PENGARUH SORTASI BIJI DAN KADAR AIR SERTA VOLUME KEMASAN TERHADAP DAYA SIMPAN BENIH JAGUNG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH SORTASI BIJI DAN KADAR AIR SERTA VOLUME KEMASAN TERHADAP DAYA SIMPAN BENIH JAGUNG"

Transkripsi

1 PENGARUH SORTASI BIJI DAN KADAR AIR SERTA VOLUME KEMASAN TERHADAP DAYA SIMPAN BENIH JAGUNG Rahmawati, Sania Saenong dan E. Y. Hosang Balai Penelitian Tanaman Serealia BPTP NTT ABSTRAK Benih merupakan benda hidup dan akan mengalami proses deteriorasi yang mengakibatkan turunnya kualitas benih. Sedangkan ketersediaan benih yang bermutu tinggi merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam budidaya tanaman. Untuk memperoleh benih jagung berkualitas diperlukan penanganan pasca panen yang tepat. Sortasi biji, mempertahankan tingkat kadar air agar tetap rendah, cara dan jenis pengemasan dalam penyimpanan merupakan kegiatan utama dalam mempertahankan kualitas benih selama penyimpanan. Makalah ini merupakan review hasil-hasil penelitian yang dilaksanakan di Balitsereal. Sortasi yang optimal untuk varietas Lamuru adalah menggunakan saringan dengan diameter 8 mm, sedangkan untuk varietas Srikandi Kuning dapat menggunakan saringan yang lebih kecil yaitu 7 mm. air yang baik untuk penyimpanan selama satu tahun pada suhu kamar sebaiknya tidak lebih dari 11 %. Penyimpanan benih pada kadar air 8 % selama setahun, daya kecambah benih masih sekitar 95%, pada kadar air 10% daya kecambahnya masih 94 %, sementara pada kadar air 12% turun menjadi 92% dan pada kadar air 14% daya kecambah turun menjadi 89,3% baik pada varietas Lamuru atau Srikandi Kuning. Kemasan yang lebih operasional dalam penyimpanan benih jagung adalah pada volume 5 kg, dan selama 6 bulan penyimpanan, daya kecambahnya masih lebih tinggi dibanding volume kamasan 10 dan 20 kg. Penyimpanan benih petani selama 12 bulan di Kabupaten TTU dan TTS provinsi NTT dalam tongkol berkelobot di atas perapian Dapur/Rumah Bulat Timor, daya kecambahnya masih mencapai 92 sampai 94%. Kata Kunci : Benih, kadar air, sortasi, penyimpanan dan volume kamasan PENDAHULUAN Benih merupakan benda hidup dan akan mengalami proses deteriorasi yang mengakibatkan turunnya kualitas benih. Ketersediaan benih yang bermutu tinggi merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam budidaya tanaman. Untuk mendapatkan benih jagung yang berkualitas diperlukan penanganan panen dan pasca panen yang cepat dan tepat. Tahapan pengelolaannya dimulai dari : cara dan waktu panen yang tepat, pengeringan tongkol, sortasi tongkol, pemipilan, pengeringan biji, sortasi biji, pengemasan dan penyimpanan dengan menggunakan wadah yang kedap udara. Sedangkan penyimpanan jagung yang sudah dipipil umumnya menggunakan karung plastik dan disimpan dalam rumah. Cara ini juga kurang aman karena karung plastik bukan merupakan wadah atau kemasan yang kedap udara. Oleh karenanya benih yang disimpan dengan menggunakan karung plastik tidak dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama. Ini berhubungan erat dengan kenaikan kadar air pada benih jagung yang disimpan. Dalam hal ini penggunaan karung plastik sebagai kemasan tidak mampu menahan terjadinya penyerapan uap air dari udara di sekelilingnya. Dari beberapa hasil penelitian, telah dilakukan beberapa model penyimpanan, seperti : penyimpanan dengan menggunakan kemasan plastik dan disimpan dengan menggunakan silo plastik, silo kayu, jerigen plastik dan dapat pula menggunakan botol 1

2 yang berwarna gelap. Untuk melakukan penyimpanan benih ada beberapa hal yang perlu diperhatikan : kadar air benih pada saat akan disimpan, jenis kemasan, wadah penyimpanan, suhu ruang penyimpanan dan kelembaban ruang penyimpanan. PROSESING BENIH JAGUNG Benih jagung yang akan disimpan harus melalui prosesing yang tepat. Jagung yang telah masak fisiologis siap untuk dipanen, karena pada kondisi ini, benih berada pada kondisi puncak. Setelah panen, tongkol jagung tanpa kelobot dijemur dan disortasi (setelah 2 hari penjemuran) dengan memisahkan tongkol jagung yang baik dan besar dengan tongkol jagung yang kecil/inferior, perbedaan warna biji, yang terkena penyakit dan ompong. Pengeringan tongkol dilakukan hingga kadar air 15-17%. Selanjutnya dilakukan pemipilan dengan menggunakan mesin pemipil. Biji hasil pipilan dikeringkan lagi hingga kadar air ± 11%. Proses selanjutnya dilakukan sortasi biji untuk memisahkan biji-biji berukuran kecil (yang dianggap tidak layak untuk dijadikan benih) dengan biji jagung yang berukuran besar. Benih dengan kadar air yang aman disimpan disarankan antara 9 10%. Sedangkan pengemasan dilakukan dengan menggunakan jenis kemasan dan wadah penyimpanan yang kedap udara. PENYIMPANAN BENIH JAGUNG Terdapat beberapa cara penyimpanan benih mulai dari wadah penyimpanan berupa botol, jerigen, karung plastik, silo kayu, bahan plat/logam dan silo plastik. Sedangkan jenis kemasan plastik yang biasa digunakan adalah plastik dengan ketebalan 0,09 mm dan 0,2 mm. Umumnya petani atau penangkar menyimpan benih hanya menggunakan karung plastik. Tingkat kekedapan udara pada karung plastik sangat rendah, sehingga memberi peluang yang besar terhadap terjadinya perubahan kadar air pada benih jagung yang disimpan. air benih akan meningkat apabila benih disimpan pada suatu ruang simpan dengan kelembaban nisbi yang tinggi. Jika kelembaban nisbi ruang simpan rendah, kadar air benih yang disimpan dapat menurun. Nilai kadar air keseimbangan pada setiap benih beragam dan sangat tergantung pada jenis benih, kemampuan benih menyerap air juga tergantung pada komposisi kimia benih dan suhu ruang simpan benih (Saenong, 1988). Penyimpanan menggunakan jenis kemasan plastik dengan ketebalan 0,2 mm dan wadah penyimpanan silo plastik serta dengan kadar air penyimpanan antara 9-10% pada suhu kamar mampu mempertahankan kualitas benih jagung sampai pada periode simpan 12 bulan. Umumnya tidak terjadi perubahan kadar air yang besar selama periode simpan. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN BENIH dan Sortasi Biji Benih yang akan disimpan harus memiliki kadar air yang cukup rendah yaitu berkisar 9 10%. Pada kadar air ini, benih akan dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama. Dari hasil penelitian tahun 2005 penyimpanan benih dengan kadar air awal 9 10% dan dengan perlakuan sortasi, daya kecambah rata-rata masih di atas 90% dengan periode simpan 12 bulan. 2

