LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN"

Transkripsi

1 LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN JL.RAYA PEMBANGUNAN GUNUNGSINDUR BOGOR Telp Fax [Typ e a

2 KATA PENGANTAR Segala puji dan rasa syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas perkenan-nya maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014 Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (BBPMSOH) dapat diselesaikan dengan baik. Sesuai dengan TAP MPR No. XI/1998 dan UU No. 28/1999, tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas KKN, serta Pedoman Penyusunan pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang dituangkan dalam Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) No. 239/IX/6/8/2003, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri Pertanian Nomor 135/Permentan/OT.140/12/2013 tentang Pedoman Sistem Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian, setiap Instansi Pemerintah sebagai unsur Penyelenggara Negara diwajibkan untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan LAKIP tahun 2014 ini masih terdapat banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan. Berdasarkan hal tersebut maka segala saran dan kritik untuk perbaikan dan penyempurnaan LAKIP dengan hati terbuka kami terima. Demikian kami sampaikan, semoga LAKIP BBPMSOH Tahun 2014 ini dapat memberikan informasi yang diperlukan dan bermanfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan. Bogor, Januari 2015 Kepala Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan Drh. Enuh Rahardjo Djusa, Ph.D NIP: i

3 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI IKHTISAR EKSEKUTIF i ii vi BAB I PENDAHULUAN. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Organisasi dan Tata Kerja... 4 C. Sumber Daya Manusia. 8 D. Anggaran... 9 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Rencana Strategis (Renstra) 10 B. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) C. Perjanjian Kinerja (PK) BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 18 A. Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran 18 B. Pencapaian Sasaran 18 C. Evaluasi dan Analisis Capaian Sasaran Strategis 19 D. Capaian Kinerja Lainnya E. Akuntabilitas Keuangan 33 F. Hambatan dan Kendala 34 G. Upaya dan Tindak Lanjut. 36 BAB IV PENUTUP. 38 LAMPIRAN. 39 ii

4 DAFTAR TABEL Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Capaian Kinerja Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan Tahun 2014 Capaian realisasi pelaksanaan kegiatan pelayanan pengujian mutu dan sertifikasi obat hewan Tahun 2014 dan 2013 Capaian jumlah sampel obat hewan untuk pengujian mutu dan sertifikasi obat hewan Tahun Halaman Tabel 4. Capaian realisasi pelaksanaan kegiatan pelayanan pengkajian obat hewan Tahun 2014 dan 2013 Tabel 5. Capaian jumlah sampel dalam rangka pelaksanaan pelayanan pengkajian obat hewan Tahun Tabel 6. Capaian realisasi pelaksanaan kegiatan pelayanan pemantauan obat hewan Tahun 2014 dan Tabel 7. Capaian jumlah sampel dalam rangka pelaksanaan pelayanan pemantuan obat hewan Tahun Tabel 8. Pagu anggaran dan realisasi per jenis belanja sampai dengan tanggal 31 Desember iii

5 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Grafik Capaian jumlah sampel obat hewan untuk pengujian mutu dan sertifikasi obat hewan Tahun Grafik Capaian jumlah sampel obat hewan dalam rangka pelaksanaan pelayanan pengkajian obat hewan Tahun Grafik Capaian jumlah sampel obat hewan dalam rangka pelaksanaan pelayanan pemantauan obat hewan Tahun Halaman iv

6 DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Formulir Rencana Kinerja Tahunan BBPMSOH Tahun Halaman 40 LAMPIRAN 2 Dokumen Penetapan Kinerja (Kontrak Kinerja) BBPMSOH Tahun 2014 dan Surat Usulan Revisi Kontrak Kinerja BBPMSOH Tahun LAMPIRAN 3 LAMPIRAN 4 Plakat Abdibaktitani dari Kementerian Pertanian Tahun Sertifikat Unit Kerja berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi dari Kementerian Pertanian Tahun LAMPIRAN 5 Salinan Sertifikat Akreditasi KAN, dan Penambahan Ruang Lingkup Akreditasi KAN-BSN Tahun LAMPIRAN 6 Salinan Sertifikat Akreditasi ASEAN dan ISO 9001: LAMPIRAN 7 Sertifikat Uji Profisiensi dari DG Deventer - Belanda 46 LAMPIRAN 8 LAMPIRAN 9 Pagu dan Realisasi Anggaran BBPMSOH per jenis output kegiatan per 31 Desember 2014 Data sumberdaya Manusia BBPMSOH sampai dengan 31 Desember v

7 IKHTISAR EKSEKUTIF 1. Dalam dokumen Penetapan Kinerja yang tercantum dalam bentuk Kontrak Kinerja antara Kepala BBPMSOH dengan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan ditandatangani tanggal 20 Pebruari 2014, ditetapkan target kinerja yaitu: (1) Peningkatan pelaksanaan pelayanan pengujian mutu dan sertifikasi obat hewan sebanyak 670 sampel; (2) Peningkatan pelaksanaan pelayanan pengkajian obat hewan sebanyak sampel; dan (3) Peningkatan pelaksanaan pelayanan pemantauan obat hewan sebanyak 40 sampel; 2. Sehubungan dengan adanya pemotongan anggaran yang mempengaruhi target kinerja, maka BBPMSOH mengusulkan penyesuaian target kinerja dalam bentuk usulan revisi kontrak kinerja, namun demikian sampai dengan 31 Desember 2014, revisi kontrak kinerja BBPMSOH belum diterbitkan sehingga evaluasi kinerja dilakukan mengunakan dokumen Kontrak Kinerja yang ditandatangani tanggal 20 Pebruari Berdasarkan hasil evaluasi kinerja, pelaksanaan target kinerja BBPMSOH dengan rincian (1) kegiatan pelaksanaan pengujian mutu dan sertifikasi obat hewan mencapai 794 sampel (118.51%) dari target sebanyak 670 sampel (sangat berhasil); (2) kegiatan pengkajian obat hewan mencapai sampel (80.63%) dari target sebanyak sampel (berhasil); (3) kegiatan pemantauan obat hewan yaitu vaksin rabies mencapai 26 sampel (65.00%) dari target sebanyak 40 sampel (cukup berhasil); 4. Capaian kinerja lainnya, BBPMSOH mendapat penghargaan dan capaian kinerja antara lain: 1. Plakat Abdibaktitani dari Kementerian Pertanian, penghargaan sebagai Unit Kerja Pelayanan Berprestasi Utama atas upaya meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat dengan baik; 2. Sertifikat Unit Kerja berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi dari Kementerian Pertanian; 3. Satuan Kerja peserta nominasi quick wins (percepatan pelayanan prima) 3 (tiga) besar lingkup Kementerian Pertanian melalui portal pelayanan berbasis web/online dan sarana SMS gateway. 4. Laboratorium terakreditasi tingkat ASEAN; 5. Laboratoirum terakreditasi tingkat Nasional sesuai SNI ISO/IEC 17025:2008 oleh Komite Akreditasi Nasional; 6. Laboratorium terakreditasi ISO 9001:2008 oleh Tuv Nord Indonesia; 7. Berhasil meningkatkan penambahan ruang lingkup Akreditasi KAN ( SNI ISO/IEC 17025:2008) meningkat menjadi 48 produk dengan 114 lingkup pengujian; 8. Laboratorium peserta yang mengikuti uji profisiensi internasional yang diselenggarakan oleh provider uji profisiensi (GD-Deventer Belanda) yang telah diakreditasi sesuai dengan ISO 17043: Laboratorium peserta uji banding dengan pihak swasta dan pihak UPT lingkup Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan maupun instansi lainnya. 10. Hasil Evaluasi Kepuasan Pelanggan menyatakan parameter yang sangat baik (>90% kepuasan). 5. Alokasi anggaran BBPMSOH Tahun 2014 sebesar Rp ,00. Dengan realisasi anggaran sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 yaitu sebesar Rp ,00 (94.63%) 6. Hambatan/kendala yang dalam pelaksanaan kegiatan untuk pencapaian kinerja dari aspek administrasi, manajemen dan sumberdaya manusia, antara lain: vi

