CARA MEMBERI INSTRUKSI BAB I PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "CARA MEMBERI INSTRUKSI BAB I PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 RAHASIA HASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JNDERAL Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor : Kep / / / 2010 Tanggal : 2010 CARA MEMBERI INSTRUKSI BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Pendidikan adalah suatu proses kegiatan dalam rangka mempengaruhi dan membimbing anak didik untuk menuju suatu tujuan tertentu, sedangkan pengajaran bertugas menyelenggarakan proses ini agar sasaran dari perubahan ini yang diinginkan dapat tercapai dengan baik. b. Didalam pengajaran terdapat dua kegiatan yang berbeda yaitu mengajar dan belajar, namun keduanya tidak dapat dipisahkan, karena diantara dua kegiatan tersebut terdapat hubungan yang erat sekali. Antara kedua kegiatan itu terjalin hubungan proses belajar yang saling pengaruh mempengaruhi, saling menunjang satu dengan yang lainnya sehingga menimbulkan proses interaksi antara guru yang mengajar dengan murid yang belajar. c. Timbul pertanyaan yaitu bagaimana caranya agar proses interaksi ini dapat berjalan dengan lancar dan berhasil sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai? Jawabannya adalah kuasai bahan ajaran yang akan disampaikan, gunakan metoda mengajar yang tepat dan sajikan pelajaran itu dengan cara memberikan instruksi yang baik. d. Setiap Perwira maupun Bintara di satuan diharapkan mampu berperan sebagai Gumil/pelatih. Untuk itu setiap Perwira/Bintara diberi bekal pengetahuan CMI agar mampu melaksanakan tugas sebagai guru/pelatih yang profesional di satuan. RAHASIA

2 2 2. Maksud dan Tujuan. a. Maksud. Hanjar ini sebagai pedoman siswa dan Gadik dalam proses belajar mengajar materi CMI. b. Tujuan. Sebagai pedoman dasar bagi Gadik dalam proses belajar mengajar sehingga tercapai pemahaman. 3. Ruang Lingkup. Ruang lingkup materi ini meliputi petunjuk umum CMI dalam proses belajar mengajar baik pelajaran teori maupun praktek, dengan tata urut sebagai berikut : a. Pendahuluan. b. Pengertian belajar mengajar dan CMI. c. Pedoman dasar CMI. d. Siapjar Pelajaran Teori dan Ketangkasan. e. Mengajar / Melatih. f. Evaluasi. g. Penutup. BAB II PENGERTIAN BELAJAR, MENGAJAR DAN CMI 4. Umum. a. Belajar. Adalah suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru berdasarkan hasil interaksi dengan lingkungan.

3 3 b. Melatih atau memberi instruksi. Adalah suatu tehnik bagaimana seorang Perwira/Bintara (Pelatih/Komandan) menyampaikan pelajaran/ keterampilan kepada anggotanya agar tujuan latihan dapat tercapai secara efektif dan efisien. 5. Belajar a. Teori belajar. Dalam proses pengajaran unsur proses belajar adalah yang utama karena mengajar hanya bermakna apabila terjadi kegiatan belajar peserta didik. Ada beberapa pendapat mengenai perumusan belajar sebagai berikut : 1) Teori daya. Teori daya ini didukung oleh psikologi daya. Menurut teori ini, manusia terdiri dari berbagai (kemampuan) yaitu daya berfikir, daya mengingat, daya fantasi dan sebagainya. Daya ini dapat berfungsi jika telah terbentuk dan terlatih. Oleh karena itu belajar adalah melatih dayadaya pada diri siswa/pelajar. 2) Teori asosiasi. Teori ini merupakan pendapat ahli psikologi asosiasi. Benda-benda yang diamati oleh seseorang akan menimbulkan tanggapantanggapan dalam jiwanya, misalnya meja warna coklat. Antara meja dan coklat terdapathubungan (asosiasi) yang memberikan kesan dalam tanggapan yang berasosiasi mudah direproduksi. Belajar menurut teori ini diperbaharui oleh teori SARBOND, yaitu (S = Stimulus/rangsangan, A = And/dan, R = Response/tanggapan, B = Bond/ikatan). Sesuatu stimulus menimbulkan response. Belajar menurut teori ini menghubungkan stimulus dengan response. 3) Teori Gestalt. Keseluruhan merupakan hal yang bermakna dari bagian-bagian. Oleh karena itu belahar adalah mengenai konsep keseluruhan, lebih berarti daripada mengenai bagian-bagian. Dari ketiga pendapat tersebut diatas kalau kita nilai, maka yang berbeda adalah prosesnya. Tetapi dari ketiganya terdapat kesamaan dimana belajar adalah sesuatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan berdasarkan hasil interaksi dengan lingkungannya.

4 4 b. Jenis kesulitan belajar. Hal ini dapat ditemukan dalam : 1) Mempersiapkan diri menerima pelajaran. a) Terlalu banyak bergerak. b) Sering pindah tempat. c) Mencolek-colek teman/siswa lain. d) Banyak berbicara. e) Tidak sanggup memusatkan perhatian. f) Acuh tak acuh. g) Sibuk sendiri. h) Malas/segan-segan. 2) Gejala kesulitan belajar, selama proses pelajaran : a) Sulit memahami konsep baru. b) Kurang peka dan cepat lelah. c) Sering sakit-sakit, antara lain sakit kepala, sakit perut. d) Cepat lupa, sering melamun. e) Tidak dapat memusatkan perhatian agak lama. f) Sering mencontek. g) Gagap/berbicara terlalu lama. h) Membuat persepsi-persepsi salah. i) Sulit berkomunikasi dengan siswa lain. j) Tidak terampil dalam menggunakan alat-alat pelajaran. 3) Gejala kesulitan belajar yang tampak pada siswa, sesuai proses belajar : a) Ceroboh/meninggalkan alat-alat pelajaran/praktikum begitu saja. b) Membiarkan ruangan, meja, kursi kotor sehabis dipakai. c) Memusuhi/mengejek siswa lain. d) Acuh tak acuh terhadap lingkungannya. e) Menyendiri/mengisolir diri. c. Motivasi/Motif-motif belajar.

5 5 1) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas. 2) Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju. 3) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari Komandan, Gadik dan teman-teman Serdik lain. 4) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran. 5) Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru. 6) Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari belajar. 7) Adanya kebutuhan akan kecintaan dan penerimaan dalam hubungan dengan orang lain. 8) Adanya kebutuhan untuk mendapatkan kehormatan dari masyarakat. 9) Adanya kebutuhan fisik. 10) Untuk memperoleh cita-cita. 11) Sesuai dengan sifat untuk mengemukakan atau mengetengahkan diri. 6. Transfer Belajar. Salah satu tujuan utama dalam pendidikan ialah transfer oflearning yang dimaksud disini adalah kesanggupan seseorang untuk menggunakan suatu kecakapan, pengertian. Prinsip-prinsip dan lain-lain yang dipraktekkannya dalam suatu lapangan kedalam situasi yang baru. Ada dua macam transfer : a. Transfer positif. Apa yang dipelajari dalam satu bidang membantu dalam mempelajari hal lain. b. Transfer negatif. Apa yang dipelajari dalam satu bidang mengganggu atau mempersulit pelajaran dalam bidang lain. Misalnya : mempelajari sekaligus dua bahasa asing dapat mengacaukan. Beberapa teori tentang transfer. a. Menurut Ilmu Jiwa Daya. Apabila suatu daya terlatih maka daya itu dapat digunakan dalam segala lapangan lain.

6 6 Contoh : Daya pikir dapat kita lebihkan dengan menyuruh anak membuat soal-soal matematika, setelah terlatih maka daya pikir itu dapat dipakai untuk memecahkan segala macam soal lain seperti soal politik, ekonomi, sosial, budaya. b. Menurut Ilmu Jiwa Daya Sosial (THORNDIKE). Tranfer itu hanya terjadi bila dalam situasi yang baru terdapat unsur-unsur yang bersamaan (idendical Elemens) dengan situasi dahulu. Contoh : - Kalau seseorang pandai menjalankan sepeda motor BMW maka ia akan dapat juga menjadikan motor suzuki dan lain-lain. - Seseorang yang main Badminton, akan lebih mudah belajar main tenis. c. Menurut JUDD (Teori GENERALISASI). Tranfer terjadi bila seorang dapat mengunakan prinsip-prinsip baru. Contoh : Seorang yang memahami prinsip Demokrasi, akan menghormati orang lain dalam setiap situasi. Syarat-syarat terjadi tranfer. Hal ini tergantung pada beberapa faktor : 1) Kita harus dengan sengaja berusaha memperoleh transfer dengan menunjukkan penggunaan prinsip-prinsip tertentu dalam berbagai situasi lainnya (teori Generalisasi). 2) Kita harus menciptakan situasi-situasi belajar yang bersamaan dengan situasi-situasi sehari-hari (Teori unsur bersamaan). 3) Kita harus memberi kesempatan banyak untuk menggunakannya. 4) Kita harus berusaha agar suatu pelajaran dipahami sedalamdalamnya. 5) Adanya transfer juga tergantung pada taraf intelegensi seseorang. 7. Mengajar. Berbica tentang mengajar, banyak pendapat sesuai perkembangan jaman. Pendapat itu antara lain : a. Mengajar adalah menyampaikan sejumlah pengetahuan kepada siswa/pelajar. Dari perumusan itu mempunyai konsep logis bahwa : 1) Siswa/pelajar dianggap botol kosong dan guru mengisinya.

7 7 2) Pengetahuan adalah tujuan utama, sehingga hasil didiknya merupakan manusia intelektualis. 3) Guru dianggap berkuasa penuh. 4) Siswa/pelajar bertindak sebagai penerima saja. 5) Pengajaran hanya berlangsung didalam kelas saja. b. Mengajar adalah membimbing kegiatan belajar. Konsekuensinya adalah : 1) Tugas guru adalah mengarahkan, membimbing siswa/pelajar. 2) Siswa/pelajar mempunyai potensi aktif. 3) Siswa/pelajar belajar mandiri. c. Pendapat lain. Mengajar ialah menciptakan situasi lingkungan belajar. Perumusan ini menciptakan lebih maju dari terdahulu, sebab sudah menitik beratkan kepada siswa/pelajar, lingkungan dan situasi belajar. Dari ketiga rumusan tersebut diatas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1) Pengajar bertujuan mengembangkan pribadi atau perubahan tingkah laku. 2). Kegiatan pengajar adalah mengorganisir lingkungan. 3). Siswa/pelajar dipandang sebagai organisme yang hidup dan aktif. 8. Komponen Pengajaran. Dalam rangka kegiatan interaksi belajar mengajar, beberapa komponen pengajaran harus dipenuhi dan salah satu komponen yang sangat menonjol dari keseluruhan komponen tersebut adalah Gumil. Adapun yang termasuk komponen pengajaran adalah : a. Gumil b. Murid (siswa/pelajar). c. Bahan pelajaran. d. Tujuan pelajaran. e. Mata pelajaran. f. Metoda pengajaran. g. Alat bantu/penolong mengajar. h. Evaluasi.

8 8 i. Situasi mengajar-belajar. 9. Hubungan Mengajar dan Belajar. a. Hubungan mengajar-belajar. Adalah suatu program yang timbal balik, dimana terjadi suatu komunikasi antara orang yang mengajar dan orang yang belajar. b. Dalam proses belajar-mengajar diperlukan tiga aspek yaitu : 1) Aspek kognitif yaitu penyampaikan pengetahuan. 2) Aspek afektif/konatif yaitu pemahaman. 3) Aspek psikomotor yaitu praktek/penggunaan. 10. Cara memberi Instruksi. Adalah merupakan suatu tehnik bagaimana seorang Perwira/Bintara (pelatih/komandan) menyampaikan pelajaran/keterampilan kepada anggotanya agar tujuan latihan dapat tercapai secara efektif dan efisien. 11. Evaluasi. a. Jelaskan pengertian belajar! b. Jelaskan pengertian CMI! c. Jelaskan kesulitan belajar! d. Jelaskan motif-motif belajar! e. Jelaskan pengertian mengajar! BAB III PEDOMAN DASAR CARA MEMBERI INSTRUKSI

9 9 12. Umum. Pedoman dasar cara memberi Intruksi merupakan suatu hal yang mutlak yang harus difahami bagi seorang gumil/pelatih yang akan memberikan materi pelajaran. Agar proses belajar mengajar berjalan efektif dan efesien, untuk itu sebagai pertimbangan dalam proses pengajaran Gumil/Pelatih harus berpegang kepada beberapa pedoman. 13. Gumil/Pelatih. a. Syarat-syarat : 1) Harus menguasai pengetahuan secara mendalam pada bidang spesialisasi yang diajarkan agar ia mempunyai kepercayaan pada dirinya. 2) Menguasai ilmu keguruan 3) Mempunyai kemampuan menggunakan metoda penyajian 4) Mempunyai kecakapan bagaimana menggunakan Alins 5) Mempunyai kecakapan mengevaluasi hasil belajar 6) Bermental baik 7) Berbadan sehat 8) Mempunyai semangat terhadap pelaksanaan pengajaran b. Tanggung jawab : 1) Pelatih harus menuntun siswa/pelajar. Pelatih membimbing, mengarahkan dan menciptakan situasi untuk belajar. 2) Turut serta membina kurikulum. Pelatih harus merupakan pembaharu (inovator), selalu mengikuti jaman, oleh karena itu Pelatih harus turut membina kurikulum, Pelatih mengetahui apakah kurikulum masih memadahi atau tidak. 3) Melaksanakan pembinaan terhadap diri siswa / pelajar. Pelatih mengembangkan watak dan kepribadian siswa / pelajar. Pelatih merupakan teladan siswa / pelajar. 4) Menyelenggarakan penelitian. Karena pelatih harus merupakan innovator, maka untuk melihat hal-hal yang menjadi kekurangan dalam pendidikan, pelatih harus meneliti proses penyelenggaraan pendidikan. 5) Turut mensukseskan pembangunan. Pada garis besarnya pembangunan meliputi bidang mental, fisik, material dan spiritual. Prajurit sebagai pelatih harus turut serta dalam kegiatan pembangunan.

10 10 6) Tanggung jawab meningkatkan profesi Pelatih. Pelatih yang professional adalah pelatih yang mempunyai pengetahuan yang luas dan mendalami tentang ilmu keguruan di samping menguasai bahan ajaran, oleh karena itu untuk mempertahankan dan meningkatkan profesi pelatih yang bersangkutan harus selalu meningkatkan pengetahuannya. c. Peranan guru : 1) Pelatih sebagai Pengajar. Pelatih menyampaikan pelajaran dengan baik agar siswa/pelajar sebagai kader-kader dapat menerima bekal ilmu pengetahuan guna menunjang pelaksanakaan tugasnya. Disamping itu pelatih berusaha agar terjadi perubahan sikap, ketrampilan, kebiasaan pada diri siswa/pelajar melalui pengajaran yang diberikan sesuai dengan tujuan yang dihendaki oleh lembaga pendidikan. 2) Pelatih sebagai pembimbing. Pelatih berkewajiban memberikan bantuan kepada anak didiknya agar mampu menentukan masalah sendiri, dan menyesuaikan diri dengan lingkungan, oleh karena itu sesuai pelatih perlu memahamidengan baik tentang tehnik bimbingan kelompok, penyuluhan individu, tehnik pengumpulan keterangan, tehnik evaluasi, statistik, penelitian, psikologi belajar dan lain-lain. 3) Pelatih sebagai ilmuan. Pelatih dipandang sebagai orang yang paling berpengetahuan, bukan saja berkewejiban menyampaikan pengetahuan yang dimilki kepada siswa/pelajar, tetapi juga berkewajiban mengembangkan pegetahuan yang telah dimilikinya. 4) Pelatih sebagai pembaharu (inovator). Pembaharuan didalam TNI terjadi berkat perkembangan ilmu dan tehnologi modern dari negara-negara yang sudah maju, untuk menyebar luaskan ilmu dan tehnologi pelatih memegang peranan untuk memberikan pembaharuan kepada anak didiknya. 5) Guru sebagai pembangun. Pelatih baik sebagai pribadi maupun sebagai profesional dapat menggunakan setiap kesempatan yang ada untuk membantu berhasilnya rencana pembangunan TNI dan masyarakat.

11 Empat Pedoman Dasar CMI. Pedoman-pedoman praktis untuk menjadi pegangan setiap pengajar (Gumil) adalah : a. Pergunakanlah bahasa yang sederhana. 1) Mudah diterima dan dimengerti. 2) Kata yang sukar, tulis dahulu kemudian dijelaskan. b. Giatkanlah Indera peserta didik. 1) Dengan mempergunakan Panca Indera (lihat, dengar, cium, kecap, meraba) akan mempermudah proses pengajaran. 2) Pelajaran teori. a) Mendengar. b) Melihat. c) Berfikir. 3) Pelajaran Ketangkasan. a) Mendengar. b) Melihat. c) Berbuat. c. Suruh Sertdik Berfikir dan berbuat. 1) Bangkitkan perhatian. 2) Beri aktifitas. 3) Mudah diingat. 4) Percaya pada diri sendiri. d. Periksa langkah demi langkah. 1) Untuk pelajaran teori. a) Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan ditengah-tengah pelajaran jika sebagian telah diuraikan. b) dengan memberi kesempatan bertanya akan dapat diketahui sampai dimana peserta didik telah diuraikan.

12 12 c) mengadakan tes tertulis (ulangan singkat) tanpa diberi tahu terlebih dahulu. 2) Untuk pelajaran ketangkasan. a) Dengan menyuruh peserta didik, berbuat sesuatu ketangkasan tersendiri. b) Dengan menyuruh peserta didik melaksanakan apa yang pernah dipelajarinya. 15. Pengelompokan Metode Pengajaran. a. Metode Pengajaran pada Pelajaran Teori. 1) Metode Ceramah. 2) Metode Tanya Jawab. 3) Metode Diskusi. 4) Metode Pemberian Tugas dan atau Resitasi. 5) Metode Pemecahan Masalah/Study Kasus. 6) Metode Manusia Sumber. 7) Metode Study Kepustakaan. 8) Metode Audio Visual. 9) Metode Proyek atau Unit. b. Metode Pengajaran pada Pelajaran Praktek. 1) Metode Demontrasi. 2) Metode Aplikasi. 3) Metode Sosiodrama. 4) Metode Kerja Kelompok. 5) Metode Karya Wisata. 6) Metode Survey Sosisal. 7) Metode Pengabdian Masyarakat. 8) Metode Team Teaching (Sistem Pengajaran Beregu). 9) Metode Simulasi. 10) Metode Drill. 11) Metode Geladi Peta.

13 13 12) Metode Geladi Model. 13) Metode Geladi Medan. 14) Metode Geladi Posko I. 15) Metode Geladi Posko II. 16) Metode Eksprimen. 17) Metode Penemuan. 16. Cara Berbicara Seorang Pelatih. Setelah menggunakan methoda penyajian yang baik sesuai mutu kelas, alat peraga yang cukup, maka ada jalan lain untuk membangkitkan perhatian pelajar. Jalan lain itu adalah suara atau cara seorang pelatih berbicara, oleh karena itu dalam berbicara perlu diperhatikan : a. Berbicara lebih perlahan dari pada percakapan biasa/jangan terlalu cepat. 1) Agar tidak ada suku kata yang tertelan/tak terdengar. 2) Agar ucapan lebih jelas. 3) Pelajaran mudah diikuti. 4) Tidak lekas melelahkan. b. Berbicara dengan semangat tetapi dikuasai (jangan berlebihan). 1) Agar meyakinkan siswa/pelajar. 2) Agar kelas hidup, yang berarti memperbesar minat atau perhatian. 3) Karena dikuasai maka akan terdengar suara itu bergelombang, berselang dan enak kedengarannya. c. Berbicara dengan suara penuh. 1) Suara jangan dihidung atau tenggorokan. 2) Jika suara dihidung akan terdengar suara sengau dan akan kurang jelas didengar. 3) Jika berbicara ditenggorokan akan cepat lelah karena tenggorokan akan cepat kering. d. Jangan mejemukan/berikan selingan. 1) Suara tunggal/monoton, tak ada selingan tidak akan enak didengar, dan dapat mengakibatkan siswa/pelajar mengantuk.

14 14 2) Buat selingan. 3) Buatlah irama dalam berbicara. 4) Irama bicara bisa keras, perlahan, cepat serta lambat berbicara. e. Kadang-kadang berhenti sejenak untuk. 1) Membangun daya tarik. 2) Meresahkan sesuatu yang penting dalam hati. 3) Memberi kesempatan untuk berfikir. f. Hindarkan kebiasaan yang dapat mengganggu atau menjadikan perhatian pelajar. Kebiasaan dapat berupa pemutusan satu suku kata ataupun penggunaan kata-kata tertentu dengan beberapa kali dibicarakan selama mengajar. 1) Rajin pangkal pan, dai. 2) Dus Dus Dus. 3) Ya ya ya dan lain-lain. 17. Tehnik Bertanya Seorang Pelatih dan Sikap Menghadapi Pertanyaan. a. Ada dua jenis pertanyaan. Yang dikenal dalam proses belajar mengajar yaitu pertanyaan memeriksa dan pertanyaan membangun. Pertanyaan memeriksa gunanya untuk menimbukan dan menggerakan daya ingat yang biasanya dilakukan pada awal, pertengahan atau pada akhir pelajaran, sedangkan pertanyaan membangun biasanya dilakukan pada pertengahan pelajaran. b. Tehnik mengajukann pertanyaan. 1) Ajukan pertanyaan secara utuh dan jelas, lihat semua jurusan kelas, berhenti sejenak, tunjuk salah seorang siswa/pelajar. Mengapa harus berhenti sejenak? a) Memberikan kesempatan pelajar untuk berfikir. b) Membuat semua pelajar untuk berfikir sekalipun tidakmungkin semuanya ditunjuk untuk menjawab.

15 15 2) Pertanyaan harus singkat dan jelas/terang. a) Agar tidak membingungkan pelajar. b) Agar tidak memungkinkan jawaban yang terlalu berbeda akibat pertanyaan yang kurang jelas. 3) Jangan mengajukan pertanyaan pada waktu siswa/pelajar sedang melakukan sesuatu/sedang berbuat. a) Agar pelajar dapat mengkonsentrasikan apa yang di perbuat. b) Bila perlu ajukan pertanyaan, tunggu sampai pelajar selesai berbuat. 4) Bila pertanyaan lebih dari satu hendaknya ditaburkan secara acak keseluruh kelas. 5) Jangan bertanya tentang suatu gerakan untuk kepentingan ini mintalah siswa untuk berbuat denngan memperagakan/menirukan sesuatu yang diinginkan. Jangan sekali-kali bertanya pada saat siswa sedang berbuat atau memperagakan gerakan yang berangkai. 6) Jangan mengajukan suatu pertanyaan yang bersifat teka-teki, maksudnya agar jawabannya berupa jawaban yang pasti tidak menimbulkan diskusi. c. Sikap pelatih dalam menhadapi pertanyaan yang diajukan oleh pelajar. 1) Hargai setiap pertanyaan yang diajukan pelajar. a) Karena perhatian pelajar cukup tinggi. b) Karena pelajar ada kesulitan/belum mengerti. 2) Cocokan dan periksa maksud pertanyaan yang diajukan pelajar.

16 16 3) Jangan sampai pelatih terganggu oleh pertanyaan siswa/pelajar yang kurang relevan dengan pelajaran oleh karena itu : a) Pelajar diberi kesempatan untuk bertanya pada saat selesai tiap langkah. b) Pertanyaan harus relevan/yang ada hubungannya dengan isi langkah-langkah yang sudah selesai dijelaskan. 4) Sebaiknya pertanyaan-pertanyaan pelajar dijawab oleh pelajar yang lain. a) Tidak semua pertanyaan dari pelajar jawab oleh guru. b) Untuk itu tunjuk pelajar lain untuk menjawab. c) Hal ini perlu agar perhatiaan kelas menjadi tinggi. d) Tetapi sekalipun begitu jangan selalu setiap pertanyaan dari pelajar untuk dijawab oleh pelajar yang lain, karena dapat menghilangkan kewajiban guru. 5) Jawaban pertanyaan dari siswa hendaknya ditujukan ke seluruh kelas, jangan semata-mata hanya ditujukan ke yang bertanya. 6) Akuilah bila tidak bisamenjawab pertanyaan dari siswa, tetapi jangan selalu, dan usahakan jawabannya diberikan dalam kesempatan lain (untuk menjaga harga diri pelatih). 18 Sikap dan Tindakan Pelatih. Ada beberapa sikap dan tindakan yang harus diperhatikan oleh seorang pelatih selama berinteraksi dengan pelajar. a. Cara berpakaian rapih menurut peraturan/gamad. b. Bersikap militer tetapi tidak bibuat-buat c. Hindari kebiasaan-kebiasaan yang dapat mengganggu perhatian siswa. d. Selalu berusaha memelihara hubungan pelatih dengan pelajar dengan cara menyebut nama pelajar. e. Jangan berbicara menghadap papan tulis atau menutupi papan tulis b. Bicara yang efektif.

17 Pasangan Kelas. Seorang pelatih yang professional akan mempersiapkan kelasnya agar kelas (diruangan atau dilapangan) dapat mendukung pelaksanaan interaksi belajar dan mengajar, mempersiapkan kelas ini dilaksanakan sebelum pelajaran dimulai. a. Mempersiapkan Kelas di Ruangan. Dalam mempersiapkan kelas di ruangan yang harus dapat perhatian pelatih adalah: 1) Penerangan (cahaya) (a) Jendela jangan di buka. (b) Sebaiknya cahaya dari sebelah kiri siswa / pelajar agar tidak silau, waktu membaca/menulis. (b) Pembagian cahaya lampu merata. 2) Gangguan. (a) Jauh dari kegaduhan. (b) Jendela ditutup setinggi mata sesuai dengan kontruksi bangunan. (c) Dindingnya jangan di hias. 3) Peredaran udara, usahakan udara didalam tetap nyaman. 4) Ruang kelas yang efektif. Jumlah siswa/pelajar orang. b. Mempersiapkan Kelas di Lapangan. Dalam mempersiapkan kelas di lapangan yang harus mendapatkan perhatian pelatih adalah : 1) Matahari. (a) (b) Siswa membelakangi matahari. Sedapat mungkin cari tempat yang teduh.

18 18 2) Gangguan. Jauhi atau belakangi jalan lalu lintas atau lapangan yang ramai. 3) Angin dan hujan. 1) Siswa/pelajar menghadap arah angin. 2) Sebaiknya cari tempat terlindung. 3) Sesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai (lihat khusus untuk tahan dingin) 20. Skema. a. Pelajaran teori didalam kelas. GADIK PESERTA DIDIK b. Pelajaran praktek/ketangkasan di lapangan. X X X X X X Catatan : X = Kedudukan tenaga pendidik. = Arah angin.

19 Evaluasi. a. Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan pada saat mengajar di luar kelas/lapangan! b. Gambarkan skema penempatan serdik di lapangan! c. Sebutkan ciri / karakteristik alins! d. Sebutkan syarat-syarat umum Alins/Alongins! e. Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan pada saat mengajar didalam kelas! BAB IV SIAPJAR PELAJARAN TEORI DAN KETANGKASAN 22. Umum. Salah satu usaha untuk menghasilkan pekerjaan yang baik, maka setiap akan mengerjakan sesuatu pekerjaan perlu membuat persiapan-persiapan dan rencana untuk menghadapi pekerjaan tersebut. Demikian pula didalam mengajar/melatih perlu dipersiapkan yang disebut persiapan mengajar. Persiapan mengajar ini merupakan salah satu perangkat kendali pendidikan. Oleh karena itu bagi setiap Gumil/pelatih merupakan suatu keharusan untuk membuat suatu persiapan mengajar setiap akan mengajar/melatih. 23. Pengertian dan Kegunaan Persiapan Mengajar. a. Pengertian. Persiapan mengajar adalah pedoman tenaga pendidik dalam melaksanakan tugas mengajar/melatih. b. Kegunaan persiapan mengajar.

20 20 1) Dengan adanya persiapan yang mantap maka kita sebagai Gumil/Pelatih dapat menguasai pelajaran secara terarah oleh sistematik. 2) Gumil/Pelatih dapat menyiapkan Hanjar dan Alins yang dibutuhkan. 3) Kalau Gumil/Pelatihnya berhalangan, memudahkan Gumil pengganti. 4) Sebagai pertanggung jawaban Gumil/Pelatih terhadap lembaga pendidikan setelah selesai melaksanakan tugas. 24. Dasar Penyusunan Persiapan Mengajar. Persiapan mengajar yang dibuat oleh tenaga pendidik didasarkan kepada : a. Program pengajaran. b. Bahan ajaran. c. Jadwal mingguan. 25. Pokok-Pokok Materi Penyusunan Persiapan Mengajar. a. Format Siapjar ada dua macam yaitu Siapjar 9 kolom dan dan Siapjar 3 kolom.(lihat lampiran). b. Data yang diperlukan. 1) Dari program pengajaran : a) Tujuan kurikuler mata pelajaran. b) Tujuan instruksional umum setiap pertemuan. c) Pokok bahasan setiap pertemuan. d) Pokok materi evaluasi untuk mengukur tujuan instruksional umum. e) Waktu setiap pertemuan. 2) Dari bahan ajarannya adalah kandungan isi mata pelajaran tersebut. 3) Dari jadwal mingguan : a) Waktu. b) Pertemuan keberapa. c) Nama Gumil. d) Tempat. e) Pakaian. 26. Tingkat Penguasaan Materi Pelajaran dan Hirarki Tujuan.

21 21 a. Tingkat penguasaan materi pelajaran. 1) Golongan materi pengetahuan. a) Mengetahui. b) Mengerti. c) Memahami. d) Menguasai. 2) Golongan materi ketrampilan. a) Dapat terbatas. b) Dapat. c) Mampu. d) Mahir. b. Hirarki tujuan. 1) Tujuan pendidikan adalah rumusan tujuan untuk satu jenis pendidikan. 2) Tujuan kurikuler adalah penjabaran tujuan pendidikan yaitu rumusan tujuan yang harus dicapai untuk satu metoda pelajaran. 3) Tujuan instruksional umum adalah rumusan tujuan dari tujuan kurikuler dan mata pelajaran tertentu untuk satu kali pertemuan dalam proses belajar mengajar. 4) Tujuan instruksional khusus adalah rumusan tujuan sebagai penjabaran dari tujuan instruksional umum untuk setiap langkah pada setiap pertemuan dalam proses belajar mengajar. 27. Langkah-langkah Penyusunan. a. Sebelum menentukan format Siapjar nama yang akan digunakan (kecuali yang telah ditentukan terlebih dahulu), langkah-langkah umum dalam menyusun Siapjar adalah sebagai berikut : 1) Siapkan bahan ajaran yang bersangkutan serta Progjarnya. 2) Periksa dalam Progjar tersebut berapa kali pertemuan mata pelajaran tersebut disampaikan baik berupa teori, praktek maupun evaluasinya.

22 22 3) Untuk setiap pertemuan jabarkan hal-hal berikut kedalam setiap Siapjar, yang untuk mempermudah langkah pengerjaan, kerjakan penjabarannya dengan urutan kegiatan sebagai berikut : a) Periksa pokok materi pelajaran yang harus disampaikan dalam pertemuan tersebut, selanjutnya berdasarkan isi bahan ajaran, bagi pokok materi pelajaran tersebut kedalam pokok-pokok bahasan dimana setiap pokok bahasan akan disampaikan dalam setiap langkah dalam kegiatan pertemuan tersebut. b) Ukur berapa lama (dalam menit) setiap pokok bahasan tersebut akan disampaikan sehingga kalau dijumlahkan seluruhnya akan menghasilkan waktu yang disediakan untuk menyampaikan pertemuan tersebut. c) Jabarkan TIU pertemuan tadi kedalam berbagai TIK yaitu tujuan yang harus dicapai dari setiap langkah yang telah ditentukan diatas. Dalam menjabarkan TIU kedalam berbagai TIK perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : (1) Analisa secara cermat apakah TIU yang berhubungan dengan pelajaran tersebut sudah cukup kongkrit untuk dicapai dalam satu proses belajar mengajar. (2) TIK-TIK yang dijabarkan untuk mencapai TIU tersebut harus merupakan kebulatan yang utuh dan komprehensif. (3) Apabila pokok materi yang ditentukan dalam Progjar dengan TIUnya tidak dapat dijabarkan kedalam pokok bahasan yang lebih detil maka TIU tersebut otomatis menjadi TIK (tidak perlu dijabarkan lagi). d) Tentukan metode penunjang yang ditentukan digunakan untuk memperkuat metode pokok, misal : metode pelajaran teori ditambah tanya jawab dll.

23 23 e) Susun pokok-pokok materi evaluasi dalam Progjar kedalam bahan-bahan evaluasi dalam bentuk kalimat tanya yang akan dipakai untuk mengukur keberhasilan setiap TIK yang akan dilemparkan kedalam kegiatan pemeriksaan dalam setiap langkah. f) Susun bahwa evaluasi pengukuran keberhasilan pencapaian TIU dalam bentuk kalimat-kalimat pertanyaan yang merangkum seluruh pokok materi evaluasi dalam pertemuan tersebut yang akan dilemparkan pada kegiatan pemeriksaan diakhir pertemuan. g) Tentukan Alins/Alongins yang dibutuhkan untuk membantu keberhasilan pencapaian TIU/TIK. h) Susun urutan penyajian materi pelajaran pada pertemuan tersebut yang pada garis besarnya mencakup tiga kegiatan : (1) Pendahuluan / Permulaan. Kegiatan ini merupakan kegiatan appersepsi yaitu yang berhubungan dengan usaha untuk menyamakan pandangan terhadap materi yang akan disampaikan kedalam kegiatan berikutnya (Inti). Kegiatan ini disebut pendahuluan apabila pertemuan ini merupakan pertemuan pertama. Kegiatan inmi disebut permulaan apabila pertemuan ini merupakan pertemuan kedua, ketiga dan selanjutnya. (a) Kegiatan pendahuluan (pada pertemuan pertama). (i) Untuk metoda pelajaran teori/ceramah. - Perkenalan (bila perlu/gadik pertama kali tampil di kelas yang bersangkutan). - Pengantar, merupakan uraian khusus berisi appersepsi dengan berbagai teknis pendakatan baik ilmiah maupun cerita ringan yang mengarah ke judul pelajaran.

24 24 - Penulisan judul q pelajaran. Penyampaian tujuan, khususnya tujuan kurikuler sehingga siswa mengetahui secara jelas tentang sasaran mempelajari pelajaran tersebut. - Ruang lingkup pelajaran, sesuai Progjar, selanjutnya sampaikan lingkup untuk pertemuan pertama yang merupakan bagian ruang lingkup keseluruhan. - Referensi, apabila diperlukan. - Pengertian-pengertian, berupa penjelasan berbagai pengertian yang selalu terkait dalam penyampaian mata pelajaran yang bersangkutan. (ii) Untuk metode praktek/ ketangkasan. Kegiatan pendahuluan dalam metode praktek pada dasarnya sama dengan metode pelajaran teori, hanya kegiatan-kegiatan tersebut diatas dilakukan secara lisan, serta diawali dengan kegiatan tindakan keamanan dan demonstrasi materi yang akan disampaikan pada pertemuan tersebut tanpa diberikan komentar, yang diperagakan oleh pembantu pelatih/tim Demlat. Catatan : Tindakan keamanan adalah tindakan pemeriksaan tindakan pemeriksaan kondisi fisik jumlah personil dan materiil, serta keamanan senjata yang digunakan sehingga pada saat pelaksanaan kegiatan nantinya tidak mengalami hal-hal yang tidak diharapkan.

25 25 (b) Kegiatan permulaan (pada pertemuan kedua, ketiga dan selanjutnya). (i) Untuk metode pelajaran teori/ceramah. - Pemeriksaan pelajaran yang lalu, kegiatan ini merupakan upaya pemeriksaan terhadap pemahaman materi yang disampaikan pada pertemuan sebelumnya, yang di laksanakan dengan : = Memberikan kesempatan bertanya. = Melemparkan pertanyaan pemeriksaan yang menyangkut isi materi pertemuan yang lalu. - Pengantar, merupakan uraian khusus berisi appersepsi dengan berbagai tehnik pendekatan baik ilmiah maupun cerita ringan yang mengarah ketopik/ pokokk bahasan yang akan disampaikan pada pertemuan tersebut. - Penulisan judul pokok bahasan yang merupakan sub judul mata pelajaran, serta uraian singkat ruang lingkupnya. - Tujuan yang merupakan TIU tidak perlu disampaikan. (ii) Untuk metode praktek / ketangkasan. Kegiatan permulaan dalam metode praktek/ ketangkasan pada dasarnya sama dengan metode pelajaran teori, hanya kegiatan tersebut di atas disampaikan secara lisan, serta diawali dengan tindakan dengan kegiatan demontrasi materi yang akan disampaikan. (2) Inti.

26 26 (a) Untuk metoda pelajaran teori/ceramah. Kegiatan dibagi dalam beberapa langkah dimana setiap langkah membahas satu pokok bahasan dan pencapaian satu TIK, adapun kegiatan setiap langkah terdiri dari : (i) Uraian, yaitu uraian secara rinci dari pokok bahasan yang disampaikan dengan menggunakan pedoman-pedoman dasar CMI. (ii) Kesempatan bertanya. Yaitu kesempatan yang diberikan kepada peserta didik untuk bertanya, dengan menggunakan tehnik menjawab seperti yang ditentukan dalam CMI. (iii) Pemeriksaan. Yaitu kegiatan pengukuran keberhasilan pencapaian TIK dengan cara melemparkan pertanyaan pokok-pokok materi evaluasi yang telah disusun sebelumnya. (b) Untuk metode praktek/ ketangkasan. Kegiatan inti untuk metode praktek/ketangkasan pada dasarnya sama tetapi karena sifat yang berbeda, maka kegiatannya dalam setiap langkah adalah sebagai berikut : (i) Demontrasi langkah, yaitu peragaan gerakan yang akan disampaikan pada langkah tersebut diragakan oleh pembantu pelatih/tim Demlat tanpa diberi komentar. (ii) Penjelasan, yaitu uraian pelatih terhadap gerakan materi yang disampaikan secara rinci dan runtut yang dibantu dengan peragaan oleh Pembantu Pelatih/Tim Demlat secara parsial bagian demi bagian dengan menggunakan pedoman-pedoman dasar CMI. (iii) Meniru/mencoba, yaitu kesempatan yang diberikan kepada peserta didik untuk meniru

27 27 yang dijelaskan tadi yang mendapat bimbingan secara persial dari pembantu pelatih. Kegiatan ini dapat dilakukan secara perorangan atau kelompok, sesuai dengan alins/alongis yang tersedia serta waktu yang dialokasikan. (iv) Kesempatan bertanya. Kesempatan bertanya yang diberikan kepada peserta didik tentang materi yang disampaikan, dengan catatan jawaban diberikan dalam bentuk gerakan (hindari jawaban secara lisan) (v) Pemeriksaan. Kegiatan pemeriksaan dilakukan dengan menyuruh peserta didik untuk melakukan gerakan materi yang disampaikan sampai benar yang pelaksanannya dapat secara perorangan ataupun ksasuai dengan kondisi. (3) Akhir/Penutup. Kegiatan ini merupakan kegiatan akhir/penutup dari seluruh kegiatan pertemuan PBM yang dilaksanakan pada hari itu. Kegiatan ini disebut akhir pertemuan dan bukan pertemuan terakhir dari penyampaian materi pelajaran sesuai progjar. Sebaliknya disebut penutup apabila kegiatan tersebut merupakan akhir kegiatan dari seluruh pertemuan, dalam hal ini seluruh isi mata pelajaran telah disampaikan. (a) Akhir. (pada pertemuan bukan yang terakhir). (i) Untuk metode pelajaran teori ceramah. - Kesempatan bertanya pemberian kesempatan bertanya pada seluruh materi yang disampaikan pada pertemuan tersebut. - Pemeriksaan. Kegiatan pemeriksaan terhadap seluruh pokok materi evaluasi pada pertemuan

28 28 tersebut dengan melemparkan pertanyaan pertanyaan seputar seluruh isi materi. - Ringkasan. Penyampaian secara singkat isi seluruh materi yang disampaikan pada pertemuan tersebut. - Penekanan. Penekanan pada halhal yang harus dipahami sesuai TIU pada pokok-pokok bahasan yang telah disampaikan. (ii) Untuk metode praktek / ketangkasan. - Kesempatan bertanya. Pemberian kesempatan bertanya kepada peserta didik terhadap materi yang disampaikan pada pertemuan tersebut. - Pemeriksaan. Pelemparan kegiatan pemeriksaan dengan menyuruh berbuat semua gerakan yang disampaikan dalam pertemuan tersebut. - Penekanan. Penekanan tentang penguasaan materi yang disampaikan. - Demontrasi. Kegiatan peragaan seluruh gerakan materi yang disampaikan pada pertemuan yang bersangkutan, dilakukan oleh Pembantu pelatih/tim demlat tanpa diberi komentar. - Kegiatan diakhiri dengan pengecekan personil dan materiil yang digunakan. (b) Penutup. (Pada pertemuan terakhir dari penyampaian mata pelajaran yang bersangkutan). Kegiatannya sama seperti akhir tersebut diatas hanya materinya menyangkut seluruh isi pelajaran pada seluruh pertemuan yang dialokasikan sesuai Progjar.

29 29 b. Setelah selesai menyusun materi Siapjar masukan materi-materi tersebut kedalam format yang kita pilih baik format 9 kolom maupun format 3 kolom. c. Contoh blangko Siapjar. 1) Praktek. PUSAT PENDIDIKAN INFANTERI DEPARTEMEN... PERSIAPAN MENGAJAR Pendidikan : SUSBATIH MADYA Mata pelajaran : PBB Jumlah JP seluruhnya : 5 JP Praktek Jumlah JP utk capai TIU : 5 JP (1-5/5 JP P) Tujuan kurikuler : Agar siswa mampu melaksanakan gerakan PBB sesuai ketentuan. Waktu : 5 X 45 menit Metoda : Demonstrasi dan Drill Alins/alongins : Tongkat pelatih, helm dan megaphone. WAKTU POKOK-POKOK MATERI PELAJARAN URAIAN/KETERANGAN DAN RENCANA PAPAN TULIS I.PENDAHULUAN/PERMULAAN A. Tindakan keamanan. B. Perkenalan. C. Appersepsi. D. Judul. E. TIU.

30 ( ) 10 F. Ruang lingkup. G. Referensi. H. Demontrasi seluruh langkah II. INTI. A. Langkah Pertama 1. Pokok bahasan. 2. Sub pokok bahasan 3. TIK. 4. Penjelasan. 5. Mencoba. 6. Kesempatan bertanya. 7. Pemeriksaan. B. Langkah kedua dst... III. AKHIR/PENUTUP. A. Kesempatan bertanya. B. Pemeriksaan. C. Ringkasan. D. Penekanan. E. Demonstrasi akhir. F. Tindakan keamanan Mengetahui : Bandung, Kadep. Gumil/Pelatih Nama Pangkat/Corps/NRP Nama Pangkat/Corps/NRP

31 31 2) Teori PUSAT PENDIDIKAN INFANTERI DEPARTEMEN... PERSIAPAN MENGAJAR Pendidikan : SUSBATIH MADYA Mata pelajaran : BIMSUH Jumlah JP seluruhnya : 5 JP ( T :4JP, Ujian : 1JP ). Jumlah JP utk capai TIU : 4 JP (1-4/4 JP T) Tujuan kurikuler : Agar siswa memahami tentang Pengetahuan Bimsuh. Waktu : 4 X 45 menit Metoda : Ceramah dan Tanya Jawab Alins/Alongins : Papan tulis, Spidol, Slide, OHP WAKTU POKOK-POKOK MATERI PELAJARAN DAN RENCANA PAPAN TULIS URAIAN/KETERANGAN I. PENDAHULUAN/PERMULAAN. A. Perkenalan/Pemeriksaan. B. Appersepsi. C. Judul. D. TIU.

32 32 E. Ruang lingkup. F. Referensi ( ) II. INTI. A. Langkah pertama. 1. Pokok bahasan. 2. Sub pokok bahasan. 3. TIK. 4. Uraian. 5. Kesempatan bertanya. 6. Pemeriksaan. B. Langkah kedua dst III. AKHIR/PENUTUP. A. Kesempatan bertanya. B. Pemeriksaan. C. Ringkasan. D. Penekanan. Mengetahui : Bandung, Kadep. Gumil/Pelatih Nama Pangkat/Corps/NRP Nama Pangkat/Corps/NRP 28. Evaluasi.

33 33 a. Apa pengertian Siapjar! b. Jelaskan perbedaan tujuan pelajaran dan tujuan instruksional umum! c. Jelaskan langkah-langkah penyusunan Siapjar! BAB V MENGAJAR / MELATIH 29. Umum. Agar tujuan pendidikan dapat berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan apa yang harapkan, seorang Gumul /Pelatih yang akan mengajar terlebih dahulu harus menguasai ketentuan ketentuan yang diatur dalam CMI, baik CMI dikelas maupun dilapangan. 30. CMI dikelas. a. Pakaian. Mengenakan pakaian lengkap dan rapih sesuai Gamad. b. Berdiri. 1) Berdiri ditempat yang jelas terlihat oleh seluruh peserta didik. 2) Hindari gerakan yang tidak perlu. 3) Jangan membelakangi peserta didik, kecuali kalau perlu sekali. c. Pandangan mata. 1) Usahakan pandangan mata menyeluruh kearah seluruh kelas. 2) Jangan memandang hanya kepada salah seorang/sebagian peserta didik saja. 3) Jangan memandang seorang peserta didik terlalu lama, kecuali ada keperluan tertentu. 4) Jangan sering melihat jam/waktu. 5) Jangan sering melihat kearah langit-langit, lantai dan lain-lain. d. Tangan.

34 34 1) Gerakan tangan hendaknya hidup, jangan dilipat di dada atau di belakang punggung. 2) Gerakan tangan wajar. e. Suara dan bahasa. 1) Suara cukup kerasnya, jangan terlalu keras atau lemah. 2) Suara hendaknya jangan satu nada saja, tetapi beri tekanan. 3) Bahasa hendaknya dikuasai (baik perbendaharaan kata maupun tata bahasanya). 4) Jangan menggunakan bahasa-bahasa (asing dan daerah) yang tidak dimengerti peserta didik. 5) Bila terpaksa menggunakan kata-kata asing, harus dijelaskan aslinya. f. Komunikasi dengan peserta didik. 1) Pelihara komunikasi dengan peserta didik selama proses belajar mengajar. 2) Usahakan tidak menyakiti hati peserta didik. 3) Usahakan mengenal nama-nama peserta didik. g. Penggunaan waktu. Upayakan penggunaan waktu tepat sesuai dengan rencana yang ditentukan dalam jadwal. h. Sikap dan mimik. 1) Sikap tegas dan tidak ragu-ragu. 2) Penuh semangat sehingga peserta didik menggangap pelajaran yang diberikan sangat penting. 3) Adakan humor sebagai selingan dan tepat waktunya. i. Penggunaan papan tulis (pelajar teori di kelas). 1) Tulisan dipapan tulis harus jelas terlihat oleh peserta didik.

