FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009"

Transkripsi

1 GAMBARAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGGUNAAN GARAM BERIODIUM DI DESA JUMA TEGUH KECAMATAN SIEMPAT NEMPU KABUPATEN DAIRI TAHUN 2008 SKRIPSI Oleh : DEDI JULHADI HASIBUAN NIM FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009

2 GAMBARAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGGUNAAN GARAM BERIODIUM DI DESA JUMA TEGUH KECAMATAN SIEMPAT NEMPU KABUPATEN DAIRI TAHUN 2008 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat OLEH Dedi Julhadi Hasibuan NIM : FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009

3 HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Dengan Judul GAMBARAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGGUNAAN GARAM BERIODIUM DI DESA JUMA TEGUH KECAMATAN SIEMPAT NEMPU KABUPATEN DAIRI TAHUN 2008 Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh : Dedi Julhadi Hasibuan NIM Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 14 Januari 2009 dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji Ketua Penguji Penguji I Dra. Jumirah, Apt, M.Kes NIP Penguji II Dr.Ir. Albiner Siagian, M.Si NIP Penguji III Ros Idah Rohna Berutu, SKM, M.Kes NIP Ir. Etti Sudaryati, MKM NIP Medan, 14 Januari 2009 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Dekan, Dr. Ria Masniari Lubis, MSi NIP

4 ABSTRAK GAMBARAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGGUNAAN GARAM BERIODUM DI DESA JUMA TEGUH KECAMATAN SIEMPAT NEMPU KABUPATEN DAIRI TAHUN 2008 Masalah GAKI merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius mengingat dampaknya sangat besar terhadap kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia. Selain berdampak terhadap pembesaran kelenjar gondok dan hipotiroid, kekurangan iodium pada wanita hamil akan mempunyai resiko terjadinya abortus, lahir mati, atau bawaan pada bayi lahir gangguan perkembangan syaraf, mental dan fisik (kretin). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran perilaku ibu rumah tangga dalam penggunaan garam beriodium, penelitian ini bersifat deskriptif. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa pengetahuan ibu rumah tangga tentang garam beriodium adalah cukup, dengan persentasi sebesar 69,41%, sikap ibu rumah tangga umumnya sudah baik, yaitu sebesar 82,35%, tindakan ibu rumah tangga berkategori cukup yaitu sebesar 75,29%, Kualitas garam yang dikonsumsi di dalam rumah tangga responden 100% mengandung iodium atau seluruh rumah tangga sudah menggunakan garam beriodium. Dengan demikian disarankan untuk meningkatkan pengetahuan tentang garam beriodium di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu, dengan dukungan masyarakat setempat. Selain itu, diperlukan kegiatan penyuluhan dan promosi garam beriodium di tingkat desa, yang dilakukan oleh tenaga gizi puskesmas atau bidan di desa. Kata kunci : Perilaku ibu rumah tangga, penggunaan garam beriodium

5 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Dedi Julhadi Hasibuan Tempat/Tanggal Lahir : Rantau Prapat, 30 Juli 1975 Agama : Islam Status Perkawinan : Menikah Jumlah Anak : 2 (dua) orang Alamat Rumah : Jalan Asrama Komplek Bumi Asri Blok E No.101 Medan Riwayat Pendidikan : 1. Tahun : SD Negeri No Rantau Prapat 2. Tahun : SMP Negeri 1 Rantau Prapat 3. Tahun : SMA Negeri 2 Rantau Prapat 4. Tahun : Akademi Gizi Sari Mutiara Medan 5 Tahun sekarang : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Riwayat Pekerjaan : 1. Tahun 2000 Sekarang : Staf Sub Dinas Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

6 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan ridho-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian dengan judul skripsi Gambaran Perilaku Ibu Rumah Tangga dalam penggunaan Garam Beriodium di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi Tahun 2008 ini. Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih ada kekurangannya. Hal ini tidak terlepas dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Ibu Ria Masniari Lubis, MSi, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan. 2. Ibu Dra. Jumirah, Apt, M.Kes, selaku Kepala Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran dalam memberikan bimbingan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi. 3. Bapak Dr. Ir. Albiner Siagian, MSi, selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran dalam memberikan bimbingan dan masukan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 4. Ibu Ros Idah Rohna Berutu, SKM, M.Kes, selaku Dosen Penguji II pada skripsi ini. 5. Ibu Ir. Etti Sudaryati, MKM, selaku Dosen Penguji III pada skripsi ini.

7 6. Bapak Camat Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi yang telah memberikan izin penelitian di Kecamatan tersebut. 7. Ibu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi yang telah memberikan izin penelitian di Kecamatan tersebut. 8. Ibu Kepala Desa Juma Teguh yang telah memberikan izin penelitian di wilayah kerja tersebut. 9. Orang tua tercinta, serta saudara-saudaraku yang selalu memberikan motivasi dan doa dalam mengiringi penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 10. Istri dan anak-anak tercinta yang selalu memberikan doa, perhatian, dukungan moril dan material sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 11. Semua teman-teman kerja di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara khususnya di Seksi Gizi yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi kita, khususnya bagi pembaca. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-nya kepada kita semua. Amin ya robbal alamin. Medan, Januari 2009 Penulis,

8 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN ABSTRAK.. RIWAYAT HIDUP PENULIS.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... i ii iii iv vi ix BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan Khusus Manfaat Penelitian.. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Ontologi Iodium Kebutuhan Iodium Dampak Defisiensi Iodium Sumber Iodium Jenis Perilaku Penggunaan Garam Beriodium Kerangka Konsep 19 BAB III METODE PENELITIAN Jenis dan Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Populasi Sampel Metode Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder Definisi Operasional Bahan dan Instrumen Aspek Pengukuran.. 26

9 3.8. Pengolahan dan Analisa Data Pengolahan Data Analisa Data BAB IV. HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Geografi Demografi Gambaran Umum Sampel Karakteristik Responden Perilaku responden tentang garam beriodium Pengetahuan tentang garam beriodium Sikap tentang garam beriodium Tindakan tentang garam beriodium.. 41 BAB V. PEMBAHASAN Karakteristik Responden Pengetahuan tentang garam beriodium Pengetahuan responden berdasarkan umur Pengetahuan responden berdasarkan pendidikan Pengetahuan responden berdasarkan pekerjaan Sikap responden tentang garam beriodium Sikap responden berdasarkan umur Sikap responden berdasarkan pendidikan Sikap responden berdasarkan pekerjaan Sikap responden berdasarkan pengetahuan Tindakan tentang garam beriodium Tindakan responden berdasarkan umur Tindakan responden berdasarkan pendidikan Tindakan responden berdasarkan pekerjaan Tindakan responden berdasarkan pengetahuan Tindakan responden berdasarkan sikap BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA. 55 LAMPIRAN LAMPIRAN 2 : SKOR PENGETAHUAN.. 62

10 LAMPIRAN 3 : SKOR SIKAP. 64 LAMPIRAN 4 : SKOR TINDAKAN LAMPIRAN 5 : KUALITAS GARAM BERIODIUM YANG DIKONSUMSI LAMPIRAN 6 : HASIL KATEGORISASI PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN DAN KUALITAS GARAM DALAM GAMBARAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGGUNAAN GARAM BERIODIUM DI DESA JUMA TEGUH KECAMATAN SIEMPAT NEMPU KABUPATEN DAIRI TAHUN

11 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 4.1. Tabel 4.2 Tabel 4.3. Tabel 4.4. Tabel 4.5. Tabel 4.6. Tabel 4.7. Tabel 4.8. Tabel 4.9. Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Data Penduduk Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Tahun Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Tahun Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Tahun Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Tahun Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Tahun Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Tahun Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Tahun Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Tahun Distribusi Pengetahuan Responden tentang Garam Beriodium di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Tahun Distribusi Pengetahuan Responden tentang Garam Beriodium berdasarkan tingkat umur di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Tahun Distribusi Pengetahuan Responden tentang Garam Beriodium berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Tahun Distribusi Pengetahuan Responden tentang Garam Beriodium berdasarkan tingkat Pekerjaan di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Tahun Distribusi Sikap Responden tentang Garam Beriodium di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Tahun Distribusi Sikap Responden tentang Garam Beriodium berdasarkan tingkat umur di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Tahun Distribusi Sikap Responden tentang Garam Beriodium berdasarkan tingkat Pendidikan di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Tahun

12 Tabel Tabel Tabel Tabel 4.19 Tabel Tabel Tabel Tabel Distribusi Sikap Responden tentang Garam Beriodium 40 berdasarkan tingkat Pekerjaan di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Tahun Distribusi Sikap Responden tentang Garam Beriodium berdasarkan tingkat Pengetahuan di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Tahun Distribusi Tindakan Responden tentang Garam Beriodium di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Tahun Distribusi Tindakan Responden tentang Garam Beriodium berdasarkan tingkat Umur di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Tahun Distribusi Tindakan Responden tentang Garam Beriodium berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Tahun Distribusi Tindakan Responden tentang Garam Beriodium berdasarkan Tingkat Pekerjaan di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Tahun Distribusi Tindakan Responden tentang Garam Beriodium berdasarkan Tingkat Pengetahuan di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Tahun Distribusi Tindakan Responden tentang Garam Beriodium berdasarkan Tingkat Sikap di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Tahun

13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius mengingat dampaknya sangat besar terhadap kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia. Selain berdampak terhadap pembesaran kelenjar gondok dan hipotiroid, kekurangan iodium jika terjadi pada wanita hamil mempunyai resiko terjadinya abortus, lahir mati sampai cacat bawaan pada bayi lahir berupa gangguan perkembangan syaraf, mental dan fisik yang disebut kretin. Semua gangguan ini dapat berakibat pada rendahnya produktivas kerja pada orang dewasa serta timbulnya berbagai permasalahan sosial ekonomi masyarakat yang dapat menghambat pembangunan. Dari sejumlah 20 juta penduduk Indonesia yang menderita gondok diperkirakan dapat kehilangan 140 juta angka kecerdasan (IQ point) (Departemen Kesehatan RI, 2005). Untuk menanggulangi GAKI, penambahan iodium pada semua garam konsumsi telah disepakati sebagai cara yang aman, efektif dan berkesinambungan untuk mencapai konsumsi iodium yang optimal bagi semua rumah tangga dan masyarakat. Selain program iodisasi garam, pemerintah Indonesia selama ini juga telah melaksanakan distribusi kapsul minyak beriodium terutama bagi wanita usia subur di kecamatan endemik berat dan sedang (Departemen Kesehatan RI, 2005).

14 Kegiatan Intensifikasi Penanggulangan GAKI (IP-GAKI) telah dilaksanakan dengan dana pinjaman Bank Dunia sejak tahun 1997 sampai tahun 2003 untuk mempercepat penurunan prevalensi GAKI melalui pencapaian konsumsi garam beriodium untuk semua. Komponen program yang dilaksanakan meliputi : 1) pemantauan status iodium masyarakat; 2) peningkatan konsumsi garam beriodium; 3) peningkatan pasokan garam beriodium; 4) distribusi kapsul minyak beriodium pada sasaran yang tepat; dan 5) pemantapan koordinasi lintas sektor dan penguatan kelembagaan penanggulangan GAKI (Departemen Kesehatan RI, 2005). Intervensi GAKI terus dilakukan dengan bantuan sejumlah badan dunia. Program Intensifikasi Penanggulangan GAKI yang berlangsung tahun bertujuan menurunkan prevalensi GAKI lewat pemantauan status GAKI pada penduduk, meningkatkan persediaan garam beriodium serta meningkatkan kerjasama lintas sektoral. Standar SNI kadar iodium dalam garam ditentukan sebesar ppm dalam bentuk KIO3, hal ini dikaitkan dengan jumlah garam yang dikonsumsi tiap orang per hari adalah 6-10 gram, sedangkan kebutuhan tubuh akan iodium adalah sekitar mg tiap orang per hari. Tahun 2003 dilakukan lagi survei nasional, yang dibiayai melalui Proyek IP- GAKI, untuk mengetahui dampak dari intervensi program penanggulangan GAKI. Dari hasil survei ini diketahui secara umum bahwa TGR pada anak sekolah masih berkisar 11,1%. Survei nasional evaluasi IP-GAKI ini menunjukkan bahwa 35,8% kabupaten adalah endemik ringan, 13,1% kabupaten endemik sedang, dan 8,2%

15 kabupaten endemik berat, dan tingkat konsumsi garam beriodium secara nasional 73,2% (BPS, 2003). Dari hasil pemetaan GAKI tahun 1998 diperoleh bahwa, prevalensi GAKI di Indonesia yang dihitung berdasarkan angka Total Goiter Rate (TGR) adalah sebesar 9,8%, sedangkan tingkat konsumsi garam beriodium adalah sebesar 65,2%. Dari hasil pemantauan garam beriodium di Kabupaten Sleman tahun 2003 bahwa dari 86 desa yang terdapat 6 desa yang tingkat konsumsi garam beriodiumnya baik berkategori sebesar 75,3%, meskipun sudah tergolong cukup baik, namun hal ini belum mencapai target Universal Salt Iodization (USI) yaitu sebesar 90% (Dinas Kesehatan Sleman, 2005). Berdasarkan dari Balai Penelitian (BP) GAKI Magelang pada tahun 2006, BP GAKI menerima 14 pasien dari Sidoarjo. Para pasien yang terdiri dari balita dan wanita usia subur ini mengalami kretinisme dan gondok. Diduga, hal ini terjadi karena polusi yang ditimbulkan dari karbondioksida berlebihan, cemaran limbah industri dan limbah rumah tangga yang ada di sekitar mereka (BP GAKI, 2006). Kekurangan iodium akibat pestisida ditemukan di Kabupaten Dairi, Propinsi Sumatera Utara. Di Kabupaten tersebut 2 (dua) Kecamatan diketahui merupakan daerah endemik sedang dan berat. Daerah endemik berat kekurangan iodium juga terdapat di salah satu Kecamatan Sampit, Kalimantan Tengah. Hal ini terjadi karena cemaran yang ditimbulkan dari limbah industri kayu lapis (BP GAKI, 2006).

16 Bersadarkan pemetaan GAKI survei nasional tahun 2003, Propinsi Sumatera Utara diketahui Total Goiter Rate (TGR) sebesar 6,4%, dan rata-rata konsumsi garam beriodium di tingkat rumah tangga sebesar 91,2%. Dengan demikian dari hasil pemetaan tersebut Propinsi Sumatera Utara sudah lebih baik dari prevalensi GAKI secara nasional (BPS, 2003). Berdasarkan survei tersebut, 1 (satu) kabupaten yang termasuk kategori endemik berat (TGR 30%) adalah Kabupaten Dairi dengan prevalensi TGR sebesar 35,1% dan rata-rata konsumsi garam beriodium di tingkat rumah tangga sebesar 91,4% (BPS, 2003). Di Kabupaten Dairi dimana menurut hasil survei tahun 1997 Kecamatan Siempat Nempu adalah termasuk TGR (Total Goiter Rate) kategori berat (> 30%). Hal ini menunjukkan masih rendahnya asupan iodium dalam keluarga yang kemungkinan terjadi karena rendahnya pengetahuan ibu dalam penggunaan garam beriodium. Peran seorang ibu dalam keluarga sangat penting. Disamping harus mengurus suami dan anak-anaknya, ibu juga mengatur menu makan kebutuhan keluarga seharihari. Oleh sebab itu ibu harus memiliki pengetahuan yang baik dalam pengadaan bahan makanan yang baik untuk keluarga, di mana ibu diharapkan dapat berperilaku baik dalam mengelola dan menyajikan makanan yang sehat dengan menu yang sederhana dengan gizi seimbang, terutama dalam penggunaan garam beriodium.

17 Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis ingin mengetahui gambaran perilaku ibu rumah tangga dalam penggunaan garam beriodium dan kualitas garam di Desa Juma Teguh yang merupakan salah salah satu desa yang berada di Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi tahun Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana perilaku ibu rumah tangga dalam penggunaan garam beriodium dan kualitas garam di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi Tahun Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran perilaku ibu rumah tangga dalam penggunaan garam beriodium di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi Tahun Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui karakteristik ibu (umur, pendidikan dan pekerjaan) di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi Tahun Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang garam beriodium di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi Tahun 2008.

18 3. Untuk mengetahui sikap ibu tentang manfaat garam beriodium di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi Tahun Untuk mengetahui tindakan ibu tentang garam beriodium di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi Tahun Untuk mengetahui kualitas garam di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi Tahun Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan masukkan dalam upaya penanggulangan GAKI di daerah endemik berat (Kabupaten Dairi). 2. Sebagai upaya memperbaiki pola konsumsi garam beriodium di masyarakat. 3. Sebagai masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi dalam hal perilaku penggunaan garam beriodium di tingkat rumah tangga.

19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Ontologi Iodium Iodium ditemukan pada tahun 1811 oleh Courtois. Iodium merupakan sebuah anion monovalen. Keadaannya dalam tubuh mamalia hanya sebagai hormon tiroid. Hormon-hormon ini sangat penting selama pembentukan embrio dan untuk mengatur kecepatan metabolis dan produksi kalori atau energi di semua kehidupan. Iodium diserap sangat cepat oleh usus dan oleh kelenjar tiroid digunakan untuk memproduksi hormon tiroid. Saluran ekresi utama iodium adalah melalui saluran kencing dan cara ini merupakan indikator utama pengukuran jumlah pemasukan dan status iodium. Tingkat ekresi (status iodium) yang terendah (25-20 mg I/g creatin) menunjukkan resiko kekurangan iodium bahwa tingkatan yang lebih rendah menunjukkan resiko yang lebih berbahaya (Brody, 1999). Kebanyakan thyroxin (T4) dan Triodothyronine (T3) diangkut dalam bentuk terikat plasma dengan protein pembawa. Thyroxine-terikat merupakan pembawa hormon tiroid utama yang beberapa diantaranya juga terikat dengan thyroxine-terikat prealbumin (Sauberlch, 1999). Iodium ada dalam tubuh dalam jumlah yang sangat sedikit, yaitu sebanyak kurang lebih 0,00004 persen dari berat badan atau mg. Sekitar 75 persen dari iodium ini ada di dalam kelenjar tiroid, yang digunakan untuk mensitesis hormon tiroksin. Hormon ini diperlukan untuk pertumbuhan normal, perkembangan fisik dan

20 mental manusia. Selain itu iodium ada di dalam jaringan tubuh lain, yaitu di kelenjar ludah, payudara dan lambung serta di dalam ginjal (Almatsier, 2003). Zat iodium juga merupakan zat essensial bagi tubuh, karena merupakan komponen dari hormon thyroxin. Zat iodium dikonsentrasikan di dalam kelenjar Gondok (Glandula Thyroidea) untuk dipergunakan dalam sintesa hormon thyroxin. Hormon ini di timbun dalam folikel kelenjar Gondok, terkonjugasi dengan protein (glubulin) dan di sebut Thyroidglobulin (Sediaoetama, 1991) Kebutuhan Iodium Kebutuhan iodium bervariasi menurut umur dan kondisi-kondisi tertentu. Kebutuhan pada anak-anak berbeda dengan kebutuhan orang dewasa akan iodium per harinya. Keadaan fisiologis tertentu dari tubuh seperti misalnya pada wanita dan ibu menyusui, jumlah kebutuhan tubuh akan zat iodium akan berbeda. Kebutuhan tubuh per harinya sekitar 1-2 µg per kg berat badan. Perkiraan kecukupan yang dianjurkan sekitar µg per hari untuk anak-anak umur dibawah 19 tahun dan 150 µg per hari untuk orang dewasa. Untuk wanita hamil dan menyusui dianjurkan tambahan masing-masing adalah 10 µg/hari (Hetzel, 1993). Sumber utama iodium adalah laut, sehingga makanan laut merupakan makanan yang paling kaya dengan iodium. Di daerah pantai, air dan tanah mengandung banyak iodium sehingga tanaman yang tumbuh di daerah pantai mengandung cukup banyak iodium. Semakin jauh tanah dari pantai semakin sedikit

21 pula kandungan iodiumnya, dan salah satu penanggulangan kekurangan iodium adalah melalui fortifikasi garam dapur dengan iodium Dampak Defisiensi Iodium Masalah GAKI merupakan masalah serius mengingat dampaknya secara langsung mempengaruhi kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia. Kelompok masyarakat yang sangat rawan terhadap masalah dampak defisiensi iodium adalah wanita usia subur (WUS), ibu hamil, anak balita dan anak usia sekolah. Bagi ibu hamil yang menderita kekurangan iodium akan melahirkan bayi yang terganggu pertumbuhan fisik mental dan intelektualnya, bayi yang dilahirkan mati sesaat setelah dilahirkan atau pun bayi yang bisu dan tuli (Jalal, 1998). Berbagai macam pengaruh negatif GAKI terhadap manusia, diantaranya adalah (Departemen Kesehatan RI, 1990) : a. Pengaruh GAKI terhadap Perkembangan Intelegensi Dengan situasi penderita GAKI dan luasnya daerah defisiensi iodium, maka di Indonesia telah terjadi defisit IQ point yang disebabkan oleh masalah GAKI sebesar 132,5-140 IQ point dengan perincian sebagai berikut : Setiap penderita GAKI akan mengalami defisit IQ point sebesar 5 point dibawah normal. Dengan jumlah penderita gondok sebanyak 10 juta maka total defisit yang diakibatkan adalah 50 juta IQ point.

22 Setiap penderita GAKI lain yang bukan kretin dan gondok akan mengalami defisit IQ sebesar 10 point dibawah normal. Dengan jumlah penderita GAKI lain sebanyak 3,5 juta maka total defisit yang diakibatkan adalah 35 juta IQ point. Setiap tahun di daerah defisiensi iodium akan lahir 1 juta bayi, dimana setiap kelahiran akan mengalami defisit sebesar 10 point sehingga total defisit IQ point yang diakibatkan adalah 10 juta IQ point. Terjadinya defisit IQ point di Indonesia pada gilirannya berdampak pada program belajar 9 tahun, karenanya banyak anak usia sekolah tidak dapat mengikuti pelajaran dan mengalami kemunduran (drop-out). b. Pengaruh GAKI terhadap Perkembangan Sosial Dampak sosial yang ditimbulkan GAKI berupa terjadinya gangguan mental, lamban, kurang bergairah sehingga orang macam ini sulit untuk dididik dan dimotivasi. Penderita kretin untuk selamanya menjadi beban sosial bagi keluarga dan masyarakat sekitarnya. c. Pengaruh GAKI terhadap perkembangan ekonomi Usaha peternakan di daerah defisit iodium tidak akan berhasil karena hewan peliharaan yang mengalami kekurangan iodium akan berukuran lebih kecil, kurus, produksi telur sedikit, kurang kesuburan dan lain-lain. Dampak GAKI terhadap keadaan ekonomi dapat diperlihatkan dengan pengalaman negara China dimana setelah 8 tahun upaya penanggulangan dilakukan terjadi peningkatan produktivitas dan income per kapita besar 15%. Dengan perhitungan ini maka secara kasar di

23 Indonesia GNP akan meningkat U$$ 650 menjadi + U$$ 750 jika masalah GAKI dapat ditanggulangi, (Departemen Kesehatan RI, 1990) Sumber Iodium Iodium merupakan sejenis mineral, biasanya iodium terdapat di alam, baik di tanah maupun di air. Iodium adalah zat gizi mikro yang mengandung hormon tiroksin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Kandungan iodium dalam makanan laut seperti ikan, kerang, cumi atau rumput laut berkisar 0,0002 persen. Keuntungan konsumsi iodium melalui makanan laut adalah elemen iodium tersebut tidak hilang selama pemprosesan masakan. Selain itu, jumlah yang dimakan biasanya juga lebih tinggi (bila kita mengonsumsi 50 gram ikan laut, berarti iodium yang masuk setara 100 mikrogram iodium). Mungkin ini perjelasan mengapa jarang ditemui kasus kekurangan iodium pada orang-orang eropa. Karena sejak dulu hingga kini, mereka mempunyai kebiasaan memakan ikan laut. Setidak-tidaknya, melalui kebiasaan menyajikan ikan (tidak ada daging) sebagai menu utama pada kebanyakan restoran atau kedai-kedai. Jepang adalah negara terdepan dalam konsumsi rumput laut dan kasus kekurangan iodium juga sangat rendah di negara tersebut. Di sana, rumput laut diproses menjadi anyaman halus yang disebut nori. Nori ini dipakai sebagai berbagai pembungkus makanan, misalnya nasi kepal (onigiri) atau sushi. Selain itu, juga dipakai sebagai campuran penyedap rasa pada mi rebus, seperti ramen atau soba. Mungkin seandainya kita mau meniru, misalnya daun pisang pembungkus lemper

24 diganti lembaran rumput laut, atau mi bakso maupun mie pangsit dibubuhi penyedap dari rumput laut, maka kasus kekurangan iodium akan berkurang di negeri ini. Pentradisian penggunaan makanan laut hendaknya terus digalakkan karena lebih dari 70 persen dari luas wilayah negeri ini adalah laut (Nurachman dan Sarwono, 2008) Jenis Perilaku Skiner (1938), yang dikutip Notoatmodjo (2003) membedakan adanya dua respons perilaku yaitu : a. Perilaku yang alami (innate behavior) adalah perilaku yang dibawa sejak organisme dilahirkan, yaitu yang berupa repleks-repleks dan insting-insting. b. Perilaku operan (operan behaviour) adalah perilaku yang dibentuk melalui proses belajar. Sebagian besar perilaku manusia adalah perilaku operan. Perilaku manusia merupakan hasil dan segala macam pengalaman serta interaksi manusia dan lingkungan yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan (Sarwono, 1993), sehingga perilaku individu tersebut dapat diukur melalui : a. Pengetahuan (Knowladge) Pengetahuan merupakan hasil yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu (Notoadmojo, 2003). Melalui penginderaan ini maka di dalam diri seseorang terjadi proses perhatian, persepsi, penghayatan dan sebagainya terhadap suatu objek. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih harmonis dibanding dengan perilaku

25 yang tidak didasari pengetahuan, kesadaran dan sifat yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat harmonis. Sebaliknya apabila perilaku tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama (Notoadmodjo, 2003). Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 (enam) tingkatan yaitu : 1. Tahu (Know) artinya mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. 2. Memahami (Comprehension) artinya kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. 3. Aplikasi (Application) artinya dapat menggunakan prinsip-prinsip dalam pemecahan masalah. 4. Analisis (Analysis) artinya suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek tertentu yang dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti menggambarkan, membedakan, memisahkan dan mengelompokkan. 5. Sintesis (Syntesis) artinya menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam bentuk keseluruhan yang baru. 6. Evaluasi (Evaluatingi) berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian suatu materi (Notoadmodjo, 1993).

26 b. Sikap (Attitude) Sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap suatu objek (Purwanto, 1999). Sikap secara nyata menunjukkan kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Sikap merupakan suatu reaksi yang masih tertutup, tidak dapat dilihat secara langsung sehingga sikap hanya dapat ditafsirkan dan perilaku yang nampak. Sikap dapat bersikap positif dan dapat pula bersifat negatif, dalam sikap positif cenderung tindakan mendekati, menyenangi dan mengharapkan objek tertentu, sedangkan dalam sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci atau tidak menyukai objek tertentu. Ciri-Ciri Sikap Sikap menentukan jenis atau tabiat tingkah laku dalam hubungannya dengan perangsang yang relevan, orang-orang atau kejadian-kejadian. Dapatlah dikatakan bahwa sikap merupakan faktor internal, tetapi tidak semua faktor internal adalah sikap. Adapun ciri-ciri adalah sebagai berikut : 1. Sikap itu dipelajari (learnability) Sikap merupakan hasil belajar. Ini perlu dibedakan dari motif-motif psikologi lainnya. Beberapa sikap dipelajari tidak sengaja dan tanpa kesadaran kepada sebagian individu. 2. Memiliki kestabilan (stability) Sikap bermula dari dipelajari, kemudian menjadi lebih kuat, tetap dan stabil melalui pengalaman.

27 3. Personal Sosiental Significance Sikap melibatkan hubungan antara seseorang dan orang lain dan juga antara orang dan barang dan situasi. 4. Berisi kognisi dan affeksi Komponen cognisi dari pada sikap adalah berisi informal yang aktual 5. Approach avoidance directionality Bila seseorang memiliki sikap yang favoibel terhadap suatu subjek, mereka akan mendekati dan membantunya, sebaliknya jika seseorang memiliki sikap yang unfavorable merasa akan menghindarinya. Fungsi Sikap Fungsi sikap dapat dibagi menjadi empat golongan yaitu : 1. Sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri. Bahwa sikap adalah sesuatu yang bersifat communicable, artinya sesuatu yang mudah pula menjadi milik bersama. Justru karena itu sesuatu golongan yang mendasarkan atas kepentingan bersama dan pengalaman bersama biasanya ditandai oleh adanya sikap anggotanya yang sama terhadap suatu objek. 2. Sikap berfungsi sebagai alat mengatur tingkah laku. Kita tahu bahwa tingkah laku anak kecil dan binatang merupakan aksi-aksi yang spontan terhadap sekitarnya. Antara perangsang dan reaksi tidak ada pertimbangan, tetapi pada anak dewasa yang sudah lanjut usianya perangsang

28 itu pada umumnya tidak diberi secara spontan, akan tetapi adanya proses secara sadar untuk menilai perangsang-perangsang itu. 3. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur pengalaman-pengalaman. Dalam hal ini perlu dikemukakan bahwa manusia di dalam menerima pengalaman-pengalaman dari dunia luar sikapnya tidak pasif, tetapi diterima secara aktif, artinya semua pengalaman yang berasal dari dunia luar itu tidak semuanya dilayani, jadi semua pengalaman itu diberi penilaian lalu dipilih. 4. Sikap berfungsi sebagai pernyataan kepribadian. Sikap sering mencerminkan pribadi seseorang. Ini sebabnya karena sikap tidak pernah terpisahkan dari pribadi yang mendukungnya. Oleh karena itu dengan melihat sikap-sikap pada objek-objek tertentu, sedikit banyak orang bisa mengetahui pribadi orang tersebut. Jadi sebagai pernyataan pribadi (Ahmadi, 1991). c. Tindakan (Practice) Tindakan adalah respon nyata dari seseorang terhadap suatu objek. Setelah seseorang mengetahui stimulus kemudian mengadakan penelitian atau pendapat terhadap apa yang diketahui atau yang disikapinya tersebut dalam bentuk tindakan. Praktek individu terhadap suatu objek dipengaruhi oleh persepsi individu tentang kegawatan objek, kerentanan, faktor sosio demografi, pengaruh media massa, anjuran orang lain, serta perhitungan untung rugi dari praktek tersebut.

29 Praktek ini dibentuk oleh pengalaman interaksi individu terhadap sesuatu dapat berubah dan berkembang sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, pengalaman dan tinggi rendahnya mobilitas materi informasi tentang sesuatu dilingkungannya Penggunaan Garam Beriodium Nurachman dan Sarwono (2003) dalam tulisannya pada kompas 29 April 2003, Iodium dengan simbol kimia I adalah elemen non logam penting yang diperlukan tubuh dalam jumlah renik secara terus-menerus. Kekurangan iodium, khususnya pada anak-anak, sangat mengganggu pertumbuhan dan tingkat kecerdasan. Oleh sebab itu, Unicef beberapa waktu silam, melalui dutanya bintang film James Bond 007, Roger Moore, pernah secara khusus datang ke Indonesia untuk mengampanyekan penggunaan garam beriodium. Hal serupa juga dilakukan Pemda Jawa Barat melalui media TVRI Bandung sekitar Februari Iodium di alam tidak pernah ditemukan sebagai elemen tunggal, tetapi ia tersimpan di dalam senyawa, misalnya garam kalium peryodat (KIO). Dalam keadaan kering, garam ini sangat stabil sehingga bisa berumur lebih dari lima puluh tahun tanpa mengalami kerusakan. Itu sebabnya mengapa garam KIO dipakai sebagai suplemen untuk program iodisasi garam (atau garam beriodium). Garam beriodium mengadung 0,0025 persen berat KIO (artinya dalam 100 gram total berat garam terkandung 2,5 mg KIO). Berikut ini dipaparkan cara sederhana untuk menghitung berapa banyak KIO yang dikonsumsi seseorang. Andaikan seorang ibu rumah tangga dalam sehari memasak satu panci sup (kapasitas

30 dua liter) dengan menggunakan dua sendok garam beriodium (misalnya dengan berat 20 gram), dan tiap-tiap anggota keluarga pada hari tersebut melalap dua mangkok (anggap volume total kuah 100 ml). Maka, berat total garam KIO yang dikomsumsi tiap-tiap anggota keluarga itu dalam sehari (dengan asumsi tidak makan garam melalui makanan lainnya) adalah 0, gram atau 2,5 mikrogram (dari 0,0025% x 20 gram x 100 ml/200 ml). Jumlah garam yang sangat kecil, namun sangat diperlukan. Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah semua 2,5 mikrogram KIO tersebut masuk ke dalam tubuh. Kalau tiap-tiap keluarga memiliki kebiasaan menaburkan garam ketika hidangan telah berada di atas meja makan (tidak pada saat memasak), maka jawabannya benar. Kenyataannya tidak demikian. Karena hampir semua ibu rumah tangga selalu mencampurkan garam beriodium saat memproses makanan. Kalau hal ini dilakukan, maka kemungkinan besar iodium yang jumlahnya sangat kecil ini telah lenyap sebagai gas selama memasak. Secara kimiawi, fenomena tersebut dijelaskan dari proses reduksi KIO. Reaksi reduksi ini sebenarnya berlangsung sangat lambat. Namun, laju reaksi bisa dipercepat jutaan kali lipat dengan bantuan senyawa antioksidan, keasaman larutan dan panas. Seperti kita ketahui bahwa semua bahan makanan organik (hewan ataupun tanaman) selalu memiliki antioksidan dan proses memasak selalu menggunakan panas serta

31 terkadang ada asamnya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan garam beriodium untuk ini menjadi sia-sia. Percobaan sederhana untuk membuktikan lenyapnya iodium adalah dengan mencampurkan garam beriodium dengan antioksidan (bisa berupa tumbuhan cabai atau bawang) dan asam cuka, yang kemudian direbus. Iodium yang lepas bisa diamati dari larutan kanji sebagai indikator. Bila berubah menjadi biru, pertanda iodium telah lepas sebagai gas Kerangka Konsep Pada penelitian ini melihat beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku ibu dalam penggunaan garam beriodium di tingkat rumah tangga di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi dengan melakukan pengamatan terhadap faktor input (umur, pendidikan, pekerjaan) rumah tangga dan beberapa faktor lain yang mempengaruhinya yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan ibu dalam penggunaan garam beriodium. Gambar dari konsep rencana penelitian yang akan dilaksanakan dapat dilihat pada kerangka konsep berikut, (Singarimbun, 1989) :

32 Karakteristik Ibu : Umur Pendidikan Pekerjaan Pengetahuan Sikap Perilaku Ibu Rumah Tangga dalam penggunaan/ konsumsi garam beriodium. Tindakan Gambar 1 : Kerangka Konsep Penelitian

33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan tujuan untuk mengetahui gambaran perilaku ibu rumah tangga dalam penggunaan garam beriodium pada pengolahan makanan dalam keluarga di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempuh Kabupaten Dairi. Penelitian ini dilakukan secara cross sectional dengan melakukan pengamatan dan wawancara pada rumah tangga di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempuh Kabupaten Dairi Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempuh Kabupaten Dairi, alasan penulisan memilih lokasi adalah berdasarkan hasil survei pemetaan GAKI tahun 1998 yang dilaksanakan Kanwil Depkes Propinsi Sumatera Utara bekerja sama dengan Universitas Andalas Padang bahwa salah satu Kecamatan Endemik Berat (TGR > 30%) adalah Kecamatan Siempat Nempuh Kabupaten Dairi dan diperkuat lagi hasil survei pemetaan GAKI tahun 2004 juga menunjukkan bahwa Kabupaten Dairi masih merupakan Endemik Berat.

34 Waktu Penelitian Penelitian ini direncanakan dilakukan pada bulan maret sampai bulan juni 2008 yang dimulai dari mempersiapkan proposal penelitian, konsultasi proposal pada pembimbing seminar proposal penelitian, pengumpulan data dan penyusunan laporan akhir Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu rumah tangga yang berdomisili di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempuh secara purposive sampling yang berjumlah 569 orang Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian Ibu Rumah Tangga yang berdomisili di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempuh Kabupaten Dairi, jumlah sampel sebesar 85 Rumah Tangga yang dapat menggunakan rumus penentuan besar sampel yaitu sebagai berikut : N n = 1 + N (d) = (0.1) n = 6,69 = 85,05 = 85

35 Keterangan : n N : Jumlah Sampel : Jumlah Populasi d : Tingkat Penyimpangan (0.1) Untuk menentukan besar sampel per dusun (desa juma teguh terdiri dari 4 dusun) adalah berdasarkan proporsional. Cara pengambilan sampel dengan metode random sampling terhadap rumah tangga yang terpilih sebesar 85 (delapan puluh lima) rumah tangga. Tabel 3.1. Jumlah Sampel Berdasarkan Jumlah Ibu Tumah Tangga di setiap Dusun Desa Juma Teguh Nama Dusun di Desa Juma Teguh Jumlah Populasi Jumlah Sampel Dusun I Dusun II Dusun III 45 7 Dusun IV Jumlah

36 3.4. Metode Pengumpulan Data Data Primer Data primer diperoleh melalui wawancara langsung kepada ibu rumah tangga dengan menggunakan kuesioner daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan. Data primer meliputi data tentang karakteristik dan perilaku ibu rumah tangga. Peneliti juga melakukan pengamatan langsung dan melakukan uji kualitatif garam beriodium di rumah tangga. Setiap rumah tangga diambil sampel garamnya untuk diteteskan larutan iodine. Jika garam yang diteteskan larutan iodine tersebut berwarna ungu maka garam dikatakan mengandung iodium Data Sekunder Data sekunder dalam penelitian diperoleh dari hasil menggunakan laporan dari program/ institusi pemerintah, data survei pemetaan GAKI, profil umum Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi. Data sekunder pada penelitian ini antara lain : a. Profil Kesehatan Kabupaten Dairi Tahun 2007 b. Profil umum Kecamatan Siempat Nempu 2007 c. Laporan survei pemetaan GAKI Tahun 2004 d. Laporan survei pemetaan GAKI Tahun 1998.

37 3.5. Definisi Operasional 1. Pendidikan ibu adalah pendidikan formal terakhir yang pernah ditempuh ibu (SD, SLTP, SLTA, Akademi/ Perguruan Tinggi). 2. Pekerjaan ibu adalah jenis pekerjaan atau aktifitas ibu sehari-hari yang mendapatkan penghasilan per bulan. 3. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui ibu rumah tangga yang berkenaan dengan pemanfaatan garam beriodium. 4. Sikap ibu adalah persepsi atau sikap ibu terhadap pemanfaatan garam beriodium. 5. Tindakan adalah hal-hal yang dilakukan ibu rumah tangga tentang penggunaan garam beriodium dalam keluarga. 6. Perilaku ibu adalah suatu wujud pengetahuan, sikap dan tindakan dalam penggunaan garam beriodium dalam rumah tangga. 7. Garam beriodium adalah garam Natrium Chlorida (NaCL) yang diproduksi melalui proses iodisasi yang memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) mengandung iodium antara ppm. 8. Endemik Berat adalah daerah yang penduduknya mengalami pembesaran kelenjar gondok dengan Total Goiter Rate (TGR) > 30%. 9. Iodina tes adalah larutan yang digunakan untuk mengetes kandungan iodium secara kualitatif.

38 3.6. Bahan dan Instrumen Alat untuk mengumpul data adalah kuesioner mengenai karakteristik ibu, pengetahuan, sikap dan tindakan penggunaan garam. Sedangkan untuk bahan yang digunakan untuk menguji secara kualitatif kandungan iodium digunakan iodina tes Aspek Pengukuran Menurut Suharsimi Arikunto (1988), aspek pengukuran pengetahuan dengan kategori baik, cukup dan kurang terlebih dahulu menentukan kriteria (tolak ukur) yang akan dijadikan penentuan. 1. Pengukuran Pengetahuan Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh ibu rumah tangga tentang penggunaan garam beriodium, diukur dengan 10 pertanyaan setiap pertanyaan yang benar diberi nilai 10 dan salah diberi nilai 0, sehingga nilai tertinggi adalah 100. Nilai tersebut dikategorikan menjadi : Kategori baik bila jawaban responden benar > 75% dengan total nilai Kategori cukup bila jawaban responden benar 40% 75% dengan total nilai Kategori kurang bila jawaban responden benar < 40% dengan total nilai 0 39

39 2. Pengukuran Sikap Sikap adalah tanggapan atau pandangan ibu rumah tangga tentang penggunaan garam beriodium, diukur dengan 10 pertanyaan. Penilaian diberikan dengan angka 10 jika responden setuju dan angka 0 jika tidak setuju, sehingga nilai tertinggi adalah 100 dan terendah adalah 0. Nilai tersebut dikategorikan menjadi : Kategori baik bila jawaban responden benar > 75% dengan total nilai Kategori cukup bila jawaban responden benar 40% 75% dengan total nilai Kategori kurang bila jawaban responden benar < 40% dengan total nilai Pengukuran Tindakan Tindakan adalah hal-hal yang di lakukan ibu rumah tangga tentang penggunaan garam beriodium, diukur dengan 10 pertanyaan. Penilaian diberikan dengan angka 10 jika responden menjawab benar dan angka 0 jika responden menjawab salah. Nilai tersebut dikategorikan menjadi : Kategori baik bila jawaban responden benar > 75% dengan total nilai Kategori cukup bila jawaban responden benar 40% 75% dengan total nilai Kategori kurang bila jawaban responden benar < 40% dengan total nilai 0 39

40 4. Pengukuran keadaan garam beriodium diperoleh dengan cara tes iodium untuk mengetahui keadaan garam secara kualitatif. Apabila garam yang diuji atau diteteskan terjadi perubahan warna menjadi biru tua/ ungu berarti kandungan iodiumnya cukup. Apabila tidak terjadi perubahan warna atau menjadi biru muda maka kandungan iodium pada garam tersebut tidak memenuhi syarat Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan Data Data yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, kemudian diolah secara manual melalui langkah-langkah sebagai berikut : 1. Editing (pengeditan) Pengeditan dilakukan dengan memeriksa kelengkapan isi kuesioner dengan tujuan agar data yang masuk menggambarkan masalah yang diteliti kemudian data dikelompokkan dengan aspek pengukuran. 2. Coding (pengkodean) Setelah data diperoleh, penulis melakukan pengkodean untuk mempermudah analisis data. 3. Tabulating (tabulasi)

41 Untuk mempermudah analisis data dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan dan dimasukkan dalam distribusi frekuensi Analisis Data Data yang diperoleh diolah dengan mengikuti langkah-langkah yaitu editing, koding, tabulating dan dianalisis secara deskriptif berdasarkan distribusi frekuensi.

42 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Geografi Desa Juma Teguh merupakan salah satu desa dari 3 desa yang ada di Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi dengan luas wilayah 557,1 Ha. Adapun batas-batas Desa Siempat Nempu dilihat secara geografis adalah sebagai berikut : Sebelah Timur : Desa Kaban Julu Sebelah Barat : Desa Jumasiulok Sebelah Utara : Desa Jumantuang Sebelah Selatan : Kecamatan Lae Parira Demografi Jumlah penduduk Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi menurut data demografi pada tahun 2008 adalah jiwa dengan 569 KK yang terdiri dari 966 laki-laki dan perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

43 Tabel 4.1. Data Penduduk Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Tahun 2008 No Dusun Laki-laki Perempuan Jumlah % 1 Dusun I ,14 2 Dusun II ,30 3 Dusun III ,82 4 Dusun IV ,74 Jumlah ,00 Sumber : Kantor Kepala Desa Juma Teguh Tahun 2008 Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa penduduk di Desa Siempat Nempu paling banyak jenis kelamin perempuan jiwa dan laki-laki 966 jiwa. Tabel 4.2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Tahun 2008 No Kelompok Umur (tahun) Jumlah (orang) % , , , ,09 5 > ,03 Jumlah ,00 Sumber : Data Dasar Profil Desa Juma Teguh Tahun 2008 Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa penduduk di Desa Juma Teguh paling banyak berada pada golongan umur tahun sebanyak 800 orang (35,09%) dan yang paling sedikit berada pada golongan umur 0 12 bulan sebanyak 60 orang (2,63%).

44 Tabel Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Tahun 2008 No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) % 1 Belum Sekolah ,31 2 Tamat SD ,95 3 Tamat SLTP ,01 4. Tamat SLTA ,42 5 D ,53 6 D ,44 7 S 1 8 0,35 Jumlah ,00 Sumber : Data Dasar Profil Desa Juma Teguh Tahun 2008 Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa penduduk di Desa Juma Teguh paling banyak berada pada tingkat pendidikan SLTP yaitu sebanyak 935 orang (41,01%) dan paling sedikit pada tingkat pendidikan S 1 sebanyak 8 orang (0,35%). Tabel Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa JumaTeguh Kecamatan Siempat Nempu Tahun 2008 No Mata Pencaharian Jumlah (orang) % 1 Petani ,83 2 Buruh Tani 138 9,93 3 Buruh Swasta 128 9,21 4 Tukang Bangunan 55 3,96 5 Pegawai Negeri 30 2,16 6 Pensiunan PNS/ ABRI 20 1,44 7 Supir 28 2,01 8 Pedagang 76 5,47 Jumlah ,00 Sumber : Data Dasar Profil Desa Juma Teguh Tahun 2008

45 Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa mata pencaharian penduduk Desa Juma Teguh adalah sebagai petani yaitu 915 orang (65,83%) dan yang paling sedikit adalah sebagai pensiunan PNS/ABRI sebanyak 20 orang (1,44%). Tabel 4.5. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Tahun 2008 No Agama Jumlah (orang) % 1 Islam 107 4,69 2 Kristen Protestan ,89 3 Katolik 55 2,41 Jumlah ,00 Sumber : Data Dasar Profil Desa Juma Teguh Tahun 2008 Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa penduduk Desa Juma Teguh yang paling banyak agama Kristen Protestan sebanyak orang (92,89%). 4.2 Gambaran Umum Sampel Karakteristik Ibu Rumah Tangga Sampel Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Ibu di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Tahun 2008 No Umur Ibu (tahun) Jumlah (orang) % , , , ,59 Jumlah ,00

46 Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa kelompok umur ibu tahun merupakan jumlah terbanyak yaitu 35 orang (41,18%), dan kelompok umur tahun merupakan jumlah yang paling terkecil yaitu 9 orang responden (10,59%). Tabel 4.7. Distribusi Ibu Berdasarkan Pendidikan di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Tahun 2008 No Pendidikan Jumlah (orang) % 1 SD 40 47,06 2 SLTP 29 34,12 3 SLTA 16 18,82 Jumlah ,00 Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan ibu yang paling banyak adalah SD sebanyak 40 orang (47,06%), dan yang paling sedikit adalah SLTA sebanyak 16 orang responden (18,82%). Tabel 4.8. Distribusi Ibu Berdasarkan Pekerjaan di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Tahun 2008 No Pekerjaan Ibu Jumlah (orang) % 1 Petani 57 67,06 2 Pedagang 6 7,06 3 Buruh Tani 22 25,88 Jumlah ,00

47 Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa pekerjaan ibu yang paling banyak adalah petani sebanyak 57 orang (67,06%), dan yang paling sedikit adalah pedagang sebanyak 6 orang (7,06%). 4.3 Gambaran Garam Beriodium di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Garam beriodium yang dipakai oleh semua rumah tangga yang terambil sebagai sampel semuanya mengandung iodium. Tidak diketahui kandungan iodium yang pasti dalam garam karena garam diteliti hanya dengan kualitatif yaitu dengan menguji menggunakan iodine test. Hasil pengujian didapati semua garam yang dipakai ibu untuk memasak berwarna ungu, artinya garam mengandung iodium. Garam yang beredar dan digunakan penduduk di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu hanya ada 2 merek yaitu merek supra dan jangkar. Tekstur garam kasar dan garam dikemas dalam plastik putih dan mempunyai label merek dagang dalam kemasannya. Kandungan garam yang tertera dalam label kemasan adalah antara ppm. 4.4 Perilaku Ibu tentang Garam Beriodium Pengetahuan tentang Garam Beriodium Pengetahuan yang diukur berdasarkan kuesioner yang sudah dirancang dikategorikan menjadi 3 kategori, yaitu baik, cukup dan kurang. Hasil pengukuran pengetahuan dapat dilihat dalam tabel 4.9 :

48 Tabel 4.9 Distribusi Ibu menurut Pengetahuan tentang Garam Beriodium di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Tahun 2008 No Pengetahuan Jumlah (orang) % 1 Baik 11 12,94 2 Cukup 59 69,41 3 Kurang 15 17,65 Jumlah ,00 Tabel 4.9 menunjukkan bahwa pengetahuan ibu dalam penggunaan garam beriodium kategori cukup (69,41 %) lebih banyak dibandingkan dengan yang baik (12,94 %) dan kategori kurang (17,65 %). Tabel 4.10 Distribusi Ibu berdasarkan Pengetahuan tentang Garam Beriodium dan Tingkat Umur di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu Tahun 2008 No Umur Pengetahuan Baik Cukup Kurang Total (tahun) n % n % n % n % , , , , , , , , , , , , , , , ,00 Jumlah 11 12, , , ,00 Tabel 4.10 menunjukkan bahwa diantara 17 ibu yang berumur tahun, yang pengetahuannnya cukup ada 70,59 %, dan dari 35 ibu berumur tahun yang mempunyai pengetahuan cukup ada 62,86 %. Sedangkan dari 24 ibu berumur

DAFTAR GAMBAR. Gambar 1. Kerangka konsep penelitian pemeriksaan kadar iodium pada garam. 18

DAFTAR GAMBAR. Gambar 1. Kerangka konsep penelitian pemeriksaan kadar iodium pada garam. 18 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Kerangka konsep penelitian pemeriksaan kadar iodium pada garam. 18 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pentingnya iodium dalam tubuh manusia untuk metabolisme sudah dikenal sejak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Gaky Gangguan akibat kekurangan yodium adalah rangkaian efek kekurangan yodium pada tumbuh kembang manusia. Spektrum seluruhnya terdiri dari gondok dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius, mengingat selain luasnya cakupan penduduk yang menderita

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGELOLAAN GARAM DI DESA JONO KECAMATAN TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGELOLAAN GARAM DI DESA JONO KECAMATAN TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGELOLAAN GARAM DI DESA JONO KECAMATAN TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1

Lebih terperinci

Apa yang dimaksud dengan Yodium?

Apa yang dimaksud dengan Yodium? UPAYA MENINGKATKAN KONSUMSI GARAM BERYODIUM DI PROVINSI BALI MELALUI KEBIJAKAN BERWAWASAN KESEHATAN : SURAT EDARAN GUBERNUR BALI NOMOR : 440/2541/KESMAS.DISKES, TANGGAL 16 FEBRUARI 2015 TENTANG PENINGKATAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tetrajodotyronin (T4) yang terakhir disebut juga tiroksin (Sediaoetama,

BAB 1 PENDAHULUAN. Tetrajodotyronin (T4) yang terakhir disebut juga tiroksin (Sediaoetama, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Yodium merupakan zat yang esensial bagi tubuh, karena merupakan komponen dari hormon tiroksin. Terdapat dua ikatan organik yang menunjukkan bioaktifitas hormon ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan Akibat Kurang Iodium (GAKI) merupakan masalah kesehatan yang serius mengingat dampaknya yang sangat besar terhadap kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk di Indonesia. Faktor yang ditimbulkan akibat kurang

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk di Indonesia. Faktor yang ditimbulkan akibat kurang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rendahnya status gizi masyarakat masih banyak dialami oleh beberapa negara berkembang termasuk di Indonesia. Faktor yang ditimbulkan akibat kurang gizi dapat dicegah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses metabolisme di dalam tubuh. Gangguan akibat kekurangan yodium

BAB I PENDAHULUAN. proses metabolisme di dalam tubuh. Gangguan akibat kekurangan yodium BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yodium merupakan zat mineral mikro yang harus tersedia didalam tubuh yang berfungsi untuk pembentukan hormon tiroid dan berguna untuk proses metabolisme di dalam tubuh.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis

BAB I PENDAHULUAN. namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja.

Lebih terperinci

GAMBARAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGGUNAAN GARAM BERIODIUM DI DESA BANGUN I KECAMATAN PARBULUAN KABUPATEN DAIRI TAHUN 2014

GAMBARAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGGUNAAN GARAM BERIODIUM DI DESA BANGUN I KECAMATAN PARBULUAN KABUPATEN DAIRI TAHUN 2014 1 GAMBARAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGGUNAAN GARAM BERIODIUM DI DESA BANGUN I KECAMATAN PARBULUAN KABUPATEN DAIRI TAHUN 2014 Martha V Sihombing 1, Albiner Siagian 2, Etti Sudaryati 3 1 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius mengingat dampaknya sangat besar terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan adalah suatu proses yang menjembatani kesenjangan antara informasi dan tingkah laku kesehatan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan setiap manusia atau masyarakat pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan setiap manusia atau masyarakat pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memenuhi kebutuhan setiap manusia atau masyarakat pada umumnya yang perlu diperhatikan yaitu status kesehatan terutama masalah gizi, faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

POLA KONSUMSI PANGAN PENDERITA JANTUNG KORONER RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM KABANJAHE TAHUN 2007 SKRIPSI OLEH

POLA KONSUMSI PANGAN PENDERITA JANTUNG KORONER RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM KABANJAHE TAHUN 2007 SKRIPSI OLEH POLA KONSUMSI PANGAN PENDERITA JANTUNG KORONER RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM KABANJAHE TAHUN 2007 SKRIPSI OLEH NURLAINI MIKHELENA TARIGAN NIM : 051000569 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) tetap menjadi ancaman global utama untuk kesehatan dan pembangunan. Defisiensi yodium memiliki beberapa efek buruk pada pertumbuhan

Lebih terperinci

POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM DAN ANEMIA DI WILAYAH PUSKESMAS CUNDA MUARA DUA LHOKSEUMAWE ACEH (NAD) TAHUN 2008 SKRIPSI OLEH

POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM DAN ANEMIA DI WILAYAH PUSKESMAS CUNDA MUARA DUA LHOKSEUMAWE ACEH (NAD) TAHUN 2008 SKRIPSI OLEH POLA MAKAN PADA IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM DAN ANEMIA DI WILAYAH PUSKESMAS CUNDA MUARA DUA LHOKSEUMAWE ACEH (NAD) TAHUN 2008 SKRIPSI OLEH ROHANA NIM : 031000331 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan manusia saat ini menjadi hal yang sangat kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan manusia saat ini menjadi hal yang sangat kompleks dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan manusia saat ini menjadi hal yang sangat kompleks dan perlu dikaji secara kompleks. Salah satu masalah kesehatan yang saat ini menjadi perbincangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rangsangan tersebut dapat menimbulkan suatu perubahan perilaku (Notoatmodjo, 2003).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rangsangan tersebut dapat menimbulkan suatu perubahan perilaku (Notoatmodjo, 2003). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perilaku Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak diamati oleh pihak luar. Perilaku diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang memiliki dampak yang sangat besar terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang memiliki dampak yang sangat besar terhadap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan salah satu masalah kesehatan yang memiliki dampak yang sangat besar terhadap kelangsungan hidup dan kualitas sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Yodium Yodium ditemui dalam bentuk inorganik (yodida) dan organik dalam jaringan tubuh. Yodium adalah penting untuk reproduksi system disamping untuk produksi hormon tiroid yaitu

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM PADA RUMAH TANGGADI DESA JATIBARANG BARU KABUPATEN INDRAMAYU

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM PADA RUMAH TANGGADI DESA JATIBARANG BARU KABUPATEN INDRAMAYU FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM PADA RUMAH TANGGADI DESA JATIBARANG BARU KABUPATEN INDRAMAYU Oleh: Riyanto Martomijoyo FKM Universitas Wiralodra Indramayu, Jawa Barat ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) masih merupakan. masalah kesehatan yang membutuhkan perhatian dan penanganan yang serius.

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) masih merupakan. masalah kesehatan yang membutuhkan perhatian dan penanganan yang serius. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) masih merupakan masalah kesehatan yang membutuhkan perhatian dan penanganan yang serius. Berdasarkan data world health

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masih didominasi oleh kekurangan zat gizi yang disebabkan banyak faktor, di

BAB 1 PENDAHULUAN. masih didominasi oleh kekurangan zat gizi yang disebabkan banyak faktor, di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Departemen Kesehatan (2000) menyebutkan bahwa masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh kekurangan zat gizi yang disebabkan banyak faktor, di antaranya adalah

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM DI RUMAH TANGGA DI KELURAHAN ULAK KARANG SELATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM DI RUMAH TANGGA DI KELURAHAN ULAK KARANG SELATAN KOTA PADANG TAHUN 2011 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM DI RUMAH TANGGA DI KELURAHAN ULAK KARANG SELATAN KOTA PADANG TAHUN 2011 Skripsi Diajukan ke Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas

Lebih terperinci

PENDAHULAUAN Latar Belakang

PENDAHULAUAN Latar Belakang PENDAHULAUAN Latar Belakang Tubuh membutuhkan iodin untuk pembentukan hormon tiroid yaitu tiroksin (T 4 ) dan triiodotironin (T 3 ). Kedua hormon ini sangat berperan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia, yaitu sekumpulan gejala yang ditimbulkan akibat tubuh mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Oktariana, 2009). Mutalazimah (2009) menambahkan bahwa GAKI merupakan

BAB I PENDAHULUAN. (Oktariana, 2009). Mutalazimah (2009) menambahkan bahwa GAKI merupakan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Gangguan Akibat Kekurangan Iodium merupakan salah satu masalah gizi masyarakat di Indonesia. GAKI adalah gejala yang terjadi pada tubuh manusia akibat kurangnya unsur iodium

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENANGGULANGAN MASALAH GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENANGGULANGAN MASALAH GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY) PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENANGGULANGAN MASALAH GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIJUNJUNG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

STUDI TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT GONDOK PADA LANSIA DI DESA ARJOSARI KECAMATAN JABUNG MALANG

STUDI TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT GONDOK PADA LANSIA DI DESA ARJOSARI KECAMATAN JABUNG MALANG STUDI TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT GONDOK PADA LANSIA DI DESA ARJOSARI KECAMATAN JABUNG MALANG Sunarsih Yudawati, Emy Setyowati Program Studi Diploma 3 Akademi Kebidanan Wira Husada

Lebih terperinci

PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN Emmi Silitonga* Lufthiani** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan masyarakat baik di Indonesia maupun di dunia. Masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan masyarakat baik di Indonesia maupun di dunia. Masalah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan masalah kesehatan masyarakat baik di Indonesia maupun di dunia. Masalah yang ditimbulkan cukup serius dengan spektrum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Explanatory Research dibidang gizi masyarakat, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antar variabel. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan salah satu dari 4 masalah kesehatan yang ada di Indonesia. Konsekuensi dari kekurangan yodium disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wanita hamil mempunyai risiko terjadinya abortus, lahir mati, sampai cacat bawaan. menghambat pembangunan (Depkes RI, 2005 ).

BAB I PENDAHULUAN. wanita hamil mempunyai risiko terjadinya abortus, lahir mati, sampai cacat bawaan. menghambat pembangunan (Depkes RI, 2005 ). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) di Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius mengingat dampaknya sangat besar terhadap kelangsungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hormon thyroxin. Terdapat dua ikatan organik yang menunjukkan bioaktivitas hormon ini,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hormon thyroxin. Terdapat dua ikatan organik yang menunjukkan bioaktivitas hormon ini, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Iodium Iodium merupakan zat gizi essensial bagi tubuh, karena merupakan komponen dari hormon thyroxin. Terdapat dua ikatan organik yang menunjukkan bioaktivitas hormon ini,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KUALITAS GARAM BERIODIUM YANG BEREDAR DI PASAR DAN WARUNG DI KECAMATAN BERAMPU KABUPATEN DAIRI TAHUN 2010 SKRIPSI.

IDENTIFIKASI KUALITAS GARAM BERIODIUM YANG BEREDAR DI PASAR DAN WARUNG DI KECAMATAN BERAMPU KABUPATEN DAIRI TAHUN 2010 SKRIPSI. IDENTIFIKASI KUALITAS GARAM BERIODIUM YANG BEREDAR DI PASAR DAN WARUNG DI KECAMATAN BERAMPU KABUPATEN DAIRI TAHUN 2010 SKRIPSI Oleh : Riris Chaterina E. Nahampun NIM. 071000239 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Bangsa Indonesia sekarang ini lebih diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan dan produktifitas kerja. Salah satu upaya yang memiliki dampak positif terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGHENTIAN SUPLEMENTASI KAPSUL IODIUM DI KABUPATEN MAGELANG. Styawan Heriyanto

ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGHENTIAN SUPLEMENTASI KAPSUL IODIUM DI KABUPATEN MAGELANG. Styawan Heriyanto ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGHENTIAN SUPLEMENTASI KAPSUL IODIUM DI KABUPATEN MAGELANG Styawan Heriyanto ABSTRAK Gangguan akibat kekurangan Iodium (GAKI) merupakan masalah kesehatan

Lebih terperinci

MODUL PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM UNTUK ANAK SD

MODUL PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM UNTUK ANAK SD MODUL PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM UNTUK ANAK SD Oleh Arsad Rahim Ali Staf Dinas Kesehatan Kab. Polewali Mandar Sulawesi Barat Modul Pembelajaran Penggunaan Garam Beryodium untuk Anak SD 1 Tiap 100 anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. GAKY merupakan masalah kesehatan yang telah mendunia. Organisasi. Kesehatan Sedunia (2007), menyatakan GAKY merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. GAKY merupakan masalah kesehatan yang telah mendunia. Organisasi. Kesehatan Sedunia (2007), menyatakan GAKY merupakan masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang GAKY merupakan masalah kesehatan yang telah mendunia. Organisasi Kesehatan Sedunia (2007), menyatakan GAKY merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara maju dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia saat ini masih menghadapi beberapa masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia saat ini masih menghadapi beberapa masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah Indonesia saat ini masih menghadapi beberapa masalah gizi diantaranya yaitu kekurangan yodium dan kekurangan yodium dapat diderita orang pada setiap kehidupan

Lebih terperinci

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes GIZI DAUR HIDUP Rizqie Auliana, M.Kes rizqie_auliana@uny.ac.id Pengantar United Nations (Januari, 2000) memfokuskan usaha perbaikan gizi dalam kaitannya dengan upaya peningkatan SDM pada seluruh kelompok

Lebih terperinci

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA 94 KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA KARAKTERISTIK KELUARGA Nomor Responden : Nama Responden (Inisial)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Garam Beriodium Garam beriodium adalah garam yang telah ditambah dengan iodium yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kecerdasan setiap manusia. Kapantow dkk. (2013)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan suami istri. Masa kehamilan adalah suatu fase penting dalam pertumbuhan anak karena calon

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Yodium Kalium Iodat atau KIO3 adalah serbuk berwarna putih dan tidak berbau serta mempunyai berat molekul 214,00. kalium iodat mudah larut dalam air dan berfungsi mengatur keseimbangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian mengenai Pemberian Makanan Tambahan (PMT) biskuit yang disubstitusi tepung Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) pada balita gizi kurang dan gizi buruk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia masih menjadi masalah gizi utama. Program-program penanggulangan GAKY telah dilakukan beberapa dekade, dengan

Lebih terperinci

.HUBUNGAN PERILAKU GIZI IBU. DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS TANJUNG BERINGIN KECAMATAN HINAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2005 SKRIPSI

.HUBUNGAN PERILAKU GIZI IBU. DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS TANJUNG BERINGIN KECAMATAN HINAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2005 SKRIPSI .HUBUNGAN PERILAKU GIZI IBU. DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS TANJUNG BERINGIN KECAMATAN HINAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2005 SKRIPSI Oleh: MARDIANA NIM.031000306, FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU DAN HIGIENE SISWA SD NEGERI DENGAN INFEKSI KECACINGAN DI DESA JUMA TEGUH KECAMATAN SIEMPAT NEMPU KABUPATEN DAIRI TAHUN 2008

HUBUNGAN PERILAKU DAN HIGIENE SISWA SD NEGERI DENGAN INFEKSI KECACINGAN DI DESA JUMA TEGUH KECAMATAN SIEMPAT NEMPU KABUPATEN DAIRI TAHUN 2008 HUBUNGAN PERILAKU DAN HIGIENE SISWA SD NEGERI 030375 DENGAN INFEKSI KECACINGAN DI DESA JUMA TEGUH KECAMATAN SIEMPAT NEMPU KABUPATEN DAIRI TAHUN 2008 SKRIPSI Oleh : ANITA H. TUMANGGOR NIM : 051000539 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan sebesar ppm dalam bentuk KIO 3 hal ini dikaitkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan sebesar ppm dalam bentuk KIO 3 hal ini dikaitkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Garam Beryodium. 1. Pengertian Garam Beryodium. Garam beryodium merupakan istilah yang biasa digunakan untuk garam yang telah difortifikasi ( ditambah ) dengan yodium. Di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah gizi masyarakat merupakan salah satu. masalah yang sering dialami oleh negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah gizi masyarakat merupakan salah satu. masalah yang sering dialami oleh negara berkembang, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi masyarakat merupakan salah satu masalah yang sering dialami oleh negara berkembang, termasuk Indonesia. Di Indonesia, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (Quasi Experiment) Kelompok Intervensi O1 X O2

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (Quasi Experiment) Kelompok Intervensi O1 X O2 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (Quasi Experiment) dengan rancangan Separate Sample Pretest-Postest (Notoatmodjo, 2005). Pretest Intervensi

Lebih terperinci

MENGAPA DAN BAGAIMANA IODISASI GARAM RAKYAT DI INDONESIA? Oleh Arif Rahman Hakim, S.St.Pi (Penyuluh Perikanan Pada Pusat Penyuluhan KP, BPSDMKP)

MENGAPA DAN BAGAIMANA IODISASI GARAM RAKYAT DI INDONESIA? Oleh Arif Rahman Hakim, S.St.Pi (Penyuluh Perikanan Pada Pusat Penyuluhan KP, BPSDMKP) MENGAPA DAN BAGAIMANA IODISASI GARAM RAKYAT DI INDONESIA? Oleh Arif Rahman Hakim, S.St.Pi (Penyuluh Perikanan Pada Pusat Penyuluhan KP, BPSDMKP) APA MANFAAT YODIUM? Indonesia merupakan salah satu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Remaja merupakan tahap dimana seseorang mengalami sebuah masa transisi menuju dewasa. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Gangguan akibat kekurangan iodium adalah sekumpulan gejala yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh secara keseluruhan. Mineral

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh secara keseluruhan. Mineral BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh secara keseluruhan. Mineral digolongkan dalam mineral makro dan mikro.

Lebih terperinci

ANALISA KADAR IODIUM PADA TELUR ASIN

ANALISA KADAR IODIUM PADA TELUR ASIN ANALISA KADAR IODIUM PADA TELUR ASIN Korry Novitriani dan Dina Sucianawati Program Studi D-III Analis Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmlaya Juli 2014 ABSTRAK Iodium merupakan zat gizi essensial

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia adalah kematian anak usia bawah lima tahun (balita). Angka kematian balita di negara-negara berkembang khususnya Indonesia

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh 17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian payung dengan judul Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) pada Anak Sekolah Dasar: Studi tentang Konsumsi Pangan,

Lebih terperinci

KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI DAN KADARZI PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DINAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2010 I.

KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI DAN KADARZI PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DINAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2010 I. 5 Lampiran 1 KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI DAN KADARZI PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DINAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI TAHUN 21 I. IDENTITAS LOKASI 1. Propinsi 2. Kabupaten 3. Kecamatan 4. Desa / Kelurahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan pangan manusia berasal dari tumbuh-tumbuhan (pertanian primer) serta

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan pangan manusia berasal dari tumbuh-tumbuhan (pertanian primer) serta BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk melanjutkan kehidupan. Kebutuhan pangan manusia berasal dari tumbuh-tumbuhan (pertanian primer) serta ternak dan ikan

Lebih terperinci

HIGIENE SANITASI RUMAH MAKAN PERSINGGAHAN BUS LINTAS SUMATERA DI RANTAU SELATAN KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN Skripsi. Oleh

HIGIENE SANITASI RUMAH MAKAN PERSINGGAHAN BUS LINTAS SUMATERA DI RANTAU SELATAN KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN Skripsi. Oleh HIGIENE SANITASI RUMAH MAKAN PERSINGGAHAN BUS LINTAS SUMATERA DI RANTAU SELATAN KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN 2007 Skripsi Oleh FAHRUDDIN NIM : 031000204 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Penelitian mengenai studi karakteristik pertumbuhan anak usia sekolah di Provinsi Jawa Barat dilaksanakan dari bulan Mei-Juli 2011 dengan menggunakan

Lebih terperinci

STATUS GIZI BAYI DITINJAU DARI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF, PEMBERIAN MP-ASI DAN KELENGKAPAN IMUNISASI DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG TAHUN 2008.

STATUS GIZI BAYI DITINJAU DARI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF, PEMBERIAN MP-ASI DAN KELENGKAPAN IMUNISASI DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG TAHUN 2008. STATUS GIZI BAYI DITINJAU DARI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF, PEMBERIAN MP-ASI DAN KELENGKAPAN IMUNISASI DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG TAHUN 2008 Oleh : RONI ARIANTO NIM : 031000018 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN SERTA SUMBANGAN ENERGI DAN PROTEIN MAKANAN JAJANAN PADA ANAK SD NEGERI NO KECAMATAN MEDAN AREA TAHUN 2010 SKRIPSI

KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN SERTA SUMBANGAN ENERGI DAN PROTEIN MAKANAN JAJANAN PADA ANAK SD NEGERI NO KECAMATAN MEDAN AREA TAHUN 2010 SKRIPSI KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN SERTA SUMBANGAN ENERGI DAN PROTEIN MAKANAN JAJANAN PADA ANAK SD NEGERI NO. 060822 KECAMATAN MEDAN AREA TAHUN 2010 SKRIPSI Oleh : SHINTYA SARI DEWI NST NIM : 051000123 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode usia bulan (toddler and preschooler) merupakan periode

BAB I PENDAHULUAN. Periode usia bulan (toddler and preschooler) merupakan periode 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Periode usia 12-36 bulan (toddler and preschooler) merupakan periode yang rentan akan kurang gizi. Brown (2005) mengelompokkan usia 2-3 tahun ke dalam masa toddler.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Garam Beriodium 2.1.1 Pengertian Garam Beriodium merupakan istilah yang biasa digunakan untuk garam yang telah difortifikasi (ditambah) dengan iodium. Iodium ditambahkan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Garam Beryodium Garam beryodium adalah suatu inovasi yang ditawarkan kepada konsumen atau setiap keluarga untuk mencegah kekurangan yodium sebagai upaya jangka panjang (Depkes

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka Penarikan Contoh Penelitian. Purposive. Kecamatan Bogor Barat. Purposive. Kelurahan Bubulak

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka Penarikan Contoh Penelitian. Purposive. Kecamatan Bogor Barat. Purposive. Kelurahan Bubulak 25 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi antara cross sectional study, yaitu penelitian yang hanya dilakukan pada satu waktu

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR : 2 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR : 2 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR : 2 TAHUN 2011 TENTANG PENGENDALIAN PEREDARAN GARAM NON YODIUM DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. keadaan gizi : contohnya gizi baik, gizi buruk, gizi kurang ataupun gizi lebih. Untuk dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. keadaan gizi : contohnya gizi baik, gizi buruk, gizi kurang ataupun gizi lebih. Untuk dapat BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status gizi dalam depkes RI adalah kondisi seseorang dinyatakan menurut jenis dan berat keadaan gizi : contohnya gizi baik, gizi buruk, gizi kurang ataupun gizi lebih.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi menurunkan tingkat kecerdasan atau biasa disebut Intelligence Quotient

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi menurunkan tingkat kecerdasan atau biasa disebut Intelligence Quotient BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PEMANTAUAN GARAM BERYODIUM DI SEKOLAH UPTD PUSKESMAS PUCANGSAWIT

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PEMANTAUAN GARAM BERYODIUM DI SEKOLAH UPTD PUSKESMAS PUCANGSAWIT KERANGKA ACUAN KEGIATAN PEMANTAUAN GARAM BERYODIUM DI SEKOLAH UPTD PUSKESMAS PUCANGSAWIT I. Latar Belakang Masalah kekurangan sudah sejak lama dikenal di Indonesia. Yodium merupakan zat gizi mikro penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Untuk mencapai SDM

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Untuk mencapai SDM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor utama yang diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Untuk mencapai SDM berkualitas faktor gizi memegang

Lebih terperinci

LYDIA NURVITA RACHMAWANTI J

LYDIA NURVITA RACHMAWANTI J HUBUNGAN ANTARA PEMILIHAN DAN PENYIMPANAN GARAM BERYODIUM DENGAN STATUS YODIUM PADA WANITA USIA SUBUR DI DESA SELO, KECAMATAN SELO BOYOLALI JAWA TENGAH Skripsi ini Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n = z 2 α/2.p(1-p) = (1,96) 2. 0,15 (1-0,15) = 48,9 49 d 2 0,1 2

METODE PENELITIAN. n = z 2 α/2.p(1-p) = (1,96) 2. 0,15 (1-0,15) = 48,9 49 d 2 0,1 2 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini desain population survey, yaitu dengan mensurvei sebagian dari populasi balita yang ada di lokasi penelitian selama periode waktu tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas yang memiliki fisik tanggung, mental yang kuat

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANTAI CERMIN KECAMATAN TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2008

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANTAI CERMIN KECAMATAN TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2008 HUBUNGAN POLA ASUH IBU DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANTAI CERMIN KECAMATAN TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2008 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang menjadi rapuh dan mudah retak atau patah. Osteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan berkurangnya

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Sebagai Salah Satu SyaratUntuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III (tiga) Kesehatan Bidang Gizi

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Sebagai Salah Satu SyaratUntuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III (tiga) Kesehatan Bidang Gizi 1 PERBEDAAN PENGETAHUAN SISWA SEBELUM DAN SESUDAH DI BERI PENYULUHAN TENTANG GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY) DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SELO, KECAMATAN SELO, KABUPATEN BOYOLALI KARYA TULIS ILMIAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu peneliti melakukan pengukuran terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Prevalensi anemia di Indonesia cukup tinggi pada periode tahun 2012 mencapai 50-63% yang terjadi pada ibu hamil, survei yang dilakukan di Fakultas Kedokteran Indonesia,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Lokasi penelitian di Desa Paberasan Kabupaten Sumenep. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketahanan pangan pada tingkat nasional, regional, maupun rumah tangga. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. ketahanan pangan pada tingkat nasional, regional, maupun rumah tangga. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sasaran pembangunan pangan dalam GBHN 1999 adalah terwujudnya ketahanan pangan pada tingkat nasional, regional, maupun rumah tangga. Menurut Undang-Undang No. 18 Tahun

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat. Oleh: Mia Sarah NIM

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat. Oleh: Mia Sarah NIM HUBUNGAN TINGKAT SOSIAL EKONOMI DAN POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANTAI CERMIN KECAMATAN TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2008 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang sejak. pembuahan sampai mencapai dewasa muda. Pada masa tumbuh kembang

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang sejak. pembuahan sampai mencapai dewasa muda. Pada masa tumbuh kembang BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) tersebut dimulai dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang sejak pembuahan sampai mencapai dewasa muda.

Lebih terperinci

( ) ( Dinik Listyowati )

( ) ( Dinik Listyowati ) Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Saya sudah mendapatkan informasi, penjelasan, dan telah memahami mengenai penelitian dengan judul Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Perilaku Wanita Pasangan

Lebih terperinci

Gambar 1 Bagan kerangka pemikiran analisis kontribusi konsumsi ikan terhadap kecukupan zat gizi ibu hamil

Gambar 1 Bagan kerangka pemikiran analisis kontribusi konsumsi ikan terhadap kecukupan zat gizi ibu hamil 13 KERANGKA PEMIKIRAN Masa kehamilan merupakan masa yang sangat menentukan kualitas anak yang akan dilahirkan. Menurut Sediaoetama (1996), pemenuhan kebutuhan akan zat gizi merupakan faktor utama untuk

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah : Perilaku : - Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari dataran tinggi atau pegunungan. Gangguan Akibat. jangka waktu cukup lama (Hetzel, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari dataran tinggi atau pegunungan. Gangguan Akibat. jangka waktu cukup lama (Hetzel, 2005). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gondok Endemik merupakan masalah gizi yang dijumpai hampir diseluruh negara di dunia, baik di negara berkembang termasuk di Indonesia maupun negara maju. Terlebih

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh 19 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini bersifat deskriptif dan menggunakan metode survey dengan desain cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 6 Bogor. Penentuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tantangan utama dalam pembangunan suatu bangsa adalah membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk mencapainya, faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya. Pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya. Pertumbuhan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak yang berkualitas merupakan tulang punggung keberhasilan suatu negara. Kualitas anak masa kini merupakan penentu kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di masa yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Keluarga sadar gizi (Kadarzi) adalalah suatu keluarga yang mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Keluarga sadar gizi (Kadarzi) adalalah suatu keluarga yang mampu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Keluarga sadar gizi (Kadarzi) adalalah suatu keluarga yang mampu mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap anggotanya. Suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian dari membangun manusia seutuhnya yang diawali dengan pembinaan kesehatan anak mulai sejak dini. Pembinaan kesehatan anak sejak awal

Lebih terperinci

GAMBARAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGGUNAAN GARAM BERIODIUM DI DESA BANGUN I KECAMATAN PARBULUAN KABUPATEN DAIRI TAHUN 2014 SKRIPSI OLEH:

GAMBARAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGGUNAAN GARAM BERIODIUM DI DESA BANGUN I KECAMATAN PARBULUAN KABUPATEN DAIRI TAHUN 2014 SKRIPSI OLEH: GAMBARAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGGUNAAN GARAM BERIODIUM DI DESA BANGUN I KECAMATAN PARBULUAN KABUPATEN DAIRI TAHUN 2014 SKRIPSI OLEH: MARTHA VERONICA SIHOMBING 121021034 FAKULTAS KESEHATAN

Lebih terperinci