8 1. Adanya penghematan anggaran menyebabkan terjadinya perubahan target kinerja, namun sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 revisi kontrak kinerja BBPMSOH belum diterbitkan sehingga target kinerja menggunakan dokumen kontrak kinerja yang ditandatangani tanggal 20 Pebruari 2014, hal ini menyebabkan realisasi kinerja ada yang tidak mencapai 100%. 2. Kurangnya personil pegawai negeri sipil khususnya tenaga administrasi dan tenaga paramedik veteriner pada Unit Hewan Percobaan dan Limbah untuk persiapan penggantian personil yang telah dan akan memasuki masa purnabakti. 3. Perlunya peningkatan kompetensi sumberdaya manusia BBPMSOH yang merata dan memadai untuk pelaksanaan operasional laboratorium BSL-3 dan Akreditasi ASEAN/KAN serta perlunya pelatihan secara berkala bagi tenaga teknis maupun administrasi dalam rangka peningkatan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BBPMSOH. Hambatan/Kendala Teknis, antara lain: 1. Beberapa fasilitas peralatan sudah tidak memadai untuk digunakan lagi, sehingga dibutuhkan peremajaan alat-alat pengujian. 2. Ada beberapa obat hewan dengan zat aktif yang baru dan sangat kompleks, sehingga BBPMSOH masih harus mencari dan mengkaji metode untuk pengujian obat hewan tersebut. 3. Beberapa obat hewan dengan zat aktif tertentu tidak dapat diuji karena keterbatasan alat dan standar zat aktif dan seed/kuman tantang tidak tersedia. Sehingga perlu dilakukan pengembangan dan validasi teknik metode pengujian serta pengadaan bahan standar zat aktif dan seed tantang yang belum tersedia. 4. Untuk beberapa pengujian obat hewan, penyediaan hewan pengujian sedikit memiliki kendala dalam pengadaannya. Hal ini disebabkan kapasitas kandang breeding hewan dan sistem pengadaan hewan percobaan yang perlu dilakukan penataan ulang. 5. Kapasitas kandang uji yang kurang memadai untuk jumlah sampel yang ada, sehingga diperlukan penataan ulang dan penambahan kapasitas kandang uji agar dapat memenuhi jumlah pengujian produk biologik. 6. Belum beroperasinya Laboratorium BSL-3 untuk menguji Vaksin AI, Leptospira, dan penyakit zoonosis lainnya, sehingga uji khusus seperti uji potensi, uji tantang, isolasi kuman dan sebagainya belum dapat dilakukan dengan sempurna. 1. Langkah-langkah yang perlu dilakukan sebagai upaya tindak lanjut untuk pencapaian sasaran strategis di tahun mendatang adalah: a. Mengoptimalkan koordinasi yang lebih efektif dan mensosialisasikan program dan kegiatan BBPMSOH kepada masyarakat pengguna jasa terkait seperti produsen/importir obat hewan, Asosiasi Obat Hewan Indonesia, instansi pemerintah pusat dan daerah untuk pencapaian target yang telah ditetapkan. b. Mengoptimalkan fasilitas sarana dan prasarana laboratorium dan kandang uji hewan percobaan dalam melaksanakan kegiatan pengujian mutu, pengkajian dan pemantauan obat hewan sehingga pengujian dapat selesai tepat waktu. Hal ini dalam rangka memberikan pelayanan prima kepada masyarakat pengguna jasa. vii

9 c. Memperbaiki sarana peralatan laboratorium yang rusak atau melakukan penggantian peralatan yang rusak dengan peralatan yang baru agar proses pelaksanaan pengujian mutu, pengkajian dan pemantauan obat hewan dapat berjalan dangan baik dan lancar serta selesai tepat waktu. d. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia secara teknis dan administrasi dalam hal pelayanan pengujian mutu obat hewan secara berkala dan berkelanjutan. e. Mengusulkan adanya penambahan pegawai negeri sipil untuk petugas paramedik veteriner dan petugas administrasi laboratorium lainnya dalam rangka mempersiapkan penggantian pegawai yang akan memasuki masa purnatugas. viii

10 BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (BBPMSOH) merupakan Unit Pelaksana Teknis yang didirikan dibawah proyek ATA (Agriculture Technical Assistance - 297) diatas tanah seluas 5.5 Ha pada tahun 1985 yang merupakan proyek kerjasama teknis antara Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Peternakan, Departemen Pertanian dengan Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA). Pada bulan Juni 1998, oleh Komite Akreditasi Nasional - Badan Standardisasi Nasional, BPMSOH terakreditasi sebagai laboratorium penguji di tingkat nasional, kemudian pada bulan Agustus 2002, pada sidang tahunan ke X ASEAN Sectoral of Working Groups on Livestock (ASWGL) di Malaysia, ditetapkan bahwa BBPMSOH merupakan laboratorium penguji vaksin hewan yang terakreditasi di tingkat ASEAN, dan disahkan kembali oleh Special Senior Officials Meeting of the ASEAN Ministers on Agriculture and Forestry (SOM-AMAF) ke-28 tahun 2007 di Singapura. Tahun 2010, BBPMSOH sudah mengajukan re-akreditasi yang ketiga dan pada tanggal 6 7 Mei 2010 saat pertemuan ASWGL di Lao PDR. Menindaklanjuti hal tersebut, maka pada tanggal September 2010, tim Asesor ASEAN telah melakukan re-asesmen lapangan di BBPMSOH. Setelah melalui proses tindakan perbaikan dan verifikasi hasil tindakan perbaikan temuan asesmen, maka pada sidang SOM AMAF ke-33 yang dilaksanakan pada tanggal 3-4 Oktober 2011 di Jakarta, BBPMSOH telah dinyatakan lulus dalam re-akreditasi tingkat ASEAN. Pengakuan ini membuktikan bahwa BBPMSOH telah memenuhi semua standar yang tertuang dalam Manual of ASEAN Accreditation Criteria for Animal Vaccine Testing Laboratories. Sertifikat tersebut telah diterima pada tanggal 21 Desember 2011 dengan ruang lingkup pengujian : 1

11 1. Vaksin Newcastle Disease Aktif 2. Vaksin Newcastle Disease Inaktif 3. Vaksin Marek s Disease Aktif 4. Vaksin Infectious Laryngotracheitis Aktif 5. Vaksin Infectious Bronchitis Aktif 6. Vaksin Infectious Bronchitis Inaktif 7. Vaksin Egg Drop Syndrome 76 Inaktif 8. Vaksin Infectious Coryza Inaktif 9. Vaksin Fowl Cholera Inaktif Sejak BBPMSOH ditetapkan sebagai laboratorium yang terakreditasi baik tingkat Nasional maupun ASEAN, menunjukkan bahwa kredibilitas BBPMSOH sebagai Laboratorium penguji mutu dan sertifikasi obat hewan baik Nasional maupun ASEAN telah diakui dan teruji sekaligus merupakan tantangan bagi BBPMSOH untuk dapat menguji mutu obat hewan yang beredar di Regional ASEAN. Sesuai dengan Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2009 Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan yang merupakan payung hukum bidang peternakan dan kesehatan hewan termasuk didalammya mengatur mengenai obat hewan. Dan berdasarkan Surat Peraturan Menteri Pertanian Nomor 53/Permentan/OT.140/5/2013, bahwa Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (BBPMSOH) merupakan Unit Pelaksana Teknis di bawah Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yang diberi tugas untuk melaksanakan pelayanan pengujian mutu, sertifikasi, pengkajian dan pemantauan obat hewan di seluruh wilayah Indonesia. Sesuai dengan TAP MPR No. XI/1998 dan Undang - Undang No. 28 Tahun 1999, tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, dan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai penyelenggara pemerintahan Negara serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka Instansi Pemerintah wajib mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta 2

