PERANCANGAN GALERI TERBUKA PADA TAMAN MINI INDONESIA INDAH (TMII) JAKARTA TIMUR JIHAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN GALERI TERBUKA PADA TAMAN MINI INDONESIA INDAH (TMII) JAKARTA TIMUR JIHAN"

Transkripsi

1 PERANCANGAN GALERI TERBUKA PADA TAMAN MINI INDONESIA INDAH (TMII) JAKARTA TIMUR JIHAN DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

2 PERANCANGAN GALERI TERBUKA TAMAN MINI INDONESIA INDAH (TMII) Open Gallery Design of Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jihan 1, Dewi Rezalini Anwar 2 1 Mahasiswa Departemen Arsitektur Lanskap, IPB 2 Staf Pengajar Departemen Arsitektur Lanskap, IPB Abstract The monotonous of galleries in Indonesia led to the lack of special space for outdoor art works exhibition. This study is required to create new work in the field of landscape architecture in the form of gallery design with a different concept. The purpose of this study was to identify and analyze the kind of art that can be displayed in the open gallery requirements then develop the design concept of open gallery as an example of the new show room by designing open gallery at Taman Mini Indonesia Indah (TMII). The methods used in this study through two approaches including social approaches such as interview and questionnaire then biophysical approaches such as observation, spatial analysis, analysis of the carrying capacity and climate analysis. Open gallery is a form of show room that can accommodate a variety of art activities in open spaces such as exhibition of the installation art works, sculpture, street art, and other various works of art that can not be exhibited in the indoor gallery. Open gallery also has support spaces for exhibition such as art performance space, workshop and discussion space, art shops, cafeteria as well as warehouse. Keywords : landscape design, open gallery, art

3 i RINGKASAN JIHAN. Perancangan Galeri Terbuka pada Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Dibimbing oleh DEWI REZALINI ANWAR. Ruang pamer atau galeri terbuka (outdoor) belum begitu dikenal di Indonesia. Hampir seluruh galeri yang ada di Indonesia merupakan galeri ruang dalam bangunan (indoor). Karena itu perlu adanya konsep ruang pamer yang berbeda. Rencana pembangunan kawasan seni pada TMII perlu didukung dengan perancangan fungsional yang atraktif dengan penggunaan elemen-elemen perancangan yang estetis. Salah satunya dengan mengaplikasikan konsep galeri terbuka pada area tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis jenis seni yang dapat ditampilkan dalam galeri terbuka dan kebutuhan ruangnya berdasarkan jenis seni tersebut, menyusun konsep perancangan galeri terbuka sebagai contoh ruang pamer yang baru, dan merancang galeri terbuka pada Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Metode penelitian yang digunakan dibagi dalam dua pendekatan yaitu pendekatan sosial dan pendekatan biofisik. Pendekatan sosial berlangsung pada tahap pengumpulan data (inventarisasi) dengan melakukan wawancara langsung terhadap beberapa narasumber seperti seniman perwakilan komunitas seni di Jakarta dan Bandung, arsitek, arsitek lanskap serta pengelola kawasan TMII. Selain itu, penyebaran kuisioner juga dilakukan terhadap masyarakat umum dan mahasiswa seni di ITB, IKJ, dan UNJ. Pendekatan biofisik berlangsung pada tahap analisis hingga sintesis dengan melakukan pengamatan langsung terhadap tapak (observasi), analisis spasial, analisis daya dukung tapak dan analisis iklim. Dari hasil analisis spasial kemiringan lahan, vegetasi dan hidrologi didapat hasil bahwa tapak cukup baik untuk digunakan sebagai galeri terbuka karena tidak terdapat bagian tapak yang masuk kategori buruk, sehingga perancangan galeri terbuka dapat dilakukan pada seluruh bagian tapak ini. Perhitungan THI (Termal Humidity Index) dan penggolongan kecepatan angin di tapak dengan skala Beaufort pada analisis iklim juga menghasilkan kesimpulan bahwa tapak ini memiliki mikro klimat yang tergolong nyaman untuk calon pengguna galeri terbuka. Untuk keamanan karya seni yang dipamerkan di galeri terbuka, analisis iklim menjelaskan bahwa jumlah cahaya (lux) pada tapak tidak aman untuk karyakarya seni dengan material yang sensitif terhadap cahaya. Perhitungan pada analisis daya dukung tapak menjelaskan bahwa dengan aktivitas berkesenian yang akan berlangsung di dalam tapak galeri terbuka, maka tapak memiliki daya dukung pengguna sebanyak 843 orang. Pada analisis sosial disimpulkan bahwa belum banyak masyarakat yang mengetahui istilah galeri terbuka, maka perancangan kawasan seni dengan konsep galeri terbuka ini dapat membuat masyarakat umum lebih mengetahuinya. Analisis aspek seni berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber menjelaskan bahwa karya-karya yang dapat dipamerkan pada galeri terbuka lebih dikhususkan pada karya-karya yang tidak dapat dipamerkan di ruang dalam seperti karya seni instalasi atau karya seni rupa yang membutuhkan ruang cukup besar, namun tidak menutup kemungkinan untuk karya-karya lain yang biasa

4 ii dipamerkan di ruang dalam dapat pula dipamerkan di ruang luar selama materialnya tidak sensitif terhadap cuaca di sekitarnya. Selain karya-karya seni rupa dan arsitektur, seni pertunjukkan juga dapat ditampilkan pada galeri terbuka, maka dibutuhkan juga ruang seperti amphiteatre ataupun ruang dengan perbedaan ketinggian pada area tertentu untuk mengakomodasi kegiatan seni tersebut. Ruang diskusi dan workshop juga dibutuhkan untuk mengakomodasi kegiatan berkesenian yang terkait edukasi. Perancangan galeri terbuka pada TMII ini dilakukan pada tapak seluas 5461 m² dengan konsep dasar yang terinspirasi pada Holt (1967) yang mendefinisikan kesenian Indonesia sebagai the spheres of art in Indonesia. Pada penelitian ini proses perancangan mengacu pada Booth (1990), yaitu Research and Analysis, Design dan Construction Drawings dengan mengaplikasikan elemen-elemen dasar perancangan lanskap seperti landform, plant material, building, pavement, site structure dan water (Booth, 1990). Hasil akhir produk perancangan lanskap ini yaitu site plan, perspektif keseluruhan, perspektif spot, gambar potongan tampak, gambar detail, serta penjelasan mengenai gambar-gambar tersebut. Kata kunci: perancangan lanskap, galeri terbuka, seni, arsitektur lanskap

5 iii LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Perancangan Galeri Terbuka pada Taman Mini Indonesia Indah (TMII) adalah karya saya dengan arahan dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Februari 2013 Jihan A

6 iv PERANCANGAN GALERI TERBUKA PADA TAMAN MINI INDONESIA INDAH (TMII) JAKARTA TIMUR JIHAN Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013

7 v Judul Nama NRP Departemen : Perancangan Galeri Terbuka pada Taman Mini Indonesia Indah (TMII) : Jihan : A : Arsitektur Lanskap Disetujui, Dosen Pembimbing Dewi Rezalini Anwar SP, M.A.Des NIP Diketahui, Ketua Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP Tanggal lulus:

8 i KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT atas segala karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Perancangan Galeri Terbuka pada Taman Mini Indonesia Indah. Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat lulus dari Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada 1. Dewi Rezalini Anwar, SP, M.A.Des sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing, memberikan arahan, saran, dan kritik, 2. Dr. Ir. Setia Hadi MS selaku dosen pembimbing akademik untuk segala kemudahan yang diberikan, 3. kedua orang tua, Bapak Hasby Abdul Djalil dan Ibu Rukiah, serta kedua kakak Ruby Fonna dan Muhammad Iqbal untuk segala bentuk cintanya selama ini, 4. Ardi Yunanto untuk bantuannya yang sangat bermanfaat di tahap awal penelitian, 5. narasumber perwakilan seniman Indonesia: Abdul Djalil Pirous, Ade Darmawan, Agung Hujatnikajennong, David Tarigan, Dolorosa Sinaga, Hermawan Tanzil, MG Pringgotono, Ricky Virgana, Riyan Riyadi (Popo), Rio Farabi, Suyadi, 6. narasumber perwakilan Arsitek Indonesia Ridwan Kamil dan Arsitek Lanskap Indonesia Nirwono Joga, 7. seluruh responden kuisioner khususnya mahasiswa seni ITB, IKJ, dan UNJ 8. rekan-rekan seperjuangan Arsitektur Lanskap 45 untuk kebersamaannya selama ini, 9. keluarga besar Departemen Arsitektur Lanskap, seluruh dosen dan juga staf Arsitektur Lanskap, kakak kelas ARL 40, 41, 42, 43, 44 yang telah bersedia untuk berbagi ilmu dan pengalaman serta adik kelas ARL 46, 47 yang telah memberikan dukungan untuk penulis selama kuliah, 10. Amelia Anggraeni, Cherish Nurul Ainy, Arif Budiman, Amalia Gina, Nur Rahmaan Colorado, Vina Pratiwi, Denissa Vikaditya, Enjoyment Akbar

9 ii Siregar, Ali Sunanta, Andre Sutjipto, Grace Mutiara Lauren, Mukhlis Pribadi, Muhammad Firdaus Lubis, 11. pihak pengelola Taman Mini Indonesia Indah, 12. rekan-rekan Asrama Putri Aceh Pocut Baren, dan 13. keluarga besar IMTR (Ikatan Mahasiswa Tanah Rencong) khususnya angkatan 45. Terimakasih atas doa dan dukungannya selama skripsi ini bisa selesai pada waktunya. Terimakasih juga pada pihak-pihak lain yang terkait, yang telah memberikan dukungannya, sehingga penelitian ini dapat diselesaikan. Bogor, Februari 2013 Jihan

10 iii RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 20 Maret 1990 di Jakarta sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Hasby Abdul Djalil dan Ibu Rukiah. Penulis lulus dari Sekolah Dasar Negri (SDN) Cipinang Melayu 03 Pagi, Jakarta Timur pada tahun Pendidikan dilanjutkan di Sekolah Menengah Pertama Negri (SMPN) 109, Jakarta Timur dan lulus pada tahun Penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 71 Jakarta Timur dan lulus pada tahun Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur SNMPTN dan diterima sebagai mahasiswa Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Selama menjadi mahasiswa, penulis sempat melaksanakan kegiatan Magang Profesi Arsitektur Lanskap di Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta pada bulan Februari Penulis juga aktif di Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (HIMASKAP) selama dua periode yaitu pada tahun dan sebagai pengurus pada divisi Informasi dan Sosial (INFOS) serta menjadi manajer tim Oryza Baseball-Softball IPB pada tahun 2009 hingga Penulis aktif pada beberapa kegiatan dan komunitas luar kampus yang berkaitan dengan lingkungan seperti Indonesia Berkebun. Disamping itu, penulis juga sempat menjadi asisten mata kuliah Desain Lanskap pada tahun Penulis juga mengikuti beberapa sayembara di bidang Arsitektur Lanskap dan seminar, pelatihan, atau diskusi terkait Arsitektur Lanskap. Beberapa prestasi terakhir yang sempat diraih penulis diantaranya menjadi delegasi Future Leader Summit (FLS) di Semarang pada tahun 2011, Mahasiswa Berprestasi Ekstrakurikuler Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 2011 dan Top 20 project dalam Unilever Leadership Action on Sustainability (ULAS) Penulis juga sempat menerbitkan buku perdananya yang berjudul Elora, bersama komunitas Author of The Dream (ATD) di awal tahun 2012.

