ABSTRAK MENGATASI KESULITAN MEMAHAMI KONSEP SISTEM REGULASI MELALUI STRATEGI METAKOGNITIF PADA SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN
|
|
- Liani Tan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal Wahana-Bio Volume XV Juni 2016 ABSTRAK MENGATASI KESULITAN MEMAHAMI KONSEP SISTEM REGULASI MELALUI STRATEGI METAKOGNITIF PADA SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN Oleh: Sisca Pratiwi Andriani 1, St. Wahidah Arsyad 2, Hj. Noor Ichsan Hayani 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3 Berdasarkan informasi guru Biologi SMA PGRI 6 Banjarmasin materi Konsep Sistem Regulasi sulit dipahami oleh siswa. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) pelajaran biologi pada konsep sistem regulasi yaitu 75 pada tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi kesulitan siswa, mengetahui peningkatan hasil belajar siswa, dan mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran melalui strategi metakognitif dengan menggunakan peta konsep dan matriks ingatan pada konsep sistem regulasi khususnya pada materi sistem saraf dan sistem endokrin. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, tiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA SMA PGRI 6 Banjarmasin tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 33 orang. Hasil penelitian menghasilkan kesulitan belajar siswa dapat diatasi dengan membaca bahan ajar, membuat peta konsep, membuat matriks ingatan dan berdiskusi. Hasil belajar siswa yang diukur melalui tes hasil belajar berupa peningkatan pretes ke postes pada siklus I pertemuan 1 (60,60%), siklus I pertemuan 2 (60,60%), siklus II pertemuan 1 (77,41%) dan siklus II pertemuan 2 (96,87%). Proses pembelajaran melalui LKS secara umum menunjukkan kategori baik dengan nilai Pembelajaran melalui strategi metakognitif dengan menggunakaan peta konsep dan matriks ingatan mendapatkan respon positif dari siswa dengan 53,12% siswa setuju dan 46,87% siswa sangat setuju. Kata kunci: kesulitan, memahami konsep sistem regulasi, metakognitif, peta konsep, matriks ingatan 1 1
2 PENDAHULUAN Secara umum pendidikan merupakan satuan tindakan yang memungkinkan terjadinya belajar. Dengan adanya belajar terjadilah perkembangan jasmani dan mental siswa. Pendidikan merupakan faktor ekstern bagi terjadinya belajar. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya di alami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar (Dimyati & Mudjiono, 2009). Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan, menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari (BSNP, 2006). Sistem Regulasi merupakan materi SMA kelas XI semester genap, dimana siswa dituntut untuk menjelaskan struktur dan fungsi sistem saraf, proses kerja sistem saraf, keterkaitan fungsi sistem saraf dan endokrin, struktur dan fungsi sistem endokrin, mengenali berbagai gangguan/penyakit/kelainan dan penyebabnya yang berkaitan dengan susunan sistem saraf dan endokrin, menjelaskan cara mencegah/menghindari gangguan/penyakit yang terjadi pada sistem saraf dan endokrin serta menjelaskan dampak pengaruh narkoba terhadap susunan saraf. 2
3 Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru biologi materi Sistem Regulasi memang merupakan salah satu materi yang sulit untuk dibelajarkan, terbukti dari hasil belajar yang belum memenuhi standar ketuntasan sekolah yaitu 75. Hal ini disebabkan karena materi yang banyak menggunakan kata-kata yang sulit dipahami oleh siswa. Selain itu, siswa juga sulit membayangkan letak dan bentuk dari saraf dan kelenjar serta hormon yang dihasilkannya karena bukan merupakan sesuatu yang secara riil bisa dilihat langsung. Sehingga membuat siswa sulit menentukan konsep utama yang harus dipelajari dan sulit memfokuskan perhatian pada materi yang sedang dipelajari. Hal ini mempengaruhi hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM sekolah pada tahun 2011/2012. Masalah dalam penelitian ini dirumuskan seagai berikut: 1) Bagaimana mengatasi kesulitan siswa kelas XI IPA SMA PGRI 6 Banjarmasin pada konsep sistem regulasi melalui strategi metakognitif dengan menggunakan peta konsep dan matriks ingatan, 2) Apakah terjadi peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA PGRI 6 Banjarmasin pada konsep sistem regulasi melalui strategi metakognitif dengan menggunakan peta konsep dan matriks ingatan, 3) Bagaimana respon siswa kelas XI IPA SMA PGRI 6 Banjarmasin terhadap kegiatan belajar mengajar melalui strategi metakognitif dengan menggunakan peta konsep dan matriks ingatan. Peneleitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Cara mengatasi kesulitan siswa dalam memahami konsep sistem regulasi khususnya pada materi sistem saraf dan sistem endokrin melalui strategi metakognitif dengan menggunakan peta konsep dan matriks ingatan, 2) Peningkatan hasil belajar siswa melalui strategi metakognitif dengan menggunakan peta konsep dan matriks ingatan pada konsep sistem regulasi khususnya pada materi sistem saraf dan sistem endokrin, 3) Respon siswa kelas XI IPA SMA PGRI 6 Banjarmasin dalam pembelajaran pada konsep sistem regulasi melalui strategi metakognitif. 3
4 METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan 2 siklus dengan masing-masing siklus sebanyak 2 kali pertemuan. Siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi dari siklus I. Pada setiap siklus terdiri atas beberapa tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi tindakan serta refleksi tindakan. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA SMA PGRI 6 Banjarmasin tahun ajaran 2012/2013. Jumlah siswa pada kelas tersebut adalah 33 orang yang terdiri dari 11 orang siswa laki-laki dan 22 orang siswa perempuan, dengan 8 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang anggota kelompok. Teknik pengumpulan data kuantitatif yaitu data hasil belajar yang diambil dari pretes, postes dan LKS (nilai LKS diperoleh dari peta konsep dan matriks ingatan) serta data kualitatif yang diambil dari hasil penilaian kinerja proses, kinerja psikomotor, perilaku berkarakter (meliputi kerjasama dan menghargai pendapat teman), keterampilan sosial (meliputi bertanya dan menyumbang ide/pendapat) serta respon siswa yang diberikan di akhir pembelajaran. Analisis data dibedakan sebagai berikut: 1. Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif (pretes, postes dan LKS) dilakukan dengan cara menghitung ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal dengan rumus sebagai berikut: Jumlah skor Ketuntasan Individual = x 100% Jumlah skor maksimal Jumlah siswa yang tuntas belajar Ketuntasan Klasikal = Jumlah seluruh siswa x 100% 4
5 Pertemuan Siswa Hadir Keterangan: Ketuntasan individual: jika siswa mencapai ketuntasan 75%. Ketuntasan klasikal: Jika 85% dari seluruh siswa yang mencapai ketuntasan 75% (KKM KD Konsep Sistem Regulasi). 2. Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kualitatif dilakukan dengan teknik persentase dan dianalisis secara deskriptif tentang penilaian kinerja proses, kinerja psikomotor, perilaku berkarakter dan keterampilan sosial serta respon siswa. HASIL PENELITIAN 1. Data Kuantitatif 1.1 Hasil belajar berupa peningkatan pretes ke postes pada siklus I dan siklus II Siklus I II Hasil belajar siswa diperoleh dari nilai peningkatan pretes ke postes. Hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II menunjukkan peningkatan yang dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Ringkasan Data Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal pada Siklus I dan Siklus II Tes Hasil Belajar Tuntas (org) Tidak Tuntas (org) % Ketunta san Klasikal Pretes % Postes ,60% Pretes ,03% Postes ,63% Pretes % Postes ,41% Pretes % Postes ,87% % Peningkatan Pretes ke Postes 60,60% 60,60% 77,41% 96,87% % Rata-rata Peningkatan per Pertemuan 0% 19,46% Keterangan : Ketuntasan individual: Jika siswa mencapai nilai 75 Ketuntasan klasikal: Jika 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan individual 75 % Peningkatan per Siklus 19,46% 5
6 Berdasarkan Tabel 1 diperoleh data ketuntasan klasikal pada nilai pretes ke postes. Nilai pretes siklus I pada pertemuan 1 yaitu 0% dan pada postes meningkat menjadi 60,60%. Kemudian pada siklus I pertemuan 2 untuk nilai pretes yaitu 3,03 % dan pada postes meningkat menjadi 63,63%. Rata-rata ketuntasan klasikal untuk pretes dan postes pada siklus I mengalami peningkatan, namun hasil tersebut masih belum mencapai indikator keberhasilan pembelajaran, sehingga dapat dikatakan hasil belajar pada siklus I belum tuntas , ,6 63,63 77,41 pretes p1 postes p , siklus 1 siklus 2 pretes p2 postes p2 Gambar 1. Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II Berdasarkan Gambar 3 terlihat bahwa rata-rata ketuntasan klasikal untuk siklus II juga mengalami peningkatan. Nilai pretes siklus II pertemuan 1 dari 0 % menjadi 77,41 % pada postes. Sementara nilai pada siklus II pertemuan 2 meningkat dari 0% pada pretes menjadi 96,87% pada postes, hasil belajar pada siklus II ini dapat dikatakan sudah tuntas. 6
7 1.2 Hasil LKS pada siklus I dan siklus II Hasil selama proses pembelajaran diperoleh dari nilai LKS berupa nilai peta konsep dan matriks ingatan yang dikerjakan secara berkelompok serta ringkasannya dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 2. Tabel 2. Ringkasan Data Hasil LKS pada Siklus I dan Siklus II Kelompok Siklus I Siklus II Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Memuaskan 148 Sedang 527 Memuaskan 409 Baik Baik 145 Sedang 496 Baik 437 Baik Sedang 169 Baik 552 Memuaskan 416 Baik Sedang 71 Cukup 482 Baik 555 Memuaskan Memuaskan 62 Cukup 391 Baik 277 Sedang Sedang 74 Cukup 443 Baik 393 Baik Sedang 41 Buruk 327 Sedang 262 Sedang Baik 113 Sedang 522 Memuakan 468 Memuaskan Rata-rata 187 Baik 103 Cukup 467, Baik 402 Baik Rata-rata nilai dari siklus I siklus II Selisih nilai peta konsep dan matriks ingatan peneliti dengan kelompok tertinggi 5 289,87 Baik Keterangan: Untuk perhitungan kategori nilai peta konsep dan matriks ingatan dimodifikasi berdasarkan Arikunto,
8 KELOMPOK Keterangan: Siklus I pertemuan 1 Siklus I pertemuan 2 Siklus II pertemuan 1 Siklus II pertemuan 2 2. Data Kualitatif 2.1 Pengamatan Kinerja Proses Gambar 2. Hasil LKS pada Siklus I dan Siklus II Berdasarkan hasil pengamatan kinerja proses, dari 2 pertemuan pada siklus I dan II, secara umum rata-rata kinerja proses mengalami peningkatan. Ringkasan hasil pengamatan kinerja proses terdapat pada Tabel 3. Tabel 3. Ringkasan Hasil Pengamatan Kinerja Proses No. Rincian Tugas Kinerja Perte muan 1 Siklus I Perte muan 2 Ratarata Kategori Siklus II Ratarata Pert em uan 1 Perte muan 2 Kategori 1. Membaca bahan ajar yang dibagikan Baik Baik 2. Mendiskusikan LKS 90,90 84,84 87,87 Baik 90, 32 96,87 93,59 Baik 3. Membuat peta 30,30 39,39 34,84 Cukup 41, 50 45,96 Cukup konsep Membuat matriks 24,24 27,27 25,75 Cukup 48, 53,12 50,75 Cukup ingatan Bertanya 63,63 84,84 74,23 Baik 90, 32 90,62 90,47 Baik 6. Menyumbang ide/pendapat 90,90 87,87 89,38 Baik 87, ,55 Baik 8
9 Keterangan : Kategori: % = Baik 1-25% = Kurang baik 51-75% = Baik 0% = Tidak baik 26-50% = Cukup (Arikunto, 2010) 2.2 Pengamatan Kinerja Psikomotor Berdasarkan hasil pengamatan kinerja psikomotor, secara umum terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II. Ringkasan hasil pengamatan kinerja psikomotor terdapat pada Tabel 4. Tabel 4. Ringkasan Hasil Pengamatan Kinerja Psikomotor No. Rincian Tugas Kinerja 1. Seluruh perhatian diarahkan pada materi diskusi 2. Mengikuti kegiatan diskusi secara aktif 3. Menghargai saran dan pendapat sesama teman peserta diskusi 4. Mempresentas ikan LKS 5. Menyimpulkan hasil diskusi Perte muan 1 Siklus I Pertem uan 2 Ratarata ,90 95,45 Baik Kategori Siklus II Ratarata Pert emu an 1 18,18 60,60 39,39 Cukup 20,0 3 84,84 93,93 89,38 Baik 6,06 12,12 9,09 Kurang baik 3,03 24,24 13,63 Kurang baik Pertemu an 2 Kategori ,28 90,64 Baik 65,62 47,32 Cukup Baik 19,3 5 16,1 2 Keterangan : Kategori: % = Baik 1-25% = Kurang baik 51-75% = Baik 0% = Tidak baik 26-50% = Cukup (Arikunto, 2010) 28,12 23,73 Kurang baik 25 20,56 Kurang baik 9
10 2.3 Hasil Pengamatan Perilaku Berkarakter Berdasarkan hasil pengamatan perilaku berkarakter pada saat proses pembelajaran yang meliputi perilaku kerjasama dan menghargai pendapat teman, secara umum pada siklus I persentase rata-rata perilaku kerjasama dengan kategori baik sebesar 72,21% dan menghargai pendapat teman sebesar 95,45% dengan kategori baik. Pada siklus II perilaku kerjasama dan menghargai pendapat teman masuk dalam kategori baik dengan masing-masing nilai rata-rata sebesar 79,47% dan 96,35%. Hasil pengamatan perilaku berkarakter siklus I dan siklus II dapat dilihat pada. Ringkasan pengamatan perilaku berkarakter terdapat pada Tabel 5. Tabel 5. Ringkasan Pengamatan Perilaku Berkarakter No. Perilaku Berkarakter Perte muan 1 Siklus I Perte muan 2 Ratarata Kategori Siklus II Ratarata Perte Perte muan muan 1 2 Kategori 1. Kerjasama 62,62 81,82 72,21 Baik 86,02 72,92 79,47 Baik 2. Menghargai pendapat teman 98,99 91,92 95,45 Baik ,70 96,35 Baik Keterangan : Kategori: % = Baik 1-25% = Kurang baik 51-75% = Baik 0% = Tidak baik 26-50% = Cukup (Arikunto, 2010) 10
11 2.4 Hasil Pengamatan Keterampilan Sosial Dari hasil pengamatan keterampilan sosial pada saat proses pembelajaran berlangsung yaitu bertanya dan menyumbang ide/pendapat. Pada siklus I keterampilan bertanya berada pada kategori baik dengan persentase sebesar 67,17% dan keterampilan menyumbang ide/pendapat berada pada kategori baik dengan persentase sebesar 76,26%. Pada siklus II untuk keterampilan bertanya dan keterampilan menyumbang ide/pendapat berada pada kategori baik dengan masing-masing persentase sebesar 85,48% dan 76,56%. Hasil pengamatan keterampilan sosial siklus I dan siklus II dapat dilihat pada. Ringkasan pengamatan keterampilan sosial terdapat pada Tabel 6. Tabel. 6. Ringkasan Pengamatan Perilaku Keterampilan Sosial N o. Perilaku Sosial Pertem uan 1 Siklus I Pertem uan 2 Kategor i Pertem uan 1 Siklus II Pertem uan 2 Ratarata Ratarata Kategor i 1. Bertanya 61,61 72,73 67,17 Baik 84,95 86,02 85,48 Baik 2 Menyumban g ide/pendapat 73,74 78,79 76,26 Baik 65,63 87,50 76,56 Baik Keterangan : Kategori: % = Baik 1-25% = Kurang baik 51-75% = Baik 0% = Tidak baik 26-50% = Cukup (Arikunto, 2010) 2.5 Respon Siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran Pembelajaran dengan menggunakan strategi metakognitif (peta konsep dan matriks ingatan) mendapatkan respon positif dari siswa, respon tersebut diperoleh setelah proses pembelajaran berakhir, yaitu pada predikat setuju dengan persentase 53,12 % dan sangat setuju 46,87 %. Hasil ini juga didukung dari hasil belajar berupa nilai postes yang semakin meningkat pada setiap siklus. Sedangkan ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju 11
12 sebesar 0 %. Ringkasan respon siswa terhadap pembelajaran terdapat pada Tabel 7 dan Gambar 3. Tabel 7. Ringkasan Respon Siswa terhadap Pembelajaran Nilai Predikat Frekuensi Persentasi (%) Sangat setuju 15 46, Setuju 17 53, Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju 0 0 Respon Siswa (%) ,87 Sangat setuju 53, Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju Respon Siswa (%) Gambar 3. Respon Siswa terhadap Pembelajaran Pembahasan 1. Mengatasi Kesulitan Memahami Konsep Sistem Regulasi Menurut Ahmadi & Widodo (2008) aktivitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Keadaan dimana anak didik/siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut dengan kesulitan belajar. Berdasarkan wawancara terhadap guru Biologi SMA PGRI 6 Banjarmasin kesulitan belajar yang dirasakan oleh siswa bermacam-macam 12
13 yaitu seperti; sulit menentukan konsep utama yang harus dipelajari dan sulit memfokuskan perhatian pada materi yang sedang dipelajari. Berdasarkan data dari siklus I siklus II terjadi peningkatan dari pretes ke postes. Peningkatan terjadi karena diduga siswa sudah mengoptimalkan keterampilannya dalam membuat peta konsep dan matriks ingatan pada kemampuan berpikirnya, sehingga mereka menjadi lebih mudah mengingat dan menghafal. Peningkatan yang terjadi menunjukkan bahwa siswa sudah mampu mengatasi kesulitan belajar. Hal ini dilihat berdasarkan hasil peta konsep yang dibuat siswa secara berkelompok. Sementara untuk matriks ingatan, mereka sudah mampu membuat tabel-tabel ringkasan untuk memudahkan mereka mengingat dan menghafal suatu pokok bahasan. Ini sesuai dengan pendapat Zaini dkk (2008) yang mengemukakan bahwa matriks ingatan adalah strategi pembelajaaran yang bersandar kepada proses dan hasil belajar. Proses belajar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan mengingat atau menghafal, sedangkan sisi hasil diarahkan untuk mengkonstruksi pengetahuan atau penguasaan materi untuk kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hal tersebut di atas penggunaan strategi metakognitif dengan menggunakan peta konsep dan matriks ingatan dapat mengatasi kesulitan belajar. Pada proses pembelajaran dengan menggunakan strategi metakognitif selama penelitian dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:1) membaca bahan ajar, 2) membuat peta konsep, 3) membuat matriks ingatan, 4) mendiskusikan hasil peta konsep dan matriks ingatan. 2. Hasil Belajar Hasil belajar siswa untuk pretes pada siklus I dan II semua kelompok tidak ada yang mencapai ketuntasan, kecuali satu orang pada pertemuan 2 siklus I (Tabel 1) dan sudah mencapai KKM. Satu orang ini diduga sudah mempelajari materi proses kerja sistem saraf dan keterkaitan fungsi saraf dan 13