12 kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan perencanaan strategis yang ditetapkan oleh masing-masing instansi. Berdasarkan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah seperti dituangkan dalam Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara No.589/1999 dan telah disempurnakan melalui Surat Keputusan Kepala LAN No.239/2003, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan Laporan Kinerja Pelaksanaan Kegiatan Strategis yang telah dituangkan dalam Rencana Strategis (RENSTRA). BBPMSOH merupakan salah satu aset Nasional dan sebagai Laboratorium Acuan dalam hal pengujian mutu dan sertifikasi obat hewan yang berperan dalam hal terjaminnya mutu obat hewan yang beredar di masyarakat serta memberikan pelayanan terhadap industri obat hewan melalui pengawasan peredaran obat hewan dengan cara pengkajian dan pemantauan terhadap obat hewan yang beredar di depo obat hewan dan / atau peternak. Sehingga program pengendalian dan pemberantasan penyakit hewan dapat terlaksana dengan baik. Untuk lebih meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, dan untuk lebih memantapkan pelaksanaan Akuntabilitas Kinerja BBPMSOH sebagai wujud dari pertanggungjawaban dalam mencapai misi serta tujuan pemerintah serta dalam rangka perwujudan Good Governance perlu dibuat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan; 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 1992 tentang Obat Hewan; 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2012 tentang Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lingkup Kementerian Pertanian; 3

13 4. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 6. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 110/Kpts/OT.210/2/1993 tentang Pengujian Residu Obat Hewan dan Cemaran Mikroba; 7. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 466/Kpts/TN.260/5/1999 tentang Pedoman Cara Pembuatan Obat Hewan yang Baik; 8. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 455/Kpts/TN.260/9/2000 tentang Perubahan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 695/Kpts/TN.260/8/1996 tentang Syarat dan Tata Cara Pendaftaran dan Pengujian Mutu Obat Hewan; 9. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 53/Permentan/OT.140/5/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan. 10. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 135/Permentan/OT.140/12/2013 tentang Pedoman Sistem Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian. B. Organisasi dan Tata Kerja 1. Kedudukan, Tugas, Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 53/Permentan/OT.140/5/2013 tanggal 24 Mei 2013 tentang kedudukan, tugas dan fungsi, BBPMSOH adalah Unit Pelaksana Teknis di bidang peternakan dan kesehatan hewan, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, secara teknis dibina oleh Direktur Kesehatan Hewan, dan Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Pascapanen. 4

14 BBPMSOH mempunyai tugas pokok melaksanakan pengujian mutu, sertifikasi, pengkajian dan pemantauan obat hewan. Dalam melaksanakan tugas tersebut BBPMSOH menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan program, rencana kerja, dan anggaran, pelaksanaan kerjasama, serta penyiapan evaluasi dan pelaporan; b. pelaksanaan pengujian mutu obat hewan; c. pelaksanaan sertifikasi obat hewan; d. pelaksanaaan pengkajian obat hewan; e. pelaksanaan pemantauan obat hewan yang beredar; f. pelaksanaan pengembangan teknik dan metoda pengujian mutu obat hewan; g. pelaksanaan pembuatan dan penyusunan formulasi pakan hewan percobaan; h. pengelolaan hewan percobaan; i. pengelolaan limbah pengujian mutu obat hewan; j. pengamanan hasil pengujian mutu obat hewan; k. pelaksanaan bimbingan teknis pengujian mutu dan sediaan obat hewan; l. pengkajian dan pengujian keamanan hayati produk bioteknologi; m. pengujian potensi dan keamanan obat hewan yang terkandung dalam pakan; n. pelaksanaan pengujian dan monitoring residu obat hewan tertentu; o. pelaksanaan monitoring efek samping obat hewan; p. pengkajian batas maksimum residu obat hewan; q. pengembangan system dan diseminasi informasi obat hewan; r. pelaksanaan pelayanan laboratorium rujukan dan acuan pengujian obat hewan; s. pemberian pelayanan teknis pengujian mutu, sertifikasi, pengkajian, dan pemantauan obat hewan; t. pengelolaan hewan percobaan dan pengelolaan limbah pengujian mutu obat hewan; u. pemberian pelayanan sertifikasi, pemantauan dan pengamanan hasil pengujian mutu obat hewan; v. pengelolaan tata usaha dan rumah tangga BBPMSOH. 5

15 2. Susunan Organisasi Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 53/Permentan/OT.140/5/2013, Susunan Organisasi BBPMSOH dipimpin oleh seorang Kepala Balai Besar dan dibantu oleh : 1. Bagian Umum; terdiri atas: a. Sub Bagian Program dan Keuangan; b. Sub Bagian Kepegawaian dan Tata Usaha; dan c. Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan. 2. Bidang Pelayanan Pengujian, terdiri atas: a. Seksi Sampel; dan b. Seksi Hewan Percobaan dan Limbah. 3. Bidang Pelayanan Sertifikasi dan Pengamanan Hasil Uji, terdiri atas: a. Seksi Sertifikasi; dan b. Seksi Pengamanan Hasil Uji. 4. Kelompok Jabatan Fungsional, terdiri atas: Kelompok Jabatan Fungsional Medik Veteriner dan Paramedik Veteriner, dan sejumlah jabatan fungsional lainnya yang terbagi dalam berbagai kelompok jabatan fungsional berdasarkan bidang masing-masing sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Masing-masing unit organisasi tersebut mempunyai tugas dan fungsi: 1. Bagian Umum Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan program, rencana kerja, anggaran, kerja sama, dan penyiapan evaluasi dan laporan, serta urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha, rumah tangga, dan perlengkapan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bagian Umum menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan penyusunan program, rencana kerja, anggaran dan kerja sama; b. Pelaksanaan penyusunan evaluasi dan pelaporan; c. Pelaksanaan urusan keuangan; d. Pelaksanaan urusan kepegawaian dan tata usaha; e. Pelaksanaan urusan rumah tangga dan perlengkapan; 6

16 2. Bidang Pelayanan Pengujian Bidang Pelayanan Pengujian mempunyai tugas melaksanakan pelayanan pengujian mutu dan pengkajian obat hewan, pengelolaan hewan percobaan, dan pengelolaan limbah pengujian mutu obat hewan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pelayanan Pengujian menyelenggarakan fungsi: a. Penerimaan, pengumpulan, klasifikasi, dan seleksi sampel obat hewan; b. Pemberian pelayanan teknis kegiatan pengujian mutu, sertifikasi, pengkajian, dan pemantauan obat hewan; c. Pengelolaan hewan percobaan; d. Pengelolaan limbah pengujian mutu obat hewan. 3. Bidang Pelayanan Sertifikasi dan Pengamanan Hasil Uji Bidang Pelayanan Sertifikasi dan Pengamanan Hasil Uji mempunyai tugas melaksanakan pemberian sertifikasi dan pelaksanaan pemantauan, serta pengamanan hasil pengujian mutu obat hewan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pelayanan Sertifikasi dan Pengamanan Hasil Uji menyelenggarakan fungsi: a. Pemberian pelayanan sertifikasi obat hewan; b. Pemantauan obat hewan yang beredar; c. Penyebarluasan informasi hasil pengujian mutu obat hewan; d. penyiapan pengembangan pelaksanaan sistem mutu laboratorium penguji. 4. Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional Medik Veteriner dan Paramedik Veteriner, dan sejumlah jabatan fungsional lainnya yang terbagi dalam berbagai kelompok jabatan fungsional berdasarkan bidang masing-masing sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan fungsional pelaksanaan pengujian mutu, pengkajian, dan pemantauan obat hewan, dan kegiatan fungsional lainnya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. 7

17 Struktur Organisasi Balai Besar Pengujian Mutu dan Hewan dapat dilihat pada Bagan di bawah ini. Sertifikasi Obat C. Sumberdaya Manusia BBPMSOH Pada Tahun 2014, BBPMSOH memiliki sumberdaya manusia sebanyak 134 orang terdiri dari pegawai negeri sipil (PNS) berjumlah 92 orang dan tenaga kontrak berjumlah 42 orang. Dengan rincian Pejabat struktural berjumlah 10 orang, pejabat fungsional khusus berjumlah 50 orang, Tenaga Kesehatan DOkter Hewan (TKDH) berjumlah 1 orang dan fungsional umum berjumlah 31 orang. Berdasarkan jenjang pendidikannya terdiri dari: S3 sebanyak 4 orang, S2 sebanyak 9 orang, Dokter Hewan sebanyak 19 orang, S1/D4 sebanyak 8 orang, D3 sebanyak 4 orang, dan jenjang pendidikan SLTA/SPP-SNAKMA atau yang dibawahnya sebanyak 48 orang. 8

18 D. Dukungan Anggaran BBPMSOH dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya mendapatkan alokasi pagu anggaran pada tahun 2014 sebesar Rp ,00 untuk mendukung program Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yaitu Pencapaian Swasembada Daging Sapi Dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani Yang Aman, Sehat, Utuh Dan Halal. Realisasi anggaran sampai dengan 31 Desember 2014 yaitu sebesar Rp ,00 (94.63%). 9

19 BAB li PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Rencana Strategis (Renstra) Dalam menyelenggarakan tugas pokok dan fungsinya, BBPMSOH dipengaruhi oleh lingkungan strategis unit kerja, dimana dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, pengaruh internal dan eksternal unit kerja saling terkait erat. Untuk itu, perlu dilaksanakan analisis lingkungan strategis pada unit kerja. Penyusunan perencanaan strategis BBPMSOH dikembangkan berdasarkan pendekatan-pendekatan baru yang lebih aspiratif dan partisipasi yang diarahkan pada pencapaian good governance secara substansial yang berujung pada akuntabilitas kinerja pemerintah. 1. Visi Mengacu pada Visi Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yaitu mewujudkan peternakan yang berdaya saing dan berkelanjutan dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal untuk mewujudkan penyediaan dan keamanan pangan hewani serta meningkatkan kesejahteraan peternak. Maka Visi Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan adalah sebagai berikut: Terjaminnya mutu obat hewan yang beredar di Indonesia untuk mendukung pembangunan peternakan yang tangguh melalui pelayanan prima. 2. Misi Untuk mewujudkan Visi Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan tersebut ditetapkan Misi Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan sebagai berikut : a. Meningkatkan pelaksanaan pengujian mutu obat hewan; b. Meningkatkan pelaksanaan sertifikasi obat hewan; c. Mendorong pelaksanaan pengkajian obat hewan; d. Meningkatkan pelaksanaan pemantauan obat hewan yang beredar; e. Mendorong pelaksanaan pengembangan teknik dan metoda pengujian mutu obat hewan; 10

20 f. Meningkatkan kualitas pakan hewan percobaan; g. Penyusunan formulasi pakan hewan percobaan; h. Mendukung tersedianya pakan hewan percobaan yang cukup; i. Meningkatkan pengelolaan dan tersedianya hewan percobaan yang cukup dan memenuhi syarat; j. Mendukung terciptanya lingkungan yang kondusif bagi kesehatan manusia dan kesehatan lingkungan; k. Meningkatkan keamanan dan kerahasiaan hasil uji; l. Tercipta dan terlaksananya sistem mutu; m. Peningkatan penyediaan sarana pelayanan teknik kegiatan pengujian dan pengkajian; n. Peningkatan ketatausahaan dan rumah tangga Balai Besar. Dari sekian banyak Misi yang tersebut diatas, dipilih 5 Misi sebagai prioritas utama yaitu : 1. Meningkatkan pelaksanaan pengujian mutu dan sertifikasi obat hewan; 2. Mendorong pelaksanaan pengkajian obat hewan; 3. Meningkatkan pelaksanaan pemantauan obat hewan yang beredar; 4. Mendorong pelaksanaan pengembangan teknik dan metoda pengujian; 5. Meningkatkan pelaksanan sistem mutu serta pelayanan teknik kegiatan pengujian mutu obat hewan. 3. Tujuan BBPMSOH bertujuan untuk meningkatkan mutu obat hewan yang beredar di Indonesia dengan cara : a. Meningkatkan kegiatan pengujian mutu obat hewan. b. Meningkatkan kegiatan pemantauan obat hewan. c. Melaksanakan kegiatan pengkajian obat hewan. d. Mengembangkan teknik dan metoda pengujian. e. Meningkatkan sarana dan prasarana pengujian. f. Meningkatkan Kualitas SDM. 11

21 4. Sasaran Sasaran yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kinerja BBPMSOH adalah: a. Tersedianya SDM yang kompeten. b. Tersedianya fasilitas sarana dan prasarana yang memadai. c. Terlaksananya hubungan kerjasama yang baik dengan instansi terkait. d. Terlaksananya pelayanan pengujian yang prima, cepat, tepat waktu dan non diskriminasi. e. Terlaksananya penggunaan metoda pengujian baku dan sistem mutu ISO/SNI f. Terlaksananya pengujian mutu obat hewan untuk semua jenis permintaan. g. Tersedianya ketetapan dan peraturan pengujian mutu obat hewan yang jelas, tegas, koordinatif dan komunikatif. h. Meningkatnya kesadaran pengusaha obat hewan tentang pentingnya pengujian mutu obat hewan. i. Terlaksananya penegakan hukum. j. Meningkatnya kinerja SDM. k. Terlaksananya prosedur pelayanan pengujian mutu obat hewan yang jelas dan pasti. 5. Kebijakan Dalam mewujudkan tujuan dan sasaran BBPMSOH, untuk arah kebijakan yang diambil adalah berpedoman pada Kebijakan Pemerintah Pusat yaitu: a. Meningkatkan kualitas kebijakan pembinaan SDM dan pelayanan pengujian. b. Meningkatkan kualitas kebijakan mutu kegiatan pengujian di segala bidang. c. Meningkatkan kualitas kebijakan pelayanan melalui penerapan peraturan obat hewan. d. Meningkatkan kualitas kebijakan prosedur pelayanan pengujian mutu obat hewan. 12

22 e. Melakukan evaluasi mutu kegiatan pengujian dan kelayakan sarana dan prasarananya. 6. Program a. Penambahan dan peningkatan disiplin dan kualitas SDM melalui pelatihan dan pendidikan. b. Peningkatan sarana dan prasarana, penambahan dan regenerasi alat yang rusak/tua secara bertahap. c. Peningkatan hubungan kerjasama yang baik dengan instansi terkait. d. Peningkatan kapasitas kualitas uji obat hewan. e. Peningkatan pengembangan metoda uji kearah yang lebih baik dan mudah dilaksanakan. f. Peningkatan kapasitas penerapan peraturan obat hewan. g. Peningkatan pembinaan teknis pengujian kepada perusahaan obat hewan. h. Penambahan ruang uji dan kandang hewan percobaan BSL-3 serta penyediaan sarana penunjang untuk operasionalnya. i. Pemeliharaan dan perawatan sarana dan prasarana laboratorium/ kantor serta pengelolaan limbah. j. Peningkatan kapasitas dan kapabilitas informasi dan referensi/ perpustakaan yang berbasis teknologi informatika. k. Peningkatan ketersediaan bahan-bahan pengujian, bahan-bahan standar, bahan penunjang termasuk untuk operasionalisasi BSL-3. l. Sosialisasi kegiatan pengujian, pengkajian dan pemantauan melalui pembuatan Booklet, Leaflet dan Bulletin. m. Akreditasi tingkat ASEAN dan ISO/SNI B. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pemerintah melalui Peraturan Direktur Jenderal Peternakan Nomor 59/Kpts/P0610/05/2007 tanggal 9 Mei 2007, telah menetapkan 12 penyakit hewan menular yang mendapat prioritas pengendalian dan atau pemberantasannya, yaitu Rabies, Avian Influenza, Brucellosis, Anthrax, Salmonellosis, Newcastle Disease (ND), Jembrana, Bovine Viral Diarhae (BVD), Septicaemia Epizootica (SE), Hog Cholera, Infectious Bovine Rhinotracheitis (IBR) dan Gumboro. 13