3 Tabel 1. Rata-rata kadar air dan daya kecambah pada periode simpan 0, 2, 4 dan 6 bulan pada benih jagung varietas Lamuru dan Srikandi Kuning-1. NTB Periode Simpan (Bulan) Perlakuan kecambabah kecam- kecambah kecambah % Varietas Lamuru Benih berdiameter 9,63 100,00 9,33 99,33 9, ,13 98,67 8 mm Benih berdiameter 9,87 98,67 9,57 100,00 9,10 99,33 9,57 99,33 antara 7-8 mm Benih tanpa 9,43 99,33 9,20 98,67 8,73 94,00 8,97 98,67 disortasi Benih disortasi dengan cara manual 9,63 92,00 9,40 99,33 8,87 93,33 9,27 95,33 Varietas Srikandi Kuning-1 Benih berdiameter 9,20 94,00 8,83 98,67 8,73 96,67 9,26 96,67 8 mm Benih berdiameter 9,10 99,33 8,80 100,00 8,70 98,00 8,88 96,00 antara 7-8 mm Benih tanpa 9,27 96,67 9,00 97,33 8,90 90,00 8,81 97,33 disortasi Benih disortasi dengan cara manual 9,03 95,33 8,50 93,33 8,73 89,33 8,49 92,00 Sumber : Rahmawati, 2006 Welch dan Delouche (1967), mengatakan bahwa kadar air benih merupakan faktor penentu utama terhadap kemunduran, kemudian suhu yang akan memacu laju kemunduran apabila kadar air benih memungkinkan proses biokimia berlangsung. Hasil penelitian pada benih jagung yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa apabila penyimpanan benih dapat dilakukan pada kadar air yang rendah (di bawah 10%) maka daya kecambah benih masih cukup tinggi (lebih dari 90%) walaupun telah disimpan selama satu tahun pada suhu kamar (Saenong, 1987; Saenong et al.,1999). Namun penyimpanan jagung harus menggunakan alat simpan kedap air dan kedap udara agar dapat mempertahankan kadar air benih awal, sehingga daya kecambah benih yang disimpan tetap tinggi (Pabbage et al., 1990; Saenong et al., 1990) Dari hasil penelitian Saenong (2007), benih dengan periode simpan 12 bulan dengan menggunakan suhu kamar pada varietas Lamuru dan Srikandi Kuning-1 (kadar air 8%, 10%, 12% dan 14%), memberikan daya kecambah yang tidak jauh berbeda. Tepatnya pada varietas Lamuru dengan kadar air awal penyimpanan 8% daya kecambahnya 94,67%, kadar air 10% daya kecambahnya 94%, kadar air 12% daya kecambahnya 92% dan kadar air 14% hanya 89,33%. Sedangkan pada varietas Srikandi Kuning-1, kadar air 8% daya kecambahnya 94,67%, kadar air 10% daya kecambahnya 93,33%, kadar air 12% daya kecambahnya 92,67% dan kadar air 14% daya kecambahnya 87,33%. 3

4 Tabel 2. Rata-rata kadar air dan daya kecambah pada periode simpan 8, 10 dan 12 bulan pada benih jagung varietas Lamuru dan Srikandi Kuning-1. NTB Periode Simpan (Bulan) Perlakuan kecambah kecambah kecambah % Varietas Lamuru Benih berdiameter 9,08 86,67 9,33 96,00 9,67 96,67 8 mm Benih berdiameter 9,28 92,00 9,24 97,33 9,90 94,67 antara 7-8 mm Benih tanpa 8,91 94,67 8,90 96,67 9,60 96,00 disortasi Benih disortasi dengan cara manual 9,13 86,67 8,99 95,33 9,90 90,00 Varietas Srikandi Kuning-1 Benih berdiameter 8,82 96,67 9,23 97,33 9,13 96,00 8 mm Benih berdiameter 8,90 98,67 9,37 87,33 9,13 99,33 antara 7-8 mm Benih tanpa 8,96 100,00 9,47 92,00 9,13 97,33 disortasi Benih disortasi dengan cara manual 8,63 76,67 9,03 80,00 9,16 98,67 Sumber : Rahmawati, 2006 Sedangkan RahmAwati et al., 2006, melaporkan penelitian penyimpanan benih pada suhu kamar (menggunakan plastik 0,09 mm dan wadah penyimpanan silo plastik dengan volume kemasan 1,5 kg) dengan perlakuan kadar air 13,5% dengan periode simpan 6 bulan, daya kecambah untuk benih berukuran diameter 10 mm adalah 86,67%; untuk benih berukuran diameter antara 8-10 mm adalah 84,67% dan untuk benih berukuran diameter antara 6 8 mm adalah 83,33%. Ini menunjukkan periode simpan yang cukup singkat pada benih yang disimpan dengan kadar air yang cukup tinggi yaitu di atas dari 13%. Sedangkan perlakuan penyimpanan dengan kadar air 11,6%, daya kecambah untuk benih berukuran diameter 10 mm adalah 96%, benih berukuran diameter antara 8 10 mm adalah 98,67% dan untuk benih berukuran diameter antara 6 8 mm adalah 90%. Selanjutnya perlakuan penyimpanan dengan kadar air 9,8% pada benih berukuran diameter 10 mm dan benih berukuran diameter antara 8 10 mm, daya kecambahnya masing-masing adalah 92 dan 100%. Sedangkan untuk benih berukuran diameter antara 6 8 mm daya kecambahnya hanya 88%. Pada periode simpan 10 bulan, penyimpanan dengan kadar air awal 13,5% tidak dianjurkan, karena daya kecambahnya telah menurun hingga mencapai 60% (Gambar 1.) 4

5 DAYA BERKECAM KA 13,5% KA 11,6% KA 9,8% BULAN Gambar 1. kecambah benih dengan ukuran biji sedang (S 2) pada penyimpanan benih dengan kadar air 13,5%; 11,6% dan 9,8%. Sumber : Rahmawati et al., 2006 Suhu Ruang Simpan dan Suhu ruang simpan benih sangat berpengaruh terhadap laju deteriorasi. Semakin rendah suhu ruang simpan, semakin lambat laju deteriorasi benih sehingga benih dapat lebih lama disimpan. Sebaliknya, semakin tinggi suhu ruang simpan semakin cepat laju deteriorasi, dan menyebabkan periode simpan benih semakin pendek. Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa apabila benih dikeringkan hingga kadar air mencapai 12% (dengan sinar matahari pada musim kemarau), daya kecambah benih masih dapat dipertahankan sampai 10 bulan pada suhu kamar (28 o C). Tabel 3. Pengaruh kadar air, suhu penyimpanan dan periode simpan terhadap daya kecambah benih jagung varietas Arjuna, Maros kecambah pada periode simpan (bulan) Suhu kamar (28 o C) 8 99, ,3 91,3 89, , , ,7 80,3 81, , , ,3 80, , ,3 87,3 86,5 71, , , , Suhu sejuk (12 o C) 8 99, ,3 97,7 91,7 88, , ,3 97,3 97,3 95, ,7 81, ,3 96,7 96,7 94, , , ,3 95, , ,5 77, , , ,7 Suhu dingin (6 o C) 8 99,3 99,3 99, , , ,3 92,7 83,7 91, ,3 98,3 98,3 98,7 91,7 84,7 92,7 89, ,3 97,7 97,7 98, , ,3 93,7 93, ,5 74,3 60,3 Sumber : Saenong et al,

6 Apabila kadar air benih dapat diturunkan hingga 10%, daya kecambah benih dapat dipertahankan sampai 14 bulan, dan pada kadar air 8% dapat bertahan lebih dari 14 bulan karena daya kecambah pada 14 bulan masih tinggi (89,34%). Di lain pihak, pada kadar air yang tinggi (14%), benih tahan disimpan selama 8 bulan dan kadar air 16% benih hanya tahan selama 4 bulan. Jika periode simpan yang diperlukan sampai 6 8 bulan, maka kadar air benih yang digunakan cukup 14% untuk menghemat biaya pengeringan, dengan syarat alat pengukur kadar air yang digunakan dijamin ketepatannya (telah dikalibrasi dengan metode oven). Jenis Kemasan Untuk dapat mempertahankan mutu benih selama periode simpan, benih yang akan disimpan harus dikemas dengan menggunakan kemasan yang kedap udara, tahan terhadap regangan dan tidak mudah pecah / sobek. Plastik high density poly Etilen dengan ketebalan 0,2 mm mampu menghambat kadar air benih selama proses penyimpanan. Selain jenis kemasan yang digunakan, produsen benih juga harus memperhatikan volume kemasan sehingga saat kemasan dibuka seluruh benih dapat habis terpakai. Saenong et al., (2003) melaporkan bahwa benih jagung yang dikemas menggunakan plastik tebal (double plastik, tebal 0,09 mm) dengan volume kemasan 5 kg adalah yang terbaik (Tabel 4). Tabel 4. Rata-rata daya kecambah pada varietas Lamuru dengan berbagai volume kemasan 5, 10 dan 20 kg selama periode simpan. Perlakuan kecambah pada periode simpan (Bulan) Wadah karung plastik dan kemasan double plastik (tebal 0,09 mm) Volume kemasan 20 kg 92,67 85,33 92,00 Volume kemasan 10 kg 94,67 93,33 96,67 Volume kemasan 5 kg 97,33 96,00 97,33 Wadah karung plastik dan kemasan plastik tipis (tebal 0,09 mm) Volume kemasan 20 kg 94,67 86,67 91,33 Volume kemasan 10 kg 92,00 91,33 94,00 Volume kemasan 5 kg 96,67 93,33 94,67 Wadah silo plastik dan kemasan double plastik (tebal 0,09 mm) Volume kemasan 20 kg 93,33 84,67 92,00 Volume kemasan 10 kg 96,00 86,67 96,67 Volume kemasan 5 kg 98,00 96,00 99,33 Wadah silo plastik dan kemasan plastik tipis (tebal 0,09 mm) Volume kemasan 20 kg 91,33 88,00 86,67 Volume kemasan 10 kg 94,67 90,00 88,00 Volume kemasan 5 kg 96,00 90,67 90,67 Sumber : Data Primer setelah diolah, 2004 WADAH PENYIMPANAN Silo Plastik Bobot biji dari benih yang disortasi pada ukuran sortasi 8 mm, masih tetap tinggi daya kecambahnya yaitu 94,67 % pada varietas Lamuru dan 98,0 % pada varietas Srikandi Kuning-1 pada periode simpan 12 bulan dan tidak berbeda nyata dibanding daya kecambah pada awal periode simpan. Dilain pihak, benih yang tidak disortasi sudah jatuh daya kecambahnya menjadi 86,67 % pada varietas Lamuru dan 80 % pada Srikandi Kuning-1. Cara sortasi petani cukup baik pada kedua varietas tersebut, dan pada periode simpan 12 bulan daya kecambahnya masih mencapai 96,00 % untuk Lamuru dan 94,67 untuk Srikandi-Kuning-1. Benih yang 6