11 iv DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Manfaat Kerangka Pikir Penelitian... 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perancangan Galeri Galeri Terbuka Seni Taman Mini Indonesia Indah (TMII) BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi Penelitian Waktu Metode Penelitian Tahapan Kegiatan Penelitian Batasan Studi Alat dan Bahan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Aspek Fisik dan Biofisik Lokasi dan Batas Tapak Topografi dan Tanah Vegetasi dan Satwa Aksesibilitas dan Sirkulasi Hidrologi Iklim... 26

12 v Fasilitas dan Utilitas Visual Aspek Sosial Pengelola TMII Pengunjung Tapak Penikmat Seni Seniman Indonesia Aspek Seni Hasil Wawancara Arsitek dan Seniman Hasil Kuisioner Mahasiswa Seni Analisis dan Sintesis Aspek Fisik dan Biofisik Kesesuaian Lahan Iklim Daya Dukung Tapak Pengelola Aspek Seni Seniman Indonesia Fasilitas dan Utilitas Visual Konsep Konsep Dasar Konsep Perancangan Konsep Pengembangan Konsep Ruang dan Aktifitas Konsep Sirkulasi Konsep Vegetasi Konsep Warna Block Plan Perancangan Elemen Perancangan Landform (Bentukan Lahan)... 59

13 vi Plant Material (Material Tanaman) Building (Bangunan) Pavement (Jalur Perkerasan) Site Structure (Struktur Tapak) Water (Elemen Air) Ruang Dalam Galeri Terbuka Ruang Penerimaan Ruang Transisi Ruang Diskusi dan Workshop Ruang Pertunjukkan Ruang Pameran Ruang Pelayanan BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 94

14 vii DAFTAR TABEL Tabel 1 Tabel Waktu Penelitian Tabel 2 Jenis, Bentuk, dan Sumber Data Penelitian Tabel 3 Data Iklim Bulanan Tahun Tabel 4 Data Sampel Jumlah Cahaya (lux) pada Tapak Tabel 5 Daya Dukung Tapak Tabel 6 Konsep Ruang dan Aktifitas Tabel 7 Konsep Vegetasi Tabel 8 Daftar Seleksi Vegetasi... 64

15 viii DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitian... 3 Gambar 2 Seni Instalasi... 8 Gambar 3 Seni Patung (Sculpture)... 9 Gambar 4 Street Art: Mural dan Grafiti Gambar 5 Sinematografi: Video Mapping Gambar 6 Seni Musik dan Area Pertunjukan Ruang Luar Gambar 7 Seni Tari Gambar 8 Seni Drama Gambar 9 Lokasi Penelitian Gambar 10 Vegetasi pada Tapak Gambar 11 Peta Inventarisasi Gambar 12 Peta Kontur Gambar 13 Sirkulasi Tapak Gambar 14 Drainase Gambar 15 Peta Hidrologi Gambar 16 Fasilitas dan Utilitas Gambar 17 Peta Visual Gambar 18 a. Diagram Minat Seni, b. Diagram Minat Seni Spesifik Gambar 19 Diagram Jumlah Kunjungan Responden pada Acara Seni Gambar 20 a. Diagram Ketersediaan Anggaran Kegiatan Seni, b. Diagram Ketersediaan Anggaran Karya Seni Gambar 21 a. Diagram Kesenangan Pergi ke Galeri, b. Diagram Jumlah Galeri yang Telah dikunjungi Gambar 22 Diagram Waktu Kunjungan Responden terhadap Galeri Gambar 23 Diagram Persepsi Responden terhadap Galeri Gambar 24 Diagram Pendapat Responden terhadap Area Seni pada TMII Gambar 25 Diagram Persepsi Responden Terhadap Istilah Galeri Terbuka Gambar 26 Diagram Jumlah Kunjungan Acara Seni dalam Satu Tahun Gambar 27 Diagram Jumlah Galeri yang Sudah Dikunjungi Responden Gambar 28 a. Diagram Kunjungan TMII, b. Kesenangan Mengunjungi TMII. 35

16 ix Gambar 29 Workshop di Ruang Terbuka Gambar 30 Diagram Jumlah Pameran yang Dilakukan Responden (Seniman) dalam Satu Tahun 41 Gambar 31 Diagram Persepsi terhadap Kondisi Galeri di Indonesia Gambar 32 Diagram Persepsi Responden terhadap Sarana dan Prasarana pada Galeri di Indonesia Gambar 33 Peta Analisis Kemiringan Lahan Gambar 34 Peta Analisis Hidrologi Gambar 35 Peta Analisis Vegetasi Gambar 36 Peta Kesesuaian Lahan Gambar 37 Konsep Perancangan Gambar 38 Diagram Persentase Ruang Gambar 39 Konsep Ruang Gambar 40 Konsep Sirkulasi Gambar 41 Pembagian Warna Panas dan Dingin Gambar 42 Ilustrasi Pengaruh Warna terhadap Suasana Ruang Gambar 43 Landform Cembung Gambar 44 Block Plan Gambar 45 Landform Cekung Gambar 46 Landform Datar Gambar 47 Fungsi Arsitektural Vegetasi yang diaplikasikan pada Tapak Gambar 48 Fungsi Estetika Vegetasi yang diaplikasikan pada Tapak Gambar 49 Aplikasi Bangunan pada Tapak Gambar 50 Pola-pola Sirkulasi Gambar 51 Aplikasi Struktur Tapak Gambar 52 Aplikasi Elemen Air pada Tapak Gambar 53 Gambar Tampak Atas Ruang Penerimaan Gambar 54 Perspektif Ruang Penerimaan Gambar 55 Site Plan Gambar 56 Perspektif Keseluruhan Gambar 57 Perspektif Keseluruhan Gambar 58 Potongan Tampak... 69

17 x Gambar 59 Planting Plan Gambar 60 Detail Konstruksi Main Sign Gambar 61 Tampak Atas Ruang Pamer Semi Indoor (Ruang Transisi) Gambar 62 Perspektif Ruang Transisi Gambar 63 Detail Konstruksi Ruang Pamer Semi Indoor Gambar 64 Tampak Atas Ruang Diskusi dan Workshop Gambar 65 Perspektif Ruang Diskusi dan Workshop Gambar 66 Detail Konstruksi Bangku Ruang Diskusi Gambar 67 Tampak Atas Ruang Pertunjukkan Gambar 68 Perspektif Ruang Pertunjukan Gambar 69 Detail Konstruksi Amphiteater Gambar 70 Tampak Atas Ruang Pameran Gambar 71 Ruang Pameran Gambar 72 Detail Konstruksi Signage Gambar 73 Tampak Atas Ruang Pelayanan Gambar 74 Perspektif Ruang Pelayanan Gambar 75 Detail Konstruksi Ruang Pelayanan Gambar 76 Tampak Atas Ruang Pelayanan Gambar 77 Perspektif Ruang Pelayanan Gambar 78 Detail Konstruksi Musholla dan Toilet (Ruang Pelayanan 2) Gambar 79 Detail Konstruksi Jembatan Gambar 80 Detail Penanaman... 87

18 xi DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kuisioner Umum Lampiran 2 Kuisioner Mahasiswa... 98

19 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni merupakan pengungkapan rasa melalui suatu karya baik berupa karya seni musik, seni rupa, seni tari maupun seni drama. Ragam seni di setiap jenisnya pun begitu banyak, begitu juga di setiap negara termasuk Indonesia yang terdiri atas beribu suku memiliki budaya yang berbeda-beda dan memberikan pengaruh pada karya seni yang tercipta. Melalui seni disampaikan pesan-pesan yang dapat mempengaruhi penikmatnya, sehingga seni sangat berpotensi menjadi media yang dapat mempengaruhi masyarakat agar berperilaku positif. Terkaitnya seni dengan budaya merupakan suatu nilai dasar di dalam masyarakat yang berperan penting dalam penyelesaian berbagai masalah manusia. Baik dalam hal kepercayaan, bahasa, mata pencaharian ataupun kesenian. Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan suatu kawasan wisata budaya di Jakarta. Kawasan wisata ini merupakan miniatur yang menampilkan berbagai obyek seni dan budaya Indonesia. Pengelola TMII merencanakan pembangunan kawasan seni pada salah satu areanya, karena itu dibutuhkan perancangan kawasan seni tersebut dengan konsep yang baru sehingga dapat menjadi prototype suatu area khusus seni sebagai wadah penyampaian pesanpesan positif dengan media kreatif (seni) yang sedang berkembang di masyarakat. Rencana pembangunan kawasan seni pada TMII perlu didukung dengan perancangan fungsional yang atraktif dengan penggunaan elemen-elemen perancangan yang estetis. Selain itu, diperlukan juga konsep yang unik untuk menambah daya tarik kawasan wisata TMII. Salah satu caranya dengan mengaplikasikan konsep galeri terbuka pada area tersebut. Belum ada kawasan yang dirancang khusus untuk sebuah galeri terbuka di Indonesia. Hampir seluruh galeri yang ada di Indonesia merupakan galeri ruang dalam bangunan (indoor). Hanya ada beberapa galeri bersifat semi terbuka untuk pameran sculpture di luar ruangan, karena itu perlu adanya konsep ruang pamer yang berbeda, sehingga selain menciptakan karya baru juga mengurangi jumlah

20 2 bangunan khususnya di kota besar seperti Jakarta yang masih membutuhkan ruang terbuka lebih banyak lagi. 1.2 Tujuan Tujuan dilaksanakannya penelitian ini yaitu: 1. mengidentifikasi dan menganalisis jenis dan karya seni yang dapat ditampilkan dalam galeri terbuka dan kebutuhan ruangnya berdasarkan jenis seni, 2. menyusun konsep perancangan galeri terbuka sebagai contoh ruang pamer yang baru, dan 3. merancang galeri terbuka pada Taman Mini Indonesia Indah (TMII). 1.3 Manfaat Manfaat dari penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut: 1. menambah karya baru pada bidang arsitektur lanskap di Indonesia, 2. menjadi bahan masukan bagi pengelola Taman Mini Indonesia Indah (TMII) untuk menciptakan kawasan seni yang atraktif dan estetik, dan 3. menjadi bahan referensi galeri terbuka pada tempat lain di Indonesia. 1.4 Kerangka Pikir Penelitian Galeri atau ruang pamer sudah cukup banyak di Indonesia, namun tidak banyak yang memiliki konsep khusus dan berbeda, sehingga dibutuhkan konsep baru dalam perancangan sebuah galeri. Pada perancangan galeri ini dibutuhkan persyaratan ruang dari berbagai aspek diantaranya aspek seni, aspek ekologi dan aspek sosial. Ketiga aspek tersebut menjadi bahan analisis hingga akhirnya akan didapat blok-blok ruang yang sesuai dengan kondisi tapak dan menghasilkan konsep ruang pamer yang berbeda yaitu galeri terbuka. Setelah itu dilakukan perancangan galeri terbuka tersebut sehingga menghasilkan gambar-gambar perancangan seperti site plan, gambar perspektif, gambar potongan, hingga gambar detail konstruksi. Kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

21 3 Kemonotonan Bentuk Ruang Pamer (Galeri) Konsep Baru Ruang pamer Persyaratan Aspek Seni Aspek Ekologi Aspek Sosial Persepsi seniman Indonesia Fasilitas ruang pamer karya seni Kondisi visual ruang berekspresi Fisik Biofisik Calon pengguna Pengelola Analisis-Sintesis Konsep Galeri Terbuka Perancangan Galeri Terbuka pada TMII (Site plan, Perspektif, Gambar Potongan dan Gambar Detail Konstruksi) Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitian

22 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perancangan Perancangan sebagai proses pemberi bentuk adalah kegiatan mencipta tempat, ruang, atau benda-benda untuk menetapkan maksud (kegunaan) dari ciptaan bentuk tersebut (Simonds dan Starke 2006). Menurut Christensen (2005), Perancangan adalah suatu proses mengambil ide dan menghasilkan sebuah karya seni, sedangkan menurut Bell (1997), Perancangan merupakan tahap yang memiliki daya cipta dimana terdapat sasaran dan hasil yang dipengaruhi oleh tahap analisis. Proses perancangan memerlukan daya khayal, pemikiran kreatif untuk mencapai sebuah kesatuan, dan berhasil memecahkan persoalan. Aspek penting dari tahap perancangan adalah mengkomunikasikan perihal rancangan pembangunan kepada masyarakat setempat. Ketika lingkungan yang sudah terancang tidak sesuai dengan tingkah laku pengguna, maka perkiraan dalam perancangan telah gagal (Rutledge 1981). Menurut Ingels (2003), ada enam prinsip Perancangan yang digunakan dalam seni murni maupun seni aplikasi pada abad ini, keenam prinsip tersebut adalah: 1. Balance (keseimbangan) Keseimbangan adalah sesuatu yang baik untuk dilihat. Ada tiga tipe keseimbangan yaitu simetrik, asimetrik dan proksimal. Keseimbangan simetrik adalah keseimbangan yang ada pada taman formal, satu sisi merupakan pencerminan dari sisi lainnya. Keseimbangan asimetrik adalah keseimbangan yang informal, komposisi sisi satu dengan sisi lainnya sama, hanya saja berbeda dalam penggunaan materialnya. Keseimbangan proksimal memiliki kesamaan dengan keseimbangan asimetrik, hanya saja pendistribusiannya lebih jauh dan dalam. 2. Focal point (aksen) Focal point adalah prinsip perancangan yang memiliki posisi penglihatan yang kuat dalam satu komposisi lanskap. Focal point dapat dibentuk dari

23 5 tanaman, perkerasan, elemen arsitektural, warna, tekstur, atau kombinasi dari semuanya. 3. Simplicity (kesederhanaan) Sama halnya dengan prinsip keseimbangan, simplicity atau kesederhanaan akan membuat perasaan yang lebih nyaman dalam suatu lanskap. Kompleksitas tidak selalu menjadi lawan dari kesederhaan, tergantung bagaimana perancangan lanskap itu difokuskan. 4. Rhytm (ritme) Saat sesuatu mengalami pengulangan dengan standar interval yang berpola tertentu maka rhytm akan terbentuk. Pada perancangan lanskap, interval biasanya terukur dalam suatu ruang. 5. Proportion (proporsi) Proportion difokuskan dengan hubungan ukuran antara pola-pola dalam suatu lanskap. Proporsi termasuk bentuk hubungan vertikal dan horizontal yang ada dalam spasial. 6. Unity (kesatuan) Unity adalah penyatuan dari bagian-bagian yang terpisah yang berperan untuk mengkreasikan keseluruhan dari perancangan. Menurut Booth (1983), terdapat beberapa elemen dasar dalam perancangan arsitektur lanskap, diantaranya landform (bentukan lahan), plant material (material tanaman), building (bangunan), pavement (perkerasan), site structure (struktur tapak), dan water (elemen air). Elemen-elemen tersebut diaplikasikan pada perancangan galeri terbuka ini. 2.2 Galeri Menurut Dictionary of Architecture and Construction, galeri adalah sebuah ruang yang digunakan untuk menampilkan dan terkadang juga untuk menjual hasil karya seni, sebuah area memanjang untuk aktifitas publik, area publik yang kadangkala digunakan untuk keperluan khusus. Galeri sebagai suatu ruang yang berfungsi sebagai wadah memamerkan suatu karya seni merupakan mediator antara seniman dan masyarakat umum.

24 6 Galeri merupakan manifestasi fisik citra dan esensi seni yang harus menampung aspirasi fungsi dan gejolak estetis (Suryani, 2011). Kini galeri tidak hanya menjadi tempat menjual atau memamerkan lukisan, tapi menjadi tempat berkegiatan untuk masyarakat secara umum dan komunitas seni secara khusus (Meiliana, 2010). Karena itu dibutuhkan fasilitas ataupun ruang khusus yang mengakomodasi kenyamanan berinteraksi antar pengguna. Menurut Meiliana (2010), karya-karya seni dalam galeri umumnya memiliki kepekaan tertentu terhadap cahaya. Maka pencahayaan dalam galeri perlu diatur sedemikian rupa agar dapat menciptakan wujud visual yang baik untuk manusia yang melihat, tanpa merusak karya seni tersebut. 2.3 Galeri Terbuka Galeri terbuka adalah galeri seni yang berada di area terbuka. Fungsi dari galeri terbuka sama seperti galeri pada umumnya, yaitu sebagai ruang pamer atau tempat yang menghubungkan para seniman dengan para penikmat seni melalui karya-karyanya, namun galeri terbuka dikhususkan untuk karya-karya yang kurang dapat dinikmati pada galeri indoor. Misalnya karya-karya seni instalasi, sculpture, ataupun karya-karya seni lukis yang dibuat pada material tertentu. Hal yang berbeda dari galeri terbuka adalah lokasinya yang berada di ruang luar menyatu dengan alam. Menurut Bell (1997), manusia akan merasa bebas berada di ruang luar karena tidak ada ruang tertutup yang membatasi. Indonesia belum memiliki tempat yang dirancang secara khusus sebagai galeri terbuka, namun ada beberapa galeri semi-terbuka yang dibangun oleh seniman dan komunitas seni. Hal ini dapat terlihat dari profil-profil galeri atau tempat pameran di Indonesia yang belum sepenuhnya terbuka. 2.4 Seni Seni adalah aktivitas yang selalu membicarakan kehidupan manusia (Iskandar, 2007). Oleh karena itu, seni begitu dekat dengan kehidupan manusia sehingga dapat menjadi media komunikasi yang baik untuk manusia. Menurut Ismail (2010), seberapa pun gelap seni, atau bahasa verbal yang dibawa oleh karya seni itu tidak dipahami oleh publik tempat seni itu dipertunjukkan, karya itu

25 7 tetap bisa dinikmati. Oleh karena itu seni dapat dengan mudah beradaptasi dengan lingkungannya. Seni menghilangkan batasan geografis dan historis serta hambatan bahasa untuk berbicara dengan cara yang umum kepada semua orang karena bentuk visual yang bersifat universal (Schinneller, 1961). Seni adalah suatu kegiatan yang bervariasi, tidak mungkin untuk menjabarkannya dalam beberapa kata. Seni adalah tentang bagaimana dan mengapa seniman bekerja. Secara umum dapat dinyatakan bahwa dibalik setiap karya seni terdapat pengalaman dan imajinasi seniman yang dikerjakan dengan kombinasi perencanaan dan improvisasi (Barry, 1965). Menurut Encyclopedia of World Art (1959), pameran seni muncul dari transformasi bertahap hubungan antara seniman dan pendukungnya (pecinta seni/komunitas seni). Oleh karena itu dalam sebuah ruang pamer atau galeri sebaiknya terdapat juga ruang-ruang yang mengakomodasi kegiatan komunitas seni tersebut baik ruang untuk menikmati karya ataupun sekedar ruang untuk berkumpul. Seni dapat pindah ke luar ruangan dan mendatangkan solusi yang efektif untuk bermain, untuk kenyamanan, untuk ibadah (penyembahan). Seni juga dapat menstimulasi indra, mengaktifkan pikiran, dan menghangatkan hati. Melalui seni manusia menciptakan ide-ide yang menghasilkan mulai dari sampul buku kecil hingga membuat perubahan luar biasa pada pola tanah atau bentukan lahan (Schinneller, 1961) Terdapat berbagai jenis seni yang dapat ditampilkan pada ruang pamer, namun pada galeri terbuka, karya seni yang ditampilkan disesuaikan dengan ruang terbuka. Karya seni tersebut dibagi menjadi dua, yaitu karya seni tangible yang dapat ditampilkan (dipamerkan) terpisah dengan senimannya, dan karya seni intangible yang ditampilkan bersama dengan senimannya yang juga berlaku sebagai obyek karya. Karya seni yang dapat ditampilkan terpisah dengan senimannya yaitu karyakarya seni rupa. Proses pembuatan karya ini biasanya berlangsung sebelum karya ini dipamerkan, seperti karya seni lukis, seni kriya, seni instalasi, seni patung (sculpture). Pada galeri terbuka, kaya seni yang dapat ditampilkan adalah karya-

26 8 karya seni rupa dengan material yang dapat disesuaikan dengan kondisi ruang luar seperti cuaca yang dapat berubah-ubah. Seni Instalasi Seni instalasi merupakan suatu cara berbahasa dalam pengolahan media untuk meghasilkan suatu karya, yaitu dengan berkolaborasi terhadap bentuk, ruang, warna, tekstur, cahaya, terang-bayang, bau, bunyi dan gerak. Pemilihan materi apapun dapat berfungsi sebagai seni instalasi, tidak harus luwes dan berharga, asalkan dapat mengkonsepsikannya sebagai bentuk yang artistik. Pengolahan materi yang kedudukannya dalam ruang bersifat temporer, menyebar dalam ruang yang spesifik, tidak monolit, sehingga hasilnya berupa tontonan ruang atau ilusi ruang (Agusnani, 1999). Gambar 2 Seni Instalasi (Sumber: ) Menurut Agusnani (1999), seni instalasi dinyatakan sebagai karya yang tidak dapat dikategorikan dalam bentuk bahasa seni yang konvensional. Bahasa seni dalam penyampaian ekspresi yang digunakan dalam seni instalasi adalah memasang, mengatur, dan menata elemen-elemen secara spesifik terhadap ruang yang sifatnya temporer, sehingga hasil dari seni instalasi adalah setting (Gambar 2). Hakekat seni instalasi terletak pada landasan konseptualnya dan biasanya terwujud nyata pada saat perupanya berusaha untuk mendefinisikan ulang ruangan

27 9 pameran yang ditempatinya, sehingga setiap perupa instalasi adalah kurator dari karya seni mereka sendiri dan setiap ruangan pameran menjadi subjek dari persyaratan yang dibutuhkan instalasi tersebut. Jadi karya seni instalasi tidak hanya dilihat dari hasil akhirnya saja melainkan gagasan yang dikandungnya. Seni Patung (Sculpture) Patung dan arsitektur memiliki kesamaan, keduanya berbentuk tiga dimensi. Pada kenyataannya, selama ribuan tahun patung sering diukir dari batu yang membentuk permukaan bangunan (Barry, 1965). Patung diciptakan memiliki berbagai tujuan diantaranya menyampaikan cerita atau pesan tertentu, elemen dekorasi arsitektural, ataupun pemujaan. Patung tidak selalu berbentuk makhluk hidup seperti patung tubuh manusia ataupun patung hewan tetapi juga dapat berbentuk relief pada bidang datar, simbol-simbol geometris atau ilustrasi pergerakan (Gambar 3). Gambar 3 Seni Patung (Sculpture) (Sumber: nyclovesnyc.blogspot.com) Grafiti dan Mural (Street art) Pada umumnya grafiti dilakukan secara sembunyi-sembunyi, tidak bersifat terang-terangan. Sekalipun menunjukkan identitas kelompok, tetapi individu pembuat grafiti tidak ingin diketahui identitasnya. Melihat dari keberadaannya yang tidak pernah surut, grafiti kemudian berkembang menjadi suatu community art atau seni yang dimiliki serta dinikmati oleh masyarakat yang dilakukan secara terang-terangan dan bersifat legal dengan adanya penyediaan media seperti

28 10 dinding untuk digambari. Grafiti disebut sebagai community art, karena memang memiliki tujuan yang lebih bersifat dekoratif, diakui keberadaannya dan pembuatannya diprakarsai oleh komunitas atau masyarakat setempat (Anggraeni, 1999). Mural adalah cara menggambar atau melukis di atas media dinding, tembok atau permukaan luas yang bersifat permanen lainnya. Berbeda dengan grafiti yang lebih menekankan hanya pada isi tulisan dan kebanyakan dibuat dengan cat semprot maka mural tidak demikian. Mural lebih bebas dan dapat menggunakan media cat tembok atau cat kayu bahkan cat atau pewarna apapun juga seperti kapur tulis atau alat lain yang dapat menghasilkan gambar (Gambar 4). Gambar 4 Street Art: Mural dan Grafiti (Sumber: Sinematografi Pembuatan gambar bergerak telah berkembang menjadi sebuah industri yang besar. Pada mulanya, hanya dengan cara pengambilan gambar menarik yang bergerak di jalan dengan menggunakan kamera. Sekarang ini, pembuatan film membutuhkan proses yang cukup panjang dan teknik yang tinggi serta melibatkan dana yang cukup besar. Kini hampir seluruh negara di dunia memiliki pusat perfilman dan jumlah film yang terus berkembang setiap tahun. Film merupakan bentuk paling luas dari hiburan massa dunia yang pernah dikenal. Terlebih lagi, sekarang ada teknik bioskop terutama dalam cara mereka mampu memanipulasi faktor ruang dan waktu, telah sangat mempengaruhi teknik seni lainnya. Salah

29 11 satu bentuk pertunjukkan sinematografi yang dapat dilakukan di ruang luar adalh video mapping (Gambar 5). Gambar 5 Sinematografi: Video Mapping (Sumber: ) Karya seni yang ditampilkan bersamaan dengan senimannya sebagai objek diantaranya karya-karya seni musik, seni tari dan seni drama. Hampir seluruh karya seni ini dapat ditampilkan di ruang luar. Pada sebuah auditorium terbuka ataupun sekedar ruang yang memiliki level sedikit lebih tinggi di sisi tertentu untuk tempat penampilan karya. Seni Musik Seni musik merupakan karya seni berbentuk bunyi atau kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indera pendengar. Wujud karya dalam bentuk nada dan memiliki tempo yang dapat diikuti oleh penikmatnya. Musik membentuk iringan alami untuk tarian ritual dan aktivitas kerja. Suara nyanyian dan injakan berirama atau tepuk tangan mungkin merupakan instrumen musik yang pertama. Namun secara bertahap manusia menemukan cara untuk mendapatkan suara dari labu berongga atau tongkat, baik dengan memukul atau meniupnya. Manusia juga menemukan bahwa tali atau senar yang tegang dapat dipetik atau tergores untuk memberikan suara yang menarik (Barry et al., 1965).

30 12 Menurut Barry et al. (1965), selama hampir dua ribu tahun, musisi telah menyempurnakan unsur musik, mengembangkan dan mengorganisirnya ke dalam struktur suara yang kompleks dengan kekuatan untuk mendramatisir dan komentar dengan cara yang halus membantah kata-kata emosi yang saling bertentangan dan kerumitan hidup. Ilustrasi mengenai pertunjukkan musik yang dilakukan di ruang luar dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6 Seni Musik dan Area Pertunjukan Ruang Luar (Sumber: Seni Tari Seni tari adalah ungkapan jiwa yang mengandung unsur keindahan dalam bentuk gerakan yang teratur sesuai dengan irama yang mengiringinya. Tari adalah keindahan gerak anggota-anggota tubuh yang bergerak, berirama, dan berjiwa yang harmonis (Widyaningsih, 2011). Menurut Widyaningsih (2011), ada tiga unsur utama dalam tari, yaitu wiraga (fisik), wirama (iringan musik), dan wirasa (penjiwaan atau ekspresi). Gerak tari dan gerak biasa memiliki perbedaan dalam hal kehalusan, dinamika (irama dan tempo), dan iringan. Tarian muncul dari naluri alami dalam bentuk yang paling dasar. Sejak manusia muncul di bumi, mereka telah menari untuk melepaskan emosi mereka dan untuk berkomunikasi kepada orang lain. Tarian dapat dikatakan telah menjadi "seni" ketika dorongan alami masyarakat awal secara bertahap

31 13 dimanfaatkan untuk ritme, pertama kali diberikan oleh injakan kaki dan kemudian oleh drum dan alat musik lainnya. Tarian berkembang menjadi tiga jenis yang berbeda: religius, sosial, dan teater. Ketiganya diperoleh melalui ketrampilan tingkat tinggi dan kesenian yang mereka miliki saat ini (Barry et al., 1965). Ilustrasi mengenai pertunjukkan seni tari yang dilakukan di ruang luar dapat dilihat pada Gambar 7. Seni Drama Gambar 7 Seni Tari (Sumber: Drama adalah kisah hidup dan kehidupan yang diceritakan di atas pentas melalui gerak dan percakapan, disaksikan banyak orang dan didasarkan pada naskah yang tertulis. Menurut Barry et al.(1965), pada seni drama, seniman tidak hanya pemain tapi juga penari dan musisi, seorang jenderal, ahli keuangan, dan seorang diplomat. Pemain drama adalah manusia dengan sisi yang banyak. Drama mungkin menjadi puisi atau prosa yang indah yang berdiri sendiri, tetapi hal tersebut insidental. Drama sering melibatkan banyak keterampilan. Seperti arsitek, penari, pemain akrobat, tukang kayu, masinis, dan penata panggung serta penulis, aktor, produser, dan sutradara yang mengatur setiap keterampilan tersebut. Ilustrasi mengenai pertunjukkan seni drama yang dilakukan di ruang luar dapat dilihat pada Gambar 8.

32 14 Gambar 8 Seni Drama ( Sumber: Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan suatu kawasan wisata budaya di Jakarta. Proyek miniatur Indonesia ini dilaksanakan oleh Yayasan Harapan Kita dan mulai dibangun tahun 1972 hingga akhirnya diresmikan pada tanggal 20 April Berbagai aspek kekayaan alam dan budaya Indonesia sampai pemanfaatan teknologi modern diperagakan di areal seluas 150 hektar. Di Indonesia, hampir setiap suku bangsa memiliki bentuk dan corak bangunan yang berbeda, bahkan tidak jarang satu suku bangsa memiliki lebih dari satu jenis bangunan tradisional. Bangunan atau arsitektur tradisional yang mereka buat selalu dilatarbelakangi oleh kondisi lingkungan dan kebudayaan yang dimiliki. Di TMII, gambaran tersebut diwujudkan melalui anjungan daerah yang mewakili suku-suku bangsa yang berada di setiap Provinsi di Indonesia. Selain itu masyarakat dan kebudayaan Indonesia yang terus berkembang, menuntut sifat TMII yang dapat terus tumbuh dan sesuai dengan dinamika perkembangan bangsa Indonesia di masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Oleh karena itu, sejak awal pembangunan TMII direncanakan sebagai sebuah proyek tumbuh

33 15 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian dilakukan pada tapak Taman Kaktus yang terletak di bagian utara Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang berlokasi di Jalan Taman Mini Raya, Jakarta Timur. TMII berada dibawah daerah administrasi 4 Kelurahan dan 3 Kecamatan, yaitu Kelurahan Bambu Apus dan Ceger di Kecamatan Cipayung, Kelurahan Kampung Dukuh di Kecamatan Kramat Jati dan Kelurahan Pinang Ranti di Kecamatan Kampung Makasar, Jakarta Timur (Gambar 9). Gambar 9 Lokasi Penelitian (Sumber: Pengelola Taman Mini Indonesia Indah) 3.2 Waktu Kegiatan penelitian berlangsung selama 9 bulan yaitu dimulai dari minggu keempat bulan Februari 2012 hingga bulan Oktober 2012 (Tabel 1).

34 16 Inventarisasi Analisis Sintesis Perancangan Tabel 1 Tabel Waktu Penelitian Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt 3.3. Metode Penelitian Metode yang digunakan selama kegiatan penelitian perancangan galeri terbuka ini melalui dua jenis pendekatan, diantaranya: 1. Pendekatan Sosial Pendekatan ini dilakukan pada tahap pengumpulan data (inventarisasi). Pendekatan ini dibutuhkan untuk mengetahui pandangan serta kebutuhan pengguna tapak ataupun pengguna sekitar tapak. In-depth Interview dengan pengelola TMII, perwakilan komunitas seni (seniman) di Jakarta dan Bandung, arsitek dan arsitek lanskap terkait dengan kegiatan perancangan galeri terbuka sehingga didapat pandangan mengenai kondisi ideal galeri terbuka yang diinginkan. Wawancara dan kuesioner ditujukan kepada para pengunjung, penikmat seni dan seniman muda untuk mendata pandangan dan pendapat mengenai perancangan galeri terbuka dari sudut pandang pengguna. Seniman muda merupakan mahasiswa seni dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dan Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Kuisioner dibagi menjadi dua, yaitu kuisioner umum yang ditujukan pada penikmat seni (masyarakat umum) dan pengunjung tapak serta kuisioner khusus yang ditujukan untuk mahasiswa seni. Kuisioner umum bertujuan untuk mendapatkan pandangan terhadap galeri terbuka dari sisi calon pengunjung (penikmat seni). Kuisioner khusus bertujuan untuk mengetahui kebutuhan para seniman dalam melakukan pameran atau perform di galeri terbuka. Kuisioner khusus nantinya akan dibagi ke dalam dua analisis yaitu analisis sosial dan analisis seni. Menurut Singarimbun (1989), untuk penelitian yang menggunakan analisis data dengan statistik,

35 17 jumlah sampel terkecil adalah sebanyak 30 orang. Pada penelitian ini jumlah responden kuisioner umum mencapai 92 orang, sedangkan responden kuisioner khusus mencapai 73 orang. 2. Pendekatan Biofisik Pendekatan ini dilakukan pada tahap analisis hingga sintesis. Observasi atau pengamatan secara langsung terhadap tapak bertujuan untuk mendapatkan data fisik dan biofisik seperti bentukan-bentukan elemen lanskap dan intensitas cahaya matahari pada bagian tertentu di dalam tapak. Analisis deskriptif kuantitatif Analisis yang dilakukan pada tapak dalam bentuk perhitungan-perhitungan yang dibutuhkan sebelum melakukan perancangan pada tapak tersebut, analisis yang dilakukan pada analisis deskriptif kuantitatif adalah: o Analisis Spasial Analisis ini dilakukan dengan dua cara namun keduanya dipresentasikan dalam bentuk spasial. Cara pertama berupa perhitungan yang dilakukan dengan memberikan penilaian (scoring) pada tapak. Beberapa aspek yang dapat diberi penilaian pada analisis ini seperti analisis vegetasi, analisis kemiringan lahan serta analisis hidrologi. Beberapa peta kondisi tapak tersebut dikomposit sehingga didapat peta komposit kesesuaian lahan, sedangkan analisis spasial yang kedua berupa penilaian kondisi visual sehingga diketahui area good view dan bad view pada tapak. o Analisis Daya Dukung Analisis ini berupa perhitungan yang dilakukan untuk mengetahui daya dukung tapak terhadap jumlah pengguna dan aktivitas yang dilakukan diatasnya. Penentuan daya dukung lahan terhadap jumlah pengunjung dilakukan dengan mendaftar seluruh aktivitas yang diinginkan pada tapak. Hal ini dilanjutkan dengan penentuan standar kebutuhan per individu untuk melakukan aktivitas. Perhitungan daya dukung bagi pengguna (Boulon dalam Nurisjah, Pramukanto, dan Wibowo, 2003) adalah

36 18 o DD = A / S Keterangan: DD : Daya Dukung A : Luas Area S : Standar Kebutuhan Ruang per Individu Analisis Iklim Perhitungan yang dilakukan untuk mengetahui apakah kondisi iklim pada tapak sudah nyaman dan sesuai untuk pengguna serta aman untuk karya yang dipamerkan atau masih perlu dilakukan rekayasa pada tapak. Analisis iklim untuk pengguna dihitung berdasarkan rumus THI (Termal Humidity Index): THI = 0,8T + (RH x T / 500), sedangkan analisis iklim untuk karya dihitung berdasarkan standar museologis menurut Kelly (2002). Tabel 2 Jenis, Bentuk, dan Sumber Data Penelitian Jenis Data Kondisi Biofisik Data Primer Data Sekunder Sumber Data Letak dan Luas Wawancara Pengelola dan Inventarisasi Iklim Wawancara dan Studi Pustaka Vegetasi Wawancara dan Inventarisasi Topografi Inventarisasi Hidrologi Wawancara dan Inventarisasi Kondisi Sosial Sejarah Kawasan Studi Pustaka Sosial Budaya Studi Pustaka dan Wawancara 3.4 Tahapan Kegiatan Penelitian Tahapan yang dilakukan selama kegiatan penelitian untuk perancangan galeri terbuka pada Taman Mini Indonesia Indah (TMII) diantaranya, yaitu: 1. Persiapan Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan diantaranya menyusun proposal penelitian, perizinan pada pengelola tapak dan kolokium. Tahap ini merupakan tahapan yang dilakukan sebelum berkunjung ke tapak.

37 19 2. Inventarisasi Tahap ini merupakan tahap dimana pengumpulan data (primer dan sekunder) yang diperlukan mengenai tapak dilakukan sebelum kegiatan analisis dilakukan. 3. Analisis Tahapan ini dilakukan untuk memperoleh potensi, kendala serta kondisi kesesuaian tapak terhadap perancangan yang akan dilakukan. Selain itu preferensi calon pengguna juga diperlukan untuk mengetahui kondisi atau perancangan yang diinginkan. Analisis dilakukan setelah seluruh data diperoleh baik data dalam bentuk sketsa, foto ataupun hasil wawancara. 4. Sintesis Tahap ini merupakan tahapan yang menjawab analisis. Tahap sintesis akan menghasilkan konsep untuk akhirnya dikembangkan melalui kegiatan perancangan. 5. Perancangan Pada penelitian ini proses perancangan mengacu pada Booth (1990), yaitu Research and Analysis, Design dan Construction Drawings dengan mengaplikasikan elemen-elemen dasar perancangan lanskap seperti landform, plant material, building, pavement, site structure dan water (Booth, 1990). Pada tahap perancangan dihasilkan gambar-gambar perancangan berupa site plan, perspektif keseluruhan, perspektif spot, gambar potongan serta gambar detail konstruksi. 3.5 Batasan Studi Batasan lokasi penelitian ini adalah area pembangunan kawasan seni Taman Mini Indonesia Indah. Hasil akhir produk perancangan lanskap ini yaitu site plan, gambar potongan tampak, gambar detail, perspektif keseluruhan dan perspektif spot tertentu, serta penjelasan mengenai gambar-gambar tersebut. 3.6 Alat dan Bahan Alat yang diperlukan dalam kegiatan penelitian ini adalah alat survei seperti kamera, alat tulis, meteran, GPS dan lux meter. Laptop dengan software

38 20 AutoCAD 2010, Sketch Up 8, Photoshop CS3, Microsoft Office Word 2010, Microsoft Office Excel 2007, dan SPSS 17 digunakan untuk kegiatan studio, sedangkan bahan yang diperlukan adalah peta dasar sebagai acuan, daftar pertanyaan untuk wawancara dan kuisioner serta data sekunder seperti data iklim dan data sosial pada tapak.

