HUBUNGAN JENIS TRANSPORTASI KE SEKOLAH DENGAN STATUS GIZI, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN KEBUGARAN JASMANI REMAJA PUTRI AKSOVA MASTURINA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN JENIS TRANSPORTASI KE SEKOLAH DENGAN STATUS GIZI, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN KEBUGARAN JASMANI REMAJA PUTRI AKSOVA MASTURINA"

Transkripsi

1 HUBUNGAN JENIS TRANSPORTASI KE SEKOLAH DENGAN STATUS GIZI, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN KEBUGARAN JASMANI REMAJA PUTRI AKSOVA MASTURINA DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Jenis Transportasi ke Sekolah dengan Status Gizi, Tingkat Kecukupan Zat Gizi dan Kebugaran Jasmani Remaja adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Maret 2015 Putri Aksova Masturina NIM I Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.

4

5 ABSTRAK PUTRI AKSOVA MASTURINA. Hubungan Jenis Transportasi ke Sekolah dengan Status Gizi, Tingkat Kecukupan Zat Gizi, dan Kebugaran Jasmani Remaja. Dibimbing oleh HADI RIYADI. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status gizi, tingkat kecukupan zat gizi dan kebugaran jasmani pada remaja berdasarkan jenis transportasi yang digunakan ke sekolah. Desain penelitian yang digunakan adalah crosssectional study dengan random sampling dengan jumlah contoh sebanyak 15 orang kelompok pejalan kaki, 13 orang kelompok bersepeda dan 15 orang kelompok bukan keduanya. Data yang dikumpulkan meliputi data karakteristik individu, konsumsi pangan, status gizi, tingkat kecukupan zat gizi, dan kebugaran jasmani. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata antara IMT/U, dan tingkat kecukupan zat gizi (p>0.05), kecuali tingkat kecukupan zat besi (p=0.026) pada ketiga kelompok tersebut. Aktifitas fisik dan tingkat kebugaran pada kelompok bersepeda lebih tinggi dibandingkan kelompok lainnya. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, usia, IMT/U, aktivitas fisik, tingkat kecukupan zat gizi dengan skor kebugaran (p>0.05). Hasil uji regresi linear berganda menunjukkan bahwa jenis kelamin, usia dan aktivitas fisik berpengaruh terhadap kebugaran jasmani seseorang sebesar 25.7% dengan kekuatan kolerasi yang sedang (R=0.507). Kata kunci: jenis transportasi, kebugaran jasmani, status gizi, tingkat kecukupan zat gizi ABSTRACT PUTRI AKSOVA MASTURINA. Relationship Type of Transportation used to School with Nutritional Status, Nutritional Adequacy Level, and Physical Fitness in Adolescents. Supervised by HADI RIYADI. This research aimed to analyze nutritional status, nutritional adequacy, and physical fitness of adolescents based on a type of transportation that used to school. Design used for this study was a cross-sectional with random sampling with 15 subject of walker group, 13 subject of bikecycle group, and 15 subject non walker-bikecycle group. The data collected includes data of individual characteristics, food consumption, nutritional status, physical activity and physical fitness. The result showed no significant assosiation between BMI and nutritional adequacy (p>0,05) except nutritional adequacy level of iron (p = 0.026) on three groups type of transportation that used to school. Physical activity and physical fittness on bikecycle group is higher than the other groups. This study showed no significant association between gender, age, BMI, physical activity, nutrient intake with score of physical fittness (p>0.05). The results of a multiple regression showed that gender, age, and physical activity is positively associated with physical fitness of subjects (25.7%) and moderate correlation (R = 0.507). Keywords: nutritional adequacy level, nutritional status, physical fitness, type of transportation

6

7 HUBUNGAN JENIS TRANSPORTASI KE SEKOLAH DENGAN STATUS GIZI, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN KEBUGARAN JASMANI REMAJA PUTRI AKSOVA MASTURINA Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi dari Program Studi Ilmu Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

8

9 Judul Skripsi : Hubungan Jenis Transportasi ke Sekolah dengan Status Gizi, Tingkat Kecukupan Zat Gizi, dan Kebugaran Jasmani Remaja Nama : Putri Aksova Masturina NIM : I Disetujui oleh Dr Ir Hadi Riyadi, MS Pembimbing Diketahui oleh Dr Rimbawan Ketua Departemen Tanggal Lulus :

10

11 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala atas segala rahmat dan karunia-nya sehingga proposal penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam untuk Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam serta keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Tema yang dipilih dalam penelitian ini Hubungan Jenis Transportasi ke Sekolah dengan Status Gizi, Tingkat Kecukupan Zat Gizi, dan Kebugaran Jasmani Remaja dalam rangka memenuhi persyaratan untuk melaksnakan tugas akhir guna memperoleh gelar sarjana di Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor dapat. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada: 1. Dr Ir Hadi Riyadi, MS selaku dosen pembimbing skripsi dan akademik yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan. 2. Prof Dr Ir Ali Khomsan, MS selaku dosen pemandu seminar dan penguji yang telah memberikan kritik dan saran untuk perbaikan skripsi. 3. Bapak Budi selaku pembimbing lapang dan seluruh pihak SMP Negeri 09 Bekasi, Jatiasih atas izin dan kerjasamanya selama penelitian berlangsung. 4. Keluarga tercinta : Ayah, Mamah, Hasna H. dan Nur Fadillah A. serta seluruh keluarga besar atas segala do a dan dukungannya. 5. Sobat terdekat : Ni Putu Dewi A., Nur Azizah, Astri Sekar D., Lia Mar atus S., Reni Rayendra P., Faiza Harsah, Intan Caesari, kak Tita Nia Fanina, kak Syarifah Nufus J., kak Eva Oktavera S., dan Gandis Asti R yang telah membantu selama penelitian dan memberikan semangat dan motivasi. 6. Teman-teman Alih Jenis Gizi angkatan 6 atas segala dukungan, perhatian, semangat, dan motivasi yang selalu diberikan kepada penulis. Tidak lupa penulis mohon maaf atas segala kekurangan penyusunan karya ilmiah. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Maret 2015 Putri Aksova M.

12

13 DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR x DAFTAR TABEL x PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 2 Hipotesis Penelitian 2 Manfaat Penelitian 2 KERANGKA PEMIKIRAN 3 METODE PENELITIAN 4 Desain, Tempat, dan Waktu 4 Jumlah dan Cara Penarikan Subjek 5 Jenis dan Cara Pengumpulan Data 6 Pengolahan dan Analisis Data 7 Definisi Operasional 10 HASIL DAN PEMBAHASAN 11 Karakteristik Subjek 11 Status Gizi 14 Aktivitas Fisik 15 Tingkat Kecukupan Zat Gizi 16 Kebugaran Jasmani 21 Uji Hubungan Antar Variabel 22 Analisis Regresi Linear Berganda 27 SIMPULAN DAN SARAN 28 DAFTAR PUSTAKA 29 LAMPIRAN 33 RIWAYAT HIDUP 46

14 DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran hubungan jenis transportasi ke sekolah dengan 4 DAFTAR TABEL 1 Jenis variabel dan indikator penelitian 6 2 Klasifikasi tingkat kecukupan energi dan zat gizi 8 3 Kategori aktivitas fisik berdasarkan nilai PAR 8 4 Kategori tingkat aktivitas fisik berdasarkan nilai PAL 9 5 Kategori tingkat kebugaran jasmani 10 6 Sebaran subjek berdasarkan karakteristik dan jenis transportasi 11 7 Sebaran subjek berdasakan kategori status gizi (IMT) 14 8 Sebaran subjek berdasarkan kategori aktivitas fisik 15 9 Sebaran subjek berdasarkan kategori tingkat kecukupan energi Sebaran subjek berdasarkan kategori tingkat kecukupan protein Sebaran subjek berdasarkan kategori tingkat kecukupan lemak Sebaran subjek berdasarkan kategori tingkat kecukupan karbohidrat Sebaran subjek berdasarkan kategori tingkat kecukupan kalsium Sebaran subjek berdasarkan kategori tingkat kecukupan zat besi Sebaran subjek berdasarkan kategori tingkat kecukupan vitamin B Sebaran subjek berdasarkan kategori tingkat kecukupan vitamin C Sebaran subjek berdasarkan kategori tingkat kebugaran 21

15 PENDAHULUAN Latar Belakang Remaja adalah aset bangsa dan penentu masa depan bangsa. Remaja merupakan periode yang paling rawan dalam perkembangan hidup seorang manusia untuk bertahan hidup di mana secara fisik akan mengalami perubahan yang spesifik dan secara psikologi akan mencari identitas diri (Sarwono 2007). Remaja merupakan masa di mana individu berkembang mulai saat pertama kali menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat mencapai kematangan seksual. Setiap individu mengalami perkembangan biologi, psikologi, dan sosiologi yang saling terkait satu sama lain. Secara biologi ditandai dengan percepatan pertumbuhan tulang, secara psikologi ditandai dengan akhir perkembangan kognitif dan pemantapan kepribadian, dan secara sosiologi ditandai dengan intensifnya persiapan dalam menyongsong peranannya sebagai seorang dewasa muda. Batasan usia remaja itu sendiri ialah tahun (WHO 2014). Perkembangan remaja yang optimal tidak hanya tergantung dari pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik, melainkan didukung dengan pola hidup yang aktif dan sehat. Di sisi lain, remaja saat ini terbiasa melakukan kegiatan dengan bantuan alat-alat yang serba praktis, sehingga menjadi mudah lelah ketika melakukan kegiatan fisik yang bersifat aktif (Judarwanto 2005). Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik yang kurang merupakan salah satu faktor risiko munculnya penyakit kronis. Rekomendasi untuk anak-anak dan remaja berusia 5-17 tahun setidaknya harus melakukan 60 menit aktivitas fisik dengan intensitas sedang sampai kuat setiap harinya. Aktivitas fisik yang dapat dilakukan yaitu terdiri dari bermain, olahraga, penggunaan transportasi, edukasi fisik atau latihan yang dapat dilakukan di dalam keluarga, sekolah dan lingkungan sekitar (WHO 2011). Saat ini ada berbagai pilihan transportasi anak-anak dan remaja menuju ke sekolah. Pilihan tersebut dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu transportasi aktif (berjalan kaki dan bersepeda) dan transportasi pasif (berkendara motor dan angkutan umum). Pemilihan transportasi aktif menuju ke sekolah dapat menjadi sumber dari aktivitas fisik yang memberi manfaat kesehatan dan kebugaran jasmani. Perbedaan kebugaran jasmani antara orang yang memilih transportasi aktif dan pasif dikarenakan efek langsung dari pemilihan jenis transportasi ke sekolah atau dapat disebabkan oleh keterlibatannya dalam aktivitas fisik yang telah disarankan sebelumnya (Ostergaard et al 2013). Bagi seorang anak, kebugaran sangat penting terutama sebagai modal utama dalam melaksanakan kegiatan belajar dan bermain. Anak yang bugar akan memiliki rentang perhatian lebih lama dalam belajar, bermain, atau berbagai kegiatan lainnya (Sriundy 2009). Kebugaran jasmani dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya asupan zat gizi dan status gizi. Survei tim pengembang Sport Development Index tahun 2007 meneliti kebugaran jasmani pelajar SD, SMP dan SMA di seluruh Indonesia. Hasilnya untuk kategori baik sekali 0%, baik 5,66%, sedang 37,66%, kurang 45,97%, kurang sekali 10,71%.

16 2 Di sisi lain, perkembangan jumlah kendaraan bermotor setiap tahunnya semakin meningkat (BPS 2012). Pada tahun 2011 telah tercatat jumlah kendaraan bermotor di Jawa Barat sebanyak unit. Penggunaan kendaraan bermotor ke sekolah, tentunya turut andil dalam bertambahnya jumlah kendaraan bermotor termasuk di Kota Bekasi. Dengan adanya hal tersebut, anak sekolah pengguna sepeda dan pejalan kaki pun semakin menipis. Tentu hal ini sangat berpengaruh pada kebugaran jasmaninya, belum lagi terkait status gizi dan tingkat kecukupan zat gizi pada anak. Oleh karena itu, mengacu pada permasalahan pemilihan jenis transportasi ke sekolah dan masih rendahnya kebugaran jasmani di Indonesia, penelitian tentang hubungan jenis transportasi ke sekolah dengan status gizi, tingkat kecukupan zat gizi dan kebugaran jasmani pada anak remaja menjadi menarik untuk dikaji lebih dalam. Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah menganalisis status gizi, tingkat kecukupan zat gizi, dan kebugaran jasmani pada remaja berdasarkan jenis transportasi yang digunakan ke sekolah. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi karakteristik subjek. 2. Menganalisis status gizi, aktivitas fisik, tingkat kecukupan zat gizi, dan tingkat kebugaran jasmani subjek. 3. Menganalisis perbedaan status gizi, aktivitas fisik, tingkat kecukupan zat gizi, dan kebugaran jasmani subjek. 4. Menganalisis hubungan jenis kelamin, usia, status gizi, aktivitas fisik, tingkat kecukupan zat gizi dengan kebugaran jasmani subjek. 5. Menganalisis variabel-variabel yang mempengaruhi kebugaran subjek. Hipotesis Penelitian 1. Terdapat perbedaan nyata status gizi, tingkat kecukupan zat gizi, dan kebugaran jasmani subjek antara ketiga kelompok. 2. Terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, usia, status gizi, aktivitas fisik, tingkat kecukupan zat gizi dengan kebugaran jasmani subjek. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi mengenai pentingnya pemilihan jenis transportasi ke sekolah terkait dengan status gizi, tingkat kecukupan zat gizi, dan kebugaran jasmani para remaja. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak sekolah dan orangtua terkait tingkat kebugaran jasmani subjek dan faktor-faktor yang mempengaruhinya terutama jenis kelamin, usia, status gizi, aktifitas fisik, dan asupan zat gizi. Diharapkan hasil penelitian ini juga dapat menjadi rujukan untuk penelitian selanjutnya.

17 3 KERANGKA PEMIKIRAN Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Penggunaan berbagai jenis transportasi ke tempat tujuan dapat menjadi salah satu bentuk aktivitas fisik yang dilakukan. Adapun jenis transportasi yang dimaksud terbagi menjadi dua jenis yaitu transportasi aktif dan pasif. Aktivitas fisik menggunakan transportasi aktif yang dimaksud dapat berupa berjalan kaki dan bersepeda sedangkan transportasi pasif berupa menggunakan kendaraan. Aktivitas fisik secara teratur memiliki efek yang menguntungkan terhadap kesehatan terutama untuk meningkatkan dan mempertahankan kebugaran jasmani. Teratur tidaknya aktivitas fisik yang dilakukan dapat dipengaruhi oleh konsumsi pangan seseorang. Konsumsi pangan yang baik sangat diperlukan untuk menyediakan energi dalam menunjang aktifitas fisik sehari-hari seseorang. Konsumsi pangan merupakan banyaknya atau jumlah pangan yang dikonsumsi seseorang atau sekelompok orang yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis, dan sosiologis. Kebutuhan fisiologis terkait dengan mengkonsumsi makanan ialah untuk memenuhi keinginan makan (rasa lapar) atau untuk memperoleh zat-zat gizi yang diperlukan tubuh. Kebutuhan psikologis terkait untuk memenuhi kepuasan emosional atau selera, sedangkan kebutuhan sosiologis adalah untuk memelihara hubungan manusia dalam keluarga dan masyarakat. Konsumsi pangan merupakan faktor utama untuk memenuhi kebutuhan gizi yang selanjutnya bertindak menyediakan energi bagi tubuh, mengatur proses metabolisme, memperbaiki jaringan tubuh serta untuk pertumbuhan. Melihat pentingnya fungsi dari konsumsi pangan tersebut tentu pada akhirnya akan sangat berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Konsumsi pangan yang bergizi, beragam dan berimbang pastinya akan menghasilkan status gizi yang baik, namun jika konsumsi pangan tidak sesuai maka status gizi yang diperoleh dapat menjadi kurang ataupun lebih. Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan zat gizi seseorang yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan asupan zat gizi. Tentunya status gizi yang akan berpengaruh terhadap tingkat kebugaran seseorang. Jika status gizi seseorang baik, tentu tingkat kebugarannya akan lebih tinggi, namun jika status gizi seseorang tidak baik (kurang atau lebih) maka tingkat kebugarannya akan rendah. Kebugaran adalah keadaan tubuh seseorang dalam melaksanakan tugastugas setiap hari tanpa mengalami kelemahan yang berarti. Kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan adaptasi terhadap kegiatan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Tingkat kebugaran seseorang dapat dilihat dari skor tes kebugaran jasmani yang dilakukan. Salah satunya melalui Tes Kebugaran Jasmani Indonesia. Kerangka pemikiran hubungan jenis transportasi ke sekolah dengan status gizi, asupan zat gizi dan kebugaran jasmani pada remaja dapat dilihat pada Gambar 1.

18 4 Karakteristik Subjek : 1. Usia 2. Jenis Kelamin 3. Uang Saku 4. BB dan TB 5. Jarak Tempuh Pengetahuan Gizi Konsumsi Pangan Ketersediaan AktivitasFisik JenisTransportasi : 1. Aktif 2. Pasif Tingkat Kecukupan : 1. Energi 2. Pro, Lem, Kh 3. Vitamin & Mineral Penyakit Infeksi Status Gizi IMT Penyakit Non Infeksi Kebugaran Jasmani TKJI Prestasi Belajar Keterangan : : Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti : Hubungan yang diteliti : Hubungan yang tidak diteliti Gambar 1 Kerangka pemikiran hubungan jenis transportasi ke sekolah dengan status gizi, tingkat kecukupan zat gizi, dan kebugaran jasmani remaja METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan di SMPN 09 Bekasi, Desa Jatiasih, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi. Sejarah singkat sekolah ini berawal ketika SMPN 1 Pondok Gede membuka kelas filial untuk persiapan SMP Negeri Jatiasih tahun Tanggal 18 Oktober 1985

19 5 turun SK Mendiknas tentang status Penegrian SMPN Jatiasih dan tanggal tersebut dianggap sebagai tanggal berdirinya SMPN 09 Bekasi. Sekolah ini memiliki akreditasi A, kegiatan belajar mengajar (KBM) untuk kelas VII dan VIII berlangsung dari hari Senin hingga Jumat dimulai pukul sampai dengan pukul WIB. Hari Sabtu, semua kelas VII dan VIII masuk pagi mulai pukul sampai WIB yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan ekstrakulikuler wajib untuk kelas VII hingga pukul atau WIB. Sekolah ini mempunyai kegiatan ekstrakulikuler yaitu paskibra, pramuka, PMR, basket, futsal, dan taekwondo. Pengambilan data dilakukan pada bulan September sampai November tahun Jumlah dan Cara Penarikan Subjek Pemilihan subjek di SMPN 09 Bekasi dilakukan dengan teknik random sampling yang terbagi menjadi 3 kelompok. Kelas yang dijadikan subjek yaitu kelas VII dan VIII. Total kelas VII ada 9 kelas dan kelas VIII ada 10 kelas, dimana masing-masing kelas berisi 44 siswa/i. Jumlah subjek ditentukan berdasarkan rumus uji hipotesis (Lemeshow 1997) dengan jumlah minimal 16 orang per kelompok jenis transportasi. Kriteria inklusi subjek adalah remaja lakilaki dan perempuan, usia tahun, jarak tempuh minimal pulang pergi ±300 m untuk kelompok bersepeda, bersedia menjadi partisipan sampai penelitian selesai, tidak sakit, tidak cacat jasmani dan tidak mendapat pengobatan. n z 1 / 2 2P(1 P) z 1 ( P P 1 P (1 P ) P (1 P ) Ket : n = besar sampel minimal Z1-α/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α 0,05 Z1-β = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada β 0,1 P1 = perkiraan proporsi pelajar SMP pengguna transportasi aktif P2 = perkiraan proporsi pelajar SMP pengguna transportasi pasif P = (P1+P2)/2 Jumlah minimal ditambah 10% untuk menghindari adanya calon subjek yang gugur. Jumlah subjek yang mengikuti penelitian ini adalah sebanyak 18 orang per kelompok. Namun, saat tahap akhir penelitian berlangsung yaitu tes kebugaran, ada beberapa subjek yang gugur sebanyak 11 orang. Hal ini dikarenakan subjek sakit, mengikuti perlombaan antar sekolah (dispensasi/izin), dan mengundurkan diri. Selain itu, sempitnya waktu pelaksanaan di mana pihak sekolah hanya mengizinkan 1 sesi yang dilakukan pada hari Jumat pagi, 17 November Hal ini dikarenakan pihak sekolah sedang menjalankan Kurikulum Pendidikan tahun 2013 dengan jadwal yang begitu padat, kemudian terbiasanya subjek masuk siang sehingga subjek sulit untuk berangkat pagi dan banyaknya tugas subjek baik dari sekolah (PR) maupun rumah sehingga total subjek tidak memenuhi syarat. Banyaknya subjek yang mengundurkan diri juga didukung karena dalam satu kelas yang menjadi subjek berkisar 1-3 orang. Hal ini terjadi dikarenakan pemilihan subjek berdasarkan jenis transportasi ke sekolah 1 2 2)

20 6 bukan per kelas. Total akhir subjek yang mengikuti keseluruhan proses penelitian yaitu sebanyak 15 orang kelompok jalan kaki, 13 orang kelompok sepeda dan 15 orang kelompok pasif. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan subjek dan penyebaran kuesioner. Data primer ini meliputi usia, jenis kelamin, jenis transportasi ke sekolah, uang saku, jarak tempuh, aktivitas fisik, tinggi badan dan berat badan, konsumsi pangan dan data kebugaran jasmani subjek. Data sekunder sebagai data pendukung yang diambil meliputi gambaran umum lokasi penelitian (jumlah murid dan guru, lama belajar, serta sarana dan prasarana) diperoleh dari lokasi penelitian. Berbagai jenis variabel dan indikator penelitian dapat dilihat pada Tabel 1. Data karakteristik subjek dan jenis transportasi ke sekolah dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner kepada subjek. Data konsumsi pangan diperoleh dengan recall konsumsi pangan dengan bantuan kuesioner yang dilakukan selama dua kali, yaitu satu kali pada hari sekolah dan satu hari pada hari libur. Data aktivitas fisik diperoleh dengan cara record aktivitas fisik dua hari. Data status gizi diperoleh dengan pengukuran antropometri dan perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT/U) perhitungan Z-score. Berat badan subjek diukur menggunakan timbangan digital dengan kapasitas maksimum 200 kg dan ketelitian 0.1 kg. Tinggi badan subjek diukur menggunakan stature meter dengan kapasitas maksimum 200 cm dengan ketelitian 0.1 cm. Data tingkat kebugaran jasmani subjek diperoleh melalui TKJI. Tabel 1 Jenis variabel dan indikator penelitian No Variabel Jenis Data Indikator Cara Pengumpulan Data 1 Karakteristik subjek Primer Usia, jenis kelamin, uang saku, dan jarak Usia, jenis kelamin, uang saku, dan jarak dengan 2 Jenis transportasi 3 Konsumsi pangan Primer Primer tempuh Jalan kaki, sepeda dan pasif (kendaraan) Konsumsi hari sekolah dan libur penjelasan dan kuesioner Penjelasan dan kuesioner Wawancara langsung dengan metode recall 2x24 jam 4 Aktivitas fisik Primer Skor PAL Penjelasan dan kuesioner 5 Status gizi Primer IMT/U BB dengan timbangan digital, TB dengan stature 6 Tingkat Primer Penjumlahan skor TKJI (Tes Kebugaran kebugaran kelima item Jasmani Indonesia) 7 Profil sekolah Sekunder Arsip sekolah Melihat arsip sekolah

21 7 Pengolahan dan Analisis Data Proses pengolahan data meliputi editing, coding, entry, dan analisis. Proses editing adalah pemeriksaan seluruh kuesioner setelah data terkumpul dari responden. Coding adalah pemberian angka atau kode tertentu yang telah disepakati terhadap jawaban pertanyaan dalam kuesioner. Entry merupakan tahapan memasukkan data jawaban kuesioner sesuai kode yang telah ditentukan untuk setiap variabel sehingga menjadi data dasar untuk dianalisis. Data-data yang diperoleh dari kuesioner diolah menggunakan program Microsoft Excel Data status gizi ditentukan berdasarkan data yang diperoleh yaitu usia subjek, berat badan, dan tinggi badan dengan parameter Indeks Massa Tubuh menurut umur (IMT/U) dengan menggunakan perhitungan Z-score. Nilai indeks massa tubuh menurut IMT/U dibagi menjadi 5 kategori berdasarkan WHO (2007) yaitu sangat gemuk (>+3 SD), gemuk ( +2 SD sampai dengan +3 SD), normal ( - 2 SD sampai dengan 2 SD), kurus ( -3 sd sampai -2 sd), sangat kurus (<-3 SD). Data konsumsi pangan yang diperoleh dari hasil recall selama 2x24 jam, kemudian dikonversikan untuk menentukan zat gizi subjek yaitu energi, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, zat besi, vitamin B1, dan vitamin C. Data konsumsi pangan dihitung dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) dengan rumus sebagai berikut (Hardinsyah & Briawan 2004). Keterangan: Kgij = Kandungan zat gizi ke-i dalam bahan makanan ke-j Bj = Berat makanan ke-j yang dikonsumsi Gij = Kandungan zat gizi ke-i dalam 100 gram BDD bahan makanan ke-j BDDj = Bagian yang dapat dimakan dalam bahan makanan ke-j Untuk menentukan Angka Kecukupan Gizi (AKG) subjek digunakan rumus: Keterangan: AKGI = Angka kecukupan gizi subjek Ba = Berat badan aktual sehat (kg) Bs = Berat badan standar (kg) AKG = Angka kecukupan zat gizi yang dianjurkan Kecukupan vitamin dan mineral dihitung langsung dengan menggunakan angka kecukupan tanpa menggunakan AKGI. Selanjutnya tingkat kecukupan energi dan protein diperoleh dengan cara membandingkan jumlah konsumsi zat gizi tersebut dengan menggunakan rumus: TKG = Tingkat kecukupan zat gizi K = Konsumsi zat gizi AKGI = Angka kecukupan gizi subjek

22 8 Tingkat kecukupan energi dan zat gizi subjek dinyatakan dalam persen. Klasifikasi tingkat kecukupan energi dan zat gizi disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Klasifikasi tingkat kecukupan energi dan zat gizi Energi dan Zat Gizi Klasifikasi Tingkat Kecukupan Energi dan protein a. Defisit tingkat berat (< 70% angka kebutuhan) b. Defisit tingkat sedang (70-79% angka kebutuhan) c. Defisit tingkat ringan (80-89% angka kebutuhan) d. Normal (90-119% angka kebutuhan) e. Di atas angka kebutuhan ( 120% angka kebutuhan) Lemak a. Kurang (<20% kebutuhan energi) b. Normal (20-30% kebutuhan energi) c. Lebih (>30% kebutuhan energi) Karbohidrat a. Kurang (<50% kebutuhan energi) b. Normal (50-65% kebutuhan energi) c. Lebih (>65% kebutuhan energi) Vitamin dan mineral a. Kurang (< 77% angka kebutuhan) b. Cukup ( 77% angka kebutuhan) Sumber : Depkes (1996), Gibson (2005) Data aktivitas fisik didapatkan dengan metode subjek mengisi kuesioner dan hasilnya akan diolah dengan cara mengalikan bobot nilai per aktivitas dikalikan dengan lamanya waktu yang digunakan untuk beraktivitas. Menurut FAO/WHO/UNU (2001) besarnya aktivitas fisik yang dilakukan seseorang dalam 24 jam dinyatakan dalam PAL (Physical activity level) atau tingkat aktivitas fisik. PAL ditentukan dengan rumus berikut: Keterangan : PAL = Physical activity level (tingkat aktivitas fisik) PAR = Physical activity ratio (jumlah energi yang dikeluarkan untuk jenis aktivitas per satuan waktu tertentu) w = alokasi waktu tiap aktivitas (jam) Jenis aktivitas yang dapat dilakukan dikategorikan menjadi 18 jenis kategori berdasarkan PAR seperti yang dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Kategori aktivitas fisik berdasarkan nilai PAR Kategori Keterangan PAR PAL1 Tidur (tidur siang dan malam) 1 PAL2 Tidur-tiduran (tidak tidur), duduk diam, dan membaca 1.2 PAL3 Duduk sambil menonton TV 1.72 PAL4 Berdiri diam, beribadah, menunggu (berdiri), berhias 1.5 PAL5 Makan dan minum 1.6 PAL6 Jalan santai 2.5 PAL7 Berbelanja (membawa beban) 5 PAL8 Mengendarai kendaraan 2.4 PAL9 Menjaga anak 2.5 PAL10 Melakukan pekerjaan rumah (bersih-bersih) 2.75

23 9 Tabel 3 Kategori aktivitas fisik berdasarkan nilai PAR (lanjutan) Kategori Keterangan PAR PAL11 Setrika pakaian (duduk) 1.7 PAL12 Kegiatan berkebun 2.7 PAL13 Officer worker (duduk di depan meja, menulis, dan mengetik) 1.3 PAL14 Officer worker (berjalan-jalan mondar-mandir membawa arsip) 1.6 PAL15 Olahraga (badminton) 4.85 PAL16 Olahraga (jogging, lari jarak jauh) 6.5 PAL17 Olahraga (bersepeda) 3.6 PAL18 Olahraga (aerobik, berenang, sepak bola dan lain-lain) 7.5 Sumber : FAO/WHO/UNU (2001) Selanjutnya PAL akan dikategorikan menjadi empat kategori menurut FAO/WHO/UNU (2001), seperti yang disajikan dalam Tabel 4. Tabel 4 Kategori tingkat aktivitas fisik berdasarkan nilai PAL Kategori Nilai PAL Aktivitas Sangat Ringan < 1.40 Aktivitas Ringan Aktivitas Sedang Aktivitas Berat Sumber : FAO/WHO/UNU (2001) Data status kebugaran subjek diukur dengan melakukan TKJI (Tes Kebugaran Jasmani Indonesia) yang kategorinya dikelompokan menjadi 4 kelompok, yaitu umur 6 s/d 9 tahun, umur 10 s/d 12 tahun, umur 13 s/d 15 tahun, dan umur 16 s/d 19 tahun. Pada penelitian ini, kategori yang digunakan hanya 2 kelompok yaitu umur 10 s/d 12 tahun dan umur 13 s/d 15 tahun. Kategori dengan juga membedakan jenis kelamin dimana kategori putra dan putri. TKJI merupakan battery test dimana terdiri dari : 1. Sprint atau lari cepat bertujuan untuk mengukur kecepatan. Kategori jarak yang harus ditempuh oleh masing-masing kelompok umur berbeda. Pada kelompok tahun berlari dengan jarak 40 m sedangkan kelompok tahun berlari dengan jarak 50 m baik putra maupun putri. Pencatatan waktu dilakukan dalam satuan detik dengan satu angka di belakang koma. 2. Pull-Up bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan bahu. Penilaian kelompok umur tahun baik putra maupun putri ialah waktu yang dicapai subjek untuk mempertahankan sikap gantung siku tekuk dalam satuan detik. Kelompok umur tahun, penilaian putra dihitung frekuensi melakukan pull-up selama 60 detik, sedangkan yang putri yang dihitung waktunya. 3. Sit-Up bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut. Penilaian kelompok umur tahun melakukan sit-up selama 30 detik, sedangkan kelompok umur tahun selama 60 detik (frekuensi). 4. Vertical jump bertujuan untuk mengukur daya ledak otot tungkai dan tenaga eksplosif. Ukuran papan skala selebar 30 cm dan panjang 150 cm, dimana jarak antara garis skala satu dengan yang lainnya masing-masing 1 cm. Papan skala ditempelkan di tembok dengan jarak skala nol (0) dengan lantai 150 cm. Pertama berdiri menyamping papan skala dengan

24 10 mengangkat tangan ke atas ukur tinggi yang didapat, kemudian lakukan lompatan setinggi mungkin sebanyak tiga kali, tiap lompatan dicatat tinggi yang diperoleh kemudian ambil yang tertinggi, selisih antara raihan tertinggi dengan pengukuran pertama saat tidak melompat itu hasilnya. 5. Lari jarak sedang dilakukan untuk mengukur daya tahan jantung, pembuluh darah dan pernapasan (paru-paru).jarak yang ditempuh bergantung pada kelompok umur masing-masing. Pada kelompok tahun berlari dengan jarak 600 m baik putra maupun putri. Berbeda pada kelompok tahun, untuk putra berlari dengan jarak 1000 m dan putri 800 m. Pencatatan waktu dilakukan dalam satuan menit dan detik. Kriteria kategori kebugaran kita harus menjumlahkan semua nilai dari lima item tes tersebut kemudian cocokan dengan Tabel 5 di bawah ini. Tabel 5 Kategori tingkat kebugaran jasmani No. Jumlah Nilai Klasifikasi Baik Sekali (BS) Baik (B) Sedang (S) Kurang (K) Kurang Sekali (KS) Sumber : Depdiknas (1999) Data-data yang telah diolah kemudian dianalisis menggunakan Statistical Program for Social Science (SPSS) 16 for Windows. Analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1) Analisis deskriptif (persentase dan rata-rata) meliputi data karakteristik subjek, status gizi, aktivitas fisik, tingkat kecukupan zat gizi, dan tingkat kebugaran jasmani subjek. 2) Uji beda One-Way ANOVA dan Kruskal Wallis digunakan untuk menguji perbedaan status gizi, tingkat kecukupan zat gizi, dan tingkat kebugaran jasmani subjek berdasarkan jenis transportasi ke sekolah. 3) Uji korelasi Spearman digunakan untuk melihat hubungan variabel status gizi, aktivitas fisik, tingkat kecukupan zat gizi dengan tingkat kebugaran jasmani subjek. 4) Regresi linier berganda untuk melihat pengaruh semua variabel terikat terhadap skor TKJI. Definisi Operasional Aktivitas fisik adalah kegiatan yang dilakukan seseorang mulai dari bangun sampai tidur kembali dan lamanya seseorang melakukan kegiatan tersebut. Antropometri adalah metode yang digunakan dalam melakukan penilaian status gizi secara langsung yaitu tinggi badan, berat badan. Asupan zat gizi adalah rata-rata konsumsi setiap jenis pangan per hari yang dinyatakan dalam satuan berat (gram) dan ukuran rumah tangga, yang diperoleh dari hasil recall 2x24 jam. Kebugaran adalah kemampuan tubuh untuk melakukan kegiatan sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti baik fisik maupun mental. Karakterisitik subjek adalah data-data subjek yang meliputi usia, jenis kelamin, uang saku, berat badan, dan tinggi badan.

25 11 Status gizi adalah keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara jumlah asupan zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan untuk digunakan berbagai fungsi biologis yang ditentukan melalui Indeks Massa Tubuh menurut umur (IMT/U) dan dikelompokkan menjadi 5 kategori: sangat kurus <-3SD, kurus -3 SD s/d <-2 SD, normal -2 SD s/d 1 SD, gemuk >1 SD s/d 2 SD, sangat gemuk > 2 SD. Subjek adalah siswa/i kelas VII dan VIII SMPN 09 Bekasi, Desa Jatiasih, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi. Tingkat kebugaran adalah keadaan seseorang melakukan aktivitas fisik tanpa merasakan kelelahan yang nilainya diperoleh berdasarkan tes keolahragaan. Tingkat kecukupan gizi adalah perbandingan konsumsi zat gizi aktual terhadap angka kecukupan yang dianjurkan menurut umur berdasarkan WKNPG (2013) yang dinyatakan dalam persen. Transportasi aktif adalah kegiatan jalan kaki dan sepeda sebagai sarana transportasi dan bukan sebagai bentuk rekreasi seperti perjalanan ke atau dari sekolah untuk mempertahankan gaya hidup aktif. Transportasi pasif adalah kegiatan penggunaan kendaraan sebagai sarana transportasi dan bukan sebagai bentuk rekreasi seperti perjalanan ke atau dari sekolah dengan sepeda motor dan angkutan umum. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Subjek Subjek penelitian ini adalah siswa/i SMP Negeri 09 Bekasi yang duduk dibangku kelas VII dan VIII yang dipilih secara random sampling. Subjek dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan jenis transportasi ke sekolah, yaitu kelompok subjek jalan kaki, sepeda dan pasif (motor/angkutan umum). Karakteristik subjek merupakan suatu gambaran mengenai subjek meliputi ciri-ciri fisik maupun sosial. Karakteristik subjek meliputi usia, jenis kelamin, uang saku, berat badan, tinggi badan, dan jarak tempuh. Sebaran subjek berdasarkan karakteristik dan jenis transportasi secara lengkap disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 Sebaran subjek berdasarkan karakteristik dan jenis transportasi Karakteristik subjek Jalan kaki Sepeda Pasif Total n % n % n % n % Usia tahun tahun Total Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Total

26 12 Tabel 6 Sebaran subjek berdasarkan karakteristik dan jenis transportasi (lanjutan) Karakteristik subjek Jalan kaki Sepeda Pasif Total n % n % n % n % Uang saku (Rp) Total Berat badan (kg) Total Tinggi badan (cm) Total Jarak tempuh (m) Total Usia Secara keseluruhan sebaran umur subjek berkisar antara tahun dengan rata-rata 12.6±0.7 tahun. Seluruh subjek tergolong dalam kelompok remaja. Menurut Depkes (2005), masa remaja merupakan suatu proses tumbuh kembang yang berkesinambungan, yaitu masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa muda. Batasan usia remaja ialah tahun (WHO 2014). Pengkategorian usia menjadi tahun dan tahun dilakukan berdasarkan rentang usia dalam Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2013 dan pedoman Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI). Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar usia subjek kelompok jalan kaki dan pasif berada pada rentang usia tahun (60.0%) tepatnya 13 tahun. Hal ini berbeda dengan kelompok sepeda, sebagian besar usia subjek kelompok sepeda berada pada rentang usia tahun (76.9%) tepatnya 12 tahun. Jenis Kelamin Jenis kelamin dapat berpengaruh terhadap pengeluaran energi dan tingkat kebugaran subjek. Berdasarkan tabel di atas, jenis kelamin kelompok jalan kaki dan pasif didominasi oleh perempuan (53.3%). Hal ini berbeda dengan kelompok sepeda, sebagian besar didominasi oleh laki-laki (61.5%). Pada kelompok sepeda, perbandingan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan sangatlah jauh berbeda. Hal ini dikarenakan memang kondisi sesungguhnya di sekolah tersebut dalam penggunaan sepeda sebagai alat transportasi ke sekolah lebih umum digunakan oleh subjek laki-laki daripada perempuan.

27 13 Uang Saku Uang saku yang diberikan orang tua kepada anak sekolah biasanya digunakan untuk keperluan membeli makanan, minuman, transportasi, dan kepentingan lainnya. Secara keseluruhan sebaran uang saku subjek berkisar antara Rp5 000-Rp dengan rata-rata Rp10 300± Berdasarkan tabel di atas juga dapat diketahui bahwa rentang uang saku yang berkisar Rp sebagian besar secara berurutan dimiliki oleh subjek kelompok sepeda (92.3%), jalan kaki (86.7%) dan pasif (53.3%). Khusus pada kelompok pasif, rentang uang saku yang berkisar Rp Rp termasuk paling tinggi yaitu 26.7% bahkan Rp sebesar 20% dibanding lainnya. Rata-rata uang saku subjek kelompok pasif lebih besar (Rp12 300±4 399) daripada kelompok jalan kaki (Rp9 267±3 105) dan sepeda (Rp9 153±2 640). Hal ini dapat dikarenakan uang saku pada kelompok pasif digunakan untuk membeli bensin motor dan membayar ongkos angkutan umum. Berat dan Tinggi Badan Secara keseluruhan sebaran berat badan subjek berkisar antara kg dengan rata-rata 42.4±9.8 kg. Kisaran berat badan subjek kelompok jalan kaki, sepeda dan pasif berturut-turut kg, kg dan kg. Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar berat badan subjek berada pada rentang kg untuk semua kelompok. Rata-rata berat badan subjek kelompok pasif lebih kecil (40.4±10.2 kg) daripada subjek kelompok sepeda (43.1±11.4 kg) dan jalan kaki (43.7±8.1 kg). Adanya kelebihan maupun kekurangan berat badan dari standar dapat mempengaruhi status gizi ideal. Menurut AKG (2013), berat badan ideal anak laki-laki usia tahun ialah 34 kg dan usia tahun ialah 46 kg. Kemudian, berat badan ideal anak perempuan usia tahun ialah 36 kg dan usia tahun ialah 46 kg. Secara keseluruhan sebaran tinggi badan subjek berkisar antara cm dengan rata-rata 150.9±7.3 cm. Kisaran tinggi badan subjek kelompok jalan kaki, sepeda dan pasif berturut-turut cm, cm dan cm. Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar tinggi badan subjek berada pada rentang cm untuk semua kelompok. Rata-rata tinggi badan subjek kelompok jalan kaki lebih tinggi (152.2±7.2 cm) daripada subjek kelompok pasif (150.3±7.8 cm) dan sepeda (150.4±7.3 cm). Adanya kelebihan maupun kekurangan tinggi badan dari standar dapat mempengaruhi status gizi ideal. Menurut AKG (2013), tinggi badan ideal anak laki-laki usia tahun ialah 142 cm dan usia tahun ialah 158 cm. Kemudian, tinggi badan ideal anak perempuan usia tahun ialah 145 cm dan usia tahun ialah 155 cm. Jarak Tempuh Secara keseluruhan sebaran jarak tempuh subjek berkisar antara m dengan rata-rata 3 358±2 727 m. Kisaran jarak tempuh subjek kelompok jalan kaki, sepeda dan pasif berturut-turut m, m dan m. Berdasarkan tabel di atas, jarak tempuh sebagian besar kelompok jalan kaki berada dalam rentang m sebanyak 86.7%, sedangkan kelompok sepeda dan pasif berada pada rentang m sebanyak 53.8% dan 86.7%. Rata-rata jarak tempuh subjek kelompok pasif lebih jauh (5 933±2 840 m) daripada subjek kelompok jalan kaki (1 027±212 m) dan sepeda (3 077±1 188 m).

28 14 Perbedaan jarak tempuh yang cukup jauh antar ketiga kelompok pada penelitian ini menjadi hal yang wajar. Menurut Chillon et al (2014), faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis transportasi ke sekolah yaitu jarak dari ke sekolah, kekhawatiran orangtua (persepsi) akan keamanan sang anak dan kondisi cuaca. Status Gizi Riyadi (2007), mendefinisikan status gizi sebagai keadaan kesehatan tubuh seseorang atau sekelompok orang yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan, dan penggunaan zat-zat gizi makanan. Ukuran fisik seseorang sangat erat hubungannya dengan status gizi, oleh sebab itu antropometri diakui sebagai indikator yang baik dan dapat diandalkan dalam penentuan status gizi. Gibson (2005) menyatakan bahwa pada anak-anak indeks antropometri yang sering digunakan adalah berat badan menurut umur (BB/U), berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) dan tinggi badan menurut umur (TB/U). Menurut WHO (2007) pengukuran status gizi pada anak usia 5 hingga 19 tahun sudah tidak menggunakan indikator BB/TB akan tetapi menggunakan indeks massa tubuh berdasarkan umur (IMT/U). Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan cara yang lebih dianjurkan untuk menentukan status gizi kurus, normal atau gemuk pada seseorang. Sebaran subjek berdasarkan status gizi disajikan dalam Tabel 7. Tabel 7 Sebaran subjek berdasakan kategori status gizi (IMT) Status Gizi J. Kaki Sepeda Pasif n % n % n % Kurus Normal Gemuk Total p value Berdasarkan Tabel 7 di atas, status gizi kelompok jalan kaki, sepeda dan pasif tersebar pada kategori kurus, normal, dan gemuk. Sebagian besar subjek memiliki status gizi normal pada kelompok jalan kaki (80%), sepeda (69.2%) dan pasif (60%). Rata-rata IMT pada kelompok jalan kaki adalah 18.8±2.7, kelompok sepeda 18.9±4.0, dan kelompok pasif 17.7±3.5. Hasil uji beda One-Way ANOVA menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan IMT yang nyata antara ketiga kelompok (p>0.05). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Andersen et al (2009). Penelitian tersebut menunjukan tidak ada perbedaan tinggi badan, berat badan dan IMT berdasarkan jenis transportasi mereka ke sekolah. Status gizi yang homogen di mana sebagian besar masuk ke dalam kategori normal, dimungkinkan menjadi alasan tidak adanya perbedaan status gizi antara ketiga kelompok. Adapun rata-rata IMT per jenis kelamin yaitu pada laki-laki adalah 20.1±3.3 kg/m 2 kelompok jalan kaki, 19.4±4.8 kg/m 2 kelompok sepeda dan 18.6±4.2 kg/m 2 kelompok pasif. Rata-rata IMT pada perempuan adalah 17.7±1.5 kg/m 2 kelompok jalan kaki, 18.2±2.6 kg/m 2 kelompok sepeda dan 16.9±2.9 kg/m 2 kelompok pasif. Hasil uji beda T-Test menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan IMT yang nyata antara jenis kelamin (p>0.05). Nilai p value pada kelompok jalan kaki (0.118), kelompok sepeda (0.577), dan kelompok pasif (0.406).

29 15 Aktivitas Fisik Aktivitas fisik adalah suatu rangkaian gerak tubuh yang menggunakan tenaga atau energi. Setiap kegiatan fisik menentukan energi yang berbeda menurut lamanya intensitas dan sifat kerja otot (FKM-UI 2007). Menurut WHO (2007), aktivitas fisik subjek sekolah dibagi atas beberapa bagian, yaitu tidur, waktu sekolah, waktu luang, mengerjakan tugas, melakukan perjalanan ke sekolah, dan berolahraga. Lamanya perjalanan ke sekolah tentu tergantung dari bagaimana cara dia menuju ke sekolah. Menurut Ostergaard et al.(2013) saat ini berbagai cara transportasi anak-anak dan remaja menuju ke sekolah terdiri menjadi 2 kelompok yaitu transportasi aktif (berjalan kaki dan bersepeda) dan transportasi pasif (berkendara). Sebaran subjek berdasarkan aktivitas fisik disajikan dalam Tabel 8. Tabel 8 Sebaran subjek berdasarkan kategori aktivitas fisik Aktivitas Fisik J. Kaki Sepeda Pasif n % n % n % Sangat Ringan Ringan Total p value Berdasarkan Tabel 8 di atas, aktivitas fisik kelompok jalan kaki, sepeda dan pasif tersebar pada kategori sangat ringan dan ringan. Rendahnya aktivitas fisik subjek didukung dengan hasil Riskesdas (2013) yang menyatakan proporsi penduduk 10 tahun berdasarkan aktivitas sedentari menurut karakteristik kelompok umur tahun yaitu sebanyak 28.2% melakukan aktivitas sedentari <3 jam, 42.7% melakukan aktivitas sedentari jam, dan 29.1% melakukan aktivitas sedentari 6 jam. Sebagian besar subjek memiliki aktivitas fisik sangat ringan pada kelompok jalan kaki (60%) dan pasif (66.7%), sedangkan pada kelompok sepeda sebanyak 69.2% memiliki aktivitas fisik ringan. Rata-rata nilai PAL pada kelompok jalan kaki adalah 1.4±0.1, kelompok sepeda 1.6±0.2, dan kelompok pasif 1.4±0.1. Hasil uji beda Kruskal Wallis menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan aktivitas fisik yang nyata antara ketiga kelompok (p>0.05). Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Schoeppe et al (2012). Penelitian tersebut menunjukan bahwa anak yang berjalan kaki atau bersepeda ke sekolah memiliki tingkat aktifitas fisik lebih tinggi daripada anak yang menaiki mobil atau bus. Adapun rata-rata nilai PAL per jenis kelamin yaitu pada laki-laki adalah 1.39±0.09 kelompok jalan kaki, 1.50±0.17 kelompok sepeda dan 1.37±0.09 kelompok pasif. Rata-rata nilai PAL pada perempuan adalah 1.35±0.06 kelompok jalan kaki, 1.39±0.06 kelompok sepeda dan 1.39±0.13 kelompok pasif. Hasil uji beda T-Test menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nilai PAL yang nyata antara jenis kelamin (p>0.05). Nilai p value pada kelompok jalan kaki (0.323), kelompok sepeda (0.138), dan kelompok pasif (0.753). Tidak adanya perbedaan aktifitas fisik di antara ketiga kelompok mungkin dikarenakan sebagian besar aktivitas subjek dalam sehari-hari ialah sama, yaitu belajar di sekolah dari pukul sampai WIB, kemudian mengerjakan pekerjaan rumah di malam hari, tidur malam dan bermain keesokan pagi harinya. Khusus untuk aktivitas perjalanan ke dan dari sekolah menggunakan berbagai jenis transportasi ialah hanya sebagian kecil dari waktu 24 jam sehari.

30 16 Tingkat Kecukupan Zat Gizi Angka Kecukupan Gizi (AKG) merupakan suatu kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi semua orang menurut golongan usia, jenis kelamin, ukuran tubuh, aktifitas tubuh untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. AKG digunakan sebagai acuan untuk menentukan Tingkat Kecukupan Gizi (TKG) subjek. Adapun TKG yang dihitung pada penelitian ini terdiri dari Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat, Kalsium, Zat Besi, Vitamin B1 dan C. Tingkat Kecukupan Energi Subjek penelitian berada dalam 2 golongan usia pada tabel Angka Kecukupan Gizi (2013). Angka Kecukupan Energi (AKE) subjek usia tahun untuk laki-laki adalah 2100 kkal per hari dan perempuan adalah 2000 kkal per hari. Subjek dengan usia tahun untuk laki-laki memiliki AKE sebesar 2475 kkal per hari dan perempuan adalah 2125 kkal per hari. Sebaran subjek berdasarkan tingkat kecukupan energi disajikan dalam Tabel 9. Tabel 9 Sebaran subjek berdasarkan kategori tingkat kecukupan energi Tingkat Kecukupan J. Kaki Sepeda Pasif Energi n % n % n % Def. Berat Def. Sedang Def. Ringan Normal Lebih Total p value Berdasarkan Tabel 9, sebagian besar tingkat kecukupan energi kelompok jalan kaki masuk dalam kategori defisit sedang (40%), kelompok sepeda masuk dalam kategori defisit ringan (30.8%) sedangkan kelompok pasif masuk dalam kategori normal (26.7%) dan lebih (40%). Rata-rata asupan energi subjek kelompok jalan kaki, sepeda dan pasif adalah 2075±473.8 kkal per hari, 2071±382.7 kkal per hari dan 2065±490 kkal per hari. Hasil uji beda Kruskal Wallis menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat kecukupan energi yang nyata antara ketiga kelompok (p>0.05). Adapun rata-rata asupan energi subjek per jenis kelamin yaitu subjek lakilaki kelompok jalan kaki, sepeda dan pasif adalah 2272±491.1 kkal per hari, 2029±313.4 kkal per hari dan 1746±766.0 kkal per hari. Rata-rata asupan energi subjek perempuan kelompok jalan kaki, sepeda dan pasif adalah 1882±592.1 kkal per hari, 2078±341.8 kkal per hari dan 2194±493.2 kkal per hari. Hasil uji beda T- Test menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat kecukupan energi yang nyata antara jenis kelamin (p>0.05). Nilai p value pada kelompok jalan kaki (0.245), kelompok sepeda (0.735), dan kelompok pasif (0.165). Menurut Contento (2011) faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan adalah preferensi, kebiasaan, ketersediaan, tradisi, budaya, dan pendapatan. Kecenderungan asupan energi yang sama antara ketiga kelompok kemungkinan disebabkan karena ketiga kelompok cenderung memiliki tingkat uang saku untuk jajan dan lokasi membeli jajanan yang sama sehingga akses dan daya beli terhadap pangan relatif sama dan konsumsinya cenderung tidak berbeda.

31 17 Tingkat Kecukupan Protein Subjek penelitian berada dalam 2 golongan usia pada tabel Angka Kecukupan Gizi (2013). Angka Kecukupan Protein (AKP) subjek usia tahun untuk laki-laki adalah 56 gram per hari dan perempuan adalah 60 gram per hari. Subjek dengan usia tahun untuk laki-laki memiliki AKP sebesar 72 gram per hari dan perempuan adalah 69 gram per hari. Sebaran subjek berdasarkan tingkat kecukupan protein disajikan dalam Tabel 10. Tabel 10 Sebaran subjek berdasarkan kategori tingkat kecukupan protein Tingkat Kecukupan J. Kaki Sepeda Pasif Protein n % n % n % Def. Berat Def. Sedang Def. Ringan Normal Lebih Total p value Berdasarkan Tabel 10, sebagian besar tingkat kecukupan protein kelompok jalan kaki masuk dalam kategori defisit sedang (40%), kelompok sepeda masuk dalam kategori defisit ringan (30.8%) sedangkan kelompok pasif masuk dalam kategori normal (26.7%) dan lebih (40%). Rata-rata asupan protein subjek kelompok jalan kaki, sepeda dan pasif adalah 47.2±13.3 gram per hari, 47.8±9.7 gram per hari dan 50.9±17.9 gram per hari. Hasil uji beda Kruskal Wallis menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat kecukupan protein yang nyata antara ketiga kelompok (p>0.05). Adapun rata-rata asupan protein subjek per jenis kelamin yaitu subjek lakilaki kelompok jalan kaki, sepeda dan pasif adalah 51±7.8 gram per hari, 47±8.5 gram per hari dan 39±15.2 gram per hari. Rata-rata asupan protein subjek perempuan kelompok jalan kaki, sepeda dan pasif adalah 44±21.5 gram per hari, 49±12.8 gram per hari dan 58±22.9 gram per hari. Hasil uji beda T-Test menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat kecukupan protein yang nyata antara jenis kelamin (p>0.05). Nilai p value pada kelompok jalan kaki (0.345), kelompok sepeda (0.830), dan kelompok pasif (0.202). Tingkat Kecukupan Lemak Subjek penelitian berada dalam 2 golongan usia pada tabel Angka Kecukupan Gizi (2013). Angka kecukupan lemak subjek usia tahun untuk laki-laki adalah 70 gram per hari dan perempuan adalah 67 gram per hari. Subjek dengan usia tahun untuk laki-laki memiliki angka kecukupan lemak sebesar 83 gram per hari dan perempuan adalah 71 gram per hari. Sebaran subjek berdasarkan tingkat kecukupan lemak disajikan dalam Tabel 11. Tabel 11 Sebaran subjek berdasarkan kategori tingkat kecukupan lemak Tingkat Kecukupan J. Kaki Sepeda Pasif Lemak n % n % n % Kurang Normal Lebih Total p value 0.423

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juni 2012 di Cipayung, Bogor. Pemilihan tempat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian 23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah crosssectional study dimana seluruh paparan dan outcome diamati pada saat bersamaan dan pengumpulan data dilakukan

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 22 METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang menggambarkan hubungan antara asupan makanan dan komposisi lemak tubuh terhadap kapasitas daya tahan tubuh

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain Case Study.Penelitian ini dilakukan di SDN Pasanggrahan 2, Desa Cilangohar, Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta.Pengambilan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study yaitu seluruh variabel diamati pada saat yang bersamaan ketika penelitian berlangsung. Penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2011 di SMP/SMA Ragunan

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 13 METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian tentang hubungan tingkat konsumsi dan aktivitas fisik terhadap tekanan darah dan kolesterol ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh 19 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini bersifat deskriptif dan menggunakan metode survey dengan desain cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 6 Bogor. Penentuan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh 19 METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Cross sectional study yaitu rancangan yang digunakan pada penelitian dengan variabel sebab

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 29 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Desember 2011 di SMA Ragunan

Lebih terperinci

METODE. n = Z 2 P (1- P)

METODE. n = Z 2 P (1- P) 18 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu. Lokasi penelitian adalah TKA Plus Ihsan Mulya Cibinong.

Lebih terperinci

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11 METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study (sebab akibat diteliti dalam satu waktu). Pemilihan PAUD dilakukan secara purposive, dengan kriteria memiliki

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 = 17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yang dilakukan di perguruan tinggi penyelenggara Beastudi Etos wilayah Jawa Barat yaitu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study karena pengambilan data dilakukan pada suatu waktu. Penelitian dilaksanakan di Pesantren di

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kelas Populasi (N) Contoh (n) Kelas Kelas Total 81 40

METODE PENELITIAN. Kelas Populasi (N) Contoh (n) Kelas Kelas Total 81 40 15 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah metode survei dengan teknik wawancara. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Babakan, Kota Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan bulan Agustus-September 2011 di SMA Negeri 6

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 16 METODOLOGI PENELITIAN Desain Waktu dan Tempat Penelitian Desain penelitian ini adalah Cross sectional study yaitu rancangan yang digunakan pada penelitian dengan variabel sebab atau faktor resiko dan

Lebih terperinci

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI 1 KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI Oleh: FRISKA AMELIA PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Sistematika pengambilan contoh. Pemilihan SDN Kebon Kopi 2 Bogor. Purposive. siswa kelas 5 & 6. Siswa laki-laki (n=27)

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Sistematika pengambilan contoh. Pemilihan SDN Kebon Kopi 2 Bogor. Purposive. siswa kelas 5 & 6. Siswa laki-laki (n=27) METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah case study. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kebon Kopi 2, Kota Bogor. Penentuan lokasi

Lebih terperinci

Karakteristik Sampel: Usia Jenis Kelamin Berat Badan Tinggi Badan. Kebutuhan Energi dan Zat Gizi. Status Gizi

Karakteristik Sampel: Usia Jenis Kelamin Berat Badan Tinggi Badan. Kebutuhan Energi dan Zat Gizi. Status Gizi 20 KERANGKA PEMIKIRAN Status gizi merupakan hasil masukan zat gizi dan pemanfaatannya dalam tubuh. Untuk mencapai status gizi yang baik diperlukan pangan yang mengandung cukup zat gizi, aman untuk dikonsumsi

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat dan Waktu Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat dan Waktu Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian mengenai konsumsi pangan, aktivitas fisik, status gizi dan status kesehatan lansia menggunakan desain cross sectional. Desain ini merupakan pengamatan yang

Lebih terperinci

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 17 METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2011 di lingkungan Kampus (IPB)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian adalah cross sectional study. Penelitian ini merupakan bagian dari Penelitian Aspek Sosio-ekonomi dan Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 15 METODOLOGI PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain crossecsional study, semua data yang dibutuhkan dikumpulkan dalam satu waktu (Singarimbun & Effendi 2006).

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Yayasan Yasmina Bogor (Purposive) N= 65. Kabupaten Bogor (N = 54) Populasi sumber (N=50) Contoh penelitian (n= 30)

METODE PENELITIAN. Yayasan Yasmina Bogor (Purposive) N= 65. Kabupaten Bogor (N = 54) Populasi sumber (N=50) Contoh penelitian (n= 30) 25 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah dengan cross sectional study. Pemilihan tempat tersebut dilakukan secara purposive, yaitu di Bogor pada peserta Program

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study, dilakukan di SDN 09 Pagi Pademangan Barat Jakarta Utara. Pemilihan lokasi sekolah dasar dilakukan secara

Lebih terperinci

Gambar 1. Kerangka pemikiran tingkat kecukupan energi zat gizi anak usia sekolah Keterangan : = Variabel yang diteliti = Hubungan yang diteliti

Gambar 1. Kerangka pemikiran tingkat kecukupan energi zat gizi anak usia sekolah Keterangan : = Variabel yang diteliti = Hubungan yang diteliti KERANGKA PEMIKIRAN Usia sekolah adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasa nantinya. Kebutuhan gizi pada masa anak-anak harus dipenuhi agar proses pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara PenarikanSampel Jenis dan Cara Pengambilan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara PenarikanSampel Jenis dan Cara Pengambilan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional Study dengan metode observasional. Penelitian dilaksanakan di Polres Kota Cimahi. Pengambilan data dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n [(1.96) 2 x (0.188 x 0.812)] (0.1) 2. n 59 Keterangan: = jumlah contoh

METODE PENELITIAN. n [(1.96) 2 x (0.188 x 0.812)] (0.1) 2. n 59 Keterangan: = jumlah contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian ini menggunakan data yang berasal dari penelitian payung Ajinomoto IPB Nutrition Program

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n = n/n(d) 2 + 1

METODE PENELITIAN. n = n/n(d) 2 + 1 20 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian adalah cross sectional study dengan metode survey observational. Tempat penelitian dipilih dengan metode purposive yaitu di UPT

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study dimana seluruh pengumpulan data dilakukan pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Malangsari

Lebih terperinci

Bagan Kerangka Pemikiran "##

Bagan Kerangka Pemikiran ## KERANGKA PEMIKIRAN Olahraga pendakian gunung termasuk dalam kategori aktivitas yang sangat berat (Soerjodibroto 1984). Untuk itu diperlukan kesegaran jasmani, daya tahan tubuh yang prima, dan keseimbangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n = z 2 α/2.p(1-p) = (1,96) 2. 0,15 (1-0,15) = 48,9 49 d 2 0,1 2

METODE PENELITIAN. n = z 2 α/2.p(1-p) = (1,96) 2. 0,15 (1-0,15) = 48,9 49 d 2 0,1 2 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini desain population survey, yaitu dengan mensurvei sebagian dari populasi balita yang ada di lokasi penelitian selama periode waktu tertentu.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study yaitu seluruh variabel diamati pada saat yang bersamaan pada waktu penelitian berlangsung. Pemilihan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study. Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 2011. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita 22 KERANGKA PEMIKIRAN Status gizi yang baik, terutama pada anak merupakan salah satu aset penting untuk pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross Sectional. Pemilihan lokasi SMA dilakukan secara purposive dengan pertimbangan

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh 8 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai hubungan konsumsi susu dan kebiasaan olahraga dengan status gizi dan densitas tulang remaja di TPB IPB dilakukan dengan menggunakan desain

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 16 METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik yang menggambarkan sistem penyelenggaraan makan dan preferensi para atlet terhadap menu makanan yang disajikan.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian. Kota Medan. 21 Kecamatan. 2 Kecamatan. Kec. Medan Kota Kelurahan Sitirejo (60 RT)

METODE PENELITIAN. penelitian. Kota Medan. 21 Kecamatan. 2 Kecamatan. Kec. Medan Kota Kelurahan Sitirejo (60 RT) 22 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah Cross Sectional Study. Lokasi Penelitian dilakukan di Kecamatan Medan Kota (1 kelurahan)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian mengenai Pemberian Makanan Tambahan (PMT) biskuit yang disubstitusi tepung Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) pada balita gizi kurang dan gizi buruk

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 Mulinatus Saadah 1. Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional, bertempat di Pabrik Hot Strip Mill (HSM) PT. Krakatau Steel Cilegon, Propinsi Banten. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 0 METODOLOGI PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survey yang dilakukan di lingkungan SMPN 5 Bogor yang berlokasi di Jalan Dadali no 10A Kota Bogor. Pemilihan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN. Gambar 2Cara Penarikan Contoh 16 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian ini menggunakan metode survey dengan desain cross sectional study dimana pengumpulan data dilakukan pada satu waktu untuk menggambarkan karakteristik

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu yang tidak berkelanjutan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI)

Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) Pengertian Tes Kebugaran Jasmani Tes kebugaran jasmani adalah suatu instrument yang digunakan untuk mendapatkan suatu informasi tentang individu atau objek-objek.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian proyek intevensi cookies muli gizi IPB, data yang diambil adalah data baseline penelitian. Penelitian ini merupakan

Lebih terperinci

Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Perubahan konsumsi pangan sebelum dan sesudah mengikuti program pemberdayaan Tingkat Kecukupan energi dan zat gizi

Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Perubahan konsumsi pangan sebelum dan sesudah mengikuti program pemberdayaan Tingkat Kecukupan energi dan zat gizi KERANGKA PEMIKIRAN Masa yang terentang antara usia satu tahun sampai remaja boleh dikatakan sebagai periode laten karena pertumbuhan fisik berlangsung tidak sedramatis ketika masih berstatus bayi (Arisman

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subjek

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subjek 18 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan dengan mengolah data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai

Lebih terperinci

METODE. Zα 2 x p x (1-p)

METODE. Zα 2 x p x (1-p) 16 METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study. Pemilihan tempat dilakukan secara purposif dengan pertimbangan kemudahan akses dan perolehan izin. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatif, yang menjelaskan hubungan beberapa variabel dengan melalui pengujian hipotesis dibidang gizi

Lebih terperinci

Gambar 1 Hubungan pola asuh makan dan kesehatan dengan status gizi anak balita

Gambar 1 Hubungan pola asuh makan dan kesehatan dengan status gizi anak balita 17 KERANGKA PEMIKIRAN Masa balita merupakan periode emas, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan otak yang optimal, terlebih lagi pada periode dua tahun pertama kehidupan seorang anak.

Lebih terperinci

METODOLOGI. n = Z 2 (1-α/2) x σ 2 ε 2 x φ 2 n = x x n = 79 mahasiswi

METODOLOGI. n = Z 2 (1-α/2) x σ 2 ε 2 x φ 2 n = x x n = 79 mahasiswi METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai Analisis Hubungan Persepsi tentang Kegemukan dengan Pola Konsumsi Pangan dan Aktivitas Fisik Mahasiswi Tingkat Persiapan Bersama Institut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitianan deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional study yaitu suatu pendekatan yang sifatnya sesaat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional, yaitu pengamatan terhadap paparan dan outcome dilakukan dalam satu periode waktu yang bersamaan.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Penelitian mengenai studi karakteristik pertumbuhan anak usia sekolah di Provinsi Jawa Barat dilaksanakan dari bulan Mei-Juli 2011 dengan menggunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitan

METODE PENELITIAN. Desain Penelitan 26 METODE PENELITIAN Desain Penelitan Desain yang digunakan dalam penelitian adalah cross-sectional study (Murti 1997). Pada contoh, peneliti melakukan pengamatan, pengukuran dalam satu waktu bersamaan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data dan melakukan analisis sehubungan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh: Karakteristik contoh: Pengetahuan gizi seimbang. Jenis kelamin Umur Uang saku

KERANGKA PEMIKIRAN. Karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh: Karakteristik contoh: Pengetahuan gizi seimbang. Jenis kelamin Umur Uang saku 126 KERANGKA PEMIKIRAN Ada beberapa faktor yang mempengaruhi praktek gizi seimbang yang selanjutnya diterapkan dalam konsumsi energi dan zat gizi. Faktor tersebut diantaranya adalah pengetahuan,sikap,

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, SERTA TINGKAT KECUKUPAN GIZI SISWI SMA DI PESANTREN LA TANSA, BANTEN SYIFA PUJIANTI

ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, SERTA TINGKAT KECUKUPAN GIZI SISWI SMA DI PESANTREN LA TANSA, BANTEN SYIFA PUJIANTI ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, SERTA TINGKAT KECUKUPAN GIZI SISWI SMA DI PESANTREN LA TANSA, BANTEN SYIFA PUJIANTI DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh Jenis dan Cara Pengambilan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh Jenis dan Cara Pengambilan Data 15 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional study. Lokasi penelitian bertempat di Desa Sukajadi, Sukaresmi, Sukaluyu, dan Sukajaya, Kecamatan Taman

Lebih terperinci

METODE Disain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek

METODE Disain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek METODE Disain, Tempat dan Waktu Penelitian ini menggunakan data dasar hasil penelitian Kebiasaan Minum dan Status Hidrasi pada Remaja dan Dewasa di Dua Wilayah Ekologi Berbeda yang dilaksanakan oleh tim

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONSUMSI PANGAN, TINGKAT KECUKUPAN GIZI DAN STATUS GIZI DENGAN TINGKAT KEBUGARAN ATLET FUTSAL PUTRI TITA NIA FANINA

HUBUNGAN KONSUMSI PANGAN, TINGKAT KECUKUPAN GIZI DAN STATUS GIZI DENGAN TINGKAT KEBUGARAN ATLET FUTSAL PUTRI TITA NIA FANINA HUBUNGAN KONSUMSI PANGAN, TINGKAT KECUKUPAN GIZI DAN STATUS GIZI DENGAN TINGKAT KEBUGARAN ATLET FUTSAL PUTRI TITA NIA FANINA DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 1 N

METODE PENELITIAN 1 N 32 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini merupakan bagian dari data baseline pada kajian Studi Ketahanan Pangan dan Coping Mechanism Rumah Tangga di Daerah Kumuh yang dilakukan Departemen

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 26 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah crosectional study. Penelitian dilakukan menggunakan data sekunder dari Program Perbaikan Anemia Gizi Besi di Sekolah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. =(1.96) (0.9) (0.2) =77.8=78 (orang)

METODE PENELITIAN. =(1.96) (0.9) (0.2) =77.8=78 (orang) 17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan menggunakan desain cross sectional study. Data primer diperoleh melalui survey, wawancara, pengisian kuesioner dan recall

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yang bertujuan mempelajari hubungan pengetahuan gizi ibu dan kebiasaan jajan siswa serta kaitannya dengan status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Olahraga adalah segala bentuk aktivitas fisik kompetitif yang biasanya dilakukan melalui partisipasi santai atau terorganisi, bertujuan untuk menggunakan, memelihara

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 2) Ilmu Gizi, khususnya pengukuran status gizi antropometri.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 2) Ilmu Gizi, khususnya pengukuran status gizi antropometri. 31 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian 1) Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 2) Ilmu Gizi, khususnya pengukuran status gizi antropometri. 4.2 Tempat

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel 15 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini seluruhnya menggunakan data dasar hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen

Lebih terperinci

METODOLOGI. n = (Z /2) 2 X σ 2. n = X n = 54 siswa

METODOLOGI. n = (Z /2) 2 X σ 2. n = X n = 54 siswa METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian Cross Sectional Study yang dilakukan pada siswa sekolah dasar di SD Negeri Empang 1 Bogor. Pengambilan data dilakukan

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan dengan mengolah data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai Kebiasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehat, cerdas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Sehat juga keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinan setiap orang hidup produktif dan ekonomis.

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif observasional dengan

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif observasional dengan BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Disain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif observasional dengan pendekatan cross sectional study, yaitu suatu pendekatan yang sifatnya sesaat pada

Lebih terperinci

Konsumsi Pangan (makanan dan minuman) Intake energi. Persentase tingkat konsumsi cairan. Kecenderungan dehidrasi

Konsumsi Pangan (makanan dan minuman) Intake energi. Persentase tingkat konsumsi cairan. Kecenderungan dehidrasi KERANGKA PEMIKIRAN Kebiasaan didefinisikan sebagai pola perilaku yang diperoleh dari pola praktek yang terjadi berulang-ulang. Kebiasaan makan dapat didefinisikan sebagai seringnya (kerap kalinya) makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. playstation, dan yang saat ini digemari anak dan remaja sekarang yaitu game

BAB I PENDAHULUAN. playstation, dan yang saat ini digemari anak dan remaja sekarang yaitu game BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan zaman telah mengantarkan kita pada era modernisasi dimana segala sesuatu serba praktis dan instan. Hampir semua peralatan yang diperlukan manusia saat

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA V o l. 1, N o. 2, J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 7 101 HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA Naintina Lisnawati

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini merupakan explanatory research yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan dua atau lebih variabel yang akan diteliti. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Tempat. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study dan

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Tempat. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study dan METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study dan prospective study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2003 (antara musim

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Disain dan Tempat Penelitian. Teknik Penarikan Contoh. di = di/d x 100

METODE PENELITIAN. Disain dan Tempat Penelitian. Teknik Penarikan Contoh. di = di/d x 100 METODE PENELITIAN Disain dan Tempat Penelitian Penelitian ini bagian dari penelitian yang dilaksanakan Khomsan et al (006) bekerjasama dengan Neysvan Hoogstraten Foundation (NHF) The Netherlands yang dilaksanakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain cross sectional study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu yang tidak berkelanjutan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KESEIMBANGAN ASUPAN GIZI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KONDISI FISIK ANAK SD DI KECAMATAN KOTANOPAN

HUBUNGAN KESEIMBANGAN ASUPAN GIZI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KONDISI FISIK ANAK SD DI KECAMATAN KOTANOPAN HUBUNGAN KESEIMBANGAN ASUPAN GIZI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KONDISI FISIK ANAK SD DI KECAMATAN KOTANOPAN Dr. Erli Mutiara, M.Si, Dra. Adikahriani, M.Si dan Elvi Novi Yanti erlimutiara@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan terhadap paparan dan outcome

Lebih terperinci

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh 35 METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Desain studi yang digunakan pada penelitian ini adalah studi observasional cross sectional, yaitu studi epidemiologi yang mempelajari prevalensi. distribusi.

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4. 1. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang menggunakan metode deskriptif analitik dengan desain cross sectional karena pengambilan data

Lebih terperinci

ANALISIS AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI PANGAN, DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA WANITA DI INDUSTRI KONVEKSI FARAH AZIIZA

ANALISIS AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI PANGAN, DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA WANITA DI INDUSTRI KONVEKSI FARAH AZIIZA ANALISIS AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI PANGAN, DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA WANITA DI INDUSTRI KONVEKSI FARAH AZIIZA PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

METODOLOGI. n = 2 (σ 2 ) (Zα + Zβ) δ 2

METODOLOGI. n = 2 (σ 2 ) (Zα + Zβ) δ 2 17 METODOLOGI Desain, Waktu dan Tempat Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah experimental study yaitu percobaan lapang (field experiment) dengan menggunakan rancangan randomized treatment trial

Lebih terperinci

LEMBAR KESEDIAAN DALAM PENELITIAN. Penelitian yang berjudul : Hubungan status gizi dengan tingkat kebugaran pada siswa kelas XI SMAN 1 Palimanan.

LEMBAR KESEDIAAN DALAM PENELITIAN. Penelitian yang berjudul : Hubungan status gizi dengan tingkat kebugaran pada siswa kelas XI SMAN 1 Palimanan. Lampiran 1. LEMBAR KESEDIAAN DALAM PENELITIAN Penelitian yang berjudul : Hubungan status gizi dengan tingkat kebugaran pada siswa kelas XI SMAN 1 Palimanan. Bahwa : Saya... Kelas... Menyatakan : Bersedia

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. atau resiko dan variabel terikat atau variabel akibat, akan dikumpulkan

III. METODE PENELITIAN. atau resiko dan variabel terikat atau variabel akibat, akan dikumpulkan III. METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah studi analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut variabel bebas atau resiko dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional ~t~tdy dengan menggunakan metode survey. Penelitian dilakukan di SD Bina Insani Bogor, dengan pertimbangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Lokasi penelitian di Desa Paberasan Kabupaten Sumenep. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo.

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo. 102 KERANGKA PEMIKIRAN Orang dewasa 15 tahun seiring dengan bertambahnya umur rentan menjadi gemuk. Kerja hormon menurun seiring dengan bertambahnya umur, yang dapat mengakibatkan ketidakseimbangan metabolisme

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian mengenai keragaan konsumsi pangan, status kesehatan, kondisi mental dan status gizi pada lansia peserta dan bukan peserta home care menggunakan disain cross

Lebih terperinci

rumus : n = (P 1 -P Ket : Z 1- - P 1 Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, )²

rumus : n = (P 1 -P Ket : Z 1- - P 1 Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, )² BAB 4 METODOLOGI PENELITIP AN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini mengenai kebiasaan makan cepat saji (fast food modern), aktivitas fisik dan faktor lainnyaa dengan status gizi mahasiswa penghuni Asrama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu peneliti melakukan pengukuran terhadap

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. kuesioner. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dimana

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. kuesioner. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dimana BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dari data primer melalui kuesioner. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dimana

Lebih terperinci