BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
|
|
- Susanti Hermawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Beberapa bahan penting dalam peralatan elektronik adalah semikonduktor. Kegunaan semikonduktor dalam bidang elektronik antara lain adalah sebagai transistor, resistor, dioda, sel surya dan fotosel. Di samping itu, bahan semikonduktor juga dapat digunakan untuk piranti yang mengeluarkan cahaya, seperti Light Emiting Diode (LED). Sesuai dengan namanya semikonduktor adalah bahan yang memiliki konduktivitas listrik di antara konduktor dan isolator. Semikonduktor dapat berupa unsur maupun seyawa kimia. Semikonduktor yang berupa unsur seperti silikon dan germanium, sedangkan semikonduktor yang berupa senyawa seperti galium arsenida (GaAs). Sekarang ini, teknologi dalam bidang elektronik sudah banyak yang beralih ke nanoteknologi. Produk nanoteknologi tersebut telah berhasil meningkatkan kemampuan dan performa suatu peralatan. Selain itu, ukurannya yang mini dan ringan membuat produk nanoteknologi lebih praktis penggunaan dan penyimpanannya. Seiring dengan perkembangan teknologi yang beralih ke nanoteknologi, maka perlu dilakukan terobosan baru dan penelitian-penelitian untuk mengembangkan bahan baru yang berukuran nanometer yang bisa digunakan dalam nanoteknologi. Salah satu bahan cerdas berskala nano yang sedang dikembangkan sekarang ini adalah Carbon Nanotube (CNT). CNT merupakan allotrop karbon yang berbentuk silinder (tabung), berdiameter nanometer dan memiliki struktur dan sifat elektronik yang unik serta memiliki sifat mekanik yang kuat dan tahan terhadap panas (Saito dkk., 1999). Berdasarkan keunikan dan keunggulan sifatnya, CNT diprediksikan akan menjadi teknologi andalan di masa depan. CNT sangat berpotensi digunakan dalam berbagai alat elektronika seperti sebagai transistor, dioda, kapasitor dan resistor (Bockrath dkk., 1997), (Collins dkk., 1997), (Martel dkk., 1998) (Yu dkk., 2001), (Srivastava dkk., 2001), (Meyyappan dan Srivastava, 2002) dan sebagai media 1
2 2 penyimpan data (Srivastava dan Menon, 2004). Kemudian CNT juga telah disepakati sebagai bahan cerdas yang sangat berpotensi untuk dikembangkan dan digunakan dalam nanoelektronika sebagai pengganti silikon, hal tersebut telah disepakati dalam International Technology Roadmap for Semiconductor (ITRS) (Fiori dkk., 2006). Keuntungan penggunaan CNT adalah bisa menghasilkan peralatan yang berukuran mini, ringan namun kuat dan tahan terhadap panas. Salah satu tujuan pengembangan CNT dalam bidang elektronika adalah untuk aplikasi sebagai piranti elektronika seperti dioda, transistor dan resistor. Untuk aplikasi sebagai piranti elektronika tersebut dibutuhkan bahan yang bersifat sebagai semikonduktor, tetapi kenyataannya tidak semua CNT bersifat sebagai semikonduktor, namun ada yang bersifat sebagai konduktor. Hal ini disebabkan karena sifat elektronik CNT sangat ditentukan oleh diameter dan kiralitas CNT. CNT dengan diameter dan kiralitas yang berbeda akan memiliki sifat elektronik yang berbeda pula. Menurut Saito dkk. (1999), secara garis besar ada 3 jenis kiralitas CNT, yaitu armchair, zigzag dan kiral. Dari tiga kelompok tersebut diketahui bahwa CNT yang bersifat semikonduktor hanyalah CNT dengan kiralitas zigzag (n,0) dengan n bukan kelipatan 3 dan CNT kiral (n,m) dengan selisih n dan m bukan merupakan kelipatan 3, sedangkan semua CNT armchair dan sebagian dari zigzag dan kiral bersifat sebagai konduktor. Dari hasil eksperimen yang dilakukan Min- Feng dkk. (2001), Qian dkk. (2003), Sadeghpour dan Granger (2004) dan Yuki dkk. (2010) telah dibuktikan bahwa CNT ada yang bersifat sebagai semikonduktor dan ada juga yang bersifat sebagai konduktor. Sampai saat ini belum ditemukan cara untuk mengontrol pemilihan kiralitas dalam sintesis CNT, sehingga dalam sintesis CNT akan dihasilkan CNT dengan kiralitas yang beragam, dan dengan sifat elektronik yang berbeda dari yang diharapkan (yang diharapkan untuk piranti elektronika adalah CNT semikonduktor, sedangkan yang dihasilkan CNT konduktor). Jika hal ini terjadi maka bisa menjadi hambatan dalam penggunaan CNT sebagai piranti dalam bidang elektronika. 2
3 3 Dalam upaya pengembangan dan peningkatan aplikasi CNT dalam bidang elektronika, sangat diperlukan pengontrolan maupun modifikasi terhadap sifat listrik CNT tersebut. Pengontrolan dan modifikasi ini bertujuan untuk menghasilkan CNT yang memiliki konduktivitas ataupun celah energi yang sesuai dengan kebutuhan. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan doping atau memasukkan bahan asing yang disebut dopan ke dalam sistem CNT (Rochefort dan Avouris, 2000). Choi dkk. (2005) telah berhasil mensintesis CNT ter-doping nitrogen melalui pirolisis menggunakan FePc, CoPc dan NiPc pada temperatur C. Dari hasil identifikasi struktur CNT yang di-doping dengan nitrogen menggunakan X-ray Photoelectron Spectroscopy (XPS) diketahui bahwa temperatur eksperimen dapat mempengaruhi diameter CNT yang disintesis. Hasil identifikasi dengan XPS tersebut juga memberikan informasi bahwa ada tiga kemungkinan struktur nitrogen dalam CNT yaitu struktur pyridine-like, graphitelike dan molekul N 2. Terbentuknya salah satu, atau dua maupun ketiga jenis struktur nitrogen tersebut dipengaruhi oleh kondisi eksperimen seperti temperatur, jenis katalis dan konsentrasi nitrogen yang dialirkan. Yang dkk. (2005) juga telah melakukan sintesis CNT ter-doping nitrogen dengan metode deposisi uap kimia atau lebih dikenal dengan metoda chemical vapor deposition (CVD) menggunakan campuran gas C 2 H 2, NH 3 dan N 2. Hasil karakterisasi struktur dengan transmission electron microscopy (TEM) menemukan struktur pyridine-like dan graphite-like yang terdapat bersama dalam CNT ter-doping nitrogen. Hasil eksperimen tersebut juga menyatakan bahwa peningkatan kecepatan aliran gas N 2 selama sintesis CNT berpengaruh terhadap perbandingan jumlah pyridine-like dan graphite-like yang terbentuk. Peningkatan kecepatan aliran N 2 menyebabkan peningkatan struktur pyridine-like meningkat lebih banyak dibandingkan struktur graphite-like. Kemudian berdasarkan pengujian dengan XPS terhadap struktur CNT ter-doping tersebut menunjukkan adanya perbedaan density of state (DOS) antara CNT murni dan CNT ter-doping nitrogen. Perbedaan DOS tersebut akan menyebabkan perbedaan terhadap konduktivitas CNT. 3
4 4 Ekperimen yang dilakukan oleh Choi dkk. (2005) dan Yang dkk. (2005) belum menjelaskan pengaruh masing-masing struktur pyridine-like dan graphitelike terhadap perubahan konduktivitas dan celah energi CNT. Padahal informasi dan pemahaman tentang hal tersebut sangat dibutuhkan dalam rangka sintesis CNT agar dihasilkan CNT yang sesuai dengan kebutuhan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memperoleh informasi tersebut adalah dengan melakukan kajian teoritis melalui pemodelan dan simulasi molekul menggunakan aplikasi kimia komputasi, seperti yang dilakukan dalam penelitian yang berjudul Pemodelan Doping Nitrogen Dalam Carbon Nanotube (6,0) dengan Teori Fungsi Kerapatan ini. Dalam penelitian ini dilakukan pemodelan doping nitrogen pada CNT (6,0) membentuk struktur graphite-like dan pyridine-like untuk menyelidiki pengaruhnya terhadap struktur dan sifat elektronik CNT. 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk memodelkan dan menyelidiki pengaruh: a. panjang tabung terhadap celah energi CNT. b. diameter dan kiralitas tabung terhadap celah energi CNT. c. doping nitrogen pada CNT (6,0) terhadap parameter struktur (panjang ikatan, momen dipol, diameter dan energi kohesif) graphite-like dan pyridine-like. d. doping nitrogen pada CNT (6,0) terhadap sifat elektronik (density of state/ DOS, celah energi, energi Fermi, potensial ionisasi, affinitas elektron, hardness, energi vibrasi dan eksitasi elektron) dalam graphite-like dan pyridine-like. e. konsentrasi dopan nitrogen dalam CNT terhadap celah energi CNT (6,0) ter-doping nitrogen yang membentuk struktur graphite-like dan pyridinelike. 1.3 Manfaat penelitian Model yang dihasilkan dari penelitian ini dapat memberikan informasi dan konsep-konsep teoritik guna menerangkan dan memprediksi fenomena- 4
5 5 fenomena tentang CNT (6,0) yang di-doping dengan nitrogen, khususnya tentang pengaruh doping nitrogen pada CNT (6,0) terhadap struktur dan sifat elektronik CNT yang membentuk struktur pyridine-like dan graphite-like. Informasi yang dihasilkan dari penelitian ini sangat bermanfaat untuk para eksperimentalis yang akan melakukan sintesis CNT ter-doping nitrogen di laboratorium. Berdasarkan informasi tersebut para eksperimentalis dapat memprediksi arah eksperimental yang akan dilakukan dan mengatur kondisi eksperimen sesuai dengan struktur yang akan disintesis. Jadi, dengan adanya informasi tersebut eksperimen dapat dilakukan dengan langkah yang lebih terarah dan inovatif (tidak menggunakan cara trial and error), sehingga dapat mengurangi waktu dan biaya maupun tenaga yang dikorbankan dalam eksperimen tersebut. Jadi, dengan adanya informasi yang dihasilkan dari penelitian ini, maka efisiensi dan efektivitas dalam upaya modifikasi struktur dan sifat CNT dapat ditingkatkan. Kemudian secara umum penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan ilmu pengetahuan secara umum. 1.4 Keaslian dan Kebaruan Penelitian Sejak CNT ditemukan pada tahun 1991 hingga sekarang ini, penelitian secara eksperimental dan teoritis mengenai CNT semakin sering dilakukan. Untuk eksperimen diantaranya telah dilakukan oleh Choi dkk. (2005), Yang dkk. (2005), Panchakarla dkk. (2007), Toma dkk. (2011) dan Yann dkk. (2013). Sementara untuk pemodelan secara teoritis diantaranya telah dilaporkan oleh Kotakoski dkk. (2005), Liu dkk. (2006), Pablo (2008), Yuki dkk. (2010), Ghasemi dkk. (2010), Masood Hamadanian dkk. (2011), Babanegad dkk. (2012) dan Yann dkk. (2013). Sebelumnya Choi dkk. (2005), Yang dkk. (2005), Panchakarla dkk. (2007), Toma dkk (2011), Yann dkk. (2013) telah berhasil mensintesis CNT terdoping nitrogen. Dari hasil eksperimen yang mereka lakukan diketahui bahwa struktur CNT ter-doping nitrogen berupa graphite-like dan pyridine-like. Ada informasi penting yang belum mereka jelaskan tentang pengaruh doping nitrogen terhadap struktur dan sifat elektronik CNT, padahal informasi dan pemahaman tentang hal tersebut sangat dibutuhkan dalam rangka sintesis CNT agar dihasilkan 5
6 6 CNT yang sesuai dengan kebutuhan. Untuk memperoleh informasi tersebut, maka penulis melakukan penelitian yang berjudul Pemodelan Doping Nitrogen dalam CNT (6,0) Berdasarkan Teori Fungsional Kerapatan ini, guna mempelajari pengaruh doping nitrogen terhadap struktur dan sifat elektronik CNT. Choi dkk. (2005) belum menjelaskan tentang pengaruh dopan nitrogen terhadap struktur dan sifat elektronik CNT. Untuk memperoleh informasi tentang hal tersebut, maka dalam penelitian ini akan dilakukan pemodelan untuk mempelajari pengaruh doping nitrogen pada CNT (6,0) terhadap struktur (panjang dan sudut ikatan, diameter, momen dipol dan energi kohesif) graphite-like dan pyridine-like. Yang dkk. (2005) telah berhasil melakukan eksperimen untuk menjelaskan pengaruh doping nitrogen terhadap sifat elektronik CNT. Hasil eksperimennya menunjukkan bahwa doping nitrogen meningkatkan perbandingan pita D dan G serta pergeseran puncak spektrum Raman ke arah bilangan gelombang yang lebih tinggi (energi lebih tinggi). Doping nitrogen menyebabkan penurunan DOS, namun tidak dijelaskan apakah pyridine-like ataukah graphite-like yang telah menyebabkan penurunan DOS tersebut. Dalam rangka memberikan informasi tentang nilai DOS CNT pyridine-like dan graphite-like tersebut, maka dalam penelitian ini akan dilakukan perhitungan DOS untuk CNT pyridine-like dan graphite-like. Di samping perhitungan DOS, dalam penelitian ini juga akan dilakukan perhitungan energi HOMO, energi LUMO, celah energi, energi Fermi, potensial ionisasi, affinitas elektron, hardness dan energi vibrasi serta eksitasi elektron untuk menentukan sifat elektronik CNT ter-doping nitrogen (pyridinelike dan graphite-like). Panchakarla dkk. (2007) juga telah berhasil melakukan analisis TEM terhadap DWCNT ter-doping nitrogen dengan struktur graphite-like dan pyridinelike, dan mereka menyatakan bahwa doping nitrogen pada DWCNT meningkatkan celah energi CNT tersebut, pelebaran celah energi pada graphitelike lebih besar dari pada pyridine-like. Eksperimen yang dilakukan Panchakarla dan kawan-kawannya terbatas untuk DWCNT atau CNT berdinding ganda, dan tidak memberikan informasi untuk CNT berdinding tunggal (SWCNT). Dalam 6
7 7 rangka memberikan informasi tentang pengaruh doping nitrogen terhadap sifat elektronik SWCNT, maka dalam penelitian ini penulis akan melakukan pemodelan doping nitrogen pada SWCNT (6,0). Toma dkk. (2011) telah melakukan analisis dengan spektroskopi Raman, mikroskopi elektron, energy-loss spectroscopy (ELS) dan spektroskopi fotoelektron X-Ray, dari hasil analisisnya diketahui bahwa doping nitrogen pada CNT meningkatkan resistansi (menurunkan konduktivitas listrik) CNT tersebut. Mereka tidak melaporkan diameter CNT yang disintesis, dan juga tidak melaporkan pengaruh diameter CNT terhadap konduktivitas listrik (celah energi) CNT. Untuk memberikan informasi tentang pengaruh diameter terhadap konduktivitas listrik CNT, maka dalam penelitian ini penulis akan memodelkan pengaruh diameter CNT terhadap celah energi CNT. Yann dkk. (2013) melakukan analisis melalui scanning tunneling microscopy (STM) dan scanning tunneling spectroscopy (STS) untuk CNT terdoping nitrogen dengan diameter 11 Å, dan menemukan bahwa CNT tersebut mempunyai konduktivitas yang berbeda (ada yang konduktor dan ada yang semikonduktor). Eksperimen yang dilakukan Yann dan kawan-kawannya hanya menjelaskan pengaruh doping nitrogen pada CNT yang berdiameter besar (11 Å), dan tidak menjelaskan pengaruh doping nitrogen pada CNT yang berdiameter kecil. Untuk menjelaskan pengaruh doping nitrogen pada CNT yang berdiameter kecil, maka penulis akan melakukan pemodelan doping nitrogen pada CNT yang berdiameter kecil (CNT (6,0) yang memiliki diameter sekitar 4,8 Å) Pemodelan CNT berdasarkan kimia komputasi telah banyak dilakukan sebelumnya, diantaranya yang dilakukan oleh Kotakoski dkk. (2005), Liu dkk. (2006) dan Yuki dkk. (2010). Kotakoski dkk. (2005) telah melakukan pemodelan doping N dan B pada CNT (10,10) dan (5,5) berdasarkan teori DFT dan hasil pemodelan mereka menyatakan bahwa doping B dan N mempengaruhi kemurnian dan bentuk ikatan atom karbon yang menyusun CNT. Namun pemodelan yang dilakukan Kotakoski dan kawan-kawannya terbatas untuk CNT dengan diameter besar dan tidak memberikan informasi untuk CNT dengan diameter kecil (dalam naskah ini CNT dengan diameter kurang dari 6 Å dikatakan mempunyai diameter 7
8 8 kecil, dan CNT dengan diameter lebih dari 6 Å dikatakan mempunyai diameter besar). Di samping itu, Kotakoski dkk. juga tidak menjelaskan pengaruh doping terhadap sifat elektronik CNT. Untuk memberikan informasi tentang pengaruh doping nitrogen terhadap sifat elektronik CNT yang memiliki diameter kecil maka dalam penelitian ini penulis akan melakukan pemodelan doping nitrogen pada CNT (6,0) yang memiliki diameter kecil (sekitar 4,8 Å) dan menyelidiki pengaruhnya terhadap sifat elektronik CNT. Liu dkk. (2006) juga telah memodelkan CNT ter-doping nitrogen (substitusi doping) melalui reaksi kimia antara SWCNT (5,5) yang mengalami defect/ cacat (51-DB defect) dengan nitrogen oksida. Dalam pemodelan tersebut Liu dkk. menggunakan metode Quantum Mechanic - Molecular Mechanic (QM- MM) (B3LYP/6-31G:UFF) dengan menerapkan ONIOM, yang berarti tidak semua elektron dalam sistem CNT diperhitungkan (elektron tidak diperhitungkan untuk daerah MM). Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan pemodelan dengan memperhitungkan semua elektron dalam sistem. Jadi, berdasarkan uraian di atas, dapat dinyatakan kebaruan dalam penelitian ini adalah dari jenis CNT yang dimodelkan, baik dari segi jumlah dinding, diameter dan kiralitasnya. 8
BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini mengalami peralihan dari teknologi mikro (microtechnology) ke generasi yang lebih kecil yang dikenal
Lebih terperinciDeskripsi METODE UNTUK PENUMBUHAN MATERIAL CARBON NANOTUBES (CNT)
1 Deskripsi METODE UNTUK PENUMBUHAN MATERIAL CARBON NANOTUBES (CNT) Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan metode untuk penumbuhan material carbon nanotubes (CNT) di atas substrat silikon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia elektronika mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini dunia elektronika mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini terlihat dari banyaknya komponen semikonduktor yang digunakan disetiap kegiatan manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Struktur (a) porfirin dan (b) corrole (Jaung, 2005)
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Semikonduktor adalah salah satu material yang paling banyak dikaji dewasa ini karena banyaknya pemanfaatan yang bisa dilakukan dengan material ini mulai dari komponen
Lebih terperinci1. Semikonduktor intrinsik : bahan murni tanpa adanya pengotor bahan lain. 2. Semikonduktor ekstrinsik : bahan mengandung impuritas dari bahan lain
1. Semikonduktor intrinsik : bahan murni tanpa adanya pengotor bahan lain 2. Semikonduktor ekstrinsik : bahan mengandung impuritas dari bahan lain Adalah Semikonduktor yang terdiri atas satu unsur saja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi peradaban
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi peradaban manusia di abad ini. Sehingga diperlukan suatu kemampuan menguasai teknologi tinggi agar bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. energi cahaya (foton) menjadi energi listrik tanpa proses yang menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sel surya merupakan suatu piranti elektronik yang mampu mengkonversi energi cahaya (foton) menjadi energi listrik tanpa proses yang menyebabkan dampak buruk terhadap
Lebih terperinciKARAKTERISASI TEORITIS SEMIKONDUTOR SILICON NANOTUBE ARMCHAIR MENGGUNAKAN METODE DFT
KARAKTERISASI TEORITIS SEMIKONDUTOR SILICON NANOTUBE ARMCHAIR MENGGUNAKAN METODE DFT (THEORETICAL CHARACTERIZATION OF ARMCHAIR SILICON NANOTUBE BASED DFT METHOD) Rieska Amilia* dan I Gusti Made Sanjaya
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)
39 HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) Hasil karakterisasi dengan Difraksi Sinar-X (XRD) dilakukan untuk mengetahui jenis material yang dihasilkan disamping menentukan
Lebih terperinci2016 PEMODELAN ARUS TEROBOSAN PADA TRANSISTOR DWIKUTUB N-P-N ARMCHAIR GRAPHENE NANORIBBON (AGNR) MENGGUNAKAN METODE MATRIKS TRANSFER
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Alat-alat elektronik sudah menjadi pelengkap kehidupan manusia. Di dalamnya terdapat berbagai macam divais elektronik yang tersusun sehingga memiliki fungsinya tersendiri.
Lebih terperinciPENGARUH ENKAPSULASI Be TERHADAP KARAKTERISASI SILICON NANOTUBE ARMCHAIR
PENGARUH ENKAPSULASI Be TERHADAP KARAKTERISASI SILICON NANOTUBE ARMCHAIR ENCAPSULATION EFFECT OF Be ON THE SILICON NANOTUBES ARMCHAIR CHARACTERIZATION Cindy Putri Arinta* dan I Gusti Made Sanjaya Department
Lebih terperinciBab 1. Semi Konduktor
Bab 1. Semi Konduktor Operasi komponen elektronika benda padat seperti dioda, LED, Transistor Bipolar dan FET serta Op-Amp atau rangkaian terpadu lainnya didasarkan atas sifat-sifat semikonduktor. Semikonduktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Graphene merupakan susunan atom-atom karbon monolayer dua dimensi yang membentuk struktur kristal heksagonal menyerupai sarang lebah. Graphene memiliki sifat
Lebih terperinciMAKALAH PITA ENERGI. Di susun oleh, Pradita Ajeng Wiguna ( ) Rombel 1. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika dan Teknologi Semikonduktor
MAKALAH PITA ENERGI Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika dan Teknologi Semikonduktor Di susun oleh, Pradita Ajeng Wiguna (4211412011) Rombel 1 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Saat ini nanomaterial seperti nanotubes, nanowires, nanofibers, dan nanobelts banyak mendapatkan perhatian karena nanomaterial tersebut dapat diaplikasikan di berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. SiO 2 memiliki sifat isolator yang baik dengan energi gapnya mencapai 9 ev,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Graphene adalah material yang tersusun atas atom karbon dengan susunan kisi hexagonal dengan ketebalan satu atom. Graphene yang disusun dalam bentuk 3 dimensi, dimana
Lebih terperinciSEMIKONDUKTOR oleh: Ichwan Yelfianhar dirangkum dari berbagai sumber
SEMIKONDUKTOR oleh: Ichwan Yelfianhar dirangkum dari berbagai sumber Pengertian Umum Bahan semikonduktor adalah bahan yang bersifat setengah konduktor karena celah energi yang dibentuk oleh struktur bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. energi listrik. Pemanfaatan energi listrik terus berkembang tidak hanya berfokus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring pertumbuhan penduduk di dunia yang semakin meningkat, kebutuhan akan sumber energi meningkat pula. Termasuk kebutuhan akan sumber energi listrik. Pemanfaatan
Lebih terperinciBab 1 Bahan Semikonduktor. By : M. Ramdhani
Bab 1 Bahan Semikonduktor By : M. Ramdhani Tujuan instruksional : Mengerti sifat dasar sebuah bahan Memahami konsep arus pada bahan semikonduktor Memahami konsep bahan semikonduktor sebagai bahan pembentuk
Lebih terperinciSELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA (SIMAK-UI) Mata Pelajaran : IPA TERPADU Tanggal : 01 Maret 2009 Kode Soal : 914 PENCEMARAN UDARA Secara umum, terdapat 2 sumber pencermaran udara, yaitu pencemaran akibat
Lebih terperinciKarakterisasi XRD. Pengukuran
11 Karakterisasi XRD Pengukuran XRD menggunakan alat XRD7000, kemudian dihubungkan dengan program dikomputer. Puncakpuncak yang didapatkan dari data pengukuran ini kemudian dicocokkan dengan standar difraksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Intan adalah salah satu jenis perhiasan yang harganya relatif mahal. Intan merupakan kristal yang tersusun atas unsur karbon (C). Intan berdasarkan proses pembentukannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembuatan piranti optoelektronika yang berkualitas tinggi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak ditemukannya silikon (Si) dan germanium (Ge) sebagai material semikonduktor, berbagai penelitian dilakukan untuk memperoleh material semikonduktor lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Matahari adalah sumber energi yang sangat besar dan tidak akan pernah habis. Energi sinar matahari yang dipancarkan ke bumi dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan
Lebih terperinciMengenal Sifat Material. Teori Pita Energi
Mengenal Sifat Material Teori Pita Energi Ulas Ulang Kuantisasi Energi Planck : energi photon (partikel) bilangan bulat frekuensi gelombang cahaya h = 6,63 10-34 joule-sec De Broglie : Elektron sbg gelombang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nanoteknologi terus mengalami perkembangan dengan semakin besar manfaat yang dapat dihasilkan seperti untuk kepentingan medis (pengembangan peralatan baru untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nanoteknologi adalah ilmu dan rekayasa dalam menciptakan material, struktur fungsional, maupun piranti alam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nanoteknologi adalah ilmu dan rekayasa dalam menciptakan material, struktur fungsional, maupun piranti alam skala nanometer. Material berukuran nanometer memiliki
Lebih terperinciT 19 Kerapatan Keadaan pada Struktur Nano Berbentuk Sumur Nano, Kawat Nano dan Titik Nano
T 19 Kerapatan Keadaan pada Struktur Nano Berbentuk Sumur Nano, Kawat Nano dan Titik Nano Ratno Nuryadi Pusat Teknologi Material, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) BPPT Gedung II Lt. 22.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Spektrum elektromagnetik yang mampu dideteksi oleh mata manusia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Spektrum elektromagnetik yang mampu dideteksi oleh mata manusia berada dalam rentang spektrum cahaya tampak yang memiliki panjang gelombang dari 400 900 nm. Sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketersediaan sumber energi merupakan masalah yang harus segera diselesaikan oleh masing-masing negara termasuk Indonesia. Untuk itu perlu dikembangkan suatu teknologi
Lebih terperinciSintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi
Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi NURUL ROSYIDAH Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Pendahuluan Kesimpulan Tinjauan Pustaka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nanoteknologi adalah ilmu dan rekayasa dalam penciptaan material dan struktur fungsional dalam skala nanometer. Perkembangan nanoteknologi selalu dikaitkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memasuki abad 21, persediaan minyak dan gas bumi semakin menipis. Sementara kebutuhan akan energi semakin meningkat, terutama dirasakan pada negara industri. Kebuthan
Lebih terperinciSemikonduktor. Prinsip Dasar. oleh aswan hamonangan
Semikonduktor Prinsip Dasar oleh aswan hamonangan Semikonduktor merupakan elemen dasar dari komponen elektronika seperti dioda, transistor dan sebuah IC (integrated circuit). Disebut semi atau setengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. luar biasa dalam penerapan nanosains dan nanoteknologi di dunia industri. Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sains dan teknologi pada bidang material dewasa ini sedang mengarah pada revolusi nanopartikel dimana dalam periode ini tejadi percepatan luar
Lebih terperinciKRISTAL SEMIKONDUKTOR
KRISTAL SEMIKONDUKTOR A. Pengertian Semikonduktor merupakan bahan dengan konduktivitas listrik yang berada diantara isolator dan konduktor. Disebut semi atau setengah konduktor, karena bahan ini memang
Lebih terperinciPAH akan mengalami degradasi saat terkena suhu tinggi pada analisis dengan GC dan instrumen GC sulit digunakan untuk memisahkan PAH yang berbentuk
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Poliaromatik hidrokarbon (PAH) adalah golongan senyawa organik yang terdiri atas dua atau lebih molekul cincin aromatik yang disusun dari atom karbon dan hidrogen.
Lebih terperinciHari Gambar 17. Kurva pertumbuhan Spirulina fusiformis
11 HASIL DAN PEMBAHASAN Kultivasi Spirulina fusiformis Pertumbuhan Spirulina fusiformis berlangsung selama 86 hari. Proses pertumbuhan diketahui dengan mengukur nilai kerapatan optik (Optical Density).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan TiO 2 sebagai fotokatalis diperkenalkan pertama kali oleh Fujishima dan Honda tahun 1972 mengenai pemecahan air menjadi oksigen dan hidrogen secara fotoelektrokimia
Lebih terperincistruktur dua dimensi kristal Silikon
PRINSIP DASAR Semikonduktor merupakan elemen dasar dari komponen elektronika seperti dioda, transistor dan sebuah IC (integrated circuit). Disebut semi atau setengah konduktor, karena bahan ini memang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dikawasan Asia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dikawasan Asia Tenggara. Sebagai negara berkembang, Indonesia melakukan swasembada diberbagai bidang, termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fotokatalis telah mendapat banyak perhatian selama tiga dekade terakhir sebagai solusi yang menjanjikan baik untuk mengatasi masalah energi maupun lingkungan. Sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Struktur Porfirin (Jaung, 2005)
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Semikonduktor merupakan bahan dengan konduktivitas listrik yang berada di antara isolator dan konduktor dengan rentang energi band gap 1,5-4 ev (Mitchell, 2004). Semikonduktor
Lebih terperinciBab 1: Pendahuluan. Isi: Pengertian Ilmu Elektronika Terminologi/Peristilahan: Komponen Elektronika Rangkaian Elektronika Sistem Elektronika
Isi: Pengertian Ilmu Elektronika Terminologi/Peristilahan: Komponen Elektronika Rangkaian Elektronika Sistem Elektronika 1 Pengertian Elektronika Elektronika adalah ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini penggunaan material berbasis karbon sangat luas aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini penggunaan material berbasis karbon sangat luas aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh beberapa aplikasi dalam bidang lingkungan antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang yang kaya akan radiasi matahari yang tinggi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara berkembang yang kaya akan radiasi matahari yang tinggi, sudah seharusnya Indonesia memanfaatkannya sebagai energi listrik dengan menggunakan sel surya.
Lebih terperinciAtom silikon dan germanium masingmempunyai empat elektron valensi. Oleh karena itu baik atom silikon maupun atom germanium disebut juga dengan atom
Mata Kuliah Pertemuaan Pokok Bahasan Waktu : Elektronika Analog : I : Bahan Semikonduktor : 2x55 menit Berdasarkan sifat hantantaran listrik bahan dapat dibagi atas 3 jenis yaitu: bahan yang tidak dapat
Lebih terperinciModul - 4 SEMIKONDUKTOR
Modul - 4 SEMIKONDUKTOR Disusun Sebagai Materi Pelatihan Guru-Guru SMA/MA Provinsi Nangro Aceh Darussalam Disusun oleh: Dr. Agus Setiawan, M.Si Dr. Dadi Rusdiana, M.Si Dr. Ida Hamidah, M.Si Dra. Ida Kaniawati,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi rekayasa zat dalam skala nano selalu menjadi daya tarik di kalangan peneliti. Hal ini dikarenakan nanoteknologi akan sangat berpengaruh terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nanoteknologi adalah ilmu yang mempelajari, menciptakan dan merekayasa material berskala nanometer dimana terjadi sifat baru. Kata nanoteknologi berasal dari
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di Laboratorium Fisika Material FMIPA Unila, Laboratorium Kimia Instrumentasi
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Polyvinyl alcohol (PVA) merupakan salah satu polimer yang banyak digunakan di kalangan industri. Dengan sifatnya yang tidak beracun, mudah larut dalam air, biocompatible
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Nanopartikel saat ini menjadi perhatian para peneliti untuk pengembangan dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nanopartikel saat ini menjadi perhatian para peneliti untuk pengembangan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahan material dalam skala nano yang dapat meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan nanoteknologi terus dilakukan oleh para peneliti dari dunia akademik maupun dari dunia industri. Para peneliti seolah berlomba untuk mewujudkan karya
Lebih terperinciBagian 4 Karakteristik Junction Dioda
Bagian 4 Karakteristik Junction Dioda Junction Diode Switching Times Pada saat keadaan dioda berubah dari kondisi reverse-biased ke kondisi forward-biased, terdapat transien (proses peralihan) pada respon
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. oleh H.K Onnes pada tahun 1911 dengan mendinginkan merkuri (Hg) menggunakan helium cair pada temperatur 4,2 K (Darminto dkk, 1999).
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Superkonduktor merupakan material yang dapat mengalirkan arus listrik tanpa adanya hambatan atau resistansi (ρ = 0), sehingga dapat menghantarkan arus listrik tanpa kehilangan
Lebih terperinciPENGARUH SUHU SUBSTRAT TERHADAP KUALITAS KRISTAL LAPISAN TIPIS Sn(Se 0,4 Te 0,6 ) HASIL PREPARASI DENGAN TEKNIK EVAPORASI VAKUM
Pengaruh Suhu Substrat...(Vina Hentri Tunita N.)288 PENGARUH SUHU SUBSTRAT TERHADAP KUALITAS KRISTAL LAPISAN TIPIS Sn(Se 0,4 Te 0,6 ) HASIL PREPARASI DENGAN TEKNIK EVAPORASI VAKUM THE EFFECT OF SUBSTRATE
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini diulas dalam tiga subbab. Karakterisasi yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari 3 macam, yaitu SEM-EDS, XRD dan DRS. Karakterisasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL dan PEMBAHASAN
BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Sintesis Padatan ZnO dan CuO/ZnO Pada penelitian ini telah disintesis padatan ZnO dan padatan ZnO yang di-doped dengan logam Cu. Doping dengan logam Cu diharapkan mampu
Lebih terperinciSINTESIS LAPISAN TIPIS SEMIKONDUKTOR DENGAN BAHAN DASAR TEMBAGA (Cu) MENGGUNAKAN CHEMICAL BATH DEPOSITION
SINTESIS LAPISAN TIPIS SEMIKONDUKTOR DENGAN BAHAN DASAR TEMBAGA (Cu) MENGGUNAKAN CHEMICAL BATH DEPOSITION Yolanda Oktaviani, Astuti Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas e-mail: vianyolanda@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nanoteknologi merupakan penelitian dan pengembangan teknologi pada level atom, molekul dan makromolekul, dengan rentang skala 1-100 nm. Nanoteknologi dikembangkan
Lebih terperinciMATERIAL FOSFOR KARBON NANODOT DAN SIFAT LUMINESCENCE
MATERIAL FOSFOR KARBON NANODOT DAN SIFAT LUMINESCENCE Ridwan Setiawan (1127030058) Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung Tahun 2014 Email: setiawan.ridwan@student.uinsgd.ac.id
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Padatan TiO 2 Amorf Proses sintesis padatan TiO 2 amorf ini dimulai dengan melarutkan titanium isopropoksida (TTIP) ke dalam pelarut etanol. Pelarut etanol yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat sehingga untuk mentransmisikan energi yang besar digunakan sistem
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Permintaan kebutuhan energi listrik akan terus mengalami peningkatan secara pesat sehingga untuk mentransmisikan energi yang besar digunakan sistem tegangan tinggi
Lebih terperinciIndo. J. Chem. Sci. 2 (1) (2013) Indonesian Journal of Chemical Science
Indo. J. Chem. Sci. 2 (1) (2013) Indonesian Journal of Chemical Science http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijcs PENGARUH ENKAPSULASI Cu DAN Fe TERHADAP BAND GAP SILIKON NANOTUBE (10,0) MENGGUNAKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mereduksi dimensi konduktor sampai mendekati ukuran beberapa atom saja memicu lahirnya teknologi berbasis skala nanometer. Komponen elektronik yang berukuran
Lebih terperinciBab IV. Hasil dan Pembahasan
Bab IV. Hasil dan Pembahasan Bab ini memaparkan hasil sintesis, karakterisasi konduktivitas listrik dan struktur kirstal dari senyawa perovskit La 1-x Sr x FeO 3-δ (LSFO) dengan x = 0,2 ; 0,4 ; 0,5 ; 0,6
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sel surya merupakan alat yang dapat mengkonversi energi matahari menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sel surya merupakan alat yang dapat mengkonversi energi matahari menjadi energi listrik DC secara langsung. Sel surya telah diaplikasikan dalam berbagai bidang, salah
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Alat - Panci tahan panas Cosmo - Cawan porselen - Oven Gallenkamp - Tanur Thermolyne - Hotplate stirrer Thermo Scientific - Magnetic bar - Tabung reaksi - Gelas ukur Pyrex
Lebih terperinciWhat Is a Semiconductor?
1 SEMIKONDUKTOR Pengantar 2 What Is a Semiconductor? Istilah Konduktor Insulator Semikonduktor Definisi Semua bahan, sebagian besar logam, yang memungkinkan arus listrik mengalir melalui bahan tersebut
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. cahaya matahari.fenol bersifat asam, keasaman fenol ini disebabkan adanya pengaruh
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Fenol merupakan senyawa organik yang mengandung gugus hidroksil (OH) yang terikat pada atom karbon pada cincin benzene dan merupakan senyawa yang bersifat toksik, sumber pencemaran
Lebih terperinciSTRUKTUR CRISTAL SILIKON
BANDGAP TABEL PERIODIK STRUKTUR CRISTAL SILIKON PITA ENERGI Pita yang ditempati oleh elektron valensi disebut Pita Valensi Pita yang kosong pertama disebut : Pita Konduksi ISOLATOR, KONDUKTOR DAN SEMIKONDUKTOR
Lebih terperinciDistribusi Celah Pita Energi Titania Kotor
Jurnal Nanosains & Nanoteknologi ISSN 1979-0880 Edisi Khusus, Agustus 009 Distribusi Celah Pita Energi Titania Kotor Indah Nurmawarti, Mikrajuddin Abdullah (a), dan Khairurrijal Kelompok Keahlian Fisika
Lebih terperinciSintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction
Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction Yuliani Arsita *, Astuti Jurusan Fisika Universitas Andalas * yulianiarsita@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komponen elektronika seperti diode, transistor dan sebuah IC. semikonduktor. Pada zaman sekarang perkembangan piranti elektronika
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komponen elektronika seperti diode, transistor dan sebuah IC (integrated circuit) merupakan elemen-elemen yang terbuat dari semikonduktor. Pada zaman sekarang
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Kristal Semikonduktor yang mencakup:
PENDAHULUAN Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Kristal Semikonduktor yang mencakup: kristal semikonduktor intrinsik dan kristal semikonduktor ekstrinsik. Oleh karena itu, sebelum mempelajari modul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Proses pembangunan disegala bidang selain membawa kemajuan terhadap kehidupan manusia, tetapi juga akan membawa dampak negative bagi lingkungan hidup. Industrialisasi
Lebih terperinciSemikonduktor. Sifat. (ohm.m) Tembaga 1,7 x 10-8 Konduktor Silikon pd 300 o K 2,3 x 10 3 Semikonduktor Gelas 7,0 x 10 6 Isolator
Semikonduktor Definisi I: Bahan yang memiliki nilai hambatan jenis (ρ) antara konduktor dan isolator yakni sebesar 10 6 s.d. 10 4 ohm.m Perbandingan hambatan jenis konduktor, semikonduktor, dan isolator:
Lebih terperinciDAFTAR ISI. PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN TUGAS... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... v. HALAMAN MOTO...
ix DAFTAR ISI PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN TUGAS... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v HALAMAN MOTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Perkembangan nanopartikel saat ini sangat pesat. Dalam beberapa puluh tahun terakhir berbagai negara di Eropa, Amerika, Australia dan sebagian Asia mengarahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nanoteknologi adalah pembuatan dan penggunaan materi atau devais pada ukuran sangat kecil. Materi atau devais ini berada pada ranah 1 hingga 1000 nanometer (nm). Satu
Lebih terperinciMODUL 1 KULIAH SEMIKONDUKTOR
MODUL 1 KULIAH SMIKONDUKTOR I.1. LOGAM, ISOLATOR dan SMIKONDUKTOR. Suatu bahan zat padat apabila dikaitkan dengan kemampuannya dalam menghantarkan arus listrik, maka bahan zat padat dibedakan menjadi tiga
Lebih terperinciBAB III. KECEPATAN GRUP DAN RAPAT KEADAAN BAB IV. SUHU KRITIS...52 BAB VI. DAFTAR PUSTAKA...61
DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN...i HALAMAN PERSEMBAHAN...ii PRAKATA...iii DAFTAR ISI...v DAFTAR GAMBAR...vii DAFTAR SINGKATAN...xi DAFTAR LAMBANG...xii INTISARI...xiv ABSTRACT...xv BABI. PENDAHULUAN...16
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nanopatikel merupakan partikel mikroskopis yang memiliki ukuran dalam skala nanometer yaitu < 100 nm. Nanopartikel menjadi kajian yang sangat menarik, karena ketika
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Paduan Fe-Al merupakan material yang sangat baik untuk digunakan dalam berbagai aplikasi terutama untuk perlindungan korosi pada temperatur tinggi [1]. Paduan ini
Lebih terperinciCARBON NANOTUBE Tugas Kuliah: Amiril Mu minin. Dosen Pengampu: Eka Maulana, ST, MT, MEng.
CARBON NANOTUBE Tugas Kuliah: Amiril Mu minin Dosen Pengampu: Eka Maulana, ST, MT, MEng. Carbon nanotube adalah salah satu struktur carbon yang berbentuk seperti silinder dengan diameter dalam orde nanometer.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar sumber energi yang dieksploitasi di Indonesia berasal dari energi fosil berupa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis energi merupakan masalah terbesar pada abad ini. Hal ini dikarenakan pesatnya pertumbuhan ekonomi dunia sehingga kebutuhan manusia akan sumber energi pun meningkat.
Lebih terperinciHASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE
HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE A. Handjoko Permana *), Ari W., Hadi Nasbey Universitas Negeri Jakarta, Jl. Pemuda No. 10 Rawamangun, Jakarta 13220 * ) Email:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Oksida konduktif transparan atau transparent conductive oxide (TCO)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Oksida konduktif transparan atau transparent conductive oxide (TCO) adalah semikonduktor yang memiliki lebar celah pita energi antara 2,5 4,5 ev (Dengyuan, 2005).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari perkembangan divais elektronik yang semakin mengecil secara ukuran namun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuaan di bidang elektronika semakin canggih. Hal ini tidak terlepas dari perkembangan divais elektronik yang semakin mengecil secara ukuran namun unjuk kerja
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Prinsip Kerja Turbin Angin Prinsip kerja dari turbin angin adalah mengubah energi mekanis dari angin menjadi energi putar pada kincir. Lalu putaran kincir digunakan untuk memutar
Lebih terperinciELEKTRONIKA. Bab 2. Semikonduktor
ELEKTRONIKA Bab 2. Semikonduktor DR. JUSAK Konduktor Konduktor adalah sebuah bahan/elemen yang mempunyai kemampuan menghantarkan listrik. Salah satu contoh bahan koduktor adalah tembaga. Nukleus atom tembaga
Lebih terperinciDisusun oleh : OKTAVIANA DEWI INDAH PRASIWI M
SINTESIS MAGNETIC CARBON NANOTUBE DENGAN METODE CHEMICAL VAPOUR DEPOSITION MENGGUNAKAN BIFUNGSIONAL KATALIS BESI OKSIDA/KARBON HASIL FABRIKASI ARC-DISCHARGE Disusun oleh : OKTAVIANA DEWI INDAH PRASIWI
Lebih terperinciKIMIA KOMPUTASI PEMODELAN MOLEKUL Senyawa Fulleren
Austrian Indonesian Centre (AIC) for Computational Chemistry Jurusan Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) KIMIA KOMPUTASI PEMODELAN MOLEKUL Senyawa Fulleren Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Austrian-Indonesian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kinerjanya adalah pemrosesan, modifikasi struktur dan sifat-sifat material.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sintesis material, beberapa hal yang sangat berpengaruh dalam menentukan kinerjanya adalah pemrosesan, modifikasi struktur dan sifat-sifat material. Perbaikan kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nanopartikel merupakan suatu partikel dengan ukuran nanometer, yaitu sekitar 1 100 nm (Hosokawa, dkk. 2007). Nanopartikel menjadi kajian yang sangat menarik, karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Nanoteknologi adalah ilmu dan rekayasa dalam menciptakan material, struktur fungsional, maupun piranti dalam skala nanometer. Perkembangan nanoteknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan nanoteknologi terus dilakukan oleh para peneliti dari dunia akademik maupun dari dunia industri. Para peneliti seolah berlomba untuk mewujudkan karya baru
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk merubah karakter permukaan bentonit dari hidrofilik menjadi hidrofobik, sehingga dapat meningkatkan kinerja kitosan-bentonit
Lebih terperinciPENENTUAN PANJANG GELOMBANG EMISI PADA NANOPARTIKEL CdS DAN ZnS BERDASARKAN VARIASI KONSENTRASI MERCAPTO ETHANOL
PENENTUAN PANJANG GELOMBANG EMISI PADA NANOPARTIKEL CdS DAN ZnS BERDASARKAN VARIASI KONSENTRASI MERCAPTO ETHANOL Muhammad Salahuddin 1, Suryajaya 2, Edy Giri R. Putra 3, Nurma Sari 2 Abstrak:Pada penelitian
Lebih terperinci