7 Tabel 5. Rata-rata daya kecambah varietas Lamuru dan Srikandi Kuning-1 dengan berbagai cara sortasi pada periode simpan 0 sampai 12 bulan. Wadah Silo Plastik Bobot 100 biji Awal kecambah Periode Simpan (Bulan) Perlakuan (g) Varietas Lamuru Benih uk. 8 mm a a a a 96.67ab a ab Benihuk.7-8 mm a a ab a 92,00 bcd a bc Benih t. Sortasi * a a 98.67ab ab cd a bc Cara manual a b bc a abc a a Varietas Srikandi Kuning-1 Benih uk. 8 mm a a 96.67ab 96.67ab ab a a Benih uk.7-8mm a a ab ab a a ab Benih t. Sortasi * a b 96.67ab b d b c Cara manual a a c ab ab a ab Sumber : Rahmawati dan Sania Saenong, 2007 Keterangan *t = tanpa 7

8 berukuran 7-8 mm hanya dapat disimpan sampai periode penyimpanan 6 bulan untuk Lamuru dan dapat mencapai 12 bulan untuk varietas Srikandi Kuning-1 (Tabel 5 Silo Kayu, plat logam dan botol gelas Pada Tabel 6, periode simpan 4 bulan dengan perlakuan berbagai jenis silo belum menunjukkan perbedaan terhadap daya kecambah benih. Tabel 6. Rata-rata kadar air dan daya kecambah pada periode simpan 0, 2,dan 4 bulan pada benih jagung varietas Lamuru, Maros 2005 Periode Simpan (Bulan) Perlakuan kecambah Berkecam bah Berkecam bah % Alat Simpan Kayu Lapis Seng Benih berdiameter >9,7 mm 9,80 99,33 11,60 100,00 11,70 98,67 Benih berdiameter >8,6-<9,7 mm 10,53 98,67 11,20 100,00 11,40 96,00 Benih berdiameter <8,6 mm 10,50 98,67 12,67 98,67 13,63 87,33 Campuran Ketiga Ukuran 10,53 97,33 12,20 100,00 12,03 98,00 Alat Simpan Bahan Plat/logam Benih berdiameter >9,7 mm 10,57 98,67 10,90 100,00 10,93 99,33 Benih berdiameter >8,6-<9,7 mm 10,57 99,33 12,07 100,00 11,50 99,33 Benih berdiameter <8,6 mm 10,63 98,67 11,87 100,00 11,97 99,33 Campuran Ketiga Ukuran 10,40 100,00 11, ,50 96,67 Alat Simpan Botol Benih berdiameter >9,7 mm 10,77 98,00 11,43 98,00 10,43 95,33 Benih berdiameter >8,6-<9,7 mm 10,37 98,00 11,60 98,67 10,83 94,67 Benih berdiameter <8,6 mm 10,83 98,67 11,53 99,33 10,87 93,33 Campuran Ketiga Ukuran 10,53 98,00 11,07 98,67 11,37 93,33 Sumber : Fauziah et al., 2006 Pada periode simpan 8 bulan (Tabel 7), perlakuan penyimpanan menggunakan kayu lapis seng dan bahan plat/logam umumnya daya kecambah benih lebih rendah dibanding dengan perlakuan penyimpanan menggunakan botol. Penyimpanan menggunakan kayu lapis seng masih terjadi peningkatan kadar air hingga mencapai 12,60 13,70%, sehingga daya kecambahnya menurun sampai 67,33 80%. Dengan menggunakan bahan plat/logam, kadar air juga masih mengalami peningkatan dibanding sebelum disimpan yaitu berkisar 11,87 13,30%, sehingga daya kecambahnya lebih rendah yaitu berkisar 80,67 91,33%. Sedangkan penyimpanan dengan menggunakan botol, kenaikan kadar air hanya sedikit yaitu berkisar 10,50 11,83% karena itu daya kecambahnya masih tinggi yaitu berkisar 93,33 95,33%. air yang tinggi akan mempercepat terjadinya proses respirasi sehingga panas dan uap air yang dihasilkan akan mempercepat terjadinya kerusakan.. 8

9 Tabel 7. Rata-rata kadar air dan daya kecambah pada periode simpan 6 dan 8 bulan pada benih jagung varietas Lamuru, Maros 2005 Periode Simpan (Bulan) Perlakuan 6 8 kecambah kecambah % Alat Simpan Kayu Lapis Seng Benih berdiameter >9,7 mm 13,03 83,33 13,40 68,00 Benih berdiameter >8,6-<9,7 mm 11,60 90,67 12,60 80,00 Benih berdiameter <8,6 mm 13,23 66,67 13,70 67,33 Campuran Ketiga Ukuran 12,87 86,00 13,33 80,00 Alat Simpan Bahan Plat/logam Benih berdiameter >9,7 mm 11,17 94,00 11,87 86,00 Benih berdiameter >8,6-<9,7 mm 11,70 93,67 12,90 91,33 Benih berdiameter <8,6 mm 12,93 84,00 13,30 80,67 Campuran Ketiga Ukuran 11,87 90,67 12,87 88,67 Alat Simpan Botol Benih berdiameter >9,7 mm 11,70 97,33 11,60 93,33 Benih berdiameter >8,6-<9,7 mm 11,73 94,67 11,83 95,33 Benih berdiameter <8,6 mm 10,53 96,67 11,53 94,67 Campuran Ketiga Ukuran 10,33 98,00 10,50 95,33 Sumber : Fauziah et al., 2006 PENYIMPANAN JAGUNG DI TINGKAT PETANI Petani NTT di Kabupaten TTU dan TTS umumnya menyimpan jagung dalam bentuk kelobot di atas para-para, baik para-para di atas dapur maupun para-para biasa (tidak di atas dapur). Dengan periode simpan 12 bulan, daya kecambah pada jagung tersebut masih mencapai 90%. Tabel 8. kecambah beberapa jagung yang disimpan di atas para-para, luar rumah dan para-para di atas dapur di Kabupaten TTU, TTS dan Kupang Timur selama 6-12 bulan Bentuk Penyimpanan Jenis Jagung kecambah Para-para (tempat musyawarah) (TTU) Pulut (6 bulan) 94,67 Para-para di luar rumah (Kupang Timur) Pulut (6 bulan) 95,33 Para-para (Kupang Timur) Kuning (6 bulan) 93,33 Para-para di atas dapur (Kupang Timur) Pulut (6 bulan) 92,00 Para-para di atas dapur (TTS) Kuning (12 bulan) 92,50 Sumber : Data primer setelah diolah Sedangkan pada beberapa lokasi di daerah Sulsel (Kabupaten Bulukumba dan Jeneponto) kerusakan biji selama penyimpanan dan daya kecambahnya dapat dilihat pada Tabel 9. Pada Kabupaten Bulukumba dan Jeneponto penyimpanan jagung di petani adalah dalam bentuk pipilan, tongkol berkelobot dan tongkol tanpa kelobot. Dari hasil uji daya kecambah yang dilakukan cukup beragam yaitu sekitar 65 99% untuk petani responden di Kabupaten Bulukumba dan 75 99% untuk Kabupaten Jeneponto. 9

