BAB I. PENDAHULUAN a. Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I. PENDAHULUAN a. Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I. PENDAHULUAN a. Latar Belakang Sesuai dengan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2009 Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan yang merupakan payung hukum bidang peternakan dan kesehatan hewan termasuk didalamnya mengatur mengenai obat hewan. Dan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 628/Kpts/OT.140/12/2003, bahwa Balai Besar Pengujian Mutu dan Serifikasi Obat Hewan (BBPMSOH) merupakan Unit Pelaksana Teknis di bawah Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yang diberi tugas untuk melaksanakan pelayanan pengujian mutu, sertifikasi, pengkajian dan pemantauan obat hewan di seluruh wilayah Indonesia. Sesuai dengan TAP MPR No. XI/1998 dan UU No. 28/1999, tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas Kolusi, Korupsi dan Nepotisme, serta Instruksi Presiden RI No.7/1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai penyelenggaraan pemerintahan Negara, maka Instansi Pemerintah wajib mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan perencanaan strategis yang ditetapkan oleh masingmasing instansi. Berdasarkan Pedoman Peraturan Menteri Pertanian Nomor 31 tahun 2010 tentang Pedoman Sistem Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Pembangunan Pertanian mengamanatkan setiap satuan kerja untuk memantau, mengevaluasi dan melaporkan program/kegiatan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi setiap instansi. BBPMSOH merupakan salah satu aset Nasional dan sebagai Laboratorium Acuan dalam hal pengujian mutu dan sertifikasi obat hewan yang berperan dalam hal terjaminnya mutu obat hewan yang beredar di 1

2 masyarakat serta memberikan pelayanan terhadap industri obat hewan melalui pengawasan peredaran obat hewan dengan cara pengkajian dan pemantauan terhadap obat hewan yang beredar di depo obat hewan dan/atau peternak. Sehingga program pengendalian dan pemberantasan penyakit hewan dapat terlaksana dengan baik. Untuk lebih meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab dan untuk lebih menetapkan pelaksanaan Akuntabilitas Kinerja BBPMSOH sebagai wujud dari pertanggungjawaban dalam mencapai misi serta tujuan pemerintah serta dalam rangka perwujudan Good Governance perlu dibuat Laporan Tahunan BBPMSOH. b. Gambaran Umum BBPMSOH 1. Struktur Organisasi Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 628/Kpts/OT.140/12/2003, Struktur Organisasi BBPMSOH dipimpin oleh seorang Kepala Balai Besar dan dibantu oleh : 1. Bagian Umum a. Sub Bagian Program dan Keuangan Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan program, anggaran, kerjasama, evaluasi dan laporan kegiatan pengujian mutu, sertifikasi, pengkajian dan pemantauan obat hewan, serta pelaksanaan urusan keuangan. b. Sub Bagian Kepegawaian dan Tata Usaha Mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian dan ketatausahaan. 2

3 c. Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan Mempunyai tugas melakukan urusan rumah tangga dan perlengkapan. 2. Bidang Pelayanan Pengujian a. Seksi Sampel Mempunyai tugas melakukan penerimaan, pengumpulan, klasifikasi, dan seleksi sampel obat hewan, serta pemberian pelayanan teknik kegiatan pengujian mutu dan pengkajian obat hewan. b. Seksi Hewan Percobaan dan Limbah Mempunyai tugas melakukan pengelolaan hewan percobaan dan pengelolaan limbah pengujian mutu obat hewan. 3. Bidang Sertifikasi dan Pengamanan Hasil Uji a. Seksi Sertifikasi Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan sertifikasi obat hewan, pemantauan obat hewan yang beredar dan penyebarluasan informasi hasil pengujian mutu obat hewan. b. Seksi Pengamanan Hasil Uji Mempunyai tugas melakukan pengamanan hasil pengujian mutu obat hewan dan penyiapan bahan pengembangan pelaksanaan sistem mutu laboratorium penguji. 4. Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional Medik dan Paramedik Veteriner Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan fungsional pelaksanaan pengujian mutu, pengkajian, dan pemantauan obat hewan, dan kegiatan fungsional lainnya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3

4 2. Visi dan Misi Mengacu pada Visi Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yaitu mewujudkan peternakan yang berdaya saing dan berkelanjutan dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal untuk mewujudkan penyediaan dan keamanan pangan hewani serta meningkatkan kesejahteraan peternak. Maka Visi Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan adalah sebagai berikut: Terjaminnya mutu obat hewan yang beredar di Indonesia untuk mendukung pembangunan peternakan yang tangguh melalui pelayanan prima. Untuk mewujudkan Visi Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan tersebut ditetapkan Misi Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan sebagai berikut : a. Meningkatkan pelaksanaan pengujian mutu obat hewan; b. Meningkatkan pelaksanaan sertifikasi obat hewan; c. Mendorong pelaksanaan pengkajian obat hewan; d. Meningkatkan pelaksanaan pemantauan obat hewan yang beredar; e. Mendorong pelaksanaan pengembangan teknik dan metoda pengujian mutu obat hewan; f. Meningkatkan kualitas pakan hewan percobaan; g. Penyusunan formulasi pakan hewan percobaan; h. Mendukung tersedianya pakan hewan percobaan yang cukup; i. Meningkatkan pengelolaan dan tersedianya hewan percobaan yang cukup dan memenuhi syarat; j. Mendukung terciptanya lingkungan yang kondusif bagi kesehatan manusia dan kesehatan lingkungan; k. Meningkatkan keamanan dan kerahasiaan hasil uji; l. Tercipta dan terlaksananya sistem mutu; 4

5 m.peningkatan penyediaan sarana pelayanan teknik kegiatan pengujian dan pengkajian; n. Peningkatan ketatausahaan dan rumah tangga Balai Besar. Dari sekian banyak Misi yang tersebut diatas, dipilih 5 Misi sebagai prioritas utama yaitu : 1. Meningkatkan pelaksanaan pengujian mutu dan sertifikasi obat hewan; 2. Mendorong pelaksanaan pengkajian obat hewan; 3. Meningkatkan pelaksanaan pemantauan obat hewan yang beredar; 4. Mendorong pelaksanaan pengembangan teknik dan metoda pengujian; 5. Meningkatkan pelaksanan sistem mutu serta pelayanan teknik kegiatan pengujian mutu obat hewan. 3. Tugas Pokok Dan Fungsi Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 628/Kpts/OT.140/12/2003 tanggal 30 Desember 2003 tentang kedudukan, tugas dan fungsi BBPMSOH adalah Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, yang berada dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. BBPMSOH mempunyai tugas pokok melaksanakan pengujian mutu, sertifikasi, pengkajian dan pemantauan obat hewan. Dalam melaksanakan tugas tersebut BBPMSOH menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan pengujian mutu obat hewan; b. pelaksanaan sertifikasi obat hewan; 5

6 c. pelaksanaan pengkajian obat hewan; d. pelaksanaan pemantauan obat hewan; e. pelaksanaan pengembangan tehnik dan metoda pengujian mutu obat hewan; f. pelaksanaan pembuatan dan penyusunan formulasi pakan hewan percobaan; g. pengelolaan hewan percobaan; h. pengelolaan limbah pengujian mutu obat hewan; i. pengamanan hasil pengujian mutu obat hewan; j. pemberian pelayanan tehnik kegiatan pengujian mutu dan pengkajian obat hewan; k. pengelolaan tata usaha dan rumah tangga BBPMSOH. Struktur Organisasi Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan dapat dilihat pada Bagan di bawah ini. 6

7 c. Tujuan Tujuan dari pembuatan Laporan Tahunan Tahun Anggaran 2011 adalah: 1. Memberikan informasi pelaksanaan program/kegiatan Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan selama tahun Mengevaluasi pencapaian kinerja program/kegiatan selama tahun Memberikan informasi tentang permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan program/kegiatan dan tindak lanjut serta upaya pemecahan masalahnya. d. Ruang Lingkup Laporan Tahunan Tahun Anggaran 2011 mencakup pelaksanaan program/kegiatan Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis sesuai tugas pokok dan fungsi Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan yaitu pengujian mutu, sertifikasi, pengkajian dan pemantauan obat hewan, serta penguatan kelembagaan dan pelaksanaan kegiatan Dukungan manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya yaitu layanan dan operasional perkantoran dan pengadaan kendaraan roda dua. 7

8 BAB II. PROGRAM /KEGIATAN DAN ANGGARAN 2011 a. Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis. 1. Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan Pelaksanaan kegiatan pengujian mutu dan sertifikasi obat hewan terdiri dari : 1) Pengujian mutu obat hewan dalam rangka pendaftaran obat baru dan pendaftaran ulang. Sampel tersebut dibawa oleh perusahaan yang bersangkutan langsung ke BBPMSOH disertai dokumen-dokumen obat hewan tersebut untuk diuji. Pelaksanaan kegiatan pengujian mutu ini merupakan proses untuk mendapatkan nomor pendaftaran ( registrasi) obat hewan dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Tujuan kegiatan ini untuk menjamin mutu/kualitas obat hewan yang akan/telah beredar di wilayah Republik Indonesia. Dan melindungi peternak sebagai pengguna/konsumen dari perusahaan obat hewan, agar tercapai target produksi yang diinginkan melalui penggunaan/pengobatan yang baik dan mempunyai nomor registrasi (legal). 2) Pengujian mutu obat hewan dalam rangka pengujian sewaktu-waktu. Pelaksanaan pengujian obat hewan sewaktu-waktu dilakukan dengan cara mengambil sampel obat hewan langsung (on the spot) ke perusahaan produsen/importir obat hewan (ke gudang obat hewan) oleh petugas pengambil sampel, kemudian dilakukan pengujian obat tersebut di BBPMSOH untuk mengetahui apakah memenuhi persyaratan minimal pengujian mutu. Dasar hukum yang mendasari pelaksanaan kegiatan ini adalah Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 695/Kpts/TN.260/8/96 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pengujian Mutu Obat Hewan, Bab.III, Bagian 8

9 kedua, Pasal 22 sampai dengan 25 mengenai pengujian sewaktu-waktu yang dilaksanakan dalam rangka menjamin mutu obat hewan yang telah memperoleh nomor pendaftaran. Sampel obat hewan yang diambil adalah sampel yang sudah mempunyai nomor registrasi, atau berdasarkan data sampel yang masuk 3 tahun terakhir.perusahaan produsen/importir obat hewan yang akan disampling berjumlah 63 (enam puluh tiga) perusahaan obat hewan dengan total jumlah sampel yang akan diambil 230 sampel, dengan rincian sebagai berikut : Obat umum : 105 sampel Antibiotik : 95 sampel Vaksin Bakteri : 10 sampel Vaksin virus : 20 sampel 3) Pengujian mutu obat hewan yang diperoleh dari kiriman daerah dinas Provinsi/ Kabupaten/Kota seluruh Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui mutu/kualitas obat hewan yang beredar di wilayahnya masing-masing dalam rangka pengawasan obat hewan oleh dinas provinsi/kabupaten/kota. Pelaksanaan pengujian obat hewan kiriman daerah dilaksanakan bila ada kiriman sampel obat hewan dari dinas peternakan provinsi/kabupaten/kota di seluruh Indonesia untuk mengetahui apakah memenuhi persyaratan mutu obat hewan atau tidak. 2. Pengkajian Obat Hewan Kegiatan pengkajian obat hewan dilaksanakan dengan pengambilan sampel di lapangan dan selanjutnya dilakukan pengujian di BBPMSOH. Pada tahun 2011 pengkajian obat hewan dilaksanakan oleh masing-masing unit uji yaitu pengkajian vaksin Infectious Bronchitis (IB), pengkajian vaksin Brucella dan seroepidemiologi penyakit Clamidiosis, Brucellosis, Koksidiosis dan Q Fever serta pengkajian obat antibiotik Tylosin. 9

10 3. Pemantauan Obat Hewan Kegiatan pemantauan obat hewan ini bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana terjadinya penurunan mutu vaksin dan antibiotik dari produsen/importir sampai dengan di pengecer/depo dan pengguna/ peternaknya. Pelaksanaan kegiatan pemantauan vaksin dan antibiotik di lapangan ini dimaksudkan untuk: 1) Melindungi konsumen dari pemakaian vaksin dan antibiotik yang tidak bermutu. 2) Mempertahankan mutu vaksin dan antibiotik di lapangan. 3) Mengetahui faktor penurunan mutu vaksin, yang disebabkan oleh faktor eksternal seperti penyimpanan (di pabrik importir/pengecer), tranportasi (di Produsen/ lmportir/ distributor-pengecer/depo-pengguna/peternak/ dokter hewan praktek) dan aplikasinya. 4. Penguatan Kelembagaan Kegiatan penguatan kelembagaan meliputi pelaksanaan re-akreditasi ASEAN, akreditasi KAN, Kaji Ulang Sistem Manajemen Mutu, Audit Internal dan peningkatan kompetensi Sumberdaya Manusia. 5. Kegiatan APBN-P Kegiatan APBN-P meliputi pelaksanaan pengadaan peralatan laboratorium dan bahan-bahan penunjang pengujian obat hewan, serta pelaksanaan kegiatan pengkajian serum darah pasca vaksinasi ND, pengkajian Efektifitas Vaksin Coryza Terhadap Penyakit Coryza Pada Pre-Vaksinasi Dan Post-Vaksinasi Ayam Petelur dan Pengkajian Residu Antibiotik Golongan Tetrasiklin Dalam Daging, Hati dan Telur Ayam. 10

11 b. Dukungan manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Kegiatan ini meliputi pelaksanaan layanan perkantoran selama satu tahun meliputi belanja pegawai dan penyelenggaraan operasional serta pemeliharaan perkantoran, dan pengadaan kendaraan roda dua. c. Anggaran Pelaksanaan kegiatan Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis. Program/kegiatan yang dilaksanakan BBPMSOH tahun 2011 menggunakan anggaran yang dialokasikan dalam DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) Tahun 2011 dengan Nomor DIPA : 0429/ /12/2011 tanggal 20 Desember 2010, program/kegiatan dan pagu anggaran BBPMSOH Tahun Anggaran 2011 dapat dilihat pada tabel 1. Sedangkan jenis program/kegiatan dan pagu anggaran BBPMSOH berdasarkan Sistem Monitoring dan Evaluasi (SIMONEV) sesuai PP 39 Tahun 2006 dapat dilihat pada lampiran 1. Tabel 1. Program/kegiatan dan pagu anggaran BBPMSOH Tahun 2011 No Program/Kegiatan Pagu Anggaran APBN (Rp) Pagu Anggaran APBN-P (Rp) Jumlah Total (Rp) 1 Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya JUMLAH

12 BAB III PELAKSANAAN DAN PENCAPAIAN SASARAN PROGRAM /KEGIATAN SERTA ANGGARAN 2011 a. Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis. 1. Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan Pelaksanaan kegiatan pengujian mutu dan sertifikasi obat hewan terdiri dari: Pengujian mutu obat hewan dalam rangka pendaftaran obat baru dan pendaftaran ulang, Pengujian mutu obat hewan dalam rangka pengujian sewaktu-waktu dan Pengujian mutu obat hewan yang diperoleh dari kiriman daerah dinas Provinsi/ Kabupaten/Kota seluruh Indonesia. Pada tahun 2011, target kegiatan penerimaan dan pelaksanaan pengujian mutu dalam rangka pendaftaran obat baru/pendaftaran ulang dan dalam rangka pengujian sewaktu-waktu adalah 475 Sampel. Sedangkan Target kegiatan penerimaan sampel kiriman daerah adalah 150 sampel. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, penerimaan sampel dalam rangka pendaftaran obat baru dan pendaftaran ulang bersifat pasif (menunggu kiriman sampel dari perusahaan obat hewan yang akan mendaftarkan obat baru/daftar ulang. Sedangkan penerimaan sampel dalam rangka pengujian sewaktu-waktu (sampling sewaktu -waktu) dilaksanakan dengan metode aktif (mendatangi langsung perusahaan obat hewan untuk diambil sampel yang ditentukan). Sementara itu, penerimaan sampel dalam rangka kiriman daerah bersifat pasif (menunggu sampel yang akan dikirimkan oleh daerah/dinas provinsi/kabupaten/kota dari seluruh Indonesia). Pencapaian sasaran dari penerimaan sampel dapat dilihat pada tabel 2, sedangkan Rekapitulasi penerimaan sampel tahun 2011 dapat dilihat pada lampiran 2. 12

13 Tabel 2. Pencapaian sasaran/target penerimaan Sampel Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan Tahun 2011 Realisasi Jenis Penerimaan No Target Hasil Daftar % sampel TOTAL Sampling Baru/Ulang 1. Sertifikasi Kiriman Daerah Sampel obat hewan yang diterima per 31 Desember 2011 untuk pengujian mutu dan sertifikasi obat hewan sebanyak 565 sampel dari target 475 sampel (119%). Sedangkan sampel kiriman daerah yang diterima sebanyak 153 sampel dari target 150 sampel (102%). Rekapitulasi proses pelaksanaan pengujian sampel tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini. Tabel 3. Rekapitulasi proses pelaksanaan pengujian sampel tahun 2011 No. Jenis Pengujian Jumlah Sampel Target Realisasi SU PS MS TMS TU 1 Bakteriologi 25 Vaksin Unggas Vaksin Hewan Besar Vaksin Hewan Kecil Probiotik Vaksin Ikan 1 1 Jumlah Virologi 75 Vaksin Unggas Vaksin Hewan Besar Vaksin Hewan Kecil Jumlah Farmasetik 375 Antibiotik Obat Umum Antibiotik + Obat Umum Jumlah TOTAL SU : Sedang Uji TMS : Tidak Memenuhi Syarat PS : Proses Sertifikasi TU : Tidak Uji MS : Memenuhi Syarat 13

14 Dalam pelaksanaan pengujian dari 565 sampel yang diterima oleh BBPMSOH, sebanyak 475 sampel telah selesai uji (456 sampel memenuhi syarat dan 19 sampel tidak memenuhi syarat), sedangkan sebanyak 90 sampel masih dalam proses pengujian. Untuk sampel kiriman daerah yang diterima sebanyak 153 sampel, sebanyak 121 sampel sudah selesai uji (1 16 sampel memenuhi syarat dan 5 sampel tidak memenuhi syarat) dan sebanyak 31 sampel masih dalam proses pengujian serta 1 sampel yang tidak diuji. Rekapitulasi sampel kiriman daerah dapat dilihat pada tabel 4 di bawah ini. Tabel 4. Rekapitulasi Sampel Kiriman Daerah Tahun 2011 No Provinsi Realisasi Sampel Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Jakarta 2 Dinas Kelautan dan Pertanian Jakarta 18 Dinas Pertanian dan Peternakan Prop. Banten 1 Dinas Peternakan Prop. Jawa Timur 41 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prop. Jawa Tengah 19 Dinas Pertanian dan Peternakan Prop. DIY 13 Dinas Peternakan Prop. Bali 2 Dinas Pertanian dan Kelautan Prop. Sumatera Utara 8 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prop. Kalimantan Barat 5 Dinas Pertanian dan Peternakan Prop. Kalimantan Tengah 1 Dinas Peternakan Prop. Kalimantan Timur 6 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prop. Sulawesi Selatan 23 Dinas Perkebunan dan Pertanian Prop. Papua 14 Jumlah Pengkajian Obat Hewan Kegiatan pengkajian obat hewan dilaksanakan dengan pengambilan sampel di lapangan dan selanjutnya dilakukan pengujian di BBPMSOH. Pada tahun 2011 pengkajian obat hewan dilaksanakan oleh masing-masing unit uji yaitu pengkajian vaksin Infectious Bronchitis (IB), pe ngkajian vaksin Brucella dan seroepidemiologi penyakit Clamidiosis, Brucellosis, Koksidiosis dan Q Fever serta pengkajian antibiotik Tylosin. 14

15 Sampel diterima sebanyak 180 sampel serum darah, 180 sampel swab vagina dan 180 sampel feses sapi dari target masing-masing 180 sampel (100%), dan sampel vaksin Brucella diterima sebanyak 2 sampel dari target 7 sampel (28.6%). Sampel yang diterima dari kegiatan pengkajian obat hewan unit uji virologi yaitu sebanyak 800 sampel serum darah dari target 800 sampel (100%), sedangkan pengkajian vaksin IB diterima 15 sampel dari target 16 sampel (94%). Sementara itu, Sampel antibiotik Tylosin yang diterima sebanyak 74 sampel dari target 88 sampel (84%). Rekapitulasi Jumlah sampel pengkajian tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 5. Sedangkan hasil kegiatan pengkajian obat hewan tahun 2011 dapat dilihat pada lampiran 3. Tabel 5. Rekapitulasi Jumlah sampel pengkajian tahun 2011 No. Jenis Pengujian Jumlah Sampel Target Realisasi SU PS MS TMS TU 1 Virologi Vaksin IB SELESAI UJI Serum Darah Ayam SELESAI UJI 2 Bakteriologi Serum Darah Sapi SELESAI UJI Feces SELESAI UJI Swab Vagina Sapi SELESAI UJI Vaksin Brucella 7 2 SELESAI UJI 3 Farmasetik dan Premiks Tylosin SELESAI UJI 3. Pemantauan Obat Hewan Pada Tahun 2011 BBPMSOH melakukan pemantauan terhadap vaksin rabies yang beredar di Indonesia. Sampel dari kegiatan pemantauan obat hewan vaksin rabies yang diterima sebanyak 32 dari target 27 sampel (118%). Rekapitulasi realisasi penerimaan sampel pemantauan obat hewan dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini. 15

16 Tabel 6. Rekapitulasi Jumlah sampel pemantauan obat hewan tahun 2011 No Provinsi Realisasi Sampel Jawa Barat Jawa Tengah Riau Jambi Sumatera Barat Sumatera Utara Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Nusa Tenggara Timur Bali + 1 (Jakarta) untuk Distribusi ke Bali Sulawesi Tengah Sulawesi Utara Maluku Jumlah Penguatan Kelembagaan Kegiatan penguatan kelembagaan meliputi pelaksanaan re-akreditasi ASEAN, akreditasi KAN, Revisi Sistem Mutu dan Kaji Ulang Sistem Manajemen Mutu, Audit Internal dan peningkatan kompetensi Sumberdaya Manusia. a. Pelaksanaan re-akreditasi ASEAN Pelaksanaan re-akreditasi ASEAN pada tahun 2011 meliputi pelaksanaan tindakan perbaikan atas temuan-temuan pada saat reasessmen yang dilakukan pada tahun Hasil tindakan perbaikan tersebut selanjutnya dibawa ke pertemuan ASEAN Sectoral Working Groupd of Livestock (ASWGL) yang diselenggarakan di Malaysia pada tanggal 4 6 Mei Hasil pertemuan ASWGL diputuskan bahwa ketua tim audit yaitu Dr. Jarunee Satra, akan melaksanakan revisit di BBPMSOH untuk memverifikasi semua tindakan perbaikan atas temuan saat asesmen. kegiatan revisit BBPMSOH oleh Dr. Jarunee Satra dilaksanakan pada tanggal 27 Juni 1 Juli 2011, Pada akhir kegiatan revisit, Dr. Jarunee 16

17 Satra memberikan apresiasi yang tinggi untuk BBPMSOH, karena semua tindakan perbaikan yang dilakukan oleh BBPMSOH telah memenuhi semua rekomendasi yang diberikan oleh tim audit, ASEAN Accreditation Criteria for Animal Vaccine Testing Laboratories dan ISO/ IEC 17025:2005. Sebagai ketua tim audit, Dr. Jarunee Satra mengirimkan laporan hasil revisit kepada semua anggota tim audit. Setelah semua tim audit mereview dan menyetujui hasil laporan audit BBPMSOH untuk proses akreditasi secara keseluruhan maka Dr. Jarunee Satra mengirimkan laporan akhir ke Sekretariat ASEAN dan dibahas dalam SOM-AMAF yang berlangsung di Jakarta pada tanggal 3-4 Oktober Pada sidang SOM-AMAF ke-33 yang dilaksanakan pada tanggal 3-4 Oktober 2011 di Jakarta, BBPMSOH telah dinyatakan lulus dalam reakreditasi tingkat ASEAN dan sudah menerima sertifikat tersebut pada tanggal 21 Desember 2011 dengan ruang lingkup pengujian : 1. Vaksin Newcastle Disease Aktif 2. Vaksin Newcastle Disease Inaktif 3. Vaksin Marek s Disease Aktif 4. Vaksin Infectious Laryngotracheitis Aktif 5. Vaksin Infectious Bronchitis Aktif 6. Vaksin Infectious Bronchitis Inaktif 7. Vaksin Egg Drop Syndrome 76 Inaktif 8. Vaksin Infectious Coryza Inaktif 9. Vaksin Fowl Cholera Inaktif Proses pencapaian re-akreditasi ASEAN telah selesai dilaksanakan dengan waktu sekitar 18 (delapan belas) bulan dimulai dar i pengajuan sampai diterimanya sertifikat. Akreditasi ulang akan dilakukan pada tahun

18 b. Pelaksanaan akreditasi KAN Dalam pengajuan akreditasi awal di Badan Standardisasi Nasional Komite Akreditasi Nasional, ada beberapa tahap audit yang harus dilalui oleh suatu laboratorium, yaitu: 1. Audit kelayakan 2. Audit kecukupan 3. Audit / Asesmen lapangan awal Pada tahun 2011, proses akreditasi BBPMSOH diawali proses audit kelayakan. Pada audit kelayakan ini dilakukan pemeriksaan tentang kelengkapan dokumen atau bukti dokumen yang menunjukkan suatu laboratorium mengaplikasikan klausul dalam SNI ISO/IEC 17025:2008. Beberapa dokumen yang diminta antara lain: - Hasil Uji Banding terbaru - Internal Quality Control Pada tanggal 4 April 2011, BBPMSOH mendapatkan surat dari BSN KAN (Nomor: 1077a/4.a2/LP/03/11, tertanggal 25 Maret 2011) ya ng menyatakan BBPMSOH telah lulus audit kelayakan sehingga bisa dilanjutkan ke audit kecukupan dan asesmen awal yang direncanakan di bulan Mei Dalam audit kecukupan, pemeriksaan Panduan Mutu akan dilakukan langsung oleh asesor kepala. Dari hasil audit kecukupan, tertanggal 12 Mei 2011 dinyatakan bahwa dalam Panduan Mutu Edisi 2 masih ada 5 klausul (dari 80 klausul) yang dinilai belum cukup. Perbaikan Panduan Mutu dimasukkan pada bulan 23 Mei 2011 dan dinyatakan cukup pada 16 Juni Pelaksanaan asesmen awal dilaksanakan pada tanggal 4 5 Agustus 2011 dilakukan dengan cara wawancara, pemeriksaan langsung dokumen dan praktek pengujian. Dari hasil asesmen awal ini ditemukan 19 Lembar Temuan Ketidaksesuaian (LKS) dengan 16 LKS masuk 18

19 dalam ketidaksesuain kategori 2 (dua) dan 3 (tiga) LKS termasuk dalam ketidaksesuain kategori 3 (tiga). Suatu temuan ketidaksesuaian dimasukkan kategori 2 (dua) berarti temuan tersebut bersifat cukup serius, sehingga memerlukan tindakan perbaikan. Dimana batas waktu maksimal untuk tindakan perbaikan kategori ini adalah 3 (tiga) bulan dan harus memenuhi syarat dan aturan akreditasi laboratorium KAN. Sedangkan kategori 3 (tiga) bersifat minor dan tidak mempengaruhi laporan atau sertifikat pengujian/ kalibrasi, maka tindakan perbaikan tidak akan mempengaruhi kegiatan laboratorium dan tidak akan merusak hubungan antara laboratorium dan KAN. Tindakan ketidaksesuain ini akan ditinjau pada kunjungan berikutnya. Pada saat pertemuan penutupan asesmen dipaparkan temuan-temuan oleh asesor dan tindakan perbaikan yang disetujui untuk dilaksanakan oleh BBPMSOH. Tindakan perbaikan yang disetujui untuk dilaksanakan kemudian dilaporkan 1 (satu) minggu kemudian ke KAN. Sedangkan laporan tindakan perbaikan untuk temuan kategori 2 (dua) harus diserahkan paling lambat pada tanggal 04 Nopember 2011, sedangkan temuan kategori 3 (tiga) akan ditinjau dan diperiksa pada kunjungan surveilans tahunan. Tanggal 4 Nopember 2011 telah disampaikan Laporan Tindakan II yang merupakan kompilasi tindakan perbaikan yang belum disampaikan pada Tindakan perbaikan I dan Laporan Perbaikan Hasil Verifikasi Tindakan Perbaikan I yang belum memuaskan ke BSN-KAN. Salinan Laporan tersebut disampaikan juga kepada Asesor Kepala pada tanggal 25 Nopember Selain itu juga diserahkan program uji banding 2011 dan 2012, hasil uji banding pengujian kadar sulfadiazine-trimethoprim, hasil uji banding potensi oksitetrasiklin dan rekapitulasi kegiatan uji banding

20 Hasil verifikasi tindakan perbaikan II dan perbaikan hasil verifikasi tindakan perbaikan I oleh asesor kepala diterima kembali oleh BBPMSOH pada tanggal 15 Desember 2011 (Surat Nomor 5798/4.a2/LP/12/11 tanggal 15 Desember 2011). Untuk Tindakan Perbaikan yang belum memuaskan dari hasil verifikasi tindakan perbaikan II, sampai saat ini masih dilakukan perbaikan dan penyempurnaan. Tindakan perbaikan hasil verifikasi tindakan perbaikan II rencananya akan disampaikan pada awal tahun 2012 setelah semua berkas yang diperlukan selesai. c. Pelaksanaan Revisi Sistem Mutu dan Kaji Ulang Manajemen Mutu Dalam melaksanakan SNI ISO/IEC 17025:2008 secara konsisten dan sejalan dengan adanya perubahan struktur dalam organisasi di BBPMSOH maka diperlukan pula perbaikan atau revisi Manajemen Sistem Mutu di BBPMSOH. Setelah dilakukan pertemuan yang intensif dengan seluruh penyelia, pejabat eselon III dan IV maka struktur penanggung jawab teknis, alur pengujian harus diubah dan tugas serta dari para manajer diperbaiki sesuai dengan klausul dalam ISO SNI/IEC 17025:2008 dan SK Menteri Pertanian No. 628/Kpts/OT.140/12/2003. Dalam melaksanakan dan menyusun dokumen-dokumen yang mendukung dalam sistem manajemen mutu di BBPMSOH maka dikeluarkan SK Kepala Balai No. 499/Kpts/OT.160/F5.I/03/2011 tentang Tim Penyempurnaan Dokumen Sistem Manajemen Mutu Laboratorium BBPMSOH yang membantu Manajer Mutu. Setelah melalui rapat dan sosialisasi maka diputuskan bahwa susunan penanggung jawab sistem manajemen mutu di BBPMSOH adalah sebagai berikut: 20

21 Manajer Puncak : Kepala BBPMSOH Manajer Mutu : Kabid. Sertifikasi dan PHU Manajer Teknis : Kabid. Pelayanan Pengujian Manajer Administrasi : Kabag. Umum Deputi Manajer Mutu : Kasie Pengamanan Hasil Uji Deputi Manajer Teknis : Kasie Sampel Deputi Manajer Administrasi : Kasubbag Rumah Tangga Perlengkapan QC Unit Uji Bakteriologi : drh. Sri Werdiningsih QC Unit Uji Virologi : drh. Ahmad Maizir QC Unit Uji F & P : Dr. drh. Ketut Karuni N. Natih, M.Si Penyelia Unit Uji Bakteriologi : drh. Ni Made Ria I., Ph.D Penyelia Unit Uji F & P : drh. Unang Patriana Penyelia Unit Uji Virologi : drh. Yuni Yupiana, M.Sc Koordinator Unit Pathologi : drh. Chyntia Devi Irawati Koordinator Supply Center : Sri Arofah, A.Md Alur pengujian dibuat menjadi lebih singkat dan dengan adanya Tim Quality Assurance maka validitas hasil uji juga lebih terjamin. Sedangkan tugas dan fungsi dari para penanggung jawab manajemen mutu diperbaiki sehingga tidak ada dua organisasi dalam satu institusi. Dalam merevisi Dokumen Panduan Mutu dan Dokumen Prosedur Edisi 1 Tahun 2009, maka dibentuk Tim Penyusun Penyempurnaan Dokumen Sistem Manajemen Mutu untuk membantu Manajer Mutu mempersiapkan Dokumen tersebut sesuai dengan kondisi terkini. Dokumen Dokumen Panduan Mutu dan Dokumen Prosedur diperbaiki menjadi Edisi 2 Tahun 2011 dan telah disosialisasikan secara bertahap. Sejalan dengan perubahan dalam Panduan Mutu dan Dokumen Prosedur, maka dokumen-dokumen lain yang mendukung sistem manajemen mutu juga kembali diperbaiki sesuai dengan kondisi terkini. Adapun dokumen yang diperbaiki adalah sebagai berikut: 21

22 - Instruksi Kerja Pengujian - Instruksi Kerja Alat - Tata Tertib - Dokumen AMDAL - Petunjuk Teknis Pemeliharaan Hewan Percobaan - Formulir Semua dokumen ini dinyatakan berlaku per 11 April Selanjutnya dalam rangka melaksanakan penerapan ISO SNI/IEC 17025:2008 secara konsisten dan meningkatkan kinerja Balai, maka BBPMSOH melaksanakan kaji ulang dokumen sistem manajemen mutu. Dalam ISO SNI/IEC: 17025:2008 ada 3 (tiga) kaji ulang yang harus dilaksanakan oleh laboratorium, yaitu: - Kaji Ulang Manajemen - Kaji Ulang Permintaan - Kaji Ulang Dokumen Pada tanggal Nopember 2011 dilaksanakan kaji ulang dokumen secara menyeluruh yang dikoordinasi oleh Manajer Mutu. Sebelumnya kaji ulang dokumen dilaksanakan bersamaan dengan Kaji Ulang Manajemen dan pada tahun 2011 telah dilaksanakan pada tanggal 3 Maret Akan tetapi setelah mendapat saran dari asesor pada saat asesmen lapangan maka kaji ulang dokumen dilaksanakan secara terpisah dengan kaji ulang manajemen. Dalam pelaksanaan kaji ulang dokumen sendiri sebenarnya bersifat dinamis menyesuaikan dengan kondisi terkini dari laboratorium. Untuk menghindari adanya beberapa dokumen yang terlewat untuk dikaji ulang, maka diputuskan untuk melakukan kaji ulang yang terjadwal. Adapun dokumen yang dikaji ulang adalah: - Dokumen Panduan Mutu - Dokumen Prosedur 22

23 - Dokumen Instruksi Kerja (Alat dan Pengujian) - Dokumen Tata Tertib - Form - Dokumen AMDAL - Dokumen Petunjuk Teknis Pemeliharaan Hewan Percobaan. Tiap dokumen dikaji ulang oleh personel atau tim yang telah ditetapkan sebagaimana dalam Panduan Mutu. Manajer Mutu dibantu Tim Penyempurnaan Dokumen (sesuai SK Manajer Puncak No. 499/KPts/OT.160/F5.I/03/2011) mengkaji ulang Dokumen Panduan Mutu dan Dokumen Prosedur. Instruksi Kerja Alat dan Pengujian di kaji ulang oleh tiap Penyelia, Koordinator, Kepala Seksi sesuai dengan unit kerja masing-masing. Tata Tertib dikaji ulang oleh Manajer Mutu sedangkan Form MT dikaji ulang oleh Manajer Teknis, Form MA dikaji ulang oleh Manajer Administrasi, Form MM dikaji ulang oleh Manajer Mutu, Form yang lain sesuai dengan kode yang telah disepakati dalam Panduan Mutu Klausul 4.3 dikaji masing-masing oleh Penyelia/ Koordinator/Kasie Hewan Percobaan sesuai dengan unit kerja masingmasing. Dan pada tanggal 17 Nopember 2011 dilaksanakan rapat khusus membahas kaji ulang dokumen manajemen sistem mutu. Tiap usulan perubahan disampaikan dan harus diperiksa serta disetujui oleh masing-masing personel yang bertanggung jawab sebagaimana telah tercantum dalam Panduan Mutu klausul 4.3. Setelah mendapat persetujuan dari personel yang bertanggungjawab maka dokumen hasil kaji ulang diterbitkan dan dilakukan amandemen terhadap dokumen yang diubah. Usulan perubahan dokumen atau hasil kaji ulang pada saat ini bisa disampaikan secara lisan, hardcopy dengan mencoret salinan dokumen yang lama ataupun dikirimkan dalam bentuk soft copy. Oleh sebab itu 23

24 pada kaji ulang dokumen ini diusulkan form khusus untuk hasil kaji ulang agar nantinya bisa mampu telusur. d. Audit Internal Audit Internal merupakan kegiatan rutin yang harus dilakukan oleh BBPMSOH dalam rangka melaksanakan SNI ISO/IEC: 17025:2008. Audit Internal bertujuan untuk melakukan pemeriksaan terhadap kinerja BBPMSOH sesuai dengan klausul-klausul yang terdapat dalam SNI ISO/IEC: 17025:2008 tentunya disesuaikan dengan unit kerja masingmasing. Kegiatan Audit Internal merupakan tanggungjawab Manajer Mutu, akan tetapi karena Manajer Mutu juga menjadi auditee, maka Manajer Mutu mendelegasikan wewenang tersebut kepada tim Audit Internal yang ditunjuk oleh Kepala Balai Besar selaku Manajer Puncak. Adapun susunan Tim Audit Internal sesuai dengan SK Kepala Balai Besar No. 1340/Kpts/OT.160/F5.I/07/2011 tanggal 06 Juli 2011 adalah sebagai berikut: Penanggung Jawab : drh. Enuh Rahardjo Djusa, Ph.D Ketua : drh. Nur Khusni Hidayanto Sekretaris : drh. Novida Ariyani Anggota : drh. M. Syaeffurosad drh. Ambarwati Pada tanggal 6 Juli 2011, dilakukan pertemuan pembukaan audit internal antara auditor dan auditee. Pada pertemuan ini, Tim Audit Internal memaparkan konfirmasi kriteria audit, kajian ruang lingkup, penjelasan tentang SNI ISO/IEC: 17025:2008, prosedur audit internal, form pelaporan dan konfirmasi jadwal pelaksanaan audit internal. Audit Internal di lapangan dilaksanakan pada tanggal 7 11 Juli 2011 meliputi aspek manajemen dan aspek teknis. Selama melaksanakan 24

25 audit, tim mencari bukti obyektif pelaksanaan ISO SNI/IEC 17025:2008 melalui pemeriksaan dokumen, membandingkan dokumen dengan kenyataan, pengamatan langsung di tiap unit kerja dan wawancara. Dari hasil audit didapatkan 2 (dua) temuan kategori minor d i Unit Uji Bakteriologi, 1 (satu) kategori minor di Unit Uji Virologi, 2 (dua) temuan kategori minor di Unit Uji Farmasetik dan Premiks, dan 7 (tujuh) temuan kategori minor di Unit Hewan Percobaan. Semua temuan ketidaksesuain tersebut kemudian dipaparkan dalam akhir pelaksanaan audit internal. Dalam rapat pemaparan hasil audit internal tersebut, Tim Audit memberikan masukan dan berdiskusi dengan auditee untuk menentukan tindakan perbaikan yang diperlukan. Pada akhir rapat semua auditee menyatakan menerima temuan yang dilaporkan oleh Tim Audit dan tindakan perbaikan yang dilakukan oleh auditee diverifikasi oleh Tim Audit Internal pada tanggal 29 Juli Setelah melakukan verifikasi dan semua hasil tindakan perbaikan dinyatakan sesuai oleh Tim Audit Internal, maka dilakukan presentasi hasil verifikasi dan kegiatan Audit Internal dinyatakan selesai. e. Peningkatan kompetensi Sumberdaya Manusia. Peningkatan kompetensi sumberdaya manusia di BBPMSOH dilaksanakan dengan mengadakan pelatihan, workshop, seminar, dan menghadiri pertemuan-pertemuan teknis dan administrasi untuk meningkatkan kemampuan dan wawasan setiap personil. Pada tanggal Juli 2011 telah dilaksanakan workshop Bioteknologi di BBPMSOH yang dihadiri perwakilan seluruh UPT Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Pada tanggal Oktober 2011 diadakan In House Training Validasi dan Verifikasi Pengujian bekerja sama dengan BSN-KAN yang diikuti oleh 25 orang baik yang terlibat langsung dalam penanggungjawab sistem manajemen 25

26 mutu BBPMSOH maupun penguji dan asisten penguji. Pelatihan tersebut merupakan salah satu tindakan perbaikan dalam temuan asesmen awal KAN dan juga sebagai sarana peningkatan kualitas SDM BBPMSOH. Rekapitulasi personil yang mengikuti kegiatan pelatihan, workshop, seminar dan menghadiri undangan pertemuan dapat dilihat pada lampiran Kegiatan APBN-P Kegiatan APBN-P meliputi pelaksanaan pengadaan peralatan laboratorium yaitu (1) DNA Sequencer; (2) Laboratory Microscope and Camera; (3) CO2 Incubator; (4) Nano Drop 2000; (5) Autoclave, dan bahan-bahan penunjang pengujian obat hewan, serta pelaksanaan kegiatan pengkajian monitoring/surveillans serum darah pasca vaksinasi ND, pengkajian Efektifitas Vaksin Coryza Terhadap Penyakit Coryza Pada Pre-Vaksinasi Dan Post-Vaksinasi Ayam Petelur dan Pengkajian Residu Antibiotik Golongan Tetrasiklin Dalam Daging, Hati dan Telur Ayam. Rekapitulasi hasil pelaksanaan pengkajian monitoring/ surveillans tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 7. Sedangkan Laporan hasil pelaksanaan kegiatan tersebut dapat dilihat pada lampiran 5. Tabel 7. Rekapitulasi hasil pelaksanaan pengkajian monitoring/ surveillans tahun 2011 No. Jenis Pengujian Jumlah Sampel PELAKSANAAN monitoring/surveillans Target Realisasi PENGUJIAN 1 Virologi Serum darah ayam broiler SELESAI UJI Serum darah ayam kampung SELESAI UJI 2 Bakteriologi Serum Darah ayam layer SELESAI UJI 3 Farmasetik dan Premiks Daging ayam SELESAI UJI Hati Ayam SELESAI UJI Telur SELESAI UJI 26

27 b. Dukungan manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Kegiatan ini meliputi pelaksanaan layanan perkantoran selama satu tahun meliputi belanja pegawai dan penyelenggaraan operasional serta pemeliharaan perkantoran, dan pengadaan kendaraan roda dua. Pelaksanaan layanan perkantoran melalui kegiatan kepegawaian dan ketatausahaan, kegiatan rumah tangga dan perlengkapan serta kegiatan administrasi keuangan. 1. Kegiatan kepegawaian dan ketatausahaan Kegiatan kepegawaian meliputi kegiatan tata kearsipan kepegawaian (personal filling), mutasi pegawai, kenaikan pangkat, pensiun, kenaikan gaji berkala, cuti pegawai, absensi, SIMPEG, DP3 dan penyediaan data untuk penyusunan formasi kepegawaian. Rekapitulasi nominatif pegawai dapat dilihat pada lampiran 6. Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkup BBPMSOH berjumlah 100 orang dan Tenaga Harian Lepas berjumlah 38 orang. Berdasarkan tingkat pendidikan dan status kepegawaian, secara rinci dapat dilihat pada tabel 8 di bawah ini. Tabel 8. Jumlah Pegawai BBPMSOH berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Status Tahun 2011 No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Status Kepegawaian PNS CPNS THL 1 Doktor (S-3) Master (S-2) Dokter Hewan Apoteker Sarjana (S-1) Diploma (D-3/D-4) SLTA SLTP SD Jumlah

28 Kegiatan Ketatausahaan meliputi menerima, menelaah dan mendistribusikan surat, melakukan urusan kearsipan, pengiriman dan penerimaan berita, pengetikan dan penggandaan naskah dan dokumen, melakukan penyelenggaraan perpustakaan, dan melakukan urusan kehumasan. Rekapitulasi surat masuk surat keluar dan lain-lain dapat dilihat pada tabel 9 di bawah ini. Tabel 9. Jumlah Surat Masuk dan Keluar BBPMSOH Tahun 2011 No Nama Surat Jumlah 1 Surat Masuk Surat Keluar Surat SK 23 4 Surat Penugasan Memorandum Kegiatan Rumah Tangga dan Perlengkapan Melakukan urusan kebersihan ruang kantor, gedung / bangunan kantor, taman, peralatan kantor, menyiapkan dan melakukan penyelenggaraan kegiatan upacara, rapat-rapat, pelayanan tamu, pelayanan pimpinan, melakukan penyelenggaraan keamanan dan ketertiban kantor dan sarana lainnya, menyiapkan bahan pengaturan penggunaan dan pemeliharaan kendaraan dinas, melakukan urusan perizinan dan pembayaran listrik, air, dan telepon, melakukan urusan administrasi perjalanan dinas, menyiapkan bahan penatausahaan barang milik kekayaan Negara dan kodifikasi kekayaan Negara, melakukan urusan pemeliharaan, perbaikan, inventaris ruang kantor, gedung / bangunan kantor, taman, dan peralatan kantor serta kendaraan dinas. Selain itu, kegiatan yang lain adalah menyiapkan bahan penyusunan rencana kebutuhan dan pengadaan barang, melakukan inventarisasi barang milik / kekayaan Negara, melakukan urusan penyaluran barang milik / kekayaan Negara, menyiapkan bahan usulan penghapusan 28

29 barang milik / kekayaan Negara, menyiapkan bahan penyusunan laporan pelaksanaan pengadaan barang inventaris kekayaan / milik negara dan jasa, mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data perlengkapan dalam Data Base Sistem Informasi Manajemen Perlengkapan, menyiapkan bahan usulan tukar menukar barang milik / kekayaan negara, menyiapkan bahan usulan pengalihan status rumah negara, menyiapkan bahan penyusunan laporan triwulan dan tahunan dan bahan pemutahiran data, barang milik / kekayaan Negara pada unit Pemakaian Barang (UPB). Rekapitulasi pengadaan barang dan jasa tahun 2011 dapat dilihat pada lampiran Pembuatan Buletin Pengujian Mutu Obat Hewan Buletin pengujian mutu obat hewan ISSN: No.16 Tahun 2011, telah selesai dilaksanakan pada bulan Juli 2011, adapun nama penulis dan judul adalah sebagai berikut : No. Nama Penulis J u d u l 1 drh. Ambarwati, drh. Maria Fatima Palupi M. Si, drh. Unang Patriana, Emi Rusmiati Perbandingan pengujian kadar Albendazol degan Metode Spektrofotometri 2 Drh. Nur Khusni Hidayanto, drh. Ida lestari soedijar M.Sc, Drh. Dewa Made Ngurah Dharma Ph.D, drh. Emila, drh. Endang susanto, Yati Suryati Evaluasi hasil pengujian uji keamanan vaksin gumboro aktif di BBPMSOH tahun Drh. Unang Patriana Analisis ekonomi perlakuan sediaan enrofloksasin terhadap kolibasilosis pada 4 Drh. Maria Fatima Palupi M.Si, drh. Min Rahminiwati, Ph.D, drh. Unang Patriana ayam pedaging strain COBB Farmakokinetik parasetamol dalam plasma ayam (gallus domesticus) 5 Drh. Yuni Yupiana Perbandingan metode ekstraksi real time PCR virus influenza A antara metode guanidium,-thiocyanate-phenol-chloroform dan metode spin kolom 6 Drh. Yuni Yupiana, drh. Emilia, Yati Suryati, Dodo Hermawan 7 Drh. Ketut Karuni N. Natih, drh. YuniYupiana, drh. Nur khusni Hidayanto, Neni Nryani. Optimasi ekstraksi (Ribo Nucleic Acid) dari virus AI menggunakan metode pre ektraksi Status kebal ternak sapi paska vaksinasi infectious bovine rinothachities (IBR) inaktif di lapangan 29

30 c. Realisasi Anggaran Pelaksanaan kegiatan Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis. Realisasi pelaksanaan anggaran BBPMSOH dapat dilihat pada table 10 di bawah ini. No Tabel 10. Realisasi Program/kegiatan BBPMSOH Tahun 2011 Program/Kegiatan Pagu Anggaran (Rp) Realisasi Anggaran (Rp) (%) Realisasi Anggaran Sisa Anggaran (Rp) 1 Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya JUMLAH

31 BAB IV PERMASALAHAN PELAKSANAAN DAN PENCAPAIAN SASARAN PROGRAM /KEGIATAN SERTA ANGGARAN Dalam pengujian obat hewan, masih ada sampel yang dalam proses pengujian disebabkan karena: a. Adanya beberapa sampel obat hewan yang datang pada bulan akhir desember 2011, sehingga baru dapat dikerjakan pada bulan januari b. Beberapa fasilitas peralatan sudah tidak memadai untuk digunakan lagi, sehingga dibutuhkan peremajaan alat-alat pengujian. c. Ada beberapa obat hewan dengan zat aktif yang baru dan sangat kompleks, sehingga BBPMSOH masih harus mencari dan mengkaji metode untuk pengujian obat hewan tersebut. d. Untuk beberapa pengujian obat hewan, penyediaan hewan pengujian sedikit memiliki kendala dalam pengadaannya. Hal ini disebabkan kapasitas kandang breeding hewan dan sistem pengadaan hewan percobaan yang perlu dilakukan penataan ulang. e. Kapasitas kandang uji yang kurang memadai untuk jumlah sampel yang ada, sehingga diperlukan penataan ulang dan penambahan kapasitas kandang uji agar dapat memenuhi jumlah pengujian produk biologik. f. Belum adanya Laboratorium dan Kandang Uji BSL-3 untuk menguji Vaksin AI, Leptospira, dan penyakit zoonosis lainnya, sehingga uji khusus seperti uji potensi, uji tantang, isolasi kuman dan sebagainya belum dapat dilakukan dengan sempurna. 2. Proses penyediaan hewan percobaan terutama pengambilan telur SPF dilakukan dengan menyesuaikan keberadaan jenis dan jumlah sampel yang 31

32 diterima dan penyediaan beberapa bahan dan standar pengujian sehingga menyebabkan keterlambatan pelaksanaan pengujian. 3. Dalam rangka menunjang pengoperasian Lab BSL-3 BBPMSOH memerlukan penambahan daya listrik dari 345 KVA menjadi 550 KVA disertai peremajaan instalasi listrik dan dampaknya perlu adanya ketersediaan anggaran yang memadai untuk pembangunan instalasi listrik dan penambahan daya, biaya langganan daya dan jasa dan biaya pemeliharaannya. 4. Proses pembuatan sertifikat tanah masih belum terlaksana dan berlarut-larut karena adanya kendala dalam pembuatan surat hibah dari PT. Perkebunan Negara VIII Tbk (Meneg BUMN) kepada Kementerian Pertanian dalam penyelesaian masalah tanah tersebut (sesuai PP No. 6 tahun 2006). 5. Belum tercapainya sasaran pemeliharaan, perbaikan dan peremajaan peralatan khususnya peralatan laboratorium yang sudah berumur tua dan tidak memenuhi syarat sistem mutu. Dan hal ini telah diajukan permohonan untuk penggantian peralatan laboratorium kepada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan nomor 884/PL.420/F5.I/06/2010 tanggal 10 Juni 2010 dan surat kedua nomor 560/PL.420/F5.I/04/2010 tanggal 22 April Koordinasi antar bidang / unit dilingkungan internal belum optimal berjalan sesuai yang ditetapkan dalam SOP. 7. Kurang tertibnya pengendalian dokumen rekaman kegiatan yang sudah dilaksanakan sehingga belum mampu telusur dan terjadi keterlambatan bila diperlukan untuk penyusunan program berikutnya. 8. Kurangnya kaderisasi personil khususnya paramedik veteriner pada Unit Hewan Percobaan dan Limbah untuk persiapan penggantian personil yang akan memasuki masa purnabakti. 32

33 BAB V TINDAK LANJUT DAN UPAYA PEMECAHAN MASALAH 1. Melakukan peningkatan kemampuan dan profesionalisme SDM melalui pelatihan baik teknis dan non teknis serta manajerial. 2. Melakukan kerjasama dengan Instansi Terkait dan Lembaga Teknis lainnya untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan dan kompetensi SDM serta pengembangan teknik serta metoda pengujian. 3. Melengkapi Sarana dan prasarana dengan melakukan peremajaan dan penambahan peralatan laboratorium sesuai perkembangan teknologi. 4. Melakukan pengembangan metoda uji sesuai tuntutan jaman, dengan jalan perluasan tugas pokok dan fungsi Balai Besar. 5. Meningkatkan mutu semua kegiatan sesuai Standar Internasional baik segi teknis maupun non teknis melalui pencapaian SNI/ISO Meningkatkan sosialisasi tentang pengujian mutu dan sertifikasi obat hewan kepada dinas provinsi/kabupaten/kota. 7. Menciptakan cara (situasi) kerja yang kondusif, dengan memantapkan perencanaan dan program kerja. 8. Memberikan pelayanan yang prima kepada semua stakeholder. 9. Perlu dibangun Laboratorium dan Kandang Uji BSL-3 dan pembuatan gedung administrasi yang terpisah dengan gedung laboratorium untuk lebih meningkatkan pelayanan pengujian di masa mendatang. 33

34 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan 1. Secara umum fungsi BBPMSOH pada tahun 2011 telah dapat menunjukkan keberhasilan terutama dalam realisasi pengujian mutu dan sertifikasi obat hewan. Keberhasilan ini ditinjau dari aspek teknis, ekonomis/keuangan dan aspek pelayanan publik. Hal ini dilandasi dengan adanya realisasi pengujian dan sertifikasi obat hewan sampai dengan 31 Desember 2011 mencapai 119% sedangkan sisa sampel masih dalam proses akhir uji. 2. Dari aspek penguatan kelembagaan telah diterbitkannya sertifikat akreditasi laboratorium tingkat ASEAN dan proses akreditasi KAN BSN. 3. Dari aspek ketatalaksanaan telah dilaksanakan penyempurnaan tata hubungan kerja melalui penyempurnaan SOP dan implementasinya. Disamping itu Balai telah melaksanakan sistem pengendalian internal dan telah dilakukan penilaian oleh Inspektorat Jenderal. 4. Dari aspek pengawasan telah dilakukan pengawasan obat hewan dengan memberlakukan GMP (Good Manufacturing Practice) dan CPOHB (Cara Pembuatan Obat Hewan yang Baik dan benar). 5. Dari aspek Kerjasama Teknis. Dalam rangka peningkatan mutu obat hewan tahun 2011 terutama pengujian vaksin Vaksin AI, Leptospira, dan penyakit zoonosis lainnya, sehingga uji khusus seperti potensi, uji tantang, isolasi kuman dan sebagainya telah dilakukan proses pelaksanaan pembangunan gedung Laboratorium BSL-3 hasil kerjasama BBPMSOH dengan KfW Jerman, dimana pembangunan pada tahap proses lelang dilaksanakan pada tahun 2011, sedangkan proses pembangunan akan dimulai pada tahun 2012 dan diserahterimakan pada tahun

35 b. Saran Dibutuhkan pendalaman materi untuk personil untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia di bidang administrasi sarana dan prasarana, kepegawaian dan keuangan. Di upayakan pemanfaatkan pegawai yang ada supaya lebih cermat dan efektif dalam menjalankan pekerjaannya, untuk itu juga bagi pelayanan teknis di butuhkan peleatihan yang mendalam. 35

36 BAB VII PENUTUP Laporan Tahunan Tahun Anggaran 2011 Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (BBPMSOH) disusun untuk memberikan informasi mengenai seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan di BBPMSOH termasuk kendala/permasalahan dan penyelesaiannya. Selanjutnya diharapkan Laporan Tahunan Tahun Anggaran 2011 BBPMSOH ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan dan pedoman dalam penyusunan rencana kerja/program bagi unit-unit kerja BBPMSOH di tahun selanjutnya. Bogor, Januari 2012 Kepala Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan drh. Enuh Raharjo Jusa, Ph.D NIP

BAB l. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB l. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB l. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan merupakan Unit Pelaksana Teknis yang didirikan dibawah proyek ATA - 297 (Agriculture Technical Assistance - 297)

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB l PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan merupakan Unit Pelaksana Teknis yang didirikan dibawah proyek ATA - 297 (Agriculture Technical Assistance - 297)

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN ANGGARAN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN TAHUNAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN ANGGARAN 2015 LAPORAN TAHUNAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN ANGGARAN 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI

Lebih terperinci

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BALAI BESAR

Lebih terperinci

LAKIN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN

LAKIN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN LAKIN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BALAI BESAR PENGUJIAN

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN TAHUNAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN ANGGARAN 2016 LAPORAN TAHUNAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN ANGGARAN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKANDAN KESEHATAN HEWAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN ANGGARAN 2014

LAPORAN TAHUNAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN ANGGARAN 2014 LAPORAN TAHUNAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN ANGGARAN 2014 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015 PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB I. PENDAHULUAN A. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 009 Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan yang merupakan payung hukum bidang peternakan dan kesehatan

Lebih terperinci

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1 Kota Prabumulih 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Keinginan Pemerintah dan tuntutan dari publik saat ini adalah adanya transparansi dan akuntabilitas terhadap pengelolaan keuangan negara. Dasar dari

Lebih terperinci

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1 - 2-5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82); 6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan

Lebih terperinci

.000 WALIKOTA BANJARBARU

.000 WALIKOTA BANJARBARU SALINAN.000 WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA BANJARBARU DENGAN

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN ANGGARAN 2013

LAPORAN TAHUNAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN ANGGARAN 2013 LAPORAN TAHUNAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN ANGGARAN 013 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN

RENCANA STRATEGIS BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN RENCANA STRATEGIS BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN 2015-2019 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN (SPI)

LAPORAN TAHUNAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN (SPI) LAPORAN TAHUNAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN (SPI) BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN ANGGARAN 2014 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BALAI

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 41 TAHUN TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 41 TAHUN TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 41 TAHUN 2010 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

6. DINAS PETERNAKAN. TUGAS POKOK : menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Peternakan ;

6. DINAS PETERNAKAN. TUGAS POKOK : menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Peternakan ; 6. DINAS PETERNAKAN TUGAS POKOK : menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Peternakan ; FUNGSI URAIAN TUGAS : a. perumusan kebijakan teknis operasional dalam bidang Peternakan; a. penyelenggaraan

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG 1 S A L I N A N BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) PUSAT KESEHATAN HEWAN PADA DINAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH PROVINSI JAMBI

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH PROVINSI JAMBI GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI Menimbang : 1. bahwa dengan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL, PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. No.585, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1144/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN.

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN. GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 103TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA

Lebih terperinci

Gunungsindur, 21 April 2011

Gunungsindur, 21 April 2011 Gunungsindur, 21 April 2011 Sistem Manajemen Mutu sistem manajemen mutu adalah kesatuan dari berbagai komponen (termasuk didalamnya adalah dokumen, struktur organisasi, prosedur, kebijakan dan sebagainya)

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur pendukung tugas Pemerintah

Lebih terperinci

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri; GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI, Mengingat

GUBERNUR BALI, Mengingat GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN, PENCATATAN SIPIL DAN KELUARGA BERENCANA PROVINSI

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP TENTANG KABUPATEN CILACAP BUPATI CILACAP,

BUPATI CILACAP TENTANG KABUPATEN CILACAP BUPATI CILACAP, BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 39 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG 1 SALINAN WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa untuk pelaksanaan lebih lanjut Peraturan

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN KAPUAS

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 113 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN KOTA PEKANBARU

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 114 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 114 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 114 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DIREKTUR, WAKIL DIREKTUR, BIDANG, BAGIAN SEKSI DAN SUB BAGIAN Dl RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 243 TAHUN 2014

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 243 TAHUN 2014 BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 243 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. SLAMET GARUT DENGAN STATUS POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN ACEH, SUMATERA UTARA, RIAU,

Lebih terperinci

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dengan pembangunan nasional, yang pelaksanaannya tetap dan senantiasa memperhatikan kondisi, potensi dan sumber daya daerah

Lebih terperinci

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG 1 S A L I N A N BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) LABORATORIUM LINGKUNGAN PADA BADAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) 351191 Tegal - 52111 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor Kelautan dan Pertanian secara kontinyu dan terarah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 61 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PARIWISATA KOTA YOGYAKARTA DENGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA SERTIFIKASI PENYELENGGARA PEMERINTAHAN DALAM NEGERI PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KAPUAS

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KOTA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG 1 S A L I N A N BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) PASAR HEWAN DAN RUMAH POTONG HEWAN PADA DINAS

Lebih terperinci

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2018 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH BALAI SERTIFIKASI MUTU DAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 31 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 429 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 31 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 429 TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 31 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 429 TAHUN 2010 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KAPUAS

Lebih terperinci

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 23 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI RIAU GUBERNUR RIAU

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 23 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI RIAU GUBERNUR RIAU GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 23 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI RIAU GUBERNUR RIAU Menimbang Mengingat : : a. bahwa sebagai tindak lanjut pelaksanaan

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 164 TAHUN 2004 TENTANG ORGANISASI, SEKSI DAN ANG DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, FUNGSI, TUGAS DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PENGELOLAAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-P TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERTANIAN WALIKOTA SURAKARTA,

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-P TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERTANIAN WALIKOTA SURAKARTA, PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-P TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERTANIAN WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : a. bahwa sebagai tindaklanjut ditetapkannya Peraturan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 55 TAHUN 2008

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 55 TAHUN 2008 BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN SUKOHARJO BUPATI SUKOHARJO, Menimbang

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016 - 1 - SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, FUNGSI DAN TUGAS, TATA KERJA DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN DAERAH

Lebih terperinci

-3- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Bali.

-3- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Bali. GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI BIRO, BAGIAN, DAN SUBBAGIAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA. No BIRO BAGIAN SUB-BAGIAN

TUGAS DAN FUNGSI BIRO, BAGIAN, DAN SUBBAGIAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA. No BIRO BAGIAN SUB-BAGIAN TUGAS DAN FUNGSI BIRO, BAGIAN, DAN SUBBAGIAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA No BIRO BAGIAN SUB-BAGIAN 1 Biro Perencanaan dan Data 1. Bagian Program dan Anggaran Menyusun rencana, program, anggaran,

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2015 Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT 1 PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

-2- Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta

-2- Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KERJA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN PROVINSI BALI

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS B DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI GUBERNUR BALI,

GUBERNUR BALI GUBERNUR BALI, GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK, KELUARGA BERENCANA, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN SALINAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 81 2016 SERI : D PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS KEPEMUDAAN DAN

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 01/PRT/M/2008 18 Januari 2008 Tentang: ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR DAFTAR ISI PENGANTAR I. Direktorat

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT, Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id -1- GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 105 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN PROVINSI BALI

Lebih terperinci

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA

Lebih terperinci

-2- Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5657); 6. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi

-2- Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5657); 6. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUMBAWA.

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUMBAWA. PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUMBAWA. BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TRANSMIGRASI KABUPATEN KAPUAS

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 126 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 63 TAHUN 2001 TENTANG

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 63 TAHUN 2001 TENTANG KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 63 TAHUN 2001 TENTANG TUGAS POKOK FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT BADAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROPINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 80 2016 SERI : D PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS PENANAMAN MODAL

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN RUANG,

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN KOTA YOGYAKARTA DENGAN

Lebih terperinci