14 endokrin sebelumnnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Sanjaya (2006) yang menyatakan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Walaupun untuk pretes belum ada yang mencapai ketuntasan, namun postes pada siklus I ke siklus II telah terjadi peningkatan. Pada postes pertemuan 1 siklus I, secara pribadi kelompok tidak mencapai ketuntasan. Menurut Trianto (2009) pembelajaran kelompok dikatakan berhasil bila mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru. Sementara itu, walaupun kelompok 2, 5, 6 dan 7 sudah mencapai KKM. Menurut Trianto (2009) suatu kelompok dikatakan belum berhasil bila ada anggota kelompoknya yang belum mencapai ketuntasan belajar. Sementara nilai LKS untuk kelompok 1, 2, 5 dan 8 sudah masuk dalam kategori baik. Diduga faktor inilah yang menyebabkan masih bervariasinya hasil postes yang diperoleh. Hal ini disesuaikan dengan kinerja proses dan psikomotor yang dilakukan kelompok tersebut. Menurut Sanjaya (2006) belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan, namun sebuah proses mental yang terjadi dalam diri seorang sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Pada pertemuan 2 siklus I, kelompok-kelompok tadi yang nilai postesnya rendah ternyata sudah ada dua kelompok yang mencapai nilai diatas KKM. Hal ini terlihat dari KKM individu yang sudah tuntas. Hal tersebut diduga karena meningkatnya aktivitas kelompok tersebut, yang terlihat dari peningkatan kinerja proses dan psikomotornya. Namun, untuk LKS dua kelompok tadi menurun kategorinya menjadi cukup. Hal ini diduga karena materi tentang proses kerja sistem saraf dan keterkaitan fungsi saraf dan endokrin masih sulit dipahami siswa, terlihat dari peta konsep yang dibuat siswa serta waktu pengerjaan di kelas yang sempit. 14
15 Selanjutnya pada pertemuan 1 siklus II kelompok-kelompok yang postesnya sudah diatas KKM meningkat menjadi empat kelompok, yaitu kelompok 1, 3, 4 dan 7 ini juga dilihat dari KKM individu yang sudah tuntas. Sementara nilai LKSnya pun sudah tergolong dalam kategori baik. Hal ini juga didukung dari kinerja proses dan psikomotor yang dilakukan kelompok tersebut. Berdasarkan pengalaman pada pertemuan 2 siklus I, untuk memaksimalkan peta konsep yang dibuat oleh siswa, maka dapat menyempurnakan peta konsep dirumah. Hal ini dilakukan untuk mengatasi keterbatasan waktu yang tersedia di sekolah. Pada siklus II pertemuan 2 kelompok-kelompok yang sudah mencapai KKM dan ketuntasan individual meningkat menjadi 6 kelompok, yaitu kelompok 1,2,3,4,5 dan 7. Kelompok tersebut juga memperoleh nilai LKS yang baik. Hal ini diduga karena materi tentang mengenali gangguan, penyakit, penyebab dan cara mencegah kelainan pada saraf dan endokrin serta dampak pengaruh narkoba terhadap susunan saraf pada pertemuan terakhir ini tergolong mudah. Hal tersebut di atas sesuai dengan pendapat Hamdani (2011) yang menyatakan bahwa belajar dapat terealisasi dalam pembelajaran bila memenuhi prinsip-prinsip kesiapan belajar, perhatian, motivasi, keaktifan siswa, mengalami sendiri, pengulangan, materi pelajaran yang menantang, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual. Namun ada kelompok yang dari pertemuan 1 siklus 1 sampai pertemuan 2 siklus II belum mencapai ketuntasan kelompok yaitu kelompok 6 dan 8. Setelah dicermati ternyata ada anggota kelompok yang dari awal pembelajaran tidak pernah tuntas pada nilai postesnya, namun nilai LKSnya baik. Setelah diperhatikan aktivitas anggota pada kelompok tersebut tidak fokus pada materi yang sedang didiskusikan. 15
16 Secara keseluruhan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II sudah memenuhi indikator keberhasilan penelitian yaitu jika siswa mencapai kriteria ketuntasan individual yang sudah ditentukan oleh sekolah 75 dan ketuntasan klasikal 85 %. Secara keseluruhan terjadi peningkatan terhadap nilai rata-rata dari peta konsep dan matriks ingatan yang dibuat oleh siswa. Ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir siswa sudah mulai berkembang dari setiap pertemuan. 3. Perilaku Berkarakter dan Keterampilan Sosial selama Proses Pembelajaran Perilaku berkarakter dan keterampilan sosial siswa secara umum menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II. Ini menunjukkan bahwa karakter kerjasama, menghargai pendapat teman dan keterampilan bertanya, menyumbang ide/pendapat siswa sudah masuk dalam kategori baik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Rusman (2011) yang menyatakan bahwa disamping aktivitas dan kreativitas yang diharapkan dalam sebuah proses pembelajaran dituntut interaksi yang seimbang, interaksi yang dimaksudkan adalah adanya interaksi atau komunikasi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru. Dalam proses belajar diharapkan adanya komunikasi banyak arah yang memungkinkan terjadinya aktivitas dan kreativitas yang diharapkan. 4. Respon Siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa respon siswa setelah proses pembelajaran dengan menggunakan strategi metakognitif secara keseluruhan tergolong positif. Hal tersebut terlihat dari persentase siswa yang setuju (53,12%). Ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan 16
17 strategi metakognitif dapat menarik minat belajar siswa. Hal ini terlihat berdasarkan peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Hal tersebut didukung pendapat Nur (2011) yang menyatakan bahwa pengetahuan tentang kognisi terdiri dari informasi dan pemahaman yang dimiliki seorang pebelajar tentang proses berpikirnya sendiri disamping pengetahuan tentang berbagai strategi belajar untuk digunakan dalam suatu situasi pembelajaran tertentu. Pemonitoran kognitif adalah kemampuan pebelajar untuk memilih menggunakan dan memonitor strategi-strategi belajar yang cocok dengan gaya belajar mereka sendiri maupun dengan situasi yang sedang dihadapi. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka 1) Kesulitan siswa kelas XI IPA SMA PGRI 6 Banjarmasin pada konsep sistem regulasi dapat diatasi melalui strategi metakognitif dengan menggunakan peta konsep dan matriks ingatan dengan cara: membaca bahan ajar, membuat peta konsep, membuat matriks ingatan, mendiskusikan hasil peta konsep dan matriks ingatan, 2) Hasil belajar siswa pada konsep sistem regulasi melalui strategi metakognitif dengan menggunakan peta konsep dan matriks ingatan dari siklus I - siklus II pada nilai pretes ke postes mengalami peningkatan, yaitu; siklus I pertemuan 1 (60,60%), siklus I pertemuan 2 (60,60%), siklus II pertemuan 1 (77,41%) dan siklus II pertemuan 2 (98,87%). Sementara untuk nilai LKS mengalami peningkatan hasil dari siklus I ke siklus II menjadi kategori baik dengan nilai ( ), 3) Respon siswa terhadap kegiatan belajar mengajar melalui strategi metakognitif dengan menggunakan peta konsep dan matriks ingatan adalah positif. Respon positif tersebut ditunjukkan dengan kategori setuju (53,12%) dan sangat setuju (46,87%). 17
18 Beberapa saran yang dapat diberikan yaitu: 1) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang strategi metakognitif pada konsep sistem regulasi karena peningkatan hasil belajar berupa postes masih rendah, 2) Sebaiknya untuk menemukan kesulitan belajar siswa perlu dilakukan pengambilan data melalui angket tertutup terhadap siswa dan guru, 3) Untuk menghindarkan siswa dari keletihan sebaiknya pembelajaran eksakta jangan didahului dengan pembelajaran olahraga, 4) Agar siswa termotivasi belajar materi yang dianggap mudah bisa diajarkan terlebih dahulu di awal, walaupun materi tersebut seharusnya diajarkan di akhir, 5) Dalam pembuatan peta konsep siswa boleh membuat dalam bentuk yang lebih bervariasi (segitiga, bulat, lonjong dan sebagainya) agar siswa tidak bosan, 6) Penggunaan pembelajaran dengan strategi metakognitif hendaknya bisa mengkolaborasikan model pembelajaran kooperatif dengan tipe pembelajaran yang lebih beragam, seperti peta konsep dan elaborasi, mind mapping dan matriks ingatan serta tipe pembelajaran lainnya. 18
19 DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono Psikologi Belajar Edisi Revisi. Rineka Cipta. Solo Badan Standar Nasional Pendidikan Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus SMA/MA. Depdiknas. Jakarta. Dimyati dan Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta. Jakarta. Hamdani Strategi Belajar Mengajar. CV. Pustaka Setia. Bandung Nur, Mohamad Strategi-Strategi Belajar. Kementrian Pendidikan Nasional Universitas Negeri Surabaya Pusat Sains dan Matematika Sekolah. Surabaya Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Rajawali Pers. Jakarta. Sanjaya, Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana. Bandung Trianto Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana Prenada Media Group. Jakarta Zaini, H, Bermawy Munthe dan S. A Aryani Strategi Pembelajaran Aktif CTSD (Center for Teaching Staff Development). Institut Islam Kalijaga. Yogyakarta 19
MENINGKATKAN HASIL DAN PROSES BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE
ABSTRAK MENINGKATKAN HASIL DAN PROSES BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (SIKLUS BELAJAR) Oleh : Zayuk Novita Fasha,
Lebih terperinciOleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3
Jurnal Wahana-Bio Volume XVI Desember 2016 UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MIA 1 SMA NEGERI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP EKOSISTEM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH
Lebih terperinciABSTRAK. Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin P. Putra, Sri Amintarti
ABSTRAK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 6 RSBI BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM GERAK MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN WORKSHEET BERBASIS WEB Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin
Lebih terperinciMENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X- 7 SMA NEGERI 7 BANJARMASIN PADA KONSEP EKOSISTEM MELALUI PENGGUNAAN MIND MAP
ABSTRAK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X- 7 SMA NEGERI 7 BANJARMASIN PADA KONSEP EKOSISTEM MELALUI PENGGUNAAN MIND MAP (PETA PIKIRAN) DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF Oleh: M.Nofiar
Lebih terperinciABSTRAK. Oleh : Husnul Khatimah, St. Wahidah Arsyad, A. Naparin
ABSTRAK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA A SMA NEGERI 5 BANJARMASIN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED AND READING COMPOSITION (CIRC) DENGAN TEKNIK MENGGARISBAWAHI
Lebih terperinciABSTRAK PENGGUNAAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS X.1 SMA NEGERI 8 BANJARMASIN PADA KONSEP HEWAN INVERTEBRATA
20 ABSTRAK PENGGUNAAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS X.1 SMA NEGERI 8 BANJARMASIN PADA KONSEP HEWAN INVERTEBRATA Oleh : Amalia Rezeki, St.Wahidah Arsyad, Aminiddin P.P Pembelajaran
Lebih terperinciPenerapan Mind Mapping pada Pembelajaran Biologi Konsep Sistem Pernapasan Manusia terhadap Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa
SP-6-7 Penerapan Mind Mapping pada Pembelajaran Biologi Konsep Sistem Pernapasan Manusia terhadap Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Mind Mapping Implementation in Biology Learning (Human Respiration
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA UNTUK MELATIHKAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS XI SMA PGRI 6
Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : 2443-3608 Vol.2 No.4 (2016) : 208-218 ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA UNTUK MELATIHKAN
Lebih terperinciABSTRAK. Oleh: Risma Zuraida, Muhammad Zaini, Bunda Halang
ABSTRAK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 BANJARBARU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH Oleh: Risma Zuraida, Muhammad Zaini, Bunda
Lebih terperinciABSTRAK. Oleh : Nura, Aminuddin P.Putra, St. Wahidah Arsyad
ABSTRAK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 21 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM DALAM KEHIDUPAN TUMBUHAN DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Oleh : Nura,
Lebih terperinciABSTRAK. Oleh : Noor Janah, Aminuddin P.Putra, Asri Lestari
ABSTRAK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA MELALUI PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH Oleh : Noor Janah, Aminuddin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Dunia pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam menghasilkan sumberdaya manusia yang berpotensi dan berkompetensi. Melalui pendidikan individu
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII 1 MTs NEGERI ENOK Habibullah a, Hj. Zetriuslita b, Abdurrahman c a Alumni Program
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SISWA KELAS VIIIC SMP MUHAMMADIYAH 1 MINGGIR Dian Safitri Universitas
Lebih terperinciMENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING. Eko Wahyuningtyas 1, Aminuddin PP 2
Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : 2443-3608 Vol. 1 No.2 (2015) : 17-25 MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Eko Wahyuningtyas 1, Aminuddin PP 2 1
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Devi Wahyu Ertanti PGMI, FAI, Universitas Islam Malang (UNISMA)
Lebih terperinciMENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR KELAS VII C SMP NEGERI 1 KUSAN HILIR DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KONSEP EKOSISTEM
Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : 2443-3608 Vol. 3 No.1 (2017) : 26-30 MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR KELAS VII C SMP NEGERI 1 KUSAN HILIR DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KONSEP
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1
Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1 PENINGKATAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING KELAS VIIF SMP NEGERI
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DI KELAS VIII SMP
EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 3, Nomor 1, April 2015, hlm 75-83 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DI KELAS VIII SMP Ati Sukmawati, Muliana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal classroom
Lebih terperinciMondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga
Lebih terperinciABSTRAK. Oleh: Abdul Muiz, H. Aminuddin PP, Ahmad Naparin
90 ABSTRAK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 11 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM GERAK DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER Oleh: Abdul
Lebih terperinci1130 ISSN:
1130 ISSN: 2338-5340 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-1 SMP NEGERI 9 PEKANBARU Putri Wahyuni a a
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X-1 SMAN 10 BANJARMASIN PADA KONSEP EKOSISTEM
Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : 2443-3608 Vol.2 No.2 (2016) : 95-102 ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA
Lebih terperinciPerbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif
Jurnal Matematika Vol. 3 No. 2, Desember 2013. ISSN: 1693-1394 Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif Tri Wahyuningsih
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK DIANA MANURUNG Guru SMPN 1 Patumbak Email : chairini.nurdin@gmail.com
Lebih terperinciABSTRAK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XII IPA 2 SMA NEGERI 3 BANJARMASIN PADA KONSEP REPRODUKSI SEL MELALUI PENGGUNAAN PETA KONSEP
59 ABSTRAK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XII IPA 2 SMA NEGERI 3 BANJARMASIN PADA KONSEP REPRODUKSI SEL MELALUI PENGGUNAAN PETA KONSEP Oleh: Muhammad Faisal Riza, Siti Wahidah Arsyad, Noor Ichsan Hayani
Lebih terperinciBintang Zaura 1 dan Sulastri 2. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah 2 Guru SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan
Model Pembelajaran kooperatif Tipe STAD sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Barisan dan Deret Bilangan di Kelas IX SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan Bintang Zaura 1 dan Sulastri
Lebih terperinciSerambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :
8 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA SUBTEMA BERMAIN DI LINGKUNGAN RUMAH KELAS II SD NEGERI 44 BANDA ACEH Umi Rahayu SD Negeri 44 Banda Aceh ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang
37 III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih familiar disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Agung (2012: 63) menyatakan bahwa
Lebih terperinciPENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR
PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR HERMANI Guru SD Negeri 003 Pulau Jambu Kecamatan Cerenti hermainih611@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 058 BALAI MAKAM DURI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 058 BALAI MAKAM DURI Elvera Gustina a, Zetriuslita b, Mefa Indriati c a Alumni Program Studi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pendidikan. Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan pokok dalam seluruh proses pendidikan. Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat merespon siswa untuk terlibat
Lebih terperinciABSTRAKSI. Irma Susilowati Guru SMA Negeri 1 Cepiring
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL ( Studi Kasus Pada Kelas XI IPS 3 SMA NEGERI 1
Lebih terperinciIkmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Kelas IV SDN 2 Donggulu Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student-Team Achievement-Division Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin
Lebih terperinciAstri Wahyuni. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UIR
ISSN 2442-3041 Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 1, No. 3, September - Desember 2015 STKIP PGRI Banjarmasin PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI INDEX CARD MATCH (ICM)
Lebih terperinciFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DI SD NEGERI 18 SUNGAI LIMAU KABUPATEN PADANG PARIAMAN Reni Arnis Puspita Sari 1, Erman
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.
1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA Oleh Bustaman Asis Abstrak Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
Lebih terperinci: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN
Tugas Kegiatan Belajar II Tatang Kurniawan Judul Jurnal : PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN
Lebih terperinciKata Kunci: Hasil Belajar, kesebangunan, simetri.
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI SIFAT-SIFAT KESEBANGUNAN DAN SIMETRI MELALUI KOMBINASI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DENGAN TALKING STICK DAN DEMONSTRATION DI KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KUIN
Lebih terperinciWAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :
WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : 2089-8592 PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP CAHAYA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS VIII-D SMP NEGERI 1 BILAH
Lebih terperinciPenerapan Pembelajaran Kooperatif
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX PUZZLE MATCH PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA-6 DI SMA MUHAMMADIYAH 2 SIDOARJO Ida Fithria Guru Biologi SMA
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL MASTERY LEARNING BERBANTUAN LKPD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI KELAS VIII.3 SMP NEGERI 4 KOTA BENGKULU
PENERAPAN MODEL MASTERY LEARNING BERBANTUAN LKPD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI KELAS VIII.3 SMP NEGERI 4 KOTA BENGKULU 1 Rika Novelia, 2 Dewi Rahimah, 3 M. Fachruddin S 1,2,3
Lebih terperinciJurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)
Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)-217 123 Upaya Meningkatkan Berkomunikasi dalam Bahasa Inggris Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Pada Siswa Kelas XII di
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG BIOLOGI DI KELAS VIII SMP NEGERI 6 BANAWA Nurmah nurmaharsyad@gmail.com
Lebih terperinciYusuf Gafur Guru Biologi, SMP Negeri 2 Sano Nggoang -
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 SANO NGGOANG Yusuf Gafur Guru Biologi, SMP Negeri 2 Sano Nggoang E-mail:-
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENERAPKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI KELAS VIII-C SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENERAPKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI KELAS VIII-C SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Rosmian Situmorang Guru IPS SMPN 1 Lubuk Pakam Surel : rosmian.situmorang@yahoo.co.id ABSTRAK
Lebih terperinciKEMAMPUAN BELAJAR KONSEP DAUR BIOGEOKIMIA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 BANJARBARU
1 KEMAMPUAN BELAJAR KONSEP DAUR BIOGEOKIMIA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 BANJARBARU H. Muhammad Zaini 1 Lisa Herlina 2 ABSTRAK Penelitian tindakan kelas
Lebih terperinciTHE APPLICATION OF ACTIVE LEARNING STRATEGY INSTANT ASSESSMENT
1 THE APPLICATION OF ACTIVE LEARNING STRATEGY INSTANT ASSESSMENT TYPE TO IMPROVE STUDENT S ACTIVITY AND ACHIEVEMENT ON SUBJECT OF COLLOID CLASS XI IPA 1 SMA Negeri 15 PEKANBARU Nurhayati Fardilla *, Rasmiwetti
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PQ4R DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN PROCEDURAL FLUENCY SISWA. NANANG PBU MAN Tlogo Blitar
Jurnal PENERAPAN MODEL PQ4R DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN PROCEDURAL FLUENCY SISWA NANANG PBU MAN Tlogo Blitar Abstrak; Saat ini proses belajar mengajar pelajaran matematika
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih familiar disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Muslikah (2010: 32) mendefinisikan
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR Vicky Budi Utomo 1, Dedi Kuswandi 2, Saidah Ulfa 3 Jurusan Teknologi Pendidikan FIP Universitas
Lebih terperinciMENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN MELALUI INKUIRI TERBIMBING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN MELALUI INKUIRI TERBIMBING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 9 Banjarbaru Tahun Pelajaran 2010/2011)
Lebih terperinciSuharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Lebih terperinciFakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Yogyakarta (Ernawati)
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) SISWA KELAS VIIA SMP N 2 GAMPING Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan,
Lebih terperinciPEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP
PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini
Lebih terperinciPENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR
PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR Nursinar Guru SD Negeri 010 Ratu Sima Dumai Selatan nursinar613@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan karena
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPIT AL-FITYAH PEKANBAU
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPIT AL-FITYAH PEKANBAU Susda Heleni, Mardiansyah ABSTRAK Rendahnya hasil belajar matematika
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO
232 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO Oleh: SUSMIATI SMP Negeri 1 Balongbendo Abstrak:
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KONSEP KEANEKARAGAMAN HAYATI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
KONSTRUKTIVISME, Vol. 7, No. 1, Januari 2015 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KONSEP KEANEKARAGAMAN HAYATI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI Almira Ulimaz Pendidikan Biologi STKIP PGRI
Lebih terperinciKata Kunci : Pembelajaran IPA MI, Make a Match, Prestasi Belajar
Lusi Hidayati dan Sukati Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISWA KELAS V
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dikenal dan ramai dibicarakan dalam dunia pendidikan, atau istilah dalam bahasa Inggris
Lebih terperinciPENERAPAN METODE INQUIRY PADA MATERI ORGANISASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI KUTA BAK MEE ACEH BESAR
PENERAPAN METODE INQUIRY PADA MATERI ORGANISASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI KUTA BAK MEE ACEH BESAR Yusmira, Mahmud HR, Bakhtiar Hasan Ymira624@gmail.com ABSTRAK Materi organisasi
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI BLENDED LEARNING
Ahmad Sairoji, Dina Huriaty, Mayang Gadih Ranti e-issn 2579-3977 PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI BLENDED LEARNING PADA MATERI TRIGONOMETRI DI KELAS X FARMASI 1 SMK NEGERI 1 MARTAPURA TAHUN PELAJARAN
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED NUMBERED HEADS
ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED NUMBERED HEADS PADA MATA PELAJARAN FISIKA DI KELAS XI IPA II SMA NEGERI 5 KOTA
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI.
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI Oskar Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciPROSIDING ISBN :
P 54 UPAYA MENINGKATKAN KARAKTER POSITIF SISWA DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE KOOPERATIF DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TRAVEL GAME DI SMP NEGERI 14 YOGYAKARTA Laela Sagita, M.Sc 1, Widi Asturi
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP GAYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNIG (PBL)
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP GAYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNIG (PBL) VARIASI DENGAN TALKING STICK DI KELAS VA SDN ALALAK TENGAH 3 BANJARMASIN Muhammad Saleh & Mukmin Kurniawan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN Nurhaidah, Japet Ginting, Suhermi Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGINGAT KONSEP SISTEM GERAK MELALUI PETA KONSEP DALAM BENTUK LEAFLET PADA SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 17 BANJARMASIN
23 ABSTRAK UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGINGAT KONSEP SISTEM GERAK MELALUI PETA KONSEP DALAM BENTUK LEAFLET PADA SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 17 BANJARMASIN Oleh: Masrah, Siti Wahidah Arsyad, Kaspul
Lebih terperinciPENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Rakhmatun Nisa, Zainuddin, Suriasa Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Rakhmatunnisa@yahoo.co.id
Lebih terperinciSiti Mawaddah, Raihanatul Jannah
EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2016, hlm 118-125 MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DI KELAS XI SMA Siti Mawaddah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah aktivitas atau upaya sadar dan terencana, dirancang untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah aktivitas atau upaya sadar dan terencana, dirancang untuk membantu seseorang mengembangkan pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan
Lebih terperinciPENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Rakhmatun Nisa, Zainuddin, Suriasa Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Rakhmatunnisa@yahoo.co.id
Lebih terperinciDarmawati, Imam Mahadi dan Ria Syafitri Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII 2 SMPN 2 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Darmawati, Imam
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.2 No.3 (2016) : ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph
Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : 2443-3608 Vol.2 No.3 (2016) : 147-154 ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 2 PADANG BATUNG PADA KONSEP EKOSISTEM
Lebih terperinciMENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM
MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Zuraidah Guru IPS SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel : zuraidahida867@yahoo.co.id
Lebih terperinciKata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe mind mapping, pemecahan masalah
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 16 YOGYAKARTA Windri Suci Setiawati Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciMENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS I.A SD NEGERI 9 KABANGKA TAHUN AJARAN 2014/2015 Nur
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG Farraz Putri Febriani, Suminah PP3 Jalan Ir. Soekarno No. 1 Blitar
Lebih terperinciPENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR
PENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR Syahrun Kepala SD Kartika XX-1 Abstrak:. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM-BASED LEARNING
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM-BASED LEARNING PADA POKOK BAHASAN LOGIKA MATEMATIKA DI KELAS X-1SMA NEGERI 2 SUMENEP TAHUN PELAJARAN 2010-2011 Hasanudin Guru SMAN 2
Lebih terperinciMETODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KORMIANA MS Guru SMP Negeri 3 Tapung kormiiana342@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciMENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING Fatmawaty Sekolah Dasar Negeri Hikun Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE TALKING STICK
UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE TALKING STICK Ellys Susanti, Bambang Priyo Darminto, Dita Yuzianah. Program Studi Pendidikan Matematika Universitas MuhammadiyahPurworejo
Lebih terperinciPENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EVERYONE IS TEACHER HERE DI SD NEGERI 01 SICINCIN
PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EVERYONE IS TEACHER HERE DI SD NEGERI 01 SICINCIN Wirma Yoza H 1., Pebriyenni 2, Erwinsyah Satria 1 1 Program
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVIEMENT DIVISION (STAD)
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVIEMENT DIVISION (STAD) Aisjah Juliani Noor, Rifaatul Husna Pendidikan Matematika FKIP
Lebih terperinciKemampuan Pemahaman Matematis Melalui Strategi Think Talk Write Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Islam As- Shofa Pekanbaru
Suska Journal of Mathematics Education (p-issn: 2477-4758 e-issn: 2540-9670) Vol. 3, No. 1, 2017, Hal. 9 14 Kemampuan Pemahaman Matematis Melalui Strategi Think Talk Write Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Islam
Lebih terperinciJurnal Paradigma, Volume 10, Nomor 1, Januari 2015
PENGGUNAAN MODEL DIRECT INSTRUCTION KOMBINASI DENGAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG DI KELAS V SDN KUIN CERUCUK 3 BANJARMASIN Diana Fatmasari, Hj.
Lebih terperinciAndriani, Mestawaty, AS.A. dan Ritman Ishak Paudi. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Pengaruh Gaya Terhadap Gerak Benda di Kelas IV SDN 1 Ogowele Andriani, Mestawaty, AS.A. dan Ritman Ishak Paudi
Lebih terperinciOleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI TEKNIK KOMPUTER JARINGAN (TKJ) 2 SMK NEGERI 2 PEKANBARU
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah satu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya
Lebih terperinciJurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8 ISSN X. Indri
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Operasi Hitung Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas V MI Wali Songo Sidondo Indri Mahasiswa Program
Lebih terperinciLENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN vol. 9. No 2 (2014) 11-24
LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN 0216-7433 vol. 9. No 2 (2014) 11-24 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN DALAM MELATIH KETERAMPILAN MENYELESAIKAN MASALAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya baik jasmani dan rohani dengan suatu hasil atau prestasi. Pendidikan juga berarti
Lebih terperinciReny Tri Setia Ningsih. Universitas PGRI Yogyakarta.
UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 KASIHAN Reny Tri Setia Ningsih Universitas PGRI Yogyakarta
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN
PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN T.SERI AMINAH Guru SMP Negeri 29 Medan Email : bangunsardiana@yahoo.com ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian mengenai pembelajaran matematika di kelas IV A SDN 2 Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan media grafis. Melalui penelitian tindakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action Research yaitu suatu action research (penelitian tindakan) yang dilakukan di kelas (Wardhani, 2007:1.3).
Lebih terperinci