ANALISIS PERGESERAN MAKNA DALAM FILM HARRY POTTER & THE DEATHLY HALLOWS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PERGESERAN MAKNA DALAM FILM HARRY POTTER & THE DEATHLY HALLOWS"

Transkripsi

1 Linguistika Akademia Vol.3, No.1, 2014, pp. 104~116 ISSN: ANALISIS PERGESERAN MAKNA DALAM FILM HARRY POTTER & THE DEATHLY HALLOWS Riska Arisna ABSTRACT The translation becomes very important thing to get a science or knowledge. This paper is motivated by the process of translation which is keep developing and have a role in supporting a process of study, or understanding of a literary work, in this case is a movie. The author chose Harry Potter and The Deathly Hallows as the object of this research. This paper aims to describe the translation from the source language into the target language as properly, correctly and in accordance with the social situation. The method that used in this paper are Automatization and Foregrounding translation method. The results of analysis showed that translation which is not appropriate with the social situation or with Foregrounding analysis will create oddity. While Automatization translation is a method that can translate a sentence in accordance with the existing social situation. Key words: automatization, foregrounding, translation. ABSTRAK Penerjemahan merupakan hal yang sangat penting dalam mendapatkan ilmu pengetahuan. Paper ini dilatarbelakangi oleh adanya proses penerjemahan yang sedang berkembang dan berperan dalam mendukung sebuah proses pembelajaran, ataupun pemahaman sebuah karya sastra, dalam hal ini sebuah film. Penulis memilih film Harry Potter and The Deathly Hallows sebagai objek penelitian. Paper ini bertujuan untuk menjelaskan penerjemahan bahasa sumber ke dalam bahasa target dengan baik, benar dan sesuai dengan situasi sosial. Metode yang digunakan dalam paper ini adalah metode penerjemahan Automatization dan Foregrounding. Hasil analisis menunjukkan bahwa hasil terjemahan yang tidak sesuai dengan situasi sosial atau secara Foregrounding akan menimbulkan sebuah keanehan. Sedangkan Automatization merupakan metode yang dapat menerjemahkan kalimat sesuai dengan situasi sosial yang ada. Kata kunci: automatization, foregrounding, penerjemahan.

2 Linguistika Akademia ISSN: A. PENDAHULUAN Bahasa adalah komponen yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari seperti untuk menyampaikan dan mendapatkan suatu informasi. Baik informasi berupa berita ataupun ilmu pengetahuan yang terdapat di Negara kita maupun di Negara-negara lain. Pengertian bahasa ialah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana 2005: 3). Untuk mendapatkan informasi tersebut tentunya harus dapat memahami dan mengerti bahasa-bahasa Negara lain. Dalam perkembangannya, penerjemahan merupakan suatu hal yang bersifat umum dan penting yang dapat menjadi jembatan ilmu.penerjemahan memberikan dampak yang sangat besar terhadap kehidupan. Dengan adanya penerjemahan, maka setiap orang dapat mengerti dan memahami setiap berita dan ilmu pengetahuan dari bahasa lain baik berupa teks maupun ujaran. Banyak orang yang tertarik untuk melakukan penerjemahan, khususnya menerjemahkan bahasa internasional yang diterjemahkan kedalam bahasa ibu masing-masing. Dalam hal ini penerjemahan dari bahasa internasional ke dalam bahasa Indonesia ataupun sebaliknya. Definisi penerjemahan menurut Catford (1965) menggunakan pendekatan kebahasaan dalam melihat berbagai penerjemahan dan ia mendefinisikannya sebagai the replacement of textual material in one language (SL) by equivalent textual material in another language (TL) (mengganti bahan teks dalam bahasa sumber dengan bahan teks yang sepadan dengan bahasa sasaran). Newmark (1988) juga memberikan definisi serupa, namun lebih jelas lagi: rendering the meaning of a text into another language in the way that the author intended the text (menerjemahkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan yang dimaksudkan pengarang). (Machali, 2000: 5). Abad ke-20 dianggap sebagai abad terjemahan karena secara signifikan memanfaatkan terjemahan untuk menjalin hubungan internasional antarnegara dan untuk alih teknologi guna meningkatkan kesejahteraan hidup umat, manusia (Newmark 1983).Penerjemahan merupakan sebuah kegiatan kompleks yang menuntut kecermatan. Seorang penerjemah tidak hanya dituntut Analisis Pergeseran Makna dalam Film Harry Potter (Riska Arisna)

3 106 menguasai bahasa sumber dan bahasa target dengan baik, namun juga harus menguasai isi materi yang diterjemahkan. Selain itu, seorang penerjemah juga harus peka terhadap berbagai faktor sosial, budaya, politik, dan emosi agar dapat menerjemahkan secara target.tujuan utama penerjemahan adalah menghasilkan terjemahan yang semirip mungkin dengan naskah aslinya. Pada kenyataannya, tidak mungkin menghasilkan terjemahan sempurna yang sama persis dengan naskah asli. Selalu saja ada hal-hal yang tidak dapat diterjemahkan secara tepat. Suka tidak suka kenyataan ini harus diterima bahwa ada nuansa-nuansa tertentu yang sulit diungkapkan karena ada perbedaan sudut pandang sosiokultural atau perbedaan cara pengungkapan pada bahasa sumber dan bahasa target (Lauder 2005: ). Kesulitan dalam penerjemahan timbul apabila semua fungsi yang rumit dari kata-kata dalam referensi ekstralinguistis dan dalam komposisi kalimat, dan apabila kalimat-kalimat itu sendiri dalam konteks situasinya, harus dipertimbangkan dan kadang-kadang dibandingkan satu sama lain dalam memilih sarana penerjemahan. Biasanya, pilihan itu antara penerjemahan harfiah dan penerjemahan bebas, apabila padanan-terjemahan terdekat dari kata demi kata yang berdiri sendiri mempunyai gaya bahasa yang tidak menarik atau salah mengungkapkan aspek dari teks asli apabila kata-kata itu dirangkai dalam kalimat. Kesukaran semacam ini terutama muncul dalam menerjemahkan karya-karya sastra beberapa jenis karya lebih sukar daripada yang lainnya yang secara stilistis memanfaatkan ciri-ciri pada tataran linguistis lain, seperti bentuk gramatikal kalimat dan bentuk fonetis kata, sebagai bagian dari bentuk sastra seluruh karya tersebut.kebalikan dari amanat yang terbatas secara kontekstual yang disinggung pada awal bagian ini ialah jenis puisi tertentu, yang hampir tidak mungkin diterjemahkan dengan memenuhi semua fungsi teks aslinya.kemampuan untuk menghasilkan terjemahan yang bagus sekali, yang mengimbangi segenap komponen pada segala tataran dalm menciptakan suatu versi yang dalam segala segi semirip mungkin dengan versi aslinya, memerlukan apresiasi yang halus dan peka terhadap semua aspek bahasa.meskipun prinsip-prinsip penerjemahan itu dapat dihubungkan dengan ilmu linguistik, hasil terjemahan itu lebih merupakan karya seni karena perasaan pribadi Linguistika Akademia Vol. 3, No. 1, 2014:

4 Linguistika Akademia ISSN: terhadap kemungkinan hasil artistik kedua bahasa itu paling penting (Robins 1992: 40-41). Di dalam paper ini, penulis memfokuskan diri untuk menganalisis penerjemahan secara automatization dan foregrounding dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia. Objek kajian yang akan dianalisis adalah film Harry Potter and The Deathly Hallows. Khususnya pada kata atau kalimat makian yang terdapat di dalam film tersebut. Kata atau kalimat makian yang sering diucapkan adalah Bloddy Hell! Contohanalisis kalimat tersebut dapat dilihat seperti: Bahasa Sumber Bahasa Target : Bloody Hell! : Astaga! Contoh tersebut dapat dilihat bahwa kalimat Bloody Hell! mengalami pergeseran arti atau makna dari makna kata yang sebenarnya, yaitu Neraka yang berdarah-darah! Dari keseluruhan latar belakang dan contoh dari analisis tersebut, maka dapat ditarik sebuah rumusan masalah yaitu bagaimana penggunaan teori terjemahan automatization and foregrounding pada kalimat atau kata-kata makian di dalam film Harry Potter and the Deathly Hallows. Teori penerjemahan yang termasuk di dalam aliran Praha. B. SEKILAS MENGENAI HARRY POTTER AND THE DEATHLY HALLOWS Film Harry Potter and Deathly Hallows adalah film yang diadaptasi dari sebuah novel karangan JK.Rowling.Harry Potter and the Deathly Hallows merupakan seri ke-7 yang merupakan seri terakhir dari petualangan Harry Potter.Film ini terbagi menjadi dua part. Harry Potter and The Deathly Hallows part pertama yang menceritakan tentang perjalanan Harry Potter bersama kedua sahabatnya yaitu, Ron Weasley and Hermione Granger dalam menemukan horcruxhorcrux yang tersisa untuk mengalahkan musuh terbesar Harry yaitu, Lord Voldemort. Suatu hari seseorang dari Kementrian Sihir datang ke rumah Ron Weasley untuk menyampaikan pesan dari Albus Percival Wulfric Brian Dumbledore dan memberikan barang warisan kepada Harry, Ron, dan Hermione. Analisis Pergeseran Makna dalam Film Harry Potter (Riska Arisna)

5 108 Dumbledore memberikan sebuah benda yang dapat memberikan dan mematikan cahaya kepada Ron.Hermione mendapatkan salinan sebuah buku yang berjudul The Tales of Beedle the Brad. Harry mendapatkan sebuah Golden Snitch yang ditangkap dalam pertandingan Quidditch pertama kalinya dan sebuah pedang Godric Griffindor namun pedang tersebut telah menghilang dan Harry harus menemukannya. Dumbledore memberikan ketiga benda tersebut dengan tujuan membantu Harry untuk menemukan dan menghancurkan horcrux serta mengalahkan Lord Voldemort.Harry dan kedua sahabatnya juga melakukan penyamaran di Kementrian Sihir yang berujung dengan penyerangan dan mengharuskan mereka bertiga ber-apparate (melakukan teleportasi) ke sebuah hutan, di sinilah mereka memulai pencarian horcrux.mereka melakukan camping dan mencari horcrux keseluruh penjuru, mencari informasi tentang keadaan dunia sihir yang sedang membahayakan pada saat itu dengan mendengarkan radio.suatu hari Harry, Ron, dan Hermione bertemu dengan The Death Eaters, yaitu salah satu pasukan Lord Voldemort di sebuah hutan.harry dan kedua sahabatnya berusaha untuk melawan dan menyerang dengan semua sihir mereka, namun Scabior membawa mereka ke rumah keluarga Malfoy.Di rumah keluarga Malfoy mereka bertemu dengan Dobby, Luna Lovegood, Mr. Ollivander dan seorang pegawai bank Gringotts yang membantu Harry untuk menyerang Death Eaters, Bellatrix Lestrange, dan Keluarga Malfoy. Akhir dari film part satu adalah Lord Voldemort membongkar kuburan Albus Dumbledore dengan sihir dan mencuri The Elder Wand dari baju Dumbledore. Harry Potter and The Deathly Hallows part dua menceritakan puncak dari usaha Harry Potter dalam mengalahkan Lord Voldemort.Suasana Hogwarts pada saat itu sangatlah membahayakan, Severus Snape telah menggantikan posisi Dumbledore sebagai kepala sekolah Hogwarts. Mr. Ollivander menceritakan kepada Harry arti dibalik Deathly Hallows, yaitu seseorang yang dapat menjadi penguasa kematian jika memiliki tiga benda, yaitu The Elder Wand, Jubah Gaib, dan Batu Kematian. Harry, Ron, dan Hermione meneruskan untuk mencari horcrux yang tersisa dengan cara Hermione menyamar sebagai Bellatrix Lestrange untuk masuk ke dalam lemari besi Bellatrix demi Linguistika Akademia Vol. 3, No. 1, 2014:

6 Linguistika Akademia ISSN: mendapatkan piala yang merupakan salah satu horcrux dengan bantuan Griphook. Ketika Harry dan kedua sahabatnya sampai di Hogwarts, mereka disambut oleh semua temannya. Di Hogwarts, Harry mencari diadem Ravenclaw yang merupakan salah satu dari horcrux dengan cara bertemu Grey Lady (hantu menara Ravenclaw) yang bernama Helena Ravenclaw putri dari Rowena yang merupakan pemilik dari diadem tersebut. Ketika keadaan Hogwarts sangat tidak aman karena Lord Voldemort dan semua pasukannya telah bersiap untuk menyerang Hogwarts dimana Harry Potter berada.pada saat itu, Ron dan Hermione menghancurkan salah satu horcrux, yaitu piala yang ditemukan dalam lemari Bellatrix Lestrange.Suatu saat Harry bertemu dengan Voldemort di dalam hutan dan mereka bertarung.dalam pertarungan tersebut, Harry berpura-pura untuk mati dan membiarkan pasukan Voldemort membawanya ke Hogwarts. Akhir dari film ini adalah Harry melarikan diri dari pasukan Voldemort dan terjadilah pertarungan di Hogwarts.Dan Harry Potter mengalahkan Lord Voldemort yang bangga dengan keabadiannya. C. LANDASAN TEORI Paper ini menganalisis mengenai pergeseran makna secara automatization dan foregrounding. Teori linguistik aliran Praha atau The Prague School pertama kali diperkenalkan oleh lembaga non formal Prague Linguistic Circle yang diprakarsai oleh Vilem Matheius di Universitas Caroline, Cekoslowakia pada 6 Oktober Aliran ini dikenal dunia sejak mengikuti Kongres Internasional di Jenewa, Swiss, 1931, yang membahas tentang fonologi dan menghasilkan Asosiasi Fonologi Internasional yang diketuai oleh Trubetzkoy. (Svoboda, 1990: 1-8; Ubaidillah, 2013:27). Tokoh Aliran Praha yang memperkenalkan teori Fungsi Estetika pada tahun 1930-an dan awal 1940-an adalah Jan Mukarovsky. Teori ini dituangkan dalam bukunya Aesthetic Function, Norm, and Value as Social Facts. Fungsi estetik itu sendiri menurut Mukarovsky adalah penyimpangan unsur-unsur linguistik yang sengaja untuk maksud estetika. Ia menyebutkan bahwa munculnya telaah estetik tidak lepas dari penelitian formal struktural. Jika telaah struktural hanya menekankan pada telaah makna, sehingga aspek- Analisis Pergeseran Makna dalam Film Harry Potter (Riska Arisna)

7 110 aspek yang mengungkapkan fakta estetik seperti terabaikan, kemudian muncul telaah estetika. (Ubaidillah, 2013: 32). Fungsi estetik tidak terbatas hanya pada karya kesusasteraan saja tetapi hadir dalam hubungannya dengan obyek atau tindakan apapun. Hal ini karena kita mendekati dengan apa yang disebut foregrounding of the utterance sebagai sebaliknya automatization. Automatization mengacu kepada stimulus yang biasa diharapkan dalam situasi sosial. Automatization dapat dikatakan juga sebagai terjemahan bahasa. Seperti yang dapat dilihat pada kalimat bade ka mana dalam bahasa Sunda. Ungkapan ini lebih merupakan salam sewaktu bertemu di jalan, dan sejajar dengan ungkapan Hello! Dalam bahasa Inggris. Foregrounding (dalam bahasa ceko; aktualisace) mengacu pada stimulus yang secara kultural tidak diharapkan muncul pada situasi sosial, hingga ia menarik perhatian. Foregrounding dapat dikatakan juga sebagai terjemahan harafiah (literal translation). Foregrounding dapat dilihat pada terjemahan harafiah dalam bahasa Inggris where are you going? Dari kalimat bade ka mana dalam bahasa Sunda sewaktu bertemu dengan orang asing dari kultur yang berbeda. Hal ini dapat menimbulkan rasa kaget baginya. (Alwasilah, 1989: 42). Teori di atas akan digunakan untuk menganalisis pergeseran makna pada film Harry Potter and Deathly Hallows. D. ANALISIS 1. You! Foul like.git! Kalimat tersebut diterjemahkan menggunakan pergeseran makna automatization, yaitu Kau!Si kecil! yang menunjukkan kemarahan dan kejengkelan.kalimat tersebut adalah terjemahan yang sesuai dengan keadaan dan situasi pada saat kalimat tersebut diucapkan. Jika diterjemahkan menggunakan foregrounding maka akan menjadi Kau! Busuk seperti pergi! yang nantinya akan menimbulkan keanehan dalam membacanya. Terjemahan menggunakan automatization merupakan terjemahan yang tepat dalam kalimat tersebut. Kalimat tersebut diucapkan oleh Mundungus Fletcher kepada Dobby.Konteks ketika kalimat itu diucapkan adalah Linguistika Akademia Vol. 3, No. 1, 2014:

8 Linguistika Akademia ISSN: Kreacher dan Dobby membawa Mundungus Fletcher kepada Harry, Ron, dan Hermione.Dobby bercerita bagaimana dia bisa bertemu dengan Kreacher dan Mundungus Fletcher di Diagon Alley. 2. Bloody disgusting! Kalimat tersebut diterjemahkan menggunakan automatization, yaitu Ini benar-benar menjijikan! yang menyatakan kejengkelan.kalimat tersebut merupakan terjemahan yang sesuai dengan situasi pada saat itu. Jika diterjemahkan secara foregrounding, maka akan menjadi berdarah menjijikan! Terjemahan secara foregrounding sangat tidak tepat dan dapat menimbulkan keanehan dalam situasi ketika kalimat itu diucapkan.terjemahan automatization merupakan terjemahan yang tepat dalam kalimat tersebut. Kalimat tersebut diucapkan oleh Ron Weasley kepada Harry Potter.Konteks kalimat tersebut adalah Harry, Ron, dan Hermione sedang dalam penyamaran sebagai pegawai Kementrian Sihir. Mereka harus ber-apparate (melakukan teleportasi) melalui sebuah kloset di dalam toilet dengan cara menyiram diri mereka di dalamnya. 3. Like a hell! Kalimat tersebut diterjemahkan menggunakan pergeseran makna automatization yang berarti Kupikir tidak begitu! yang menyatakan kemarahan.kalimat itu merupakan terjemahan yang sesuai dengan situasi sosial pada saat kalimat tersebut diucapkan. Jika diterjemahkan dengan foregrounding maka akan menjadi Seperti sebuah neraka! yang sangat tidak sesuai dengan keadaan ataupun konteks saat kalimat itu dikatakan. Selain itu, dapat menimbulkan keanehan kepada pembaca.terjemahan menggunakan automatization merupakan terjemahan yang tepat dalam kalimat tersebut. Kalimat tersebut diucapkan oleh Ron Weasley kepada Bellatrix Lestrange.Konteks kalimat tersebut adalah Hermione sedang ditawan dan disiksa oleh Bellatrix Lestrange.Pada saat itu juga, Harry dan Ron bersembunyi di dekat tangga dan siap-siap untuk menyerang Bellatrix agar Hermione dapat terbebas. Analisis Pergeseran Makna dalam Film Harry Potter (Riska Arisna)

9 Not some dewy-eyed school girl! Menggunakan pergeseran makna automatization karena penerjemahannya disesuaikan dengan bahasa target, yaitu Tidak seperti anak sekolahan! yang dapat digunakan untuk mengekspresikan kemarahan atau kejengkelan.penggunaan terjemahan automatization merupakan hal yang tepat pada saat kalimat itu diucapkan dan sesuai dengan situasi yang ada. Jika kata ini diterjemahkan secara foregrounding, maka akan menjadi Bukan beberapa mata basah siswa perempuan! yang nantinya akan membuat orang merasa aneh ketika membacanya. Kalimat tersebut diucapkan oleh Griphook kepada Hermione.Konteks kalimat tersebut adalah Voldemort berjalan melewati Hermione yang sedang menyamar sebagai Bellatrix Lestrange dan Voldemort juga menyapanya dengan ucapan selamat pagi. Sedangkan Harry, Ron, dan Griphook bersembunyi disalah satu lorong Bank Gringotts. 5. What the devil are you doing down here?! Kalimat tersebut diterjemahkan menggunakan automatization, yaitu Apa yang kalian semua lakukan dibawah sini?! merupakan terjemahan yang diharapkan pada situasi sosial pada saat itu. Jika diterjemahkan secara foregrounding, maka akan menjadi Setan apa yang kalian lakukan dibawah sini?! Terjemahan secara foregrounding sangat tidak tepat dan dapat menimbulkan arti yang aneh pada saat situasi ataupun ketika kalimat itu diucapkan.terjemahan automatization merupakan terjemahan yang tepat dalam kalimat tersebut. Kalimat tersebut diucapkan oleh pegawai bank Gringotts kepada Harry, Ron, dan Hermione. Konteks kalimat tersebut adalah Harry, Ron, Hermione, dan Griphook berada disebuah bawah tanah di dalam gua bersama dengan salah satu pegawai bank Gringotts. Mereka dalam perjalanan menuju lemari besi milik Bellatrix Lestrange. 6. Bloody fools! Kata tersebut diterjemahkan menggunakan pergeseran makna automatization, yaitu Dasar Bodoh! yang merupakan ekspresi kemarahan atau kejengkelan.kalimat terjemahan tersebut adalah Linguistika Akademia Vol. 3, No. 1, 2014:

10 Linguistika Akademia ISSN: kalimat yang diharapkan pada situasi sosial pada saat itu. Jika kata tersebut diterjemahkan secara foregrounding, maka akan menjadi Bodoh yang berdarah-darah! Menggunakan terjemahan secara foregrounding sangat tidak tepat dan dapat menimbulkan arti yang aneh ketika orang membacanya. Automatization merupakan cara terjemahan yang tepat dalam kalimat ini. Kalimat tersebut diucapkan oleh Aberforth Dumbledore kepada Harry, Ron, dan Hermione.Konteks kalimat tersebut adalah Harry, Ron, dan Hermione bersembunyi dirumah Aberforth Dumbledore dari kejaran para pemburu Harry Potter di sebuah desa. 7. Like hell, I reckon Menggunakan terjemahan automatization, yaitu Aku berantakan yang merupakan arti yang tepat dari kalimat tersebut.kalimat tersebut merupakan terjemahan yang tepat pada situasi dan keadaan pada saat kalimat itu diucapkan. Jika diterjemahkan menggunakan foregrounding, maka menjadi Seperti neraka, aku rasa yang akan menimbulkan keanehan dan ketidaksesuaian pada situasi ketika kalimat tersebut diucapkan. Maka automatization merupakan terjemahan yang paling tepat dalam kalimat tersebut. Kalimat tersebut diucapkan oleh Neville Longbottom kepada Harry, Ron, dan Hermione.Konteks kalimat tersebut adalah Ariana yang berada di dalam sebuah lukisan berjalan menuju arah Harry, Ron, dan Hermione sambil membawa Neville Longbottom yang muncul di lorong yang tersembunyi di balik lukisan tersebut. 8. Bloody hell! Kata bloody hell! menggunakan pergeseran makna automatization karena penerjemahannya disesuaikan dengan bahasa target, yaitu yang dapat diartikan sebagai mengekspresikan keterkejutan atau kemarahan. Apabila kata ini diterjemahkan secara foregrounding, maka akan menjadi neraka yang berdarah-darah. Yang nantinya akan membuat orang merasa aneh ketika membacanya. Kata tersebut diterjemahkan menjadi Astaga! sehingga kata tersebut sesuai dengan keadaan Analisis Pergeseran Makna dalam Film Harry Potter (Riska Arisna)

11 114 sekitar ketika diucapkan dan sesuai dengan yang diharapkan pada situasi sosial. Kalimat tersebut diucapkan oleh Ron Weasley kepada Luna Lovegood.Konteks kalimat tersebut adalah ketika semua temanteman Harry berkumpul di salah satu ruangan untuk berdiskusi dan Luna Lovegood memberikan sebuah ide kepada Harry, Ron, dan Hermione. 9. It s like I m a frankie first year! Kalimat tersebut menggunakan pergeseran makna kata automatization yang disesuaikan dengan bahasa target.diterjemahkan sebagai Nampaknya, aku tidak penting yaitu untuk menunjukkan kejengkelan kepada seseorang.kalimat tersebut sesuai dengan situasi sosial pada saat kalimat tersebut diucapkan. Jika kalimat tersebut diterjemahkan secara foregrounding, maka akan menjadi Sepertinya aku benar-benar anak sekolahan kelas pertama yang sangat tidak sesuai dengan situasi pada saat kalimat tersebut diucapkan. Maka terjemahan yang tepat adalah automatization. Kalimat tersebut diucapkan oleh Ron Weasley kepada Ginny Weasley.Konteks kalimat tersebut adalah Ginny muncul dihadapan Harry, Ron, dan Hermione, dimana Ginny hanya menatap kea rah Harry tanpa menengok ke arah kakaknya, Ron Weasley. 10. You blithering idiot! Kalimat tersebut menggunakan terjemahan automatization menjadi Dasar tolol! yang menyatakan kemarahan dan kejengkelan. Apabila kalimat tersebut diterjemahkan secara foregrounding, maka akan menjadi Kamu yang berbicara idiot! yang nantinya akan menimbulkan keanehan dan ketidaksesuaian dengan situasi dan kondisi ketika kalimat itu diucapkan. Terjemahan automatization merupakan terjemahan yang tepat. Kalimat tersebut diucapkan oleh Professor Mc. Gonagall kepada Filch.Konteks kalimat tersebut adalah Filch tiba-tiba datang sambil belari-lari dan berteriak menuju aula besar, di Linguistika Akademia Vol. 3, No. 1, 2014:

12 Linguistika Akademia ISSN: mana semua siswa Hogwarts sedang berkumpul bersama Professor Mc. Gonagall. 11. Wicked! Kata tersebut menggunakan terjemahan automatization menjadi Keren! yang menyatakan keterkejutan. Jika diterjemahkan menggunakan foregrounding, maka akan menjadi Jahat! yang tidak sesuai dengan suasana ketika kalimat tersebut diucapkan dan menimbulkan keanehan kepada pembaca. Automatization adalah terjemahan yang tepat untuk kalimat tersebut. Kata tersebut diucapkan oleh Neville Longbottom kepada Professor Mc. Gonagall.Konteks kalimat tersebut adalah ketika Neville meminta penjelasan kepada Mc. Gonagall mengenai pertarungan melawan Voldemort sambil berjalan keluar dari serambi Hogwarts untuk melakukan mantra perlindungan di sekitar Hogwarts. E. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data di atas bisa diambil kesimpulan bahwa proses penerjemahan Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya yaitu dengan proses pergeseran makna. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi adanya pergeseran makna adalah kebiasaan masyarakat, suasana, situasi, dan kondisi saat kalimat atau kata itu diucapkan.penulis memfokuskan untuk menganalisis pergeseran makan menggunakan automatization dan foregrounding yang ternyata cukup banyak terdapat perbedaan dan pergeseran makna dari bahasa sumber ke bahasa target.automatization adalah terjemahan bahasa yang diharapkan pada situasi sosial.foregrounding adalah terjemahan bahasa yang tidak diharapkan pada situasi sosial, sehingga dapat menarik perhatian atau merasakan keanehan. Tujuan dari pergeseran makna Automatization dan Foregrounding adalah agar terjemahan dari bahasa sumber ke bahasa target bisa sepadan dan dapat diterima dengan baik dan benar. Analisis Pergeseran Makna dalam Film Harry Potter (Riska Arisna)

13 116 F. DAFTAR PUSTAKA Alwasilah, A. Chaedar Beberapa Madzhab dan Dikotomi Teori Linguistik. Bandung: Penerbit Angkasa. Cambridge Advanced Learner s Third Edition. Electronic Dictionary.Software. Harry Potter and Deathly Hallows part Warner Bros Picture. Harry Potter and Deathly Hallows part Warner Bros Picture. Kushartanti, Untung Yuwono, & Multamia RMT Lauder, ed, Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Machali, Rochayah Pedoman Bagi Penerjemah. Jakarta: Penerbit PT Grasindo. Robins, R.H Linguistik Umum Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI). Wojowasito dan Wasito, Tito W Kamus Lengkap Inggris- Indonesia, Indonesia-Inggris. Bandung: Penerbit Hasta Bandung. Soeparno Dasar-Dasar Linguistik Umum. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya. Linguistika Akademia Vol. 3, No. 1, 2014:

ANALISIS PERGESERAN MAKNA PADA NOVEL TERJEMAHAN WUTHERING HEIGHTS

ANALISIS PERGESERAN MAKNA PADA NOVEL TERJEMAHAN WUTHERING HEIGHTS Linguistika Akademia Vol.3, No.1, 2014, pp. 90~103 ISSN: 2089-3884 ANALISIS PERGESERAN MAKNA PADA NOVEL TERJEMAHAN WUTHERING HEIGHTS Deby Rahmayanti e-mail: rahmayantideby@gmail.com ABSTRACT Translation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti fabel yang menceritakan tentang binatang, hikayat yang merupakan cerita

BAB I PENDAHULUAN. seperti fabel yang menceritakan tentang binatang, hikayat yang merupakan cerita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cerita merupakan rangkaian peristiwa yang disampaikan baik berasal dari kejadian nyata ataupun kejadian tidak nyata. Terdapat berbagai macam jenis cerita seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era kemajuan teknologi dewasa ini semakin banyak terjemahan bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks bahasa sumber (TSu) ke dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mempelajari bahasa Inggris terutama yang berkenaan dengan makna yang terkandung dalam setiap unsur suatu bahasa, semantik merupakan ilmu yang menjadi pengukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga

BAB I PENDAHULUAN. Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga dewasa sekalipun. Manfaat yang dapat diperoleh antara lain sebagai hiburan, penghilang stres, dan

Lebih terperinci

ANALISIS PERGESERAN MAKNA DALAM TERJEMAH INDONESIA NOVEL THE GREAT GATSBY. Ida Nurrokhimah

ANALISIS PERGESERAN MAKNA DALAM TERJEMAH INDONESIA NOVEL THE GREAT GATSBY. Ida Nurrokhimah Linguistika Akademia Vol.2, No.3, 2013, pp. 317~330 ISSN: 2089-3884 ANALISIS PERGESERAN MAKNA DALAM TERJEMAH INDONESIA NOVEL THE GREAT GATSBY Ida Nurrokhimah e-mail: Idanurrokhimah@gmail.com ABSTRACT The

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir ini berjudul Terjemahan cerita anak Churiippu Hoikuen,

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir ini berjudul Terjemahan cerita anak Churiippu Hoikuen, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tugas Akhir ini berjudul Terjemahan cerita anak Churiippu Hoikuen, Kujiratori, Chikochan dalam buku Iyaiyaen. Menurut Hunt (via Ampera, 2010:10), sastra anak adalah

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Dinamika dominasi..., Ely Nurmaily, FIB UI, 2009

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Dinamika dominasi..., Ely Nurmaily, FIB UI, 2009 78 BAB 4 KESIMPULAN Rowling di dalam salah satu wawancaranya bersama O Malley dalam Connie Ann Kirk mengatakan bahwa sekolah penyihir yang ia ciptakan merupakan analogi dari sebuah arena potensi atau kekuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya

BAB I PENDAHULUAN. Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya dalam bentuk cerita (sumber: wikipedia.com). Penulis novel disebut novelis. Kata novel

Lebih terperinci

PERGESERAN MAKNA IDIOM dan CLICHE DITINJAU DARI FUNGSI ESTETIKA

PERGESERAN MAKNA IDIOM dan CLICHE DITINJAU DARI FUNGSI ESTETIKA Linguistika Akademia Vol.3, No.2, 2014, pp. 227~239 ISSN: 2089-3884 PERGESERAN MAKNA IDIOM dan CLICHE DITINJAU DARI FUNGSI ESTETIKA Intan Nurjannah e-mail: zahratul_jannah101@yahoo.com ABSTRACT Idiom is

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni kegiatan mengubah bentuk bahasa yang satu ke bahasa yang lain. Dalam The Merriam Webster Dictionary

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bernama Hamuro Rin. Pria kelahiran Kitakyushu, Jepang ini memulai debutnya

BAB I PENDAHULUAN. bernama Hamuro Rin. Pria kelahiran Kitakyushu, Jepang ini memulai debutnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novel Higurashi no Ki merupakan salah satu karya penulis terkenal bernama Hamuro Rin. Pria kelahiran Kitakyushu, Jepang ini memulai debutnya sebagai penulis pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hyde mulai dari masa anak-anak hingga dewasa, yang awalnya ingin menjadi. seorang komikus kemudian beralih menjadi seorang pemusik.

BAB I PENDAHULUAN. Hyde mulai dari masa anak-anak hingga dewasa, yang awalnya ingin menjadi. seorang komikus kemudian beralih menjadi seorang pemusik. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Autobiografi atau otobiografi adalah sebuah biografi atau riwayat hidup yang ditulis oleh pemiliknya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia otobiografi adalah riwayat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini semakin banyak cara yang digunakan untuk mengetahui keadaan di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi bagi kita.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahasa memiliki peranan penting dalam hal berkomunikasi. Fungsi penting dari bahasa adalah menyampaikan pesan dengan baik secara verbal atau tulisan. Pesan yang disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita

BAB I PENDAHULUAN. Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita sendiri bisa menjadikannya sebagai sahabat. Buku cerita memberikan informasi kepada anak tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdengar tuturan-tuturan yang diucapkan ketika penutur dan lawan tutur

BAB I PENDAHULUAN. terdengar tuturan-tuturan yang diucapkan ketika penutur dan lawan tutur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam penggunaan bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi, terdengar tuturan-tuturan yang diucapkan ketika penutur dan lawan tutur berkomunikasi. Biasanya, kita menggunakan

Lebih terperinci

PERGESERAN MAKNA DALAM PERCAKAPAN INDONESIA-INGGRIS DITINJAU DARI FUNGSI ESTETIKA

PERGESERAN MAKNA DALAM PERCAKAPAN INDONESIA-INGGRIS DITINJAU DARI FUNGSI ESTETIKA Linguistika Akademia Vol.1, No.3, 2012, pp. 335~348 ISSN: 2089-3884 PERGESERAN MAKNA DALAM PERCAKAPAN INDONESIA-INGGRIS DITINJAU DARI FUNGSI ESTETIKA Mir Atussholihah e-mail: Myerazume@yahoo.com ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal maupun hasil penelitian lainnya, ditemukan beberapa penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah ciri utama manusia dan merupakan alat komunikasi paling

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah ciri utama manusia dan merupakan alat komunikasi paling 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah ciri utama manusia dan merupakan alat komunikasi paling penting dalam kehidupan manusia. Manusia dapat mengungkapkan buah pikirannya, perasaannya,

Lebih terperinci

OTOMATISASI PADA PUISI THE DEATH OF LOVERS KARYA CHARLES BAUDELAIRE

OTOMATISASI PADA PUISI THE DEATH OF LOVERS KARYA CHARLES BAUDELAIRE Linguistika Akademia Vol.3, No.2, 2014, pp. 256~267 ISSN: 2089-3884 OTOMATISASI PADA PUISI THE DEATH OF LOVERS KARYA CHARLES BAUDELAIRE Deni Anggriawan e-mail: deni.literature@gmail.com ABSTRACT A poem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era globalisasi saat ini yang bercirikan keterbukaaan, persaingan, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era globalisasi saat ini yang bercirikan keterbukaaan, persaingan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini yang bercirikan keterbukaaan, persaingan, dan kesalingtergantungan antar bangsa serta derasnya arus informasi yang menembus batas-batas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting guna menyimpan uang serta barang-barang berharga yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. penting guna menyimpan uang serta barang-barang berharga yang dianggap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari dompet merupakan benda yang sangat penting guna menyimpan uang serta barang-barang berharga yang dianggap penting dan dapat diletakkan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi, dibalik kemajuan teknologinya yang pesat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesantunan berbahasa merupakan aspek penting dalam kehidupan untuk menciptakan komunikasi yang baik di antara penutur dan lawan tutur. Kesantunan berbahasa memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan seharihari. Ketika berbahasa ada bentuk nyata dari pikiran yang ingin disampaikan kepada mitra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara verbal. Tentunya ilmu bahasa atau sering disebut linguistik memiliki cabangcabang ilmu bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan kembali isi suatu teks ke bahasa lain. Mengalihkan dan memindahkan makna serta memilih

Lebih terperinci

MAKNA PENERJEMAHAN IDIOM BAHASA JEPANG PADA KOMIK DORAEMON EDISI SEBELAS

MAKNA PENERJEMAHAN IDIOM BAHASA JEPANG PADA KOMIK DORAEMON EDISI SEBELAS MAKNA PENERJEMAHAN IDIOM BAHASA JEPANG PADA KOMIK DORAEMON EDISI SEBELAS Penulis : Nuraini 1 Anggota : 1. Nana Rahayu 2 2. Arza Aibonotika 3 Email: shinsetsu@ymail.com, hand: 082391098036 ABSTRACT This

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media seperti buku, radio, televisi dan sebagainya. buku atau referensi dalam bahasa asing. Hal ini mengisyaratkan bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN. media seperti buku, radio, televisi dan sebagainya. buku atau referensi dalam bahasa asing. Hal ini mengisyaratkan bahwa bangsa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sejalan dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka banyak hal baru yang disampaikan kepada masyarakat melalui berbagai macam media seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah memberi banyak definisi tentang penerjemahan, diantaranya: (1) bidang ilmu secara umum,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pergaulan dan mempengaruhi kehidupan untuk berkomunikasi dalam masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. pergaulan dan mempengaruhi kehidupan untuk berkomunikasi dalam masyarakat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa sangatlah penting, karena merupakan penghubung dalam setiap pergaulan dan mempengaruhi kehidupan untuk berkomunikasi dalam masyarakat. Pada setiap bangsa,

Lebih terperinci

PADANAN FUNGSIONAL PADA PERIBAHASA TERJEMAHAN INGGRIS-INDONESIA

PADANAN FUNGSIONAL PADA PERIBAHASA TERJEMAHAN INGGRIS-INDONESIA Linguistika Akademia Vol.1, No.1, 2012: 31~42 ISSN: 2089-3884 PADANAN FUNGSIONAL PADA PERIBAHASA TERJEMAHAN INGGRIS-INDONESIA Candra Irwanto e-mail: irwanto.candra@yahoo.com ABSTRACT Translation of a text

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA Roely Ardiansyah Fakultas Bahasa dan Sains, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Abstrak Deiksis dalam bahasa Indonesia merupakan cermin dari perilaku seseorang

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Penerjemahan teks, buku-buku dan informasi lain ke dalam bahasa Inggris

Bab I PENDAHULUAN. Penerjemahan teks, buku-buku dan informasi lain ke dalam bahasa Inggris Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan teks, buku-buku dan informasi lain ke dalam bahasa Inggris telah dilakukan oleh praktisi atau pakar-pakar terjemahan untuk penyebaran informasi dari satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan warna kulit, ras, agama, bangsa dan negara. Bahasa merupakan perwujudan suatu konsep

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang lain, sehingga bahasa menjadi sesuatu alat yang tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menarik minat pemerhati bahasa khususnya di bidang penerjemahan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menarik minat pemerhati bahasa khususnya di bidang penerjemahan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan adanya festival film yang memberikan penghargaan untuk kategori film bahasa asing terbaik dapat menambah manfaat pemakaian lebih dari satu bahasa dalam sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia mempunyai cara berbeda-beda untuk mengungkap

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia mempunyai cara berbeda-beda untuk mengungkap 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa di dunia mempunyai cara berbeda-beda untuk mengungkap masalah kewaktuan. Terdapat bahasa yang mempunyai sistem yang mengungkap masalah kewaktuan secara

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE SETIA (FAITHFUL) DALAM MENERJEMAHKAN KARYA SASTRA BERUPA CERITA PENDEK

PENGGUNAAN METODE SETIA (FAITHFUL) DALAM MENERJEMAHKAN KARYA SASTRA BERUPA CERITA PENDEK PENGGUNAAN METODE SETIA (FAITHFUL) DALAM MENERJEMAHKAN KARYA SASTRA BERUPA CERITA PENDEK Muhammad Aprianto Budie Nugroho Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Kuningan, Indonesia Emai: muh.apriantobn@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia membaca adalah melihat serta

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia membaca adalah melihat serta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati) 1. Dengan demikian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban manusia sesuai dengan lingkungan karena pada dasarnya, karya sastra itu merupakan unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah karya lisan atau tertulis yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinilan, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sudjiman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejak dulu cerita anak banyak digunakan oleh orang tua untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejak dulu cerita anak banyak digunakan oleh orang tua untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dulu cerita anak banyak digunakan oleh orang tua untuk menyampaikan pesan moral kepada anak-anaknya. Di masa lalu, orang tua menceritakan kepada anak-anaknya

Lebih terperinci

TEORI SKOPOS DAN TRANSLATION BRIEF DALAM PENERJEMAHAN

TEORI SKOPOS DAN TRANSLATION BRIEF DALAM PENERJEMAHAN The 1st International Conference on Language, Literature and Teaching ISSN 2549-5607 TEORI SKOPOS DAN TRANSLATION BRIEF DALAM PENERJEMAHAN Anam Sutopo Universitas Muhammadiyah Surakarta anam.sutopo@ums.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative

BAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative Children merupakan buku cerita bilingual yang menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia

Lebih terperinci

KETIDAKAKURATANNYA MENGANALISA TERJEMAHAN DALAM SUBTITLE BAHASA INDONESIA UNTUK FILM TOY STORY 3

KETIDAKAKURATANNYA MENGANALISA TERJEMAHAN DALAM SUBTITLE BAHASA INDONESIA UNTUK FILM TOY STORY 3 KETIDAKAKURATANNYA MENGANALISA TERJEMAHAN DALAM SUBTITLE BAHASA INDONESIA UNTUK FILM TOY STORY 3 Samsul Hadi, Ismani STKIP PGRI Pacitan samsulhadi.mr@gmail.com, ismanipjkr@gmail.com ABSTRAK. Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengekspresikan. sesuatu, baik untuk menyatakan pendapat, pengalaman atau untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengekspresikan. sesuatu, baik untuk menyatakan pendapat, pengalaman atau untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengekspresikan sesuatu, baik untuk menyatakan pendapat, pengalaman atau untuk mengekspresikan perasaan atau emosi.

Lebih terperinci

Satu alat penting yang tidak dapat Anda tinggalkan adalah kamus teknis tentang topik yang sedang Anda terjemahkan. Dengan kamus itu, Anda dapat

Satu alat penting yang tidak dapat Anda tinggalkan adalah kamus teknis tentang topik yang sedang Anda terjemahkan. Dengan kamus itu, Anda dapat ix M Course Overview ata kuliah Translation 6 bertujuan memberikan bekal kemampuan menerjemahkan teks berbahasa Inggris ke bahasa Indonesia dan sebaliknya secara akurat, tepat dan wajar. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya

BAB I PENDAHULUAN. tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Clay dalam arti yang sesungguhnya adalah tanah liat, namun selain terbuat dari tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu bahasa ke bahasa yang lain. Teks yang diterjemahkan disebut Teks Sumber (Tsu) dan bahasanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu kerja sama, baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik maupun kebudayaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu kerja sama, baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik maupun kebudayaan. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Era modern ini penggunaan bahasa merupakan kunci terpenting untuk menjalin suatu kerja sama, baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik maupun kebudayaan. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang,

BAB I PENDAHULUAN. Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, bukan pekerjaan utama. 1 Tujuan hobi adalah untuk memenuhi keinginan dan mendapatkan kesenangan. 2 Terdapat

Lebih terperinci

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Tesalonika 1:1 1 1 Tesalonika 1:6 Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Larson (1984: 3), dalam bukunya Meaning-Based Translation: A

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Larson (1984: 3), dalam bukunya Meaning-Based Translation: A BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Larson (1984: 3), dalam bukunya Meaning-Based Translation: A Guide to Cross-Language Equivalence mendefinisikan terjemahan sebagai suatu perubahan bentuk dari

Lebih terperinci

PENGARUH STRUKTUR BAHASA ARAB TERHADAP BAHASA INDONESIA DALAM TERJEMAHAN AL QURAN Oleh: Yayan Nurbayan. Abstrak

PENGARUH STRUKTUR BAHASA ARAB TERHADAP BAHASA INDONESIA DALAM TERJEMAHAN AL QURAN Oleh: Yayan Nurbayan. Abstrak PENGARUH STRUKTUR BAHASA ARAB TERHADAP BAHASA INDONESIA DALAM TERJEMAHAN AL QURAN Oleh: Yayan Nurbayan Abstrak Penerjemahan adalah sebuah proses yang bertujuan memindahkan pesan bahasa sumber ( BS ) kepada

Lebih terperinci

Chapter 30 The Sacking of Severus Snape PEMECATAN SEVERUS SNAPE

Chapter 30 The Sacking of Severus Snape PEMECATAN SEVERUS SNAPE Chapter 30 The Sacking of Severus Snape PEMECATAN SEVERUS SNAPE Saat jari Alecto menyentuh Tanda, bekas luka Harry terasa terbakar liar, ruang berbintang tiba-tiba lenyap dari pandangan, dan Harry berdiri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut sastra. Sastra menurut Fananie (2000:6), Literature is a fiction which is

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut sastra. Sastra menurut Fananie (2000:6), Literature is a fiction which is 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia memiliki kemampuan tertentu yang begitu istimewa. Manusia mampu beradaptasi untuk bertahan hidup karena Tuhan telah memberikan mereka otak. Manusia

Lebih terperinci

PERGESERAN BENTUK DALAM TERJEMAHAN ARTIKEL DI MAJALAH KANGGURU INDONESIA

PERGESERAN BENTUK DALAM TERJEMAHAN ARTIKEL DI MAJALAH KANGGURU INDONESIA PERGESERAN BENTUK DALAM TERJEMAHAN ARTIKEL DI MAJALAH KANGGURU INDONESIA Dewi Nurmala 1, Alfitriana Purba 2 1,2 Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan Jl. Garu II No. 93 Medan Sumatera Utara email:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Pada kajian pustaka dicantumkan beberapa penelitian terdahulu yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Pada kajian pustaka dicantumkan beberapa penelitian terdahulu yang BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pada kajian pustaka dicantumkan beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan referensi dalam penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia yang masih belum mempunyai kemampuan untuk. kehidupan sehari-hari baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia yang masih belum mempunyai kemampuan untuk. kehidupan sehari-hari baik secara lisan maupun tulisan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar orang menggunakan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi dengan Negara lain di seluruh dunia. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengerti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang digunakan untuk berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat beranekaragam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Bahasa Karya Sastra

BAB I PENDAHULUAN  A. Bahasa Karya Sastra BAB I PENDAHULUAN Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan itu beraneka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akhir-akhir ini meningkat jumlahnya, salah satu buku atau literatur asing yang

BAB I PENDAHULUAN. akhir-akhir ini meningkat jumlahnya, salah satu buku atau literatur asing yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku atau literatur 1 asing yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia akhir-akhir ini meningkat jumlahnya, salah satu buku atau literatur asing yang banyak diterjemahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yang masuk ke Indonesia tidak hanya animasi, komik, dan musik namun juga

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yang masuk ke Indonesia tidak hanya animasi, komik, dan musik namun juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya populer dari Jepang saat ini menjadi tren di beberapa kalangan masyarakat Indonesia. Seiring dengan perkembangan akses informasi, produk budaya Jepang yang masuk

Lebih terperinci

OTOMATISASI PENERJEMAHAN AL-QUR AN SURAT AL-FIIL DALAM TERJEMAHAN ONLINE ARAB- INDONESIA-INGGRIS QUR AN.COM

OTOMATISASI PENERJEMAHAN AL-QUR AN SURAT AL-FIIL DALAM TERJEMAHAN ONLINE ARAB- INDONESIA-INGGRIS QUR AN.COM Linguistika Akademia Vol.1, No.2, 2012, pp. 139~150 ISSN: 2089-3884 OTOMATISASI PENERJEMAHAN AL-QUR AN SURAT AL-FIIL DALAM TERJEMAHAN ONLINE ARAB- INDONESIA-INGGRIS QUR AN.COM Nofiyanti Fuanda e-mail:

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN LAFAL MANTRA DALAM CERITA FIKTIF HARRY POTTER (ANALISIS STRUKTURAL FD SAUSSURE)

PEMBENTUKAN LAFAL MANTRA DALAM CERITA FIKTIF HARRY POTTER (ANALISIS STRUKTURAL FD SAUSSURE) Linguistika Akademia Vol.3, No.2, 2014, pp. 211~226 ISSN: 2089-3884 PEMBENTUKAN LAFAL MANTRA DALAM CERITA FIKTIF HARRY POTTER (ANALISIS STRUKTURAL FD SAUSSURE) Erlya Hafidzotul Masykuroh e-mail: eryllya@gmail.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN PROFESIONALISME WIDYAISWARA MELALUI PENGENALAN TEORI PENERJEMAHAN TEKS BAHASA INGGRIS (SEBUAH KAJIAN TEORITIS)

PENINGKATAN PROFESIONALISME WIDYAISWARA MELALUI PENGENALAN TEORI PENERJEMAHAN TEKS BAHASA INGGRIS (SEBUAH KAJIAN TEORITIS) 1 PENINGKATAN PROFESIONALISME WIDYAISWARA MELALUI PENGENALAN TEORI PENERJEMAHAN TEKS BAHASA INGGRIS (SEBUAH KAJIAN TEORITIS) Oleh : Muchamad Latief Fahmi,SS,MSE (Widyaiswara Muda Balai Diklat Industri

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Sejarah panjang bangsa Eropa mengenai perburuan penyihir (witch hunt) yang

BAB IV KESIMPULAN. Sejarah panjang bangsa Eropa mengenai perburuan penyihir (witch hunt) yang BAB IV KESIMPULAN Sejarah panjang bangsa Eropa mengenai perburuan penyihir (witch hunt) yang terjadi pada abad pertengahan, sampai saat ini masih menyisakan citra negatif yang melekat pada perempuan. Sampai

Lebih terperinci

MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA INDONESIA. Oleh: Tatang Suparman

MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA INDONESIA. Oleh: Tatang Suparman MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA INDONESIA Oleh: Tatang Suparman FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2008 LEMBAR PENGESAHAN Judul Penelitian : MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan film yang diangkat dari sebuah novel bukanlah hal baru. Para

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan film yang diangkat dari sebuah novel bukanlah hal baru. Para 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembuatan film yang diangkat dari sebuah novel bukanlah hal baru. Para seniman sering melakukan hal tersebut dalam menciptakan karya sastra, misalnya pembuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terkadang orang menghadapi kesulitan dalam memahami isi atau makna

BAB I PENDAHULUAN. Terkadang orang menghadapi kesulitan dalam memahami isi atau makna BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjemahan dapat dipahami sebagai sebuah proses penyampaian pesan dalam sumber bahasa tertentu yang ditransformasikan ke dalam bahasa lain agar dapat dipahami oleh

Lebih terperinci

REFERENSI PADA NOVEL HARRY POTTER AND THE CHAMBER OF SCRETS KARYA J.K. ROWLING DAN TERJEMAHANNYA

REFERENSI PADA NOVEL HARRY POTTER AND THE CHAMBER OF SCRETS KARYA J.K. ROWLING DAN TERJEMAHANNYA REFERENSI PADA NOVEL HARRY POTTER AND THE CHAMBER OF SCRETS KARYA J.K. ROWLING DAN TERJEMAHANNYA (REFERENCE AND ITS TRANSLATION IN THE NOVEL HARRY POTTER AND THE CHAMBER OF SECRETS BY J.K. ROWLING) Disusun

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki arti. Bahasa memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan suatu kegiatan dalam sebuah lingkungan berkelompok maupun individu.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan suatu kegiatan dalam sebuah lingkungan berkelompok maupun individu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Etika adalah suatu hal yang wajib diperhatikan oleh seorang yang sedang melakukan suatu kegiatan dalam sebuah lingkungan berkelompok maupun individu. Menurut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kenali adalah surat perjanjian, sertifikat, buku ilmu pengetahuan bidang hukum

BAB 1 PENDAHULUAN. kenali adalah surat perjanjian, sertifikat, buku ilmu pengetahuan bidang hukum BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teks hukum merupakan jenis teks yang bersifat sangat formal dan sangat terstruktur. Teks hukum ini sangat beragam macamnya, yang paling mudah kita kenali adalah surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai

Lebih terperinci

PERGESERAN MAKNA FRASA PADA NOVEL TERJEMAHAN PRIDE AND PREJUDICE DITINJAU DARI FUNGSI ESTETIKA

PERGESERAN MAKNA FRASA PADA NOVEL TERJEMAHAN PRIDE AND PREJUDICE DITINJAU DARI FUNGSI ESTETIKA Linguistika Akademia Vol.2, No.1, 2013, pp. 34~48 ISSN: 2089-3884 PERGESERAN MAKNA FRASA PADA NOVEL TERJEMAHAN PRIDE AND PREJUDICE DITINJAU DARI FUNGSI ESTETIKA Ima Rifatun Nafiah e-mail : ima_rifatunnafiah@ymail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk individu sekaligus makhluk sosial yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk individu sekaligus makhluk sosial yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk individu sekaligus makhluk sosial yang saling berinteraksi terhadap sesama. Manusia dalam berinteraksi tidak pernah lepas dari komunikasi,

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini, penulis akan mengemukakan beberapa teori mengenai pengertian

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini, penulis akan mengemukakan beberapa teori mengenai pengertian Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini, penulis akan mengemukakan beberapa teori mengenai pengertian penerjemahan dan metode penerjemahan yang akan digunakan untuk menganalisis data pada Bab 3. Seperti dikutip

Lebih terperinci

JENIS, STRUKTUR, SERTA VARIASI TERJEMAHAN HATSUWA DAN DENTATSU NO MODARITI DALAM NOVEL KOGOERU KIBA KARYA ASA NONAMI

JENIS, STRUKTUR, SERTA VARIASI TERJEMAHAN HATSUWA DAN DENTATSU NO MODARITI DALAM NOVEL KOGOERU KIBA KARYA ASA NONAMI JENIS, STRUKTUR, SERTA VARIASI TERJEMAHAN HATSUWA DAN DENTATSU NO MODARITI DALAM NOVEL KOGOERU KIBA KARYA ASA NONAMI Sarah Mayung Sarungallo Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra dan Budaya Universitas

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL STRATEGI PENERJEMAHAN ISTILAH-ISTILAH BUDAYA POLITIK DALAM BUKU TEKS CIVIC CULTURE DAN TERJEMAHANNYA BUDAYA POLITIK

LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL STRATEGI PENERJEMAHAN ISTILAH-ISTILAH BUDAYA POLITIK DALAM BUKU TEKS CIVIC CULTURE DAN TERJEMAHANNYA BUDAYA POLITIK Bidang Ilmu: 613/Humaniora LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL STRATEGI PENERJEMAHAN ISTILAH-ISTILAH BUDAYA POLITIK DALAM BUKU TEKS CIVIC CULTURE DAN TERJEMAHANNYA BUDAYA POLITIK Drs. Zainal Arifin, M.Hum.

Lebih terperinci

ISTILAH-ISTILAH DALAM DUNIA SIHIR DALAM NOVEL HARRY POTTER DAN RELIKUI KEMATIAN KARYA J.K. ROWLING (ANALISIS STRUKTURAL)

ISTILAH-ISTILAH DALAM DUNIA SIHIR DALAM NOVEL HARRY POTTER DAN RELIKUI KEMATIAN KARYA J.K. ROWLING (ANALISIS STRUKTURAL) Linguistika Akademia Vol.1, No.3, 2012, pp. 319~334 ISSN: 2089-3884 ISTILAH-ISTILAH DALAM DUNIA SIHIR DALAM NOVEL HARRY POTTER DAN RELIKUI KEMATIAN KARYA J.K. ROWLING (ANALISIS STRUKTURAL) Saryoto e-mail:

Lebih terperinci

AN ANALYSIS OF TRANSLATION METHODS USED IN THE INDONESIAN SUBTITLES OF THE CROODS MOVIE THESIS BY FIRNANTIA LARA LESTARI NIM

AN ANALYSIS OF TRANSLATION METHODS USED IN THE INDONESIAN SUBTITLES OF THE CROODS MOVIE THESIS BY FIRNANTIA LARA LESTARI NIM AN ANALYSIS OF TRANSLATION METHODS USED IN THE INDONESIAN SUBTITLES OF THE CROODS MOVIE THESIS BY FIRNANTIA LARA LESTARI NIM 105110100111026 STUDY PROGRAM OF ENGLISH DEPARTMENT OF LANGUAGES AND LITERATURES

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah bentuk tiruan kehidupan yang menggambarkan dan membahas kehidupan dan segala macam pikiran manusia. Lingkup sastra adalah masalah manusia, kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setidaknya jika itu mengacu pada data yang dirilis oleh UNESCO ditahun 2011.

BAB I PENDAHULUAN. setidaknya jika itu mengacu pada data yang dirilis oleh UNESCO ditahun 2011. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara dengan minat baca paling rendah di dunia, setidaknya jika itu mengacu pada data yang dirilis oleh UNESCO ditahun 2011. Selain itu

Lebih terperinci

Penggunaan bahasa. Tujuan pembelajaran:

Penggunaan bahasa. Tujuan pembelajaran: Penggunaan bahasa Tujuan pembelajaran: "Penggunaan bahasa" fokus pada bagaimana sebuah pengertian dari fungsi-fungsi bahasa itu penting dalam logika. Bahasa adalah sebuah alat yang kompleks, dan sebagai

Lebih terperinci

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa dan Tuhan kita Kristus Yesus: Salam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. by equivalent textual material in another language atau mengganti bahan teks dalam

BAB I PENDAHULUAN. by equivalent textual material in another language atau mengganti bahan teks dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan selama ini didefinisikan melalui berbagai cara dengan latar belakang teori dan pendekatan yang berbeda. Menurut Catford (dalam Machali, 2009:25) penerjemahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada komunikasi tulisan oleh sebab itu, komunikasi lisan dianggap lebih penting dibandingkan komunikasi dalam

Lebih terperinci

MENGATAI KATA-KATA Oleh Aprinus Salam

MENGATAI KATA-KATA Oleh Aprinus Salam MENGATAI KATA-KATA Oleh Aprinus Salam Saya merasa gembira mendapat kesempatan memberi semacam pengantar untuk sejumlah tulisan teman-teman mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang tergabung dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keniscayaan karena kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. keniscayaan karena kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada zaman globalisasi ini, penerjemahan merupakan sebuah keniscayaan karena kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan yang semakin meningkat sehingga penerjemahan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Kushartanti dan Untung (2005,hal.3) menyatakan bahwa bahasa merupakan sistem

Bab 1. Pendahuluan. Kushartanti dan Untung (2005,hal.3) menyatakan bahwa bahasa merupakan sistem Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kushartanti dan Untung (2005,hal.3) menyatakan bahwa bahasa merupakan sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu

Lebih terperinci

ANALISIS FUNGSI DAN PERAN KATA DALAM KALIMAT TAJUK RENCANA SURAT KABAR BATAM POS EDISI JANUARI 2015

ANALISIS FUNGSI DAN PERAN KATA DALAM KALIMAT TAJUK RENCANA SURAT KABAR BATAM POS EDISI JANUARI 2015 ANALISIS FUNGSI DAN PERAN KATA DALAM KALIMAT TAJUK RENCANA SURAT KABAR BATAM POS EDISI JANUARI 2015 E-JOURNAL Disusun Oleh NINING AGUSTINA NIM 100388201088 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa adalah ciptaan manusia dan mempunyai muatan budaya dan linguistik dari kelompok pemakai bahasa

Lebih terperinci

digunakan paling banyak pada kedua fungsi ilokusi tersebut adalah padanan mapan. Sebanyak 26 data dengan teknik padanan mapan ditemukan pada fungsi

digunakan paling banyak pada kedua fungsi ilokusi tersebut adalah padanan mapan. Sebanyak 26 data dengan teknik padanan mapan ditemukan pada fungsi digilib.uns.ac.id 174 Berdasarkan tabel tersebut diatas, dapat diketahui bahwa data dengan jenis tuturan asertif merupakan jenis tuturan yang paling sering muncul. Sedangkan pada jenis tuturan ini, fungsi

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan merupakan upaya untuk mengganti teks bahasa sumber ke dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan penerjemahan as changing

Lebih terperinci