PENGARUH PENGUATAN KAPASITAS DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KOMPETENSI SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA GURU SMA DI KABUPATEN ACEH BESAR

Transkripsi

1 ISSN Pages pp PENGARUH PENGUATAN KAPASITAS DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KOMPETENSI SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA GURU SMA DI KABUPATEN ACEH BESAR Muhammad Imaduddin 1, Amri 2, Mahdani 3 1) Magister Manajemen Program Banda Aceh 2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Abstract: This study aims to determine the effect of capacity building and work environment on teacher s competence and it s impact on teacher s performance of Senior High School in Aceh Besar District. The sample of this study as many as 125 teacher were taken with proportional sampling method. Collecting data using a questionnaire. Furthermore, the data were analyzed using path analysis. The study found that the capacity building and work environment has a positive effect on the teacher s competence of Senior High School in Aceh Besar district. Capacity building and work environment has a positive effect on the teacher s performance. Competence has a positive effect on the teacher s performance of Senior High School in Aceh Besar district. Statistical tests concluded, teacher s competence partially significant effect on the teacher s performance. Capacity building and work environment has a positive effect on teacher s performance through competency as intervening variable. Indirect effect capacity building on teacher's performance through competence greater than the direct effect capacity building on the teacher's performance. Furthermore, the indirect effect work environment on teacher performance through competence greater than the direct effect work environment on the performance of teachers. Thus the existence of competence as an intervening variable strengthening effect of capacity building and work environment on the teacher s performance of Senior High School in Aceh Besar district. The conclusion of this study is, teacher s competence and performance of Senior High School in Aceh Besar district was significantly affected by teacher capacity building and work environment. The existence of competence can be strengthening effect of teacher capacity building and work environment on the teacher s performance. Keywords : Teacher s Performance, Competence, Teacher Capacity Building and Work Environment Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penguatan kapasitas dan lingkungan kerja terhadap kompetensi serta dampaknya terhadap kinerja guru Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Aceh Besar. Sampel penelitian sebanyak 125 orang guru bersertifikasi yang diambil secara proporsional sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan analisis jalur ( path analysis). Penelitian menemukan bahwa penguatan kapasitas dan lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kompetensi guru SMA di Kabupaten Aceh Besar. Penguatan kapasitas dan lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja guru. Kompetensi berpengaruh positif terhadap kinerja guru SMA di Kabupaten Aceh Besar. Hasil pengujian statistik menyimpulkan, secara parsial kompetensi guru berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru. Penguatan kapasitas dan lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja guru melalui kompetensi sebagai variabel perantara (intervening variable). Pengaruh tidak langsung (indirect effect) penguatan kapasitas terhadap kinerja guru melalui kompetensi lebih besar bila dibandingkan dengan pengaruh langsung ( direct effect) penguatan kapasitas terhadap kinerja guru. Selanjutnya pengaruh tidak langsung (indirect effect) lingkungan kerja terhadap kinerja guru melalui kompetensi lebih besar bila dibandingkan dengan pengaruh langsung ( direct effect) lingkungan kerja terhadap kinerja guru. Dengan demikian keberadaan kompetensi sebagai intervening variable memperkuat pengaruh penguatan kapasitas dan lingkungan kerja terhadap kinerja guru SMA di Kabupaten Aceh Besar. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah, kompetensi dan kinerja guru SMA di Kabupaten Aceh Besar secara nyata dipengaruhi oleh penguatan kapasitas guru dan lingkungan kerja. Keberadaan kompetensi dapat memperkuat pengaruh penguatan kapasitas dan lingkungan kerja terhadap kinerja guru. Kata kunci : Kinerja Guru, Kompetensi, Penguatan Kapasitas dan Lingkungan Kerja Volume 4, No. 3, Agustus

2 PENDAHULUAN Pada lembaga pendidikan formal seperti halnya sekolah, kemampuan guru dalam mengajar merupakan dimensi paling utama dalam menentukan keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Pada akhirnya kemampuan yang dimiliki oleh guru dalam mendukung proses belajar mengajar dapat bermuara pada peningkatan kinerja guru yang bersangkutan. Peningkatan kinerja seseorang guru dalam mengajar dapat berdampak pada meningkatnya pemahaman siswa/peserta didik terhadap materi pelajaran yang mereka terima dari guru yang bersangkutan. Mengingat pentingnya kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pengajar, maka berbagai upaya dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja dimaksud yang salah satunya melalui penguatan kapasitas guru. Upaya penguatan kapasitas guru dilakukan dengan memberikan pelatihan, pemberian kompensasi/ tunjangan bagi guru, penyediaan fasilitas pembelajaran hingga tindakan supervisi. Tidak hanya itu, upaya penguatan kapasitas guru juga diiringi dengan kebijakan pemerintah melakukan program sertifikasi guru sebagai tenaga kependidikan. Landasan utama yang menjadi acuan program sertifikasi dan kompetensi guru adalah Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada pasal 42 ayat 1 yang mengatakan bahwa Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikat sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, sedang pasal 43 ayat 2 mengatakan bahwa : sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi. Hingga saat ini program sertifikasi guru sudah terlaksana di seluruh Indonesia, termasuk di Kabupaten Aceh Besar. Keberadaan guru bersertifikasi diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan yang salah satu indikator keberhasilannya adalah kualitas siswa sebagai peserta didik. Hingga saat ini, 60 persen guru di kabupaten itu sudah bersertifikasi. Ia berharap dengan jumlah guru tersebut dapat meningkatkan mutu pendidikan di Aceh Besar. Kendatipun jumlah guru bersertifikasi di Kabupaten Aceh Besar mengalami peningkatan, namun upaya peningkatan kualitas pendidikan masih mengalami kendala. Adanya sebagian kecil siswa yang tidak lulus Ujian Nasional (UN) merupakan salah satu indikator penting yang harus dicermati berkaitan dengan kualitas pendidikan dan kinerja guru. Pada tahun 2012, tingkat kelulusan UN tingkat SMA di Kabupaten Aceh Besar sebesar 91,22 persen lebih rendah bila dibandingkan dengan kelulusan UN secara nasional sebesar 99,50 persen. Selanjutnya pada tahun 2013 jumlah kelulusan keseluruhan siswa SMA di Aceh Besar hanya sebanyak 93,39 persen dari peserta ujian masih jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan kelulusan UN secara nasional sebesar 99,48 persen. Terakhir pada Volume 4, No. 3, Agustus 2015

3 tahun 2014 tingkat kelulusan UN SMA di Kabupaten Aceh Besar sebesar 99,22 persen juga lebih rendah bila dibandingkan dengan tingkat nasional sebesar 99,52 persen. Adanya sebagian siswa yang tidak lulus UN mengisyaratkan bahwa upaya penguatan kapasitas (capacity building) bagi guru bersertifikasi harus terus dilakukan oleh instansi terkait, baik melalui pendidikan dan pelatihan (Diklat), supervisi, pemberian kompensasi dan upaya lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku. Upaya penguatan kapasitas ( capacity building) bagi tenaga kependidikan seperti halnya guru pada dasarnya upaya meningkatkan kompetensi guru yang bersangkutan dengan harapan dapat meningkatkan kinerja guru dalam mengajar. Suatu hal yang tidak dapat disangkal bahwa kinerja seseorang dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya terkait dengan kompetensi atau kemampuan orang yang bersangkutan. Demikian pula halnya dengan kinerja guru dalam mengajar, juga dapat dipengaruhi oleh kompetensi guru yang bersangkutan. Sedangkan kompetensi seseorang guru juga terkait dengan upaya penguatan kapasitas (capacity building) guru dan lingkungan kerja mereka. Sehingga keberadaan kompetensi dapat dilihat sebagai variabel perantara antara penguatan kapasitas ( capacity building) dan lingkungan kerja guru di satu sisi dengan kinerja guru di sisi lain. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penguatan kapasitas dan lingkungan kerja terhadap kompetensi dan dampaknya pada k inerja guru SMA di Kabupaten Aceh Besar. KAJIAN KEPUSTAKAAN Kinerja Guru Kinerja guru berkaitan dengan tugas perencanaan, pegnelolaan pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa (Sanjaya, 2005:14). Sebagai perencana, maka guru harus mampu mendesain pembelajaran yang sesuai dengan kondisi di lapangan, sebagai pengelola maka guru harus mampu menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif sehingga siswa dapat belajar dengan baik, dan sebagai evaluator maka guru harus mampu melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar siswa. Lebih lanjut Brown yang dikutip oleh Sardiman (2000:42) menjelaskan tugas dan peranan guru, antara lain: menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari dan mengontrol dan mengevaluasi kegiatan belajar siswa. Pembelajaran sebagai wujud nyata kinerja guru, maka segala kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru harus menyatu, menjiwai dan menghayati tugas-tugas yang relevan dengan tingkat kebutuhan, minat, bakat, dan tingkat kemampuan peserta didik serta kemampuan guru dalam mengorganisasi materi pembelajaran dengan penggunaan ragam teknologi pembelajaran yang memadai. Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Guru Dalam kenyatannya, kompetensi guru tidak dapat dipilah satu sama lainnya, namun terintegrasi dalam suatu tindakan atau perilaku Volume 4, No. 3, Agustus

4 kehidupan sehari-hari. Dalam kajian ini kompetensi guru secara teoritis dikaji secara terpisah berdasarkan UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Adapun standar kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru agar mendapat sertifikasi untuk melaksanakan tugas dan wewenang sebagai tenaga kependidikan yaitu meliputi: 1) kompetensi pedagogik, 2) kompetensi kepribadian, 3) kompetensi sosial, dan 4) kompetensi profesional. Seseorang yang memiliki kompetensi, yaitu selalu berorientasi pada hasil, memperhatikan prosedur dalam mengidentifikasi dan menilai hasil proses pembelajaran, memiliki pengalaman, memiliki pengetahuan normal dan informal serta berperilaku terhadap kemajuan (Drexel, 2003:6-7). Kompetensi profesional guru adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran dan pendidikan di sekolah (Mulyawan, 2012). Kompetensi guru tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti masa kerja, jenis pelatihan dan latar belakang pendidikan. Dengan kompetensi profesional, dapat diduga berpengaruh pada pengelolaan pendidikan sehingga mampu melahirkan keluaran pendidikan yang bermutu (Mulyawan, 2012) Pengaruh Penguatan Kapasitas Terhadap Kompetensi Guru Penguatan atau peningkatan kompetensi guru secara berkesinambungan dimaksudkan untuk merangsang, memelihara, dan meningkatkan kompe- tensi guru dalam memecahkan masalahmasalah pendidikan dan pembelajaran yang berdampak pada peningkatan mutu hasil belajar siswa (Danim, 2010:5). Oleh karena itu, peningkatan kompetensi guru untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara profesional di satuan pendidikan, menjadi kebutuhan yang amat mendesak dan tidak dapat ditunda-tunda. Hal ini mengingat perkembangan atau kenyataan yang ada saat ini maupun di masa depan. Penguatan kapasitas guru dapat meningkatkan kompetensi guru tersebut. Karena pada dasarnya upaya penguatan kapasitas guru (capacity building) didasarkan pada keinginan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan tugas sebagai tenaga pendidik. Keberhasilan upaya penguatan kapasitas tergantung dari sejauhmana upaya tersebut mampu meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar, baik kemampuan konseptual maupun kemampuan praktis. Semakin baik upaya penguatan kapasitas guru diharapkan akan semakin baik pula kompetensi guru tersebut. Pengaruh Penguatan Kapasitas Terhadap Kinerja Guru Penguatan kapasitas guru berarti bahwa pemerintah dan pembuat kebijakan harus memberikan yang diperlukan sumber daya, bahan dan alat yang diperlukan untuk mengajar secara efektif. Hal ini sangat realistis untuk meningkatkan keunggulan mengajar di lingkungan sekolah yang mempengaruhi keberhasilan guru dan peserta didik dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Guru memiliki kemampuan yang bervariasi, demikian pula halnya dengan karakteristik pribadinya. Karena itu, ketersediaan infrastruktur dan fasilitas kerja Volume 4, No. 3, Agustus 2015

5 diperlukan dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang guru, memungkinkan tercapainya keberhasilan dalam mengajar (Egbo, 2005). Dengan adanya penguatan kapasitas guru, diharapkan mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menjalankan tugasnya sebagai tenaga pendidik. Kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya akan menentukan kinerja guru yang bersangkutan. Hal ini berarti penguatan kapasitas guru berhubungan searah dengan kinerja guru tersebut. Dengan kata lain, semakin baik kapasitas guru akan semakin baik pula kinerjanya. Sebaliknya apabila upaya penguatan kapasitas (capacity building) mengalami kegagalan, maka kinerja guru sulit untuk ditingkatkan Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kompetensi Guru Manfaat lingkungan kerja adalah menciptakan gairah kerja, sehingga kinerja meningkat. Sementara itu, manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan orang-orang yang termotivasi adalah pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat. Artinya pekerjaan diselesaikan sesuai standar yang benar dan dalam skala waktu yang ditentukan. Kinerjanya akan dipantau oleh individu yang bersangkutan dan tidak akan membutuhkan terlalu banyak pengawasan serta semangat juangnya akan tinggi. Lingkungan kerja guru yang ditandai dengan adanya fasilitas kerja yang lengkap, lingkungan kerja yang nyaman menjadi dasar utama bagi guru untuk meningkatkan kemampuan kerja mereka sebagai tenaga pendidik. Sebaliknya apabila lingkungan kerja yang tidak baik seperti kurangnya fasilitas dan media pembelajaran, akan berdampak pada penurunan kemampuan guru dalam menyelenggarakan layanan pendidikan. Hal inilah berarti terdapat hubungan searah antara lingkungan kerja dan kompetensi guru. Semakin baik lingkungan kerja seseorang guru, akan semakin baik kompetensi guru yang bersangkutan. Seabaliknya lingkungan kerja yang kurang baik yang salah satunya ditandai dengan fasilitas dan media pembelajaran yang serba kurang misalnya, akan berdampak pada kesulitan guru dalam meningkatkan kemampuannya dalam mengajar Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Guru Lingkungan kerja fisik yang mendukung akan sangat berpengaruh terhadap semangat kerja pegawai dalam suatu pekerjaan yang dilakukan dan pada akhirnya dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan kinerja pegawai tersebut. Setiap instansi dipandang perlu mengusahakan agar faktor-faktor yang termasuk lingkungan kerja fisik dapat diusahakan sedemikian rupa dan memberi pengaruh positif pada semangat kerja dan kinerja pegawai. Lingkungan kerja fisik yang baik akan mendukung produktivitas kerja karyawan yang lebih baik sehingga kemampuan tenaga kerja juga semakin baik. Kemampuan kerja yang baik akan menghasilkan keluaran organisasi yang lebih baik. Nitisemito (2002:183) menyatakan lingkungan kerja fisik yang baik akan memberikan kenyamanan dan Volume 4, No. 3, Agustus

6 membangkitkan semangat kerja karyawan sehingga dapat mengerjakan tugas-tugas dengan baik. Pada akhirnya lingkungan kerja fisik yang baik akan tidak hanya mampu meningkatkan semangat kerja, akan tetapi juga berdampak positif bagi peningkatan kinerja pegawai METODE PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru bersertifikasi pada SMA di Kabupaten Aceh Besar berjumlah 539 orang terdistribusi pada 39 SMA Negeri dan 16 SMA Swasta. Sampel penelitian sebanyak 125 orang guru bersertifikasi yang diambil secara proporsional sampling dari sekolah menengah atas yang ada di Kabupaten Aceh Besar. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. skala pengukuran data yang digunakan adalah skala Likert, dan peralatan analisis data menggunakan analisis jalur (path analysis) dengan tiga persamaan struktural terdiri dari: Y = pyx 1 + pyx 2 + e 1 Z = pzx 1 + pzx 2 + e 2 Z = pzy + e 3 Dimana: Z Y X 1 X 2 = Kinerja Guru = Kompetensi = Penguatan Kapasitas Guru = Lingkungan Kerja HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Penguatan Kapasitas dan Lingkungan Kerja Terhadap Kompetensi Guru Hasil pengolahan data dengan menggunakan software SPSS diperoleh nilai koefisien jalur masing-masing variabel eksogen sebesar 0,617 untuk penguatan kapasitas dan sebesar 0,284 untuk lingkungan kerja, dan nilai error struktural sebesar 0,253. Sehingga persamaan struktural yang menjelaskan hubungan kausalitas antara penguatan kapasitas dan lingkungan kerja terhadap kompetensi diformulasikan sebagai berikut: Y= 0,617YX 1 + 0,284YX 2 + 0,253 Persamaan di atas memperlihatkan nilai error struktural sebesar 0,253. Hal ini berarti besarnya pengaruh variabel lain selain kapasitas dan lingkungan kerja terhadap kompetensi guru sebesar 25,3 persen. Dengan kata lain, sebesar 25,3 persen kompetensi guru pada SMA di Kabupaten Aceh Besar dipengaruhi oleh variabel lain selain penguatan kapasitas dan lingkungan kerja. Variabel lain dimaksud di antaranya terkait dengan faktor eksternal seperti dorongan motivasi dari kepala sekolah, dukungan rekan sekerja seperti guru lain, minat untuk meningkatkan kemampuan diri dan berbagai faktor lainnya yang secara teoritis dapat meningkatkan kompetensi guru termasuk penguasaan teknologi pendidikan. Pengaruh Penguatan Kapasitas dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Guru Persamaan struktural yang menjelaskan pengaruh langsung (direct effect) penguatan kapasitas dan lingkungan kerja terhadap kinerja guru SMA di Kabupaten Aceh Besar dapat diformulasikan sebagai berikut. Z = 0,624ZX 1 + 0,252ZX 2 + 0,291 Nilai koefisien jalur penguatan kapasitas terhadap kinerja guru sebesar 0,624. Hal ini dapat diartikan besarnya pengaruh langsung (direct effect) Volume 4, No. 3, Agustus 2015

7 penguatan kapasitas terhadap knerja guru sebesar 38,94 persen (0,624 2 ). Selanjutnya nilai koefisien jalur lingkungan kerja terhadap kinerja guru sebesar 0,252, dapat diartikan bahwa besarnya pengaruh langsung ( direct effect) lingkungan kerja terhadap kinerja guru sebesar 6,35 persen (0,252 2 ). Persamaan di atas memperlihatkan nilai error struktural sebesar 0,291 diperoleh melalui perhitungan 1-0,709 (1-R 2 ). Hal ini berarti besarnya pengaruh variabel lain selain penguatan kapasitas dan lingkungan kerja terhadap kinerja guru sebesar 29,1 persen. Dengan kata lain, sebesar 29,1 persen kinerja guru di Kabupaten Aceh Besar dipengaruhi oleh variabel lain selain penguatan kapasitas dan lingkungan kerja. Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Guru Nilai koefisien jalur kompetensi terhadap kinerja guru sebesar 0,905 dan nilai error struktural sebesar 0,182. Persamaan struktural yang menjelaskan keterkaitan antara kompetensi dengan kinerja guru pada SMA di Kabupaten Aceh Besar dapat diformulasikan sebagai berikut. Z = 0,905ZY + 0,182 Nilai koefisien jalur kompetensi terhadap kinerja guru sebesar 0,905 dapat diartikan bahwa pengaruh langsung ( direct effect) kompetensi terhadap kinerja guru sebesar 81,8 persen (0,905 2 ). Nilai error sebesar 0,182 diperoleh melalui perhitungan (1-0,818) dapat diartikan bahwa besarnya pengaruh variabel lain selain kompetensi terhadap kinerja guru sebesar 18,2 persen. Variabel lain dimaksud adalah variabel lain selain kompetensi guru seperti tingkat pendidikan, motivasi berprestasi dalam diri guru itu sendiri dan faktor-faktor lainnya termasuk faktor eksternal yang bersumber dari lingkungan sekolah Pengaruh Penguatan Kapasitas dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Guru Melalui Kompetensi Nilai koefisien jalur penguatan kapasitas terhadap kompetensi sebesar 0,617. Selanjutnya nilai koefisien jalur kompetensi terhadap kinerja sebesar 0,905. Berdasarkan kedua nilai koefisien jalur tersebut, maka besarnya pengaruh tidak langsung ( indirect effect) penguatan kapasitas terhadap kinerja guru melalui kompetensi sebesar 55,839 persen (0,617 x 0,905). Nilai koefisien jalur lingkungan kerja terhadap kompetensi guru sebesar 0,284, dan nilai koefisien jalur kompetensi terhadap kinerja guru sebesar 0,905, sehingga pengaruh tidak langsung (indirect effect) lingkungan kerja terhadap kinerja guru melalui kompetensi sebesar 25,702 persen (0,284 x 0,905). Pengaruh langsung ( direct effect) penguatan kapasitas terhadap kinerja guru sebesar 38,069 persen. Selanjutnya pengaruh tidak langsung (indirect effect) penguatan kapasitas terhadap kinerja guru melalui kompetensi sebesar 55,839 persen lebih besar bila dibandingkan dengan pengaruh langsung ( direct effect). Hal ini mengindikasikan bahwa keberadaan kompetensi sebagai variabel perantara dapat memperkuat pengaruh penguatan kapasitas terhadap kinerja guru. Selanjutnya pengaruh langsung ( direct effect) lingkungan kerja terhadap kinerja guru sebesar 8,065 persen. Selanjutnya pengaruh tidak langsung (indirect effect) lingkungan kerja terhadap Volume 4, No. 3, Agustus

8 kinerja guru melalui kompetensi sebesar 25,702 persen lebih besar bila dibandingkan dengan pengaruh langsung ( direct effect). Hal ini mengindikasikan bahwa keberadaan kompetensi sebagai variabel perantara dapat memperkuat pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja guru. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penguatan kapasitas dan lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kompetensi dan kinerja guru SMA di Kabupaten Aceh Besar. Pengaruh langsung ( direct effect) penguatan kapasitas terhadap kompetensi guru sebesar 38,069 persen dan pengaruh langsung ( direct effect) lingkungan kerja terhadap kompetensi guru sebesar 8,065 persen.. Pengaruh langsung ( direct efffect) penguatan kapasitas terhadap kinerja guru sebesar 38,938 persen dan pengaruh langsung (direct effect) lingkungan kerja terhadap kinerja guru sebesar 6,350 persen. Variabel yang pengaruhnya paling dominan terhadap kinerja guru adalah penguatan kapasitas guru. Kompetensi berpengaruh positif terhadap kinerja guru SMA di Kabupaten Aceh Besar. Pengaruh langsung (direct effect) kompetensi terhadap kinerja guru sebesar 81,82 persen. Penguatan kapasitas dan lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja guru melalui kompetensi sebagai variabel perantara (intervening variable). Pengaruh tidak langsung (indirect effect) penguatan kapasitas terhadap kinerja guru melalui kompetensi lebih besar bila dibandingkan dengan pengaruh langsung ( direct effect) penguatan kapasitas terhadap kinerja guru. Selanjutnya pengaruh tidak langsung (indirect effect) lingkungan kerja terhadap kinerja guru melalui kompetensi Volume 4, No. 3, Agustus 2015 lebih besar bila dibandingkan dengan pengaruh langsung ( direct effect) lingkungan kerja terhadap kinerja guru. Hal ini berarti keberadaan kompetensi sebagai intervening variable memperkuat pengaruh penguatan kapasitas dan lingkungan kerja terhadap kinerja guru SMA di Kabupaten Aceh Besar. Saran Sebaiknya Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Besar meningkatkan intensitas kegiatan yang berorientasi pada penguatan kapasitas guru. Secara operasional, upaya penguatan kapasitas guru dapat dilakukan dengan cara mengikutsertakan guru dalam pelatihan kurikulum, pelatihan membuat SAP (satuan acara pembelajaran) dan melibatkan guru bersertifikasi dalam program pendidikan dan pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas mereka sebagai tenaga pendidik. Selain itu, upaya penguatan kapasitas guru juga dapat dilakukan dengan menyediakan media pembelajaran bagi guru dan siswa, memberikan penghargaan bagi guru berprestasi, adanya tindakan supervisi terhadap pelaksanaan tugas guru, dan adanya pemberdayaan guru di sekolah. Selain itu, dipandang perlu meningkatkan kompetensi guru, baik kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial maupun kompetensi profesional. Perbaiki kualitas lingkungan sekolah. Upaya memperbaiki kualitas lingkungan sekolah tidak hanya berorientasi pada perbaikan lingkungan fisik seperti ruangan kelas dan pekarangan sekolah misalnya, tetapi juga berorientasi pada peningkatan lingkungan non fisik seperti hubungan guru dengan lingkungan internal sekolah (sesama rekan

9 kerja/guru dan antara guru dengan siswa), hubungan guru dengan lingkungan eksternal sekolah (masyarakat sekitar, orang tua wali dan komite sekolah) dan penyediaan fasilitas dan media pembelajaran seperti perpustakaan yang lengkap, media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa dan penyediaan buku ajar bagi guru dan siswa DAFTAR KEPUSTAKAAN Danim, S Karya Tulis Inovatif Sebuah Pengembangan Profesi Guru. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Drexel, I The Concept of Competence and Instrument of Social and Political Change. Bergen AS: Stein Rokkan Centre. Egbo, B Teacher Capacity Building and Effective Teaching and Learning: A Seamless Connection. Mediterranean Journal of Social Sciences, Vol. 2 (5) October Mulyawan, B Pengaruh Pengalaman dalam Pelatihan Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru. Jurnal Penjaskesrek, Undiksha Singaraja. Nitisemito, A. S Manajemen Personalia. Cetakan Kesembilan, Edisi Ketiga, Penerbit Ghali Indonesia, Jakarta. Sanjaya, W Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Prenada Media, Jakarta. Sardiman, A. M Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Undang-Undang Republik Indonesia No Tentang Guru dan Dosen. Volume 4, No. 3, Agustus

10 247 - Volume 1, No. 1, November 2012 Jurnal Teknik Sipil