TEHNIK PEMUATAN DAN PEMBONGKARAN PULP DI KAPAL PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE JAKARTA. A. Nashirin Harcici. staf pengajar stimart AMNI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TEHNIK PEMUATAN DAN PEMBONGKARAN PULP DI KAPAL PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE JAKARTA. A. Nashirin Harcici. staf pengajar stimart AMNI"

Transkripsi

1 TEHNIK PEMUATAN DAN PEMBONGKARAN PULP DI KAPAL PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE JAKARTA A. Nashirin Harcici staf pengajar stimart AMNI Pulp dibuat dari berbagai jenis kayu dan dikirim dalam jumlah besar biasanya dengan kapal kargo. Pulp sangat rentan terhadap kerusakan dan pencemaran oleh kotoran (terutama serat) atau sisa sisa komodits sebelumnya di dalam palka kapal. Penelitian ini dilakukan ketika saya masih di Port Captain di PT. Arpelni Pratama Ocean Lines Jakarta. Pada waktu itu saya mengatur kargo bongkar muat bubur untuk beberapa kapal asing dan beberapa kapal dalam negeri. Hasilnya, sebelum memuat, tempat kargo harus bersih dan kering, harus jelas bersih dari setiap bahan muatan yang melekat dalam kargo. Perawatan yang utama harus dilakukan ketika membersihkan dari pengiriman gandum. Selama pemuatan harus disimpan dan diikat dengan tali di dalam palka, ketika memasukkan selalu menggunakan forklift mulai memuat dari sisi lambung ke pusat hingga daerah 4 x 5 M, dan dari sisi forklift harus memuat dan memasukan dengan sling kawat, selama memasukkan harus hati hati. Keywords : Pulp, loaded, discharge, I. PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Kapal niaga yang dibangun sekarang ini lebih cenderung kearah spesialisasi jenis muatan yang diangkut, misalnya kapal tanker, kapal pengangkut kayu, kapal pengangkut muatan curah, kapal pengangkut peti kemas dan lain lain, yang jadi masalah adalah sekarang belum ada kapal khusus untuk mengangkut muatan pulp, masih banyak kapal general cargo yang digunakan untuk mengangkut muatan pulp. Kapal yang paling cocok untuk mengangkut muatan pulp adalah kapal general cargo yang bentuk palkanya berbentuk kotak, sehingga pemuatannya gampang dan cepat misalnya kapal MV Brother Hope, MV Socol IV yang dicharter PT Arpeni Pratama Ocean Line untuk mengangkut Pulp dari Perawang, Pekanbaru. Menurut Istopo (2003) Pulp atau potongan kayu untuk bahan pembuatan kertas, panjangnya tidak standart tetapi sesuai permintaan pembeli, Pada pemuatan pulp perlu melakukan persiapan pemuatan pulp, dimana palkanya

2 harus benar benar bersih, diadakan penerapan yang baik. Menurut istopo (2003) muatan pulp merupakan muatan kering, tidak berkulit, harus dijaga dari barang yang berminyak, batubara, atau muatan lainnya yang kotor, palkanya harus bersih muatan ditata seperti pitprops. Menurut O.O THOMAS (2000): Wood pulp is very liable to damage from any fibrous material, during handling it must be kept clear of any contact from rope etc, and should be loaded and discharge with wire or chain sling. Unless specially designed, the wire binding is not suitable as lifting point. Hold should be clear of any matter that could become embedded in the bales. B. Permasalahan 1. Bagaimanakah Persiapan persiapan yang di lakukan sebelum melaksanakan muat Pulp 2. Bagaimanakah proses kegiatan pemuatan Pulp 3. Bagaimana proses kegiatan pembongkaran muatan pulp II. PEMBAHASAN 1. Mempersiapkan Ruang Palka Sebelum di mulai menerima muatan maka ruangan muat / palka supaya dibersihkan, dikeringkan dan saringan kemarau dalam keadaan baik. Terutama bila kapal baru saja selesai digunakan untuk memuat muatan curah, palkah harus benar benar bersih, jangan sampai ada sisa muatan curah yang tercecer, yang bisa mengakibatkan kotornya muatan pulp dan kemungkinan besar akan terkena claim yang cukup besar nilainya, menurut O.O Thomas (2000): Similiarly especial care must be taken when cleaning up after grain shipment, large claims have had to be met in the past through contamination of wood pulp by grain. Untuk itu di perlukan persiapan persiapan sebagai berikut : a. Pembersihan ruangan dengan sapu: Ruang palka di sapu bersih mulai dari atas ke bawah, sisa dunnage dari muatan yang telah di bongkar di sisihkan dan di kumpulkan yang masih dapat di gunakan kemudian di pisahkan terlebih dahulu sebelum sampah, kotoran, debu dan sisa muatan di keluarkan dari ruang palka. b. Pencucian ruang palka Pencucian kadang kadang di perlukan, misalnya setelah membongkar muatan yang tidak sejenis, bukan muatan pulp yang akan di muat misalkan kapal selesai bongkar pupuk, kapal selesai bongkar batu bara, kapal selesai bongkar semen, maka pencucian palka perlu sekali. karena untuk menghilangkan debu, bau amoniak atau bau yang tidak enak pada ruang palka, pencucian ruang palka memerlukan waktu yang cukup lama. pencucian palka dengan menyemprotkan air laut menggunakan pompa Hydran,

3 kemudian ruang palka dibilas cuci dengan air tawar sampai bersih. Selama pencucian palka pompa got di jalankan agar air pencucian tersebut dapat di buang keluar kapal. Dan setelah pencucian selesai maka ruang palka dan got-got dalam palka di keringkan. Apabila ruang palka sudah kering tapi masih berbau tidak sedap maka perlu Pengasapan, misalnya dengan membakar biji kopi untuk menghilangkan bau tidak sedap tersebut. c. Pemeriksaan pada got palka. Untuk menjamin bahwa selama kapal berlayar palka dalam keadaan kering, maka sebelum di adakan pemuatan di periksa kembali apakah got palka serta saringannya dalam keadaan bersih, dan juga lubang lubang air got tidak tertutup kotoran, sehingga air keringat muatan atau air keringat palka yang di tampung dalam got palka di dapat pompa keluar kapal. Air got dalam got harus seringsering di ukur, bila tidak diukur kemungkinan sudah terlalu banyak air got dan meluap membasahi muatan muatan pulp dalam palka, pengukuran ini di kerjakan 1 ( satu ) kali perhari. pengukuran di lakukan dengan sebatang baja yang di beri tanda tanda ukuran, yang di gantung pada sebuah tali serta di masukkan dalam pipa soundingan untuk tiap tiap pipa soundingan got palka. Hasil pengukuran biasanya di tulis pada sebuah papan tulis di anjungan untuk diketahui mualim jaga dan di tulis di papan tulis kamar mesin agar di ketahui masinis jaga yang menentukan apakah sudah cukup banyak air got tersebut untuk di hisap dan di keluarkan dari kapal. d. Pemeriksaan tutup manhole dan saluran saluran pipa: Tutup man hole untuk ke tangki - tangki (ballast, bahan bakar) haruslah di periksa betul betul, terutama setelah tutup ini pernah di buka, bila di tutup manhole kurang rapat maka air ballast, atau bahan bakar akan memasuki ruang muat dari inilah dapat merusak muatan pulp dalam palka, Saluran saluran pipa ballast dan pipa got serta pipa pipa pembuangan lainnya jangan sampai ada yang bocor. 2. Penerapan (dunnage) Penerapan (dunnage) dapat di golongkan atas ( 2 ) macam : a. Penerapan terlepas ( loose dunnage ) : Terap yang digunakan untuk alas muatan pulp adalah kertas, terpal, plastik sedangkan untuk meratakan muatan digunakan papan papan. b. Penerapan tetap ( Permanent dunnage )