35 35 2) Tulisan-tulisan yang tidak berguna secepatnya dihapus. 3) Setelah selesai pelajaran, papan tulis dalam keadaan bersih. 4) Gunakan papan tulis sebanyak mungkin dalam menerangkan sesuatu (dengan gambar-gambar, tulisan dll). 5) Jangan berbicara menghadap papan tulis. 6) Pergunakanlah spidol/kapur berwarna. 7) Sikap menulis, usahakan tulisan tidak terhalang oleh badan saat menulis dipapan tulis. 8) Dalam menghapus papan tulis, debu kapur tidak berhamburan (bila menggunakan kapur tulis). j. Penggunaan Alins/Alongins. 1) Pilih Alins/Alongins yang tepat. 2) Gunakan waktu dan tempat yang tepat. 3) Gunakan dengan benar. k. Disiplin dan tata tertib tetap dipelihara. l. Hilangkan kebiasaan-kebiasaan yang jelek baik perbuatan maupun ucapan. m. Ajukan pertanyaan sesuai dengan teknik yang benar. 31. CMI dilapangan. a. Pakaian. Mengenakan pakaian lengkap dan rapih sesuai Gamad. b. Berdiri. 1) Berdiri ditempat yang jelas terlihat oleh seluruh Peserta didik. 2) Hindari gerakan yang tidak perlu. 3) Jangan membelakangi peserta didik, kecuali kalau perlu sekali. c. Pandangan mata. 1) Usahakan pandangan mata menyeluruh kearah Peserta didik. 2) Jangan memandang hanya kepada salah seorang/sebagian peserta didik saja. 3) Jangan memandang seorang peserta didik terlalu lama, kecuali ada keperluan tertentu. 4) Jangan sering melihat jam/waktu. 5) Jangan sering melihat kearah langit-langit, lantai dan lain-lain.

36 36 d. Tangan. 1) Gerakan tangan hendaknya hidup, jangan dilipat di dada atau di belakang punggung. 2) Gerakan tangan wajar. e. Suara dan bahasa. 1) Suara cukup kerasnya, jangan terlalu keras atau lemah. 2) Suara hendaknya jangan satu nada saja, tetapi beri tekanan. 3) Bahasa hendaknya dikuasai (baik perbendaharaan kata maupun tata bahasanya). 4) Jangan menggunakan bahasa-bahasa (asing dan daerah) yang tidak dimengerti peserta didik. 5) Bila terpaksa menggunakan kata-kata asing, harus dijelaskan aslinya. f. Komunikasi dengan peserta didik. 1) Pelihara komunikasi dengan peserta didik selama proses belajar mengajar. 2) Usahakan tidak menyakiti hati peserta didik. 3) Usahakan mengenal nama-nama peserta didik. g. Penggunaan waktu. Upayakan penggunaan waktu tepat sesuai dengan rencana yang ditentukan dalam jadwal. h. Sikap dan mimik. 1) Sikap tegas dan tidak ragu-ragu. 2) Penuh semangat sehingga peserta didik menggangap pelajaran yang diberikan sangat penting. 3) Adakan humor sebagai selingan dan tepat waktunya. i. Penggunaan kelas lapangan (yang baik dan tepat). 1) Apabila menggunakan card, tulisan dicard harus jelas terlihat oleh peserta didik. 2) Gunakan card seefisien dan seefektif mungkin dalam menerangkan sesuatu (dengan gambar-gambar, tulisan dll). 3) Pergunakanlah kertas dan spidol berwarna.

37 37 4) Sikap menjelaskan, usahakan card tidak terhalang oleh badan. j. Penggunaan Alins/Alongins. 1) Pilih Alins/Alongins yang tepat. 2) Gunakan waktu dan tempat yang tepat. 3) Gunakan dengan benar. k. Disiplin dan tata tertib tetap dipelihara. l. Hilangkan kebiasaan-kebiasaan yang jelek baik perbuatan maupun ucapan. m. Ajukan pertanyaan sesuai dengan teknik yang benar 32. Evaluasi. 1. Jelaskan bagaimana CMI dikelas! 2. Jelaskan bagaimana CMI dilapangan! 33. Evaluasi Akhir. BAB VI EVALUASI AKHIR PELAJARAN ( Bukan Naskah Ujian ) a. Apa pengertian CMI! b. Jelaskan sikap dan tindakan seorang Gumil/pelatih dalam mengajar yang benar! c. Jelaskan empat pedoman dasar CMI! d. Jelaskan bentuk penyajian metoda pelajaran teori! e. Jelaskan motivasi belajar! f. Jelaskan bagaimana cara bertanya yang baik seorang Gumil/pelatih dalam mengajar/melatih! g. Jelaskan bagaimanakah cara berbicara yang baik seorang Gumil/pelatih dalam mengajar/melatoh!

38 RAHASIA h. Gambarkan dan jelaskan bagaimanakah penempatan peserta didik pada pelajaran praktek/ketangkasan di lapangan! i. Apa kegunaan Siapjar! j. Jelaskan langkah-langkah penyusunan Siapjar! k. Jelaskan bagaimana CMI dikelas! l. Jelaskan bagaimana CMI dilapangan! BAB VII P E N U T U P 34. Penutup. Demikian Naskah ini disusun, untuk dapat digunakan sebagai pedoman bagi Gadik dan siswa dalam proses belajar mengajar pada pendidikan Diksarcab Ajen. Komandan Pusat Pendidikan Ajudan Jenderal Didik Hartanto, S.IP. Kolonel Caj NRP 28879

RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL NIKGARLAT SATSIKMIL BAB I PENDAHULUAN

RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL NIKGARLAT SATSIKMIL BAB I PENDAHULUAN RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010 NIKGARLAT SATSIKMIL BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Setiap komandan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menggunakan metode yang menarik dan bervariasi dalam mengajar. Bahri (dalam

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menggunakan metode yang menarik dan bervariasi dalam mengajar. Bahri (dalam 1 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakikat Metode Demonstrasi Kegiatan belajar mengajar akan lebih bersemangat apabila seorang guru dapat menggunakan metode yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. 1. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. 1. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru Menurut Slameto (2003:102) pengertian persepsi adalah proses yang menyangkut

Lebih terperinci

C. Macam-Macam Metode Pembelajaran

C. Macam-Macam Metode Pembelajaran A. Pengertian Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Metode Demonstrasi 2.1.1.1 Hakekat Metode Demonstrasi Metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah yang diprogramkan dalam rangka mempersiapkan mahasiswa sebagai calon pendidik untuk

Lebih terperinci

Memilih Metode Pembelajaran Matematika

Memilih Metode Pembelajaran Matematika Kegiatan Belajar 1 Memilih Metode Pembelajaran Matematika A. Pengantar Apabila kita ingin mengajarkan matematika kepada anak / peserta didik dengan baik dan berhasil pertam-tama yang harus diperhatikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas

Lebih terperinci

Memilih Metode Pembelajaran Matematika

Memilih Metode Pembelajaran Matematika Kegiatan Belajar 1 Memilih Metode Pembelajaran Matematika A. Pengantar Apabila kita ingin mengajarkan matematika kepada anak / peserta didik dengan baik dan berhasil pertam-tama yang harus diperhatikan

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Swasta Sabilal Muhtadin Jaya Karet Kecamatan Mentaya Hilir Selatan Madrasah Ibtidaiyah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata media pengajaran digantikan oleh istilah seperti alat pandang-dengar, bahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata media pengajaran digantikan oleh istilah seperti alat pandang-dengar, bahan BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini dibahas : (a) media pendidikan, dan (b) minat belajar. Adapun penjelasannya sebagai berikut : A. Media Pendidikan Menurut Arsyad (2003), dalam kegiatan belajar mengajar

Lebih terperinci

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah adalah sebagai berikut:

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah adalah sebagai berikut: Nama : Hana Meidawati NIM : 702011109 1. Metode Ceramah Penerapan metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan tidak asing lagi dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan.

Lebih terperinci

RAHASIA POSMIL BAB I PENDAHULUAN

RAHASIA POSMIL BAB I PENDAHULUAN RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep / / / 2010 Tanggal 2010 POSMIL BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Pembinaan administrasi umum

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 2 HAKIKAT ANAK DIDIK

Kegiatan Belajar 2 HAKIKAT ANAK DIDIK Kegiatan Belajar 2 HAKIKAT ANAK DIDIK A. Pengantar Kita mengetahui bahwa dalam perkembangannya seorang anak berbeda dengan orang dewasa. Hal ini dapat kita lihat dengan jelas baik itu dalam bentuk fisik

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 2 : Tugasku Sehari-Hari di Sekolah Pembelajaran Ke : 2 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR JENIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR: Ketrampilan membuka dan menutup pelajaran Ketrampilan menjelaskan Kertampilan memberikan variasi Ketrampilan bertanya Ketrampilan mengaktifkan

Lebih terperinci

DASAR PRESENTASI. Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik.

DASAR PRESENTASI. Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik. DASAR PRESENTASI PERSIAPAN Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik. Persiapan Dasar Persiapan yang baik bisa dimulai dengan menganalisis tiga faktor di bawah ini: - pada acara apa kita

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Belajar 1. Teori Belajar a. Teori Belajar Konstruktivisme Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme menekankan kontribusi seseorang pembelajar

Lebih terperinci

Pencarian Bilangan Pecahan

Pencarian Bilangan Pecahan Pencarian Bilangan Pecahan Ringkasan Unit Siswa ditugaskan sebuah profesi yang menggunakan pecahan bilangan dalam pekerjaannya. Mereka meneliti, meringkas, menarik kesimpulan, dan mempresentasikan penemuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata belajar sudah sangat familiar dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata belajar sudah sangat familiar dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Kata belajar sudah sangat familiar dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat, sebagai contohnya adalah bayi yang sedang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini adalah MIN Ilung yang beralamat di Jalan H. Damanhuri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini adalah MIN Ilung yang beralamat di Jalan H. Damanhuri 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah MIN Ilung yang beralamat di Jalan H. Damanhuri Ilung Kecamatan Batang Alai Utara Kabupaten Hulu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai nilai di dalam masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya

Lebih terperinci

Memahami wacana lisan tentang benda-benda di sekitar dan dongeng.

Memahami wacana lisan tentang benda-benda di sekitar dan dongeng. RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Nama Sekolah :... Tema : Permainan Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 3 minggu Standar Kompetensi : 1. PKn : Menerapkan kewajiban anak di rumah dan di

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Matematika

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Matematika 4 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Hakekat Pembelajaran Matematika 2.1.1. Pengertian Belajar Belajar adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Menurut Darwyn Syah (2007:133), bahwa metode pembelajaran merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Menurut Darwyn Syah (2007:133), bahwa metode pembelajaran merupakan II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Metode Pembelajaran Terprogram 1.1 Pengertian Metode Pembelajaran Menurut Darwyn Syah (2007:133), bahwa metode pembelajaran merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut Syaiful Bahri Djamarah, 2010:105. Pengertian hasil belajar adalah suatu proses

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut Syaiful Bahri Djamarah, 2010:105. Pengertian hasil belajar adalah suatu proses BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Hasil Belajar Menurut Syaiful Bahri Djamarah, 2010:105. Pengertian hasil belajar adalah suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Model Quantum Teaching Quantum memiliki arti interaksi yang mengubah energi cahaya. Quantum Teaching adalah penggubahan bermacam-macam interaksi yang ada di

Lebih terperinci

a. Maksud. Naskah departemen ini disusun dengan maksud untuk dijadikan salah satu bahan ajaran bagi pendidikan dasar kecabangan Ajen.

a. Maksud. Naskah departemen ini disusun dengan maksud untuk dijadikan salah satu bahan ajaran bagi pendidikan dasar kecabangan Ajen. RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010 LAPORAN KEKUATAN BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Tata cara laporan

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGEMBANGAN KETERAMPILAN DASAR TEKNIK INSTRUKSIONAL (PEKERTI) KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH VI JAWA TENGAH

PELATIHAN PENGEMBANGAN KETERAMPILAN DASAR TEKNIK INSTRUKSIONAL (PEKERTI) KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH VI JAWA TENGAH KETERAMPILAN BERTANYA DASAR DAN BERTANYA LANJUT ( diisi oleh Pengamat ) Lampiran 1&2 Sub- No Komponen-Komponen Keterampilan Skor Kualitas Komentar A. Keterampilan Bertanya Dasar: 1. Pengungkapan pertanyaan

Lebih terperinci

B. Komponen-Komponen Perencanaan Pembelajaran 1. Tujuan pembelajaran 2. Isi (materi pembelajaran) a. Pengertian Tema

B. Komponen-Komponen Perencanaan Pembelajaran 1. Tujuan pembelajaran 2. Isi (materi pembelajaran) a. Pengertian Tema B. Komponen-Komponen Perencanaan Pembelajaran 1. Tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran merupakan komponen yang pertama dalam perencanaan pembelajaran. Tujuan mengawali komponen yang lainnya. Mengapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang telah dipelajari mulai dari jenjang sekolah dasar. Bahkan

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang telah dipelajari mulai dari jenjang sekolah dasar. Bahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia mata pelajaran Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang telah dipelajari mulai dari jenjang sekolah dasar. Bahkan secara tidak formal

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peningkatan Aktivitas Siswa Keberhasilan siswa dalam belajar bergantung pada aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat,

Lebih terperinci

Oleh: Guru Besar Universita Riau

Oleh: Guru Besar Universita Riau Oleh: Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP Guru Besar Universita Riau Email: asyahza@yahoo.co.id; http://almasdi.unri.ac.id Tugas Guru Merencanakan Melaksanakan Keterampilan Mempersiapkan Perangkat Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Kesulitan Belajar Matematika Pengertian kesulitan dalam kamus umum Bahasa Indonesia menurut Poerwadarminta (2007) adalah suatu keadaan yang sulit. Sedangkan pengertian belajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas melalui model pembelajaran langsung dengan permainan balok pecahan pada mata pelajaran matematika materi pecahan ini

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) SKS : 2 SKS Dosen : Rovi in, M.Ag Semester : Ganjil Prodi : PBA 1 Guru profesional memiliki empat kompetensi, yaitu: pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.

Lebih terperinci

BY: METTY VERASARI MENGENAL TIPE BELAJAR ANAK (AUDITORY, VISUAL, & KINESTETIK)

BY: METTY VERASARI MENGENAL TIPE BELAJAR ANAK (AUDITORY, VISUAL, & KINESTETIK) BY: METTY VERASARI MENGENAL TIPE BELAJAR ANAK (AUDITORY, VISUAL, & KINESTETIK) MENGAPA PERLU IDENTIFIKASI BELAJAR ANAK??? Dengan mengenali gaya belajar anak maka : 1. Menciptakan cara belajar yang menyenangkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ibtidaiyah (MI) Batu Tangga Kecamatan Batang Alai Timur Kabupaten Hulu Sungai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ibtidaiyah (MI) Batu Tangga Kecamatan Batang Alai Timur Kabupaten Hulu Sungai 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Madrasah Ibtidaiyah (MI) Batu Tangga Kecamatan Batang Alai Timur Kabupaten Hulu Sungai Tengah terletak di Desa Batu Tangga Kecamatan

Lebih terperinci

BAB II HASIL BELAJAR DAN METODE DRILL. terpenting dalam pembelajaran. Menurut Nana Sudjana 1, definisi dari. dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono, 2

BAB II HASIL BELAJAR DAN METODE DRILL. terpenting dalam pembelajaran. Menurut Nana Sudjana 1, definisi dari. dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono, 2 BAB II HASIL BELAJAR DAN METODE DRILL A. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Di dalam proses pembelajaran hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Menurut Nana Sudjana 1, definisi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar 1 I. PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar belakang belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan,

Lebih terperinci

KETRAMPILAN MENGAJAR (Set Induction & Closure) (A. Suherman)

KETRAMPILAN MENGAJAR (Set Induction & Closure) (A. Suherman) KETRAMPILAN MENGAJAR (Set Induction & Closure) (A. Suherman) Membuka Pelajaran: Kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan suasan siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal

Lebih terperinci

RAHASIA. KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Lampiran III Keputusan Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010

RAHASIA. KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Lampiran III Keputusan Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010 RAHASIA KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Lampiran III Keputusan Danpusdikajen PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010 PAPAN NAMA BADAN/JABATAN DAN CAP DINAS BAB I PENDAHULUAN 1. Umum.

Lebih terperinci

Metode Metode Instruksional Dina Amelia/

Metode Metode Instruksional Dina Amelia/ Metode Metode Instruksional Dina Amelia/ 702011094 1. Peer Tutoring Tutor sebaya adalah seorang/ beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa-siswa tertentu yang mengalami kesulitan

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah yang diprogramkan dalam rangka mempersiapkan mahasiswa sebagai calon pendidik untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragam situasi dan kondisi. Dengan pengajaran IPS, diharapkan siswa dapat memiliki sikap

BAB I PENDAHULUAN. beragam situasi dan kondisi. Dengan pengajaran IPS, diharapkan siswa dapat memiliki sikap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelajaran IPS mengajarkan kepada siswa tentang bagimana cara hidup berinterkasi, bersosialisasi, berkomunikasi, berhubungan dengan alam sekitar dan dengan lingkungan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 2 : Tugasku Sehari-Hari di Sekolah Pembelajaran Ke : 6 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam dunia pendidikan kita semakin dihadapkan pada tuntutan. betapa pentingnya sumber daya manusia yang berkualitas serta mampu

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam dunia pendidikan kita semakin dihadapkan pada tuntutan. betapa pentingnya sumber daya manusia yang berkualitas serta mampu BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Di dalam dunia pendidikan kita semakin dihadapkan pada tuntutan betapa pentingnya sumber daya manusia yang berkualitas serta mampu berkompetensi, kemajuan zaman

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar IPA Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam

Lebih terperinci

ANAK BATITA: USIA ± 15 BULAN 3 TAHUN

ANAK BATITA: USIA ± 15 BULAN 3 TAHUN ANAK BATITA: USIA ± 15 BULAN 3 TAHUN 1. Pesat tapi tidak merata. - Otot besar mendahului otot kecil. - Atur ruangan. - Koordinasi mata dengan tangan belum sempurna. - Belum dapat mengerjakan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan memerlukan kecakapan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan memerlukan kecakapan hidup. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan, keterampilan, dan pendidikan merupakan unsur dasar yang menentukan kecakapan berpikir tentang dirinya dan lingkungannya. Seseorang yang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 4 : Tugasku Dalam Kehidupan Sosial Pembelajaran Ke : 2 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL KEJENUHAN

BAB IV ANALISIS HASIL KEJENUHAN BAB IV ANALISIS HASIL KEJENUHAN A. Kejenuhan Belajar Mata Pelajaran SKI Dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah, para siswa kadang kala mengalami gangguan psikologis dalam belajar seperti kejenuhan

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL Kegiatan PPL di SMK PI AMBARRUKMO dilaksanakan terhitung dari 1 Juli sampai dengan 15 September 2014. Uraian tentang pelaksanaan program PPL tersebut sebagai

Lebih terperinci

BAB II MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MATERI SUMBER DAYA ALAM. 1. Pengertian Model Pembelajaran Talking Stick

BAB II MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MATERI SUMBER DAYA ALAM. 1. Pengertian Model Pembelajaran Talking Stick BAB II MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MATERI SUMBER DAYA ALAM A. Model Pembelajaran Talking Stick 1. Pengertian Model Pembelajaran Talking Stick Talking stick (tongkat berbicara)

Lebih terperinci

Nama Sekolah :... : Budi Pekerti Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 3 minggu

Nama Sekolah :... : Budi Pekerti Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 3 minggu RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Nama Sekolah :... Tema : Budi Pekerti Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 3 minggu Standar Kompetensi : 1. PKn : Menerapkan kewajiban anak di rumah dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar Menurut Thursan Hakim (2005: 21) belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL Seorang guru memerlukan persiapan-persiapan terhadap materi yang akan diajarkan, mulai dari pembuatan satuan pelajaran, rancangan pembelajaran, materi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu dari tidak tahu menjadi tahu dari tidak bisa menjadi bisa sebagi akibat dari latihan dan pengalaman.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 3 : Tugasku Sebagai Umat Beragama Pembelajaran Ke : 2 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. aktifitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. aktifitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aktivitas Belajar Siswa 1. Pengertian aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Menurut Sardiman (2001), yang dimaksud aktifitas belajar adalah aktifitas yang bersifat fisik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Pratindakan Kegiatan pratindakan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan awal objek penelitian sebelum diberi tindakan. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE TILAWATI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR`AN DI MI AL-FALAH BERAN NGAWI JAWA TIMUR

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE TILAWATI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR`AN DI MI AL-FALAH BERAN NGAWI JAWA TIMUR BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE TILAWATI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR`AN DI MI AL-FALAH BERAN NGAWI JAWA TIMUR Bentuk penelitian skripsi kualitatif yaitu penelitian dengan memaparkan dalam bentuk

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 4 : Tugasku Dalam Kehidupan Sosial Pembelajaran Ke : 1 : 1 x Pertemuan (6 x 35

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat MIN Pemurus Dalam Banjarmasin. keputusan Menteri Agama No. 155 A Tanggal 20 November 1995.

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat MIN Pemurus Dalam Banjarmasin. keputusan Menteri Agama No. 155 A Tanggal 20 November 1995. BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat MIN Pemurus Dalam Banjarmasin MIN Pemurus Dalam beralamat di kelurahan Pemurus Dalam Kecamatan Banjarmasin Selatan.

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar Belakang. bidang pendidikan merupakan sarana dan wahana yang sangat baik didalam

BAB I. A. Latar Belakang. bidang pendidikan merupakan sarana dan wahana yang sangat baik didalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Slameto (2010:2), bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

BAB II LANDASAN TEORI. Slameto (2010:2), bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar tidak hanya dapat dilakukan di sekolah saja, namun dapat dilakukan di mana-mana, seperti di rumah ataupun di lingkungan masyarakat. Menurut

Lebih terperinci

Materi Pengetahuan Umum Pramuka

Materi Pengetahuan Umum Pramuka Materi Pengetahuan Umum Pramuka I. TEKNIK PELAKSANAAN MUGUS DAN MUSAM A. MUSYAWARAH GUGUS DEPAN 1. Musyawarah Gugus depan dan Musyawarah Gugus depan Luar Biasa 1) Di dalam setiap gugusdepan Gerakan Pramuka

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi Guru Dalam Mengembangkan Metode Pembelajaran Untuk. Meningkatkan Motivasi Belajar Akidah Akhlak Siswa MAN Kunir

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi Guru Dalam Mengembangkan Metode Pembelajaran Untuk. Meningkatkan Motivasi Belajar Akidah Akhlak Siswa MAN Kunir 101 BAB V PEMBAHASAN 1. Strategi Guru Dalam Mengembangkan Metode Pembelajaran Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Akidah Akhlak Siswa MAN Kunir Wonodadi Blitar Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah yang diungkapkan pada Bab I akan disajikan dalam Bab IV ini. Pada bab ini diuraikan mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL A. KEGIATAN PPL 1. Persiapan PPL Untuk mempersiapkan mahasiswa dalam melaksanakan PPL baik yang dipersiapkan berupa persiapan fisik maupun mentalnya untuk

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI METODE SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA (PTK Pada Siswa Kelas X SMA PGRI 1 Karangmalang Sragen) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

Intel Teach Program Assessing Projects

Intel Teach Program Assessing Projects Mempelajari Energi di Sekolah Menengah Mr. Hirano mengajar enam bagian dari fisika tingkat delapan, dengan jumlah siswa di kelas berkisar antara 26 sampai 33 siswa. Karena sekolahnya mengimplementasi program

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ` BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Awal Pra Siklus Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di SMP Negeri 8 Salatiga pada kelas VIII B Semester II Tahun Ajaran 2011/2012. Kelas yang akan digunakan

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah : SD Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : I/1 Tema : Diri Sendiri, Keluarga Standar Kompetensi : 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tidak dapat dipungkiri, bahwa dalam kehidupan modern saat ini, penguasaan bahasa bagi seseorang mutlak diperlukan. Keterampilan berbahasa seseorang harus mengacu

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 1)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 1) 63 RPP KELAS EKSPERIMEN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 1) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pembelajaran Alokasi Waktu : SMP : IPA FISIKA : IX / II : MAGNET : 2 jam pelajaran

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN SAINS DENGAN QUANTUM TEACHING M.Gade*

PENERAPAN PEMBELAJARAN SAINS DENGAN QUANTUM TEACHING M.Gade* PENERAPAN PEMBELAJARAN SAINS DENGAN QUANTUM TEACHING M.Gade* Abstrak Kegiatan pembelajaran quantum teaching dapat mewujudkan pembelajaran yang bervariasi terpusat pada peserta didik dan dapat dimaksimalkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Hisyam Zaeni menyebutkan bahwa pembelajaran aktif adalah suatu

BAB II KAJIAN TEORI. Hisyam Zaeni menyebutkan bahwa pembelajaran aktif adalah suatu BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Keaktifan Belajar Siswa Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia keaktifan adalah kegiatan. keaktifan belajar dapat dilihat dari kegiatan siswa selama pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 77 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data dan Analisis Data 1. Faktor yang menyebabkan kesulitan belajar peserta didik mata pelajaran Matematika pada materi pembagian peserta didik kelas III MI Darussalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar sebagai suatu kebutuhan yang telah dikenal dan bahkan sadar atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar sebagai suatu kebutuhan yang telah dikenal dan bahkan sadar atau 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA Teori Belajar dan Pembelajaran 2.1 Hakikat Belajar Belajar merupakan suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Sejak lahir manusia telah mulai melakukan kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Tahap Identifikasi Masalah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Sebelum melakukan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Leaflet Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi

Lebih terperinci

Nama Sekolah :... : Lingkungan Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 3 minggu

Nama Sekolah :... : Lingkungan Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 3 minggu RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Nama Sekolah :... Tema : Lingkungan Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 3 minggu Standar Kompetensi : 1. PKn : Menerapkan kewajiban anak di rumah dan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V DI SD NEGERI CIBOGO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V DI SD NEGERI CIBOGO PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V DI SD NEGERI CIBOGO Aan Setiawati, S.Pd. SD NIP. 196705041991032006 ABSTRAK Penelitian ini merupakan Penelitian

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Kegiatan PPL merupakan kegiatan untuk melakukan praktek kependidikan yang meliputi: melakukan praktek mengajar dan membuat administrasi pembelajaran

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET PEDOMAN PERKULIAHAN (HAND OUT) PENGAJARAN MIKRO PROGRAM STUDI PPKN SEMESTER VI/ 2 sks DR. WINARNO, SPD, MSI Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses pengembangan agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang diterapkan untuk menghadapi kemampuan siswa

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM 2013 Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 3 : TUGASKU SEHARI-HARI Nama Sekolah : Kelas / Semester : II / 1 Nama Guru NIP / NIK : : RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia sepanjang hidupnya. Pendidikan dapat diartikan sebagai proses kegiatan mengubah perilaku individu kearah kedewasaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pandang mereka masing-masing. Berikut ini kutipan pendapat beberapa ahli

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pandang mereka masing-masing. Berikut ini kutipan pendapat beberapa ahli 1 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Pengertian Belajar Banyak ahli pendidikan yang mengungkapkan pengertian belajar menurut sudut pandang mereka masing-masing. Berikut ini kutipan pendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Peningkatkan kualitas pendidikan harus selalu diusahakan dari waktu ke waktu baik dari segi sarana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan IPA Pendidikan IPA merupakan disiplin ilmu yang di dalamnya terkait dengan ilmu pendidikan dan IPA itu sendiri. Sebelum mengetahui lebih jelas mengenai pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ciputat Pers, 2002, hlm Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media pembelajaran, Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. Ciputat Pers, 2002, hlm Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media pembelajaran, Jakarta : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat urgen untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu bangsa. Pendidikan juga menjadi tolok ukur kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci