HUBUNGAN POLA KONSUMSI PANGAN SUMBER LEMAK DAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KOMPOSISI LEMAK TUBUH DAN KEBUGARAN PADA MAHASISWI IPB ELLSA FAUZIAH TRIEYANI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN POLA KONSUMSI PANGAN SUMBER LEMAK DAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KOMPOSISI LEMAK TUBUH DAN KEBUGARAN PADA MAHASISWI IPB ELLSA FAUZIAH TRIEYANI"

Transkripsi

1 vi HUBUNGAN POLA KONSUMSI PANGAN SUMBER LEMAK DAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KOMPOSISI LEMAK TUBUH DAN KEBUGARAN PADA MAHASISWI IPB ELLSA FAUZIAH TRIEYANI DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014

2 vi

3 vi PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Pola Konsumsi Pangan Sumber Lemak dan Kebiasaan Olahraga dengan Komposisi Lemak Tubuh dan Kebugaran pada Mahasiswi IPB adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Februari 2014 Ellsa Fauziah Trieyani NIM I *Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait

4 vi ABSTRAK ELLSA FAUZIAH TRIEYANI. Hubungan Pola Konsumsi Pangan Sumber Lemak Dan Kebiasaan Olahraga Dengan Komposisi Lemak Tubuh Serta Kebugaran Pada Mahasiswi IPB. Dibimbing oleh LEILY AMALIA FURKON. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diprediksikan pada tahun 2020 sebanyak 60% kematian disebabkan akibat kebugaran jasmani yang rendah. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan pola konsumsi pangan dan kebiasaan olahraga dengan komposisi lemak tubuh serta kebugaran mahasiswi IPB. Desain studi yang digunakan adalah cross sectional. Contoh merupakan 34 orang mahasiswi IPB yang bersedia menjadi contoh serta dalam keadaan sehat. Rata-rata status gizi contoh adalah normal, asupan energi, protein, lemak, karbohidrat, serta mineral contoh yang suka olahraga lebih tinggi dibandingkan dengan contoh yang tidak suka olahraga. Sebagian besar contoh berolahraga dengan jenis olahraga jogging dengan durasi 30 menit per minggu. Komposisi lemak tubuh contoh yang tidak olahraga lebih rendah dibandingkan dengan contoh yang berolahraga. Terdapat hubungan signifikan antara frekuensi konsumsi pangan sumber lemak (p=0.000, r=0.628) dengan komposisi lemak tubuh. Demikian juga terdapat hubungan yang signifikan antara asupan lemak (p=0.001, r=0.530), durasi olahraga (p=0.000, r=0.717) dengan kebugaran. Kata kunci: pangan sumber lemak, komposisi lemak tubuh, kebugaran ABSTRACT ELLSA FAUZIAH TRIEYANI. Relationship of Food Consumption Patterns And Habits Sports Source Fat With Body Fat Composition And Fitness In IPB student. Supervised by LEILY AMALIA FURKON. According to the World Health Organization ( WHO )it is predicted that 2020 around 60 % of deaths is caused by low physical fitness. The purpose of this study was to analyze the relationship pattern of food consumption and exercise habits with the composition of the IPB students body fat and fitness. The design of this study was cross sectional. Examples were 34 IPB students who were willing to be examples and in good health. Average nutritional status was normal, intake of energy, protein, fat, carbohydrate, and mineral examples like sports more than in the sample who do not like sports. Most of the examples of the type of exercise jogging exercise with a duration of 30 minutes per week. Body fat composition examples are not sports lower than the example that exercise. There is a significant relationship between the frequency of consumption of food sources of fat (p=0.000, r=0.628) and body fat composition. Similarly, there is a significant relationship between fat intake (p=0.001, r=0.530 ), exercise duration (p = 0.000, r = 0.71 ) with fitness. Key word : food sources of fat, body fat composition, fitness

5 vi HUBUNGAN POLA KONSUMSI PANGAN SUMBER LEMAK DAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KOMPOSISI LEMAK TUBUH DAN KEBUGARAN PADA MAHASISWI IPB ELLSA FAUZIAH TRIEYANI Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi dari Program Studi Ilmu Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014

6 vi

7 vi Judul Nama NIM : Hubungan Pola Konsumsi Pangan Sumber Lemak dan Kebiasaan Olahraga dengan Komposisi Lemak Tubuh dan Kebugaran pada Mahasiswi IPB : Ellsa Fauziah Trieyani : I Disetujui oleh Leily Amalia Furkon STP MSi Pembimbing Diketahui oleh Dr Ir Rimbawan Ketua Departemen Tanggal Lulus:

8 vi PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia- Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul Hubungan Pola Konsumsi Pangan Sumber Lemak Dan Kebiasaan Olahraga Dengan Komposisi Lemak Tubuh Dan Kebugaran Pada Mahasiswi IPB ini dapat diselesaikan. Penulis menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada Leily Amalia Furkon, STP, MSi selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan serta saran selama penyusunan skripsi ini. Terima kasih keapada dr Naufal Muharam Nurdin, S.Ked selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan untuk menjadikan skripsi ini lebih baik. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada mahasiswi IPB yang telah bersedia dijadikan contoh dalam skripsi ini. Terima kasih yang tulus ikhlas terutama kepada Papa, Mama, Gilang, dan Majid atas segala doa, kasih sayang, dukungan dan semangat yang selalu diberikan. Serta terima kasih kepada seluruh keluarga dan semua saudara yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang selalu memberikan semangat kepada penulis. Terima kasih pula kepada teman-teman alih jenis angkatan 5, asyita graha 1, dan teman-teman lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu yang telah memberikan semangat dan membantu selama pengumpulan data sampai terselesaikannya karya ilmiah ini. Terima kasih banyak kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas bantuan, doa dan dukungannya yang diberikan selama menyelesaikan studi di IPB. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat. Bogor, Februari 2014 Ellsa Fauziah Trieyani

9 vi DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan 2 Manfaat Penelitian 2 Kerangka Pemikiran 2 METODE PENELITIAN 4 Desain, Waktu dan Tempat 4 Jumlah dan Cara Penarikan contoh 4 Jenis dan Cara Pengumpulan Data 5 Pengolahan dan Analisis Data 8 Definisi Operasional 9 HASIL DAN PEMBAHASAN 10 Karakteristik Contoh 10 Asupan Energi dan Zat Gizi serta Tingkat Kecukupan 12 Pola Konsumsi Pangan Sumber Lemak 15 Aktivitas Fisik 17 Kebiasaan Olahraga 18 Komposisi Lemak Tubuh 19 Tingkat Kebugaran 20 Hubungan Antar Variabel dengan Komposisi Lemak Tubuh 21 Hubungan Antar Variabel dengan Kebugaran 23 SIMPULAN DAN SARAN 26 Simpulan 26 Saran 27 DAFTAR PUSTAKA 27 LAMPIRAN 29 DAFTAR RIWAYAT HIDUP 37

10 vi DAFTAR TABEL 1. Jenis dan cara pengumpulan data 4 2. Jenis variabel, kategori dan sumber pengolahan data penelitian 5 3. Physical Activity Ratio (PAR) berbagai aktivitas fisik 7 4. Kategori tingkat aktivitas fisik berdasarkan nilai PAL 8 5. Sebaran karakteristik contoh berdasarkan usia, status gizi, besar uang jajan, biaya pengeluaran pangan, dan biaya pengeluaran non pangan Kebutuhan energi berdasarkan Total Energy Expenditure (TEE) Rata-rata asupan energi dan zat gizi serta tingkat kecukupan Asupan pangan sumber lemak dan kandungan energi serta zat gizi per berat sekali konsumsi Berat dan frekuensi konsumsi pangan sumber lemak per minggu Rata-rata PAL contoh Kebiasaan olahraga contoh berdasarkan frekuensi, jenis, dan durasi olahraga Komposisi lemak tubuh contoh Tingkat kebugaran contoh Hubungan frekuensi pangan sumber lemak dengan komposisi lemak tubuh Hubungan berat konsumsi pangan sumber lemak dengan komposisi lemak tubuh Hubungan kebiasaan olahraga dengan komposisi lemak tubuh Hubungan asupan energi dengan komposisi lemak tubuh Hubungan frekuensi konsumsi pangan sumber lemak dengan kebugaran Hubungan berat konsumsi pangan sumber lemak dengan kebugaran Hubungan asupan lemak dengan kebugaran Hubungan asupan energi dengan kebugaran Hubungan kebiasaan olahraga dengan kebugaran Hubungan aktivitas fisik dengan kebugaran Hubungan komposisi lemak tubuh dengan kebugaran 26 DAFTAR GAMBAR 1. Kerangka pemikiran hubungan pola konsumsi pangan sumber lemak dan kebiasaan olahraga terhadap komposisi lemak tubuh dan kebugaran pada mahasiswi Institut Pertanian Bogor 3 DAFTAR LAMPIRAN 1. Hasil uji ststistik Korelasi Pearson Hasil uji statistik Korelasi Spearman Hasil uji statistik Korelasi Spearman Kuesioner penelitian 30

