MODEL PEMBELAJARAN LABORATORY BASED EDUCATION

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODEL PEMBELAJARAN LABORATORY BASED EDUCATION"

Transkripsi

1 MODEL PEMBELAJARAN LABORATORY BASED EDUCATION Sistem Pembelajaran yang Memadukan Proses Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian di Laboratorium Service Learning Outcome Research Output Education Yusuf Bilfaqih Aulia Siti Aisyah Widiyastuti 1

2 ii

3 PRAKATA Alhamdulillah, puji syukur ke hadlirat Allah SWT, atas petunjuk dan pertolongan Nya penulis dapat menyelesaikan buku ini. Melalui buku ini penulis hanya mengumpulkan bagian-bagian yang terserak dan berusaha mengemasnya untuk merepresentasikan sistem pembelajaran laboratory based education (LBE). Kontribusi yang lebih besar sebenarnya diberikan oleh pihak pimpinan di ITS yang telah berkomitmen untuk menjalankan LBE dan banyak pihak yang telah menyelenggarakan LBE. Untuk itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu di sini, termasuk bagi pembaca yang budiman. Kalaupun masih banyak kekurangan di dalam buku ini, hal itu semata-mata menunjukkan kelemahan penulis. Di samping itu, memang banyak bagian yang masih harus dibahas lebih luas dan mendalam, semoga dapat direalisasikan pada tulisan berikutnya. Model pembelajaran laboratory based education - Sistem pembelajaran yang memadukan proses pendidikan, penelitian dan pengabdian di laboratorium - demikian judul buku ini. Sederhananya, di sini menggunakan pendekatan laboratorium sebagai sistem pembelajaran dengan proses pendidikan, proses penelitian dan proses pengabdian kepada masyarakat sebagai bentuk pembelajaran. Model pembelajaran ini memadukan ketiga program Tri Dharma Perguruan Tinggi (Tri Dharma PT) ini dalam sistem pembelajaran di laboratorium. Ada dua bingkai cara pandang dalam menyusun model sistem ini, yaitu pendekatan "system of process" dan model referensi pengembangan yang diadopsi dari ISO Pendekatan pertama, menempatkan laboratorium sebagai sebuah sistem pembelajaran yang terdiri atas proses pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Pendekatan ini menempatkan laboratorium sebagai unit terkecil dalam institusi atau universitas untuk mengemban tugas melaksanakan Tri Dharma PT. Pendekatan kedua merupakan model referensi dalam pengembangan laboratorium sebagai sistem pembelajaran tersebut. Model referensi ini menyediakan tahapan-tahapan yang terdiri atas beberapa proses untuk pengembangan sistem pembelajaran yang bermutu melalui pemanfaatan TIK. Kedua pendekatan ini diharapkan dapat menghasilkan model laboratorium sebagai sebuah sistem pembelajaran yang dapat menggerakkan ketiga roda proses bisnis utama di perguruan tinggi secara terpadu. Melalui sinergi proses pendidikan, penelitian dan pengabdian dapat menjamin keberhasilan memenuhi capaian pembelajaran mahasiswa. Capaian pembelajaran bahkan dapat ditingkatkan secara signifikan dalam aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan praktis melalui pengalaman belajar di laboratorium. Pendekatan laboratory based education (LBE) mulai dilaksanakan di ITS semenjak program Predict-ITS pada bulan Juni tahun Program ini semula diterapkan pada program pascasarjana S2, sedangkan saat ini telah berkembang penerapannya iii

4 lebih luas dan terpadu mencakup program sarjana S1 dan program doktor S3. Pendekatan pembelajaran LBE ini menekankan perlunya kepala laboratorium membimbing dan mengawasi mahasiswa pascasarjananya semenjak hari pertama mengikuti program hingga menyelesaikannya dan tesis mahasiswa pascasarjana dibuat berdasarkan penelitian bersama di bawah payung Predict-ITS atau proyek penelitian lain. Hal ini dimaksudkan untuk mengorganisasikan penelitian di laboratorium ke dalam sebuah kelompok penelitian dengan seorang peneliti utama bersama mahasiswa/stafnya, dan membuat mahasiswa meluangkan waktu lebih banyak di laboratorium untuk mengerjakan penelitiannya bersama dengan senior, teman seangkatan dan yuniornya. Dalam praktiknya, pendekatan LBE merupakan suatu bentuk pendidikan yang telah menjadi identitas ITS dengan keunikan kemampuan LBE untuk menggerakkan roda proses bisnis utama: pendidikan, penelitian dan pengabdian secara terpadu. Pendekatan LBE juga telah membangun karakter mahasiswa ITS dalam kehidupan sehari-hari. Namun praktik-praktik terbaik yang telah dilaksanakan hanya terlihat polanya tetapi belum terdapat model yang definitif sehingga praktik satu laboratorium dengan laboratorium yang lain menjadi berbeda. Keberhasilan satu laboratorium sering kali tidak diikuti oleh laboratorium yang lain, sebaliknya kegagalan satu laboratorium terulang pada laboratorium yang lain. Buku ini membahas penyusunan model konseptual sistem pembelajaran Laboratory based Education melalui adaptasi ISO ISO memberikan model acuan dalam pengembangan Learning, Education, dan Training berbasis ICT. Model konseptual sistem pembelajaran LBE mencakup bagaimana semua sumber daya yang ada menjalankan beragam aktivitas untuk menggerakkan roda proses bisnis utama: pendidikan, penelitian dan pengabdian secara utuh dan terpadu. Keberhasilan penerapan model tersebut diharapkan akan memberikan jaminan keberhasilan pelaksanaan sistem pembelajaran LBE. Keberhasilan pelaksanaan sistem pembelajaran LBE tentu dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi pelaksanaan Tri Dharma PT. Surabaya, 15 Pebruari 2016 Tim Penulis iv

5 DAFTAR ISI PRAKATA... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi PENDAHULUAN... 1 BAB 1 LABORATORIUM MENGAPA DIPERLUKAN LABORATORIUM APA SAJA MACAM LABORATORIUM BAGAIMANA MENGELOLA LABORATORIUM...8 BAB 2 ORGANISASI SEBAGAI SUATU SISTEM PENDEKATAN SISTEM DARI PROSES Pengertian dan Definisi Lingkaran Pengaruh ORGANISASI SEBAGAI SISTEM Mengapa Proses Manajemen Misi Mengapa Proses Manajemen Sumber Daya Mengapa Proses Penciptaan Permintaan Mengapa Proses Pemenuhan Permintaan Manajemen Proses...25 BAB 3 LABORATORIUM SEBAGAI SISTEM VISI DAN MISI TATA NILAI DAN KARAKTER PENDIDIKAN SEBAGAI SEBUAH PROSES Proses Bisnis Pendidikan Proses Kerja Pendidikan PENELITIAN SEBAGAI SEBUAH PROSES Proses Bisnis Penelitian Proses Kerja Penelitian PENGABDIAN SEBAGAI SEBUAH PROSES Proses Bisnis Pengabdian Kepada Masyarakat Proses Kerja Pengabdian Kepada Masyarakat LINGKARAN PENGARUH TRI DHARMA PT PRAKTIK TRI DHARMA YANG DISUKAI LABORATORIUM SEBAGAI PENGGERAK TRI DHARMA PT...57 BAB 4 MODEL DESAIN PEMBELAJARAN MODEL DICK & CAREY MODEL JEROLD E. KEMP MODEL ASSURE MODEL ADDIE...67 v

6 4.5 MODEL QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT MODEL DESAIN PEMBELAJARAN BERBASIS ISO Analisis Kebutuhan Analisis Rangka Kerja Konsepsi/Desain Pembelajaran LBE BAB 5 ANALISIS KEBUTUHAN INISIASI IDENTIFIKASI STAKEHOLDER DEFINISI SASARAN ANALISIS PERMINTAAN BAB 6 ANALISIS RANGKA KERJA ANALISIS KONTEKS EKSTERNAL ANALISIS LINGKUNGAN ANALISIS SUMBER DAYA STAF ANALISIS KELOMPOK TARGET ANALISIS KONTEKS ORGANISASI DAN INSTITUSI ANALISIS PERENCANAAN WAKTU DAN BIAYA BAB 7 KONSEPSI/DESAIN PEMBELAJARAN LBE TUJUAN PEMBELAJARAN KONSEP MATERI KONSEP/ METODE DIDAKTIK Prinsip-prinsip Kegiatan Belajar Mengajar Pembelajaran Lewat Eksperimentasi Interaktif Pembelajaran Eksperiensial Lingkungan Laboratorium Pembelajaran Terpadu Pendidikan Karakter MANAJEMEN LABORATORIUM Manajemen Misi Manajemen Sumber Daya Manajemen Penciptaan Permintaan Manajemen Pemenuhan Permintaan KONSEP ORGANISASIONAL KONSEP TEKNIS Rencana Pengembangan Laboratorium Penataan Bahan dan Peralatan Pengelolaan Bahan dan Peralatan KONSEP EKSPERIMEN Laboratorium Simulasi Laboratorium Berjarak Perbandingan dan Pemilihan Laboratorium Daring KONSEP SIM LABORATORIUM KONSEP KONSULTASI DAN BIMBINGAN Bimbingan Berhirarki Bimbingan Khusus Seminar Laboratorium Mingguan vi

7 7.10 KONSEP PUBLIKASI, SEMINAR DAN JURNAL Publikasi Hasil-hasil Penelitian Pola Kompetisi/ Kontes Pola Penghargaan (penghargaan akademis & non-akademis) KONSEP KEBERLANJUTAN Konsep Manajemen Mutu Konsep Pendapatan & Pendanaan BAB 8 PANDUAN SISTEM PEMBELAJARAN LBE DESKRIPSI SISTEM PENERIMAAN MAHASISWA DI LABORATORIUM MEDIA DAN SARANA PEMBELAJARAN PERAN TENAGA PENDIDIK Koordinator Bidang Studi Kepala Laboratorium Ketua Grup Pendidikan Ketua Grup Penelitian Ketua Grup Pengabdian PERAN TENAGA KEPENDIDIKAN Manajer Sumber Daya Manajer Pemasaran PERAN PESERTA DIDIK Penanggung Jawab Laboratorium Koordinator Pendidikan Koordinator Penelitian Koordinator Pengabdian Asisten Praktikum/ Pembelajaran Pembimbing Penelitian Anggota Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat EVALUASI PEMBELAJARAN BAB 9 PENUTUP LAMPIRAN 1 Kegiatan LBE di Laboratorium ITS LAMPIRAN 2 Luaran Pendidikan Berupa Modul LAMPIRAN 3 Luaran dan Capaian PPM LAMPIRAN 4 Daftar Buku Luaran Tri Dharma PT LAMPIRAN 5 Model Deskriptif ISO DAFTAR PUSTAKA GLOSARIUM INDEKS vii

8 viii

9 DAFTAR GAMBAR Gambar 2-1 Model Proses dalam ISO Gambar 2-2 Lingkaran Pengaruh Yang Menghasilkan Ketidakpuasan Stakeholder Gambar 2-3 Lingkaran Pengaruh Yang Menghasilkan Kepuasan Stakeholder Gambar 2-4 Organisasi sebagai Sistem dari Proses Gambar 2-5 Proses Manajemen Misi Gambar 2-6 Proses Manajemen Sumber Daya Gambar 2-7 Proses Penciptaan Permintaan Gambar 2-8 Proses Pemenuhan Permintaan Gambar 2-9 Hirarki Proses Gambar 2-10 Model Proses Sederhana Gambar 2-11 Proses Terkelola Gambar 2-12 Proses Kerja Terkelola Gambar 2-13 Sistem dari Proses Yang Beriteraksi Gambar 2-14 Interaksi Antara Dua Proses dari Proses Manajemen Misi Gambar 2-15 Interaksi dari 5 Proses yang Menghasilkan Konflik Nilai Gambar 2-16 Interaksi Yang Menyebabkan Kualitas Buruk Gambar 2-17 Interaksi Yang Menyebabkan Kualitas Baik Gambar 3-1 Model Proses Pembelajaran Gambar 3-2 Proses Pembelajaran Terkelola Gambar 3-3 Model Proses Penelitian Gambar 3-4 Proses Penelitian Terkelola Gambar 3-5 Model Proses Pengabdian Gambar 3-6 Proses Pengabdian Terkelola Gambar 3-7 Lingkaran Pengaruh Tri Dharma PT Gambar 3-8 Praktik Tri Dharma PT yang Disukai Gambar 3-9 Sistem Pembelajaran LBE Memadukan Tri Dharma PT Gambar 4-1 Model Desain Pembelajaran Dick & Carey Gambar 4-2 Model Desain Pembelajaran Jerold E. Kemp Gambar 4-3 Model Desain Pembelajaran ASSURE Gambar 4-4 Model Desain Pembelajaran ADDIE Gambar 4-5 Fase Pengembangan Mata Kuliah Daring Menggunakan QFD Gambar 4-6 House of Quality Gambar 4-7 Proses Utama Pengembangan Pembelajaran LBE Gambar 4-8 Adopsi & Adaptasi Subproses Konsepsi/Desain Pembelajaran LBE Gambar 4-9 Reference Framework for Description of Quality Gambar 5-1 Tersekat-sekatnya Proses Pendidikan, Penelitian & Pengabdian ix

10 Gambar 5-2 Pendekatan LBE Menyatukan Pendidikan, Penelitian & Pengabdian Gambar 5-3 Jembatan Informasi untuk Pertukaran Informasi Pendidikan, Penelitian & Pengabdian (Alkaff, 2005) Gambar 6-1 Struktur OTK ITS Gambar 6-2 Struktur Fakultas dan Jurusan pada OTK ITS Gambar 7-1 Prinsip-Prinsip Kegiatan Belajar-Mengajar Gambar 7-2 Menyediakan Pengalaman Belajar Gambar 7-3 Pembelajaran Eksperiensial Gambar 7-4 Lingkungan Pembelajaran Terpadu Gambar 7-5 Kurva Pengaruh Pergeseran Paradigma Gambar 7-6 Proses Manajemen Misi Laboratorium Gambar 7-7 Proses Manajemen Sumber Daya Laboratorium Gambar 7-8 Proses Penciptaan Permintaan di Laboratorium Gambar 7-9 Proses Pemenuhan Permintaan di Laboratorium Gambar 7-10 Sistem Pembelajaran LBE secara Organisasional di ITS Gambar 7-11 Sistem Manajemen Informasi dan Pengetahuan ITS (ITS, 2014) Gambar 7-12 Bimbingan Berhirarki pada Sistem Pembelajaran LBE Gambar 7-13 Siklus Penjaminan Mutu Sistem Pembelajaran LBE Gambar 7-14 Konsepsi Standar Mutu Sistem Pembelajaran LBE Gambar 8-1 Taman Ilmu pengetahuan, Teknologi & Seni di Laboratorium LBE Gambar 8-2 Sistem Pembelajaran LBE Mewujudkan Sinergi Tri Dharma PT Gambar 8-3 Kegiatan Pengelolaan Jabatan Fungsional PLP x

11 DAFTAR TABEL Tabel 1-1 Kategori Laboratorium... 7 Tabel 2-1 Perbedaan Antara Sistem dan Proses Tabel 2-2 Kerangka Kerja Proses dalam Sebuah Organisasi Tabel 2-3 Perbandingan Diagram Sistem dan Proses Tabel 5-1 Capaian Indikator Kinerja Program Pemberdayaan Laboratorium Tabel 5-2 Kebutuhan Peran Dalam Pengembangan Sistem Pembelajaran LBE Tabel 5-3 Aktor & Unit Terkait Dalam Pengembangan Sistem Pembelajaran LBE Tabel 6-1 Kategori Peralatan Laboratorium Tabel 6-2 Kategori Bahan Laboratorium Tabel 6-3 Organisasi Bidang Studi Lintas Laboratorium Tabel 6-4 Organisasi Sumber Daya Staf Laboratorium Tabel 6-5 Tingkatan Jabatan Fungsional PLP Tabel 6-6 Formasi Fungsional PLP Berdasar Tipe Laboratorium Tabel 6-7 Tujuan & Manfaat Jabatan Fungsional PLP Tabel 6-8 Cara Meningkatkan Kesiapan Untuk Belajar Tabel 7-1 Model Deskripdtif Konsepsi/Desain Pembelajaran LBE Tabel 7-2 Kemampuan Lulusan Program Teknik Tabel 7-3 Tujuan Pembelajaran untuk Laboratorium Pendidikan Teknik Tabel 7-4 Pengorganisasian Materi Pembelajaran Mencakup Tri Dharma PT Tabel 7-5 Kegiatan LBE yang Membangun Karakter CAK Tabel 7-6 Matrik Relasi Kegiatan LBE dan Fungsi Manajemen Organisasi Tabel 7-7 Kategori Pengelolaan Peralatan Laboratorium Tabel 7-8 Kategori Pengelolaan Bahan Laboratorium Tabel 7-9 Contoh Laboratorium Simulasi Tabel 7-10 Contoh Laboratorium Berjarak Daring Tabel 7-11 Perbandingan Laboratorium Nyata, Berjarak dan Simulasi Tabel 7-12 Mengapa Perlu Sistem Manajemen Mutu? Tabel 8-1 Penerimaan Mahasiswa Untuk Bergabung di Laboratorium Tabel 8-2 Cara Menyambut Mahasiswa Yang Baru Bergabung di Laboratorium Tabel 8-3 Fasilitas Laboratorium Untuk Menjalankan Sistem Pembelajaran LBE Tabel 8-4 Peran Koordinator Bidang Studi Tabel 8-5 Peran Kepala Laboratorium Tabel 8-6 Peran Ketua Grup Pendidikan Tabel 8-7 Peran Ketua Grup Penelitian Tabel 8-8 Peran Ketua Grup Pengabdian Tabel 8-9 Jenjang Jabatan PLP Tingkat Ahli xi

12 Tabel 8-10 Jenjang Jabatan PLP Tingkat Terampil Tabel 8-11 Peran Manajer Sumber Daya Tabel 8-12 Peran Manajer Pemasaran Tabel 8-13 Cara Menarik Minat Mahasiswa Untuk Bergabung di Laboratorium Tabel 8-14 Peran Penanggung Jawab Laboratorium Tabel 8-15 Peran Koordinator Pendidikan Tabel 8-16 Peran Koordinator Penelitian Tabel 8-17 Peran Koordinator Pengabdian Tabel 8-18 Peran Asisten Praktikum/ Pembelajaran Tabel 8-19 Peran Mahasiswa Sebagai Pembimbing Tabel 8-20 Peran Anggota Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat Tabel 8-21 Mengapa Perlu Mengevaluasi Pembelajaran? Tabel 8-22 Evaluasi Outcome Pembelajaran Tabel 8-23 Langkah-langkah Penentuan Pengembangan Investasi xii

13 PENDAHULUAN Pada saat buku ini ditulis, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah mengeluarkan Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 Tahun Permenristekdikti No 44 Tahun 2015 ini tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Penyusunan Model Sistem Pembelajaran Laboratory based Education (LBE) ini memperhatikan dan mempertimbangkan konsepsi terkait dengan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dimuat dalam peraturan menteri tersebut. Mengenai Buku Ini Pendekatan LBE telah menjadi identitas ITS dengan keunikan kemampuan LBE untuk menggerakkan roda proses bisnis utama: pendidikan, penelitian dan pengabdian secara terpadu. Namun praktik terbaik yang telah dilaksanakan hanya terlihat polanya tetapi belum terdapat model yang definitif sehingga praktik satu laboratorium dengan laboratorium yang lain menjadi berbeda. Keberhasilan satu laboratorium sering kali tidak diikuti oleh laboratorium yang lain, sebaliknya kegagalan satu laboratorium terulang pada laboratorium yang lain. Sederhananya, diperlukan sebuah model acuan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Buku ini memuat dua kerangka acuan terkait dengan model pembelajaran LBE. Pertama, buku ini memuat konsepsi Model Pembelajaran LBE itu sendiri. Kedua, buku ini memuat Model Proses Pengembangan Pembelajaran Berstandar ISO Konsepsi Pembelajaran LBE dibangun melalui abstraksi praktik terbaik LBE yang telah dilaksanakan beberapa laboratorium di ITS dan dikemas menggunakan pendekatan sistem dari proses untuk memadukan proses pendidikan, penelitian dan pengabdian ke dalam sistem pembelajaran di laboratorium. Model Proses Pengembangan Pembelajaran berstandar ISO digunakan sebagai metodologi penyusunan konsepsi Model Pembelajaran LBE tahap demi tahap. 1

14 Landasan dan Dasar Hukum Untuk menjaga dan menjamin konsep sistem pembelajaran LBE yang dibangun tidak menyalahi peraturan yang berlaku serta sesuai bahkan melampaui standar yang berlaku, maka penyusunan buku ini memperhatikan dan mempertimbangkan peraturan-peraturan berikut: a. Peraturan Rektor ITS Nomor /IT2/HK.00.00/2014 Tahun 2014 Tentang Peraturan Akademik Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) b. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2015 Tentang Statuta Institut Teknologi Sepuluh Nopember. c. Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. d. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan dan Angka Kreditnya. Organisasi Bahasan Buku ini diorganisasikan ke dalam 9 Bab. Bab 1 membahas pengertian laboratorium, klasifikasi laboratorium, dan pentingnya laboratorium dalam pendidikan teknik. Bab 2 dan 3 menjelaskan bagaimana memandang laboratorium sebagai suatu sistem pembelajaran dari proses pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Kemudian, pada Bab 4, Bab 5, dan Bab 6, menguraikan tahap demi tahap dalam penyusunan konsepsi Model Pembelajaran LBE mulai dari Analisa Kebutuhan, Analisa Rangka kerja dan Konsepsi/Desain. Pada Bab 7 menyajikan ringkasan konsepsi Model Pembelajaran LBE. Selanjutnya, pada Bab 8 diberikan panduan singkat melaksanakan pembelajaran LBE dan diakhiri penutup pada Bab 9. Pembahasan dalam buku ini berhenti pada tahap konsepsi dengan luaran menyediakan konsepsi Model Pembelajaran LBE. Mengikuti tahap ini sebenarnya ada tahap keempat pengembangan/produksi, tahap kelima adalah implementasi, kemudian diikuti dengan tahap proses pembelajaran dan tahap ketujuh evaluasi/optimasi. Ketujuh tahapan ini yang disediakan dalam bentuk model referensi proses pengembangan pembelajaran, pendidikan dan pelatihan yang dimuat di dalam ISO Model deskriptif proses pengembangan ini selengkapnya disediakan pada bagian lampiran buku ini. 2

15 Bagaimana Menggunakan Buku Ini Terdapat dua model acuan yang dimuat atau disediakan dalam buku ini, yaitu: 1. Model Sistem Pembelajaran LBE 2. Model Proses Pengembangan Pembelajaran Untuk menerapkan Model Pertama, perlu mempertimbangkan kesesuaian Kebutuhan dan kesesuaian Rangka Kerja sehingga akan dijumpai dua kondisi sebagai berikut: Adopsi Model Bila Kebutuhan dan Rangka kerjanya sesuai, laboratorium tinggal menerapkan Model Pertama, sehingga langkah berikutnya adalah: Model Sistem Pembelajaran LBE Produksi Implementasi Proses Belajar Mengajar Evaluasi/ Optimasi. Adaptasi Model Bila Kebutuhan dan Rangka kerjanya tidak sesuai, laboratorium perlu melakukan penyesuaian kembali dengan mengulang mulai tahap pertama yang terdapat pada Model Kedua dengan tetap memperhatikan Model Pertama. Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut: Analisa Kebutuhan Analisa Rangka Kerja Konsepsi/ Desain Produksi Implementasi Proses Belajar Mengajar Evaluasi/ Optimasi. Untuk informasi lebih lanjut atau mendiskusikan hal-hal yang kurang jelas dipersilahkan untuk kontak dengan penulis. 3

16 Dokumen Pendukung Untuk mendukung laboratorium dalam menjalankan sistem pembelajaran LBE, kami berniat melampirkan contoh-contoh dokumen berikut untuk melengkapi konsepsi yang dibahas di buku ini. Manual Mutu Laboratorium Standar Mutu Laboratorium Formulir untuk Laboratorium Tata Tertib di Laboratorium Untuk mendapatkan dokumen tersebut, dipersilahkan menghubungi kami di alamat atau 4

17 BAB 1 LABORATORIUM Dalam dunia pendidikan, perlu disadari pentingnya mengaitkan antara teori dan praktik. Konsep, prinsip dan prosedur perlu diuji dan dikaji melalui praktik. Sebaliknya fakta, proses dan pengalaman yang dijumpai dalam praktik perlu dicari dan dijelaskan dasar teorinya. Dalam pembelajaran, antara teori dan praktik seyogyanya bersifat terpadu, di mana teori dan praktik secara bergantian dan bertahap saling mengisi, saling mendasari, dan saling mengkaji. 1.1 Mengapa Diperlukan Laboratorium Apa yang dimaksud dengan laboratorium? Menurut pasal 1 ayat 3 Permenpan Nomor 3 Tahun 2010 dinyatakan bahwa laboratorium pendidikan yang selanjutnya disebut laboratorium adalah unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, danlatau produksi dalam skala terbatas, dengan menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Fungsi utama profesi teknik adalah memanipulasi material, energi dan informasi untuk memberikan manfaat bagi kemanusiaan. Melakukan sesuatu merupakan kunci dalam profesi teknik. Rekayasawan harus melampaui pengetahuan teoritis dikarenakan pendidikannya berbasis aplikasi, yang diperlukan bukan hanya pengetahuan konseptual, melainkan juga pengetahuan praktis. Jadi seharusnya ada dua lingkungan belajar yang berbeda dalam pendidikan teknik, di kelas dan di laboratorium. Mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan teoritisnya di kelas namun hanya mungkin memperoleh pengetahuan dan pengalaman praktis di laboratorium. Dalam mengaitkan antara teori dan praktik inilah laboratorium beserta fasilitasnya berperan penting dalam proses belajar-mengajar. Teori vs Praktik Belajar teori saja tanpa praktik adalah salah sekali, namun praktik tanpa didasari teori salahnya berkali-kali. Untuk mengaitkan antara teori dan praktik inilah laboratorium beserta fasilitasnya berperan penting dalam proses belajarmengajar. 5

18 Setiap pendidik harus mampu menjaga keseimbangan antara kegiatan ilmiah di ruang laboratorium dan kegiatan mengajar di ruang kelas. Penciptaan, penemuan, dan produksi ilmu pengetahuan terjadi melalui proses yang panjang, suatu sinergi antara ketekunan bereksperimen di laboratorium (termasuk riset lapangan) dan kegigihan belajar mengajar di ruang kuliah. 1.2 Apa Saja Macam Laboratorium Menurut Mohammad Amien (Amien, 1988), jenis-jenis laboratorium ditinjau dari tujuan dan fungsinya dapat dibagi menjadi: 1. Laboratorium Dasar. Laboratorium dasar merupakan tempat yang dapat digunakan peserta didik untuk memperkenalkan dan memahami konsep dasar yang menjadi tuntutan untuk mengembangkan pengetahuan lanjut. 2. Laboratorium Pengembangan. Laboratorium pengembangan mengemban tugas khusus, sesuai dengan spesialisasi bidang ilmu yang digeluti oleh personil-personil yang ada di laboratorium tersebut. 3. Laboratorium Pengajaran. Laboratorium pengajaran di sekolah mempunyai kedudukan yang sangat khusus, karena mewarnai penampilan (performance) pendidik dalam tugasnya. Jadi, laboratorium metodologi pengajaran merupakan wahana dan tempat pengembangan kompetensi pedagogis bagi pendidik di sekolah, sehingga laboratorium metodologi pengajaran sangat diperlukan di suatu sekolah dan atau madrasah. 4. Laboratorium Penelitian. Laboratorium penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai wahana atau tempat melakukan penelitian bidang ilmu yang ditekuni oleh pendidik dan peserta didik. Dengan demikian, laboratorium penelitian dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan kegiatan ilmiah yang luarannya adalah penemuan konsep, prinsip, teori, azas, aturan, atau hukum-hukum dalam bidang ilmu yang digelutinya atau disebut sebagai produk ilmiah. Pandangan yang sedikit berbeda mengelompokkan menjadi tiga jenis laboratorium (Balamuralithara & Woods, 2007): 1. Laboratorium Pengembangan: peserta didik pergi ke laboratorium pengembangan untuk dua alasan: Pertama: untuk menjawab pertanyaan spesifik yang memungkinkan proses desain dan pengembangan berlanjut. Kedua: untuk menentukan apakah sebuah desain sesuai dengan yang dimaksud, dengan membandingkan terhadap spesifikasi, dan menguji tingkat komplian. 6

19 2. Laboratorium Penelitian: output dari laboratorium ini umumnya adalah menambah atau membangun ilmu pengetahuan. 3. Laboratorium Pendidikan: tempat peserta didik menerapkan pengetahuan teoritis yang diperoleh di kelas untuk mendapatkan pengalaman praktis. Sedangkan pada Permenpan Nomor 3 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan dan Angka Kreditnya, laboratorium dibedakan menjadi 4 kategori seperti disampaikan pada Tabel 1-1. TABEL 1-1 KATEGORI LABORATORIUM No Kategori Laboratorium Keterangan 1 Laboratorium Tipe I Laboratorium ilmu dasar yang terdapat di sekolah pada jenjang pendidikan menengah, atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori I dan II, dan bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum untuk melayani kegiatan pendidikan siswa. 2 Laboratorium Tipe II Laboratorium ilmu dasar yang terdapat di perguruan tinggi tingkat persiapan (Semester 1, II), atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori I dan II, dan bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum untuk melayani kegiatan pendidikan mahasiswa. 3 Laboratorium Tipe III Laboratorium bidang keilmuan terdapat di jurusan atau program studi, atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori I, II, dan Ill, dan bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum dan khusus untuk melayani kegiatan pendidikan, dan penelitian mahasiswa dan dosen. 4 Laboratorium Tipe IV Laboratorium terpadu yang terdapat di pusat studi fakultas atau universitas, atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori I, II, dan Ill, dan bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum dan khusus untuk melayani kegiatan penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa dan dosen. 7

20 8 Perhatikan ketiga macam pengelompokkan laboratorium tersebut di atas, ketiganya sangat berdekatan, intinya ketiganya memberikan kategori dengan memperhatikan Tri Dharma PT, yaitu: pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Sejatinya, tulisan ini mengenalkan jenis laboratorium yang tidak jauh dari pengertian dalam ketiga pengkategorian tersebut di atas. Mengapa demikian? Tidak lain dikarenakan melalui pendekatan sistem pembelajaran LBE ini, Tri Dharma PT tersebut dipertemukan ke dalam satu jenis laboratorium. Mengenai hal ini, pada Bab 3 akan dibahas laboratorium sebagai suatu sistem yang memadukan proses pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di laboratorium. 1.3 Bagaimana Mengelola Laboratorium Pengelolaan merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara efektif dan efisien. Henri Fayol, seorang ahli manajemen, menyatakan bahwa pengelolaan hendaknya dijalankan berkaitan dengan unsur atau fungsifungsi manajemen, yakni perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pemberian komando (commanding), pengkoordinasian (coordinating), dan pengendalian (controlling) yang dikenal dengan akronim POCCC. Sedangkan Luther M. Gullick menyatakan fungsi-fungsi manajemen yang penting adalah perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengadaan tenaga kerja (staffing), pemberian bimbingan (directing), pengkoordinasian (coordinating), pelaporan (reporting), dan penganggaran (budgeting). Yang kedua ini dikenal dengan akronim POSDCoRB. Kedua model fungsi manajemen ini memberikan gambaran fungsi-fungsi yang diperlukan dalam manajemen. Hal ini perlu diperhatikan dalam pengelolaan laboratorium. Sistem pembelajaran LBE merupakan model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat mempraktikkan secara empiris kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik menggunakan sarana laboratorium. Sekali lagi, sistem pembelajaran LBE berusaha memadukan proses pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di laboratorium. Tentu saja pengelolaannya menjadi lebih rumit, namun, melalui pendekatan sistem dari proses, pada Bab 2 dan Bab 3 akan dijelaskan bagaimana pengelolaan laboratorium ini disederhanakan dan dipenuhi secara sistematis tanpa meninggalkan fungsi-fungsi manajemen secara umum sebagaimana disebutkan pada bagian di atas. Pada bagian tersebut juga dijelaskan relevansi dan kepentingan untuk mempertemukan Tri Dharma PT dalam satu sistem sehingga terwujud sinergi antara ketiganya sebagai dampak dari lingkaran pengaruh yang terbentuk dalam sistem pembelajaran LBE.

21 BAB 3 LABORATORIUM SEBAGAI SISTEM Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program diploma, program sarjana, program magister, program doktor, program profesi, program spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia. Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi. Pendidikan, penelitian dan pengabdian merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam pelaksanaan Tri Dharma PT. Untuk menjamin pelaksanaan Tri Dharma PT di ITS memenuhi bahkan dapat melampaui kriteria yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan Tinggi secara berkelanjutan, ITS menekankan kepada jurusan sebagai ujung tombak penggerak institusi. ITS perlu membentuk organisasi institusi yang fleksibel, agile, yang dapat mengakomodasi perubahan kebutuhan organisasi dan serta membentuk organisasi yang semakin efisien dalam meningkatkan kualitas layanan kepada para pemangku kepentingan. Strategi ini menitikberatkan pada perwujudan struktur organisasi yang ramping dan mengarah ke bawah. Motor penggerak institusi didorong ke titik bawah institusi, yaitu Laboratorium dan Jurusan. Laboratorium dan Jurusan didorong agar lebih mandiri dan menjalin hubungan baik dengan para pemangku kepentingan. Laboratorium dan Jurusan juga dipacu agar dapat membuat rencana pengembangan jangka panjang yang sesuai dengan visi dan misi ITS, serta mengkonsolidasikan rencana tersebut menjadi rencana pengembangan ITS secara terpadu. 3.1 Visi dan Misi Perlu ditegaskan disini bahwa rencana pengembangan di laboratorium harus sesuai dengan visi dan misi ITS dan terpadu dalam rencana pengembangan ITS. Berikut ini adalah beberapa ringkasan beberapa pernyataan strategis ITS yang diambil dari Peraturan Pemerintah RI Nomor 54 Tahun 2015 Tentang Statuta Institut Teknologi Sepuluh Nopember dan juga tertuang dalam Rencana Strategis (RENSTRA) ITS Visi Visi ITS menjadi perguruan tinggi dengan reputasi internasional dalam ilmu pengetahuan dan teknologi terutama yang menunjang industri dan kelautan yang berwawasan lingkungan. 35

22 Misi Misi ITS memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan manajemen yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Secara rinci Misi ITS tersebut dirinci sebagai berikut : Pendidikan Menyelenggarakan pendidikan tinggi berbasis teknologi informasi dan komunikasi dengan kurikulum, dosen, dan metode pembelajaran berkualitas internasional; Menghasilkan lulusan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta memiliki moral dan budi pekerti yang luhur; dan Membekali lulusan dengan pengetahuan kewirausahaan berbasis teknologi. Penelitian Berperan secara aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama di bidang kelautan, lingkungan dan permukiman, energi, serta teknologi informasi dan komunikasi yang berwawasan lingkungan melalui kegiatan penelitian yang berkualitas internasional. Pengabdian Kepada Masyarakat Memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki untuk ikut serta dalam menyelesaikan problem yang dihadapi oleh masyarakat, industri, pemerintah pusat, dan pemerintah daerah dengan mengedepankan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi. 36

23 3.2 Tata Nilai dan Karakter Secara fundamental, setiap upaya pencapaian visi ITS harus senantiasa merujuk pada nilai-nilai akademis. Nilai akademis ini mengikat seluruh sivitas academica dalam melakukan segenap aktivitas. Pelaksanaan Tri Dharma PT di ITS tidak dapat terlepas dari tata nilai yang melandasinya (Arifin, et al., 2010), yaitu: Etika dan Integritas (ethics and integrity): dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara, maupun menjalankan profesinya, selalu berpegang teguh pada norma-norma dan peraturan-peraturan yang berlaku di masyarakat, negara dan agama. Kreativitas dan Inovasi (creativity and innovation): selalu mencari ide-ide baru untuk menghasilkan inovasi dalam menjalankan tugas/perannya dengan lebih baik. Ekselensi (excellence): berusaha secara maksimal untuk mencapai hasil yang sempurna. Kepemimpinan yang Kuat (strong leadership): menunjukkan perilaku yang visioner, kreatif, inovatif, pekerja keras, berani melakukan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik dan bertanggung jawab. Sinergi (synergy): bekerja sama untuk dapat memanfaatkan semaksimal mungkin potensi yang dimiliki. Kebersamaan Sosial dan Tanggung Jawab Sosial (socio-cohesiveness and social responsibility): menjaga kerukunan dan peduli terhadap masyarakat sekitar. Keenam tata nilai tersebut kemudian dikorelasikan dalam tiga tata nilai yang lebih mendasar dan filosofis, yaitu Cerdas, Amanah dan Kreatif. Ketiga tata nilai tersebut kemudian dikenal sebagai jargon CAK dalam proses pendidikan di ITS (Arifin, et al., 2010). Cerdas Karakter yang pertama, Cerdas, mengandung pengertian sebagai berikut. Tajam pikiran dan berpikir solutif, Cepat tanggap terhadap perubahan lingkungannya, Cepat mengerti dan memahami masalah akibat perubahan lingkungannya, 37

24 Tajam analisisnya dan memiliki banyak alternatif penyelesaian masalah yang sedang dihadapi, Dengan cepat mampu memilih alternatif penyelesaian masalah yang sesuai dan benar. Kecerdasan yang telah dikembangkan dalam pendidikan di ITS tidak hanya berdimensi kuosien kecerdasan (intelligence quotient), namun juga berdimensi kuosien emosional (emotional quotient), kuosien spiritual (spiritual quotient) dan kuosien fisik (physical quotient). Keempat dimensi tersebut dikembangkan dan ditanamkan pada mahasiswa secara berulang-ulang dengan keserasian lingkungan belajar dan keteladanan dosen, baik dalam kegiatan belajar intrakurikuler, kokurikuler ataupun ekstrakurikuler. Amanah Amanah mengandung pengertian sebagai sebuah kepercayaan yang harus diemban dalam mewujudkan sesuatu yang dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab, kerja keras, konsisten dan membuat rasa aman bagi pihak lain. Pengertian amanah yang dikembangkan di ITS diantaranya adalah: Sikap memiliki tanggung jawab yang tinggi, Mampu membangun kemitraan dengan tingkat kepercayaan yang tinggi, Mempunyai kemampuan diri untuk mengembangkan dan menjaga kelangsungan hidup dan kelestarian lingkungannya, Mempunyai integritas tinggi, Bekerja dengan kompetensi dan percaya diri yang tinggi, Bekerja dengan profesional dan dengan dedikasi yang tinggi. Kreatif Kreatif mengandung pengertian kemampuan daya cipta, berpikir inovatif dan berdaya guna. Pengertian kreatif yang dikembangkan di ITS diantaranya adalah: Kritis dan tanggap terhadap perubahan, Berkemampuan menciptakan peluang, Mengembangkan daya cipta dalam bidang ilmu, teknologi dan seni, Terampil mengorganisir gerak tubuh, 38

25 Sikap proaktif, Memiliki kompetensi yang unggul, yang bermutu dan berdaya guna, Memiliki kemampuan yang adaptif terhadap perkembangan dan perubahan zaman, Bekerja keras dan pantang menyerah, Berpikir holistik. Selanjutnya, semua upaya pendidikan, penelitian dan pengabdian di ITS mengacu pada nilai-nilai tersebut di atas dengan jargon CAK (Cerdas, Amanah dan Kreatif). Lulusan ITS diharapkan mempunyai karakter amanah dalam menjalankan setiap tugas dan pengabdian hidupnya di masyarakat dan juga mempunyai pola pikir (mind set) dan tindakan yang cerdas dan kreatif. Lulusan ITS yang mempunyai karakter CAK, pada akhirnya diharapkan akan dapat meningkatkan daya saing (competitive) bagi bangsa Indonesia dan disegani oleh bangsa-bangsa dari negaranegara sahabat di era globalisasi ini. 3.3 Pendidikan Sebagai Sebuah Proses Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dalam pengertian pendidikan yang sama, misi pendidikan perguruan tinggi yang satu dengan yang tentu saja dapat berbeda. Satu hal yang perlu ditekankan bahwa laboratorium tidak memiliki misinya sendiri, segenap aktivitas di laboratorium harus berfokus pada misi pendidikan perguruan tinggi. Dalam rencana strategis ITS, misi pendidikan ITS dirumuskan dalam pernyataan berikut. Misi Pendidikan Menyelenggarakan pendidikan tinggi berbasis teknologi informasi dan komunikasi dengan kurikulum, dosen, dan metode pembelajaran berkualitas internasional; Menghasilkan lulusan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta memiliki moral dan budi pekerti yang luhur; dan Membekali lulusan dengan pengetahuan kewirausahaan berbasis teknologi. 39

26 Pada bagian sebelumnya sempat disinggung bahwa sebagian besar organisasi mampu mengelola proses pada level 4 dan 5 dalam hirarki proses terkait dengan menjalankan tugas-tugas dan aktivitas produksi atau memberikan layanan. Namun kebanyakan organisasi gagal mengatasi level 1, 2, dan 3 dalam proses bisnis dan proses kerja organisasi. Demikian juga adanya dengan laboratorium, laboratorium sebagai organisasi yang menjadi ujung tombak dalam mengemban misi perguruan tinggi seharusnya lebih peduli, lebih fokus dan lebih strategis dalam menjalankan proses bisnis utamanya: pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Pada bagian berikut dibahas proses bisnis dan proses kerja laboratorium dengan mengacu pada standar dan peraturan yang terkait Proses Bisnis Pendidikan Berdasar kerangka kerja organisasi sebagai sistem, setiap organisasi memiliki empat proses utama: manajemen misi, manajemen sumber daya, penciptaan permintaan dan pemenuhan permintaan. Bagaimana gambaran wujud keempat proses ini dalam kerangka kerja laboratorium? Berikut ini dibahas satu per satu terkait dengan proses pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Manajemen Misi Proses manajemen misi menentukan arah dari program pendidikan, mengembangkan kemampuan laboratorium untuk mencapai tujuannya, mereview performansi secara berkelanjutan dan memprakarsai perubahan untuk mempertahankan program pendidikan berfokus pada misi pendidikannya. Manajemen Sumber Daya Proses manajemen sumber daya menentukan spesifikasi, memperoleh dan memelihara sumber daya yang diperlukan oleh program pendidikan untuk memenuhi misi pendidikannya dan menyisihkan sumber daya yang tidak diperlukan lagi. Penciptaan Permintaan Proses menghasilkan permintaan melalui pengembangan layanan dan produk pendidikan serta melakukan penetrasi pasar yang sudah ada dan pasar baru dengan strategi promosi atraktif yang dapat menarik peserta didik potensial. 40

27 Pemenuhan Permintaan Proses pemenuhan permintaan mengubah kebutuhan peserta didik ke dalam wujud layanan dan produk pendidikan yang memenuhi capaian pembelajaran dan kepuasan peserta didik Proses Kerja Pendidikan Berdasarkan Permenristekdikti No 44 Tahun 2015, pada Pasal 4 Ayat 1 disebutkan bahwa Standar Nasional Pendidikan terdiri atas: a. standar kompetensi lulusan; b. standar isi pembelajaran; c. standar proses pembelajaran; d. standar penilaian pembelajaran; e. standar dosen dan tenaga kependidikan; f. standar sarana dan prasarana pembelajaran; g. standar pengelolaan pembelajaran; dan h. standar pembiayaan pembelajaran. Standar proses pembelajaran sebagaimana dimaksud pada poin c pada ayat (1) tersebut, pada Pasal 10 Ayat 2 dideskripsikan mencakup: a. karakteristik proses pembelajaran; b. perencanaan proses pembelajaran; c. pelaksanaan proses pembelajaran; dan d. beban belajar mahasiswa. Pada bagian lain dijelaskan bahwa standar proses pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang pelaksanaan pembelajaran pada program studi/ jurusan untuk memperoleh capaian pembelajaran lulusan. Oleh karena itu, pemodelan proses ini mengacu pada standar tersebut dengan penyesuaian bahwa karakteristik proses pembelajaran dan beban belajar mahasiswa bukan merupakan proses. Berbeda dengan proses perbaikan berlanjut pada level kebijakan, yang mana siklusnya: perencanaan, pelaksanaan, pemeriksaan dan perbaikan, dalam siklus kerja operasional setelah perencanaan tidak bisa langsung diikuti dengan pelaksanaan, namun perlu dilakukan persiapan terlebih dahulu kemudian pelaksanaan (Papanastasiou, 2009). Setelah itu, layaknya sebuah perusahaan, setelah produk/ jasa tersampaikan kepada pelanggan, perusahaan memberikan layanan perawatan, perbaikan, penggantian dan jaminan terhadap produk yang sudah ada di tangan pelanggan. Perusahaan juga memberikan dukungan terhadap produk tersebut 41

28 dengan menangani setiap keluhan dan klaim dari pelanggan. Untuk itu, dalam konteks pendidikan, proses pembelajaran dapat diuraikan kembali ke dalam 4 (empat) subproses: perencanaan pembelajaran, persiapan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penunjang pembelajaran. Proses penunjang pembelajaran Kesalahan yang berulang mudah berurat ini seringkali kurang diperhatikan. Dalam pelaksanaan akar, bercokol menjadi kebiasaan. Kalau pembelajaran dapat saja dijumpai sudah begitu, harus membayar mahal untuk hal-hal yang tidak sesuai dengan perbaikannya. perencanaan, beban belajar yang tidak sesuai, karakteristik proses yang tidak sesuai, mahasiswa atau dosen mengalami kesulitan, sumber daya yang tidak memadai, bahkan tidak jarang dosen memberikan nilai yang tidak sesuai terhadap mahasiswanya, dan lain sebagainya. Proses penunjang inilah yang menyediakan mekanisme untuk menyampaikan dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut, yang mana penyelesaian ini tidak menunggu diakhir semester. Perlu dicatat, sebagai aktor yang berperan aktif dalam pembelajaran, masalah-masalah tersebut tentu dapat dengan mudah diketahui dan dikenali oleh dosen dan mahasiswa sehingga penyampaian masalah atau pengaduan dan penanganannya dapat dengan segera agar tidak mengorbankan kemampuan, efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran. Jika kita memodelkan keempat subproses dalam proses pembelajaran ini kita dapat mengungkapkan hubungan antara input, output dan sumber daya seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3-1. Input dan sumber daya bisa masuk pada setiap tahap. Input Sumber Daya Perencanaan Pembelajaran Persiapan Pembelajaran Pelaksanaan Pembelajaran Penunjang Pembelajaran Output GAMBAR 3-1 MODEL PROSES PEMBELAJARAN Kemudian, bila kita memeriksa kegiatan yang terlibat dalam pengelolaan proses pembelajaran tersebut, kita dapat mengungkapkan urutan lain seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3-2. Disini, input dinyatakan sebagai standar kompetensi lulusan (SKL) yang merupakan kriteria 42

29 minimal tentang kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan Oleh karena itu, output-nya menjadi SKL yang terpenuhi. Ada juga tujuan dan ukuran proses, pemantauan proses untuk menentukan apakah tujuan tersebut dapat dicapai, apakah karakteristik proses dipenuhi, apakah beban belajar mahasiswa dipenuhi, kemudian diikuti dengan mereview proses untuk menentukan apakah diperlukan perbaikan proses. standar kompetensi lulusan (dinyatakan dalam capaian pembelajaran) standar dosen & tendik standar sarana & prasarana standar pembiayaan standar isi & proses pembelajaran Perencanaan Pembelajaran Tujuan & Ukuran Proses Persiapan Pembelajaran Peningkatan Efisiensi Peningkatan Efektivitas Peningkatan Kapabilitas Pelaksanaan Pembelajaran standar penilaian pembelajaran Perbaikan Proses Penunjang Pembelajaran Peninjauan Proses Capaian Pembelajaran terpenuhi Pengawasan Proses standar pengelolaan pembelajaran GAMBAR 3-2 PROSES PEMBELAJARAN TERKELOLA 3.4 Penelitian Sebagai Sebuah Proses Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dan/atau pengujian suatu cabang pengetahuan dan teknologi. Terkait dengan pengertian tersebut, ITS merumuskan misi peneltiannya dalam pernyataan berikut. 43

30 Misi Penelitian Berperan secara aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama di bidang kelautan, lingkungan dan permukiman, energi, serta teknologi informasi dan komunikasi yang berwawasan lingkungan melalui kegiatan penelitian yang berkualitas internasional Proses Bisnis Penelitian Untuk menjaga segenap aktivitas penelitian laboratorium berfokus pada misinya dan meningkatkan serta mempertahankan kinerja laboratorium pada level terbaiknya secara berkelanjutan, laboratorium perlu secara sadar dan terprogram menjalankan proses bisnis dan proses kerjanya di bidang penelitian. Manajemen Misi Proses manajemen misi menentukan arah dari program penelitian, mengembangkan kemampuan laboratorium untuk mencapai tujuan penelitiannya, mereview kinerja laboratorium secara berkelanjutan dan memprakarsai perubahan untuk mempertahankan program penelitian berfokus pada misi penelitiannya. Manajemen Sumber Daya Proses manajemen sumber daya menentukan spesifikasi, memperoleh dan memelihara sumber daya yang diperlukan oleh program penelitian untuk memenuhi misi penelitiannya dan menyisihkan sumber daya yang tidak diperlukan lagi. Penciptaan Permintaan Proses menghasilkan permintaan melalui pengembangan produk, layanan atau kerjasama penelitian serta melakukan perluasan kerjasama nasional dan internasional, kerjasama akademis maupun dengan industri dengan strategi promosi dan penawaran yang dapat menarik mitra penelitian yang potensial. Pemenuhan Permintaan Proses pemenuhan permintaan mengubah kebutuhan mitra penelitian ke dalam wujud produk dan layanan penelitian yang memenuhi kepuasan mitra penelitian. 44

31 3.4.2 Proses Kerja Penelitian Berdasarkan Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015, pada Pasal 43 disebutkan bahwa Standar Nasional Penelitian terdiri atas: a. standar hasil penelitian; b. standar isi penelitian; c. standar proses penelitian; d. standar penilaian penelitian; e. standar peneliti; f. standar sarana dan prasarana penelitian; g. standar pengelolaan penelitian; dan h. standar pendanaan dan pembiayaan penelitian Kemudian, pada Pasal 45 Ayat 1 disampaikan bahwa standar proses penelitian merupakan kriteria minimal tentang kegiatan penelitian yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan. Sebagaimana pendekatan kita dalam memodelkan proses pembelajaran, kita menjabarkan proses penelitian ke dalam 4 (empat) subproses: perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan penunjang penelitian. Jika kita sekarang memodelkan kegiatan yang terlibat dalam proses penelitian tersebut kita dapat mengungkapkan hubungan antara input, output dan sumber daya seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3-3. Input dan sumber daya bisa masuk pada setiap tahap. Input Sumber Daya Perencanaan Penelitian Persiapan Penelitian Pelaksanaan Penelitian Penunjang Penelitian Output GAMBAR 3-3 MODEL PROSES PENELITIAN Untuk melengkapi kegiatan yang terlibat dalam pengelolaan proses penelitian tersebut, kita dapat mengungkapkan urutan lain seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3-4. Sekarang input dinyatakan sebagai standar hasil penelitian yang hendak dicapai. Oleh karena itu, output-nya menjadi hasil penelitian terpenuhi dan memuaskan dengan melampaui standar. Sumber daya penelitian dinyatakan oleh standar peneliti, standar sarana 45

32 dan prasarana penelitian serta standar pendanaan dan pembiayaan penelitian. Terdapat juga tujuan dan ukuran proses penelitian, pemantauan proses penelitian untuk menentukan apakah tujuan penelitian tersebut dapat dicapai, kemudian diikuti dengan mereview proses penelitian untuk menentukan apakah diperlukan perbaikan proses. standar hasil penelitian standar peneliti standar sarana & prasarana standar pendanaan & pembiayaan standar isi dan proses penelitian Perencanaan Penelitian Tujuan & Ukuran Proses Peningkatan Efisiensi Peningkatan Efektivitas Persiapan Penelitian Peningkatan Kapabilitas Pelaksanaan Penelitian standar penilaian penelitian Perbaikan Proses Penunjang Penelitian Pengawasan Proses Peninjauan Proses hasil penelitian memuaskan standar pengelolaan penelitian GAMBAR 3-4 PROSES PENELITIAN TERKELOLA 3.5 Pengabdian Sebagai Sebuah Proses Pada Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Pasal 1 Ayat 12 didefinisikan bahwa Pengabdian kepada Masyarakat adalah kegiatan sivitas akademika yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini merupakan salah satu bentuk pembelajaran. Disamping itu, kegiatan ini merupakan wadah untuk mengaplikasikan hasil-hasil penelitian untuk mengatasi problema nyata dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam Renstra ITS dirumuskan misi ITS terkait dengan pengabdian kepada masyarakat dalam pernyataan berikut. 46

KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2017 INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Kampus ITS Sukolilo-Surabaya 60111 Telp: 031-5994418 http://www.its.ac.id STANDAR MUTU SPMI (Quality

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN DI LABORATORIUM

MODEL PEMBELAJARAN DI LABORATORIUM Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kurikulum Institut Teknologi Sepuluh Nopember MODEL PEMBELAJARAN DI LABORATORIUM Nurul Widiastuti, PhD Visi dan Misi ITS VISI ITS MISI ITS Menjadi perguruan tinggi dengan

Lebih terperinci

PANDUAN PEMBENTUKAN ORGANISASI MUTU ITS

PANDUAN PEMBENTUKAN ORGANISASI MUTU ITS PANDUAN PEMBENTUKAN PANDUAN PEMBENTUKAN ORGANISASI MUTU ITS ORGANISASI MUTU ITS i Organisasi Mutu ITS Kata Pengantar Peraturan Pemerintah No 54 Tahun 2015 tentang Statuta ITS, Pasal 41 ayat 2 menyebutkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan besar dalam memberikan kontribusi terhadap pembangunan dan kemajuan bangsa. Pendidikan merupakan kunci utama sebagai fondasi untuk meningkatkan

Lebih terperinci

KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2017 INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Kampus ITS Sukolilo-Surabaya 60111 Telp: (031) 5994418 http://www.its.ac.id STANDAR MUTU SPMI (Quality

Lebih terperinci

VISI: Taman ITS. (Ilmu pengetahuan, Teknologi & Seni) Visi. Misi. Tujuan. Pendekatan. Sistem LBE. Proses Pendidikan.

VISI: Taman ITS. (Ilmu pengetahuan, Teknologi & Seni) Visi. Misi. Tujuan. Pendekatan. Sistem LBE. Proses Pendidikan. Yusuf Bilfaqih VISI: Taman ITS (Ilmu pengetahuan, Teknologi & Seni) Pohon Pendidikan Pohon Penelitian Pohon Pengabdian Intelligent System Sistem Pemeliharaan Network Optimization Analisis & Desain Sistem

Lebih terperinci

KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2017 INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Kampus ITS Sukolilo-Surabaya 60111 Telp: (031) 5994418 http://www.its.ac.id STANDAR MUTU SPMI (Quality

Lebih terperinci

KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2017 INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Kampus ITS Sukolilo-Surabaya 60111 Telp: 031-5994418 http://www.its.ac.id STANDAR MUTU SPMI (Quality

Lebih terperinci

Manual Mutu Akademik

Manual Mutu Akademik Manual Mutu Akademik MM 01 PJM Revisi Tanggal Dikaji Oleh Disetujui Oleh Pusat Jaminan Mutu Disetujui Oleh: Revisi ke 03 Tanggal 01 Juni 2011 KATA PENGANTAR Manual Mutu Akademik ini berisi tentang kebijakan,

Lebih terperinci

Manual Mutu Akademik FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

Manual Mutu Akademik FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA Manual Mutu Akademik FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA Revisi : 1 Tanggal : 31 Maret 2015 Dikaji ulang oleh : Pembantu Dekan I Dikendalikan : Unit Penjaminan Mutu Fakultas Pertanian Disetujui

Lebih terperinci

BUKU KEBIJAKAN MUTU SPMI UMN AW BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

BUKU KEBIJAKAN MUTU SPMI UMN AW BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL i ii BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL-WASHLIYAH Kode Dokumen : KM/UMNAw/LPM/01/01-01 Revisi : 02 Tanggal

Lebih terperinci

Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul

Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul Panduan Penulisan Rencana Implementasi Daftar Isi Daftar Isi Pendahuluan 1 Latar Belakang 1 Tujuan Error! Bookmark not defined. Kebutuhan dan Penyediaan

Lebih terperinci

STANDAR UNIVERSITAS DHYANA PURA

STANDAR UNIVERSITAS DHYANA PURA STANDAR UNIVERSITAS DHYANA PURA 1. Visi, Misi, Strategi dan Tujuan Universitas Dhyana Pura Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan. Misi Bertolak dari visi tersebut,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... KEPUTUSAN KETUA STMIK PRABUMULIH... BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... KEPUTUSAN KETUA STMIK PRABUMULIH... BAB I PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... KEPUTUSAN KETUA STMIK PRABUMULIH... i ii iv vi BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN STMIK PRABUMULIH... 4 2.1 Visi STMIK

Lebih terperinci

KONTRIBUSI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DALAM PENGEMBANGAN MUTU PERGURUAN TINGGI

KONTRIBUSI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DALAM PENGEMBANGAN MUTU PERGURUAN TINGGI PRAKTIK BAIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI Manfaat yang diperolah Setelah Penerapan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi KONTRIBUSI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

Lebih terperinci

2 pengaruhnya. Pola baru ini melahirkan penyelenggaraan perguruan tinggi yang mengandalkan pengambilan keputusan berbasis kebijakan strategis, standar

2 pengaruhnya. Pola baru ini melahirkan penyelenggaraan perguruan tinggi yang mengandalkan pengambilan keputusan berbasis kebijakan strategis, standar TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PENDIDIKAN. Pendidikan Tinggi. Institut Teknologi Sepuluh November. Statuta. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 172). PENJELASAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

BUKU KODE ETIK DAN TATA TERTIB DOSEN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

BUKU KODE ETIK DAN TATA TERTIB DOSEN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO BUKU KODE ETIK DAN TATA TERTIB DOSEN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya Buku Kode Etik dan Tata tertib dosen Universitas

Lebih terperinci

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS ABULYATAMA

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS ABULYATAMA KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS ABULYATAMA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS ABULYATAMA ACEH BESAR 2013 Universitas Abulyatama KEBIJAKAN SPMI UNIVERSITAS ABULYATAMA Nomor:../. /..

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER NOMOR

PERATURAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER NOMOR PERATURAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER NOMOR 16 Tahun 2013 TENTANG KODE ETIK DOSEN DI LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL (UNDIKNAS) STANDAR PROSES PEMBELAJARAN Kode/No : STD/SPMI/A.03 Tanggal : 20-12-2016 Revisi : I Halaman : 1-10 STANDAR PROSES PEMBELAJARAN undiknas, 2016 all rights reserved

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN KERJA

PANDUAN PELAKSANAAN KERJA PANDUAN PELAKSANAAN KERJA ii LEMBAR PENGESAHAN PANDUAN PELAKSANAAN KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL-WASHLIYAH Kode Dokumen : PPK/UMNAw/LPM/05/01-01 Revisi : 01 Tanggal : 10

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Penataan sumber daya manusia

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR : /IT2/HK PP/2013. Tentang PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER TAHUN

PERATURAN NOMOR : /IT2/HK PP/2013. Tentang PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER TAHUN PERATURAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER NOMOR : 036439/IT2/HK.00.00.PP/2013 Tentang PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER TAHUN 2014-2019 REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI (PENDIDIKAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT)

TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI (PENDIDIKAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI (PENDIDIKAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) Sutrisna Wibawa (Rektor UNY) Disampaikan dalam Rapat Perencanaan Pengawasan Proses Bisnis Perguruan Tinggi Negeri Yogyakarta, 29

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki agar mengetahui,

BAB 1 PENDAHULUAN. kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki agar mengetahui, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan yang ada di berbagai bidang usaha, baik bidang usaha manufaktur maupun jasa, menuntut organisasi untuk dapat menciptakan keunggulan bersaing. Organisasi

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA TAHUN

KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA TAHUN KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA TAHUN 2007-2012 Jakarta 2007 DAFTAR ISI Hal Judul i Daftar Isi.. ii Kata Pengantar.. iii Keputusan Senat Unika Atma Jaya... iv A. Pendahuluan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU AKADEMIK INTERNAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU AKADEMIK INTERNAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG PRAKTIK BAIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI Kebijakan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU AKADEMIK INTERNAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

CAPAIANPEMBELAJARAN LULUSAN S1 MANAJEMEN

CAPAIANPEMBELAJARAN LULUSAN S1 MANAJEMEN I/03/CPL/02Rev.2 Ttd. 20 September 2017 CAPAIANPEMBELAJARAN LULUSAN S1 MANAJEMEN UNIVERSITAS DIRGANTARA MARSEKAL SURYADARMA 2017 1 I/03/CPL/02Rev.2 Ttd. 20 September 2017 CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam dunia pendidikan saat ini, peningkatan kualitas pembelajaran baik dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu diupayakan. Salah satu

Lebih terperinci

BUKU STANDAR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BUKU STANDAR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BUKU STANDAR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT POLTEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG JL. PIET A TALLO, LILIBA KUPANG Tlp. (0380) 881880, 881881 Fax.

Lebih terperinci

STANDAR MUTU. Program Studi S1 Teknik Elektro. Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)

STANDAR MUTU. Program Studi S1 Teknik Elektro. Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung STANDAR MUTU Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Program Studi S1 Teknik Elektro Halaman : 1 dari 10 Penanggung Jawab Proses Nama Jabatan

Lebih terperinci

Manual Mutu FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO

Manual Mutu FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO Manual Mutu FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO Revisi : 1 Tanggal : 10 Desember 2010 Dikaji ulang oleh : Pembantu Dekan I Dikendalikan : Gugus Jaminan Mutu FP Disetujui oleh : Dekan FP Kode DAFTAR

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA KONTRIBUSI PERSEPSI GURU TENTANG IMPLEMENTASI FUNGSI EMASLIM KEPALA SEKOLAH, IKLIM ORGANISASI, DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP KOMPONEN KUALITAS SEKOLAH DI SMAN KABUPATEN TEMANGGUNG TESIS Diajukan Kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk

Lebih terperinci

S1 Manajemen. Visi. Misi

S1 Manajemen. Visi. Misi PAGE 1 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TRISAKTI S1 Manajemen Visi Menuju Program Studi Sarjana yang berstandar internasional dengan tetap memperhatikan nilai-nilai lokal dalam mengembangkan ilmu

Lebih terperinci

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan. 1. Visi, Misi, Strategi dan Tujuan Universitas Dhyana Pura Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan. Misi Bertolak dari visi tersebut, maka misi universitas adalah

Lebih terperinci

KA/LPM-UNSRAT/01 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI. Tahun

KA/LPM-UNSRAT/01 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI. Tahun KA/LPM-UNSRAT/01 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI Tahun 2016-2020 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI TAHUN 2016-2020 KA/LPM-UNSRAT/01 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015

PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015 PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015 NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI BIRO HUKUM DAN ORGANISASI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2016 12/8/2016 3:54 PM 1 SISTEMATIKA PERMENRISTEKDIKTI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Menimbang : a. Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu Universitas Airlangga

Lebih terperinci

Visi, Misi dan Tujuan

Visi, Misi dan Tujuan Visi, Misi dan Tujuan FAKULTAS PERTANIAN MALANG 2011 Visi, Misi dan Tujuan Kode Dokumen : 0040001000 Revisi : 4 Tanggal : 6 Juni 2011 Diajukan oleh : Dekan ttd Prof. Ir.Sumeru Ashari,M.Agr.Sc.,Ph.D Dikendalikan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN MANUAL MUTU AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNHAS

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN MANUAL MUTU AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNHAS DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN MANUAL MUTU AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNHAS PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN Revisi - Dokumen Akademik MMA.PPs-Unhas.MMAK.07 Disetujui

Lebih terperinci

STMIK MUSIRAWAS Jl. Jendral Besar H.M Soeharto RT.08 Kelurahan Lubuk Kupang Kecamatan Lubuklinggau Selatan I Kota Lubuklinggau DOKUMEN STANDAR

STMIK MUSIRAWAS Jl. Jendral Besar H.M Soeharto RT.08 Kelurahan Lubuk Kupang Kecamatan Lubuklinggau Selatan I Kota Lubuklinggau DOKUMEN STANDAR DOKUMEN STMIK-KJM/KM KEBIJAKAN SPMI Dirumuskan oleh :Tim Manual Mutu STMIK Revisi : 00 Tanggal : - Tanda Tangan Diperiksa oleh : Kepala Kantor Jaminan Mutu Hartati Ratna Juita, M.Pd Tanda Tangan Ditetapkan

Lebih terperinci

Pedoman Budaya Mutu Universitas FOR/SPMI-UIB/PED

Pedoman Budaya Mutu Universitas FOR/SPMI-UIB/PED Pedoman Budaya Mutu Universitas FOR/SPMI-UIB/PED.02-001 SURAT KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM NOMOR: 033/REK/KEP-UIB/VII/I2016 Tentang PENGESAHAN PEDOMAN BUDAYA MUTU UNIVERSITAS INTERNASIONAL

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA (PROGKER) PERIODE PROGRAM DOKTOR TEKNIK SIPIL

PROGRAM KERJA (PROGKER) PERIODE PROGRAM DOKTOR TEKNIK SIPIL PROGRAM KERJA (PROGKER) PERIODE 2015-2016 PROGRAM DOKTOR TEKNIK SIPIL PROGRAM DOKTOR TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2015 PROGRAM KERJA (PROGKER) PERIODE 2015 2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan kompleks yang harus direspons secara positif dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Lembaga

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS Berikut Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah (UKKS) DIMENSI KOMPETENSI INDIKATOR Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Merumuskan

Lebih terperinci

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM MUKADDIMAH Universitas Muhammadiyah Mataram disingkat UM Mataram adalah Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau pendidikan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI WASANTANNAS

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI WASANTANNAS RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI WASANTANNAS 2010-2015 I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kegiatan pembangunan telah menghantarkan bangsa Indonesia mencapai kemakmuran dan kesejahteraan yang lebih baik,

Lebih terperinci

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO SPMI-UNW SM 01 04 UNGARAN Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan Sistem Penjaminan Mutu Internal Universitas

Lebih terperinci

STANDAR MUTU PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

STANDAR MUTU PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT STANDAR MUTU PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA Jl. Semolowaru 45 Surabaya 60118 STANDAR MUTU PENELITIAN DAN PENGABDIAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI PADANG TAHUN

KEBIJAKAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI PADANG TAHUN KEBIJAKAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI PADANG TAHUN 2014-2019 A. Pendahuluan A.1 Latar Belakang Sesuai dengan visi dan misi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM) Padang terus berupaya berperan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

MANUAL MUTU AKADEMIK

MANUAL MUTU AKADEMIK MANUAL MUTU AKADEMIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU 2015 KATA PENGANTAR Sesuai dengan perkembangan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi, maka perlu dibuat buku panduan jaminan mutu pendidikan Universitas

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain

Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain Pasal 5 ayat (2) Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Standar kompetensi lulusan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan digunakan sebagai

Lebih terperinci

PRAKTIK BAIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI. Penerapan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi

PRAKTIK BAIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI. Penerapan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi PRAKTIK BAIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI Penerapan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi PENERAPAN SISTEM MODEL PENJAMINAN MUTU INTERNAL PROGRAM STUDI MANAJEMEN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

TUJUAN Dalam rangka melaksanakan misi dan pencapaian visi PS MTM Universitas Lampung, maka ditetapkan tujuan Program Studi sebagai berikut:

TUJUAN Dalam rangka melaksanakan misi dan pencapaian visi PS MTM Universitas Lampung, maka ditetapkan tujuan Program Studi sebagai berikut: KURIKULUM PROGRAM STUDI S2 TEKNIK MESIN RUMUSAN VISI Visi Program Studi Magister Teknik Mesin (PS MTM) Universitas Lampung adalah Unggul dalam pengembangan ilmu Teknik Mesin berbasis riset inovatif. Visi

Lebih terperinci

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAU BAU

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAU BAU KEBIJAKAN AKADEMIK FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAU BAU DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i KATA PENGANTAR ii BAB I. PENDAHULUAN 1 BAB II. ARAH KEBIJAKAN 2 2.1 Kebijakan

Lebih terperinci

MANUAL MUTU UNIVERSITAS MALIKUSSALEH TAHUN

MANUAL MUTU UNIVERSITAS MALIKUSSALEH TAHUN MANUAL MUTU UNIVERSITAS MALIKUSSALEH TAHUN 2011-2015 BADAN PENJAMINAN MUTU (BJM) UNIVERSITAS MALIKUSSALEH Gedung Rektorat Lantai 1 - Kampus Utama Reuleut Aceh Utara Universitas Malikussaleh, 2011 All Rights

Lebih terperinci

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (Permendikbud no 49/2014) Hotel Harris, Bandung, 18 Agustus 2014

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (Permendikbud no 49/2014) Hotel Harris, Bandung, 18 Agustus 2014 NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (Permendikbud no 49/2014) Hotel Harris, Bandung, 18 Agustus 2014 Doktor (S3) Doktor (S3) Terapan 9 Magister (S2) Magister (S2) Terapan 8 7 Sarjana (S1) Diploma 4 (D4) 6 Fokus

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN II.1. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer STMIK Potensi Utama merupakan salah satu institusi pendidikan yang sudah

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram Tahun

RENCANA STRATEGIS Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram Tahun RENCANA STRATEGIS Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram Tahun 2010-2014 KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM Jalan Prabu Rangkasari, Dasan Cermen, Sandubaya, Mataram Telp. (0370)

Lebih terperinci

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP)

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP) RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP) 2015-2028 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas tersusunnya Rencana Induk Pengembangan (RIP) Fakultas Farmasi

Lebih terperinci

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran Ne

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran Ne BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.349, 2011 KEMENTERIAN AGAMA. Organisasi. Tata Kerja. Institut Agama Islam Negeri Surakarta. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

1.2 Visi Menjadi Pendidikan Psikologi yang terkemuka dan memiliki kopetensi dalam psikologi kesehatan dan kesehatan mental.

1.2 Visi Menjadi Pendidikan Psikologi yang terkemuka dan memiliki kopetensi dalam psikologi kesehatan dan kesehatan mental. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Universitas Andalas merupakan universitas tertua di luar Jawa dan tertua ke empat di seluruh Indonesia, didirikan atas SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan no. 80016/Kab;

Lebih terperinci

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan. 1. Visi, Misi, Strategi dan Tujuan Universitas Dhyana Pura Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan. Misi Bertolak dari visi tersebut, maka misi universitas adalah

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.5510 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PENDIDIKAN. Pendidikan Tinggi. Universitas Sumatera Utara. Statuta. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 42) PENJELASAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI 1 Lembar Pengesahan 2 Daftar Distribusi 2 Catatan Perubahan 2

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI 1 Lembar Pengesahan 2 Daftar Distribusi 2 Catatan Perubahan 2 Halaman : 1 dari 13 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI 1 Lembar Pengesahan 2 Daftar Distribusi 2 Catatan Perubahan 2 KATA PENGANTAR 3 BAB I PENDAHULUAN 4 BAB II ARAH KEBIJAKAN 5 Umum 5 Pendidikan 5 Penelitian

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

KURIKULUM PROGRAM STUDI S.1 MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI) FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG TAHUN AKADEMIK

KURIKULUM PROGRAM STUDI S.1 MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI) FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG TAHUN AKADEMIK KURIKULUM PROGRAM STUDI S.1 MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI) FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG TAHUN AKADEMIK 2013-2014 A. Pendahuluan Eksistensi Jenjang S.1 Prodi MPI (Manajemen

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MUTU AKADEMIK

KEBIJAKAN MUTU AKADEMIK Kode Dokumen Nama Dokumen Edisi Disahkan Tanggal Disimpan di- KM-AAYKPN Kebijakan Mutu 01-Tanpa 24 Agustus 2010 UPM-AAYKPN Revisi KEBIJAKAN MUTU AKADEMIK AKADEMI AKUNTANSI YKPN YOGYAKARTA Disusun Oleh

Lebih terperinci

Kebijakan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Universitas Kristen Indoneisa

Kebijakan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Universitas Kristen Indoneisa PRAKTIK BAIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI Kebijakan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi Kebijakan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Universitas Kristen Indoneisa

Lebih terperinci

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP)

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP) RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP) 2015-2028 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas tersusunnya Rencana Induk Pengembangan (RIP) Fakultas Farmasi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. 2) Kegiatan pengabdian pada masyarakat merupakan implementasi hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh civitas akademika.

KATA PENGANTAR. 2) Kegiatan pengabdian pada masyarakat merupakan implementasi hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh civitas akademika. KATA PENGANTAR Pengabdian Kepada Masyarakat merupakan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pengabdian kepada masyarakat harus berperan dalam memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Lebih terperinci

DEPARTEMEN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN MANUAL MUTU AKADEMIK

DEPARTEMEN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN MANUAL MUTU AKADEMIK DEPARTEMEN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN MANUAL MUTU AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Baru - FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran

Lebih terperinci

KODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA

KODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA KODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA STIKOM DINAMIKA BANGSA MUKADIMAH Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Dinamika Bangsa didirikan untuk ikut berperan aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Jelaskan mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program

Lebih terperinci

2016 MANAJEMEN SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM LAYANAN AKADEMIK SEKOLAH MENENGAH ATAS

2016 MANAJEMEN SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM LAYANAN AKADEMIK SEKOLAH MENENGAH ATAS 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang tumbuh dan berkembang setiap saat berubah seiring perkembangan zaman, maka tuntutan terhadap layanan pendidikan

Lebih terperinci

STANDAR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

STANDAR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN STD-SPM.Pol//7/2017 STD-SPM.Pol//7/2017 1. Visi dan Misi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta Visi : Misi : Menjadi Institusi pendidikan tinggi kesehatan yang unggul, kompetitif dan bertaraf

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

1. Visi, Misi, Strategi dan Tujuan Universitas Dhyana Pura Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

1. Visi, Misi, Strategi dan Tujuan Universitas Dhyana Pura Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan. 1. Visi, Misi, Strategi dan Tujuan Universitas Dhyana Pura Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan. Misi Bertolak dari visi tersebut, maka misi universitas adalah

Lebih terperinci

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2 ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors 1 N/A Perencanaan Visi, Misi, Nilai 2 1.d.2 Daftar pemegang kepentingan, deskripsi organisasi induk, situasi industri tenaga kerja, dokumen hasil evaluasi visi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Tantangan dan persaingan di era globalisasi ini menutut dunia pendidikan mampu memberikan kontribusi dalam menghasilkan sumber daya manusia berkualitas dan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA, Menimbang : a. bahwa penataan organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah yakni: input, proses, dan out put (Rivai dan Murni, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah yakni: input, proses, dan out put (Rivai dan Murni, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di sekolah adalah salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan formal yang terstruktur dan membentuk sebuah sistem yang saling

Lebih terperinci

Kampus & Sekretariat Pendaftaran. Website :

Kampus & Sekretariat Pendaftaran. Website : Kampus & Sekretariat Pendaftaran Twiter : STIMAIMMI Facebook : stima.immi3 Website : www.stimaimmi.ac.id PEDOMAN OPERASIONAL AUDIT AKADEMIK INTERNAL BADAN PENJAMINAN MUTU AKADEMIK (BPMA) SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL SAR SEMESTER GENAP 2016/2017

LAPORAN HASIL SAR SEMESTER GENAP 2016/2017 LAPORAN HASIL SAR PANDUAN PEMBENTUKA PANDUAN PEMBENTUKAN ORGANISASI SEMESTER GENAP 2016/2017 KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2017 i Laporan SAR Semester Genap 2016/2017

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan siswa guna mencapai tujuan pendidikan nasional

Lebih terperinci

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL No. Dok: LPM.04 No. Rev : 0 Berlaku: Januari 2018 Hal : 1/ 13 INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL No. Dok: LPM.04 No. Rev : 0 Berlaku: Januari 2018 Hal : 2/ 13 BAB I VISI dan MISI A. Visi ISTA Visi Institut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bangsa Indonesia dengan jumlah

I. PENDAHULUAN. baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bangsa Indonesia dengan jumlah 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan, karena pendidikan memegang peran penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Keberhasilan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, dan 5) definisi istilah penelitian. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA YOGYAKARTA 2015 STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK PAUD

KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK PAUD LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK

Lebih terperinci