I. PENDAHULUAN. analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
|
|
- Lanny Atmadja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik serta merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran Bahasa Indonesia diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun secara tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesusastraan manusia Indonesia. Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini, pendidikan di Indonesia mengalami berbagai perubahan dalam segala aspek. Pembelajaran bahasa Indonesia pun mengalami berbagai usaha penyempurnaan dari hal yang paling konseptual sampai pada yang bersifat teknis. Penyempurnaan aspek konseptual menegaskan bahwa paradigma bahasa yang dulu dianggap sebagai seperangkat ilmu pengetahuan, sekarang ditempatkan sebagai seperangkat keterampilan.
2 2 Paradigma tersebut membawa konsekuensi pada aspek pembelajaran dan sistem pembelajaran Bahasa Indonesia yang meliputi penyusunan Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) dan perancangan tujuan pembelajaran yang di dalamnya meliputi metode dan cara evaluasinya. Penyusunan GBPP tidak lagi menekankan pada keterampilan siswa untuk menggunakan seperangkat bahasa sebagai alat komunikasi dan alat berpikir atau bernalar. Keterampilan berbahasa sebagai alat komunikasi dimaksudkan agar siswa mampu menggunakan bahasa yang dipelajarinya untuk mengungkapkan gagasan secara nalar, tepat, santun, tidak menimbulkan salah tafsir pada mitra tuturnya. Artinya dengan bahasa apa yang hendak disampaikan penutur bahasa dapat dikatakan secara tepat dan jelas. Seseorang yang masih merasa kesulitan mengungkapkan buah pikirannya sering tidak menyadari pentingnya bahasa sebagai alat komunikasi, bahkan cenderung menyalahkan pendengarnya yang tidak tahu bahasa. Timbulnya salah tafsir dari mitra tutur disebabkan bahasa penyampai tutur tersebut sulit dipahami, bahkan oleh ahli bahasa sekalipun. Hal ini menunjukkan salah satu indikator bahwa penyampai tutur belum dapat menggunakan bahasa sebagai sarana komunikasi scara baik. Keterampilan berbahasa sebagai alat berpikir atau bernalar mengandung pengertian bahwa seseorang atau siswa diharapkan dapat menggunakan bahasa yang dipelajarinya untuk menerima gagasan yang disampaikan orang lain secara tepat, menyusun respon atas gagasan tersebut, serta mampu menyususun seperangkat ide atau gagasan secara logis dan sistematis. Implementasi dari keterampilan berbahasa yaitu siswa mampu menerima, mempelajari serta
3 3 merespon ilmu pengetahuan yang diterima di sekolah baik oleh guru, buku, media massa, audio visual dan lainnya dengan menggunakan bahasa yang dipelajarinya secara tepat. Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, berarti dengan menggunakan bahasa, manusia dapat saling menyampaikan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain. Jadi fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Seseorang dikatakan terampil berbahasa jika orang tersebut mampu dalam berkomunikasi baik lisan maupun tertulis. Komunikasi tertulis adalah jika komunikasi itu dilakukan dengan tulisan, tidak ada alat ucap yang terlibat di dalamnya. Sebaliknya, kalau komunikasi tersebut dilakukan secara lisan, maka alat ucap memegang peranan yang sangat penting. Komunikasi yang dimaksudkan di atas adalah suatu proses penyampaian maksud pembicara kepada orang lain dengan menggunakan saluran tertentu. Maksud yang hendak disampaikan dapat berupa pengungkapan pikiran, gagasan, ide, pendapat, persetujuan, keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain. Informasi-informasi itu disampaikan melalui aspek kebahasaan berupa kata, kalimat, paragraf (dalam komunikasi tertulis), atau paraton (dalam komunikas lisan), ejaan, dan tanda baca dalam bahasa tulis, serta unsur-unsur prosudi dalam bahasa lisan yaitu intonasi yang meliputi nada, irama, dan tempo, Garis-Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP). Berdasarkan sistem komunikasi yang dikemukakan di atas, keterampilan berbahasa (language arts, language skills) dalam kurikulum sekolah dasar mencakup empat aspek, yaitu (a) keterampilan menyimak (listening skills),