10 Tabel 9. Persentase biji rusak dan daya kecambah pada beberapa Lokasi di Kabupaten Bulukumba dan Jeneponto dengan periode simpan 4 bulan Kabupaten Bulukumba No. Sampel Biji Warna Utuh Berjamur Berlubang Lain Berkecam-bah 1. Jagung putih , (Kelobot) 2. Jagung putih 99, ,59 0,5 99 (Tanpa kelobot) 3. Jagung putih 86,5-11,35 15,11 2,21 87 (Pipil) 4. Jagung putih 87,58 0,1 11,52 15,29-72 (Tanpa kelobot) 5. Jagung kuning 97,4 1,1-16,92 1,7 69 (Kelobot) 6. Jagung Kuning 99,4 0,2 0,65 16,20 0,6 95 (Pipil) 7. Jagung Kuning 80,6 19,94-19,97-65 (Kelobot) 8. Jagung Kuning 91,44 1,31 6,95 17,90-72 (Kelobot) 9. Jagung Putih 99, ,81 0,5 93 (Kelobot) 10. Jagung Kuning 99,68-0,40 17,18 4,41 85 (Pipil) 11. Jagung Kuning (Tanpa Kelobot) 95,6-3,8 13, Jagung putih (Tanpa Kelobot) 2. Jagung putih (Kelobot) 3. Jagung Kuning (Tanpa Kelobot) 4. Jagung Kuning (Tanpa Kelobot) 5. Jagung Putih (Tanpa Kelobot) Sumber : Rahmawati, 2004 Kabupaten Jeneponto , ,77 4,23-15, ,82 0,7 2,59 14, ,39 2,71 0,91 14, ,20 0,8-14,38-94 KESIMPULAN 1. Benih tanpa sortasi lebih cepat menurun daya kecambahnya dibanding benih yang disortasi. Pada periode simpan 10 bulan, benih tanpa sortasi varietas Srikandi Kuning-1 daya kecambahnya telah jatuh hingga 80%, sementara yang disortasi masih berkisar 94 97,33% 2. Penyimpanan benih dengan kadar air 13,5% pada suhu kamar tidak dianjurkan sampai periode simpan 10 bulan, karena daya kecambahnya telah menurun hingga mencapai 60%. air tertinggi pada penyimpanan 10 bulan sebaiknya tidak lebih dari 11%. 3. Penyimpanan benih dengan kadar air 8% baik pada suhu kamar, suhu sejuk dan dingin memberikan daya kecambah yang masih tinggi. Pada suhu kamar daya kecambahnya 89,3%, suhu sejuk 92,7% dan suhu dingin 94%. 4. Penyimpanan benih sampai periode simpan 14 bulan dengan menggunakan suhu kamar disarankan kadar airnya tidak lebih dari 10%. Sedangkan suhu sejuk tidak lebih dari 12% dan pada suhu dingin kadar air tidak lebih dari 14%. 5. Sebaiknya pada penyimpanan benih digunakan kemasan 5 kg. 10

11 6. Penyimpanan jagung dengan cara menggantung jagung di atas para-para baik di atas perapian maupun tidak di atas perapian cukup efektif selama kelobotnya tidak dikupas untuk melindungi penetrasi uap air dari luar. DAFTAR PUSTAKA Fauziah Koes, I.U. Firmansyah dan Rahmawati Evaluasi Kualitas Benih pada Beberapa Ukuran Biji pada Alat Simpan Bahan Kayu Lapis Seng dan Plat Logam. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Jagung. Dukungan Teknologi Infrastruktur dan Kebijakan dalam Pengembangan Agribisnis Jagung Nasional. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian p Pabbage, M.S., S. Saenong dan Djafar Baco Pengaruh Wadah Penyimpanan Benih Jagung dan Pirnifosmetil terhadap populasi Sitophillus Zea mays L. dan Mobilitas Benih. Agrikam, Buletin Penelitian Pertanian Maros. 5(2) : Rahmawati, Variasi Kualitas Jagung di Sulawesi Selatan (Studi Kasus Petani Jagung di Kabupaten Bulukumba dan Kabupaten Jeneponto. Widyariset. Volume 7, Tahun Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta , Yamin Sinuseng dan Sania Saenong Pengaruh Ukuran Biji pada Berbagai Tingkat Terhadap Viabilitas Benih. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Jagung. Dukungan Teknologi Infrastruktur dan Kebijakan dalam Pengembangan Agribisnis Jagung Nasional. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian p , dan Saenong S Pengaruh Sortasi Biji terhadap Mutu Benih Jagung Varietas Lamuru dan Srikandi Kuning-1. Makalah Disampaikan pada Acara Simposium 2007 (Belum terbit) , Hubungan air dan Berkecambah pada Benih Jagung Selama Periode Simpan. Prosiding Seminar Nasional. Pengembangan Usaha Agribisnis Industrial Pedesaan melalui Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Mendukung Revitalisasi Pertanian. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Badan penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Saenong, S Keseimbangan dan Upaya Mempertahankan Viabilitas Benih Jagung (Zea mays L.) dan Kedelai (Glycine max L. Merr.) pada Beberapa Kelembaban Nisbi. Agrikam. Buletin Penelitian Pertanian Maros, Vol 2(3) p , Teknologi Benih Jagung dalam Subandi, M. Syam dan Adi Widjono.(Eds.) Jagung. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor , R. Arief and Nanny Riany Simple Method for Soybean Seed Storage at The Village Level In Indonesia. Food Legumes and Coarse Grains Newsletter. FAO/UDP. RAS 89/040 : (12) :p , Syafruddin, N. Widiyati dan R. Arief Penetapan Cara Pendugaan Simpan Benih Jagung. Teknologi Unggulan, Pemacu Pembangunan Pertanian Vol. 2, Januari Badan Litbang Pertanian , Margaretha. SL., J. Tandiabang, Syafruddin, Y. Sinuseng dan Rahmawati Sistem Perbenihan untuk Mendukung Penyebarluasan Varietas Jagung Nasional. Laporan Hasil Penelitian Kelompok Peneliti Fisiologi Hasil. Balitsereal. Maros , Data Primer Setelah Diolah (Belum Dipublikasi). 11

12 Welch, G.B. and J.C. Delouche Seed Processing and Storage facilities For Tropical Areas. For Presentation at the 60 th Annual Meeting American Society of Agricultural Engineers Meeting Jointly with the Canadian Society of Agricultural Engineering. Saskatoon, Saskachewan. 12

PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG. Rahmawati, Yamin Sinuseng dan Sania Saenong Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros ABSTRAK

PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG. Rahmawati, Yamin Sinuseng dan Sania Saenong Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros ABSTRAK PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG Rahmawati, Yamin Sinuseng dan Sania Saenong Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros ABSTRAK Benih secara struktural adalah sama dengan biji, tetapi secara

Lebih terperinci

MUTU BENIH JAGUNG HASIL TANGKARAN DI KABUPATEN BULUKUMBA DAN WAJO, SULAWESI SELATAN. Rahmawati dan I.U. Firmansyah Balai Penelitian Tanaman Serealia

MUTU BENIH JAGUNG HASIL TANGKARAN DI KABUPATEN BULUKUMBA DAN WAJO, SULAWESI SELATAN. Rahmawati dan I.U. Firmansyah Balai Penelitian Tanaman Serealia MUTU BENIH JAGUNG HASIL TANGKARAN DI KABUPATEN BULUKUMBA DAN WAJO, SULAWESI SELATAN Rahmawati dan I.U. Firmansyah Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Pengujian mutu benih hasil tangkaran dilakukan

Lebih terperinci

MUTU FISIOLOGIS BENIH DARI BERBAGAI TINGKAT BOBOT BIJI SELAMA PERIODE SIMPAN. Rahmawati Balai Penelitian Tanaman Serealia

MUTU FISIOLOGIS BENIH DARI BERBAGAI TINGKAT BOBOT BIJI SELAMA PERIODE SIMPAN. Rahmawati Balai Penelitian Tanaman Serealia MUTU FISIOLOGIS BENIH DARI BERBAGAI TINGKAT BOBOT BIJI SELAMA PERIODE SIMPAN Rahmawati Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Mutu benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usahatani jagung.

Lebih terperinci

EVALUASI MUTU BENIH JAGUNG DALAM GUDANG PENYIMPANAN BENIH UPBS. Rahmawati dan Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia

EVALUASI MUTU BENIH JAGUNG DALAM GUDANG PENYIMPANAN BENIH UPBS. Rahmawati dan Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia EVALUASI MUTU BENIH JAGUNG DALAM GUDANG PENYIMPANAN BENIH UPBS Rahmawati dan Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Evaluasi mutu fisik dan fisiologis benih dilakukan terhadap beberapa

Lebih terperinci

INTERAKSI TAKARAN PUPUK NITROGEN DAN PERIODE SIMPAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG. Oom Komalasari dan Fauziah Koes Balai Penelitian Tanaman Serealia

INTERAKSI TAKARAN PUPUK NITROGEN DAN PERIODE SIMPAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG. Oom Komalasari dan Fauziah Koes Balai Penelitian Tanaman Serealia INTERAKSI TAKARAN PUPUK NITROGEN DAN PERIODE SIMPAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG Oom Komalasari dan Fauziah Koes Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Percobaan bertujuan untuk melihat pengaruh takaran

Lebih terperinci

MUTU BENIH JAGUNG DI TINGKAT PETANI DAN PENANGKAR DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

MUTU BENIH JAGUNG DI TINGKAT PETANI DAN PENANGKAR DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Rahmawati et al.: Mutu Benih Jagung di Tingkat Petani dan. MUTU BENIH JAGUNG DI TINGKAT PETANI DAN PENANGKAR DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Rahmawati, Ramlah Arief dan Herman Subagio Balai Penelitian

Lebih terperinci

Deteksi Dini Mutu dan Ketahanan Simpan Benih Jagung Hibrida F1 Bima 5 Melalui Uji Pengusangan Cepat (AAT)

Deteksi Dini Mutu dan Ketahanan Simpan Benih Jagung Hibrida F1 Bima 5 Melalui Uji Pengusangan Cepat (AAT) Deteksi Dini Mutu dan Ketahanan Simpan Benih Jagung Hibrida F1 Bima 5 Melalui Uji Pengusangan Cepat (AAT) Fauziah Koes dan Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl. Dr. Ratulangi No. 274 Maros

Lebih terperinci

KUALITAS BENIH JAGUNG DARI BEBERAPA PENANGKAR DAN UPBS BALITSEREAL

KUALITAS BENIH JAGUNG DARI BEBERAPA PENANGKAR DAN UPBS BALITSEREAL KUALITAS BENIH JAGUNG DARI BEBERAPA PENANGKAR DAN UPBS BALITSEREAL Sania Saenong, Fauziah, Rahmawati dan Oom Komalasari Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Produsen benih umumnya berupaya menghasilkan

Lebih terperinci

Mutu fisiologis Benih pada Beberapa Varietas Jagung Selama Periode Simpan

Mutu fisiologis Benih pada Beberapa Varietas Jagung Selama Periode Simpan Abstrak Mutu fisiologis Benih pada Beberapa Varietas Jagung Selama Periode Simpan Rahmawati dan Sania Saenong Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl. Dr. Ratulangi 274 Maros, Sulawesi Selatan Mutu fisiologis

Lebih terperinci

MUTU BENIH JAGUNG PADA BERBAGAI CARA PENGERINGAN. Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia

MUTU BENIH JAGUNG PADA BERBAGAI CARA PENGERINGAN. Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia MUTU BENIH JAGUNG PADA BERBAGAI CARA PENGERINGAN Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Cara pengeringan berpengaruh terhadap mutu benih dan daya simpannya. Penelitian untuk menentukan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI KALIMANTAN SELATAN. Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI KALIMANTAN SELATAN. Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI KALIMANTAN SELATAN Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Areal pertanaman jagung di Kalimantan Selatan cukup luas terutama

Lebih terperinci

Pemahaman Petani terhadap Mutu Benih Jagung (Studi Kasus di Provinsi Sulawesi Selatan)

Pemahaman Petani terhadap Mutu Benih Jagung (Studi Kasus di Provinsi Sulawesi Selatan) Pemahaman Petani terhadap Mutu Benih Jagung (Studi Kasus di Provinsi Sulawesi Selatan) Margaretha Sl, dan Rahmawati Peneliti pada Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl. Dr. Ratulangi 274, Maros Sulawesi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman jagung Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika Tengah (Meksiko Bagian Selatan). Budidaya jagung telah dilakukan di daerah ini, lalu teknologi

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS JAGUNG KUNING DAN JAGUNG PUTIH

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS JAGUNG KUNING DAN JAGUNG PUTIH Fauziah Koes dan Ramlah Arief: Pengaruh Lama Penyimpanan PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS JAGUNG KUNING DAN JAGUNG PUTIH Fauziah Koes dan Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros

Lebih terperinci

KINERJA MESIN PEMBERSIH JAGUNG UNTUK PANGAN DAN SORTASI BENIH. I.U. Firmansyah, Rahmawati dan Riyadi Balai Penelitian Tanaman Serealia

KINERJA MESIN PEMBERSIH JAGUNG UNTUK PANGAN DAN SORTASI BENIH. I.U. Firmansyah, Rahmawati dan Riyadi Balai Penelitian Tanaman Serealia KINERJA MESIN PEMBERSIH JAGUNG UNTUK PANGAN DAN SORTASI BENIH I.U. Firmansyah, Rahmawati dan Riyadi Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Permintaan jagung untuk kebutuhan dalam dan luar negeri untuk

Lebih terperinci

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN Perbaikan mutu benih (fisik, fisiologis, dan mutu genetik) untuk menghasilkan benih bermutu tinggi tetap dilakukan selama penanganan pasca panen. Menjaga mutu fisik dan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA AgroinovasI TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA Dalam menghasilkan benih bermutu tinggi, perbaikan mutu fisik, fisiologis maupun mutu genetik juga dilakukan selama penanganan pascapanen. Menjaga mutu fisik

Lebih terperinci

Teknologi Penyimpanan Jagung Oleh : Sri Sudarwati PENDAHULUAN

Teknologi Penyimpanan Jagung Oleh : Sri Sudarwati PENDAHULUAN Teknologi Penyimpanan Jagung Oleh : Sri Sudarwati PENDAHULUAN Sampai saat ini mutu jagung di tingkat petani pada umumnya kurang memenuhi persyaratan kriteria mutu jagung yang baik, karena tingginya kadar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan kebutuhan akan

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan kebutuhan akan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan kebutuhan akan konsumsi pangan juga ikut meningkat. Namun pada kenyataannya, produksi pangan yang dihasilkan

Lebih terperinci

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG Oleh : Sugeng Prayogo BP3KK Srengat Penen dan Pasca Panen merupakan kegiatan yang menentukan terhadap kualitas dan kuantitas produksi, kesalahan dalam penanganan panen dan pasca

Lebih terperinci

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara Bahtiar 1), J. W. Rembang 1), dan Andi Tenrirawe 2) Peneliti pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara 1) Balai Penelitian

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PENANGKARAN BENIH UNTUK PERCEPATAN DISTRIBUSI BENIH VARIETAS JAGUNG NASIONAL

PEMBENTUKAN PENANGKARAN BENIH UNTUK PERCEPATAN DISTRIBUSI BENIH VARIETAS JAGUNG NASIONAL PEMBENTUKAN PENANGKARAN BENIH UNTUK PERCEPATAN DISTRIBUSI BENIH VARIETAS JAGUNG NASIONAL Margaretha S.L. dan Sania Saenong Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Penelitian ini dilaksanakan pada Kelompok

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENGERINGAN DAN PEMIPILAN UNTUK PERBAIKAN MUTU BIJI JAGUNG (Studi Kasus di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan)

TEKNOLOGI PENGERINGAN DAN PEMIPILAN UNTUK PERBAIKAN MUTU BIJI JAGUNG (Studi Kasus di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan) Prosiding Seminar Nasional Serealia 2009 ISBN :9789798940279 TEKNOLOGI PENGERINGAN DAN PEMIPILAN UNTUK PERBAIKAN MUTU BIJI JAGUNG (Studi Kasus di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan) I.U. Firmansyah

Lebih terperinci

EVALUASI PRODUKSI DAN PERCEPATAN DISTRIBUSI BENIH JAGUNG (Studi Kasus di Desa Nun Kurus, Kabupaten Kupang, Provinsi NTT)

EVALUASI PRODUKSI DAN PERCEPATAN DISTRIBUSI BENIH JAGUNG (Studi Kasus di Desa Nun Kurus, Kabupaten Kupang, Provinsi NTT) EVALUASI PRODUKSI DAN PERCEPATAN DISTRIBUSI BENIH JAGUNG (Studi Kasus di Desa Nun Kurus, Kabupaten Kupang, Provinsi NTT) Margaretha Sadipun L, Sania Saenong dan Nelson H. Kario Balai Penelitian Sereal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan kebutuhan konsumsi pangan berupa beras juga ikut meningkat. Oleh karena itu, perlu dilakukan

Lebih terperinci

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI Oleh : Ir. Nur Asni, MS Peneliti Madya Kelompok Peneliti dan Pengkaji Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG 1. DEFINISI Panen merupakan pemetikan atau pemungutan hasil setelah tanam dan penanganan pascapanen merupakan Tahapan penanganan hasil pertanian setelah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Tomat Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae, genus Lycopersicon, spesies Lycopersicon esculentum Mill. Tomat sangat bermanfaat

