ESTIMASI ANGKA HARAPAN HIDUP TINGKAT DISTRIK (KECAMATAN) PASCA SENSUS DI KABUPATEN WAROPEN Oleh: Muhammad Fajar, SST (Alumnus STIS)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ESTIMASI ANGKA HARAPAN HIDUP TINGKAT DISTRIK (KECAMATAN) PASCA SENSUS DI KABUPATEN WAROPEN Oleh: Muhammad Fajar, SST (Alumnus STIS)"

Transkripsi

1 ESTIMASI ANGKA HARAPAN HIDUP TINGKAT DISTRIK (KECAMATAN) PASCA SENSUS DI KABUPATEN WAROPEN Oleh: Muhammad Fajar, SST (Alumnus STIS) I. Pendahuluan Salah satu indicator yang mengukur sejauh mana keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan adalah angka harapan hidup saat lahir (selanjutnya disebut angka harapan hidup). Angka harapan hidup diperoleh dari data hasil SUSENAS yang diestimasi secara tidak langsung, tetapi itupun hanya bisa diestimasi sampai level kabupaten dan tidak bisa di-break down hingga level kecamatan dan desa karena keterbatasan jumlah sampel. Memang untuk bisa menghasilkan estimasi hingga level wilayah terkecil dibutuhkan jumlah sampel yang memadai sehingga berbanding lurus dengan biaya, tenaga serta waktu yang dibutuhkan makin meningkat pula. Tetapi di satu sisi lainnya, kebutuhan data untuk wilayah yang disebut small area seperti level kecamatan/ distrik atau desa sangat diperlukan untuk perencanaan pembangunan maupun program-program khusus di tingkat kabupaten/ kota. Sedangkan secara umum estimator dari SUSENAS khususnya angka harapan hidup hanya bisa diestimasi sampai kabupaten saja dan tidak sampai tingkat kecamatan/ distrik. Oleh karena itu, penulis dalam tulisan ini akan membahas bagaimana cara mendapatkan estimasi (crude estimation) angka harapan hidup di level kecamatan berdasarkan angka harapan hidup di level kabupaten dengan metode yang logis dan sederhana. II. Angka Harapan Hidup Angka Harapan Hidup saat lahir (e 0) adalah rata-rata tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur x, pada suatu tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakatnya. Artinya ketika seorang bayi lahir disuatu wilayah diperkirakan sampai umur berapa dia hidup. Angka Harapan Hidup merupakan indicator ketidakmerataan wilayah di bidang kesehatan dan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka Harapan Hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gisi dan kalori termasuk program pemberantasan kemiskinan. Data angka harapan hidup untuk di Indonesia yang berkesinambungan bersumber pada SUSENAS walaupun sumber registrasi penduduk bias digunakan jika memenuhi kaidah statistik. Untuk menghitungnya digunakan metode estimasi tidak langsung berdasarkan data jumlah anak pernah lahir hidup dan masih hidup berdasarkan kelompok usia ibu. Memang idealnya Angka Harapan Hidup dihitung berdasarkan Angka Kematian Menurut Umur (Age Specific Death Rate/ASDR) yang datanya diperoleh dari catatan registrasi kematian secara bertahun-tahun sehingga dimungkinkan dibuat Tabel Kematian.

2 III. Metodologi Pada beberapa paper menyebutkan cara untuk mengestimasi angka harapan hidup untuk small area, yaitu metode life table Chiang (I), metode life table Chiang (II), metode life table silcocks, dan metode Age Wise. Metode Age Wise kurang robust dibandingkan dengan metode life table Chiang (I), metode life table Chiang (II), dan metode life table silcocks, tetapi kelebihan dari metode age wise yakni estimasi dapat dilakukan dengan ketersediaan data yang minim, yaitu angka harapan hidup secara agregat wilayah, dan penduduk menurut kelompok umur hasil sensus ataupun proyeksi tanpa data kematian menurut umur. Sedangkan metode life table Chiang (I), metode life table Chiang (II), metode life table silcocks membutuhkan data jumlah penduduk dan kematian menurut kelompok umur. 3.1 Metode Age-Wise Seperti yang pernah dijelaskan sebelumnya metode ini sederhana dan kurang robust dibanding metode lainnya tetapi keuntungannya dapat digunakan dengan data yang minim. Asumsi sederhana dan dasar metode ini adalah distrik dengan share penduduk yang lebih tinggi terhadap total penduduk kabupaten atas angka harapan hidup kecenderungan memiliki angka harapan hidup yang lebih tinggi dibandingkan distrik yang memiliki share penduduk lebih rendah terhadap total penduduk kabupaten atas angka harapan hidup. Metode Age Wise memiliki tiga tahap, yaitu: 1. Berdasarkan data SUSENAS angka harapan hidup Kabupaten Waropen tahun 2012 adalah tahun, maka hitung proporsi penduduk usia 66 tahun 1 ke atas terhadap total penduduk di setiap distrik(x i). 2. Setelah diperoleh proporsi yang diminta pada poin (1), kemudian diurutkan dari terkecil hingga terbesar lalu carilah nilai mediannya. Karena terdapat 10 distrik maka nilai median (m) adalah rata-rata dari nilai data ke-5 dan ke Adjustment terhadap nilai X i dilakukan jika nilai X i di bawah atau di atas median. Prosedur adjustment sebagai berikut: a. Jika X i > m, maka AHH i = 66.03*(1 + X i) (1). b. Jika X i < m, maka AHH i = 66.03*(1 - X i) (2). c. Jika X i = m, maka AHH i = (tidak perlu adjustment) 3.2 Data yang Digunakan Data yang digunakan dalam untuk penghitungan estimasi angka harapan hidup untuk tingkat distrik adalah angka harapan hidup tingkat kabupaten dan jumlah penduduk umur tunggal menurut jenis kelamin dan distrik hasil hasil proyeksi ataupun estimasi tahun Digunakan penduduk usia 66 tahun ke atas karena menyesuaikan dengan angka harapan hidup kabupaten, yaitu tahun.

3 IV. Mekanisme Penghitungan Data yang tersedia hanyalah penduduk menurut kelompok umur lima tahunan tiap distrik, maka harus diinterpolasi menjadi penduduk umur tunggal dengan metode Beer, sehingga dapat diperoleh penduduk usia 66 tahun ke atas setiap distrik. Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Proporsi Penduduk Umur 66 tahun keatas Tahun 2012 Kabupaten Waropen Proporsi (X i) Penduduk penduduk usia Tahun tahun ke atas keterangan Waropen Bawah Di bawah median Inggerus Di bawah median Urei Faisei Di atas median Oudate Di atas median Wapoga Di bawah median Masirei Di atas median Risei Sayati Di atas median Demba Di atas median Walani Di bawah median Kirihi Di bawah median Sumber: BPS Kabupaten Waropen, diolah. Diperoleh proporsi penduduk umur 66 tahun keatas menurut distrik lalu diurutkan dari terkecil ke terbesar sehingga diperoleh nilai mediannya (m) adalah Setelah itu dapat diketahui distrik mana saja yang berada di bawah atau di atas median. Sehingga dapat hitung angka harapan hidup setiap distriknya. Tabel 2. Angka Harapan Hidup Menurut (Metode Age Wise) Tahun 2012 Kabupaten Waropen Rumus adjustment Angka Harapan Hidup (AHH) Waropen Bawah AHH = 66.03*(1 - X i) Inggerus AHH = 66.03*(1 - X i) Urei Faisei AHH = 66.03*(1 + X i) Oudate AHH = 66.03*(1 + X i) Wapoga AHH = 66.03*(1 - X i) Masirei AHH = 66.03*(1 + X i) Risei Sayati AHH = 66.03*(1 + X i) Demba AHH = 66.03*(1 + X i) Walani AHH = 66.03*(1 - X i) Kirihi AHH = 66.03*(1 - X i) Kabupaten Waropen 66.03

4 Hasil estimasi angka harapan hidup dengan metode age wise terlihat pada table 2, angka harapan hidup pada level distrik ada yang berada di atas dan ada yang berada di bawah angka harapan hidup level kabupaten, hal demikian terjadi karena tergantung proporsi penduduk umur 66 tahun ke atas masing masing distrik. Bagaimana jika angka harapan hidup dirinci menurut jenis kelamin?, bisa didekati dengan cara menentukan nilai factor k pada rumus: AHH perempuan = k*ahh (3), Nilai k bervariasi di tiap negara, sebagai contoh untuk Indonesia k = 106/103, dan Iran k = 105/103. Karena Kabupaten Waropen adalah sub populasi Indonesia, maka kita gunakan k = 106/103. Bagaimana dengan angka harapan hidup penduduk laki-laki?, bisa dilakukan pendekatan asumsi bahwa angka harapan hidup total (laki-laki dan perempuan) hasil rata dari angka harapan hidup penduduk laki-laki dan perempuan. AHH Laki-laki+Perempuan = (AHH laki-laki + AHH perempuan)/2 (4) Dengan demikian angka harapan hidup menurut distrik dan jenis kelamin sebagai berikut: Tabel 3. Angka Harapan Hidup Menurut Jenis Kelamin dan Kab. Waropen Tahun 2012 Angka Harapan Hidup Angka Harapan Laki-laki Perempuan Hidup Waropen Bawah Inggerus Urei Faisei Oudate Wapoga Masirei Risei Sayati Demba Walani Kirihi Kabupaten Waropen Mengamati hasil estimasi angka harapan hidup pada pembahasan sebelumnya, estimator yang dihasilkan tidak dapat menyajikan tingkat presisi karena tidak adanya standar eror yang dihasilkan dari proses estimasi tidak seperti pada metode life table Chiang (I), metode life table Chiang (II), dan metode life table silcocks yang bisa menghasilkan standar eror dari e 0. Penjelasan mengenai estimasi angka harapan hidup di tiap distriknya haruslah hati-hati dan melihat aspek sosial ekonomi masing-masing wilayah.

5 V. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dijelaskan menghasilkan beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Estimasi angka harapan hidup untuk level kecamatan (distrik) tahun 2012, Kabupaten Waropen, adalah: Angka Harapan Hidup Laki-laki Perempuan Angka Harapan Hidup Waropen Bawah Inggerus Urei Faisei Oudate Wapoga Masirei Risei Sayati Demba Walani Kirihi Kabupaten Waropen Estimator yang dihasilkan tidak dapat menyajikan tingkat presisi karena tidak adanya standar eror yang dihasilkan dari proses estimasi. Penjelasan mengenai estimasi angka harapan hidup di tiap distriknya haruslah hati-hati dan melihat aspek sosial ekonomi masing-masing wilayah. 4.2 Saran Jika tersedia data kematian menurut kelompok umur agar menggunakan metode life table Chiang (I), metode life table Chiang (II), dan metode life table silcocks. Metode age wise digunakan jika ketersediaan data yang dipunya sangat minim.

6 DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik, 2010, Modul 3 Mortalitas. Badan Pusat Statistik, Jakarta. Eayres, D., and E.S. Williams. 2004, Evaluation of methodologies for small area life expectancy estimation. Journal of Epidemiology and Community Health 58 (3): Gampat, Ramesh, dan Sarangi, Niranjan, 2009, Estimating Sub-National Human Development Indices in the Presence of Limited Information (the case of Bhutan), Unit UNDP Regional Centre for Asia Pacific Colombo Office, Sri Lanka.