11 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat, kesehatan yang prima, serta kecerdasan yang baik. Bukti empiris menunjukkan bahwa kualitas SDM sangat ditentukan oleh status gizi yang baik, dan status gizi yang baik ditentukan antara lain oleh jumlah asupan pangan yang dikonsumsi. Hal ini sejalan dengan WHO (1999) yang menyatakan bahwa gizi adalah pilar utama dari kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan. Pola hidup masyarakat di zaman modern saat ini cenderung untuk tidak banyak melakukan aktivitas fisik. Hal ini perlu diwaspadai karena kebiasaan ini dapat berdampak pada kesehatan. Ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran energi mengakibatkan pertambahan berat badan. Obesitas merupakan salah satu faktor risiko penyakit degeneratif kardiovaskular, diabetes melitus, dan beberapa jenis kanker. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diprediksikan pada tahun 2020 sebanyak 73% kematian disebabkan oleh penyakit tidak menular, atau sebanyak 60% kematian disebabkan akibat kebugaran jasmani yang rendah. Olahraga telah mendapat tempat dalam dunia kesehatan sebagai salah satu faktor penting dalam usaha pencegahan penyakit. Olahraga terbukti pula dapat meningkatkan derajat kesehatan dan tingkat kebugaran seseorang. Kesehatan yang baik adalah suatu keadaan yang tidak hanya bebas dari penyakit, namun juga memiliki tingkat kebugaran yang optimal. Kebugaran merupakan suatu kondisi seseorang dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan, serta memiliki kemampuan untuk hal yang bersifat mendadak. Kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan memerlukan tingkat kebugaran yang cukup dari empat komponen jasmani yaitu kebugaran jantung, paru dan peredaran darah, lemak tubuh, kekuatan otot dan kelenturan sendi (Efendi 2012). Lemak merupakan sumber energi untuk latihan aerobik intensitas ringansedang (<50-65% VO 2 max). Simpanan lemak endogen di jaringan adiposa dan di jaringan otot berada dalam bentuk trigliseralida. Trigliseralida selanjutnya diubah ke dalam bentuk gliserol dan asam lemak bebas (Free Fatty Acid) sebagai sumber energi utama selama latihan fisik. Proses pemecahan lemak menjadi asam lemak bebas dan gliserol disebut lipolisis(mora et al 2000). Sering kali overweight dan jaringan lemak tubuh dikaitkan dengan daya tahan kardiorespirasi. Menurut WHO dalam menilai daya tahan kardiorespirasi, VO 2 maksimum (VO 2 maks) atau konsumsi oksigen maksimum merupakan indikator tunggal terbaik yang dapat diukur secara langsung ataupun tidak langsung. Persentase lemak tubuh adalah perbandingan massa lemak tubuh dengan komposisi tubuh. Secara sederhana komposisi tubuh dibagi menjadi dua, yaitu body fat mass (massa lemak) dan body fatfree mass (massa tubuh yang bukan lemak). Seseorang yang mempunyai berat yang sama dan tinggi yang sama belum tentu memiliki persentase lemak yang sama pula karena besarnya lemak dalam tubuh kita juga tergantung pada aktifitas yang kita lakukan dan pola makan. Pola makan yang tinggi lemak akan sangat mempengaruhi komposisi lemak tubuh.

12 2 Apabila seseorang memiliki pola makan yang mengkonsumsi pangan tinggi lemak secara berlebihan maka akan berakibat terjadinya kegemukan. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian mengenai pola konsumsi pangan sumber lemak dan kebiasaan olahraga dengan komposisi lemak tubuh serta kebugaran. Tujuan Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan pola konsumsi pangan sumber lemak dan kebiasaan olahraga dengan komposisi lemak tubuh dan kebugaran pada mahasiswi IPB. Tujuan Khusus 1. Menganalisis karakteristik contoh (usia, status gizi, besar uang saku, pengeluaran pangan dan non pangan). 2. Menganalisis konsumsi pangan dan tingkat kecukupan gizi sehari. 3. Menganalisis pola konsumsi pangan sumber lemak (frekuensi makan, waktu dan jenis makanan) pada mahasiswi Institut Pertanian Bogor. 4. Menganalisis aktivitas fisik pada mahasiswi Institut Pertanian Bogor. 5. Menganalisis kebiasaan olahraga (jenis olahraga, frekuensi dan durasi olahraga) pada mahasiswi Institut Pertanian Bogor. 6. Mengukur komposisi lemak tubuh pada mahasiswi Institut Pertanian Bogor. 7. Mengukur tingkat kebugaran pada mahasiswi Institut Pertanian Bogor. 8. Menganalisis hubungan antara pola konsumsi pangan sumber lemak dengan komposisi lemak tubuh dan kebugaran pada mahasiswi Institut Pertanian Bogor. 9. Menganalisis hubungan antara kebiasaan olahraga dengan komposisi lemak tubuh dan kebugaran pada mahasiswi Institut Pertanian Bogor. 10. Menganalisis hubungan antara aktivitas fisik dengan kebugaran pada mahasiswi Institut Pertanian Bogor. 11. Menganalisis hubungan antara komposisi lemak tubuh dengan kebugaran pada mahasiswi Institut Pertanian Bogor. Manfaat Penelitian Kegunaan penelitian Hubungan Pola Konsumsi Pangan Sumber Lemak Dan Kebiasaan Olahraga Dengan Komposisi Lemak Tubuh Dan Kebugaran Pada Mahasiswi Institut Pertanian Bogor yaitu diharapkan dapat menjadi masukan oleh mahasiswi untuk memahami arti pentingnya pengaturan pola makan dan olahraga terhadap kebugaran dan menambah pengetahuan sehingga dapat memahami arti pentingnya pola makan dan olahraga. Kerangka Pemikiran Secara umum, mereka yang tergolong dewasa awal adalah mereka yang berusia tahun. Menurut seorang ahli psikologi perkembangan, orang dewasa awal termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik (physically trantition) transisi secara intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran sosial (social role trantition). Setiap orang memiliki perbedaan pola konsumsi yang dipengaruhi karakteristik individu (usia, jenis kelamin, besar uang jajan) dan

13 3 sosial ekonomi keluarga (pendidikan, pendapatan, pekerjaan orangtua, dan besar keluarga) mereka masing-masing. Status gizi dipengaruhi oleh faktor external dan faktor internal. Faktor external antara lain yaitu tingkat pendapatan, pendidikan, pekerjaan, dan budaya. Masalah gizi karena kemiskinan, indikatornya adalah taraf ekonomi keluarga hubungannya dengan daya beli yang dimiliki keluarga tersebut, artinya bahwa konsumsi sebuah keluarga tergantung pada pendapatan keluarganya. Sedangkan yang menentukan pendapatan keluarga adalah jenis pekerjaan yang dimiliki. Pendidikan dan budaya dalam sebuah keluarga juga berpengaruh dalam menentukan jumlah dan jenis pangan yang dibeli, pengolahan, distribusi dalam keluarga, dan kebiasaan makan secara perorangan. Sedang faktor internal yang mempengaruhi status gizi antara lain yaitu usia dan kondisi fisik. Gizi secara langsung dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan penyakit.konsumsi pangan merupakan faktor utama untuk memenuhi kebutuhan gizi yang selanjutnya bertindak menyediakan energi bagi tubuh, mengatur proses metabolisme, memperbaiki jaringan tubuh serta untuk pertumbuhan. Olahraga yang teratur dapat bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan. Sebgai contoh, seorang yang sudah terbiasa berolahraga secara teratur, ia akan memiliki tungkat kebugaran yang lebih baik jika dibandingkan dengan orang yang ridak terbiasa berolahraga. Kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan memerlukan tingkat kebugaran yang cukup dari empat komponen jasmani yaitu kebugaran jantung, paru dan peredaran darah, lemak tubuh, kekuatan otot dan kelenturan sendi. Karakteristik contoh: BB dan TB Usia Uang saku Pola makan Aktifitas fisik Konsumsi pangan sumber lemak: Frekuensi konsumsi Berat pangan Berat konsumsi Kebiasaan Olahraga Jenis olahraga Frekuensi olahraga Durasi olahraga Komposisi lemak tubuh Kebugaran Gambar 1 Kerangka pemikiran hubungan pola konsumsi pangan sumber lemak dan kebiasaan olahraga terhadap komposisi lemak tubuh dan kebugaran pada mahasiswi Institut Pertanian Bogor.

14 4 METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu pengumpulan paparan dan outcome pada satu waktu untuk menggambarkan karakteristik contoh dan hubungan antar variabel. Penelitian ini dilaksanakan di Institut Pertanian Bogor penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Contoh dalam penelitian ini adalah mahasiswi Institut Pertanian Bogor sebanyak 34 orang, dengan beberapa inklusi seperti bersedia menjadi contoh, dalam keadaan sehat, dan berstatus sebagai mahasiswi aktif IPB. Cara pengambilan contoh dilakukan secara purposive berdasarkan kebiasaan olahraga yaitu contoh yang suka olahraga dan contoh yang tidak suka olahraga. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data dalam penelitian terdiri atas karakteristik contoh, konsumsi pangan, kebiasaan olahraga, status gizi, aktivitas fisik, komposisi lemak tubuh dan tingkat kebugaran yang diperoleh melalui pengamatan langsung dan alat bantu kuesioner. Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data No Variabel Jenis data Cara pengumpulan data 1 Karakteristik contoh 1. Usia Menggunakan kuesioner 2. Jenis kelamin 3. Besar uang jajan 4. Pengeluaran pangan 5. Pengeluaran non pangan 2 Konsumsi pangan 1. Konsumsi pangan sumber lemak Menggunakan wawncara dengan 2. Asupan energi dan zat gizi metode semi kuantitatif Food 3. Jumlah dan jenis pangan yang Dikonsumsi Frequency Questionnaire (FFQ) dan recall 2x24 jam 3 Kebiasaan olahraga 1. Frekuensi olahraga Menggunakan kuesioner 2. Jenis olahraga 3. Durasi atau lama olahraga 4 Status gizi antropometrik 1. Berat Badan 2. Tinggi Badan Timbangan dan mikrotois 5 Aktivitas fisik Aktivitas fisik hari kerja dan libur Wawancara langsung 6 Komposisi lemak Lemak tubuh tubuh 7 Tingkat Kebugaran Nilai VO 2 max Hasil tes Balke Pengukuran langsung menggunakan Body Composition Analyzer tipe Olympia 3.5 Komposisi lemak tubuh diukur dengan menggunakan alat Body Composition Analyzer tipe Olympia 3.5. Alat ini bekerja secara Bioelektrik Analisis Impedansi (BI). Lemak tubuh adalah jaringan yang memiliki konduktivitas listrik kecil. Body Composition Analyzer mengirimkan arus listrik yang sangat lemah. Persentase lemak tubuh dihitung dengan formula yang menggunakan air tubuh diukur bersama dengan lima faktor, yaitu hambatan listrik, tinggi badan, berat badan, usia, dan jenis kelamin.