4 4 (b) keterampilan berbicara (speaking skills), (c) keterampilan membaca (reading skills), dan (d) keterampilan menulis (writing skills). Keempat keterampilan berbahasa tersebut merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan erat yang disebut caturtunggal. Tarigan, (1994: 1). Keterampilan berbahasa diperoleh melalui proses dari masa kecil, mulamula anak belajar menyimak bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu mambaca, dan yang terakhir menulis. Menyimak dan berbicara dipelajari pada masa prasekolah, sedangkan membaca dan menulis pada umumnya dipelajari di sekolah. Keempat keterampilan tersebut merupakan tujuan yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa setelah proses pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Keterampilan berbahasa selalu behubungan erat dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa seorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil membaca, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan berbahasa seseorang dapat diperoleh dan dikuasai melalui praktik dan latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir. Keterampilan menyimak berhubungan erat dengan keterampilan membaca. Keterampilan menyimak merupakan faktor penting bagi suksesnya seseorang dalam belajar membaca secara efektif. Beberapa penelitian para ahli mendeskripsikan antara membaca dan menyimak seperti uraian berikut. a. Pembelajaran serta petunjuk-petunjuk dalam membaca yang diberikan oleh guru melalui bahasa lisan dan kemampuan menyimak siswa diperlukan untuk memahaminya.
5 5 b. Menyimak merupakan metode utama bagi pembelajaran secara lisan (verbalized learning). c. Pembendaharaan kosa kata saat menyimak yang minimal mempunyai kaitan dengan kesukaran-kesukaran dalam belajar membaca secara baik. d. Diskriminasi pendengaran yang jelek sering kali dihubungkan dengan membaca yang tidak efektif dan merupakan suatu faktor pendukung atau faktor tambahan ketidak mampuan dalam membaca (poor reading). Berdasarkan keeratan kedua keterampilan di atas, dapat diasumsikan bahwa peningkatan pada satu unsur keterampilan akan menimbulkan peningkatan pada unsur keterampilan bahasa yang lainnya. Kedua keterampilan tersebut saling mengisi dan merupakan alat untuk menerima komunikasi. Penelitian ini difokuskan pada satu keterampilan berbahasa yaitu keterampilan membaca yang pada hakikatnya merupakan keterampilan intelektual. Keterampilan yang dimaksud merupakan kemampuan atau abilitas untuk menghubungkan tanda-tanda hitam di atas kertas melalui unsur bahasa yang formal berupa kata-kata sebagai bunyi dengan makna yang dilambangkan oleh kata-kata tersebut. Dipilihnya keterampilan ini dengan alasan bahwa, keterampilan membaca adalah salah satu keterampilan berbahasa yang menjadi kunci keterampilanketerampilan yang lain. Apabila seseorang tidak memiliki keterampilan membaca yang baik, ia tidak dapat secara obtimal mengembangkan ilmu pengetahuan dengan baik pula. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan dan digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui
6 6 media kata-kata atau bahasa tulis. Kegiatan membaca menuntut pembaca dapat mencerna kelompok kata yang merupakan satu kesatuan akan terlihat dalam satu pandangan sekilas, dan agar makna kata tersebut secara individual dapat diketahui. Kalau hal ini tidak dipenuhi, maka pesan yang tersurat dan tersirat tidak akan tertangkap atau dapat dipahami. Membaca dapat diartikan suatu metode yang dipergunakan untuk berkomunikasi dengan diri sendiri dan kadang orang lain, yaitu mengkomunikasikan makna yang terkandung atau yang tersirat pada lambanglambang tertulis. Membaca juga merupakan suatu kemampuan untuk melihat lambang-lambang tertulis melalui fonik (phonics: suatu metode pembelajaran membaca ucapan, ejaan, berdasarkan interprestasi fonetik atau menuju membaca lisan (oral reading) Tarigan, (1997: 7). Membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses memahami yang tersirat dalam bentuk tersurat, melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis. Tingkatan hubungan antara makna yang hendak disampaikan dan interpretasi pembaca turut menentukan ketepatan membaca. Makna bacaan tidak terletak pada halaman tertulis, melainkan berada pada pikiran pembaca. Demikian makna itu berubah karena setiap pembaca memiliki pengalaman yang berbedabeda yang akan dipergunakan sebagai alat menginterpretasikan kata-kata yang dibacanya tersebut. Pemakaian kata merupakan hal yang penting dalam berbahasa, baik secara lisan maupun tertulis. Oleh sebab itu penguasaan kosa kata seseorang sangat menentukan keberhasilannya dalam berkomunikasi. Pembelajaran kosakata bertujuan untuk memperkaya perbendaharaan kata siswa. Siswa tidak harus
7 7 menghafal sejumlah kata, tetapi yang terpenting dapat menggunakannya dalam kalimat. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pernyataan tersebut tertera pada pasal 17 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan dasar peserta didik, memberikan keterampilan dasar kecakapan hidup untuk berinteraksi dengan masyarakat serta mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah. Kecakapan yang dimaksud adalah membaca, menulis, dan berhitung atau lebih sering disebut kecakapan calistung. Kecakapan ini merupakan landasan pokok yang menjadi syarat mutlak yang harus dikuasai peserta didik untuk menggali dan menimba pangetahuan lebih lanjut. Oleh karena itu, kebijakan untuk mematapkan sekolah dasar sebagai tempat belajar tiga kemampuan dasar perlu diwujudkan. Standar Kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global. Pada pasal 36 ayat 2 Undang-Undang Sisdiknas tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan, dan kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota Bandar
8 8 Lampung. Untuk pendidikan dasar dan menengah, Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengacu pada Standar Isi (SI), dan Standar Kelulusan (SKL) berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), serta memperhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah. Penyusunan KTSP untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh Dinas Pendidikan Provinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada SDN 1 Kedaton khususnya pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V dalam satu minggu ada enam jam pelajaran, satu jam pelajaran 35 menit ( 6 x 35 menit ). Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) siswa dapat memanfaatkan naskah narasi, sehingga dapat meningkatkan prestasi membaca siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas V SDN 1 Kedaton, (2) siswa dapat memahami naskah narasi yang ditugaskan guru, (3) siswa dapat bekerja sama dengan kelompoknya masing-masing, (4) siswa dapat memahami dan menceritakan isi naskah narasi yang ditugaskan oleh guru, dan (5) dengan memanfaatkan beragam naskah narasi siswa dapat memperluas wawasan, dan pengetahuan tentang narasi, serta prestasi membaca siswa dapat meningkat. Sebagai pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu terwujudnya keberhasilan setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya inovasi pendidikan khususnya dalam pembelajaran selalu bermuara pada faktor guru. Mengajar merupakan bagian dari tindak pelaksanaan usaha pendidikan dan tugas yang tidak ringan bagi guru.
9 9 Pada proses pembelajaran, guru akan berhadapan dengan siswa yang memerlukan bimbingan dan pembinaan yang intensif agar terjadi perubahan prilaku sebagai hasil belajar. Mengingat tugas tersebut guru dituntut memiliki multi peran dan kompetensi, sehingga mampu menciptakan kondisi Pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan atau dikenal dengan istilah PAIKEM. Perwujudan kondisi belajar dimaksud, dimulai dari penyusunan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan, dan penilaian yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran PAIKEM yaitu meliputi menciptakan kerjasama, situasi dan kondisi belajar menyenangkan, tidak membosankan, berbasis aneka sumber, aktivitas dan kreativitas siswa dan guru, pembelajaran terintegrasi, dan pembinaan sikap kritis. Permasalahan-permasalahan yang dijelaskan oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia diketemukan adanya kesenjangan nilai siswa pada pembelajaran membaca. Rendahnya kemampuan membaca siswa terbukti pada peningkatan pemahaman isi bacaan, siswa membaca masih terbata-bata (belum lancar). Nilai pemahaman isi bacaan siswa rata-rata masih di bawah KKM, sedangkan KKM pada pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri I Kedaton ditetapkan 6,00. Berdasarkan keterangan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri I Kedaton diperoleh gambaran bahwa kelemahan siswa tersebut akibat kegiatan pembelajaran membaca yang dilakukan selama ini kurang termotivasi karena materi tentang bacaan yang disajikan guru kurang bervariasi. Selain itu, siswa menganggap bahwa pembelajaran membaca merupakan kegiatan yang
10 10 kurang menarik, monoton, dan membosankan sehingga siswa enggan melakukan latihan secara rutin. Hasil observasi menunjukkan bahwa minat membaca di kelas V SDN I Kedaton masih kurang, terbukti pada saat istirahat atau jam kosong siswa tidak berada di ruang perpustakaan, karena sebagian besar siswa kelas V belum memahami konsef intonasi kalimat, sehingga mengakibatkan rendahnya kemampuan membaca siswa. Rendahnya kemampuan membaca tersebut mungkin disebabkan oleh dua faktor yaitu, faktor siswa dan faktor guru. Faktor siswa. Siswa yang tidak ada minat dalam pembelajaran membaca, akan memperoleh nilai pemahaman isi bacaan yang rendah, begitu pula siswa yang kurang berminat untuk membaca pada waktu jam istirahat akan memperoleh perestasi yang rendah pula. Faktor minat siswa terhadap materi pembelajaran berpengaruh dan berhubungan erat dengan perolehan perestasi siswa. Kurangnya minat siswa untuk membaca mungkin disebabkan tidak tersedianya buku bacaan yang menarik. Menurut Nasution, (1993: 10) Kalau seseorang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu, tidak dapat diharapkan ia akan memperoleh hasil belajar dengan baik. Faktor guru. Guru yang kurang menguasai teknik pembelajaran secara efektif, contohnya materi yang dijadikan sumber belajar dalam membaca tidak memenuhi kebutuhan siswa, atau tidak membuat minat siswa tertarik untuk belajar membaca. RPP yang dibuat belum sempurna, seperti pada tujuan pembelajaran, dan pemilihan materi atau naskah narasi yang belum membuat siswa termotivasi untuk membaca. Demikian pula sistem evaluasi yang diberikan
11 11 guru, belum dapat meningkatkan pemahaman isi bacaan. Di dalam pembuatan RPP guru tidak menggunakan Permen 41 tahun Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 Pasal 2 tentang Standar Isi. Standar kompetensi yang terdapat dalam kurikulum Bahasa Indonesia, bahwa siswa kelas V seharusnya sudah bisa membaca dengan lancar. Secara rinci dari hasil observasi yang peneliti temukan tentang kemampuan siswa dalam pembelajaran membaca adalah sebagai berikut, 1. siswa kurang mampu menggunakan tanda-tanda baca dengan baik, sehingga susah untuk memahami isi bacaan, 2. nilai pemahaman isi bacaan yang diperoleh siswa, masih di bawah nilai KKM yang ditetapkan sekolah siswa, 3. proses pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru belum dapat meningkatkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran, 4. siswa sulit melafalkan lambing-lambang bunyi tertentu karena pengaruh kebiasaan penggunaan bahasa ibu dalam berkomunikasi, 5. Sistem evaluasi yang digunakan tidak sesuai dengan aspek-aspek yang dinilai, begitu juga daya beda, dan tingkat kesukaran soal tinggi. 6. guru belum menggunakan naskah narasi secara oftimal, sehingga belum dapat meningkatkan pemahaman isi bacaan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, 7. ketersediaan buku-buku yang merangsang minat siswa untuk membaca masih kurang. 8. RPP mata pelajaran Bahasa Indonesia yang dibuat guru belum sempurna, tidak mengacu pada Permen 41 tahun 2007.
12 12 (Sumber: Hasil survey terhadap guru yang mengajar di kelas V). Data dan informasi di atas, merupakan permasalahan pembelajaran Bahasa Indonesia yang perlu dicarikan jalan keluarnya, yaitu dengan pemanfaatan naskah narasi sebagai media pembelajaran diharapkan perestasi membaca siswa menjadi meningkat. Oleh karena itu perlu diadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk membelajarkan siswa dengan pemanfaatan naskah narasi pada pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri I Kedaton. Dipilihnya penelitian ini dengan alasan bahwa PTK merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara profesional. PTK adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil-hasil dari tindakan tersebut Hopkins, (1993: 12). Oleh karena itu, PTK terkai erat dengan permasalahan praktik pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru dan bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran sehingga meningkatkan prestasi membaca siswa 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas,maka permasalahan pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam materi pembelajaran membaca dapat di identifikasikan sebagai berikut Guru belum menggunakan perencanaan pembelajaraan membaca dengan baik, sehingga RPP yang disusun belum sempurna.
13 Nilai pemahaman isi bacaan siswa masih rendah, karena guru belum menggunakan naskah narasi dengan baik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Proses pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru, belum dapat meningkatkan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung Penggunaan tek pembelajaran membaca naskah narasi kurang bervariasi Masih ada beberapa siswa yang melafalkan bahasa daerah dalam berkomunikasi Kurangnya ketersediaan buku yang dapat meningkatkan minat membaca siswa Evaluasi baru dilakukan dengan cara membaca teks yang kurang menarik, dan tidak sesuai dengan aspek yang akan dinilai Berdasarkan fenomena tersebut, kajian pada penelitian akan lebih fokus pada upaya memperbaiki proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri I Kedaton. Upaya perbaikan tersebut dengan memaksimalkan mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui naskah narasi dalam pembelajaran membaca. 1.3 Pembatasan Masalah Mengingat keterbatasan peneliti baik dari segi kemampuan pengetahuan, biaya, tenaga maupun waktu, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi dan difokuskan pada Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan naskah narasi pada pembelajaran Bahasa Indonesia.
14 Proses pelaksanaan pembelajaran membaca dengan menggunakan naskah narasi pada pelajaran Bahasa Indonesia Sistem evaluasi pembelajaran membaca pada pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan naskah narasi Meningkatkan pemahaman isi bacaan pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan naskah narasi 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan, maka secara operasional permasalahan yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah perencanaan pembelajaran membaca dengan meng- gunakan naskah narasi pada pembelajaran Bahasa Indonesia Bagaimanakah proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan naskah narasi Bagaimanakah sistem evaluasi pembelajaran membaca dengan menggunakan naskah narasi Bagaimana peningkatkan pemahaman isi bacaan pada pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri I Kedaton dengan menggunakan naskah narasi 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk.
15 15 a. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran dengan menggunakan naskah narasi pada pembelajaran Bahasa Indonesia. b. Mendeskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Bahasa melalui naskah narasi. c. Mendeskripsikan sistem evaluasi pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui naskah narasi. d. Mendeskripsikan peningkatan pemahaman isi bacaan mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui naskah narasi siswa kelas V SD Negeri I Kedaton. 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat secara teoritis Penelitian ini diharapkan menghasilkan suatu kajian teoritis khususnya teori yang berhubungan dengan Teknologi Pendidikan kawasan desain dan pengelolaan pembelajaran Manfaat secara praktis. 1. Bagi guru, a) meningkatkan kemampuan guru dalam merancang, melaksanakan,dan mengevaluasi proses pembelajaran agar diperoleh hasil yang objektif dan obtimal, b) upaya memotivasi siswa agar cinta terhadap Bahasa Indonesia dan menumbuhkan semangat gemar membaca, c) upaya memperbaiki pembelajaran membaca, untuk meningkatkan prestasi membaca dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia,
16 16 d) perbaikan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan profesional guru, e) memperoleh pengetahuan baru dalam pengembangan profesi melalui karya ilmiah. 2. Bagi siswa, a) membantu menumbuhkan keberanian, mengurangi rasa malu siswa dalam pembelajaran membaca, b) membantu dalam mengatasi kesulitan belajar membaca wacana Bahasa Indonesia, c) meningkatkan motivasi belajar, minat dan kegemaran membaca. 3. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat mendorong terjadinya inovasi pembelajaran dan kemajuan sekolah sehingga meningkatkan kualitas sekolah sebagai institusi pendidikan yang berdayaguna dan berhasilguna.
BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai kedudukan yang sangat penting. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) bertujuan agar pelajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik disekolah melalui proses pembelajaran. Namun, mengupayakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Upaya peningkatan kualitas pendidikan dasar menjadi tugas dan tangung jawab guru. Karena gurulah yang langsung membina para peserta didik disekolah melalui proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah sudah menjadi sempit. Interaksi antar manusia dalam wujud tertentu sudah tidak dapat dibatasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa Indonesia secara umum mempunyai fungsi sebagai alat komunikasi sosial. Pada dasarnya bahasa erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Manusia sebagai anggota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh manusia didalam mengembagkan seluruh potensi yang ada pada dirinya. Melalui pendidikan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Dengan pendidikan diharapkan mampu melahirkan suatu generasi masa depan yang berkualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi, dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki hubungan yang sangat erat dalam kehidupan bermasyarakat karena bahasa merupakan alat komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) ruang lingkup penelitian, dan (5)
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, akan dipaparkan lima subbab, yaitu: (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) ruang lingkup penelitian, dan (5) manfaat penelitian. Untuk lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan yang sangat penting bagi kehidupan. Bahasa dijadikan sebagai alat komunikasi untuk melakukan sosialisasi satu sama lain. Melalui bahasalah
Lebih terperinci2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mempunyai peran penting didalam komunikasi baik secara lisan maupun tulisan dan digunakan sebagai bahasa nasional sehingga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangatlah berperan penting dalam kehidupan sehari-hari terlebih bagi dunia pendidikan. Bahasa merupakan sebuah jembatan bagi pemerolehan ilmu-ilmu pembelajaran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari. Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang penting. Oleh karena itu menulis merupakan salah satu standar kompetensi dalam pelajaran Bahasa Inggris
Lebih terperinciPENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS VI SD PABELAN III TAHUN AJARAN 2009 SKRIPSI
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS VI SD PABELAN III TAHUN AJARAN 2009 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Jenjang S-1 Oleh HARI HIDAYAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara
Lebih terperinciTEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING
TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 TAWANGSARI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010 S K R I P S I Untuk Memenuhi Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan dalam pembelajaran berpengaruh pada tingkat pencapaian hasil belajar. Hasil belajar yang dicapai tentu harus melalui proses pembelajaran secara
Lebih terperinci2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia. Bahasa juga dikatakan sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap manusia dengan yang lain. Sebagai alat
Lebih terperincisendiri dari hasil pengalaman belajarnya.
1 BAB I PENDAHAULUAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, dan Manfaat Penelitian. 1.1 Latar Belakang Masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi, mengingat bahasa merupakan sarana komunikasi dalam masyarakat. Untuk dapat berkomunikasi dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar para siswa terampil berbahasa, yaitu terampil mendengarkan (listening skill),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada prinsipnya tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah agar para siswa terampil berbahasa, yaitu terampil mendengarkan (listening skill), terampil berbicara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut UU tentang Sisdiknas No. 20 tahun 2003: terhadap manusia menuju ke arah yang lebih baik.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri, yang diarahkan dan bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu kebutuhan manusia sehingga memegang peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan pada keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi. Kita dapat menyatakan pendapat, perasaan, gagasan yang ada di dalam pikiran terhadap orang lain melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan hanya dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan berbahasa pada dasarnya kegiatan berkomunikasi. Oleh karena itu, belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Ketrampilan berbahasa (atau language atrs, language skills) dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah salah satu alat untuk berkomunikasi dan salah satu alat untuk melahirkan suatu keinginan atau pendapat. Bahasa sebagai alat komunikasi bisa berbentuk:
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bahasa Indonesia merupakan suatu mata pelajaran yang diberikan pada siswa di sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Interaksi pendidikan berfungsi membantu pengembangan seluruh potensi, kecakapan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan pendidikan. Interaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal berpikir kritis peserta didik dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran yang penting dalam perkembangan pengetahuan dan dalam hal berpikir kritis peserta didik dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di SMA kini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pelaksanaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di SMA kini dititikberatkan pada keterampilan siswa. Berdasarkan kurikulum 2006 siswa dituntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Inti dari pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Inti dari pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar menentukan keberhasilan guru di sekolah dalam melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) (2006 : 317), secara umum mata pelajaran Bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang telah ditetapkan disetiap jenjang pendidikan baik itu SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peserta didik memerlukan suatu sistem pendidikan yang memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peserta didik memerlukan suatu sistem pendidikan yang memberikan peluang untuk dapat mengekspresikan dirinya secara leluasa, untuk menerima diri secara lebih jujur dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara berurutan. Keterampilan tersebut adalah mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia diharapkan dapat saling mengenal dan berhubungan satu sama lain, saling berbagi pengalaman dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asep Resa Baehaki,2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BahasaIndonesia memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan yang besar dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung pada kemampuan dan keterampilannya dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa terdiri dari empat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di masyarakat, pengaruh informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik, dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, emosional, dan keterampilan siswa serta merupakan penunjang keberhasilan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam. memelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam memelajari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik, pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya bahasa adalah alat yang berfungsi untuk berkomunikasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara dan menulis. Tek (tulisan) berfungsi sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa, selain keterampilan menyimak, berbicara dan menulis. Tek (tulisan) berfungsi sebagai media interaksi penulis dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di semua jenis jenjang pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Apabila menguasai keempat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa memiliki empat komponen penting yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan membaca, keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi sebagai media pendidikan yang diharapkan mampu mendorong masyarakat dalam menggunakan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia tidak akan lepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia dalam berkomunikasi dengan tujuan menyampaikan ide,
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KUALITAS KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR DI SEKOLAH DASAR
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan proses pendidikan di Indonesia didasarkan pada landasan formal berupa Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Widi Rahmawati, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang harus dipelajari di semua jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi sebagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. komunikasi, baik komunikasi secara lisan, maupun komunikasi secara tertulis.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan. Sebagai bahasa persatuan bahasa Indonesia memiliki berbagai fungsi, fungsi yang utama adalah sebagai alat komunikasi, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi sertiap manusia, dengan pendidikan kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan hidup di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi menjadi dua, yaitu bahasa lisan yang disampaikan secara langsung, dan bahasa tulisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bisa diartikan sebagai sebuah proses kegiatan pelaksanaan kurikulum suatu lembaga pendidikan yang telah ditetapkan (Sudjana, 2001: 1). Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dengan menggunakan bahan atau sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI MODEL STAD SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI MODEL STAD SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh: Eny Mutiarawati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana yang strategis untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia, sebab pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa turut menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kriteria untuk mengetahui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan salah satu proses penting, hasil belajar siswa turut menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kriteria untuk mengetahui apakah
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK DENGAN MEMANFAATKAN MEDIA CERITA DAN TEKNIK MENJAWAB PERTANYAAN PADA PESERTA DIDIK KELAS V SD NEGERI I KADIPIRO KECAMATAN JUMAPOLO SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna
Lebih terperinci2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berbahasa yang mumpuni serta dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan
Lebih terperincikeinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya bahasa, tujuan komunikasi akan tercapai.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas delapan hal. Pertama, dibahas latar belakang masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa sekolah dasar. Kemudian, dibahas identifikasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sekali bagi kita semua untuk mempelajarinya. Setiap orang sering berbahasa, baik
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional kita, bahasa yang sangat penting sekali bagi kita semua untuk mempelajarinya. Setiap orang sering berbahasa, baik
Lebih terperinciContoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN
Ini adalah Contoh: Jika ada yang berminat dengan Format *.Doc Silahkan kontak: Telp/SMS : 085 255 989 455 Website : http://bit.ly/rppkita Terima kasih! PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI
Lebih terperinciPEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI
PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan global. Maka, untuk meningkatkan mutu pendidikan pemerintah selalu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Depdiknas mengembangkan suatu system pendidikan yang dapat membekali peserta didik dengan kecakapan hidup dalam kehidupan yang berorientasi pada tujuan dan proses,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan pendidikan seseorang dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan kehidupan
Lebih terperinciKEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN KEMAMPUAN BERCERITA SISWA KELAS VI SD 03 KALIYOSO KECAMATAN UNDAAN KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI
KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN KEMAMPUAN BERCERITA SISWA KELAS VI SD 03 KALIYOSO KECAMATAN UNDAAN KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa itu sendiri terbagi menjadi empat komponen, yaitu: menyimak, berbicara, membaca,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk berkomunikasi antar manusia. Bahasa sebagai alat. mempunyai kemampuan berbahasa yang baik.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari bahasa. Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antar manusia. Bahasa sebagai alat komunikasi ini dalam rangka memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dipahami oleh siswa sebagai pelajaran yang membosankan dan tidak menarik, sehingga pada akhirnya berpengaruh terhadap sikap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan mengoptimalkan perkembangan potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan pendidikan diarahkan kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi. Bahasa Indonesia berperan sebagai alat untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Marfuah, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia tidak lepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa digunakan manusia sebagai sarana berkomunikasi dengan sesamanya. Kegiatan berkomunikasi merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memindahkan informasi pengetahuan ke buku catatan yang telah didapat dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan sehari-hari dalam lingkungan sekolah siswa tidak akan terlepas dengan aktifitas menulis. Hal tersebut dikarenakan dari menulis siswa memindahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan. Adapun
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi ke dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, secara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dapat dipisahkan antara satu sama lain. Keempat komponen itu ialah keterampilan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia pada dasarnya memiliki tujuan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa memiliki empat komponen penting yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi manusia membutuhkan bahasa. Dalam Kamus Besar Bahasa. tepat bila antara penutur dan mitra tutur saling memahami.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan terlepas dari manusia lain. Setiap manusia membutuhkan komunikasi dengan manusia lain. Untuk berkomunikasi manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatkanya kemampuan siswa, situasi dan kondisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatkanya kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segi kepribadian, pengetahuan, kemampuan maupun tanggung jawabnya. dalam yaitu dari diri manusia itu sendiri.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan untuk mengembangkan dan menggali potensi yang dimiliki oleh manusia untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam bidang pendidikan proses pembelajaran di sekolah menjadi pilar utama. Karena tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan nasional sangat ditentukan dari proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dengan manusia lain. Untuk menjalin hubungan tersebut diperlukan suatu alat komunikasi. Alat komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin baik kualitas pendidikan disuatu negara akan menghasilkan bangsa yang cerdas. Keberhasilan
Lebih terperinci