4 Adalah penerapan yang sudah dipasang secara tetap di kapal, akan tetapi belum tentu kapal punya dunnage tetap, seperti : 1) Cargo sweet batten, atau bilah keringat yaitu penerapan tetap yang dipasang pada samping samping dinding dalam palka, agar muatan tidak menempel langsung ke diding kapal. 2) Floor ceilng, penerapan tetap yaitu papan yang di pasang menempel di atas tank top atau dasar palka. Tapi kapal baru jarang yang ada floor ceiling 3) Wooden Sheathing, penerapan tetap yang di pasang untuk menutupi pipa pipa atau untuk dinding yang berbatasan langsung dengan kamar mesin, sebagai penutup tunnel dll. Dunnage tidak tetap yang digunakan untuk penerapan muatan pulp supaya dipilih yang memenuhi syarat sbb: Bahan harus kuat dan kering benar Jumlah harus mencukupi kebutuhan dunnage, Bukan dari bahan yang karena sifatnya dapat merusak muatan penerapan harus benar benar memenuhi fungsinya. Jumlah penerapan di kapal sangat bergantung dari : Macamnya kapal Adanya floor ceiling atau tidak Keadaan udara dan perbedaan temperatur yang di alami selama perjalanan. Gambar 1: Dunnage tetap Guna Penerapan : 1) Mencegah kerusakan muatan sebagai akibat : Persentuhan langsung dengan dasar kapal atau dinding kapal, Free moisture, Adanya kondensasi, Crushing, Chafage 2) Pengelompokan muatan muatan / partai partai muatan yang berbeda khususnya sehubungan dengan berbagai pemilik muatan yang berbeda, pelabuhan tujuan yang berbeda. 3) Penerapan dapat berfungsi sebagai ventilasi 4) Pembongkaran bisa lebih cepat dan sistematis Penjelasan : Moisture : Yaitu basahnya muatan yang di sebabkan keringat muatan, keringat kapal atau oleh air lainnya yang berasal dari luar seperti meluapnya got - got, bocornya muatan basah dan lain sebagainya.

5 Untuk mencegah Moisture maka sebaiknya: Di dasarkan/ alas, di beri double dunnage. Di samping samping di beri vertical dunnage (penerapan tegak) Di bawah muatan di beri tikar plastik atau terpal. Pemberian tikar plastik di atas dunnage di maksud agar bila muatan bocor, isinya tertampung di tikar plastik. Condensation : atau pengembunan, kondensasi ini di sebabkan oleh uap air di dalam palka tersebut yang menjadi jenuh. untuk mencegahnya di pakai ventilasi / peranginan agar uap air tidak menjadi jenuh. Crushing : Kerusakan muatan ini disebabkan oleh tertindis muatan di atasnya. untuk ini maka di gunakan dunnage papan papan yang berfungsi agar tekanan dari muatan di atasnya merata. Selain itu permukaan muatan pun menjadi rata. untuk itu biasanya di pakai dunnage papan atau plywood. Chafage : Kerusakan muatan karena bergeser atau bergeraknya dari tempatnya. Selain muatan sendiri itu yang rusak, juga dapat merusak muatan lainya. Untuk itu di pakai vertical dunnage. 3. Proses Kegiatan Pemuatan Mutan Pulp 1) Proses kegiatan muat di laksanakan umumnya dilaksanakan dikapal adalah : Kapal sandar di dermaga dan pemuatan menggunakan alat muat bongkar dari crane kapal atau shore crane dari darat, Pertama tama mobil forklift di masukan ke dalam palka menggunakan crane, muatan dari dalam gudang di angkut dengan truck terbuka hingga sampai lambung kapal dan muatan langsung di angkat ke atas kapal dengan menggunakan crane kapal/darat. sekali angkat adalah 6 bundel, Muatan yang sudah masuk ke dalam palka kemudian di susun oleh buruh darat dengan menggunakan mobil forklip untuk tier pertama, untuk tier diatasnya langsung muatan pulp dari derek ditumpuk diatas tier dibawahnya, dan hasilnya tumpukan muatan kurang rapi dan muatan resiko rusak karena tertumbur muatan waktu menyusun muatan langsung dari derek. 2) Cara pemuatan pup yang lebih baik adalah: Cara pemuatan pulp yang baik dan sudah pernah saya laksanakan pada waktu saya jadi port captain di PT Arpeni pratama line, muat pada kapal, MV Alass, kapal MV Indriani, Kapal MV Brother Hope (kapal charter), Kapal MV Socol 4 (kapal charter) sebaiknya cara menyusun muatan untuk tier kedua, tier ketiga, tier keempat dan seterusnya pemuatan tetap mengunakan forklift, agar supaya susunan muatan rapi, padat dan muatan tidak rusak, pemuatan pulp dimulai dari bagian pinggir pinggir palkah ke arah tengah

6 palkah sampai forklift tidak bisa bergerak yaitu area sekitar ukuran luas lantai 4 Meter X 5 Meter penyusunan muatan menggunakan forklift berhenti, dan forklift diangkat keluar dari palka, pemuatan selanjutnya hanya pada area luas lantai 4 Meter X 5 Meter dilakukan dengan cara dropping langsung dari derek Selama proses pemuatan pulp perwira jaga dan jurumudi jaga harus senantiasa memperhatikan keadaan kapal dan muatan yang sudah masuk ke dalam palka, Peletakan dari muatan yang tersusun dengan baik untuk mendapatkan stabilitas yang baik. Pencatatan (tally) mengenai muatan juga harus di lakukan sebagai laporan kantor dan agent kapal, serta agar dapat memperhitungkan perkiraan selesai muat ( Completed Loading ). samodra, maka semua muatan harus dimuat didalam palka, tidak ada muatan on deck, akan tetapi untuk pelayaran jarak dekat yang tidak melewati samodera dan cuacanya baik, sering kali ada muatan pulp on deck, dimana muatan pulp on deck tersebut harus dibungkus rapat dengan terpal rangkap dua atau lebih, pada semua sisinya (menutup dari bawah, dari atas, dan dari semua sisinya) seperti membungkus permen, sehingga seandainya hujan atau ada ombak yang sampai deck, maka muatan pulp yang sudah dibungkus rapat tidak terkena air. Gambar 3 :Proses Muat Dan Penyusunan Pulp Di Dalam Palka Gambar 2 : susunan muatan pulp di kapal besar Untuk kapal samodra yang membawa muatan pulp ke luar negri, melewati Setelah pemuatan di dalam palka sudah selesai di laksanakan, kemudian palka di tutup dan selanjutnya di atas palka diberi penerapan berupa terpal rangkap tiga sebelum untuk melanjutkan pemuatan on deck.

7 Gambar 4: Proses Pemasangan Terapan Di Atas Palka Untuk muatan On deck Setelah muatan Pulp on deck selesai, maka segera dilakukan penutupan muatan dengan rapat sekali dengan menggunakan terpal rangkap tiga dan Pelashingan. Untuk pemuatan Pulp Pelashingan di lakukan dengan menggunakan Tali-tali, wire dan jala jala. Pulp yang di angkat menggunakan krane darat, di letakkan di atas palka yg telah diberi penerapan berupa terpal dan kemudian di susun oleh buruh darat. Gambar 7 : Muatan On Deck Yang Telah Di lashing Gambar 5: Penyusunan Muatan Pulp On Deck Gambar 6 : Selesai Muat On DECK, sebelum ditutupi terpal 4. Proses Kegiatan Pembongkaran Pulp Pada dasarnya proses kegiatan pembongkaran lebih gampang dibandingkan dengan waktu proses muat pulp, yang penting harus dijaga adalah muatan pulp jangan sampai rusak, barang tetap baik kondisinya seperti saat barang ditrima di kapal, pembongkaran bisa dilakukan setelah kapal tiba di pelabuahan tujuan bongkar dan setelah selesai melakukan Clearance di suatu pelabuhan bongkar. Setelah kapal siap untuk melakukan kegiatan bongkar, maka harus di lakukan persiapan persiapan untuk proses pembongkaran, di antaranya sebagai berikut :

8 1. Pada Muatan On Deck: a. Buka semua lashingan pada muatan on deck, seperti jala-jala, wire rope. talitali lashing b. Persiapkan peralatan muat bongkar (kalau bongkar menggunakan derek/crane kapal). Menunggu shore crane (kalau pembongkaran menggunakan shore crane),untuk siap di operasikan. c. Apabila shore crane (crane darat) telah siap di operasikan, kemudian terpal terpal yang menutupi muatan pulp on deck di buka selapis demi selapis d. Kemudian pulp di angkat menuju mobil dengan bak terbuka Gambar 8 : Proses Bongkar Pulp On Deck 2. Pada pembongkaran muatan di dalam palka: a. Setelah Muatan on deck telah selesai di bongkar, mesin hidrolic palka siap di nyalakan. b. Kemudian tarik tuas pada panel max gregor di setiap palka, agar palka dapat terbuka. c. Setelah palka terbuka, crane akan mengangkat muatan pulp yang ada di dalam palka menuju mobil truk bak terbuka yang ada di darat. Gambar 9 : Proses Bongkar Pulp dari Dalam Palka Pada pembongkaran muatan didalam palka supaya dilakukan dengan hati hati, jangan menarik muatan dengan paksa misalnya memaksa menarik muatan dari wing palka menggunakan derek, sebaiknya memindahkan muatan didalam palka untuk dibongkar selalu ditata dengan forklift sebelum diaangkat dengan derek/crane.. 5. Dokumen Dokumen Muatan Yang termasuk dokumen muatan adalah segala surat surat yang ada kaitan erat dengan adanya muatan di atas kapal untuk di kirim ke pelabuhan tujuan, baik secara domestic maupun antar Negara. Seorang perwira di atas kapal harus tahu dan mengerti semua dokumen - dokumen yang menyangkut masalah muatan beserta fungsinya, Adapun dokumen dokumen yang sangat penting menyangkut masalah muatan antara lain : 1. Shipping Order ( S. O ) Shipping Order adalah surat perintah atau surat intruksi dari kantor pusat

9 perusahaan pelayaran atau agen untuk memuat cargo yang di sebut dalam shipping Order tersebut. Isi dari Shipping Order adalah sebagai berikut : a. Nama kapal b. Nama cargo atau muatan c. Quantity d. Loading atau discharge Port 2. Cargo list Cargo list adalah suatu daftar dari muatan yang pernah di muat oleh kapal, cargo list di buat oleh Mualim I untuk di jadikan arsip. 3. Cargo Manifest Cargo Manifest adalah dokument ini merupakan dokumen yang berisi rekapitulasi kumpulan B/L dari barang yang telah dimuat di kapal. yang di buat oleh Shipper / agen di pelabuhan muat berdasarkan data data dari B/ L Copy dari document ini terlampir / harus berada di atas kapal sebagai arsip dan juga di kirim untuk pelabuhan bongkar. 4. Mate Receipt ( Resi Mualim ) Mate s Receipt adalah dokumen yang di buat oleh Mualim I dalam bentuk ketikan atau tulisan yang menyatakan bahwa barang sudah diterima di atas kapal dimana di dalamnya sudah tercantum data-data mengenai muatan. 5. Bill of Loading ( B / L ) atau konosemen Bill of Loading adalah suatu dokumen yang sangat penting, yaitu merupakan surat perjanjian atau pernyataan dari pengangkut muatan (Carrier), bahwa Carrier telah menerima muatan dan berjanji untuk membawa ke pelabuhan tujuan dengan selamat dan menyerahkan kepada penerima (Consigne). Selain itu, Bill Of Loading adalah juga : a. Surat tanda bukti pemilikan barang dari pengirim atau penerima b. Sebagai Resi (Tanda terima muatan ) oleh Carrier ( pembawa muatan) terhadap pengirim muatan (Shipper ). Isi dari Bill of Loading antara lain : a. Nama pengirim muatan ( Shipper ) b. Nama kapal dan Nama Nahkoda c. Tempat tujuan dan alamat muatan ( tujuan akhir ) d. Keadaan dan jumlah barang e. Pelabuhan muat dan pelabuhan bongkar f. Tanda tangan Nahkoda atau diwakilkan pada agent dengan surat kuasa dari nakhoda. 6. Delivery order ( D. O ) Delivery Order adalah surat pengantar bagi penerima barang / muatan untuk mengambil muatan tersebut. 7. Letter of Indemnity Letter of Indemnity adalah surat yang di buat oleh pengirim muatan yang berisi tentang pengakuan kerusakan kerusakan muatan pulp yang di muatnya supaya di dalam konosemen

10 tidak di tulis mengenai kerusakan kerusakan tersebut sehingga pengirim mendapat konosement yang bersih. Letter of indemnity ini sebagai jaminan apabila dikemudian hari carrier mendapatkan claim, maka claim tersebut menjadi beben shipper tersebut. Bila tanpa letter of indemnity Sipenerima dan dapat menuntut ganti rugi pada si pengangkut. 8. Cargo Outern Report Merupakan laporan yang berisi mengenai Pembongkaran muatan dan keadaan muatan waktu di bongkar. Laporan ini di tanda tangani oleh Loading Master (forement)dan di ketahui oleh Mualim I. Isinya terdiri dari : Nama kapal, Nama pelabuhan bongkar, Nama cargo, Jumlah cargo, Jumlah cargo yang rusak. 9. Cargo Damage Report Cargo Damage Report adalah laporan yang berisi tentang kerusakan cargo dan penyebab kerusakan. 10. Cargo Exception List Laporan / daftar mengenai kerusakan muatan pada waktu muat. Jadi, rusaknya sebelum dimuat dikapal ini berguna untuk dasar membuat konosement. 11. Notice of Readines Notice of Readines (N.O.R) adalah berupa surat dari Nakhoda kapal kepada shipper atau pencharter bahwa kapal telah siap untuk bongkar muat. Berisi tentang kedatangan kapal, tanggal dan jam dibuat saat kapal tiba di pelabuhan. Setelah N.O. R di tanda tangani oleh pihak shipper atau pencharter (N.O.R Accepted) maka kapal siap melakukan bongkar muat. III. KESIMPULAN 1. Persiapan untuk pemuatan pulp diatas kapal adalah dengan melakukan hatch cleaning (pembersihan palka). Yaitu dengan membersihkan palka dari atas kebawah dilanjutkan dengan pencucian palka dengan air laut, dibilas dengan air tawar, sehingga palka benar-benar bersih. Peralatan muat bongkar, di cek dengan sebaik-baiknya agar siap digunakan. 2. Proses kegiatan muat pulp yang baik adalah dengan menggunakan forklift untuk mengisi muatan disemua sisi dinding palka, diteruskan ke tengah sampai sisakan ruangan 4 x 5 meter atau sampai forklift tidak dapat bergerak. Selanjutnya forklift diangkat keluar palka.pemuatan dilanjutkan dengan muatan di taruh langsung kedalam palka. Pada bagian permukaan muatan yang tidak rata, diberi papan untuk meratakan susunan muatan diatasnya. 3. Proses pembongkaran pulp supaya hatihati, jangan sampai terjadi kerusakan, muatan tidak boleh ditarik dari wing

11 (samping palka) sehingga muatan kemungkinan akan rusak. IV. DAFTAR PUSTAKA Asmani, J.M Tuntunan Lengkap Metodologis Praktis Penelitian Pendidikan. Jakarta: Diva Press. Istopo Kapal & Muatannya. Jakarta: Yayasan Bina Cipta Samudera. Mortopo, A., dan Soegiyanto Penanganan dan pengaturan muatan. Semarang: PIP Semarang. Thomas, O.O Thomas Stowage. Great Britain: Brown, Son & Ferguson.

BAB VII. bahan Papan-papan, balokbalok, tikar, kertas, terpal, sasak, plastik, dan tali.

BAB VII. bahan Papan-papan, balokbalok, tikar, kertas, terpal, sasak, plastik, dan tali. BAB VII PENERAPAN (DUNNAGE) Penerapan Lepas dan Penerapan Tetap Penerapan atau dunnage adalah bahan-bahan yang di dalam kegiatan Pengaturan Muatan (Stowage) dan merupakan bagian yang sangat memegang peranan

Lebih terperinci

BAB VIII. STOWAGE PLAN Loaded at : Port of Tg. Priok Draft : F. : 52 Disch port : Makassar / Bitung M. : chi' Total of Cargo

BAB VIII. STOWAGE PLAN Loaded at : Port of Tg. Priok Draft : F. : 52 Disch port : Makassar / Bitung M. : chi' Total of Cargo BAB VIII RENCANA PENGATURAN MUATAN (STOWAGE PLAN) Stowage plan adalah merupakan sebuah gambaran informasi mengenai Rencana Pengaturan muatan di atas kapal yang mana gambar tersebut menunjukkan pandangan

Lebih terperinci

BAB V PEMUATAN. Penanganan dan pengaturan muatan di atas kapal, menyangkut beberapa aspek antara lain sebagai berikut :

BAB V PEMUATAN. Penanganan dan pengaturan muatan di atas kapal, menyangkut beberapa aspek antara lain sebagai berikut : BAB V PEMUATAN Penanganan dan pengaturan muatan di atas kapal, menyangkut beberapa aspek antara lain sebagai berikut : 1. Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengaturan Muatan. 2. Perencanaan Penanganan Muatan.

Lebih terperinci

MODA TRANSPORTASI LAUT. Setijadi

MODA TRANSPORTASI LAUT. Setijadi 5 MODA TRANSPORTASI LAUT Setijadi setijadi@supplychainindonesia.com 2015 1 PERKEMBANGAN ANGKUTAN LAUT Setiap tahun terdapat lebih dari 50.000 kapal besar yang membawa 40 persen perdagangan dunia yang dibawa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Objek Penelitian. cabang dari PT. Sarana Bandar Nasional. PT. Sarana Bandar Nasional sendiri

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Objek Penelitian. cabang dari PT. Sarana Bandar Nasional. PT. Sarana Bandar Nasional sendiri BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian 1. Sejarah PT Sarana Bandar Nasional PT. Sarana Bandar Nasional cabang Tanjung Priok adalah perusahaan cabang dari PT. Sarana Bandar Nasional.

Lebih terperinci

TIPE DERMAGA. Dari bentuk bangunannya, dermaga dibagi menjadi dua, yaitu

TIPE DERMAGA. Dari bentuk bangunannya, dermaga dibagi menjadi dua, yaitu DERMAGA Peranan Demaga sangat penting, karena harus dapat memenuhi semua aktifitas-aktifitas distribusi fisik di Pelabuhan, antara lain : 1. menaik turunkan penumpang dengan lancar, 2. mengangkut dan membongkar

Lebih terperinci

MARINE CARGO INSURANCE

MARINE CARGO INSURANCE MARINE CARGO INSURANCE Asuransi Pengangkutan Barang Perlindungan menyeluruh terhadap risiko kerugian atau kerusakan barang dalam perjalanan laut, udara dan darat MARINE CARGO INSURANCE ASURANSI PENGANGKUTAN

Lebih terperinci

SAFETY MANAGEMENT SYSTEM STRUKTUR SMS DOKUMENTASI SMS IMPLEMENTASI SMS MONITORING DAN PENGENDALIAN SMS 1 DEFINISI 1. Sistem Kumpulan elemen atau komponen yg saling berhubungan dan saling tergantung untuk

Lebih terperinci

STATUS REKOMENDASI KESELAMATAN SUB KOMITE INVESTIGASI KECELAKAAN PELAYARAN KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI. Penerima Receiver.

STATUS REKOMENDASI KESELAMATAN SUB KOMITE INVESTIGASI KECELAKAAN PELAYARAN KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI. Penerima Receiver. STATUS REKOMENDASI KESELAMATAN SUB KOMITE INVESTIGASI KECELAKAAN PELAYARAN KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI Investigasi Investigation Tanggal Kejadian Date of Occurrence Sumber Source Tanggal Dikeluarkan

Lebih terperinci

Deskipsi (S. Imam Wahyudi & Gata Dian A.) Menjelaskan tentang fasilitas Pelabuhan di darat meliputi : fasilitas-fasilitas darat yang berada di

Deskipsi (S. Imam Wahyudi & Gata Dian A.) Menjelaskan tentang fasilitas Pelabuhan di darat meliputi : fasilitas-fasilitas darat yang berada di Deskipsi (S. Imam Wahyudi & Gata Dian A.) Menjelaskan tentang fasilitas Pelabuhan di darat meliputi : fasilitas-fasilitas darat yang berada di terminal barang potongan, terminal peti kemas, terminal barang

Lebih terperinci

Studi Perbandingan Metode Bongkar Muat untuk Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Manual vs Mekanisasi

Studi Perbandingan Metode Bongkar Muat untuk Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Manual vs Mekanisasi JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-6 Studi Perbandingan Metode Bongkar Muat untuk Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Manual vs Mekanisasi Aulia Djeihan Setiajid dan

Lebih terperinci

SANITASI DAN KEAMANAN

SANITASI DAN KEAMANAN SANITASI DAN KEAMANAN Sanitasi adalah.. pengendalian yang terencana terhadap lingkungan produksi, bahan bahan baku, peralatan dan pekerja untuk mencegah pencemaran pada hasil olah, kerusakan hasil olah,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN MINISTRY OF TRANSPORTATION DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT DIRECTORATE GENERAL OF SEA TRANSPORTATION

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN MINISTRY OF TRANSPORTATION DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT DIRECTORATE GENERAL OF SEA TRANSPORTATION KEMENTERIAN PERHUBUNGAN MINISTRY OF TRANSPORTATION DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT DIRECTORATE GENERAL OF SEA TRANSPORTATION LAPORAN PEMERIKSAAN KAPAL UNTUK PENERBITAN DOKUMEN OTORISASI PENGANGKUTAN

Lebih terperinci

PBR INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM PROSEDUR PEMUATAN BATUBARA KE DALAM TONGKANG

PBR INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM PROSEDUR PEMUATAN BATUBARA KE DALAM TONGKANG DAFTAR ISI Halaman : 2 dari 7 Halaman 1 Judul 1 2 Kolom Pengesahan & Riwayat Revisi 1 3 Daftar Isi 2 4 Tujuan 3 5 Ruang Lingkup 3 6 Definisi 3 7 Tanggung Jawab 4 8 Diagram Alur 5 9 Uraian Prosedur... 6

Lebih terperinci

Ir. Dicky Gumilang, MSc. Manajemen Rantai Pasokan

Ir. Dicky Gumilang, MSc. Manajemen Rantai Pasokan Ir. Dicky Gumilang, MSc. Manajemen Rantai Pasokan Transportasi memindahkan produk dari satu tempat ke tempat lain yang membuat suatu rantai pasokan menjalankan pengiriman barang dari hulu ke hilir (pelanggan).

Lebih terperinci

BAK PENAMPUNGAN AIR BAMBU SEMEN (KAPASITAS LITER)

BAK PENAMPUNGAN AIR BAMBU SEMEN (KAPASITAS LITER) BAK PENAMPUNGAN AIR BAMBU SEMEN (KAPASITAS 2.500 LITER) 1. PENDAHULUAN Untuk daerah tropis seperti Indonesia, sebuah keluarga akan membutuhan puluhan liter air bersih per hari untuk minum, membasuh mulut,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surabaya, 03 Oktober Penyusun

KATA PENGANTAR. Surabaya, 03 Oktober Penyusun KATA PENGANTAR Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai alat bongkar muat pada kapal. Dalam penyusunannya,

Lebih terperinci

2016, No Keputusan Presiden Nomor 65 Tahun 1980 tentang Pengesahan International Convention For The Safety of Life at Sea, 1974; 6. Peratur

2016, No Keputusan Presiden Nomor 65 Tahun 1980 tentang Pengesahan International Convention For The Safety of Life at Sea, 1974; 6. Peratur BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1428, 2016 KEMENHUB. Kendaraan diatas Kapal. Pengangkutan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 115 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGANGKUTAN

Lebih terperinci

Berbagai Dokumen Penting Ekspor. Pertemuan ke-6

Berbagai Dokumen Penting Ekspor. Pertemuan ke-6 Berbagai Dokumen Penting Ekspor Pertemuan ke-6 BERBAGAI DOKUMEN EKSPOR 1. Invoice 2. Sales Contract 3. PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang ) 4. Full Set on Board Ocean Bill of Lading / Airway bill 5. Packing

Lebih terperinci

Handling dan Tata Cara Pemakaian Tabung ELPIJI.hingga. ke Outlet

Handling dan Tata Cara Pemakaian Tabung ELPIJI.hingga. ke Outlet Handling dan Tata Cara Pemakaian Tabung ELPIJI.hingga ke Outlet 1 Urgensi Memelihara Tabung ELPIJI Gas ELPIJI terkenal dengan sifatnya yang mudah terbakar, sehingga kebocoran pada peralatan ELPIJI beresiko

Lebih terperinci

MATERI KESEHATAN LINGKUNGAN

MATERI KESEHATAN LINGKUNGAN MATERI KESEHATAN LINGKUNGAN TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN dr. Tutiek Rahayu,M.Kes tutik_rahayu@uny.ac.id TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN 1 syarat LOKASI KONSTRUKSI Terhindar dari Bahan Pencemar (Banjir, Udara) Bahan

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH HUKUM PENGANGKUTAN PERANAN PENTING PENGANKUTAN LAUT. Disusun oleh : YASIR ADI PRATAMA (E1A012096) KELAS B

TUGAS MATA KULIAH HUKUM PENGANGKUTAN PERANAN PENTING PENGANKUTAN LAUT. Disusun oleh : YASIR ADI PRATAMA (E1A012096) KELAS B TUGAS MATA KULIAH HUKUM PENGANGKUTAN PERANAN PENTING PENGANKUTAN LAUT Disusun oleh : YASIR ADI PRATAMA (E1A012096) KELAS B KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) adalah perusahaan

BAB IV PEMBAHASAN. Perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) adalah perusahaan BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Pemajakan PPh Pasal 23 atas Transaksi Pemakaian Jasa Trucking Selama Ini Perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) adalah perusahaan yang bergerak dalam pengurusan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan, yang memiliki garis pantai yang panjang, oleh karena

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan, yang memiliki garis pantai yang panjang, oleh karena I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan, yang memiliki garis pantai yang panjang, oleh karena itu pelayaran merupakan sarana hubung antar pulau-pulau yang sangat penting

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pelabuhan Perikanan 2.2 Kebersihan Definisi kebersihan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pelabuhan Perikanan 2.2 Kebersihan Definisi kebersihan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pelabuhan Perikanan Menurut Lubis (2002), pelabuhan perikanan adalah suatu pusat aktivitas dari sejumlah industri perikanan, merupakan pusat untuk semua kegiatan perikanan,

Lebih terperinci

Handling dan Tata Cara Pemakaian Tabung ELPIJI.hingga

Handling dan Tata Cara Pemakaian Tabung ELPIJI.hingga Sub chapter # 1 Handling dan Tata Cara Pemakaian Tabung ELPIJI.hingga ke Outlet 1 Urgensi Memelihara Tabung ELPIJI Gas ELPIJI terkenal dengan sifatnya yang mudah terbakar, sehingga kebocoran pada peralatan

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI HYGIENE SANITASI KAPAL

LEMBAR OBSERVASI HYGIENE SANITASI KAPAL 105 LEMBAR OBSERVASI HYGIENE SANITASI KAPAL (Berdasarkan International Health Regulation (2005) : Handbook for Inspection of Ships and Issuance of Ship Sanitation Certificates) 1. Nama Kapal : 2. Jenis

Lebih terperinci

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA MODUL POWER THRESHER Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN 2015 Sesi Perontok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan memperlancar perdagangan dalam maupun luar negeri karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. dan memperlancar perdagangan dalam maupun luar negeri karena adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengangkutan di Indonesia memiliki peranan penting dalam memajukan dan memperlancar perdagangan dalam maupun luar negeri karena adanya pengangkutan dapat memperlancar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan Tugas Akhir ini. Adapun penelitian terdahulu yang penulis ulas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan Tugas Akhir ini. Adapun penelitian terdahulu yang penulis ulas BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Sebelum laporan Tugas Akhir yang penulis kerjakan, telah banyak penelitian terdahulu yang memiliki pembahasan yang sama mengenai ekspor dan impor, hal ini

Lebih terperinci

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik In

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik In No.1817, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Bongkar Muat. Barang. Kapal. Penyelenggaraan. Pengusahaan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 60 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB IV PEMILIHAN MATERIAL DAN INSTALASI

BAB IV PEMILIHAN MATERIAL DAN INSTALASI BAB IV PEMILIHAN MATERIAL DAN INSTALASI 4.1 SANDWICH PANEL Tugas pertama dari perancangan sandwich panel adalah memilih material insulasi yang tepat. Hal ini sangat penting karena fungsi utama pemilihan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DI PELABUHAN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DI PELABUHAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DI PELABUHAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi sesama manusia dapat disebabkan oleh adanya perbedaan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi sesama manusia dapat disebabkan oleh adanya perbedaan tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Interaksi sesama manusia dapat disebabkan oleh adanya perbedaan tingkat kelebihan atau adventage masing-masing sebagai akibat dari letak geografis, kondisi alam yang

Lebih terperinci

JASA PEMBERSIHAN KAPAL TANKER DITINJAU DARI SEGI TEKNIS DAN LINGKUNGAN

JASA PEMBERSIHAN KAPAL TANKER DITINJAU DARI SEGI TEKNIS DAN LINGKUNGAN JASA PEMBERSIHAN KAPAL TANKER DITINJAU DARI SEGI TEKNIS DAN LINGKUNGAN Bambang W. Widodo, H.Hartono,Arlan Syam \ Staf Pengajar Program Studi Teknik Industri, Universitas Riau Kepulauan Batam Jl. Batu Aji

Lebih terperinci

3 Jasa Pemanduan a Tarif Tetap 40, per kapal per gerakan b Tarif Variabel per GT kapal per gerakan

3 Jasa Pemanduan a Tarif Tetap 40, per kapal per gerakan b Tarif Variabel per GT kapal per gerakan TARIF JASA KEPELABUHANAN PELABUHAN BATAM BERDASARKAN SURAT KEPUTUSAN KETUA OTORITA BATAM NO. 19 DAN 20 TAHUN 2004 NO JENIS PELAYANAN BIAYA IDR US$ KETERANGAN I PELAYANAN KAPAL 1 Jasa Labuh a Kapal Niaga

Lebih terperinci

GOOD DISTRIBUTION PRACTICES

GOOD DISTRIBUTION PRACTICES GOOD DISTRIBUTION PRACTICES GPs During Food Supply Chain Raspor(2008) Good Distribution Practices STORAGE DISTRIBUTION RETAIL CONSUMERS Location Building Facilities Process Lokasi Gudang Lokasi gudang

Lebih terperinci

Seluk-Beluk Jasa Pengiriman Barang yang Perlu Diketahui

Seluk-Beluk Jasa Pengiriman Barang yang Perlu Diketahui Seluk-Beluk Jasa Pengiriman Barang yang Perlu Diketahui Jasa pengiriman barang kini merupakan bagian dari kebutuhan masyarakat modern. Pemicunya adalah perubahan pola perilaku masyarakat dalam hal berbelanja.

Lebih terperinci

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI 1. PENGERINGAN Pengeringan adalah suatu proses pengawetan pangan yang sudah lama dilakukan oleh manusia. Metode pengeringan ada dua,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. CV.JASA UTAMA EXPRESS merupakan perusahaan yang bergerak dalam

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. CV.JASA UTAMA EXPRESS merupakan perusahaan yang bergerak dalam 57 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan CV.JASA UTAMA EXPRESS merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pengiriman barang via udara,laut dan darat dan didirikan

Lebih terperinci

2. Pengoperasian Cam-lock

2. Pengoperasian Cam-lock Daftar isi 1. Kata pengantar. 2. Pengoperasian Cam-lock.. 3. Pencegahan Kebocoran Uap Air. 4. Panel Cold Storage Dengan Panel Atap & Lantai 5. Memasangan Lantai Panel Cold Storage. 6. Memasang Wall Panel

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1955, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Dari Dan Ke Kapal. Bongkar Muat. Penyelenggaraan dan Pengusahaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 152 TAHUN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Perdagangan Internasional Menurut Setiawan (2011: 2) perdagangan internasional adalah proses tukar menukar barang dan jasa antara dua negara atau lebih yang berbeda

Lebih terperinci

BAB 4 MENERAPKAN PROSEDUR PENYELAMATAN DIRI DARURAT DAN SAR

BAB 4 MENERAPKAN PROSEDUR PENYELAMATAN DIRI DARURAT DAN SAR BAB 4 MENERAPKAN PROSEDUR PENYELAMATAN DIRI DARURAT DAN SAR Kapal laut yang berlayar melintasi samudera di berbagai daerah pelayaran dalam kurun waktu yang cukup, bergerak dengan adanya daya dorong pada

Lebih terperinci

BAB II PENGANGKUTAN BARANG DAN BONGKAR MUAT BARANG MELALUI LAUT. A. Pengangkutan dan Pihak-Pihak yang Terkait dalam Pengangkutan

BAB II PENGANGKUTAN BARANG DAN BONGKAR MUAT BARANG MELALUI LAUT. A. Pengangkutan dan Pihak-Pihak yang Terkait dalam Pengangkutan BAB II PENGANGKUTAN BARANG DAN BONGKAR MUAT BARANG MELALUI LAUT A. Pengangkutan dan Pihak-Pihak yang Terkait dalam Pengangkutan Barang Melalui Laut Kata angkut berarti mengangkat dan membawa, memuat atau

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion NACC10 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan

Lebih terperinci

I. BEBERAPA KIAT PENGOPERASIAN MESIN PERONTOK PADI

I. BEBERAPA KIAT PENGOPERASIAN MESIN PERONTOK PADI 1 I. BEBERAPA KIAT PENGOPERASIAN MESIN PERONTOK PADI Beberapa kiat pengoperasian mesin perontok padi yang akan diuraikan dibawah ini dimaksudkan untuk tujuan dari hasil perancangan mesin perontok tersebut.

Lebih terperinci

Kargo adalah semua barang yang dikirim melalui udara (pesawat terbang), laut (kapal) atau darat baik antar wilayah atau kota di dalam negeri maupun

Kargo adalah semua barang yang dikirim melalui udara (pesawat terbang), laut (kapal) atau darat baik antar wilayah atau kota di dalam negeri maupun Kargo adalah semua barang yang dikirim melalui udara (pesawat terbang), laut (kapal) atau darat baik antar wilayah atau kota di dalam negeri maupun antar negara (internasional) Menurut International Air

Lebih terperinci

Sanitasi Penyedia Makanan

Sanitasi Penyedia Makanan Bab 6 Sanitasi Penyediaan Makanan Sanitasi Penyedia Makanan Sanitasi Jasa Boga Sanitasi Rumah Makan & Restoran Sanitasi Hotel Sanitasi Rumah Sakit Sanitasi Transportasi Penggolongan Jasa Boga Jasa boga

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1523, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Angkutan Laut. Penyelenggaraan. Pengusahaan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 93 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

Pada hakekatnya pergudangan merupakan suatu proses kegiatan. logistik/barang dalam gudang, baik yang bersifat administratif maupun

Pada hakekatnya pergudangan merupakan suatu proses kegiatan. logistik/barang dalam gudang, baik yang bersifat administratif maupun I. PENDAHULUAN Pada hakekatnya pergudangan merupakan suatu proses kegiatan logistik/barang dalam gudang, baik yang bersifat administratif maupun oprasional yang berhubungan dengan penatausahaan, tata kerja

Lebih terperinci

BAB II JENIS-JENIS KEADAAN DARURAT

BAB II JENIS-JENIS KEADAAN DARURAT BAB II JENIS-JENIS KEADAAN DARURAT Kapal laut sebagai bangunan terapung yang bergerak dengan daya dorong pada kecepatan yang bervariasi melintasi berbagai daerah pelayaran dalam kurun waktu tertentu, akan

Lebih terperinci

PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG

PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR : 03/BAPPEBTI/PER-SRG/7/2007 TANGGAL : 9 JULI 2007 PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP 1. Ruang lingkup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Perusahaan pada umumnya ingin menekan biaya pengeluaran dan kerugian yang terjadi dalam proses menangani produk. Tata letak fasilitas dan material handling perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PERUM PENDAHULUAN

BAB I PERUM PENDAHULUAN BAB I PERUM PENDAHULUAN Di dalam bab ini akan dibahas mengenai alat-alat navigasi biasa yang umumnya di kapal digunakan untuk menetapkan kedalaman air di suatu tempat di laut. Tujuan kami menyusun keterangan

Lebih terperinci

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 APA ITU CPPOB? adalah cara produksi yang memperhatikan aspek keamanan pangan, antara lain dengan cara : a. mencegah tercemarnya pangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang rendah dalam melakukan muat-bongkar barang dan upah. terciptanya peti kemas (container) (Amir MS, 2004:111).

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang rendah dalam melakukan muat-bongkar barang dan upah. terciptanya peti kemas (container) (Amir MS, 2004:111). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional sangat memerlukan adanya transportasi khususnya dibidang ekspor karena dapat memperlancar pengiriman barang sampai negara tujuan, barang-barang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1659, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Penyimpanan. Kendaraan. Penanggulangan Bencana. Tata Cara. PERATURAN KEPALABADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 05 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARAPENYIMPANAN

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia BLENDER MODEL NO : MJYL-C051.

Bahasa Indonesia BLENDER MODEL NO : MJYL-C051. Bahasa Indonesia BLENDER MODEL NO : MJYL-C051 www.marubi.co.id DAFTAR ISI BLENDER MJYL C051 Buku Pentunjuk Pemakaian DAFTAR ISI Bab I Langkah Pengamanan Penting... 2 Bab II Bagian-bagian dan Isi... 4 Bab

Lebih terperinci

Lembar Data Keselamatan Bahan (MSDS)

Lembar Data Keselamatan Bahan (MSDS) asia, asia panel, pr omat, eterpan, intumex, asia pacific, chi na, fire protec tion, fiber c ement, panel, mor tar, eter nit, eterni t asia panel, Promat, Promatech, Pr omatect Fax: Diterbitkan Tanggal:

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA 7 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM Pelaksanaan konstruksi merupakan rangkaian kegiatan atau bagian dari kegiatan dalam pekerjaan konstruksi mulai dari persiapan lapangan sampai dengan penyerahan

Lebih terperinci

PENANGANAN MUATAN. Dosen : Haryono Putro

PENANGANAN MUATAN. Dosen : Haryono Putro PENANGANAN MUATAN Dosen : Haryono Putro Pendahuluan Penting di perhatikan karena berpengaruh terhadap biaya, waktu- efisiensi aktivitas bongkat muat pelabuhan. Perhatian juga menyangkut keamanan kapal

Lebih terperinci

BAB III. Tindakan Olah Gerak menolong orang jatuh kelaut tergantung dan pada factor-factor sebagai berikut :

BAB III. Tindakan Olah Gerak menolong orang jatuh kelaut tergantung dan pada factor-factor sebagai berikut : BAB III BERLAYAR DIPERAIRAN SEMPIT DAN DANGKAL GEJALANYA : Timbul ombak haluan yang mengalir kebelakang. Arus lemah yang mengalir diperpanjang garis lunas. Arus buritan yang mengalir ke depan. Ombak buritan

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN UNTUK MENGOLAH GERAK

BAB II PERSIAPAN UNTUK MENGOLAH GERAK BAB II PERSIAPAN UNTUK MENGOLAH GERAK - Kapal datang dari laut 1 jam sebelumnya KKM harus diberitahu - Peta penjelas / peta pelabuhan disiapkan - Sarat kapal dan kedalaman perairan diperhatikan - Alat

Lebih terperinci

TINJAUAN TENTANG PENANGANAN CARGO OLEH PORTER BAGIAN DOMESTIK DI PT. M

TINJAUAN TENTANG PENANGANAN CARGO OLEH PORTER BAGIAN DOMESTIK DI PT. M TINJAUAN TENTANG PENANGANAN CARGO OLEH PORTER BAGIAN DOMESTIK DI PT. M Helmi Aulia Respati 1, Erlian Suprianto 2 Program Studi Teknik & Manajemen Pembekalan Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. garis khatulistiwa, oleh karenanya angkutan laut sangat dibutuhkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. garis khatulistiwa, oleh karenanya angkutan laut sangat dibutuhkan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terbentang sepanjang garis khatulistiwa, oleh karenanya angkutan laut sangat dibutuhkan untuk memperlancar roda ekonomi regional

Lebih terperinci

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao PENDAHULUAN Pengolahan hasil kakao rakyat, sebagai salah satu sub-sistem agribisnis, perlu diarahkan secara kolektif. Keuntungan penerapan pengolahan secara kolektif adalah kuantum biji kakao mutu tinggi

Lebih terperinci

Amelia Febriani Kelompok 3 Buku Kerja Dokumen Produk Ekspor

Amelia Febriani Kelompok 3 Buku Kerja Dokumen Produk Ekspor 1. Jelaskan tiga dokumen yang diperlukan untuk mengurus pengiriman sebelum melaksanakan ekspor! a. Delivery Order (DO), yaitu surat dari perusahaan pelayaran sebagai jawaban dari shipping instruction b.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terminal Peti Kemas (TPK) Koja merupakan salah satu pelabuhan yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Terminal Peti Kemas (TPK) Koja merupakan salah satu pelabuhan yang memberikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terminal Peti Kemas (TPK) Koja merupakan salah satu pelabuhan yang memberikan jasa pelayanan bongkar dan muat peti kemas yang terletak di wilayah Pelabuhan Tanjung

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI vii DAFTAR ISI Halaman Judul..... i Halaman Pengesahan..... ii Kata Pengantar..... iii Abstrak.... v Abstract... vi Daftar Isi... vii Daftar Gambar.... ix Daftar Tabel... x Daftar Notasi... xii Lampiran....

Lebih terperinci

Pentingnya Persiapan Palka Pada Kapal General Cargo dan Pengaruhnya Terhadap Biaya Kapal di Pelabuhan Kuncowati

Pentingnya Persiapan Palka Pada Kapal General Cargo dan Pengaruhnya Terhadap Biaya Kapal di Pelabuhan Kuncowati Analisis Hubungan Antara Standar Pengawakan dan Kualifikasi Kesehatan Terhadap Kinerja Awak Kapal MV. Tanto Anda pada PT. Sejahtera Bahtera Agung di Surabaya Mudiyanto Pentingnya Persiapan Palka Pada Kapal

Lebih terperinci

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran LAMPIRAN Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran No Parameter Bobot Nilai A Kondisi umum sekitar restoran 1 Lokasi 1 0 Jarak jasaboga minimal 500 m dari sumber pencemaran seperti tempat sampah umum,

Lebih terperinci

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI Lampiran 1. LEMBAR KUESIONER UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI A. IDENTITAS INFORMAN Nama :. Alamat : Usia :.Tahun Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan Pendidikan terakhir : Unit Kerja : Masa kerja

Lebih terperinci

Penyusunan Matriks PMTB Tahun 2015

Penyusunan Matriks PMTB Tahun 2015 RAHASIA REPUBLIK INDONESIA MI-06A Kapal (DISHUB) Penyusunan Matriks PMTB Tahun 2015 Survei ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai: 1. Kuantitas (jumlah) komoditi yang menjadi barang modal (fixed

Lebih terperinci

LAPORAN PEMERIKSAAN TONGKANG

LAPORAN PEMERIKSAAN TONGKANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN MINISTRY OF TRANSPORTATION DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT DIRECTORATE GENERAL OF SEA TRANSPORTATION LAPORAN PEMERIKSAAN TONGKANG NAMA KAPAL : PEMILIK / OPERATOR : AGENT :

Lebih terperinci

AQA-KC105AGC6 AQA-KC105AG6 AQA-KC109AG6. Trouble shooting Air Conditioner. Split Type Air Conditioner TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER

AQA-KC105AGC6 AQA-KC105AG6 AQA-KC109AG6. Trouble shooting Air Conditioner. Split Type Air Conditioner TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER Trouble shooting Air Conditioner Split Type Air Conditioner AQA-KC05AGC6 AQA-KC05AG6 AQA-KC09AG6 Trouble shooting Page Unit indoor tidak dapat menerima sinyal dari remote kontrol atau remote kontrol tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan lainnya yang menjadikan manusia sebagai makhluk sosial atau zoon