23 Untuk mencegah penyakit tersebut perlu dilakukan vaksinasi menggunakan vaksin/obat hewan berkualitas yang telah diuji mutunya di Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan. Selain itu, vaksin/obat hewan yang beredar di Indonesia harus dilaksanakan pengujian mutu dan dilakukan pengkajian dan pemantauan obat hewan yang beredar untuk menjamin mutu obat hewan tersebut. Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi BBPMSOH dalam melaksanakan pengujian mutu, sertifikasi, pengkajian dan pemantauan obat hewan sesuai dengan Rencana Strategis Tahun , maka dibuat penjabaran dari Renstra tersebut setiap tahunnya dalam bentuk Rencana Kinerja Tahunan. BBPMSOH membuat Rencana Kinerja Tahunan dengan 4 (empat) sasaran strategis yang akan dilaksanakan pada tahun 2014, yaitu: 1. Peningkatan pelaksanaan pelayanan pengujian mutu obat hewan. Indikator kinerja dari kegiatan tersebut yaitu jumlah sampel pengujian obat hewan sebanyak 670 sampel yang terdiri dari sampel pengujian obat hewan dalam rangka sertifikasi sebanyak 495 sampel dengan rincian sampel pengujian obat hewan dalam rangka sertifikasi sebagai berikut : a. Sampel vaksin virus sebanyak 80 sampel b. Sampel vaksin bakteri sebanyak 30 sampel c. Sampel obat umum/antibiotik sebanyak 385 sampel Dan sampel kiriman daerah sebanyak 175 sampel. 2. Peningkatan pelaksanaan pelayanan pengkajian obat hewan. Indikator kinerja dari kegiatan tersebut yaitu jumlah sampel yang diambil dalam rangka kegiatan pengkajian obat hewan sebanyak sampel, dengan rincian yaitu: a. Pengkajian Bakteriologi (vaksin Septicaemia Epizootica) sebanyak 365 sampel dengan rincian sebagai berikut: 1. Vaksin SE sebanyak 5 sampel. 2. Serum darah sapi sebanyak 360 sampel. b. Pengkajian Virologi (vaksin ND) sebanyak sampel dengan rincian sebagai berikut: 14

24 1. Vaksin ND sebanyak 18 sampel. 2. Serum darah unggas sebanyak sampel. c. Pengkajian Antibiotik Enrofloxacine sebanyak 120 sampel. 3. Peningkatan pelaksanaan pelayanan pemantauan obat hewan. Indikator kinerja dari kegiatan tersebut yaitu jumlah sampel yang diambil dalam rangka kegiatan pemantauan obat hewan sebanyak 112 sampel. 4. Peningkatan penguatan kelembagaan dan sistem mutu laboratorium. Indikator kinerja dari kegiatan tersebut yaitu : a. Terlaksananya kegiatan Uji Profisiensi dan Uji Banding sebanyak 10 Uji, dalam rangka pelaksanaan sistem mutu Akreditasi ASEAN dan Akreditasi KAN. b. Bertambahnya ruang lingkup Akreditasi KAN sebanyak 4 ruang lingkup. c. Terlaksananya 1 (satu) laporan hasil surveilans status akreditasi KAN, ASEAN, dan ISO 9001:2008. d. Terlaksananya peningkatan Kompetensi SDM sebanyak 10 % dari jumlah seluruh pegawai BBPMSOH. e. Evaluasi indeks peningkatan kepuasan pelanggan (pengguna jasa) mendapat nilai baik. Formulir Rencana Kinerja Tahunan BBPMSOH Tahun 2014 dapat dilihat pada Lampiran 1. Sasaran strategis yang akan dilaksanakan pada tahun 2014 tersebut merupakan dalam rangka memberikan pelayanan prima kepada masyarakat pengguna jasa obat hewan, sehingga masyarakat memperoleh obat hewan yang terjamin kualitasnya. C. Perjanjian Kinerja (PK) Perjanjian Kinerja/Penetapan Kinerja (PK) dibuat oleh pihak BBPMSOH dan atasan langsung yaitu Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan guna mencapai sasaran strategis BBPMSOH berupa penjaminan mutu obat hewan yang beredar di Indonesia, dan dalam rangka pencapaian program Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yaitu pencapaian swasembada daging sapi/kerbau tahun 2014 dan penyediaan protein hewani 15

25 yang aman, sehat, utuh dan halal. Dokumen penetapan kinerja tersebut tertuang dalam bentuk Kontrak Kinerja antara Kepala BBPMSOH dengan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yang dilaksanakan penandatanganannya pada tanggal 20 Pebruari Dokumen Kontrak Kinerja tersebut dapat dilihat pada lampiran 2. Sasaran kinerja yang tercantum dalam kontrak kinerja tersebut yaitu: 1. Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan sebanyak 670 sampel; 2. Pengkajian Obat Hewan (vaksin SE, IBR, dan Residu Antibiotik) sebanyak sampel; 3. Pemantauan Obat Hewan (vaksin Rabies) sebanyak 40 sampel. Sehubungan dengan adanya perbedaan target pelaksanaan kinerja antara kontrak kinerja dengan target yang tercantum dalam Rencana Kerja Anggaran (RKA/KL) BBPMSOH selanjutnya dituangkan menjadi Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) dengan rincian yaitu: 1. Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan sebanyak 670 sampel; 2. Pengkajian Obat Hewan (vaksin SE, IBR, dan Residu Antibiotik) sebanyak sampel; 3. Pemantauan Obat Hewan (vaksin Rabies) sebanyak 24 sampel. BBPMSOH mengajukan permohonan pengajuan penyesuaian jumlah target kinerja dalam kontrak kinerja kepada Direktur Kesehatan Hewan melalui Surat Nomor 07001/RC.220/F.5.I/03/2014 tanggal 7 Maret 2014 (terlampir). Selanjutnya dengan adanya penghematan dan pemotongan anggaran belanja di Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun Anggaran 2014 yang berimplikasi pada perubahan target kinerja (target output maupun outcome). BBPMSOH mengalami pemotongan anggaran dari Pagu Anggaran semula Rp ,00 menjadi Rp ,00. Sehubungan dengan hal tersebut, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan mengirimkan surat kepada seluruh satuan kerja lingkup Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk mengajukan usulan penyesuaian/revisi kontrak kinerja Tahun 2014 dengan Surat Nomor 13197/KU.120/F/08/2014 tanggal 13 Agustus

26 Dalam rangka menindaklanjuti surat Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan tersebut, maka BBPMSOH mengirimkan usulan revisi kontrak kinerja melalui Surat Nomor 11018/KU.120/F.5.I/09/2014 tanggal 11 September 2014 perihal Revisi Kontrak Kinerja BBPMSOH Tahun 2014 dengan rincian target kinerja yaitu: 1. Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan sebanyak 670 sampel; 2. Pengkajian Obat Hewan (vaksin SE, IBR, dan Residu Antibiotik) sebanyak sampel; 3. Pemantauan Obat Hewan (vaksin Rabies) sebanyak 24 sampel. Sehubungan sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 Revisi Kontrak Kinerja belum diterbitkan. Maka sebagai dasar dalam penilaian pencapaian kinerja mengacu pada dokumen kontrak kinerja yang ditandatangani pada tanggal 20 Pebruari 2014 dengan rincian target kinerja yaitu: 1. Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan sebanyak 670 sampel; 2. Pengkajian Obat Hewan (vaksin SE, IBR, dan Residu Antibiotik) sebanyak sampel; 3. Pemantauan Obat Hewan (vaksin Rabies) sebanyak 40 sampel. 17

27 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran tahun 2014 ditetapkan berdasarkan penilaian capaian terhadap sasaran yang telah ditetapkan melalui metode scoring, yaitu: 1. Sangat berhasil (capaian 100%) 2. Berhasil (capaian 80-99%) 3. Cukup berhasil (capaian 60-79%) 4. Kurang berhasil (capaian < 60%) B. Pencapaian Sasaran Berdasarkan Penetapan Kinerja Tahun 2014, BBPMSOH mempunyai 3 (tiga) sasaran strategis yang akan dilaksanakan pada tahun 2014, pencapaian sasaran strategis tersebut dapat diinformasikan sebagai berikut: Tabel 1. Capaian Kinerja Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan Tahun SASARAN STRATEGIS Peningkatan pelaksanaan pelayanan pengujian mutu dan sertifikasi obat hewan Peningkatan pelaksanaan pelayanan pengkajian obat hewan Peningkatan pelaksanaan pelayanan pemantauan obat hewan INDIKATOR KINERJA Jumlah sampel pengujian mutu dan sertifikasi obat hewan Jumlah sampel pengkajian obat hewan (vaksin SE, IBR, dan Residu Antibiotik) Jumlah sampel pemantauan obat hewan (vaksin Rabies) TARGET REALISASI % CAPAIAN

28 C. Evaluasi dan Analisis Capaian Sasaran Strategis 1. Peningkatan pelaksanaan pelayanan pengujian mutu dan sertifikasi obat hewan. Pelaksanaan kegiatan pengujian mutu dan sertifikasi obat hewan ini terdiri dari : 1) Pengujian mutu obat hewan dalam rangka pendaftaran obat baru dan pendaftaran ulang. Sampel tersebut dibawa oleh perusahaan yang bersangkutan langsung ke BBPMSOH disertai dokumen-dokumen obat hewan tersebut untuk diuji. Pelaksanaan kegiatan pengujian mutu ini merupakan proses untuk mendapatkan nomor pendaftaran (registrasi) obat hewan dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Tujuan kegiatan ini untuk menjamin mutu/kualitas obat hewan yang akan/telah beredar di wilayah Republik Indonesia. Dan melindungi peternak sebagai pengguna/konsumen dari perusahaan obat hewan, agar tercapai target produksi yang diinginkan melalui penggunaan/pengobatan yang baik dan mempunyai nomor registrasi (legal). 2) Pengujian mutu obat hewan dalam rangka pengujian sewaktu-waktu. Pelaksanaan pengujian obat hewan sewaktu-waktu dilakukan dengan cara mengambil sampel obat hewan langsung (on the spot) ke perusahaan produsen/importir obat hewan (ke gudang obat hewan) oleh petugas pengambil sampel, kemudian dilakukan pengujian obat tersebut di BBPMSOH untuk mengetahui apakah memenuhi persyaratan minimal pengujian mutu. Dasar hukum yang mendasari pelaksanaan kegiatan ini adalah Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 695/Kpts/TN.260/8/96 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pengujian Mutu Obat Hewan, Bab.III, Bagian kedua, Pasal 22 sampai dengan 25 mengenai pengujian sewaktu-waktu yang dilaksanakan dalam rangka menjamin mutu obat hewan yang telah memperoleh nomor pendaftaran. Sampel obat hewan yang diambil adalah sampel yang sudah mempunyai nomor registrasi, atau berdasarkan data sampel yang masuk 3 tahun terakhir. 19

29 3) Pengujian mutu obat hewan yang diperoleh dari kiriman daerah dinas Provinsi/Kabupaten/Kota seluruh Indonesia serta dari masyarakat pengguna obat hewan yang ingin mengetahui kualitas obat hewan yang digunakan melalui pelayanan teknis pengujian mutu obat hewan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui mutu/kualitas obat hewan yang beredar di wilayahnya masing-masing dalam rangka pengawasan obat hewan oleh dinas provinsi/kabupaten/kota. Pelaksanaan pengujian mutu obat hewan kiriman daerah dan pelayanan teknis dilaksanakan bila ada kiriman sampel obat hewan dari dinas peternakan provinsi/kabupaten/kota di seluruh Indonesia dan dari masyarakat pengguna obat hewan untuk mengetahui apakah sampel dimaksud memenuhi persyaratan mutu obat hewan atau tidak. Realisasi pencapaian kegiatan pelaksanaan pengujian mutu dan sertifikasi obat hewan pada tahun 2014 yaitu sebanyak 794 sampel (118.51%) dari target 670 sampel (sangat berhasil). Rincian pencapaian kegiatan pelaksanaan pengujian mutu dan sertifikasi obat hewan pada tahun 2014 yaitu : 1. sampel pengujian obat hewan dalam rangka sertifikasi sebagai berikut : a. Sampel vaksin virus dari target sebanyak 80 sampel terealisasi sebanyak 54 sampel. b. Sampel vaksin bakteri dari target sebanyak 30 sampel terealisasi sebanyak 26 sampel. c. Sampel obat umum/antibiotik dari target sebanyak 385 sampel terealisasi sebanyak 468 sampel. 2. sampel kiriman dinas dan pelayanan teknis dari target sebanyak 175 sampel dapat terrealisasi sebanyak 238 sampel kiriman dinas dan sampel dalam rangka pelayanan teknis dari instansi/perusahaan yang ingin menguji obat hewan bukan untuk registrasi sebanyak 8 sampel. Realisasi pencapaian kegiatan pelaksanaan pengujian mutu dan sertifikasi obat hewan pada tahun 2014 yaitu sebanyak 794 sampel (118.51%) dari target 670 sampel. Jika dibandingkan dengan pencapaian 20

30 kinerja tahun 2013 yaitu dari total target sebanyak 655 sampel diperoleh realisasi sebanyak 950 sampel (1 45%), maka pada tahun 2014 terjadi penurunan dalam pencapaian total realisasi sampel sebesar 16.42% dibandingkan dengan tahun Realisasi pencapaian kegiatan pelaksanaan pengujian mutu dan sertifikasi obat hewan pada tahun 2014 dan tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Capaian realisasi pelaksanaan kegiatan pelayanan pengujian mutu dan sertifikasi obat hewan Tahun 2014 dan NO. 1. KEGIATAN Pengujian mutu dan sertifikasi obat hewan REALISASI TAHUN 2013 (SAMPEL) REALISASI TAHUN 2014 (SAMPEL) (%) KENAIKAN/ PENURUNAN Beberapa faktor penyebab penurunan penerimaan sampel obat hewan diantaranya: 1. Pengambilan sampel sewaktu-waktu di perusahaan masih belum sesuai target karena obat yang akan diambil sedang tidak ada stok atau sudah tidak diproduksi lagi. 2. Sampel obat hewan kiriman dinas terjadi penurunan karena beberapa faktor seperti belum optimalnya pelaksanaan fungsi pengawasan obat hewan di daerah sehingga terbatasnya pengiriman sampel obat hewan. Selain itu, adanya kesalahan dalam tata cara pengiriman sampel seperti jumlah sampel yang kurang, komposisi tidak lengkap dan tidak sesuai, tidak memiliki nomor batch dan tanggal kadaluarsa, sampel sudah rusak/pecah dan sudah melewati tanggal kadaluarsa, serta dinas tidak melakukan konfirmasi terlebih dahulu untuk pengiriman sampel sehingga banyak sampel yang yang ditolak. Jika dibandingkan Capaian jumlah sampel obat hewan untuk pengujian mutu dan sertifikasi obat hewan Tahun 2014 dengan capaian tahun , maka terjadi kenaikan jumlah sampel setiap tahunnya. Keragaan capaian kinerja penerimaan sampel tahun dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut: 21

31 Tabel 3. Capaian jumlah sampel obat hewan untuk pengujian mutu dan sertifikasi obat hewan Tahun No. TAHUN TARGET (Sampel) REALISASI (Sampel) % CAPAIAN Grafik 1. Capaian jumlah sampel obat hewan untuk pengujian mutu dan sertifikasi obat hewan Tahun Target Realisasi Faktor-faktor penyebab keberhasilan pencapaian sasaran strategis diantaranya karena: a. Masa berlakunya nomor registrasi obat hewan mengalami perubahan dari 5 tahun menjadi 10 tahun sejak tahun 2000 sehingga jumlah sampel yang akan diregistrasi ulang akan terjadi peningkatan pada TA 2011 dan tahun-tahun berikutnya. b. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan obat hewan yang bermutu membuat para produsen/importir obat hewan melakukan pengujian mutu obat hewan ke BBPMSOH. 22

