ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN LAPTOP BERDASARKAN GENDER PADA MAHASISWA STRATA 1 INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN LAPTOP BERDASARKAN GENDER PADA MAHASISWA STRATA 1 INSTITUT PERTANIAN BOGOR"

Transkripsi

1 ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN LAPTOP BERDASARKAN GENDER PADA MAHASISWA STRATA 1 INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh AFIFUDIN FERDIANSYAH H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

2 RINGKASAN AFIFUDIN FERDIANSYAH. H Analisis Perilaku Konsumen dalam Proses Keputusan Pembelian Laptop Berdasarkan Gender pada Mahasiswa Strata 1 Institut Pertanian Bogor. Di bawah bimbingan MUHAMMAD SYAMSUN dan R. DIKKY INDRAWAN. Perkembangan laptop baik dalam hal desain, fitur, kemampuan memproses data semakin pesat. Laptop kini semakin pandai untuk digunakan sebagai media berkomunikasi, selain itu laptop juga dapat menghemat pemakaian energi. Tak heran penjualan laptop tiap tahun terus meningkat. Menurut survei Gartner, penjualan laptop naik 60% antara 2006 hingga Hal ini membuat persaingan di industri laptop semakin kompetitif, sehingga dibutuhkan pengetahuan yang mendalam mengenai konsumennya. Pengetahuan ini akan mendorong upaya pemasaran yang dilakukan menjadi terfokus dan efektif. Salah satu konsumen laptop yang sangat potensial adalah mahasiswa. Mahasiswa perempuan dan laki-laki secara tidak sadar menggunakan peran gender untuk menyaring informasi dalam membuat keputusan apa yang diyakini terhadap pemilihan produk, pesan merek atau lingkungan penjualan. Oleh karena itu, produsen laptop perlu mengetahui dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen berdasarkan gender dalam proses keputusan pembelian laptop, serta mengetahui atribut-atribut yang dapat mempengaruhi keputusan gender dalam proses keputusan pembelian laptop. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk (1) Menganalisis peran gender dalam proses keputusan pembelian laptop yang dilakukan oleh mahasiswa strata 1 Institut Pertanian Bogor, ( 2) Menganalisis variabel-variabel yang menjadi pertimbangan dalam pembelian laptop oleh mahasiswa strata 1 Institut Pertanian Bogor berdasarkan gender. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang berasal dari penelitian terdahulu milik Rizki Amaliah (2010) yang berjudul Analisis Perilaku Konsumen dalam Proses Keputusan Pembelian Laptop. Alat analisis dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis diskriminan. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan program Microsoft Excel 2010, SPSS version 15 for windows dan Minitab 14. Berdasarkan hasil analisis deskriptif dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan antara mahasiswa dengan mahasiswi dalam proses keputusan pembelian laptop. Terdapat perbedaan dalam tiap tahapan dalam proses keputusan pembelian laptop. Selain proses keputusan pembelian laptop, masih terdapat variabel-variabel yang menjadi pertimbangan gender dalam pembelian laptop, hal ini akan dibahas kemudian. Berdasarkan analisis diskriminan diperoleh hasil variabel manfaat, ukuran, type, pengaruh keluarga, dan pengaruh teman adalah variabel-variabel yang dipersepsikan mahasiswi sebagai variabel yang mendorong dalam pembelian laptop merek Advan. Selanjutnya variabel harga, fitur, warna dan kepraktisan adalah variabel-variabel yang dipersepsikan mahasiswi sebagai variabel yang mendorong dalam pembelian laptop merek Dell. Variabel wiraniaga, pendapatan yang diperoleh, dan iklan adalah variabel-variabel yang dipersepsikan mahasiswi sebagai variabel yang mendorong dalam pembelian laptop merek Toshiba.

3 Kemudian variabel penghasilan orangtua adalah variabel-variabel yang dipersepsikan mahasiswi sebagai variabel yang mendorong dalam pembelian laptop merek Compaq. Terakhir variabel pengaruh orangtua adalah variabelvariabel yang dipersepsikan mahasiswi sebagai variabel yang mendorong dalam pembelian laptop merek Acer. Sedangkan pada mahasiswa variabel manfaat, harga, warna, wiraniaga, pendapatan yang diperoleh, kepraktisan, dan pengaruh keluarga adalah variabel-variabel yang dipersepsikan mahasiswa sebagai variabel yang mendorong dalam pembelian laptop merek Axioo dan Sony. Kemudian variabel type laptop dan pengaruh teman adalah variabel yang dipersepsikan mahasiswi sebagai variabel yang mendorong dalam pembelian laptop merek Compaq. Terakhir variabel penghasilan orangtua adalah variabel yang dipersepsikan mahasiswi sebagai variabel yang mendorong dalam pembelian laptop merek Toshiba.

4 ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN LAPTOP BERDASARKAN GENDER PADA MAHASISWA STRATA 1 INSTITUT PERTANIAN BOGOR SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh: AFIFUDIN FERDIANSYAH H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

5 Judul Skripsi : Analisis Perilaku Konsumen dalam Proses Keputusan Pembelian Laptop Berdasarkan Gender pada Mahasiswa Strata 1 Institut Pertanian Bogor Nama NIM : Afifudin Ferdiansyah : H Menyetujui, Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II (Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc) NIP : (R. Dikky Indrawan, SP, MM) Mengetahui Ketua Departemen, (Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc) NIP : Tanggal Lulus :

6 RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Bogor pada 4 November 1988 dari pasangan Fachrowi dan Nyai Rumiati. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Penulis menempuh pendidikan sekolah dasar di SDN Dramaga 1 dan lulus tahun Kemudian melanjutkan ke sekolah menengah pertama di SLTP Negeri 1 Dramaga dan lulus pada tahun 2003, sekolah menengah atas di SMA Negeri 5 Bogor dan lulus tahun Penulis diterima sebagai mahasiswa Tahap Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor (TPB IPB) melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun Setelah selesai melalui program TPB, Penulis melanjutkan pendidikan pada Mayor Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) dan mengambil minor Agronomi dan Hortikultura. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam organisasi kemahasiswaan dan kegiatan kepanitiaan. Penulis juga aktif sebagai pengurus dalam Himpunan Profesi Centre of Management (COM@) selama dua periode. vi

7 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya kepada penulis dalam menyusun penelitian ini. Shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat serta para pengikutnya. Terima kasih kepada Allah SWT atas kemudahan dan kelancaran yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul Analisis Perilaku Konsumen dalam Proses Keputusan Pembelian Laptop Berdasarkan Gender sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih banyaknya kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya penelitian berikutnya sebagai penyempurna skripsi ini. Bogor, November 2010 Penulis vii

8 UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc serta R. Dikky Indrawan SP, MM selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, ilmu, saran, motivasi dan pengarahan kepada penulis dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. 2. Drs. Edward H. Siregar, SE, MM selaku dosen penguji sidang yang bersedia meluangkan waktunya menjadi penguji sidang dan memberikan bimbingan, serta saran dalam penulisan skripsi ini. 3. Ibu dan Bapak selaku orang tua serta adikku yang telah banyak memberi dukungan, senantiasa mendoakan, dan telah berkorban banyak untuk penulis serta mencurahkan kasih sayang pada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik. 4. Seluruh staff pengajar dan karyawan/wati di Departemen Manajemen, FEM IPB. 5. Rizki Amaliah yang telah memberi ijin penggunaan data penelitian. Data anda sungguh berarti. 6. Teman-teman satu bimbingan : Santi, Kiki, Sofi, Tania, Reza, Erni, Vitri, dan Rusman yang selalu memberi semangat untuk berjuang bersama. 7. Seluruh teman-teman Manajemen 43, yang telah bersama-sama melalui waktu kuliah dengan penuh semangat dan telah mengukir kenangan indah. 8. Semua pihak yang turut membantu dalam proses pembuatan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. viii

9 RINGKASAN DAFTAR ISI RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian... 4 II. TINJAUAN PUSTAKA Konsumen dan Perilaku Konsumen Definisi Laptop Gender Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Faktor Budaya Faktor Sosial Faktor Pribadi Faktor Psikologis Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Pengenalan Masalah Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan Pembelian Perilaku Pasca Pembelian Penelitian Terdahulu.. 16 III. METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Analisis Pengolahan Data Analisis Deskriptif Analisis Diskriminan vi vii ix xi xii xiii ix

10 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian Karakteristik Umum Konsumen Laptop Proses Keputusan Pembelian Laptop Pengenalan Masalah Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan Pembelian Evaluasi Pasca Pembelian Proses Keputusan Pembelian Laptop Berdasarkan Merek Analisis Diskriminan Klasifikasi Mahasiswa dan Mahasiswi Pada Kelompok Merek Laptop Analisis Variabel yang Mendorong Mahasiswa dan Mahasiswi dalam KeputusanPembelian Implikasi Manajerial KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x

11 DAFTAR TABEL No Halaman 1. Karakteristik Mahasiswa Strata 1 IPB Tahapan Proses Keputusan Pembelian Laptop Mahasiswa Tahapan Proses Keputusan Pembelian Laptop Laki-laki Berdasarkan Merek Tahapan Proses Keputusan Pembelian Laptop Perempuan Berdasarkan Merek Penempatan Klasifikasi Merek Laptop yang Digunakan Mahasiswi dan Variabel-Variabelnya Penempatan Klasifikasi Merek Laptop yang Digunakan Mahasiswa dan Variabel-Variabelnya Fungsi Diskriminan setiap Merek Laptop Mahasiswi Fungsi Diskriminan setiap Merek Laptop Mahasiswa Klasifikasi Mahasiswi terhadap Merek Laptop Klasifikasi Mahasiswa terhadap Merek Laptop Variabel-variabel yang mendorong mahasiswi dalam pembelian Laptop Variabel-variabel yang mendorong mahasiswa dalam pembelian Laptop Implikasi Manajerial Mahasiswa Implikasi Manajerial Mahasiswi xi

12 DAFTAR GAMBAR No Halaman 1. Model Perilaku Konsumen Proses Pembelian Konsumen Model Lima Tahap Kerangka Pemikiran Konseptual Grafik Motivasi Pembelian Laptop oleh Mahasiswa Berdasarkan Gender Grafik Manfaat Utama Pembelian yang Dicari Mahasiswa Berdasarkan Gender Grafik Tingkat Keterlibatan Mahasiswa Berdasarkan Gender Grafik Sumber Informasi yang Paling Berpengaruh dalam Pembelian Laptop untuk Mahasiswa Berdasarkan Gender Grafik Fokus Perhatian Mahasiswa Terhadap Informasi Laptop Berdasarkan Gender Grafik Hal yang Paling Menarik dari Iklan Laptop Berdasarkan Gender Grafik Pengaruh Iklan Laptop terhadap Mahasiswa Berdasarkan Gender Grafik Pertimbangan Awal Pemilihan Laptop Berdasarkan Gender Grafik Indikator Kualitas Laptop Berdasarkan Gender Grafik Alasan Mahasiswa Memilih Merek Laptop Berdasarkan Gender Grafik Tempat Pembelian Laptop Berdasar Gender Grafik Pertimbangan Mahasiswa dalam Memilih Tempat Pembelian Laptop Berdasarkan Gender Grafik Cara Memutuskan Pembelian Laptop oleh Mahasiswa Berdasarkan gender Grafik Merek Laptop Favorit yang Dibeli oleh Mahasiswa Berdasarkan Gender Grafik Besarnya Pengeluaran yang Dilakukan untuk Pembelian Laptop oleh Mahasiswa Grafik Sikap Mahasiswa Pascapembelian Laptop Berdasarkan Gender Grafik Sikap Loyalitas Mahasiswa Ketika Merek Laptop yang Diinginkan Tidak Tersedia Berdasarkan Gender Grafik Sikap Loyalitas Mahasiswa Ketika Laptop Favorit Mengalami Kenaikan Harga Berdasarkan Gender xii

13 DAFTAR LAMPIRAN No Halaman 1. Hasil Discriminant Analysis Mahasiswa Hasil Discriminant Analysis Mahasiswi Fungsi Pembeda dari Setiap Merek Laptop Mahasiswa Fungsi Pembeda dari Setiap Merek Laptop Mahasiswi Kesalahan Penempatan Klasifikasi Merek Laptop Mahasiswa Kesalahan Penempatan Klasifikasi Merek Laptop Mahasiswi xiii

14 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi informasi begitu pesat. Melalui teknologi, manusia dapat saling bertukar informasi jarak jauh, baik lisan, tulisan, atau audio visual. Salah satu perangkat teknologi yang sangat penting peranannya saat ini adalah komputer (desktop computer). Komputer membuat pekerjaan manusia semakin mudah dan cepat, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Seiring dengan perkembangan teknologi dan perubahan gaya hidup di kalangan masyarakat saat ini dimana mobilitas seseorang semakin tinggi, komputer mulai tersingkir dengan adanya laptop. Karena laptop yang bersifat portable mampu mempermudah dan juga mempersingkat waktu suatu pekerjaan. Hal ini didukung dengan pernyataan Mooly Eden seorang petinggi dari sebuah perusahaan raksasa yang bergerak dibidang komputer (Intel) mengatakan bahwa, Kejayaan desktop personal computer (PC) akan segera berakhir. Tanda-tanda bakal runtuhnya pamor produk yang selama ini menguasai pasar itu terlihat pada pameran perangkat elektronik internasional yang digelar di Las Vegas awal tahun ini. Mobilitas orang kini semakin tinggi dan mereka tidak ingin terkekang oleh meja mereka lagi. 1 Perkembangan laptop baik dalam hal desain, fitur, kemampuan memproses data semakin pesat. Laptop kini semakin pandai untuk digunakan sebagai media berkomunikasi, selain itu laptop juga dapat menghemat pemakaian energi. Tak heran penjualan laptop tiap tahun terus meningkat. Menurut survei Gartner, penjualan laptop naik 60% antara 2006 hingga Jumlah laptop yang dijual ke enterprise sudah mendekati PC desktop. Dari 168 juta PC yang dijual di seluruh dunia ke organisasi profesional pada 2008, sekitar 95 juta adalah desktop dan 73 juta laptop. Padahal pada 2006 jaraknya masih jauh, penjualan desktop 94,6 juta sedangkan laptop hanya 47,3 juta. 2 Saat ini belum banyak perusahaan laptop yang mengkhususkan produknya untuk kalangan gender tertentu. Akan tetapi sudah ada laptop 1 [8 Juli 2010] 2 Winoto, Budi Masa Depan PC Desktop Suram /masa-depan-pc-desktop-suram/

15 2 yang dikhususkan untuk kalangan perempuan, salah satunya adalah laptop Samsung X170 Barbie Special Edition. Tokoh Barbie yang modern serta stylish menjadi inspirasi Samsung untuk desain laptop tersebut. Samsung mengeluarkan dua warna laptop yang identik dengan Barbie yaitu pink dan hitam. Di sisi sebelah kanan laptop terdapat logo Barbie serta siluet wajah perempuan dengan tatanan rambut ponytail. Walau edisi khusus perempuan, namun X170 Barbie Special Edition tak kalah canggih dengan laptop keluaran samsung yang lain. Laptop ini berukuran mungil yaitu 11,6 inchi, sehingga sesuai bagi para wanita dengan mobilitas tinggi. 3 Laptop kini sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan sehari-hari baik bagi kalangan pekerja kantoran maupun mahasiswa. Hal ini tidak lepas dari fungsi laptop selain untuk mengerjakan urusan kantor dan tugas kuliah juga dapat digunakan sebagai sarana berkomunikasi melalui media online. Selain itu laptop juga populer akibat adanya fenomena jejaring sosial seperti facebook, twitter, dan situs jejaring sosial lainnya yang belakangan ini sangat marak di kalangan kaum muda termasuk mahasiswa. Maka tak heran selain di gedung perkantoran dan di kampus-kampus, para pengguna laptop juga sering dijumpai di mal-mal atau cafe yang menyediakan akses internet gratis ( free hotspot). Saat ini produsen laptop mulai menyadari perbedaan kepentingan atribut laptop antara laki-laki dan perempuan, salah satunya adalah Samsung dengan produknya Samsung X170 Barbie Special Edition. Adanya fenomenafenomena tersebut merupakan suatu peluang yang prospektif bagi produsen untuk memasarkan produknya. Oleh karena itu, pemasar perlu mengetahui dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen berdasarkan gender dalam proses keputusan pembelian laptop, serta mengetahui atribut-atribut yang dapat mempengaruhi keputusan gender dalam proses keputusan pembelian laptop. Tujuannya agar produsen dapat memperkuat posisinya di dalam persaingan pasar. 3 Kinanti, Amelia Ayu Samsung Rilis Laptop Bagi Pecinta Barbie /05/27/144040/ /860/samsung-rilis-laptop-bagipencinta-barbie [8 Juli 2010]

16 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah ada perbedaan perilaku proses keputusan berdasarkan gender pada mahasiswa strata 1 Institut Pertanian Bogor? 2. Bagaimana perbedaan pertimbangan variabel pembelian laptop berdasarkan gender pada mahasiswa strata 1 Institut Pertanian Bogor? 1.3. Tujuan Penilitian Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis peran gender dalam proses keputusan pembelian laptop yang dilakukan oleh mahasiswa strata 1 Institut Pertanian Bogor 2. Menganalisis variabel-variabel yang menjadi pertimbangan dalam pembelian laptop oleh mahasiswa strata 1 Institut Pertanian Bogor berdasarkan gender 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan, sebagai berikut : 1. Menambah referensi bagi perguruan tinggi sehingga dapat memberikan informasi kemungkinan dapat dilaksanakannya penelitian lebih lanjut dan sebagai bahan masukan dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan. 2. Menambah wawasan dan cakrawala pandang pembaca. 3. Menjadi masukan bagi tenaga pemasar produsen laptop untuk menentukan strategi pemasaran laptop yang efektif dan efisien dengan target mahasiswa berdasarkan gender. 4. Memberikan informasi mengenai perilaku konsumen mahasiswa berdasarkan gender dalam proses keputusan pembelian laptop yang dapat digunakan sebagai studi perbandingan untuk penelitian selanjutnya.

17 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini terbatas pada data yang telah diperoleh sebelumnya yaitu dari skripsi Rizki Amaliah yang berjudul ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN LAPTOP

18 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsumen dan Perilaku Konsumen Berdasarkan Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999, konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Sedangkan menurut Sumarwan (2002) istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen yaitu: konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri. Sedangkan, konsumen organisasi, yang meliputi organisasi bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintah, dan lembaga lainnya. Engel, et al. (1994) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini. Sedangkan menurut Sumarwan (2002) perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi. Pemasar harus dapat memahami rangsangan pemasaran luar dan keputusan pembelian. Agar dapat memahami perilaku konsumen tersebut berikut adalah model rangsangan-tanggapan yang diperlihatkan Gambar 1. Psikologi Konsumen Rangsangan Pemasaran Produk & jasa Harga Distribusi Komunikator Rangsangan Lain Ekonomi Teknologi Politik Budaya Motivasi Persepsi Pembelajaran Memori Karakteristik Konsumen Budaya Sosial Personal Proses Keputusan Pembelian Pengenalan masalah Pencarian informasi Penilaian alternatif Keputusan Pembelian Perilaku pascapembelian Keputusan Pembelian Pilihan produk Pilihan merek Pilihan dealer Jumlah pembelian Saat yang tepat melakukan pembelian Metode pembayaran Gambar 1. Model perilaku konsumen (Kotler, 2007)

19 Definisi Laptop Komputer jinjing atau lebih populer disebut laptop atau notebook adalah komputer bergerak yang berukuran relatif kecil dan ringan, beratnya berkisar dari 1-6 kg, tergantung ukuran, bahan, dan spesifikasi laptop tersebut. Sumber daya komputer jinjing berasal dari baterai atau adaptor A/C yang dapat digunakan untuk mengisi ulang baterai dan menyalakan laptop itu sendiri. Baterai laptop pada umumnya dapat bertahan sekitar 1 hingga 6 jam sebelum akhirnya habis, tergantung dari cara pemakaian, spesifikasi, dan ukuran baterai. Sebagai komputer pribadi, laptop memiliki fungsi yang sama dengan komputer desktop (desktop computers) pada umumnya. Komponen yang terdapat di dalamnya sama persis dengan komponen pada destop, hanya saja ukurannya diperkecil, dijadikan lebih ringan, lebih tidak panas, dan lebih hemat daya. Laptop kebanyakan menggunakan layar LCD (Liquid Crystal Display) berukuran 10 inci hingga 17 inci tergantung dari ukuran laptop itu sendiri. Sifat utama yang dimiliki oleh komponen penyusun laptop adalah ukuran yang kecil, hemat konsumsi energi, dan efisien. Harga laptop biasanya lebih mahal jika dibandingkan dengan harga komputer desktop tergantung dari merek dan spesifikasi komponen penyusunnya, walaupun demikian harga komputer jinjing pun semakin mendekati desktop seiring dengan semakin tingginya tingkat permintaan konsumen Gender Pada umumnya gender secara keliru sering diartikan sebagai jenis kelamin, sehingga kedua kata ini perlu dipahami pengertiannya secara benar. Jenis kelamin atau seks adalah penandaan individu manusia ke dalam kategori laki-laki dan perempuan berdasar karakteristik biologis (genital eksternal dan organ-organ seks internal), genetik (kromosom) dan hormon. Gender diartikan sebagai perbedaan-perbedaan sifat, peranan, fungsi, dan status antara laki-laki dan perempuan yang tidak berdasarkan pada perbedaan biologis, tetapi berdasarkan pada relasi sosial budaya yang dipengaruhi oleh struktur masyarakatnya yang lebih luas. Gender 4 AuthorsGuide Komputer jinjing. [8 Juli 2010]

20 7 merupakan hasil konstruksi sosial budaya dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Peran gender bersifat dinamis, dipengaruhi oleh umur (generasi tua dan muda, dewasa dan anak -anak), ras, etnik, agama, lingkungan geografi, pendidikan, sosial ekonomi dan politik. Oleh karena itu, perubahan peran gender sering terjadi sebagai respon terhadap perubahan kondisi sosial ekonomi, budaya, sumberdaya alam dan politik termasuk perubahan yang diakibatkan oleh upaya-upaya pembangunan atau penyesuaian program struktural ( structural adjustment program) maupun pengaruh dari kekuatan-kekuatan di tingkat nasional dan global. 5 Menurut Kasali (1998), identitas gender merupakan komponen penting dalam pemasaran. Masyarakat memiliki kecendrungan untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan budayanya mengenai perananperanan gendernya. Di suatu masyarakat terdapat nilai-nilai yang membatasi ruang gerak wanita, sedangkan di masyarakat lainnya sama sekali tidak. Meski begitu, pendidikan dan pembangunan ekonomi secara perlahan-lahan merubah mitos ini. Terdapat beberapa mitos ( stereotyping) tentang gender, sebagai berikut: 1. Wanita adalah pembelanja Yang benar: Wanita terbiasa dengan small-ticket items, tetapi sekarang wanita mulai memiliki posisi tawar-menawar yang lebih kuat dalam rumah tangga. 2. Pria adalah pengambil keputusan untuk big-ticket items (seperti mobil, barang-barang durabel, travel, dan sebagainya). Yang benar: Kalau wanita lebih berpendidikan dan posisi tawarmenawarnya lebih kuat, big-ticket items diputuskan bersama-sama. 3. Anak-anak adalah tanggung jawab ibu Yang benar: Tren new man melahirkan pasangan baru yang merawat anak bersama-sama. 4. Dunia kerja adalah dunia laki-laki Yang benar: Wanita di perkotaan cenderung bekerja 5 AuthorsGuide PENGERTIAN GENDER DAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN. [8 Juli 2010]

21 8 5. Wanita adalah emosional, sedang pria adalah rasional Yang benar: Pria pun bisa emosional bila berhadapan dengan smalltickets items. Dalam berbelanja sering disebutkan bahwa pria cenderung lebih rasional daripada wanita. Pria lebih sering menggunakan akalnya sebelum memutuskan membeli sesuatu, sementara wanita lebih mengandalkan naluri dan emosinya. Mitos ini disebabkan oleh kebiasaan-kebiasaan barang yang dibeli atau gender-typed products. Seperti dijelaskan dalam mitos di atas, wanita lebih terbiasa berbelanja kebutuhan-kebutuhan sehari-hari, yang cenderung melibatkan sentuhan-sentuhan emosional. Sedangkan big ticket items yang disebut sebagai dunia pria merupakan produk-produk high involvement, yang cenderung melibatkan resiko yang lebih besar karena harganya mahal, ada masalah-masalah teknis yang perlu dipelajari dan digunakan untuk waktu yang agak panjang. Sehingga membutuhkan sikap rasional untuk melakukan pembelian pada barang-barang tersebut. Brennan (2009) mengemukakan bahwa gender adalah faktor penentu yang dominan mengenai bagaimana seseorang memandang dunia dan segalanya. Berkaitan dengan demografi, aspek ini dipandang lebih penting daripada umur, pendapatan, ras atau geografi. Perempuan dan pria secara tidak sadar menggunakan peran gender untuk menyaring informasi dalam membuat keputusan apa yang diyakini terhadap pemilihan produk, pesan merek atau lingkungan penjualan. Perempuan dan pria menekankan nilai yang berbeda berdasarkan pengalaman masing-masing Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam proses pengambilan keputusan oleh konsumen untuk membeli suatu produk sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Kotler (2007), faktor-faktor tersebut adalah faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis.

22 Faktor Budaya Budaya, sub budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling dasar. Lingkungan sekitar memberikan pembelajaran tentang nilai, persepsi, preferensi dan perilaku dari keluarga dan lembaga-lembaga penting lainnya. Sehingga pemasar sangat berkepentingan untuk melihat pergeseran kultur tersebut agar dapat menyediakan produk-produk baru yang diinginkan konsumen (Kotler, 2007). Masing-masing budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Sub-budaya terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok ras dan wilayah geografis. Ketika subkultur menjadi besar dan cukup makmur, perusahaan sering merancang program pemasaran secara khusus untuk melayani mereka (Kotler, 2007). Pada dasarnya, semua masyarakat memiliki stratifikasi sosial. Stratifikasi lebih sering ditemukan dalam bentuk kelas sosial. Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen yang tersusun secara hierarki dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial tidak hanya mencerminkan penghasilan, tetapi juga indikator lain, seperti pekerjaan, pendidikan dan tempat tinggal. Kelas sosial berbeda dalam hal busana, cara berbicara, preferensi rekreasi, dan memiliki banyak ciri-ciri lain (Kotler, 2007) Faktor Sosial Selain faktor budaya, perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status sosial. Kelompok acuan adalah kelompok yang merupakan titik pengaruh secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung dalam pembentukan sikap atau perilaku seseorang. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang dinamakan kelompok keanggotaan seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan kerja

23 10 (kelompok primer) yang berinteraksi dengan seseorang secara terus-menerus dan informal. Untuk kelompok keanggotaan yang tergolong kelompok sekunder, seperti kelompok keagamaan, profesional dan asosiasi perdagangan cenderung lebih formal dan membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin (Kotler, 2007). Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan para anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Keluarga sangat penting di dalam studi perilaku konsumen karena dua alasan. Pertama, keluarga adalah unit pemakaian dan pembelian untuk banyak produk konsumen. Kedua, keluarga mempengaruhi sikap dan perilaku individu (Kotler, 2007). Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya. Peran dan status dapat menentukan posisi seseorang dalam tiap kelompok. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan dan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status. Produk dapat mengkomunikasikan peran dan status seseorang di masyarakat. Para pemasar menyadari potensi symbol status produk dan merek (Kotler, 2007) Faktor Pribadi Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karekteristik pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, serta nilai dan gaya hidup pembeli. Karakteristik tersebut banyak yang memiliki dampak sangat langsung pada perilaku konsumen. (Kotler, 2007) Orang membeli barang dan jasa yang berbeda-beda sepanjang hidupnya. Usia dan tahap siklus hidup seseorang akan berubah. Hal ini membuat kebutuhan dan selera mereka sesuai dengan perubahan tersebut. Pembelian dibentuk oleh tahap siklus hidup keluarga, sehingga pemasar hendaknya memperhatikan perubahan minat pembelian yang terjadi yang berhubungan dengan siklus hidup manusia (Kotler, 2007).

24 11 Pekerjaan dan lingkungan ekonomi seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang hendak dibelinya (pola konsumsinya). Oleh karena itu, pemasar dapat mengidentifikasikan kelompok yang berhubungan dengan jabatan yang mempunyai minat di atas ratarata terhadap produk mereka. Keadaan ekonomi seseorang sangat mempengaruhi pilihan produk. Pemasar yang produknya peka terhadap harga dapat terus-menerus memperhatikan kecenderungan dalam penghasilan pribadi, tabungan dan tingkat suku bunga. Jadi jika indikator-indikator ekonomi tersebut menunjukkan adanya resesi, maka pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, melakukan penempatan ulang, dan menetapkan kembali harga produknya sehingga pemasar dapat terus menawarkan nilai ke pelanggan sasaran (Kotler, 2007). Kepribadian dan konsep diri masing-masing orang berbeda yang dapat mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian adalah karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyababkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya. Konsep diri (citra pribadi) merupakan hal yang berkaitan dengan kepribadian seseorang. Kepribadian dapat menjadi variabel yang sangat berguna dalam menganalisis pilihan merek konsumen. Gagasannya adalah bahwa merek juga mempunyai kepribadian dan konsumen mungkin memilih merek yang kepribadiannya cocok dengan kepribadian dirinya (Kotler, 2007). Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan pendapatnya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya (Kotler, 2007).

25 Faktor Psikologis Ada empat proses psikologis yang penting yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, dan memori. Motivasi berasal dari kata motif. Motif adalah suatu kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak. Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Suatu kebutuhan akan berubah menjadi motif apabila kebutuhan itu telah mencapai tingkat tertentu (Kotler, 2007). Persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi dan menginterpretasi masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Seseorang yang termotivasi akan siap untuk bertindak. Bagaimana seseorang yang termotivasi itu bertindak akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu. Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda atas objek yang sama (Kotler, 2007). Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Secara teori, pembelajaran seseorang dihasilkan melalui perpaduan kerja antara dorongan, rangsangan, isyarat bertindak, tanggapan dan penguatan. Para pemasar dapat membangun permintaan akan produk dengan menghubungkannya dengan dorongan yang kuat, dengan menggunakan petunjuk yang memberikan dorongan atau motivasi dan dengan memberikan penguatan yang positif (Kotler, 2007). Semua informasi dan pengalaman yang dihadapi orang ketika mereka mengarungi hidup dapat berakhir dalam memori jangka panjang. Pemasaran dapat terlihat meyakinkan bila para konsumen memiliki jenis pengalaman produk dan layanan yang tepat seperti struktur pengenalan merek yang diciptakan dan dipertahankan dalam memori (Kotler, 2007).

26 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Setiap orang dalam memutusan pembelian tidak muncul begitu saja melainkan melalui proses dan tahapan tertentu. Menurut Kotler (2007), keputusan konsumen melewati lima tahapan yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian, dapat dilihat pada Gambar 2. Pengenalan Masalah Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan Pembelian Perilaku Pasca Pembelian Gambar 2. Proses pembelian konsumen model lima tahap (Kotler, 2007) Model tersebut menunjukkan bahwa proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian aktual dilakukan dan memiliki dampak yang lama setelah itu. Namun, para konsumen tidak selalu melewati kelima tahap ini untuk setiap pembelian yang mereka buat. Konsumen bisa melewati atau membalik tahap-tahap tersebut pada pembelian yang lebih rutin (Kotler, 2007) Pengenalan Masalah Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Menurut Kotler (2007), kebutuhan dapat dicetuskan oleh stimulus, baik internal maupun eksternal. Stimulus internal adalah kebutuhan dasar yang timbul dari dalam seperti lapar, haus dan sebagainya. Sedangkan stimulus eksternal adalah kebutuhan yang ditimbulkan karena dorongan eksternal. Sedangkan menurut Sumarwan (2003), pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi suatu masalah, yaitu keadaan suatu keadaan dimana terdapat perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi. Menurut Engel et al (1994), pengenalan kebutuhan pada akhirnya bergantung pada berapa banyak ketidaksesuaian yang ada di antara keadaan aktual (situasi konsumen sekarang) dengan keadaan yang diinginkan. Ketika ketidaksesuaian ini melebihi tingkat atau ambang tertentu, maka kebutuhan akan dikenali.

27 Pencarian Informasi Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Menurut Engel et al (1994), konsumen akan mencari informasi yang tersimpan di dalam ingatannya (p encarian internal) atau melakukan pengumpulan informasi dari lingkungan sekitarnya (pencarian eksternal). Pencarian internal adalah pencarian informasi melalui ingatan untuk melihat pengetahuan yang relevan dengan keputusan. Apabila pencarian internal tidak mencukupi, maka konsumen memutuskan untuk mencari informasi tambahan melalui pencarian eksternal dari lingkungan. Menurut Kotler (2007), jumlah dan pengaruh relatif sumber - sumber informasi itu berbeda-beda, tergantung pada kategori produk dan karakteristik pembeli. Informasi paling efektif berasal dari sumber pribadi atau sumber publik yang merupakan wewenang independen. Melalui pengumpulan informasi konsumen mempelajari merek-merek yang bersaing beserta fitur merek tersebut. Konsumen membuat keputusan akhir berdasarkan kumpulan informasi tersebut Evaluasi Alternatif Menurut Kotler (2007), proses evaluasi konsumen adalah proses yang berorientasi kognitif, yaitu mereka menganggap konsumen membentuk penilaian atas produk terutama berdasarkan kesadaran dan rasional. Beberapa konsep dasar dalam memahami proses evaluasi konsumen yaitu pertama konsumen berusaha memenuhi suatu kebutuhan, kedua konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk dan ketiga konsumen memandang setiap produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan. Engel et al(1994), mendefinisikan tahap ini sebagai proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Untuk memilih alternatif, konsumen akan

28 15 menggunakan beberapa kriteria evaluasi yang berbeda, misalnya nama, merek, asal produk dan sebagainya. Dengan kriteria tersebut konsumen akan memilih salah satu dari beberapa alternatif yang ada. Sedangkan menurut Sumarwan (2003) mendefinisikan evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan merek dan memilihnya sesuai dengan yang diinginkan konsumen. Pada proses evaluasi alternatif, konsumen membandingkan berbagai pilihan yang dapat memecahkan masalah yang dihadapinya Keputusan Pembelian Menurut Kotler (2007), dalam tahap evaluasi konsumen membentuk preferensi atas merek-merek dalam kumpulan pilihan. Selanjutnya konsumen membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai. Sedangkan menurut Engel et al (1994), pembelian adalah suatu proses keputusan konsumen apabila memperoleh alternatif yang dipilih atau pengganti yang dapat diterima bila perlu. Menurut Kotler (2007) ada dua faktor yang dapat mempengaruhi antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah faktor sikap atau pendirian orang lain. Faktor ini mempengaruhi alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain tersebut. Faktor kedua yang dapat mempengaruhi niat pembelian dan keputusan pembelian adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi. Adanya faktor ini akan dapat mengubah rencana pembelian suatu produk atau jasa yang akan dilakukan konsumen Perilaku Pasca Pembelian Setelah membeli suatu produk, konsumen mungkin mengalami ketidaksesuaian karena memerhatikan fitur-fitur tertentu yang mengganggu atau mendengar hal-hal yang menyenangkan tentang merek lain, dan karenanya konsumen akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya (Kotler, 2007).

29 16 T ugas pemasar tidak cukup berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut hingga periode pasca pembelian. Dalam hal ini pemasar harus memantau keputusan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian dan pemakaian serta pembuangan pasca pembelian Penelitian Terdahulu Rangga Tri Novriadi (2004), mengangkat topik tentang Analisis Perilaku Konsumen dalam Proses Keputusan Pembelian Telepon Selular. Penelitian ini dilakukan dengan analisis deskriptif dan analisis faktor dengan memberikan gambaran terhadap proses pengambilan keputusan konsumen terhadap pembelian telpon selular. Berdasarkan hasil analisis, seluruh konsumen telepon selular melakukan lima tahapan proses pengambilan keputusan pembelian dan sebagian besar konsumen memutuskan membeli telepon selular dikarenakan adanya kebutuhan alat komunikasi mobile. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam proses keputusan pembelian telepon selular terdiri dari 10 variabel dimana hubungan antara variabel tersebut membentuk 5 faktor. Rizki Amaliah (2010), mengangkat topik tentang Analisis Perilaku Konsumen dalam Proses Keputusan Pembelian Laptop. Penelitian ini dilakukan dengan analisis deskriptif untuk menganalisis proses keputusan yang dilakukan oleh mahasiswa dan analisis diskriminan untuk melihat variabel-variabel yang mendorong pembelian laptop. Berdasarkan hasil analisis, seluruh konsumen laptop melakukan lima tahapan proses pengambilan keputusan pembelian dan sebagian besar konsumen memutuskan membeli laptop favorit dikarenakan harganya terjangkau. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam proses keputusan pembelian laptop terdiri dari 16 variabel.

30 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perkembangan teknologi saat ini semakin pesat. Setiap tahun banyak produk-produk inovasi terbaru yang muncul di pasaran, tak terkecuali laptop. Laptop kini bukan sekedar digunakan untuk mengerjakan tugas kantoran atau tugas kuliah, tetapi lebih dari itu laptop kini telah berubah menjadi sarana untuk berinteraksi sosial melalui dunia virtual (dunia maya). Harganya yang semakin terjangkau menyebabkan setiap orang tergiur untuk memilikinya. Tak heran jika angka penjualan laptop tiap tahun terus meningkat. Hal ini menyebabkan persaingan di dalam industri laptop semakin ketat. Setiap produsen kian berlomba menggelontorkan produk inovasi terbarunya ke pasaran. Semuanya dilakukan semata-mata untuk dapat tetap bertahan di tengah kondisi persaingan yang ada saat ini. Laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam pengambilan keputusan pembelian. Dalam berbelanja pria cenderung lebih rasional daripada wanita. Pria lebih sering menggunakan akalnya sebelum memutuskan membeli sesuatu, sementara wanita lebih mengandalkan naluri dan emosinya. Hal ini tentu saja harus menjadi perhatian penting bagi pemasar untuk memasarkan produknya, dalam hal ini produk yang dimaksud adalah laptop. Pemasar perlu mengetahui dan memahami perilaku konsumen berdasarkan gender yang meliputi proses dalam pengambilan keputusan pembelian dan variabel-variabel yang mendorong dalam pembelian produk laptop. Teori yang digunakan dalam menganalisis perilaku konsumen berdasarkan gender yang menjadi bahan rujukan dalam penelitian ini adalah teori perilaku konsumen yang dikemukakan oleh Kotler, Proses pengambilan keputusan pembelian umumnya melalui lima tahapan, yaitu: (1) pengenalan masalah, (2) pencarian informasi, (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan pembelian dan (5) evaluasi pasca pembelian. Sedangkan variabelvariabel yang mendorong perilaku mahasiswa berdasarkan gender dalam

31 18 pembelian produk laptop terdiri dari empat faktor, yaitu: (1) faktor budaya, (2) faktor sosial, (3) faktor pribadi dan (4) faktor psikologis. Secara ringkas, penelitian ini melakukan dua tahap analisis. Analisis pertama adalah menganalisis proses keputusan yang dilakukan oleh konsumen berdasarkan gender dengan menggunakan analisis deskriptif melalui tabulasi sederhana, dimana data-data yang diperoleh ditransformasikan kedalam suatu bentuk yang mudah untuk dimengerti dan diterjemahkan. Analisis ini meliputi pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, proses pembelian nyata dan evaluasi pasca pembelian. Analisis kedua yaitu menganalisis variabel-variabel yang mendorong konsumen berdasarkan gender untuk melakukan keputusan pembelian dengan menggunakan analisis diskriminan. Variabel-variabel tersebut terdiri dari manfaat laptop, kemudahan memperoleh laptop, harga laptop, merek laptop, ukuran laptop, type laptop, spesifikasi, warna laptop, wiraniaga, pendapatan, iklan, penghasilan orang tua, kepraktisan, pengaruh keluarga, pengaruh teman dan pengaruh orangtua. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Bagan Aliran Kerangka Pemikiran Konseptual dalam Gambar Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) yang berlokasi di Dramaga, Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), hal ini dikarenakan mahasiswa Institut Pertanian Bogor merupakan salah satu lokasi konsumen yang potensial dilihat dari banyaknya jumlah mahasiswa yang memiliki laptop. Data yang digunakan dari penelitian terdahulu yang berjudul Analisis Perilaku Konsumen dalam Proses Keputusan Pembelian Laptop yang dilakukan pada bulan Februari Maret 2010.

32 19 Laptop sebagai produk teknologi yang semakin digemari Tingkat persaingan pasar yang semakin ketat Kebutuhan akan pengetahuan perilaku konsumen terhadap laptop berdasarkan gender Proses keputusan pembelian laptop berdasarkan gender 1. Pengenalan kebutuhan 2. Pencarian informasi 3. Evaluasi alternatif 4. Keputusan pembelian 5. Perilaku pasca pembelian Faktor-faktor yang mempengaruhi gender dalam keputusan pembelian laptop: 1. Faktor Kebudayaan 2. Faktor Sosial 3. Faktor Pribadi 4. Faktor Psikologis. Analisis Deskriptif Analisis Diskriminan Analisis proses keputusan pembelian Berdasarkan gender Analisis variabel-variabel yang mendorong pembelian laptop berdasarkan gender 3.3. Metode Pengumpulan Data Gambar 3. Kerangka pemikiran konseptual Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder berasal dari data yang diperoleh dari penelitian terdahulu yang berjudul analisis perilaku konsumen dalam proses keputusan pembelian laptop. Data sekunder lainnya diperoleh dari studi literatur yang berhubungan dengan topik penelitian, seperti buku-buku, artikel dari koran, majalah maupun internet, disamping itu data dari lembaga-lembaga lain yang menunjang topik penelitian juga dapat dijadikan sumber data sekunder. Perilaku konsumen terhadap produk laptop berdasarkan gender

33 Analisis Pengolahan Data Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis proses pengambilan keputusan konsumen, mulai dari tahap pengenalan kebutuhan hingga tahap pascapembelian. Proses pengambilan keputusan diperoleh melalui kuesioner. Data-data tersebut dikelompokkan berdasarkan jawaban yang sama ke dalam tabel. Data yang telah dikelompokkan ke dalam tabel, selanjutnya jawaban tersebut dipersentasekan berdasarkan jumlah responden. Presentase tersebut merupakan jawaban yang paling dominan dari masing-masing peubah yang diteliti. Dapat dirumuskan sebagai berikut : P = x 100%...(1) Keterangan: P = Presentase responden yang memilih kategori tertentu Fi = Jumlah responden yang memilih kategori tertentu fi = Total jawaban Analisis Diskriminan Analisis diskriminan adalah sebuah teknik untuk menganalisis data ketika kriterion atau variabel dependen bersifat katagoris dan prediktor atau variabel independen bersifat interval atau rasio (Malhotra, 2005). Penelitian ini menggunakan metode analisis diskriminan metode linier, dimana variabel independen dimasukkan ke dalam model berdasarkan kemampuan variabel independen tersebut dalam melakukan diskriminan antar grup. Metode ini cocok digunakan jika banyak variabel independen yang dilibatkan dan peneliti ingin menyederhanakan model dengan memilih variabel independen terbaik untuk dimasukkan kedalam model (Malhotra, 2005).

34 21 Model analisis diskriminan dengan kombinasi analisis linear adalah sebagai berikut (Hair et.al., 1998) : Zk = a + W1X1k + W2X2k WnXnk... (2) Keterangan: Zk : Skor Diskriminan a : Intersep X : Variabel Independen W : Bobot Diskriminan Skala Pengukuran Teknik skala pengukuran adalah teknik yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti sedangkan tujuan teknik skala pengukuran adalah untuk mengklasifikasikan variabel yang akan diukur agar tidak terjadi kesalahan dalam menetukan analisis data dan langkah penelitian selanjutnya. Teknik skala pengukuran ada empat yaitu: (1) skala nominal; (2) skala ordinal; (3) skala interval; (4) skala rasio (Rangkuti, 1997). skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert (ordinal) dan skala interva l. Skala likert yang digunakan yaitu 1,2, 3, 4 dan 5, yang menunjukkan tingkat kepentingan dari variabel masing-masing yang diuji. Skala likert adalah ukuran gabungan yang didasarkan pada struktur intensitas pertanyaan-pertanyaan. Skala interval adalah tingkatan, juga diasumsikan mempunyai jarak yang pasti antara satu kategori dan kategori lain dalam satu variabel. Dengan demikian, skala likert sebenernya bukan skala, melainkan suatu cara yang lebih sistematis untuk memberi skor pada indeks. Menurut Joreskog (2002), variabel ordinal tidak memiliki keaslian suatu unit pengukuran. Mean, variasi, dan kovarian dari variabel ordinal tidak memiliki arti. Variabel ordinal bukanlah suatu variabel yang kontinyu dan tidak seharusnya dipkai dalam penelitian. Oleh karena itu, variabel ordinal perlu dikonversi menjadi variabel interval sehingga dapat diketahui jaraknya (Hays dalam Waryanto).

35 22 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Penelitian Lokasi penelitian adalah kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) yang terletak di Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Terdapat Sembilan fakultas di kampus ini, yaitu Fakultas Pertanian, Fakultas Peternakan, Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Fakultas Ekologi Manusia, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Fakultas Kehutanan, Fakultas Teknologi Pertanian dan Fakultas MIPA. Kampus ini memiliki area lebih kurang 225 hektar dan memiliki beragam fasilitas diantaranya sarana olahraga, asrama mahasiswa, perpustakaan, laboratorium, masjid, gedung serbaguna, dan kafetaria/kantin mahasiswa. Alasan pemilihan lokasi kampus tersebut berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh peneliti. Kampus IPB dipilih karena peneliti dapat dengan mudah menemui mahasiswa yang membawa laptop ke kampus yang biasa mereka gunakan untuk beragam kepentingan seperti untuk mengerjakan tugas kuliah, browsing internet, transfer data, dan berbagai kepentingan lainnya Karakteristik Umum Konsumen Laptop Mahasiswa yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 100 orang dan berdasarkan data sekunder yang digunakan diperoleh sejumlah karakteristik mahasiswa (Tabel 1). Karakteristik mahasiswa tersebut dapat dibedakan berdasarkan jenis kelamin, usia, jumlah anggota keluarga, sumber dana, asal fakultas dan asal angkatan perkuliahan di IPB. Mahasiswa yang terlibat merupakn mahasiswa yang berasal dari 9 fakultas yang terdapat di IPB dan berasal dari angkatan 41 sampai dengan angkatan 45, angkatan 41 sebesar 1 persen, angkatan 42 sebesar 5 persen dan angkatan 43 sebesar 28 persen, angkatan 44 sebesar 62 persen dan angkatan 45 sebesar 4 persen. Untuk asal fakultas mayoritas terbanyak dari Fakultas MIPA yaitu sebesar 20 persen. Hal ini dikarenakan Fakultas MIPA memiliki jumlah mahasiswa yang lebih banyak dibandingkan Fakultas lain. dan

36 23 sisanya 13 persen dari Fakultas Pertanian, 12 persen dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, 7 persen dari Fakultas Peternakan, 5 persen dari Fakultas Ekonomi dan Manajemen, 12 persen Fakultas Kehutanan, 11 persen Fakultas kedokteran Hewan, 5 persen Fakultas Teknologi Pertanian, dan 12 persen dari Fakultas Ekologi Manusia. Tabel 1. Karakteristik Mahasiswa Strata 1 IPB Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Karakteristik Sampel Mahasiswa S1 IPB Persentase (%) Total 100 Usia tahun tahun Total 100 Jumlah Anggota Keluarga 3-5 orang > 5 orang Total 100 Sumber Dana Orang Tua / Wali Orang Tua dan Beasiswa Orang Tua dan Bekerja Orang Tua, Beasiswa dan Bekerja Total 100 Fakultas Fakultas Pertanian Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Fakultas Peternakan Fakultas MIPA Fakultas Ekonomi dan Manajemen Fakultas Kehutanan Fakultas Kedokteran Hewan Fakultas Teknologi Pertanian Fakultas Ekologi Manusia Total 100 Angkatan 41 (Tingkat 6) 42 (Tingkat 5) 43 (Tingkat 4) 44 (Tingkat 3) 45 (Tingkat 2) Total 100 Sumber: Data Sekunder (2010)

37 24 Sebagian besar mahasiswa dalam penelitian berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 71 persen dan sisanya sebanyak 29 persen berjenis kelamin laki-laki. Berdasarkan data yang telah diperoleh dari pihak institusi kampus memperlihatkan bahwa dari seluruh jumlah mahasiswa IPB yang masih aktif, jumlah perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki (58,27%). Hal ini merupakan salah satu penyebab mengapa lebih banyak perempuan dari pada laki-laki. Karakteristik mahasiswa berdasarkan usia di dominasi oleh usia mahasiswa tahun, yaitu sebanyak 55 persen dan sisanya berusia tahun yaitu sebanyak 45 persen. Dilihat dari status konsumen yang masih seorang mahasiswa, maka secara umum biaya hidup mereka masih di tanggung oleh orang lain. Mayoritas mahasiswa, yaitu sebesar 70 persen masih dibiayai oleh orang tua/wali sedangkan yang di biayai oleh orang tua dan beasiswa sebanyak 18 persen. Selain itu, sebanyak 4 persen mahasiswa menyatakan bahwa memperoleh sumber dana dari orang tua dan juga dari hasil pekerjaan mereka sendiri, kemudian sebanyak 8 persen memperoleh sumber dana dari orang tua, beasiswa dan hasil pekerjaannya. Mahasiswa pada penelitian kali ini sebagian besar berasal dari keluarga yang jumlah anggotanya mayoritas antara 3-5 orang, yaitu berjumlah 69 persen dan sisanya adalah konsumen yang jumlah anggota keluarganya lebih dari 5 orang sebesar 31 persen Proses Keputusan Pembelian Laptop Keputusan konsumen dalam pembelian laptop melibatkan proses keputusan pembelian. Proses keputusan pembelian terjadi melalui beberapa tahapan yang dialami konsumen diantaranya: pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan evaluasi pasca pembelian. Berdasarkan hasil penelitian proses keputusan pembelian laptop dapat dilihat pada tahapan-tahapan tersebut.

38 Pengenalan Masalah Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan dikenali ketika adanya ketidaksesuaian antara keadaan aktual dan keadaan yang diinginkan oleh konsumen dan untuk itu konsumen akan berusaha memenuhi kebutuhan tersebut dengan mencari produk yang dapat mengatasi masalah yang mereka rasakan. Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengenalan kebutuhan diperoleh data tentang adanya motivasi atau alasan pembelian laptop, manfaat yang dicari dari pembelian tersebut, dan tingkat keterlibatan konsumenn terhadap pembelian laptop. Motivasi merupakan dorongan terbesar yang dirasakan konsumenn pada saat mengenali kebutuhan akan produk. Motivasi konsumenn membeli produk terjadi karena adanya beberapa pengaruh, diantaranya: Untuk mempermudah dokumentasi data, harga terjangkau, perwujudan gaya hidup, dan komunikasii internet. Lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 4 yaitu gambaran tentang alasan pembelian laptop oleh mahasiswa berdasarkan gender. Gambar 4. Grafik motivasi pembelian laptop oleh mahasiswa berdasarkan gender

39 26 dapat dilihat bahwa baik laki-laki maupun perempuan motivasi atau alasan utama mahasiswa dalam membeli mempermudah dokumentasi data (tugas kuliah). dengan persentase yang paling signifikan, yaitu sebesar 89,66% bagi laki-laki dan 98,59% bagi perempuan. Saat ini sebagian besar tugas kuliah memerlukan bantuan komputer, tak heran jika kini komputer menjadi salah satu kebutuhan yang penting untuk dipenuhi bagi laki- laki. Harga yang tidak terpaut jauh dengan banyak kelebihan utama untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Salah laptop adalah mudah dibawa kemana saja kita mahasiswa dapat mengerjakan tugasnya dimana saja dan kapan saja. Hal tersebut tentu saja sangat mempermudah mahasiswa dalam mengerjakan tugas kuliah. Motivasi yang berada di urutan kedua yang mendorong laki- laki untuk melakukan pembelian laptop yaitu perwujudan gaya hidup dengan persentase sebesar 6,90%, sedangkan komunikasi internet merupakan motivasi yang berada di urutan kedua dengan persentase 1,41% bagi Berdasarkan data sekunder yang ditunjukkan oleh Gambar 4, mendorong laki-laki untuk melakukan pembelian laptop yaitu harga yang terjangkau dengan persentase sebesar 6,90%. laptopp perempuan. Dan di urutan ketiga adalah untuk Hal ini terlihat dibandingkan desktop komputer menjadikan laptop sebagai pilihan satu kelebihan pergi, sehingga motivasi yang Gambar 5. Grafik manfaat utama pembelian yang dicari mahasiswa berdasarkan gender

40 27 Setiap orang dalam membeli suatu produk tentu saja mencari suatu manfaat dari produk tersebut. Manfaat utama yang dicari mahasiswa yang ditunjukkan oleh Gambar 5 baik laki-laki maupun perempuan adalah laptop sebagai komputer portable dengan persentase masing-masing 96,55% bagi laki-laki dan 98,59% bagi perempuan. Banyaknya kegiatan mahasiswa di luar kuliah seperti kegiatan organisasi, wirausaha, kegiatan lomba, dan kegiatan lainnya menuntut mahasiswa untuk bersifat mobile (berpindah -pindah dari satu tempat ke tempat lainnya dalam waktu relatif singkat). Tak jarang dari berbagai kegiatan tersebut, dibutuhkan komputer sebagai alat bantu, seperti untuk menyusun proposal kegiatan organisasi, mencatat laporan keuangan kegiatan usaha, menyusun makalah dan menyiapkan bahan presentasi lomba dan lain sebagainya. Sifat laptop yang portable (mudah dibawa kemana saja) tentu saja menjadi solusi terbaik untuk membantu mahasiswa mengerjakan tugas-tugas tersebut dan juga tugas kuliahnya, dengan adanya laptop ruang dan waktu sudah tidak menjadi hambatan untuk menyelesaikan semua tugas tersebut. Manfaat lain yang dicari mahasiswa, ditunjukkan oleh Gambar 5. Baik laki-laki maupun perempuan, laptop sebagai bagian dari gaya hidup dengan persentase masing-masing 3,45% bagi laki-laki dan 1,41% bagi perempuan. Laptop kini tidak hanya memiliki manfaat fungsional saja tetapi juga pemenuhan trend gaya hidup masa kini. Mahasiswa menggunakan laptop bukan saja karena kepraktisan dan fungsi dari laptop itu sendiri tetapi juga untuk memperoleh prestige tersendiri agar tidak tertinggal oleh mahasiswa lain yang telah memiliki laptop.melihat penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa lebih mengutamakan manfaat fungsional (utilitarian) laptop yaitu sebagai komputer portable dibandingkan sebagai bagian dari gaya hidup semata ataupun simbol kelas sosial.

41 28 Gambar 6. Grafik tingkat keterlibatan mahasiswa berdasarkan gender Dampak yang dirasakan mahasiswa apabila a tidak membeli laptop atau tingkat keterlibatan mahasiswa dalam pengenalan kebutuhan diperlihatkan oleh Gambar 6. Sebagian besar dari mahasiswa menyatakan bahwa mereka merasa ada yang kurang jika tidak menggunakan laptop (51,72%), sedangkan sisanya 48,28% menyatakan biasa saja jika tidak menggunakan laptop. Hal ini berbanding terbalik dengan perempuan, sebagian besar dari perempuan menyatakan biasa saja jika tidak menggunakan laptop (53,52%) dan sisanya 46,48% menyatakan bahwa mereka merasa ada yang kurang jika tidak menggunakan laptop. Hal ini menunjukkan bahwa bahwa tingkat keterlibatan mahasiswa terhadap produk laptop lebih tinggi dibandingkan perempuan. Salah satu penyebabnya adalah karena mahasiswa lebih sering menghabiskan waktu senggang mereka dengan aktivitas yang berkaitan dengan laptop seperti bermain games, belajar desain grafis, internetan, nonton film dan lain sebagainya dibandingkan perempuan Pencarian Informasi Setelah pengenalan masalah langkah berikutnya adalah pencariann informasi. Berdasarkan data sekunder, pencarian informasi diperoleh data tentang: sumber informasi mahasiswa terhadap pembelian laptop, fokus perhatian mahasiswa terhadap informasi

42 29 laptop, hal yang paling menarik dari iklan laptop, dan pengaruh iklan laptop terhadap mahasiswa. Gambar 7. Grafik sumber informasi yang paling berpengaruh dalam pembelian laptop untuk mahasiswa berdasarkan gender Berdasarkan data sekunder yang ditunjukkan oleh Gambar 7, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan mengenai sumber informasi yang berpengaruh antaraa mahasiswa dan perempuan. Teman merupakan sumber informasi yang paling berpengaruh bagi laki-laki yaitu dengan persentase 44,83%, sedangkann keluarga merupakan sumber informasi yang paling berpengaruh bagi perempuan dengan persentase 43,66%. Hal ini disebabkan karena laki-laki cenderung lebih mempercayai temannya dalam hal informasi mengenai laptop, karena mahasiswa biasanya lebih sering berdiskusi mengenai laptop dengan temannya dibandingkan dengan keluarga. Sedangkan perempuan justru sebaliknya mereka lebih mempercayai keluarga sebagai sumber informasii mengenai laptop karena biasanya mereka sangat terpengaruh dengan masukan dari keluarganya. Keluarga yang dimaksudkan dalam hal ini selain bapak, ibu dan saudara kandung juga paman, bibi, saudara sepupu dan kerabat lainnya. Internet menjadi sumber informasi yang berada di urutan kedua bagi laki-laki dengan persentase 24,14%, sedangkan teman

43 30 menjadi sumber informasi yang berada di urutan kedua bagi perempuan dengan persentase 29,58%. Mahasiswa cenderung mencari informasii sendiri melalui internet ketika merasa tidak memperoleh informasii yang cukup dari orang lain yang adaa di sekitarnya. Sedangkan perempuan menjadikan teman sebagai sumber informasi yang berpengaruh kedua setelah keluarga karena mereka menganggap teman sebagai sumber informasi yang dapat dipercaya setelah keluarga. Keluarga menjadi sumber informasi yang berada di urutan ketiga bagi laki-laki dengan persentase 20,69%, Sedangkan sales menjadi sumber informasi yang berada di urutan ketiga bagi perempuan dengan persentase 15,49%. Sama halnya dengan perempuan, mahasiswa pun dipengaruhi oleh masukan dari keluarga mereka. Sedangkan perempuan menjadikan sales sebagai sumber informasii yang cukup berpengaruh karena mereka menganggap sales memiliki pengetahuan yang cukup banyak mengenai produk laptop. Selain sumber informasi yang telah disebutkan sebelumnya, ada sumber informasi lain seperti majalah dan televisi yang juga berpengaruh bagi laki-laki dalam pembelian laptop. Gambar 8. Grafik fokus perhatian mahasiswa terhadap informasi laptop berdasarkan gender

44 31 Ada banyak faktor yang menjadi fokus perhatian mahasiswa terhadap informasi pembelian laptop, diantara faktor-faktor tersebut adalah atribut produk seperti harga laptop, merek laptop, ukuran laptop, tipe laptop, dan fitur laptop. Fitur merupakan fokus perhatian utama terhadap informasi laptop bagi laki-laki maupun perempuan, hal ini ditunjukkan dengan persentase masing-masing 72,41% bagi laki-laki dan 42,25% bagi perempuan. Semakin lengkap fitur yang ditawarkan oleh sebuah laptop, semakin menarik mahasiswa untuk membeli laptop tersebut. Data spesifikasi laptop biasanya memuat beberapa informasi, antara lain jenis processor, jenis dan ukuran layar, kapasitas memori terpasang dan kapasitas memori maksimal yang bisa digunakan, jenis dan kapasitas harddisk, jenis dan jumlah port yang tersedia, jenis daya tahan baterai, fitur tambahan (misal webcam, Wi- Fi, bluetooth, dan card-reader), jenis optical drive serta system operasi yang digunakan. Selanjutnya, harga menjadi fokus perhatian kedua setelah fitur bagi laki-laki maupun perempuan, hal ini ditunjukkan dengan persentase masing-masing 20,69% bagi laki-laki dan 36,62% bagi perempuan. Harga yang terjangkau dengan fitur yang lengkap adalah produk laptop yang banyak dicari oleh kalangan mahasiswa. Hal ini dapat dimaklumi mengingat sebagian besar mahasiswa belum memiliki penghasilan sendiri. Walaupun nilainya tidak signifikan, merek, tipe dan ukuran laptop menjadi fokus perhatian informasi laptop lainnya bagi mahasiswa.

45 32 Gambar 9. Grafik hal yang paling menarik dari iklan laptop berdasarkan gender Seperti yang dapat dilihat pada Gambar 9, isi pesan merupakan hal yang menarik dari iklan bagi laki-laki maupun perempuan masing- ini adalah masing 79,31% dan 69,01%. Mengingat objek penelitian mahasiswa yang bisa dikatakan kaum dengan intelektual cukup tinggi, maka isi pesan dalam iklan merupakan hal yang sangat diperhatikan dibandingkan tokoh atau model yang menyampaikann iklan tersebut. Tokoh atau model iklan umumnya memiliki daya tarik yang cukup besar untuk mendorong konsumen tertarik melihat iklan yang ditayangkan. Namun untuk produk laptop ini, mahasiswa tidak mementingkan hal tersebut. Cara penyampaian pesan berada di urutan kedua setelah isi pesan baik bagi laki-laki maupun perempuan, masing-masing 20,69% dan 28,17%. Hal ini dikarenakan penyampaian pesan yang baik akan dapat menginformasikan isi pesan dengan baik pula, sehingga iklan tersebut dapat dipahami oleh konsumennya dengan baik.

46 33 Gambar 10. Grafik pengaruh iklan laptop terhadap mahasiswa berdasarkan gender Sebagian besar mahasiswa baik laki-laki maupun perempuan menyatakan tidak terpengaruh dengan iklan laptop dengan persentase masing-masing 72,41% dan 69,01%. Sedangkan sisanya sebesar 27,59% laki-laki dan 30,99% perempuan menyatakan terpengaruh dengan iklan sehingga melakukan pembelian laptop. Hal ini mengindikasikan bahwa iklan yang ditampilkan oleh produk laptop kurang efektif dalam menginformasikan produknya Evaluasi Alternatif Evaluasi alternatif terdiri dari dua tahap, yaitu menetapkan tujuan pembelian dan menilai serta mengadakan seleksi terhadap alternatif pembelian berdasarkan tujuan pembeliannya. Evaluasi alternatif dilakukan oleh konsumen jika mereka telah memiliki informasii yang cukup tentang hal-hal yang berhubungan dengan produk yang akan dibelinya. Berdasarkan data sekunder diperoleh tentang evaluasi alternatif yaitu mengenai pertimbangan awal pemilihan laptop dan indikator kualitas laptop.

47 34 Gambar 11. Grafik pertimbangan awal pemilihan laptop berdasarkan gender Dasar pertimbangan awal dalam pemilihan laptop meliputi atribut harga, merek, fitur, bentuk, warna, dan tipe laptop. Seperti yang dapat dilihat pada Gambar 11, fitur menjadi pertimbangan awal utama laki-laki dalam pemilihan laptop dengan persentase 62,07% dan harga menjadi pertimbangan awal kedua dengan persentase 31,03%. Sebaliknya harga menjadi pertimbangan awal utama bagi perempuan dengan persentase 47,89% dan fitur menjadi pertimbangan awal kedua dengan persentase 29,58%. Hal tersebut menunjukkan bahwa laki-laki lebih mengutamakan fitur dibandingkan harga, karena mereka cenderung mengutamakan aspek fungsional dari laptop tersebut. Sebaliknya perempuan lebih mementingkan harga dibandingkan fitur, karena mereka terbiasa dengan keputusan pembelian barang-barang sehari-hari dimana harga menjadi pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan pembelian. Selain fitur dan harga laptop, yang menjadi pertimbangan awal lainnya bagi mahasiswa dalam pemilihan laptop adalah merek, bentuk, warna, dan tipe laptop. Akan tetapi atribut merek, bentuk, warna, dan tipe laptop memiliki nilai yang kurang signifikan terhadap pertimbangan awal sehingga tidak dibahas lebih lanjut.

48 35 Gambar 12. Grafik indikator kualitas laptop berdasarkan gender Setiap konsumen tentu saja menginginkann produk yang berkualitas baik. Kualitas atau mutu adalah karakteristik dari suatu produk atau jasa yang ditentukan oleh pemakai atau customer dan diperoleh melalui pengukuran proses serta melalui perbaikan yang berkelanjutan. Indikator kualitas laptop dalam Gambar 12 dapat dibagi menjadi empat, yaitu harga, merek, fitur dan type laptop. Sebagian besar mahasiswa baik laki-laki maupun perempuan mempersepsikan fitur sebagai indikator kualitas laptop dengan persentasee masing-masing sebesar 62,07% dan 56,34%. Ada banyak laptop baru yang muncul di pasaran dengan menawarkan beragam fitur terbaru dan menarik setiap tahunnya. Hal ini tentu saja membuat konsumenn menjadi memiliki banyak pilihan dalam melakukan keputusan pembelian laptop. Oleh karena itu, produsen laptop harus terus berinovasi dalam mengembangkan produknya terutama dalam hal fitur, sehingga produsen laptop dapat terus bertahan di tengah persaingan pasar yang semakin ketat. Merek menjadi indikator kedua yang dipersepsikan mahasiswa baik mahasiswa maupun perempuan dengan persentase masingcenderung lebih masing 20,69% dan 35,21%. Umumnya mahasiswa memepercayai jaminan suatu kualitas produk laptop baik, apabila

49 36 merek tersebut terkenal dan digunakan oleh banyak orang. Selanjutnya di urutan ketiga dan keempat mahasiswa baik laki-laki maupun perempuan mempersepsikan harga dan tipe laptop sebagai indikator kualitas dari sebuah laptop. Harga yang mahal biasanya berbanding lurus dengan kualitas yang dijanjikan, karena harga yang mahal biasanya memiliki berbagai macam keunggulan produk dibandingkan dengan produk yang harganya murah Keputusan Pembelian Proses selanjutnya dalam tahapan ini adalah proses keputusan pembelian. Keputusan pembelian merupakan proses yang nyata setelah tahap-tahap sebelumnya dilakukan, apakah konsumen mengambil keputusan membeli atau tidak. Konsumenn akan menyusun daftar peringkat pilihan dari berbagai merek yang disukai pada tahap ini. Ada pula faktor-faktor lain yang mempengaruhi keputusan pembelian ini. Berdasarkan data diperoleh bahwa proses pembelian terdiri dari: alasan mahasiswa memilih merek laptop, tempat pembelian laptop, pertimbangan mahasiswa dalam memilih tempat pembelian laptop, cara memutuskan pembelian laptop, merek laptop favorit, dan besarnya pengeluaran yang dikeluarkan untuk pembelian laptop. Gambar 13. Grafik alasan mahasiswa memilih merek berdasarkan gender laptop

50 37 Sama halnya dengan pertimbangan awal dalam pembelian laptop, fitur menjadi alasan utama laki-laki dalam pemilihan laptop dengan persentase 55,17% dan harga menjadi alasan kedua dalam pemilihan laptop dengan persentase 24,14%. Sebaliknya harga menjadi alasan utama dalam pemilihan laptop utama bagi perempuan dengan persentase 43,66% dan fitur menjadi alasan kedua dalam pemilihan laptop dengan persentase 25,35%. Hal ini menunjukkan kekonsistenan sikap baik laki-laki maupun perempuan dalam memutuskan pilihan laptop. Fitur yang lengkap tentu saja memberikan kepuasan tersendiri bagi laki-laki. Sedangkan harga yang terjangkau membuat perempuan merasa senang dalam melakukan pembelian laptop. Hal ini dikarenakan perbedaan kebutuhan yang mendasar dari keduanya. Laki-laki cenderung mengoptimalkan fungsi laptop itu sendiri yaitu digunakan untuk membantu menyelesaikan berbagai pekerjaan yang memerlukan bantuan komputer seperti mengetik, desain grafis, editing video, desain web, dan pekerjaan lain yang memerlukan bantuan komputer, sehingga memerlukan laptop dengan fitur yang lengkap. Sedangkan perempuan biasanya menggunakan laptop hanya sebatas untuk keperluan mengerjakan tugas (mengetik) dan hiburan semata seperti main games dan nonton dvd, sehingga tidak terlalu memperhatikan fitur dari laptop yang dibeli, tetapi lebih memperhatikan harga sebagai alasan utama pemilihan laptop. Merek terkenal berada di urutan ketiga baik bagi laki-laki maupun perempuan dalam hal alasan pemilihan laptop, dengan persentase masing-masing 17,24% dan 14,08%. Mahasiswa berharap dengan membeli laptop yang mereknya sudah terkenal kualitas atau mutu dari produk yang dibeli lebih terjamin dibandingkan dengan merek yang belum terkenal. Penggunaan yang praktis, produk mudah diperoleh dan menyenangi iklannya merupakan alasan lain dari pembelian laptop. Namun nilainya tidak signifikan sehingga tidak dilakukan pembahasan lebih lanjut.

51 38 Gambar 14. Grafik tempat pembelian laptop berdasar gender Sebagian besar mahasiswa baik laki-laki maupun perempuan, lebih memilih dealer penjualan sebagai tempat pembelian laptop yaitu dengan persentase masing-masing 58,62% dan 64,79%. Sisanya sebesar 41,38% mahasiswa dan 35,21% perempuan memilih dealer resmi sebagai tempat pembelian laptop. Hal ini dikarenakan dealer penjualann memiliki beberapa kelebihan yang ditawarkan kepada konsumenn seperti memiliki banyak pilihan merek laptop, harga yang kompetitif, dan lokasinya mudah dijumpai. Di sekitar kampus biasanya terdapat beberapa dealer penjualan sehingga memudahkan mahasiswa dalam melakukan pembelian laptop. Selain itu dealer penjualann yang terletak di sekitar kampus, biasanya ikut serta dalam bazar yang diadakan oleh mahasiswa. Hal ini tentu saja menambah minat mahasiswa untuk melakukan pembelian laptop di dealer penjualan. Sedangkan dealer resmi menjadi pilihan kedua karena pada dealer resmi konsumen mendapatkan jaminan mutu dan keaslian produk, serta garansi produk yang terjamin.

52 39 Gambar 15. Grafik pertimbangan mahasiswa dalam memilih tempat pembelian laptop berdasarkan gender Pertimbangan mahasiswa baik laki-laki maupun perempuan dalam memilih tempat pembelian laptop dengan persentase terbesar adalah pada tempat yang kualitasnya terjamin yaitu dengan persentase masing-masing sebesar 41,38% dan 59,15%. Pada umumnya, mahasiswa mengutamakan kualitas karena kualitas yang terjamin memberikan harapan produk laptop yang dibeli akan dapat bertahan lebih lama. Selanjutnya tempat yang menawarkann harga murah menjadi bahan pertimbangan kedua bagi mahasiswa baik laki-laki maupun perempuan dalam memilih tempat pembelian dengan persentasee masing-masing 24,14% dan 14,08%. Hal ini karena sumber dana yang digunakan mahasiswa untuk pembelian laptop sebagian besar masih berasal dari orang tua, sehingga harga menjadi salah satu pertimbangan yang penting bagi mahasiswa. Lokasi yang dekat tempat tinggal berada di urutan ketiga dengan persentase masing-masing 20,69% dan 14,08%. Mahasiswa cenderung memilih tempat pembelian yang dekat dengan tempat tinggal karena akan lebih menghemat biaya transportasi dan juga mempermudah dalam hal proses perbaikan jika terjadi kerusakan

53 40 laptop. Pada urutan keempat ditempati oleh tempat dengan pelayanan yang memuaskan dengan persentase masing-masing 10,34% dan 9,86%. Sedangkan di urutan kelima atau urutan terakhir ditempati oleh tempat dengan menawarkan produk yang bergaransi dengan persentasee masing-masing 3,45% dan 2,82%. Gambar 16. Grafik cara memutuskan pembelian laptop oleh mahasiswa berdasarkan gender Dilihat dari segi perencanaan, pembelian konsumen bisa dikategorikan ke dalam pembelian terencana (planned purchasing) dan pembelian tak terencana (unplanned purchasing). Pembelian terencanaa adalah perilaku pembelian dimana keputusan tentang item yang akan dibeli telah diambil sebelum konsumen masuk ke dalam tempat penjualan. Sedangkan pembelian tak terencanaa adalah perilaku pembelian dimana konsumen tidak mempertimbangkan untuk membeli, atau mempertimbangkan untuk membeli tapi belum memutuskan produk apa yang akan dibeli. Sebagian besar dari mahasiswa baik laki-laki maupun perempuan melakukan pembelian secara terencanaa yaitu dengan persentasee masing-masing 86,21% dan 83,10%. Hal ini dikarenakan mereka akan membeli suatu produk yang harganya relatif mahal dan memiliki resiko cukup tinggi, sehingga memerlukan perencanaan yang

54 41 baik. Sedangkan pembelian tak terencana, pada penelitian ini terdapat dua yaitu pertama, pembelian laptop tergantung situasi dengan persentasee masing-masing 10,34% bagi laki-laki dan 15,49% bagi perempuan. Hal ini terjadi karena mahasiswa belum menentukan pilihan terhadap merek laptop apa yang akan dibeli. Kedua, pembelian laptop secara mendadak dengan persentase masing-masing laki-laki dan 1,41% bagi sebesar 3,45% bagi perempuan. Gambar 17. Grafik merek laptop favorit yang dibeli oleh mahasiswa berdasarkan gender Berdasarkan Gambar 17 dapat dilihat bahwa 44,83% laki-laki dan 43,66% perempuan memilih merek Acer sebagai merek laptop favorit yang dibeli. Hal ini dikarenakan laptop Acer memiliki kisaran harga yang terjangkau bagi laki-laki dengan fitur yang cukup lengkap. Tak heran Acer pada tahun 2009 menjadi salah satu pemilik pangsa pasar laptop terbesar di Indonesia. Acer membukukan pertumbuhan pasar 30,5% dari periode yang sama tahun 2008 lalu, sehingga pada tahun 2009 pangsa pasar laptop Acer Group Indonesia meningkat menjadi sebesar 43,2%. Toshiba menjadi merek laptop terfavorit kedua yang dibeli mahasiswa dengan persentase masing-masing 20,69% bagi laki-laki

55 42 dan 16,90% bagi perempuan. Hal ini dikarenakan laptop Toshiba terkenal sebagai laptop yang awet sehingga banyak mahasiswa yang memilih merek Toshiba sebagai merek laptop favoritnya. Berikutnya di urutan merek laptop terfavorit ketiga ada HP ( Hewlett-Packard) dengan persentase masing-masing 10,34% bagi laki-laki HP unggul tipis dibandingkan laptopp merek Compaq dan 5,63% bagi perempuan. yang menempati posisi keempat laptop terfavorit bagi laki-laki dengan persentasee masing-masing 10,34% bagi laki-laki dan 4,23% bagi perempuan. Merek laptop lainnya yang juga menjadi favorit selain merek yang telah disebutkan adalah Dell, Axioo, Sony, Zyrex, Advan, Lenovo, NEC, Asus, dan Ben-Q. Hampir semua merek-merek laptop yang dipilih oleh konsumen pada Gambar 17 tersebut merupakan merek yang dikenal baik di pasaran. Oleh karenanya dapat disimpulkan bahwa merek menjadi salah satu pertimbangan mahasiswa pada saat melakukan pembelian laptop. Gambar 18. Grafik besarnya pengeluaran yang dilakukan untuk pembelian laptop oleh mahasiswa Sebagian besar kisaran harga laptop yang dipilih mahasiswa baik laki-laki maupun perempuan adalah Rp ,00 Rp ,00 yaitu dengan persentase masing-masing 79,31% bagi laki-laki dan 88,73% bagi perempuan. Hal ini terjadi karena sebagian besar mahasiswa belum memiliki penghasilan sendiri sehingga

56 43 mereka membeli laptop dengan kisaran harga yang relatif murah. Sedangkan di urutan kedua mahasiswa memilih laptopp dengan kisaran harga kurang dari Rp ,00 dengan persentasee masing-masing 10,34% bagi laki-laki dan 8,45% bagi perempuan. Laptop dengan harga di kisaran ini umumnya adalah laptop second hand (bekas), karena harganya lebih murah dan terjangkau oleh mahasiswa. Selanjutnya, sebanyak 10,34% laki-laki dan 2,82% perempuan mengeluarkan dana lebih dari Rp ,00 untuk membeli laptop. Untuk dana sebesar ini, laptop yang dibeli oleh mahasiswa adalah laptop dengan merek terkenal dan memiliki spesifikasi lebih baik daripada laptop dengan kisaran harga di bawahnya Evaluasi Pasca Pembelian Evaluasi pasca pembelian merupakan tahapan terakhir dalam proses keputusan pembelian. Tahapan ini disebut hasil atau evaluasi setelah pembelian, dimana konsumen merasakan puas atau tidaknya setelah menggunakan produk laptop. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh tahapan hasil atau evaluasi setelah pembelian terdiri dari: sikap mahasiswa pasca pembelian laptop, sikap loyalitas mahasiswa ketika merek laptop yang diinginkan tidak tersedia dan sikap loyalitas mahasiswa ketika laptop favorit mengalami kenaikan harga. Gambar 19. Grafik sikap mahasiswa pascapembelian berdasarkan gender laptop

57 44 Sebagian besar mahasiswa baik laki-laki maupun perempuan merasa puas terhadap produk laptop yang dibelinya yaitu dengan persentasee masing-masing 68,97% dan 54,93%. Hal ini memiliki arti bahwa laptop yang mereka beli sesuai dengan harapan mereka. Selanjutnya di urutan kedua mahasiswa merasa biasa saja dengan persentasee 17,24% bagi laki-laki dan 42,25% bagi perempuan. Terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara laki-laki dengan perempuan, hal ini dikarenakan perempuan kurang mengoptimalkan fungsi laptop yang dimilikinya sehingga merasa biasa saja. Sisanya sebanyak 13,79% laki-laki dan 2,82% perempuan merasa tidak puas dengan laptop yang dibelinya. Hal ini menunjukkann bahwa harapan mahasiswa terhadap laptop yang dibeli tidak terpenuhi atau kinerja produk lebih rendah dari harapan. Sebagian besar mahasiswa menyatakann sikap puas pascapembelian laptop. Kepuasan konsumen dapat menimbulkan loyalitas terhadap produk dan merek. Hal ini diketahui dari tindakan konsumenn ketika menghadapi masalah ketersediaan laptop yang diinginkan tidak ada (Gambar 20) dan harga laptop favorit mengalami kenaikan (Gambar 21). Gambar 20. Grafik sikap loyalitas mahasiswa ketika merek laptop yang diinginkan tidak tersedia berdasarkan gender

58 45 Sebagian besar mahasiswa memiliki loyalitas yang tinggi terhadap merek, hal ini terlihat pada Gambar 20 dimana sebanyak 62,07% aki-laki dan 57,75% perempuan akan mencari ke tempat lain jika merek laptop yang diinginkan tidak tersedia. Selain itu sebanyak 6,90% aki-laki dan 7,04% perempuan lebih memilih tidak jadi membeli jika merek laptop yang diinginkan tidak tersedia. Hal ini disebabkan mahasiswa merasa puas dengan merek laptop yang dibelinya sehingga mereka hanya ingin membeli laptop dengan merek tersebut. Sedangkan sebanyak 31,03% mahasiswa dan 35,21% perempuan memilih membeli merek lain jika merek yang diinginkan tidak tersedia. Salah satu alasannya adalah dikarenakan kebutuhan yang mendesak akan laptop, sehingga mereka memutuskan untuk membeli merek lain. Gambar 21. Grafik sikap loyalitas mahasiswa ketika laptop favorit mengalami kenaikan harga berdasarkan gender Sebagian besar laki-laki yaitu sebesar 48,28% memilih untuk tetap membeli laptop favoritnya meskipun mengalami kenaikan harga, sedangkann sebanyak 61,97% perempuan lebih memilih untuk mencari laptop yang lebih murah ketika laptop favoritnya mengalami kenaikan harga. Seperti diketahui sebelumnya, pada tahapan evaluasi alternatif yang menjadi pertimbangan utama laki-laki melakukan pembelian laptop adalah fitur sehingga kenaikan harga tidak terlalu berpengaruh

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perkembangan teknologi saat ini semakin pesat. Setiap tahun banyak produk-produk inovasi terbaru yang muncul di pasaran, tak terkecuali laptop. Laptop

Lebih terperinci

ABSTRAK Rizki Amaliah. H Muhammad Syamsun R. Dikky Indrawan

ABSTRAK Rizki Amaliah. H Muhammad Syamsun R. Dikky Indrawan ABSTRAK Rizki Amaliah. H24062558. Analisis Perilaku Konsumen dalam Proses Keputusan Pembelian Laptop (Studi Kasus Mahasiswa Strata 1 Institut Pertanian Bogor). Di bawah bimbingan Muhammad Syamsun dan R.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Penelitian Lokasi penelitian adalah kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) yang terletak di Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Terdapat Sembilan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dimulai dari pemikiran tentang peremajaan es krim Wall s Magnum, merubah konsep menjadi blow me away dengan pengalaman yang kompleks dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen Menurut Kotler dan Keller (2009:213) Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen. Menurut Setiadi (2008:415) berpendapat bahwa pengambilan keputusan

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen. Menurut Setiadi (2008:415) berpendapat bahwa pengambilan keputusan BAB II LANDASAN TEORI A. Uraian Teori 1. Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen Menurut Setiadi (2008:415) berpendapat bahwa pengambilan keputusan konsumen, adalah proses pengintergasian yang mengkombinasikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Perilaku Konsumen dan Proses Keputusan Pembelian

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Perilaku Konsumen dan Proses Keputusan Pembelian 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran Menurut Kotler (1999:4), pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dengan mana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang dibutuhkan dan inginkan melalui penciptaan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Memahami keinginan konsumen dan mempelajari perilaku konsumen sangat penting untuk diperhatikan oleh perusahaan untuk mengetahui bagaimana perilaku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Banyak ahli yang telah memberikan definisi atas pemasaran. Pemasaran yang diberikan sering berbeda antara ahliyang satu dengan ahli yang lain. Perbedaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet.

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi telah menyebabkan perubahan sosial yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet. Ditengah perkembangan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen

BAB II URAIAN TEORITIS. Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen Terhadap Pembelian Produk Aqua (Studi pada Masyarakat Desa Slimbung Kecamatan Ngadiluwih

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Konsumen Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menyatakan bahwa konsumen adalah setiap orang pemakai barang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Banyak cara yang dilakukan perusahaan untuk dapat mencapai tujuan organisasinya. Salah satunya adalah merancang strategi pemasaran yang efektif. Pemasaran merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK PRIBADI DAN EVALUASI KONSUMEN TERHADAP PRODUK HANDPHONE MEREK BLACKBERRY

ANALISIS KARAKTERISTIK PRIBADI DAN EVALUASI KONSUMEN TERHADAP PRODUK HANDPHONE MEREK BLACKBERRY ANALISIS KARAKTERISTIK PRIBADI DAN EVALUASI KONSUMEN TERHADAP PRODUK HANDPHONE MEREK BLACKBERRY (Studi Kasus Pada Mahasiswa Kampus Sarolangun Universitas Jambi) DAHMIRI Staf Pengajar Jurusan Manajemen

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN BUKU BERTEMAKAN ISLAM (Studi Kasus Mahasiswa Institut Pertanian Bogor)

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN BUKU BERTEMAKAN ISLAM (Studi Kasus Mahasiswa Institut Pertanian Bogor) ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN BUKU BERTEMAKAN ISLAM (Studi Kasus Mahasiswa Institut Pertanian Bogor) Oleh KUSUMANINGRUM FATIMAH H24101049 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaan akan mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat didalamnya. Cara dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting bagi kelangsungan hidup sebuah perusahaan. Apalagi pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting bagi kelangsungan hidup sebuah perusahaan. Apalagi pemasaran 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di pasar yang serba kompetitif seperti sekarang ini, merek mempunyai peranan penting bagi kelangsungan hidup sebuah perusahaan. Apalagi pemasaran di masa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persepsi yang baru dari seseorang. Inovasi adalah produk atau jasa yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persepsi yang baru dari seseorang. Inovasi adalah produk atau jasa yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Inovasi Produk Menurut Kotler dan Keller (2009) inovasi adalah produk, jasa, ide, dan persepsi yang baru dari seseorang. Inovasi adalah produk atau jasa yang

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu 1. Baros (2007) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh atribut produk terhadap terbentuknya citra merek (Brand Image) di PT. Radio Kidung Indah Selaras

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2002) memberikan definisi

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini menganalisis tentang preferensi konsumen terhadap paket wisata Kusuma Agrowisata. Kerangka pemikiran teoritis disusun berdasarkan penelusuran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam banyak perusahaan

Lebih terperinci

Bab 3. Model Perilaku Konsumen

Bab 3. Model Perilaku Konsumen Bab 3 Model Perilaku Konsumen PERILAKU KONSUMEN Tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Faktor pribadi Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu: a. Usia dan Tahap Siklus Hidup Seseorang membeli barang dan jasa yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses untuk merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan layanan untuk menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesatnya globalisasi yang menjalar ke semua sektor kehidupan. Perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesatnya globalisasi yang menjalar ke semua sektor kehidupan. Perubahan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan dan keinginan konsumen selalu berubah dan berkembang sejalan dengan semakin pesatnya globalisasi yang menjalar ke semua sektor kehidupan. Perubahan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Keputusan pembelian Kotler (2008) mengatakan keputusan pembelian merupakan tahap dari proses keputusan pembeli yaitu ketika konsumen benar-benar membeli produk. Dimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam berinteraksi dengan lingkungannya. dan berinteraksi di dunia. Menurut Assael, gaya hidup adalah A mode of

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam berinteraksi dengan lingkungannya. dan berinteraksi di dunia. Menurut Assael, gaya hidup adalah A mode of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Gaya Hidup Gaya hidup menurut Kotler (2002:192) adalah pola hidup seseorang di dunia yang iekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan

Lebih terperinci

Memulai Bisnis Jual Beli Notebook dan Persewaan Notebook Serta Modem

Memulai Bisnis Jual Beli Notebook dan Persewaan Notebook Serta Modem KARYA ILMIAH Memulai Bisnis Jual Beli Notebook dan Persewaan Notebook Serta Modem Oleh : Nama : Arif Ardianto NIM : 10.11.3967 Kelas : S1-TI 2F SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Cara Pengambilan Contoh 21 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian mengenai perilaku penggunaan internet ini menggunakan desain cross sectional study dengan metode survey. Penelitian ini dilakukan di Institut Pertanian

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENEMPATAN PEGAWAI BERBASIS KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS DINAS PERHUBUNGAN PEMKAB BOGOR)

ANALISIS PENGARUH PENEMPATAN PEGAWAI BERBASIS KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS DINAS PERHUBUNGAN PEMKAB BOGOR) ANALISIS PENGARUH PENEMPATAN PEGAWAI BERBASIS KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS DINAS PERHUBUNGAN PEMKAB BOGOR) Disusun Oleh: Anita Naliebrata H24103041 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin cepat. Hal tersebut memiliki pengaruh pada perilaku konsumen yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin cepat. Hal tersebut memiliki pengaruh pada perilaku konsumen yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi selalu berkembang, dan perkembangannya setiap hari semakin cepat. Hal tersebut memiliki pengaruh pada perilaku konsumen yang menginginkan informasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsumen Konsumen adalah seseorang yang membeli suatu produk/jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Berdasarkan tujuan pembeliannya, Kotler menklasifikasikan konsumen menjadi dua kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pada umumnya para remaja sekarang senang berbelanja tertutama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pada umumnya para remaja sekarang senang berbelanja tertutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada umumnya para remaja sekarang senang berbelanja tertutama pada mahasiswa, semakin berkembangnya social media maka banyak yang membuka usaha di social media contohnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang amat cepat. Perkembangan teknologi informasi pada

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang amat cepat. Perkembangan teknologi informasi pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi pada saat ini telah mengalami perkembangan yang amat cepat. Perkembangan teknologi informasi pada beberapa dasawarsa ini amat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini antar perusahaan bersaing ketat memperebutkan perhatian konsumen

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini antar perusahaan bersaing ketat memperebutkan perhatian konsumen BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah negara yang sedang berkembang, dimana pada saat kondisi sekarang ini antar perusahaan bersaing ketat memperebutkan perhatian konsumen agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan dengan menempatkan konsumen menjadi sasaran

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan dengan menempatkan konsumen menjadi sasaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan dunia akan teknologi saat ini terutama teknologi komunikasi yang semakin dewasa dan modern membuat banyaknya inovasiinovasi di bidang teknologi dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang langsung dalam mendapatkan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang langsung dalam mendapatkan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului

Lebih terperinci

PILIHAN JENIS TELUR YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA PASCA KASUS FLU BURUNG (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor) Oleh : RIKA AMELIA A

PILIHAN JENIS TELUR YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA PASCA KASUS FLU BURUNG (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor) Oleh : RIKA AMELIA A PILIHAN JENIS TELUR YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA PASCA KASUS FLU BURUNG (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor) Oleh : RIKA AMELIA A 14103696 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen, yaitu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen, yaitu II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Perilaku Konsumen Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen, yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu membeli barang dan jasa digunakan

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. yang semakin memanjakan manusia dalam menjalani kegiatan atau aktivitas seharihari.

Bab I. Pendahuluan. yang semakin memanjakan manusia dalam menjalani kegiatan atau aktivitas seharihari. Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Pada zaman modern sekarang ini kemajuan teknologi semakin tidak dapat terbendung. Hampir setiap tahun selalu saja bermunculan teknologi-teknologi baru yang

Lebih terperinci

BAB II TELAAH TEORITIS. Dalam telaah teoritis, dibahas landasan teori dan penelitian terdahulu

BAB II TELAAH TEORITIS. Dalam telaah teoritis, dibahas landasan teori dan penelitian terdahulu BAB II TELAAH TEORITIS Dalam telaah teoritis, dibahas landasan teori dan penelitian terdahulu sebagai acuan dasar teori dan analisis. Dalam bab ini dikemukakan konsepkonsep tentang citra merek, gaya hidup,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsumen dan Perilaku Konsumen Konsumen adalah orang yang melakukan tindakan menghabiskan nilai barang dan jasa setelah mengeluarkan sejumlah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Membeli 1. Pengertian Perilaku Membeli Perilaku adalah semua respon (reaksi, tanggapan, jawaban; balasan) yang dilakukan oleh suatu organisme (Chaplin, 1999). Berdasarkan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Oleh SITI CHOERIAH H

PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Oleh SITI CHOERIAH H PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD Oleh SITI CHOERIAH H24104026 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

PERSEPSI KARYAWAN TENTANG HUBUNGAN RESTRUKTURISASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN. Oleh : DEVIANI PERTIWI H

PERSEPSI KARYAWAN TENTANG HUBUNGAN RESTRUKTURISASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN. Oleh : DEVIANI PERTIWI H PERSEPSI KARYAWAN TENTANG HUBUNGAN RESTRUKTURISASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus PD Pasar Jaya Unit Area 03 Pramuka, Jakarta Timur) Oleh : DEVIANI PERTIWI H24051693 DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENENTU EFEKTIVITAS PADA PT X BOGOR. Oleh RESTY LHARANSIA H

FAKTOR-FAKTOR PENENTU EFEKTIVITAS PADA PT X BOGOR. Oleh RESTY LHARANSIA H FAKTOR-FAKTOR PENENTU EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KOMPETENSI 360 DERAJAT PADA PT X BOGOR Oleh RESTY LHARANSIA H24051549 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUTT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar belakang

1 PENDAHULUAN. Latar belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar belakang Di Indonesia, kopi menjadi komoditas perkebunan yang sangat digemari oleh penduduk. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan konsumsi kopi di Indonesia secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah sikap atau sifat dari individu, kelompok dan organisasi dalam memilih, menilai, dan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya teknologi informasi yang semakin pesat ini, menimbulkan pemikiran baru bagi pelaku bisnis untuk menjalankan bisnisnya agar dapat bersaing dengan pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi berkembang di segala aspek kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi berkembang di segala aspek kehidupan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju ini dampak perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang di segala aspek kehidupan. Perkembangan teknologi semakin canggih

Lebih terperinci

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN DENGAN LOYALITAS PELANGGAN JASA PENGIRIMAN PAKET PADA KANTOR POS KOTA DEPOK. Oleh EMMA RAHMAWATI H

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN DENGAN LOYALITAS PELANGGAN JASA PENGIRIMAN PAKET PADA KANTOR POS KOTA DEPOK. Oleh EMMA RAHMAWATI H HUBUNGAN MUTU PELAYANAN DENGAN LOYALITAS PELANGGAN JASA PENGIRIMAN PAKET PADA KANTOR POS KOTA DEPOK Oleh EMMA RAHMAWATI H24062692 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi ini semakin maju dan meningkat dengan pesat. Sehingga semakin mempermudah pekerjaan setiap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam rangka memperoleh suatu pedoman guna lebih memperdalam

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam rangka memperoleh suatu pedoman guna lebih memperdalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Yang Melandasi Permasalahan Dalam rangka memperoleh suatu pedoman guna lebih memperdalam masalah, maka perlu dikemukakan suatu landasan teori yang bersifat ilmiah. Dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pemasaran Menurut Basu Swastha ( 2008:5 ) Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR SKRIPSI EGRETTA MELISTANTRI DEWI A 14105667 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pasar penjualan handphone berkembang dengan cepat. Banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pasar penjualan handphone berkembang dengan cepat. Banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada zaman modern dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat menyebabkan pasar penjualan handphone berkembang dengan cepat. Banyak produsen handphone

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini sangat luas, dimana salah satunya adalah dalam bidang IT.

BAB I PENDAHULUAN. ini sangat luas, dimana salah satunya adalah dalam bidang IT. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan modern, sehingga tuntutan dari ilmu pengetahuan dan tekhnologi pun ikut serta berkembang guna untuk menjadikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Produk Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi sudah semakin berkembang dewasa ini. Dengan memanfaatkan IPTEK yang semakin maju, manusia mulai membuat inovasi-inovasi baru yang bermanfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang penting dari kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang penting dari kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman modern seperti sekarang ini, sarana komunikasi telah menjadi bagian yang penting dari kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan komunikasi merupakan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Konsumsi dan Konsumen Konsumsi berasal dari bahasa Belanda consumptie. Pengertian konsumsi secara tersirat dikemukakan oleh Holbrook

Lebih terperinci

ANALISIS STRES KERJA KARYAWAN PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR. Oleh ELIS SUSANTI H

ANALISIS STRES KERJA KARYAWAN PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR. Oleh ELIS SUSANTI H ANALISIS STRES KERJA KARYAWAN PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR Oleh ELIS SUSANTI H24104069 s DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 ABSTRAK

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keputusan Pembelian 1. Pengertian Keputusan Pembelian Peningkatan penjualan produk Delfi Hot Cocoa dipengaruhi seberapa banyak pembelian produk yang dilakukan konsumen. Perilaku

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Perilaku Konsumen Pemahaman tentang perilaku konsumen berkaitan dengan segala cara yang dilakukan orang untuk mendapatkan barang konsumsi

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN PADA MEDIA TELEVISI (STUDI KASUS PADA PRODUK TEBS DI KOTA BOGOR) Oleh KURNIA DEWI H

ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN PADA MEDIA TELEVISI (STUDI KASUS PADA PRODUK TEBS DI KOTA BOGOR) Oleh KURNIA DEWI H ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN PADA MEDIA TELEVISI (STUDI KASUS PADA PRODUK TEBS DI KOTA BOGOR) Oleh KURNIA DEWI H24104097 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR KOMUNIKASI PEMASARAN PERUSAHAAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

PENGARUH FAKTOR KOMUNIKASI PEMASARAN PERUSAHAAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PENGARUH FAKTOR KOMUNIKASI PEMASARAN PERUSAHAAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN (Studi Kasus pada Wisatawan Domestik di Taman Safari Indonesia, Cisarua, Bogor) Oleh EKA TAMIA MAHAKAMI H24104056 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi dan pasar bebas membuat kemajuan teknologi berkembang cepat

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi dan pasar bebas membuat kemajuan teknologi berkembang cepat 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dan pasar bebas membuat kemajuan teknologi berkembang cepat khususnya sepeda motor, timbulnya terobosan-terobosan dan inovasi baru secara umum merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR BERDASARKAN PERSEPSI SISWA - SISWI SMU DI BOGOR. Oleh TUBAGUS M EIDRI H

ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR BERDASARKAN PERSEPSI SISWA - SISWI SMU DI BOGOR. Oleh TUBAGUS M EIDRI H ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR BERDASARKAN PERSEPSI SISWA - SISWI SMU DI BOGOR Oleh TUBAGUS M EIDRI H24104125 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Definisi Konsumen Konsumen adalah seseorang yang terlibat secara langsung dalam kegiatan dan penggunaan dari suatu produk dalam rangka memenuhi tujuan penggunaan, kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh pada seluruh aspek kehidupan. Salah satu aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh pada seluruh aspek kehidupan. Salah satu aspek kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peradaban manusia di era globalisasi telah menunjukkan perubahan yang sangat pesat. Globalisasi, berarti proses yang mendunia dan sebuah upaya untuk membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Aktivitas masyarakat saat ini yang semakin tinggi menyebabkan pola konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Aktivitas masyarakat saat ini yang semakin tinggi menyebabkan pola konsumsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas masyarakat saat ini yang semakin tinggi menyebabkan pola konsumsi pangan masyarakat berubah. Perubahan pola atau gaya hidup masyarakat yang sudah semakin

Lebih terperinci

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Perencanaan Citra dan Merek

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Perencanaan Citra dan Merek HAND OUT PERKULIAHAN Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Perencanaan Citra dan Merek Pertemuan : X (Sepuluh) Topik/Pokok Bahasan : Minat Beli Konsumen Pokok-Pokok Perkuliahan : Tahapan Proses

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor industri sepatu di era globalisasi seperti sekarang ini berada dalam persaingan yang semakin ketat. Terlebih lagi sejak tahun 2010 implementasi zona perdagangan

Lebih terperinci

Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku. Mahasiswa Universitas Gunadarma Dalam Membeli Laptop

Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku. Mahasiswa Universitas Gunadarma Dalam Membeli Laptop Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Mahasiswa Universitas Gunadarma Dalam Membeli Laptop Oleh Mexico Widodo (Universitas Gunadarma) Fakultas Ekonomi (Jurusan Manajemen) Pendahuluan Dalam

Lebih terperinci

Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

Proses Pengambilan Keputusan Konsumen MODUL PERKULIAHAN Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Manajemen 14 Abstract Membahas proses dalam pengambilan keputusan pembelian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan pesat dunia ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini tidak terlepas dari kemajuan dalam bidang komputer. Komputer membantu peningkatan ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep utama dalam dunia pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat pemasaran taktis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Perilaku Konsumen 1.2.1 Perilaku Konsumen Menurut Pater dan Olson (2013:6), perilaku konsumen sebagai dinamika interaksi antara pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan posisi dalam persaingan bisnis dengan tujuan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan posisi dalam persaingan bisnis dengan tujuan untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan di dunia usaha semakin ketat dan kompleks. Dengan semakin ketat dan kompleksnya persaingan, maka banyak perusahaan yang berlomba untuk mendapatkan

Lebih terperinci

ANALISA KEEFEKTIFAN PROMOSI TERHADAP JUMLAH PENJUALAN PONSEL MEREK XYZ OLEH PT X (STUDI KASUS MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR)

ANALISA KEEFEKTIFAN PROMOSI TERHADAP JUMLAH PENJUALAN PONSEL MEREK XYZ OLEH PT X (STUDI KASUS MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR) ANALISA KEEFEKTIFAN PROMOSI TERHADAP JUMLAH PENJUALAN PONSEL MEREK XYZ OLEH PT X (STUDI KASUS MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR) Oleh FEZZI UKTOLSEJA H24102038 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian (Hendra :2011)

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian (Hendra :2011) BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Era informasi dan teknologi dewasa ini semakin terasa dampaknya terhadap dinamika dan kehidupan alam modern. Percepatan berkembangnya era ini sangat ditunjang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Proses pengambilan keputusan dan aktivitas masing-masing individu yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Proses pengambilan keputusan dan aktivitas masing-masing individu yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen 2..1 Defenisi perilaku konsumen Ada beberapa definisi dari perilaku konsumen yang dikemukakan oleh para ahli, di antaranya: The American Assosiation dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat ditawar, setiap lapisan masyarakat saat ini sangat. mobile. Dari handphone sampai notebook.

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat ditawar, setiap lapisan masyarakat saat ini sangat. mobile. Dari handphone sampai notebook. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Merek saat ini masih menjadi kekuatan pemasaran terbesar. Jika melihat dinamika merek di Indonesia kita akan semakin sadar bahwa agresivitas merek dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu

TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Konsumen Motivasi berasal dari kata latin mavere yang berarti dorongan/daya penggerak. Yang berarti adalah kekuatan penggerak dalam diri konsumen yang memaksa bertindak

Lebih terperinci

David Yulianus Pribadi Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma

David Yulianus Pribadi   Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN TRUK MEREK ISUZU PADA PT BORNEO AUTO CEMERLANG DI PONTIANAK David Yulianus Pribadi Email: komselz2@gmail.com Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat, hampir bagi para wanita kosmetik merupakan kebutuhan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. pesat, hampir bagi para wanita kosmetik merupakan kebutuhan sehari-hari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan produk kosmetik bagi kaum wanita sangatlah pesat, hampir bagi para wanita kosmetik merupakan kebutuhan sehari-hari wanita. Hal tersebut

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN (Studi Kasus: Sembilan Fakultas Institut Pertanian Bogor, Darmaga Bogor)

ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN (Studi Kasus: Sembilan Fakultas Institut Pertanian Bogor, Darmaga Bogor) ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN (Studi Kasus: Sembilan Fakultas Institut Pertanian Bogor, Darmaga Bogor) Oleh FIRSTRI SYANPUTRI H24104085 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam era globalisasi. Ditandai dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru baik

BAB I PENDAHULUAN. dalam era globalisasi. Ditandai dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi di dunia saat ini khususnya di Indonesia telah masuk dalam era globalisasi. Ditandai dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah mencatat

BAB I PENDAHULUAN. paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah mencatat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Media informasi dewasa ini berkembang amat pesat, baik media cetak, elektronik maupun media internet. Dalam hal ini peningkatan dalam penyampaian informasi

Lebih terperinci

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Konsumen Sumarwan (2004) menyatakan bahwa konsumen terdiri dari dua yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MENGGUNAKAN PILIHAN JASA LEMBAGA PEMBIAYAAN (KREDIT KONSUMSI MOBIL)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MENGGUNAKAN PILIHAN JASA LEMBAGA PEMBIAYAAN (KREDIT KONSUMSI MOBIL) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MENGGUNAKAN PILIHAN JASA LEMBAGA PEMBIAYAAN (KREDIT KONSUMSI MOBIL) OLEH RATU DEWI HILNA ANGGRAENI H14104072 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN

METODELOGI PENELITIAN 17 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perusahaan memiliki strategi tertentu untuk memenangkan persaingan dalam pasar HP yang mereka hadapi. Persaingan yang ketat membuat perusahaan HP harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan inovasi untuk pengembangan produknya dan. mempertahankan konsumennya. Perusahaan yang tidak mampu bersaing akan

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan inovasi untuk pengembangan produknya dan. mempertahankan konsumennya. Perusahaan yang tidak mampu bersaing akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Kebutuhan dan selera pasar terus berkembang seiring waktu dan perkembangan jaman. Hal inilah yang mendasari perusahaan untuk bersaing dengan melakukan inovasi untuk pengembangan

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN DAN SURPLUS KONSUMEN TAMAN WISATA ALAM SITU GUNUNG DENGAN METODE BIAYA PERJALANAN RANI APRILIAN

ANALISIS PERMINTAAN DAN SURPLUS KONSUMEN TAMAN WISATA ALAM SITU GUNUNG DENGAN METODE BIAYA PERJALANAN RANI APRILIAN ANALISIS PERMINTAAN DAN SURPLUS KONSUMEN TAMAN WISATA ALAM SITU GUNUNG DENGAN METODE BIAYA PERJALANAN RANI APRILIAN DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 22 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Meningkatnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya teknologi berdampak pada peningkatan penggunaan alat komunikasi. Masyarakat cenderung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara

Lebih terperinci