BAB I PENDAHULUAN. dengan lainnya yang menjadikan manusia sebagai makhluk sosial atau zoon BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia memiliki kepentingan atau kebutuhan sendirisendiri. Namun dalam pelaksanaanya ia tidak dapat memenuhi semuanya seorang diri. Hal ini adalah esensi

Lebih terperinci

BAB. Kesehatan Lingkungan

BAB. Kesehatan Lingkungan BAB 4 Kesehatan Lingkungan Pada Minggu pagi yang cerah, Siti beserta seluruh anggota keluarganya bekerja bakti membersihkan rumah dan lingkungan sekitar. Ibu bertugas menyapu rumah, ayah memotong rumput,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PT. TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA. 2.1 Sejarah Singkat PT. Terminal Petikemas Surabaya

BAB II GAMBARAN UMUM PT. TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA. 2.1 Sejarah Singkat PT. Terminal Petikemas Surabaya BAB II GAMBARAN UMUM PT. TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA 2.1 Sejarah Singkat PT. Terminal Petikemas Surabaya PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) adalah perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan fasilitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di negara Indonesia, jasa kepelabuhanan merupakan hal strategis untuk kebutuhan logistik berbagai industri dan perpindahan masyarakat dari satu tempat ke tempat

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif NBID42 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan benar.

Lebih terperinci

PERMINTAAN KONTAINER UNTUK EKSPOR BARANG PADA PT. ARPENI PRATAMA OCEAN LINE TBK CABANG SEMARANG

PERMINTAAN KONTAINER UNTUK EKSPOR BARANG PADA PT. ARPENI PRATAMA OCEAN LINE TBK CABANG SEMARANG PERMINTAAN KONTAINER UNTUK EKSPOR BARANG PADA PT. ARPENI PRATAMA OCEAN LINE TBK CABANG SEMARANG Nadia Amanta Reisa, Karnowahadi, Paniya Jurusan Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof.H.

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES

II. DESKRIPSI PROSES II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis-Jenis Proses Proses pembuatan pulp adalah pemisahan lignin untuk memperoleh serat (selulosa) dari bahan berserat. Oleh karena itu selulosa harus bersih dari lignin supaya

Lebih terperinci

Iklim Perubahan iklim

Iklim Perubahan iklim Perubahan Iklim Pengertian Iklim adalah proses alami yang sangat rumit dan mencakup interaksi antara udara, air, dan permukaan daratan Perubahan iklim adalah perubahan pola cuaca normal di seluruh dunia

Lebih terperinci

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran : Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran 2: saluran limbah yang kotor dan tidak tertutup dekat dengan Pengolahan sambal Gambar lampiran 3: keadaan dapur yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Oprasional 2.1.1 Pengertian Manajemen Oprasional Manajemen Oprasional adalah serangkaian aktivitas untuk menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa melalui transformasi

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Potensinya terbuka, baik pasar bebas maupun industri. Kebutuhan cabai perkapita (2013) adalah 5 Kg/ tahun. Dengan jumlah penduduk 230 juta jiwa, maka

Lebih terperinci

Terminal Darat, Laut, dan

Terminal Darat, Laut, dan Terminal Darat, Laut, dan Udara Adipandang Y 11 Beberapa definisi tentang Terminal TERMINAL Merupakan komponen penting dalam sistem transportasi yang direpresentasikan dengan titik dimana penumpang dan

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No. 5742 KEUANGAN. PPN. Jasa Kepelabuhanan. Perusahaan Angkutan Laut. Luar Negeri. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 220). PENJELASAN ATAS

Lebih terperinci

189. Setiap kuantitas yang lebih besar dari 50 liter harus dihapus dari ruang ketika tidak digunakan dan disimpan di toko yang dirancang dengan baik

189. Setiap kuantitas yang lebih besar dari 50 liter harus dihapus dari ruang ketika tidak digunakan dan disimpan di toko yang dirancang dengan baik Ducting Standard : 67. Duct harus diatur sehingga uap tidak berkondensasi dan mengendap di dasar duct. Dalam kebanyakan kasus sebaiknya saluran ventilasi diakhiri dengan : Setidaknya 3 meter di atas level

Lebih terperinci

? PERIKSA BERSIHKAN KIRIM Kontainer Laut yang Bersih dan Bebas Kontaminasi Petunjuk untuk pengepak dan eksportir ke Selandia Baru Selandia Baru adalah

? PERIKSA BERSIHKAN KIRIM Kontainer Laut yang Bersih dan Bebas Kontaminasi Petunjuk untuk pengepak dan eksportir ke Selandia Baru Selandia Baru adalah ? PERIKSA BERSIHKAN KIRIM Pedoman untuk Mengekspor Kontainer Laut ke Selandia Baru ? PERIKSA BERSIHKAN KIRIM Kontainer Laut yang Bersih dan Bebas Kontaminasi Petunjuk untuk pengepak dan eksportir ke Selandia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. Penerapan sanitasi dan higiene diruang penerimaan lebih dititik beratkan pada penggunaan alat dan bahan sanitasi.

Lebih terperinci

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB Dibuat Untuk Memenuhi Persyaratan Perkuliahan Struktur Beton Gedung Semester IV Tahun Ajaran 2015 Dibuat oleh : KELOMPOK 6 Deasy Monica Parhastuti 131111003 Gani Adnan Sastrajaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PENDAHULUAN MT SAFINA SYUMADHANI Tanker 3600 BRT I - 1 PROGRAM STUDI D III TEKNIK PERKAPALAN PROGRAM DIPLOMA FAKULTAS TEKNIK

BAB I PENDAHULUAN. PENDAHULUAN MT SAFINA SYUMADHANI Tanker 3600 BRT I - 1 PROGRAM STUDI D III TEKNIK PERKAPALAN PROGRAM DIPLOMA FAKULTAS TEKNIK BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Untuk merencanakan sebuah kapal bangunan baru, ada beberapa masalah yang penting dan pokok untuk dijadikan dasar perencanaan, baik dari segi teknis, ekonomis maupun segi artistiknya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Laut Dan Perairan Darat, (Jakarta: Djambatan, 1989), hal 120. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Laut Dan Perairan Darat, (Jakarta: Djambatan, 1989), hal 120. Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara kepulauan (archipelagic state) yang terbesar di dunia dengan memiliki luas wilayah laut yang sangat luas Oleh karena itu, kapal merupakan

Lebih terperinci

Siti Nurul Intan Sari.D ABSTRACT

Siti Nurul Intan Sari.D ABSTRACT UPAYA MENCIPTAKAN PERSAINGAN USAHA YANG SEHAT DALAM USAHA JASA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN MELALUI PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ILO menghasilkan kesimpulan, setiap hari rata-rata orang meninggal, setara

BAB 1 PENDAHULUAN. ILO menghasilkan kesimpulan, setiap hari rata-rata orang meninggal, setara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecelakaan dan sakit di tempat kerja membunuh dan memakan lebih banyak korban jika dibandingkan dengan perang dunia. Riset yang dilakukan badan dunia ILO menghasilkan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN 5.1. Program Dasar perencanaan Program dasar perencanaan pada kampus II Pondok Pesantren Futuhiyyah terdiri

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Terminal Peti Kemas (Steenken, 2004)

Gambar 1.1 Terminal Peti Kemas (Steenken, 2004) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan transportasi laut dengan peti kemas dalam dua dekade belakangan ini mencapai sekitar 7-9% per tahun dengan perbandingan jenis angkutan laut lain hanya mengalami

Lebih terperinci