32 c. Meningkatnya perkembangan industri obat hewan baik sebagai produsen atau importir yang membuat/memasukkan obat hewan baru, sehingga setiap obat hewan baru yang akan diedarkan harus mendapat sertifikasi mutu di BBPMSOH. d. Meningkatnya kesadaran pemerintah provinsi/kabupaten/kota untuk melakukan pengawasan peredaran obat hewan di daerahnya masing-masing dengan mengirimkan sampel obat hewan yang beredar di daerahnya masing-masing untuk dilakukan pengujian mutu obat hewan di BBPMSOH. 2. Peningkatan pelaksanaan pelayanan pengkajian obat hewan. Kegiatan pengkajian obat hewan dilaksanakan dengan pengambilan sampel di lapangan dan selanjutnya dilakukan pengujian di BBPMSOH. Pada tahun 2014 pengkajian obat hewan dilaksanakan oleh masingmasing unit uji yaitu pengkajian virologi vaksin Infectious Bovine Rinotracheitis (IBR), pengkajian bakteriologi vaksin Septicaemia Epizootica (SE) dan serta pengkajian Residu Antibiotik. Realisasi pencapaian kegiatan pelaksanaan pengkajian obat hewan pada tahun 2014 yaitu sebanyak sampel ( 80.63%) dari target sampel (berhasil). Realisasi kegiatan pengkajian obat hewan yaitu: a. Pengkajian Bakteriologi terrealisasi sebanyak 347 sampel dengan rincian sebagai berikut: 1. Vaksin SE terrealisasi sebanyak 6 sampel. 2. Serum darah sapi terealisasi 421 sampel. b. Pengkajian Virologi terrealisasi sebanyak 450 sampel dengan rincian sebagai berikut: 1. Serum darah sapi terrealisasi sebanyak 225 sampel. 2. Swab nasal sapi terrealisasi sebanyak 225 sampel. c. Pengkajian Residu Antibiotik pada telur terealisasi sebanyak sampel. 23

33 Berdasarkan jumlah total pelaksanaan kegiatan tersebut yang mencapai sampel dari total target sampel (80.63%), maka sasaran strategis peningkatan pelaksanaan pelayanan pengkajian obat hewan tercapai dengan kategori berhasil. Pencapaian kinerja yang tidak mencapai 100% karena Target kinerja sebanyak sampel tersebut merupakan target kinerja berdasarkan kontrak kinerja yang ditandatangani pada tanggal 20 Pebruari Sementara itu, realisasi pelaksanaan kegiatan tersebut berdasarkan pada target kinerja yang telah diusulkan untuk disesuaikan atau direvisi menjadi sampel sesuai surat BBPMSOH kepada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan melalui Surat Nomor 07001/RC.220/F.5.I/03/2014 tanggal 7 Maret 2014 dan Surat Nomor 11018/KU.120/F.5.I/09/2014 tanggal 11 September 2014 perihal Revisi Kontrak Kinerja BBPMSOH Tahun Pengajuan Usulan penyesuaian/revisi kontrak kinerja BBPMSOH karena adanya perbedaan target pelaksanaan kinerja antara kontrak kinerja dengan target yang tercantum dalam Rencana Kerja Anggaran (RKA/KL) BBPMSOH yang selanjutnya dituangkan menjadi Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), serta adanya penghematan dan pemotongan anggaran belanja di Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun Anggaran 2014 termasuk pemotongan anggaran BBPMSOH yang berimplikasi pada perubahan target kinerja (target output maupun outcome) tahun Sehubungan dengan hal tersebut, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan mengirimkan surat kepada seluruh satuan kerja lingkup Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk mengajukan usulan penyesuaian/revisi kontrak kinerja Tahun 2014 dengan Surat Nomor 13197/KU.120/F/08/2014 tanggal 13 Agustus Dalam rangka menindaklanjuti surat Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan tersebut, maka BBPMSOH mengirimkan usulan revisi kontrak kinerja melalui Surat Nomor 11018/KU.120/F.5.I/09/2014 tanggal 11 September 2014 perihal Revisi Kontrak Kinerja BBPMSOH Tahun Namun demikian, sehubungan sampai dengan tanggal 31 24

34 Desember 2014 Revisi Kontrak Kinerja Tahun 2014 belum diterbitkan, maka sebagai dasar dalam penilaian pencapaian kinerja pelaksanaan pelayanan pengkajian obat hewan mengacu pada dokumen kontrak kinerja yang ditandatangani pada tanggal 20 Pebruari Berdasarkan realisasi pelaksanaan kegiatan pengkajian obat hewan tahun 2014 dengan total target sebanyak sampel dan total realisasi sebanyak sampel (80.63%). Jika dibandingkan dengan pencapaian kinerja tahun 2013 yaitu dari total target sebanyak sampel dan total realisasi sebanyak sampel (105,9%), maka pada tahun 2014 terjadi penurunan pencapaian realisasi sampel sebesar (22.80%). Hal ini karena pada tahun 2014, pengkajian virologi dilakukan dengan mengambil sampel (serum, dan swab nasal) sapi yang proses pengambilannya memerlukan keterampilan khusus sehingga mendapatkan sampel lebih sedikit dari tahun 2013 yang mengambil sampel (vaksin, serum darah, dan swab kloaka) unggas. Selain itu sampel pengkajian bakteriologi pada sapi juga tidak mencapai target, karena pada saat pengambilan sampel di lapangan, sapi yang menjadi target pengambilan sampel serum darah, sudah tidak ada dilokasi. Hal ini karena pemiliknya sudah menjual sapinya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Realisasi pencapaian kegiatan pelaksanaan pelayanan pengkajian obat hewan pada tahun 2014 dan tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4. Capaian realisasi pelaksanaan kegiatan pelayanan pengkajian obat hewan Tahun 2014 dan 2013 NO. 1. KEGIATAN Pengkajian obat hewan REALISASI TAHUN 2013 (SAMPEL) REALISASI TAHUN 2014 (SAMPEL) (%) KENAIKAN/ PENURUNAN Jika dibandingkan Capaian jumlah sampel pengkajian obat hewan Tahun 2014 dengan capaian tahun , maka terjadi kenaikan dan penurunan (fluktuatif) dalam jumlah sampel setiap tahunnya. Hal ini karena sampel pengkajian obat hewan yang diambil di lapangan dari hewan target yang berbeda-beda (jenis unggas, sapi dan anjing) setiap 25

BAB l. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB l. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB l. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan merupakan Unit Pelaksana Teknis yang didirikan dibawah proyek ATA - 297 (Agriculture Technical Assistance - 297)

Lebih terperinci

LAKIN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN

LAKIN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN LAKIN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BALAI BESAR PENGUJIAN

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB l PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan merupakan Unit Pelaksana Teknis yang didirikan dibawah proyek ATA - 297 (Agriculture Technical Assistance - 297)

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN ANGGARAN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN (SPI)

LAPORAN TAHUNAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN (SPI) LAPORAN TAHUNAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN (SPI) BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN ANGGARAN 2014 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BALAI

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN

RENCANA STRATEGIS BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN RENCANA STRATEGIS BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN 2015-2019 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN ANGGARAN 2014

LAPORAN TAHUNAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN ANGGARAN 2014 LAPORAN TAHUNAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN ANGGARAN 2014 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN TAHUNAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN ANGGARAN 2016 LAPORAN TAHUNAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN ANGGARAN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKANDAN KESEHATAN HEWAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN TAHUNAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN ANGGARAN 2015 LAPORAN TAHUNAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN ANGGARAN 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 42/Permentan/OT.140/9/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA STANDAR BALAI BESAR VETERINER DENPASAR

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 42/Permentan/OT.140/9/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA STANDAR BALAI BESAR VETERINER DENPASAR PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 42/Permentan/OT.140/9/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA STANDAR BALAI BESAR VETERINER DENPASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

Revisi ke 01 Tanggal : 05 Januari 2015

Revisi ke 01 Tanggal : 05 Januari 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

Revisi ke : 04 Tanggal : 31 Desember 2014

Revisi ke : 04 Tanggal : 31 Desember 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIDANG SISTEM KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN INFORMASI STANDARDISASI TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIDANG SISTEM KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN INFORMASI STANDARDISASI TAHUN ANGGARAN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIDANG SISTEM KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN INFORMASI STANDARDISASI TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN STANDARDISASI NASIONAL JAKARTA 2017 KATA PENGANTAR Puji dan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Sebagai

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID)

LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) 2017 LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) BALAI PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI PRODUK HEWAN Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 628/Kpts/OT.140/12/2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR PENGUJIAN DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN

SURAT KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 628/Kpts/OT.140/12/2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR PENGUJIAN DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN 285 SURAT KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 628/Kpts/OT.140/12/2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR PENGUJIAN DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN MENTERI PERTANIAN, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB I. PENDAHULUAN A. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 009 Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan yang merupakan payung hukum bidang peternakan dan kesehatan

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN ANGGARAN 2013

LAPORAN TAHUNAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN ANGGARAN 2013 LAPORAN TAHUNAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN ANGGARAN 013 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014 KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2014

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) MEDAN KATA PENGANTAR Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target kinerja berikut kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 15/Permentan/OT.140/3/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR PENELITIAN VETERINER

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 15/Permentan/OT.140/3/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR PENELITIAN VETERINER PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 15/Permentan/OT.140/3/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR PENELITIAN VETERINER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

LAKIP TA Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan i

LAKIP TA Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan i LAKIP TA 2014 - Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan i KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME karena atas izin-nya maka Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN a. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN a. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN a. Latar Belakang Sesuai dengan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2009 Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan yang merupakan payung hukum bidang peternakan dan kesehatan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2011

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2011 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BALAI BESAR INSEMINASI BUATAN SINGOSARI 2011 KATA PENGANTAR Berdasarkan INPRES Nomor 7

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 629/Kpts/OT.140/12/2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BESAR VETERINER MENTERI PERTANIAN,

SURAT KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 629/Kpts/OT.140/12/2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BESAR VETERINER MENTERI PERTANIAN, 285 SURAT KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 629/Kpts/OT.140/12/2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BESAR VETERINER MENTERI PERTANIAN, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp. (024) 8316315,

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 103TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini dibuat sebagai perwujudan dan kewajiban suatu Instansi Pemerintah dengan harapan dapat dipergunakan

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BALAI BESAR VETERINER DENPASAR KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

LAPORAN KINERJA BALAI BESAR VETERINER DENPASAR KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN LAPORAN KINERJA BALAI BESAR VETERINER DENPASAR TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BALAI BESAR VETERINER DENPASAR Jalan Raya Sesetan No. 266 Denpasar 80223

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan pertanian bukan hanya ditentukan oleh kondisi sumberdaya pertanian, tetapi juga ditentukan oleh peran penyuluh pertanian yang sangat strategis

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016 KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA Jl. Karangmenjangan No.

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN ANGGARAN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIT 11 (LANTAI 2 DAN 3)

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS

LAPORAN AKUNTABILITAS Pusat Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan L LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG TAHUN 2016 DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN TAHUN 2016 Jalan Sukabumi No. 17 Bandung Telp. (022) 7207113 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Tabel 1 Sasaran program, Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan Persentase Capaian

IKHTISAR EKSEKUTIF. Tabel 1 Sasaran program, Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan Persentase Capaian IKHTISAR EKSEKUTIF Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian merupakan institusi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati dengan visi Menjadi Pusat

Lebih terperinci

B A B P E N D A H U L U A N

B A B P E N D A H U L U A N 1 B A B P E N D A H U L U A N I A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab telah diterbitkan Instruksi Presiden No.

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Inspektorat Daerah Kabupaten Barru

KATA PENGANTAR. Inspektorat Daerah Kabupaten Barru KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat Rahmat dan Inayah-NYA Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Inspektorat Kabupaten Barru Tahun 2013 telah selesai

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014 LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Jakarta, Januari 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-018.01-0/AG/2014 DS 6100-9979-1830-7597 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan 2013 i KATA PENGANTAR

Rencana Kinerja Tahunan 2013 i KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dalam rangka melaksanakan amanat UU No. 8 tahun 1999, TAP MPR No. XI/MPR/1999, dan Inpres No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta sebagai wujud pertanggungjawaban

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG TAHUN 2014

KOTA BANDUNG TAHUN 2014 DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN TAHUN 2014 JALAN SUKABUMI NO 17 BANDUNG Telp. (022) 7207113 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN Nomor : 289/Kpts/OT.210/4/2002

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN Nomor : 289/Kpts/OT.210/4/2002 KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN Nomor : 289/Kpts/OT.210/4/2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN MENTERI PERTANIAN Menimbang Meningat Memperhatikan : bahwa dalam

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN PETERNAKAN KOTA BLITAR TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas tersusunnya Laporan Kinerja

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN KANTOR SERTA SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN BENGKAYANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Lampiran 2. Rencana Kinerja Tahunan Balai Besar Veteriner Denpasar Tahun : 2009

Lampiran 2. Rencana Kinerja Tahunan Balai Besar Veteriner Denpasar Tahun : 2009 Lampiran 2. Rencana Kinerja Tahunan Balai Besar Veteriner Denpasar Tahun : 2009 Sasaran Kegiatan Rencana Rencana Keterangan Tingkat Indikator Tingkat Uraian Indikator Uraian Satuan Capaian Kinerja Capaian

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 83/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DAN PARAMEDIK VETERINER

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 83/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DAN PARAMEDIK VETERINER PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 83/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DAN PARAMEDIK VETERINER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T. A

L A P O R A N K I N E R J A B B V E T W A T E S T. A i LAPORAN KINERJA BBVET WATES I.A. 2016 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar Veteriner Wates disusun berdasarkan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Tahun Anggaran 2016, serta Penetapan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-18.1-/216 DS933-1269-654-625 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) 2013 J l. A h m a d Y a n i N o. 2 0 2 S u r a b a y a T e l p ( 0 3 1 ) 8 2 9 2 5 4 5 F a x ( 0 3 1 ) 8 2 9 1 8 5 3 e m a i l : d i s n a k @

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur

KATA PENGANTAR. Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan pembangunan dibidang Ketenagakerjaan, Ketransmigrasian dan Kependudukan di Jawa Timur secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-18.KP.05.02 TAHUN 2011 TENTANG SASARAN KERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Kecamatan Ujungberung Kota Bandung Tahun 2016,

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BADAN KARANTINA PERTANIAN TA. 2015 BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 KATA PENGANTAR Perencanaan Kinerja Tahunan merupakan proses penyusunan rencana

Lebih terperinci

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 1 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum.wr.wb Alhamdulillah, kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan

Lebih terperinci

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii Halaman I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran...... 2 D. Dasar Hukum... 2 II. Arah Kebijakan Pembangunan 3 A. Visi dan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 132/Permentan/OT.140/12/2014 TENTANG PEDOMAN UJI KOMPETENSI PEJABAT FUNGSIONAL MEDIK VETERINER

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 132/Permentan/OT.140/12/2014 TENTANG PEDOMAN UJI KOMPETENSI PEJABAT FUNGSIONAL MEDIK VETERINER PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 132/Permentan/OT.140/12/2014 TENTANG PEDOMAN UJI KOMPETENSI PEJABAT FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017 DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 103/Permentan/OT.140/10/2013 tanggal 9 Oktober Tahun 2013 sebagai penyempurnaan Permentan Nomor : 17/Permentan/OT.140/02/2007

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN ANGGARAN 2014 LINGKUNGAN HIDUP

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN ANGGARAN 2014 LINGKUNGAN HIDUP LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN ANGGARAN 2014 HIDUP BADAN HIDUP DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 NOMOR SP DIPA-18.1-/215 DS791-3632-6284-16 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI SALINAN

BUPATI BANYUWANGI SALINAN BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci