KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: YUVENSIUS USBOKO NPM :
|
|
- Siska Sri Halim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STUDI KASUS PADA KELUARGA Tn. S DENGAN ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN KURANG PENGETAHUAN DENGAN DIAGNOSA MEDIS KUSTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKORAME KOTA KEDIRI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan pada Program Studi D-III Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: YUVENSIUS USBOKO NPM : PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
2 2
3 3
4 STUDI KASUS PADA KELUARGA Tn. S DENGAN ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN KURANG PENGETAHUAN DENGAN DIAGNOSA MEDIS KUSTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKORAME KOTA KEDIRI YUVENSIUS USBOKO NPM Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi D-III Keperawatan Dosen Pembimbing 1 : Ns. Endah Tri Wijayanti, M.Kep Dosen Pembimbing 2 : Dhian Ika Prihananto, S.KM UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Penyakit kusta adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh mycobakterium lepra yang interseluler obligat yang pertama menyerang saraf tepi, dapat menyerang kulit, mukosa mulut, saluran napas bagian atas, mata,otot, tulang dan testis. Tujuan penulisan adalah untuk menerapkan dan mengaplikasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa medis kusta melalui pendekatan proses keperawatan secara komprehensif. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan studi kasus pada anggota keluarga yang menderita kusta diwilayah kerja puskesmas sukorame kota kediri. Berdasarkan studi kasus Pada Tn. S diprioritaskan diagnosa kusta dengan diagnosa medis kurang pengetahuan, adapun tindakan yang dilakukan adalah memberikan motifasi tentang cara minum obat yang benar dan edukasi, penyuluhan. Kurang pengetahuan keluarga disebabkan ketidakmampuan keluarga tentang memahami penyebab karakteristik kuman kusta, karena gejala kusta berupa bercak putih kurang rasa, tidak mengeluarkan keringat, tidak sakit, sehingga pasien tidak merasa terganggu, sering acuh tidak acuh. Jika penanganan terlambat, penderita mendapat berbagai komplikasi atau bahkan menyebabkan kecacatan. Saran untuk Tn. S dan keluarga adalah memotivasi untuk minum obat yang teratur dan jika ada keluhan gatal-gatal yang terus menerus, segera dibawa ke pelayanan kesehatan. Kata Kunci : Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit kusta 4
5 I. LATAR BELAKANG Kusta adalah penyakit infeksi kronis yang di sebabkan oleh mycobacterium lepra yang interseluler obligat, yang pertama menyerang saraf tepi, selanjutnya dapat menyerang kulit, mukosa mulut, saluran nafas bagian atas, sistem endotelial, mata, otot, tulang, dan testis. (Djuanda, 2007). Kurangnya kesadaran penderita kusta untuk berobat merupakan alasan meningkatnya kusta di Indonesia selain itu kurangnya sosialisasi dari tenaga kesehatan untuk memberikan pengetahuan kepada penderita kusta dan masyarakat yang sehat (Wibowo, 2010). Menurut data WHO pada 2010 diperkirakan ada sekitar 19 juta orang penderita kusta, pada tahun 2011 di perkirakan ada 21 juta orang penderita kusta, tahun 2012 penderita kusta ada 28 juta orang dan pada 2030 diperkirakan akan meningkat 2,5 kali lipat hingga 50 juta penderita kusta di dunia (Effendy, 2008). Di Indonesia berdasarkan data Departemen Kesehatan (Depkes) pada tahun 2008 jumlah penderita kusta mencapai 1,1% dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 3 juta jiwa. Data pasien kusta di Jawa Timur pada tahun 2011 terdapat 190 orang yang menderita penyakit kusta, pada tahun 2011 terdapat 13 orang yang menderita penyakit kusta dan pada tahun 2012 terdapat 218 orang. Data Penderita Kusta Kota Kediri pada tahun 2011 ada 13 orang, pada tahun 2012 yang menderita kusta ada 11 orang dan pada tahun 2013 yang menderita penyakit kusta sebanyak 16 orang. (Dinkes Kota Kediri, 2013). Jumlah penderita kusta di Puskesmas Balowerti didapatkan pada tahun 2011 sejumlah 4 orang, tahun 2012 sejumlah 9 orang, dan tahun 2013 sejumlah 1 orang (Puskesmas Balowerti). Tahun 2014 hanya terdapat 1 Penderita Kusta di wilayah Puskesmas Sukorame) tahun Penyebab Kusta adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang interseluler obligat, yang pertama menyerang saraf tepi, selanjutnya dapat menyerang kulit, mukosa mulut, saluran nafas bagian atas, sistem endotelial, mata, otot, tulang, dan testis dapat menyebabkan kecacatan (Djuanda, 2007). Penderita kusta segan berobat karena malu pada masyarakat sekitarnya. Selain menimbulkan masalah bagi penderita penyakit kusta juga menimbulkan masalah bagi keluarga dan masyarakat di sekitar penderita kusta yaitu adanya perilaku keluarga dan masyarakat yang cenderung mengucilkan atau menyingkirkan pederita kusta sehingga menyebabkan stres (stressor) pada penderita kusta tersebut (Aziz, 2006). Penyakit kusta juga menimbulkan dampak atau masalah baik pada penderita itu sendiri, keluarga, masyarakat serta pada negara. Masalah terhadap diri pada 5
6 penderita penyakit kusta pada umumnya merasa rendah diri, merasa tertekan batin, takut terhadap keluarga dan masyarakat sekitanya, sehigga penderita cenderung untuk hidup sendiri, apatis (masa bodoh), bersikap ketergantungan pada orang lain, kehilangan peran di masyarakat (dikucilkan), Solusi pada penderita kusta adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh kita terhadap berbagai penyakit saluran nafas seperti: cara hidup sehat, makan makanan bergizi dan teratur, menjaga kebersihan, beristirahat yang cukup, rajin berolahraga. Peran perawat bagi penderita kusta merawat pasien dan keluarga lebih difokuskan untuk menjalankan Lima tugas keluarga dalam bidang kesehatan terkait dengan adanya anggota keluarga yang menderita kusta, lima tugas keluarga tersebut antara lain adalah, dapat mengenal masalah kusta, membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat, memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit, mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat, serta dapat menggunakan pelayanan kesehatan yang tepat. Selain itu rehabilitasi merupakan proses pemulihan untuk memperoleh fungsi penyesuaian diri secara maksimal atas usaha untuk mempersiapkan penderita cacat secara fisik, mental, sosial dan kekaryaan untuk suatu kehidupan yang penuh sesuai dengan kemampuan yang ada padanya (Hidayat, 2006). Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk melakukan Studi Kasus pada Keluarga yang Mengalami Masalah Keperawatan Tentang Kusta dengan Diagnosa Medis Kusta Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukorame Di Kota Kediri. II. METODE Cara yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan data adalah sebagai berikut: 1. Wawancara (interview) adalah pengumpulan data dilakukan dengan tanya jawab (dialog) langsung antara pewawancara dengan pasien dan keluarga. 2. Observasi (pengamatan) adalah hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsangan. 3. Pemeriksaan, yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium (Saryono, 2009:79). III. HASIL DAN KESIMPULAN Pembahasan adalah bagian dari karya tulis yang akan membahas kendala atau hambatan selama penulis melaksanakan studi kasus pada Tn. S pada keluarga Tn. S dengan diagnosa kusta di wilayah kerja puskesmas sokorame Kota Kediri. Kendala tersebut menyangkut kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus. 6
7 Dengan adanya kesenjangan tersebut dapat dilakukan pencegahan guna perbaikan atau masukan demi peningkatan mutu asuhan keperawatan. Hal ini merupakan salah satu tujuan penulis agar penulis mampu menerapkan proses asuhan keperawatan dengan memperhatikan kesenjangan dan kesamaan yang terjadi di lapangan serta pembahasan dan keseluruhan seperti yang tercantum dalam bab pendahuluan, tinjuan pustaka, tinjuan kasus. Setelah penulis melakukan studi kasus pada Tn. S pada keluarga Tn. S dengan diagnosa kusta di wilayah kerja puskesmas sokorame Kota Kediri maka telah ditemukan beberapa perbedaan dan persamaan antara tinjauan pustaka kasus baik pada tahap pengkajian, identifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan, antisipasi masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera, rencana (intervensi), implementasi dan evaluasi. 4.1 Pengkajian Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Pengkajian ini harus dilakukan secara komprehensif terkait dengan aspek biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual klien. Tujuan pengkajian adalah untuk mengumpulkan informasi tentang pasien dan membuat perumusan masalah yang alami pada pasien. Nama Tn. S umur 61 tahun, jenis kelamin laki-laki, dengan diagnosa medis kusta, keluarga Tn. S mengatakan dalam keluarganya tidak mengalami masalah kesehatan apapun, kecuali Tn. S yang mempunyai penyakit kusta kurang lebih beberapa tahun yang lalu dan sampai sekarang masih dengan ditandai gatal-gatal ditubuh.tn. S mengatakan kedua kakinya dan tangannya sering gatal-gatal, dan Tn S mengetahui penyebab dari penyakit tersebut. Tn. S juga sering bertanya kepada anaknya tentang penyebab dari penyakitnya. Pada saat pengkajian Tn. S masih tampak bingung, dan selalu bertanya tentang penyakitnya. Tanda tanda vital : TD: 140/90 mmhg, N: 80x/ menit, RR: 18x/ menit, S: 36 ºC. Dalam pengkajian pada Tn.S dengan kasus kusta terdapat kurang pengetahuan keluarga mengenai masalah penyakit kusta berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kusta. Keluarga Tn.S mengatakan kulit tampak kering di tangan kiri kanan, kaki sebelah kiri dan kanan terdapat becak putih Tn. S mengatakan kedua kakinya tangannya sering mati rasa atau kaku kalau tidak di gerakan karna jarang minum obat Pada saat pengkajian Tn. S masih tampak bingung, dan selalu bertanya tentang penyakitnya.tanda tanda vital : TD: 140/90 mmhg, N: 80x/ menit, RR: 18x/ menit,s: 36 ºC 7
8 Menyebutkan bahwa Mikobakterium leprae merupakan basil tahan asam (BTA) bersifat obligatintra seluler, menyerang saraf perifer, kulit dan organ lain seperti mukosa saluran nafasbagian atas, hati, sumsum tulang kecuali susunan saraf pusat. Masa membelah diri mikobakterium leprae hari dan masa tunasnya antara 40 hari-40 tahun. Kumankusta berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-8 micro, lebar 0,2-0,5 microbiasanya berkelompok dan ada yang disebar satusatu, hidup dalam sel dan BTA. Setelah mikobakterium leprae masuk kedalam tubuh, perkembangan penyakit kusta bergantung pada kerentanan seseorang. Respon setelah masa tunas dilampaui tergantung pada derajat sistem imunitas seluler (celuler midialet immune) pasien. Kalau sistem imunitas seluler tinggi, penyakit berkembang kearah tuberkoloid dan bila rendah berkembang kearah lepromatosa. Mikobakterium leprae berpredileksi didaerah-daerah yang relatif dingin, yaitu daerah akral dengan vaskularisasi yangsedikit. Derajat penyakit tidak selalu sebanding dengan derajat infeksi karena imun pada tiap pasien berbeda. Gejala klinis lebih sebanding dengan tingkat reaksi selulerdari pada intensitas infeksi oleh karena itu penyakit kusta disebut penyakit imonologik (Djuanda, 2007). 4.2 Diagnosa Keperawatan Secara praktek didapatkan masalah diagnosa keperawatan yang muncul adalah sebagai berikut : Kurang pengetahuan keluarga mengenai masalah penyakit kusta berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kusta. Keluarga Tn. S mengatakan tidak mengerti mengenai masalah penyakit kusta dan Keluarga Tn S mengatakan hanya mengalami gatalgatal yang hebat baru berobat ke puskesmas. Tanda tanda vital : TD: 140/90 mmhg, N: 80x/ menit, RR: 18x/ menit, S: 36 ºC. 2. Gangguan Pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit kusta. Keluarga Tn. S kurang memperhatikan kebersihan dan sering menggap gatal-gatal dikulit sebagai hal biasa. Keluarga Tn.S mengatakan kulit Tn. S mengalami kemerahan di dahi, tangan kiri kanan, kaki sebelah kiri dan di tangan kiri kanan selain itu Tn. S mengatakan kedua kakinya tangannya sering gatal-gatal karena penyakit kusta tetapi baru berobat di puskesmas setelah gatal di kulit sudah tak tertahankan. Pada saat pengkajian Tn. S masih tampak bingung, dan selalu bertanya tentang penyakitnya. Tanda tanda vital : TD: 140/90 mmhg, N: 80x/ menit, RR: 18x/ menit, S: 36 ºC 8
9 Diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan dan mengatasi kebutuhan spesifik pasien serta respon terhadap masalah aktual, resiko tinggi ataupun potensial. Secara Tinjauan Pustaka didapatkan masalah diagnosa keperawatan yang muncul adalah sebagai berikut : 1. Gangguan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit. 2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenanal masalah. Berdasarkan diagnosa di atas, penulis menemukan kesenjangan bahwa tidak selamanya diagnosa yang ada dalam teori terdapat pula dalam praktek adapun kesesenjangan tersebut Terjadi: gangguan pemeliharan kesehatan berhubung ketidak mampuan merawat anggota keluarga yang mengalami penyakit kusta. Diagnosa ini diangkat karena setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang mengalami penyakit kusta dan Tn. S bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. Sehingga ditemukan data yang memungkinkan untuk mengangkat diagnosa tersebut (Aziz, 2006). Berdasarkan diagnosa di atas kesenjangan yang terjadi adalah bahwa tidak semua diagnosa yang ada pada teori juga terdapat pada studi kasus begitu pula sebaliknya. Karena diagnosa keperawatan merupakan respon klien terhadap perubahan patologis dan fisiologis, dimana perubahan itu timbul akibat dari proses penyakit yang setiap orang akan mengalami suatu perubahan yang berbeda sehingga kesenjangan antara teori dan studi kasus sangatlah mungkin terjadi. 4.3 Intervensi Keperawatan Dalam tahap ini penulis mendapatkan fakta bahwa tidak semua intervensi yang ada dalam teori dapat diaplikasikan ke dalam praktek, begitupun sebalinya intervensi yang tidak ada dalam teori namun dapat di aplikasikan kedalam praktek. Seperti yang penulis temukan dalam penelitian ini, bahwa antara teori dengan praktek terdapat kesenjangan. Adapun kesenjangan dalam perencanaan tersebut adalah 1. Pada masalah kurang pengetahuan keluarga mengenai masalah penyakit kusta berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kusta. Keluarga Tn. S mengatakan tidak mengerti mengenai masalah penyakit kusta dan Keluarga Tn S mengatakan hanya mengalami kemerahan di dahi, tangan kiri kanan, 9
10 kaki sebelah kiri, di tangan kiri kanan dan gatal-gatal yang hebat baru berobat ke puskesmas. Pada waktu melakukan penyuluhan keluarga Tn. S banyak bertanya mengenai masalah penyakit kusta dan Tanda tanda vital : TD: 140/90 mmhg, N: 80x/ menit, RR: 18x/ menit, S: 36 ºC. 2. Gangguan Pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit kusta. Keluarga Tn. S kurang memperhatikan kebersihan dan sering menggap gatal-gatal dikulit sebagai hal biasa. Keluarga Tn.S mengatakan kulit Tn. S mengalami kemerahan di dahi, tangan kiri kanan, kaki sebelah kiri dan di tangan kiri kanan selain itu Tn. S mengatakan kedua kakinya tangannya sering gatal-gatal karena penyakit kusta tetapi baru berobat di puskesmas setelah gatal di kulit sudah tak tertahankan. Pada saat pengkajian Tn. S masih tampak bingung, dan selalu bertanya tentang penyakitnya. Tanda tanda vital : TD : 140/90 mmhg, N: 80x/ menit, RR: 18x/ menit, S: 36 ºC. Kurang pengetahuan berhubungan dengan Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan 1. Beritahukan pada keluarga bahwa kurang pengetahuan adalah salah satu dampak dari gangguan pemeliharaan kesehatanr/ agar keluarga dapat memahami tentang dampak penyakit Kusta. 2. Jelaskan pada keluarga cara memberi motivasi anggota keluarga yang sakit kusta R/ Mengetahui cara memberi motivasi yang benar. 3. Anjurkan pada keluarga untuk berinteraksi dengan anggota keluarga yang sakit kusta R/ keluarga dapat memberi dukungan kepada pasien. (Suprajitno,2004). Pada diagnosa 1 ada kesenjangan antara intervensi yang ada pada teori dan intervensi yang terdapat dalam praktek. Kesenjangan antara intervensi yang ada dalam teori dan dalam studi kasus terjadi karena tidak selamnya intervensi yang ada dalam teori sesuai dengan kebutuhan pasien, begitupun sebaliknya intervensi yang ada dalam teori dapat digunakan jika intervensi tersebut dapat mengatasi masalah yang dialami pasien. Sedangkan untuk diagnosas 2 dan 3 tidak ada kesenjangan antara intervensi pada teori dan praktek, karena intervensi yang ada pada teori sesuai dengan kebutuhan pasien. 4.4 Implementasi Keperawatan Dalam tahap ini penulis mendapatkan fakta bahwa Kurang pengetahuan keluarga mengenai masalah penyakit kusta berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenanal masalah kesehatan. 1. Memberi penyuluhan mengenai tanda 10
11 gejala dan penanganan penyakit kusta. 2.Mengevaluasi kembali mengenai masalah penyakit kusta. Dan Gangguan Pemeliharaan kesehatan keluarga mengenai masalah penyakit kusta berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit. (1) Mengkaji kembali tingkat pengetahuan keluarga tentang pemeliharaan kesehatan Tn. S. (2) Mendiskusikan kembali dengan keluarga untuk minum obat yang teratur agar Tn. S dapat sembuh Semua intervensi yang ada dalam tinjauan pustaka tidak semuanya dilakukan dalam tinjauan kasus karena menyesuaikan kondisi pasien dengan situasi yang ada. Masalah yang menghambat untuk dilakukannya semua intervensi diantaranya harus menyesuaikan prosedur kerja yang diberlakukan dan juga atas persetujuan keluarga mau tidaknya diintervensi secara mendalam. 4.5 Evaluasi Keperawatan Dalam tahap ini penulis mendapatkan fakta bahwa Kurang pengetahuan keluarga mengenai masalah penyakit kusta berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenanal masalah kesehatan S : Keluarga Tn S mengatakan mengerti mengenai masalah penyakit kusta. O :- Keluarga mampu menjelaskan kembali pengertian dan penyebeb tanda gejala dan penanganan penyakit kusta. - Kulit Tn. S tampak kering dan - Kaki Tn. S terdapat becak putih - A: Masalah teratasi. P: Intervensi dihentikan. Gangguan Pemeliharaan kesehatan keluarga mengenai masalah penyakit kusta berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit S : Keluarga Tn S mengatakan mengerti mengenai kusta yang tepat dan akan melakukan pemeliharaan kesehatan dengan tepat. O : - Kulit Tn. S tampak kering- Kaki Tn. S terdapat luka - Dahi dan kedua tangannya Tn. S terdapat kemerahan. A: masalah teratasi. P: Intervensi dihentikan. Merupakan penilaian keberhasilan rencana perawatan dalam memenuhi kebutuhan klien.hasil yang diharapkan pasien dapat mengerti sebagai hasil intervensi keperawatan dan responrespon pasien yang dapat dicapai,diinginkan oleh pasien atau pemberi asuhan. Hasil yang diinginkan ini merupakan langkah-langkah yang dapat diukur mengarah pada tujuantujuan saat pulang yang telah ditentukan sebelumnya. Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP sebagai pola pikir (Hidayat, A Aziz;2006 ) 11
12 Evaluasi adalah umpan balik untuk menilai keberhasilan tindakan keperawatan yang telah diberikan mengacu pada tujuan dan kreteria hasil yang telah ditetapkan sebelumnya. Dari hasil evalusi, didapatkan bahwa semua masalah teratasi. Adapun masalah keperawatan yang telah teratasi adalah sebagai berikut : 2. Gangguan Pemeliharaan kesehatan keluarga mengenai masalah penyakit kusta berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit. ( ). 3. Kurang pengetahuan keluarga mengenai masalah penyakit kusta berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenanal masalah kesehatan ( ) Hidayat, Alimul Aziz Gejala dan Penyebab Penyakit Kusta. Jakarta: Rineka Cipta. Hipokrates Pengertian Penyakit Paru Kusta Kronik. Jakarta: Ladang Pustaka Intimedia Mansjoer, Arif Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius. Ngastiyah Pengertian Kusta dan Komplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sarwono Perjalanan dan Perkembangan Masa Inkubasi Kusta. Bandung: Sagung Seto. Suprajitno Perkembangan dan Asuhan Keperawatan Penyakit Kusta. Jakarta: Media Aesculapius. Setiadi Tahap-tahap Keluarga Secara Umum. Yogyakarta: Nuansa. IV. DAFTAR PUSTAKA Abdul Mukty, Hood Alsagaff Perkembangan dan Gejala Penyakit Kusta. Jakarta: Pustaka Pelopor. Bruner dan Suddart Perkembangan Kusta, Praktik Edisi Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta. Djuanda Hasil Survei Kesehatan tentang Kusta. Jakarta: Ladang Pustaka Intimedia. Effendy, Nasrul Dasar dan Konsep Keluarga. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 12
BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Sebenarnya kusta bila ditemukan dalam stadium dini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penderita kusta (lepra) di Indonesia dewasa ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Sebenarnya kusta bila ditemukan dalam stadium dini merupakan penyakit ringan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan penyumbang kusta nomor 4 terbesar di dunia setelah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kusta tersebar di Indonesia secara tidak merata dengan angka penderita yang terdaftar sangat bervariasi menurut Propinsi dan Kabupaten. Indonesia merupakan
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH. Disusun Oleh: TRIO MOCH SAIFUL ULUM NIM
STUDI KASUS PADA KELUARGA Tn. S YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN GANGGUANPEMELIHARAAN KESEHATAN DENGAN DIAGNOSA MEDIS DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKORAME KOTA KEDIRI KARYA TULIS ILMIAH
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.S KHUSUSNYA PADA TN.S DENGAN TUBERKULOSIS(TBC) DI PUSKESMAS SANGKRAH SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.S KHUSUSNYA PADA TN.S DENGAN TUBERKULOSIS(TBC) DI PUSKESMAS SANGKRAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Menyelesaikan
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH. Oleh : NOLDI DANIAL NDUN NPM :
STUDI KASUS PADA Tn. A 72 TAHUN YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAPAS DENGAN DIAGNOSA MEDIS PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK (PPOK) DI RUANG SEDAP MALAM RSUD GAMBIRAN KOTA
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH. Oleh: MEI FATMAWATI NIM:
STUDI KASUS PADA KELUARGA Tn. A YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN KOPING KELUARGA TIDAK EFEKTIF DENGAN DIAGNOSA MEDIS TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CAMPUREJO KOTA KEDIRI KARYA TULIS ILMIAH
Lebih terperinci-Faktor penyebab penyakit kusta. -Tanda dan gejala penyakit kusta. -Cara penularan penyakit kusta. -Cara mengobati penyakit kusta
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENYAKIT KUSTA Judul Pokok Bahasan : Penyakit Kusta : Tanda dan Gejala Penyakit Kusta Sub Pokok Bahasan : -Pengertian penyakit kusta - Penyebab penyakit kusta -Faktor penyebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit kusta merupakan penyakit yang menjadi problema di masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kusta merupakan penyakit yang menjadi problema di masyarakat. Hal ini terjadi karena masih banyak hal-hal yang belum terungkap dan kenyataannya penyakit ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang parekim paru. Tuberkulosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh kainnya, termasuk meningitis, ginjal,
Lebih terperinciRIZKY KUSUMAWATI NPM PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
STUDI KASUS PADA Tn. M UMUR 79 TAHUN YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKSTABILAN KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN DIAGNOSA MEDIS DIABETES MELLITUS RUANG SEDAP MALAM RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI KARYA TULIS
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KECACATAN PENDERITA KUSTA DI KABUPATEN NGAWI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KECACATAN PENDERITA KUSTA DI KABUPATEN NGAWI Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memproleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Penyakit kusta (morbus Hansen) merupakan penyakit infeksi kronis menahun
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kusta (morbus Hansen) merupakan penyakit infeksi kronis menahun yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae ( M.leprae ) yang menyerang hampir semua organ tubuh
Lebih terperinciBAB III RESUME KASUS
BAB III RESUME KASUS A. Pengkajian 1. Data identitas Asuhan keperawatan keluarga dilakukan pada tanggal 25 januari 2009 sampai dengan06 febuari 2009 pada keluarga Tn. M yang tinggal di kelurahan Tlogosari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium leprae (M.leprae) yang pertama kali menyerang susunan saraf
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kusta adalah penyakit kronik yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae (M.leprae) yang pertama kali menyerang susunan saraf tepi, selanjutnya dapat menyerang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kusta adalah penyakit menular yang menahun, disebabkan oleh mycobacterium leprae yang menyerang kulit saraf tepi dan jaringan tubuh lainnya. Pada sebagian besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi bidang promotif, pencegahan, dan pengobatan seharusnya
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keberadaan penyakit kusta atau lepra sangat ditakuti. Penyakit itu disebabkan bakteri Microbakterium leprae, juga dipicu gizi buruk. Tidak jarang penderitanya dikucilkan
Lebih terperinciMateri Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru
1.1 Pengertian Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis
Lebih terperincidan menjadi dasar demi terwujudnya masyarakat yang sehat jasmani dan rohani.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya peningkatan kesehatan masyarakat merupakan tanggung jawab bersama dan menjadi dasar demi terwujudnya masyarakat yang sehat jasmani dan rohani. Indonesia masih
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH. Oleh : RATNA NURAINI
Artikel Skripsi STUDI KASUS PADA Ny. N YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN NYERI DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST PARTUM DENGAN EPISIOTOMI DI RUANG DAHLIA II RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI KARYA TULIS ILMIAH Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kusta maupun cacat yang ditimbulkannya. kusta disebabkan oleh Mycobacterium
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kusta masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dan beberapa negara di dunia. Penyakit kusta sampai saat ini masih ditakuti oleh masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengisi rongga dada, terletak disebelah kanan dan kiri dan ditengah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paru adalah struktur elastik yang dibungkus dalam sangkar thoraks, yang merupakan suatu bilik udara kuat dengan dinding yang dapat menahan tekanan. Paru-paru ada dua,
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan
BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan pemberian latihan ROM aktif pada pasien stroke non hemoragik untuk meningkatkan kekuatan otot pada Tn. M berusia
Lebih terperinciPENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI
PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI Muhammad Mudzakkir, M.Kep. Prodi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UN PGRI Kediri muhammadmudzakkir@yahoo.co.id ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemudian dapat ke organ lain kecuali susunan saraf pusat. Masa tunas dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kusta merupakan penyakit infeksi kronik yang penyebabnya ialah Mycobacterium leprae dan bersifat intraseluler obligat. Saraf perifer sebagai afinitas pertama, lalu kulit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang TBC merupakan penyakit yang sangat membahayakan, karena di dalam paru-paru kita terdapat kuman mycrobacterium tuberculosis, yang apabila di biarkan, kuman tersebut akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Mikobakterium tuberculosis dan kadang-kadang oleh Mikobakterium bovis
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberculosis dan kadang-kadang oleh Mikobakterium bovis dan Africanum. Organisme ini disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh masih kurangnya pengetahuan/pengertian, kepercayaan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit menular sampai saat ini sangat ditakuti oleh semua orang baik itu dari masyarakat, keluarga, termasuk sebagian petugas kesehatan. Hal ini disebabkan oleh masih
Lebih terperinciASUHAN KEBIDANAN PADA An. E USIA 8 TAHUN DENGAN VARICELLA. Nur Hasanah* dan Heti Latifah** ABSTRAK
ASUHAN KEBIDANAN PADA An. E USIA 8 TAHUN DENGAN VARICELLA Nur Hasanah* dan Heti Latifah** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan **Mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH. Disusun Oleh: ENGKI SOFYAN NIM
STUDI KASUS PADA KELUARGA Ny.H YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN KURANG PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT KATARAK DENGAN DIAGNOSA MEDIS KATARAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKORAME KOTA KEDIRI KARYA TULIS ILMIAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lepra adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lepra adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae (M. leprae). Kuman ini bersifat intraseluler obligat yang menyerang saraf tepi dan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kusta adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium leprae) terutama menyerang kulit dan saraf tepi. Penularan dapat terjadi dengan cara kontak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Hal ini sangat penting dalam membantu kita untuk melakukan aktivitas kehidupan serta rutinitas sehari-hari. Bila
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENYAKIT KUSTA 1. Pengertian Umum. Epidemiologi kusta adalah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat kejadian, penyebaran dan faktor yang mempengaruhi sekelompok manusia. Timbulnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Visi Indonesia sehat yang diharapkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia memiliki visi menciptakan masyarakat yang mempunyai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan dunia,
48 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan dunia, dimana WHO melaporkan bahwa setengah persen dari penduduk dunia terserang penyakit ini, sebagian besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama individu untuk berekreasi dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah modal utama individu untuk berekreasi dan mengembangkan segala potensi yang dimilikinya. Kesehatan menjadi gerbang sekaligus titik tolak peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Kusta merupakan salah satu penyakit menular yang menimbulkan masalah yang sangat komplek. Penyebab penyakit kusta yaitu Mycobacterium Leprae. Masalah yang dimaksud
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan merupakan bagian yang terpenting dalam menjaga kelangsungan hidup seseorang. Jika seseorang sedang tidak dalam kondisi
Lebih terperinciTingginya prevalensi kusta di Kabupaten Blora juga didukung oleh angka penemuan kasus baru yang cenderung meningkat dari tahun 2007 sampai dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kusta adalah penyakit menular dan menahun yang disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium leprae) yang awalnya menyerang saraf tepi, dan selanjutnya menyerang kulit,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia yakni kesehatan jasmani dan kesehatan rohani. Kesehatan dapat tercapai dengan meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkakan kesadaran, kemauan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia diselenggarakan secara menyeluruh dan berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkakan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI A. PENGERTIAN Chikungunya berasal dari bahasa Shawill artinya berubah bentuk atau bungkuk, postur penderita memang kebanyakan membungkuk
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan
BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Bab ini membahas tentang gambaran pengelolaan terapi batuk efektif bersihan jalan nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH. Disusun Oleh : MARIANA NPM :
STUDI KASUS PADA KELUARGA Tn. D YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN PERUBAHAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DENGAN DIAGNOSA MEDIS REUMATOID ARTRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKORAME KOTA KEDIRI KARYA TULIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit kusta adalah penyakit infeksi kronis menular dan menahun yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kusta adalah penyakit infeksi kronis menular dan menahun yang disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium leprae) yang utamanya menyerang saraf tepi, dan kulit,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan semakin mendapat perhatian luas diseluruh dunia, dimana perubahan cara pandang dari yang semula melihat kesehatan dari sesuatu yang konsumtif menjadi
Lebih terperinciPENGALAMAN KLIEN DALAM MENJALANI PENGOBATAN KUSTA DI WILAYAH KABUPATEN BATANG
PENGALAMAN KLIEN DALAM MENJALANI PENGOBATAN KUSTA DI WILAYAH KABUPATEN BATANG SKRIPSI Disusun oleh : HERI KRIS SUBIYANTO NIM : 11.0764.S SRI WINARSIH NIM : 11.0792.S PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN SEKOLAH
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. karena penularannya mudah dan cepat, juga membutuhkan waktu yang lama
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis. Penyakit ini umumnya menyerang pada paru, tetapi juga dapat menyerang bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya beban ekonomi, makin lebarnya kesenjangan sosial, serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi suatu hal yang mengancam bagi setiap
Lebih terperinciBAB III RESUME KEPERAWATAN
BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian Asuhan Keperawatn Keluarga dilakukan pada tanggal 20 Juni 2010 pada keluarga Tn. L (45 th), dengan alamat Sambiroto kecamatan Tembalang, Semarang. Keluarga ini
Lebih terperinciA. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri
A. Pengertian Defisit Perawatan Diri Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001). Kurang perawatan diri adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. baik dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perencanaan pemulangan pasien adalah suatu proses dimana pasien mulai mendapat pelayanan kesehatan yang diberikan dengan kesinambungan perawatan baik dalam proses penyembuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang manifestasi utamanya melibatkan seluruh organ tubuh yang dapat terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang manifestasi utamanya melibatkan seluruh organ tubuh yang dapat terjadi pada semua umur
Lebih terperinciPENGETAHUAN PENYAKIT KUSTA MENINGKATKAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA PENDERITA KUSTA DI PUSKESMAS PADAS KABUPATEN NGAWI
PENGETAHUAN PENYAKIT KUSTA MENINGKATKAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA PENDERITA KUSTA DI PUSKESMAS PADAS KABUPATEN NGAWI Oleh: Edi Wibowo, Wahyuni Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta ABSTRAK
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perifer sebagai aktivitas pertama, lalu kulit dan mukosa traktus respiratorius
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia masih banyak penderita penyakit kusta, penyakit kusta masih menjadi momok di masyarakat bila tidak ditangani secara cepat dan tepat maka penyakit ini akan
Lebih terperinci2015 GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Departemen Kesehatan RI (2008) dalam (Ishak & Daud, 2010) tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis yang menyerang paru-paru dan hampir seluruh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang TBC adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan Mycobacterium Tuberculosis yang menyerang paru-paru dan hampir seluruh organ tubuh lainnya. Bakteri ini dapat masuk
Lebih terperinciPROFIL PENDERITA MORBUS HANSEN (MH) DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI DESEMBER 2012
PROFIL PENDERITA MORBUS HANSEN (MH) DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI DESEMBER 2012 1 Patricia I. Tiwow 2 Renate T. Kandou 2 Herry E. J. Pandaleke 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan
1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB, yaitu mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman menyerang paru lewat saluran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Mekanisme Koping Kemampuan koping diperlukan oleh setiap manusia untuk mampu bertahan hidup didalam lingkungan yang selalu berubah dengan cepat. Koping merupakan proses pemecahan
Lebih terperinci4. PENGKAJIAN 1) DATA UMUM Nama kepala keluarga Alamat kepala keluarga Pekerjaan kepala keluarga Pendidikan kepala keluarga Genogram
Transcript 1. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA (HOME CARE) PADA TN. K DENGAN ULKUS DEABITUS MILITUS (DM) DI DESA MIJEN RT 01 / RW 05 KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN KUDUS 1. Heru Indriyanto 2. Ika Lestari 3.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. normal akibat ketidakmampuan batuk secara efektif, dapat disebabkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bersihan jalan nafas merupakan kondisi pernafasan yang tidak normal akibat ketidakmampuan batuk secara efektif, dapat disebabkan oleh sekret yang kental atau berlebihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan meningkatnya penderita gangguan jiwa. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industrialisasi dan proses globalisasi mempengaruhi tuntutan dan kebutuhan hidup akan sesuatu yang lebih baik, menyebabkan individu berlomba untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyerang paru dan dapat juga menyerang organ tubuh lain (Laban, 2008).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronis dan menular yang erat kaitannya dengan keadaan lingkungan dan perilaku masyarakat. TB disebabkan oleh mycobacterium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tuberkulosis Paru (TB Paru) suatu penyakit kronis yang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Tuberkulosis Paru (TB Paru) suatu penyakit kronis yang dapat menurunkan daya tahan fisik penderitanya secara serius. Proses destruksi yang terjadi pula secara simultan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kusta (Mycobacterium leprae) yang awalnya menyerang saraf tepi, dan selanjutnya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kusta adalah penyakit menular dan menahun yang disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium leprae) yang awalnya menyerang saraf tepi, dan selanjutnya menyerang kulit,
Lebih terperinciSTUDI KASUS PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS APENDIKSITIS DI RUANG FLAMBOYAN RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI
STUDI KASUS PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS APENDIKSITIS DI RUANG FLAMBOYAN RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Saat ini masyarakat dihadapkan pada berbagai penyakit, salah satunya adalah penyakit Lupus, yang merupakan salah satu penyakit yang masih jarang diketahui oleh masyarakat,
Lebih terperinciBAB III RESUME KEPERAWATAN. Asuhan Keperawatn Keluarga dilakukan pada tanggal 01 Januari 2008
BAB III RESUME KEPERAWATAN Asuhan Keperawatn Keluarga dilakukan pada tanggal 01 Januari 2008 sampai dengan 06 Januari 2008 pada Tn. S (45 tahun), dengan alamat Parang Barong VIII, kelurahan Tlogosari kulon,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksius dapat disebabkan oleh invasi organisme mikroskopik yang disebut patogen. Patogen adalah organisme atau substansi seperti bakteri, virus, atau parasit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pasien melalui berbagai aspek hidup yaitu biologis, psikologis, sosial dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Keperawatan secara holistik akan memandang masalah yang dihadapi pasien melalui berbagai aspek hidup yaitu biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Masalah yang dihadapi
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Univariat 1. Karakteristik responden a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Responden dalam penelitian ini adalah pasien LBP yang sebagian besar berjenis kelamin
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. fenomena penyakit yang terjadi pada sebuah kelompok masyarakat, yang berhubungan,
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit berbasis lingkungan merupakan penyakit yang proses kejadiannya atau fenomena penyakit yang terjadi pada sebuah kelompok masyarakat, yang berhubungan, berakar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kadang-kadang juga berhenti minum obat sebelum masa pengobatan selesai,
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuberkulosis paru (TB Paru) adalah penyakit infeksi pada paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yaitu suatu bakteri tahan asam (Suriadi dan
Lebih terperinciPERAN KELUARGA DALAM PELAKSANAAN REHABILITASI MEDIK PADA PASIEN STROKE
32 PERAN KELUARGA DALAM PELAKSANAAN REHABILITASI MEDIK PADA PASIEN STROKE Pipit Festy Bagian Keperawatan Keluarga Program Studi D3 Keperawatan Fakultas Ilmu kesehatan UMSurabaya Abstrak Stroke adalah kerusakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sementara penyakit menular lain belum dapat dikendalikan. Salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia masih menghadapi beberapa penyakit menular baru sementara penyakit menular lain belum dapat dikendalikan. Salah satu penyakit menular yang belum sepenuhnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut definisi WHO tahun 2005, stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejalagejala yang berlangsung
Lebih terperinciProfil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara
Profil Program P2 Kusta Dinkes Kayong Utara 2009-2011 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, pada akhirnya buku Profil Program Pemberantasan Penyakit Kusta Kabupaten Kayong Utara
Lebih terperinciMengapa Kita Batuk? Mengapa Kita Batuk ~ 1
Mengapa Kita Batuk? Batuk adalah refleks fisiologis. Artinya, ini adalah refleks yang normal. Sebenarnya batuk ini berfungsi untuk membersihkan tenggorokan dan saluran napas. Atau dengan kata lain refleks
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Kusta merupakan penyakit menular langsung yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium leprae)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu penyakit kronik yang paling banyak ditemukan pada wanita dan ditakuti karena sering menyebabkan kematian. Angka kematian akibat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. nasional dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan serta ditujukan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penyakit TBC (Tuberkulosa) merupakan penyakit kronis (menahun) telah lama dikenal masyarakat luas dan ditakuti, karena menular. Namun demikan TBC dapat disembuhkan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit yang menyerang seperti typhoid fever. Typhoid fever ( typhus abdominalis, enteric fever ) adalah infeksi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kesehatan merupakan suatu hal yang paling penting. Dengan hidup sehat kita dapat melakukan segala hal, sehat tidak hanya sehat jasmani saja namun juga sehat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecemasan merupakan istilah yang menggambarkan keadaan khawatir dalam kehidupan sehari-hari (Dalami, 2005). Kecemasan dapat ditimbulkan dari peristiwa sehari-hari
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI SERTA PERAN KELUARGA TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERAWATAN SUBAN KECAMATAN BATANG ASAM TAHUN 2015 Herdianti STIKES
Lebih terperinciMenuju Desa Siaga Sehat Jiwa
Artikel Pengabdian Masyarakat Menuju Desa Siaga Sehat Jiwa Desa Karya Mukti Kecamatan Mootilango Kabupaten Gorontalo Ns. Rhein R. Djunaid, M.Kes* dr. Zuhriana K. Yusuf, M.Kes** dr. Vivien N.A Kasim, M.Kes***
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara global, diperkirakan sebanyak 24 juta orang telah menderita skizofrenia (WHO, 2009). Di Indonesia, menurut Riskesdas (2007), sebanyak 1 juta orang atau sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit kusta merupakan penyakit tertua di dunia yang disebabkan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit kusta merupakan penyakit tertua di dunia yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae (M.leprae). Awalnya penyakit kusta ini menyerang saraf tepi,
Lebih terperinciBAB III RESUME KEPERAWATAN
BAB III RESUME KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. Identitas pasien Pengkajian dilakukan pada hari/ tanggal Selasa, 23 Juli 2012 pukul: 10.00 WIB dan Tempat : Ruang Inayah RS PKU Muhamadiyah Gombong. Pengkaji
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. resistensi insulin, serta adanya komplikasi yang bersifat akut dan kronik (Bustan,
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam dunia kesehatan penyakit diabetes melitus termasuk penyakit yang tidak menular, namun merupakan salah satu penyakit degeneratif yang bersifat kronis. Diabetes
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr.
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr. KARIADI SEMARANG Disusun oleh : Hadi Winarso 1.1.20360 POLITEKNIK KESEHATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan jumlah penderita gangguan jiwa (Nurdwiyanti,2008),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis ekonomi yang mendunia dan semakin beratnya tuntutan ekonomi masyarakat saat ini mendorong jumlah penderita gangguan jiwa di dunia meningkat saat ini diperkirakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia. Laporan World Health Organitation (WHO) tahun 2010 menyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. data statistik yang menyebutkan bahwa di Amerika serangan jantung. oleh penyakit jantung koroner. (WHO, 2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Serangan jantung merupakan penyakit mematikan nomor satu di dunia. Banyak data statistik yang menyebutkan bahwa di Amerika serangan jantung menempati posisi pertama
Lebih terperinciPENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012
PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan jiwa adalah proses interpesonal yang berupaya untuk
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan jiwa adalah proses interpesonal yang berupaya untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang mengkonstribusi pada fungsi yang terintegrasi. Pasien atau
Lebih terperinciCATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi. 2. Mengkaji tandatanda
Lampiran 1 CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi Dx I Selasa, 03 08.00 1. Mengkaji identitas pasien, keluhan utama, riwayat kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecacatan dalam masyarakat (Depkes RI, 2009). pembangunan berkelanjutan yang diberi nama Sustainable Development Goals
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan tanggung jawab bersama dari setiap individu, masyarakat, pemerintah dan swasta. Perilaku masyarakat adalah perilaku proakftif
Lebih terperinciPROSEDUR DIAGNOSIS KUSTA
Kabupaten dr. ABDUL FATAH A. NIP: 197207292006041014 1.Pengertian 2.Tujuan Adalah penilaian klinis atau pernyataan ringkas tentang status kesehatan individu yang didapatkan melalui proses pengumpulan data
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini,
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi keperawatan dewasa ini adalah memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini, keperawatan telah memberikan
Lebih terperinci