PEMBENTUKAN LAFAL MANTRA DALAM CERITA FIKTIF HARRY POTTER (ANALISIS STRUKTURAL FD SAUSSURE)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBENTUKAN LAFAL MANTRA DALAM CERITA FIKTIF HARRY POTTER (ANALISIS STRUKTURAL FD SAUSSURE)"

Transkripsi

1 Linguistika Akademia Vol.3, No.2, 2014, pp. 211~226 ISSN: PEMBENTUKAN LAFAL MANTRA DALAM CERITA FIKTIF HARRY POTTER (ANALISIS STRUKTURAL FD SAUSSURE) Erlya Hafidzotul Masykuroh ABSTRACT One of many interesting things found in Harry Potter serial novels and films is the spell created by its writer which have strange pronunciation. The purpose of this study is to analyze some spells in seven series of Harry Potter. It will be analyzed by using structuralism theory, especially semiotics of Ferdinand de Saussure which relates the spells (sign), the pronunciation of the spells (signifier), meaning/description of the spells (signified), and its concrete form (referent). In this study, referent is the act as the result of pronouncing the spells. That will be the main of some concepts which draws the writer to use the certain words for the spells with the same sense. Key words: magic formula, Harry Potter, spells, semiotics, sign. ABSTRAK Salah satu hal yang paling menonjol dan menjadi daya tarik dalam ketujuh seri novel dan film Harry Potter adalah lafal mantra hasil imajinasi pengarang yang terdengar asing. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menganalisis beberapa lafal mantra dalam ketujuh novel dan film Harry Potter. Dalam mendeskripsikan lafal-lafal tersebut, akan digunakan teori strukturalisme, terutama semiotik Ferdinand de Saussure yang menghubungan antara lafal mantra (sign), bunyi lafal mantra (signifier), arti/definisi lafal mantra (signified), dan bentuk konkretnya (referent). Dalam analisis ini, referent adalah tindakan yang dihasilkan dari lafal mantra. Hal itulah yang akan menjadi inti dari beberapa konsep yang membuat penulis menggunakan kata-kata tertentu untuk lafal mantra dalam pengertian yang sama. Kata kunci: mantra, Harry Potter, lafal, semiotik, tanda. A. PENDAHULUAN Pembahasan dalam penelitian ini adalah studi tentang sistem tanda yang ada di dalam cerita fiktif Harry Potter karya JK Rowling. Dalam novel tersebut, dengan imajinasinya, pengarang memperkenalkan hal-hal yang tidak ada di dunia muggle (manusia biasa) salah satunya adalah mantra. Mantra mantra yang dilafalkan

2 212 menyebabkan efek tertentu sesuai dengan fungsinya masingmasing. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mantra adalah 1) perkataan atau ucapan yang memiliki kekutan gaib, 2) susunan kata berunsur puisi yang dianggap mengandung kekuatan gaib, biasanya diucapkan oleh dukun atau pawing untuk menandingi kekuatan gaib yang lain. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa lafal mantra seharusnya memiliki bahasa tersendiri atau menggunakan bahasa sehari-hari yang bermakna dan memiliki susunan tertentu yang teratur Dalam penelitian ini, penulis akan membahas beberapa lafal mantra dalam novel serial Harry Potter. Kemudian lafal mantra tersebut akan dianalisis bagaimana hubungannya dengan bentuk konkret dari lafal mantra tersebut. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: 1) Bagaimana proses pembentukan lafal-lafal mantra tersebut? 2) Bagaimana penulis mendeskripsikan lafal-lafal mantra tersebut dengan hubungan semiotik? Teori yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini adalah teori structuralism Ferdinand de Saussure yang menurutnya tanda (sign) terdiri dari penanda (signifier), dan petanda (signified). Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode padan referensial. Referensi utama yang digunakan penulis adalah novel serial Harry Potter dan film serial Harry Potter sebagai objeknya dan penentuan pelafalan mantra mantra yang akan diteliti. B. LANDASAN TEORI Aliran struktural (Strukturalisme) bahasa lahir pada abad XX (1916), ditandai terbitnya buku Course de Linguistique Generale, karya de Saussure (Soeparno, 2003: 38). Strukturalisme adalah gerakan linguistic yang berpandangan bahwa hubungan antara unsur-unsur bahasa lebih penting dari pada unsur-unsur bahasa itu sendiri (Kridalaksana, 2001:203). Dalam bukunya, Saussure mengenalkan konsep dikotomi unsur-unsur bahasa yang kemudian menjadi konsep yang paling dikenal oleh masyarakat ilmiah. Pandangan yang dimuat dalam buku tersebut mengenai konsep: (1) telaah sinkronik dan diakronik, (2) perbedaan langue dan parole, (3) Linguistika Akademia Vol. 3, No. 2, 2014:

3 Linguistika Akademia ISSN: perbedaan signifian dan signifie, (4) hubungan sintagmatik dan paradigmatic (Chaer, 2007:346) Dalam aliran strukturalisme, kajian tentang tanda disebut kajian semiotik. Semiotik berpandangan bahwa bahasa merupakan sebuah system tanda dan sebagai suatu tanda bahasa mewakili sesuatu yang lain yang disebut makna (Nurgiyanto, 2010:39). Dalam teori semiotiknya, Saussure menyatakan bahwa tanda linguistik atau bahasa terdiri dari dua komponen, yaitu komponen signifian (yang mengartikan) yang wujudnya berupa runtutan bunyi dan komponen signifie (yang diartikan) yang wujudnya berupa pengertian atau konsep yang dimiliki oleh signifian (Chaer, 2007:286). Dua sisi dalam tanda ini tidak terpisahkan. Sebagai contoh kalau kita mendengar kata rumah langsung tergambar dalam pikiran kita konsep rumah (Ubaidillah, 2013:25) Perhatikan gambar berikut: sign house composed of signifier signification Referent signified (external reality) [haus] bangunan tempat tinggal Tanda linguistik ini yang berupa runtutan fonem dan konsep yang dimiliki runtutan fonem itu mengacu pada sebuah referen yang berada di luar bahasa, yaitu sebuah rumah. Richard dan Ogdent (1923) menampilkan teori tersebut dalam bentuk segitiga yang disebut segitiga makna, atau segitiga Richard dan Ogdent. Pembentukan Lafal Mantra dalam Cerita Fiktif Harry Potter (Erlya HM)

4 214 konsep (signifie) Tanda linguistic (sign) referen (referent) Hubungan antara sign dan signifie bersifat langsung begitu juga antara sign dan referen sedangkan sign dan referent bersifat tidak langsung. Menurut Chaer (2007;287) hal ini disebabkan karena referen merupakan hal di luar bahasa yang bersifat arbitrer. Sign dan signifie berada dalam ruang lingkup bahasa, sedangkan referen menjadi acuan dari signifie. Dengan demikian, sign dan referent tidak bisa berhubungan langsung karena signifie-lah yang menjadi penghubung antara keduanya. C. SEKILAS TENTANG HARRY POTTER Harry Potter adalah cerita fiktif karya JK Rowling yang menceritakan tentang kehidupan para penyihir. Tokoh utama dari cerita ini adalah Harry Potter. Dia adalah seorang penyihir yang melalui masa kecilnya di dunia muggle (manusia tanpa kemampuan sihir) karena kedua orang tuanya yang juga penyihir meninggal dibunuh oleh penyihir jahat Lord Voldemort. Di usianya yang ke-11 Harry mulai memasuki dunia sihir dan bersekolah di sekolah sihir Hogswart. Di situlah dia mengasah bakat terpendamnya sebagai penyihir hebat yang akan melawan dan melenyapkan Voldemort sehingga kegelapan tidak menguasai dunia. Untuk mengasah kemampuan, penyihir haruslah menguasai mantra-mantra karena mengucapkan mantra dengan efek yang sempurna adalah dasar dari kecakapan seorang penyihir. Harry Potter mulai belajar mantra-mantra dari mantra yang ringan hingga mantra yang paling berat. Hingga akhirnya di tahun ke tujuh Harry Potter dapat melawan Lord Voldemort dan menghancurkannya dari muka bumi. Novel pertama dari serial Harry Potter ini berjudul Harry Potter and the Philosopher s Stone yang dirilis pada tanggal 30 Juni 1997 oleh Bloomsbury publisher, London, Inggris Raya. Novel itu langsung menjadi best seller. Kemudian diikuti seri-seri berikutnya yaitu yang kedua berjudul Harry Potter and the Chamber of Secret Linguistika Akademia Vol. 3, No. 2, 2014:

5 Linguistika Akademia ISSN: dirilis pada tanggal 2 July 1998 di Inggris, yang ketiga berjudul Harry Potter and the Prisoner of Azkaban yang dirilis pada tanggal 8 Juli 1999 di Inggris, yang keempat berjudul Harry Potter and the Goblet of Fire yang dirilis pada tanggal 8 Juli 2000, yang kelima berjudul Harry Potter and the Order of the Phoenix yang dirilis serentak di berbagai penjuru dunia pada tanggal 21 Juni 2003, yang keenam berjudul Harry Potter and Half-Blood Prince yang dirilis pada tanggal 16 Juli 2005 serentak di dunia dan terjuan 9 juta kopi setelah 24 diliris, yang ketujuh berjudul Harry Potter and the Deathly Hallows yang dirilis pada tanggal 21 Juli 2007 dan terjual 11 juta kopi setalah 24 jam dilirisnya novel tersebut. Seluruh seri novel Harry Potter telah diterjemahkan dalam 67 bahasa termasuk bahasa Indonesia dan terjual hingga 450 juta ekslempar. Melihat banyaknya minat masyarakat terhadap novel Harry Potter, pihak Warner Bros tertarik untuk mengfilmkannya. Akhirnya pada tanggal 11 November 2001 dirilis film Harry Potter ke-1 yang disutradarai oleh Chris Colombus dan kemudian dilanjutkan ke seriseri berikutnya hingga yang terakhir yaitu Harry Potter and the Deathly Hallows bagian 2 yang disutradarai oleh David Yates pada tanggal 13 Juli Film ini merupakan film yang meraup keuntungan kotor terbesar kategori film yang diadaptasi dari buku. D. BEBERAPA MANTRA DALAM CERITA FIKTIF HARRY POTTER Penulis akan meneliti beberapa lafal mantra dalam film Harry Potter karya J.K. Rowling. Lafal-lafal mantra dalam karya J.K. Rowling tersebut terbentuk dari beberapa bahasa di berbagai penjuru dunia, sebagian besar diambil dari bahasa Latin yang sering digunakan sebagai bahasa Ilmiah dalam berbagai bidang Ilmu. Masing-masing mantra tersebut mempunyai fungsi yang sesuai dengan makna lafalnya. Kesesuaian setiap makna dengan lafalnya akan dibahas dengan menggunakan dasar teori segitiga semantik Odgen dan Richard yang merupakan turunan dari teori dasar struktural Ferdinand De Saussure. 1. Expelliarmus Dalam novel Harry Potter karya JK Rowling terdapat lafal mantra Expelliarmus [ɛksˌpɛliˈɑrməs] Pertama terlihat di novel Harry Potter and the Chamber of Secrets, ketika Snape melucuti tongkat Pembentukan Lafal Mantra dalam Cerita Fiktif Harry Potter (Erlya HM)

6 216 Gilderoy Lockhart di Club Duelling, setelah itu mantra Expelliarmus sering muncul di seri-seri berikutnya. Pembetukan lafal mantra tersebut dibentuk dari bahasa Latin yaitu expellere yang berarti mengeluarkan atau melepaskan dan arma yang berarti senjata. Jika digabungkan maka memiliki arti melepas senjata Lafadz Expelliarmus mempunyai tanda linguistic berupa Expelliarmus, terdiri dari komponen signifier, yakni /ɛ/, /k/, /s/, /p/, /ɛ/, /l/, /i/, /ɑ/, /r/, /m/, /ə/, /s/; dan komponen signified berupa konsep atau makna melepaskan senjata. Tanda linguistik ini yang berupa runtutan fonem dan konsep yang dimiliki runtutan fonem itu mengacu pada sebuah referen yang berada di luar bahasa, yaitu melucuti tongkat lawan Expelliarmus (sign) Melucuti tongkat lawan (Refferent) [ɛksˌpɛliˈɑrməs] (signifier) melepaskan senjata (Signified) 2. Tarantallegra Tarantallegra [ˌtəræntəlɛɡrə] terbentuk dari kata tarantella yaitu nama tarian rakyat Italia Selatan dan allegra yang dalam bahasa Italia berarti riang gembira. Nama tarantella ini diambil dari sebuah kisah kuno, yaitu seorang pemuda yang digigit seekor tarantula. Untuk menyembuhkannya, seorang dukun memerintahkannya untuk menari tarian gila yang diyakini bisa menyembuhkan efek dari gigitan tarantula dengan keluarnya toksin Linguistika Akademia Vol. 3, No. 2, 2014:

7 Linguistika Akademia ISSN: melalui keringat. Allegra dimungkinkan berasal dari kata allariago, yang dalam bahasa caltic kuno berarti gerakan yang menerjang. Mantra ini merupakan kutukan yang hamper ringan yang mempunyai efek memaksa kaki korban untuk menari tak terkendali. Dalam novel seri kedua, Draco Malfoy menggunakan mantra ini di tahun keduanya di Hogswart pada pertemuan pertama Duelling Club. Sedangkan di buku yang kelima, Antonin Dolohov menggunakan mantra ini terhadap Neville Longbottom selama pertempuran di Departemen Misteri. Lafadz Tarantallegra mempunyai tanda linguistic berupa tarantallegra, terdiri dari komponen signifier, yakni /t/, /ə/, /r/, /æ/, /n/, /t/, /ə/, /l/, /ɛ/, /ɡ/, /r/, /ə/; dan komponen signified berupa konsep atau makna tarian tarantella dengan gerakan yang tak terkendali. Tanda linguistik ini yang berupa runtutan fonem dan konsep yang dimiliki runtutan fonem itu mengacu pada sebuah referen yang berada di luar bahasa, yaitu menari tak terkendali Tarantallegra (sign) Menari tak terkendali (refference) [ˌtəræntəlɛɡrə] tarian tarantella dengan gerakan yang tak terkendali (signifier) (signified) 3. Wingardium Leviosa Mantra yang berikutnya adalah mantra pengankat Wingardium Leviosa [wɪŋˈɡɑrdiəmˌlɛviˈoʊsə]. Mantra ini termasuk mantra dasar yang pertama kali dipelajari oleh siswa Hogwarts. Bagi siswa kelas pertama, mereka berlatih dengan menggunakan bulu untuk dijadikan obyek. Pertama terlihat di Harry Potter and the Philosopher's Stone, ketika Flitwick praktek mantra dengan objek bulu di kelas pertama. Kemudian dalam buku tersebut, Ron Pembentukan Lafal Mantra dalam Cerita Fiktif Harry Potter (Erlya HM)

8 218 melafadzkan mantra pada troll untuk menyelamatkan Hermione. Harry banyak menggunakan mantra tersebut dalam Harry Potter and the Deathly Hallows. Dalam buku yang sama, Ron menggunakannya untuk mendorong simpul di dasar Dedalu Perkasa dengan ranting untuk memungkinkan dia, Harry dan Hermione ke Shrieking Shack. Secara etimologis mantra ini berasan dari bahasa Latin, yaitu wing yang berarti tinggi, arduus yang berarti langkah, dan levo yang berarti melayang atau levis yang berarti ringan. Jika digabungkan, secara sederhana mantra ini dapat diartikan sebagai mantra terbang beberapa langkah tingginya. Lafadz Wingardium Leviosa mempunyai tanda linguistik berupa Wingardium Leviosa, terdiri dari komponen signifier, yakni /w/, /ɪ/, /ŋ/, /ɡ/, /ɑ/, /r/, /d/, /i/, /ə/, /m/, /l/, /ɛ/, /v/, /i/, /o/, /ʊ /, /s/, /ə/; dan komponen signified berupa konsep atau makna terbang beberapa langkah tingginya. Tanda linguistik ini yang berupa runtutan fonem dan konsep yang dimiliki runtutan fonem itu mengacu pada sebuah referen yang berada di luar bahasa, yaitu melayangkan benda. Wingardium Leviosa (Sign) Linguistika Akademia Vol. 3, No. 2, 2014: Melayangkan benda (Reference) [wɪŋˈɡɑrdiəmˌlɛviˈoʊsə] Melayangkan benda beberapa langkah tingginya (signifier) (signified) 4. Sectumsempra Mantra ini pertama kali ditemukan Harry dalam buku yang dia pinjam yang berjudul Advanced Potion Making yang di dalamnya tertulis this book is the Property of Half Blood Prince. Si pemilik buku menuliskan mantra tersebut di salah satu halaman dan di samping lafadz itu tertulis for enemy. Di suatu kesempatan, saat Harry bertarung melawan Draco, Harry menggunakan mantra itu

9 Linguistika Akademia ISSN: untuk melawan Draco. Akibatnya tubuh Draco timbul luka-luka dan berlumuran darah yang pada akhirnya disembuhkan oleh Severus Snape. Di akhir cerita Harry Potter and Half-Blood Prince, Harry menyerang Snape dengan mantra tersebut, tapi Snape berhasil menangkalnya karena ternyata dialah yang membuat mantra itu. Snape mengaku bahwa dialah Pangeran Berdarah Campuran. Lafal Sectumsempra [ˌsɛktəmˈsɛmprə] berasal dari bahasa latin Sectum yang artinya melukai atau mencederai dan sempre yang artinya selalu. Secara sederhana, mantra ini memberikan efek luka-luka yang terus menerus pada tubuh korban. Lafadz Sectumsempra mempunyai tanda linguistic berupa Sectumsempra, terdiri dari komponen signifier, yakni /s/, /ɛ/, /k/, /t/, /ə/, /m/, /s/, /ɛ/, /m/, /p/, /r/, /ə/; dan komponen signified berupa konsep atau makna selalu melukai. Tanda linguistik ini yang berupa runtutan fonem dan konsep yang dimiliki runtutan fonem itu mengacu pada sebuah referen yang berada di luar bahasa, yaitu melukai lawan tanpa henti. Sectumsempra (Sign) Melukai lawan tanpa henti (Reference) [ˌsɛktəmˈsɛmprə] (Signifier) selalu melukai (Signified) 5. Aguamenti Di Harry Potter and Half-Blood Prince, Mantra ini digunakan Harry ketika Dumbledore meminta air setelah dia minum ramuan Voldemort dan kemudian digunakan untuk memadamkan rumah Hagrid yang dibakar oleh para pelahap maut. Lalu di Harry Potter and the Deathly Hallows, Hermione menggunakan mantra itu untuk meadamkan alis Mundungus yang terbakar. Pembentukan Lafal Mantra dalam Cerita Fiktif Harry Potter (Erlya HM)

10 220 Aguamenti [ˌɑːɡwəˈmɛnti] berasal dari gabungan kata aqua yang berarti air dan augment yang berarti menambah. Jika mantra ini dilafalkan, maka ujung tongkat si penyihir akan menyemburkan air. Lafal mantra aguamenti mempunyai tanda linguistic berupa aguamenti, terdiri dari komponen signifier, yakni /ɑ/, /g/, /w/, /ə/, /m/, /ɛ/, /n/, /t/, /i/; dan komponen signified berupa konsep atau makna menambah air. Tanda linguistik ini yang berupa runtutan fonem dan konsep yang dimiliki runtutan fonem itu mengacu pada sebuah referen yang berada di luar bahasa, yaitu memunculkan semburan airn pada ujung tongkat penyihir. Aguamenti (Sign) Memunculkan semburan air pada ujung tongkat penyihir (Reference) [ˌɑːɡwəˈmɛnti] (signifier) menambah air (signified) 6. Expecto Patronum Mantra ini pertama kali muncul di Harry Potter and the Prisoner of Azkaban. Pertama kali digunakan oleh Profesor Lupin untuk mengusir dementor di Hogswart Express untuk melindungi Harry Potter, Hermione Granger dan Ron Weasley yang satu bilik dengannya dari serangan Dementor (penjaga penjara Azkaban) yang berkeliaran. Mantra ini disebut mantra patronus yaitu kekuatan positif yang berfungsi untuk berlindung dari serangan dementor. Agar mantra itu berfungsi, selain lafal yang diucapkan, adalah pelafal harus memikirkan kenangan yang paling menyenangkan dalam hidupnya. Patronus yang dihasilkan berupa hewan, seperti patronus milik Harry Potter berupa rusa jantan. Linguistika Akademia Vol. 3, No. 2, 2014:

11 Linguistika Akademia ISSN: Expecto Patronum [ɛksˈpɛkt pəˈtroʊnəm] berasal dari bahasa latin yaitu expecto yang berarti menunggu atau berharap dan patronum yang berarti perlindungan. Sehingga jika kedua kata tersebut digabung maka artinya menjadi menunggu atau mengharap datangnya perlindungan. Lafal mantra Expecto Patronum mempunyai tanda linguistic berupa aguamenti, terdiri dari komponen signifier, yakni /ɛ/, /k/, /s/, /p/, /ɛ/, /k/, /t/, /oʊ/, /p/, /ə/, /t/, /r/, /oʊ/, /n/, /ə/, /m/; dan komponen signified berupa konsep atau makna mengharap perlindungan. Tanda linguistik ini yang berupa runtutan fonem dan konsep yang dimiliki runtutan fonem itu mengacu pada sebuah referen yang berada di luar bahasa, yaitu melindungi diri dari serangan dementor. Expect patronum (Sign) Melindungi diri dari dementor (Reference) [ɛksˈpɛkt pəˈtroʊnəm] (Signifier) mengharap perlindungan (Signified) 7. Petrificus Totalus Petrificus Totalus dikenal dengan kutukan pembeku tubuh. Mantra ini pertama kali muncul di Harry Potter and the Sorcerer s Stone di lafalkan oleh Hermione Granger untuk membekukan tubuh Neville Longbottom karena dia menghalangi Harry, Ron dan Hermione keluar dari ruang umum untuk mencari batu bertuah. Selanjutnya mantra ini digunakan di seri-seri berikutnya, salah satunya adalah di Harry Potter and Half-Blood Prince ketika Draco Malfoy membekukan tubuh Harry Potter di dalam Hogswart Express. Mantra petrificus totalus [pɛˈtrɪfɨkəs toʊˈtæləs] berasal dari bahasa inggris petrify yang berarti berubah menjadi batu dan total yang berarti menyeluruh. Mantra ini membuat tubuh si korban membeku pada posisi ketika terkena kutukan itu dan biasanya akan Pembentukan Lafal Mantra dalam Cerita Fiktif Harry Potter (Erlya HM)

12 222 terjatuh tanpa menghentikan nafas, pendengaran dan penglihatan si korban. Lafal mantra petrificus totalus mempunyai tanda linguistic berupa petrificus totalus, terdiri dari komponen signifier, yakni /p/, /ɛ/, /t/, /r/, /ɪ/, /f/, /ɨ/, /k/, /ə/, /s/, /t/, /oʊ/, /t/, /æ/, /l/, /ə/, /s/; dan komponen signified berupa konsep atau makna berubah menjadi batu secara menyeluruh. Tanda linguistik ini yang berupa runtutan fonem dan konsep yang dimiliki runtutan fonem itu mengacu pada sebuah referen yang berada di luar bahasa, yaitu membekukan tubuh lawan Petrificus totalus (sign). [pɛˈtrɪfɨkəs toʊˈtæləs] (signifier) Membekukan tubuh lawan (Reference) berubah menjadi batu (signified) 8. Lumos Mantra ini sering muncul di serial Harry Potter dan yang pertama kali muncul yaitu di Harry Potter and the Chamber of Secret. Lumos [ ləʊ,mos] berasal dari bahasa latin lumos yang berarti cahaya. Pelafalan mantra ini membuat ujung tongkat bercahaya seperti sebuah senter. Pemantra dapat melafalkan mantra-mantra lainnya selama efek mantra ini berlangsung. Lafal mantra lumos mempunyai tanda linguistic berupa lumos, terdiri dari komponen signifier, yakni /l/, /əʊ/, /m/, /o/, /s/; dan komponen signified berupa konsep atau makna cahaya. Tanda linguistik ini yang berupa runtutan fonem dan konsep yang dimiliki runtutan fonem itu mengacu pada sebuah referen yang berada di luar bahasa, yaitu membuat ujung tongkat bercahaya Linguistika Akademia Vol. 3, No. 2, 2014:

13 Linguistika Akademia ISSN: Lumos (sign) [ ləʊ,mos] (signifier) Menjadikan ujung tongkat bercahaya (Reference) cahaya (signified) 9. Bombarda Mantra ini muncul dalam film Harry Potter and the Prisoner of Azkaban. Hermione mendobrak pintu sel Azkaban untuk menyelamatkan Sirius Black dengan mantra ini. Selain itu, Dolores Umbridge menvariasikan mantra ini dengan menambah kata maxima untuk menjebol tembok ruang kebutuhan yang digunakan Harry Potter dan kawan-kawannya untuk berlatih menggunakan mantra pertahanan. Bombarda [bɒmˈbɑːdɑ] berasal dari bahasa inggris bombard yang artinya membombardir. Mantra ini berfungsi untuk menghasilkan angin ledakan. Variasi dengan kata maxima menghasilkan efek ledakan yang lebih besar. Lafal mantra bombarda mempunyai tanda linguistik berupa bombarda, terdiri dari komponen signifier, yakni /b/, /ɒ/, /m/, /ɑː/, /d/, /ɑ/; dan komponen signified berupa konsep atau makna membombardir. Tanda linguistik ini yang berupa runtutan fonem dan konsep yang dimiliki runtutan fonem itu mengacu pada sebuah referen yang berada di luar bahasa, yaitu menghasilkan angin ledakan Pembentukan Lafal Mantra dalam Cerita Fiktif Harry Potter (Erlya HM)

14 224 Bombarda (sign) Menghasilkan angin ledakan (reference) [bɒmˈbɑːdɑ] (signifier) membombardir (signifier) E. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data di atas bisa diambil kesimpulan bahwa lafal-lafal mantra yang ada di dalam cerita fiktif Harry Potter tidak serta merta dibuat oleh pengarang tanpa adanya keterikatan dengan bahasa di dunia, tetapi diadopsi dari bahasa-bahasa di dunia yang kemudian disusun tanpa memperhatikan tata bahasa dari bahasa tersebut. Dalam data di atas contohnya yang diadopsi dari bahasa Latin yaitu lafal expelliarmus yang berfungsi untuk melucuti tongkat lawan, wingardium leviosa yang berfungsi untuk melayangkat benda-benda ringan, sectumsempra yang berfungsi untuk melukai korban tanpa henti, expecto patronum yang berfungsi untuk melindungi diri dari dementor, petrificus totalus yang berfungsi untuk membekukan tubuh korban, dan lumos yang berfungsi untuk memunculkan cahaya di ujung tongkat; dari bahasa Inggris yaitu aguamenti yang berfungsi untuk menyeburkan air dari ujung tongkat dan bombarda yang berfungsi untuk menghasilkan angin ledakan; dan dari bahasa Itali yaitu lafal tarantallegra yang berfungsi untuk memaksa kaki korban menari tak terkendali. F. DAFTAR PUSTAKA Catford, J.C A Linguistic Theory of Translation. London: OxfordUniversity Press. Chaer, Abdul Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Linguistika Akademia Vol. 3, No. 2, 2014:

15 Linguistika Akademia ISSN: Heyman, David dkk Harry Potter and the Prisoner of Azkaban. Warner Bros Entertainment Inc: America. 141 mins. Kridalaksana, Harimurti Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Nurgiyantoro, Burhan Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Rowling, JK Harry Potter dan Batu Bertuah. Jakarta: Gramedia. Rowling, JK Harry Potter dan Kamar Rahasia. Jakarta: Gramedia. Rowling, JK Harry Potter dan Piala Api. Jakarta: Gramedia. Rowling, JK Harry Potter dan Orde Phoenix. Jakarta: Gramedia. Rowling, JK Harry Potter dan Pangeran Berdarah Campuran. Jakarta: Gramedia. Rowling, JK Harry Potter and the Deathly Hallows. London: Bloomsbury. Soeparno Dasar-dasar Linguistik. Yogyakarta: Mitra Gama Widya. Ubaidillah Diktat Mata Kuliah Teori Linguistik. Yogyakarta: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga. Sumber Gambar: SNAPE/SS00040.jpg.html Pembentukan Lafal Mantra dalam Cerita Fiktif Harry Potter (Erlya HM)

16 226 cb /harrypotter/im ages/4/43/wingardium_leviosa.jpg _Potter_Spain.jpg _everything_by_floopurple201-d4ysyz1.jpg _full.jpg g/vrafmox8t_u/s1600/lumos.jpg y_potter8.jpg Linguistika Akademia Vol. 3, No. 2, 2014:

ISTILAH-ISTILAH DALAM DUNIA SIHIR DALAM NOVEL HARRY POTTER DAN RELIKUI KEMATIAN KARYA J.K. ROWLING (ANALISIS STRUKTURAL)

ISTILAH-ISTILAH DALAM DUNIA SIHIR DALAM NOVEL HARRY POTTER DAN RELIKUI KEMATIAN KARYA J.K. ROWLING (ANALISIS STRUKTURAL) Linguistika Akademia Vol.1, No.3, 2012, pp. 319~334 ISSN: 2089-3884 ISTILAH-ISTILAH DALAM DUNIA SIHIR DALAM NOVEL HARRY POTTER DAN RELIKUI KEMATIAN KARYA J.K. ROWLING (ANALISIS STRUKTURAL) Saryoto e-mail:

Lebih terperinci

(26 November February 1913) By: Ubaidillah

(26 November February 1913) By: Ubaidillah TEORI LINGUISTIK STRUKTURAL Ferdinand de Saussure (26 November 1857 22 February 1913) Sumber Bacaan: 1. Sampson, Geoffrey. 1980. Schools of Linguistics, Competition and Evolution. Hutchinson: London, Melbourne,

Lebih terperinci

Mantra-Mantra Grade 1

Mantra-Mantra Grade 1 Downloaded from: justpaste.it/hrxy Mantra-Mantra Grade 1 Mantra tidak dapat dipisahkan dari sihir. Ada sihir, ada mantra. Begitupun sebaliknya. Untuk mempelajari mantra sebagai seorang wizard, yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdengar tuturan-tuturan yang diucapkan ketika penutur dan lawan tutur

BAB I PENDAHULUAN. terdengar tuturan-tuturan yang diucapkan ketika penutur dan lawan tutur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam penggunaan bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi, terdengar tuturan-tuturan yang diucapkan ketika penutur dan lawan tutur berkomunikasi. Biasanya, kita menggunakan

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Dinamika dominasi..., Ely Nurmaily, FIB UI, 2009

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Dinamika dominasi..., Ely Nurmaily, FIB UI, 2009 78 BAB 4 KESIMPULAN Rowling di dalam salah satu wawancaranya bersama O Malley dalam Connie Ann Kirk mengatakan bahwa sekolah penyihir yang ia ciptakan merupakan analogi dari sebuah arena potensi atau kekuatan

Lebih terperinci

APA KATA ORANG TENTANG HERNOWO

APA KATA ORANG TENTANG HERNOWO APA KATA ORANG TENTANG HERNOWO Gaya Hernowo yang mengajak para remaja untuk menulis, mengenali diri, dan mengikat makna, sebenarnya adalah juga obat berdosis tinggi yang harus ditelan oleh para orangtua.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu pada dasarnya tidak bisa hidup sendiri. Manusia tentunya

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu pada dasarnya tidak bisa hidup sendiri. Manusia tentunya 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan, manusia dikodratkan sebagai makhluk sosial karena manusia itu pada dasarnya tidak bisa hidup sendiri. Manusia tentunya membutuhkan bantuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya

BAB I PENDAHULUAN. Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya dalam bentuk cerita (sumber: wikipedia.com). Penulis novel disebut novelis. Kata novel

Lebih terperinci

REFERENSI PADA NOVEL HARRY POTTER AND THE CHAMBER OF SCRETS KARYA J.K. ROWLING DAN TERJEMAHANNYA

REFERENSI PADA NOVEL HARRY POTTER AND THE CHAMBER OF SCRETS KARYA J.K. ROWLING DAN TERJEMAHANNYA REFERENSI PADA NOVEL HARRY POTTER AND THE CHAMBER OF SCRETS KARYA J.K. ROWLING DAN TERJEMAHANNYA (REFERENCE AND ITS TRANSLATION IN THE NOVEL HARRY POTTER AND THE CHAMBER OF SECRETS BY J.K. ROWLING) Disusun

Lebih terperinci

PENGARUH POLA CERITA NOVEL TERJEMAHAN HARRY POTTER TERHADAP NOVEL NIBIRU DAN KESATRIA ATLANTIS: KAJIAN SASTRA BANDINGAN.

PENGARUH POLA CERITA NOVEL TERJEMAHAN HARRY POTTER TERHADAP NOVEL NIBIRU DAN KESATRIA ATLANTIS: KAJIAN SASTRA BANDINGAN. PENGARUH POLA CERITA NOVEL TERJEMAHAN HARRY POTTER TERHADAP NOVEL NIBIRU DAN KESATRIA ATLANTIS: KAJIAN SASTRA BANDINGAN Fitri Hudayani Artikel ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan dan persamaan struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mempelajari bahasa Inggris terutama yang berkenaan dengan makna yang terkandung dalam setiap unsur suatu bahasa, semantik merupakan ilmu yang menjadi pengukur

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan konsep atau hasil-hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti terdahulu

Lebih terperinci

PERBEDAAN TEORI LINGUISTIK FERDINAND DE SAUSSURE DAN NOAM CHOMSKY. Abdullah Hasibuan 1. Abstrak

PERBEDAAN TEORI LINGUISTIK FERDINAND DE SAUSSURE DAN NOAM CHOMSKY. Abdullah Hasibuan 1. Abstrak PERBEDAAN TEORI LINGUISTIK FERDINAND DE SAUSSURE DAN NOAM CHOMSKY Abdullah Hasibuan 1 Abstrak Linguistik merupakan suatu ilmu yang bahasa secara ilmiah atau ilmu tentang bahasa. Kata Linguistik berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara semantik atau pragmatik. Kajian makna bahasa seharusnya tidak terlepas dari konteks mengingat

Lebih terperinci

Ask and it shall be given you; seek; and ye shall find; knock, And it shall be opened unto you:

Ask and it shall be given you; seek; and ye shall find; knock, And it shall be opened unto you: Ask and it shall be given you; seek; and ye shall find; knock, And it shall be opened unto you: For every one that asketh receiveth; and he that seeketh Findeth; and to him that knocketh it shall be opened.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media seperti buku, radio, televisi dan sebagainya. buku atau referensi dalam bahasa asing. Hal ini mengisyaratkan bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN. media seperti buku, radio, televisi dan sebagainya. buku atau referensi dalam bahasa asing. Hal ini mengisyaratkan bahwa bangsa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sejalan dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka banyak hal baru yang disampaikan kepada masyarakat melalui berbagai macam media seperti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Giovanni (2013) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Perubahan Makna

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Giovanni (2013) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Perubahan Makna BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa skripsi maupun jurnal penelitian, ditemukan beberapa penelitian yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB 3 POSISI DAN DOMINASI KUASA PARA TOKOH DI HOGWARTS

BAB 3 POSISI DAN DOMINASI KUASA PARA TOKOH DI HOGWARTS 53 BAB 3 POSISI DAN DOMINASI KUASA PARA TOKOH DI HOGWARTS Pembahasan tentang persaingan yang terjadi di dalam institusi sekolah, yang telah dibahas dalam bab sebelumnya, mengantarkan kita pada arti habitus

Lebih terperinci

Slavia Lunar dan Ruang Kematian

Slavia Lunar dan Ruang Kematian Slavia Lunar dan Ruang Kematian Cerita ini adalah fiktif dan dbuat menurut kisah Harry Potter Kabut gelap itu mulai hilang dari Hogwarts. Di iringi langkah-langkah kaki murid tahun baru yang masih terlihat

Lebih terperinci

ANALISIS PERGESERAN MAKNA DALAM FILM HARRY POTTER & THE DEATHLY HALLOWS

ANALISIS PERGESERAN MAKNA DALAM FILM HARRY POTTER & THE DEATHLY HALLOWS Linguistika Akademia Vol.3, No.1, 2014, pp. 104~116 ISSN: 2089-3884 ANALISIS PERGESERAN MAKNA DALAM FILM HARRY POTTER & THE DEATHLY HALLOWS Riska Arisna e-mail: Light_polar@yahoo.com ABSTRACT The translation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mempengaruhi kompleksitas sistem sosial budaya

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mempengaruhi kompleksitas sistem sosial budaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi mempengaruhi kompleksitas sistem sosial budaya masyarakat. Perkembangan media massa semakin pesat ketika terjadi perubahan dalam teknologi komunikasi.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM RENCANA KEGIATAN PROGRAM PEMBELAJARAN (RKPP) Mata Kuliah Kode SKS Semester Nama Dosen Bahasa UM 1104 3 II (dua) Riau Wati, M. Hum Deskripsi Mata Kuliah Standar Mata kuliah Bahasa merupakan mata kuliah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat pemakai bahasa membutuhkan satu

Lebih terperinci

ANALISIS VISUAL SAMPUL NOVEL HARRY POTTER KARYA J.K ROWLING EDISI AMERIKA (ORIGINAL DAN 15TH ANNIVERSARY EDITION)

ANALISIS VISUAL SAMPUL NOVEL HARRY POTTER KARYA J.K ROWLING EDISI AMERIKA (ORIGINAL DAN 15TH ANNIVERSARY EDITION) ANALISIS VISUAL SAMPUL NOVEL HARRY POTTER KARYA J.K ROWLING EDISI AMERIKA (ORIGINAL DAN 15TH ANNIVERSARY EDITION) Aprilia Kartini Streit 1*, Gratianus Aditya T 2 1,2 Program Studi Desain Komunikasi Visual,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Jepang dikenal dengan kepercayaan Shintonya. Walaupun ada

BAB I PENDAHULUAN. Negara Jepang dikenal dengan kepercayaan Shintonya. Walaupun ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Jepang dikenal dengan kepercayaan Shintonya. Walaupun ada beberapa aliran kepercayaan dan agama yang berkembang di sana, masyarakat Jepang modern justru cenderung

Lebih terperinci

Sinopsis: Unsur Intrinsik :

Sinopsis: Unsur Intrinsik : Contoh Novel Terjemahan Beserta Unsur Intrinsik dan Ekstrinsiknya Harry Potter and the Chamber of Secrets Oleh : J.K Rowling Penerjemah : Listiana Srisanti Sinopsis: Harry Potter menghabiskan liburan tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penjelasan sederhana mengenai sastra menurut Bressler (1984:7), Literature

BAB I PENDAHULUAN. Penjelasan sederhana mengenai sastra menurut Bressler (1984:7), Literature BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penjelasan sederhana mengenai sastra menurut Bressler (1984:7), Literature as works of imaginative or creative writing. Sastra sebagai karya imajinatif atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan seharihari, film memiliki

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan seperti berikut ini. dalam bidang fonologi (vokal dan konsonan) dan leksikal.

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan seperti berikut ini. dalam bidang fonologi (vokal dan konsonan) dan leksikal. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan seperti berikut ini. 1. Variasi kedaerahan bahasa Jawa yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu dan memiliki langkah-langkah sistematis. Menurut Parson

Lebih terperinci

Strukturalisme (Ferdinand de Saussure) (26 November February 1913)

Strukturalisme (Ferdinand de Saussure) (26 November February 1913) Strukturalisme (Ferdinand de Saussure) (26 November 1857 22 February 1913) Strukturalisme suatu gerakan pemikiran filsafat yg mempunyai pokok pikiran bhw semua masy & kebudayaan mempunyai suatu struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kekuatan imaginasi. Fungsi imaginative bahasa biasanya digunakan pada

BAB I PENDAHULUAN. pada kekuatan imaginasi. Fungsi imaginative bahasa biasanya digunakan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi bahasa menurut Halliday (1978:21) adalah fungsi imaginative, yaitu bahasa digunakan untuk melahirkan karya sastra yang berbasis pada kekuatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN Dalam bab ini peneliti menganalisis dua poster film Harry Potter and The Deathly Hallows Part 2 yang dijabarkan dalam beberapa sub-bab yang terdiri dari: 1. Profil poster film yang

Lebih terperinci

ANALISIS PEMAKAIAN BENTUK-BENTUK PRONOMINA PERSONA DALAM NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI E. Rafhiqi Pratama, Sujoko

ANALISIS PEMAKAIAN BENTUK-BENTUK PRONOMINA PERSONA DALAM NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI E. Rafhiqi Pratama, Sujoko ANALISIS PEMAKAIAN BENTUK-BENTUK PRONOMINA PERSONA DALAM NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI E. Rafhiqi Pratama, Sujoko The purpose of this research is to decribe the use of first personal

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN KATA PADA LIRIK LAGU EBIET G. ADE

PEMBENTUKAN KATA PADA LIRIK LAGU EBIET G. ADE PEMBENTUKAN KATA PADA LIRIK LAGU EBIET G. ADE Ni Made Suryaningsih Wiryananda email: nanananda41ymail.com Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana Abstracts This study

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PADA PUISI AKU KARYA CHAIRIL ANWAR

ANALISIS GAYA BAHASA PADA PUISI AKU KARYA CHAIRIL ANWAR P ISSN 2614-624X E ISSN 2614-6231 DOI: http://dx.doi.org/10.22460/p.v1i2p%25p.193 ANALISIS GAYA BAHASA PADA PUISI AKU KARYA CHAIRIL ANWAR Risma Despryanti 1, Riska Desyana 2, Amalia Siddiqa Rahayu 3, Yeni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. 1. hasil ciptaan yang bukan saduran, salinan atau terjemahan. 3

BAB I PENDAHULUAN. suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. 1. hasil ciptaan yang bukan saduran, salinan atau terjemahan. 3 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakekat manusia adalah sesuatu yang amat vital yang menentukan kehidupannya, baik di tengah masyarakat maupun di mata Allah. Amalnya yang mencakup ide/gagasan,

Lebih terperinci

SEJARAH ALIRAN LINGUISTIK

SEJARAH ALIRAN LINGUISTIK SEJARAH ALIRAN LINGUISTIK Linguistik Tradisional Dalam pendidikan formal ada istilah kata tata bahasa tradisional dan tata bahasa structural. Kedua jenis tata bahasa ini banyak dibicarakan orang sebagai

Lebih terperinci

SIKAP DAN PERILAKU GENKO SENSEI DALAM CERITA PENDEK MAHOU HAKASE KARYA IWAYA SAZANAMI (Tinjauan Psikologi Sosial)

SIKAP DAN PERILAKU GENKO SENSEI DALAM CERITA PENDEK MAHOU HAKASE KARYA IWAYA SAZANAMI (Tinjauan Psikologi Sosial) SIKAP DAN PERILAKU GENKO SENSEI DALAM CERITA PENDEK MAHOU HAKASE KARYA IWAYA SAZANAMI (Tinjauan Psikologi Sosial) DINDA DEARILNA 180610070007 GENKO S SENSEI ATTITUDE AND BEHAVIOUR ON MAHOU HAKASE SHORT

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Sejarah panjang bangsa Eropa mengenai perburuan penyihir (witch hunt) yang

BAB IV KESIMPULAN. Sejarah panjang bangsa Eropa mengenai perburuan penyihir (witch hunt) yang BAB IV KESIMPULAN Sejarah panjang bangsa Eropa mengenai perburuan penyihir (witch hunt) yang terjadi pada abad pertengahan, sampai saat ini masih menyisakan citra negatif yang melekat pada perempuan. Sampai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma dalam penelitian perjalanan spiritual keimanan tokoh utama

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma dalam penelitian perjalanan spiritual keimanan tokoh utama BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma dalam penelitian perjalanan spiritual keimanan tokoh utama Mada dalam film Haji Backpacker ini, penulis menggunakan paradigma konstruktivisme. Teori

Lebih terperinci

ANALISIS IMPLIKATUR PADA NASKAH FILM HARRY POTTER AND THE GOBLET OF FIRE

ANALISIS IMPLIKATUR PADA NASKAH FILM HARRY POTTER AND THE GOBLET OF FIRE ANALISIS IMPLIKATUR PADA NASKAH FILM HARRY POTTER AND THE GOBLET OF FIRE Yunita Nugraheni Fakultas Bahasa & Budaya Asing Universitas Muhammadiyah Semarang Abstract As a human, people always do communication

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam sastra kita dapat menemukan gambaran hidup dan rangkaian sejarah yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam sastra kita dapat menemukan gambaran hidup dan rangkaian sejarah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu karya manusia yang menarik untuk dikaji adalah sastra, karena dalam sastra kita dapat menemukan gambaran hidup dan rangkaian sejarah yang sesuai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki

Lebih terperinci

BAB 34: KEMBALI KE HUTAN

BAB 34: KEMBALI KE HUTAN BAB 34: KEMBALI KE HUTAN Pada akhirnya, kebenaran. Sambil berbaring dengan wajah menekan karpet berdebu di dalam ruangan yang dianggapnya dulu sebagai tempat yang mengajarkannya rahasia kemenangan, Harry

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif, 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis, Pendekatan/Spesifikasi Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan film yang diangkat dari sebuah novel bukanlah hal baru. Para

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan film yang diangkat dari sebuah novel bukanlah hal baru. Para 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembuatan film yang diangkat dari sebuah novel bukanlah hal baru. Para seniman sering melakukan hal tersebut dalam menciptakan karya sastra, misalnya pembuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingua france bukan saja di kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir seluruh

BAB I PENDAHULUAN. lingua france bukan saja di kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir seluruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu dialek Bahasa Melayu. Sudah berabad-abad lamanya Bahasa Melayu digunakan sebagai alat komunikasi atau lingua france bukan saja

Lebih terperinci

Glosarium audiens aktif alur bahasa efektif bagan diskusi drama grafik gagasan utama karakteristik karya ilmiah lisan lingkungan moderator

Glosarium audiens aktif alur bahasa efektif bagan diskusi drama grafik gagasan utama karakteristik karya ilmiah lisan lingkungan moderator Glosarium audiens pendengar aktif seseorang yang memerankan tokoh lain alur unsur intrisik yang berupa jalan cerita membangun karya novel bahasa efektif bahasa yang mudah dimengerti pendengar bagan skema

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota

BAB II LANDASAN TEORI. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota suatu masyarakat bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi antar sesamanya,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari beragam bentuk dan kisah-kisah pahlawan super yang sudah menjadi

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari beragam bentuk dan kisah-kisah pahlawan super yang sudah menjadi 142 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari beragam bentuk dan kisah-kisah pahlawan super yang sudah menjadi konsumsi penulis sejak kecil hingga dewasa, dan akhirnya penulis pun dapat membuat karakter pahlawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa terdapat empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak,

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa terdapat empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Dalam berbahasa terdapat empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, membaca, berbicara,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji label halal pada beberapa kemasan makanan.

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji label halal pada beberapa kemasan makanan. 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian dengan judul Analisis Semiotik Label Halal sebagai Simbol Komunikasi Dakwah merupakan penelitian nonkancah atau nonlapangan yang

Lebih terperinci

Harry Potter: Konsumsi dan Pemujaan Komoditas Dunia Sihir (Kajian Media dalam Perspektif Marxis)

Harry Potter: Konsumsi dan Pemujaan Komoditas Dunia Sihir (Kajian Media dalam Perspektif Marxis) Harry Potter: Konsumsi dan Pemujaan Komoditas Dunia Sihir (Kajian Media dalam Perspektif Marxis) Ruth Mei Ulina Malau (ruthmeimalau@gmail.com) (Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Semarang) Abstract Harry

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Perjalanan- Perjalanan Paulus yang Mengagumkan

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Perjalanan- Perjalanan Paulus yang Mengagumkan Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Perjalanan- Perjalanan Paulus yang Mengagumkan Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh : Janie Forest Disadur oleh: Ruth Klassen

Lebih terperinci

BAB II BATASAN PENGATURAN KEKERASAN FISIK TERHADAP ISTRI JIKA DIKAITKAN DENGAN TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN MENURUT KETENTUAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA

BAB II BATASAN PENGATURAN KEKERASAN FISIK TERHADAP ISTRI JIKA DIKAITKAN DENGAN TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN MENURUT KETENTUAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA BAB II BATASAN PENGATURAN KEKERASAN FISIK TERHADAP ISTRI JIKA DIKAITKAN DENGAN TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN MENURUT KETENTUAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA A. Batasan Pengaturan Tindak Pidana Kekekerasan Fisik

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Kushartanti dan Untung (2005,hal.3) menyatakan bahwa bahasa merupakan sistem

Bab 1. Pendahuluan. Kushartanti dan Untung (2005,hal.3) menyatakan bahwa bahasa merupakan sistem Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kushartanti dan Untung (2005,hal.3) menyatakan bahwa bahasa merupakan sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu

Lebih terperinci

Irwan Zaeni

Irwan Zaeni Linguistika Akademia Vol.2, No.2, 2013, pp. 139~155 ISSN: 2089-3884 PENGGUNAAN KATA - KATA BAHASA INGGRIS DALAM BAHASA GAUL KALANGAN REMAJA INDONESIA ERA PERKEMBANGAN SOCIAL NETWORKING (SEBUAH KAJIAN SINKRONIK-REFERENSIAL)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang sangat berperan dalam kehidupan manusia, salah satunya untuk berkomunikasi, yaitu membantu manusia untuk saling berinteraksi antara

Lebih terperinci

Selamat Tinggal Firaun!

Selamat Tinggal Firaun! Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Selamat Tinggal Firaun! Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh : Janie Forest Disadur oleh: Lyn Doerksen Diterjemahkan oleh:

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Perjalananperjalanan. Paulus yang mengagumkan

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Perjalananperjalanan. Paulus yang mengagumkan Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Perjalananperjalanan Paulus yang mengagumkan Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh : Janie Forest Disadur oleh: Ruth Klassen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi 1 BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab 1, peneliti akan memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi operasional. 1.1 Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME [LN 2002/106, TLN 4232]

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME [LN 2002/106, TLN 4232] PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME [LN 2002/106, TLN 4232] BAB III TINDAK PIDANA TERORISME Pasal 6 Setiap orang yang dengan sengaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak tutur atau tindak ujar (speech act) merupakan sesuatu yang bersifat pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik pragmatik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Komunikasi dibutuhkan untuk memperoleh atau member informasi dari atau kepada orang lain. Kebutuhan

Lebih terperinci

PENAMAAN TOKOH CERITA FIKTIF BERDASARKAN KARAKTER YANG DIMILIKINYA DALAM FILM FANTASI (ANALISIS STRUKTURAL DE SAUSSURE)

PENAMAAN TOKOH CERITA FIKTIF BERDASARKAN KARAKTER YANG DIMILIKINYA DALAM FILM FANTASI (ANALISIS STRUKTURAL DE SAUSSURE) Linguistika Akademia Vol.2, No.3, 2013, pp. 265~280 ISSN: 2089-3884 PENAMAAN TOKOH CERITA FIKTIF BERDASARKAN KARAKTER YANG DIMILIKINYA DALAM FILM FANTASI (ANALISIS STRUKTURAL DE SAUSSURE) Amelia Permata

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dari seluruh bab yang telah dipaparkan. Dari data di atas dapat disimpulkan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dari seluruh bab yang telah dipaparkan. Dari data di atas dapat disimpulkan BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Pada bab terakhir penulisan skripsi ini ditarik beberapa kesimpulan dari seluruh bab yang telah dipaparkan. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa data yang

Lebih terperinci

Kepedulian Sosial dalam Puisi Anak pada Rubrik Peer-Kecil Surat Kabar Pikiran Rakyat Edisi

Kepedulian Sosial dalam Puisi Anak pada Rubrik Peer-Kecil Surat Kabar Pikiran Rakyat Edisi Kepedulian Sosial dalam Puisi Anak pada Rubrik Peer-Kecil Surat Kabar Pikiran Rakyat Edisi 2010 2011 Oleh: Sheila Fera Phina 1 Abstrak Judul skripsi ini adalah Kepedulian Sosial dalam Puisi Anak pada Rubrik

Lebih terperinci

MAKSUD DAN TUJUAN. Menganalisis sajak adalah usaha menangkap dan memberi makna kepada teks sajak.

MAKSUD DAN TUJUAN. Menganalisis sajak adalah usaha menangkap dan memberi makna kepada teks sajak. ANALISIS SEMIOTIKA MAKSUD DAN TUJUAN Menganalisis sajak adalah usaha menangkap dan memberi makna kepada teks sajak. Menganalisis sajak itu bertujuan memahami makna sajak SEMIOTIKA TOKOH SEMIOTIKA XXX PUISI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Keadaan tersebut mengakibatkan adanya kontak bahasa sehingga. pengaruh bahasa lain masuk ke dalam bahasa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Keadaan tersebut mengakibatkan adanya kontak bahasa sehingga. pengaruh bahasa lain masuk ke dalam bahasa Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia adalah bahasa yang sangat terbuka. Bahasa ini mampu menerima unsur-unsur asing maupun daerah sehingga semakin memperkaya kosakata yang dimiliki

Lebih terperinci

PEMALSUAN TANDA SEBAGAI FENOMENA SEMIOTIKA BUDAYA

PEMALSUAN TANDA SEBAGAI FENOMENA SEMIOTIKA BUDAYA PEMALSUAN TANDA SEBAGAI FENOMENA SEMIOTIKA BUDAYA Oleh: Tedi Permadi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni - Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membaca merupakan salah satu aktivitas yang digemari sebagai sarana hiburan. Hal yang umum dibaca untuk hiburan antara lain majalah, komik, dan novel. Bagi penggemar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Infotainment berarti informasi-entertainment. Dimana menyuguhkan informasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Infotainment berarti informasi-entertainment. Dimana menyuguhkan informasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Saat ini, infotainment tumbuh dan mulai menguasai tayangan televisi Indonesia dimana menggantikan tayangan-tayangan pertelevisian yang lainya. Infotainment berarti

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #19 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #19 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #19 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #19 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Selamat Tinggal Firaun!

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Selamat Tinggal Firaun! Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Selamat Tinggal Firaun! Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh : Janie Forest Disadur oleh: Lyn Doerksen Diterjemahkan oleh:

Lebih terperinci

SILABUS. : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Matakuliah & Kode : Pengantar Kajian Sastra, INA 412 SKS : Teori 4 Praktik 0

SILABUS. : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Matakuliah & Kode : Pengantar Kajian Sastra, INA 412 SKS : Teori 4 Praktik 0 SILABUS Fakultas : FBS Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Matakuliah & Kode : Pengantar Kajian Sastra, INA 412 SKS : Teori 4 Praktik 0 : I Mata Kuliah Prasyarat & Kode : - Dosen : I.

Lebih terperinci

Apa yang Dipelajari oleh Ilmu Bahasa (linguistik)? (Bahan Kuliah Sosiolinguistik)

Apa yang Dipelajari oleh Ilmu Bahasa (linguistik)? (Bahan Kuliah Sosiolinguistik) Bahasa dipelajari atau dikaji oleh disiplin ilmu yang disebut linguistik atau ilmu bahasa. Seperti halnya disiplin-displin yang lain, linguistik juga memiliki tiga pilar penyangga, yakni ontologi, epistemologi,

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Perjalananperjalanan. Paulus yang mengagumkan

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Perjalananperjalanan. Paulus yang mengagumkan Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Perjalananperjalanan Paulus yang mengagumkan Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh: Janie Forest Disadur oleh: Ruth Klassen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu gejala positif yang seharusnya dilakukan oleh para sastrawan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu gejala positif yang seharusnya dilakukan oleh para sastrawan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu gejala positif yang seharusnya dilakukan oleh para sastrawan, penikmat sastra ataupun masyarakat Indonesia secara umum, adalah membaca, mempelajari, bahkan menulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Karya sastra adalah sebuah struktur yang kompleks. Oleh karena itu, untuk dapat memahaminya haruslah karya sastra dianalisis. Dalam analisis itu karya sastra diuraikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, seni, lukisan, dan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, seni, lukisan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi

Lebih terperinci

Selamat Tinggal Firaun!

Selamat Tinggal Firaun! Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Selamat Tinggal Firaun! Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh: Janie Forest Disadur oleh: Lyn Doerksen Diterjemahkan oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bentuk prosa adalah fiksi. Istilah fiksi dalam pengertian ini berarti

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bentuk prosa adalah fiksi. Istilah fiksi dalam pengertian ini berarti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia kesusastraan prosa dikenal sebagai salah satu genre sastra. Salah satu bentuk prosa adalah fiksi. Istilah fiksi dalam pengertian ini berarti cerita

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Selamat Tinggal Firaun!

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Selamat Tinggal Firaun! Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Selamat Tinggal Firaun! Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh : Janie Forest Disadur oleh: Lyn Doerksen Diterjemahkan oleh:

Lebih terperinci

12Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Sejarah semiotika, tanda dan penanda, macam-macam semiotika, dan bahasa sebagai penanda.

12Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Sejarah semiotika, tanda dan penanda, macam-macam semiotika, dan bahasa sebagai penanda. semiotika Modul ke: Sejarah semiotika, tanda dan penanda, macam-macam semiotika, dan bahasa sebagai penanda. Fakultas 12Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi S1 Brodcasting

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya mempunyai berbagai permasalahan yang kompleks. Permasalahan-permasalahan tersebut menyangkut berbagai hal, yakni permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komik. Komik berasal dari Jepang, dalam bahasa Jepang komik di kenal

BAB I PENDAHULUAN. komik. Komik berasal dari Jepang, dalam bahasa Jepang komik di kenal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman film kartun sekarang semakin bervariasi. Berbagai macam film kartun kini bisa dinikmati melalui stasiun televisi. Munculnya

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA HIPERBOLA DAN PERSONIFIKASI PADA NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS GAYA BAHASA HIPERBOLA DAN PERSONIFIKASI PADA NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GAYA BAHASA HIPERBOLA DAN PERSONIFIKASI PADA NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budaya Menurut Marvin Harris (dalam Spradley, 2007:5) konsep kebudayaan ditampakkan dalam berbagai pola tingkah laku yang dikaitkan dengan kelompokkelompok masyarakat tertentu,

Lebih terperinci

Kodokhitamputih Dkk. #Cintaitu. Penerbit Kodok Hitam Putih. Nulisbuku.com. Bekerjasama dengan

Kodokhitamputih Dkk. #Cintaitu. Penerbit Kodok Hitam Putih. Nulisbuku.com. Bekerjasama dengan Kodokhitamputih Dkk #Cintaitu Penerbit Kodok Hitam Putih Bekerjasama dengan Nulisbuku.com Proyek Buku Bersama - #Cintaitu Oleh: Tuan Kodok Dkk Copyright 2011 by Kodokhitamputih Penerbit Kodok Hitam Putih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berinteraksi antarindividu maupun kelompok.

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berinteraksi antarindividu maupun kelompok. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu ciri khas manusia yang membedakan dari makhluk lain. Dengan bahasa, manusia dapat mengemukakan segala pengetahuan, perasaan, pikiran, gagasan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kata deiksis berasal dari bahasa Yunani deiktikos yang memiliki arti

BAB I PENDAHULUAN. Kata deiksis berasal dari bahasa Yunani deiktikos yang memiliki arti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata deiksis berasal dari bahasa Yunani deiktikos yang memiliki arti penunjukan secara langsung (Purwo, 1984: 2). Dardjowidjojo (1988: 35) bersama beberapa ahli bahasa

Lebih terperinci

NIM : D2C S1 Ilmu Komunikasi Fisip Undip. Semiotika

NIM : D2C S1 Ilmu Komunikasi Fisip Undip. Semiotika Nama : M. Teguh Alfianto Tugas : Semiotika (resume) NIM : D2C 307031 S1 Ilmu Komunikasi Fisip Undip Semiotika Kajian komunikasi saat ini telah membedakan dua jenis semiotikan, yakni semiotika komunikasi

Lebih terperinci

DONGENG SEBELUM TIDUR (BEDTIME STORIES) SEBAGAI SARANA PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK

DONGENG SEBELUM TIDUR (BEDTIME STORIES) SEBAGAI SARANA PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK A.11 DONGENG SEBELUM TIDUR (BEDTIME STORIES) SEBAGAI SARANA PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK Nurul Hidayati Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Gresik haiuyung@yahoo.com /nurul.iedha@gmail.com Abstraksi.

Lebih terperinci

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011 Nasution 1 Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011 Pantang Menyerah Saya berjalan di tengah kota, cuaca begitu indah. Dagangan di kota tampaknya telah terjual semua.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengandung nilai kesopanan, sehingga mudah dipahami oleh lawan bicara.

BAB I PENDAHULUAN. mengandung nilai kesopanan, sehingga mudah dipahami oleh lawan bicara. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap manusia hidup tidak akan lepas dari bahasa. Bahasa adalah alat komunikasi yang paling mudah cara penyampaiannya. Untuk menyampaikan komunikasi, atau

Lebih terperinci

PENYIMPANGAN NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BULAN SUSUT KARYA ISMET FANANY E JURNAL ILMIAH

PENYIMPANGAN NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BULAN SUSUT KARYA ISMET FANANY E JURNAL ILMIAH PENYIMPANGAN NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BULAN SUSUT KARYA ISMET FANANY E JURNAL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) ERIK ESTRADA NPM.09080045

Lebih terperinci

DUNAMIS NEWSLETTER EDUCATION TALKING POINTS OCTOBER 2015

DUNAMIS NEWSLETTER EDUCATION TALKING POINTS OCTOBER 2015 DUNAMIS NEWSLETTER EDUCATION TALKING POINTS OCTOBER 2015 Sekolah membutuhkan pemimpin yang kompeten. Semua sepakat hal ini. Tanpa pemimpin andal, sebuah organisasi akan terbengkalai. Namun, yang sering

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA Roely Ardiansyah Fakultas Bahasa dan Sains, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Abstrak Deiksis dalam bahasa Indonesia merupakan cermin dari perilaku seseorang

Lebih terperinci

Analisis Onomatope Dalam Roman Dhahuru Ing Loji Kepencil Karya Suparto Brata

Analisis Onomatope Dalam Roman Dhahuru Ing Loji Kepencil Karya Suparto Brata Analisis Onomatope Dalam Roman Dhahuru Ing Loji Kepencil Karya Suparto Brata Oleh: Ervina Novitasari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa ervinan08@gmail.com Abstrak : Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci