SIMULASI PENGARUH OPTIMALISASI STRUKTUR KARBON NANOTUBE PADA PENINGKATKAN ENERGI ADSORPSI HIDROGEN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SIMULASI PENGARUH OPTIMALISASI STRUKTUR KARBON NANOTUBE PADA PENINGKATKAN ENERGI ADSORPSI HIDROGEN"

Transkripsi

1 SIMULASI PENGARUH OPTIMALISASI STRUKTUR KARBON NANOTUBE PADA PENINGKATKAN ENERGI ADSORPSI HIDROGEN Supriyadi a), Nasruddin b), Engkos A. Kosasih b) dan Ihsan Ahmad Zulkarnain b) a) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Industri, Universitas Trisakti Jl, Klyai Tapa No. 1, Grogol, Jakarta Barat b) Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia Kampus Baru UI, Depok Abstrak Teknik penyimpanan hidrogen dengan metoda adsorpsi dianggap sebagai salah satu metoda yang paling aman dan sangat menjanjikan untuk diaplikasikan di masa mendatang. Untuk mencapai target yang ditetapkan olek Departemen Energi Amerika Serikat sebesar 9,0 wt% pada tahun 2015 berbagai upaya untuk mencari material yang potensial sebagai media untuk media penyimpan hidrogen terus dilakukan. Salah satu material yang sangat menarik untuk diteliti adalah karbon nanotube. Karbon nanotube dikenal sebagai material yang memiliki luas permukaan dan volume pori yang besar. Penelitian untuk meningkatkan performa karbon nanotube untuk menyimpan dan melepas hirogen saat dibutuhkan masih menjadi tema yang sangat menarik untuk dikaji hingga saat ini. Studi eksperimental dari banyak penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa besarnya energi adsorpsi karbon nanotube terhadap hidrogen masih sangat beragam, oleh karenanya diperlukan berbagai kajian untuk memvalidasi hasil eksperimen tersebut. Salah satu metoda yang banyak dilakukan adalah studi komputasi. Dalam penelitian ini studi komputasi dilakukan dengan menggunakan simulasi dinamika molekul. Parameter yang akan menjadi fokus utama penelitian adalah diameter, panjang dan chiralitas karbon nanotube. Dengan menggunakan ketiga parameter tersebut akan disimulasikan struktur karbon nanotube yang memiliki energi adsorpsi optimum. Energi adsorpsi yang diperoleh terkait langsung dengan jari-jari kesetimbangan adsorpsi yang selanjutnya akan dijadikan sebagai parameter utama untuk menentukan kapasitas adsorpsi terhadap hidrogen. Kata Kunci: hidrogen, karbon nanotube, energi adsorpsi, kapasitas, adsorpsi, simulasi dinamika molekul Pendahuluan Sumber energi alternatif yang banyak menarik perhatian pada saat ini adalah sumber energi dari sel bahan bakar hidrogen. Sebagai teknologi konversi energi, hidrogen sangat efisien karena memiliki efisiensi termal yang tinggi (Supriyadi, 2013). Hidrogen juga ramah terhadap lingkungan karena sisa pembakaranya berupa air. Berbagai keunggulan ini menjadikan hidrogen sebagai sumber energi yang sangat potensial untuk diaplikasikan di masa mendatang (Supriyadi & Nasruddin, 2011). Kendala utama mengapa hidrogen belum dapat diaplikasikan untuk kendaraan karena dibutuhkan kondisi tekanan yang tinggi dan temperatur yang sangat rendah untuk menyimpan hidrogen (Cho & Park, 2007). Oleh karena itu perlu dicari metoda untuk mengatasi kendala ini, salah satunya adalah dengan metoda adsorpsi yaitu menyimpan hidrogen dalam bahan berpori (adsorben). Pada saat hidrogen terserap dalam pori kepadatannya akan mendekati nilai densitasnya dalam fase cair. Kondisi tersebut menambah keyakinan para peneliti bahwa metoda adsorpsi dapat meningkatkan kapasitas penyimpanan hidrogen lebih baik jika dibandingkan dengan sistem penyimpanan hidrogen pada tangki bertekanan. Upaya untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan hidrogen pada berbagai material terus dikembangkan (untuk memenuhi target yang ditetapkan Departemen Energi Amerika Serikat sebesar 6,5 wt %) dan dalam beberapa tahun belakangan, usaha yang sangat serius terus dilakukan dengan fokus untuk mencari material baru yang mampu menyimpang hidrogen dengan kapasitas yang besar [He 2010]. Proceedings Seminar Nasional Teknik Mesin Universitas Trisakti KE08-1

2 Salah satu kriteria agar material memiliki kapasitas adsorpsi hidrogen yang bagus adalah adanya luas permukaan serta volume pori yang besar. Adsorben berbahan baku karbon, khususnya karbon aktif dan karbon nanotube (CNT) dipandang memenuhi syarat tersebut. Banyak upaya dilakukan untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan Hidrogen pada CNT. Faktor utama yang dapat meningkatkan kapasitas penyimpanan hidrogen antara lain: tingkat kemurnian unsur karbon dalam adsorben, struktur mikro dari adsorben dan adanya unsur katalis (umumnya dari jenis logam) sebagai unsur doping yang diharapkan dapat menyerap lebih banyak hidrogen pada permukaan CNT (Reyhani, Nozad Golikand, Mortazavi, Irannejad, & Moshfegh, 2010). Dalam tulisan ini pembahasan ditekankan pada pengaruh struktur CNT terutama diameter CNT terhadap kapasitas adsorpsi hidrogen melalui pendekatan energi adsorpsi. Studi Pustaka Metode adsorpsi hidrogen dalam material berpori dipandang sebagai metoda non konvensional yang dapat menjawab berbagai kekurangan dari berbagai metoda yang sudah dikembangkan sebelumnya (Nasruddin & Kosasih, 2012). Keunggulan utamanya adalah relatif aman dalam aplikasi dan biaya operasional yang relatif murah. Secara grafimetrik molekul karbon juga termasuk jenis yang ringan dengan demikian keberadaannya tidak memberikan tambahan berat total tangki penyimpanan secara signifikan. Kondisi ini sangat menjajikan untuk diaplikasikan pada sistem penyimpanan hidrogen sebagai bahan bakar. Kapasitas penyimpanan hydrogen dengan metode adsorpsi dalam karbon aktif lebih besar dibandingkan dengan metode gas bertekanan. Pada kondisi yang sama, yaitu temperatur 77⁰C dan tekanan 50 bar, hidrogen dapat disimpan dalam metode adsorpsi sebesar 35 Kg/m 3 sedangkan dalam metode gas bertekanan sebesar 17 Kg/m 3. Walaupun begitu metode adsorpsi ini dapat menjadi kurang efisien pada tekanan yang cukup tinggi (di atas 100 bar) karena sudah mengalami kejenuhan sehingga kapasitas penyimpanannya menjadi lebih kecil dibandingkan dengan metode gas bertekanan pada tekananyang sama (Poirier et al., 2004). Penelitian dengan topik ini masih berlanjut hingga tahun 2012 dan melakukan penelitian dengan lebih fokus pada kondisi yang dipersyaratkan DoE, yaitu penelitian pada pengukuran temperatur K pada tekanan atm (Zhao et al., 2012). Berbagai hasil eksperimen yang telah dilakukan untuk mengetahui besarnya hidrogen yang mampu terserap oleh CNT memberikan hasil yang sangat bervariasi, hal ini berarti masih banyak peluang untuk mengkaji kapasitas adsorpsi hidrogen pada kondisi yang bervariasi pula. Dari hasil yang telah didapat melalui eksperimen tersebut, beberapa diantaranya telah diperkuat dengan dengan hasil yang didapat dengan menggunakan metode komputasi baik simulasi dinamika molekuler (DM), metode grand canonical monte carlo (GCMC) maupun density functional theory (DFT). Penelitian pada beberapa tahun kedepan dalam bidang adsorpsi secara umum akan mengacu kepada target-target yang telah ditentukan oleh DoE, dengan beberapa kriteria antara lain: (i). Favorabel entalpi dari adsorpsi dan desorpsi hidrogen; (ii). Laju kinetik adsorpsi dan desorpsi yang cepat; (iii). Kepadatan gravimetrik dan volumetrik yang tinggi; (iv). Waktu siklus adsorpsi dan desorpsi yang tahan lama; (v). Kuat secara mekanik dan tahan lama dan (vi). Aman dalam kondisi normal (Ahluwalia, Hua, & Peng, 2012). CNT merupakan salah satu fokus penelitian untuk menyimpan hidrogen dan upaya untuk meningkatkan kapasitasnya masih terus dilakukan. Target secara spesifik telah ditetapkan agar tercapai kondisi termodinamik optimal untuk proses adsorpsi yaitu: (i). kondisi energi ikatan optimal sebesar 5 40 kj/mol H 2 pada temperatur ruang, tekanan kurang dari 100 atm dan temperatur sistem < 70 o C; (ii). Perlakuan sistem meliputi stabilisasi dan fungsionalisasi struktur terkait diameter dan chiralitas CNT; (iii). Optimalisasi energi adsorpsi, pada adsorpsi fisis sebesar 4 kj/mol. Adapun untuk adsorpsi kimiawi kajian difokuskan pada mekanisme spillover; (iv). Optimalisasi energi adsorpsi dengan metal doping. (DoE Final Report 2012). Hingga tahun 2013 masih banyak peneliti yang menggeluti penelitian untuk mengkaji karakteristik Boron dalam Proceedings Seminar Nasional Teknik Mesin Universitas Trisakti KE08-2

3 kaitannya dengan peningkatan kapasitas hidrogen, antara lain (Jana, Sun, Chen, & Chen, 2013). Disain Komputasi Material yang banyak digunakan untuk adsorpsi antara lain, zeolit, aerogel, karbon aktif, metal hidrida, dan material nano seperti CNT. Dalam penelitian ini material yang akan disimulasikan adalah CNT jenis zig-zag yang memiliki chiralitas (10, 0). Kapasitas adsorpsi juga sangat erat kaitannya dengan konsidi sistem dan parameter yang paling berpengaruh adalah tekanan dan temperatur, sedangkan dalam simulasi volume sistem selalu dijaga konstan. Sesuai dengan target yang ditetapkan DoE, dalam penelitian ini simulasi dilakukan pada tekanan atm dengan temperatur antara o K. Ruang simulasi dibatasi pada ukuran kotak dengan volume 981,92 nm 3 dan dimensi 6,46 nm x 6,46 nm x 23,52 nm. Dengan kondisi ini maka jumlah atom hidrogen yang disimulasikan ber-jumlah antara atom. Dalam penelitian ini unsur doping yang disimulasikan hanyalah Lithium dan Magnesium. Dengan demikian ada 3 kondisi yang akan menjadi fokus kajian yaitu CNT murni, Li-CNT dan Mg-CNT. Variasasi simulasi difokuskan pada proporsi dan distribusi unsur doping dengan fraksi jumlah atom 5 20 %. Model material adsorben divariasikan berbagai karakteristiknya. Model tersebut kemudian akan diteliti struktur elektronnya dan diestimasi nilai energi adsorpsinya terhadap hidrogen dengan menggunakan kalkulasi mekanika quantum. Hasil estimasi nilai energi adsorpsi ini selanjutnya dapat digunakan untuk memperkirakan nilai besar kapasitas adsorpsi hidrogen. Pada tahap berikutnya, hasil estimasi nilai energi adsorpsi dengan kalkulasi mekanika quantum tersebut akan digunakan untuk menentukan nilai parameter potensial yang akan digunakan untuk menjalankan Simulasi DM. Nilai parameter potensial tersebut akan ditentukan sedemikian rupa sehingga nilai energi adsorpsi hidrogen pada Simulasi DM sesuai dengan hasil kalkulasi mekanika quantum. Simulasi DM yang menggunakan parameter potensial berdasarkan kalkulasi mekanika quantum ini akan menghasilkan data-data termodinamik sistem simulasi serta data besar kapasitas penyimpanan hidrogen pada material tersebut. Data-data itu kemudian akan diolah untuk mendapatkan grafik kapasitas adsorpsi isotermal. Diameter CNT dapat mempengaruhi energi adsorpsi hidrogen. Untuk Li-CNT dan Mg-CNT secara struktur memiliki komposisi molekul yang berbeda dengan CNT, perbedaan struktur ini diperkirakan akan memberikan nilai energi adsorpsi yang berbeda pula dan umumnya akan bergantung pada diameternya. Dengan melakukan berbagai variasi diameter untuk CNT, Li-CNT dan Mg-CNT, diharapkan dapat ditemukannya diameter yang menghasilkan energi adsorpsi hidrogen paling optimal. Doping Lithium pada CNT dapat membuat CNT menjadi bermuatan sehingga meningkatkan polarisabilitasnya dan meningkatkan kapasitas adsorpsi hidrogen (Im, Chang Kang, Bai, Suh, & Lee, 2011). Perbedaan struktur elektron Li-CNT dan Mg-CNT dengan CNT diperkirakan akan menyebabkan doping Lithium pada Li-CNT akan menghasilkan fenomena yang berbeda pula. Oleh karena itu, dengan memvariasikan rasio doping Lithium pada Li-CNT, diharapkan dapat ditemukannya rasio doping Lithium pada Li-B-CNT yang dapat menghasilkan kapasitas penyimpanan hidrogen yang optimal. Hasil dan Pembahasan Dalam tulisan ini digunakan simulasi dinamika molekul untuk menyelidiki sifat dan karakteristik keseimbangan adsorpsi hidrogen pada CNT. Metode ini digunakan untuk menyelidiki lintasan, kecepatan, momentum, dan sifat dinamis hidrogen dalam kotak simulasi. Langkah pertama dalam model simulasi adalah merumuskan karakteristik atom setiap partikel. Perangkat lunak Avogadro digunakan untuk menentukan sifat atom berdasarkan sifat kimianya. Langkah penting berikutnya adalah menentukan kondisi awal untuk simulasi. Kondisi awal ini terkait dengan kondisi stabil sebelum proses dimulai. Proceedings Seminar Nasional Teknik Mesin Universitas Trisakti KE08-3

4 Penempatan unsur doping logam pada bagian luar permukaan CNT berdasarkan energi minimum yang dapat dicapai antara unsur doping dan karbon. Kondisi kesetimbangan ini terjadi pada saat interaksi gaya antara karbon dan unsur doping cenderung nol. Hasil proses adsorpsi fisis Hidrogen pada CNT pada awalnya tidak selalu konstan setiap waktunya, selanjutnya cenderung meningkat dan perlahan stabil ketika sudah mencapai kondisi kesetimbangan adsorpsi. Jumlah adsorbat yang telah stabil menunjukkan sistem sudah berada pada kondisi kesetimbangan adsorpsi. Pada saat menjalankan simulasi ada tiga parameter utama yang menentukan keakuratan hasil perhitungan antara lain time step, waktu simulasi dan kondisi kesetimbangan. Time step akan menentukan seberapa sering data termodinamik dicatat dalam jumlah langkah yang dihitung per satuan waktu, semakin kecil time step akan menghasilkan data simulasi yang semakin akurat dengan konsekuensi waktu simulasi yang semakin panjang. Waktu simulasi menentukan berapa lama system akan disimulasikan, semakin lama waktu simulasi ditentukan umumnya akan memberikan hasil simulasi yang semakin baik. Namun demikian kondisi yang paling krusial untuk diperhatikan adalah kondisi kesetimbangan. Jika kondisi kesetimbangan sudah dicapai dengan waktu simulasi tertentu, maka penambahan waktu yang diberikan tidak akan banyak memberikan pengaruh terhadap hasil simulasi. Beberapa ukuran termodinamik yang diamati kondisi kesetimbangannya antara lain temperature, tekanan, energi kinetik dan energi total. Dalam gambar 1 di bawah dapat dilihat bahwa semakin halus time step memberikan fluktuasi energi total yang lebih kecil. Hal ini berarti bahwa kondisi kesetimbangan akan lebih stabil. Dalam simulasi ini diambil time step moderat sebesat 0,1 dan 0,05. Gambar 1. Fluktuasi energi adsorpsi pada berbagai variasi running step Ukuran termodinamik yang juga penting untuk diamati adalah tekanan dan temperatur. Time step dan waktu simulasi kita tentukan sampai kondisi kesetimbangan tercapai. Gambar 2 di bawah menunjukkan kondisi fluktuasi tekanan dibandingan dengan kondisi kesetimbangannya. Proceedings Seminar Nasional Teknik Mesin Universitas Trisakti KE08-4

5 Gambar 2. Fluktuasi tekanan pada saat simulasi Kesetimbangan energi total dapat dikatakan ukuran termodinamik yang mewakili kondisi sistem secara keseluruhan. Oleh karena itu kondisi tersebut merupakan hal yang sengat penting untuk diamati. Simulasi dinamika molekul akan memberikan hasil paling baik manakala waktu simulasi diambil nilai maksimal dari semua kondisi kesetimbangan yang ada, sebaliknya time step diambil nilai minimumnya. Pada Gambar 3 dapat dilihat fluktuasi energi total pada berbagai waktu simulasi yang bervariasi. Gambar 3. Fluktuasi energi total pada berbagai waktu simulasi Untuk menghitung kapasitas adsorpsi hidrogen pada CNT dan CNT yang didoping dengan Lithium dan Magnesium ditentukan juga dengan menghitung banyaknya hidrogen yang berada pada jarak kesetimbangan energi adsorpsi. Hasil tersebut dihitung pada saat kapasitas adsorpsi sudah mencapai titik kesetimbangan yang berarti sistem sudah mengalami saturasi. Proceedings Seminar Nasional Teknik Mesin Universitas Trisakti KE08-5

6 Gambar 4. Adsorpsi kesetimbangan hidrogen k selama simulasi pada Li-CNT pada temperatur 298 K dan tekanan 45 atm. Gambar 5. Kurva isoterm physisorption hidrogen di Mg-CNT pada temperatur 298 K. Gambar 6. Fluktuasi tekanan dan tekanan kesetimbangan selama simulasi Hidrogen physisorption pada Magnesium kation didoping CNT pada temperatur kamar 298 K Proceedings Seminar Nasional Teknik Mesin Universitas Trisakti KE08-6

7 Gambar 7. Perbandingan kurva Isoterm Hidrogen physisorption pada CNT, Lithium kation doped CNT, dan Magnesium kation didoping CNT. Pengaruh kehadiran Lithium ditunjukkan pada Gambar 7 yang menggambarkan perbandingan konsentrasi adsorpsi hidrogen pada CNT tanpa dan dengan doping Lithium pada berbagai temperatur. Hasil ini menunjukkan keberadaan Lithium pada CNT dapat meningkatkan kapasitas adsorpsi gas hidrogen oleh CNT. Keberadaan Lihium sebagai doping pada permukaan CNT dapat meningkatkan energi potensial minimum pada daerah sekitar CNT yang menyebabkan semakin banyaknya molekul gas hidrogen yang dapat teradsorp pada permukaan CNT. Gambar 7 menunjukkan kapasitas adsorpsi Hidrogen pada CNT dengan doping Lithium dan Magnesium. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa kehadiran lithium dapat meningkatkan kapasitas adsorpsi hidrogen hingga 100% dan kehadiran magnesium dapat meningkatkan kapasitas adsorpsi hidrogen hingga 200%. Kesimpulan Dari hasil kajian di atas dapat disimpulkan bahwa kehadiran unsur doping dapat meningkatkan energi adsorpsi CNT terhadap hidrogen yang berkorelasi langsung terhadap peningkatan kapasitas adsorpsi hidrogen pada CNT. Kehadiran lithium dapat meningkatkan kapasitas adsorpsi hidrogen hingga 100% dan kehadiran magnesium dapat meningkatkan kapasitas adsorpsi hidrogen hingga 200%. Daftar Pustaka Ahluwalia, R., Hua, T., & Peng, J. (2012). On-board and Off-board performance of hydrogen storage options for light-duty vehicles. International Journal of Hydrogen Energy, 37(3), Cho, J. H., & Park, C. R. (2007). Hydrogen storage on Li-doped single-walled carbon nanotubes: Computer simulation using the density functional theory. Catalysis Today, 120(3 4), doi: Im, J. S., Chang Kang, S., Bai, B. C., Suh, J.-K., & Lee, Y.-S. (2011). Effect of thermal fluorination on the hydrogen storage capacity of multi-walled carbon nanotubes. International Journal of Hydrogen Energy, 36(2), doi: Jana, D., Sun, C.-L., Chen, L.-C., & Chen, K.-H. (2013). Effect of chemical doping of boron and nitrogen on the electronic, optical, and electrochemical properties of carbon nanotubes. Progress in Materials Science, 58(5), Nasruddin, & Kosasih, E. A. (2012). Simulasi Dinamika Molekular Adsorpsi Hidrogen pada Carbon Nanotubes (CNT) Dengan Variasi Panjang. Proceedings Seminar Nasional Teknik Mesin Universitas Trisakti KE08-7

8 Poirier, E., Chahine, R., Benard, P., Cossement, D., Lafi, L., Melancon, E.,... Desilets, S. (2004). Storage of hydrogen on single-walled carbon nanotubes and other carbon structures. Applied Physics A, 78(7), Reyhani, A., Nozad Golikand, A., Mortazavi, S. Z., Irannejad, L., & Moshfegh, A. Z. (2010). The effects of multi-walled carbon nanotubes graphitization treated with different atmospheres and electrolyte temperatures on electrochemical hydrogen storage. Electrochimica Acta, 55(16), doi: Supriyadi. (2013). Simulasi Karakteristik Adsorpsi Hidrogen pada Karbon Nanotube Jenis Armchair dengan Chiralitas (3, 3), (6, 6) dan (9, 9) pada Temperatur Ruang. Sinterin, Universitas Andalas(Padang). Supriyadi, & Nasruddin. (2011). Pemilihan Algoritma dan Model Potensial pada Simulasi Dinamika Molekular Tabung Nano Karbon sebagai Media Penyimpan Hidrogen Zhao, W., Fierro, V., Zlotea, C., Izquierdo, M., Chevalier-César, C., Latroche, M., & Celzard, A. (2012). Activated carbons doped with Pd nanoparticles for hydrogen storage. International Journal of Hydrogen Energy, 37(6), Proceedings Seminar Nasional Teknik Mesin Universitas Trisakti KE08-8

BAB 1 PENDAHULUAN. Studi kapasitas..., Prolessara Prasodjo, FT UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. Studi kapasitas..., Prolessara Prasodjo, FT UI, 2010. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan hidrogen sebagai energi alternatif pengganti energi dari fosil sangat menjanjikan. Hal ini disebabkan karena hidrogen termasuk energi yang dapat diperbarui

Lebih terperinci

Simulasi Dinamika Molekuler Proses Adsorpsi Hidrogen pada Carbon Nanotube dengan Lithium sebagai Unsur Doping

Simulasi Dinamika Molekuler Proses Adsorpsi Hidrogen pada Carbon Nanotube dengan Lithium sebagai Unsur Doping Simulasi Dinamika Molekuler Proses Adsorpsi Hidrogen pada Carbon Nanotube dengan Lithium sebagai Unsur Doping Ihsan Ahmad Zulkarnain 1 1 Departemen Teknik Mesin, FT UI, Kampus UI Depok 16424 Ihsan.ahmad@ui.ac.id

Lebih terperinci

ESTIMASI KAPASITAS ADSORPSI HIDROGEN PADA SWNT MELALUI METODA SEMI EMPIRIK DENGAN KOREKSI GEOMETRIK

ESTIMASI KAPASITAS ADSORPSI HIDROGEN PADA SWNT MELALUI METODA SEMI EMPIRIK DENGAN KOREKSI GEOMETRIK ESTIMASI KAPASITAS ADSORPSI HIDROGEN PADA SWNT MELALUI METODA SEMI EMPIRIK DENGAN KOREKSI GEOMETRIK Supriyadi 1*, Nasruddin 1, Engkos A. Kosasih 1, I. A. Zulkarnain 2 1* Department of Mechanical Engineering,

Lebih terperinci

Studi Analisis Pengaruh Suhu, Tekanan dan Ukuran Pori Graphene Terhadap Dinamika Molekuler Adsorpsi Hidrogen

Studi Analisis Pengaruh Suhu, Tekanan dan Ukuran Pori Graphene Terhadap Dinamika Molekuler Adsorpsi Hidrogen Studi Analisis Pengaruh Suhu, Tekanan dan Ukuran Pori Graphene Terhadap Dinamika Molekuler Adsorpsi Hidrogen Aang Kurniady 1), Yoga Satria Putra 1), Irfana Diah Faryuni 1) 1)Program Studi Fisika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 7 Universitas Indonesia

BAB II DASAR TEORI. 7 Universitas Indonesia BAB II DASAR TEORI 2.1 Adsorpsi 2.1.1 Pengertian Adsorpsi Adsopsi adalah proses dimana molekul-molekul fluida menyentuh dan melekat pada permukaan padatan (Nasruddin,2005). Adsorpsi adalah fenomena fisik

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hidrogen Hidrogen merupakan unsur bermassa rendah yang kelimpahannya cukup besar di alam. Unsur ini banyak ditemukan dalam bentuk senyawaan dengan karbon, dalam molekul air,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Pengujian alat pendingin..., Khalif Imami, FT UI, 2008

BAB II DASAR TEORI. Pengujian alat pendingin..., Khalif Imami, FT UI, 2008 BAB II DASAR TEORI 2.1 ADSORPSI Adsorpsi adalah proses yang terjadi ketika gas atau cairan berkumpul atau terhimpun pada permukaan benda padat, dan apabila interaksi antara gas atau cairan yang terhimpun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efek pemanasan global terhadap perubahan cuaca dan iklim semakin

BAB I PENDAHULUAN. Efek pemanasan global terhadap perubahan cuaca dan iklim semakin BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Efek pemanasan global terhadap perubahan cuaca dan iklim semakin dirasakan dampaknya saat ini. Penyebab utama pemanasan global adalah jumlah polutan (CO, dll) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kemajuan teknologi yang pesat pada abad 20 dan ditambah dengan pertambahan penduduk yang tinggi seiring dengan konsumsi energi dunia yang semakin besar. Konsumsi

Lebih terperinci

Deskripsi METODE UNTUK PENUMBUHAN MATERIAL CARBON NANOTUBES (CNT)

Deskripsi METODE UNTUK PENUMBUHAN MATERIAL CARBON NANOTUBES (CNT) 1 Deskripsi METODE UNTUK PENUMBUHAN MATERIAL CARBON NANOTUBES (CNT) Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan metode untuk penumbuhan material carbon nanotubes (CNT) di atas substrat silikon

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Adsorption nomenclature [4].

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Adsorption nomenclature [4]. BAB II DASAR TEORI 2.1 ADSORPSI Adsorpsi adalah fenomena fisik yang terjadi saat molekul molekul gas atau cair dikontakkan dengan suatu permukaan padatan dan sebagian dari molekul molekul tadi mengembun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Beberapa bahan penting dalam peralatan elektronik adalah semikonduktor. Kegunaan semikonduktor dalam bidang elektronik antara lain adalah sebagai transistor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Limbah dari berbagai industri mengandung zat pewarna berbahaya, yang harus dihilangkan untuk menjaga kualitas lingkungan. Limbah zat warna, timbul sebagai akibat langsung

Lebih terperinci

SIMULASI DINAMIKA MOLEKULER ADSORPSI HIDROGEN PADA CARBON NANOTUBE DENGAN VARIASI TEMPERATUR SKRIPSI

SIMULASI DINAMIKA MOLEKULER ADSORPSI HIDROGEN PADA CARBON NANOTUBE DENGAN VARIASI TEMPERATUR SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA SIMULASI DINAMIKA MOLEKULER ADSORPSI HIDROGEN PADA CARBON NANOTUBE DENGAN VARIASI TEMPERATUR SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik ABDUL

Lebih terperinci

Pengaruh Penambahan Aluminium (Al) Terhadap Sifat Hidrogenasi/Dehidrogenasi Paduan Mg 2-x Al x Ni Hasil Sintesa Reactive Ball Mill

Pengaruh Penambahan Aluminium (Al) Terhadap Sifat Hidrogenasi/Dehidrogenasi Paduan Mg 2-x Al x Ni Hasil Sintesa Reactive Ball Mill Pengaruh Penambahan Aluminium (Al) Terhadap Sifat Hidrogenasi/Dehidrogenasi Paduan Mg 2-x Al x Ni Hasil Sintesa Reactive Ball Mill I Wayan Yuda Semaradipta 2710100018 Dosen Pembimbing Hariyati Purwaningsih,

Lebih terperinci

STUDI KAPASITAS ADSORPSI SERTA DINAMIKA ADSORPSI DAN DESORPSI DARI NANOTUBE KARBON SEBAGAI PENYIMPAN HIDROGEN TESIS PROLESSARA PRASODJO

STUDI KAPASITAS ADSORPSI SERTA DINAMIKA ADSORPSI DAN DESORPSI DARI NANOTUBE KARBON SEBAGAI PENYIMPAN HIDROGEN TESIS PROLESSARA PRASODJO UNIVERSITAS INDONESIA STUDI KAPASITAS ADSORPSI SERTA DINAMIKA ADSORPSI DAN DESORPSI DARI NANOTUBE KARBON SEBAGAI PENYIMPAN HIDROGEN TESIS PROLESSARA PRASODJO 0806423192 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan Secara garis besar, penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama yaitu penentuan spektrum absorpsi dan pembuatan kurva kalibrasi dari larutan zat warna RB red F3B. Tahap

Lebih terperinci

Bab 4 Termodinamika Kimia

Bab 4 Termodinamika Kimia Bab 4 Termodinamika Kimia Kimia Dasar II, Dept. Kimia, FMIPA-UI, 2009 Keseimbangan Pada keseimbangan Tidak stabil Stabil secara lokal Lebih stabil 2 2 Hukum Termodinamika Pertama Energi tidak dapat diciptakan

Lebih terperinci

SIMULASI DINAMIKA MOLEKULER ADSORPSI HIDROGEN PADA CARBON NANOTUBES (CNT) DENGAN VARIASI CHIRALITY SKRIPSI

SIMULASI DINAMIKA MOLEKULER ADSORPSI HIDROGEN PADA CARBON NANOTUBES (CNT) DENGAN VARIASI CHIRALITY SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA SIMULASI DINAMIKA MOLEKULER ADSORPSI HIDROGEN PADA CARBON NANOTUBES (CNT) DENGAN VARIASI CHIRALITY SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

Laju reaksi meningkat menjadi 2 kali laju reaksi semula pada setiap kenaikan suhu 15 o C. jika pada suhu 30 o C reaksi berlangsung 64 menit, maka

Laju reaksi meningkat menjadi 2 kali laju reaksi semula pada setiap kenaikan suhu 15 o C. jika pada suhu 30 o C reaksi berlangsung 64 menit, maka Laju reaksi meningkat menjadi 2 kali laju reaksi semula pada setiap kenaikan suhu 15 o C. jika pada suhu 30 o C reaksi berlangsung 64 menit, maka waktu reaksi berlangsung pada suhu 90 o C Susu dipasteurisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat telah memaksa riset dalam segala bidang ilmu dan teknologi untuk terus berinovasi. Tak terkecuali teknologi dalam bidang penyimpanan

Lebih terperinci

PENENTUAN DENSITAS PLASMA ION KARBON PADA TEKANAN ATMOSFIR UNTUK MENCAPAI KESETIMBANGAN TERMODINAMIK Dadhe Riawan*, Saktioto, Zulkarnain

PENENTUAN DENSITAS PLASMA ION KARBON PADA TEKANAN ATMOSFIR UNTUK MENCAPAI KESETIMBANGAN TERMODINAMIK Dadhe Riawan*, Saktioto, Zulkarnain PENENTUAN DENSITAS PLASMA ION KARBON PADA TEKANAN ATMOSFIR UNTUK MENCAPAI KESETIMBANGAN TERMODINAMIK Dadhe Riawan*, Saktioto, Zulkarnain Mahasiswa Program S-1 Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini mengalami peralihan dari teknologi mikro (microtechnology) ke generasi yang lebih kecil yang dikenal

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 ADSORPSI

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 ADSORPSI BAB 2 DASAR TEORI 2.1 ADSORPSI Adsorpsi adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida (cairan maupun gas) terikat kepada suatu padatan dan akhirnya membentuk suatu film (lapisan tipis) pada permukaan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Desorp/melepaskan

BAB II DASAR TEORI. Desorp/melepaskan BAB II DASAR TEORI 2.1 ADSORPSI Adsorpsi adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida (cairan maupun gas) terikat kepada suatu padatan dan akhirnya membentuk suatu film (lapisan tipis) pada permukaan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 PENURUNAN KADAR CO 2 DAN H 2 S PADA BIOGAS DENGAN METODE ADSORPSI MENGGUNAKAN ZEOLIT ALAM Anggreini Fajar PL, Wirakartika M, S.R.Juliastuti, dan Nuniek

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Adsorpsi Adsorpsi adalah fenomena fisik yang terjadi saat molekul-molekul gas atau cair dikontakkan dengan suatu permukaan padatan dan sebagian dari molekulmolekul tadi mengembun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap diazinon, terlebih dahulu disintesis adsorben kitosan-bentonit mengikuti prosedur yang telah teruji (Dimas,

Lebih terperinci

TANKI PADA MOTOR DIESEL OLEH : 1. GILANG YUDA PERDANA 2. ARIF RACHMAN SAPUTRA 3. TRI NAHLIAS DARUSSALAM

TANKI PADA MOTOR DIESEL OLEH : 1. GILANG YUDA PERDANA 2. ARIF RACHMAN SAPUTRA 3. TRI NAHLIAS DARUSSALAM TANKI PADA MOTOR DIESEL OLEH : 1. GILANG YUDA PERDANA 2. ARIF RACHMAN SAPUTRA 3. TRI NAHLIAS DARUSSALAM PENEMPATAN TANKI PADA KENDARAAN BAGIAN-BAGIAN TANKI DAN NAMA KOMPONEN ALUR LAJU BAHAN BAKAR MOTOR

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI 39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil eksperimen akan ditampilkan pada bab ini. Hasil eksperimen akan didiskusikan untuk mengetahui keoptimalan arang aktif tempurung kelapa lokal pada

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ISOTHERM ADSORPSI Oleh : Kelompok 2 Kelas C Ewith Riska Rachma 1307113269 Masroah Tuljannah 1307113580 Michael Hutapea 1307114141 PROGRAM SARJANA STUDI TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gas HHO Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses elektrolisis air. Elektrolisis air akan menghasilkan gas hidrogen dan gas oksigen, dengan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya. 5 E. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (25 : 75), F. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (50 : 50), G. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (75 :

Lebih terperinci

Teori Kinetik Gas Teori Kinetik Gas Sifat makroskopis Sifat mikroskopis Pengertian Gas Ideal Persamaan Umum Gas Ideal

Teori Kinetik Gas Teori Kinetik Gas Sifat makroskopis Sifat mikroskopis Pengertian Gas Ideal Persamaan Umum Gas Ideal eori Kinetik Gas eori Kinetik Gas adalah konsep yang mempelajari sifat-sifat gas berdasarkan kelakuan partikel/molekul penyusun gas yang bergerak acak. Setiap benda, baik cairan, padatan, maupun gas tersusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi akan semakin meningkat bersamaan dengan. perkembangan teknologi dan pertumbuhan penduduk. Saat ini sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi akan semakin meningkat bersamaan dengan. perkembangan teknologi dan pertumbuhan penduduk. Saat ini sebagian besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi akan semakin meningkat bersamaan dengan perkembangan teknologi dan pertumbuhan penduduk. Saat ini sebagian besar energi dihasilkan dari bahan bakar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Geometri Aqueous Homogeneous Reactor (AHR) Geometri AHR dibuat dengan menggunakan software Visual Editor (vised).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Geometri Aqueous Homogeneous Reactor (AHR) Geometri AHR dibuat dengan menggunakan software Visual Editor (vised). BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini telah dilakukan dengan membuat simulasi AHR menggunakan software MCNPX. Analisis hasil dilakukan berdasarkan perhitungan terhadap nilai kritikalitas (k eff )

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kelompok Boron dalam unsur kimia (Al-13) dengan massa jenis 2,7 gr.cm-

BAB I PENDAHULUAN. dalam kelompok Boron dalam unsur kimia (Al-13) dengan massa jenis 2,7 gr.cm- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alumunium adalah salah satu logam berwarna putih perak yang termasuk dalam kelompok Boron dalam unsur kimia (Al-13) dengan massa jenis 2,7 gr.cm- 3. Jari-jari atomnya

Lebih terperinci

*ÄÂ ¾½ Á!" ÄÂ Â. Okki Novian / Michael Wongso / Jindrayani Nyoo /

*ÄÂ ¾½ Á! ÄÂ Â. Okki Novian / Michael Wongso / Jindrayani Nyoo / *ÄÂ ¾½ Á!" ÄÂ Â Okki Novian / 5203011009 Michael Wongso / 5203011016 Jindrayani Nyoo / 5203011021 Chemical Engineering Department of Widya Mandala Catholic University Surabaya All start is difficult Perbedaan

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1. Hasil Konstruksi Kolom Adsorpsi Berdasarkan rancangan dari kolom adsorpsi pada gambar III.1., maka berikut ini adalah gambar hasil konstruksi kolom adsorpsi : Tinggi =1,5

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II ISBN : 978-602-97522-0-5 PROSEDING SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II Konstribusi Sains Untuk Pengembangan Pendidikan, Biodiversitas dan Metigasi Bencana Pada Daerah Kepulauan SCIENTIFIC COMMITTEE: Prof.

Lebih terperinci

Energetika dalam sistem kimia

Energetika dalam sistem kimia Thermodinamika - kajian sainstifik tentang panas dan kerja. Energetika dalam sistem kimia Drs. Iqmal Tahir, M.Si. iqmal@ugm.ac.id I. Energi: prinsip dasar A. Energi Kapasitas untuk melakukan kerja Ada

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Saat ini nanomaterial seperti nanotubes, nanowires, nanofibers, dan nanobelts banyak mendapatkan perhatian karena nanomaterial tersebut dapat diaplikasikan di berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Intan adalah salah satu jenis perhiasan yang harganya relatif mahal. Intan merupakan kristal yang tersusun atas unsur karbon (C). Intan berdasarkan proses pembentukannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Material mesopori menjadi hal yang menarik untuk dipelajari terutama setelah ditemukannya material mesopori berstruktur nano yang kemudian dikenal sebagai bahan M41S

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 POLUTAN LOGAM BERAT Pencemaran lingkungan dengan zat beracun telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir sebagai akibat dari pesatnya pertumbuhan industri [8]. Aktivitas berbagai

Lebih terperinci

KAJIAN PERUBAHAN UKURAN RONGGA ZEOLIT RHO BERDASARKAN VARIASI RASIO Si/Al DAN VARIASI KATION ALKALI MENGGUNAKAN METODE MEKANIKA MOLEKULER

KAJIAN PERUBAHAN UKURAN RONGGA ZEOLIT RHO BERDASARKAN VARIASI RASIO Si/Al DAN VARIASI KATION ALKALI MENGGUNAKAN METODE MEKANIKA MOLEKULER Jurnal Kimia Mulawarman Volume 14 Nomor 1 November 2016 P-ISSN 1693-5616 Kimia FMIPA Unmul E-ISSN 2476-9258 KAJIAN PERUBAHAN UKURAN RONGGA ZEOLIT RHO BERDASARKAN VARIASI RASIO Si/Al DAN VARIASI KATION

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pompa adalah mesin yang mengkonversikan energi mekanik menjadi energi tekanan. Menurut beberapa literatur terdapat beberapa jenis pompa, namun yang akan dibahas dalam perancangan

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Soal Zat dan Kalor

Xpedia Fisika. Soal Zat dan Kalor Xpedia Fisika Soal Zat dan Kalor Doc. Name: XPPHY0399 Version: 2013-04 halaman 1 01. Jika 400 g air pada suhu 40 C dicampur dengan 100 g air pada 30 C, suhu akhir adalah... (A) 13 C (B) 26 C (C) 36 C (D)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas

I. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas buang motor bensin mengandung nitrogen oksida (NO), nitrogen dioksida (NO 2 ) (NO 2 dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan energi fosil seperti batu bara, bensin dan gas secara terusmenerus menyebabkan persediaan bahan bakar fosil menjadi menipis. Kecenderungan ini telah mendorong

Lebih terperinci

Dengan mengalikan kedua sisi persamaan dengan T akan dihasilkan

Dengan mengalikan kedua sisi persamaan dengan T akan dihasilkan Hukum III termodinamika Hukum termodinamika terkait dengan temperature nol absolute. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu system mencapai temperature nol absolute, semua proses akan berhenti dan

Lebih terperinci

Ionisasi Gas Butana pada Metode Pelepasan Listrik Tegangan Searah dengan Ketidakmurnian Udara Tekanan Tinggi, Plasma Termal

Ionisasi Gas Butana pada Metode Pelepasan Listrik Tegangan Searah dengan Ketidakmurnian Udara Tekanan Tinggi, Plasma Termal Jurnal Komunikasi Fisika Indonesia http://ejournal.unri.ac.id./index.php/jkfi Jurusan Fisika FMIPA Univ. Riau Pekanbaru. http://www.kfi.-fmipa.unri.ac.id Edisi April 217. p-issn.1412-296.; e-2579-521x

Lebih terperinci

BAB II PERANCANGAN PRODUK. : Sebagai bahan baku pembuatan ammonia, plastik,

BAB II PERANCANGAN PRODUK. : Sebagai bahan baku pembuatan ammonia, plastik, BAB II PERANCANGAN PRODUK 2.1 Produk Utama 2.1.1.Gas Hidrogen (H2) : Sebagai bahan baku pembuatan ammonia, plastik, polyester, dan nylon, dipakai untuk proses desulfurisasi minyak bakar dan bensin dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Energi berperan penting dalam kehidupan manusia yang mana merupakan kunci utama dalam berbagai sektor ekonomi yang dapat mempengaruhi kualitas kehidupan manusia. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. karakterisasi luas permukaan fotokatalis menggunakan SAA (Surface Area

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. karakterisasi luas permukaan fotokatalis menggunakan SAA (Surface Area BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini akan dibahas mengenai preparasi ZnO/C dan uji aktivitasnya sebagai fotokatalis untuk mendegradasi senyawa organik dalam limbah, yaitu fenol. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seperti nanowire, nanotube, nanosheet, dsb. tidak terlepas dari peranan penting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seperti nanowire, nanotube, nanosheet, dsb. tidak terlepas dari peranan penting BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sebagaimana yang telah dipaparkan pada latar belakang, material nano seperti nanowire, nanotube, nanosheet, dsb. tidak terlepas dari peranan penting katalis yang berfungsi sebagai

Lebih terperinci

ADSORPSI ISOTHERMAL HIDROGEN PADA KARBON AKTIF BERBAHAN DASAR CANGKANG SAWIT PADA TEMPERATUR 45 o C

ADSORPSI ISOTHERMAL HIDROGEN PADA KARBON AKTIF BERBAHAN DASAR CANGKANG SAWIT PADA TEMPERATUR 45 o C ADSORPSI ISOTHERMAL HIDROGEN PADA KARBON AKTIF BERBAHAN DASAR CANGKANG SAWIT PADA TEMPERATUR 45 o C Fakhru Rozi Z 1 1, Awaludin Martin 1 2, Nasruddin 2 2 Laboratorium Teknik Pendingin dan Pengkondisian

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA SIMULASI DINAMIKA MOLEKULER ADSORPSI HIDROGEN PADA CARBON NANOTUBES (CNT) DENGAN VARIASI PANJANG SKRIPSI

UNIVERSITAS INDONESIA SIMULASI DINAMIKA MOLEKULER ADSORPSI HIDROGEN PADA CARBON NANOTUBES (CNT) DENGAN VARIASI PANJANG SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA SIMULASI DINAMIKA MOLEKULER ADSORPSI HIDROGEN PADA CARBON NANOTUBES (CNT) DENGAN VARIASI PANJANG SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik AHMAD

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Oleh Lisa Purnama A1C112014

ARTIKEL ILMIAH. Oleh Lisa Purnama A1C112014 ARTIKEL ILMIAH PERENGKAHAN TERMAL (THERMAL CRACKING) CAMPURAN SAMPAH PLASTIK JENIS POLIPROPILENA (PP) DAN MINYAK PELUMAS (OLI) BEKAS UNTUK MENGHASILKAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) Oleh Lisa Purnama A1C112014

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Kajian Pustaka Ristiyanto (2003) menyelidiki tentang visualisasi aliran dan penurunan tekanan setiap pola aliran dalam perbedaan variasi kecepatan cairan dan kecepatan

Lebih terperinci

KIMIA KOMPUTASI Pengantar Konsep Kimia i Komputasi

KIMIA KOMPUTASI Pengantar Konsep Kimia i Komputasi Austrian Indonesian Centre (AIC) for Computational Chemistry Jurusan Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) KIMIA KOMPUTASI Pengantar Konsep Kimia i Komputasi Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Austrian-Indonesian

Lebih terperinci

TERHADAP PERUBAHAN UKURAN WINDOW

TERHADAP PERUBAHAN UKURAN WINDOW Maria Amelia Pengaruh Variasi PENGARUH VARIASI RASIO Si/Al STRUKTUR ZEOLIT A DAN VARIASI KATION (Li +, Na +, K + ) TERHADAP PERUAHAN UKURAN WINDOW ZEOLIT A MENGGUNAKAN METODE MEKANIKA MOLEKULER THE STUDY

Lebih terperinci

Suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida, cairan maupun gas, terikat kepada suatu padatan atau cairan (zat penyerap/ adsorben).

Suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida, cairan maupun gas, terikat kepada suatu padatan atau cairan (zat penyerap/ adsorben). Suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida, cairan maupun gas, terikat kepada suatu padatan atau cairan (zat penyerap/ adsorben). Contoh Adsorben alami dan buatan Adsorben alami : Zeolit alami Abu sekam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nanoteknologi adalah pembuatan dan penggunaan materi atau devais pada ukuran sangat kecil. Materi atau devais ini berada pada ranah 1 hingga 1000 nanometer (nm). Satu

Lebih terperinci

KIMIA FISIKA I TC Dr. Ifa Puspasari

KIMIA FISIKA I TC Dr. Ifa Puspasari KIMIA FISIKA I TC20062 Dr. Ifa Puspasari TEORI KINETIK GAS (1) Dr. Ifa Puspasari Apa itu Teori Kinetik? Teori kinetik menjelaskan tentang perilaku gas yang didasarkan pada pendapat bahwa gas terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan hal yang sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan hal yang sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan hal yang sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap manusia di dunia terutama energi listrik. Dewasa ini kebutuhan energi yang semakin meningkat tidak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk merubah karakter permukaan bentonit dari hidrofilik menjadi hidrofobik, sehingga dapat meningkatkan kinerja kitosan-bentonit

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. kedua, dan 14 jam untuk Erlenmeyer ketiga. Setelah itu larutan disaring kembali, dan filtrat dianalisis kadar kromium(vi)-nya.

HASIL DAN PEMBAHASAN. kedua, dan 14 jam untuk Erlenmeyer ketiga. Setelah itu larutan disaring kembali, dan filtrat dianalisis kadar kromium(vi)-nya. 8 kedua, dan 14 jam untuk Erlenmeyer ketiga. Setelah itu larutan disaring kembali, dan filtrat dianalisis kadar kromium(vi)-nya. HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan Kapasitas Tukar Kation Kapasitas tukar kation

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA KOMPONEN MESIN

BAB IV ANALISA KOMPONEN MESIN 4. Pipa saluran dari Kondensor menuju Hand expansion valve Bagian ini dirancang sebagai saluran yang mengalirkan metanol dari Kondensor ke hand expansion valve pada saat proses kondensasi berlangsung.

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Penyiapan Zeolit Zeolit yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Tasikmalaya. Warna zeolit awal adalah putih kehijauan. Ukuran partikel yang digunakan adalah +48 65 mesh,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Dengan meningkatnya perkembangan industri otomotif dan manufaktur di Indonesia, dan terbatasnya sumber energi mendorong para rekayasawan berusaha menurunkan berat mesin,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DASAR TEORI Absorbsi adalah proses yang terjadi ketika gas atau cairan berkumpul atau terhimpun pada permukaan benda padat, dan apabila interaksi antara gas atau cairan yang terhimpun

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROGRAM PERHITUNGAN KOEFISIEN DIFUSI MATERIAL DALAM REKAYASA PERMUKAAN

PENGEMBANGAN PROGRAM PERHITUNGAN KOEFISIEN DIFUSI MATERIAL DALAM REKAYASA PERMUKAAN PENGEMBANGAN PROGRAM PERHITUNGAN KOEFISIEN DIFUSI MATERIAL DALAM REKAYASA PERMUKAAN DEVELOPMENT PROGRAM FOR CALCULATION OF MATERIAL DIFFUSION COEFFICIENT IN SURFACE ENGINEERING Jan Setiawan Pusat Teknologi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Skema interaksi proton dengan struktur kaolin (Dudkin et al. 2004).

HASIL DAN PEMBAHASAN. Skema interaksi proton dengan struktur kaolin (Dudkin et al. 2004). 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Adsorben Penelitian ini menggunakan campuran kaolin dan limbah padat tapioka yang kemudian dimodifikasi menggunakan surfaktan kationik dan nonionik. Mula-mula kaolin dan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pemeriksaan Bahan Baku GMP Pada tahap awal penelitian dilakukan pemeriksaan bahan baku GMP. Hasil pemeriksaan sesuai dengan persyaratan pada monografi yang tertera pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. endemik. Bambu merupakan jenis rumput rumputan yang beruas. yang tinggi. Beberapa jenis bambu mampu tumbuh hingga sepanjang

BAB I PENDAHULUAN. endemik. Bambu merupakan jenis rumput rumputan yang beruas. yang tinggi. Beberapa jenis bambu mampu tumbuh hingga sepanjang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia terdapat berbagai jenis bambu diperkirakan sekitar 159 spesies dari total 1.250 jenis bambu yang terdapat di dunia. Bahkan sekitar 88 jenis bambu yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kapasitas penyerapan CO2..., Arnas, FT UI, 2008

TINJAUAN PUSTAKA. Kapasitas penyerapan CO2..., Arnas, FT UI, 2008 4 Berisi hasil penelitian serta pembahasan dari hasil penelitian tersebut. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berisi kesimpulan dari hasil penelitian serta saran untuk penelitian sejenis di masa mendatang. BAB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu material yang sangat penting bagi kebutuhan manusia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu material yang sangat penting bagi kebutuhan manusia adalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu material yang sangat penting bagi kebutuhan manusia adalah logam. Seiring dengan jaman yang semakin maju, kebutuhan akan logam menjadi semakin tinggi.

Lebih terperinci

Simulasi Sifat Fisis Model Molekuler Dinamik Gas Argon dengan Potensial Lennard-Jones

Simulasi Sifat Fisis Model Molekuler Dinamik Gas Argon dengan Potensial Lennard-Jones Jurnal Sainsmat, September 2012, Halaman 147-155 Vol. I, No. 2 ISSN 2086-6755 http://ojs.unm.ac.id/index.php/sainsmat Simulasi Sifat Fisis Model Molekuler Dinamik Gas Argon dengan Potensial Lennard-Jones

Lebih terperinci

Laju reaksi meningkat menjadi 2 kali laju reaksi semula pada setiap kenaikan suhu 15 o C. jika pada suhu 30 o C reaksi berlangsung 64 menit, maka

Laju reaksi meningkat menjadi 2 kali laju reaksi semula pada setiap kenaikan suhu 15 o C. jika pada suhu 30 o C reaksi berlangsung 64 menit, maka Laju reaksi meningkat menjadi 2 kali laju reaksi semula pada setiap kenaikan suhu 15 o C. jika pada suhu 30 o C reaksi berlangsung 64 menit, maka waktu reaksi berlangsung pada suhu 90 o C Susu dipasteurisasi

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Bentonit diperoleh dari bentonit alam komersiil. Aktivasi bentonit kimia. Aktivasi secara kimia dilakukan dengan merendam bentonit dengan menggunakan larutan HCl 0,5 M yang bertujuan

Lebih terperinci

Pompa Air Energi Termal dengan Fluida Kerja Petroleum Eter. A. Prasetyadi, FA. Rusdi Sambada

Pompa Air Energi Termal dengan Fluida Kerja Petroleum Eter. A. Prasetyadi, FA. Rusdi Sambada Pompa Air Energi Termal dengan Fluida Kerja Petroleum Eter A. Prasetyadi, FA. Rusdi Sambada Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma Kampus 3, Paingan, Maguwoharjo,

Lebih terperinci

Air. Shinta Rosalia Dewi

Air. Shinta Rosalia Dewi Air Shinta Rosalia Dewi Materi Air Karbohidrat Polisakarida Vitamin Mineral Diagram fasa Air Air penting dalam kehidupan : Mempengaruhi suhu tubuh Sebagai pelarut / solven Sebagai pembawa nutrien dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit Penelitian ini menggunakan zeolit alam yang berasal dari Lampung dan Cikalong, Jawa Barat. Zeolit alam Lampung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi pengambilan data merupakan ilmu yang mempelajari metodemetode pengambilan data, ilmu tentang bagaimana cara-cara dalam pengambilan data. Dalam bab ini dijelaskan

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI MILLING TIME dan TEMPERATUR KALSINASI pada MEKANISME DOPING 5%wt AL NANOMATERIAL TiO 2 HASIL PROSES MECHANICAL MILLING

PENGARUH VARIASI MILLING TIME dan TEMPERATUR KALSINASI pada MEKANISME DOPING 5%wt AL NANOMATERIAL TiO 2 HASIL PROSES MECHANICAL MILLING PENGARUH VARIASI MILLING TIME dan TEMPERATUR KALSINASI pada MEKANISME DOPING 5%wt AL NANOMATERIAL TiO 2 HASIL PROSES MECHANICAL MILLING I Dewa Gede Panca Suwirta 2710100004 Dosen Pembimbing Hariyati Purwaningsih,

Lebih terperinci

BAB V DIAGRAM FASE ISTILAH-ISTILAH

BAB V DIAGRAM FASE ISTILAH-ISTILAH BAB V DIAGRAM FASE ISTILAH-ISTILAH Komponen : adalah logam murni atau senyawa yang menyusun suatu logam paduan. Contoh : Cu - Zn (perunggu), komponennya adalah Cu dan Zn Solid solution (larutan padat)

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN CHEMISTRY OLYMPIAD CAMP 2016 (COC 2016)

SOAL LATIHAN CHEMISTRY OLYMPIAD CAMP 2016 (COC 2016) SOAL LATIHAN CHEMISTRY OLYMPIAD CAMP 2016 (COC 2016) Bagian I: Pilihan Ganda 1) Suatu atom yang mempunyai energi ionisasi pertama bernilai besar, memiliki sifat/kecenderungan : A. Afinitas elektron rendah

Lebih terperinci

KIMIA FISIKA I TC Dr. Ifa Puspasari

KIMIA FISIKA I TC Dr. Ifa Puspasari KIMIA FISIKA I TC20062 Dr. Ifa Puspasari Pokok Bahasan/Materi 1. Sifat-sifat gas ideal 2. Teori kinetik gas 3. Hukum termodinamika 4. Energi bebas dan potensial kimia 5. Kesetimbangan kimia 6. Kinetika

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Kapita Selekta Set Energi kinetik rata-rata dari molekul dalam sauatu bahan paling dekat berhubungan dengan

Xpedia Fisika. Kapita Selekta Set Energi kinetik rata-rata dari molekul dalam sauatu bahan paling dekat berhubungan dengan Xpedia Fisika Kapita Selekta Set 07 Doc. Name: XPFIS0107 Doc. Version : 2011-06 halaman 1 01. Energi kinetik rata-rata dari molekul dalam sauatu bahan paling dekat berhubungan dengan... (A) Panas (B) Suhu

Lebih terperinci

Bab III Rancangan Penelitian

Bab III Rancangan Penelitian Bab III Rancangan Penelitian III.1 Metodologi Secara Umum Dehidrasi iso propil alkohol dengan metode adsorpsi ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh senyawa IPA dengan kadar minimal 99,8%-vol, yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini, hasil uji kemampuan adsorpsi adsorben hasil pirolisis lumpur bio terhadap fenol akan dibahas. Kondisi operasi pirolisis yang digunakan untuk menghasilkan adsorben

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester - Hollow Glass Microspheres

Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester - Hollow Glass Microspheres JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F 196 Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknik penyambungan logam telah diketahui sejak dahulu kala. Sumber energi yang digunakan pada zaman dahulu diduga dihasilkan dari pembakaran kayu atau sampah. Karena

Lebih terperinci

KIMIA KOMPUTASI PEMODELAN MOLEKUL Senyawa Fulleren

KIMIA KOMPUTASI PEMODELAN MOLEKUL Senyawa Fulleren Austrian Indonesian Centre (AIC) for Computational Chemistry Jurusan Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) KIMIA KOMPUTASI PEMODELAN MOLEKUL Senyawa Fulleren Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Austrian-Indonesian

Lebih terperinci

FISIKA TERMAL Bagian I

FISIKA TERMAL Bagian I FISIKA TERMAL Bagian I Temperatur Temperatur adalah sifat fisik dari materi yang secara kuantitatif menyatakan tingkat panas atau dingin. Alat yang digunakan untuk mengukur temperatur adalah termometer.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pembuatan karbon..., Pujiyanto, FT UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pembuatan karbon..., Pujiyanto, FT UI, 2010. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini Indonesia mengalami masalah pasokan energi yang sangat serius. Disamping cadangan minyak yang semakin menurun, juga harga minyak mentah dunia

Lebih terperinci

ANALISIS THERMOGRAVIMETRY DAN PEMBUATAN BRIKET TANDAN KOSONG DENGAN PROSES PIROLISIS LAMBAT

ANALISIS THERMOGRAVIMETRY DAN PEMBUATAN BRIKET TANDAN KOSONG DENGAN PROSES PIROLISIS LAMBAT ANALISIS THERMOGRAVIMETRY DAN PEMBUATAN BRIKET TANDAN KOSONG DENGAN PROSES PIROLISIS LAMBAT Oleh : Harit Sukma (2109.105.034) Pembimbing : Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT. JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS

Lebih terperinci

Tembaga 12/3/2013. Tiga fasa materi : padat, cair dan gas. Fase padat. Fase cair. Fase gas. KIMIA ZAT PADAT Prinsip dasar

Tembaga 12/3/2013. Tiga fasa materi : padat, cair dan gas. Fase padat. Fase cair. Fase gas. KIMIA ZAT PADAT Prinsip dasar Jurusan Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) KIMIA ZAT PADAT Prinsip dasar Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika,, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

10/18/2012. James Prescoutt Joule. Konsep dasar : Kerja. Kerja. Konsep dasar : Kerja. TERMODINAMIKA KIMIA (KIMIA FISIK 1 ) Hukum Termodinamika Pertama

10/18/2012. James Prescoutt Joule. Konsep dasar : Kerja. Kerja. Konsep dasar : Kerja. TERMODINAMIKA KIMIA (KIMIA FISIK 1 ) Hukum Termodinamika Pertama Jurusan Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) TERMODINAMIKA KIMIA (KIMIA FISIK 1 ) Hukum Termodinamika Pertama Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika,, Jurusan Kimia Fakultas Matematika

Lebih terperinci