39 21 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Aspek Fisik dan Biofisik Beberapa aspek fisik dan biofisik yang diinventarisasi terkait perancangan galeri terbuka pada tapak diantaranya; Lokasi dan Batas Tapak Kawasan seni yang direncanakan akan dibangun pada tapak, sebelumnya lebih dikenal dengan sebutan Taman Kaktus. Tapak ini memiliki luas 5461 m² dengan ukuran 71,20 m x 76,70 m, berbatasan dengan pemukiman warga di sebelah utara, taman apotik hidup di sebelah timur, anjungan Kalimantan di bagian selatan, dan terdapat pembangunan area wisata baru di sebelah barat (Gambar 11). Pada area ini terdapat suatu kubah dengan beragam spesies kaktus di dalamnya. Pengelola ingin mempertahankan keberadaan kubah kaktus ini meskipun dilakukan pembangunan desa seni pada tapak. Kubah kaktus berada di bagian tengah tapak dengan diameter 20,62 m. Di sekeliling kubah kaktus sudah terdapat jalur pejalan kaki yang cukup baik. Tapak ini hanya memiliki sedikit perkerasan, penutupan lahan didominasi oleh tanah dan rumput Topografi dan Tanah Secara umum, sebagian besar Wilayah Jakarta Timur merupakan dataran rendah dan memiliki topografi yang relatif datar. Kategori Wilayah Jakarta Timur terdiri 95 % daratan dan selebihnya rawa atau persawahan dengan ketinggian ratarata 50 m dari permukaan air laut serta dilewati oleh beberapa sungai kanal antara lain: Cakung Drain, Kali Ciliwung, Kali Malang, Kali Sunter, Kali Cipinang. Letak geografis berada diantara 106' 49' 35'' Bujur Timur dan 06' 10' 37'' Lintang Selatan. (Situs Resmi Pemerintah Kota Jakarta Timur, 2011). Pada tapak ini kondisi topografi memiliki kemiringan yang cukup bervariasi. Titik tertinggi berada pada 220 mdpl di sebelah selatan yaitu di bagian entrance

40 22 dan titik terendah 200,5 mdpl berada pada bagian timur laut tapak. Peta kontur dapat dilihat pada Gambar 12. Berdasarkan Pusat Penelitian Tanah (1982), secara keseluruhan kawasan TMII memiliki jenis tanah latosol coklat hingga kemerahan dengan bahan induk tufa vulkan intermediet. Struktur remah sampai menggumpal, tergantung kadar airnya dengan permeabilitas agak dalam. Kesuburan relatif agak dalam, tetapi dengan pengolahan tanah, pengairan dan pemupukan yang tepat cukup baik untuk tanaman Vegetasi dan Satwa Vegetasi pada tapak kurang beragam, namun pada bagian tengah tapak terdapat kubah berisi ratusan jenis kaktus, sedangkan di luar kubah kaktus terdapat beberapa vegetasi seperti pohon rambutan (Nephelium lappaceum), pohon mangga (Mangifera indica), pohon asem (Tamarindus indica) dan pohon kelapa (Cocos nucifera). Vegetasi pada tapak tersebut dapat dilihat pada Gambar 10. Vegetasi pada tapak masih belum memadai, sehingga perlu dilakukan penanaman vegetasi baru dengan beberapa fungsi yang akan diaplikasikan pada tapak seperti fungsi arsitektural, fungsi estetik, fungsi pengendali mikroklimat dan fungsi engineering. Pada tapak, satwa yang terlihat hanya kupu-kupu. Gambar 10 Vegetasi pada Tapak

41 22 Gambar 11 Peta Inventarisa m

42 23 Gambar12Peta Kontur

43 Aksesibilitas dan Sirkulasi Area studi ini terdapat di sebelah utara TMII. TMII merupakan kawasan wisata yang cukup strategis lokasinya yang hanya kurang lebih 25 km dari Tugu Monas pusat Kota Jakarta. Berjarak 5 km dari Lapangan Udara Halim Perdana Kusuma dan 200 meter dari gerbang Tol Jagorawi. Letaknya yang cukup strategis ini memudahkan masyarakat menempuh perjalanan menuju TMII dalam waktu yang relatif singkat dan cepat. Sirkulasi menuju tapak memiliki perkerasan yang cukup baik dengan lebar jalan dari gerbang utama (Gambar 13.A) 11,3 meter dan lebar jalan di depan tapak (Gambar 13.B) 5,9 meter. Sirkulasi menuju tapak dapat dilalui kendaraan besar seperti bis ataupun kendaraan kecil seperti sepeda, namun sirkulasi di dalam tapak (Gambar 13.C) belum sebaik sirkulasi di luar tapak. Beberapa sirkulasi di dalam tapak terdiri atas tangga dan ramp (Gambar 13.D) dengan lebar 1,87 meter. Sirkulasi di dalam tapak hanya bisa dilalui oleh pejalan kaki, motor ataupun sepeda. Hanya terdapat satu pintu masuk menuju tapak yaitu dari arah selatan. Gambar 13 Sirkulasi Tapak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perancangan Perancangan sebagai proses pemberi bentuk adalah kegiatan mencipta tempat, ruang, atau benda-benda untuk menetapkan maksud (kegunaan) dari ciptaan bentuk tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 21 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum 4.1.1 Aspek Fisik dan Biofisik Beberapa aspek fisik dan biofisik yang diinventarisasi terkait perancangan galeri terbuka pada tapak diantaranya; 4.1.1.1

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi, Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada Agustus Oktober 2010, mencakup pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

Gambar 2 Peta lokasi studi

Gambar 2 Peta lokasi studi 15 III. METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Studi Studi dilakukan di Kebun Anggrek yang terletak dalam areal Taman Kyai Langgeng (TKL) di Jalan Cempaka No 6, Kelurahan Kemirirejo, Kecamatan Magelang Tengah,

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN Oleh : Mutiara Ayuputri A34201043 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK Oleh : Dina Dwi Wahyuni A 34201030 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK. Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A

PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK. Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A34201023 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN YULIANANTO

Lebih terperinci

METODOLOGI. Gambar 6 Peta lokasi penelitian. Sumber: www. wikimapia.com 2010 dan BB Litbang Sumber Daya Lahan, 2008.

METODOLOGI. Gambar 6 Peta lokasi penelitian. Sumber: www. wikimapia.com 2010 dan BB Litbang Sumber Daya Lahan, 2008. METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian berlokasi di Yayasan Pengembangan Insan Pertanian Indonesia (YAPIPI) yang secara administratif berlokasi di Kp. Bojongsari RT 03 RW 05 Kecamatan

Lebih terperinci

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi BAB III METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Kegiatan studi dilakukan di Dukuh Karangkulon yang terletak di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan luas

Lebih terperinci

KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A

KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A34203039 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN INDRA SAPUTRA. A34203039.

Lebih terperinci

METODOLOGI. Tabel 1. Jenis, Sumber, dan Kegunaan data No Jenis Data Sumber Data Kegunaan

METODOLOGI. Tabel 1. Jenis, Sumber, dan Kegunaan data No Jenis Data Sumber Data Kegunaan METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Pantai Kelapa Rapat (Klara) Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, dengan luas area ± 5.6 Ha (Gambar 2). Penelitian ini dilaksanakan selama 4

Lebih terperinci

METODOLOGI Waktu dan Tempat

METODOLOGI Waktu dan Tempat 41 METODOLOGI Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian dilaksanakan di base camp Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi, Jawa Barat (Gambar 15). Kegiatan ini dilaksanakan dari bulan Mei 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS SINTESIS

BAB V ANALISIS SINTESIS BAB V ANALISIS SINTESIS 5.1 Aspek Fisik dan Biofisik 5.1.1 Letak, Luas, dan Batas Tapak Tapak terletak di bagian Timur kompleks sekolah dan berdekatan dengan pintu keluar sekolah, bangunan kolam renang,

Lebih terperinci

III METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian.

III METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian. III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kawasan Gunung Kapur Cibadak Ciampea Bogor, Propinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian terlihat pada Gambar 2. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi 3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar Peta Lokasi Tapak

BAB III METODOLOGI. Gambar Peta Lokasi Tapak 12 BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Studi ini dilaksanakan pada wilayah pemakaman Tanah Kusir di jalan Bintaro Raya Jakarta Selatan, DKI Jakarta. Tapak yang berada di sebelah timur Kali Pesanggrahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 14 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI Kegiatan penelitian ini dilakukan di Pusat Kota Banda Aceh yang berada di Kecamatan Baiturrahman, tepatnya mencakup tiga kampung, yaitu Kampung Baru,

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE 33 BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Studi ini dilakukan di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Secara administrasi pemerintahan Kota Padang Panjang terletak di Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 2). Waktu penelitian sejak pelaksanaan hingga pembuatan laporan hasil studi berlangsung selama 9 bulan (Februari 2011-Oktober 2011).

III. METODOLOGI. 2). Waktu penelitian sejak pelaksanaan hingga pembuatan laporan hasil studi berlangsung selama 9 bulan (Februari 2011-Oktober 2011). 16 III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Bandara Internasional SoekarnoHatta, Tangerang, Banten dengan lokasi yang berada pada Terminal 3 (Gambar 2). Waktu penelitian

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN. Oleh: Syahroji A

PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN. Oleh: Syahroji A PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN Oleh: Syahroji A34204015 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN SYAHROJI. Perancangan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Gambar 3. Lokasi Penelitian

III. METODOLOGI. Gambar 3. Lokasi Penelitian III. METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Studi mengenai perencanaan lanskap jalur interpretasi wisata sejarah budaya ini dilakukan di Kota Surakarta, tepatnya di kawasan Jalan Slamet Riyadi. Studi ini dilaksanakan

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP JALUR PENCAPAIAN KAWASAN AGROWISATA PADA AGROPOLITAN CIPANAS, CIANJUR. Oleh : Annisa Budi Erawati A

PERENCANAAN LANSKAP JALUR PENCAPAIAN KAWASAN AGROWISATA PADA AGROPOLITAN CIPANAS, CIANJUR. Oleh : Annisa Budi Erawati A PERENCANAAN LANSKAP JALUR PENCAPAIAN KAWASAN AGROWISATA PADA AGROPOLITAN CIPANAS, CIANJUR Oleh : Annisa Budi Erawati A34201035 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PENGARUH REKLAME TERHADAP KUALITAS ESTETIK LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR RAKHMAT AFANDI

PENGARUH REKLAME TERHADAP KUALITAS ESTETIK LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR RAKHMAT AFANDI PENGARUH REKLAME TERHADAP KUALITAS ESTETIK LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR RAKHMAT AFANDI DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 Judul Nama NRP : Pengaruh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK II.1 Tinjauan Umum Proyek II.1.1 Tinjauan Proyek Judul : Pusat Pendidikan Budaya Betawi Tema : Arsitektur Betawi Lokasi : Jalan Bulungan Raya, Jakarta Selatan Luas Lahan : ±

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Jakarta Timur, Kota Jakarta, Propinsi DKI Jakarta dengan sampel tujuh Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) dan lokasi

Lebih terperinci

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu. Keterangan Jl. KH. Rd. Abdullah Bin Nuh. Jl. H. Soleh Iskandar

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu. Keterangan Jl. KH. Rd. Abdullah Bin Nuh. Jl. H. Soleh Iskandar 20 METODOLOGI dan Waktu Studi dilakukan di kawasan Jalan Lingkar Luar Kota Bogor, Jawa Barat dengan mengambil tapak di kawasan lanskap Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh dan Jalan H. Soleh Iskandar. Kegiatan

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN PASAR TERAPUNG SUNGAI BARITO KOTA BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN PASAR TERAPUNG SUNGAI BARITO KOTA BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN PASAR TERAPUNG SUNGAI BARITO KOTA BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA OLEH: MOCH SAEPULLOH A44052066 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Beji sebagai pusat Kota Depok, Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Gambar 1 Peta lokasi penelitian

III. METODOLOGI. Gambar 1 Peta lokasi penelitian 16 III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Studi mengenai Perencanaan Jalur Hijau Jalan sebagai Identitas Kota Banjarnegara dilakukan di jalan utama Kota Banjarnegara yang terdiri dari empat segmen,

Lebih terperinci

BAB III. Penelitian inii dilakukan. dan Danau. bagi. Peta TANPA SKALA

BAB III. Penelitian inii dilakukan. dan Danau. bagi. Peta TANPA SKALA 14 BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian inii dilakukan di Sentul City yang terletak di Kecamatan Babakan Madang dan Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat (Gambar

Lebih terperinci

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Desa Mulo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta (Sumber: Triple A: Special Province of Yogyakarta)

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Desa Mulo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta (Sumber: Triple A: Special Province of Yogyakarta) BAB III METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai lanskap kawasan ekowisata karst ini dilakukan di Lembah Mulo, Desa Mulo, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

Gambar 12. Lokasi Penelitian

Gambar 12. Lokasi Penelitian III. METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di jalur wisata Puncak, terletak di Kabupaten Bogor. Jalur yang diamati adalah jalur pemasangan reklame yang berdasarkan data

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

Gambar 1 Lokasi penelitian.

Gambar 1 Lokasi penelitian. 7 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Perencanaan tapak ini dilaksanakan di KHDTK Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat (Gambar 1). Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2012. Gambar

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI JL.TERAPI PERUM. BUMI MENTENG ASRI. Gambar 2. Lokasi Konsultan Lanskap Oemardi_zain (googlemaps.com, serigama.

BAB 3 METODOLOGI JL.TERAPI PERUM. BUMI MENTENG ASRI. Gambar 2. Lokasi Konsultan Lanskap Oemardi_zain (googlemaps.com, serigama. 14 BAB 3 METODOLOGI 3.1 Lokasi Magang Kegiatan magang dilakukan di kantor Konsultan Lanskap Oemardi_zain yang terletak di Perumahan Bumi Menteng Asri, Blok BE No. 2, Bogor Jawa Barat. Kantor ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan, dimulai bulan Februari 2011 hingga bulan Juni 2011 di Sentra Produksi Rambutan Gedongjetis, Tulung, Klaten (Gambar

Lebih terperinci

PUSAT PAGELARAN SENI KONTEMPORER INDONESIA DI YOGYAKARTA

PUSAT PAGELARAN SENI KONTEMPORER INDONESIA DI YOGYAKARTA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PAGELARAN SENI KONTEMPORER INDONESIA DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DI DESA BANYUMULEK, KECAMATAN KEDIRI, LOMBOK BARAT

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DI DESA BANYUMULEK, KECAMATAN KEDIRI, LOMBOK BARAT PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DI DESA BANYUMULEK, KECAMATAN KEDIRI, LOMBOK BARAT Oleh : RINRIN KODARIYAH A 34201017 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arsitektur Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup perancangan dan pembangunan keseluruhan lingkungan binaan,

Lebih terperinci

GEDUNG PAMERAN SENI RUPA

GEDUNG PAMERAN SENI RUPA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG PAMERAN SENI RUPA DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK (S-1)

Lebih terperinci

SKRIPSI KAJIAN LANSKAP RUANG TERBUKA DI RT 01/08, KELURAHAN BARANANGSIANG, KECAMATAN BOGOR TIMUR, KOTA BOGOR MIFTAHUL FALAH A

SKRIPSI KAJIAN LANSKAP RUANG TERBUKA DI RT 01/08, KELURAHAN BARANANGSIANG, KECAMATAN BOGOR TIMUR, KOTA BOGOR MIFTAHUL FALAH A i SKRIPSI KAJIAN LANSKAP RUANG TERBUKA DI RT 01/08, KELURAHAN BARANANGSIANG, KECAMATAN BOGOR TIMUR, KOTA BOGOR MIFTAHUL FALAH A34203053 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I.

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I. BAB I. GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. Pendahuluan BATU PUTIH. GALERI SENI UKIR BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang a. Kelayakan Proyek Daerah Istimewa Yogyakarta secara geografis berada di pesisir pantai

Lebih terperinci

PRA DESAIN LANSKAP UNIVERSITAS MATHLA UL ANWAR SEBAGAI BOTANICAL GARDEN. Disusun oleh: DENI HERYANI A

PRA DESAIN LANSKAP UNIVERSITAS MATHLA UL ANWAR SEBAGAI BOTANICAL GARDEN. Disusun oleh: DENI HERYANI A PRA DESAIN LANSKAP UNIVERSITAS MATHLA UL ANWAR SEBAGAI BOTANICAL GARDEN Disusun oleh: DENI HERYANI A34203018 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN DENI

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN 23 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Desain Lanskap kampus Fakultas Seni Rupa dan Desain menitikberatkan pada sebuah plaza dengan amphitheatre di bagian tengah kampus yang menghubungkan semua gedung

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di kawasan Kampung Setu Babakan-Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa-Kotamadya Jakarta Selatan (Gambar 6), dengan luas kawasan ± 165 ha, meliputi

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan

IV. METODOLOGI 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan IV. METODOLOGI 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Tapak secara geografis terletak di 3 o 16 32-3 o 22 43 Lintang Selatan dan 114 o 3 02 114 o 35 24 Bujur Timur administratif termasuk ke dalam Kelurahan Kertak

Lebih terperinci

Proses Desain (1) 10/18/2016. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006) (ARL 200) PRAKTIKUM MINGGU 10

Proses Desain (1) 10/18/2016. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006) (ARL 200) PRAKTIKUM MINGGU 10 MK. DASAR DASAR ARSITEKTUR LANSKAP (ARL 200) Perencanaan Perencanaan merupakan suatu alat sistematik yang digunakan untuk menentukan kondisi yang diharapkan dari suatu tapak serta cara untuk mencapai kondisi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu Magang

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu Magang 12 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu Magang Kegiatan magang berlangsung sekitar tiga bulan (Tabel 1) dimulai pada bulan Februari dan berakhir pada bulan Mei Tabel 1 Kegiatan dan Alokasi Waktu Magang Jenis Kegiatan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN BERTEMA (THEME PARK) DI DUNIA FANTASI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL JAKARTA UTARA DKI JAKARTA. Oleh: PUTERA RAMADHON A

PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN BERTEMA (THEME PARK) DI DUNIA FANTASI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL JAKARTA UTARA DKI JAKARTA. Oleh: PUTERA RAMADHON A PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN BERTEMA (THEME PARK) DI DUNIA FANTASI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL JAKARTA UTARA DKI JAKARTA Oleh: PUTERA RAMADHON A34204046 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

Pusat Seni dan Arsitektur Kontemporerm di Bandung

Pusat Seni dan Arsitektur Kontemporerm di Bandung LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Pusat Seni dan Arsitektur Kontemporerm di Bandung Penekanan Desain Arsitektur Morphosis Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

[ORAT ORET ARTSPACE] TA 131/53 BAB I PENDAHULUAN

[ORAT ORET ARTSPACE] TA 131/53 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Melalui aktivitas berkesenian akan diperoleh banyak hal yang berkait dengan nilainilai yang bermanfaat bagi kehidupan, di antaranya sebagai pemenuhan kebutuhan akan

Lebih terperinci

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM BAB 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN Pada bab kali ini akan membahas penyelesaian persoalan perancangan dari hasil kajian yang dipaparkan pada bab sebelumnya. Kajian yang telah dielaborasikan menjadi

Lebih terperinci

KAJIAN PENCAHAYAAN LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR ARSYAD KHRISNA

KAJIAN PENCAHAYAAN LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR ARSYAD KHRISNA KAJIAN PENCAHAYAAN LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR ARSYAD KHRISNA DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN ARSYAD KHRISNA A44052252. Kajian Pencahayaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Umum Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau tahapan-tahapan dalam merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni Kota Yogyakarta merupakan kota yang terkenal dengan anekaragam budayanya, seperti tatakrama, pola hidup yang

Lebih terperinci

Perencanaan DESAIN/PERANCANGAN 16/09/2015. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006)

Perencanaan DESAIN/PERANCANGAN 16/09/2015. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006) Perencanaan MK. DASAR-DASAR ARSITEKTUR LANSKAP (ARL 200) Perencanaan merupakan suatu alat sistematik yang digunakan untuk menentukan kondisi yang diharapkan dari suatu tapak serta cara untuk mencapai kondisi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Letak Geografis Site Site yang akan dibangun berlokasi di sebelah timur Jalan Taman Siswa dengan koordinat 07 o 48 41.8 LS 110 o 22 36.8 LB. Bentuk site adalah persegi panjang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Lanskap Menurut Marsh (2005) perencanaan lanskap perkotaan merupakan cakupan besar yang fokus terhadap seluruh area metropolitan. Kebanyakan aktivitas dalam merencana

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON NATSEPA RESORT DAN SPA, AMBON DWI RETNO HANDAYANI A

PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON NATSEPA RESORT DAN SPA, AMBON DWI RETNO HANDAYANI A PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON NATSEPA RESORT DAN SPA, AMBON DWI RETNO HANDAYANI A34203044 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Diponegoro merupakan salah satu Universitas terkemuka di Indonesia serta termasuk ke dalam lima besar Universitas terbaik seindonesia, terletak di provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SEMARANG LP3A TUGAS AKHIR 138

BAB I PENDAHULUAN GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SEMARANG LP3A TUGAS AKHIR 138 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kota Semarang yang sudah berusia hampir mendekati 5 abad (469 tahun), di telinga masyarakat hanyalah berstempel Kota Dagang dan Jasa namun, potensi-potensi minoritas

Lebih terperinci

PENGARUH PENINGKATAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PERUBAHAN PEMANFAATAN RUANG DAN KENYAMANAN DI WILAYAH PENGEMBANGAN TEGALLEGA, KOTA BANDUNG

PENGARUH PENINGKATAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PERUBAHAN PEMANFAATAN RUANG DAN KENYAMANAN DI WILAYAH PENGEMBANGAN TEGALLEGA, KOTA BANDUNG PENGARUH PENINGKATAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PERUBAHAN PEMANFAATAN RUANG DAN KENYAMANAN DI WILAYAH PENGEMBANGAN TEGALLEGA, KOTA BANDUNG DIAR ERSTANTYO DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kota Jakarta sebagai pusat pemerintahan, pusat perdagangan, pusat perbankan dan pusat perindustrian menuntut adanya kemajuan teknologi melalui pembangunan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai

Lebih terperinci

SOAL UAS SENI BUDAYA KLS XI TH Kegiatan seseorang atau sekelompok dalam upaya mempertunjukan suatu hasil karya atau produknya kepada

SOAL UAS SENI BUDAYA KLS XI TH Kegiatan seseorang atau sekelompok dalam upaya mempertunjukan suatu hasil karya atau produknya kepada SOAL UAS SENI BUDAYA KLS XI TH 2016 2017 1 Kegiatan seseorang atau sekelompok dalam upaya mempertunjukan suatu hasil karya atau produknya kepada orang laindan secara terorganisir dinamakan a katalog b

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 6 Peta Lokasi Studi (Sumber: dan

BAB III METODOLOGI. Gambar 6 Peta Lokasi Studi (Sumber:  dan BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Studi Studi ini dilakukan di Sekolah Alam dan Sains Al-Jannah yang terletak di jalan Jambore No.4 Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur. Peta lokasi studi dapat

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP AGROWISATA IKAN HIAS AIR TAWAR DI BALAI PENGEMBANGAN BENIH IKAN CIHERANG KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT

PERANCANGAN LANSKAP AGROWISATA IKAN HIAS AIR TAWAR DI BALAI PENGEMBANGAN BENIH IKAN CIHERANG KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT PERANCANGAN LANSKAP AGROWISATA IKAN HIAS AIR TAWAR DI BALAI PENGEMBANGAN BENIH IKAN CIHERANG KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT Oleh: GIN GIN GINANJAR A34201029 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

KAJIAN LANSKAP PERTIGAAN JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR INDAH CAHYA IRIANTI

KAJIAN LANSKAP PERTIGAAN JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR INDAH CAHYA IRIANTI KAJIAN LANSKAP PERTIGAAN JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR INDAH CAHYA IRIANTI DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 RINGKASAN INDAH CAHYA IRIANTI. A44050251.

Lebih terperinci

Gambar 3.1 : Peta Pulau Nusa Penida Sumber :

Gambar 3.1 : Peta Pulau Nusa Penida Sumber : BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penulis mengambil lokasi penelitian di Desa Sakti Pulau Nusa Penida Provinsi Bali. Untuk lebih jelas peneliti mencantumkan denah yang bisa peneliti dapatkan

Lebih terperinci

METODOLOGI. Tempat dan Waktu

METODOLOGI. Tempat dan Waktu METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Jalan Lingkar Kebun Raya Bogor. Tempat penelitian adalah di sepanjang koridor Jalan Lingkar Kebun Raya Bogor (Gambar 2). Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

SOLO FINE ART SPACE BAB I PENDAHULUAN

SOLO FINE ART SPACE BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni rupa merupakan cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Estetika

TINJAUAN PUSTAKA Estetika 4 TINJAUAN PUSTAKA Estetika Istilah estetika dikemukakan pertama kali oleh Alexander Blaumgarten pada tahun 1750 untuk menunjukkan studi tentang taste dalam bidang seni rupa. Ilmu estetika berkaitan dengan

Lebih terperinci

Gedung Pameran Seni Rupa di Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

Gedung Pameran Seni Rupa di Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN Melihat perkembangan seni akhir-akhir ini dapat kita ambil benang merah bahwa Yogyakarta merupakan barometer seni budaya di Indonesia. Berbagai ragam

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 3.1.1. Data Fisik Jakarta Timur 3.1.1.1. Letak Geografis Kotamadya Jakarta Timur Kotamadya Jakarta Timur merupakan salah satu Kotamadya yang berada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lanskap Sejarah dan Budaya Lanskap merupakan suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indra manusia. Semakin jelas harmonisasi dan

Lebih terperinci

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Perkampungan Portugis Kampung Tugu Jakarta Utara Lanskap Sejarah Aspek Wisata Kondisi Lanskap: - Kondisi fisik alami - Pola Pemukiman - Elemen bersejarah - Pola RTH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1. Pengertian Judul PUSAT Pusat, tempat yang letaknya ada di tengah tengah. 1 Pengertian pusat, dapat diartikan sebagai suatu titik temu atau pokok pangkal atau juga sebagai tempat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Diagram 6 : skema hubungan fasilitas

BAB IV ANALISIS. Diagram 6 : skema hubungan fasilitas BAB IV ANALISIS IV.1 Analisis Bangunan IV.1.1 Organisasi Ruang Berdasarkan hasil studi banding, wawancara, dan studi persyaratan ruang dan karakteristik kegiatan di dalamnya, hubungan fasilitas dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3. 1 Tempat dan Waktu 3. 2 Alat dan Bahan 3. 3 Metode dan Pendekatan Perancangan 3. 4 Proses Perancangan

BAB III METODOLOGI 3. 1 Tempat dan Waktu 3. 2 Alat dan Bahan 3. 3 Metode dan Pendekatan Perancangan 3. 4 Proses Perancangan BAB III METODOLOGI 3. 1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di areal kompleks perguruan tinggi ISI Yogyakarta, Panggungharjo, Sewon, Bantul. Pelaksanaan penelitian dimulai bulan Januari 2008.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Tahun 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni merupakan bagian dari kebudayaan yang lahir dari hasil budi daya manusia dengan segala keindahan, dan kebebasan ekspresi dari manusia sendiri. Seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Pusat Pengembangan Seni Karawitan ini merupakan sebuah sarana edukasi yang mewadahi fungsi utama pengembangan berupa pendidikan dan pelatihan seni karawitan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara kepulauan yang terbesar dengan kedudukan geopolitis yang strategis dikarunia Tuhan keanekaragaman kekayaan alam dan budaya yang istimewa, yang menjadi sumber

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran manusia makin meningkat dalam mencapai suatu prestasi yang tinggi, maka negara-negara yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP SEKOLAH ISLAM TERPADU UMMUL QURO BERDASARKAN KONSEP TAMAN ISLAMI FISQA TASYARA A

PERANCANGAN LANSKAP SEKOLAH ISLAM TERPADU UMMUL QURO BERDASARKAN KONSEP TAMAN ISLAMI FISQA TASYARA A PERANCANGAN LANSKAP SEKOLAH ISLAM TERPADU UMMUL QURO BERDASARKAN KONSEP TAMAN ISLAMI FISQA TASYARA A34203058 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 Dengan ini

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap 5 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap Lanskap berdasarkan Simonds (1983) merupakan suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia, dimana suatu lanskap dikatakan

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa BAB 6 HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Perancangan Hasil perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah penerapan konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi

Lebih terperinci

Gambar 2. Lokasi Studi

Gambar 2. Lokasi Studi 17 III. METODOLOGI 3.1. Lokasi Studi Studi ini berlokasi di Kawasan Sungai Kelayan di Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan. Sungai Kelayan terletak di Kecamatan Banjarmasin Selatan (Gambar 2).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Galeri merupakan sebuah bangunan yang memiliki fungsi mirip dengan museum dan memiliki kegiatan utama yang sama yaitu kegiatan pameran. Galeri memiliki fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN FISIK BANGUNAN TPI JUWANA 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN FISIK BANGUNAN TPI JUWANA 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG TPI (Tempat Pelelangan Ikan) merupakan suatu tempat yang mewadahi aktivitas nelayan melakukan lelang (transaksi jual beli) ikan hasil tangkapan dari laut kepada para

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan Sekolah Islam Terpadu memiliki image tersendiri didalam perkembangan pendidikan di Indonesia, yang bertujuan memberikan sebuah pembelajaran

Lebih terperinci

BABV LAPORAN PERANCANGAN. D C o H, B. Gb.79 Zoning Site plan. Ruang tapak mempertahankan bentuk kontur yang dipadukan dengan

BABV LAPORAN PERANCANGAN. D C o H, B. Gb.79 Zoning Site plan. Ruang tapak mempertahankan bentuk kontur yang dipadukan dengan iro konsultan.'..isitektur i antar antan ogyakatta BABV LAPORAN PERANCANGAN 5.1 Site plan Tapak dibagi kedalam beberapa Zona bangunan, yaitu : a. Zona kantor b. Zona terapi c. Zona resto dan cafe d. Zona

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di antaranya adalah Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari, dan Seni Teater. Beberapa jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Musik sebagai gaya hidup dan profesi Musik diperkirakan telah lahir sejak kehadiran manusia modern homo sapien yaitu sekitar 180.000 hingga 100.000 tahun yang

Lebih terperinci

Judul Tugas Akhir KAMPUNG SENI tema : Metafora Tari dalam Arsitektur

Judul Tugas Akhir KAMPUNG SENI tema : Metafora Tari dalam Arsitektur LAPORAN TUGAS AKHIR PA. 1380 PERIODE SEM. GANJIL 2006-2007 Judul Tugas Akhir KAMPUNG SENI tema : Metafora Tari dalam Arsitektur Mahasiswa : I MADE ARY KURNIAWAN Nrp. : 3201 100 078 Pembimbing : DR. Ing.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN HAKIKAT PASAR KERAJINAN DAN SENI

BAB II TINJAUAN HAKIKAT PASAR KERAJINAN DAN SENI BAB II TINJAUAN HAKIKAT PASAR KERAJINAN DAN SENI 2.1 PENGERTIAN PASAR KERAJINAN DAN SENI Pasar dalam arti sempit adalah tempat dimana permintaan dan penawaran bertemu ( http://id.wikipedia.org/ : 7/9/2009

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Koentjaranigrat (seniman). Majalah Versus Vol 2 edisi Februari 2009

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Koentjaranigrat (seniman). Majalah Versus Vol 2 edisi Februari 2009 BB I PENDHULUN 1.1. LTR BELKNG, sebagai suatu bentuk ekspresi seniman memiliki sifat-sifat kreatif, emosional, individual, abadi dan universal. Sesuai dengan salah satu sifat seni yakni kreativ, maka seni

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli Lokasi penelitian adalah di kawasan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli Lokasi penelitian adalah di kawasan III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli 2014. Lokasi penelitian adalah di kawasan hutan mangrove pada lahan seluas 97 ha, di Pantai Sari Ringgung

Lebih terperinci