dan sering atau 21,42% dan 21,42%, 6 orang siswa memilih jawaban kadangkadang atau 42,85%, dan sisanya 2 orang siswa memilih jawaban tidak pernah atau 14,28%. Jadi, dari hasil di atas saat pembelajaran membaca intensif, ruang kelas dalam keadaan yang mendukung untuk melakukan kegiatan membaca merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca intensif. Nomor item 7 yaitu siswa melakukan kegiatan membaca saat berada di rumah, sebanyak 2 orang siswa memilih jawaban selalu atau 14,28%, 4 orang siswa memiliha jawaban sering atau 28,57%, 7 orang siswa menjawab kadang-kadang atau 50%, dan 1 orang siswa memilih jawaban tidak pernah atau sebanyak 7,14%. Jadi, dari hasil di atas siswa melakukan kegiatan membaca saat berada di rumah menjadi salah satu faktor yang ikut mempengaruhi kemampuan membaca intensif. Nomor item 8 yaitu lingkunngan rumah mendukung terciptanya kegiatan membaca yang baik, sebanyak 3 orang menjawab selalu atau 21,42%, 2 orang siswa memilih jawaban sering atau 14,28%, sementara 3 orang menjawab kadang-kadang atau 21,42%, dan sebanyak 6 oranng siswa menjawab tidak pernah atau 42,85%. Jadi, dari hasil di atas lingkungan rumah menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca intensif siswa. Nomor item 9 keluarga/orang tua siswa melakukan kegiatan membaca saat berada di rumah, sebanyak 5 orang siswa menjawab selalu atau 35,71%, masing-masing 4 orang siswa menjawab sering (28,57%) dan kadang-kadang (28,57%), dan 1 orang siswa menjawab tidak pernah atau 7,14%. Jadi, dari hasil di atas keluarga/orang tua siswa yang melakukan kegaiatan membaca saat berada di rumah tidak mempengaruhi kemampuan membaca intensif. 8
10 Nomor item 10 yaitu keluarga/orang tua mendukung kegiatan membaca siswa saat berada di rumah, 2 orang siswa menjawab selalu atau 14,28%, 4 orang siswa menjawab sering atau 28,57%, sebanyak 6 orang siswa menjawab kadang-kadang 42,85%, dan sisanya 2 orang siswa menjawab tidak pernah atau 14,28%. Jadi, dari hasil di atas dukungan keluarga/orang tua terhadap siswa untuk melakukan kegiatan membaca saat berada di rumah ikut menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca intensif. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca intensif siswa di kelas IV SDN 13 Bongomeme Kabupaten Gorontalo baik dari faktor internal dan faktor eksternal. Diantaranya adalah : kurangnya motivasi siswa untuk bertanya pada saat guru sedang menjelaskan materi pembelajaran, kurangnya kunjungan siswa ke perpustakaann sebagai salah satu sarana membaca untuk melakukan kegiatan membaca, kurang kondusifnya ruang kelas untuk melakukan kegiatan membaca yang baik sebagai salah satu fasilitas membaca yang ada di sekolah, kurangnya kebiasaan membaca siswa ketika mereka berada di rumah, lingkungan rumah yang kurang mendukung untuk terciptanya kegiatan membaca yang baik bagi siswa, dan kurangnya dukungan orang tua/keluarga terhadap kegiatan membaca di rumah. SARAN 1. Bagi siswa, dengan adanya faktor-faktor yang telah diketahui siswa dapat meningkatkan hasil belajar mereka 2. Bagi guru, dengan melihat faktor-faktor yang ada pada siswa, guru dapat menjadikan sebagai bahan masukan dan informasi sehingga kedepannya guru dapat meningkatkan kualitas dan keprofesionalitasnya dalam mengajar. 3. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran demi terwujudnya lulusan yang sesuai dengan harapan. 4. Bagi peneliti, sebagai pengalaman dan latihan serta menambah wawasan terhadap pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya mengenai membaca intensif di sekolah. 9
11 DAFTAR PUSTAKA Arifin, Zaenal Evaluasi Pembelajaran : Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung : Remaja Rosdakarya Dalman Keterampilan Membaca. Jakarta : Raja Grafindo Persada Djamarah, Syaiful Bahri Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta Ginting, Cipta Kiat Belajar Di Perguruan Tinggi. Jakarta : Grasindo Anggota Ikapi Harras, Kholid Membaca 1. Jakarta : Universitas terbuka Hayat, Bahrul dan Suhendra Yusuf, M.A Benchmark International Mutu Pendidikan.Jakarta : Bumi Aksara. Kementerian Pendidikan Nasional Universitas Negeri Gorontalo Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Gorontalo : UNG Press Maryati Bahasa dan Sastra Indonesia. Semarang : Aneka Ilmu Pertiwi, Pradytia P dan Sugiyanto. Efektivitas Permainan Konstruktif-Aktif Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Siswa. Jurnal Psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta 2006 : 152 Poerwadarminta Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Putra, R. Masri Sareb Menumbuhkan Minat Baca Sejak Dini. Jakarta : Indeks Anggota Ikapi Rahim, Farida Pengajaran Membaca Di Sekolah Dasar. Jakarta : Bumi Pustaka Sembiring, Tika Novelina Meningkatkan Kemampuan Siswa Membaca Intensif Melalui Teknik Klos di Kelas IV SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango. Skripsi. Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo Slameto Belajar Dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta Slavin, Robert E Cooperative Learning : Theory, Research, and Practice. Bandung : Nusa Media Strenberg, Robert J dan Grigorenko Mengajarkan Kecerdasan Sukses Meningkatkan Pembelajaran dan Keberhasilan Siswa. Jakarta : Pustaka Pelajar Sudijono, Anas Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada Sugono, Dendy Buku Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta : Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional 10
12 Syakur, Nazri Kognitivisme dalam Metodologi pembelajaran Bahasa. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani. Tarigan, Henry Guntur Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa Wahyuni, Sri dan Abd. Syukur Ibrahim Assesmen Pembelajaran Bahasa. Jakarta : Refika Aditama Anonymous Membaca Mencerdaskan Bangsa 26 Mei 2014 (11.00) Anonymous Suasana Belajar yang Nyaman. man/. 26 Mei 2014 (10.45) Anonymous Belajar Membaca Intensif Maret 2014 (01.00) Anonymous Kemampuan Maret 2014 (12.00) KBBI Kamus Bahasa Indonesia Maret (12.30) Nurhadi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat, Motivasi, dan Kemampuan Membaca Menurut Para Ahli Maret 2014 (01.30) 11
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, berfungsi sebagai (1) bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan,
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MEMBACA INTENSIF MELALUI TEKNIK KLOS DI KELAS IV SDN 6 BULANGO SELATAN KABUPATEN BONE BOLANGO
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MEMBACA INTENSIF MELALUI TEKNIK KLOS DI KELAS IV SDN 6 BULANGO SELATAN KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh: TIKA NOVELINA SEMBIRING (Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar)
Lebih terperinciMENGANALISIS ASPEK-ASPEK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA. Sumarni. Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
MENGANALISIS ASPEK-ASPEK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA Sumarni Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas muhammadiyah Makassar Sumarnisape9@gmail.com
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS IV SDN 2 TELAGA KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO
1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS IV SDN 2 TELAGA KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO NOVITA Evi Hasim 1 Wiwy T. Pulukadang 2 Jurusan /
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Peranan bahasa dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai alat komunikasi, bahasa tersebut
Lebih terperinciPROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG
PENGARUH PENDEKATAN KOOPERATIF MODEL PAKERJASI TERHADAP MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 4 BINTAN TAHUN PELAJARAN 205/2016 ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan sebagai syarat untuk
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis
II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis melalui media
Lebih terperinciMENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KATA BAHASA INGGRIS MELALUI METODE FLASHCARD DI KELAS V MI AL FALAH KECAMATAN LIMBOTO BARAT
1 MENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KATA BAHASA INGGRIS MELALUI METODE FLASHCARD DI KELAS V MI AL FALAH KECAMATAN LIMBOTO BARAT NIKMAWATI TUNA Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pembimbing I : Dra. Hj. Evi
Lebih terperinciMEMBACA INTENSIF. Menentukan
MEMBACA INTENSIF Menentukan STANDAR KOMPETENSI 11. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca ekstensif, membaca intensif, dan membaca nyaring KOMPETENSI DASAR 11.2 Menemukan informasi untuk bahan diskusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran inovatif yang diajarkan pada lembaga pendidikan formal maupun non formal. Pembelajaran ini sebagai upaya
Lebih terperinciEJOURNAL. diajukan guna memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) SRI TULARSIH NIM
KORELASI KEBIASAAN MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INDONESIA TERHADAP KEMAHIRAN MENULIS TEKS NARASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MAITREYAWIRA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 EJOURNAL diajukan
Lebih terperinciHubungan Antara Kebiasaan Membaca Dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 69 Kota Bengkulu
PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 7 (13) 2014. Universitas Bengkulu Hubungan Antara Kebiasaan Membaca Dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 69 Kota Bengkulu
Lebih terperinciPeningkatan Aktivitas dan Keterampilan Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Pendekatan Proses di Kelas III SD Negeri 15 Tanah Garam
Peningkatan Aktivitas dan Keterampilan Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Pendekatan Proses di Kelas III SD Negeri 15 Tanah Garam Yossy Sufrida SD Negeri 15 Tanah Garam Solok Yossy.sufrida@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan pada semua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan pada semua jenjang pendidikan di Indonesia. Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) ruang lingkup penelitian, dan (5)
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, akan dipaparkan lima subbab, yaitu: (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) ruang lingkup penelitian, dan (5) manfaat penelitian. Untuk lebih
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian di atas, dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan pendidikan seseorang dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan kehidupan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dengan menggerakkan sejumlah besar tindakan yang terpisah pisah.aktivitas yang
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Membaca 1. Pengertian Membaca Menurut Soedarso (1989: 4) Membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan menggerakkan sejumlah besar tindakan yang terpisah pisah.aktivitas yang
Lebih terperinciPeningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang
Peningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang Safitri 1), Eti Sunarsih 2) 1) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciOleh: Muhammad Agus Sigit Sasmito Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY (TSTS) PADA SISWA KELAS X SMK WIDYA KUTOARJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh: Muhammad
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS BIOGRAFI PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH PURWOREJO DENGAN METODE SQ3R TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS BIOGRAFI PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH PURWOREJO DENGAN METODE SQ3R TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 Oleh Ruri Ruswati, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di SMA kini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pelaksanaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di SMA kini dititikberatkan pada keterampilan siswa. Berdasarkan kurikulum 2006 siswa dituntut
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION PADA SISWA KELAS V SDN I
NASKAH PUBLIKASI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION PADA SISWA KELAS V SDN I MANGGUNG NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan, khususnya di SD. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran tidak dapat terlepas dari peranan guru dan kepala sekolah dalam mengelola satuan pendidikan, khususnya
Lebih terperinciSuci Lawati Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK
PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI PADA SISWA KELAS X MAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN AKTIF INOVATIF KREATIF EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) Suci Lawati 09.21.0081 suciwijay@gmail.com
Lebih terperinciJurnal Kata (Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya) November 2013
November 2013 HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEMBACA DAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IX SMP TUNAS HARAPAN Oleh Pudan Doli Situmorang 1 Dr. Siti Samhati., M.Pd. 2 Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd.. 3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) bertujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) bertujuan meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tertulis. Keterampilan
Lebih terperinciKETERAMPILAN MEMBACA TABEL SISWA KELAS VII SMPN 13 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE ARTIKEL ILMIAH
KETERAMPILAN MEMBACA TABEL SISWA KELAS VII SMPN 13 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE ARTIKEL ILMIAH IKE PRATIWI HARPEN NIM. 10080050 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRAINDONESIA
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN MAKALAH
PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN 2011-2012 MAKALAH Oleh YETI HERYATI 10.21.0432 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat berguna dalam kehidupan sehari hari pada peserta didik dan. Madrasah Ibtidaiyah sudah terpetakan menjadi empat SK yaitu :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang penting untuk diajarkan di Madrasah Ibtidaiyah karena bahasa indonesia sangat berguna dalam kehidupan sehari
Lebih terperinciOLEH: Nia Elceria Saragih ABSTRAK
HUBUNGAN KEMAMPUAN MENENTUKAN IDE POKOK PARAGRAF DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI DONGENG SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KOTARIH TAHUN PEMBELAJARAN 2009/2010 OLEH: Nia Elceria Saragih ABSTRAK NIA ELCERIA
Lebih terperinciMEMAHAMI HAKEKAT DAN ASPEK-ASPEK DALAM READING (MEMBACA)
MEMAHAMI HAKEKAT DAN ASPEK-ASPEK DALAM READING (MEMBACA) Riska Aulia Sartika. Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar. riskaauliasartika66@gmail.com.
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA WIDYA KUTOARJO
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA WIDYA KUTOARJO Oleh: Eni Kustanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo
Lebih terperinciMEMBACA UNTUK MENULIS
Modul ke: Fakultas. MEMBACA UNTUK MENULIS Pengertian Membaca, Jenis-jenis Membaca, Tahapantahapan Dalam Membaca, Berbagai Teknik Membaca Cepat, Kecepatan Efektif Membaca (KEM), Hambatanhambatan dalam Membaca
Lebih terperinciSTUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO
STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh: Meilan Ladiku Jurusan Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Gorontalo
Lebih terperinciJurnal Penelitian Kualitatif 1
Jurnal Penelitian Kualitatif 1 Deskripsi Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dalam Pembelajaran Matematika Di Kelas V SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango Fitria Ismail Dra. Samsiar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Hal ini haruslah disadari benar, terutama oleh guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia pada
Lebih terperinciSILVIA HANDAYANI. MEGA PUTRI, M.Pd. REDO ANDI MARTA, M.Pd. ABSTRACK
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MELALUI TEKS BERGAMBAR BERWARNA PADA SISWA KELAS III SDN 06 TANJUNG PAKU KOTA SOLOK SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SILVIA HANDAYANI MEGA PUTRI, M.Pd.
Lebih terperinciKETERBACAAN Kunci Sukses Membaca Kritis
KETERBACAAN Kunci Sukses Membaca Kritis Setyawan Pujiono, M.Pd. Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Nonilmiah (cerpen, novel, komik, drama, dsb) Semi-ilmiah (artikel populer, berita,
Lebih terperinciABSTRAK. rumus: X = n persentase yang diperoleh kemudian ditafsirkan oleh peneliti. Kata Kunci : Kemampuan Menyimak, Berita, Media Audiovisual
Kemampuan Menyimak Berita Melalui Media Audiovisual Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2012/2013 oleh Hermin Nurnaningsih. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciFakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut
Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut ISSN: 1907-932X PENGARUH PENGGUNAAN METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA (Deskriptif Analisis
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 2 Nomor 1 Maret Page p-issn: e-issn: X
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia is licensed under A Creative Commons Attribution-Non Commercial 4.0 International License Peningkatan Keterampilan Membaca Ekstensif Menggunakan Model Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan berbahasa merupakan anugerah dari Allah Swt, yang tidak diberikan kepada mahluknya yang lain. Bahasa memegang peranan yang cukup besar dalam kehidupan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan salah satu pemersatu bangsa. Melalui bahasa manusia dapat berinteraksi dengan manusia lainnya karena manusia merupakan makhluk sosial yang
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN JURNAL
LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Meningkatkan Kemampuan Menulis Melalui Metode Bermain Huruf di Kelompok B TK Dewantara Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango JURNAL Oleh: Salmawati Bania MENINGKATKAN KEMAMPUAN
Lebih terperinciOleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara
Media Bina Ilmiah51 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MENCARI PASANGAN (Make a Match) PADA POKOK BAHASAN GEJALA ALAM DI INDONESIA DAN NEGARA-NEGARA TETANGGA KELAS VI
Lebih terperinciOleh Ngaenah Guru SD Negeri 4 Karangpaningal
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI GLOBALISASI MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 4 KARANGPANINGAL KECAMATAN
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 TERAS, BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 TERAS, BOYOLALI Titik Rahayu Titikrahayu857@yahoo.co.id Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman modern ini keterampilan berbahasa kiranya tidaklah terlalu berlebihan apabila dikatakan sebagai ciri dari orang terpelajar atau bangsa yang terpelajar.
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV MELALUI PENDEKATAN QUANTUM TEACHING SDN 15 V KOTO KAMPUNG DALAM
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV MELALUI PENDEKATAN QUANTUM TEACHING SDN 15 V KOTO KAMPUNG DALAM Ermayenti 1, Yetty Morelent, 1 Ernati. 1 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi pembelajaran
Lebih terperinciHUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG
HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG Oleh: Mira Elfiza, Andria Catri Tamsin, Zulfikarni Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan. Adapun
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi ke dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi. Kita dapat menyatakan pendapat, perasaan, gagasan yang ada di dalam pikiran terhadap orang lain melalui
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teoretis. Membaca merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai oleh
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoretis 1. Hakikat Membaca Membaca merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai oleh setiap individu. Tarigan (2008: 7), membaca adalah proses yang dilakukan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN
PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN 2011-2012 Septiana Dwi Lestari 0821.0176 alka_dira@yahoo.co.id STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK
Lebih terperinciOleh : Arief Wisnu Indaryanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK LATIHAN TERBIMBING MELALUI MEDIA GAMBAR KARIKATUR PADA SISWA KELAS VII SMPN 3 BINANGUN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh : Arief Wisnu Indaryanto
Lebih terperinciAningsih, M.Pd* Icy Putri Jayanty*
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA MELALUI STRATEGI DIRECTED READING THINGKING ACTIVITY (DRTA) DI KELAS III SDBANI SALEH 2 BEKASI PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Aningsih, M.Pd* Icy
Lebih terperinciPENGARUH METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK DRAMA
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK DRAMA SISWA KELAS VIII SMP SWASTA AL-ULUM MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Hasmy Fauzi Hsb ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk karakter bangsa. Menyadari akan hal tersebut
Lebih terperinciMATA KULIAH BAHASA INDONESIA
Modul ke: 05 Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id MATA KULIAH BAHASA INDONESIA MEMBACA UNTUK MENULIS SUPRIYADI, S.Pd., M.Pd. HP. 0815 1300 7353/ 0812 9479 4583 E-Mail:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pesan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang mempunyai peran sentral dalam keberhasilan peserta didik mempelajari semua bidang studi. Melalui bahasa manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu masalah yang sangat penting dalam menentukan kelangsungan hidup masyarakat atau suatu bangsa ke arah yang lebih maju, Oleh karenanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan berbahasa pada dasarnya kegiatan berkomunikasi. Oleh karena itu, belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri seseorang agar mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENYEBUTKAN ISI TEKS MELALUI PENDEKATAN KOMUNIKATIF DI KELAS II SDN 32 KOTA SELATAN
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENYEBUTKAN ISI TEKS MELALUI PENDEKATAN KOMUNIKATIF DI KELAS II SDN 32 KOTA SELATAN WAHYUNING POLAPA (Mahasiswa Jurusan S1 PGSD FIP UNG) Pembimbing Dra. Hj. Evi Hasyim, M.Pd
Lebih terperinciJ-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X Oleh Linda Permasih Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd. Dr. Edi Suyanto, M.Pd. email: linda.permasih99@gmail.com Abstrac
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan pendidikan seseorang dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan kehidupan
Lebih terperinciPENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia, sebagai salah satu identitas atau pembeda dari bangsa lain, selain sebagai bahasa persatuan juga berkedudukan sebagai bahasa negara dan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu sarana mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah. Maka melalui
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE SCRIPT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG SISWA SMP
MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE SCRIPT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG SISWA SMP Heru Susanto, Eti Sunarsih Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP Singkawang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.
1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini memuat tentang: a) latar belakang masalah; b) identifikasi dan pembatasan masalah; c) rumusan masalah; d) tujuan penelitian; hipotesis penelitian; f) kegunaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Metode Shatred Reading Dalam Pembelajaran Membaca Teks Cerita Anak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya masyarakat yang gemar belajar. Proses belajar yang efektif antara lain dilakukan
Lebih terperinciKata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA
Jurnal PGSD : FKIP UMUS ISSN : 2442-3432 e-issn : 2442-3432 Vol. 3, no 1Februari2016 PERANAN PENGGUNAAN METODE DISKUSI KELOMPOKDENGAN MEDIA BELAJAR GAMBARTERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS
Lebih terperinci2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia. Bahasa juga dikatakan sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap manusia dengan yang lain. Sebagai alat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pada dasarnya membaca merupakan suatu proses. Berikut akan dijelaskan
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Membaca Pada dasarnya membaca merupakan suatu proses. Berikut akan dijelaskan mengenai pengertian membaca. 2.1.1 Pengertian Membaca Membaca adalah proses memahami pesan tertulis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan. Akan tetapi, apabila kegiatan berkomunikasi terjadi tanpa diawali keterampilan berbicara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Risca Olistiani, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki empat keterampilan berbahasa. Dua keterampilan berbahasa reseptif yaitu membaca dan menyimak, dan dua keterampilan
Lebih terperinciUpaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui. Metode Tanya Jawab Pada Anak Usia 4-5 Tahun
ISSN 2301-9905 Volume 6, No. 1, Juli 2017 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan- Universitas Muhammadiyah Tangerang Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui Metode Tanya Jawab Pada Anak Usia 4-5
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PANTUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SDN WOTBUWONO KLIRONG KEBUMEN
1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PANTUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SDN WOTBUWONO KLIRONG KEBUMEN Oleh : Siti Romelah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Hakikat pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah
11 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Hakikat pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu bentuk penerapan kurikulum yang berlaku di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Bahasa merupakan sesuatu yang penting untuk dikuasai karena bahasa adalah sarana interaksi dan alat komunikasi antar manusia. Negara Indonesia merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus terus dibina untuk meningkatkan mutu pembelajaran bahasa sekarang ini. Kita mengenal ada berbagai macam
Lebih terperinciKETERAMPILAN MEMBACA CEPAT DALAM MENEMUKAN GAGASAN UTAMA
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT DALAM MENEMUKAN GAGASAN UTAMA Ade Husnul Khotimah 1, Dadan Djuanda 2, Dadang Kurnia 3 1,2,3 Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengambil manfaat bagi perkembangan dirinya. Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori saja, tetapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menulis merupakan kegiatan kebahasaan yang memegang peran penting dalam dinamika peradaban manusia. Dengan menulis orang dapat melakukan komunikasi, mengemukakan gagasan
Lebih terperinciKEMAMPUAN SISWA MENULIS KALIMAT SEDERHANA
KEMAMPUAN SISWA MENULIS KALIMAT SEDERHANA DI KELAS 1 SDN 10 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO Bunga M Kartini, Dajani Suleman, Rusmin Husain Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciPENGGUNAAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK. Widayati
PENGGUNAAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK Widayati Kepala SDN Kepuharum Kec. Kutorejo Kab. Mojokerto Email: waidayatiwidayati260@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA ( PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Colomadu Tahun 2011/2012 ) Oleh
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA TEKS. SCRIPT di KELAS V SD N 111/I KOMPLEK AIR PANAS KABUPATEN BATANG HARI
ARTIKEL ILMIAH MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA TEKS dengan MENERAPKAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT di KELAS V SD N 111/I KOMPLEK AIR PANAS KABUPATEN BATANG HARI Oleh: ROSNILA WATI NIM AIDI09048 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciTINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS
TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA Oleh Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK Berdasarkan observasi penulis saat melakukan kegiatan PPL. Anak terlihat cenderung pasif melakukan kegiatan
Lebih terperinciModul ke: BAHASA INDONESIA MEMBACA UNTUK MENULIS. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN
Modul ke: BAHASA INDONESIA Fakultas EKONOMI DAN BISNIS MEMBACA UNTUK MENULIS Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id Definisi Membaca 1.Menurut Kamus Bahasa Indonesia, definisi
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: membaca cepat, media audio visual
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 PURWOREJO KECAMATAN BRUNO KABUPATEN PURWOREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh: Dhian Eka Henry Siadi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik serta merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi menjadi dua, yaitu bahasa lisan yang disampaikan secara langsung, dan bahasa tulisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman, sekolah merupakan alternatif terbaik
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya zaman, sekolah merupakan alternatif terbaik untuk bisa bersaing di era yang sangat maju ini. Hal ini sangat penting karena dengan sekolah
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELAS X SMK SETIA BAKTI GARUT TAHUN PELAJARAN
MODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELAS X SMK SETIA BAKTI GARUT TAHUN PELAJARAN 2011-2012 NENI TRISNANINGSIH 1021.0995 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO Oleh: Ratna Maulidia Fitriana Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo
Lebih terperinciDESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA DI SDN 3 TAPA KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO
DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA DI SDN 3 TAPA KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh DELI MA RUF NIM : 151 409 192 (Mahasiswa Program
Lebih terperinci