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBARAN PANAS PADA ALAT PENGERING JAGUNG MENGGUNAKAN CFD (Studi Kasus UPTD Balai Benih Palawija Cirebon)

ANALISIS PENYEBARAN PANAS PADA ALAT PENGERING JAGUNG MENGGUNAKAN CFD (Studi Kasus UPTD Balai Benih Palawija Cirebon) ANALISIS PENYEBARAN PANAS PADA ALAT PENGERING JAGUNG MENGGUNAKAN CFD (Studi Kasus UPTD Balai Benih Palawija Cirebon) Engkos Koswara Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Majalengka Email : ekoswara.ek@gmail.com

Lebih terperinci

PENGUJIAN MUTU BENIH JAGUNG DENGAN BEBERAPA METODE

PENGUJIAN MUTU BENIH JAGUNG DENGAN BEBERAPA METODE PENGUJIAN MUTU BENIH JAGUNG DENGAN BEBERAPA METODE Rahmawati 1) dan Syamsuddin 2) 1) Balai Penelitian Tanaman Serealia dan 2) Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Barat ABSTRAK Kemunduran mutu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pokok di Indonesia karena sebagian besar

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pokok di Indonesia karena sebagian besar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pokok di Indonesia karena sebagian besar penduduk Indonesia mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok. Tidak hanya di Indonesia,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POTENSI, MASALAH, DAN PELUANG SUSTAINABILITAS DISTRIBUSI DAN PEMASARAN BENIH SUMBER JAGUNG

IDENTIFIKASI POTENSI, MASALAH, DAN PELUANG SUSTAINABILITAS DISTRIBUSI DAN PEMASARAN BENIH SUMBER JAGUNG IDENTIFIKASI POTENSI, MASALAH, DAN PELUANG SUSTAINABILITAS DISTRIBUSI DAN PEMASARAN BENIH SUMBER JAGUNG Margaretha S.L. dan Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Ketersediaan benih dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang sangat peting, selain padi dan gandum. Jagung juga berfungsi sebagai sumber makanan dan

Lebih terperinci

IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA

IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA NO. 2, TAHUN 9, OKTOBER 2011 140 IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA Muh. Anshar 1) Abstrak: Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas jagung yang dihasilkan agar sesuai

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG MANIS (Zea Mays Sachaarata Strurt) DI PT. SANG HYANG SERI (PERSERO) SUKAMANDI

PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG MANIS (Zea Mays Sachaarata Strurt) DI PT. SANG HYANG SERI (PERSERO) SUKAMANDI Jurnal Agrorektan: Vol. 2 No. 2 Desember 2015 117 PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG MANIS (Zea Mays Sachaarata Strurt) DI PT. SANG HYANG SERI (PERSERO) SUKAMANDI Tita Kartika

Lebih terperinci

MUTU FISIOLOGI BENIH JAGUNG (Zea mayzs L.) PADA BEBERAPA PERIODE SIMPAN

MUTU FISIOLOGI BENIH JAGUNG (Zea mayzs L.) PADA BEBERAPA PERIODE SIMPAN Seminar Nasional Serealia, 2013 MUTU FISIOLOGI BENIH JAGUNG (Zea mayzs L.) PADA BEBERAPA PERIODE SIMPAN Oom Komalasari dan Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Kelembagaan dalam sistem usahatani adalah suatu kesatuan untuk

Kelembagaan dalam sistem usahatani adalah suatu kesatuan untuk Fungsi Kelembagaan dalam Penerapan Teknologi Perbenihan Jagung Berbasis Komunitas Petani Margaretha SL, Sudjak S dan Sania Saenong 1 Ringkasan Sistem pendistribusian benih melalui jalur formal yang terlalu

Lebih terperinci

Pengembangan Metodologi untuk Penekanan Susut Hasil pada Proses Pemipilan Jagung

Pengembangan Metodologi untuk Penekanan Susut Hasil pada Proses Pemipilan Jagung Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : 9789798940293 Pengembangan Metodologi untuk Penekanan Susut Hasil pada Proses Pemipilan Jagung Muhammad Aqil Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl Dr. Ratulangi

Lebih terperinci

PEMBINAAN PRODUKSI DAN DISTRIBUSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Balai Penelitian Tanaman Serealia 2)

PEMBINAAN PRODUKSI DAN DISTRIBUSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Balai Penelitian Tanaman Serealia 2) PEMBINAAN PRODUKSI DAN DISTRIBUSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Faesal 1), E. Hosang 2), Made J. Mejaya 1), dan Sania Saenong 1) 1) Balai Penelitian Tanaman Serealia 2) Balai

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Biji Buru Hotong Gambar biji buru hotong yang diperoleh dengan menggunakan Mikroskop Sterio tipe Carton pada perbesaran 2 x 10 diatas kertas millimeter blok menunjukkan

Lebih terperinci

PERBAIKAN PENANGANAN PASCA PANEN JAGUNG (ZEA MAYS L.) DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Haruna 1)

PERBAIKAN PENANGANAN PASCA PANEN JAGUNG (ZEA MAYS L.) DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Haruna 1) PERBAIKAN PENANGANAN PASCA PANEN JAGUNG (ZEA MAYS L.) DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Haruna 1) 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTT Jl.Timor Raya, Km.32 Naibonat KupangNTT Email: haruna.beddu@yahoo.co.id

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN UNTUK MENINGKATKAN MUTU JAGUNG DITINGKAT PETANI. Oleh: Ir. Nur Asni, MS

TEKNOLOGI PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN UNTUK MENINGKATKAN MUTU JAGUNG DITINGKAT PETANI. Oleh: Ir. Nur Asni, MS TEKNOLOGI PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN UNTUK MENINGKATKAN MUTU JAGUNG DITINGKAT PETANI Oleh: Ir. Nur Asni, MS Jagung adalah komoditi penting bagi perekonomian masyarakat Indonesia, termasuk Provinsi

Lebih terperinci

BOCORAN KALIUM SEBAGAI INDIKATOR VIGOR BENIH JAGUNG. Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia

BOCORAN KALIUM SEBAGAI INDIKATOR VIGOR BENIH JAGUNG. Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia BOCORAN KALIUM SEBAGAI INDIKATOR VIGOR BENIH JAGUNG Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Vigor benih menunjukkan potensi benih untuk tumbuh dan berkembang dari kecambah normal pada berbagai

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN BAB VII PENGOLAHAN DAN PENYIMANPANAN BENIH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP MUTU BENIH DAN PRODUKTIVITAS JAGUNG. Fauziah Koes dan Rahmawati Balai Penelitian Tanaman Serealia

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP MUTU BENIH DAN PRODUKTIVITAS JAGUNG. Fauziah Koes dan Rahmawati Balai Penelitian Tanaman Serealia PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP MUTU BENIH DAN PRODUKTIVITAS JAGUNG Fauziah Koes dan Rahmawati Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. umumnya produsen benih berikhtiar untuk menghasilkan benih dengan

Lebih terperinci

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki permintaan yang cukup tinggi dalam bentuk segar. Meskipun demikian, bawang merah

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PRODUKSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT (BERSARI BEBAS)

PETUNJUK TEKNIS PRODUKSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT (BERSARI BEBAS) PETUNJUK TEKNIS PRODUKSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT (BERSARI BEBAS) Amiruddin Manrapi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara Jl. Prof Muh. Yamin No. 89 Kendari 93114 PENDAHULUAN Untuk

Lebih terperinci

Pengelolaan Benih Jagung

Pengelolaan Benih Jagung Pengelolaan Benih Jagung Sania Saenong, M. Azrai, Ramlah Arief, dan Rahmawati Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros PENDAHULUAN Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas jagung adalah mengembangkan

Lebih terperinci

Keragaan Produksi Benih Jagung di Tingkat Penangkar di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara

Keragaan Produksi Benih Jagung di Tingkat Penangkar di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara Keragaan Produksi Benih Jagung di Tingkat Penangkar di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara Idris Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara Bptp-sultra@litbang.deptan.go.id Abstrak Penyebaran

Lebih terperinci

MUTU FISIOLOGIS BENIH JAGUNG DARI BEBERAPA UJI PENGECAMBAHAN

MUTU FISIOLOGIS BENIH JAGUNG DARI BEBERAPA UJI PENGECAMBAHAN MUTU FISIOLOGIS BENIH JAGUNG DARI BEBERAPA UJI PENGECAMBAHAN Oom Komalasari dan Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Mutu fisiologis jagung berpengaruh terhadap vigor awal tanaman dan

Lebih terperinci

OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI

OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI Secangkir kopi dihasilkan melalui proses yang sangat panjang. Mulai dari teknik budidaya, pengolahan pasca panen hingga ke penyajian akhir. Hanya

Lebih terperinci

KELEMBAGAAN PRODUKSI DAN PASCAPANEN JAGUNG

KELEMBAGAAN PRODUKSI DAN PASCAPANEN JAGUNG Tataniaga Jagung I G.P. Sarasutha, Suryawati, dan Margaretha SL. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros PENDAHULUAN Penelitian dan pengembangan (litbang) tanaman jagung pada masa yang akan datang difokuskan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang berbeda menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (hasil analisis disajikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang berbeda menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (hasil analisis disajikan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Berat Kering Biji Jagung (Zea mays L.) Berdasarkan hasil analisis varian dua jalur terhadap variabel berat kering biji jagung yang berasal dari posisi yang berbeda pada

Lebih terperinci

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013 UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR Amir dan M. Basir Nappu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Ekstraksi Tepung Karaginan Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : 1. Sortasi dan Penimbangan Proses sortasi ini bertujuan untuk memisahkan

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR UMUM. ANALISIS MATEMATIS PENDUGAAN UMUR SIMPAN BENIH CABAI MERAH (Capsicum annum L.)

MAKALAH SEMINAR UMUM. ANALISIS MATEMATIS PENDUGAAN UMUR SIMPAN BENIH CABAI MERAH (Capsicum annum L.) MAKALAH SEMINAR UMUM ANALISIS MATEMATIS PENDUGAAN UMUR SIMPAN BENIH CABAI MERAH (Capsicum annum L.) Disusun Oleh: MAHFUD NIM: 10/297477/PN/11918 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Prapto Yudhono, M.Sc. JURUSAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim

II. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim 15 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Buncis Buncis berasal dari Amerika Tengah, kemudian dibudidayakan di seluruh dunia di wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan

Lebih terperinci

PENGUJIAN MESIN PEMIPIL JAGUNG MODEL PJM4-BALITSEREAL DI PETANI. I.U.Firmansyah Balai Penelitian Tanaman Serealia

PENGUJIAN MESIN PEMIPIL JAGUNG MODEL PJM4-BALITSEREAL DI PETANI. I.U.Firmansyah Balai Penelitian Tanaman Serealia PENGUJIAN MESIN PEMIPIL JAGUNG MODEL PJM4-BALITSEREAL DI PETANI I.U.Firmansyah Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Pengujian prototipe mesin pemipil khusus jagung model PJM4-Balitsereal dengan tipe

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan

Lebih terperinci

DINAMIKA KELEMBAGAAN PENANGKAR BENIH JAGUNG BERSARI BEBAS

DINAMIKA KELEMBAGAAN PENANGKAR BENIH JAGUNG BERSARI BEBAS Margaretha S.L. dan Rahmawati: Dinamika Kelembagaan Penangkar DINAMIKA KELEMBAGAAN PENANGKAR BENIH JAGUNG BERSARI BEBAS Margaretha S. L. dan Rahmawati Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Ketersediaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea. sistimatika tanaman jagung yaitu sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea. sistimatika tanaman jagung yaitu sebagai berikut : II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jagung Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, menurut Purwono dan Hartanto (2007), klasifikasi dan sistimatika tanaman

Lebih terperinci

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Dalam budi daya jagung perlu memperhatikan cara aplikasi pupuk urea yang efisien sehingga pupuk yang diberikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hermawan (2013), klasifikasi botani tanaman sorgum (Sorghum bicolor

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hermawan (2013), klasifikasi botani tanaman sorgum (Sorghum bicolor II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Sorgum Menurut Hermawan (2013), klasifikasi botani tanaman sorgum (Sorghum bicolor [L]. Moench) adalah : Kerajaan Subkerajaan Superdevisi Devisi Kelas Subkelas Ordo Famili

Lebih terperinci

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR Amir dan St. Najmah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan ABSTRAK Pengkajian dilaksanakan pada lahan sawah

Lebih terperinci

INFORMASI PRAKTIS PENANGANAN PASCAPANEN KEDELAI. OLeh Ir. I. Ketut Tastra, MS. Informasi Praktis Balitkabi No.:

INFORMASI PRAKTIS PENANGANAN PASCAPANEN KEDELAI. OLeh Ir. I. Ketut Tastra, MS. Informasi Praktis Balitkabi No.: INFORMASI PRAKTIS PENANGANAN PASCAPANEN KEDELAI OLeh Ir. I. Ketut Tastra, MS Informasi Praktis Balitkabi No.:2015-12 Disajikan pada: Workshop Optimalisasi Pengembangan Mekanisasi Usahatani Kedelai Serpong,

Lebih terperinci

PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG

PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG Qanytah Tepung jagung merupakan butiran-butiran halus yang berasal dari jagung kering yang dihancurkan. Pengolahan jagung menjadi bentuk tepung lebih dianjurkan dibanding produk

Lebih terperinci

KAJIAN SISTEM TANAM JAGUNG UMUR GENJAH MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI

KAJIAN SISTEM TANAM JAGUNG UMUR GENJAH MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI KAJIAN SISTEM TANAM JAGUNG UMUR GENJAH MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI Amir dan Baso Aliem Lologau Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan ABSTRAK Sulawesi Selatan salah satu sentra pengembangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya yang tinggi. Untuk memenuhi konsumsi dalam negeri,

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya yang tinggi. Untuk memenuhi konsumsi dalam negeri, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kedelai merupakan salah satu palawija yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena nilai gizinya yang tinggi. Untuk memenuhi konsumsi dalam negeri, produksi perlu ditingkatkan

Lebih terperinci

PENGOLAHAN BENIH (SEED PROCESSING)

PENGOLAHAN BENIH (SEED PROCESSING) PENGOLAHAN BENIH (SEED PROCESSING) TUJUAN Mempertahankan mutu benih yang dicapai pada saat panen. Menekan laju deteriorasi (kemunduran/ penurunan mutu) benih selama proses pengolahan benih berlangsung.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAK A. 2.1 Karakteristik dan Komposisi Kimia Benih Kedelai

II. TINJAUAN PUSTAK A. 2.1 Karakteristik dan Komposisi Kimia Benih Kedelai II. TINJAUAN PUSTAK A 2.1 Karakteristik dan Komposisi Kimia Benih Kedelai Ukuran benih kacang kedelai berbeda-beda antarvarietas, ada yang kecil, sedang, dan besar. Warna bijinya kebanyakan kuning kecoklatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan

BAB I PENDAHULUAN. Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan berfungsi sebagai alat perkembangbiakan. Secara agronomis biji merupakan hasil budidaya yang

Lebih terperinci

PERBAIKAN DAN UJI PROTOTIPE MESIN PEMBERSIH BENIH JAGUNG

PERBAIKAN DAN UJI PROTOTIPE MESIN PEMBERSIH BENIH JAGUNG I.U. Firmansyah: Perbaikan dan Uji Prototipe Mesin PERBAIKAN DAN UJI PROTOTIPE MESIN PEMBERSIH BENIH JAGUNG I.U. Firmansyah Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Produktivitas jagung sangat ditentukan

Lebih terperinci

PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN Sumanto, L. Pramudiani dan M. Yasin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalinatan Selatan ABSTRAK Kegiatan dilaksanakan di

Lebih terperinci

BEDAH SNI PRODUK UNGGULAN DAERAH

BEDAH SNI PRODUK UNGGULAN DAERAH BEDAH SNI PRODUK UNGGULAN DAERAH SNI 6128:2015 BERAS Ruang lingkup : SNI ini menetapkan ketentuan tentang persyaratan mutu, penandaan dan pengemasan semua jenis beras yang diperdagangkan untuk konsumsi.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. = nilai peubah yang diamati µ = nilai rataan umum

BAHAN DAN METODE. = nilai peubah yang diamati µ = nilai rataan umum 9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Benih Leuwikopo, Institut Pertanian Bogor, Dramaga-Bogor. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Oktober

Lebih terperinci

Oleh ENDANG SETlA MULlAWATi A

Oleh ENDANG SETlA MULlAWATi A PENGARUH KADAR AIR BENIH, KONDlSl RUANG PENYIMPANAN DAN IENlS BAHAN PENGEMAS TERHADAP VIABILITAS BENIH RASAMALA (Altingia excelsa Noronhae) PADA BEBERAPA PERIODE PENY IMPAN AN Oleh ENDANG SETlA MULlAWATi

Lebih terperinci

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA Endang Iriani, Munir Eti Wulanjari dan Joko Handoyo Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Jawa Tengah Abstrak.

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU BENIH. Faktor Genetik/ Faktor Lingkungan/ Eksternal

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU BENIH. Faktor Genetik/ Faktor Lingkungan/ Eksternal FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU BENIH Faktor Genetik/ Internal Faktor Lingkungan/ Eksternal FAKTOR GENETIK Genetik merupakan faktor bawaan yang berkaitan dengan komposisi genetika benih. Mutu benih berbeda

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan utama manusia. Badan Pusat Statistik (2010)

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan utama manusia. Badan Pusat Statistik (2010) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pangan merupakan kebutuhan utama manusia. Badan Pusat Statistik (2010) melaporkan bahwa laju pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahunnya meningkat 1,48

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ditingkatkan dengan penerapan teknik pasca panen mulai dari saat jagung dipanen

I. PENDAHULUAN. ditingkatkan dengan penerapan teknik pasca panen mulai dari saat jagung dipanen I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman jagung ( Zea mays L) sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan hewan. Jagung merupakan komoditi tanaman pangan kedua terpenting setelah padi. Berdasarkan urutan

Lebih terperinci

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Penanganan pascapanen sangat berperan dalam mempertahankan kualitas dan daya simpan buah-buahan. Penanganan pascapanen yang kurang hati-hati dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Peneletian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

BAB III METODE PENELITIAN. Peneletian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Peneletian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial, yang terdiri dari dua faktor: Faktor I: Umur panen jagung (Zea mays

Lebih terperinci

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara Bahtiar 1), Andi Tenrirawe 2), A.Takdir 2) 1)Balai Pengkajian Teknologi pertanian Sulawesi Utara dan 2)Balai Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 24 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Propagul Rhizophora mucronata dikecambahkan selama 90 hari (3 bulan) dan diamati setiap 3 hari sekali. Hasil pengamatan setiap variabel pertumbuhan dari setiap

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PRODUKSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT (BERSARI BEBAS) Penyusun Zubachtirodin Syuryawati Constance Rapar

PETUNJUK TEKNIS PRODUKSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT (BERSARI BEBAS) Penyusun Zubachtirodin Syuryawati Constance Rapar PETUNJUK TEKNIS PRODUKSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT (BERSARI BEBAS) Penyusun Zubachtirodin Syuryawati Constance Rapar BALAI PENELITIAN TANAMAN SEREALIA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN

Lebih terperinci

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering Abstrak Sumanto 1) dan Suwardi 2) 1)BPTP Kalimantan Selatan, Jl. Panglima Batur Barat No. 4, Banjarbaru 2)Balai Penelitian

Lebih terperinci

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR Charles Y. Bora 1 dan Buang Abdullah 1.Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur. Balai Besar Penelitian

Lebih terperinci

TINJAUAN MUTU PADA PRODUKSI BENIH JAGUNG DI TINGKAT PETANI/PENANGKAR. Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK

TINJAUAN MUTU PADA PRODUKSI BENIH JAGUNG DI TINGKAT PETANI/PENANGKAR. Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK TINJAUAN MUTU PADA PRODUKSI BENIH JAGUNG DI TINGKAT PETANI/PENANGKAR Ramlah Arief Ramlah.arief@yahoo.com Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Mutu benih yang prima merupakan prasyarat untuk memeroleh

Lebih terperinci

PENGOLAHAN BUAH LADA

PENGOLAHAN BUAH LADA PENGOLAHAN BUAH LADA Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama I. PENDAHULUAN Lada memiliki nama latin Piper nigrum dan merupakan family Piperaceae. Lada disebut juga sebagai raja dalam kelompok rempah

Lebih terperinci

PENGKAJIAN SUHU RUANG PENYIMPANAN DAN TEKNIK PENGEMASAN TERHADAP KUALITAS BENIH KEDELAI

PENGKAJIAN SUHU RUANG PENYIMPANAN DAN TEKNIK PENGEMASAN TERHADAP KUALITAS BENIH KEDELAI PENGKAJIAN SUHU RUANG PENYIMPANAN DAN TEKNIK PENGEMASAN TERHADAP KUALITAS BENIH KEDELAI Indartono Program Diploma III Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro ABSTRACT Indartono, in this paper

Lebih terperinci

PENGUJIAN KADAR AIR BENIH

PENGUJIAN KADAR AIR BENIH PENGUJIAN KADAR AIR BENIH A. Pendahuluan. 1. Latar Belakang. Benih merupakan material yang bersifat higroskopis, memiliki susunan yang kompleks dan heterogen. Air merupakan bagian yang fundamental terdapat

Lebih terperinci

USAHA PERBAIKAN PASCAPANEN SEBAGAI TEKNOLOGI ALTERNATIF DALAM RANGKA PENGELOLAAN HAMA KUMBANG BUBUK PADA JAGUNG DAN SORGUM

USAHA PERBAIKAN PASCAPANEN SEBAGAI TEKNOLOGI ALTERNATIF DALAM RANGKA PENGELOLAAN HAMA KUMBANG BUBUK PADA JAGUNG DAN SORGUM Prosiding Seminar Nasional Serealia 9 ISBN :978-979-894-7-9 USAHA PERBAIKAN PASCAPANEN SEBAGAI TEKNOLOGI ALTERNATIF DALAM RANGKA PENGELOLAAN HAMA KUMBANG BUBUK PADA JAGUNG DAN SORGUM S. Mas ud Balai Penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan salah satu tanaman pangan penting di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (2013), kebutuhan kedelai nasional

I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan salah satu tanaman pangan penting di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (2013), kebutuhan kedelai nasional 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai merupakan salah satu tanaman pangan penting di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (2013), kebutuhan kedelai nasional mencapai 2,6 juta ton

Lebih terperinci

UPAYA PENYEDIAAN BENIH DASAR JAGUNG KOMPOSIT MELALUI PEMBINAAN PENANGKAR BENIH DI TINGKAT PETANI. Muhammad Yasin Balai Penelitian Tanaman Serealia

UPAYA PENYEDIAAN BENIH DASAR JAGUNG KOMPOSIT MELALUI PEMBINAAN PENANGKAR BENIH DI TINGKAT PETANI. Muhammad Yasin Balai Penelitian Tanaman Serealia UPAYA PENYEDIAAN BENIH DASAR JAGUNG KOMPOSIT MELALUI PEMBINAAN PENANGKAR BENIH DI TINGKAT PETANI Muhammad Yasin Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Pengembangan teknologi produksi benih jagung berbasis

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari bulan Oktober 2013 sampai bulan

Lebih terperinci

Kajian Daya Simpan Benih Beberapa Varietas Kedelai

Kajian Daya Simpan Benih Beberapa Varietas Kedelai Kajian Daya Simpan Benih Beberapa Kedelai Awaludin Hipi, Fitratunnisa, dan Nani Herawati BPTP NTB. Jl. Raya Peninjauan Narmada E-mail: awl_h@yahoo.co.id Abstrak Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

Penanganan Pascapanen Jagung

Penanganan Pascapanen Jagung Penanganan Pascapanen Jagung I.U. Firmansyah, M. Aqil, dan Yamin Sinuseng Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros PENDAHULUAN Penanganan pascapanen merupakan salah satu mata rantai penting dalam usahatani

Lebih terperinci

SISTEM PRODUKSI BENIH SUMBER VARIETAS SUKMARAGA DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN RAWA ABSTRAK

SISTEM PRODUKSI BENIH SUMBER VARIETAS SUKMARAGA DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN RAWA ABSTRAK SISTEM PRODUKSI BENIH SUMBER VARIETAS SUKMARAGA DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN RAWA Bahtiar dan S. Panikkai Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitser) ABSTRAK Benih merupakan faktor penentu

Lebih terperinci

PENYEBARAN VARIETAS UNGGUL JAGUNG DI SULAWESI SELATAN. Sumarni Panikkai Balai Penelitian Tanaman Serealia

PENYEBARAN VARIETAS UNGGUL JAGUNG DI SULAWESI SELATAN. Sumarni Panikkai Balai Penelitian Tanaman Serealia PENYEBARAN VARIETAS UNGGUL JAGUNG DI SULAWESI SELATAN Sumarni Panikkai Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Studi tentang Penyebaran varietas unggul jagung yang dihasilkan oleh Lembaga Penelitian

Lebih terperinci

PENGERINGAN PADI Oleh : M Mundir BP3K Nglegok

PENGERINGAN PADI Oleh : M Mundir BP3K Nglegok PENGERINGAN PADI Oleh : M Mundir BP3K Nglegok I. LATAR BELAKANG Kegiatan pengeringan merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam usaha mempertahankan mutu gabah. Kadar air gabah yang baru dipanen

Lebih terperinci