JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user"

Transkripsi

1 PENGARUH WAKTU PELAPISAN DAN RAPAT ARUS KATODA TERHADAP KEKERASAN DAN ADHESIVITAS LAPISAN PADA PLAT BAJA KARBON RENDAH AISI 1021 DENGAN PROSES ELEKTROPLATING HARD CHROME MENGGUNAKAN CrO gr/liter DAN H 2 SO 4 5 gr/liter SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun oleh : HENDRATO NIM. I JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

2 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya dunia industri, khususnya industri manufaktur, maka banyak pula inovasi-inovasi maupun penemuan baru dalam dunia industri. Hal ini dikarenakan adanya permintaan dari konsumen untuk menghasilkan produk yang mempunyai kualitas tinggi. Industri dituntut dapat membuat produk yang tidak hanya memiliki penampilan yang menarik, dan mampu bertahan lama, tetapi juga mempunyai nilai kekuatan (strength) dan ketangguhan (toughness) yang tinggi. Perkembangan teknologi rekayasa pelapisan listrik (elektroplating) telah banyak memberikan konstribusi yang cukup signifikan terhadap laju pertumbuhan industri manufaktur, terutama dalam proses finishing. Teknologi pelapisan logam telah membantu industri manufaktur dalam memperoleh suatu material yang mempunyai kekuatan dan ketangguhan yang tinggi, sehingga dapat memenuhi permintaan konsumen akan produk yang berkualitas tinggi. Elektroplating adalah suatu teknologi yang relatif mudah dikerjakan dengan menggunakan peralatan yang sederhana dan membutuhkan pekerja yang relatif sedikit. Kemudahan-kemudahan ini menarik para wirausahawan untuk bergerak dibidang ini. Hal ini dapat dilihat dari laju pertumbuhan industri kecil dan menengah yang bergerak dalam bidang pelapisan logam, diantaranya bengkel fabrikasi, jasa alat berat, asesoris kendaraan bermotor, dan pelapisan bagianbagian mesin kendaraan bermotor. Pada dasarnya elektroplating dilakukan dengan maksud memberi perlindungan terhadap bahaya korosi, membentuk sifat keras permukaan, dan sifat teknis atau mekanis tertentu, terhadap logam dasar. Di dunia industri, bukan hanya penampilan produk yang diinginkan pasar, tetapi sifat keras permukaan dan adhesivitas juga sangat membantu terhadap keberhasilan produk di pasaran. Dengan kata lain, suatu produk pelapisan logam tidak hanya membutuhkan hasil dengan penampilan produk yang bagus, mengkilat dan cemerlang tetapi juga harus memiliki kekerasan permukaan dan adhesivitas yang baik pula.

3 2 Masalah yang sekarang dihadapi oleh industri pelapisan logam adalah tingkat kekerasan permukaan dan adhesivitas hasil pelapisan logam masih sangat rendah, sehingga konsumen tidak mau menerima produk. Rendahnya kekerasan permukaan dan adhesivitas produk dipengaruhi oleh belum di temukannya komposisi larutan elektrolit, waktu pelapisan, dan rapat arus katoda yang tepat untuk membuat produk pelapisan logam dengan kekerasan permukaan dan adhesivitas tinggi. Oleh karena itu perlu ditemukan suatu formula yang paling tepat (menyangkut komposisi bahan dan kondisi proses) dari elektroplating dengan pelapisan hard chrome untuk mendapatkan produk dengan nilai kekerasan permukaan dan adhesivitas yang tinggi. Hal ini sangat berguna mengingat industri kecil dan menengah belum memperhatikan kondisi optimum proses pelapisan logam, khususnya pelapisan hard chrome. Berangkat dari fenomena di atas maka penulis mencoba untuk menganalisa proses elektroplating hard chrome dengan variabel waktu proses elektroplating dan rapat arus katoda, dimana variabel ini mampu divariasikan dengan pasti jika dibandingkan dengan variabel yang lainnya. Variasi lama proses elektroplating dan rapat arus katoda yang diberikan pada proses elektroplating hard chrome akan sangat mempengaruhi kekerasan permukaan dan adhesivitas lapisan hard chrome. Hasil penelitian ini akan menambah masukan tentang teknologi pelapisan logam yang sudah cukup lama digeluti oleh beberapa industri elektroplating yang terdapat di dalam negeri. Jika mutu dan kuantitas produksi dapat ditingkatkan, produk pelapisan ini bukan hanya dapat meningkat pada skala nasional tetapi juga interrnasional. Selain itu pendapatan para pekerja atau buruh akan meningkat dan akan semakin banyak para wirausahawan yang berminat berusaha dibidang ini. Hal ini dapat membuka peluang dalam penyerapan tenaga kerja sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan suatu masalah yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh waktu proses elektroplating terhadap kekerasan dan adhesivitas hasil pelapisan?

4 3 2. Bagaimana pengaruh rapat arus katoda proses elektroplating terhadap kekerasan dan adhesivitas hasil pelapisan? 1.3. Batasan Masalah Untuk menentukan arah penelitian yang baik, ditentukan batasan masalah sebagai berikut: 1. Material yang digunakan sebagai katoda adalah baja karbon rendah AISI Model pelapisan merupakan krom keras elektroplating 3. Larutan elektrolit yang digunakan adalah : a. Krom oksida (CrO 3 ) sebanyak 250 gr/liter b. Asam sulfat (H 2 SO 4 ) sebanyak 5 gr/liter 4. Temperatur larutan dianggap konstan C. 5. Parameter yang divariasikan adalah waktu pelapisan dan rapat arus katoda 6. Sumber tegangan yang digunakan dalam proses pelapisan berasal dari arus bolak-balik yang di searahkan Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh waktu dan rapat arus katoda terhadap kekerasan lapisan krom keras. 2. Untuk mengetahui pengaruh waktu dan rapat arus katoda terhadap adhesivitas lapisan krom keras Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menambah referensi sebagai pengembangan ilmu di bidang elektroplating, khususnya pelapisan krom keras. 2. Sebagai referensi tentang pengaruh variasi rapat arus katoda dan waktu proses elektroplating terhadap kekerasan dan adhesivitas hasil pelapisan krom keras. 3. Dapat memprediksi kekerasan dan adhesivitas hasil pelapisan cukup dengan mengatur variasi rapat arus katoda dan waktu proses elektroplating. 4. Mengetahui kombinasi rapat arus katoda dan waktu proses elektroplating yang tepat untuk kekerasan dan adhesivitas hasil pelapisan yang optimal.

5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Bab I Pendahuluan, berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. 2. Bab II Dasar Teori, berisi definisi pelapisan logam, macam-macam pelapisan logam, pelapisan logam elektrokimia, prinsip kerja pelapisan listrik, tahapan proses pelapisan listrik, pelapisan krom, pelapisan krom dekoratif, pelapisan krom keras, mekanisme terbentuknya lapisan krom, dasar teori pengujian kekerasan dan adhesivitas lapisan, serta tinjauan pustaka. 3. Bab III Metode Penelitian, berisi diagram alir penelitian, bahan yang digunakan, mesin dan alat yang digunakan, tempat penelitian, prosedur pelaksanaan penelitian, prosedur pengujian kekerasan dan adhesivitas lapisan. 4. Bab IV Data dan Analisa, berisi data hasil pengujian dan analisa hasil pengukuran kekerasan serta adhesivitas dari proses pelapisan yang dilakukan. 5. Bab V Penutup, berisi kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dan saransaran bagi penelitian selanjutnya.

6 5 BAB II DASAR TEORI 2.1. Pelapisan Logam Pelapisan logam adalah suatu cara yang dilakukan untuk memberikan sifat tertentu pada suatu permukaan benda kerja, dimana diharapkan benda tersebut akan mengalami perbaikan baik dalam hal struktur mikro maupun ketahanannya, dan tidak menutup kemungkinan pula terjadi perbaikan terhadap sifat fisiknya. Pelapisan logam merupakan bagian akhir dari proses produksi dari suatu produk. Proses tersebut dilakukan setelah benda kerja mencapai bentuk akhir atau setelah proses pengerjaan mesin serta penghalusan terhadap permukaan benda kerja yang dilakukan. Dengan demikian, proses pelapisan termasuk dalam kategori pekerjaan finishing atau sering juga di sebut tahap penyelesaian dari suatu produksi benda kerja Macam-Macam Pelapisan Logam 1. Pelapisan dekoratif Pelapisan dekoratif bertujuan untuk menambah keindahan tampak luar suatu benda atau produk. Sekarang ini pelapisan dengan bahan kromium sedang digemari karena warnanya yang cemerlang, tidak mudah terkorosi dan tahan lama. Produk yang dihasilkan banyak digunakan sebagai asesoris pada kendaraan bermotor baik yang beroda 2 maupun pada kendaraan beroda 4. Dengan kata lain pelapisan ini hanya untuk mendapatkan bentuk luar yang baik saja. Logam-logam yang umum digunakan untuk pelapisan dekoratif adalah emas, perak, nikel dan kromium. 2. Pelapisan protektif Pelapisan protektif adalah pelapisan yang bertujuan untuk melindungi logam yang dilapisi dari serangan korosi karena logam pelapis tersebut akan memutus interaksi dengan lingkungan sehingga terhindar dari proses oksidasi. 3. Pelapisan untuk sifat khusus permukaan Pelapisan ini bertujuan untuk mendapatkan sifat khusus permukaan seperti sifat keras, sifat tahan aus dan sifat tahan suhu tinggi atau gabungan dari beberapa tujuan diatas secara bersama-sama. Misalnya dengan melapisi

7 6 bantalan dengan logam nikel agar bantalan lebih keras dan tidak mudah aus akibat gesekan pada saat berputar Pelapisan Logam Elektrokimia 1. Pelapisan anodik Pelapisan anodik merupakan pelapisan dimana potensial listrik logam pelapis lebih anodik terhadap substrat. Contohnya pelapisan pada baja yang memiliki potensial listrik -0,04 V yang dilapisi dengan logam seng yang memiliki potensial listrik -0,0762 V. Logam seng bersifat lebih anodik terhadap baja sehingga logam seng akan mengorbankan dirinya dalam bentuk korosi sehingga logam yang lebih katodik terhindar dari reaksi korosi. Pelapisan ini termasuk dalam jenis pelapisan protektif. Keunggulan dari pelapisan ini adalah sifat logam pelapis yang bersifat melindungi logam yang dilapisi sehingga walaupun terjadi cacat pada permukaan pelapis karena sebab seperti tergores, retak, terkelupas dan lain-lain sehingga terjadi kontak terhadap lingkungan sekitarnya, sampai batas tertentu tetap terproteksi oleh logam pelapis. 2. Pelapisan katodik Pelapisan katodik merupakan pelapisan dimana potensial listrik logam pelapis lebih katodik terhadap substrat. Contohnya pelapisan pada tembaga yang memiliki potensial listrik +0,34 V yang dilapisi dengan logam emas yang memiliki potensial listrik +1,5 V. Logam emas bersifat lebih mulia dibandingkan dengan logam tembaga, maka apabila logam pelapis mengalami cacat, logam yang dilapisi akan terekpos ke lingkungan dan bersifat anodik sehingga akan terjadi korosi lokal yang intensif terhadap substrat. Pelapisan katodik sangat cocok digunakan pada pelapisan dekoratif karena umumnya aksesoris dan perhiasan dari bahan-bahan imitasi tidak dikenai gaya-gaya dari luar sehingga kecil kemungkinan untuk mengalami cacat lokal pada permukaan Prinsip Kerja Pelapisan Listrik Pelapisan listrik (electroplating) adalah suatu proses pengendapan zat atau ion-ion logam pada elektroda negatif (katoda) dengan cara elektrolisis.

8 7 Terjadinya suatu endapan pada proses ini adalah karena adanya ion-ion bermuatan listrik berpindah dan suatu elektroda melalui elektrolit yang mana hasil dan elektrolisis tersebut akan mengendap pada katoda, sedangkan endapan yang terjadi bersifat adesif terhadap logam dasar. Selama proses pengendapan atau deposit berlangsung terjadi reaksi kimia pada elektroda dan elektrolit baik reaksi reduksi maupun oksidasi dan diharapkan berlangsung terus menerus menuju arah tertentu secara tetap. Untuk itu diperlukan arus listrik searah (direct current) dan tegangan yang konstan (Saleh, A.A., 1995). Prinsip atau teori dasar dari elektroplating adalah berpedoman atau berdasarkan Hukum Faraday yang menyatakan : Jumlah zat (unsur-unsur) yang terbentuk dan terbebas pada elektroda selama elektrolisis sebanding dengan jumlah arus listrik yang mengalir dalam larutan elektrolit. Jumlah zat yang dihasilkan oleh arus listrik yang sama selama elektrolisis adalah sebanding dengan beratnya ekivalen masing-masing zat tersebut. Pernyataan Faraday tersebut diatas dapat ditulis dengan ketentuan atau rumus seperti berikut ini: I. t. e B (2.1) F Dimana : B = Berat lapisan menurut hukum Faraday (gr) I = Jumlah arus yang mengalir (A) t = Waktu (detik) Berat ekivalen zat yang dibebaskan (berat atom suatu unsur e = dibagi valensi unsur tersebut) Jumlah arus yang diperlukan untuk membebaskan sejumlah F = gram ekivalen suatu zat = Coloumb Pada prinsipnya pelapisan logam dengan cara lapis listrik adalah merupakan rangkaian dari arus listrik, anoda, larutan elektrolit dan katoda (benda kerja). Keempat gugusan ini disusun sedemikian rupa, sehingga membentuk suatu sistim lapis listrik dengan rangkaian sebagai berikut :

9 8 Anoda dihubungkan dengan kutub positip dari sumber listrik Katoda dihubungkan pada kutub negatif dari sumber listrik Anoda dan Katoda direndamkan dalam larutan elektrolit Keterangan : (1) Anoda (bahan pelapis) (2) Katoda (benda yang dilapisi) (3) Elektrolit (4) Sumber arus searah Gambar 2.1. Sketsa pelaksanaan elektroplating Prinsip dasar dari pelapisan logam secara listrik ini adalah penempatan ion-ion logam yang ditambah elektron pada logam yang dilapisi, yang mana ionion logam tersebut didapat dari anoda dan elektrolit yang digunakan. Bila arus listrik (potensial) searah dialirkan antara kedua elektroda anoda dan katoda dalam larutan elektrolit, maka muatan ion negatif ditarik oleh elektoda katoda. Sementara ion bermuatan negatif berpindah kearah elektroda bermuatan negatif. Ion-ion tersebut dinetralisir oleh kedua elektroda dan larutan elektrolit yang hasilnya diendapkan pada elektroda katoda. Hasil yang terbentuk/terjadi adalah lapisan logam dan gas hidrogen. Elektroplating termasuk salah satu cara menanggulangi korosi pada logam dan juga berfungsi sebagai ketahanan bahan. Di samping itu elektroplating juga memberikan nilai estetika pada logam yang dilapisi, yaitu warna dan tekstur tertentu, serta untuk mengurangi tahanan kontak serta meningkatkan kecemerlangan permukaan atau daya pantul Tahapan Proses Pelapisan Listrik Tahapan proses pelapisan dengan menggunakan metode elektroplating dibagi menjadi tiga tahapan yaitu : Proses Pengerjaan Awal (Pre Treatment) Sebelum dilakukan pelapisan pada logam, permukaan logam harus disiapkan untuk menerima adanya lapisan. Persiapan ini bertujuan untuk

10 9 meningkatkan daya ikat antara lapisan dengan bahan yang dilapisi. Permukaan yang ideal dari bahan dasar adalah permukaan yang seluruhnya mengandung atom bahan tersebut tanpa adanya bahan asing lainnya (Hartono, A.J. dan Kaneko, T., 1995). Untuk mendapatkan kondisi seperti tersebut perlu dilakukan pengerjaan pendahuluan dengan tujuan : Menghilangkan semua pengotor yang ada dipermukaan benda kerja seperti pengotor organik dan anorganik/oksida. Mendapatkan kondisi fisik permukaan yang lebih baik dan lebih aktif. Teknik pengerjaan pendahuluan ini tergantung dari pengotornya, tetapi secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Pembersihan secara mekanik Pekerjaan ini bertujuan untuk menghaluskan permukaan dan menghilangkan goresan-goresan serta geram-geram yang masih melekat pada benda kerja. Biasanya untuk menghilangkan goresan-goresan dan geram-geram tersebut dilakukan dengan mesin gerinda, sedangkan untuk menghaluskan permukaannya dilakukan dengan proses buffing. Prinsipnya sama seperti proses gerinda, tetapi roda/wheel polesnya yang berbeda yaitu terbuat dari bahan katun, kulit dan laken. Selain dari pengerjaan seperti tersebut diatas, kadang-kadang diperlukan proses lain misalnya penyikatan (brushing) dan brigthening. 2. Pembersihan dengan pelarut (solvent) Proses ini bertujuan untuk membersihkan lemak, minyak, garam dan kotoran-kotoran lainnya dengan pelarut organik. Pembersihan dilakukan dengan cara: Vapour degreasing yaitu proses pembersihan dengan pelarut yang tidak mudah terbakar. Prinsipnya benda kerja diuapkan dengan pelarut tersebut dalam keadaan panas, kemudian kotoran akan mengembun/menguap karena adanya reaksi dari bahan pelarut. Proses pembersihan pada temperatur kamar yaitu dengan menggunakan pelarut organik, tetapi dilakukan pada temperatur kamar dengan cara diusap/dipoles.

11 10 3. Pembersihan dengan alkalin (degreasing) Proses ini bertujuan untuk membersihkan benda kerja dari lemak atau minyak-minyak yang menempel. Pembersihan ini perlu sekali, karena lemak maupun minyak tersebut akan mengganggu pada proses pelapisan, karena mengurangi kontak antara lapisan dengan logam dasar/benda kerja. Pencucian dengan alkalin digolongkan dalam dua cara yaitu dengan cara biasa (alkaline degreasing) dan dengan cara elektro (elektrolitic degreasing). Pembersihan secara biasa adalah merendamkan benda kerja ke dalam larutan alkalin dalam keadaan panas selama 5-10 menit. Lamanya perendaman harus disesuaikan dengan kondisi permukaan benda kerja. Seandainya lemak atau minyak yang menempel lebih banyak, maka dianjurkan lamanya perendaman ditambah hingga permukaan bersih dari noda-noda tersebut. 4. Pencucian dengan asam (pickling) Proses pencucian dengan asam bertujuan untuk membersihkan permukaan benda kerja dari oksida atau karat dan sejenisnya secara kimia melalui peredaman. Larutan asam ini terbuat dari pencampuran air bersih dengan asam antara lain : Asam klorida (HCl) Asam sulfat (H 2 SO 4 ) Asam sulfat dan asam fluorida (HF) Reaksi proses pickling sebetulnya adalah proses elektrokimia dalam sel galvanis antara logam dasar (anoda) dan oksida (katoda). Gas H 2 yang timbul dapat mereduksi ferrioksida menjadi ferrooksida yang mudah larut. Dalam reaksi ini biasanya diberikan inhibitor agar reaksi tidak terlalu cepat dan menghasilkan pembersihan yang merata. Untuk benda kerja dari besi/baja cor yang masih mengandung sisa-sisa pasir dapat digunakan larutan campuran dari asam sulfat dan asam fluorida, sebab larutan tersebut dapat berfungsi selain untuk menghilangkan oksida/serpih juga dapat membersihkan sisa-sisa pasir yang menempel pada benda kerja (Saleh, A.A., 1995) Proses Pelapisan Listrik Setelah benda kerja betul-betul bebas dari pengotor, maka benda kerja tersebut sudah siap untuk dilapisi. Dalam operasi pelapisan, kondisi operasi

12 11 perlu/penting sekali untuk diperhatikan. Karena kondisi tersebut menentukan berhasil atau tidaknya proses pelapisan serta mutu pelapisan yang dihasilkan. Kondisi operasi yang berpengaruh terhadap kualitas pelapisan listrik (Hartomo, A.J. dan Kaneko, T., 1995), antara lain : 1. Rapat arus (current density) Rapat arus adalah harga yang menyatakan jumlah arus listrik yang mengalir persatuan luas permukaan elektroda. Ada dua macam rapat arus yaitu rapat arus anoda dan rapat arus katoda. Pada proses lapis listrik rapat arus yang diperhitungkan adalah rapat arus katoda, yaitu banyaknya arus listrik yang diperlukan untuk mendapatkan atom-atom logam pada tiap satuan luas permukaan benda kerja yang akan dilapisi. Untuk proses lapis listrik ini faktor rapat arus memegang peranan sangat penting, karena akan mempengaruhi efisiensi arus. Dimana : I J (2.2) A J = Rapat arus (A/dm 2 ) I = Arus (A) A = Luas penampang (dm 2 ) Untuk memvariasikan arus, yang diatur hanyalah tahanannya saja, sedangkan tegangannya tetap. Satuan rapat arus dinyatakan dalam A/dm 2, atau A/m Efisiensi Arus Efisiensi arus adalah perbandingan berat endapan yang terjadi dengan berat endapan secara teoritis dan dinyatakan dalam persen. Tegangan dalam proses lapis listrik diinginkan dalam kondisi yang konstan, artinya tegangan tidak akan berubah atau terpengaruh oleh besar kecilnya arus yang terpakai. Efisiensi katoda dapat ditulis dengan persamaan sebagai berikut : Dimana : W B Efisiensi Arus (%) W = Berat lapisan (gr) B = Berat lapisan menurut hukum faraday (gr) (2.3)

13 12 3. Tegangan (voltage) Seperti di jelaskan sebelumnya bahwa pada proses lapis listrik, tegangan yang digunakan harus konstan sehingga yang di variasikan hanya rapar arusnya saja. Maksudnya adalah bila luas permukaan benda kerja bervariasi, maka rapat aruslah yang di variasikan sesuai dengan ketentuan, sedangkan tegangannya tetap. 4. Temperatur larutan Temperatur larutan dapat mempengaruhi hasil lapisan. Kenaikan temperatur larutan menyebabkan bertambahnya ukuran kristal. Pada temperatur yang tinggi, daya larut bertambah besar dan terjadi penguraian garam logam yang menjadikan tingginya konduktifitas serta menambah mobilitas ion logam, tetapi viscositas jadi berkurang, sehingga endapan ion logam pada katoda akan lebih cepat sirkulasinya. 5. ph Larutan ph di pakai untuk menentukan derajat keasaman suatu larutan elektrolit dan dalam operasi lapis listrik, ph berarti juga poh-. ph larutan dapat diatur/diukur dengan alat ukur ph meter atau colorimeter. Tujuan menentukan derajat keasaman ini adalah untuk melihat atau mengecek kemampuan dari larutan dalam menghasilkan lapisan yang lebih baik. 6. Konsentrasi Larutan Konsentrasi larutan merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat terlarut dan zat pelarut. Konsentrasi larutan umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah total pelarut. Dimana : G M Mr (2.4) V M = Molaritas (M) G = Berat zat terlarut (gr) Mr = Massa molekul relative zat terlarut V = Volume Larutan (L)

14 13 7. Waktu pelapisan Waktu pelapisan akan mempengaruhi terhadap kuantitas dari hasil pelapisan yang terjadi di permukaan produk yang dilapisi. Kenaikan waktu akan menyebabkan naiknya konduktivitas dan difusivitas larutan elektrolit. Hal ini berarti tahanan elektrolit akan mengecil sehingga potensial yang dibutuhkan untuk mereduksi ion-ion logam berkurang Proses Pengerjaan Akhir (Post Treatment) Benda kerja yang telah dilakukan proses lapis listrik biasanya di bilas dan dikeringkan. Tetapi kadang-kadang perlu juga dilakukan pengerjaan lanjut seperti misalnya dipasipkan atau diberi lapis pelindung chromat (chromatting) atau lapis lindung transparan yaitu dengan lacquar. Proses ini dilakukan dengan cara dipping biasa, tetapi untuk lapis lindung dengan lacquar biasa secara electro dan dipping Pelapisan Krom (Chrome Electroplating) Krom atau chromium adalah logam non ferro, Proses pelapisan chromium mulai dikenal secara luas pada industri logam sebagai lapisan lindung atau pengerjaan permukaan (surface treatment/metal finishing) pada tahun 1930 dan merupakan lapisan yang mempunyai sifat yang keras, warna putih kebirubiruan, dan tahan terhadap efek kekusaman yang tinggi. Selain nikel maka pelapisan krom banyak dilaksanakan untuk mendapatkan permukaan yang menarik. Karena sifat khas krom yang sangat tahan karat maka pelapisan krom mempunyai kelebihaan tersendiri bila dibandingkan dengan pelapisan lainnya. Selain sifat dekoratif dan atraktif dari pelapisan krom, keuntungan lain dari pelapisan krom adalah dapat dicapainya hasil pelapisan yang keras. Ditinjau dari sifat dan pemakaian lapisan chromium dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu pelapisan chromium dekoratif dan proses pelapisan chromium keras (hard chromium / industrial chromium). a. Krom dekoratif (decorative chrome) Krom dekoratif mempunyai ciri lapisan yang tipis, dengan menitik beratkan pada segi tampak rupa yang menarik dan indah, permukaannya halus tanpa noda, tidak mudah pudar, dan menambah daya tahan terhadap korosi.

15 14 b. Krom keras (hard chrome) Krom keras mempunyai ciri lapisan yang lebih tebal, dan banyak digunakan untuk benda-benda yang karena penggunaannya memerlukan sifat mekanik tertentu. Sifat yang paling penting dalam lapis krom keras adalah kekerasan, daya lekat, daya tahan korosi, dan memiliki koefisien gesek yang rendah Pelapisan Krom Dekoratif Pelapisan krom dekoratif yaitu pelapisan yang meniti beratkan pada segi tampak rupa yang menarik dan indah, dilihat dari segi dekoratifnya. Lapisan ini umumnya dikombinasikan dengan lapisan dasar (strike) tembaga, nikel, (double and tripel layer) kemudian krom. Kombinasi pelapisan tersebut mempunyai fungsi dan tujuan sebagai berikut : Membuat lapisan lebih mengkilat Melindungi logam dasar dari korosi Membentuk permukaaan yang rata Mempertinggi daya lekat (adhesivitas) Ketebalan lapisan krom dekoratif berkisar antara 0,25 0,5 m, dibandingkan dengan lapisan nikel, maka lapisan krom dekoratif jauh lebih tipis yaitu lima persen dari tebal lapisan nikel tunggal. Sedangkan lapisan krom keras mempunyai ketebalan yang dapat mencapai 20 sampai 150 m. Dengan terus berkembangnya teknologi pelapisan krom dekoratif, maka krom dekoratif dapat diklasifikasikan mejadi dua yaitu pelapisan krom biasa berwarna putih perak kebiruan dan pelapisan krom hitam (black chromium) dimana lapisan krom hitam ini banyak digunakan untuk komponen optik, elektronik, solar cell dan lain-lain Pelapisan Krom Keras Pelapisan krom keras merupakan rekayasa pelapisan pada logam dimana depositnya lebih tebal dan waktu pelapisan lebih lama serta dengan kecepatan pelapisan krom lebih cepat. Krom keras memiliki keunggulan sifat fisik dan mekanis diantaranya memiliki angka gesekan kecil, keras dan tahan terhadap kondisi (Hartomo, A.J. dan Kaneko, T., 1995). Dalam penerapannya banyak digunakan secara luas di banyak industri meliput bidang farmasi, kimia, minyak

16 15 dan gas, tekstil, percetakan, pertambangan, pengecoran, penerbangan dan otomotif. Krom keras mempunyai ketebalan yang dapat mencapai 20 sampai 150 m dengan kekerasan lebih dari 300 HV, yang umumnya diaplikasikan untuk alatalat industri yang bergerak dan memerlukan ketahanan goresan dan abrasi yang tinggi (Raharjo, 2010). Krom keras diaplikasikan dengan cara melapis produk industri seperti rol, bolt joint, sock absorber dan as power steering dengan sistem satu lapis menggunakan rectifier dengan suplai daya antara 4 hingga 12 V serta lama waktu yang telah ditentukan. Untuk pelapisan hard chrome asam kromat merupakan salah satu sumber ion krom yang akan melapis pada katoda, karena anoda yang digunakan tidak aktif maka berkurangnya konsentrasi ion krom perlu ditambahkan asam kromat untuk menjaga kadar krom dalam larutan. Asam kromat dalam larutan asam pekat di dalam bak plating sebagian besar sebagai ion dikhromat. Pada katode setidaknya ada tiga reaksi berlangsung, yaitu deposisi krom, pengeluaran hidrogen, pembentukan Cr. Pada anoda juga terjadi tiga reaksi serentak, yaitu pengeluaran oksigen, oksidasi ion kromat dan produksi timbel dioksida pada anoda Mekanisme Terbentuknya Lapisan Krom Mekanisme terbentuknya lapisan krom sama halnya seperti pada proses pelapisan listrik pada logam lain namun, proses pelapisan krom tidak menggunakan anoda chromium. Sumber logam krom didapat dari asam krom, tapi perdagangan yang tersedia adalah krom oksida (CrO 3 ) yang berbentuk serbuk, sehingga terdapatnya asam krom adalah pada waktu krom oksida bercampur dengan air. CrO 3 + H 2O H 2CrO 4 Larutan untuk pelapisan kromium terutama terdiri dari asam kromat (CrO 3 ) ditambahkan sejumlah kecil anion dari senyawa sulfat atau fluorida compleks, dimana senyawa utama didalam larutan adalah asam kromat (CrO 3 ) yang diencerkan dalam larutan kental H 2 CrO 4 dan beberapa asam lain. Namun untuk dapat diendapkan dari air, di dalam larutan tersebut harus ada zat tambahan yang berfungsi sebagai katalis yang memungkinkan terjadinya pengendapan

17 16 logam kromium pada katoda, zat tambahan tersebut umumnya adalah sulfat dan fluorida dalam bentuk fluosilikat atau silicofluorida (sif). Perbandingan antara CrO 3 terhadap katalis yang umumnya sulfat memiliki arti penting bagi hasil yang didapatkan, oleh karena itu rasio antara CrO 3 terhadap sulfat harus dibuat optimal dalan rangka mendapatkan cakupan arus yang merata dan menyeluruh. Kedua larutan memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing dimana larutan encer lebih rendah biaya, efifiensi katoda lebih baik. Sedangkan untuk larutan yang pekat memerlukan tegangan arus yang lebih rendah, tidak sensitif terhadap kontaminasi dan cakupan arus lebih baik. Adapun temperatur operasi keduanya antara 32 o C hingga 50 o C dengan rapat arus sebesar 1430 A/m 2, pada tegangan arus 4 sampai 12 V Dalam proses elektroplating sumber ion krom valensi 3 berasal dari larutan elektrolit yang mengandung asam kromat. Mekanisme pengendapan Cr +3 terjadi pada katoda dalam membentuk lapisan menurut persamaan, sebagai berikut : Cr 2 (SO 4 ) 3 2Cr SO 4 Larutan terionisasi sehingga membentuk ion positif (+) dan negati (-). Sementara larutan asam dikromat merupakan oksidator kuat. Cr 2 O H + + 6e 2Cr H 2 O Dalam larutan basa, daya oksidator melemah. Cr 2 O 7 + 2H + 6e 2Cr H 2 O Krom tidak dapat dideposit dalam larutan berair CrO3 saja, harus ada sedikit radikal asam yang berperan sebagai katalis agar terjadi deposisi katodik logamnya, misalnya CrO 2-. Asam kromat dalam larutan asam pekat bak plating berada kebanyakan sebagai ion dikromat. Pada katoda setidaknya tiga reaksi berlangsung deposisi/pemgemdapan krom, pengeluaran hidrogen dan pembentukan Cr (III). Dalam proses elektroplating ini reaksi yang terjadi pada katoda adalah : 1. Pengendapan krom : Cr 2 O H e 2Cr + 7H 2 O 2. Pelepasan gas hidrogen : 2H + + e H 2

18 17 3. Pembentukan Cr ( III ) : Cr 2 O H + + 6e 2Cr H 2 O Pada anoda juga terjadi tiga reaksi serentak pengeluaran oksigen, oksidasi ion kromat dan produksi timbel dioksid. Sedangkan reaksi yang terjadi pada anoda adalah : 1. Pelepasan gas hidrogen : 2H 2 O O 2 + 4H + + 4e 2. Oksidasi ion kromat : 2Cr H 2 O 2CrO H + + 6e 3. Produksi timbal oksida : Pb + 2H 2O PbO 2 + 4H + + 4e Kebanyakan daya serap untuk mengeluarkan oksigen, sedangkan dua reaksi lain sangat penting oksidasi ulang Cr (III) pada anoda membantu menyeimbangkan produksinya pada katoda dan menjaga tingkat Cr 3+. Bagi operasi memadai bak plating kromnya, anoda timbel harus tertutup lapisan timbel dioksida. Apabila film tersebut hilang maka timbel kromat dan anodanya tidak menjalankan fungsi pengaturan konsentrasi Cr 3+ di baknya Dasar Teori Pengujian Lapisan Pengujian lapisan krom keras dilakukan untuk mengetahui pengaruh waktu pelapisan dan rapat arus katoda terhadap kekerasan dan adhesivitas lapisan krom keras. Pengujian lapisan krom keras dilakukan dalam tiga tahap yaitu : 1. Dasar teori pengujian kekerasan lapisan 2. Dasar teori pengujian adhesivitas lapisan Dasar Teori Pengujian Kekerasan Lapisan Pengujian kekerasan lapisan dilakukan dengan metode micro vickers sesuai dengan ASTM E Metode mocro vickers ini berdasarkan pada penekanan oleh suatu gaya tekan tertentu oleh sebuah indentor berupa pyramid diamond terbalik dengan sudut puncak 136º ke permukaan logam yang akan diuji kekerasannya, dimana permukaan logam yang diuji ini harus rata dan bersih. Setelah gaya tekan secara statis ini ditiadakan dan pyramid diamond dikeluarkan dari bekas yang terjadi, maka akan terbentuk permukaan bekas segi empat dengan

19 18 dua diagonal karena piramid merupakan piramida sama sisi. Diagonal segi empat bekas tersebut diukur secara teliti, kemudian diambil nilai diagonal rata-rata. Nilai kekerasan yang diperoleh disebut sebagai kekerasan micro vickers, yang biasa disingkat VHN (Vickers Hardness Number). Untuk memperoleh nilai kekerasan vickers, maka nilai diagonal rata-rata yang diperoleh dimasukkan ke dalam rumus berikut ini: Gambar 2.2. Skematis prinsip indentasi micro vickers VHN VHN 2 1,854 ( d) sin 136 ( d) 2 P P (2.5) Dimana : VHN = Vickers Hardness Number (HV) P = beban penekanan (kgf) d = diagonal rata-rata hasil penekanan (mm) Dasar Teori Pengujian Adhesivitas Lapisan. Pengujian tingkat adhesivitas dilakukan dengan cara pengujian tekuk (bend test) sesuai dengan ASTM B yang menyatakan diameter silinder tekuk (mandrel) harus empat kali ketebalan spesimen. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui adhesivitas lapisan yang terjadi pada masing-masing spesimen, langkah-langkah persiapan dan pengujiannya adalah sebagai berikut :

20 19 1. Tekuk benda uji dengan benda berbentuk silinder (mandrel), sampai kedua kaki benda uji sejajar. 2. Diameter silinder (mandrel) harus empat kali tebal benda uji. 3. Memeriksa daerah cacat visual benda uji yang telah ditekuk. 4. Mengambil gambar visual yang terjadi pada benda uji. 5. Ulangi langkah di atas menggunakan benda uji yang berbeda. A B 100 mm Keterangan : A = Mandrel B = Spesimen Gambar 2.3. Skema metode bend test 2.6. Tinjauan Pustaka Malau (2009) melakukan pelapisan dengan krom dalam larutan elektrolit dengan kandungan asam kromat 250 g/liter, asam sulfat 2,5 g/liter dan aquades. Spesimen S45C yang dilapisi berfungsi sebagai katoda dan timah hitam (Pb) sebagai anoda. Parameter pelapisan meliputi variasi tegangan (3, 4, 5, 6, dan 9 V), suhu (40, 45, 55, dan 60 o C) dan lama pelapisan (30, 40, 50, dan 60 menit). Pengujian kekerasan dengan indentasi micro vickers dengan beban 250 gram dan laju keausan spesifik dicari dengan metode ogoshi pada beban tekan 1kg. Malau menyatakan bahwa krom dapat meningkatkan kekerasan maksimum menjadi 900 VHN 0,25 dengan kekerasan row material sebesar 197 VHN 0,25. Kekerasan dan keausan spesifik lapisan krom dipengaruhi oleh tegangan, suhu, dan lama pelapisan. Lapisan krom memiliki keausan spesifik (1,25 x 10-8 mm 2 /kg) lebih rendah dibandingkan dengan keausan spesifik raw material sebesar 34,9 x 10-8 mm 2 /kg. Kekerasan akan meningkat dan sebaliknya keausan spesifik menurun jika lama pelapisan naik dari 3 sampai 6 V. Kekerasan akan meningkat dan

21 20 sebaliknya keausan spesifik menurun jika lama pelapisan naik dari 30 menjadi 50 manit. Tegangan, lama, dan suhu pelapisan yang paling tepat masing-masing adalah 6 V, 50 menit, dan 55 o C untuk memperoleh hasil optimum atau terbaik dengan kekerasan tertinggi dan keausan spesifik terendah. Ndariyono (2010) melakukan pelapisan tembaga, nikel, dan krom. Parameter pelapisan meliputi variasi temperatur larutan elektrolit 25-30, 40-45, 50-55, dan o C dan variasi rapat arus katoda 1500, 1760, 2000, dan 2720 A/m 2. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian ketebalan dan adhesivitas lapisan. Ndariyono menyatakan bahwa semakin tinggi temperatur dan rapat arus menghasilkan lapisan yang semakin mengkilap, semakin tebal dan semakin efisien. Pada temperatur o C dan rapat arus 2720 A/m 2 menghasilkan lapisan adhesivitas lapisan menunjukkan bahwa terjadi keretakan lapisan pada setiap spesimen. Raharjo (2010) melakukan penelitian menggunakan baja karbon rendah yang dilapisi dengan menggunakan metode elektroplating krom keras dengan variasi tegangan listrik 4, 6, 8, 10 dan 12 volt serta lama waktu pelapisan 5, 10, dan 15 menit. Selanjutnya dilakukan pengujian ketebalan serta kekerasan dan dianalisis dengan membangun persamaan matematik regresi polynomial orde tiga. Penelitian menunjukan bahwa ketebalan lapisan krom keras pada tegangan 4, 6, 8, 10, 12 V selama 15 menit adalah sebesar 7.76, 9.31, 17.85, 27.16, dan 3 kemudian nilai kekerasan menunjukkan , , , , dan VHN. Lapisan pada struktur mikro merata dan baik serta hasil analisis regresi polinomial antara tegangan dan waktu terhadap ketebalan tegangan dan waktu terhadap kekerasan menunjukkan nilai determinat 0,999. Dari sini dapat disimpulkan bahwa tebal lapisan krom keras serta kekerasan akan naik seiring dengan naiknya tegangan listrik dan waktu pada lama waktu proses elektroplating 15 menit. Sukrawan (2001) melakukan Pelapisan kromium keras pada cincin torak bertujuan untuk menambah daya tahan material terhadap keausan, sehingga umur pemakaian lebih lama. Pelapisan dilakukan atas berbagai variasi rapat arus mulai dari 20 A/dm 2 sampai 140 A/dm 2, sedangkan parameter lain dibuat konstan.

22 21 Proses pelapisan yang memenuhi syarat kekerasan (600 KHN) adalah proses pelapisan dengan rapat arus 50 A/dm 2, 55 A/dm 2, 80 A/dm 2, 100 A/dm 2, 120 A/dm 2 dan 140 A/dm 2, sedangkan kondisi optimum dicapai pada rapat arus 100 A/dm 2 yang menghasilkan kekerasan 840 KHN. Torres, at al (2010) melakukan pelapisan kromium multilayers dengan tiga larutan yang berbeda. Variasi rapat arus yang digunakan adalah 10 dan 70 A/dm 2, sedangkan suhu yang diteliti adalah 35 C dan 55 C. Studi ini menunjukkan bahwa endapan multilayer memiliki perilaku yang berbeda tergantung pada jenis struktur mikro. Memang endapan multilayers memiliki karakteristik invers dari deposit lapisan tunggal pada 35 C dan 70 A/dm 2. Ketika kita memperoleh kekerasan mikro tinggi dalam endapan lapisan tunggal, maka kita memperoleh kekerasan mikro rendah di endapan multilayer dan seterusnya untuk ukuran retak, kepadatan crack, tegangan sisa dan ukuran butir. Dua struktur mikro yang berbeda yaitu kolumnar diperoleh pada 10 A/dm 2 dan equiaxial diperoleh pada 70 A/dm 2. Pada 55 C hanya terdapat struktur mikro tipe kolumnar, pada 10 dan 70 A/dm 2. Sifat-sifat multilayers kromium ditandai dengan cara memindai mikroskop elektron (SEM) dan difraksi sinar-x (XRD). Secara umum deposit microcracked dengan kekerasan mikro tinggi, tegangan sisa tinggi, dan ukuran butir kecil. Protsenko, at al (2011) melakukan pelapisan menggunakan sulfat kromium valensi tiga (krom keras). Pelapisan kromium tersebut mengandung asam format dan karbamid sebagai zat kompleks. Kromium diendapkan ke katoda pada suhu C dan rapat arus katoda saat ini dari A/dm 2. Pelapisan ini kemungkinan akan mendapatkan tebal (sampai beberapa ratus mikrometer) lapisan kromium keras dengan struktur nanokristalin dan laju pengendapan lapisan mencapai 0,8 0,9µm/menit. yang divariasikan : (1) 30 C, (2) 35 C, (3) 40 C pelapisan komposisi dasar; ph 1,5. Dalam penelitian ini di ketahui bahwa efisiensi rapat arus dipengaruhi oleh suhu pelapisan. Penurunan suhu pelapisan menyebabkan penampilan permukaan lapisan menjadi jelek. penampilan permukaan lapisan tidak terang pada suhu mandi dari 30 C. Oleh karena itu, nilai optimal dari suhu pelapisan adalah sekitar 35 C. Jika nilai rapat arus katoda pada pelapisan kromium lebih dari 25 A/dm 2, penampilan permukaan

23 22 lapisan kromium menjadi kusam. Permukaan lapisan kasar dan tidak cerah pada nilai-nilai rapat arus 25 A/dm 2. Dengan demikian, rapat arus paling menguntungkan dekat dengan A/dm 2. Struktur lapisan dan morfologi permukaan di uji dengan metode hamburan sudut-kecil sinar-x (SAXS). Didapat bahwa lapisan kromium valensi tiga yang diteliti memiliki struktur nanokristalin. Pelapisan kromium memperoleh ketebalan maksimum 20 µm pada komposisi dasar dari rapat arus 20 A/dm 2, suhu 35 C, dan ph 1,5. Pengaruh rapat arus serta suhu pelapisan pada kekerasan lapisan terbukti pada percobaan ini. Kekerasan lapisan terbukti meningkatkan ketika arus kepadatan meningkat 15 25A/dm 2. Kekerasan lapisan berkurang seiring dengan peningkatan suhu pelapisan.

24 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Mulai Pengujian Komposisi Kimia Logam Penyiapan Spesimen Uji Dan Pengerjaan Awal Pelapisan Hard Chrome Variasi waktu 30, 40, 50, dan 60 menit Variasi rapat arus 20, 30, 40 dan 50 A/dm² Pembilasan Pengujian Kekerasan Lapisan Pengujian Adhesivitas Lapisan Hasil Pengujian Analisa Data Kesimpulan Selesai Gambar 3.1. Diagram alir penelitian

25 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Katoda (logam yang dilapisi) Spesimen berupa plat strip yang telah diuji komposisi kimianya dan didapatkan beberapa persentase kandungan yang terdapat di dalam logam tersebut di mana dapat dilihat pada tabel 3.1. Dari hasil pengujian komposisi kimia tersebut, spesimen yang digunakan dapat dimasukkan ke dalam golongan baja karbon rendah AISI Tabel 3.1. Komposisi kimia baja karbon rendah AISI 1021 Unsur Kandungan (%) Unsur Kandungan (%) Fe 97,6 Co 0,0704 C 0,204 Cu 0,234 Si 0,527 Nb 0,0486 Mn 0,392 Ti 0,0142 P 0,0795 V 0,0272 S 0,0532 W < 0,0250 Cr 0,248 Pb < 0,0100 Mo 0,0431 Ca 0,0009 Ni 0,354 Zr 0,0243 Al 0, mm 3 mm 100 mm Panjang Lebar Tebal : 100 mm : 30 mm : 3 mm Gambar 3.2. Dimensi katoda

26 25 2. Anoda (Logam pelapis) Dalam penelitian ini anoda yang digunakan anoda timbal (Pb) karena bukan sebagai pelapis dan tidak larut, endapan yang terbentuk di katoda adalah asam kromat yang telah dilarutkan dengan asam sulfat dan air. Timah hitam hanya sebagai penghantar arus listrik saja karena mempunyai sifat daya hantar yang baik. 37 mm 3 mm 75 mm Panjang Lebar Tebal : 75 mm : 37 mm : 3 mm Gambar 3.3. Dimensi anoda 3. Larutan elektrolit Komposisi pembuatan larutan untuk pelapisan krom : CrO 3 / krom oksida (chromic oxide) 250 gr/1iter Berbentuk serbuk H 2 SO 4 / asam sulfat (sulfate acid) 5 gr/liter 3.3. Mesin Dan Alat Penelitian Proses pelapisan dan pengujian logam dilakukan di laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret. Adapun alat yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Rectifier Rectifier ini berfungsi sebagai sumber arus listrik searah (DC). Dengan alat ini tegangan dan arus yang akan digunakan dalam penelitian dapat diatur.

27 26 Gambar 3.4. Rectifier b. Gelas ukur Gelas ukur berfungsi sebagai tempat untuk menampung larutan elektrolit yang akan digunakan di dalam penelitian atau bak plating. Gelas ukur juga digunakan untuk mengukur volume air dan larutan elektrolit. Gambar 3.5. Gelas Ukur c. Bak pembersih Setelah spesimen dilapisi, spesimen dibilas dengan air bersih pada bak pembersih yang telah disiapkan. Bak pembersih ini berfungsi untuk membersihkan spesimen dari sisa larutan plating.

28 27 Gambar 3.6. Bak pembersih d. Thermocontroller Thermocontroller digunakan untuk mengukur suhu larutan elektrolit, menngatur suhu yang diinginkan dan sebagai sakelar otomatis untuk memutus aliran listrik ke kompor listrik. Gambar 3.7. Thermocontroller

29 28 e. Pemanas (kompor listrik) kompor listrik digunakan untuk memanaskan larutan elektrolit Gambar 3.8. Kompor listrik f. Timbangan digital Timbangan digital digunakan untuk menimbang bahan kimia untuk larutan elektrolit, berat spesimen sebelum dan sesudah pelapisan. Gambar 3.9. Timbangan digital g. Kabel listrik Kabel listrik digunaan untuk mengalirkan listrik dari rectifier ke katoda dan anoda serta peralatan elektronik lainnya.

30 29 h. Spektrometer Spektrometer adalah mesin uji komposisi kimia. Mesin ini digunakan untuk menguji komposisi kimia spesimen yang akan dilapisi. Gambar Spektrometer i. Gerinda listrik Gerinda listrik digunakan untuk menghaluskan permukaan benda kerja dan untuk menghilangkan lapisan oksida yang melapisi permukaan logam. Gambar Gerinda listrik \ j. Stopwatch Stop watch digunakan untuk menghitung lama waktu pelapisan krom keras.

31 30 k. Sandpaper Sandpaper atau amplas digunakan untuk menghaluskan permukaan specimen uji. Sandpaper yang digunakan memiliki ukuran kekasaran 100, 150, 300, 600, 800, dan 1000, Gambar Sandpaper l. Mandrel (silinder tekuk) Mandrel atau silinder tekuk digunakan untuk mengatur diameter tekukan saat uji adhesivitas. Madrel yang digunakan bediameter 3 kali tebal plat yaitu 12 mm sesuai dengan ASTM B standard banding test. Gambar Mandrel m. Jangka sorong Alat ini dipakai untuk mengukur dimensi spesimen. Pembacaan skala pengukuran dimensi spesimen sampai ketelitian 0,1 mm. n. Kamera digital Kamera digital digunakan untuk mengambil gambar spesimen setelah dilakukan proses elektroplating, dan setelah dilakukan uji adhesivitas. Selain itu kamera digital juga digunakan untuk mengambil gambar proses elektroplating dan alat-alat yang diperlukan dalam elektroplating.

32 31 o. Mesin uji keras jenis micro vickers Alat uji kekerasan permukaan ini digunakan untuk menentukan kekerasan lapisan hasil pelapisan hard chrome. Gambar Micro vickers p. Alat tekuk plat Alat tekuk plat ini digunakan untuk pengujian adhesivitas lapisan krom. Gambar Alat tekuk plat

33 32 Stop Kontak Thermocouple Rectifier Katoda Anoda Thermo Controller Bak Plating Amperemete Kompor Listrik Kontak Kompor Listrik Gambar Rangkaian instalasi penelitian 3.4. Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan pelapisan krom keras dilakukan di laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret. Adapun tahap-tahap dalam pelaksanaan pelapisan krom keras adalah sebagai berikut : Persiapan Spesimen Uji Spesimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah plat strip yang telah diuji komposisi kimianya. Pengujian komposisi kimia dilakukan untuk mengetahui jenis dari spesimen yang akan dipergunakan. Dari hasil pengujian komposisi kimia menunjukkan bahwa spesimen merupakan karbon rendah AISI Spesimen yang akan digunakan dalam penelitian dipotong dengan ukuran panjang 100 mm, lebar 30 mm, tebal 3 mm, kemudian dilakukan pembersihan secara mekanik. Pembersihan secara mekanik dilakukan dengan menggunakan gerinda, kemudian dilanjutkan dengan menggunakan kertas amplas dengan ukuran kekasaran 100, 150, 300, 600, 800, Hal ini dilakukan untuk menghilangkan karat dan kotoran-kotoran yang menempel pada permukaan spesimen.

34 Pembuatan Larutan Elektrolit Cara pembuatan larutan elektrolit pelapisan krom keras adalah sebagai berikut (Saleh, A.A., 1995) : 1. Timbang bahan-bahan sesuai dengan berat yang telah ditentukan. Komposisi pembuatan larutan untuk pelapisan krom keras adalah : CrO gr/1iter H 2 SO 4 5 gr/1iter 2. Sediakan aquades sebanyak 6 liter. 3. Empat setengah liter air tersebut dimasukkan ke dalam bak. 4. Masukkan bahan-bahan yang telah tersedia seperti komposisi diatas secara berurutan sebagai berikut : a) Masukkan krom oksida dan aduk hingga larut. b) Masukkan asam sulfat secara perlahan-lahan sambil diaduk hingga larut. c) Sisa air satu setengah liter dimasukkan juga sambil diaduk. d) Biarkan larutan selama ± 4 jam, kemudian dilakukan penyaringan. e) Setelah dilakukan penyaringan, biarkan lagi larutan selama ± 4 jam. f) Larutan yang telah mengalami penyaringan dan pengendapan selama ± 4 jam, sudah bisa digunakan Pengerjaan Awal Setelah pembersihan secara mekanik selesai, dilanjutkan dengan proses degreasing, yaitu pembersihan spesimen dengan menggunakan larutal alkali (basa) agar kotoran dan lemak-lemak yang menempel saat proses pembersihan secara mekanik hilang. Setelah itu dilakukan proses rinsing atau pembilasan dengan air bersih dan spesimen dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari. Setelah spesimen kering dilanjutkan dengan proses pickling, yaitu pembersihan specimen dengan menggunakan larutan asam. Proses pickling dilakukan dengan mencelupkan spesimen pada larutan asam sulfat (H2SO4) dengan kosentrasi sebesar 10-40% pada suhu C selama 5-15 menit (Saleh, A.A., 1995). Tujuan dari pickling adalah untuk membersihkan benda kerja dari lapisan oksida atau karat dan unsur-unsur pengotor lainnya yang menempel, sehingga akan menghasilkan daya adhesivitas yang kuat pada benda kerja.

35 Proses Pelapisan Krom Keras Langkah-langkah dalam proses pelapisan krom keras adalah sebagai berikut : 1. Mempersiapkan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses pelapisan seperti spesimen, larutan elektrolit, logam pelapis, rectifier, stopwatch, thermometer, thermocontroller, bak plating, bak pembilas dll. 2. Spesimen yang akan dilapisi harus dibersihkan dengan proses mekanik, degreasing, rinsing, dan pickling terlebih dahulu. 3. Setelah pickling selesai spesimen dibilas dengan air bersih. 4. Pelaksanaan pelapisan krom keras (hard chrome) : a. Timbang berat spesimen sebelum dilapisi b. Sebelum spesimen dimasukan ke dalam larutan chromium, panaskan larutan elektrolit sampai temperatur konstan C c. Spesimen yang telah dibilas, lalu dimasukkan ke dalam larutan krom keras. d. Hubungkan ke sumber arus listrik (rectifier), spesimen/katoda ke kutub negatif, sedangkan anoda/pelapis ke kutub positif e. Setelah semuanya siap stop kontak dihidupkan f. Mengatur besar rapat arus dan menghidupkan stopwatch g. Pencelupan dilakukan dengan memvariasikan waktu pelapisan dan rapat arus katoda : Waktu pelapisan Variasi rapat arus : 30, 40, 50, dan 60 menit : 20, 30, 40 dan 50 A/dm² h. Setelah proses pelapisan krom keras selesai, spesimen diangkat dan langsung dibilas dengan air bersih yang ada di bak pembilasan i. Setelah pembilasan selesai, kemudian dilakukan pengeringan j. Timbang berat spesimen setelah dilapisi 5. Pelaksanaan proses akhir : Melakukan pengamatan visual Melakukan pengambilan gambar Melakukan pengujian kekerasan Melakukan pengujian adhesivitas Pengolahan data hasil penelitian

36 Pengujian Lapisan Krom Keras Pengujian lapisan krom keras dilakukan untuk mengetahui pengaruh waktu pelapisan dan rapat arus katoda terhadap kekerasan dan adhesivitas lapisan krom keras. Pengujian lapisan krom keras dilakukan dalam dua tahap yaitu : 1. Pengujian kekerasan lapisan krom keras 2. Pengujian adhesivitas lapisan krom keras Pengujian Kekerasan Lapisan Krom Keras Pada tahap ini, spesimen yang telah disiapkan diuji kekerasannya dengan menggunakan mesin uji keras jenis mocro vickers. Metode vickers ini berdasarkan pada ASTM E Kekerasan micro vickers atau VHN (Vickers Hardness Number) didapat dari pengukuran diagonal rata-rata yang kemudian dihitung dengan rumus (2.5) Pengujian Adhesivitas Lapisan Krom Keras Pengujian tingkat adhesivitas lapisan krom keras dilakukan dengan cara pengujian tekuk (bend test) sesuai dengan ASTM B Langkah-langkah persiapan dan pengujian adhesivitas sesuai dengan langkah-langkah pengujian adhesivitas yang telah dijelaskan pada dasar teori pengujian adhesivitas lapisan.

37 36 BAB IV DATA DAN ANALISA 4.1. Analisa Kekerasan Lapisan Pengujian kekerasan pada spesimen dilakukan pada sebelum dan sesudah dilakukannya pelapisan krom keras. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kenaikan nilai kekerasan spesimen setelah dilakukan pelapisan krom keras. Pengukuran kekerasan lapisan krom keras dilakukan dengan menggunakan mesin uji keras jenis micro vickers berdasarkan pada ASTM E Sebelum dilakukan pengujian, terlebih dahulu mengatur beban indentasi sebesar 200 gf. Setelah itu dilakukan pengujian kekerasan spesimen sebelum dan sesudah dilakukannya pelapisan krom keras dengan contoh perhitungan sebagai berikut : Contoh perhitungan kekerasan spesimen A1 sebelum dilapisi Diketahui : Beban penekanan (P) = 200 gf = 0,2 kgf Titik 1 : Diagonal 1 = 43,13 µm = 43, mm Diagonal 2 = 42,01 µm = 42, mm Diagonal rata-rata (d) = 42,57 µm = 42, mm Titik 2 : Diagonal 1 = 43,62 µm = 43, mm Diagonal 2 = 41,50 µm = 41, mm Diagonal rata-rata (d) = 42,56 µm = 42, mm Titik 3 : Diagonal 1 = 42,04 µm = 42, mm Diagonal 2 = 42,82 µm = 42, mm Diagonal rata-rata (d) = 42,43 µm = 42, mm Kekerasan lapisan titik 1 1,854 P 1,854 0,2kgf VHN ( d) (42,57 10 mm) 204, 61HV Kekerasan lapisan titik 2 1,854 P 1,854 0,2kgf VHN ( d) (42,56 10 mm) 204, 71HV Kekerasan lapisan titik 3 1,854 P 1,854 0,2kgf VHN ( d) (42,43 10 mm) 205, 97HV

Momentum, Vol. 13, No. 2, Oktober 2017, Hal ISSN

Momentum, Vol. 13, No. 2, Oktober 2017, Hal ISSN Momentum, Vol. 13, No. 2, Oktober 217, Hal. 19-24 ISSN 216-7395 PENGARUH TEGANGAN PELAPISAN NIKEL PADA TEMBAGA DALAM PELAPISAN KHROM DEKORATIF TERHADAP KETEBALAN, KEKERASAN DAN KEKASARAN LAPISAN Musa Assegaff

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam metode pelapisan plastik ABS dengan elektroplating ada beberapa aspek yang harus diperhatikan, diantaranya adalah tingkat kecerahan suatu

Lebih terperinci

VARIASI RAPAT ARUS DALAM PROSES PELAPISAN KHROMIUM KERAS PADA CINCIN TORAK. Yusep Sukrawan 1

VARIASI RAPAT ARUS DALAM PROSES PELAPISAN KHROMIUM KERAS PADA CINCIN TORAK. Yusep Sukrawan 1 VARIASI RAPAT ARUS DALAM PROSES PELAPISAN KHROMIUM KERAS PADA CINCIN TORAK Yusep Sukrawan 1 ABSTRAK VARIASI RAPAT ARUS DALAM PROSES PELAPISAN KHROMIUM KERAS PADA CINCIN TORAK. Pelapisan khromium keras

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI RAPAT ARUS TERHADAP KETEBALAN LAPISAN ELEKTROPLATING SENG PADA BAJA KARBON RENDAH. Nizam Effendi *)

PENGARUH VARIASI RAPAT ARUS TERHADAP KETEBALAN LAPISAN ELEKTROPLATING SENG PADA BAJA KARBON RENDAH. Nizam Effendi *) PENGARUH VARIASI RAPAT ARUS TERHADAP KETEBALAN LAPISAN ELEKTROPLATING SENG PADA BAJA KARBON RENDAH Nizam Effendi *) Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi rapat arus terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Proses pelapisan plastik ABS dengan menggunakan metode elektroplating dilaksanakan di PT. Rekayasa Plating Cimahi, sedangkan pengukuran kekasaran, ketebalan

Lebih terperinci

BAB I PANDAHULUAN. Berbagai industri barang perhiasan, kerajinan, komponen sepeda. merupakan pelapisan logam pada benda padat yang mempunyai

BAB I PANDAHULUAN. Berbagai industri barang perhiasan, kerajinan, komponen sepeda. merupakan pelapisan logam pada benda padat yang mempunyai BAB I PANDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan modern tak lepas dari peranan industri elektroplating. Berbagai industri barang perhiasan, kerajinan, komponen sepeda motor, mobil, mesin, barang elektronik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas, yang dimana tujuan utamanya adalah untuk mencegah logam dengan korosifnya, namun juga mendapatkan

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI TEGANGAN DAN WAKTU PELAPISAN TERHADAP KEKILAPAN, KEKERASAN DAN KEKASARAN PERMUKAAN ALUMINIUM

PENGARUH VARIASI TEGANGAN DAN WAKTU PELAPISAN TERHADAP KEKILAPAN, KEKERASAN DAN KEKASARAN PERMUKAAN ALUMINIUM KURVATEK Vol.1. No.1, April, pp.1-6 e-issn: 2477-7870 1 PENGARUH VARIASI TEGANGAN DAN WAKTU PELAPISAN TERHADAP KEKILAPAN, KEKERASAN DAN KEKASARAN PERMUKAAN ALUMINIUM Ade Irvan Tauvana 1,a 1. Politeknik

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH VARIASI RAPAT ARUS PADA HARD CHROME ELECTROPLATING TERHADAP KARAKTERISTIK PERMUKAAN BAJA KARBON RENDAH

STUDI EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH VARIASI RAPAT ARUS PADA HARD CHROME ELECTROPLATING TERHADAP KARAKTERISTIK PERMUKAAN BAJA KARBON RENDAH STUDI EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH VARIASI RAPAT ARUS PADA HARD CHROME ELECTROPLATING TERHADAP KARAKTERISTIK PERMUKAAN BAJA KARBON RENDAH Harnowo Supriadi Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Untuk mempermudah penelitian proses anodizing maka dibuat diagram alir penelitian proses anodizing, dapat ditunjukkan pada Gambar 3.1. Mulai Observasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental untuk mencari hubungan sebab akibat antara faktor-faktor yang dipilih dalam penelitian dengan

Lebih terperinci

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Pengaruh Arus Listrik Terhadap Hasil Elektrolisis Elektrolisis merupakan reaksi yang tidak spontan. Untuk dapat berlangsungnya reaksi elektrolisis digunakan

Lebih terperinci

STUDI PELAPISAN KROM PADA BAJA KARBON DENGAN VARIASI WAKTU PENCELUPAN 10, 20, 30, 40, 50 MENIT DAN TEGANGAN 9 VOLT DENGAN ARUS 5 AMPERE

STUDI PELAPISAN KROM PADA BAJA KARBON DENGAN VARIASI WAKTU PENCELUPAN 10, 20, 30, 40, 50 MENIT DAN TEGANGAN 9 VOLT DENGAN ARUS 5 AMPERE STUDI PELAPISAN KROM PADA BAJA KARBON DENGAN VARIASI WAKTU PENCELUPAN 10, 20, 30, 40, 50 MENIT DAN TEGANGAN 9 VOLT DENGAN ARUS 5 AMPERE Disusun Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam teknologi pengerjaan logam, proses electroplating. dikategorikan sebagai proses pengerjaan akhir (metal finishing).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam teknologi pengerjaan logam, proses electroplating. dikategorikan sebagai proses pengerjaan akhir (metal finishing). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam teknologi pengerjaan logam, proses electroplating dikategorikan sebagai proses pengerjaan akhir (metal finishing). Secara sederhana, electroplating dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN dan dilaksanakan di Laboratorium Fisika Material Departemen Fisika

BAB III METODE PENELITIAN dan dilaksanakan di Laboratorium Fisika Material Departemen Fisika BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai dengan Juli 2011 dan dilaksanakan di Laboratorium Fisika Material Departemen Fisika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam proses pembuatan komponen-komponen atau peralatan-peralatan permesinan dan industri, dibutuhkan material dengan sifat yang tinggi maupun ketahanan korosi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melihat kerugian yang terjadi yang akan ditimbulkan oleh korosi. ini maka berbagai usaha dilakukan untuk dapat mencegah korosi

BAB I PENDAHULUAN. Melihat kerugian yang terjadi yang akan ditimbulkan oleh korosi. ini maka berbagai usaha dilakukan untuk dapat mencegah korosi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Melihat kerugian yang terjadi yang akan ditimbulkan oleh korosi ini maka berbagai usaha dilakukan untuk dapat mencegah korosi salah satu cara untuk mencegah korosi

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI NIKEL DAN KLORIDA TERHADAP PROSES ELEKTROPLATING NIKEL

PENGARUH KONSENTRASI NIKEL DAN KLORIDA TERHADAP PROSES ELEKTROPLATING NIKEL PENGARUH KONSENTRASI NIKEL DAN KLORIDA TERHADAP PROSES ELEKTROPLATING NIKEL Mentik Hulupi Agustinus Ngatin Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung Jl. Gegerkalong Hilir, Ds. Ciwaruga, Bandung E-mail: hulupimentik@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Tempat pengambilan data bertempat di Laboratorium Bahan Teknik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Tempat pengambilan data bertempat di Laboratorium Bahan Teknik BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Tempat dan Waktu Pelaksanaan Waktu dan tempat analisis sebagai berikut : 1. Tempat pengambilan data bertempat di Laboratorium Bahan Teknik Departemen Teknik Mesin Sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat pengambilan data bertempat di Laboratorium Bahan Teknik

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat pengambilan data bertempat di Laboratorium Bahan Teknik BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Waktu dan tempat analisis sebagai berikut : 1. Tempat pengambilan data bertempat di Laboratorium Bahan Teknik Departemen Teknik Mesin Sekolah

Lebih terperinci

W, 2016 PENGGUNAAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA KULIAH KOROSI DAN PELAPISAN LOGAM

W, 2016 PENGGUNAAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA KULIAH KOROSI DAN PELAPISAN LOGAM LAMPIRAN 5 Lampiran Soal Pre-Test dan Post-Test Nama : NIM : Jurusan : Pre-Test Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang benar 1. Apa yang dimaksud dengan elektroplating. a. Pelapisan menggunakan bantuan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK INDUSTRI KECIL PERALATAN RUMAH TANGGA DENGAN PELAPISAN LOGAM

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK INDUSTRI KECIL PERALATAN RUMAH TANGGA DENGAN PELAPISAN LOGAM PENINGKATAN KUALITAS PRODUK INDUSTRI KECIL PERALATAN RUMAH TANGGA DENGAN PELAPISAN LOGAM Nani Mulyaningsih Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tidar Jl. Kapten Suparman No 39 Magelang

Lebih terperinci

STUDI PELAPISAN KROM DENGAN PROSES ELEKTROPLATING PADA HANDEL REM SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI RAPAT ARUS

STUDI PELAPISAN KROM DENGAN PROSES ELEKTROPLATING PADA HANDEL REM SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI RAPAT ARUS STUDI PELAPISAN KROM DENGAN PROSES ELEKTROPLATING PADA HANDEL REM SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI RAPAT ARUS NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Elektroplating

BAB II DASAR TEORI 2.1 Elektroplating 4 BAB II DASAR TEORI 2.1 Elektroplating Pelapisan suatu logam ataupun pada logam secara elektrolisa melalui penggunan arus listrik searah (Direct Current/DC) dan larutan kimia {elektrolit) digunakan sebagai

Lebih terperinci

MEKANIKA Volume 11 Nomor 2, Maret 2013

MEKANIKA Volume 11 Nomor 2, Maret 2013 109 PENGARUH ARUS DAN WAKTU PELAPISAN HARD CHROME TERHADAP KETEBALAN LAPISAN DAN TINGKAT KEKERASAN MIKRO PADA PLAT BAJA KARBON RENDAH AISI 1026 DENGAN MENGGUNAKAN CrO 3 250 gr/lt DAN H 2 SO 4 2,5 gr/lt

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengujian anodizing pada aluminium seri 1xxx, maka diperoleh data-data pengujian yang kemudian dijabarkan melalui beberapa sub-sub pembahasan dari masing-masing

Lebih terperinci

VARIASI WAKTU HARD CHROMIUM PLATING TERHADAP KARAKTERISTIK STRUKTUR MIKRO, NILAI KEKERASAN DAN LAJU KOROSI BAJA KARBON RENDAH

VARIASI WAKTU HARD CHROMIUM PLATING TERHADAP KARAKTERISTIK STRUKTUR MIKRO, NILAI KEKERASAN DAN LAJU KOROSI BAJA KARBON RENDAH C.11. Variasi waktu hard chromium plating (Sutrisno) VARIASI WAKTU HARD CHROMIUM PLATING TERHADAP KARAKTERISTIK STRUKTUR MIKRO, NILAI KEKERASAN DAN LAJU KOROSI BAJA KARBON RENDAH Sutrisno Program Studi

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU LARUTAN ELEKTROLIT DAN WAKTU PELAPISAN TEMBAGA PADA PLAT BAJA LUNAK TERHADAP NILAI KETEBALAN ABSTRACT

PENGARUH SUHU LARUTAN ELEKTROLIT DAN WAKTU PELAPISAN TEMBAGA PADA PLAT BAJA LUNAK TERHADAP NILAI KETEBALAN ABSTRACT PENGARUH SUHU LARUTAN ELEKTROLIT DAN WAKTU PELAPISAN TEMBAGA PADA PLAT BAJA LUNAK TERHADAP NILAI KETEBALAN B a s m a l Teknik Otomotif, Politeknik Pratama Mulia, Surakarta 57149, Indonesia ABSTRACT Effect

Lebih terperinci

I. Tujuan. Dasar Teori

I. Tujuan. Dasar Teori I. Tujuan 1. Merangkai rangkaian listrik yang digunakan dalam proses pewarnaan alumunium dalam proses anodizing dengan benar. 2. Dapat menghitung konsentrasi asam sulfat yang digunakan dalam proses pewarnaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelapisan Logam Pelapisan logam adalah suatu cara yang dilakukan untuk memberikan sifat tertentu pada suatu permukaan benda kerja, dimana diharapkan benda tersebut akan mengalami

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian eksperimental nyata (true experimental research). Dalam hal ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian eksperimental nyata (true experimental research). Dalam hal ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metoda Penelitian Metoda penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda penelitian eksperimental nyata (true experimental research). Dalam hal ini penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI WAKTU ANODIZING TERHADAP STRUKTUR PERMUKAAN, KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN KEKERASAN ALUMINIUM 1XXX. Sulaksono Cahyo Prabowo

PENGARUH VARIASI WAKTU ANODIZING TERHADAP STRUKTUR PERMUKAAN, KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN KEKERASAN ALUMINIUM 1XXX. Sulaksono Cahyo Prabowo 1 PENGARUH VARIASI WAKTU ANODIZING TERHADAP STRUKTUR PERMUKAAN, KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN KEKERASAN ALUMINIUM 1XXX Sulaksono Cahyo Prabowo Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN PROSES PENYEPUHAN EMAS

LAPORAN PENELITIAN PROSES PENYEPUHAN EMAS LAPORAN PENELITIAN PROSES PENYEPUHAN EMAS Oleh : Anna Kristina Halim (02) Ardi Herdiana (04) Emma Ayu Lirani (11) Lina Widyastiti (14) Trisna Dewi (23) KELAS XII IA6 SMA NEGERI 1 SINGARAJA 2011/2012 BAB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekitar abad ke 19 pelapisan tembaga dengan emas banyak dilakukan orang, baik secara manual maupun secara listrik terhadap benda-benda logam. Pelapisan logam dapat

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk mendistribusikan aliran fluida dari suatu tempat ketempat yang lain. Berbagi jenis pipa saat ini sudah beredar

Lebih terperinci

Pengaruh Jarak Anoda-Katoda dan Durasi Pelapisan Terhadap Laju Korosi pada Hasil Electroplating Hard Chrome

Pengaruh Jarak Anoda-Katoda dan Durasi Pelapisan Terhadap Laju Korosi pada Hasil Electroplating Hard Chrome JTERA - Jurnal Teknologi Rekayasa, Vol. 1, No. 1, Desember 2016, Hal. 1-6 ISSN 2548-737X Pengaruh Jarak Anoda-Katoda dan Durasi Pelapisan Terhadap Laju Korosi pada Hasil Electroplating Hard Chrome Abid

Lebih terperinci

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif TUGAS 1 ELEKTROKIMIA Di kelas X, anda telah mempelajari bilangan oksidasi dan reaksi redoks. Reaksi redoks adalah reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi

Lebih terperinci

Elektrokimia. Sel Volta

Elektrokimia. Sel Volta TI222 Kimia lanjut 09 / 01 47 Sel Volta Elektrokimia Sel Volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik sebagai akibat terjadinya reaksi pada kedua elektroda secara spontan Misalnya : sebatang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Di negara berkembang seperti Indonesia, pelapisan logam krom memegang peranan yang cukup penting terutama di sektor industri. Beberapa sektor industri yang menggunakan

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI ARUS LISTRIK TERHADAP KETEBALAN LAPISAN TEMBAGA PADA PROSES ELEKTROPLATING PLAT BAJA KARBON RENDAH

PENGARUH VARIASI ARUS LISTRIK TERHADAP KETEBALAN LAPISAN TEMBAGA PADA PROSES ELEKTROPLATING PLAT BAJA KARBON RENDAH PENGARUH VARIASI ARUS LISTRIK TERHADAP KETEBALAN LAPISAN TEMBAGA PADA PROSES ELEKTROPLATING PLAT BAJA KARBON RENDAH NASKAH PUBLIKASI Diajukan guna memenuhi sebagian syarat memperoleh derajat sarjana S1

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETAHANAN KOROSI BAJA JIS S45C HASIL ELECTROPLATING NIKEL PADA APLIKASI MATERIAL CRYOGENIC

PENINGKATAN KETAHANAN KOROSI BAJA JIS S45C HASIL ELECTROPLATING NIKEL PADA APLIKASI MATERIAL CRYOGENIC PENINGKATAN KETAHANAN KOROSI BAJA JIS S45C HASIL ELECTROPLATING NIKEL PADA APLIKASI MATERIAL CRYOGENIC Mirza Pramudia 1 1 Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo, Madura Jl. Raya Telang, Po. Box 2 Kamal,

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR LARUTAN ELEKTROLIT, RAPAT ARUS KATODA TERHADAP KETEBALAN DAN ADHESIVITAS LAPISAN PADA PROSES ELEKTROPLATING TEMBAGA-NIKEL-KHROM

PENGARUH TEMPERATUR LARUTAN ELEKTROLIT, RAPAT ARUS KATODA TERHADAP KETEBALAN DAN ADHESIVITAS LAPISAN PADA PROSES ELEKTROPLATING TEMBAGA-NIKEL-KHROM digilib.uns.ac.id PENGARUH TEMPERATUR LARUTAN ELEKTROLIT, RAPAT ARUS KATODA TERHADAP KETEBALAN DAN ADHESIVITAS LAPISAN PADA PROSES ELEKTROPLATING TEMBAGA-NIKEL-KHROM SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu

Lebih terperinci

KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK HASIL ELEKTROPLATING NIKEL KARBONAT (NiCO 3 ) PADA TEMBAGA (Cu)

KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK HASIL ELEKTROPLATING NIKEL KARBONAT (NiCO 3 ) PADA TEMBAGA (Cu) KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK HASIL ELEKTROPLATING NIKEL KARBONAT (NiCO 3 ) PADA TEMBAGA (Cu) Andrisel Putri, Sri Handani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas,Padang Kampus Unand Limau Manis, Pauh Padang

Lebih terperinci

PENGARUH PROSENTASE KARBON PADA BAJA KARBON PROSES ELECTROPLATING TEMBAGA

PENGARUH PROSENTASE KARBON PADA BAJA KARBON PROSES ELECTROPLATING TEMBAGA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENGARUH PROSENTASE KARBON PADA BAJA KARBON PROSES ELECTROPLATING TEMBAGA Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat - Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjan Teknik (S1) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1.1. Tempat penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta 3.1.2. Alat dan bahan 3.2.1 Alat Alat yang dipergunakan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambar Alat Percobaan 1 4 2 5 3a 6 8 7 3b Gambar 11. Rangkaian alat percobaan Keterangan gambar: 1. Amperemeter 2. Rangkaian pengubah arus 3. Elektroda; a. anoda (tembaga),

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN DAN WAKTU PELAPISAN NIKEL PADA ALUMINIUM TERHADAP KEKERASAN

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN DAN WAKTU PELAPISAN NIKEL PADA ALUMINIUM TERHADAP KEKERASAN PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN DAN WAKTU PELAPISAN NIKEL PADA ALUMINIUM TERHADAP KEKERASAN Reny Afriany 1, Kusmono 2, R. Soekrisno 2 1 Mahasiswa Pasca Sarjana Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin dan Industri,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 30 BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1 PENDAHULUAN Baterai seng udara merupakan salah satu bentuk sumber energi secara elektrokimia yang memiliki peluang sangat besar untuk aplikasi sumber energi masa depan.

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI ARUS LISTRIK TERHADAP KETEBALAN LAPISAN TEMBAGA PADA PROSES ELEKTROPLATING PLAT BAJA KARBON RENDAH

PENGARUH VARIASI ARUS LISTRIK TERHADAP KETEBALAN LAPISAN TEMBAGA PADA PROSES ELEKTROPLATING PLAT BAJA KARBON RENDAH TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI ARUS LISTRIK TERHADAP KETEBALAN LAPISAN TEMBAGA PADA PROSES ELEKTROPLATING PLAT BAJA KARBON RENDAH Diajukan guna memenuhi sebagian syarat memperoleh derajat sarjana S1 pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan sampel Sampel yang digunakan adalah pelat baja karbon rendah AISI 1010 yang dipotong berbentuk balok dengan ukuran 55mm x 35mm x 8mm untuk dijadikan sampel dan

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU PADA ELEKTROPLATING KROM DEKORATIF DENGAN LOGAM BASIS TEMBAGA TERHADAP LAJU KOROSI

PENGARUH WAKTU PADA ELEKTROPLATING KROM DEKORATIF DENGAN LOGAM BASIS TEMBAGA TERHADAP LAJU KOROSI PENGARUH WAKTU PADA ELEKTROPLATING KROM DEKORATIF DENGAN LOGAM BASIS TEMBAGA TERHADAP LAJU KOROSI Citra Ayu Dewi 1 & Ahmadi 2 1&2 Dosen Program Studi Pendidikan Kimia FPMIPA IKIP Mataram E-mail: Ayudewi_citra@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALIR PENELITIAN Aluminum Foil 99,9% Pemotongan Sampel Degreasing dengan NaOH Pembuatan sampel anodisasi Anodisasi 150 ml H 2 SO 4 3M + 150 ml H 2 C 2 O 4 0,5M

Lebih terperinci

Elektrodeposisi Lapisan Kromium dicampur TiO 2 untuk Aplikasi Lapisan Self Cleaning

Elektrodeposisi Lapisan Kromium dicampur TiO 2 untuk Aplikasi Lapisan Self Cleaning Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 4, Oktober 2016 ISSN 2302-8491 Elektrodeposisi Lapisan Kromium dicampur TiO 2 untuk Aplikasi Lapisan Self Cleaning Ardi Riski Saputra*, Dahyunir Dahlan Jurusan Fisika FMIPA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengujiaan 4.1.1. Pengujian Ketebalan Lapisan Dengan Coating Gauge Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tebal lapisan yang terdapat pada spesimen dengan menggunakan

Lebih terperinci

Pengaruh Rapat Arus Terhadap Ketebalan Dan Struktur Kristal Lapisan Nikel pada Tembaga

Pengaruh Rapat Arus Terhadap Ketebalan Dan Struktur Kristal Lapisan Nikel pada Tembaga ISSN:2089 0133 Indonesian Journal of Applied Physics (2012) Vol.2 No.1 halaman 1 April 2012 Pengaruh Rapat Arus Terhadap Ketebalan Dan Struktur Kristal Lapisan Nikel pada Tembaga ABSTRACT Setyowati, Y.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. DIAGRAM ALIR PENELITIAN Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 38 3.2. ALAT DAN BAHAN 3.2.1 Alat Gambar 3.2 Skema Peralatan Penelitian Die Soldering 3.2.2 Bahan Bahan utama

Lebih terperinci

Pengaruh Parameter Proses Pelapisan Nikel Terhadap Ketebalan Lapisan

Pengaruh Parameter Proses Pelapisan Nikel Terhadap Ketebalan Lapisan Pengaruh Parameter Proses Pelapisan Nikel Terhadap Ketebalan Lapisan Bambang Santosa dan Martijanti Syamsa Jurusan Teknik Mesin, Universitas Jenderal Achmad Yani, Bandung Email: martijanti@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Metode-metode Pelapisan dengan Logam 2.1.1 Elektroplating Elektroplating atau lapis listrik adalah suatu proses pengendapan/deposisi suatu logam pelindung yang dikehendaki diatas

Lebih terperinci

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq) 3. ELEKTROKIMIA 1. Elektrolisis Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan menggunakan dua macam elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda (elektroda yang dihubungkan

Lebih terperinci

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr Sel Volta A. PENDAHULUAN Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia. Sel elektrokimia adalah suatu sel yang disusun untuk mengubah energi kimia menjadi energi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2012 di Laboratorium Material Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung. Karakaterisasi

Lebih terperinci

MEKANIKA Volume 11 Nomor 2, Maret Yerikho 1, Wahyu Purwo Raharjo 2, Bambang Kusharjanta 2

MEKANIKA Volume 11 Nomor 2, Maret Yerikho 1, Wahyu Purwo Raharjo 2, Bambang Kusharjanta 2 62 OPTIMALISASI VARIASI TEGANGAN DAN WAKTU TERHADAP KETEBALAN DAN ADHESIVITAS LAPISAN PADA PLAT BAJA KARBON RENDAH DENGAN PROSES ELECTROPLATING MENGGUNAKAN PELAPIS SENG Yerikho 1, Wahyu Purwo Raharjo 2,

Lebih terperinci

PENGARUH ph LARUTAN ELEKTROLIT TERHADAP TEBAL LAPISAN ELEKTROPLATING NIKEL PADA BAJA ST 37. Abstrak

PENGARUH ph LARUTAN ELEKTROLIT TERHADAP TEBAL LAPISAN ELEKTROPLATING NIKEL PADA BAJA ST 37. Abstrak PENGARUH ph LARUTAN ELEKTROLIT TERHADAP TEBAL LAPISAN ELEKTROPLATING NIKEL PADA BAJA ST 37 Febryan Andinata 1, Fredina Destyorini 2, Eni Sugiarti 2, Munasir 1, Kemas A. Zaini T. 2 1 Jurusan Fisika FMIPA

Lebih terperinci

LAPORAN PENGAMATAN PENYEPUHAN LOGAM

LAPORAN PENGAMATAN PENYEPUHAN LOGAM LAPORAN PENGAMATAN PENYEPUHAN LOGAM Nama Anggota : 1. Christover Tony Manurung (08) 2. Ganda Fikri (15) 3. Muhammad Rizal Adamy (23) 4. Nukris Ariyo Cokro (24) 5. Ratna Dwi Hapsari (25) 6. Vita Oktanti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Aluminium merupakan jenis logam yang banyak digunakan dalam industri maupun rumah tangga. Aluminium banyak dimanfaatkan dikarenakan memiliki kelebihan diantaranya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI 39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil eksperimen akan ditampilkan pada bab ini. Hasil eksperimen akan didiskusikan untuk mengetahui keoptimalan arang aktif tempurung kelapa lokal pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Proses karakterisasi material Bantalan Luncur dengan menggunakan metode pengujian merusak. Proses penelitian ini dapat dilihat dari diagram alir berikut

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Pengaruh penambahan konsentrasi..., Martino R. Hutasoit, FT UI, 2008

BAB II DASAR TEORI. Pengaruh penambahan konsentrasi..., Martino R. Hutasoit, FT UI, 2008 BAB II DASAR TEORI 2.1 ALUMINIUM Dalam penggunaan logam di bidang industri, aluminium merupakan logam yang paling banyak kedua digunakan setelah baja. Hal ini berarti dalam klasifikasi logam non ferrous,

Lebih terperinci

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN BAB II : MEKANISME KOROSI dan MICHAELIS MENTEN 4 BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN Di alam bebas, kebanyakan logam ditemukan dalam keadaan tergabung secara kimia dan disebut bijih. Oleh karena keberadaan

Lebih terperinci

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

Elektrokimia. Tim Kimia FTP Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis ini merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka. Aluminium adalah material logam yang banyak digunakan pada berbagai macam aplikasi seperti di bidang industri hingga keperluan rumah tangga. Alumunium memiliki

Lebih terperinci

PERCOBAAN IV ANODASI ALUMINIUM

PERCOBAAN IV ANODASI ALUMINIUM LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN IV ANODASI ALUMINIUM NAMA : RACHMA SURYA M NIM : H311 12 267 KELOMPOK/REGU : III (TIGA)/VII (TUJUH) HARI/TANGGAL PERCOBAAN : RABU/23 OKTOBER 2013 ASISTEN : HASMINISARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kehidupan masyarakat modern tidak bisa terlepas dari benda-benda yang dibuat dengan proses elektroplating. Komponen dan aksesori kendaraan bermotor, aksesori mebel,

Lebih terperinci

KIMIA ELEKTROLISIS

KIMIA ELEKTROLISIS KIMIA ELEKTROLISIS A. Tujuan Pembelajaran Mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada reaksi elektrolisis larutan garam tembaga sulfat dan kalium iodida. Menuliskan reaksi reduksi yang terjadi di

Lebih terperinci

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia perindustrian di Indonesia semakin berkembang, salah satunya adalah industri elektroplating. Beragam barang perhiasan, peralatan rumah tangga, komponen

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI PENGARUH WAKTU TAHAN CELUP PROSES ELEKTROPLATING TEMBAGA TERHADAP KETEBALAN PELAPISAN PADA PLAT BAJA KARBON TINGGI DENGAN VARIASI TAHAN 10,12 DAN 14 DETIK Naskah Publikasi Diajukan untuk

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining BAB II PEMBAHASAN II.1. Electrorefining Electrorefining adalah proses pemurnian secara elektrolisis dimana logam yangingin ditingkatkan kadarnya (logam yang masih cukup banyak mengandung pengotor)digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Korosi dapat didefinisikan sebagai penurunan mutu suatu logam akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungannya, yang melibatkan pergerakan ion logam ke dalam larutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Korosi merupakan salah satu permasalahan penting yang harus dihadapi oleh berbagai macam sektor industri di Indonesia terutama industri perkapalan. Tidak sedikit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 PENGAMATAN VISUAL Pengamatan visual dilakukan terhadap sampel sebelum dilakukan proses anodisasi dan setelah proses anodisasi. Untuk sampel yang telah mengalami proses anodisasi,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PENGARUH TEBAL PELAPISAN CHROME TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA BAJA SS400 DENGAN METODE ELEKTROPLATING Disusun Oleh : Nama : Mulyudha NPM : 20408600 Jurusan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir berikut ini : Pelat Baja Tipe SPHC JIS G Pembuatan Spesimen Uji

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir berikut ini : Pelat Baja Tipe SPHC JIS G Pembuatan Spesimen Uji BAB III PROSEDUR PENELITIAN Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir berikut ini : Mulai Pelat Baja Tipe SPHC JIS G 3131 Pembuatan Spesimen Uji Proses Pretreatment Proses Hot Dip Galvanis :

Lebih terperinci

Pengaruh Kuat Arus Terhadap Ketebalan Lapisan Dan Laju Korosi (Mpy) Hasil Elektroplating Baja Karbon Rendah Dengan Pelapis Nikel

Pengaruh Kuat Arus Terhadap Ketebalan Lapisan Dan Laju Korosi (Mpy) Hasil Elektroplating Baja Karbon Rendah Dengan Pelapis Nikel Pengaruh Kuat Arus Terhadap Ketebalan Lapisan Dan Laju Korosi (Mpy) Hasil Elektroplating Baja Karbon Rendah Dengan Pelapis Nikel Charles Manurung, ST.,MT. Jl. Pasar I Komp. Puri Tanjung Sari II No. 45

Lebih terperinci

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik.

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik. STUDI PELAPISAN KROM PADA BAJA KARBON DENGAN RAPAT ARUS 5 AMPERE TEGANGAN 12 VOLT DAN VARIASI WAKTU PENCELUPAN 10, 20, 30, 40 DAN 50 MENIT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Hasil anodizing aluminium 1XXX dengan suhu elektrolit o C dan variasi waktu pencelupan (a) 5 menit. (b) 10 menit. (c) 15 menit.

Gambar 4.1 Hasil anodizing aluminium 1XXX dengan suhu elektrolit o C dan variasi waktu pencelupan (a) 5 menit. (b) 10 menit. (c) 15 menit. BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil Anodizing Hasil anodizing spesimen aluminium 1XXX dengan suhu elektrolit yang dijaga antara 40-45 o C dan waktu pencelupan anodizing selama 5, 10 dan 15 menit dapat

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) Sudaryatno Sudirham ing Utari Mengenal Sifat-Sifat Material (1) 16-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) BAB 16 Oksidasi dan Korosi Dalam reaksi kimia di mana oksigen tertambahkan

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU PENCELUPAN DAN TEMPERATUR PROSES ELEKTROPLATING TERHADAP KETEBALAN DAN KEKERASAN PERMUKAAN BAJA ST 42

PENGARUH WAKTU PENCELUPAN DAN TEMPERATUR PROSES ELEKTROPLATING TERHADAP KETEBALAN DAN KEKERASAN PERMUKAAN BAJA ST 42 JTM. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, 176 183 PENGARUH WAKTU PENCELUPAN DAN TEMPERATUR PROSES ELEKTROPLATING TERHADAP KETEBALAN DAN KEKERASAN PERMUKAAN BAJA ST 42 Ratih Deviana S1 Pendidikan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALIR PENELITIAN Studi Literatur Pembuatan Master Alloy Peleburan ingot AlSi 12% + Mn Pemotongan Sampel H13 Pengampelasan sampel Grit 100 s/d 1500 Sampel H13 siap

Lebih terperinci

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112)

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112) TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI112) NAMA : Tanda Tangan N I M : JURUSAN :... BERBAGAI DATA. Tetapan gas R = 0,082 L atm mol 1 K 1 = 1,987 kal mol 1 K 1 = 8,314 J mol 1 K 1 Tetapan Avogadro = 6,023 x 10

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR KARAKTERISASI PERMUKAAN MULTILAPIS KROM DAN TEMBAGA PADA BAJA KARBON HASIL PROSES ELECTROPLATING

TUGAS AKHIR KARAKTERISASI PERMUKAAN MULTILAPIS KROM DAN TEMBAGA PADA BAJA KARBON HASIL PROSES ELECTROPLATING TUGAS AKHIR KARAKTERISASI PERMUKAAN MULTILAPIS KROM DAN TEMBAGA PADA BAJA KARBON HASIL PROSES ELECTROPLATING Disusun Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Umum Hasil pemeriksaan SSA sampel (limbah fixer) memiliki kadar Ag sebesar 6000.365 ppm. Kadar Ag tersebut apabila dikonversi setara dengan 0.6% (Khunprasert et al. 2004).

Lebih terperinci

PENGARUH KUAT ARUS DAN WAKTU TERHADAP HASIL PEWARNAAN DAN MASSA ALUMINIUM PADA PROSES ANODIZING DENGAN ELEKTROLIT H 2 SO 4 15%

PENGARUH KUAT ARUS DAN WAKTU TERHADAP HASIL PEWARNAAN DAN MASSA ALUMINIUM PADA PROSES ANODIZING DENGAN ELEKTROLIT H 2 SO 4 15% PENGARUH KUAT ARUS DAN WAKTU TERHADAP HASIL PEWARNAAN DAN MASSA ALUMINIUM PADA PROSES ANODIZING DENGAN ELEKTROLIT H 2 SO 4 15% Arif Andrianto*, Suwardiyono, Laeli Kurniasari Jurusan Teknik Kimia Fakultas

Lebih terperinci

PELAPISAN EMAS PADA KERAJINAN TANGAN PEWTER UNTUK MENINGKATKAN NILAI JUAL

PELAPISAN EMAS PADA KERAJINAN TANGAN PEWTER UNTUK MENINGKATKAN NILAI JUAL PELAPISAN EMAS PADA KERAJINAN TANGAN PEWTER UNTUK MENINGKATKAN NILAI JUAL Firlya Rosa. S.S.T., M.T. 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung firlya@ubb.ac.id 1 Rodiawan, S.T.,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Pemotongan Sampel. Degreasing dengan larutan Acetone

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Pemotongan Sampel. Degreasing dengan larutan Acetone 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALIR PENELITIAN Studi Literatur Pemotongan Sampel Degreasing dengan larutan Acetone Rinsing mengunakan H 2 O Rinsing mengunakan Ethanol * Anodizing Larutan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENGARUH WAKTU TAHAN CELUP TERHADAP TINGKAT GLOSS DAN KETEBALAN PELAPISAN TEMBAGA PADA BAJA KARBON SEDANG DENGAN VARIASI 8 DETIK, 9 DETIK DAN 10 DETIK PROSES ELECTROPLATING Disusun

Lebih terperinci

PROSES PELAPISAN KROMIUM PADA PELAT BAJA KARBON RENDAH ABSTRAK

PROSES PELAPISAN KROMIUM PADA PELAT BAJA KARBON RENDAH ABSTRAK PROSES PELAPISAN KROMIUM PADA PELAT BAJA KARBON RENDAH Meilinda Nurbanasari., ST.,MT 1), Dr. Aditianto Ramelan 2), Amos PHH, ST 3) 1) Dosen Tetap Jurusan Teknik Mesin, Institut Teknologi Nasional, Bandung

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN PELAPISAN GALVANIS ELEKTROPLATING DENGAN HOT DIP GALVANIZING TERHADAP KETAHANAN KOROSI DAN KEKERASAN PADA BAJA

ANALISA PERBANDINGAN PELAPISAN GALVANIS ELEKTROPLATING DENGAN HOT DIP GALVANIZING TERHADAP KETAHANAN KOROSI DAN KEKERASAN PADA BAJA ANALISA PERBANDINGAN PELAPISAN GALVANIS ELEKTROPLATING DENGAN HOT DIP GALVANIZING TERHADAP KETAHANAN KOROSI DAN KEKERASAN PADA BAJA Yoyok Wahyudi, A rasy Fahruddin Prodi Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam

BAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan teknologi rekayasa material saat ini semakin bervariasi hal ini disebabkan oleh tuntutan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang beraneka ragam, oleh sebab

Lebih terperinci