15 5 Pengolahan dan Analisis Data Proses pengolahan meliputi entry, coding, editing, cleaning, processing, dan analisis. Entry adalah memasukan data jawaban kuesioner. Proses coding yaitu pemberian angka atau kode. Proses editing adalah pemeriksaan seluruh data yang sudah diinput. Cleaning adalah melakukan pengecekan kembali terhadap isian data. Data tinggi badan dan berat badan contoh digunakan untuk mengetahui status gizi contoh berdasarkan IMT. Besar uang jajan dikelompokkan menggunakan rumus interval kelas (Slamet 1993) : Keterangan : IK = interval kelas NT = interval tertinggi NK = nilai rendah IK = NT - NR Kategori Tabel 2 Jenis Variabel, kategori dan sumber pengolahan data penelitian No Variabel Kategori Acuan 1. Status gizi (IMT) 1. Underweight (IMT 18,50) 2. Normal (IMT: ) 3. Overweight (IMT: ) 4. Obes (IMT >30) Depkes Rendah : < Rp ,6 Uang jajan 2. Sedang : Rp ,7 Rp ,1 Slamet 2. (Rupiah/bulan) 3. Tinggi : > Rp ,2-Rp (1993) Pengeluaran pangan (Rupiah/hari) Pengeluaran non pangan (Rupiah/hari) Tingkat Kecukupan Energi Tingkat Kecukupan Protein Kontribusi Lemak terhadap AKE 1. Rendah : < Rp Sedang : Rp Rp Tinggi : > Rp Rendah : < Rp 4.417,9 2. Sedang : Rp 4.417,9 Rp Tinggi : > Rp Defisit tingkat berat : <70% AKE 2. Defisit tingkat sedang : 70-79% AKE 3. Kurang : 80-89%AKE 4. Cukup : % AKE 5. Lebih : 120% AKE 1. Defisit tingkat berat : <70% AKP 2. Defisit tingkat sedang : 70-79% AKP 3. Kurang : 80-89%AKP 4. Cukup : % AKP 5. Lebih : 120% AKP 1. Kurang (<25%) 2. Normal (30%) 3. Lebih (>35%) Berdasarkan ± rata-rata dan standar deviasi Berdasarkan ± rata-rata dan standar deviasi Depkes 1996 Depkes 1996 IOM 2005

16 6 Tabel 2 (lanjutan) Jenis Variabel, kategori dan sumber pengolahan data penelitian No Variabel Kategori Acuan 8. Kontribusi Karbohidrat terhadap AKE 1. Kurang (<45%) 2. Normal (55%) 3. Lebih (>65%) IOM Tingkat Kecukupan vitamin dan mineral Aktivitas fisik (Nilai PAL) Komposisi lemak tubuh Tingkat kebugaran (nilai Vo 2 max) 13 Durasi olahraga 1. Kurang : <77 2. Cukup : >77 1. Ringan : Sedang : Berat : Cukup : 17.1% -22.0% 2. Baik : 22.1%-32.0% 3. Lebih : > 32.1% 1. Kurang : ml/kgbb/min 2. Cukup : ml/kgbb/min 3. Baik : ml/kgbb/min 1. Kurang (<30 menit) 2. Normal (30-60 menit) 3. Tinggi (>60 menit) Depkes 1996 FAO 2001 Hoeger 1994 Depkes 2005 Berdasarkan ± rata-rata dan standar deviasi Data konsumsi pangan berupa jenis dan berat makanan dalam gram/urt dikonversi ke dalam nilai gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) sehingga dapat diketahui kandungan gizi masing-masing bahan makanan. Kemudian dilakukan perhitungan tingkat kecukupan gizi untuk energi dan protein. Adapun rumus yang digunkanan untuk mengetahui kandungan zat gizi makanan yang dikomsumsi adalah : KGij = (Bj/100) x Gij x (BDDj/100) Keterangan: KGij = penjumlahan zat gizi I dari setiap bahan makanan/pangan yang dikonsumsi Bj = Berat bahan makanan j (gram) Gij = kandungan zat gizi I dari bahan makanan j BDDj = % bahan makanan j yang dapat dimakan Data konsumsi pangan sehari merupakan data konsumsi pangan rata-rata yang diambil di hari kerja dan hari libur, yaitu : Rata-rata = ( 5 x data konsumsi hari kerja)+( 2 x data konsumsi hari libur) Konsumsi sehari 7 Pengukuran tingkat kecukupan energi dan protein merupakan tahap lanjutan dari perhitungan konsumsi pangan. Tingkat kecukupan konsumsi didapat dari persentase konsumsi aktual anak terhadap Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan berdasarkan WNPG tahun Secara umum tingkat kecukupan zat gizi dapat dirumuskan sebagai berikut : TKGi = (Ki/AKGi) x 100%

17 7 Keterangan: TKGi = Tingkat kecukupan zat gizi i AKGi = Kecukupan zat gizi I yang dianjurkan Ki = konsumsi zat gizi Perhitugan rata-rata kebutuhan energi sehari ditentukan dengan rumus Total Energy Expenditure (TEE) yaitu didapatkan dari angka metabolisme basal dengan aktivitas fisik. Metabolisme basal atau sering disebut Basal Energy Expenditure (BEE) adalah kebutuhan energi untuk mempertahankan kehidupan atau energi yang mendukung proses dasar kehidupan. Dalam menentukan nilai Basal Energy Expenditure (BEE) untuk wanita, Harris Benedict menemukan sebuah metoda dengan cara perhitungan : Keterangan : BB = Berat Badan TB = Tinggi Badan U = Umur BEE = 655+ (9.6 x BB) + (1.8 x TB) (4.7 x U) Pengukuran aktivitas fisik dilakukan terhadap jenis aktivitas yang dilakukan contoh dan lama waktu melakukan aktivitas fisik dalam sehari. FAO (2001) menyatakan bahwa aktivitas fisik adalah variabel utama setelah angka metabolisme basal dalam penghitungan pengeluaran energi. PAL merupakan besarnya energi yang dikeluarkan (kkal/kap/hari) per kilogram berat badan dalam 24 jam. PAL ditentukan dengan rumus sebagai berikut : Keterangan : PAL : Physical Activity Level (tingkat aktivitas fisik) PAR : Physical Activity Ratio (jumlah energi yang dikeluarkan untuk jenis aktivitas per satuan waktu tertentu) Tabel 3 Physical Activity Ratio (PAR) berbagai aktivitas fisik Physical Activity Aktivitas Ratio/satuan waktu Tidur(Siang Dan Malam) 1 Tidur-Tiduran, Duduk Diam, Membaca 1.2 Duduk Sambil Menonton TV 1.72 Mandi Dan Berpakaian 2.3 Berdiri Diam, Beribadah, Menunggu (Berdiri), Berhias 1.5 Berkendaraan Di Mobil/Bus/Angkutan 1.2 Makan Minum 1.6 Jalan Santai 2.5 Berbelanja (Membawa Beban) 5 Mengendarai Kendaraan 2.4 Melakukan Perkerjaan RT 2.75 Setrika Pakaian ( Duduk) 1.7 Office Worker (Duduk didepanmeja, Menulis, mengetik) 1.3

18 8 Tabel 3 (lanjutan) Physical Activity Ratio (PAR) berbagai aktivitas fisik Physical Activity Aktivitas Ratio/satuan waktu Olahraga (Badminton) 4.85 Olahraga (Jogging, Lari Jarak Jauh) 6.5 Olahraga (Bersepeda) 3.6 Olahraga (Aerobic, Berenang, Sepak Bola, dll) 7.5 Kegiatan Dilakukan Dengan Duduk 1.5 Kegiatan Ringan 1.4 Memasak 2.1 Sumber: FAO/WHO/UNU. Human Energy Requirements. WHO Technical Report Series, no Geneva: World Helath Organization; Setelah didapatkan metabolisme basal dan aktivitas fisik, maka akan didapatkan kebutuhan energi sehari dengan rumus : Keterangan : BEE = Basal Energy Expenditure PA = Physical Activity TEE = BEE x PA Tingkat aktivitas fisik dikategorikan sebagai aktivitas ringan, sedang, dan berat, dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Kategori tingkat aktivitas fisik berdasarkan nilai PAL Kategori Nilai PAL Ringan Sedang Berat Tingkat kebugaran diperoleh dari tes Balke. Secara luas tes Balke banyak dipakai untuk memeriksa kebugaran atlet atau masyarakat yang berolahraga, keuntungan tes balke adalah tes yang dapat dipakai untuk mengukur kebugaran banyak orang sekaligus dengan hasil yang cukup akurat. Berikut ini rumus untuk menghitung total VO 2 max: Total VO 2 maksimum = (Total jarak yang ditempuh 15) - 133) 0.172) Sumber : Departemen Kesehatan 2005 Untuk pengolahan dan analisis data, digunakan program Microsoft Excell dan Statistical Package for Sosial Science (SPSS) versi 16.0 for Windows. Analisa data yang dilakukan secara deskriptif, untuk menganalisa karakteristik contoh, pola konsumsi pangan sehari dan pangan sumber lemak, status gizi contoh, kebiasaan olahraga, komposisi lemak contoh. Uji korelasi Pearson dan Spearman untuk melihat hubungan antar variabel. Sebelum data diuji dengan uji korelasi Pearson dan Spearman, data terlebih dahulu diuji normalitas untuk menentukkan data normal atau tidak.

19 9 Definisi Operasional Contoh adalah mahasiswi Institut Pertanian Bogor Karakteristik contoh adalah kondisi contoh yang dapat mempengaruhi kebiasaan konsumsi, meliputi umur, jenis kelamin, dan besar uang jajan Uang saku adalah pendapatan rata-rata per bulan yang diberikan oleh orangtua yang dinilai dengan rupiah. Antropometri adalah metode yang digunakan dalam melakukan penilaian status gizi secara langsung yaitu tinggi badan, berat badan. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Kebutuhan zat gizi adalah kebutuhan zat gizi wanita dewasa awal yang dianjurkan untuk dipenuhi berdasarkan Angka kecukupan Gizi dalam Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi tahun Asupan gizi adalah jumlah zat gizi yang dikonsumsi tubuh baik individu maupun kelompok setelah mengkonsumsi pangan. Penilaian konsumsi pangan adalah menilai kualitas konsumsi makanan serta kandungan zat gizi yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi oleh contoh dengan menggunakan metode semi kuantitaif food frequency questionnaire. Semi kuantitaif food frequency questionnaire metode yang bertujuan untuk menilai frekuensi makan yang dikonsumsi dengan periode tertentu, ukuran porsi makanan dapat diestimasi. Tingkat kecukupan gizi adalah perbandingan konsumsi dari rata-rata zat gizi makro maupun zat gizi mikro terhadap angka kecukupan yang dianjurkan menurut umur berdasarkan WKNPG (2004) yang dinyatakan dalam persen. Olahraga adalah aktivitas fisik yang terencana, terstruktur, berulang dan bertujuan memperbaiki atau menjaga kesegaran jasmani meliputi frekuensi olahraga, jenis olahraga, dan durasi atau lama olahraga. Pangan sumber lemak adalah pangan yang memiliki kandungan lemak lebih tinggi dibandingkan kandungan zat gizi lainnya. Komposisi lemak tubuh adalah persentase lemak tubuh yang diukur dengan alat Body Composition Analyzer. Kebiasaan olahraga adalah kegiatan olahraga yang dilakukan oleh contoh, meliputi frekuensi, durasi, dan jenis olahraga yang dilakukan. Suka olahraga adalah melakukan kegiatan olahraga dalam seminggu yang terukur frekuensi dan durasi olahraga, serta diketahui jenis olahraga yang dilakukan. Tidak suka olahraga adalah tidak melakukan kegiatan olahraga dalam waktu seminggu. Aktivitas fisik adalah setiap pergerakan tubuh yang mengakibatkan pengeluaran energi. Diukur dengan menggunakan kuesioner aktivitas fisik, yang meliputi jenis dan lama kegiatan sekarang selama 24 jam dikategorikan menjadi ringan, sedang dan berat. Kebugaran adalah kemampuan tubuh untuk melakukan kegiatan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan fisik yang berlebihan.

20 10 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Contoh Karakteristik contoh dalam penelitian ini terdiri atas usia, status gizi, besar uang jajan per bulan, pengeluaran pangan per hari, dan pengeluaran non pangan per hari. Adanya variabel karakteristik diharapkan dapat mendukung data hasil penelitian. Variabel karakteristik di bedakan berdasarkan kebiasaan olahraga contoh, yaitu contoh yang suka olahraga dan tidak suka olahraga. Tabel 5 Sebaran karakteristik contoh berdasarkan kebiasaan olahraga Variabel Suka Olahraga Tidak Suka Olahraga n % n % Usia < > Total Status gizi Kurus Normal Gemuk Total Besar Uang Jajan/bulan Rendah (<Rp ,6) Sedang (Rp ,7- Rp ,2) Tinggi (Rp ,2-Rp ) Total Pengeluaran Pangan/hari Rendah (<Rp ,5) Sedang (Rp ,5-Rp ,7) Tinggi (>Rp ,7) Total Pengeluaran Non Pangan/hari Rendah (< Rp 4.417,9) Sedang (Rp 4.417,9-Rp ) Tinggi (> Rp ) Total Contoh dalam penelitian ini adalah 34 mahasiswi Institut Pertanian Bogor yang sehat dan bersedia menjadi contoh penelitian. Usia minimum contoh yang berpartisipasi dalam penelitian ini yakni 20 tahun dan usia maksimum 26 tahun. Adapun rentang usia yang mendominasi pada contoh yang suka olahraga dan tidak suka olahraga adalah tahun sebesar 95% dan 92.9%. Rentang usia contoh dalam penelitian ini dikategorikan sebagai dewasa awal. Masa dewasa

21 awal merupakan masa dari puncak perkembangan fisik dan masa dimana motivasi untuk meraih sesuatu sangat besar yang didukung oleh kekuatan fisik yang prima (Santrock 2002). Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau dapat dikatakan bahwa status gizi merupakan indikator baikburuknya penyediaan makanan sehari-hari (Irianto 2007 ). Pengukuran status gizi dilakukan dengan menggunakan indikator IMT, yaitu cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan, dengan menggunakan IMT dapat diketahui apakah seseorang berat badannya berada di bawah batas minimum (underweight/kekurusan) atau berat badannya berada di atas maksimum (overweight/kegemukan). Sebagain besar contoh penelitian yang suka olahraga dan tidak suka olahraga masuk dalam kategori status gizi normal. Uang jajan merupakan bagian dari pengalokasian pendapatan keluarga yang diberikan pada anak untuk jangka waktu tertentu, untuk memenuhi keperluan harian, mingguan, atau bulanan. Perolehan uang jajan sering menjadi suatu kebiasaan, sehingga anak diharapkan untuk belajar mengelola dan bertanggung jawab atas uang jajan yang dimiliki (Napitu 1994). Semakin banyak uang yang dimiliki memungkinkan semakin baiknya kualitas makanan yang diperoleh. Data uang jajan per bulan tertinggi sebesar Rp ,00 dan terendah sebesar Rp ,00. Uang jajan contoh yang suka olahraga dan tidak suka olahraga umumnya termasuk dalam kategori sedang (Rp ,7- Rp ,2), yaitu masing-masing sebesar 55% dan 64.3%. Uang jajan yang didapat digunakan untuk keperluan sehari-hari, sehingga jika uang saku yang didapat sedikit maka kebebasan memenuhi kebutuhan pangan dan non pangan juga akan semakin terbatas (Marzuki 2006). Uang jajan per bulan digunakan untuk pengeluaran pangan dan pengeluaran non pangan per harinya. Pengeluaran pangan terdiri dari pengeluaran untuk makanan, minuman dan jajanan. Semakin sedikit uang saku yang didapat maka kebebasan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan non pangan akan terbatas. Sebagian besar pengeluaran pangan contoh yang suka olahraga dan tidak suka olahraga termasuk dalam kategori sedang yaitu sebesar Rp ,5-Rp ,7/hari. Contoh menggunakan uang jajan per bulan untuk pengeluaran pangan rata-rata sebesar 66.9%-78.3%. Dapat diketahui bahwa sebagian besar contoh yang suka olahraga dan yang tidak suka olahraga menggunakan uang jajan perbulan lebih dari 50% untuk biaya pengeluaran pangan. Hal ini berarti bahwa alokasi uang jajan mahasiswi untuk keperluan lainnya, seperti hiburan, rekreasi, pakaian baru, dan lain-lain menjadi terbatas. Pengeluaran non pangan merupakan alokasi dana contoh untuk keperluan pendidikan, transportasi, iuran asrama, pembelian pulsa, dan biaya keorganisasian tetapi tidak untuk pembayaran kontrakan atau SPP. Berdasarkan data tersebut, dilakukan perhitungan dan pengelompokan pada biaya pengeluaran non pangan contoh. Biaya pengeluaran non pangan sebagian besar contoh yang suka olahraga dan tidak suka olahraga termasuk dalam kategori sedang yaitu sebesar Rp 4.417,9-Rp /hari. Contoh menggunakan uang jajan per bulan untuk pengeluaran non pangan rata-rata sebesar 23.3%-52%. 11

22 12 Kebutuhan, asupan energi dan zat gizi serta tingkat kecukupan Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang dibutuhkan tubuh setiap hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energi dan zat-zat gizi (Almatsier 2001). Kebutuhan energi dan zat-zat gizi dipengaruhi oleh faktor, seperti umur, jenis kelamin, berat badan, dan aktivitas fisik. Berikut merupakan kebutuhan energi berdasarkan Total Energy Expenditure (TEE). Tabel 6 Kebutuhan energi berdasarkan Total Energy Expenditure (TEE) Kebutuhan Suka olahraga Tidak suka olahraga Energi (kkal) ± ±180.9 Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa rata-rata kebutuhan energi contoh yang suka olahraga lebih tinggi dai contoh yang tidak suka olahraga, yaitu sebesar kkal. Hal ini dapat terjadi karena aktivitas fisik contoh yang suka olahraga lebih tinggi dibandingkan dengan contoh yang tidak suka olahraga. Aktivitas fisik merupakan salah satu bagian dari Total Energy Expenditure (TEE). Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan adalah taraf konsumsi zat-zat gizi esensial, yang berdasarkan pengetahuan ilmiah yang dinilai cukup untuk meemenuhi kebutuhan hampir semua orang sehat. Penilaian untuk analisis tingkat konsumsi gizi dilakukan dengan membandingkan antara konsumsi zat gizi aktual (nyata) kecukupan gizi yang dinyatakan dalam persen (Hardinsyah & Briawan 1994). Angka Kecukupan Energi menggunakan angka Total Energy Expenditure masing-masing contoh. Berdasarkan WNPG 2004, zat gizi sehari adalah protein 50 gr/hari, kalsium 800 mg/hari, zat besi 26 mg/hari, vitamin A 500 RE/hari, vitamin B1 1.0 mg/hari, dan vitamin C 75 mg/hari. Tabel 7 Rata-rata asupan Energi dan zat gizi serta tingkat kecukupan Tingkat Kecukupan Suka olahraga Tidak suka olahraga n % n % Defisit Berat Defisit Sedang Energi (kkal) Defisit Ringan Normal Lebih Total Rata-rata 946.1± ± Defisit Berat Defisit Sedang Protein (g) Defisit Ringan Normal Lebih Total Rata-rata 33.7± ± 10.6 Kurang Lemak (g) Normal Lebih Total ± ± 13.2

23 13 Tabel 7 (lanjutan) Rata-rata asupan Energi dan zat gizi serta tingkat kecukupan Tidak suka Suka olahraga Tingkat Kecukupan olahraga n % n % Kurang Karbohidrat (g) Normal Lebih Total Rata-rata 223.4± ± 99.8 Vitamin A (RE) Kurang Cukup Total Rata-rata 344.0± ± Vitamin B1 (mg) Kurang Cukup Total Rata-rata 0.6± ± 0.4 Vitamin C (mg) Kurang Cukup Total Rata-rata 61.4± ± Kalsium (mg) Besi (mg) Kurang Cukup Total Rata-rata 607.1± ±335.1 Kurang Cukup Total Rata-rata 0.7± ± 0.6 Rata-rata asupan energi contoh yang suka olahraga lebih tinggi dibandingkan dengan contoh yang tidak suka olahraga, dengan rata-rata asupan energi contoh yang suka olahraga sebesar 946.1±324.0 kkal/hari. Rata-rata tingkat kecukupan gizi pada contoh yang suka olahraga dan tidak suka olahraga termasuk dalam kategori defisit berat yaitu sebesar 45% dan 57%. Rendahnya asupan pada contoh dalam penelitian ini karena pada dasarnya mahasiswi menjaga dan membatasi asupan makananya utuk mempertahankan penampilan atau body image. Body image adalah suatu konsep pribadi seseorang tentang penampilan fisiknya. Masing-masing orang memiliki penilaian sendiri akan bentuk tubuhnya. Hasil penelitian Kusumajaya dkk (2007) menjelaskan bahwa persepsi wanita terhadap body image dapat menentukan pola makan serta status gizinya. Selera makan wanita juga sangat berubah-ubah dari hari ke hari. Wanita pada umumnya ingin mempunyai bentuk badan yang langsing sehingga mereka tidak mau makan pagi (Hurlock (1991). Kelebihan energi disimpan dalam bentuk glikogen sebagai cadangan energi jangka pendek dan dalam bentuk lemak sebagai cadangan jangka panjang (IOM, 2002). Rata-rata asupan protein pada contoh yang suka olahraga lebih tinggi yaitu sebesar 33.7 gr/hari dibandingkan dengan contoh yang tidak suka berolahraga yaitu sebesar 28.6 gr/hari. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh penelitian Permaisih (2003) yang menyatakan bahwa asupan gizi pada wanita di

24 Indonesia biasanya kurang zat gizi makro seperti protein. Apabila hal ini berlangsung terus menerus akan berdampak kurang baik, daya tahan tubuh menurun, rentan terhadap penyakit, daya kreativitas dan daya fisik menurun dan sebagainya (Almatsier 2003). Rata-rata asupan lemak pada contoh yang tidak suka olahraga lebih tinggi yaitu sebesar 34.6 gr/hari dibandingkan dengan contoh yang suka berolahraga yaitu sebesar 31.5 gr/hari. Rata-rata asupan karbohidrat pada contoh yang tidak suka olahraga lebih tinggi yaitu sebesar gr/hari dibandingkan dengan contoh yang suka berolahraga yaitu sebesar gr/hari. Rata-rata asupan vitamin A pada contoh yang suka olahraga sebesar 344.0±206.9 RE/hari, sedangkan pada contoh yang tidak suka olahraga sebesar 379.3± RE/hari. Dapat disimpulkan bahwa rata-rata asupan vitamin A pada contoh yang tidak suka olahraga lebih tinggi dibandingkan dengan contoh yang suka olahraga. Rata-rata asupan vitamin B1 pada contoh yang suka olahraga sebesar 0.6± 0.6 mg/hari, sedangkan pada contoh yang tidak suka olahraga memiliki rata-rata asupan vitamin B1 yang lebih tinggi yaitu sebesar 0.5± 0.4 mg/hari. Vitamin B1 memegang peranan penting dalam tubuh, yaitu dalam proses transformasi energi, sintesis pentosa dan bentuk koenzim tereduksi dari niasin (Almatsier 2009). Ratarata asupan vitamin C pada contoh yang suka olahraga lebih tinggi dibandingkan dengan contoh yang tidak suka olahraga yaitu sebesar 61.4± mg/hari, sedangkan pada contoh yang tidak suka olahraga memiliki rata-rata asupan vitamin C sebesar 43.1± mg/hari. Rata-rata asupan kalsium contoh yang suka olahraga sebesar 607.1± mg/hari, sedangkan rata-rata asupan kalsium contoh yang tidak suka olahraga sebesar 686.3±335.1 mg/hari. Tercukupinya kebutuhan kalsium pada contoh yang tidak suka olahraga diduga karena pada contoh rutin dalam mengkonsumsi pangan sumber kalsium seperti susu. Rata-rata asupan zat besi contoh yang suka olahraga sebesar 0.7± 0.6 mg/hari, dengan tingkat kecukupan sebesar 75.4%. Contoh yang tidak suka olahraga memiliki rata-rata asupan zat besi yang lebih tinggi dibandingkan dengan contoh yang suka olahraga yaitu sebesar 0.8± 0.6 mg/hari, Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahi bahwa sebagian besar contoh baik yang suka olahraga maupun yang tidak suka olahraga memiliki kecukupan energi dalam kategori defisit berat, dengan masing-masing persentase sebesar 45% dan 57%. Sedangkan contoh yang memiliki tingkat kecukupan energi normal yaitu masing-masing sebesar 25% dan 21.4%. Begitu juga pada tingkat kecukupan protein, sebagian besar contoh memiliki tingkat kecukupan dalam kategori defisit berat. Tingkat kecukupan lemak contoh yang suka olahraga sebesar 80% termasuk dalam kategori kurang. Sedangkan untuk contoh yang tidak suka olahraga sebanyak 85.7% memiliki tingkat kecukupan lemak dalam kategori normal. Hal ini terjadi karena contoh yang suka olahraga sangat menjaga dan membatasi asupan pangan lemak. Sebagian besar tingkat kecukupan karbohidrat contoh yang suka olahraga berada dalam kategori kurang, sedangkan untuk contoh yang tidak suka olahraga memiliki tingkat kecukupan karbohidrat dalam kategori normal. Tingat kecukupan kalsium pada contoh yang suka olahraga sebesar 65% termasuk dalam kategori kurang, sedangkan contoh yang tidak suka olahraga sebesar 57.1 termasuk dalam kategori tingkat kecukupan lemak yang cukup. 14

25 15 Seagian besar kedua contoh memiliki tingkat kecukupan vitamin B1 dan vitamin C yang termasuk dalam kategori kurang. Tingkat kecukupan kalsium pada contoh yang tidak suka olahraga lebi baik dibandingkan dengan yang suka olahraga, yaitu dengan persentase sebesar 64.2% termasuk dalam kategori normal. Hal ini dapat terjadi karena pada contoh yang tidak suka olahraga lebih sering mengkonsumsi susu dibandingkan dengan contoh yang suka olahraga. Pola Konsumsi Pangan Sumber Lemak Tabel 8 Asupan pangan sumber lemak dan kandungan energi serta zat gizi per berat sekali konsumsi Bahan pangan Be Rat (g) Energi (kkal) Prote in (g) Lem ak (g) Kh (g) Kalsium (mg) Besi (mg) Vit. A (RE) Vit. B1 (mg) Corned beef Bakwan Blackforest Margarin Ayam Telur bebek Daging sapi Telur ayam Ikan Susu Es krim Alpukat Nugget Telur puyuh Keju Babat Santan Biskuit Vit.C (mg) Lemak merupakan zat gizi penghasil energi terbesar, besarnya lebih dari dua kali energi yang dihasilkan karbohidrat dan protein. Namun, lemak merupakan sumber energi yang tidak ekonomis pemakaiannya. Oleh karena metabolisme lemak menghabiskan oksigen lebih banyak dibanding karbohidrat. Lemak atau trigliserida di dalam tubuh diubah menjadi asam lemak dan gliserol. Selain penghasil energi, lemak merupakan alat pengangkut vitamin yang larut dalam lemak dan sebagai sumber asam lemak yang esensial, misalnya asam lemak linoleat (Primana 2000). Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui kandungan lemak tertinggi pada pangan sumber lemak. Pangan sumber lemak yang memiliki kandungan lemak tertinggi corned beef yaitu sebesar 15 gram. Corned beef merupakan daging sapi yang diawetkan dalam air garam dan kemudian dimasak dengan cara direbus. Kandungan lemak terendah terdapat pada biskuit, yaitu sebesar 0.8 gram dengan berat 80 gram per konsumsi.

26 16 Tabel 9 Berat dan frekuensi konsumsi pangan sumber lemak per minggu Bahan makanan Berat per minggu Suka olahraga Tidak suka olahraga Suka olahraga Frekuensi per minggu Tidak suka olahraga Rata-rata±SD Rata-rata±SD Rata-rata±SD Rata-rata±SD Corned beef 0± ±64.1 0±0 0.3±1.1 Bakwan 253.0± ± ± ±3.9 Blackforest 164.5± ± ± ±1.5 Margarin 27.0± ± ± ±3.9 Ayam 332.5± ± ± ±6.0 Telur bebek 3.4± ±8.8 0±0 0.1±0.1 Daging sapi 76.2± ± ± ±1.3 Telur ayam 199.3± ± ± ±1.2 Ikan 205.3± ± ± ±2.0 Susu 204.3± ± ± ±2.7 Es krim 0± 0 16±67.8 0±0 0.2±1.0 Alpukat 112.8± ± ± ±1 Nugget 7.7± ±0 0.3±1.5 0±0 Telur puyuh 1.5± ±18.1 0± ±0.3 Keju 9.5± ± ± ±1.9 Babat 39.3± ± ± ±1.5 Santan 36.5± ± ± ±1.0 Biskuit 102.2± ± ± ±2.3 Frekuensi makanan merupakan salah faktor penentu dalam kebiasaan makan, frekuensi makan bisa menjadi penduga tingkat kecukupan konsumsi gizi, artinya semakin tinggi frekuensi makan maka peluang terpenuhinya kecukupan gizi juga semakin besar (Khomsan 1993). Penentuan frekuensi dan berat konsumsi pangan menggunakan Food Frequency Questionnaire (FFQ). Data food frequency terdiri dari frekuensi dan berat konsumsi pangan sumber lemak, seperti corned beef, bakwan, blackforrest, margarin, ayam, telur bebek, daging sapi, telur ayam, ikan, susu, es krim, alpukat, nugget, telur puyuh, keju, babat, santan, dan biskuit. Rata-rata berat konsumsi pangan sumber lemak, yaitu corned beef pada contoh yang suka olahraga tidak ada yang mengkonsumsi. Sedangkan pada contoh yang tidak suka olahraga berat konsumsi corned beef sebesar 17.1±64.1 gram per minggu. Ayam merupakan bahan pangan yang memiliki berat konsumsi paling tinggi pada kedua contoh yaitu masing-masing sebesar 204.3±166.0 dan 120.3±101.7 gram per minggu. Begitu juga pada frekuensi pangan sumber lemak yang paling tinggi dikonsumsi pada kedua contoh adalah ayam, dengan masingmasing frekuensi sebanyak 6.6±6.2 dan 6.2±6.0 kali per minggu. Hal ini terjadi diduga sebagian besar contoh mengkonsumsi ayam sebagai lauk hewani karena mudah didapatkan. Corned beef merupakan pangan sumber lemak yang memiliki kandungan lemak tertinggi, namun frekuensi konsumsi corned beef lebih rendah dibandingkan dengan frekuensi konsumsi ayam.

27 17 Aktivitas fisik Tabel 10 Rata-rata PAL (Physical Activity Level) contoh suka olahraga dan tidak suka olahraga Kategori PAL Suka Olahraga Tidak Suka Olahraga n % n % Ringan ( ) Sedang ( ) Berat ( ) Total Rata-rata±SD 1.3± ±0.07 Aktivitas fisik dapat didefinisikan sebagai gerakan fisik yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya. FAO (2001) menyatakan bahwa aktivitas fisik adalah variabel utama setelah angka metabolisme basal dalam penghitungan pengeluaran energi. Berdasarkan FAO (2001), besarnya aktivitas fisik yang dilakukan seseorang selama 24 jam dinyatakan dalam PAL (Physical Activity Level) atau tingkat aktivitas fisik. PAL merupakan besarnya energi yang dikeluarkan per kilogram berat badan dalam 24 jam. Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui rata-rata aktivitas fisik pada contoh yang suka olahraga dan tidak suka olahraga. Sebanyak 20 contoh dengan persentase 100% memiliki aktivitas fisik dengan kategori ringan. Hal ini juga terjadi pada contoh yang tidak suka olahraga yaitu sebanyak 14 contoh dengan persentase 100%. Contoh merupakan mahasiswi yang sebagian besar aktivitas setiap hari adalah kuliah dan mengerjakan tugas. Selain itu berbagai sarana dan fasilitas memadai hingga gerak atau aktivitas menjadi semakin terbatas. Sehingga dapat berakibat mengahambat gerak atau aktivitas. Kebiasaan olahraga Tabel 11 Kebiasaan olahraga contoh berdasarkan frekuensi, jenis olahraga, dan durasi olahraga Variabel Suka Olahraga Tidak Suka Olahraga n % n % Frekuensi olahraga per minggu (kali) Total Rata-rata ± SD 1.7±1.0 0±0

28 18 Tabel 11 (lanjutan) Kebiasaan olahraga contoh berdasarkan frekuensi, jenis olahraga, dan durasi olahraga Suka Olahraga Tidak Suka Olahraga Variabel n % n % Jenis Olahraga Tidak olahraga Badminton Berenang Jogging Lari Plank Sepeda Sit up Total Durasi Olahraga (menit/kali olahraga) Kurang (<30 menit/kali olahraga) Normal (30-60 menit/kali olahraga) Tinggi (>60 menit/kali olahraga) Total Rata-rata ± SD 40.5±42.4 0±0 Olahraga telah mendapat tempat dalam dunia kesehatan sebagai salah satu faktor penting dalam usaha pencegahan penyakit. Olahraga terbukti pula dapat meningkatkan derajat kesehatan dan tingkat kebugaran seseorang. Slamet (2008) menyatakan bahwa olahraga adalah kegiatan yang bersifat fisik mengandung sifat permainan serta berisi perjuangan dengan diri sendiri dengan orang lain. Olahraga juga merupakan suatu bentuk pendidikan dari perorangan dan masyarakat yang mengutamakan gerakan jasmani yang dilakukan di dalam ruangan (indoor) maupun di luar (outdoor) secara sadar dan sistematis serta berlangsung seumur hidup dan diarahkan dapat tercapainya suatu kualitas kehidupan yang lebih tinggi. Beberapa hal yang termasuk dalam kebiasaan olahraga adalah frekuensi, jenis olahraga, dan durasi olahraga. Berdasarkan Tabel 10 sebagian besar contoh yang suka olahraga memiliki frekuensi olahraga satu kali dalam seminggu, yaitu sebesar 60%. Olahraga dilakukan oleh contoh umumnya pada saat hari libur. Frekuensi latihan tergantung dari durasi dan intensitas latihan. Frekuensi olahraga yang dapat dilakukan bberapa kali dalam seminggu tergantung jenis latihan, keadaan fisik dan tujuan latihan (Kraemer et al. 2004). Olahraga dapat dibagi berdasarkan sifat dan tujuannya menjadi olahraga kesehatan, olahraga rekreasi dan juga olahraga prestasi (Giriwijoyo 2005). Olahraga kesehatan adalah olahraga yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan seseorang. Olahraga kesehatan biasanya dilakukan dengan intensitas yang setingkat di atas intensitas gerak raga yang biasa dilakukan untuk pelaksanaan tugas kehidupan sehari-hari, sehingga setiap orang memiliki dosis olahraganya masing masing. Ada beberapa syarat umum dan khusus dari olahraga kesehatan. Untuk syarat umum yaitu massal, mudah, murah, meriah, manfaat dan aman. Jenis olahraga yang dilakukan oleh contoh meliputi

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juni 2012 di Cipayung, Bogor. Pemilihan tempat

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 22 METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang menggambarkan hubungan antara asupan makanan dan komposisi lemak tubuh terhadap kapasitas daya tahan tubuh

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2011 di SMP/SMA Ragunan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 29 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Desember 2011 di SMA Ragunan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh 19 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini bersifat deskriptif dan menggunakan metode survey dengan desain cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 6 Bogor. Penentuan

Lebih terperinci

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 17 METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2011 di lingkungan Kampus (IPB)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study yaitu seluruh variabel diamati pada saat yang bersamaan ketika penelitian berlangsung. Penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kelas Populasi (N) Contoh (n) Kelas Kelas Total 81 40

METODE PENELITIAN. Kelas Populasi (N) Contoh (n) Kelas Kelas Total 81 40 15 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah metode survei dengan teknik wawancara. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Babakan, Kota Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian 23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah crosssectional study dimana seluruh paparan dan outcome diamati pada saat bersamaan dan pengumpulan data dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain Case Study.Penelitian ini dilakukan di SDN Pasanggrahan 2, Desa Cilangohar, Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta.Pengambilan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Yayasan Yasmina Bogor (Purposive) N= 65. Kabupaten Bogor (N = 54) Populasi sumber (N=50) Contoh penelitian (n= 30)

METODE PENELITIAN. Yayasan Yasmina Bogor (Purposive) N= 65. Kabupaten Bogor (N = 54) Populasi sumber (N=50) Contoh penelitian (n= 30) 25 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah dengan cross sectional study. Pemilihan tempat tersebut dilakukan secara purposive, yaitu di Bogor pada peserta Program

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Sistematika pengambilan contoh. Pemilihan SDN Kebon Kopi 2 Bogor. Purposive. siswa kelas 5 & 6. Siswa laki-laki (n=27)

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Sistematika pengambilan contoh. Pemilihan SDN Kebon Kopi 2 Bogor. Purposive. siswa kelas 5 & 6. Siswa laki-laki (n=27) METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah case study. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kebon Kopi 2, Kota Bogor. Penentuan lokasi

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret

Lebih terperinci

METODE. n = Z 2 P (1- P)

METODE. n = Z 2 P (1- P) 18 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu. Lokasi penelitian adalah TKA Plus Ihsan Mulya Cibinong.

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 13 METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian tentang hubungan tingkat konsumsi dan aktivitas fisik terhadap tekanan darah dan kolesterol ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study karena pengambilan data dilakukan pada suatu waktu. Penelitian dilaksanakan di Pesantren di

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 = 17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yang dilakukan di perguruan tinggi penyelenggara Beastudi Etos wilayah Jawa Barat yaitu

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 16 METODOLOGI PENELITIAN Desain Waktu dan Tempat Penelitian Desain penelitian ini adalah Cross sectional study yaitu rancangan yang digunakan pada penelitian dengan variabel sebab atau faktor resiko dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross Sectional. Pemilihan lokasi SMA dilakukan secara purposive dengan pertimbangan

Lebih terperinci

ASUPAN ENERGI-PROTEIN DAN KEBIASAAN OLAHRAGA KAITANNYA DENGAN MASSA OTOT DAN DAYA TAHAN KARDIORESPIRASI PADA MAHASISWA UKM DAN NON-UKM SEPAKBOLA IPB

ASUPAN ENERGI-PROTEIN DAN KEBIASAAN OLAHRAGA KAITANNYA DENGAN MASSA OTOT DAN DAYA TAHAN KARDIORESPIRASI PADA MAHASISWA UKM DAN NON-UKM SEPAKBOLA IPB vi ASUPAN ENERGI-PROTEIN DAN KEBIASAAN OLAHRAGA KAITANNYA DENGAN MASSA OTOT DAN DAYA TAHAN KARDIORESPIRASI PADA MAHASISWA UKM DAN NON-UKM SEPAKBOLA IPB RANGGA NUANSA PUTRA DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subjek

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subjek 18 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan dengan mengolah data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan bulan Agustus-September 2011 di SMA Negeri 6

Lebih terperinci

METODOLOGI. n = Z 2 (1-α/2) x σ 2 ε 2 x φ 2 n = x x n = 79 mahasiswi

METODOLOGI. n = Z 2 (1-α/2) x σ 2 ε 2 x φ 2 n = x x n = 79 mahasiswi METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai Analisis Hubungan Persepsi tentang Kegemukan dengan Pola Konsumsi Pangan dan Aktivitas Fisik Mahasiswi Tingkat Persiapan Bersama Institut

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional, bertempat di Pabrik Hot Strip Mill (HSM) PT. Krakatau Steel Cilegon, Propinsi Banten. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n [(1.96) 2 x (0.188 x 0.812)] (0.1) 2. n 59 Keterangan: = jumlah contoh

METODE PENELITIAN. n [(1.96) 2 x (0.188 x 0.812)] (0.1) 2. n 59 Keterangan: = jumlah contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian ini menggunakan data yang berasal dari penelitian payung Ajinomoto IPB Nutrition Program

Lebih terperinci

METODE Disain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek

METODE Disain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek METODE Disain, Tempat dan Waktu Penelitian ini menggunakan data dasar hasil penelitian Kebiasaan Minum dan Status Hidrasi pada Remaja dan Dewasa di Dua Wilayah Ekologi Berbeda yang dilaksanakan oleh tim

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat dan Waktu Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat dan Waktu Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian mengenai konsumsi pangan, aktivitas fisik, status gizi dan status kesehatan lansia menggunakan desain cross sectional. Desain ini merupakan pengamatan yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh 19 METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Cross sectional study yaitu rancangan yang digunakan pada penelitian dengan variabel sebab

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian adalah cross sectional study. Penelitian ini merupakan bagian dari Penelitian Aspek Sosio-ekonomi dan Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study, dilakukan di SDN 09 Pagi Pademangan Barat Jakarta Utara. Pemilihan lokasi sekolah dasar dilakukan secara

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh 8 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai hubungan konsumsi susu dan kebiasaan olahraga dengan status gizi dan densitas tulang remaja di TPB IPB dilakukan dengan menggunakan desain

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 15 METODOLOGI PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain crossecsional study, semua data yang dibutuhkan dikumpulkan dalam satu waktu (Singarimbun & Effendi 2006).

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 16 METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik yang menggambarkan sistem penyelenggaraan makan dan preferensi para atlet terhadap menu makanan yang disajikan.

Lebih terperinci

Karakteristik Sampel: Usia Jenis Kelamin Berat Badan Tinggi Badan. Kebutuhan Energi dan Zat Gizi. Status Gizi

Karakteristik Sampel: Usia Jenis Kelamin Berat Badan Tinggi Badan. Kebutuhan Energi dan Zat Gizi. Status Gizi 20 KERANGKA PEMIKIRAN Status gizi merupakan hasil masukan zat gizi dan pemanfaatannya dalam tubuh. Untuk mencapai status gizi yang baik diperlukan pangan yang mengandung cukup zat gizi, aman untuk dikonsumsi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n = n/n(d) 2 + 1

METODE PENELITIAN. n = n/n(d) 2 + 1 20 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian adalah cross sectional study dengan metode survey observational. Tempat penelitian dipilih dengan metode purposive yaitu di UPT

Lebih terperinci

Bagan Kerangka Pemikiran "##

Bagan Kerangka Pemikiran ## KERANGKA PEMIKIRAN Olahraga pendakian gunung termasuk dalam kategori aktivitas yang sangat berat (Soerjodibroto 1984). Untuk itu diperlukan kesegaran jasmani, daya tahan tubuh yang prima, dan keseimbangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study yaitu seluruh variabel diamati pada saat yang bersamaan pada waktu penelitian berlangsung. Pemilihan

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA KONSUMSI PANGAN DAN AKTIVITAS FISIK ANAK SEKOLAH DENGAN STATUS GIZI LEBIH DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN BOGOR PRATIWI RAHMA AYU

HUBUNGAN POLA KONSUMSI PANGAN DAN AKTIVITAS FISIK ANAK SEKOLAH DENGAN STATUS GIZI LEBIH DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN BOGOR PRATIWI RAHMA AYU HUBUNGAN POLA KONSUMSI PANGAN DAN AKTIVITAS FISIK ANAK SEKOLAH DENGAN STATUS GIZI LEBIH DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN BOGOR PRATIWI RAHMA AYU DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara PenarikanSampel Jenis dan Cara Pengambilan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara PenarikanSampel Jenis dan Cara Pengambilan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional Study dengan metode observasional. Penelitian dilaksanakan di Polres Kota Cimahi. Pengambilan data dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. =(1.96) (0.9) (0.2) =77.8=78 (orang)

METODE PENELITIAN. =(1.96) (0.9) (0.2) =77.8=78 (orang) 17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan menggunakan desain cross sectional study. Data primer diperoleh melalui survey, wawancara, pengisian kuesioner dan recall

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan dengan mengolah data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai Kebiasaan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh: Karakteristik contoh: Pengetahuan gizi seimbang. Jenis kelamin Umur Uang saku

KERANGKA PEMIKIRAN. Karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh: Karakteristik contoh: Pengetahuan gizi seimbang. Jenis kelamin Umur Uang saku 126 KERANGKA PEMIKIRAN Ada beberapa faktor yang mempengaruhi praktek gizi seimbang yang selanjutnya diterapkan dalam konsumsi energi dan zat gizi. Faktor tersebut diantaranya adalah pengetahuan,sikap,

Lebih terperinci

METODE. Zα 2 x p x (1-p)

METODE. Zα 2 x p x (1-p) 16 METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study. Pemilihan tempat dilakukan secara purposif dengan pertimbangan kemudahan akses dan perolehan izin. Penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study. Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 2011. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel 18 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitan ini menggunakan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 yang dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Indonesia.

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study dimana seluruh pengumpulan data dilakukan pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Malangsari

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yang bertujuan mempelajari hubungan pengetahuan gizi ibu dan kebiasaan jajan siswa serta kaitannya dengan status

Lebih terperinci

Gambar 1. Kerangka pemikiran tingkat kecukupan energi zat gizi anak usia sekolah Keterangan : = Variabel yang diteliti = Hubungan yang diteliti

Gambar 1. Kerangka pemikiran tingkat kecukupan energi zat gizi anak usia sekolah Keterangan : = Variabel yang diteliti = Hubungan yang diteliti KERANGKA PEMIKIRAN Usia sekolah adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasa nantinya. Kebutuhan gizi pada masa anak-anak harus dipenuhi agar proses pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu yang tidak berkelanjutan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel 15 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini seluruhnya menggunakan data dasar hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen

Lebih terperinci

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11 METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study (sebab akibat diteliti dalam satu waktu). Pemilihan PAUD dilakukan secara purposive, dengan kriteria memiliki

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 26 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah crosectional study. Penelitian dilakukan menggunakan data sekunder dari Program Perbaikan Anemia Gizi Besi di Sekolah

Lebih terperinci

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita 22 KERANGKA PEMIKIRAN Status gizi yang baik, terutama pada anak merupakan salah satu aset penting untuk pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan

Lebih terperinci

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh 16 METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitan ini menggunakan data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik

Lebih terperinci

Gambar 1 Bagan kerangka pemikiran analisis kontribusi konsumsi ikan terhadap kecukupan zat gizi ibu hamil

Gambar 1 Bagan kerangka pemikiran analisis kontribusi konsumsi ikan terhadap kecukupan zat gizi ibu hamil 13 KERANGKA PEMIKIRAN Masa kehamilan merupakan masa yang sangat menentukan kualitas anak yang akan dilahirkan. Menurut Sediaoetama (1996), pemenuhan kebutuhan akan zat gizi merupakan faktor utama untuk

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian mengenai Pemberian Makanan Tambahan (PMT) biskuit yang disubstitusi tepung Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) pada balita gizi kurang dan gizi buruk

Lebih terperinci

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK GIZI SERTA TINGKAT KONSUMSI IBU HAMIL DI KELURAHAN KRAMAT JATI DAN KELURAHAN RAGUNAN PROPINSI DKI JAKARTA

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK GIZI SERTA TINGKAT KONSUMSI IBU HAMIL DI KELURAHAN KRAMAT JATI DAN KELURAHAN RAGUNAN PROPINSI DKI JAKARTA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK GIZI SERTA TINGKAT KONSUMSI IBU HAMIL DI KELURAHAN KRAMAT JATI DAN KELURAHAN RAGUNAN PROPINSI DKI JAKARTA NADIYA MAWADDAH PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

Konsumsi Pangan (makanan dan minuman) Intake energi. Persentase tingkat konsumsi cairan. Kecenderungan dehidrasi

Konsumsi Pangan (makanan dan minuman) Intake energi. Persentase tingkat konsumsi cairan. Kecenderungan dehidrasi KERANGKA PEMIKIRAN Kebiasaan didefinisikan sebagai pola perilaku yang diperoleh dari pola praktek yang terjadi berulang-ulang. Kebiasaan makan dapat didefinisikan sebagai seringnya (kerap kalinya) makanan

Lebih terperinci

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI 1 KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI Oleh: FRISKA AMELIA PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh Jenis dan Cara Pengambilan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh Jenis dan Cara Pengambilan Data 15 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional study. Lokasi penelitian bertempat di Desa Sukajadi, Sukaresmi, Sukaluyu, dan Sukajaya, Kecamatan Taman

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 25 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Contoh Penelitian ini menggunakan contoh mahasiswa mayor Ilmu Gizi tahun ajaran 2009 yang mengikuti mata kuliah Gizi Olahraga. Jumlah contoh awal dalam penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian. Kota Medan. 21 Kecamatan. 2 Kecamatan. Kec. Medan Kota Kelurahan Sitirejo (60 RT)

METODE PENELITIAN. penelitian. Kota Medan. 21 Kecamatan. 2 Kecamatan. Kec. Medan Kota Kelurahan Sitirejo (60 RT) 22 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah Cross Sectional Study. Lokasi Penelitian dilakukan di Kecamatan Medan Kota (1 kelurahan)

Lebih terperinci

Rumus IMT (Index Massa Tubuh) sendiri sebagai berikut:

Rumus IMT (Index Massa Tubuh) sendiri sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Index Massa Tubuh Index Massa tubuh adalah salah satu pengukuran status gizi antopometri seseorang dengan menggunakan tinggi badan dan berat badan. Cara ini efektif digunakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN SOSIO EKONOMI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN STATUS GIZI DENGAN KETAHANAN FISIK PADA SISWI SMA NEGERI 9 BOGOR. Oleh: Willy Prasetyo Raharjo

HUBUNGAN SOSIO EKONOMI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN STATUS GIZI DENGAN KETAHANAN FISIK PADA SISWI SMA NEGERI 9 BOGOR. Oleh: Willy Prasetyo Raharjo i HUBUNGAN SOSIO EKONOMI, ASUPAN ZAT GIZI, DAN STATUS GIZI DENGAN KETAHANAN FISIK PADA SISWI SMA NEGERI 9 BOGOR Oleh: Willy Prasetyo Raharjo DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian mengenai keragaan konsumsi pangan, status kesehatan, kondisi mental dan status gizi pada lansia peserta dan bukan peserta home care menggunakan disain cross

Lebih terperinci

PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI SNACK DAN PANGAN LAINNYA PADA MURID SEKOLAH DASAR DI BOGOR YANG BERSTATUS GIZI NORMAL DAN GEMUK

PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI SNACK DAN PANGAN LAINNYA PADA MURID SEKOLAH DASAR DI BOGOR YANG BERSTATUS GIZI NORMAL DAN GEMUK PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI SNACK DAN PANGAN LAINNYA PADA MURID SEKOLAH DASAR DI BOGOR YANG BERSTATUS GIZI NORMAL DAN GEMUK (Nutrition Knowledge, Physical Activity, Snack Consumption and

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN. Gambar 2Cara Penarikan Contoh 16 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian ini menggunakan metode survey dengan desain cross sectional study dimana pengumpulan data dilakukan pada satu waktu untuk menggambarkan karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulutangkis adalah salah satu cabang olahraga yang popular dan banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Bahkan masyarakat Indonesia sudah melekat kecintaanya terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Olahraga adalah segala bentuk aktivitas fisik kompetitif yang biasanya dilakukan melalui partisipasi santai atau terorganisi, bertujuan untuk menggunakan, memelihara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian proyek intevensi cookies muli gizi IPB, data yang diambil adalah data baseline penelitian. Penelitian ini merupakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 Mulinatus Saadah 1. Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan

Lebih terperinci

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan dengan mengolah data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian Riset Kesehatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian = 51 orang. 21 orang keluar. Kriteria inklusi. 30 orang responden. Gambar 2 Cara penarikan contoh

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian = 51 orang. 21 orang keluar. Kriteria inklusi. 30 orang responden. Gambar 2 Cara penarikan contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain cross sectional study, dilaksanakan di Instalasi Gizi dan Ruang Gayatri Rumah Sakit dr. H. Marzoeki Mahdi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu yang membutuhkan daya tahan jantung paru. Kesegaran jasmani yang rendah diikuti dengan penurunan

Lebih terperinci

PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI SNACK DAN PANGAN LAINNYA, PADA MURID SD BINA INSANI BOGOR YANG BERSTATUS GIZI NORMAL DAN GEMUK

PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI SNACK DAN PANGAN LAINNYA, PADA MURID SD BINA INSANI BOGOR YANG BERSTATUS GIZI NORMAL DAN GEMUK i PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI SNACK DAN PANGAN LAINNYA, PADA MURID SD BINA INSANI BOGOR YANG BERSTATUS GIZI NORMAL DAN GEMUK DENI DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, SERTA TINGKAT KECUKUPAN GIZI SISWI SMA DI PESANTREN LA TANSA, BANTEN SYIFA PUJIANTI

ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, SERTA TINGKAT KECUKUPAN GIZI SISWI SMA DI PESANTREN LA TANSA, BANTEN SYIFA PUJIANTI ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, SERTA TINGKAT KECUKUPAN GIZI SISWI SMA DI PESANTREN LA TANSA, BANTEN SYIFA PUJIANTI DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. jam yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari latihan dan hari tidak

BAB V PEMBAHASAN. jam yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari latihan dan hari tidak BAB V PEMBAHASAN A. Asupan Karbohidrat Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan food recall 1 x 24 jam yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari latihan dan hari tidak latihan diketahui bahwa

Lebih terperinci

Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Perubahan konsumsi pangan sebelum dan sesudah mengikuti program pemberdayaan Tingkat Kecukupan energi dan zat gizi

Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Perubahan konsumsi pangan sebelum dan sesudah mengikuti program pemberdayaan Tingkat Kecukupan energi dan zat gizi KERANGKA PEMIKIRAN Masa yang terentang antara usia satu tahun sampai remaja boleh dikatakan sebagai periode laten karena pertumbuhan fisik berlangsung tidak sedramatis ketika masih berstatus bayi (Arisman

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n = z 2 α/2.p(1-p) = (1,96) 2. 0,15 (1-0,15) = 48,9 49 d 2 0,1 2

METODE PENELITIAN. n = z 2 α/2.p(1-p) = (1,96) 2. 0,15 (1-0,15) = 48,9 49 d 2 0,1 2 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini desain population survey, yaitu dengan mensurvei sebagian dari populasi balita yang ada di lokasi penelitian selama periode waktu tertentu.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kabupaten Sukabumi. Puskesmas Kadudampit Puskesmas Cikidang Puskesmas Citarik. Peserta program pemberian makanan biskuit fungsional

METODE PENELITIAN. Kabupaten Sukabumi. Puskesmas Kadudampit Puskesmas Cikidang Puskesmas Citarik. Peserta program pemberian makanan biskuit fungsional 37 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Penelitian ini merupakan penelitian survey yang dilakukan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Lokasi penelitian ini terdiri dari 3 Puskesmas yaitu Kadudampit,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional ~t~tdy dengan menggunakan metode survey. Penelitian dilakukan di SD Bina Insani Bogor, dengan pertimbangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat 24 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Desain penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu pengambilan data dilakukan pada waktu yang bersamaan atau pada satu saat, baik variabel independen

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain cross sectional study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu yang tidak berkelanjutan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan terhadap paparan dan outcome

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4. 1. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang menggunakan metode deskriptif analitik dengan desain cross sectional karena pengambilan data

Lebih terperinci

HUBUNGAN KESEIMBANGAN ASUPAN GIZI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KONDISI FISIK ANAK SD DI KECAMATAN KOTANOPAN

HUBUNGAN KESEIMBANGAN ASUPAN GIZI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KONDISI FISIK ANAK SD DI KECAMATAN KOTANOPAN HUBUNGAN KESEIMBANGAN ASUPAN GIZI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KONDISI FISIK ANAK SD DI KECAMATAN KOTANOPAN Dr. Erli Mutiara, M.Si, Dra. Adikahriani, M.Si dan Elvi Novi Yanti erlimutiara@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Sehat Anak sehat adalah anak yang dapat tumbuh kembang dengan baik dan teratur, jiwanya berkembang sesuai dengan tingkat umurnya, aktif, gembira, makannya teratur, bersih,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatif, yang menjelaskan hubungan beberapa variabel dengan melalui pengujian hipotesis dibidang gizi

Lebih terperinci

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian menggunakan data sekunder dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 yang dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN GIZI DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KEBUGARAN FISIK PADA SISWA SMAN 1 SUNGAI APIT YESSY NIARTY

HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN GIZI DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KEBUGARAN FISIK PADA SISWA SMAN 1 SUNGAI APIT YESSY NIARTY HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN GIZI DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KEBUGARAN FISIK PADA SISWA SMAN 1 SUNGAI APIT YESSY NIARTY DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Penelitian mengenai studi karakteristik pertumbuhan anak usia sekolah di Provinsi Jawa Barat dilaksanakan dari bulan Mei-Juli 2011 dengan menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI PANGAN, DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA WANITA DI INDUSTRI KONVEKSI FARAH AZIIZA

ANALISIS AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI PANGAN, DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA WANITA DI INDUSTRI KONVEKSI FARAH AZIIZA ANALISIS AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI PANGAN, DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA WANITA DI INDUSTRI KONVEKSI FARAH AZIIZA PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Tempat. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study dan

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Tempat. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study dan METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study dan prospective study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2003 (antara musim

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Indonesia

LAMPIRAN. Universitas Indonesia 90 LAMPIRAN 91 Lampiran 1: Prosedur Tes Bangku 3 Menit YMCA METODE TES KEBUGARAN: TES BANGKU 3 MENIT YMCA/ YMCA 3-MINUTE STEP TEST (Nieman, 2007) Tes bangku 3 menit YMCA dilakukan pada responden yang telah

Lebih terperinci

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 LAMPIRAN 60 61 Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode: KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN GIZI, KONSUMSI PANGAN, DAN TINGKAT KECUKUPAN GIZI TERHADAP KEBUGARAN ATLET BOLA BASKET DI SMP/SMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Adanya pergeseran budaya dari budaya gerak menjadi budaya diam menyebabkan terjadinya permasalahan pada aspek kesegaran jasmani. Hal ini disebabkan oleh dampak teknologi

Lebih terperinci

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh 35 METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Desain studi yang digunakan pada penelitian ini adalah studi observasional cross sectional, yaitu studi epidemiologi yang mempelajari prevalensi. distribusi.

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN GIZI, KESESUAIAN DIET DAN STATUS GIZI ANGGOTA UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) SEPAKBOLA INSTITUT PERTANIAN BOGOR B A S I R

TINGKAT PENGETAHUAN GIZI, KESESUAIAN DIET DAN STATUS GIZI ANGGOTA UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) SEPAKBOLA INSTITUT PERTANIAN BOGOR B A S I R TINGKAT PENGETAHUAN GIZI, KESESUAIAN DIET DAN STATUS GIZI ANGGOTA UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) SEPAKBOLA INSTITUT PERTANIAN BOGOR B A S I R PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN JENIS TRANSPORTASI KE SEKOLAH DENGAN STATUS GIZI, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN KEBUGARAN JASMANI REMAJA PUTRI AKSOVA MASTURINA

HUBUNGAN JENIS TRANSPORTASI KE SEKOLAH DENGAN STATUS GIZI, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN KEBUGARAN JASMANI REMAJA PUTRI AKSOVA MASTURINA HUBUNGAN JENIS TRANSPORTASI KE SEKOLAH DENGAN STATUS GIZI, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN KEBUGARAN JASMANI REMAJA PUTRI AKSOVA MASTURINA DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci