KATA PENGANTAR BAB 1. LKjIP Kabupaten Kulon Progo i

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR BAB 1. LKjIP Kabupaten Kulon Progo i"

Transkripsi

1 BAB 1 KATA PENGANTAR P uji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-nya, sehingga Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Kulon Progo ini dapat diselesaikan. Laporan ini sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan pada Tahun 2014 sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. Sejalan dengan upaya mewujudkan pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan prinsip kepemerintahan yang baik (good governance), berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi dan secara teknis sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, maka penyampaian Laporan Kinerja ini berisi capaian kinerja daerah secara transparan dan akuntabel sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kinerja pemerintah daerah pada Tahun Tahun Anggaran 2014 merupakan tahun ketiga pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kulon Progo Tahun dalam mewujudkan visi dan misi Kabupaten Kulon Progo. Peningkatan akuntabilitas menuntut kinerja pemerintah yang berorientasi pada hasil (result oriented government), untuk itu pelaporan kinerja disusun berdasarkan indikator kinerja daerah yang telah LKjIP Kabupaten Kulon Progo i

2 terukur dengan target tahun 2014 sebagaimana Perubahan RPJMD sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 7 Tahun Laporan Kinerja ini disusun dengan membandingkan target dan capaian indikator kinerja daerah yang bersifat outcomes, yang menggambarkan capaian kinerja pelayanan sesuai dengan visi, misi, tujuan dan sasaran pemerintah daerah. Laporan ini akan memberikan gambaran yang komprehensif terhadap pelaksanaan kinerja daerah dan berbagai inovasi daerah yang dilakukan pada Tahun Secara umum kinerja tahun 2014 telah memberikan hasil yang positif, namun masih terdapat beberapa indikator yang perlu akselerasi dalam upaya mencapai kesejahteraan masyarakat. Selanjutnya laporan ini dapat dijadikan sebagai sarana evaluasi agar kinerja ke depan menjadi lebih produktif, efektif dan efisien, baik dari aspek perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dalam manajemen kinerja dan keuangan. Akhirnya atas segala kekurangan dalam penyampaian laporan ini, kami mohon maaf yang setulus-tulusnya. Wates, 27 Maret 2015 LKjIP Kabupaten Kulon Progo ii

3 BAB 1 IKHTISAR EKSEKUTIF P enyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) dengan institusi pemerintah melaporkan kinerja dalam memberikan pelayanan publik menjadi salah satu upaya yang dilakukan pemerintah merupakan bentuk dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang menjadi core instansi pemerintah atas penggunaan anggaran untuk mendorong tata kelola pemerintahan yang baik. Proses penilaian kinerja yang terukur dan bersifat outcomes menjadi bagian dari upaya untuk terus meningkatkan kapasitas kelembagaan, sehingga bisa terus meningkatkan kinerjanya sesuai peran yang diemban. Laporan Kinerja Tahun 2014 ini merupakan pengukuran dan evaluasi pelaksanaan kinerja tahun ke-3 periode RPJMD Kabupaten Kulon Progo Tahun , sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kinerja pemerintah daerah secara transparan dan akuntabel. Pengumpulan data dan analisa dilakukan terhadap sasaran pembangunan yang menunjukkan keberhasilan pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Bupati yang telah dicanangkan pada tahun Hasil analisis akuntabilitas kinerja Indikator Kinerja Utama (IKU) Bupati Kulon Progo tahun 2014 dapat disimpulkan bahwa dari 21 indikator yang ditargetkan, terealisasi 20 indikator yang berkinerja Sangat Baik (95,24%) dan 1 indikator berkinerja Tidak Berhasil (4,76%). Indikator Kinerja Utama Bupati yang telah berkinerja Sangat Berhasil sebanyak 20 indikator, pada indikator sasaran strategis sebagai berikut: a. rata-rata lama sekolah tercapai 101,67% b. angka melek huruf tercapai 102,14% c. persentase akses dan mutu pendidikan tercapai 101,03%; d. angka harapan hidup tercapai 100,56%; e. angka kematian ibu 99,38%; f. angka kematian bayi 106,63% g. angka kemiskinan tercapai 110,58%; h. angka pengangguran tercapai 86,61%; LKjIP Kabupaten Kulon Progo iii

4 i. persentase partisipasi masyarakat dalam pengembangan dan pelestarian budaya tercapai 92,98%;. j. nilai evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah tercapai 98,58%; k. nilai akuntabilitas kinerja 133,33%; l. akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah tercapai 100%; m. pertumbuhan ekonomi tercapai 99,41%; n. pendapatan perkapita penduduk (atas dasar harga konstan) tercapai 100,26%; o. rasio gini tercapai 116,21%; p. nilai realisasi investasi (PMA/PMDN) (jutaan rupiah) tercapai 152,02%; q. persentase peningkatan pelayanan infrastruktur daerah tercapai 108,31%; r. persentase kesesuaian pemanfaatan ruang tercapai 100,10%; s. indeks kualitas lingkungan hidup tercapai 106,77%; t. persentase penurunan pelanggaran hukum daerah tercapai 200%. Sementara itu satu Indikator Kinerja Utama Tidak Berhasil yaitu indikator sasaran Persentase peningkatan kunjungan wisata yang pertumbuhannya ditargetkan 9,95 % terealisasi pertumbuhan sebesar -0,45% atau dengan tingkat capaian -4,50%; Akuntabilitas keuangan dari target program-program utama pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) pemerintah daerah tahun 2014 Rp ,00 terealisasi Rp ,00 atau 89,03%. Disisi yang lain target Pendapatan Daerah Rp ,75 terealisasi Rp ,19 atau 120,40%. Terkait upaya perbaikan akuntabilitas kinerja beberapa tindaklanjut atas rekomendasi hasil evaluasi LAKIP Tahun 2013 yang telah diambil dalam meningkatkan kualitas akuntabilitas kinerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo yaitu: melakukan Perubahan RPJMD Kabupaten Kulon Progo dengan indikator kinerja yang terukur berorientasi pada hasil (outcomes) dan melakukan Reviu atas Laporan Kinerja sesuai dengan petunjuk teknis yang berlaku. Disamping itu, juga telah dilakukan perumusan indikator kinerja yang terdapat keterkaitan indikator kinerja SKPD, indikator kinerja program dan indikator kinerja kegiatan untuk mencapai indikator kinerja daerah (Peta Kinerja). Untuk menyajikan capaian kinerja sasaran strategis atau hasil pengukuran Indikator Kinerja Utama (IKU), maka telah disusun petunjuk pelaksanaan evaluasi LAKIP SKPD dan diterapkannya sistem informasi manajemen akuntabilitas kinerja mulai dari perencanaan, pengendalian dan pelaporan kinerja online yang berbasis website. Langkah ini akan meningkatkan perbaikan kinerja dan pelayanan publik dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat yang akuntabel. LKjIP Kabupaten Kulon Progo iv

5 BAB 1 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR IKHTISAR EKSEKUTIF DAFTAR ISI DAFTAR TABEL i iii v vi DAFTAR GAMBAR DAN DIAGRAM BAB I PENDAHULUAN Dasar Hukum Gambaran Umum Daerah Struktur Organisasi Permasalahan Utama (Isu Strategis) 15 x BAB II PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategi Arah Kebijakan dan Program Program Perjanjian Kinerja BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Capaian Kinerja Organisasi Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Derajat Pendidikan Masyarakat Sasaran Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat Sasaran Meningkatnya Keberdayaan Masyarakat Sasaran Meningkatnya Keterserapan Tenaga Kerja Sasaran Meningkatnya Pengembangan dan Pelestarian Nilai-Nilai Budaya Sasaran Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan dan Aparatur Pemerintah LKjIP Kabupaten Kulon Progo v

6 3.2.7 Sasaran Meningkatnya Kinerja Ekonomi dan Pendapatan Masyarakat Sasaran Meningkatnya Daya Saing Investasi Daerah Sasaran Meningkatnya Kunjungan Wisata Sasaran Meningkatnya Pelayanan Infrastruktur yang Mendukung Pengembangan Wilayah Sasaran Meningkatnya Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam Sasaran Terwujudnya Masyarakat yang Tenteram dan Tertib Berdasarkan Kesadaran atas Hukum Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Akuntabilitas Keuangan BAB IV PENUTUP LAMPIRAN LKjIP Kabupaten Kulon Progo vi

7 BAB 1 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Perkembangan PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan... Halaman Tabel 1.2 Garis Kemiskinan Tabel 1.3 Rasio Gini Kab. Kulon Progo Tabel 1.4 Rasio Gini Kabupaten/Kota di DIY Tabel 1.5 Indikator Komponen IPM Tabel 1.6 Organisasi Perangkat Daerah Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Tahun Tabel 3.1 Skala Pengukuran Kinerja Tabel 3.2 Pencapaian IKU Bupati Tahun Tabel 3.3 Rencana dan Realisasi Sasaran Meningkatnya Derajat Pendidikan 37 Masyarakat... Tabel 3.4 Capaian Kinerja Akses/Pemerataan Pendidikan Dasar Tabel 3.5 Capaian Kinerja Akses/Pemerataan Pendidikan Menengah Tabel 3.6 Capaian Kinerja Peningkatan Mutu Guru Tabel 3.7 Capaian Kinerja Peningkatan Mutu Pendidikan Tabel 3.8 Capaian Kinerja Pendidikan Non Formal Tabel 3.9 Rencana dan Realisasi Sasaran Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat... Tabel 3.10 Cakupan Pengembangan Kesehatan Tabel 3.11 Capaian Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tabel 3.12 Capaian Pelayanan Kesehatan Masyarakat Tabel 3.13 Capaian Kinerja Program Pelayanan Medis Tabel 3.14 Capaian Kinerja Pelayanan Mutu dan Manfaat Tabel 3.15 Performa RSUD Wates Tabel 3.16 Rencana dan Realisasi Sasaran Meningkatnya Keberdayaan Masyarakat Tabel 3.17 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Keterserapan Tenaga Kerja... LKjIP Kabupaten Kulon Progo vii

8 Tabel 3.18 Capaian Penyerapan dan Penempatan Tenaga Kerja Tabel 3.19 Capaian Peserta Pelatihan yang Terserap di Dunia Kerja Tabel 3.20 Capaian Perlindungan Ketenagakerjaan Tabel 3.21 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Pengembangan dan Pelestarian Nilai-nilai Budaya Tabel 3.22 Cakupan Pengembangan Nilai Budaya Tabel 3.23 Capaian Pengelolaan Kekayaan dan Keragaman Budaya Tabel 3.24 Prestasi Penyelenggaraan Urusan Kebudayaan Tabel 3.25 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Kapasitas 68 Kelembagaan dan Aparatur Pemerintah... Tabel 3.26 Tabel 3.27 Tabel 3.28 Capaian Peningkatan Realisasi Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset... Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Kinerja Ekonomi dan Pendapatan Masyarakat... Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Daya Saing Daerah... Tabel 3.29 Realisasi Nilai Investasi PMA, PMDN dan Perizinan Daerah Tabel 3.30 Perbandingan Realisasi Nilai Investasi Kabupaten dengan Realisasi Nilai Investasi Nasional... Tabel 3.31 Nilai Realisasi Investasi per Sektor/Sub Sektor Tabel 3.32 Rencana dan Realisasi Pencapaian Sasaran Meningkatnya Kunjungan Wisata... Tabel 3.33 Capaian Peningkatan Kunjungan Wisatawan Tabel 3.34 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Pelayanan 101 Infrastruktur yang mendukung Pengembangan Wilayah... Tabel 3.35 Capaian Panjang Jalan Kabupaten dalam Kondisi Baik Tabel 3.36 Capaian Layanan uji Laboratorium dan Alat Berat Tabel 3.37 Capaian Ketersediaan Air Baku Tabel 3.38 Penyediaan Peningkatan Pelayanan Irigasi Tabel 3.39 Capaian Drainase Pengairan dalam Kondisi Baik Tabel 3.40 Capaian Peningkatan Infrastruktur Perdesaan Tabel 3.41 Capaian Peningkatan Infrastruktur Perkotaan Tabel 3.42 Capaian Layanan Air Bersih dan Air Limbah Tabel 3.43 Capaian Layanan Persampahan Tabel 3.44 Capaian Peningkatan Kualitas Jasa Konstruksi Tabel 3.45 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Perlindungan dan Konservasi SDA... Tabel 3.46 Indeks Tutupan Hutan Tabel 3.47 Aduan Masyarakat yang telah ditindaklanjuti LKjIP Kabupaten Kulon Progo viii

9 Tabel 3.48 Prestasi Urusan Lingkungan Hidup Tabel 3.49 Rencana dan Realisasi Sasaran Terwujudnya Masyarakat yang Tenteram dan Tertib berdasarkan Kesadaran Hukum... Tabel 3.50 Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Tabel 3.51 Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tabel 3.52 Perbandingan Capaian Kinerja IKU dengan Kinerja Keuangan LKjIP Kabupaten Kulon Progo ix

10 BAB 1 DAFTAR GAMBAR DAN DIAGRAM GAMBAR : Halaman Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Kulon Progo... 2 Gambar 3.1 Layanan Pendidikan Sekolah Gambar 3.2 Layanan Kesehatan Dasar Puskesmas dan Posyandu Gambar 3.3 Grafik Performa RSUD Wates Tahun Gambar 3.4 Bedah Rumah dan Geblek Renteng Gambar 3.5 Sistem Informasi Penanggulangan Kemiskinan Gambar 3.6 Halaman Muka Website Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Kinerja... Gambar 3.7 Alur Kerja Sistem Kinerja Daerah Terintegrasi DIAGRAM : Diagram 1.1 Grafik Pertumbuhan Ekonomi... 7 Diagram 1.2 Peranan Sektor PDRB Atas Dasar Harga Berlaku... 8 Diagram 1.3 Grafik Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku... 9 Diagram 3.1 Capaian IKU Tahun Diagram 3.2 Jumlah Kunjungan Pasien RSUD Wates Diagram 3.3 Kondisi Pegawai Menurut Golongan Diagram 3.4 Kondisi Pegawai Menurut Pendidikan LKjIP Kabupaten Kulon Progo x

11 BAB 1 PENDAHULUAN Dasar Hukum Kabupaten Kulon Progo berdiri diawali dengan dikeluarkannya Undangundang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1950 yang mengatur tentang pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta yang meliputi: Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Adikarta. Penggabungan Kabupaten Kulon Progo (Kasultanan) yang beribukota di Sentolo dengan Kabupaten Adikarta (Paku Alaman) yang beribukota di Wates terjadi pada tanggal 1 Januari Sesuai usulan Sri Paku Alam VIII Kabupaten yang baru diberi nama Kulon Progo dan atas usulan Sri Sultan Hamengku Buwono IX ibukotanya di Wates. Selanjutnya Pemerintah mengeluarkan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1951 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 15 Tahun 1950 Republik Indonesia untuk Penggabungan Daerah Kabupaten Kulon Progo dan Adikarta dalam Lingkungan Daerah Istimewa Jogjakarta menjadi satu Kabupaten dengan nama Kulon Progo, yang ditetapkan pada tanggal 12 Oktober 1951 dan diundangkan pada tanggal 15 Oktober Kabupaten Kulon Progo yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri (otonom) berdasarkan tanggal pengundangan pada tanggal 15 Oktober 1951, selanjutnya disepakati berdirinya Kabupaten Kulon Progo. Seiring dengan Keistimewaan DIY berdasarkan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2012, Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 1

12 PROVINSI JAWA TENGAH KAB. KULON PROGO KAB. SLEMAN KOTA YOGYAKARTA KAB. BANTUL KAB. GUNUNG KIDUL PROVINSI JAWA TENGAH Analisa dan desain oleh : Yanu Koesumakristi mu 1.2 Gambaran Umum Daerah Kondisi Geografis Daerah Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari 5 (lima) kabupaten/kota di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di bagian barat. Batas Kabupaten Kulon Progo di sebelah timur yaitu Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Purworejo, Propinsi Jawa Tengah, di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah dan di sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia yang digambarkan dengan peta administrasi sebagai berikut: Ngargosari Gerbosari Banjaroyo Pagerharjo Sidoharjo KEC. SAMIGALUH Banjarsari Purwoharjo Kebonharjo Banjarharjo Banjarasri KEC. KALIBAWANG Purwosari Banjararum PROVINSI JAWA TENGAH KEC. GIRIMULYO Kembang Pendoworejo Jatimulyo Jatisarono Giripurwo Tanjungharjo KAB. SLEMAN Hargotirto Sidomulyo Wijimulyo KEC. NANGGULAN Banyuroto Donomulyo Kalirejo Hargowilis Sendangsari KEC. PENGASIH Margosari KEC. KOKAP KAB. BANTUL Pengasih Salamrejo Kedungsari Hargomulyo Hargorejo Bendungan Sukoreno Tawangsari #S Temon Karangsari KEC. SENTOLO Karangwuluh Kulur Giripeni Wates Tuksono Sindutan Janten Wetan Kaligintung Triharjo Kebonrejo Demen Krembangan Temon Kulon KEC. WATES Gotakan Kedundang Demangrejo Palihan Kalidengen Wates Cerme Srikayangan Ngentakrejo Jangkaran Kulwaru KEC. TEMON PlumbonSogan Ngestiharjo Tayuban Glagah Bumirejo Panjatan KEC. LENDAH Karangwuni Bojong Depok Gulurejo Sidorejo KEC. PANJATAN Wahyuharjo Garongan Jatirejo Pleret Tirtarahayu Pandowan Bugel Kaliagung Karangsewu KEC. GALUR Banaran Banguncipto Sentolo Brosot Kranggan Nomporejo mt %U Ibukota provinsi #S Ibukota kabupaten Garis pantai Batas administrasi batas provinsi batas kabupaten / kota batas kecamatan batas desa / kelurahan Jaringan jalan jalan arteri jalan kolektor rel kereta api LEGENDA Wilayah administrasi kecamatan di Kabupaten Kulon Progo : GALUR GIRIMULYO KALIBAWANG KOKAP LENDAH NANGGULAN PANJATAN PENGASIH SAMIGALUH SENTOLO TEMON WATES WILAYAH ADMINISTRASI KABUPATEN KULON PROGO U SKALA Km Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Kulon Progo LKjIP Kabupaten Kulon Progo 2

13 Luas wilayah Kabupaten Kulon Progo adalah ,54 hektar, terletak diantara 110 o 1' 37" o 16' 26" Bujur Timur dan antara 7 o 38' 42" -- 7 o 59' 03" Lintang Selatan, dan memiliki topografi yang bervariasi dengan ketinggian antara meter diatas permukaan air laut, yang terbagi menjadi 3 wilayah meliputi: a. Bagian Utara, merupakan dataran tinggi/perbukitan Menoreh dengan ketinggian antara meter dari permukaan air laut, meliputi Kecamatan Girimulyo, Kokap, Kalibawang dan Samigaluh. Wilayah ini penggunaan tanah diperuntukkan sebagai kawasan budidaya konservasi dan merupakan kawasan rawan bencana tanah longsor. b. Bagian Tengah; merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian antara meter dari permukaan air laut, meliputi Kecamatan Nanggulan, Sentolo, Pengasih dan sebagian Lendah, wilayah dengan lereng antara 2 15%, tergolong berombak dan bergelombang merupakan peralihan dataran rendah dan perbukitan. c. Bagian Selatan; merupakan dataran rendah dengan ketinggian meter dari permukaan air laut, meliputi Kecamatan Temon, Wates, Panjatan, Galur dan sebagian Lendah. Berdasarkan kemiringan lahan, memiliki lereng 0 2%, merupakan wilayah pantai sepanjang 24,9 km, apabila musim penghujan merupakan kawasan rawan bencana banjir. Kabupaten Kulon Progo dilewati oleh 2 (dua) prasarana perhubungan yang merupakan perlintasan nasional di Pulau Jawa, yaitu Jalan Nasional sepanjang 28,57 Km dan jalur Kereta Api sepanjang kurang lebih 25 Km. Disamping itu hampir sebagian besar wilayah di Kabupaten Kulon Progo dapat dijangkau dengan menggunakan transportasi darat Potensi Unggulan Daerah Kabupaten Kulon Progo menjadi satu-satunya daerah di DIY dan Jawa Bagian Selatan yang akan memiliki peran strategis sebagai pusat pertumbuhan ekonomi wilayah selatan Jawa. Beberapa program yang mulai dikembangkan untuk menumbuhkan perekonomian wilayah selatan diantaranya: LKjIP Kabupaten Kulon Progo 3

14 a. Pengembangan Bandar Udara Internasional Baru Penyediaan infrastruktur transportasi Bandar Udara di Yogyakarta menjadi kebutuhan ditengah keterbatasan layanan Bandara Adisutjipto yang tidak dapat dikembangkan lagi karena lokasi di perkotaan Yogyakarta. Kebutuhan Bandara di Yogyakarta sangat penting, karena DIY merupakan pusat pertumbuhan dan pelayanan wilayah selatan Jawa, yang menghubungkan koridor timur-barat Jawa bagian selatan terutama antara Ponorogo sampai Cilacap, serta koridor utara selatan Semarang, Magelang dengan Yogyakarta. Keberadaan pengembangan bandara baru Yogyakarta di Kulon Progo juga sesuai dengan indikasi program dalam RTRW sebagaimana Peraturan Daerah DIY Nomor 2 Tahun 2010 dan RPJMD sebagaimana Peraturan Daerah DIY Nomor 6 Tahun Studi kelayakan dan Rencana Induk Pembangunan Bandara Baru telah disusun, selanjutnya telah dikeluarkan ijin lokasi dari Kementerian Perhubungan dengan lokasi di Desa Glagah, Palihan, Sindutan, dan Jangkaran Kecamatan Temon yang membutuhkan lahan ha. Perkembangan rencana pembangunan bandara internasional di Kulon Progo, telah dilaksanakan Tahapan Konsultasi Publik yang merupakan proses komunikasi dialogis antar pihak yang berkepentingan guna mencapai kesepahaman dan kesepakatan dalam perencanaan pengadaan tanah untuk pembangunan bandara baru. Konsultasi publik yang dilakukan dari warga terdampak telah hadir sebanyak warga atau tingkat kehadiran 83,06%. Hasil konsultasi publik dari warga yang hadir, warga (88,96%) telah sepakat dan 237 belum sepakat. Mengingat strategisnya pembangunan bandara baru bagi pengembangan ekonomi daerah dan masyarakat Kulon Progo, maka Pemerintah Daerah terus berupaya melakukan pendekatan langsung kepada masyarakat dengan mengedepankan cara persuasif musyawarah. Di sisi lain bersama Tim UGM mengidentifikasi atau memetakan permasalahan masingmasing kepala keluarga dan pemecahannya. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 4

15 b. Pengembangan Pelabuhan Tanjung Adikarta Perkembangan pembangunan pelabuhan perikanan Tanjung Adikarta sampai dengan akhir tahun 2014 mencapai sekitar 86%. Pada tahun 2015 akan dilakukan pengerukan alur dan pendalaman kolam pelabuhan, sehingga pada akhir tahun 2015 direncanakan pelabuhan sudah dapat dioperasionalkan. Pembangunan sarana penunjang yang dikerjakan tahun 2014 antara lain: pos pengawasan sumber daya ikan, pos lapor kapal, gudang ikan segar, rumah kepala pelabuhan, rumah syahbandar, rumah jaga staf, tempat perbaikan alat penangkap ikan, instalasi pengolah air limbah dan penyelesaian pagar pelabuhan dengan biaya sebesar Rp ,00. c. Pengembangan Sektor Kawasan Industri Berbasis Baja Pasir besi di Kabupaten Kulon Progo terdapat di pantai selatan antara muara Sungai Progo sampai muara Sungai Bogowonto dengan panjang pantai 22 km. Arah pengembangan sesuai RTRW Kabupaten Kulon Progo sepanjang pantai dengan lebar 1,8 km, dengan cadangan 240 juta ton dengan kadar Fe 14%. Rencananya juga akan dilaksanakan selain penambangan juga pembuatan pabrik besi baja, dan akan dapat diolah menjadi produk-produk turunan yang akan memberikan nilai tambah bagi perekonomian daerah. Oleh karena itu, perlu dikembangkan kawasan industri berbasis baja di Kabupaten Kulon Progo. Perkembangan rencana pengolahan potensi pasir besi, Pemerintah Daerah tetap konsisten mengawal pelaksanaannya agar sesuai dengan Kontrak Karya dan ketentuan perundang-undangan Mineral dan Batubara yang terbaru. Sehubungan rencana pembangunan bandara sesuai yang dipersyaratkan dalam KKOP, maka harus terjadi redesign pabrik pig iron dari rencana awal 1 juta ton per tahun menjadi 340 ribu ton pig iron per tahun untuk tahap pertama, dan harus bergeser ke timur 3 km. PT JMI tetap komitmen untuk membangun pabrik, dengan dibuktikan pelaksanaan akuisisi lahan tetap dilanjutkan dan telah dilakukan pemagaran area. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 5

16 d. Pengembangan Kawasan Industri Sentolo Kawasan Industri Sentolo sesuai dengan RTRW DIY dan Kulon Progo direncanakan dengan luas ha di 4 Desa Kecamatan Sentolo dan 2 Desa Kecamatan Lendah. Selain sebagai kawasan industri berbasis baja direncanakan pengembangan industri secara umum, pada tahun 2013 telah dimulai dibangun pabrik hand tractor oleh PT Kubota. Kawasan industri baja akan disinergikan dengan serangkaian kegiatan penambangan dan pengolahan pasir besi dan pemrosesannya, antara lain: industri pengolahan, pabrik baja, pabrik besi, dan pabrik baja khusus. Pemenuhan sarana pendukung telah dibangun pelebaran sarana jalan, penyiapan kebutuhan air bersih, dan listrik. Untuk Kawasan Industri Sentolo pada tahun 2014 telah masuk beberapa investor yaitu: PT IGP International yang memproduksi boneka, PT Odixa Pharma Laboratories dari industri obat, PT. Cakra Persada Adikarya yang memproduksi plastik dan PT Dian Niaga Yogyakarta yang memproduksi arang briket. Beberapa investasi tersebut, sinergis dan sesuai dengan rencana pengembangan kawasan industri di Kulon Progo dalam wilayah DIY dan sesuai Masterplan Perluasan dan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). e. Penataan Kawasan Pertumbuhan ekonomi Koridor Temon-Wates-Yogyakarta- Prambanan Jalan yang melintasi kawasan ekonomi strategis Temon-Prambanan berfungsi sebagai jalur jalan selatan jawa yang mengurangi kepadatan pantura. Jalur ini memperkuat peran penting simpul orientasi arus perdagangan Yogyakarta dari tiga arah, yaitu timur (Solo ke Surabaya), utara (ke Semarang), barat (Purwokerto ke Bandung). f. Potensi unggulan lainnya Kabupaten Kulon Progo juga memiliki berbagai potensi unggulan lain yang memberikan keunggulan daya saing daerah yang bertumpu pada pemberdayaan ekonomi lokal, antara lain: komoditas pertanian unggulan daerah (padi, jagung, semangka, melon, cabe, bawang merah, buah Naga), industri (batik tulis/cap, serat alam, akar wangi), dan perkebunan (cengkeh, kopi, panili dan kakao). LKjIP Kabupaten Kulon Progo 6

17 Potensi pariwisata dibagi pada 2 (dua) kawasan yaitu: Kawasan Pantai dan Kawasan Pegunungan. Karena kawasan pantai arah pengembangan untuk investasi, maka pengembangan pariwisata diarahkan ke wilayah utara terutama untuk pengembangan obyek wisata Suroloyo yang hanya berjarak 7 km dengan Candi Borobudur, obyek wisata religius Sendangsono dan Waduk Sermo. Selain itu terdapat potensi investasi lainnya dan pembangunan infrastruktur antara lain: Pembangunan hotel berbintang dan Rencana Pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) Kondisi Perekonomian a. Pertumbuhan Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kulon Progo Tahun selalu mengalami pertumbuhan yang positif. Pada tahun 2014 berdasarkan perhitungan angka sangat sementara terjadi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kulon Progo 5,09%. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten selalu meningkat dan mengalami percepatan pada 5 tahun terakhir. 5,50 5,00 4,50 4,00 3,50 3,00 2,50 3,97 Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,01 5,05 5,09 4,95 3,06 2, Sumber data : BPS Kabupaten Kulon Progo, 2014, **angka sangat sementara perhitungan Bappeda Kabupaten Kulon Progo, 2015 Diagram 1.1 Grafik Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kulon Progo Tahun LKjIP Kabupaten Kulon Progo 7

18 b. Struktur Perekonomian Struktur perekonomian Kulon Progo pada tahun 2013 menunjukkan bahwa tiga sektor ekonomi yaitu sektor pertanian, sektor jasa-jasa, serta sektor perdagangan, hotel, dan restoran masih merupakan leading sector bagi perekonomian di Kulon Progo. Artinya bahwa ketiga sektor tersebut masih menjadi sektor yang dominan di Kabupaten Kulon Progo. Maju mundurnya sektorsektor tersebut secara umum akan sangat mempengaruhi perekonomian Kabupaten Kulon Progo. Dominasi ketiga sektor tersebut terhadap total pembentukan PDRB Kabupaten Kulon Progo yakni sebesar 62,78 persen. Sektor pertanian memegang kontribusi sebesar 23,87 persen, sektor jasa-jasa 22,64 persen, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 17,27 persen. Diagram Struktur Perekonomian Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013 Keuangan dan Lembaga Keuangan; 6,25 Pengangkutan dan Komunikasi; 8,46 Jasa-jasa; 22,64 Perdagangan, restoran dan hotel; 17,27 Pertanian; 22,87 Pertambangan dan Penggalian; 0,94 Industri Pengolahan; 14,01 Listrik, Gas dan Air Minum; 0,86 Konstruksi; 6,7 Sumber : BPS Kab. Kulon Progo, 2014 Diagram 1.2 Diagram Peranan Sektor PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013 Struktur ekonomi Kabupaten Kulon Progo mengarah pada kelompok sektor tersier dengan sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa memberikan kontribusi yang tertinggi. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 8

19 100% 80% 53,11 53,83 53,39 54,41 54,62 60% 40% 20% 0% 21,73 22,31 21,7 21,24 21,57 25,16 23,86 24,91 24,35 23, Sektor Primer Sektor Sekunder Sektor Tersier c. PDRB Perkapita Sumber : BPS Kab. Kulon Progo, 2014 Diagram 1.3 Grafik Distribusi Sektor PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Kulon Progo Tahun Nilai PDRB perkapita atas dasar harga berlaku Kabupaten Kulon Progo selalu meningkat selama 5 tahun terakhir, yang mengindikasikan terjadi peningkatan pendapatan rata-rata penduduk. PDRB atas dasar harga berlaku Tahun 2012 sebesar 4,196 triliun rupiah dengan jumlah penduduk sebesar jiwa, maka diperoleh PDRB per kapita sebesar Rp ,-.Sedangkan dilihat dari pertumbuhan rata-rata pendapatan, pada tahun 2011 PDRB perkapita atas dasar harga konstan sebesar Rp ,- menjadi Rp ,- pada tahun 2012 atau mengalami laju pertumbuhan 4,21%. Perkembangan tingkat PDRB Per kapita selama 5 tahun terakhir sebagai berikut: Tabel 1.1 Perkembangan PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Kulon Progo Tahun No. Tahun Nilai PDRB ADHB (Jutaan Rp) Nilai PDRB ADHK (Jutaan Rp) Penduduk Pertengahan Tahun *) Nilai PDRB Perkapita ADHB (Rp) Nilai PDRB Perkapita ADHK (Rp) LKjIP Kabupaten Kulon Progo 9

20 No. Tahun Nilai PDRB ADHB (Jutaan Rp) Nilai PDRB ADHK (Jutaan Rp) Penduduk Pertengahan Tahun *) Nilai PDRB Perkapita ADHB (Rp) Nilai PDRB Perkapita ADHK (Rp) ** Sumber : BPS Kab. Kulon Progo, 2014 (diolah), **angka sangat sementara perhitungan Bappeda Kabupaten Kulon Progo, 2015 d. Angka Kemiskinan Keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan dapat diukur dari tingkat kesejahteraan masyarakat juga dengan pemerataan hasil-hasil pembangunan. Pemerataan hasil-hasil pembangunan biasanya dikaitkan dengan pemerataan pendapatan dan masalah kemiskinan. Untuk melihat ketimpangan pendapatan penduduk, salah satu indikator yang sering dipakai adalah Rasio Gini. Sedangkan kemiskinan akan semakin meluas, jika perbedaan pendapatan antara penduduk kaya dan miskin semakin melebar. Adapun data Garis kemiskinan, Penduduk Miskin dan prosentasenya Kabupaten Kulon Progo pada Tahun pada tabel dibawah ini. Tabel 1.2 Garis Kemiskinan, Jumlah Penduduk Miskin, dan Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Kulon Progo Tahun Garis Kemiskinan Jumlah Penduduk Persentase No. Tahun (Rp.) Miskin (jiwa) (%) , , , , , , , ** ,02 Sumber data : BPS Kabupaten Kulon Progo, 2014, **angka sangat sementara perhitungan Bappeda Kabupaten Kulon Progo 2015 LKjIP Kabupaten Kulon Progo 10

21 e. Rasio Gini Rasio Gini Kabupaten Kulon Progo angka sangat sementara tahun 2014 sebesar 0,2828 lebih baik pemerataan pendapatan dibanding tahun 2013 sebesar 0,2959. Rasio Gini ini menunjukkan kriteria ketimpangan moderat (Ketimpangan rendah dengan nilai 0,0-0,3, ketimpangan moderat dengan nilai 0,3 0,5). Dengan adanya kenaikan indeks /nilai Rasio Gini di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2014 berarti ada penurunan dalam pemerataan pendapatan di Kabupaten Kulon Progo dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.adapun data Rasio Gini Kabupaten Kulon Progo sebagaimana pada tabel berikut. Tabel 1.3 Rasio Gini Kabupaten Kulon Progo Tahun No. Tahun Rasio Gini Kriteria Oshima ,2408 Ketimpangan Rendah ,3365 Ketimpangan Moderat ,3429 Ketimpangan Moderat ,2959 Ketimpangan Rendah ** 0,2828 Ketimpangan Rendah Sumber: BPS Kabupaten Kulon Progo, 2014, **angka sangat sementara perhitungan Bappeda Kabupaten Kulon Progo 2015 Besaran Rasio Gini Kabupaten Kulon Progo jika dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lain yang ada di DIY tampak pada tabel berikut. Tabel 1.4 Rasio Gini menurut Kabupaten/Kota di DIY Tahun No. Kabupaten/Kota Kulon Progo 0,2504 0,2408 0,3365 0,3429 0, Bantul 0,2513 0,2746 0,2963 0,3068 0, Gunungkidul 0,2389 0,2517 0,3010 0,3234 0, Sleman 0,2944 0,2758 0,2709 0,2783 0, Kota Yogyakarta 0,2327 0,2174 0,1937 0,1793 0, Provinsi D.I.Y 0,3112 0,3088 0,3149 0,3194 0, Nasional 0,36 0,33 0,385 0,4100 0,4130 Sumber: BPS Kabupaten Kulon Progo, 2014 LKjIP Kabupaten Kulon Progo 11

22 1.2.4 Kualitas Pembangunan Manusia Angka Harapan Hidup Kabupaten Kulon Progo untuk tahun 2014 sebesar 75,20 meningkat dibanding angka tahun 2013 sebesar 75,03 tahun. Dibanding kabupaten/kota lain di DIY pada tahun 2013 menempati posisi kedua setelah Sleman yang mencapai 75,79 tahun. Angka harapan hidup penduduk ini juga berada di atas rata-rata angka harapan hidup provinsi tercatat sebesar 73,62 tahun. Hal ini menunjukkan keberhasilan capaian pembangunan manusia bidang peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Kulon Progo. Pada tahun 2014, angka melek huruf penduduk dewasa Kabupaten Kulon Progo mencapai 94,09 meningkat dibanding angka tahun 2013 sebesar 93,13 persen. Dibanding kabupaten/kota lain di DIY pada tahun 2013 berada di atas Kabupaten Gunung Kidul dan Bantul dengan capaian angka melek huruf masing-masing sebesar 85,22 persen dan 92,81 persen. Namun capaian Kulon Progo masih berada di bawah Kota Yogyakarta sebesar 98,43 persen, dan Kabupaten Sleman sebesar 95,11 persen. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Kulon Progo tahun disajikan pada tabel berikut. Tabel 1.5 Indikator Komponen IPM Kabupaten Kulon Progo Tahun No. Uraian Angka Harapan Hidup 74,09 74,48 74,58 75,03 75,20 (tahun) 2 Angka Melek Huruf (%) 89,52 92,00 92,04 93,13 94,04 3 Rata-rata Lama Sekolah 7,89 8,37 8,37 8,37 8,52 (tahun) 4 Konsumsi Riil per kapita (000 Rp.) 629,50 631,42 634,34 635,95 638,11 Indeks IPM 1. Kesehatan 82,30 82,47 82,63 83,38 2. Pendidikan 78,68 79,93 79,96 80,69 3. Pendapatan 62,48 62,72 63,40 63,77 IPM 74,49 75,04 75,33 75,95 Reduksi Shortfall 2,74 2,16 1,17 2,50 Sumber: BPS Kabupaten Kulon Progo, 2014 LKjIP Kabupaten Kulon Progo 12

23 1.3 Struktur Organisasi Organisasi perangkat daerah sebagai wadah penyelenggaraan pemerintahan,pembangunan, dan pelayanan kemasyarakatan. Sruktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Kulon Progo mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah yang ditindaklanjuti melalui Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah, Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Daerah, Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kelurahan Wates dan Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan. Sekretariat Sekretariat Daerah Sekretariat DPRD Tabel 1.6 Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Kulon Progo Dinas Daerah Dinas Pendidikan Dinas Kesehatan Lembaga Teknis Daerah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Badan Kepegawaian Daerah Dinas Pendapatan Inspektorat Daerah Pengelolaan Keuangan dan Aset Dinas Pertanian dan Badan Pemberdy Kehutanan Masyarakat Pemdes Perempuan dan KB Dinas Perindustrian, Badan Penanaman Perdagangan, dan Modal dan Perizinan Energi Sumber Daya Terpadu Mineral Dinas Kelautan, Kantor Lingkungan Perikanan dan Hidup Peternakan Kecamatan Kecamatan Temon Kecamatan Wates Kecamatan Panjatan Kecamatan Galur Kecamataan Lendah Kecamatan Kokap Lainnya RSUD Wates Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kelurahan Wates Satuan Polisi Pamong Praja LKjIP Kabupaten Kulon Progo 13

24 Sekretariat Dinas Daerah Lembaga Teknis Daerah Dinas Pekerjaan Kantor Ketahanan Umum Pangan dan Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kecamatan Kecamatan Pengasih Dinas Perhubungan Kantor Kesatuan Kecamatan Komunikasi dan Bangsa dan Politik Sentolo Informatika Dinas Kebudayaan Kantor Perpustakaan Kecamatan Pariwisata Pemuda dan Arsip Daerah Girimulyo dan Olah Raga Dinas Sosial Tenaga Kecamatan Kerja dan Nanggulan Transmigrasi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan Samigaluh Dinas Koperasi dan Kecamatan Usaha Mikro Kecil Kalibawang Menengah Sumber: Sekretariat Daerah Kabupaten Kulon Progo, 2015 Lainnya Sementara itu, untuk meningkatkan kinerja Dinas Daerah dibentuk Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 5 tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo sebanyak 21 UPTD Organisasi perangkat daerah lainnnya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wates, untuk menyesuaikan peningkatan kelas dari kelas C menjadi B pada tahun 2010 telah diubah dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wates. Sedangkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah dibentuk dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 11 Tahun 2010 tentang Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Bada ini dibentuk untuk mengantisipasi bencana di Kabupaten Kulon Progo yang merupakan daerah rawan bencana. Kelurahan Wates dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kelurahan Wates. Satuan Polisi LKjIP Kabupaten Kulon Progo 14

25 Pamong Praja berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 17 Tahun 2012 Pamong Praja. tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi 1.4 Isu-Isu Strategis Isu strategis merupakan kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) di masa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu trategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang. Dengan mendasarkan pada gambaran umum geografis, ekonomi dan kualitas pembangunan manusia serta potensi unggulan daerah diatas, maka isu-isu strategis yang dihadapi Kabupaten Kulon Progo sebagai berikut : a. Kualitas Sumberdaya Manusia yang masih relatif rendah b. Tingkat kemiskinan yang relatif tinggi c. Pendapatan masyarakat relatif rendah d. Kebutuhan pelayanan infrastruktur semakin meningkat e. Peluang investasi semakin meningkat f. Potensi penurunan kualitas SDA dan bencana yang tinggi LKjIP Kabupaten Kulon Progo 15

26 BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 Rencana Strategik Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran a. Visi Visi Pemerintah Kabupaten Kulon Progo sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kulon Progo Tahun yaitu: Terwujudnya Kabupaten Kulon Progo yang sehat, mandiri, berprestasi, adil, aman dan sejahtera berdasarkan iman dan taqwa. Visi Kabupaten Kulon Progo merupakan kondisi yang diharapkan dapat memotivasi seluruh elemen masyarakat dalam melakukan aktivitasnya. Pernyataan visi Kabupaten Kulon Progo tersebut mempunyai pemahaman sebagai berikut: - Pembangunan lima tahun mendatang diharapkan mampu meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, baik sehat jasmani, rohani maupun sehat dalam pengertian masyarakat mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan hidupnya dalam lingkungan yang bersih dan nyaman. Sehat dalam bidang ekonomi, sehat birokrasi, sehat semua program pembangunan termasuk sehat dalam kehidupan sosial politik dan sosial budaya. Demikian juga lima tahun kedepan diharapkan akan terwujud peningkatan kualitas aparatur dan kelembagaan pemerintahan sehingga mampu memberikan pelayanan prima, dengan prinsip transparan, dan akuntabel. (SEHAT) - Pembangunan lima tahun mendatang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia dan masyarakat serta wilayah dalam rangka memenuhi kebutuhan sendiri dengan fokus utama kemandirian dalam bidang ekonomi. (MANDIRI) LKjIP Kabupaten Kulon Progo 16

27 - Pembangunan diberbagai sektor lima tahun mendatang diharapkan dapat mencerminkan pemerintahan dan masyarakat yang mampu berinovasi dengan etos kerja tinggi sehingga mampu menciptakan pemerintahan yang inovatif dan produk daerah berdaya saing tinggi. Tercapainya nilai obyektif yang tinggi dari penilaian indikator kinerja pembangunan di berbagai bidang baik dari sisi output, outcome, benefit dan impact. (BERPRESTASI) - Pembangunan lima tahun mendatang diharapkan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat dalam segala bidang kehidupan yang bermuara pada upaya perwujudan kesejahteraan. (ADIL) - Pembangunan lima tahun mendatang diharapkan dapat mewujudkan suatu keadaan tata kehidupan masyarakat yang tertib dan tentram, sehingga diharapkan masyarakat dapat melangsungkan kehidupan dengan tenang dan damai, yang menjamin terselenggaranya pembangunan. (AMAN) - Pembangunan yang akan dilaksanakan pada lima tahun mendatang diharapkan mampu mewujudkan suatu keadaan masyarakat yang tercukupi kebutuhan dasar baik sandang, pangan, papan, pelayanan pendidikan, kesehatan maupun memiliki pendapatan secara layak. Mewujudkan keluarga yang mampu mengatur kebutuhan secara proposional dan seimbang sehingga mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap keadaan yang tidak normal. (SEJAHTERA) - Pembangunan lima tahun mendatang diharapkan mampu mewujudkan masyarakat dan aparatur yang mempunyai nurani moralitas serta kepekaan sosial yang tinggi, harga diri dan martabat yang tinggi dengan dasar keyakinan akan kebenaran ajaran dan nilai-nilai agama yang menjadi pedoman dan tuntunan dalam menjalankan kehidupan. (BERDASARKAN IMAN DAN TAQWA). Visi Kabupaten Kulon Progo selanjutnya dijabarkan ke dalam misi dan untuk mewujudkan misi tersebut menjadi tanggungjawab seluruh lapisan masyarakat Kulon Progo. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 17

28 b. Misi Untuk mencapai visi Kabupaten Kulon Progo tahun ditetapkan 6 misi pembangunan sebagai berikut: 1) Misi Mewujudkan sumberdaya manusia berkualitas tinggi dan berakhlak mulia melalui peningkatan kemandirian, kompetensi, ketrampilan, etos kerja, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan dan kualitas keagamaan. Sumberdaya manusia sebagai subyek dan obyek pembangunan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan dan mewujudkan keberhasilan pembangunan. Sebagai subyek pembangunan dibutuhkan sumberdaya manusia yang cerdas, sehat dan produktif untuk mencapai tujuan pembangunan yang diinginkan melalui pembangunan pendidikan dan kesehatan. Pembangunan pendidikan harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Pembangunan kesehatan mempunyai peranan penting dalam menghasilkan sumberdaya manusia yang sehat dan produktif sebagai investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi dan penanggulangan kemiskinan. Sebagai obyek pembangunan, sumberdaya manusia harus dapat menikmati hasil-hasil pembangunan dalam bentuk peningkatan kualitas kehidupan yang tercermin dalam menurunnya angka kemiskinan dan pengangguran. Untuk mewujudkan SDM bermartabat dibutuhkan SDM yang senantiasa ingin meningkatkan nilai-nilai yang terkandung di dalam ajaran agama yang mengarah kepada upaya peningkatan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2) Misi Mewujudkan peningkatan kapasitas kelembagaan dan aparatur pemerintahan yang berorientasi pada prinsip-prinsip clean government dan good governance. Good public governance mengandung makna penyelenggaraan pemerintahan yang bersih (clean government), demokratis dan efektif. Prinsip-prinsip good public governance meliputi wawasan ke depan (visioner), keterbukaan dan transparansi, partisipasi masyarakat, tanggung gugat, supremasi hukum, demokrasi, profesionalisme dan kompetensi, daya tanggap, efisiensi dan efektivitas, desentralisasi, kemitraan LKjIP Kabupaten Kulon Progo 18

29 dengan dunia usaha, komitmen pada pengurangan kesenjangan, komitmen pada perlindungan lingkungan hidup dan komitmen pada pasar yang fair. Dengan prinsip-prinsip tersebut diharapkan akan tercipta tata pemerintahan yang baik sehingga mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. 3) Misi Mewujudkan kemandirian ekonomi daerah yang berbasis pada pertanian dalam arti luas, industri dan pariwisata yang berdaya saing dan berkelanjutan bertumpu pada pemberdayaan masyarakat. Untuk mewujudkan kemandirian ekonomi daerah dibutuhkan pengembangan keunggulan ekonomi yang berbasis pada pertanian dalam arti luas, industri dan pariwisata yang menghasilkan produk-produk berdaya saing tinggi dengan memperhatikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Dengan demikian setiap program pengembangan ekonomi harus ditujukan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat. 4) Misi Meningkatkan pelayanan infrastruktur wilayah. Infrastruktur merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi karena secara langsung peningkatan infrastruktur mampu mendorong kelancaran distribusi barang dan jasa, sehingga secara tidak langsung mampu meningkatkan nilai tambah produk yang dihasilkan. Dengan demikian ketersediaan infrastruktur akan berpengaruh pada peningkatan kesejahteraan Masyarakat. 5) Misi Mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan secara optimal dan berkelanjutan. Berdasarkan peran ganda sumberdaya alam sebagai modal pertumbuhan ekonomi dan sebagai sistem penopang kehidupan maka untuk mencapai tingkat kesejahteraan rakyat yang adil dan bermartabat, pemanfaatan sumberdaya alam harus dikelola secara optimal dan berkelanjutan. Sebagai daerah dengan potensi pertanian sebagai basis ekonomi daerah maka sumberdaya alam merupakan tulang punggung utama perekonomian. Oleh karena itu, pemanfaatan sumberdaya alam berwawasan lingkungan akan menjamin keberlanjutan pembangunan ekonomi yang memberikan peningkatan pendapatan. Selain itu, dengan konfigurasi fisik wilayah yang rawan terhadap kerusakan lingkungan dan bencana alam, pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal dan berkelanjutan akan menghindarkan wilayah dari kerusakan lingkungan dan bencana alam. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 19

30 6) Misi Mewujudkan ketentraman dan ketertiban melalui kepastian, perlindungan dan penegakan hukum. Ketentraman dan ketertiban merupakan kondisi yang diharapkan masyarakat agar dapat melangsungkan kehidupan dengan tenang dan damai, dan merupakan jaminan bagi terselenggaranya pembangunan untuk mewujudkan harapan dan cita-cita bersama. Kondisi yang tenteram dan tertib akan terwujud apabila terdapat kesadaran kolektif dan komitmen patuh dari seluruh stakeholder pembangunan terhadap berbagai ketentuan yang telah disepakati bersama, yang direalisasikan dalam bentuk ketaatan dan kepatuhan hukum. Penegakan hukum dan ketertiban merupakan faktor yang sangat penting dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan bermartabat. Oleh karena itu, penegakan hukum harus dilaksanakan secara konsekuen dan adil tanpa diskriminasi. Selain itu, faktor penting bagi terpeliharanya stabilitas kehidupan yang tentram, tertib dan dinamis adalah adanya rasa saling percaya dan harmoni dari seluruh stakeholder pembangunan. c. Tujuan Tujuan pembangunan daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan 5 (lima) tahun kedepan adalah : 1) Terwujudnya sumberdaya manusia yang berkualitas dan berakhlak mulia; 2) Terwujudnya iklim yang kondusif bagi pengembangan ketenagakerjaan dan penurunan angka pengangguran; 3) Terwujudnya pelestarian nilai-nilai budaya; 4) Terwujudnya kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik yang transparan, akuntabel dan partisipatif; 5) Meningkanya pendapatan masyarakat dan daya saing daerah; 6) Terpenuhinya pelayanan infrastruktur wilayah; 7) Terwujudnya pengelolaan sumberdaya air, sumberdaya lahan, sumberdaya hutan, sumberdaya pesisir berdasarkan azas konservasi, efisien dan lestari; 8) Menciptakan kondisi masyarakat yang tentram dan tertib melalui kepastian, perlindungan dan penegakan hukum. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 20

31 d. Sasaran Sasaran yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun mengacu pada Misi yang telah ditetapkan yaitu : 1) Misi : Mewujudkan sumberdaya manusia berkualitas tinggi dan berakhlak mulia melalui peningkatan kemandirian, kompetensi, ketrampilan, etos kerja, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan dan kualitas keagamaan, dengan sasaran : a. Meningkatnya derajat pendidikan masyarakat; b. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat; c. Meningkatnya keberdayaan masyarakat; d. Meningkatnya keterserapan tenaga kerja; e. Meningkatnya pengembangan dan pelestarian nilai-nilai budaya. 2) Misi : Mewujudkan peningkatan kapasitas kelembagaan dan aparatur pemerintahan yang berorientasi pada prinsip-prinsip clean government dan good governance, dengan sasaran Meningkatnya kapasitas kelembagaan dan aparatur pemerintahan. 3) Misi : Mewujudkan kemandirian ekonomi daerah yang berbasis pada pertanian dalam arti luas, industri dan pariwisata yang berdaya saing dan berkelanjutan bertumpu pada pemberdayaan masyarakat, dengan Sasaran : a. Meningkatnya kinerja ekonomi dan pendapatan masyarakat; b. Meningkatnya daya saing investasi daerah; c. Meningkatnya kunjungan wisatawan. 4) Misi : Meningkatkan pelayanan infrastruktur wilayah, dengan sasaran Meningkatnya pelayanan infrastruktur yang mendukung pengembangan wilayah. 5) Misi : Mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan secara optimal dan berkelanjutan, dengan sasaran Meningkatnya perlindungan dan konservasi sumberdaya alam. 6) Misi : Mewujudkan ketentraman dan ketertiban melalui kepastian, perlindungan dan penegakan hukum, dengan sasaran Terwujudnya masyarakat yang tenteram dan tertib berdasarkan kesadaran hukum. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 21

32 Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja No Sasaran Strategik Indikator Sasaran Satuan 1 Meningkatnya derajat pendidikan masyarakat 2 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat 3 Meningkatnya keberdayaan masyarakat 4 Meningkatnya keterserapan tenaga kerja 5 Meningkatnya pengembangan dan pelestarian nilai-nilai budaya 6 Meningkatnya kapasitas kelembagaan dan aparatur pemerintahan 7 Meningkatnya kinerja ekonomi dan pendapatan masyarakat 8 Meningkatnya daya saing investasi daerah Kondisi Awal 2011 Target 2016 Rata-rata Lama Sekolah Tahun 8,37 8,40 Angka Melek Huruf Persen 92,04 92,20 Persentase akses dan mutu pendidikan Persen 91,05 91,53 Angka Harapan Hidup Tahun 74,58 74,98 Angka Kematian Ibu ,74 53,21 kelahiran hidup Angka Kematian Bayi ,10 7,96 kelahiran hidup Angka kemiskinan Persen 23,32 19,27 Angka pengangguran Persen 3,91 1,93 Persentase partisipasi masyarakat dalam pengembangan dan pelestarian budaya Persen 78,63 100,00 Nilai evaluasi kinerja Skor 0-4 3,216 3,300 penyelenggaraan pemerintahan daerah Nilai akuntabilitas Nilai C B kinerja Akuntabilitas Opini BPK WDP WTP pengelolaan keuangan daerah Pertumbuhan Ekonomi % 5,01 5,39 Pendapatan perkapita Rp penduduk (Atas Dasar Harga Konstan) Rasio Gini Indeks 0,3429 0,3320 Nilai realisasi investasi Rp (PMA/PMDN) (Jutaan Rupiah) Persentase peningkatan Persen 9,13 10,11 kunjungan wisata Persen 73,41 82,28 9 Meningkatnya kunjungan wisatawan 10 Meningkatnya Persentase peningkatan pelayanan infrastruktur pelayanan infrastrukur yang mendukung daerah LKjIP Kabupaten Kulon Progo 22

33 No Sasaran Strategik Indikator Sasaran Satuan pengembangan wilayah 11 Meningkatnya perlindungan dan konservasi sumberdaya alam 12 Terwujudnya masyarakat yang tenteram dan tertib, berdasarkan kesadaran atas hukum Persentase kesesuaian pemanfaatan ruang Indeks kualitas lingkungan hidup Persentase penurunan pelanggaran hukum daerah Kondisi Awal 2011 Target 2016 Persen 70,43 81,07 Indeks 71,33 71,85 Persen -5,50 4, Strategi, Arah Kebijakan dan Program Berdasarkan visi, misi serta tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka upaya pencapaiannya kemudian dijabarkan secara lebih sistematis melalui perumusan strategi, arah kebijakan, dan program. Selain itu, untuk mengukur capaian kinerja, maka dirumuskan indikator sebagai tolok ukur kinerja. a. Strategi Strategi yang ditempuh untuk mencapai misi adalah sebagai berikut : 1) Strategi untuk mencapai misi Mewujudkan sumberdaya manusia berkualitas tinggi dan berakhlak mulia melalui peningkatan kemandirian, kompetensi, ketrampilan, etos kerja, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan dan kualitas keagamaan a. Peningkatan akses dan kualitas pendidikan serta ketrampilan masyarakat untuk pengembangan sumberdaya lokal b. Peningkatan akses dan kualitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan c. Peningkatan keberdayaan masyarakat d. Pengembangan kapasitas dan kompetensi ketenagakerjaan e. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengembangan dan pelestarian nilai-nilai budaya 2) Strategi untuk mencapai misi 2 : Mewujudkan peningkatan kapasitas kelembagaan dan aparatur pemerintahan yang berorientasi pada prinsip- LKjIP Kabupaten Kulon Progo 23

34 prinsip clean government dan good governance adalah Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan pemerintahan 3) Strategi untuk mencapai misi : Mewujudkan kemandirian ekonomi daerah yang berbasis pada pertanian dalam arti luas, industri dan pariwisata yang berdaya saing dan berkelanjutan bertumpu pada pemberdayaan masyarakatadalah : a. Pengembangan pertanian, kelautan dan perikanan, perdagangan, industri dan koperasi yang berorientasi pada peningkatan ketahanan pangan, produktivitas, pendapatan dan daya saing produk. b. Peningkatan daya tarik investasi dan pariwisata dengan mengedepankan peran serta masyarakat. 4) Strategi untuk mencapai misi : Meningkatkan Pelayanan Infrastruktur Wilayah adalah Meningkatkan Aksesibilitas masyarakat. 5) Strategi untuk mencapai misi : Mewujudkan Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Secara Optimal dan Berkelanjutan adalah: a. Pengembangan penataan ruang secara berkelanjutan yang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. b. Pelestarian kualitas lingkungan hidup menuju pembangunan berkelanjutan. 6) Strategi untuk mencapai misi : Mewujudkan ketentraman dan ketertiban melalui kepastian, perlindungan dan penegakan hukum adalah: a. Peningkatan pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil. b. Pengembangan tata kehidupan masyarakat yang mengedepankan supremasi hukum. c. Peningkatan kapasitas sumberdaya dalam penanggulangan bencana. b. Arah Kebijakan 1) Arah kebijakan untuk mewujudkan Sumberdaya Manusia Berkualitas Tinggi Dan Berakhlak Mulia Melalui Peningkatan Kemandirian, Kompetensi, Ketrampilan, Etos Kerja, Tingkat Pendidikan, Tingkat Kesehatan dan Kualitas Keagamaan a. Meningkatkan Rata-rata Lama Sekolah dari 8,37 tahun menjadi 8,40 tahun b. Meningkatkan Angka Melek Huruf dari 92,00 persen menjadi 92,20 persen LKjIP Kabupaten Kulon Progo 24

35 c. Meningkatkan akses dan mutu pendidikan dari 89,96 persen menjadi 91,33 persen d. Meningkatkan Angka Harapan Hidup dari 74,48 tahun menjadi 74,98 tahun e. Menurunkan Angka Kematian Ibu dari 105,06 menjadi 53,21 per Kelahiran f. Menurunkan Angka Kematian Bayi dari 12,78 menjadi 7,96 per Kelahiran Hidup g. Menurunkan Angka Kemiskinan dari 23,62 persen menjadi 19,52 persen h. Menurunkan Angka Pengangguran dari 3,47 persen menjadi 2,80 persen i. Meningkatkan persentase pengembangan dan pelestarian budaya 77,80 persen menjadi 100 persen 2) Arah kebijakan untuk mewujudkan peningkatan kapasitas kelembagaan dan aparatur pemerintahan yang berorientasi pada prinsip-prinsip clean government dan good governance a. Meningkatkan nilai evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah dari 2,952 menjadi 3,300. b. Meningkatkan nilai akuntabilitas kinerja Pemerintah dari C menjadi B. c. Meningkatkan opini pengelolaan keuangan daerah dari Wajar Dengan Pengecualian (WDP) menjadi Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). 3) Arah kebijakan untuk mewujudkan kemandirian ekonomi daerah yang berbasis pada pertanian dalam arti luas, industri dan pariwisata yang berdaya saing dan berkelanjutan bertumpu pada pemberdayaan masyarakat a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari 4,95% menjadi 5,41%. b. Meningkatkan pendapatan perkapita penduduk dari Rp ,- menjadi Rp ,-. c. Meningkatkan pemerataan pendapatan penduduk dari rasio gini 0,3365 menjadi 0,3320 d. Meningkatkan nilai investasi PMA/PMDN sebesar Rp ,- menjadi Rp ,-. e. Meningkatkan persentase peningkatan kunjungan wisata dari -3,84 persen menjadi 10,11 persen. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 25

36 4) Kebijakan Untuk Meningkatkan Pelayanan Infrastruktur Wilayah Meningkatkan persentase peningkatan pelayanan infrastruktur daerah dari 64,26 persen menjadi 77,43 persen. 5) Kebijakan untuk Mewujudkan Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Secara Optimal dan Berkelanjutan a. Menurunkan luas lahan kritis dari 9,56 persen menjadi 8,38 persen. b. Meningkatkan kesesuaian pemanfaatan ruang kesesuaian pemanfaatan ruang dari 70,43 persen menjadi 81,07 persen c. Meningkatkan luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) publik perkotaan dari 13,79 persen menjadi 13,84 persen d. Meningkatkan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup dari 67,37 menjadi 66,17 6) Kebijakan untuk Mewujudkan ketentraman dan ketertiban melalui kepastian, perlindungan dan penegakan hukum Meningkatkan persentase pelanggaran hukum yang diselesaikan dari 69,50 persen menjadi 75,00 persen Program Program untuk mewujudkan capaian keberhasilan misi pembangunan, Pemerintah Daerah telah menetapkan program pembangunan menurut sasaran yang terdiri dari: 1) Sasaran Meningkatnya derajat Pendidikan Masyarakat terdiri dari Programprogram : a. Program Pendidikan Anak Usia Dini b. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar c. Program Pendidikan Menengah d. Program Pendidikan Non Formal e. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan f. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan g. Program Peningkatan Peran Serta Pelajar h. Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan LKjIP Kabupaten Kulon Progo 26

37 2) Sasaran Meningkatnya derajat kesehatan Masyarakat terdiri dari programprogram : a. Program Pelayanan Medis b. Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat c. Program Pengembangan Kesehatan d. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rujukan e. Program Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan f. Program Keluarga Berencana g. Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah raga h. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olah raga i. Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan 3) Sasaran Meningkatnya Keberdayaan Masyarakat terdiri dari program-program : a. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak b. Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Jender dalam Pembangunan c. Program Perlindungan dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) d. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial e. Program Penguatan Kelembagaan Masyarakat f. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat g. Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi 4) Sasaran Meningkatnya Keterserapan Tenaga Kerja terdiri dari program-program: a. Program Peningkatan Kesempatan Kerja b. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja c. Program Perlindungan Ketenagakerjaan 5) Sasaran Meningkatnya Pengembangan dan Pelestarian Nilai-Nilai Budaya terdiri dari program-program : a. Program Pengembangan Nilai Budaya b. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya dan Keragaman Budaya 6) Sasaran Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan dan Aparatur Pemerintahan terdiri dari program-program : a. Program Perencanaan Pembangunan Daerah b. Progam Kerjasama Pengembangan Iptek c. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran LKjIP Kabupaten Kulon Progo 27

38 d. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Perkantoran e. Program Peningkatan Kapasitas SDM SKPD f. Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Kinerja g. Program Perencanaan Pembangunan Daerah h. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah i. Program Peningkatan Pelayanan KDH/wakil KDH j. Program Penataan dan Penguatan Organisasi k. Program Pengembangan Pelayanan Publik l. Program Perumusan dan Pengendalian Kebijakan Daerah m. Program Peningkatan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah n. Program peningkatan pelayanan Kecamatan o. Program peningkatan pelayanan Kelurahan p. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal q. Program Pengembangan Kapasitas Otonomi Daerah r. Program Peningkatan Kerjasama Antar Daerah s. Program Peningkatan Kualitas Pengadaan Barang/Jasa t. Program Pembinaan BUMD/Desa dan Lembaga Keuangan Non Bank u. Program Pengembangan Komunikasi, Informatika dan Media massa v. Program Peningkatan Pelayanan Kemasyarakatan w. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur x. Program Pengelolaan Sumberdaya Aparatur y. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah z. Program Pengembangan Kapasitas Otonomi Desa aa. Program Pengembangan Data/ Informasi/ Statistik bb. Program Peningkatan Pengelolaan Kearsipan 7) Sasaran Meningkatnya Kinerja Ekonomi dan Pendapatan Masyarakat terdiri dari program-program : a. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi b. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah c. Program Peningkatan Ketahanan Pangan d. Program Pemberdayaan Penyuluhan e. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan LKjIP Kabupaten Kulon Progo 28

39 f. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan g. Program Penyediaan Sarana dan Prasarana Pertanian/Perkebunan h. Program Peningkatan Mutu dan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan i. Program Penyediaan Sarana dan Prasarana Peternakan j. Program Peningkatan Mutu dan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan k. Program Pencegahan dan penanggulangan Penyakit Ternak l. Program Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Hutan m. Program Pengembangan Pariwisata n. Program Pengembangan Budidaya Perikanan o. Program Pengembangan Perikanan Tangkap p. Program Peningkatan Mutu dan Pemasaran Produk Perikanan q. Program Pembinaan dan Penataan Pasar tradisional r. Program Pengembangan Usaha Perdagangan s. Program Pengembangan Industri 8) Sasaran Meningkatnya daya saing investasi daerah terdiri dari program-program: a. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi b. Program Peningkatan kualitas Pelayanan Publik 9) Sasaran Meningkatnya kunjungan wisatawan terdiri dari Program Pengembangan Pariwisata 10) Sasaran Meningkatnya pelayanan infrastruktur yang mendukung pengembangan wilayah terdiri dari program-program : a. Program Pembangunan dan Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan c. Program Pembangunan, Rehabilitasi Saluran Drainase dan Gorong-Gorong d. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya e. Program Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sumber Daya air f. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan g. Program peningkatan Sarana Prasarana Gedung Kantor dan Bangunan Umum h. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah i. Program Pembinaan Jasa Konstruksi j. Program Pengembangan Perumahan LKjIP Kabupaten Kulon Progo 29

40 k. Program Lingkungan Sehat Perumahan l. Program Peningkatan Sarana Prasarana Perhubungan m. Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu-Lintas n. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan o. Program Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah p. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi q. Pengembangan Kegeologian dan Energi. 11) Sasaran Meningkatnya Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam terdiri dari program-program : a. Program Pembangunan Infrastruktur Perkotaan b. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan c. Program Perencanaan Tata Ruang d. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang e. Program Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam f. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup g. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan h. Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Perikanan dan Kelautan i. Program Pengusahaan dan Pengawasan Pertambangan j. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan k. Program Penanggulangan Dini Bencana l. Program Tanggap Darurat Bencana m. Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana 12) Sasaran Terwujudnya masyarakat yang tenteram dan tertib, berdasarkan kesadaran atas hukum terdiri dari program-program : a. Program Penataan Administrasi Kependudukan b. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan c. Program Peningkatan Wawasan Kebangsaan dan Politik Masyarakat d. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan e. Program Pelayanan Bantuan Hukum LKjIP Kabupaten Kulon Progo 30

41 2.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2014 No Berdasarkan pada dokumen RPJMD Tahun dan Indikator Kinerja Utama, maka ditetapkan Perjanjian Kinerja Tahun 2014 yang telah sesuai dengan dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan dokumen RPJMD sebagai berikut Sasaran 1. Meningkatnya derajat pendidikan masyarakat 2. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat 3. Meningkatnya Keberdayaan Masyarakat 4. Meningkatnya keterserapan Tenaga Kerja 5. Meningkatnya Pengembangan dan Pelestarian Nilai-Nilai Budaya 6. Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan dan Aparatur Pemerintah 7. Meningkatnya Kinerja Ekonomi dan Pendapatan Masyarakat 8. Meningkatnya Daya Saing Investasi Daerah 9. Meningkatnya Kunjungan Wisatawan Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2014 Kinerja Indikator Target Rata-rata lama sekolah 8,38 tahun Angka Melek Huruf 92,12% Persentase Akses dan Mutu 90,97% Pendidikan Angka Harapan Hidup 74,78 tahun Angka Kematian Ibu per ,67 Kelahiran Hidup Angka Kematian Bayi per ,32 Kelahiran Hidup Angka Kemiskinan 21,27% Angka Pengangguran 2,54% Persentase Partisipasi Masyarakat 81,55% dalam Pengembangan dan Pelsetarian Budaya. Nilai Evaluasi Kinerja 3,25 Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Nilai Akuntabilitas Kinerja 3 (CC) Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan 4 (WTP) Daerah (Opini BPK) Pertumbuhan Ekonomi 5,12 Pendapatan Perkapita Penduduk (Atas Dasar Harga Konstan) Rasio Gini 0,3400 Nilai Realisasi Investasi (PMA/PMDN) (Jutaan rupiah) Persentase Peningkatan Kunjungan 3,36 Wisata LKjIP Kabupaten Kulon Progo 31

42 No Sasaran 10. Meningkatnya Pelayanan Infrastruktur yang Mendukung Pengembangan Wilayah 11. Meningkatnya Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam Kinerja Indikator Persentase Peningkatan Pelayanan Infrastruktur Daerah Target 77,5% Persentase Kesesuaian Pemanfaatan 79,47 Ruang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 71, Terwujudnya Masyarakat yang Tenteram dan Tertib, berdasarkan Kesadaran Atas Hukum Persentase Penurunan Pelanggaran Hukum Daerah 3,36 LKjIP Kabupaten Kulon Progo 32

43 BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA S esuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kulon Progo Tahun , terdapat 12 Sasaran. Berdasarkan dari hasil pengukuran Kinerja Sasaran dapat disimpulkan bahwa dari 11 Sasaran dapat dicapai dengan Sangat Berhasil dan 1 Sasaran Tidak Berhasil, dengan skala pengukuran kinerja sebaga berikut : Tabel 3.1 Skala Pengukuran Kinerja No. Nilai Skala Pengukuran Kinerja s/d 100 Sangat Berhasil s/d < 85 Berhasil s/d < 70 Kurang Berhasil 4. < 55 Tidak Berhasil 3.1 Capaian Kinerja Organisasi Pengukuran target dari sasaran strategis yang telah ditetapkan adalah dilakukan dengan membandingkan antara terget kinerja dengan realisasi kinerja. Kriteria penilaian yang diuraikan dalam tabel 3.2 selanjutnya akan dipergunakan untuk mengukur kinerja Pemerintah Kabupaten Kulon Progo untuk Tahun Pencapaian IKU Bupati Tahun 2014 secara ringkas ditunjukkan pada tabel berikut : LKjIP Kabupaten Kulon Progo 33

44 No Sasaran Indikator Kinerja Tabel 3.2 Pencapaian IKU Bupati Tahun 2014 Satuan Capaian 2013 Target Capaian 2014 Realisa si % Target Akhir RPJMD Tahun 2016 Capai an s/d 2014 terha dap Meningkatnya Rata-rata tahun 8,37 8,38 8,52 101,67 8,4 101,43 derajat pendidikan masyarakat lama sekolah** Angka Melek Persen 92,08 92,12 94,09 102,14 92,20 102,05 Huruf** Persentase Akses dan Mutu Pendidikan Persen 89,96 90,97 91,91 101,03 91,53 100,42 2. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat 3. Meningkatnya Keberdayaan Masyarakat Angka Harapan Hidup** Angka Kematian Ibu Angka Kematian Bayi Angka Kemiskinan* * Tahun 74,68 74,78 75,20 100,56 74,98 100,29 per kelahiran hidup 131,5 93,67 94,25 99,38 53,21 22,87 per kelahiran hidup 18,00 12,32 11,50 106,63 7,96 55,49 Persen 21,39 21,27 19,02 110,58 19,27 101,30 4. Meningkatnya keterserapan Tenaga Kerja Angka Penganggura n** Persen 2,94 2,54 2,88 86,61 1,93 50,78 5. Meningkatnya Pengembangan dan Pelestarian Nilai-Nilai Budaya. 6. Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan dan Aparatur Pemerintah. Persentase Partisipasi Masyarakat dalam Pengembang an dan Pelsetarian Budaya Nilai Evaluasi Kinerja Penyelengga raan Pemerintaha n Daerah* Persen 78,63 81,55 75,83 92,99 100,00 75,83 Skore 0-4 3,225 3,25 3,2 98,89 3,215 97,39 LKjIP Kabupaten Kulon Progo 34

45 No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Capaian 2013 Target Capaian 2014 Realisa si % Target Akhir RPJMD Tahun 2016 Capai an s/d 2014 terha dap Nilai Nilai C CC B 133,33 B 100 Akuntabilitas Kinerja (AA=6, A=5, B=4, CC=3, C=2, D=1)* Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah (WTP=4, WDP=3, Disclaimer = 2)* Opini BPK WTP WTP WTP 100, ,00 7. Meningkatnya Kinerja Ekonomi dan Pendapatan Masyarakat. 8. Meningkatnya Daya Saing Investasi Daerah 9. Meningkatnya Kunjungan Wisatawan 10. Meningkatnya Pelayanan Infrastruktur yang Mendukung Pengembangan Wilayah 11. Meningkatnya Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Ala Pertumbuha n Ekonomi** Pendapatan PerkapitaPen duduk (Atas Dasar Harga Konstan)** Rp. 5,05 5,12 5,09 99,41 5,39 94,43 Juta Rp. 5,334 5,334 5, ,26 5,820 91,89 Rasio Gini** Indeks 0,3400 0,3375 0, ,21 0, ,82 Nilai Realisasi Investasi (PMA/PMDN ) Persentase Peningkatan Kunjungan Wisata Persentase Peningkatan Pelayanan Infrastruktur Daerah Persentase Kesesuaian Pemanfaatan Ruang Juta Rupiah , ,38 Persen 10,48 9,95-0,45-4,52 10,11-4,45 Persen 75,41 77,5 83,94 108,31 82,28 102,02 Persen 78,69 79,47 79,55 100,10 81,07 98,13 LKjIP Kabupaten Kulon Progo 35

46 No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Capaian 2013 Target Capaian 2014 Realisa si % Target Akhir RPJMD Tahun 2016 Capai an s/d 2014 terha dap Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Indeks 71,46 71,59 76,44 106,77 71,85 106, Terwujudnya Persentase Persen -12,80 3,36 6, ,55 148,02 Masyarakat yang Tenteram dan Tertib, berdasarkan Kesadaran atas Hukum Penurunan Pelanggaran Hukum Daerah Catatan : *Untuk indikator Nilai Akuntabilitas Kinerja, merupakan capaian kinerja tahun 2013, karena realisasi kinerja tahun 2014 baru bisa dilihat pada tahun ** untuk sumber data BPS hasil sangat sementara perhitungan Bappeda Kulon Progo Tahun Indikator Kinerja Utama (IKU) Bupati Tahun 2014 yang berjumlah 21 indikator, 20 Indikator Kinerja telah memenuhi kriteria Sangat Berhasil sebesar 95,24%, dan 1 indikator kinerja kriteria Tidak Berhasil sebesar 4,76% yang digambarkan pada diagram berikut : Capaian Indikator Kinerja Utama Bupati Tahun Sangat Berhasil Berhasil Kurang Berhasil Tidak Berhasil 20 Diargam 3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama Bupati Tahun 2014 LKjIP Kabupaten Kulon Progo 36

47 3.2 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Bagian ini akan manganalisis dan menguraikan evaluasi dan analisis capaian kinerja yang menjelaskan capaian kinerja secara umum sebagaimana sudah diuraikan dalam bab sebelumnya. Penyajian untuk sub bab ini akan disajikan per sasaran strategis Sasaran Strategis Meningkatnya Derajat Pendidikan Masyarakat Urusan pendidikan merupakan salah satu urusan yang memiliki kedudukan penting dalam meningkatkan kualitas masyarakat. Meningkatnya kualitas derajat pendidikan masyarakat merupakan bagiandari fokus pembangunan untuk peningkatan human capital, mengingat peran sentral pendidikan baik sebagai bagian dari pemenuhan hak warga negara, maupun karena daya ungkit pendidikan terhadap pembangunan yang lain seperti pembangunan dan pemerataan ekonomi dan sosial. Pada tahun 2014, realisasi pencapaian sasaran Meningkatnya derajat pendidikan masyarakat telah menunjukkan hasil yang positif, hal ini dapat dilihat dari capaian indikator kinerjanya yang telah mencapai kinerja Sangat Berhasil. Adapun indikator kinerja dan capaiannya sebagai berikut : No Sasaran Tabel 3.3 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya derajat pendidikan masyarakat Indikator Kinerja Satuan Capaian 2013 Target Capaian 2014 Realisasi Target Akhir RPJM D (2016) LKjIP Kabupaten Kulon Progo 37 % Capai an s/d 2013 terha dap Meningkatnya Rata-rata tahun 8,37 8,38 8,52 101,67 8,4 101,43 derajat pendidikan masyarakat lama sekolah** Angka Melek persen 92,08 92,12 94,09 102,14 92,20 102,05 Huruf ** Persentase Akses dan Mutu Pendidikan persen 89,96 90,97 91,9 101,53 91,53 100,42 Sumber Data : **angka sangat sementara perhitungan Bappeda Kulon Progo dan Dinas Pendidikan

48 Berdasarkan hasil pengumpulan data kinerja dapat diketahui bahwa capaian rata-rata lama sekolah Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2014 adalah 8,52 tahun telah mencapai target RPJMD sebesar 8,38 tahun. Angka rata-rata lama sekolah Kabupaten Kulon Progo telah melebihi target tingkat Nasional tahun 2014 sebesar 8,25 tahun. Kondisi ini menunjukkan semakin meningkatnya derajat pendidikan masyarakat Kulon Progo. Keberhasilan peningkatan derajat pendidikan masyarakat juga ditunjukkan dengan realisasi target angka melek huruf sebesar 94,09% telah mencapai target RPJMD sebesar 92,12%. Apabila dibandingkan dengan capaian angka melek huruf tahun 2013 sebesar 93,13% mengalami peningkatan sebesar 0,96%. Sedangkan presentase akses dan mutu pendidikan pada tahun 2013 sebesar 90,63 % meningkat sebesar 1,95% menjadi 91,91 % pada tahun Capaian ini telah melebihi target RPJMD 90,97%. Capaian akses dan mutu pendidikan ini merupakan agregasi Angka Partisipasi Sekolah sebesar 99,01%, Angka Kelulusan sebesar 98,98% dan sekolah berakreditasi A sebesar 76,74%. Gambar 3.1 Layanan Pendidikan Sekolah Capaian kinerja urusan pendidikan tahun 2014 terlihat pada capaian indikator kinerja program pendidikan yang terdapat dalam RPJMD Kabupaten Kulon Progo diantaranya capaian kinerja akses dan pemerataan pendidikan dasar, capaian kinerja peningkatan mutu guru, capaian kinerja peningkatan mutu pendidikan, capaian kinerja pendidikan non formal. Secara rinci capaian kinerja Program Utama bidang pendidikan sebagai berikut: LKjIP Kabupaten Kulon Progo 38

49 1) Capaian kinerja akses dan pemerataan pendidikan dasar Indikator kinerja akses dan pemerataan pendidikan dasar yang ditetapkan dalam RPJMD Tahun ada 1 indikator, capaian indikator memenuhi target yang ditetapkan yaitu target akses dan pemerataan pendidikan dasar sebesar 85,54 % tercapai 86,10 %. Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan dasar jenjang SD/MI pada tahun 2013 sebesar 97,72 % % dan tahun 2014 sebesar 103,52 % atau mengalami kenaikan 5,8 %. APK jenjang SMP/MTs tahun 2013 sebesar 97,09% dan tahun 2014 sebesar 101,20% atau mengalami kenaikan 4,18, %. Realisasi APK jenjang SD diatas seratus 100 % artinya keterjangkuan pendidikan dasar merata, hal ini dimungkinkan terdapat siswa SD/MI yang usianya di bawah 7 tahun karena keberhasilan program Pendidikan Anak Usia Dini atau ada siswa SD/MI yang usianya diatas 12 tahun. APK jenjang SMP/MTs diatas 100 % artinya keterjangkuan pendidikan dasar merata, dimungkinkan ada siswa SMP/MTs yang usianya di bawah 13 tahun atau di atas 15 tahun atau ada siswa SMP/MTs Daerah lain khususnya di wilayah perbatasan. Angka Partisipasi Murni (APM) jenjang pendidikan dasar lebih menggambarkan kondisi keterserapan siswa pada usia jenjang sekolah SD/M dan SMP/MTs. APM jenjang SD/MI pada tahun 2013 sebesar 97,83 % dan pada tahun 2014 sebesar 99,75 % atau mengalami kenaikan 1,92 %. APM jenjang SD/MI di bawah 100 % artinya keterjangkuan pendidikan dasar belum merata dimungkinkan di seluluh wilayah dan masih terdapat siswa SD/MI yang usianya di bawah 7 tahun yang disebabkan olah adanya program Pendidikan Anak Usia Dini atau diatas 12 tahun. Angka Partisipasi Murni (APM) untuk SMP/MTs pada tahun 2013 sebesar 98,99 % dan tahun 2014 sebesar 99,42 % atau mengalami kenaikan sebesar 0,43 %. APM SMP/MTs di bawah 100% dimungkinkan ada siswa SMP/MTs yang usianya di bawah 13 tahun atau siswa yang usianya di atas 15 tahun dan ada siswa SMP/MTs Kulon Progo yang sekolah di Kabupaten/Daerah lain khususnya di wilayah perbatasan. Kondisi ruang kelas SD/MI dalam keadaan baik sebanyak ruang dibandingkan jumlah ruang kelas SD/MI seluruhnya sebanyak ruang LKjIP Kabupaten Kulon Progo 39

50 sebesar 74,78 %. Kondisi ruang kelas SMP/MTs dalam keadaan baik sebanyak 653 ruang dibandingkan jumlah ruang kelas SMP/MTs seluruhnya sebanyak 732 ruang sebesar 89,21 %. Capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) pendidikan dasar jenjang SD/MI dari 20 indikator tercapai 15 indikator atau sebesar 75% dan SMP/MTs dari 20 indikator tercapai 16 indikator atau sebesar 80 %. Secara rinci capaian kinerja program akses/pemerataan pendidikan dasar terlihat dalam tabel sebagai berikut : Tabel 3.4 Capaian Kinerja Akses/Pemerataan Pendidikan Dasar Tahun Capaian Kinerja program No Uraian Satuan Target Realisasi 1 Jumlah siswa pendidikan dasar Siswa SD/MI usia 7-12 tahun 2 Jumlah penduduk usia 7-12 tahun 3 Jumlah siswa pendidikan dasar SMP/MTs usia tahun 4 Jumlah penduduk usia tahun 5 Jumlah kondisi ruang kelas SD/MI dalam kondisi baik Siswa Siswa Siswa Ruang Jumlah ruang kelas SD/MI Ruang Jumlah kondisi ruang kelas SMP/MTs dalam kondisi baik Ruang Jumlah ruang kelas SMP/MTs Ruang Jumlah indikator SPM SD/ MI yang memenuhi target Indikator Jumlah indikator SPM SD/ MI Indikator Jumlah indikator SPM SMP/MTs yang memenuhi target 12 Jumlah indikator SPM SMP/MTs Capaian indikator kinerja program Indikator Indikator Sumber data : Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo, 2014 % 82,05 85,54 86,1 LKjIP Kabupaten Kulon Progo 40

51 2) Capaian kinerja akses dan pemerataan pendidikan menengah Indikator kinerja akses dan pemerataan pendidikan menengah yang ditetapkan dalam RPJMD Tahun ada 1 indikator, capaian indikator memenuhi target yang ditetapkan yaitu target akses dan pemerataan pendidikan menengah sebesar 96,31 % tercapai 95,11 %. Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan menengah (SMA/MA/SMK) tahun 2013 sebesar 92,82 % dan tahun 2014 sebesar 96,88 % atau mengalami kenaikan sebesar 4,06 %. Kondisi ini menggambarkan bahwa belum seluruh penduduk usia tahun mengikuti sekolah pendidikan menengah, sehingga perlu peningkatan layanan pendidikan menengah olah Pemerintah maupun Pemerintah Daerah. APK jenjang SMA/MA/SMK di bawah 100 %, karena ada siswa SMA/MA/SMK Kulon Progo ada yang sekolah di luar Kabupaten Kulon Progo dan ada siswa yang usianya di bawah 16 tahun atau di atas 18 tahun. Angka Partisipasi Murni (APM) untuk pendidikan menengah (SMA/MA/SMK) tahun 2013 sebesar 93,66 % dan pada tahun 2014 sebesar 97,88 % atau mengalami kenaikan sebesar 4,22%. APM SMA/SMK di bawah 100% dimungkinkan ada siswa SMA/SMK yang usianya di bawah 16 tahun dan ada siswa yang usianya di atas 18 tahun, serta ada siswa SMA/MA dan SMK Kabupaten Kulon Progo yang sekolah di Kabupaten/Daerah lain khususnya di wilayah perbatasan. Kondisi ruang kelas SMA/MA/SMK dalam keadaan baik sebanyak 571 ruang dibandingkan jumlah ruang kelas SMA/MA/SMK seluruhnya sebanyak 624 ruang sebesar 74,78%. Target ini belum tercapai karena SMK Trimurti Temon yang sudah tidak aktif dan tidak ada proses belajar mengajar. Secara rinci capaian kinerja program akses/pemerataan pendidikan menengah terlihat dalam tabel sebagai berikut : LKjIP Kabupaten Kulon Progo 41

52 Tabel 3.5 Capaian Kinerja Akses/Pemerataan Pendidikan Menengah Tahun Capaian Kinerja program No. Uraian Satuan Target Realisasi 1 Jumlah siswa pendidikan menengah (SMA+MA+SMK) usia tahun siswa Jumlah penduduk usia tahun siswa Jumlah kondisi ruang kelas pendidikan menengah dalam kondisi baik ruang Jumlah ruang kelas pendidikan menengah ruang Capaian indikator kinerja program % 96,37 96,31 95,11 Sumber data : Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo, ) Capaian kinerja peningkatan mutu guru Indikator kinerja Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang ditetapkan dalam RPJMD pada tahun 2014 dari target 78,12% terealisasi 79,39%, jika dibandingkan dengan capaian tahun 2013 sebesar 77,88% mengalami kenaikan 1,51%. Capaian ini dihitung dari Sub Indikator guru memenuhi kualifikasi dan kompetensi jenjang TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK (pendidikan S-1/D-IV) sebanyak orang dibanding dengan jumlah seluruh guru TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK sebanyak orang sebesar 81,27 %. Sub Indikator guru bersertifikat pendidik jenjang TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK (pendidikan S-1/D-IV) sebanyak orang dibanding dengan jumlah seluruh guru TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK sebanyak orang adalah sebesar 56,38 %. Sub Indikator guru bersertifikat pendidik jenjang TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK (pendidikan S-1/D-IV) sebanyak orang dibanding dengan jumlah seluruh guru TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK sebanyak orang adalah sebesar 56,38 %. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 42

53 Program yang dijalankan dalam peningkatan kualitas jenis dan jenjang pendidikan dari Pemerintah maupun Pemerintah Daerah pemberian peluang kepada Guru untuk melnjutkan pendidikan yang lebih tinggi dan diklat-diklat fungsional. Secara rinci capaian kinerja program peningkatakan mutu guru terlihat dalam tabel sebagai berikut : Tabel 3.6 Capaian Kinerja Peningkatan Mutu Guru Tahun Capaian Kinerja program No. Uraian Satuan Target Realisasi 1 Jumlah Guru layak mengajar (berijazah D4/S1) guru Jumlah Guru bersertifikat pendidik guru Jumlah Guru kompeten (sesuai mapel) guru Jumlah Guru seluruhnya guru Capaian indikator kinerja program % 77,88 78,12 79,39 Sumber data : Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo, ) Capaian kinerja peningkatan mutu pendidikan Indikator kinerja program Peningkatan Manajemen Pelayanan Pendidikan pada tahun 2014 dari target 92,16% terealisasi 92,96%, jika dibandingkan dengan capaian tahun 2013 sebesar 91,93% mengalami peningkatan 1,03%. Capaian ini dihitung dari sub indikator prosentase sekolah terakreditasi A tahun 2014 sebanyak 386 sekolah dibagi jumlah seluruh sekolah di Kabupaten Kulon Progo sebanyak 503 sekolah atau sebesar 76,74%. Angka Putus Sekolah (APS) jenjang pendidikan dasar mengalami penurunan bila dibandingkan tahun sebelumnya. Angka Putus Sekolah (APS) jenjang SD/MI pada 2013 sebesar 0,17 % dan tahun 2014 sebesar 0,09 % atau mengalami penurunan sebesar 0,08 %; Angka Putus Sekolah (APS) jenjang SMP/MTs pada 2013 sebesar 0,24 % dan tahun 2014 sebesar 0,13 % atau mengalami penurunan sebesar 0,11 %. Angka Putus Sekolah jenjang SMA/MA/SMK pada tahun 2013 sebesar 0,10 % dan tahun 2014 sebesar 0,19 % atau mengalami penurunan sebesar 0,09 %. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 43

54 Penurunan angka putus sekolah jenjang SD/MI dan SMP/MTs disebabkan karena ada siswa yang gagal di sekolah formal, sehingga mereka tidak mau melanjutkan sekolah atau karena kondisi ekonomi orangtua kurang mampu sehingga tidak melanjutkan sekolah. Penurunan Angka Putus Sekolah jenjang SMA/MA/SMK karena adanya Bantuan Pemerintah, Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten berupa BOS Pusat, BOSDA Provinsi, BBPD Kabupaten, beasiswa retievel untuk anak putus sekolah, beasiswa miskin/beasiswa transisi bagi siswa rawan putus sekolah, dan Beasiswa berprestasi bagi siswa berprestasi dari keluarga tidak mampu. Jumlah siswa mengulang jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK sebanyak 204 dibanding dengan jumlah seluruh siswa SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK sebanyak siswa atau sebesar 0,28 %. Secara rinci capaian kinerja program peningkatan mutu pendidikan terlihat dalam tabel sebagai berikut : Tabel 3.7 Capaian Kinerja Peningkatan Mutu Pendidikan Tahun Capaian Kinerja program No Uraian Satuan Target Realisasi 1 Sekolah berakreditasi A sekolah Jumlah sekolah sekolah Jumlah siswa putus sekolah Siswa Jumlah siswa mengulang Siswa Jumlah siswa Siswa Capaian indikator kinerja program % 91,93 92,16 92,96 Sumber data : Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo, ) Capaian kinerja pendidikan non formal Realisasi capaian kinerja pendidikan non formal pada tahun 2014 sebesar 99,54% telah melebihi target RPJMD sebesar 80,51%. Adapun secara rinci capaian kinerja program peningkatkan mutu pendidikan terlihat dalam tabel berikut: LKjIP Kabupaten Kulon Progo 44

55 Tabel 3.8 Capaian Kinerja Pendidikan Non Formal Tahun Capaian Kinerja program No. Uraian Satuan Target Realisasi 1 Jumlah penduduk yang bisa baca tulis usia diatas 15 tahun Orang Jumlah penduduk usia diatas 15 tahun Orang Jumlah lembaga PNF memenuhi standar mutu Lembaga Jumlah lembaga PNF Capaian indikator kinerja program % 79,52 80,51 94,09 Sumber data : Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo, Sasaran Strategis Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat Sasaran Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat menunjukkan keberhasilan dimana tahun 2014 dari 3 (tiga) indikator dalam sasaran ini capaian kinerjanya 2 (satu) indikator sangat berhasil bahkan melebihi target pada indikator peningkatan usia harapan hidup dan angka kematian ibu. Untuk indikator Angka Kematian Bayi masih belum tercapai dari target disebabkan tidak hanya sekedar peningkatan pelayanan, namun juga dipengaruhi perilaku hidup sosial masyarakat. Capaian sasaran ini dapat dilihat pada tabel berikut. No Sasaran Tabel 3.9 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat dengan Tahun Indikator Kinerja Satuan Capaian 2013 Target Capaian 2014 Realisa si Target Akhir RPJMD (2016) LKjIP Kabupaten Kulon Progo 45 % Capai an s/d 2013 terha dap Meningkatnya derajat Angka Harapan Hidup ** Tahun 74,68 74,78 75,20 100,56 74,98 100,29 kesehatan masyarakat Angka Kematian Ibu per kelahira n hidup 131,5 93,67 94,25 99,38 53,21 22,87

56 No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Capaian 2013 Target Capaian 2014 Realisa si % Target Akhir RPJMD (2016) Angka Kematian Bayi per kelahira n hidup Capai an s/d 2013 terha dap ,32 11,50 106,63 7,96 55,49 Sumber Data : **angka sangat sementara perhitungan Bappeda Kulon Progo dan Dinas Kesehatan Berdasarkan hasil pengukuran kinerja tahun 2014, capaian indikator Angka Harapan Hidup Angka Harapan Hidup di Kabupaten Kulon Progo dalam tiga tahun terakhir terus meningkat, yaitu dari 74,58 pada tahun 2012 menjadi 74,68 pada tahun 2013 dan pada Tahun 2014 meningkat menjadi 75,20 tahun. Angka Harapan Hidup target sudah tercapai dari Target RPJMD. Peningkatan Angka Harapan Hidup sangat dipengaruhi oleh variabel kesehatan, diantaranya adalah penurunan Angka Kematian Ibu dan Penurunan Angka Kematian Bayi, penurunan jumlah balita gizi buruk, angka kesakitan dan ketersediaan fasilitas kesehatan. Angka Kematian Ibu (AKI) Pada tahun 2014 belum mencapai target yaitu tercapai 94,25/ KH dari target yang telah ditetapkan yaitu 93,67/ KH, naun demikian secara absolut jumlah kematian Ibu tahun 2014 sudah menurun yaitu dari 7 kasus pada tahun 2013 menjadi 5 kasus pada tahun 2014, sedang untuk Angka kematian bayi telah mencapai target yaitu dari 12,32/1.000 KH terealisasi 11,50/1.000 KH (106,63%). Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2013 maka terjadi penurunan yang cukup signnifikan yaitu dari 18,00/1.000 KH pada tahun 2013 menjadi 11,06/1.000 KH pada tahun 2014 (target 12,32/1.000 KH). Dari data tersebut diatas dapat diketahui bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Kulon Progo sudah berada jauh di bawah capaian angka Nasional, tetapi bila dibandingkan dengan Tingkat Propinsi Angka Kematian Ibu (AKI) Kabupaten Kulon Progo masih berada diatas AKI DIY, yaitu sudah mencapai 87,04 / LKjIP Kabupaten Kulon Progo 46

57 Angka Kematian Bayi (AKB) sudah dapat diturunkan yaitu dari 18,00 per 1000 KH (2013) menjadi 11,06 per 1000 KH (2014) melebihi target (12,32), namun demikian angka tersebut masih berada diatas Angka Kematian Bayi tingkat Propinsi yaitu 8,58 per KH. Gambar 3.2 Layanan Kesehatan Dasar Puskesmas dan Posyandu Pencapaian indikator kinerja program pengembangan kesehatan pada tahun 2014 telah sesuai target RPJMD sebesar 100%. Dari 296 sarana kesehatan seluruhnya dilihat pada tabel berikut. No. telah menerapkan sistem manajemen mutu yang secara rinci dapat Tabel 3.10 Cakupan Pengembangan Kesehatan Kabupaten Kulon Progo Tahun Uraian 1. Jumlah sarana kesehatan yang sudah menerapkan sistem manajemen mutu pelayanan (rumah sakit, puskesmas, klinik, apotek, dokter praktek swasta) 2. Jumlah seluruh sarana kesehatan (rumah sakit, puskesmas, klinik, apotek, dokter praktek swasta) Capaian Kinerja Program dan Kegiatan Target Realisasi Capaian indikator kinerja program 100,00 100,00 100,00 Sumber data : Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, 2014 Tingkat capaian indikator kinerja program Program Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan tahun 2014 terealisasi 100%, sudah melebihi target RPJMD sebesar 88,89 % dengan rincian perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 47

58 Tabel 3.11 Capaian Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kabupaten Kulon Progo Tahun Capaian Kinerja No. Uraian Indikator Program Target Realisasi 1 Jumlah penanganan penyakit menular Jumlah penemuan penyakit menular Jumlah puskesmas yang mampu memberikan pelayanan penyakit tidak menular 4 Jumlah puskesmas Jumlah Desa dengan KLB tertangani <24 jam Jumlah Desa KLB Capaian Indikator Kinerja Program 84,13 88,89 100,00 Sumber data : Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, 2014 Tingkat capaian kinerja Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat pada tahun 2014 dengan capaian 99,37%, belum mencapai target RPJMD sebesar 99,45%, dengan perhitungan secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.12 Capaian Pelayanan Kesehatan Masyarakat Kabupaten Kulon Progo Tahun Capaian Kinerja No. Uraian Target Realisasi 1 Jumlah Kematian Bayi Jumlah Kelahiran Hidup Jumlah Kematian Ibu Melahirkan Jumlah Kelahiran Hidup Jumlah Kematian balita Jumlah Kelahiran Hidup Jumlah Balita Gizi Buruk Capaian Indikator Kinerja Program 99,26 99,45 99,37 Sumber data : Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, 2014 Capaian kinerja Program Pelayanan Medis pada Tahun 2014 sebesar 94,12% lebih rendah dari target sebesar 94,76%, hal ini disebabkan karena jumlah pemohon ijin industri rumah tangga melebihi dari yang ditargetkan berdasarkan target pada LKjIP Kabupaten Kulon Progo 48

59 Perubahan RPJMD Kabupaten Kulon Progo tahun pada indikator capaian kinerja program pelayanan medis sebagaimana tabel berikut : Tabel 3.13 Capaian Kinerja Program Pelayanan Medis Kabupaten Kulon Progo Tahun No. Uraian Indikator 1 Jumlah Puskesmas yang tersedia kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan 2 Jumlah Puskesmas dapat melaksanakan pelayanan kegawatdaruratan (UGD) 2013 Capaian Kinerja Target 2014 Realisasi Jumlah Puskesmas Jumlah ijin industri rumah tangga yang diterbitkan Jumlah pemohon ijin industri rumah tangga Capaian Indikator Kinerja Program 99,02 94,76 94,95 Sumber data : Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, 2014 Pada program Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Rujukan pada RSUD terdapat 1 (satu) kegiatan yaitu kegiatan pelayanan. Tingkat capaian kinerja program tahun 2014 sebesar 88% dari target RPJMD sebesar 90%, secara rinci capaian indikator kinerja program sebagaimana terlihat pada tabel berikut. Tabel 3.14 Capaian Kinerja Mutu Pelayanan dan Manfaat Kabupaten Kulon Progo Tahun Capaian Kinerja No. Uraian Target Realisasi 1 Capaian kinerja mutu pelayanan 21,00 22,00 22,00 2 Capaian kinerja kepedulian kepada 4,00 4,50 4,50 masyarakat 3 Capaian kinerja kepuasan pelanggan 3,75 5,50 5,50 4 Capaian kinerja kepedulian terhadap 4,00 4,00 4,00 lingkungan Capaian Indikator Kinerja Program 81,88 90,00 88,00 Sumber data : RSUD Wates, 2014 LKjIP Kabupaten Kulon Progo 49

60 Selanjutnya performa kinerja RSUD Wates pada tahun 2014 dengan capaian kinerja pemanfaat RSUD Wates sebagian besar dari Keluarga Miskin (Gakin). Hal ini dapat dilihat pada ratio kunjungan Gakin di RSUD sebesar 57,47% dan dari sis pemanfaatan tempat tidur (BOR) Kelas III yang mencapai angka lebih dari 100% sebagaimana tabel berikut: Tabel 3.15 Performa RSUD Wates Tahun 2014 Capaian Kinerja No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi 1 BOR % 88,56 74,5 94,5 2 LOS Hari 3,01 3,84 3,27 3 TOI Hari 0,42 1 0,2 4 GDR 30,04 <45 28,04 5 NDR 15,53 <25 16,45 6 Hari Perawatan (hari) Hari Rasio Tempat Tidur kelas III % 85 49,78 52,12 8 Pemanfaatan TT (BOR) kelas III % 114,5 79,54 100,02 9 Ratio Kunjungan Gakin RS terhadap Total Kunjungan RS (%) Rawat Inap (64,93%) Rawat Jalan (46,02%) % 42,23 52,31 57,47 Sumber data : RSUD Wates, 2014 Berdasarkan grafik Barber Johnson maupun nilai ideal menurut Kementerian Kesehatan RI pemanfaatan tempat tidur di RSUD Wates masuk kategori yang belum efisien, hal ini tampak pada Bed Occupancy Rate (BOR / PemanfaatanTempat Tidur) lebih dari 85% yaitu 94,5% dan Turn Over Interval/TOI (Interval Penggunaan Tempat Tidur) kurang dari 1 hari. Faktor utama penyebab kurang efisiennya penggunaan tempat tidur adalah tingginya animo masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan di RSUD Wates. Baahkan untuk BOR Kelas III mencapai 100,02%, meskipun pada tahun 2013 telah dilakukan penambahan jumlah tempat tidur dengan pembangunan bangsal kelas III. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 50

61 alos (hari) Daerah Efisien 15,0 14,0 13,0 12,0 11,0 10,0 9,0 8,0 7,0 6,0 5,0 4,0 3,0 2,0 1,0 0,0 GRAFIK BARBER JOHNSON RSUD WATES 2014 Performa RSUD Wates ,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 8,0 TOI (hari) BOR BTO TOI alos Sumber data: RSUD Wates, 2014 Gambar 3.3 Grafik Performa Rumah Sakit Umum Darah Wates Tahun 2014 Menggunakan Barber Johnson Keterangan: Standar Grafik Barber Johnson Kondisi RSUD Wates Tahun 2013 BOR = 75-85% BOR = 94,5 % LOS = 3-12 Hari LOS = 3, 27 Hari TOI = 1-3 Hari TOI = 0,2 Hari BTO = > 30 kali BTO = 105 kali Nilai Ideal menurut DEPKES RI : BOR = % LOS = 6-9 Hari TOI = 1 3 hari BTO = kali Jumlah kunjungan Pasien RSUD Wates Tahun cenderung mengalami peningkatan pada layanan rawat jalan pada tahun 2014 tercatat pasien atau naik 8,79%, sedangkan pada layanan rawat inap cenderung tidak mengalami perubahan yang signifikan setiap tahunnya. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 51

62 Jumlah Kunjungan Pasien RSUD Wates Tahun Tahun Tahun Rawat Inap Rawat Jalan Sumber data: RSUD Wates, 2014 Diagram 3.2 Jumlah Kunjungan Pasien RSUD Wates Tahun Beberapa inovasi baru yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sebagai berikut: 1) Gerakan KB Pria dengan reward kambing. Gerakan ini dilakukan dengan menggandeng kemitraan dengan FK-UGM dan mendayagunakan puskesmas, rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya serta petugas KB di wilayah Kulon Progo. Sebagai reward bagi peserta diberikan kambing yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga dan keikutsertaan KB pria. 2) Kesehatan reproduksi masuk dalam muatan lokal pendidikan dan MOS bagi siswa baru. Salah satu gaya hidup yang tidak sehat bagi siswa sekolah setingkat SMA/SMK adalah perilaku yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi. Sebagai langkah penanggulangan gaya hidup yang tidak sehat yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan reproduksi remaja, kesehatan reproduksi masuk dalam muatan lokal pendidikan dan MOS bagi siswa baru di SMA/SMK dan sederajat se Kabupaten Kulon Progo. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 52

63 3) Peningkatan akses pelayanan kesehatan Ibu dan bayi melalui optimalisasi Puskesmas PONED dan pembangunan rumah sakit Tipe D sebagai upaya peningkatan sistim rujukan. 4) SMS Gateway dalam antisipasi pendataan risti maternal neonatal. 5) MPS Online dalam rangka pemantauan bumil berisiko tinggi sebagai upaya menurunkan kasus kematian bayi di Kabupaten Kulon Progo. Beberapa Prestasi yang berkaitan dengan kesehatan dan berhasil memperoleh penghargaan antara lain: 1) Prestasi Bidang Kesehatan Tingkat Nasional: a) Penghargaan Manggala Karya Bhakti Husada Kartika dari Menteri Kesehatan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo (Bukan Perorangan ) atas prestasi Kabupaten Kulon Progo dalam Pembangunan Kesehatan Tahun b) Prestasi Tingkat Internasional RSUD Wates masuk putaran kedua Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui United Nation Public Service Award (UNPSA) Tahun 2014, masih menunggu putaran berikutnya untuk masuk ke babak final. c) Penghargaan atas upaya pengendalian tembakau sebagai upaya melindungi masyarakat dari bahaya rokok oleh Komisi Nasional Pengendalian Tembakau. 2) Prestasi Bidang Kesehatan Tingkat Propinsi: a) Kejuaraan tenaga kesehatan teladan memperoleh: Juara II Dokter Gigi Teladan, Juara II Perawat Gigi Teladan, Juara II Petugas Gizi (Nutrisionis ) teladan, dan Juara V Asisten Apoteker Teladan. b) RSUD Wates sebagai percontohan Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi (RSIB) karena sudah menjadi terbaik untuk keempat kalinya secara berturut-turut tahun 2009, tahun 2011, tahun 2012 dan tahun 2013 sehingga tidak diperbolehkan mengikuti kompetisi. Permasalahan yang dihadapi dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sebagai berikut: a) Dengan dicanangkannya eleminasi malaria tahun 2015, merupakan tantangan bagi Kabupaten Kulon Progo, Hal tersebut di karenakan masih terdapatnya 4 wilayah Kecamatan yang merupakan Daerah Endemis malaria, yaitu Kecamatan Kalibawang, Samigaluh, Girimulyo dan Kokap LKjIP Kabupaten Kulon Progo 53

64 b) Belum tercapainya capaian penemuan kasus baru BTA positif (target SPM dan MDGs) c) Dengan di tetapkannya Indonesia bebas pasung 2014, sedangkan untuk tahun 2014 ini ditemukan 16 kasus pasung d) Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. e) Sistem rujukan yang belum optimal f) Mencermati data 10 besar penyakit baik rawat jalan maupun rawat inap di RSUD Wates masih didominasi penyakit-penyakit yang seharusnya dirawat di pelayanan dasar, hal tersebut menyebabkan tidak idealnya pelayanan di RSUD Wates (Grafik Barber Johnson). Solusi yang ditempuh sebagai berikut: a) Meningkatkan kerja sama lintas batas antar Propinsi/Kabupaten dalam upaya mewujudkan eleminasi malaria di kabupaten Kulon Progo b) Meningkatkan peran serta lintas sektor terkait dalam pencegahan dan penanggulangan kasus malaria c) Meningkatkankoordinasi dengan instansi terkait dan kerja sama dengan masyarakat dalam penanganan pasca pasung d) Percepatan pengembangan Rumah Sakit Kelas D di sentolo e) Penegakan sistem rujukan berjenjang sesuai dengan ketentuan yaitu sesuai dengan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 59 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Sasaran Strategis Meningkatnya keberdayaan masyarakat Penurunan angka kemiskinan merupakan salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan pembangunan terutama dari aspek ekonomi. Sasaran untuk Meningkatkan Keberdayaan Masyarakat ini terdiri dari 1 (satu) indikator yaitu Angka Kemiskinan dengan capaian kinerja Sangat Berhasil. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 54

65 No Sasaran Tabel 3.16 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Keberdayaan Masyarakat Indikator Kinerja Satuan Capaian 2013 Capaian 2014 Target Realisasi % Target Akhir RPJMD (2016) Capai an s/d 2013 terhad ap Meningkatnya Keberdayaan Masyarakat Angka Kemiskinan ** persen 21,39 21,27 19,02 110,58 19,27 101,30 Sumber Data : angka sangat sementara perhitungan Bappeda Kulon Progo Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, realisasi capaian sasaran meningkatnya keberdayaan masyarakat melalui indikator kinerja Angka Kemiskinan dari target sebesar 21,27% telah tercapai sebesar 19,02%, yang berarti mampu melampaui target RPJMD dengan capaian sebesar 110,58%. Jika capaian kinerja 2014 ini dibandingkan dengan realisasi kinerja tahun 2013 sebesar 21,39 juga mampu naik menjadi 111,08%. Hal ini berarti capaian tahun 2014 telah naik melampaui kinerja tahun sebelumnya sebesar 11,08%. Sedangkan jika capaian kinerja 2014 ini dibandingkan dengan target pencapaian dalam dokumen perencanaan RPJMD yang mematok target Angka Kemiskinan pada 2016 sebesar 19,27 maka realisasi kinerja tahun 2014 ini telah mampu mencapai 101,30%, yang berarti telah melampaui target akhir RPJMD sebesar 1,30%. Hasil pendataan keluarga miskin prosentase KK miskin tahun 2014 adalah 16,74%, terdiri dari KK yang statusnya sangat miskin 4,12% (5074 KK) dan miskin 12,62% ( KK). Jika dilihat dari jumlah jiwa, prosentase penduduk sangat miskin adalah 3,71% penduduk, dan 11,95% penduduk miskin, sehingga total prosentase penduduk miskin Kulon Progo ada 15,66%. Dibandingkan dengan data tahun 2013, maka terjadi penurunan KK miskin. Tahun 2013 adalah KK miskin hasil pendataan Pemkab Kulon Progo sebanyak 22,54% (data BPS: 21,39%), sementara tahun 2014 menjadi 16,74% (angka sementara Bappeda sebesar 19,02%). Pada LKjIP Kabupaten Kulon Progo 55

66 tahun 2014 prosentase KK miskin tertinggi ada di Kecamatan Kokap (23,38%), diikuti Girimulyo (21,04%), dan Samigaluh (19,99%). Sedangkan angka terendah ada di Kecamatan Nanggulan (9,28%). Dalam skala regional se-diy penurunan angka kemiskinan tahun 2013 di Kabupaten Kulon Progo berdasarkan data BPS termasuk yang tercepat dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya. Kulon Progo mampu menurunkan laju rata-rata penurunan jumlah penduduk miskin per tahun sebesar 1,93%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pencapaian DIY yang hanya berada di kisaran 0,5% per tahun. Penurunan angka kemiskinan tersebut tidak lepas dari upaya keras pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan melalui berbagai program pro-rakyat. Kendati belum bisa dikatakan maksimal, akan tetapi tren penurunan menunjukan bahwa program-program penanggulangan kemiskinan yang diluncurkan pemerintah telah memberikan efek positif bagi peningkatan kemampuan masyarakat dalam mengembangkan hak-hak dasarnya dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat, penciptaan lapangan kerja melalui gerakan Bela dan Beli Kulon Progo, antara lain melalui Batik Geblek Renteng, Air Mineral dalam Kemasan Airku, pemanfaatan batu andesit untuk bangunan, dan peningkatan kualitas nilai tambah produk gula kelapa menjadi gula semut. Selain itu juga dengan mengedepankan local genius budaya dan karakter yang dimiliki masyarakat seperti meningkatkan rasa kepedulian, kegotong-royongan dan kesetiakawanan. Gambar 3.4 Bedah Rumah dan Geblek Renteng Ketercapaian sasaran meningkatnya keberdayaan masyarakat juga didukung oleh ketepatan obyek sasaran program dan kegiatan yaitu adanya database album kemiskinan by name, by address dan by case yang secara transparan dipublikasikan LKjIP Kabupaten Kulon Progo 56

67 dan didokumentasikan dalam Sistem Informasi Penanggulangan Kemiskinan (Sinangkis). Hal ini menunjukkan keseriusan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dalam upaya mengurangi angka kemiskinan melalui intervensi pada beberapa program yang relevan. Faktor lain yang mendukung ketercapaian sasaran ini adalah adanya program penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan bersumber Non APBD Kabupaten, yaitu dari APBD Provinsi, kebijakan CSR perusahaan, Gerakan Gotong Royong Masyarakat (Gentong Rembes), Program Bela Beli dan Desa Binaan. Berbagai program diarahkan pada data album kemiskinan. Gambar 3.5 Sistem Informasi Penanggulangan Kemiskinan (Sinangkis) dan data kemiskinan Sasaran Strategis Meningkatnya Keterserapan Tenaga Kerja Salah satu tantangan yang dihadapi bidang ketenagakerjaan dengan semakin bertambahnya jumlah angkatan kerja yang tidak diimbangi dengan peningkatan jumlah lapangan kerja. Untuk capaian sasaran dengan indikator Angka Pengangguran dari target 2014 sebesar 2,54% terealisasi 2,88 belum mencapai target kinerja yang yang ditetapkan dengan capaian kinerja 86,61%. Capain kinerja sasaran ini dapat dilihat sebagai berikut : LKjIP Kabupaten Kulon Progo 57

68 No Tabel 3.17 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya KeterserapanTenaga Kerja Sasaran Indikator Kinerja Satuan Capaian 2013 Capaian 2014 Target Realisasi % Target Akhir RPJMD (2016) kemudian melalui mekanisme penempatan tenaga kerja AKL, AKAD dan AKAN LKjIP Kabupaten Kulon Progo 58 Capai an s/d 2014 terhad ap Meningkatnya keterserapan Tenaga Kerja Angka Pengangguran ** persen 2,94 2,54 2,88 86,61 1,93 50,78 Sumber Data : angka sangat sementara perhitungan Bappeda Kulon Progo Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sasaran tersebut, jika dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 2,94% atau mengalami penurunan sebesar 0,06%. Jika dibandingkan dengan target akhir RPJMD tahun 2016 sebesar 1,93% telah tercapai 50,78%. Dalam pencapaian sasaran Meningkatnya keterserapan Tenaga Kerja dilakukan dengan menggunakan 3 (tiga) indikator kinerja program utama sebagai berikut: 1) Capaian penyerapan dan penempatan tenaga kerja Indikator program peningkatan kesempatan kerja adalah penyerapan dan penempatan tenaga kerja. Penyerapan dan penempatan tenaga kerja dimaksud diarahkan untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pencari kerja, yang dilakukan melalui pelayanan penempatan tenaga kerja lokal (AKL), pelayanan tenaga kerja antar daerah (AKAD) dan pelayanan tenaga kerja antar negara (AKAN), kegiatan padat karya insfrastruktur maupun pelayanan penempatan tenaga kerja melalui bursa kerja khusus (BKK) di sekolah menengah. Untuk memberikan daya dukung program tersebut dilakukan melalui penguatan jejaring kerja ketenagakerjaan daerah serta peningkatan pelayanan penempatan tenaga kerja. Penyerapan tenaga kerja yang paling dominan melalui perluasan kesempatan kerja sistem padat karya yang mampu menyerap tenaga kerja,

69 mencapai orang, dan melaui bursa kerja khusus mencapai orang. Total penempatan tenaga kerja Tahun 2014 adalah orang. Capaian penyerapan tenaga kerja ini telah mengalami peningkatan jika dibandingkan capaian tahun Perhitungan Capain penyerapan dan penempatan tenaga kerja tahun 2014 sebagai berikut : Tabel 3.18 Capaian Penyerapan dan Penempatan Tenaga Kerja Tahun 2014 No. Uraian 2013 Tahun 2014 Target Realisasi 1 Jumlah penduduk yang bekerja Jumlah angkatan kerja Jumlah penempatan tenaga kerja Jumlah pencari kerja yang terdaftar Capaian indikator kinerja program 84,95% 96,10% 95,36% Sumber data : Dinas Sosial Nakertrans Kabupaten Kulon Progo, ) Capaian Peserta Pelatihan yang terserap di Dunia Kerja Program peningkatan produktifitas tenaga kerja dilaksanakan melalui pelatihan keterampilan yang berbasis kompetensi, berbasis kewirausahaan dan berbasis masyarakat. Pelatihan berbasis kompetensi dilaksanakan melalui UPTD Balai Latihan Kerja, sedangkan untuk pelatihan berbasis kewirausahaan dan masyarakat dilakukan melalui pelatihan keterampilan dan pemberian sarana usaha. Indikator dari Program Peningkatan Produktifitas Tenaga Kerja adalah Capain peserta pelatihan yang terserap di dunia kerja. Capaian peserta pelatihan yang terserap di dunia kerja telah sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu dari target 79,62% telah tercapai 79,65%, dan capaian ini telah meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 72,58%. Namun secara kuantitatif jumlah peserta pelatihan tahun 2014 mengalami penurunan jika dibandingkan Tahun 2013, hal ini disebabkan jumlah paket pelatihan yang bersumber dari APBN berkurang. Penghitungan capaian Tahun 2014 adalah sebagaimana tabel berikut : LKjIP Kabupaten Kulon Progo 59

70 Tabel 3.19 Capaian Peserta Pelatihan yang Terserap di Dunia Kerja Tahun 2014 No. Uraian 2013 Target Tahun 2014 Realisasi 1. Jumlah peserta pelatihan Jumlah rencana peserta pelatihan Jumlah peserta pelatihan yang terserap di dunia kerja tahun n Jumlah peserta pelatihan tahun n Capaian indikator kinerja program 72,58 % 79.63% 79.65% Sumber data : Dinas Sosial Nakertrans Kabupaten Kulon Progo, ) Capaian perlindungan ketenagakerjaan Sesuai Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2014 terdapat 287 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja orang. Perusahaan yang telah mengikutsertakan pekerjanya dalam Jaminan Sosial Ketenagakerjaan sesuai UU Nomor 3 Tahun 1992 baru berjumlah 93 perusahaan dengan jumlah pekerja. Perusahaan yang telah memiliki sarana Hubungan Industrial seperti mempunyai Peraturan Perusahaan, PKB, Serikat Pekerja/ Buruh (SP/SB), LKS Bipartit/Lembaga Tripartit, P2K3 (Panitia pembina Kesehatan dan Keselamatan Kerja), serta Koperasi karyawan baru berjumlah 90 perusahaan. Selain itu yang menerapkan prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ada 116 perusahaan. Gambaran tersebut tentunya menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah dalam upaya pengawasan dan perlindungan tenaga kerja untuk terus membina dan mengawasi perusahaan-perusahaan yang ada, apalagi dengan akan adanya beberapa megaproyek yang akan menyerap banyak tenaga kerja. Capaian perlindungan ketenagakerjaan tahun 2014 telah memenuhi target sebesar 51,89% telah terealisasi 53,73%. Capaian ini juga telah meningkat jika dibandingkan capaian tahun-tahun sebelumnya, dengan penghitungan capaian kinerja sebagai berikut: LKjIP Kabupaten Kulon Progo 60

71 Tabel 3.20 Capaian perlindungan ketenagakerjaan Tahun No. Uraian 2013 Tahun 2014 Target Realisasi 1. Jumlah kasus ketenagakerjaan yang diselesaikan Jumlah kasus ketenagakerjaan Jumlah buruh yang menjadi peserta program Jaminan sosial ketenagakerjaan Jumlah buruh Jumlah perusahaan yang memiliki sarana Hubungan Industrial Jumlah perusahaan yang sudah menerapkan K Jumlah perusahaan Capaian indikator kinerja program 25,75% 51,89% 53,73% Sumber data : Dinas Sosial Nakertrans Kabupaten Kulon Progo, 2014 Walaupun secara umum indikator kinerja program urusan Ketenagakerjaan telah sesuai target namun indicator kinerja daerah yaitu angka pengangguran belum sesuai target. Angka pengangguran di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2014 sebesar 2,88% belum mencapai target RPJMD sebesar 2,54%. Angka pengangguran ini apabila dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 2,85%, maka mengalami sedikit peningkatan. Sedangkan apabila dibandingkan dengan angka pengangguran DIY masih lebih rendah karena angka pengangguran DIY pada tahun 2014 sebesar 3,33% dan jauh di bawah angka pengangguran nasional sebesar 5,94%. Beberapa permasalahan di bidang ketenagakerjaan yang dihadapi sebagai berikut: a. Rendahnya ketrampilan dan produktivitas tenaga kerja dan calon tenaga kerja khususnya yang menyangkut etos kerja. b. Terbatasnya sarana dan prasarana pelatihan ketenagakerjaan yang sesuai stándar kebutuhan peralatan berbasis kompetensi dan perkembangan teknologi. c. Masih rendahnya jiwa kewirausahaan tenaga kerja. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 61

72 d. Terbatasnya fungsi pengawasan terhadap perusahaan, sehinggara ada beberapa perusahaan yang belum melaksanakan norma ketenagakerjaan secara konsekuen, serta belum optimalnya peran dan fungsi organisasi / lembaga ketenagakerjaan. Berbagai upaya terus dilakukan guna mengatasi berbagai permasalahan tersebut sebagai berikut: a. Peningkatan jejaring kerjasama dengan berbagai lembaga penyalur ketenagakerjaan guna meningkatkan aksesibilitas pencari kerja; b. Dilakukannya revitalisasi sarana dan prasarana pelatihan di BLK, sehingga mampu mengikuti trend pasar kerja modern saat ini; c. Optimalisasi pelayanan ketenagakerjaan melalui Bursa Layanan Kerja Online; d. Perluasan dan pengembangan kesempatan kerja yang dilakukan melalui program padat karya telah terbukti mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak, selain itu juga melalui peningkatan produktifitas tenaga kerja sektor informal, terapan TTG serta pembentukan wirausaha baru; e. Meningkatkan sosialisasi dan pengawasan terhadap pelaksanaan norma-norma ketenagakerjaan di seluruh perusahaan, sehingga tenaga kerja terlindungi dan memperoleh hak-haknya secara layak Sasaran Strategis Meningkatnya Pengembangan dan Nilai-Nilai Budaya Urusan kebudayaan merupakan salah satu urusan yang memiliki kedudukan signifikan di DIY sebagai daerah Istimewa. Peningkatan dan pengembangan Nilainilai budaya dimaksudkan sebagai upaya untuk melestarikan nilai-nilai budaya yang telah ada. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam budaya diukur dari keterlibatan masyarakat dalam dalam pengembangan dan pelestarian budaya dan seni melalui kelembagaan/organisasi di masyarakat. Capaian sasaran dicapai dengan indikator Persentase Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan dan Pelestarian Budaya pada tahun 2014 dengan target 81,55% dengan realisasi 75,83% atau tercapai 92,99%, sehingga belum mencapai target yang ditetapkan. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 62

73 No Sasaran Tabel Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Pengembangan Dan Nilai Pelestarian Nilai-nilai Budaya Tahun Indikator Kinerja Satuan Capaian 2013 Target Capaian 2014 Realis asi Target Akhir RPJMD (2016) LKjIP Kabupaten Kulon Progo 63 % Capa ian s/d 2013 terha dap Meningkatnya Pengembanga n dan Pelestarian Nilai-Nilai Budaya Persentase Partisipasi Masyarakat dalam Pengembanga n dan Pelestarian Budaya Persen 78,63 81,55 75,83 92, ,83 Sumber Data : Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kulon Progo Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, capaian kinerja tahun 2014 belum sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu sebesar 75,83% dari target 81,55% (capaian kinerja 92,99%; Capaian tahun 2014 jika dibandingkan dengan tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 2,8% yaitu dari 78,63% tahun 2013 turun menjadi 75,83% tahun Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD telah mencapai 75,83% dari target akhir 100%. Permasalahan yang dihadapi adalah dari aspek pembinaan group kesenian, berdasarkan hasil pendataan terbaru, di Kabupaten Kulon Progo terdapat 1030 group kesenian, yang terdiri dari group/kelompok kesenian baik tradisi maupun modern. Namun demikian, setelah dilakukan verifikasi lebih mendalam, dari jumlah group kesenian yang ada, masih banyak yang belum memiliki akte group kesenian maupun mengadakan kegiatan secara rutin. Berdasarkan hasil verivikasi, group/kelompok kesenian yang sudah memiliki akte group kesenian baru sekitar 532 kelompok. Untuk mengatasi masalah tersebut maka dilaksanakan kegiatan pembinaan bagi group-group kesenian di kabupaten Kulon Progo, dengan tujuan untuk mendorong agar group-group kesenian yang ada bisa lebih maju dan tertata baik dari sisi administrative maupun dalam kegiatan operasionalnya.

74 Pengembangan Desa Budaya juga dilaksanakan secara rutin setiap tahun, sehingga sampai dengan 2014, dari seluruh Desa Budaya yang ada di kabupaten Kulon Progo sudah terfasilitasi dengan berbagai pembinaan baik secara teknis maupun operasional kegiatan terutama setelah disalurkannya Dana Keistimewaan tahun Jumlah organisasi budaya kategori maju tahun 2014 sebanyak 532 lembaga, dan jumlah desa budaya kategori maju sebanyak 10 desa budaya. Realisasi pelaksanaan sasaran dicapai dengan indikator kinerja program utama sebagai berikut : 1) Cakupan Pengembangan Nilai Budaya Cakupan Pengembangan Nilai Budaya mengalami capaian kinerja yang cukup tinggi, hal ini disebabkan pada tahun 2014 telah dilaksanakan berbagai kegiatan yang difasilitasi dengan Dana Keistimewaan ( Danais) Tahun 2014 yang nilainya cukup besar sehingga capaian kinerjanya dari target 71,52 % terealiasi 200%. Hal ini berpengaruh meningkatkan capaian jumlah penyelenggaraan event seni dan budaya. Tabel 3.22 Cakupan Pengembangan Nilai Budaya No Indikator Kinerja Program Satuan Jumlah event seni dan budaya (festival, apresiasi seni dan budaya ) 2 Jumlah rencana event seni dan budaya akhir tahun RPJMD Target 2014 Realisasi Kali Kali Jumlah karya seni budaya baru Buah Jumlahkarya seni budaya baru yang direncanakan akhir tahun RPJMD Buah Capaian indikator kinerja program % 59,96 71, Sumber data : Dinas Kebudparpora Kabupaten Kulon Progo, 2014 LKjIP Kabupaten Kulon Progo 64

75 2) Capaian Pengelolaan Kekayaan dan Keragaman Budaya Cakupan Pengelolaan Kekayaan dan Keragaman Budaya belum mencapai target yang diharapkan, dikarenakan masih banyak group-group kesenian yang belum memiliki kelengkapan administratif maupun melaksanakan kegiatan secara rutin. Berdasarkan hasil pendataan tahun 2013, jumlah group kesenian yang ada di Kabupaten Kulon Progo berjumlah group kesenian yang meliputi berbagai jenis kelompok kesenian baik kesenian tradisional maupun modern. Tabel 3.23 Capaian Pengelolaan Kekayaan dan Keragaman Budaya No Indikator Kinerja Program Satuan Jumlah warisan dan cagar Target 2014 Realisasi budaya yang dipelihara Buah Jumlah warisan dan cagar budaya akhir tahun RPJMD Buah Jumlah organisasi budaya kategori maju (memiliki perijinan lengkap dan kegiatannya rutin) Buah Jumlah organisasi budaya akhir tahun RPJM Buah Jumlah desa budaya kategori maju Buah Jumlah desa budaya Buah Capaian indikator kinerja program % 85,43 87,37 83,88 Sumber data : Dinas Kebudparpora Kabupaten Kulon Progo, 2014 Adapun berbagai prestasi penyelenggaraan urusan Kebudayaan selama tahun 2014, baik di tingkat DIY maupun Nasional adalah sebagai berikut : Tabel 3.24 Prestasi Penyelenggaraan Urusan Kebudayaan Tahun 2014 No Nama Event Prestasi Keterangan 1. Kontingen Festival Olahraga Tradisional A.n. Sanggar Singlon dengan lakon Larak Blarak Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional di Jakarta Juara 2 Mewakili DIY ke tingkat nasional LKjIP Kabupaten Kulon Progo 65

76 No Nama Event Prestasi Keterangan 2. Kontingen Jathilan Langen Kudha Budhaya dari Tegalrejo, Hargowilis, Kokap Festival Reog dan Jathilan se- DIY Juara I Diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan DIY 3. Kontingen Musik Krumpyung 4. Adkar Java Musik Pengasih 5. Kontingen Festival Kethoprak Kab KP dengan lakon Kidung Ing Saradan 6. Kontingen Karnaval Musium Kulon Progo Festival Musik Bambu se- DIY - Jateng-Jatim di Hotel Matahari Yogyakarta Festival Musik Religius 2014 Festival Kethoprak se-diy Karnaval Museum se- DIY Tahun 2014 Juara 3 Juara I Juara II Juara III Sumber data : Dinas Kebudparpora Kabupaten Kulon Progo, 2014 Diselenggarakan olah Balai Pelestarian Nilainilai Sejarah, Yogyakarta bulan September 2014 Diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan DIY pada tanggal 24 November 2014 Diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan DIY pada tanggal 19 November 2014 Diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan DIY Beberapa permasalahan di bidang kebudayaan yang dihadapi sebagai berikut: a) Belum adanya tempat menyimpan benda cagar budaya bergerak yang relatif memadai (Museum) b) Belum adanya fasilitas/bangunan sebagai pusat pentas /aktifitas dan apresiasi seni dan budaya di tingkat kabupaten yang representatif (Taman Budaya ) c) Perlunya pembinaan seni budaya unggulan Berbagai upaya terus dilakukan guna mengatasi berbagai permasalahan tersebut sebagai berikut: a) Perlunya museum yang berfungsi sebagai tempat menyimpan dan tempat studi serta wisata sejarah yang representatif. b) Perlunya meningkatkan pembinaan dengan sasaran pelaku seni generasi muda melalui berbagai ajang festival seni budaya daerah maupun pengiriman kontingen atau duta seni budaya ke luar daerah untuk menambah wawasan dan kreatifitas serta promosi seni budaya ke luar daerah serta perlunya pembangunan Taman Budaya sebagai wahana meningkatkan apresisi seni LKjIP Kabupaten Kulon Progo 66

77 budaya bagi masyarakat ( pada tahun 2014 pembangunan Taman Budaya sudah dimulai dengan menggunakan Dana Kesitimewaan Tahun 2014). c) Reaktualisasi pembinaan ke arah seni budaya unggulan di tiap kecamatan sebagai berikut: No. Kecamatan Kesenian Khas 1 Wates Jathilan Tradisional 2 Temon Incling 3 Panjatan Wayang Wong 4 Galur Reog Wayang 5 Lendah Hadrah/Shalawat 6 Sentolo Oglek 7 Pengasih Kethoprak 8 Nanggulan Panjidur 9 Girimulyo Wayang Topeng 10 Kokap Krumpyung 11 Kalibawang Jabur 12 Samigaluh Lengger tapeng Sumber data: Dinas Kebudparpora Kab. Kulon Progo, Sasaran Strategis Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan dan Aparatur Pemerintah Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan adalah dengan memperbaiki kinerja baik dari sisi kelembagaan maupun aparaturnya. Dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi tantangan Kegiatan Pendampingan LAKIP tersendiri bagi pemerintah dalam meningkatkan kapasitas kelembagaan dan aparatur pemerintah. Capaian sasaran Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan dan Aparatur Pemerintah dapat dilihat dari 3 (tiga) indikator yaitu Nilai Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, Nilai LKjIP Kabupaten Kulon Progo 67

78 Akuntabilitas Kinerja serta Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah (opini BPK). Dari 3 indikator tersebut 2 indikator telah mencapai hasil sangat memuaskan, sementara satu indikator Nilai Akuntabilitas Kinerja masih menggunakan data tahun Hal ini karena untuk LAKIP Tahun 2014 nilainya keluar tahun No Sasaran Tabel 3.25 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan dan Aparatur Pemerintah Indikator Kinerja Satuan Capaian 2013 Target Capaian 2014 Realis asi Target Akhir RPJMD (2016) LKjIP Kabupaten Kulon Progo 68 % Capai an s/d 2014 terhad ap Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan dan Aparatur Pemerintah Nilai Evaluasi Kinerja Penyelenggara an Pemerintah Daerah - 3,225 3,25 3,2 98,89 3,215 97,39 Nilai Akuntabilitas Kinerja - B CC B** 133,33 B 100 Akuntabilitas - WTP WTP WTP 100 WTP 100 Pengelolaan Keuangan Daerah (Opini BPK) Catatan : ** data sementara Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, tahun 2014 indikator kinerja Nilai Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah dari target 3,25 terealisasi 3,2 (98,89%) jika dibandingkan dengan capaian tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 0,25% yaitu capaian tahun 2013 sebesar 3,225 dan tahun 2014 sebesar 3,2. Capain indikator ini jka dibandingkan dengan target akhir RPJMD (2016) sudah tercapai 97,39% dari target akhir RPJMD 3,215. Untuk indikator Nilai Akuntabilitas Kinerja dari target yang telah ditetapkan di tahun 2014 dengan nilai C sampai saat ini masih menggunakan data sementara tahun 2013 dengan predikat B. Jika dibandingkan dengan target akhir RPJMD telah tercapai 100%.

79 Sementara itu, indikator Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah telah sesuai target yang ditetapkan yaitu WTP. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD telah sesuai target. Pencapaian sasaran Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan dan Aparatur Pemerintah dilaksanakan dengan berbagai program utama diantaranya program Peningkatan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah ditunjukkan dengan ketepatan laporan pemerintah daerah yang meliputi Laporan Keterangan pertanggungjawaban Bupati (LKPJ) kepada DPRD, Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada pemerintah, Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada masyarakat dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Kinerja peningkatan akuntabilitas telah mencapai target yang ditetapkan melalui berbagai upaya perbaikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang dimulai dengan adanya Review terhadap dokumen RPJMD, Perumusan Indikator Kinerja baik ditingkat Pemda maupun SKPD serta pembangunan berbagai sistem informasi online mulai dari perencanaan, pengendalian dan evaluasi yang sudah terintegrasi databasenya dengan e-musrenbang, e-planning e-monev, dan e-sakip dengan gambar halaman muka tampilan websitedan alur kerja sebagai berikut: LKjIP Kabupaten Kulon Progo 69

80 Gambar 3.6 Halaman muka website Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Kinerja Sistem Kinerja Daerah Terintegrasi (Integrated Regional Performance System) eplanning Renstra SKPD RKPD Renja SKPD PPAS SIMDA APBD Realisasi Anggaran emonev ROFK Realisasi Fisik Realisasi Keuangan Realisasi Kinerja Evaluasi RKPD emusrenbang RKPDesa RPTK Pokpik DPRD Ranc. Renja SKPD Ranc. RKPD esakip Capaian IKU Pemda, IKU SKPD (LAKIP) Gambar 3.7 Alur Kerja Sistem Kinerja Daerah Terintegrasi LKjIP Kabupaten Kulon Progo 70

81 Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, pemerintah melalui Tim Nasional EPPD dibantu oleh Tim Teknis dan Tim Daerah melakukan evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah terhadap Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Realisasi Nilai evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah tahun 2014 berdasarkan hasil evaluasi Tim Daerah DIY sebesar 3,204 termasuk dalam kategori sangat tinggi atau 99,35 % dari target RPJMD sebesar 3,225. Capaian nilai tersebut tertinggi se-diy apabila dibandingkan dengan kabupaten/kota lain. Namun apabila dibandingkan tahun sebelumnya mengalami sedikit penurunan yaitu sebesar 0,004 %. Penurunan ini karena adanya beberapa perubahan kriteria data pendukung indikator kinerja kunci (IKK) dari tahun sebelumnya. Berdasarkan hasil evaluasi atas Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah pada 2014 Pemkab Kulon Progo berhasil mendapatkan prestasi Baik (B) dengan nilai 65,04. Hasil ini cukup membanggakan dan merupakan capaian tertinggi setelah selama ini hanya berhasil meraih nilai C. Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah diukur melalui 2 (dua) indikator program yaitu Capaian peningkatan realisasi pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset terealisasi 98,33% sedangkan capaian pengembangan kebijakan keuangan daerah terealisasi 100%. Secara rinci capaian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.26 Capaian Peningkatan Realisasi Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset No. Uraian Target Realisasi 1. Jumlah realisasi Pendapatan 1.003, , ,60 2. Jumlah target Pendapatan (RPJMD) 981, , ,60 3. Jumlah realisasi Belanja 964, , ,75 4. Jumlah anggaran Belanja 1.045, , ,63 5. Jumlah penerbitan dokumen keuangan daerah (APBD, Perubahan APBD dan Perhitungan APBD) tepat waktu Jumlah dokumen keuangan daerah Jumlah SKPD tertib administrasi asset Jumlah SKPD Capaian Indikator Kinerja Program 98,62 100,00 98,33 Sumber data : DPPKA Kabupaten Kulon Progo, 2014 LKjIP Kabupaten Kulon Progo 71

82 Realisasi pendapatan pada tahun 2014 dalam APBD sebesar Rp ,66 mengalami over target 3,03% dari target RPJMD sebesar Rp ,00. Sedangkan realisasi belanja pada tahun 2014 sebesar Rp ,60 dibanding rencana belanja pada APBD tahun 2014 sebesar Rp ,61 atau sebesar 90,31%. Jumlah dokumen keuangan daerah yang ditetapkan tepat waktu meliputi APBD, perubahan APBD dan perhitungan APBD. Tertib administrasi asset telah dilakukan oleh semua SKPD Sasaran Strategis Meningkatnya Kinerja Ekonomi dan Pendapatan Masyarakat No Meningkatnya kinerja ekonomi dan pendapatan masyarakat suatu daerah diukur melalui indikator kinerja tingkat pertumbuhan ekonomi, pendapatan perkapita penduduk (atas dasar harga konstan) serta rasio gini suatu daerah. Dalam IKU Bupati 2014, pertumbuhan ekonomi ditargetkan 5,12% dengan realisasi 5,09% (capaian 99,41%), Pendapatan Perkapita Penduduk (Atas dasar harga konstan) ditargetkan Rp terealisasi Rp ,-(capaian 100,26%), Rasio Gini ditargetkan 0,3375% terealisasi 0,2828% (capaian 116,21%).Capaian indikator kinerja Tahun 2013 serta target dan realisasi Tahun 2014 selengkapnya disajikan pada Tabel Tabel 3.27 Rencana dan Realisasi Capaian sasaran Meningkatnya Kinerja Ekonomi dan Pendapatan Masyarakat Sasaran Indikator Kinerja Satuan Capaian 2013 Target Capaian 2014 Realisa si Target Akhir RPJMD (2016) LKjIP Kabupaten Kulon Progo 72 % Capai an s/d 2014 terha dap Meningkatn ya Kinerja Pertumbuha n Ekonomi** % 5,05 5,12 5,09 99,41 5,39 94,43 Ekonomi dan Pendapatan Perkapita Rp (Juta) , ,89 Pendapatan Penduduk (Atas Dasar

83 No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Capaian 2013 Target Capaian 2014 Realisa si % Target Akhir RPJMD (2016) Capai an s/d 2014 terha dap Masyarakat Harga Konstan)** Rasio Gini** Indeks 0,3400 0,3375 0, ,21 0, ,82 Sumber : angka sangat sementara perhitungan Bappeda Kabupaten Kulon Progo Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2014 yang diukur dengan pertumbuhan nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan mengalami pertumbuhan sebesar 5,09%. Dalam hal ini indikator kinerja pertumbuhan ekonomi tidak dapat mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar 5,12% (capaian 99,41%). Akan tetapi apabila dibandingkan dengan capaian Tahun 2013, pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan sebesar 0,79%. Capaian tahun 2014 jika dibandingkan dengan target akhir RPJMD (Tahun 2016) capainnya adalah sebesar 94,43% Indikator kinerja Pendapatan Perkapita Penduduk dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk di suatu daerah. Pendapatan Perkapita Penduduk (Atas Dasar Harga Konstan) Kabupaten Kulon Progo Tahun 2014 sebesar Rp ,-. Dalam hal ini indikator kinerja Pendapatan Perkapita Penduduk dapat mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar Rp ,- (capaian 100,26%). Apabila dibandingkan dengan capaian Tahun 2013, Pendapatan Perkapita Penduduk juga mengalami peningkatan sebesar 4,56%. Apabila dibandingkan dengan target akhir RPJMD (Tahun 2016) capaiannya adalah sebesar 91,89%. Indikator kinerja Rasio Gini digunakan untuk mengukur tinggi rendahnya ketimpangan distribusi pendapatan penduduk secara kuantitatif. Rasio Gini Kabupaten Kulon Progo Tahun 2014 sebesar 0,2828. Dalam hal ini indikator kinerja Rasio Gini dapat mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar 0,3375 (capaian 116,21%). Apabila dibandingkan dengan capaian Tahun 2013, Indeks Rasio Gini mengalami penurunan besaran yaitu 0,3400 pada Tahun 2013 menjadi 0,2828 pada Tahun Hal ini berarti LKjIP Kabupaten Kulon Progo 73

84 ketimpangan distribusi pendapatan di Kabupaten Kulon Progo mengalami penurunan atau dengan kata lain terjadi peningkatan pemerataan pendapatan. Apabila dibandingkan dengan target akhir RPJMD (Tahun 2016) yaitu sebesar 0,3320, capaian pada Tahun 2014 sudah melampaui target dengan capaian 114,82%. Dilihat dari capaian indikator kinerja tahun 2014 di mana 2 (dua) indikator kinerja dapat mencapai target yang ditetapkan dan 3 (tiga) indikator kinerja mengalami peningkatan capaian dibanding Tahun 2013, maka sasaran meningkatnya kinerja ekonomi dan pendapatan masyarakat relatif dapat dikatakan tercapai. Tercapaianya sasaran tersebut didukung oleh pelaksanaan beberapa Program utama diantaranya : 1. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan Pada Tahun 2014, Indikator Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan yaitu cakupan peningkatan produktivitas pertanian/ perkebunan dapat mencapai target dengan capaian 95,24% dari target yang ditetapkan sebesar 95,24% (tingkat capaian 100,00% dari target). Apabila dibandingkan dengan pencapaian pada Tahun 2013, indikator Cakupan peningkatan produktivitas pertanian/perkebunan mengalami peningkatan sebesar 47,62%. Indikator cakupan peningkatan produktivitas pertanian/perkebunan diperhitungkan melalui peningkatan produktivitas 21 komoditas pertanian yaitu Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Ubi Kayu, Cabe, Melon, Semangka, Bawang Merah, Durian, Rambutan, Mangga, Pisang, Manggis, Kakao, Kopi, Kelapa, Tebu, Cengkeh, Jahe dan Kunyit. Pada Tahun 2014 ditargetkan ada 20 (dua puluh) komoditas yang mengalami peningkatan produktivitas dimana 1 (satu) komoditas yang tidak ditargetkan meningkat produktivitasnya adalah kopi. Realisasi pada tahun 2014 terdapat 20 (dua puluh) komoditas yang meningkat produktivitasnya sehingga indikator program dapat tercapai sesuai target yang ditetapkan (capaian 100,00%). Tercapainya target indikator kinerja program pada tahun 2014 dan peningkatan produktivitas dari tahun 2013 untuk 20 (dua puluh) komoditas tersebut di atas disebabkan oleh adanya peningkatan penerapan teknologi sesuai rekomendasi teknis secara intensif, terkendalinya serangan OPT serta penanganan dampak perubahan iklim dan bencana alam serta adanya peningkatan kuantitas dan kualitas sarana produksi. Di samping itu peningkatan ketersediaan infrastruktur pertanian/perkebunan relatif LKjIP Kabupaten Kulon Progo 74

85 memberikan kontribusi terhadap pencapaian target tahun 2014 dan peningkatan capaian dari tahun Program Penyediaan Sarana dan Prasarana Pertanian/Perkebunan Indikator Program Penyediaan Sarana/ Prasarana Pertanian/Perkebunan yaitu capaian peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana pertanian dapat mencapai target dengan capaian 94,65% dari target yang ditetapkan sebesar 86,47% (tingkat capaian 109,46% dari target). Apabila dibandingkan dengan pencapaian pada tahun 2013, indikator program ini mengalami peningkatan sebesar 14,68%. Indikator Capaian peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana pertanian diperhitungkan melalui perhitungan jumlah alat dan mesin pertanian budidaya, panjang jalan pertanian dan panjang jaringan irigasi tertier. Alat dan mesin pertanian budidaya dapat melampaui target yang ditetapkan dengan capaian unit pada tahun Kondisi ini melebihi dari target sebesar unit (capaian 109,64%). Dibandingkan kondisi tahun 2013, dalam hal ini terjadi penambahan alsin budidaya sejumlah 885 unit pada tahun Jenis alat mesin pertanian untuk budidaya antara lain Traktor roda-2, alsin budidaya krisan, pompa air, handsprayer, gunting pangkas, angkong, cangkul, sabit dan pisau okulasi. Panjang jalan pertanian dapat melampaui target yang ditetapkan dengan capaian ,25 meter pada tahun Kondisi ini melebihi dari target sepanjang ,68 meter (capaian 104,34%). Dibandingkan kondisi tahun 2013, dalam hal ini terjadi penambahan jalan pertanian sepanjang ,57 meter. Panjang jaringan irigasi tertier dapat melampaui target yang ditetapkan dengan capaian ,01 meter pada tahun Kondisi ini melebihi dari target sepanjang ,00 meter (capaian 113,99%). Dibandingkan kondisi tahun 2013, dalam hal ini terjadi penambahan jaringan irigasi tertier sepanjang ,46 meter. Tercapainya target dan terjadinya peningkatan capaian untuk 3(tiga) komponen tersebut berkontribusi terhadap tercapainya target indikator kinerja program dan peningkatan capaian kinerja program dibanding tahun LKjIP Kabupaten Kulon Progo 75

86 3. Program Peningkatan Mutu dan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/ Perkebunan Indikator Program Peningkatan Mutu dan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan yaitu Capaian peningkatan kualitas hasil pertanian dapat mencapai target dengan capaian 79,89% dari target yang ditetapkan sebesar 70,05% (tingkat capaian 114,05% dari target). Apabila dibandingkan dengan pencapaian pada Tahun 2013, indikator program ini mengalami peningkatan sebesar 18,76%. Indikator Capaian peningkatan kualitas hasil pertanian diperhitungkan melalui perhitungan jumlah alat dan mesin pengolahan, jumlah kemitraan dan jumlah SOP/GAP. Alat dan mesin pengolahan dapat melampaui target yang ditetapkan dengan capaian unit pada Tahun Kondisi ini melebihi dari target sebesar unit (capaian 103,85%). Dibandingkan kondisi Tahun 2013, dalam hal ini terjadi penambahan alsin pengolahan sejumlah 482 unit pada Tahun Jenis alat mesin pertanian pengolahan antara lain : threser bermotor, alsin pengolahan padi, alsin pengolahan gula semut, alsin pasca panen dan pengolahan biofarmaka (jahe, kencur, minyak atsiri), alsin pasca panen krisan serta alsin pasca panen dan pengolahan kopi. Jumlah kemitraan dapat melampaui target yang ditetapkan dengan capaian 5 paket pada Tahun Kondisi ini melebihi dari target sebesar 4 paket (capaian 125,00%). Dibandingkan kondisi Tahun 2013, dalam hal ini terjadi penambahan jumlah kemitraan sejumlah 2 paket pada Tahun Kemitraan tersebut adalah kemitraan dengan Bank Indonesia (BI) dalam hal pengembangan padi unggul lokal serta kemitraan dengan Badan Urusan Logistik (BULOG) dalam hal program pengembangan Beras Daerah (Rasda). Jumlah SOP/GAP dapat melampaui target yang ditetapkan dengan capaian 6 buah pada tahun Kondisi ini melebihi dari target sebanyak 5 buah (capaian 120,00%). Dibandingkan kondisi tahun 2013, dalam hal ini terjadi penambahan SOP/GAP sebanyak 2 buah yaitu SOP Jamur Tiram dan SOP Beras organik. Tercapainya target dan terjadinya peningkatan capaian untuk 3(tiga) komponen tersebut berkontribusi terhadap pencapaian target indikator kinerja program dan peningkatan capaian kinerja program dibanding Tahun LKjIP Kabupaten Kulon Progo 76

87 4. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Pada tahun 2014, Indikator Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan yaitu capaian produksi peternakan mencapai 87,58% atau tercapai 99,48% dari target sebesar 88,04%. Produksi daging Tahun 2014 naik 2,06% dibandingkan dengan Tahun 2013, produksi telur juga mengalami kenaikan sebesar 5,03%, sedangkan produksi susu menurun 26,63%. Peningkatan produksi peternakan sangat dipengaruhi oleh peningkatan populasi ternak dan pemotongan ternak. Dari sisi populasi ternak, kondisi populasi ternak tahun 2014 secara umum untuk ternak besar dan kecil cenderung menurun, sedang untuk ternak unggas cenderung meningkat. Populasi ternak besar mencapai ekor atau turun 7,68% dibanding populasi Tahun 2013 sebanyak ekor. Turunnya populasi ternak besar disebabkan banyak (15-20%) peternak sapi potong menghentikan usahanya. Hal ini disebabkan peternak mengalami kerugian karena fluktuasi harga sarana produksi dan harga produk yang tinggi. Populasi ternak kecil mencapai ekor atau turun 1,93% bila dibanding populasi Tahun 2013 sebanyak ekor. Populasi ternak unggas mencapai ekor atau naik 9,01% bila dibanding populasi Tahun 2013 sebanyak ekor. Dari sisi pemotongan ternak, jumlah pemotongan ternak ruminansia (sapi, kambing, domba) sebanyak ekor atau menurun 4,07% bila dibanding tahun 2013 sebanyak ekor, sedangkan untuk pemotongan unggas sebanyak ekor atau meningkat 3,10% dibanding Tahun 2013 sebanyak ekor. Dari sisi Inseminasi Buatan, jumlah akseptor inseminasi buatan (IB) pada sapi potong ekor atau turun 0,23% dibanding akseptor Tahun 2013 ( ekor), bunting ekor atau turun 4,63% dibanding Tahun 2013 ( ekor) dengan jumlah kelahiran pedhet (anak sapi) ekor atau turun 4,62% dibandingkan Tahun 2013 ( ekor). Penurunan produksi susu disebabkan peternak mengurangi jumlah ternaknya karena keuntungan yang diperoleh kecil. Hal ini disebabkan karena rendahnya harga jual susu dan tingginya biaya operasional terutama pakan (konsentrat). LKjIP Kabupaten Kulon Progo 77

88 5. Program Penyediaan Sarana dan Prasarana Peternakan Pada Tahun 2014, Indikator Program Penyediaan Sarana dan Prasarana Peternakan yaitu capaian ketersediaan sarana dan permodalan usaha, mencapai 91,39% atau tercapai 106,47% dari target sebesar 85,83%, sedangkan bila dibanding dengan capaian Tahun 2013 menurun 1,20%. Indikator capaian ketersediaan sarana dan permodalan usaha diiperhitungkan dari sarana peternakan, panjang jalan peternakan dan jumlah permodalan. Pada Tahun 2014, jumlah poskeswan tidak mengalami kenaikan, tetap 10 unit dari Tahun Panjang jalan peternakan mengalami kenaikan 83,34% dari Tahun 2013, semula meter2 menjadi meter2 dan angka tersebut tercapai 11,54 melampaui angka target Tahun 2014 yaitu meter2. Jumlah permodalan usaha peternakan menurun 22,06% bila dibandingkan dengan Tahun 2013, dari Rp ,- menjadi Rp ,-. Meskipun angka tersebut menurun bila dibandingkan dengan Tahun 2013, akan tetapi bila dibandingkan dengan target Tahun 2014 tercapai sebesar 122,11% dari angka target Rp ,-. Penurunan realisasi permodalan usaha peternakan disebabkan oleh enggannya peternak untuk mengambil kredit usaha peternakan (khususnya sapi potong). Keengganan tersebut dipicu oleh rendahnya keuntungan yang diperoleh. 6. Program Peningkatan Mutu dan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan Pada tahun 2014, Indikator Program Pemingkatan Mutu dan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan yaitu capaian mutu produk pangan asal hewan dan pemasaran hasil peternakan mencapai 86,88% atau tercapai 102,16% dari target sebesar 85,04%, sedang bila dibanding dengan capaian Tahun 2013 meningkat 13,58%. Capaian mutu produk pangan asal hewan dan pemasaran hasil peternakan diperhitungkan melalui produk pangan asal hewan berkualitas baik dan jumlah kemitraan Untuk menjamin kualitas peredaran produk peternakan / pangan asal hewan (produk primer dan olahan) dilakukan pengawasan mulai dari produsen (proses produksi), distribusi dan pemasaran. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 78

89 7. Program Pengembangan Budidaya Perikanan Indikator Program Pengembangan Budidaya Perikanan yaitu capaian produksi ikan budidaya. Capaian produksi ikan budidaya sebesar 98,45% atau 102,43% dari target 96,12%, sedang bila dibandingkan dengan capaian produksi tahun 2013 meningkat sebesar 3,72%. Penghitungan capaian produksi ikan budidaya yaitu dengan membagi jumlah produksi ikan tangkap terhadap jumlah target produksi ikan budidaya akhir RPJM. Produksi ikan dari perikanan budidaya Tahun 2014 mencapai ton (meningkat 5,18%) dibanding produksi Tahun 2013 sebesar ton. Besarnya peningkatan produksi ikan terbesar terjadi pada produksi tambak mencapai 600,88 % dibanding tahun 2013, sedangkan produksi kolam budidaya dan karamba/ karamba jaring apung (KJA) menurun masing-masing 5,67%, dan 10,26%.Produksi ikan terbesar jenis dari ikan lele 66.98%, kemudian berturut-turut gurami 16,55%, udang vaname 10,45%, nila 4,95%, bawal tawar 0,49%, ikan mas 0,26%, tawes 0,14%, ikan lainnya 0,09%, ikan patin 0,05% dan terkecil dari jenis ikan bandeng 0,002%. Hal ini menunjukan bahwa komoditas lele, gurami, dan udang vaname memiliki daya tarik bagi masyarakat sebagai salah satu sumber pendapatan. Peningkatan produksi perikanan budidaya didukukung adanya upaya ekstensifikasi dan intensifikasi usaha perikanan budidaya, yang dilaksanakan melalui Program Pengembangan Budidaya Perikanan dengan 4 kegiatan yaitu Pengembangan Bibit Ikan Unggul, Pembinaan dan Pengembangan Perikanan, Pengembangan Sistem Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan Ikan, serta Penguatan Ekonomi Masyarakat di Lingkungan Industri Hasil Tembakau. Ekstensifikasi usaha perikanan budidaya dapat terlihat dengan adanya peningkatan jumlah kolam dan luas kolam. Jumlah kolam meningkat 1,20% ( unit) dibanding tahun 2013 ( unit). Peningkatan terbesar terjadi pada kolam tambak sebesar 250%, sedangkan luas kolam budidaya meningkat 28,29% (134,54 ha) dibanding tahun 2013 (104,87 ha). Intensifikasi usaha perikanan budidaya juga sangat dipengaruhi oleh beberapa kegiatan dalam program tersebut yang didalamnya terdapat pelatihan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB), pelatihan Cara Perbenihan Ikan yang Baik (CPIB) serta pemantauan penyakit ikan dan kesehatan lingkungan. Pelatihan-pelatihann dan LKjIP Kabupaten Kulon Progo 79

90 pemantauan kesehatan ikan dan lingkungan meningkatkan pemahaman dan keterampilan pembudidaya ikan dalam menjalankan usaha budidaya perikanan maupun perbenihan perikanan sehingga tingkat keberhasilan usahanya meningkat. 8. Program Pengembangan Perikanan Tangkap Indikator Program Pengembangan Perikanan Tangkap yaitu capaian produksi ikan tangkap, yang pada Tahun 2014 capaiannya sebesar 100,17% dari target (70,08%), sedang bila dibandingkan dengan capaian produksi perikanan tangkap tahun 2013 meningkat sebesar 21,79%. Penghitungan capaian produksi ikan tangkap yaitu dengan membagi jumlah produksi ikan tangkap terhadap jumlah target produksi ikan tangkap akhir RPJM. Produksi ikan tangkap ini meliputi produksi ikan tangkap laut dan produksi ikan tangkap perairan umum (PU). Produksi ikan tangkap laut sebesar 36,64% (543 Ton) dari keseluruhan produksi tangkap ikan di Kabupaten Kulon Progo Ton, sedangkan produksi ikan tangkap perairan umum (PU) sebesar 63,36% atau sebanyak 939 Ton. Beberapa langkah yang ditempuh dalam upaya meningkatkan produksi ikan dari sektor perikanan tangkap antara lain dengan melaksanakan pelatihan dan magang bagi nelayan, fokus pembangunan diarahkan pada upaya menyelesaikan pembangunan fisik pelabuhan Tanjung Adikarta, memfasilitasi permodalan bagi nelayan dengan pemanfaatan kredit program serta mengembangkan kemampuan KSU Swamitra Mina sebagai lembaga keuangan mikro yang khusus menyediakan dana medukung pengembangan usaha perikanan tangkap. Jumlah tenaga kerja/ nelayan yang terlibat dalam usaha perikanan tangkap baikk tangkap laut maupun tangkap perairan umum sebanyak 560 orang meningkat 17,65% dibanding tahun 2013 sebanyak 476 orang. Pendapatan buruh nelayan sebesar Rp ,-, naik 7,50% dibanding tahun 2013 (Rp ,-), sedang pendapatan pemilik kapal/perahu sebesar Rp ,-, naik 9,60% dibanding Tahun 2013 (Rp ,-). 9. Program Peningkatan Mutu dan Pemasaran Hasil Produksi Perikanan Indikator Program Peningkatan Mutu dan Pemasaran Hasil Produksi Perikanan yaitu capaian produk pangan olahan perikanan dan ketersediaan ikan konsumsi. Pada LKjIP Kabupaten Kulon Progo 80

91 Tahun 2014, capaian produk pangan olahan perikanan dan ketersediaan ikan konsumsi 89,54% atau 99,66% dari target 89,85%, sedang bila dibandingkan dengan capaian produksi Tahun 2013 meningkat sebesar 4,72%. Indikator capaian produk pangan olahan perikanan dan ketersediaan ikan konsumsi dihitung dengan menjumlahkan persentase produk pangan olahan (jumlah produk pangan olahan dibagi dengan jumlah rencana produk pangan olahan akhir RPJMD) dengan persentase ketersediaan ikan konsumsi (ketersediaan ikan konsumsi dibagi dengan target ketersediaan angka konsumsi akhir RPJM) kemudian dibagi 2 (dua). Peningkatan capaian produk pangan olahan perikanan ini didukung oleh adanya pelaksanaan program yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan (pembudidaya ikan, dan pengolah) dalam menangani pasca panen (pengolahan) dan pemasaran ikan, serta meningkatkan konsumsi makan ikan. Keluaran dari program ini berupa meningkatnya kemampuan pengolah dan pemasar ikan dalam menjalankan usahanya serta meningkatnya konsumsi makan ikan. 10. Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan Indikator program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan yaitu Cakupan Peningkatan Produksi Hasil Hutan dapat melampaui target yang ditetapkan dengan capaian 93,66% (100,38% dari target). Pada Tahun 2014, indikator Cakupan peningkatan produksi hasil hutan mengalami peningkatan sebesar 1,77% apabila dibandingkan dengan pencapaian pada Tahun Indikator cakupan peningkatan produksi hasil hutan diperhitungkan melalui produksi kayu bulat dan produksi kayu olahan primer.tercapainya target produksi kayu bulat pada Tahun 2014 dan peningkatan capaian dibanding Tahun 2013 disebabkan oleh keberhasilan penanaman tanaman kehutanan. Target produksi kayu bulat yang merupakan tujuan ekonomis dapat tercapai tanpa mengesampingkan tujuan konservasi. Dalam hal ini pengendalian penebangan tanaman kehutanan dilaksanakan melalui pendekatan perhitungan etat tebang. Etat tebang yang diartikan sebagai volume penebangan kayu yang masih diperkenankan untuk pengelolaan hutan secara lestari di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2014 adalah ,53 m3. Dengan produksi kayu bulat sebesar ,00 m3 (di LKjIP Kabupaten Kulon Progo 81

92 bawah etat tebang), dapat dikatakan bahwa pengelolaan hutan di Kabupaten Kulon Progo dilaksanakan sesuai kaidah-kaidah kelestarian. 11. Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi Indikator program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi yaitu Capaian Jumlah Koperasi Aktif dapat melampaui target yang ditetapkan dengan capaian 93,15% (100,64% dari target). Jumlah Koperasi aktif melampaui target dari 336 unit terealisasi 340 unit atau 101,19% sedangkan untuk jumlah Koperasi juga mencapai target dari 363 unit terealisasi 365 unit atau 100,55%. Hal ini dapat tercapai karena ada beberapa inovasi dalam menghadapi dinamika kondisi Koperasi antara lain dengan pembuatan Surat Petugas Kecamatan bagi seluruh Pegawai, Kerjasama dengan beberapa pihak seperti dengan PT Sumber Alfaria Tbk dalam rangka Take Over Alfamart oleh Koperasi disamping itu juga adanya Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan (PPKL) sebanyak 3 orang yang dibiayai dari anggaran Kementerian Koperasi dan UKM RI. Secara umum jumlah perkembangan koperasi di Kabupaten Kulon Progo dari tahun 2013 sampai dengan 2014 mengalami peningkatan Selain itu juga dapat diketahui jumlah Koperasi aktif/pasif pada tahun 2014 dengan beberapa indikator yang harus dipenuhi seperti sudah melaksanakan RAT 2 kali berturut-turut, masih ada kegiatan usaha dan administrasi yang dilaksanakan serta Pengurus dan anggota masih memenuhi kewajibannya sesuai AD/ART. Program ini dilaksanakan dengan kegiatan revitalisasi pendataan KUMKM, sosialisasi prinsip-prinsip pemahaman Koperasi, Pelayanan Perijinan akta pendirian, perubahan AD dan pembubaran Koperasi, penilaian kesehatan KSP/USP dan Diklat organisasi, Manajemen Usaha dan Keuangan Koperasi. Melalui program ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat bagi masyarakat untuk meningkatkan dan mengembangkan Koperasi secara modern serta kuat secara kelembagaan. Selain itu dengan program ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat luas terhadap Koperasi secara utuh sehingga dapat membuka wacana yang positif terhadap Koperasi khususnya bagi generasi muda. Inovasi yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas Koperasi dan UMKM khususnya menghadapi dinamika perekonomian global serta mengoptimalkan produk unggulan Kulon Progo dengan melakukan Take Over Toko LKjIP Kabupaten Kulon Progo 82

93 Modern Alfamart oleh 3 Koperasi yaitu Koppaneka Wates, Koperasi Bima Wates dan KSU BMT Giri Makmur Girimulyo. 12. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Indikator program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Koperasi dan Usaha Kecil Menengah yaitu Capaian Peningkatan Kualitas UMKM dapat melampaui target yang ditetapkan dengan capaian 110,67% (118,64% dari target). Jumlah UMKM dari target sebesar unit terealisasi sebesar unit atau 100,60 % sedangkan untuk jumlah UMKM yang difasilitasi dari target 375 unit terealisasi sebesar 515 unit atau 137,33%, target ini terealisasi karena pembinaan pengembangan UMKM selain dilaksanakan dengan menggunakan dana APBD Kabupaten juga dilaksanakan secara sinergis bersama pihak lain dalam bentuk kerjasama seperti dengan Kementerian Koperasi dan UKM RI, Bank Indonesia Perwakilan Yogyakarta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bank Mandiri dan ASEI, Yayasan Damandiri, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk., PT SGM Yogyakarta, Universitas Janabadra dan Universitas Atmajaya. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah dilaksanakan dalam rangka untuk menumbuhkan kualitas UMKM agar lebih berdaya saing yang dilaksanakan dengan 5 (lima) kegiatan yaitu peningkatan kerjasama di bidang HKI (Hak Kekayaan Intelektual), Pengembangan Usaha KUMKM, Pemantauan pengelolaan Penggunaan Dana Pemerintah bagi KUMKM, Peningkatan dan Pengembangan jaringan Kerjasama usaha bagi KUMKM dan Penguatan Ekonomi KUMKM di Lingkungan Industri Hasil Tembakau. 13. Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pada Tahun 2014, Indikator Program Peningkatan Ketahanan Pangan yaitu capaian peningkatan ketahanan pangan tidak dapat mencapai target dengan capaian 84,98% dari target yang ditetapkan sebesar 97,91% (tingkat capaian 86,79% dari target). Apabila dibandingkan dengan pencapaian pada Tahun 2013, indikator Capaian peningkatan ketahanan pangan mengalami penurunan capaian dari 96,47% menjadi 84,98% LKjIP Kabupaten Kulon Progo 83

94 Capaian kinerja peningkatan ketahanan pangan dijelaskan sebagai berikut: 1) Ketersediaan Energi Perkapita Berdasarkan perhitungan Neraca Bahan Makanan (NBM) tahun 2014, ketersediaan energi/kapita/hariadalah kkal/kapita/hari terdiri dari pangan nabati kkal/kapita/hari dan pangan hewani 315 kkal/kapita/hari. Secara rinci ketersediaan energy dari beberapa jenis pangan, yaitu: padi-padian 1.300,16 kkal/hari, makanan berpati 253,64 kkal/hari, gula 260,29 kkal/hari, buah/biji berminyak 166,10 kkal/hari, buah-buahan 402,83 kkal/hari, sayur-sayuran 159,43 kkal/hari, daging 112,16 kkal/hari, telur 178,72 kkal/hari, susu 2,14 kkal/hari, ikan kkal/hari, minyak 357,08 kkal/hari, lemak 1,31 kkal/hari. Capaian ketersediaan energi tahun 2014 sebesar 3.215kkal/kapita/hr relatif aman dan mengalami peningkatan dibanding tahun 2013 sebesar kkal/kapita/hari. Angka ketersediaan energi tersebut masih di atas angka minimal ketersediaan energi kkal/kapita/hari sehingga dapat disimpulkan bahwa ketersediaan energi di kabupaten Kulon Progo relatif aman dan kecukupan.capaian SPM ketersediaan energi tahun 2014 sebesar kkal/kapita/hari sebesar 98,92% dari target yang ditetapkan sebesar 3.250kkal/kapita/hari. 2) Ketersediaan Protein per Kapita Ketersediaan protein pada tahun 2014 sebesar 85,38 gr/kapita/hari terdiri dari beberapa jenis pangan yaitu padi-padian 32,27 gr/hari, makanan berpati 1,31 gr/hari, gula 0,03 gr/hari, buah/biji berminyak 11,23 gr/hari, buah-buahan 4,52 gr/hari, sayur-sayuran 10,30 gr/hari, daging 7,83 gr/hari, telur 13,96gr/hari, susu 0,11gr/hari, ikan 3,68 gr/hari, minyak 0,04 gr/hari dan lemak 0,00 gr/hari, dengan total protein 85,38 gr/hari. Capaian ketersediaan protein tahun 201 sebesar 85,38 gr/kapita/hari relatif aman diatas angka batas minimal ketersediaan protein 56 gr/kapita/hari. 3) Penguatan Cadangan Pangan Penguatan Cadangan Pangan terdiri dari Penguatan Cadangan Pemerintah dan Penguatan Cadangan Pangan Masyarakat. Jumlah Cadangan Pangan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo tahun 2014 baru sebesar 4,5 ton dari cadangan pangan yang diharuskan 100 ton setiap kabupaten atau 4,5%. Cadangan pangan pemerintah tersebut apabila dibandingkan dengan LKjIP Kabupaten Kulon Progo 84

95 target tahun 2014 sebesar 45 ton baru mencapai 10%,sedangkan cadangan pangan masyarakat tahun 2014 mencapai ton atau 100,75 % dari target ton. Cadangan pangan masyarakat tersebut berada di kelompok-kelompok tani maupun gapoktan termasuk di dalamnya cadangan pangan hibah bagi kelompok tani maupun gapoktan. 4) Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan di daerah Perhitungan ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan tahun 2014 sebesar 91,45 % lebih tinggi dari target sebesar 90 %, dan perhitungan tersebut hasilnya juga lebih tinggi dari tahun 2013 sebesar 91,17 artinya bahwa ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan cukup baik dan bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat. 5) Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan sebesar 98,55 % lebih tinggi dari target sebesar 90% artinya kondisi harga dan pasokan pangan di Kabupaten Kulon Progo relative aman dan tidak terjadi gejolak. 6) Pola Pangan Harapan Dari hasil perhitungan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) tahun 2014 mencapai 93,8 dengan konsumsi energi sebesar kkal/kapita/hr atau 103,07 % dari target sebesar 91. Perhitungan PPH juga meningkat dari tahun 2013 sebesar 91 dengan konsumsi energi sebesar kkal/kapita/hr. Capaian konsumsi pangan di Kulonprogo cukup baik mencapai kkal/kapita/hari dari ketentuan konsumsi pangan sebesar kkal/kapita/hari, dimana capaian konsumsi pangan diatas kkal/kapita/hari termasuk kategori baik. Sedangkan konsumsi protein mencapai 56,8 gram/kapita/hari juga sudah memenuhi ketentuan angka minimal 52 gram/kapita/hari. untuk kelompok pangan hewani, buah/biji berminyak dan sayur & buah telah memenuhi skor pola pangan harapan, sedangkan kelompok pangan padi-padian, umbi-umbian, minyak & lemak dan gula masih sedikit di bawah angka skor pola pangan harapan.namun demikian secara umum konsumsi pangan di Kabupaten Kulonprogo cukup baik mendekati Angka Kecukupan Energy kkal/kapita/hari. 7) Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan LKjIP Kabupaten Kulon Progo 85

96 Capaian pengawasan dan pembinaan keamanan pangan sebesar 95,83% telah memenuhi/melebihi target yang ditetapkan untuk tahun 2014 sebesar 80%. 8) Penanganan Daerah Rawan Pangan Pada tahun 2011 masih terdapat 36 desa rawan pangan, tahun 2012 menurun menjadi 34 desa rawan pangan, tahun 2013 menjadi 27 desa rawan pangan dan tahun 2014 berkurang lagi menjadi 12 desa rawan pangan. a) Indikator Ketersediaan Pangan Pada awalnya penyebab utama terjadinya desa rawan pangan adalah faktor ketersediaan pangan, akses pangan dan pemanfaatan pangan, tetapi dengan adanya berbagai kegiatan di bidang ketahanan pangan faktor-faktor penyebab kerawanan pangan tinggal faktor ketersediaan pangan dan akses pangan/kemiskinan, sedangkan faktor pemanfaatan pangan/gizi tidak lagi menjadi faktor penyebab kerawanan pangan. Sedangkan di Kecamatan Wates (Desa Giripeni, Bendungan dan Wates) penyebab adanya desa rawan pangan adalah karena ketersediaan pangan, dimana kebutuhan konsumsi pangan (karbohidrat) lebih tinggi dibandingkan dengan yang dihasilkan di daerah tersebut, sementara pasokan dari daerah lain tidak diperhitungkan meskipun sesungguhnya pangan di Kecamatan Wates tersedia dan cukup. Penyebab kerawanan pangan di wilayah-wilayah perbukitan seperti Kokap, Girimulyo, dan Samigaluh terutama disebabkan masalah ketersediaan pangan yang selama ini diperhitungkan adalah padi, ketela pohon, ubi jalar dan jagung saja, sedangkan produksi umbi-umbian belum dimasukkan dalam perhitungan SKPG. Padahal umbi-umbian seperti tales, bontik, gadung, uwi, mbili, dan umbiumbian lainnya banyak diproduksi / dibudidadayakan oleh masyarakat di perbukitan menorah dan bahkan menjadi menu penunjang kebutuhan karbohidrat. Berdasarkan analisis SKPG di Kabupaten Kulon Progo adanya 12 Desa Rawan Pangan terdapat 7 desa mempunyai tingkat ketersediaan pangan yang rendah, 4 desa mempunyai tingkat kemiskinan tinggi dan 1 desa mempunyai tingkat ketersediaan pangan yang rendah dan tingkat kemiskinan tinggi. Sedangkan dari faktor prevelensi gizi semua desa dalam kondisi aman. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 86

97 b) Indikator Kesehatan N Gizi Kurang < - 2 SD = N Balita yang dikumpulkan PSG = = x 100% = 10,91% Dari perhitungan pelayanan penanganan kerawanan pangan indikator kesehatan sebesar 10,91%. Angka tersebut dikategorikan aman karena standar rawan pangan dari sektor kesehatan jika prosentase KEP (Kekurangan Energi Protein) kurang dari 15%. c) Sosial Ekonomi Kriteria yang digunakan untuk mengelompokkan keluarga ke dalam status kemiskinan Pada akhir tahun 2013 di Kabupaten Kulonprogo masih terdapat KK miskin atau 18,68%. Angka kemiskinan tersebut di bawah 20% sehingga cukup signifikan pada pengurangan Desa Rawan dari 27 Desa Pangan pada tahun 2013 menjadi 12 desa Rawan Pangan pada tahun Program Pembinaan dan Penataan Pasar Tradisional Indikator Program Pembinaan dan Penataan Pasar Tradisional yaitu capaian peningkatan kualitas pasar tradisional dapat mencapai target dengan capaian 43,57% dari target yang ditetapkan sebesar 36,45% (tingkat capaian 119,53% dari target). Capaian peningkatan kualitas pasar tradisional dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu jumlah pedagang pasar tradisional yang berijin, jumlah pedagang pasar tradisional, jumlah pasar tradisional dengan sarana prasarana baik, dan jumlah pasar tradisional. Jumlah pedagang tradisional yang mengurus perijinan kios, los, dan bango tercapai pedagang. Jumlah ini meningkat sebanyak 369 pedagang, atau meningkat 9,46% dari tahun sebelumnya yang tercapai pedagang pasar tradisional berijin. Usaha pemerintah dalam meningkatkan kualitas sarana prasarana pasar dengan telah melakukan pembangunan Pasar Percontohan Sentolo tahap III, serta rehabilitasi Pasar Jombokan dan Pasar Bangeran memberikan hasil yang memuaskan dengan bertambahnya jumlah pasar tradisional dengan sarana prasarana baik, yaitu dari target sejumlah 8 pasar menjadi 10 pasar. Kondisi pasar dengan sarana prasarana baik mengacu pada Peraturan Bupati Nomor 22 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan LKjIP Kabupaten Kulon Progo 87

98 Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 13 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Pasar. Pasar tradisional dengan sarana prasarana baik harus memiliki 11 kriteria, meliputi: 1) Bangunan kios dan los sudah permanen dan baik; 2) terdapat tempat parkir; 3) terdapat tempat bongkar muat barang; 4) terdapat tempat mandi, cuci, kakus dalam kondisi baik; 5) terdapat pembuangan tempat sementara; 6) terdapat tempat peribadatan (mushola); 7) terdapat alat informasi dan komunikasi; 8) terdapat kantor koordinator pasar; 9) terdapat jalan dalam pasar; 10) terdapat drainase; dan 11) terdapat penerangan. Jumlah pedagang di pasar tradisional menurun sejumlah 679 pedagang karena perubahan status aset Pasar Sentolo, yaitu dari aset Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo menjadi aset Desa Sentolo. Namun demikian terdapat pula pertambahan jumlah pedagang dari Pasar Percontohan Sentolo sejumlah 139 pedagang. Sampai akhir tahun 2014 jumlah pedagang di pasar tradisional sejumlah pedagang. 15. Program Pengembangan Usaha Perdagangan Indikator Program Pengembangan Usaha Perdagangan yaitu Capaian pengembangan usaha perdagangan di tahun 2014 tercapai 97,26% dari target sebesar 86,35% (capaian 112,63%). Hal ini disebabkan faktor jumlah usaha perdagangan berijin yang meningkat tajam akibat keberhasilan pemerintah kabupaten Kulon Progo dalam melakukan pelayanan jemput bola kepengurusan SIUP bagi para pedagang di pasar tradisional. Jumlah usaha perdagangan berijin meningkat dari usaha menjadi atau meningkat sejumlah 421 usaha perdagangan. Jumlah tersebut terdiri dari 367 usaha kecil, 43 usaha menengah, dan 11 usaha besar. Capaian pengembangan usaha perdagangan yang melebihi target juga disebabkan faktor meningkatnya jumlah ekspor komoditas unggulan ke beberapa negara di dunia. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 88

99 Membaiknya perekonomian dunia membuat permintaan buyers ikut meningkat. Berkembangnya industri kreatif di Kulon Progo juga turut mendorong bertambahnya jumlah pelaku usaha yang berani mengekspor produk unggulannya. Pada tabel 33.3 di atas nilai ekspor meningkat sebesar ,95 US $ atau meningkat sebesar 26,09% dari tahun sebelumnya. Selain itu, terdapat tiga tambahan komoditas ekspor, yaitu kerajinan dekorasi rumah, traktor tangan dan stagen, sehingga jumlah komoditas bertambah dari 7 komoditas menjadi 10 komoditas. 16. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Indikator Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah yaitu Capaian pertumbuhan industri di tahun 2014 tercapai 105,07 dari target sebesar 99,5% (capaian 105,86%). Hal ini disebabkan meningkatnya jumlah industri, yaitu dari unit di tahun 2013 menjadi unit, atau meningkat 172 unit. Selain itu nilai usaha pada tahun 2014 juga melebihi target, yaitu Rp ,00 dari target Rp ,00. Selain itu nilai usaha pada tahun 2014 juga melebihi target, yaitu Rp ,00 dari target Rp ,00. Salah satu faktor yang menyebabkan naiknya angka nilai usaha adalah terjadinya kenaikan BBM yang berpengaruh juga terhadap nilai jual produk, disamping itu juga disebabkan adanya penambahan usaha baru. Peningkatan kedua faktor tersebut tidak terlepas dari usaha Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dalam membina, dan memfasilitasi para pelaku usaha industri agar dapat mengembangkan usahanya. Salah satu wujud nyata usaha pemerintah yaitu melalui penyaluran bantuan peralatan produksi dari tahun ke tahun yang jumlahnya terus meningkat. Dari realisasi kegiatan industri juga dapat diketahui perkembangan potensi industri kecil di Kabupaten Kulon Progo. Terjadinya penurunan jumlah sentra industri dari 70 sentra menjadi 61 sentra disebabkan ada sejumlah sentra yang sudah tidak memenuhi persyaratan sentra, dimana jumlah kelompok IKM dalam sentra tersebut kurang dari 5 kelompok. Dalam hal ini, sentra industri adalah pengelompokan usaha sejenis di dalam suatu wilayah, dimana wilayah kerja sentra minimal radius 5 km dengan jumlah pengelompokan sekurang-kurangnya 5 kelompok pengrajin dengan jumlah tenaga kerja LKjIP Kabupaten Kulon Progo 89

100 sekurang-kurangnya 50 orang, atau sekurang-kurangnya terdapat 10 kelompok dengan jumlah tenaga kerja sekurang-kurangnya 30 orang. Sentra yang tidak memenuhi persyaratan sebagai sentra yaitu, minyak kelapa Kranggan, minyak kelapa Tanjungharjo, jamu Hargorejo, tempe Salamrejo, tempe Depok, tempe benguk Bumirejo, tahu Tawangsari, tahu Brosot, dan sabut kelapa Brosot. Namun demikian terdapat penambahan unit usaha dari unit menjadi unit dikarenakan munculnya beberapa unit usaha sejumlah 172 unit. Industri suatu daerah, baik industri rumah tangga, kecil maupun menengah memegang peran penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Kontribusinya sangat besar bukan hanya dalam pemanfaatan potensi sumber daya alam yang ada tetapi juga penyerapan sumber daya manusianya. Capaian dari pelaksanaan 17 Program pada Urusan Pertanian, Kehutanan, Kelautan dan Perikanan, Ketahanan Pangan, Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan berkontribusi dalam pencapaian sasaran Meningkatnya Kinerja Ekonomi dan Pendapatan masyarakat Sasaran Strategis Meningkatnya Daya Saing Investasi Daerah Meningkatnya daya saing investasi daerah adalah salah satu indikator keberhasilan pembangunan dan peningkatan ekonomi masyarakat. Dalam IKU Bupati 2014, Nilai Realisasi Investasi (PMA/PMDN) ditargetkan sebesar Rp juta. Pada akhir tahun 2014 nilai realisasi investasi mencapai ,78 juta, atau melampaui target sebesar Rp ,78 juta, atau capaian kinerjanya sebesar 152,36% dibandingkan target. Dibandingkan dengan capaian tahun 2012 sebesar Rp juta, maka pada tahun 2014 terjadi pertumbuhan nilai investasi sebesar 331,57%. Dibandingkan dengan capaian tahun 2013 sebesar Rp juta, maka terjadi pertumbuhan nilai investasi sebesar 70,72%. Selain itu, capaian ini telah menyumbang 125,38% dari target akhir tahun RPJMD sebesar juta pada tahun Dengan kata lain target IKU Bupati dalam hal meningkatnya daya saing investasi daerah telah tercapai pada tahun ketiga pemerintahan. Berikut tabel yang memuat realisasi capaian sasaran Meningkatnya Daya Saing Investasi Daerah dari tahun 2013 sampai tahun LKjIP Kabupaten Kulon Progo 90

101 No Sasaran Tabel Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Daya Saing Indikator Kinerja Satuan Investasi Daerah Capaian 2013 Capaian 2014 Target Realisasi % Target Akhir RPJMD (2016) LKjIP Kabupaten Kulon Progo 91 Capai an s/d 2014 terha dap Meningkatnya Daya Saing Investasi Daerah Nilai Realisasi Investasi (PMA/PMDN) (jutaan) Juta 363, , , , , ,38 Sumber Data : BPMPT Kulon Progo Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, Nilai Realisasi Investasi (PMA/PMDN) tahun 2014 telah melebihi target yang ditetapkan yaitu dari target Rp. 406,916 juta terealisasi Rp. 619,962juta (152,36%). Capaian tahun 2014 jika dibandingkan dengan capaian tahun 2013 mengalami peningkatan Rp. 256,852 juta (170,72%). Apabila dibandingkan dengan target akhir RPJMD tahun 2016, telah tercapai 125,38%. Realisasi Nilai Investasi tersebut terdiri dari investasi PMA, PMDN, dan investasi berdasarkan perizinan daerah seperti pada tabel berikut ini : Tabel 3.29 Realisasi Nilai Investasi PMA, PMDN dan Perizinan Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun Realisasi No Perusahaan PMA a. PT. Sung Chang Indonesia b. PT. JMI c. PT. Epotech Indonesia PMDN a. PT. Pagilaran b. PT. Kurnia Bumi Pertiwi c. PT. Aneka Sinendo d. CV. KHS e. PT. Lestari Pelita Graha f. PT. Putra Patria Adikarsa g. PT. OSCO

102 No Perusahaan Realisasi h. PT. Pramana Putra Perkasa i. Naturindo Fresh j. PT. IGP International k. PT. Jaya Makmur Prayoga Sentausa l. PT. Odixa Pharma Laboratories m. PT. Cakra Persada Adi Karya n. PT. Dian Niaga Yogyakarta o. PT. Energy Puritama p. PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk Investasi berdasarkan Perizinan Daerah Total Investasi Sumber data : Badan PM dan PT Kabupaten Kulon Progo, 2014 Dilihat dari data nasional, realisasi penanaman modal nasional (PMA dan PMDN) pada akhir tahun 2014 adalah sebesar Rp. 463,1 trilyun. Apabila dibandingkan dengan realisasi nilai investasi nasional tersebut, maka capaian nilai investasi Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2014 adalah sebesar 0,15% -nya. Terdapat kenaikan sebesar 0,06 % dari tahun 2013, dimana pada tahun tersebut persentase capaian nilai investasi Kabupaten terhadap Nasional sebesar 0,09%. Secara rinci perbandingan nilai investasi Kabupaten Kulon Progo dan nilai investasi nasional dapat dijelaskan dalam tabel berikut: Tabel 3.30 Perbandingan Realisasi Nilai Investasi Kabupaten dengan Realisasi Nilai Investasi Nasional Tahun No Tingkat Nilai Investasi Tahun 2013 Juta (Rp) Nilai Investasi Tahun 2014 Juta (Rp) Kenaikan Juta (Rp) 1 Nasional , , ,00 2 Kabupaten Kulon , , ,00 Progo Persentase capaian Kabupaten terhadap Nasional 0,09 0,15 0,06 Sumber: Press Realese Triwulan IV, BKPM (2014) dan BPMPT Kab. Kulon Progo Kenaikan capaian nilai investasi dari 2012 sampai dengan 2014 antara lain karena upaya pemerintah daerah, yaitu dengan: a) Melakukan sosialisasi dalam pembangunan wilayah lebih intensif, sehingga investasi mendapat dukungan masyarakat. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 92

103 b) Melakukan pembebasan tanah (land banking) oleh Pemerintah Daerah atau BUMD untuk kemudahan dan percepatan realisasi program strategis kabupaten. c) Melakukan pembangunan dan peningkatan kapasitas infratruktur dan penyediaan sarana prasarana sesuai peruntukan kawasan. d) Melaksanakan Perda Penanaman Modal dan peraturan perundang-undangan di bidang perizinan sebagai acuan yuridis-teknis pelaksanaan tugas e) Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar instansi untuk inventarisasi dan sinkronisasi data potensi investasi dan meningkatkan hubungan kerjasama yang sinergis. Adapun program yang dilaksanakan selama tahun 2014 untuk mencapai sasaran daerah dalam hal Meningkatnya daya saing investasi daerah yaitu Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi; dan program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi. Melalui kedua program tersebut telah dilaksanakan pameranpameran investasi, workshop, forum kerjasama investasi, keikutsertaan dalam KP3MN, dan tersedianya sistem pengembangan dan pengolahan sistem informasi penanaman modal dan perizinan. Diharapkan dengan adanya program-program tersebut nilai investasi daerah semakin meningkat, sehingga tercipta daya saing daerah yang semakin menyejahterakan masyarakat. Sedangkan secara rinci keseluruhan nilai investasi kumulatif di Kabupaten Kulon Progo berdasarkan sektor dan sub sektor tahun 2014 adalah sebesar Rp ,00 atau mengalami kenaikan sebesar Rp ,00 (44,92 %) dari tahun Realisasi nilai investasi tersebut terdiri dari investasi PMA, PMDN, perijinan daerah dan investasi publik. Adapun selengkapnya sebagaimana tabel berikut: Tabel 3.31 Nilai Investasi per Sektor / Sub Sektor Tahun 2014 Sektor Subsektor Realisasi Investasi Realisasi Investasi Tambahan Investasi Kumulatif Tahun Kumulatif Tahun Tahun 2014 (Rp) 2013 (Rp) 2014 (Rp) Primer Tanaman Pangan & Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan LKjIP Kabupaten Kulon Progo 93

104 Sektor Subsektor Realisasi Investasi Kumulatif Tahun 2013 (Rp) Tambahan Investasi Tahun 2014 (Rp) Realisasi Investasi Kumulatif Tahun 2014 (Rp) Pertambangan Sekunder Industri Makanan Industri Tekstil Industri Barang dari Kulit & Alas Kaki Industri Kayu Industri Kertas & Percetakan Industri Kimia & Farmasi Industri Mineral Nonlogam Industri Logam, Mesin & Elektronika Industri Instrumen Kedokteran, Presisi, Optik & Jam Industri Lainnya Tersier Listrik, Gas & Air Konstruksi Perdagangan dan Reparasi Hotel & Restoran Transportasi, Gudang & Komunikasi Perumahan, Kawasan Industri & Perkantoran Jasa lainnya Jumlah Total Investasi Sumber data : Badan PM dan PT Kabupaten Kulon Progo, 2014 Jumlah investor tahun 2014 yang berminat berinvestasi (investor tracking) di Kulonprogo tercatat sebanyak 30 perusahaan yang bergerak dalam 25 unit usaha. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 94

105 No Sasaran Strategis Meningkatnya Kunjungan Wisata Pengembangan kewisataan di Kulon Progo menjadi prioritas utama, bersama pendidikan, kesehatan dan kebudayaan. Dengan pengembangan kewisataan ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat kulon progo. Capaian IKU tahun 2014 menunjukkan bahwa persentase peningkatan kunjungan wisata belum mencapai target yang ditentukan. Dari target 9,95% yang direncanakan dapat terealisasi -0,45% dengan capaian kinerja -4,52% (tidak berhasil) Sasaran Tabel Rencana dan Realisasi Pencapaian Sasaran Meningkatnya Kunjungan Wisata Indikator Kinerja Satuan Capaian 2013 Capaian 2014 Target Realisasi % Target Akhir RPJMD (2016) LKjIP Kabupaten Kulon Progo 95 Capai an s/d 2014 terha dap Meningkatnya Kunjungan Wisata Persentase Peningkatan Kunjungan Wisata. persen 10,48 9,95-0,45-4,52 10,11-4,45 Sumber Data : Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kulon Progo Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, Persentase Peningkatan Kunjungan Wisata tahun 2014 tidak mencapai target pertumbuhan yang ditetapkan yaitu 9,95%. Hal ini disebabkan jumlah kunjungan wisata ditarget orang, hanya terealisasi orang (91%). Capaian kinerja tahun 2014 jika dibandingkan dengan tahun 2013 mengalami penurunan yang cukup drastis yaitu dari 10,48% ditahun 2013 menjadi -0,45 ditahun Hal ini disebabkan karena perhitungan indikator ini menggunakan rumus pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan. Apabila dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD baru tercapai -4,45% dari target 10,11%. Tidak terpenuhinya target capaian ini dipengaruhi oleh dua indikator, yaitu : 1. Capaian kunjungan wisatawan ke obyek-obyek wisata beretribusi. Jumlah kunjungan wisatawan ke obyek-obyek wisata beretribusi tidak berhasil memenuhi target jumlah kunjungan, disebabkan oleh factor-faktor sebagai berikut :

106 a) Stagnasi kunjungan wisatawan ke obyek obyek wisata pantai yang notabene merupakan obyek wisata andalan di Kabupaten Kulon Progo. Stagnasi tersebut bukan tidak mungkin disebabkan tidak adanya pembangunan fasilitas penunjang daya tarik wisata di obyek-obyek wisata pantai. Pembangunan sarana penunjang daya tarik wisata di obyek-obyek wisata pantai memang dalam dua tahun terakhir ini tidak dapat dilaksanakan sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Hal ini tidak terlepas dengan adanya dinamika pembangunan dan investasi di kawasan pantai selatan Kabupaten Kulon Progo, mulai dari Proyek Penambangan Pasir Besi, maupun rencana pembangunan Bandara Internasional. Saat ini pemerintah kabupaten lebih memfokuskan pengembangan kepariwisataan di kawasan utara yaitu melalui program Bedhah Menoreh. b) Kecenderungan minat wisatawan yang mulai tertarik untuk berkunjung ke obyek-obyek wisata desa dan minat khusus. Adanya kecenderungan ini menyebabkan kunjungan wisatawan ke Kulon Progo menjadi semakin terdistribusi ke beberapa destinasi yang lebih luas. 2. Capaian kunjungan wisatawan ke desa wisata mengalami peningkatan yang cukup siginifikan. Hal ini disebabkan oleh berkembangnya media promosi melalui website maupun media sosial yang secara efektif telah dimanfaatkan oleh para pengelola desa wisata untuk menarik minat pengunjung. Disamping itu, wisata desa semakin menjadi pilihan bagi wisatawan, dikarenakan daya tarik alam yang masih relatif asri dan alamiah. Upaya yang bisa dilakukan untuk membangun kepariwisataan di Kabupaten Kulon progo adalah : Meningkatkan kualitas sarana dasar, perlunya pembangunan fasilitas rekreatif maupun fasilitas something to do di obyek wisata, selain juga fasilitas something to buy, dan kualitas something to see. Promosi wisata terus ditingkatkan lewat berbagai media, event, dan kesempatan promosi. Perlu meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengembangan kemitraan pariwisata untuk menangkap peluang usaha. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 96

107 Pembangunan akses dan prasarana pendukung, terutama untuk daya tarik wisata baru khususnya obyek wisata alam baik berupa bendungan, air terjun, pemandangan alam dan lain-lain. Prasarana pendukung yang perlu diprioritaskan adalah peningkatan akses jalan, yang dalam hal ini melibatkan instansi lain yang terkait. Dalam hal ini mulai tahun 2014 telah dicanangkan program Bedhah Menoreh, yaitu sebuah upaya terpadu lintas instansi dalam rangka mengembangkan kawasan di wilayah pegunungan Menoreh, termasuk pada sektor pariwisata. 1) Distribusi Kunjungan Wisatawan tahun 2014 adalah sebagai berikut : a) Pantai Glagah : 282,639 Orang b) Pantai Trisik : 38,657 Orang c) Pantai Congot : 18,802 Orang d) Waduk Sermo : 37,201 Orang e) Goa Kiskendo : 10,943 Orang f) Puncak Suroloyo : 26,814 Orang g) Kolam RenangTanjungsari : 80 Orang Jumlah : 415,136 Orang 2) Pendapatan Asli Daerah dari Retribusi Pariwisata Tahun 2014 per obyek dan sarana wisata adalah sebagai berikut : a) Pantai Glagah : Rp ,- b) Pantai Trisik : Rp ,- c) Pantai Congot : Rp ,- d) Waduk Sermo : Rp ,- e) Goa Kiskendo : Rp ,- f) Puncak Suroloyo : Rp ,- g) Kolam Renang Tanjungsari : Rp ,- h) Perahu Wisata : Rp ,- i) Tambatan Perahu Wisata : Rp ,- j) Sewa Sarana Prasarana Pariwisata : Rp ,- Jumlah : Rp ,- 3) Mulai tahun 2010 Pemandian Clereng sudah dikelola oleh PDAM Kabupaten Kulon Progo, sehingga pendapatan retribusi dari obyek wisata meliputi 6 (enam) obyek wisata dan satu kolam renang serta retribusi dari penyewaan sarana prasarana pariwisata, yaitu : a) Pantai Glagah b) Pantai Trisik c) Pantai Congot d) Waduk Sermo e) Goa Kiskendo LKjIP Kabupaten Kulon Progo 97

108 f) Puncak Suroloyo g) Kolam Renang Tanjungsari Samigaluh h) Perahu Wisata i) Tambatan Perahu Wisata j) Sewa Sarana Prasarana Wisata 4) Kegiatan Promosi Wisata yang dilaksanakan adalah ; a) Penggandaan leaflet, CD Pariwisata dan buku panduan wisata pendidikan b) Travel Dialog ke Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta c) Kerjasama promosi wisata bersama kab.gunung Kidul (Progosari) ke Temanggung Jawa Tengah d) Pameran wisata di Jakarta e) Atraksi Wisata di obyek wisata 5) Desa Wisata yang ada di Kabupaten Kulon Progo : a) Desa Wisata Sermo, Hargowilis Kokap b) Desa Wisata Banjaroyo, Kalibawang c) Desa Wisata Banjarasri. Kalibawang d) Desa Wisata Jatimulyo, Girimulyo e) Desa Wisata Glagah,Temon f) Desa Wisata Kalibiru,Kokap g) Desa Wisata Sidorejo,Lendah h) Desa Wisata Nglinggo,Samigaluh i) Desa Wisata Pendoworejo,Girimulyo j) Desa Wisata Purwoharjo, Samigaluh k) Desa Wisata Sendangsari,Pengasih l) Desa Wisata Trisik,Galur m) Desa Wisata Banguncipto,Sentolo sebagai berikut : Secara rinci realisasi capaian program dan kegiatan urusan Pariwisata adalah Tabel 3.33 Capaian Peningkatan Kunjungan Wisatawan 2014 No Uraian Satuan 2013 Target Realisasi 1 Jumlah kunjungan wisatawan Orang Jumlah target kunjungan wisatawan akhir tahun RPJMD 3 Jumlah kunjungan wisatawan ke desa wisata 4 Jumlah kunjungan wisatawan ke desa wisata akhir tahun RPJMD Orang Orang Orang LKjIP Kabupaten Kulon Progo 98

109 Capaian indikator kinerja program Sumber data : Dinas Kebudparpora Kabupaten Kulon Progo, 2014 % 83,29 88, Capaian program Peningkatan Kunjungan Wisatawan mencapai realisasi sebesar 132,6 persen dari target tahun 2014 sebesar 88,40 persen. Capaian ini dipengaruhi oleh dua indikator, yaitu : 1) Capaian kunjungan wisatawan ke obyek-obyek wisata beretribusi. Jumlah kunjungan wisatawan ke obyek-obyek wisata beretribusi tidak berhasil memenuhi target jumlah kunjungan, disebabkan oleh factor-faktor sebagai berikut : c) Stagnasi kunjungan wisatawan ke obyek obyek wisata pantai yang notabene merupakan obyek wisata andalan di Kabupaten Kulon Progo. Stagnasi tersebut bukan tidak mungkin disebabkan tidak adanya pembangunan fasilitas penunjang daya tarik wisata di obyek-obyek wisata pantai. Pembangunan sarana penunjang daya tarik wisata di obyek-obyek wisata pantai memang dalam dua tahun terakhir ini tidak dapat dilaksanakan sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Hal ini tidak terlepas dengan adanya dinamika pembangunan dan investasi di kawasan pantai selatan Kabupaten Kulon Progo, mulai dari proyek penambangan pasir besi, maupun rencana pembangunan Bandara Internasional. Saat ini pemerintah kabupaten lebih memfokuskan pengembangan kepariwisataan di kawasan utara yaitu melalui program Bedhah Menoreh. d) Kecenderungan minat wisatawan yang mulai tertarik untuk berkunjung ke obyekobyek wisata desa dan minat khusus. Adanya kecenderungan ini menyebabkan kunjungan wisatawan ke Kulon Progo menjadi semakin terdistribusi ke beberapa destinasi yang lebih luas. 2) Capaian kunjungan wisatawan ke desa wisata mengalami peningkatan yang cukup siginifikan. Hal ini disebabkan oleh berkembangnya media promosi melalui website maupun media sosial yang secara efektif telah dimanfaatkan oleh para pengelola desa wisata untuk menarik minat pengunjung. Disamping itu, wisata desa semakin menjadi pilihan bagi wisatawan, dikarenakan daya tarik alam yang masih relatif asri dan alamiah. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 99

110 Adapun penghargaan pada urusan Pariwisata selama tahun 2014 diperoleh Desa Wisata Kalibiru, Hargowilis Kokap yang menjadi Juara IV Lomba Desa/Kampung Wisata Tingkat Nasional Tahun 2014 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. a. Permasalahan dan Solusi 1) Permasalahan : a) Keterbatasan sarana prasarana dan belum adanya fasilitas rekreatif di obyek wisata yang mampu menjadi magnet kunjungan wisata. b) Keterbatasan dalam penyusunan paket wisata yang ada di Kabupaten Kulon Progo karena belum begitu dikenal oleh pasar wisata nusantara maupun mancanegara. c) Peluang usaha pariwisata belum banyak ditangkap oleh pelaku usaha dan masyarakat. d) Masih belum optimalnya kinerja penarikan retribusi masuk obyek wisata. 2) Solusi : a) Mengembangkan daerah tujuan wisata melalui pengadaan/pembangunan fasilitas dasar maupun rekreatif. b) Penyelenggaraan kegiatan Widya Wisata, yaitu program pengenalan potensi obyek dan daya tarik wisata bagi para siswa Sekolah Dasar se- kabupaten Kulon Progo yang dikemas dalam paket wisata edukatif, dengan tujuan agar para siswa lebih mengenal potensi wisata di Kulon Progo. c) Pelatihan bisnis dan ketrampilan para pelaku usaha di sektor pariwisata maupun peningkatan pengetahuan dan manajemen bagi para pengelola Desa Wisata. d) Optimalisasi kegiatan promosi wisata e) Pembinaan kepada para petugas pemungut retribusi serta diadakan pemantauan secara insidentil maupun berkala. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 100

111 Sasaran Strategis Meningkatnya Pelayanan Infrastruktur yang mendukung Pengembangan Wilayah Sasaran Meningkatnya Pelayanan Infrastruktur yang mendukung Pengembangan Wilayah terdiri dari satu indikator yaitu Persentase Peningkatan Pelayanan Infrastruktur yang ditargetkan dalam IKU 2014 telah menunjukkan hasil yang positif. Dari target 77,5% capaian tahun 2014 terealisasi 83,94% dengan capaian 108,31%. Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2013, mengalami peningkatan sebesar 8,53% yaitu dari 75,41 tahun 2013 menjadi 83,94 tahun Capain ini juga menjadikan target capaian pada pada akhir tahun RPJMD terealisasi 102,02%. No Sasaran Tabel Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Pelayanan Infrastruktur yang mendukung Pengembangan Wilayah Indikator Kinerja Satuan Capaia n 2013 Targe t Capaian 2014 Realisas i % Target Akhir RPJMD (2016) Capa ian s/d 2014 terha dap Meningkatnya Pelayanan Infrastruktur yang Persentase Peningkatan Pelayanan Infrastruktur persen 75,41 77,5 83,94 108,31 82,28 102,02 mendukung Daerah. Pengembangan Wilayah. Sumber Data : Dinas Pekerjaan Umum Kulon Progo Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak pertumbuhanekonomi dan pembangunan. Keberadaan infrastruktur yang memadai LKjIP Kabupaten Kulon Progo 101

112 sangat diperlukan sepertihalnya infrastruktur jalan dan jembatan. Keterbatasan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan, menyebabkan melambatnya laju investasi.realisasi pelaksanaan program dan kegiatan urusan pekerjaan umum di Kabupaten Kulon Progo dilaksanakan untuk meningkatnya pelayanan pada sektor infrastruktur untuk mendukung laju investasi dan pengembangan wilayah. Penanganan infrastruktur menjadi prioritas dalam RPJM Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun , dengan dialokasikan pendanaan yang besar maka target jalan dan jembatan kabupaten agar dalam kondisi baik pada akhir tahun 2016 segera bisa terealisasi. Program Pembangunan dan Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Kabupaten pada Tahun 2014, difokuskan pada kegiatan Penyiapan lahan untuk jembatan yang mendukung jalan strategis untuk pengembangan wilayah ke depan, juga untuk mempersiapkan pembangunan jembatan di Tahun 2015 seperti pengadaan tanah untuk jembatan sambiroto seluas m². Serta Sertifikasi tanah-tanah yang sudah dibebaskan oleh Pemkab Kulon Progo sebanyak 30 sertifikat bidang tanah. Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan merupakan upaya untuk mempertahankan pelayanan dan kinerja jalan dan jembatan Kabupaten, sehingga masyarakat di wilayah Kabupaten Kulon Progo mempunyai kemudahan mobilitas dengan tingkat kenyamanan dan keamanan yang tinggi. Pada tahun 2014 telah dibuat DED (Detail Engineering Design) Flyover Ngelo Sentolo. Pemeliharaan berkala jalan di 6 ruas jalan yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Kulon Progo dengan panjang total jalan sepanjang meter, sedangkan kegiatan peningkatan jalan kabupaten dilaksanakan untuk menangani Jalan Kabupaten dengan tingkat kerusakan > 23%. Sedangkan kegiatan pemeliharaan rutin jalan dilaksanakan untuk Jalan Kabupaten dengan tingkat kerusakan < 11%. Pada kegiatan pemeliharaan rutin jembatan dilaksanakan untuk Jembatan dengan tingkat kerusakan < 11% sebanyak 20 unit. Peningkatan jalan dilaksanakan untuk menangani jalan dengan tingkat kerusakan lebih dari 23% sebanyak 26 ruas jalan Kabupaten tersebar di wilayah Kabupaten Kulon Progo. Kegiatan Pemeliharaan rutin dimaksudkan untuk mempertahankan kondisi jalan yang baik/mantap atau dengan tingkat kerusakan sampai dengan 11% selama kurun waktu 1 (satu) tahun ini. Target capaian yang ada di RPJM Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun Jalan dan jembatan kondisi baik yang harus dicapai adalah 80%, Dari panjang jalan kabupaten LKjIP Kabupaten Kulon Progo 102

113 km di Kabupaten Kulon Progo, jalan dengan kondisi baik yang dicapai sampai tahun 2014 adalah sepanjang 534,2 km atau sebesar 80%. Untuk capaian kinerja jalan kabupaten dalam kondisi baik dapat dilihat pada tabel berikut. No. Tabel 3.35 Capaian Panjang Jalan Kabupaten dalam Kondisi Baik Kabupaten Kulon Progo tahun Uraian 2013 Capaian Kinerja 2014 Target Capaian Jumlah panjang kabupaten dalam kondisi 1 baik (km) Jumlah panjang jalan kabupaten (km) Capaian Indikator Kinerja Program (%) 70, ,99 Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon Progo, 2014 Capaian Kinerja panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik tahun 2014 belum memenuhi target sebesar 80%, untuk itu pada tahun-tahun berikutnya diharapkan target capaian jalan kabupaten dalam kondisi baik dapat tercapai. Dengan peningkatan perbaikan infrastruktur jalan diharapkan dapat memperlancar mobilitas arus barang dan jasa di Kabupaten Kulon Progo. Pada program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan telah dilakukan pemeliharaan terhadap alat-alat berat yang dimilki oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo antara lain 6 (enam) buah Motorwalls, 1 (satu) buah pickup ceres, 2 (dua) buah dumptruck, 1 (satu) buah Backhoe Loader. Dengan terpeliharanya alat-alat berat yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Kulon Progo diharapkan dapat menunjang kinerja pemerintah daerah dalam pembangunan insfrastruktur daerah, karena dengan menggunakan alat-alat berat selain dapat menghemat waktu (tenaga yang besar dan waktu yang singkat) juga dapat menunjang nilai-nilai ekonomis dalam pembangunan. Penggunaan alat berat yang kurang tepat dengan kondisi dan situasi lapangan pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian antara lain rendahnya produksi, tidak tercapainya jadwal atau target yang telah ditentukan atau kerugian biaya perbaikan yang tidak semestinya. Pada pengujian laboratorium dilakukan antara lain uji sand equivalent, uji sand cone, uji core drill, uji abrasi, uji gradasi, uji mix desain lpa, uji pemadatan standar dan uji mix desain beton. Pada tahun 2014 telah terkumpul 287 LKjIP Kabupaten Kulon Progo 103

114 permohonan uji konstruksi, dengan 225 permohonan yang tertangani. Untuk capaian kinerja layanan uji laboratorium dan alat berat pada tahun 2014 belum memenuhi target yaitu 61,92 % dari 72,73 % target yang ditetapkan. Capaian kinerja layanan uji laboratorium dan alat berat dapat dilihat pada tabel dibawah ini. No. Tabel 3.36 Capaian Layanan Uji Laboratorium dan Alat Berat Kabupaten Kulon Progo tahun Uraian 2013 Capaian Kinerja 2014 Target Capaian 1 Jumlah permohonan uji laboratorium yang ditangani Jumlah pemohon uji laboratorium Jumlah alat berat dalam kondisi baik (unit) Jumlah alat berat (unit) Capaian Indikator Kinerja Program (%) 72,73 72,73 61,92 Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon Progo, 2014 Air baku adalah adalah air bersih yang dipakai untuk keperluan air minum, rumah tangga dan industri. Adapun sumber air baku adalah air permukaan, mata air dan ait tanah. Sedangkan macam macam air baku di alam adalah: air sungai, air danau/waduk,rawa, air tanah dan mata air serta air laut. Untuk menjaga ketersediaan air baku di Kabupaten Kulon Progo, Pemerintah Daerah Kulon Progo dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum telah melaksanakan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Bersih dan Air Limbah. Program Pengembangan Kinerja Air Bersih dan Air Limbah melaksanakan 3 kegiatan, antara lain penyediaan sarana sanitasi dasar, penyediaan sarana air bersih dan fasilitasi pembangunan air bersih dan sanitasi. Capaian kinerja ketersediaan air baku di Kabupaten Kulon Progo tahun 2014 dapat dilihat pada tabel dibawah ini. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 104

115 No. Tabel 3.37 Capaian Ketersediaan Air Baku Kabupaten Kulon Progo Tahun Uraian 2013 Capaian Kinerja 2014 Target Capaian 1 Jumlah debit air yang dapat dilayani (juta liter) 420,88 422,13 439,39 2 Jumlah kebutuhan debit air 435,60 435,93 457,51 Capaian Indikator Kinerja Program (%) 96,62 96,83 96,03 Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon Progo, 2014 Salah satu sektor yang menjadi komoditi utama Kabupaten Kulon Progo adalah sektor pertanian. Untuk menunjang sektor pertanian di Kabupaten Kulon Progo telah dilakukan upaya-upaya antara lain dengan peningkatan pelayanan irigasi. Adapaun tujuan peningkatan pelayanan irigasi adalah untuk membasahi tanah berkaitan dengan kapasitas kandungan air dan udara dalam tanah sehingga dapat dicapai suatu kondisi yang sesuai dengan kebutuhan untuk pertumbuhan tanaman yang ada di tanah tersebut. Namun secara tidak langsung irigasi mempunyai tujuan yang meliputi : mengatur suhu dari tanah, mencuci tanah yang mengandung racun, mengangkut bahan pupuk dengan melalui aliran air yang ada, menaikkan muka air tanah, meningkatkan elevasi suatu daerah dengan cara mengalirkan air dan mengendapkan lumpur yang terbawa air, dan lain sebagainya. Dalam rangka peningkatan pelayanan irigasi, Pemerintah Kabupaten Kulon Progo telah melakukan beberapa kegiatan. Dalam Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan antara lain : Optimalisasi fungsi jaringan irigasi yang telah dibangun, pemberdayaan petani pemakai air, operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi, rehabilitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi serta peningkatan pengelolaan irigasi patisipatip (WISMP). Selain Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya juga ada Program pengembangan, pengelolaan dan konservasi sungai, danau dan sumber daya air lainnya dengan kegiatan pembangunan embung, dan bangunan penampung air lainnya. Dengan dua (2) program tersebut diharapkan dapat meningkatkan pelayanan irigasi di Kabupaten Kulon Progo. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 105

116 Untuk Capaian peningkatan jaringan irigasi di Kabupaten Kulon Progo dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 3.38 Capaian Peningkatan Pelayanan Irigasi Kabupaten Kulon Progo tahun Capaian Kinerja No. Uraian Target Capaian 1 Jumlah panjang irigasi dalam kondisi baik Jumlah panjang irigasi Jumlah luas areal yang dilayani irigasi Jumlah luas areal yang harus dilayani irigasi Jumlah kelembagaan petani pengelola air yang diberdayakan Jumlah kelembagaan petani pengelola air yang seharusnya ada Capaian Indikator Kinerja Program (%) 67,76 75,27 76,09 Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon Progo, 2014 Untuk capaian peningkatan pelayanan irigasi di Kabupaten Kulon Progo tahun 2014 sebesar 76,09 %. Pada tahun 2014 telah dilakukan rehabilitasi 11 Daerah Irigasi (DI) serta pemberdayaan masyarakat supaya capaian peningkatan jaringan irigasi dapat terpenuhi. Dengan peningkatan pelayanan irigasi maka diharapkan dapat memperbaiki drainase pengairan yang ada di Kabupaten Kulon Progo. Dalam upaya menjaga drainase pengairan dalam kondisi baik, telah dilaksanakan Program Pengembangan saluran drainase/gorong-gorong. Pada Program pengembangan saluran drainase/gorong-gorong dilaksanakan kegiatan rehabilitasi, pemeliharaan saluran Drainase/Gorong-Gorong dengan pemeliharaan saluran Drainese/Gorong-gorong Ngestiharjo, Kalideres dan Kalipening serta terpeliharanya bangunan-bangunan drainase sogan, drainase Sringkel, drainase Sendangsari, drainase Anak Kalipening dan drainase Tawangsari. Untuk capaian kinerja drainase pengairan dalam kondisi baik dapat dlihat pada tabel berikut. Tabel 3.39 Capaian Drainase Pengairan Dalam Kondisi Baik Kabupaten Kulon Progo tahun Capaian Kinerja No. Uraian Target Capaian 1 Jumlah panjang drainase dalam kondisi baik 57,66 59,13 61,24 2 Jumlah panjang drainase 119,45 119,45 119,45 3 Jumlah luas wilayah yang tidak tergenang di wilayah potensi tergenang LKjIP Kabupaten Kulon Progo 106

117 4 Jumlah luas potensi yang tergenang Capaian Indikator Kinerja Program (%) 29,97 32,52 33,4 Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon Progo, 2014 meningkatkan Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan ditujukan untuk pelayanan infrastruktur yang mendukung pengembangan Produksi wilayah. Indikator yang diharapkan dari program ini adalah meningkatnya prosentase jalan pedesaan dalam kondisi yang baik, dari Peraturan Bupati No. 285 Tahun 2014 tentang penetapan status ruas Jalan Kabupaten dan Ruas Jalan Pedesaan, panjang ruas jalan Pedesaan dan Jalan Kabupaten se-kabupaten Kulon Progo sepanjang 667,75 kilometer. Pada Tahun 2013 di Dinas Pekerjaan Umum Kab. Kulon Progo menangani Jalan Pedesaan sepanjang 51,9 kilometer, sampai dengan Tahun 2014 panjang total jalan pedesaan tertangani (dalam kondisi baik) sepanjang 360,07 kilometer. Paket jalan pedesaan yang ditangani Pemerintah Kabupaten Kulon Progo adalah jalan pedesaan yang ada dalam Peraturan Bupati tersebut diatas. Capaian kinerja PeningkatanInfrastrukturPerdesaan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 3.40 Cakupan Peningkatan Infrastruktur Perdesaan Kabupaten Kulon Progo tahun Capaian Kinerja No. Uraian Target Capaian 1 Jumlah panjang jalan desa dalam kondisi baik Jumlah panjang jalan desa Capaian Indikator Kinerja Program (%) 56,71 66,69 71,87 Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon Progo, 2014 Capaian kinerja PembangunanInfrastrukturPerdesaan tahun 2014 melebihi target yang ditetapkan yaitu 71,87%. Capaian kinerja ini didapat dari pembangunan jalan dan jembatan perdesaan sejumlah 54 lokasi. Dengan adanya PembangunanInfrastrukturPerdesaan yang memadai diharapkan dapat Meningkatkan akses masyarakat yang kurang terhadap infrastruktur dasar di wilayah perdesaan serta untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyediaan infrastruktur perdesaan. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 107

118 Dalam upaya mewujudkan estetika dan keindahan kota, Program Pengembangan Infrastruktur perkotaan melalui kegiatan pengembangan kota Wates. Realisasi Program Pengembangan Infrastruktur perkotaan pada tahun 2014 sebesar 59,85 % melebihi target yang ditetapkan dalam RPJM Daerah yaitu sebesar 58,94% dengan panjang jalan trotoar perkotaan yang sudah dikerjakan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo sepanjang meter, akan diupayakan ditingkatkan di tahun mendatang untuk mewujudkan jalan perkotaan yang menunjang estetika Kota Wates, Sedangkan Pembangunan monumen Nyi Ageng Serang yang dipindahkan ke tengah jalan supaya dapat mewujudkan identitas perkotaan Kota Wates. Tabel 3.41 Capaian Peningkatan Infrastruktur Perkotaan Kabupaten Kulon Progo tahun Capaian Kinerja No. Indikator Kinerja Target Capaian 1 Jumlah panjang jalan perkotaan bertrotoar Jumlah panjang jalan perkotaan Luas RTH perkotaan 983,21 984,21 983,30 4 Jumlah kebutuhan RTH perkotaan 7.124, , ,28 5 Jumlah panjang jalan perkotaan berdrainase Jumlah panjang jalan perkotaan Capaian Indikator Kinerja Program (%) 58,93 58,94 59,85 Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon Progo, 2014 Capaian kinerja Pembangunan Infrastruktur Perkotaan tahun 2014 mencapai 59,85 %. Pembangunan infrastruktur merupakan katalis bagi pembangunan, dengan adanya PembangunanInfrastruktur terutama diperkotaan meningkatkan akses masyarakat terhadap sumberdaya sehingga dapat meningkatkan produktifitas dan efisiensi dan pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hampir dalam semua aktifitas masyarakat dan pemerintah, keberadaan infrastruktur merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan sudah menjadi kebutuhan dasar. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Bersih dan Air Limbah melalui indikator meningkatnya prosentase rumahtangga berakses air bersih dan meningkatnya prosentase rumahtangga berakses sistem air limbah yang baik. Pada tahun 2014 penyediaan air bersih difokuskan di lokasi bagian utara Kabupaten Kulon Progo dan ber LKjIP Kabupaten Kulon Progo 108

119 topografi perbukitan. Kebutuhan akan air bersih di perbukitan kadang mengalami defisit oleh sebab itu penyediaan air bersih pedesaan ditujukan untuk mengatasi hal tersebut, capaian rumah tangga berakses air bersih Tahun 2014 sebesar 90,81% melebihi target kinerja pada RPJM Daerah yaitu dari target 61,12% artinya perlu diupayakan dipertahankan dan dikembangkan alternatif penyediaan air bersih di wilayah perbukitan dimasa mendatang. Dalam mendukung meningkatnya rumah tangga berakses air limbah, melalui kegiatan Penyediaan Sarana Sanitasi Dasar, dilaksanakan Pembangunan sarana sanitasi di 3 (tiga) kecamatan yaitu : Pembangunan Sarana Sanitasi Kecamatan Panjatan, Sarana Sanitasi Kecamatan Temon, dan Sarana Sanitasi Kecamatan Galur. Pencapaian prosentase masyarakat berakses sistem air limbah untuk tahun 2014 sebesar 90,81% dari target RPJM sebesar 61,12%, pencapaian ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan karena kegiatan hanya terfokus di kecamatan. Capaian Kinerja layanan air bersihdanairlimbah dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.42 Capaian Layanan Air Bersih dan Air Limbah Kabupaten Kulon Progo tahun Capaian Kinerja No. Uraian Target Capaian 1 Jumlah rumah tangga berakses air bersih Jumlah rumah tangga berakses air limbah Jumlah rumah tangga Capaian Indikator Kinerja Program (%) 60,40 61,12 76,07 Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon Progo, 2014 Capaian Kinerja PengembanganKinerjalayanan air bersihdanairlimbah pada tahun 2014 mencapai 76,07%, untuk itu perlu dipertahankan pada tahun-tahun mendatang. Dengan adanya ketersediaan air bersih dan pengelolaan limbah yang baik maka dapat meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat. Untuk meningkatkan pelayanan masyarakat pada layanan persampahan, Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo melaksanakan program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan, terdapat kegiatan peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan dilaksanakan pengoprasian TPA (Tempat Pembuangan Akhir) dan IPLT serta terlaksananya 3R di TPA. terlaksananya operasional 1 unit mobil tinja, dua unit counteiner dan tersedianya lahan pembangunan LKjIP Kabupaten Kulon Progo 109

120 saluran effluent TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Banyuroto selama 1 tahun. Serta dilaksanakannya pemeliharaan kebersihan kota dengan tenaga kuliari berjumlah 42 orang, dengan penambahan sarana Container sebanyak 2 unit. Capaian Kinerja Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Kabupaten Kulon Progo tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.43 Cakupan Layanan Persampahan Kabupaten Kulon Progo Tahun Capaian Kinerja No. Indikator Kinerja Target Capaian 1 Jumlah sampah yang tertangani (ton) Jumlah produksi sampah (ton) Capaian Indikator Kinerja Program (%) 37,81 37,75 30,85 Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon Progo, 2014 Capaian Kinerja Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Kabupaten Kulon Progo mencapai 30,85%. Target pelayanan kebersihan tahun 2014 belum tercapai 37,75%, ini dikarenakan terbatasnya sarana persampahan dan terbatasnya jumlah personil kebersihan di lapangan. Untuk itu perlu penambahan sarana dan personil dalam urusan persampahan. Dengan tertanganinya sampah yang baik dapat bermanfaat untuk membantu mengurangi sampah yang sering membuat banjir, meminimalisir penyakit serta yang paling penting menanggulangi/mengurangi pengaruh global warming. Program pengembangan jasa konstruksi merupakan pelaksanaan amanat Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi, yang mengamanatkan peran pemerintah kabupaten adalah dalam pengaturan, pembinaan, pengawasan dan pelaksanaan. Penerjemahan peran tersebut dengan mengusahakan terselenggaranya tertib perijinan jasa konstruksi (IUJK), tertib pelaksanaan konstruksi, tertib pelaksanaan ketentuan keteknikan, tertib kesehatan dan keselamatan kerja serta tertib pemanfaatan hasil jasa konstruksi. Pada tahun 2014 ini, untuk ijin usaha jasa konstruksi dilaksanakan monitoring dan penertiban IUJK pada 209 badan usaha, realisasinya dapat tercapai sebanyak 122 badan usaha yang memenuhi ketentuan. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 110

121 Tabel 3.44 Capaian Peningkatan Kualitas Jasa Konstruksi Kabupaten Kulon Progo Tahun No. Uraian Capaian Kinerja Target Capaian 1 Jumlah badan usaha yang memenuhi ketentuan Jumlah badan usaha konstruksi keseluruhan Capaian Indikator Kinerja Program (%) 57,14 61,4 58,37 Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon Progo, 2014 Capaian Kinerja Peningkatan Jasa Konstruksi Kabupaten Kulon Progo tahun 2014 belum mencapai target yaitu 58,37% dari target sebesar 61,4%, Keberhasilan pembangunan infrastruktur karena pembangunan infrastruktur sangat ditentukan oleh pengelolaan jasa konstruksi. Berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi di lapangan maupun wawancara dengan stakeholders terkait, sampai saat ini pembinaan jasa konstruksi yang dilakukan oleh pusat dan daerah belum maksimal sehubungan dengan keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dan anggaran. a. Permasalahan dan Solusi 1) Permasalahan Beberapa kegiatan pembangunan infrastruktur tidak selesai sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan. 2) Solusi Pembangunan yang tidak selesai tepat waktu, diusulkan untuk dilanjutkan melalui anggaran perubahan tahun berikutnya Meningkatnya Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam Pencapaian Sasaran Meningkatnya Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam dilaksanakan melalu berbagai kegiatan dengan tujuan untuk mewujudkan targetterget capaian indikator kinerja yang telah dituangkan dalam RPJMD Kabupaten Kulon Progo Indikator kinerja sasaran ini beserta capaian kinerja untuk Tahun 2014 selengkapnya disajikan pada tabel berikut : LKjIP Kabupaten Kulon Progo 111

122 No Sasaran Tabel 3.45 Rencana dan Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam Indikator Kinerja Satuan Capaian 2013 Target Capaian 2014 Realisasi % Target Akhir RPJMD (2016) Capaia n s/d 2014 terhad ap Meningkatnya Persentase Persen 78,69 79,47 79,55 100,10 81,07 98,13 Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam Kesesuaian Pemanfaatan Ruang 2 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Persen 71,46 71,59 76,44 106,77 71,85 106,39 Sumber Data : Bappeda dan Kantor Lingkungan Hidup Kulon Progo Dilihat dari target kinerja yang telah ditetapkan dalam RPJMD , 2 (dua) indikator kinerja telah mencapai target yang ditetapkan dengan capaian indikator kinerja Persentase Kesesuaian Pemanfaatan Ruang dari target 79,47% tercapai 79,55% (100,10%) dan indikator Indeks Kualitas Lingkungan Hidup dari target 71,59 tercapai 76,44% (106,77%) dengan kriteria sangat berhasil. Pencapaian Tahun 2014 jika dibandingkan dengan Tahun 2013 capaian indikator kinerja Persentase Kesesuaian Pemanfaatan Ruang dari terjadi peningkatan 0,86% (101,09%) dan indikator Indeks Kualitas Lingkungan Hidup terjadi peningkatan 4,98% (106,98%) Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur kualitas lingkungan hidup di suatu wilayah. Dengan banyaknya data dan informasi lingkungan yang tersedia maka diperlukan satu parameter tunggal yang mudah digunakan untuk mengetahui serta membandingkan kualitas lingkungan hidup di suatu wilayah dengan wilayah lainnya. Kementerian Lingkungan Hidup telah menetapkan tiga parameter yang digunakan untuk mengukur kualitas lingkungan hidup yaitu pencemaran air, pencemaran udara dan luas tutupan hutan.formula perhitungan IKLH dijelaskan sebagai berikut : LKjIP Kabupaten Kulon Progo 112

123 IKLH IPA IPU ITH IKLH = IPA +IPU + ITH 3 :Indeks Kualitas Lingkungan Hidup :Indeks Pencemaran Air :Indeks Pencemaran Udara : Indeks Tutupan Hutan 1. Perhitungan Indeks Pencemar Air (IPA) Hasil Uji Rata-rata pada Titik Pantau I Sungai Serang : Baku Mutu TP I No. Parameter Satuan Klas II Hasil Uji (L) (C) C/L C/L (baru) 1. COD mg/l ,72 0,72 2. TSS mg/l 50 6,28 0,63 0,63 3. DO mg/l 5 24,1 0,96 0,96 Jumlah 2,32 Rata-rata 0,77 IP 0,87 Kategori Memenuhi BM Hasil Uji Rata-rata pada Titik Pantau II Sungai Serang : Baku Mutu TP II No. Parameter Satuan Klas II Hasil Uji (L) (C) C/L C/L (baru) 1. COD mg/l ,54 0,54 2. TSS mg/l 50 5,82 0,68 0,68 3. DO mg/l 5 24,36 0,97 0,97 Jumlah 2,20 Rata-rata 0,73 IP 0,86 Kategori Memenuhi BM Hasil Uji Rata-rata pada Titik Pantau III Sungai Serang : Baku Mutu TP III No. Parameter Satuan Klas II Hasil Uji (L) (C) C/L C/L (baru) 1. COD mg/l 25 34,2 0,68 0,68 2. TSS mg/l 50 4,36 0,91 0,91 LKjIP Kabupaten Kulon Progo 113

124 3. DO mg/l 5 27,92 1,11 1,23 Jumlah 2,84 Rata-rata 0,94 IP 1,10 Kategori Cemar Ringan Sehingga nilai rata-rata IP Sungai Serang Tahun 2014 adalah : = 0,87 + 0,86 + 1,10 3 IP Air = 0,94 ( kategori memenuhi baku mutu ) Untuk penghitungan IKLH Indeks Pencemar Air = 0,94 x 100 IPA = Indeks Pencemar Udara (IPU) Indeks Pencemaran Udara dihitung dengan menggunakan parameter NO 2 dan SO 2 dengan formula sebagai berikut : IPU = IP NO 2 + IP SO 2 2 Dimana : IP NO 2 = (-0,2 x (0,177 x C NO 2 ) IP SO 2 = (-0,2 x (0,625 x C SO 2 ) Hasil Pemantauan Kualitas Udara Tahun 2014 : - Konsentrasi NO2 rata-rata : 34,35 - Konsentrasi SO2 rata-rata : 36,71 Sehingga : - IP NO2 = (-0,2 x (0,177 x 34,35)) = 98,78 - IP NO2 = (-0,2 x (0,177 x 36,71)) = 98,70 Jadi : IPU = 98, ,70 2 = 197,48 2 IPU = 98,74 LKjIP Kabupaten Kulon Progo 114

125 3. Perhitungan Indeks Tutupan Hutan (ITH) Indeks Tutupan Hutan untuk Kabupaten Kulon Progo dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : ITH = LHP + LHS + LHR + LHK Luas Wilayah Dimana : ITH LHP LHS LHR LHK :Indeks Tutupan Hutan :Luas Hutan Primer (Suaka Margasatwa dan Hutan Lindung) :Luas Hutan Sekunder (Hutan Produksi) :Luas Hutan Rakyat :Luas Hutan Kota Tabel 3.46 Indeks Tutupan Hutan No. Klasifikasi Luas (Ha) 1. Luas Hutan Primer (LHP) 440,60 2. Luas Hutan Sekunder (LHS) 605,89 3. Luas Hutan Rakyat (LHR) 20392,30 4. Luas Hutan Kota (LHK) 9,3 5. Indeks Tutupan Hutan (ITH) 36,58 Sumber data : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon Progo, 2014 Dariketiga indeks diatas maka dilakukan perhitungan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) sebagai berikut : IKLH IPA IPU ITH IKLH = IPA +IPU + ITH 3 : Indeks Kualitas Lingkungan Hidup : Indeks Pencemaran Air : Indeks Pencemaran Udara : Indeks Tutupan Hutan Perhitungan IKLH IKLH 2014 = ( , ,58 ) 3 = 76,44 Dari perhitungan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup melebihi target karena meskipun Indeks Pencemar Air menurun dibandingkan tahun 2013, tetapi Indeks Pencemaran Udara dan Indeks Tutupan Hutan meningkat lebih baik. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 115

126 Capaian Indikator Perlindungan dan Konservasi sumber Daya Alam, terdiri atas capaian beberapa sub indikator antara lain : a) Jumlah kawasan lindung yang ditangani. Kawasan lindung yang ditangani ditargetkan 2, tetapi dapat direalisasikan pada 4 kawasan lindung dengan kegiatan sebagai berikut : - Penanaman pada sempadan pantai, dengan tanaman pandan laut dan cemara udang di Pasir Mendit Temon; - Penanaman pada sempadan Sungai Bogowonto, dengan tanaman bakau/mangrove; - Penanaman pada sempadan mata air, dengan tanaman konservasi air di Kokap, Pengasih, Samigaluh dan Girimulyo; - Penanaman pada daerah rawan longsor di Samigaluh dengan tanaman pengendali longsor. b) Jumlah sumur resapan yang dibangun. Sumur resapan yang terbangun sesuai dengan target yaitu 60 unit di wilayah Kecamatan Watesdan Kecamatan Pengasih c) Jumlah laporan dan informasi LH yang dikirim ke Kementrian LH. Laporan dan informasi lingkungan hidup yang dikirim sesuai dengan target yang diminta oleh Kementrian Lingkungan Hidup. Adapun Laporan tersebut meliputi : - Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD); - Laporan Penerapan dan Capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Lingkungan Hidup; - Laporan Non Fisik Adipura; - Laporan Profil Tutupan Vegetasi d) Jumlah prestasi bidang LH yang diraih. Jumlah prestasi bidang lingkungan hidup yang dapat diraih 6 (enam) prestasi dari 9 evaluasi yang diikuti, capaian ini dibawah target raihan yakni 7 (tujuh) prestasi. Prestasi tersebut antara lain : Adiwiyata Nasional, Adiwiyata Provinsi, Kalpataru Provinsi, Pondok Pesantren Berwawasan LH Provinsi, Kampung Hijau Provinsi dan Penyusun LSLHD Tingkat Nasional. Belum tercapainya prestasi di bidang LH karena masih kurangnya kesadaran sekolah-sekolah adiwiyata dalam mengelola sampah di lingkungan sekolah, LKjIP Kabupaten Kulon Progo 116

127 selain itu untuk prestasi kalpataru, terutama untuk kategori pengabdi/pembina LH di Kabupaten Kulon Progo tidak ada tokoh masyarakat ataupun aparatur yang memenuhi syarat untuk diajukan sebagai calon penerima penghargaan tersebut. Capaian Indikator Peningkatan Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup, meliputi capaian sub indikator sebagai berikut : a) Jumlah dokumen lingkungan yang direkomendasi. Dokumen lingkungan yang diajukan dan yang direkomendasikan sejumlah 309 dokumen, terdiri atas : 23 UKL/UPL, 3 DPPL dan 283 SPPL. Daftar rekomendasi UKL/UPL dan DPPL sebagai berikut : b) Jumlah aduan masyarakat yang ditindak lanjuti. Laporan pengaduan masyarakat tentang dugaan pencemaran dan perusakan lingkungan hidup sejumlah 5 (lima) aduan dan semua telah ditindaklanjuti. Adapun aduan tersebut antara lain : Tabel 3.47 Aduan masyarakat yang telah ditindaklanjuti No. Jenis Aduan Lokasi 1. Dugaan pencemaran udara akibat kegiatan usaha pembuatan arang kayu Kalipetir Lor, Margosari, Pengasih 2. Dugaan pencemaran udara akibat kegiatan usaha peternakan ayam Clawer, Pengasih, Pengasih 3. Dugaan pencemaran sungai dan sumur penduduk akibat kegiatan usaha pengolahan Plampang II, Kalirejo, Kokap kembali tailing emas tanpa izin 4. Dugaan pencemaran udara dan sungai akibat Gotakan, Panjatan, pembuangan tinja di areal persawahan 5. Kekhawatiran warga akan terjadinya pencemaran lingkungan akibat kegiatan usaha peternakan ayam Panjatan Suruhan, Karangsari, Pengasih Sumber data : Data Primer Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon Progo, 2014 c) Jumlah sumber emisi tidak bergerak yang memenuhi persyaratan. Dari hasil pemantauan terdapat 4 (empat) sumber emisi tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis sesuai dengan target, antara lain emisi cerobong industri pada : - PT. Kurnia Bumi Pertiwi Panjatan; - PT. Aneka Sinendo Sentolo; dan LKjIP Kabupaten Kulon Progo 117

128 - PT. Selo Adi Karto Nanggulan ( 2 sumber emisi ). Jumlah usaha/kegiatan yang mentaati persyaratan administratif dan teknis pengendalian pencemaran air. Dari hasil pemantauan pada usaha/kegiatan yang menghasilkan limbah cair, di dapatkan data usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administratif dan teknis pengendalian pencemaran sejumlah 5 (lima) sesuai dengan target, antara lain : - RSUD Wates; - RS Santo Yusuf Kalibawang; - RS Muhammadiyah Nanggulan; - PT. Sun Chang Indonesia; - UKM Batik Faras Lendah d) Luas lahan yang ditetapkan kerusakannya untuk produksi biomassa. Luas lahan yang ditetapkan kerusakannya untuk produksi biomassa sesuai target yang telah ditentukan yaitu Ha. Luasan ini berdasarkan data pada pemetaan tentang kerusakan lahan untuk produksi biomassa yang dilaksanakan oleh BLH DIY tahun Tahun 2014 telah dilakukan pengujian tingkat kerusakan lahan tersebut dengan mengambil sampel tanah di wilayah Kecamatan Nanggulan dan Pengasih, khususnya untuk lahan pertanian dan tegalan dengan tanaman pangan dan kayu tahunan. e) Jumlah sumber emisi yang memenuhi baku mutu lingkungan. Sumber emisi yang dipantau dan memenuhi baku mutu ada 4 (empat) titik, sedangkan sesuai dengan target 5 (lima) titik, satu titik tidak dapat dilakukan pemantauan karena sudah tidak beroperasi, yaitu incenerator RSUD Wates. Sehingga hanya terdapat 4 (empat) sumber emisi yaitu emisi cerobong : PT. Selo Adi Karto (2 titik), PT. Aneka Sinendo dan PT. Kurnia Bumi Pertiwi. f) Jumlah desa dan kelurahan yang memiliki KSM sampah Desa dan kelurahan yang memiliki kelompok swadaya masyarakat maupun kelompok pengelola sampah mandiri tahun 2014 ini berjumlah 44 desa dan kelurahan. Jumlah ini melebihi target yang telah ditetapkan yaitu 15 desa kelurahan. Hal ini disebabkan karena semakin meningkatnya kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah dan juga dengan adanya bantuan sarana LKjIP Kabupaten Kulon Progo 118

129 lain : prasarana pengelolaan sampah dari pemerintah daerah melalui Dana Alokasi Khusus Bidang LH. g) Jumlah biogas yang terbangun. Realisasi pembangunan biogas tidak sesuai dengan target yang direncanakan yaitu 12 unit. Hal ini karena ada 1 unit biogas yang tidak dapat terbangun, yaitu biogas di TPA Sampah Banyuroto. Di lokasi tersebut telah dibangun 1 unit Biogas TPA oleh PPEJ Kementrian LH dengan kapasitas lebih besar sehingga dapat mengolah sampah organik di TPA dan dapat menghasilkan gas methan yang dimanfaatkan oleh 20 rumah di sekitar TPA. Prestasi (penghargaan) yang diperoleh dalam penyelenggaraan urusan antara Tabel 3.48 Prestasi Urusan Lingkungan Hidup No. Nama Orang/ Pemberi Tahun Nama Penghargaan Kelompok/ Organisasi Penghargaan Penghargaan 1. KT. Mudotomo, Kalpataru kategori Gubernur DIY 2014 Jatimulyo, Girimulyo Penyelamat LH 2. PP. Muh Darul Ulum Pondok Pesantren Gubernur DIY 2014 Galur Berwawasan LH 3. Desa Kaliagung Kampung Hijau Gubernur DIY 2014 Sentolo 4. SDN 1 Temon Adiwiyata Provinsi Gubernur DIY Pemerintah Penyusun Laporan Menteri Negara 2014 Kabupaten Kulon Progo SLHD Terbaik Lingkungan Hidup RI 6. SMAN 1 Temon Adiwiyata Nasional Menteri Negara Lingkungan Hidup SDN Kalimenur Sentolo PPKN Nasional kategori Kecil Menanam Dewasa Memanen RI Menteri Kehutanan Sumber data : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon Progo, b. Permasalahan dan Solusi 1) Permasalahan a) Masih kurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) di wilayah Perkotaaan Wates, terutama untuk RTH Publik. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 119

130 b) Masih rendahnya kesadaran pedagang pasar Wates dalam mengelola sampah pasar, sehingga kebersihan pasar Wates masih sangat kurang. c) Belum adanya peraturan daerah yang mengatur tentang mekanisme pengajuan izin lingkungan. 2) Solusi a) Mengajukan permohonan fasilitasi RTH Perkotaan ke BLH DIY, antara lain untuk pohon perindang jalan dan penghijauan di kompleks gedung kesenian Wates. b) Sosialisasi tentang pengelolaan sampah yang baik dan benar kepada pedagang melalui poster dan stiker. c) Telah diterbitkan peraturan Bupati Kulon Progo No. 22 Tahun 2014 tentang Pedoman Penerbitan Izin Lingkungan dan Keputusan Bupati Kulon Progo No. 322 Tahun 2014 tentang Pendelegasian Wewenang Penerbitan Izin Lingkungan pada Kepala Kantor Lingkungan Hidup Terwujudnya Masyarakat yang Tentram, dan Tertib berdasarkan Kesadaran atas Hukum Keamanan, ketentraman dan ketertiban umum menjadi faktor pendukung yang sangat kuat terhadap keberlangsungan pembangunan daerah di segala bidang. Untuk itu dilaksanakan penyiapan terhadap aparat pelaksana untuk mengkondisikan rasa aman dan tentram masyarakat melalui: pelaksanaan patroli Keamanan Lingkungan dan pengamanan dalam event-event daerah dalam upaya pencegahan tindak kriminal. Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan pada sasaran ini dilaksanakan untuk mencapai tujuan mewujudkan ketentraman dan ketertiban melalui kepastian, perlindungan dan penegakan hukum. Strategi yang dilaksaanakan melalui terwujudnya masyarakat yang tentram dan tertib, berdasarkan atas hukum. Capaian kinerja Terwujudnya masyarakat yang tentram, dan tertib berdasarkan kesadaran atas hukum tahun 2014dengan membandingkan target capaian kinerja yang telah ditetapkan dalam RPJM Daerah tahun sebagai berikut. LKjIP Kabupaten Kulon Progo 120

131 No Sasaran Tabel.3.49 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Terwujudnya Masyarakat yang Tenteramdan Tertib berdasarkan kesadaran atas hukum. Indikator Kinerja Satuan Capaian 2013 Capaian 2014 Target Realisasi % Target Akhir RPJMD (2016) LKjIP Kabupaten Kulon Progo 121 Capaia n s/d 2014 terhad ap Terwujudnya Masyarakat yang Tenteramdan Tertib berdasarkan Kesadaran atas Hukum Persentase Penurunan Pelanggaran Hukum Daerah persen -12,80 3,36 6, ,55 148,02 Sumber Data : Satuan Polisi Pamong Praja Kulon Progo Berdasarkan hasil pengukuran indikator kinerja persentase penurunan pelanggaran hukum daerah pada tahun 2014, telah tercapai melebihi target yaitu dari target 3,36 % terealisasi 6,72 % (tercapai 200%) dengan jumlah penurunan kasus sejumlah 222 kasus sehingga mengalami penurunan sejumlah 16 kasus dari target 8 kasus. Tahun 2014 ditargetkan penurunan jumlah pelanggaran sebanyak 8 kasus dari tahun 2013 (238 kasus) menjadi 230 kasus. Capaian Indikator Persentase Penurunan Pelanggaran Hukum Daerah jika dibandingkan dengan target akhir RPJMD telah tercapai 148,02 %. Sedangkan target penurunan kasus pelanggaran Perda pada akhir tahun 2016 adalah 210 kasus. Keberhasilan penurunan jumlah pelanggaran hukum karena beberapa faktor sebagai berikut : a. Peran aktif masyarakat dalam peningkatan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat. b. Patroli wilayah secara rutin dan Sosialisasi Perda oleh SatPol PP mampu memberi pemahaman akan Peraturan Daerah. c. Antusias personil SatPol PP dalam melaksanakan tugas walaupun jumlah personil dan PPNS masih kurang dan belum sesuai Perbup/ aturan yang ada. d. Komitmen Pejabat di lingkungan SatPol PP.

132 Adapun kasus Pelanggaran Perda yang ditemukan : a. Perda No. 4 Th tentang izin trayek dan Perda No. 8 Th tentang pengujian kendaraan bermotor (83 kasus); b. Perda No. 6 Th tentang IUP Bahan Galian Gol. C (15 kasus); c. Perda No. 11 Th tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Pasar Tradisional serta Penataan Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern (67 kasus); d. Perda No. 4 tahun 2013 tentang Ketertiban Umum (57 kasus); Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati dilaksanakan untuk menciptakan kesadaran masyarakat,sertauntuk mentaati undang-undang dan memberikan perlindungan terhadap masyarakat. Penegakan peraturan yang dilaksanakan meliputi operasi yang bersifat pembinaan (non Yustisi) dan Operasi Yustisi (diselesaikan secara hukum). Penegakan Perda dan Perbub untuk menciptakan kondisi yang aman, tertib dan sadar hukum di masyarakat sehingga mendukung akselerasi pelaksanaan pembangunan, penegakan pelanggaran pada tahun 2014 dari target 230 kasus terealisasi 222 kasus. Kondisi perubahan wilayah yang selalu berkembang kearah peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, berbanding lurus dengan peningkatan beban dan tantangan ketugasan Satuan Polisi Pamong Praja. Semakin tinggi tingkat perkembangan suatu wilayah maka semakin tinggi juga kemungkinan tidak tertibnya pelaksanaan peraturan di masyarakat. Tantangan profesionalisme Satuan Polisi Pamong Praja dalam menghadapi perubahan dan perkembangan wilayah akan semakin berat, ketika SKPD ini tidak dipersiapkan secara cermat dan tepat dalam mengantisipasi kemungkinan dari imbas perkembangan. Apalagi Kabupaten Kulon Progo saat ini sedang dalam proses perubahan yang signifikan dengan adanya program-program mega proyek disisi sebelah selatan. Perencanaan wilayah dengan pembagian daerah untuk kawasan industri, kawasan ekonomi khusus, kawasan pemukiman dan kawasan pertambangan akan menjadi tantangan dalam penyelenggaraan ketertiban umum, ketentraman masyarakat dan penegakan peraturan daerah dan keputusan bupati. Perubahan wilayah tersebut sudah selayaknya juga diimbangi dengan penyiapan Satuan Polisi Pamong Praja yang memiliki kompetensi dari sisi integritas LKjIP Kabupaten Kulon Progo 122

133 dan profesionalisme. Tanpa kedua hal tersebut maka akan semakin berat tugas Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan fungsinya. Tantangan lain yang seringkali salah persepsi adalah bahwa dengan peningkatan kinerja Satua Polisi Pamong Praja maka akan semakin sedikit temuan pelanggaran dilapangan. Padahal seharusnya semakin profesional dalam pelaksanaan tugas Satuan Polisi Pamong Praja maka temuan pelanggaran yang didapatkan juga akan meningkat. Hal ini bukan karena semakin banyaknya pelanggaran yang terjadi, melainkan karena semakin cermatnya petugas dalam mengantisipasi pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku. Selain itu setiap tahun selalu ada penyusunan peraturan daerah yang baru sesuai dengan situasi perkembangan yang terjadi diwilayah. Kegiatan masyarakat yang sebelumnya bukan pelanggaran, maka setelah diundangkan suatu peraturan yang baru bisa jadi merupakan pelanggaran peraturan daerah. 3.3 Analisis Efisiensi Penggunaan Sumberdaya Pencapaian indikator kinerja utama disamping melalui pelaksanaan berbagai program utama, juga didukung dengan penggunaan sumberdaya lainnya. Salah satu Sumberdaya yang sangat besar perannya dalam pencapaian Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Kulon Progo adalah SDM. SDM PNSD Kabupaten Kulon Progo berjumlah orang dengan komposisi menurut golongan didominasi golongan III sejumlah orang (40,10%) dan golongan IV sejumlah orang (42,19%). Untuk Golongan IV sebagian besar merupakan tenaga jabatan fungsional guru. Kondisi Pegawai menurut Golongan Tahun ,19% 2,85% 14,86% 40,10% Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV Sumber data: Badan Kepegawaian Daerah Kab. Kulon Progo, 2015 Diagram 3.3 Kondisi Pegawai menurut Golongan Kabupaten Kulon Progo Tahun 2014 LKjIP Kabupaten Kulon Progo 123

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 49 TAHUN : 2015 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ALOKASI PENYALURAN DAN PENGELOLAAN SISA BUNGA DANA CADANGAN PEMBERDAYAAN DESA

Lebih terperinci

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI SAAT INI

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI SAAT INI BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI SAAT INI 5.1 Area Berisiko sanitasi Penentuan area berisiko berdasarkan tingkat resiko sanitasi dilakukan dengan menggunakan data sekunder dan

Lebih terperinci

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI SAAT INI

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI SAAT INI BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI SAAT INI 5.1 Area Berisiko sanitasi Penentuan area berisiko berdasarkan tingkat resiko sanitasi dilakukan dengan menggunakan data sekunder dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR BAB 1. LKjIPKabupaten Kulon Progo i

KATA PENGANTAR BAB 1. LKjIPKabupaten Kulon Progo i BAB 1 KATA PENGANTAR P uji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia- Nya,sehinggaPenyusunanLaporan Kinerja Instansi Pemerintah(LKjIP)Kabupaten KulonProgo ini

Lebih terperinci

BAB 2 KERANGKA PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 2 KERANGKA PEMBANGUNAN SANITASI BAB 2 KERANGKA PEMBANGUNAN SANITASI 2.1. Visi Misi Pembangunan Sanitasi Viisi Kabupaten Kulon Progo seperti yang tertera dalam rencana Pembangunan Jangka panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi dan misi RPJMD Kabupaten Kulon Progo 2011-2016 merupakan penjabaran lima tahun kedua dari Visi dan Misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN A. PROFIL KABUPATEN KULON PROGO Berdasarkan website resmi Pemerintah Kabupaten Kulon Progo (www.kulonprogo.go.id), profil daerah Kabupaten Kulon Progo yaitu: 1. Kondisi

Lebih terperinci

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI KABUPATEN KULON PROGO SAAT INI

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI KABUPATEN KULON PROGO SAAT INI BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI KABUPATEN KULON PROGO SAAT INI 5.1 Area Berisiko Sanitasi Area berisiko sanitasi ditentukan berdasarkan tingkat resiko sanitasi dengan menggunakan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 21 TAHUN : 2015 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA TAHUN ANGGARAN 2015

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek 3.1.1 Kondisi Administratif Kabupaten Kulon Progo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten dari

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN A. PROFIL KABUPATEN KULON PROGO 1. Kondisi Umum Kabupaten Kulon Progo a. Geografis Kabupaten Kulon Progo merupakan satu dari lima kabupaten/kota yang berada di Daerah

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 6 BAB II PERENCANAAN KINERJA Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 dapat

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Pembangunan Daerah Dalam kampanye yang telah disampaikan, platform bupati terpilih di antaranya sebagai berikut: a. Visi : Terwujudnya kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. 1. Visi dan Misi Pembangunan Daerah MASYARAKAT KABUPATEN KULON PROGO YANG MAJU,

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. 1. Visi dan Misi Pembangunan Daerah MASYARAKAT KABUPATEN KULON PROGO YANG MAJU, BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Deskripsi Wilayah Kabupaten Kulon Progo 1. Visi dan Misi Pembangunan Daerah a. Visi Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Tahun 2005-2025 disebutkan

Lebih terperinci

Produksi Ikan Tangkapan di Laut Berdasarkan Jenis Ikan (kg) Tahun 2010-

Produksi Ikan Tangkapan di Laut Berdasarkan Jenis Ikan (kg) Tahun 2010- Urusan Kelautan dan Perikanan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Kondisi dan Potensi Perikanan 2010-2014 Kondisi Sarana dan Prasarana Kelautan 2010-2014 Produksi Ikan Tangkapan di Perairan

Lebih terperinci

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017 PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun 2017-2022 Wates, 27 September 2017 1 PDRB PER KAPITA MENURUT KABUPATEN/ KOTA DI D.I. YOGYAKARTA ATAS DASAR HARGA BERLAKU, 2012-2016 (JUTA RUPIAH) 1 PERSENTASE PENDUDUK

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA SELATAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA 2.1 RPJMD Tahun 2008-2013 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014 dapat

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 59 TAHUN : 2013 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 59 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG TANDA NOMOR KENDARAAN

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Dalam periode Tahun 2013-2018, Visi Pembangunan adalah Terwujudnya yang Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berwawasan Lingkungan dan Berakhlak Mulia. Sehingga

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO TENTANG PEMBENTUKAN TIM PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO BUPATI KULON PROGO,

BUPATI KULON PROGO TENTANG PEMBENTUKAN TIM PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO BUPATI KULON PROGO, BUPATI KULON PROGO KEPUTUSAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 215 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN TIM PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO BUPATI KULON PROGO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam perumusan strategi didasarkan pada kriteria : 1. Strategi yang realistis untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan 2. Menganalisis dan mengevaluasi faktor faktor

Lebih terperinci

A. Gambaran Umum Daerah

A. Gambaran Umum Daerah Pemerintah Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Daerah K ota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat, terletak di antara 107º Bujur Timur dan 6,55 º

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1 Visi 2014-2018 adalah : Visi pembangunan Kabupaten Bondowoso tahun 2014-2018 TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

Lebih terperinci

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2016-2021 Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DASAR PENYUSUNAN Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI PEMBANGUNAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

PROFIL DATA PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PROFIL DATA PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PROFIL DATA PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KULON PROGO Jln. Ki Josuto, Kulon Progo, 55611 Tlp. (0274) 774535 KATA PENGANTAR Penyusunan Profil Data Pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tapin tahun 2013-2017 selaras dengan arah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS 4.1 Permasalahan Pembangunan Capaian kinerja yang diperoleh, masih menyisakan permasalahan dan tantangan. Munculnya berbagai permasalahan daerah serta diikuti masih banyaknya

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kabupaten Kulonprogo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di propinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1 Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Untuk Masing masing Misi Arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Lamongan tahun

Lebih terperinci

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi didefinisikan sebagai suatu kondisi ideal masa depan yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini.

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 14 TAHUN : 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS A. Permasalahan Pembangunan Dari kondisi umum daerah sebagaimana diuraikan pada Bab II, dapat diidentifikasi permasalahan daerah sebagai berikut : 1. Masih tingginya angka

Lebih terperinci

Terwujudnya birokrasi sehat, masyarakat kuat dan lingkungan bersahabat demi tercapainya Kabupaten Sampang yang Bermartabat

Terwujudnya birokrasi sehat, masyarakat kuat dan lingkungan bersahabat demi tercapainya Kabupaten Sampang yang Bermartabat 5.1 Visi Visi adalah suatu gambaran keadaan masa depan yang ingin diwujudkan berdasarkan segala sumber daya yang dimiliki. Visi yang ditetapkan dapat memberikan motivasi kepada seluruh aparatur serta masyarakat

Lebih terperinci

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 5 TAHUN : 2010 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG TANDA NOMOR KENDARAAN PERORANGAN DINAS DAN KENDARAAN DINAS JABATAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Kabupaten Kulonprogo dengan ibu kotanya berada di Kota Wates memiliki luas wilayah 598.627.512 ha (586,28 km 2 ), terdiri dari 12 kecamatan 87 desa,

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V.5.1 Visi Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke arah mana dan bagaimana Kabupaten Situbondo akan dibawa dan berkarya agar konsisten dan eksis, antisipatif, inovatif

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Teknis Penataan Ruang; BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 4 TAHUN

Lebih terperinci

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik senantiasa melaksanakan perbaikan

Lebih terperinci

Terwujudnya Pemerintahan yang Baik dan Bersih Menuju Masyarakat Maju dan Sejahtera

Terwujudnya Pemerintahan yang Baik dan Bersih Menuju Masyarakat Maju dan Sejahtera BAB - V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi Misi Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Bengkulu Tengah merupakan rangkaian kegiatan pembangunan yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan,

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lumajang tahun 2015-2019 merupakan bagian dari Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

BAB VII P E N U T U P

BAB VII P E N U T U P BAB VII P E N U T U P Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun 2012 diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja, baik makro maupun mikro dalam penyelenggaraan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ILPPD) Kota Tangerang Tahun 2012 Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan kewenangan kepada

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi didefinisikan sebagai suatu kondisi ideal masa depan yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini.

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 VISI KABUPATEN BENGKULU TENGAH

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 VISI KABUPATEN BENGKULU TENGAH BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 VISI KABUPATEN BENGKULU TENGAH Bengkulu Tengah yang Lebih Maju, Sejahtera, Demokratis, Berkeadilan, Damai dan Agamis 1. Maju, yang diukur dengan : (a) meningkatnya investasi;

Lebih terperinci

Visi Misi Gubernur DIY: Rancangan Cascade RPJMD DIY

Visi Misi Gubernur DIY: Rancangan Cascade RPJMD DIY Visi Misi Gubernur DIY: Rancangan Cascade RPJMD DIY 2017-2022 Visi dalam RPJMD DIY 2017-2022 Terwujudnya Peningkatan Kemuliaan Martabat Manusia Jogja Misi 1. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah kebijakan pembangunan jangka menengah

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi dalam RPJMD Kabupaten Cilacap 2012 2017 dirumuskan dengan mengacu kepada visi Bupati terpilih Kabupaten Cilacap periode 2012 2017 yakni Bekerja dan Berkarya

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah (pilkada).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN LOKASI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB IV TINJAUAN LOKASI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BAB IV TINJAUAN LOKASI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 4.1. Letak geografis wilayah Yogyakarta 1 Secara geografis Daerah Istimewa Yogyakarta terletak diantara 7 33-8 15 Lintang Selatan dan 110 5-110 50 Bujur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan amanat Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor: XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS Kawasan Outbound Training di Kabupaten Kulon Progo 3.1 TINJAUAN KONDISI UMUM KABUPATEN KULON PROGO

BAB III TINJAUAN KHUSUS Kawasan Outbound Training di Kabupaten Kulon Progo 3.1 TINJAUAN KONDISI UMUM KABUPATEN KULON PROGO BAB III TINJAUAN KHUSUS Kawasan Outbound Training di Kabupaten Kulon Progo Kawasan outbound training di Kabupaten Kulon Progo merupakan kawasan pusat di alam terbuka yang bertujuan untuk mewadahi kegiatan

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 33 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 33 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 33 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang : a.

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Perumusan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan menegaskan tentang kondisi Kota Palembang yang diinginkan dan akan dicapai dalam lima tahun mendatang (2013-2018).

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Pembangunan di Kabupaten Murung Raya pada tahap ketiga RPJP Daerah atau RPJM Daerah tahun 2013-2018 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Kota Serang terbentuk dan menjadi salah satu Kota di Propinsi Banten berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 bulan

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, semakin membuka kesempatan yang cukup luas bagi daerah untuk mewujudkan otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Secara umum pengelolaan sanitasi di Indonesia, yang meliputi pengelolaan sampah, air limbah domestik, dan drainase lingkungan, hingga saat ini belum dapat terselenggara

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH Prioritas pembangunan daerah merupakan sekumpulan program prioritas yang secara khusus berhubungan dengan capaian sasaran pembangunan daerah, tingkat kemendesakan

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 Visi Berdasarkan kondisi Kabupaten Lamongan saat ini, tantangan yang dihadapi dalam dua puluh tahun mendatang, dan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki, maka visi Kabupaten

Lebih terperinci

KULON PROGO MEMBANGUN. Pemerintah Kabupaten Kulon Progo

KULON PROGO MEMBANGUN. Pemerintah Kabupaten Kulon Progo KULON PROGO MEMBANGUN Pemerintah Kabupaten Kulon Progo KETERKAITAN TEMA DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN TAHUN II RPJMD 2017-2022 RPJPD KULON PROGO 2005-2025 RPJPD DIY RPJMD KP 2011-2016 TELAH BERAKHIR Rancangan

Lebih terperinci

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH. hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan selama periode tertentu.

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH. hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan selama periode tertentu. BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH Prioritas dan sasaran pembangunan merupakan penetapan target atau hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan selama periode tertentu. Penetapan prioritas

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

VISI TERWUJUDNYA KABUPATEN MANOKWARI SELATAN YANG AMAN, DAMAI, MAJU DAN SEJAHTERA SERTA MAMPU BERDAYA SAING

VISI TERWUJUDNYA KABUPATEN MANOKWARI SELATAN YANG AMAN, DAMAI, MAJU DAN SEJAHTERA SERTA MAMPU BERDAYA SAING VISI DAN MISI MARKUS WARAN, ST DAN WEMPI WELLY RENGKUNG, SE CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN MANOKWARI SELATAN PILKADA 2015 ------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Sesuai dengan amanat Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Kubu Raya Tahun 2009-2029, bahwa RPJMD

Lebih terperinci

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 Prioritas Misi Prioritas Meningkatkan infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah 2 1 jalan dan jembatan Kondisi jalan provinsi mantap

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Terwujudnya Masyarakat Bengkulu Utara yang Mandiri, Maju, dan Bermartabat Visi pembangunan Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2011-2016 tersebut di atas sebagai

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Kubu Raya merupakan wujud dari pertanggungjawaban atas kinerja yang dilaksanakan serta sebagai alat kendali dan penilaian

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi dan misi merupakan visualisasi dari apa yang ingin dicapai oleh Kota Sorong dalam 5 (lima) tahun mendatang melalui Walikota dan Wakil Walikota terpilih untuk periode

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan merupakan upaya pemerintah daerah secara keseluruhan mengenai cara untuk mencapai visi dan melaksanakan misi, melalui penetapan kebijakan dan program

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA Pembangunan adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha yang tanpa akhir. Development is not a static concept. It is continuously changing. Atau bisa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Salam Sejahtera,

KATA PENGANTAR. Salam Sejahtera, KATA PENGANTAR Salam Sejahtera, Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan karunianya, penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Kota Metro secara geoafis terletak pada 105, ,190 bujur timur dan 5,60-

BAB IV GAMBARAN UMUM. Kota Metro secara geoafis terletak pada 105, ,190 bujur timur dan 5,60- BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1.Kota Metro Kota Metro secara geoafis terletak pada 105,170-105,190 bujur timur dan 5,60-5,80 lintang selatan, berjarak 45 km dari Kota Bandar Lampung (Ibukota Provinsi Lampung).Wilayah

Lebih terperinci

DAFTAR PENERIMA BOS TAHUN 2012 TRIWULAN III KABUPATEN KULON PROGO

DAFTAR PENERIMA BOS TAHUN 2012 TRIWULAN III KABUPATEN KULON PROGO DAFTAR PENERIMA BOS TAHUN 2012 TRIWULAN III KABUPATEN KULON PROGO No Nama Satuan Pendidikan Dasar Penerima Hibah Alamat Jumlah Siswa Alokasi Bos (Rp) Sekolah Dasar Negeri 1 SD Negeri 1 Bunder Banaran 78

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3. 54 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.185,80 km 2 dengan perbatasan wilayah dari arah Timur : Kabupaten Wonogiri di

Lebih terperinci

TERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN

TERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN TERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN Untuk memberikan gambaran yang jelas pada visi tersebut, berikut ada 2 (dua) kalimat kunci yang perlu dijelaskan, sebagai berikut : Masyarakat

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapantahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan, guna pemanfaatan dan pengalokasian

Lebih terperinci