No. Katalog : No. Publikasi : https://waropenkab.bps.go.id

No. Katalog : No. Publikasi : https://waropenkab.bps.go.id No. Katalog : 1102001.9426030 No. Publikasi : 94266.1608 Distrik Walani Dalam Angka 2016 Nomor Katalog/ Catalog Number : 1102001.9426030 Nomor Publikasi/ Publication Number : 94266.1608 UkuranBuku/ Book

Lebih terperinci

No. Katalog : https://waropenkab.bps.go.id DISTRIK INGGERUSDALAM ANGKA BadanPusatStatistikKabupatenWaropen

No. Katalog : https://waropenkab.bps.go.id DISTRIK INGGERUSDALAM ANGKA BadanPusatStatistikKabupatenWaropen No. Katalog : 1102001.9426011 DISTRIK INGGERUSDALAM ANGKA 2016 BadanPusatStatistikKabupatenWaropen Distrik Inggerus Dalam Angka 2016 DISTRIK INGGERUS DALAM ANGKA 2016 NomorKatalog: 1102001.9426011 NomorPublikasi:

Lebih terperinci

https://waropenkab.bps.go.id

https://waropenkab.bps.go.id No. Katalog: 1102001.9426020 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN WAROPEN MASIREI DALAM ANGKA Masirei in Figures 2016 Nomor Katalog / Catalog Number : 1102001.9426020 Nomor Publikasi / Publication Number :

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN

PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAROPEN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN KAMPUNG WAFUKA DISTRIK KIRIHI, KAMPUNG DOKIS, KAMPUNG KAMARISANO, KAMPUNG WAWERI, DISTRIK WAPOGA,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN

PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN 1 PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAROPEN NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN DISTRIK SAWAI, DISTRIK BENUKI, DISTRIK RISEI SAYATI, DISTRIK UREI FAISEI, DISTRIK INGGERUS, DAN

Lebih terperinci

untuk penduduk Sumatera Utara pada tahun 2000.

untuk penduduk Sumatera Utara pada tahun 2000. 92 Gambar 4.15 Tampilan Layar General Life Table Penduduk Wanita Sumatera Utara Tahun 2000 Menggunakan Data Kombinasi Kedua Jenis Kelamin Dengan menggunakan data yang diklasifikasi menurut jenis kelamin

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN

PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN 1 PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAROPEN NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DISTRIK WAPOGA, DISTRIK OUDATE, DAN DISTRIK DEMBA DI KABUPATEN WAROPEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

MORTALITAS. 1. Pengantar

MORTALITAS. 1. Pengantar MORTALITAS 1. Pengantar Mortalitas atau kematian dapat menimpa siapa saja, tua, muda, kapan dan dimana saja. Kasus kematian terutama dalam jumlah banyak berkaitan dengan masalah sosial, ekonomi, adat istiadat

Lebih terperinci

https://waropenkab.bps.go.id

https://waropenkab.bps.go.id NO. KATALOG: 1102001.9426010 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN WAROPEN Distrik Waropen Bawah Dalam Angka 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN WAROPEN DISTRIK WAROPEN BAWAH DALAM ANGKA Waropen Bawah District

Lebih terperinci

Studi Kependudukan - 1. Demografi formal. Konsep Dasar. Studi Kependudukan - 2. Pertumbuhan Penduduk. Demographic Balancing Equation

Studi Kependudukan - 1. Demografi formal. Konsep Dasar. Studi Kependudukan - 2. Pertumbuhan Penduduk. Demographic Balancing Equation Demografi formal Pengumpulan dan analisis statistik atas data demografi Dilakukan ahli matematika dan statistika Contoh : jika jumlah perempuan usia subur (15-49) berubah, apa pengaruhnya pada tingkat

Lebih terperinci

MORTALITAS. Tara B. Soeprobo Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia TBS-M

MORTALITAS. Tara B. Soeprobo Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia TBS-M MORTALITAS Tara B. Soeprobo Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia TBS-M 1 Mortalitas Salah satu dari tiga komponen demografi selain fertilitas dan migrasi, yang dapat mempengaruhi jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti Negara Indonesia akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Negara

BAB I PENDAHULUAN. seperti Negara Indonesia akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk yang begitu besar di Negara yang sedang berkembang seperti Negara Indonesia akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Negara tersebut. Dalam Wicaksono

Lebih terperinci

MODEL ZONASI UNTUK KAWASAN PERTAMBANGAN MINERAL LOGAM DAN BATUBARA (STUDI KASUS KABUPATEN WAROPEN PROVINSI PAPUA)

MODEL ZONASI UNTUK KAWASAN PERTAMBANGAN MINERAL LOGAM DAN BATUBARA (STUDI KASUS KABUPATEN WAROPEN PROVINSI PAPUA) MODEL ZONASI UNTUK KAWASAN PERTAMBANGAN MINERAL LOGAM DAN BATUBARA (STUDI KASUS KABUPATEN WAROPEN PROVINSI PAPUA) Waterman Sulistyana Bargawa *, Victor Isak Semuel Ajatanoi 2 Magister Teknik Pertambangan

Lebih terperinci

D x k. Angka ini berarti bahwa pada periode tahun 1975, setiap 1000 penduduk 16,9 kematian.

D x k. Angka ini berarti bahwa pada periode tahun 1975, setiap 1000 penduduk 16,9 kematian. 6. MORTALITAS (KEMATIAN). 6.1 Parameter Mortalitas Mortalitas atau Kematian ada!ah salah satu dan tiga komponen proses yang berpengaruh terhadap struktur penduduk. Dua komponen proses demografi Iainnya

Lebih terperinci

POLA DAN TREN KEMATIAN DI INDONESIA

POLA DAN TREN KEMATIAN DI INDONESIA POLA DAN TREN KEMATIAN DI INDONESIA Ukuran mortalitas yang paling umum adalah angka Crude Death Rate atau Angka Kematian kasar (AKK). Angka kematian kasar dipengaruhi oleh komposisi penduduk menurut umur.

Lebih terperinci

DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN

DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN 2007-2011 PUSAT DATA DAN INFORMASI DEPARTEMEN KESEHATAN RI JAKARTA 2009 KATA PENGANTAR Salah satu permasalahan yang dihadapi saat ini adalah belum ada kesepakatan

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) METODE BARU

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) METODE BARU INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) METODE BARU H.Nevi Hendri, S.Si Soreang, 1 Oktober 2015 Pendahuluan Metodologi IPM Hasil Penghitungan IPM Metode Baru Penutup Pendahuluan SEJARAH PENGHITUNGAN IPM 1990:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduk dari suatu daerah. Meningkatnya

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Brass dengan Metode Trussell dalam Menghasilkan Angka Harapan Hidup

Perbandingan Metode Brass dengan Metode Trussell dalam Menghasilkan Angka Harapan Hidup Perbandingan Metode Brass dengan Metode Trussell dalam Menghasilkan Angka Harapan Hidup Agus Sulistyorini dan Soenarnatalina Melaniani 1 Bagian Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daya Manusia (SDM) yang sehat secara fisik diharapkan menjadi manusia

BAB I PENDAHULUAN. Daya Manusia (SDM) yang sehat secara fisik diharapkan menjadi manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Indonesia terus melakukan pembangunan di semua bidang kehidupan sebagai upaya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu indikator yang digunakan

Lebih terperinci

STANDARISASI UKURAN DEMOGRAFI. Standarisasi Ukuran RATE 11/30/2013. Rate sering digunakan utk mgbrkan kejadian (dlm demografi; epidemiologi)

STANDARISASI UKURAN DEMOGRAFI. Standarisasi Ukuran RATE 11/30/2013. Rate sering digunakan utk mgbrkan kejadian (dlm demografi; epidemiologi) STANDARISASI UKURAN DEMOGRAFI Standarisasi Ukuran RATE Rate sering digunakan utk mgbrkan kejadian (dlm demografi; epidemiologi) Dlm aplikasinya ada kebutuhan membandingkan rate antar populasi yg berbeda

Lebih terperinci

ASPEK KEPENDUDUKAN III. Tujuan Pembelajaran

ASPEK KEPENDUDUKAN III. Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Geografi K e l a s XI ASPEK KEPENDUDUKAN III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami perhitungan angka kelahiran.

Lebih terperinci

CARA PENGUKURAN ANGKA KESAKITAN DAN ANGKA KEMATIAN

CARA PENGUKURAN ANGKA KESAKITAN DAN ANGKA KEMATIAN CARA PENGUKURAN ANGKA KESAKITAN DAN ANGKA KEMATIAN - Ukuran dasar epidemiologi RATE - Penyusunan rate perlu 3 hal: 1. Jumlah orang yang terserang penyakit / meninggal 2. Jumlah penduduk tempat asal penderita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan desentralisasi fiskal di Indonesia yang mengacu pada

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan desentralisasi fiskal di Indonesia yang mengacu pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan desentralisasi fiskal di Indonesia yang mengacu pada Undang-Undang No.32/2004 tentang pemerintahan daerah dan Undang-Undang No.33/2004 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa berada di garda terdepan. Pembangunan manusia (human development)

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa berada di garda terdepan. Pembangunan manusia (human development) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perencanaan pembangunan dewasa ini, pembangunan manusia senantiasa berada di garda terdepan. Pembangunan manusia (human development) dirumuskan sebagai perluasan

Lebih terperinci

ii Kematian Bayi dan Angka Harapan Hidup Penduduk Indonesia Kematian Bayi dan Angka Harapan Hidup Penduduk Indonesia HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 ISBN : No. Publikasi: 04000.1 Katalog BPS: Ukuran Buku: B5

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN O15

PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN O15 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN NGADA No. 0/07/Th. VIII, 1 Juli 016 PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN 011 - O15 Selama kurun waktu 011-015, IPM Kabupaten Ngada meningkat dari

Lebih terperinci

ESTIMASI DATA PENDIDIKAN DAN PENDUDUK USIA SEKOLAH. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan 2017

ESTIMASI DATA PENDIDIKAN DAN PENDUDUK USIA SEKOLAH. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan 2017 ESTIMASI DATA PENDIDIKAN DAN PENDUDUK USIA SEKOLAH Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan 2017 Laporan tidak lengkap atau jarang sekali 100 persen lengkap.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak setiap orang dan investasi untuk keberhasilan pembangunan suatu negara. 1 Oleh karena itu, dilaksanakan pembangunan kesehatan yang diarahkan

Lebih terperinci

1. Masalah Jumlah Penduduk

1. Masalah Jumlah Penduduk Pengertian Penduduk Penduduk adalah orang-orang yang berada di dalam suatu wilayah yang terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu sama lain secara terus menerus / kontinu. Dalam

Lebih terperinci

MORTALITAS (KEMATIAN)

MORTALITAS (KEMATIAN) MORTALITAS (KEMATIAN) Pengantar: Kematian terkait dengan masalah sosial dan ekonomi Komitmen MDGs pada tahun 2015: - Angka Kematian Bayi menjadi 20 per 1000 kelahiran hidup - Angka Kematian Ibu menjadi

Lebih terperinci

https://waropenkab.bps.go.id

https://waropenkab.bps.go.id NO. KATALOG: 1102001.9426014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN WAROPEN Distrik Wapoga Dalam Angka 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN WAROPEN DISTRIK WAPOGA DALAM ANGKA Wapoga District in Figures 2016 Nomor

Lebih terperinci

ESTIMASI DATA PENDIDIKAN DAN PENDUDUK USIA SEKOLAH. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan 2017

ESTIMASI DATA PENDIDIKAN DAN PENDUDUK USIA SEKOLAH. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan 2017 ESTIMASI DATA PENDIDIKAN DAN PENDUDUK USIA SEKOLAH Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan 2017 Laporan tidak lengkap atau jarang sekali 100 persen lengkap.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN DINAS KESEHATAN. Alamat : Jln. Inpres Waren Urfas Kode Pos : 98261

PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN DINAS KESEHATAN. Alamat : Jln. Inpres Waren Urfas Kode Pos : 98261 PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN DINAS KESEHATAN Alamat : Jln. Inpres Waren Urfas Kode Pos : 98261 TAHUN 2012 PROFIL DINAS KESEHATAN KABUPATEN WAROPEN 2012 PROFIL DINAS KESEHATAN KABUPATEN WAROPEN 2012 DINAS

Lebih terperinci

STATISTIK KEPENDUDUKAN KALIMANTAN TENGAH 2013

STATISTIK KEPENDUDUKAN KALIMANTAN TENGAH 2013 STATISTIK PENDUDUKAN KALIMANTAN TENGAH 2013 i STATISTIK KEPENDUDUKAN KALIMANTAN TENGAH 2013 No. Publikasi : 62520.1401 Katalog BPS : 2101023.62 Ukuran Buku Jumlah Halaman :15 cm x 21 cm : ix + 57 halaman

Lebih terperinci

Ahmad Iqbal Baqi 1) Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas, Padang, Indonesia

Ahmad Iqbal Baqi 1) Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas, Padang, Indonesia ESTIMASI TINGKAT KEMATIAN BAYI DAN HARAPAN HIDUP BAYI KABUPATENSAMBAS PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2010 DENGAN MENGGUNAKAN METODE SULLIVAN (ESTIMATING INFANT MORTALITY RATE AND INFANT LIFE EXPECTANCY

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI GORONTALO 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI GORONTALO 2015 No. 34/06/75/Th.X, 15 Juni 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI GORONTALO 2015 IPM Provinsi Gorontalo Tahun 2015 Pembangunan manusia di Provinsi Gorontalo pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 21 Kemiskinan Definisi tentang kemiskinan telah mengalami perluasan, seiring dengan semakin kompleksnya faktor penyebab, indikator, maupun permasalahan lain yang melingkupinya Kemiskinan

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN MANUSIA BERBASIS GENDER TAHUN 2015

PEMBANGUNAN MANUSIA BERBASIS GENDER TAHUN 2015 BPS PROVINSI MALUKU No. 05/010/81/Th. I, 3 Oktober 2016 PEMBANGUNAN MANUSIA BERBASIS GENDER TAHUN 2015 Untuk melngkapi penghitungan IPM, UNDP memasukan aspek gender ke dalam konsep pembangunan manusia.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti: Demos adalah rakyat atau

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti: Demos adalah rakyat atau BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1. Arti dan Tujuan Demografi Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti: Demos adalah rakyat atau penduduk dan Grafein adalah menulis. Demografi adalah ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

MORTALITAS & MORBIDITAS

MORTALITAS & MORBIDITAS MORTALITAS & MORBIDITAS Angka Kematian o Death Rate (crude death rate) adalah jumlah kematian per 1000 penduduk pada tahun tertentu o CDR= ΣD P tengah tahun x k o CDR=crude death rate o D= jumlah kematian

Lebih terperinci

PENGERTIAN, CAKUPAN DAN UKURAN MORTALITAS

PENGERTIAN, CAKUPAN DAN UKURAN MORTALITAS PENGERTIAN, CAKUPAN DAN UKURAN MORTALITAS Mortalitas atau kematian merapakan salah satu diantara tiga komponen demografi yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk. Dua komponen demografi lainya adaiah

Lebih terperinci

DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN

DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN 2011-2014 PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI JAKARTA 2011 KATA PENGANTAR Dalam rangka pemantauan rencana aksi percepatan pelaksanaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung yang terdiri dari 14 kabupaten/kota

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung yang terdiri dari 14 kabupaten/kota 41 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung yang terdiri dari 14 kabupaten/kota meliputi rumah tangga miskin yang dijadikan sampel Susenas di Provinsi Lampung

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 No. 36/06/17/II, 2 Juni 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN IPM PROVINSI BENGKULU TAHUN TERMASUK KATEGORI SEDANG Pembangunan manusia di Provinsi Bengkulu terus mengalami kemajuan yang ditandai

Lebih terperinci

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

UNIVERSITAS CENDERAWASIH PROPOSAL PENELITIAN PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAERAH (SIMDA), PEMAHAMAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAN SUMBER DAYA APARATUR TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Yunani yaitu Demos yang berarti rakyat atau penduduk dan Grafein yang berarti

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Yunani yaitu Demos yang berarti rakyat atau penduduk dan Grafein yang berarti BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian-pengertian Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendiri berasal dari kata Yunani yaitu Demos yang berarti rakyat atau penduduk dan Grafein

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah menyebabkan adanya pergeseran ketatanegaraan di

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah menyebabkan adanya pergeseran ketatanegaraan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Otonomi daerah menyebabkan adanya pergeseran ketatanegaraan di Indonesia dari sentralisasi ke desentralisasi, dimana pemerintah daerah lebih leluasa dalam mengatur

Lebih terperinci

jayapurakota.bps.go.id

jayapurakota.bps.go.id INDEKS PEMBANGUNGAN MANUSIA DAN ANALISIS SITUASI PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA JAYAPURA TAHUN 2015/2016 ISSN: Nomor Katalog : 2303003.9471 Nomor Publikasi : 9471.1616 Ukuran Buku Jumlah Halaman Naskah : : 16,5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikategorikan sebagai salah satu negara dengan tingkat kematian bayi yang tinggi (Grant, 1985., Soemantri dkk, 1987). Kondisi Angka Kematian Bayi (AKB) di

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN O14

PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN O14 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN NGADA No. 02/10/Th. VII, 05 Oktober 2015 PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN 2010-2O14 (PENGHITUNGAN DENGAN MEMAKAI METODE BARU) Selama kurun

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN EMPAT LAWANG. Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk

BPS KABUPATEN EMPAT LAWANG. Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk BPS KABUPATEN EMPAT LAWANG No. 001/05/1611/Th.XIX, 24 Mei 2017 INDEKS PEMBANGUNA AN MANUSIA (IPM) TAHUN IPM Empat Lawang Tahun Pembangunan manusia di Empat Lawang pada tahun terus mengalami kemajuan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Tujuan Tujuan Umum: Mengetahui pola penyakit penyebab kematian dan besaran permasalahan kematian di masyarakat Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN Tujuan Tujuan Umum: Mengetahui pola penyakit penyebab kematian dan besaran permasalahan kematian di masyarakat Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Studi Mortalitas adalah bagian dari Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) yang mengumpulkan data penyakit sebab kematian yang terjadi di masyarakat. Data kematian

Lebih terperinci

PENDUGAAN ANGKA FERTILITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANAK KANDUNG ATIKA RACHMAH

PENDUGAAN ANGKA FERTILITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANAK KANDUNG ATIKA RACHMAH PENDUGAAN ANGKA FERTILITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANAK KANDUNG ATIKA RACHMAH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Maluku Utara Tahun 2016

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Maluku Utara Tahun 2016 No. 22/04/82/Th XVI, 17 April 2017 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Maluku Utara Tahun 2016 IPM Maluku Utara Tahun 2016 Pembangunan manusia di Maluku Utara pada tahun 2016 terus mengalami kemajuan yang

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PEMETAAN PERSEBARAN PENDUDUK BUTA AKSARA DI KALIMANTAN BARAT DENGAN METODE SAE (SMALL AREA ESTIMATION)

RANCANG BANGUN PEMETAAN PERSEBARAN PENDUDUK BUTA AKSARA DI KALIMANTAN BARAT DENGAN METODE SAE (SMALL AREA ESTIMATION) RANCANG BANGUN PEMETAAN PERSEBARAN PENDUDUK BUTA AKSARA DI KALIMANTAN BARAT DENGAN METODE SAE (SMALL AREA ESTIMATION) 1 Deni Farlyanda 1, Heri Priyanto 2, M. Azhar Irwansyah 3 1, 2, 3 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor: 107/DKPP-PKE-IV/2015 Nomor: 09/DKPP-PKE-V/2016

P U T U S A N Nomor: 107/DKPP-PKE-IV/2015 Nomor: 09/DKPP-PKE-V/2016 P U T U S A N Nomor: 107/DKPP-PKE-IV/2015 Nomor: 09/DKPP-PKE-V/2016 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Memeriksa dan memutus pada tingkat pertama dan terakhir Pengaduan Nomor:

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL INDIKATOR PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA JAKARTA SELATAN 2014

ANALISIS HASIL INDIKATOR PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA JAKARTA SELATAN 2014 ANALISIS HASIL INDIKATOR PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA JAKARTA SELATAN 2014 (Oleh Endah Saftarina Khairiyani, S.ST) 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan era globalisasi menuntut setiap insan untuk menjadi

Lebih terperinci

ESTIMASI TINGKAT KEMATIAN BAYI DAN HARAPAN HIDUP BAYI PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2005 DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRUSSEL

ESTIMASI TINGKAT KEMATIAN BAYI DAN HARAPAN HIDUP BAYI PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2005 DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRUSSEL ESTIMASI TINGKAT KEMATIAN BAYI DAN HARAPAN HIDUP BAYI PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2005 DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRUSSEL Ahmad Iqbal Baqi Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Padang ahmadiqbalbaqi@gmail.com

Lebih terperinci

ANTROPOSFER GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK

ANTROPOSFER GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK A. PENDAHULUAN Antroposfer berasal dari kata antropos yang berarti manusia dan spaira yang berarti lingkungan. Antroposfer adalah salah satu objek material dari geografi yang membahas mengenai persoalan

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 No. 40/06/51/Th. I, 15 Juni 2016 Pembangunan manusia pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Padahal sumber data penduduk yang tersedia hanya secara periodik, yaitu Sensus Penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Padahal sumber data penduduk yang tersedia hanya secara periodik, yaitu Sensus Penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Para pemakai data kependudukan, khususnya para perencana, pengambil kebijaksanaan, dan peneliti sangat membutuhkan data penduduk yang berkesinambungan dari tahun ke

Lebih terperinci

Antroposfer GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK D. RUMUS-RUMUS KUANTITAS PENDUDUK ANTROPOSFER

Antroposfer GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK D. RUMUS-RUMUS KUANTITAS PENDUDUK ANTROPOSFER Antroposfer A. PENDAHULUAN Antroposfer berasal dari kata antropos yang berarti manusia dan spaira yang berarti lingkungan. Antroposfer adalah salah satu objek material dari geografi yang membahas mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), jumlah penduduk Indonesia akan

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), jumlah penduduk Indonesia akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara berkembang seperti Indonesia memiliki laju pertumbuhan penduduk yang bertambah dengan pesat. Pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun ketahun semakin bertambah

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEBESAR 73,75

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEBESAR 73,75 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEBESAR 73,75 No. 48/06/21/Th. XI, 15 Juni 2016 IPM Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015 Pembangunan manusia

Lebih terperinci

PROYEKSI PENDUDUK KOTA MAGELANG

PROYEKSI PENDUDUK KOTA MAGELANG KATALOG BPS : 2101003.3371 PROYEKSI PENDUDUK KOTA MAGELANG 2010-2020 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAGELANG PROYEKSI PENDUDUK KOTA MAGELANG 2010 2020 Katalog BPS : 2101003.3371 Nomor Publikasi : 33712.1602

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan Perkapita Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Di Provinsi Riau. Vol. II, No. 02, (Oktober, 2015), 1-2.

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan Perkapita Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Di Provinsi Riau. Vol. II, No. 02, (Oktober, 2015), 1-2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan manusia merupakan salah satu indikator bagi kemajuan suatu negara. Suatu negara dikatakan maju bukan saja dihitung dari pendapatan domestik bruto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada pembangunan nasional, dengan tujuan akhir adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada pembangunan nasional, dengan tujuan akhir adalah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi wilayah atau regional merupakan salah satu bagian penting daripada pembangunan nasional, dengan tujuan akhir adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

Boks 1. Perkembangan Peta Perekonomian Sulawesi Tengah di Indonesia Wilayah Timur 1

Boks 1. Perkembangan Peta Perekonomian Sulawesi Tengah di Indonesia Wilayah Timur 1 Boks 1. Perkembangan Peta Perekonomian Sulawesi Tengah di Indonesia Wilayah Timur 1 Sebagian kalangan melihat bahwa keberhasilan suatu daerah hanya bergantung pada pertumbuhan ekonomi dan inflasi saja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah stunting masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Stunting pada balita bisa berakibat rendahnya produktivitas dan kualitas sumber daya manusia

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) No.40/06/19/Th.I, 15 Juni 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2015 IPM Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2015 Pembangunan manusia di Kepulauan Bangka Belitung pada tahun

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesejahteraan. Setelah era Millennium Development Goals (MDGs) berakhir pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesejahteraan. Setelah era Millennium Development Goals (MDGs) berakhir pada BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kematian anak adalah salah satu indikator untuk kesehatan anak dan kesejahteraan. Setelah era Millennium Development Goals (MDGs) berakhir pada tahun 2015, seluruh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian pengertian Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk dan Grafein adalah menulis. Jadi demografi adalah tulisantulisan

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan. Gambar 1.1 Peta Dunia Berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia (2004). menengah. tinggi. data ( ) rendah (

Bab 1 Pendahuluan. Gambar 1.1 Peta Dunia Berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia (2004). menengah. tinggi. data ( ) rendah ( Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk

Lebih terperinci

URAIAN TAHAPAN PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK DAN HASIL PROYEKSI PENDUDUK I. URAIAN TAHAPAN PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK

URAIAN TAHAPAN PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK DAN HASIL PROYEKSI PENDUDUK I. URAIAN TAHAPAN PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK 11 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK : URAIAN TAHAPAN PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK DAN HASIL PROYEKSI PENDUDUK I. URAIAN

Lebih terperinci

Beberapa Isu-terkait Kemiskinan: Analisis Awal Data Survei Sosial Ekonomi Nasional

Beberapa Isu-terkait Kemiskinan: Analisis Awal Data Survei Sosial Ekonomi Nasional Beberapa Isu-terkait Kemiskinan: Analisis Awal Data Survei Sosial Ekonomi Nasional 2004-2008 Uzair Suhaimi i uzairsuhaimi.wordpress.com Artikel ini mengulas beberapa isu terkait-kemiskinan: tingkat konsumsi,

Lebih terperinci

Berdasarkan Hasil SP2010

Berdasarkan Hasil SP2010 KAJIAN LIFETABLE INDONESIA Berdasarkan Hasil SP2010 KAJIAN LIFETABLE INDONESIA Berdasarkan Hasil SP2010 Tim Penyusun: Dr. Indra Murty Surbakti, MA Dendi Handiyatmo, SST, M.Si Hermawan Agustina, S.Kom,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Uraian Teoritis Penduduk adalah orang atau manusia yang bertempat tinggal di suatu wilayah tertentu, sedangkan populasi mencakup seluruh organisme (manusia, hewan, dan tumbuhan)

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat. provinsi NTB mencapai ,15 km 2.

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat. provinsi NTB mencapai ,15 km 2. BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat 1. Georgrafis Secara astronomis Provinsi Nusa Tenggara Barat terletak antara 8 o 10-9 o 5 Lintang Selatan dan 115 o 46-119 o 5 Bujur Timur.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Berdasarkan : Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP, 1982) defenisi demografi adalah :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Berdasarkan : Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP, 1982) defenisi demografi adalah : 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Demografi Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendiri berasal dari kata Yunani yaitu Demos yang berarti rakyat atau penduduk dan Grafein

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proportional Mortality Ratio (PMR) masing-masing sebesar 17-18%. 1

BAB I PENDAHULUAN. Proportional Mortality Ratio (PMR) masing-masing sebesar 17-18%. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gastroenteritis hingga saat ini masih merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian hampir di seluruh daerah geografis di dunia dan semua kelompok usia

Lebih terperinci

PENDUGAAN PENGELUARAN PER KAPITA DI KABUPATEN BREBES

PENDUGAAN PENGELUARAN PER KAPITA DI KABUPATEN BREBES PENERAPAN METODE EMPIRICAL BEST LINEAR UNBIASED PREDICTION (EBLUP) PADA MODEL PENDUGA AREA KECIL DALAM PENDUGAAN PENGELUARAN PER KAPITA DI KABUPATEN BREBES SKRIPSI Disusun Oleh : RAHAYU NINGTYAS 24010211130042

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) BANTEN TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) BANTEN TAHUN 2015 No. 40/07/36/Th.X, 1 Juli 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) BANTEN TAHUN 2015 STATUS PEMBANGUNAN MANUSIA BANTEN MENINGKAT MENJADI TINGGI Pembangunan manusia di Banten pada tahun 2015 terus mengalami

Lebih terperinci

INDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2014

INDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2014 Nomor : 013/02/63/Th. XIX, 05 Februari 2015 INDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2014 INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014 SEBESAR 70,11 PADA SKALA 0 100 Indeks Kebahagiaan Kalimantan

Lebih terperinci

WAROPEN DALAM ANGKA (WAROPEN IN FIGURES) 2013

WAROPEN DALAM ANGKA (WAROPEN IN FIGURES) 2013 WAROPEN DALAM ANGKA (WAROPEN IN FIGURES) 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN WAROPEN WAROPEN DALAM ANGKA 2013 WAROPEN IN FIGURES 2013 No. Publikasi/ Publication Number : 94266.1301 Katalog BPS/ BPS Catalogue

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan secara umum tentang penelitian yang penulis lakukan yakni meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian tugas akhir, lingkup masalah, metodologi

Lebih terperinci

UKURAN MORTALITAS. Nunik Puspitasari, S.KM, M.Kes Dept. Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

UKURAN MORTALITAS. Nunik Puspitasari, S.KM, M.Kes Dept. Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga UKURAN MORTALITAS Nunik Puspitasari, S.KM, M.Kes Dept. Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Pengukuran mortalitas membutuhkan ketepatan dalam: 1. Kelompok

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KALIMANTAN UTARA TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KALIMANTAN UTARA TAHUN 2016 BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 32/04/64/Th.XX, 17 April 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KALIMANTAN UTARA TAHUN 2016 IPM Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016 Pembangunan manusia di Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

Sekapur Sirih. Penutup

Sekapur Sirih. Penutup Kabupaten Kaimana Penutup Penyelenggaraan Sensus Penduduk 2010 merupakan hajatan besar bangsa yang hasilnya sangat penting dalam rangka perencanaan pembangunan. Pembangunan yang melalui proses perencanaan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 48 BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Metodologi Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah dengan mengambil data sekunder dari Hasil Sensus Penduduk di Sumatera Utara Tahun

Lebih terperinci

Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Papua. UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2015 BADAN PUSAT STATISTIK

Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Papua.  UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Papua 2010-2020 BADAN PUSAT STATISTIK UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Papua ht t p:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Demografi Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendri berasal dari bahasa Yunani yaitu Demos yang berarti rakyat atau penduduk dan Grafein

Lebih terperinci

Metodologi Pengembangan Sistem Informasi

Metodologi Pengembangan Sistem Informasi Metodologi Pengembangan Sistem Informasi A.A Sri Astiti Pusat Promosi Inovasi dan Pengembangan Kapasitas Kedeputian Bidang Inovasi Administrasi Negara Lembaga Administrasi Negara Disampaikan pada forum

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2016 BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 31/04/64/Th.XX, 17 April 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2016 IPM Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016 Pembangunan manusia di Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) METODE BARU

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) METODE BARU INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) METODE BARU Tujuan utama pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan rakyat untuk menikmati umur panjang, sehat, dan menjalankan kehidupan yang produktif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Regresi Berganda Analisis regresi merupakan analisis untuk mendapatkan hubungan dan model matematis antara variabel dependen (Y) dan satu atau lebih variabel independen

Lebih terperinci

Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Kep. Bangka Belitung. UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2015

Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Kep. Bangka Belitung.  UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2015 Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Kep. Bangka Belitung 2010-2020 BADAN PUSAT STATISTIK UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi

Lebih terperinci

Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa me

Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa me BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAGELANG No.02/05/33.08/Th. I, 04 Mei 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KABUPATEN MAGELANG 2016 1. Perkembangan IPM Kabupaten Magelang, 2010-2016 Pembangunan manusia

Lebih terperinci

Demografi formal = Demografi murni. Sumber data Sekunder. Pengambilan Data Penduduk. Registrasi Survai

Demografi formal = Demografi murni. Sumber data Sekunder. Pengambilan Data Penduduk. Registrasi Survai PB 3 KEPENDUDUKAN Beberapa pengertian Demografi (demos=rakyat,grafein=tulisan) : ilmu tentang penduduk dengan karakteristiknya yg khusus Demografi Demografi formal = Demografi murni Demografi sosial =

Lebih terperinci

SP2010. Hasil Sensus Penduduk 2010 Kabupaten Nabire- Angka Sementara

SP2010. Hasil Sensus Penduduk 2010 Kabupaten Nabire- Angka Sementara 1 Sekapur sirih Badan Pusat Statistik selaku pengemban amanat Undang-Undang Nomor 16 tahun 1997 tentang statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bertanggung jawab menyelenggarakan

Lebih terperinci