1. Pendahuluan Perkembangan teknologi di bidang multimedia dewasa ini demikian pesatnya, khususnya dalam pemanfaatan aplikasi citra/gambar digital. Ir

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1. Pendahuluan Perkembangan teknologi di bidang multimedia dewasa ini demikian pesatnya, khususnya dalam pemanfaatan aplikasi citra/gambar digital. Ir"

Transkripsi

1 ANALISIS PERBANDINGAN KOMPUTASI SEKUENSIAL DAN KOMPUTASI PARALEL GPU MEMANFAATKAN TEKNOLOGI NVIDIA CUDA PADA APLIKASI KOMPRESI CITRA MENGGUNAKAN ALGORITMA DCT 8X8 1 Andika Januarianto ( ) 2 Dr.-Ing.Adang Suhendra, Ssi.,SKom., Msc 1 Mahasiswa Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, andika.januarianto@student.gunadarma.ac.id 2 Dosen Tetap Universitas Gunadarma, adang@staff.gunadarma.ac.id ABSTRAKSI Salah satu operasi pengolahan citra digital yaitu kompresi citra. Hal tersebut bertujuan untuk menghemat bandwith saat proses transmisi citra dan menghemat ruang penyimpanan harddisk. Dewasa ini, kompresi citra berkembang menjadi proses yang bisa di olah secara paralel pada GPU sejak Nvidia mengeluarkan teknologi Cuda sebagai pelopor arsitektur paralel pada dunia teknologi informasi. Dengan adanya proses paralel, maka diharapkan proses kompresi citra bisa menghasilkan waktu yang lebih cepat.uji parameternya menggunakan cuda timer function untuk empat buah citra uji dengan menggunakan algoritma DCT yang di implementasikan ke dalam bahasa CUDA C++. Hasil perbandingan speedupnya menunjukkan bahwa proses kompresi citra pada komputasi paralel lebih cepat daripada proses kompresi citra pada komputasi sekuensial dengan ratarata nilai sebesar 3.6. Kata Kunci : Kompresi, Citra, Cuda, GPU, DCT. ABSTRACT One of digital image processing is image compression. It aims for saving bandwith when image transmission process and for saving harddisk capacity. Nowdays, image compression has evolved to become parallel processing on GPU since nvidia release about cuda technology. It as pioneer of parallel architecture especially in the world of information and technology. The existence of parallel process, it expected from process of image compression can get the result in a faster time. Test parameters using CUDA timer function for four test images using the DCT algorithm implemented in the CUDA C + + language. The result of Speedup comparison results show that the process of image compression on parallel computing faster than the process of image compression in sequential computing with an average value of 3.6. Keywords : Compression, Image, Cuda, GPU, DCT.

2 1. Pendahuluan Perkembangan teknologi di bidang multimedia dewasa ini demikian pesatnya, khususnya dalam pemanfaatan aplikasi citra/gambar digital. Ironisnya, citra digital yang memiliki kandungan informasi yang sangat penting umumnya memiliki ukuran besar sehingga diperlukan kapasitas memori yang besar pula untuk penyimpanan data citra ataupun untuk penggunaan bandwith pada transmisi data citra. Namun, dalam dua dekade terakhir. Telah dikembangkan salah satu teknik pengoperasian citra digital yang berfungsi untuk menghilangkan informasi yang tidak penting pada citra sehingga dapat mengurangi ukuran data dari citra asli. Dan dengan demikian, ruang penyimpanan data bisa menjadi lebih hemat dan proses transmisi bisa menjadi lebih cepat. Operasi pengolahan citra tersebut dikenal dengan istilah kompresi citra atau Image Compression. Tamal Bose,dalam bukunya yang berjudul Digital Signal dan Image Processing mengatakan bahwa citra digital memiliki ribuan piksel dan masing-masingnya memerlukan banyak bit untuk di representasikan, oleh karena itu citra digital harus dikompresi. Mengacu dari sumber yang telah dikemukakan oleh ilmuwan di atas, timbul suatu pertanyaan, apakah proses kompresi citra memerlukan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasil yang sesuai, terlebih jika proses tersebut hanya dilakukan oleh komputasi sekuensial?. Keadaan inilah yang memicu dilakukannya berbagai algoritma yang bekerja secara sekuensial kemudian dikonversikan ke dalam banyak algoritma paralel yang dapat berjalan pada Graphic Processing Unit ( GPU ). Beberapa algoritma yang terkait dengan proses kompresi citra pada GPU antara lain yaitu algoritma Discrete Cosine Transform ( DCT ), algoritma Fraktal, algoritma Discrete Wavelete Transform ( DWT ). Pada sebuah penelitian sebelumnya, yang telah dilakukan oleh dua orang berkebangsaan Indonesia dengan judul jurnal Algoritma Kompresi Fraktal Sekuensial Dan Paralel Untuk Kompresi Citra ( Satrya N Ardhitya dan Lely Hariyanto, 2011) menyatakan bahwa proses kompresi citra pada komputasi paralel GPU menghasilkan waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan proses kompresi citra pada komputasi sekuensial. Oleh karena itu, penulis mencoba membuktikan kebenaran dari analisa tersebut dengan menggunakan metode kompresi citra yang lain yaitu metode DCT yang beroperasi pada blok 8x8. Sehingga tujuan dari penelitian ini tercapai yaitu membandingkan nilai speedup dari beberapa sample citra uji yang di olah dari data percobaan pada komputasi sekuensial dan pada komputasi paralel dengan memanfaatkan cuda timer function sebagai uji parameter untuk mendapatkan waktu proses kompresi citra pada setiap sampel uji.

3 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Kompresi Citra Kompresi citra adalah aplikasi kompresi data yang dilakukan terhadap citra digital dengan tujuan untuk mengurangi redudansi dari data-data yang terdapat dalam citra sehingga dapat disimpan atau ditransmisikan secara efisien. Teknik pada kompresi terbagi menjadi 2 jenis yaitu : 1. Loseless Compression Teknik kompresi citra dimana tidak ada satupun informasi citra yang dihilangkan, biasanya digunakan pada citra medik. Metode yang dipakai pada teknik kompresi ini antara lain : Run Length Encoding, Entropy Encoding ( Huffman, Aritmatik ) dan Adaptive Dictionary Based ( LZW ). 2. Lossy Compression Teknik kompresi citra yang menghilangkan beberapa informasi dalam citra asli dan merubah ukuran file citra menjadi lebih kecil dari citra aslinya. Teknik ini mengubah detail dan warna pada file citra menjadi lebih sederhana tanpa terlihat perbedaan yang mencolok dalam pandangan manusia, sehingga ukurannya menjadi lebih kecil, biasanya digunakan pada citra foto atau image lain yang tidak memerlukan detail citra, diman kehilangan bitrate foto tidak berpengaruh pada citra. Metode yang dipakai pada teknik kompresi ini antara lain : Color Reduction, Chroma Subsampling, Transform Coding. Hal-hal penting dalam kompresi citra antara lain : 1. Scalability Adalah kualitas dari hasil proses pengkompresian citra karena manipulasi bitstream tanpa adanya dekompresi atau rekompresi, biasanya dikenal pada lossless codec. Contohnya pada saat preview image sementara ketika di unduh, semakin baik scalability, semakin bagus preview imagenya. 2. Region of Interest Coding Daerah-daerah tertentu dienkode dengan kualitas yang lebih tinggi daripada yang lain 3. Meta Information: citra yang dikompres juga dapat memiliki meta information seperti statistik warna, tekstur, small preview image, dan author atau copyright information. 2.2 Algoritma DCT Metode DCT pertama kali diperkenalkan oleh Ahmed, Natarajan dan Rao pada tahun 1974 dalam makalahnya yang berjudul On Image Processing and a Discrete Cosine Transform. DCT adalah sebuah teknik untuk mengubah

4 sinyal ke dalam komponen frekeunsi dasar. DCT merepresentasikan sebuah citra dari penjumlahan sinusoida dari magnitude dan frekeunsi yang berubahubah. Sifat dari DCT adalah mengubah informasi citra yang signifikan dikonsentrasikan hanya pada beberapa koefisien DCT. DCT berhubungan erat dengan Fast Fourier Transform ( FFT ), sehingga menjadikan data direpresentasikan dalam komponen frekeunsinya. Demikian pula, dalam aplikasi pemrosesan citra, DCT dua dimensi memetakan sebuah citra atau sebuah segmen gambar ke dalam komponen frekeunsi dua dimensi ( 2D ). tersebut ke frekeunsi spasial yang disebut dengan koefisien DCT. Frekeunsi koefisien DCT yang lebih rendah muncul pada kiri atas dari sebuah matriks DCT, dan frekeunsi koefisien DCT yang lebih tinggi berada pada kanan bawah dari matriks DCT. Sistem penglihatan manusia tidak begitu sensitive dengan error yang ada pada frekenusi tinggi disbanding dengan yang ada pada frekuensi rendah. Karena itu, maka frekuensi yang lebih tinggi tersebut dapat di kuantisasi. Berikut skema proses kompresi menggunakan algoritma DCT beroperasi blok 8x8 : DCT adalah sebuah skema lossy compression dimana NxN blok ditransformasikan dari domain spasial ke domain DCT. DCT menyusun sinyal Gambar 1. Skema Algoritma DCT8x8 2.2 GPU GPU memiliki arsitektur tertentu, hal ini disebabkan karena GPU merupakan prosesor multithread yang mampu mendukung jutaan pemrosesan data pada satu waktu [Mukhlis, Yulisdin dan Lingga Harmanto, 2007]. Arsitektur tersebut dapat digambarkan seperti dibawah ini : Gambar 2. Arsitektur GPU Gambar di atas menggambarkan GPU terdiri dari n thread processor dan device memory. Setiap thread processor. Terdiri dari beberapa precision FPU (Fragement Processsing Unit ). Device memory akan menjadi tempat pemrosesan data sementara selama proses parallel. Pada pemrosesan data, GPU menggunakan metode shared memory multiprocessor. Kelebihan shared memory ini dibandingkan dengan jenis paralel computer yang lain adalah lebih cepat dan effiisien karena kecepatan transfer data antar unit komputasi tidak mengalami degradasi. Shared memory multiprocessor juga memliki kekurangan, diantaranya : 1. Relatif lebih mahal dan rumit untuk diimplementasikan 2. Tidak tahan lama,,system jenis ini lebih sulit untuk di upgrade

5 3. Sulit untuk mengkoordinasikan pembagian memory yg tersedia untuk masing-masing unit komputasi Hirarki Kernel GPU CUDA menyediakan ekstensi pada bahasa C berupa fungsi yang ditandai tag khusus: global Bila membaca keyword global, CPU akan menjalankan fungsi tersebut di dalam GPU. Setelah memulai eksekusi pada GPU, program akan segera mengeksekusi perintah berikutnya, tidak harus menunggu eksekusi GPU selesai. Hal ini memungkinkan pemrogram untuk menjalankan komputasi secara paralel antara CPU dan GPU. Selain dengan keyword global, kernel juga dapat dideklarasikan dengan keyword device. Bedanya, kernel device ini hanya dapat dipanggil oleh kernel yang lain, alias oleh fungsi yang sudah berjalan pada GPU. Kernel CUDA, baik yang didefinisikan dengan keyword global maupun device, mempunyai kelemahan: ia tak dapat dieksekusi secara rekursif. Artinya, suatu kernel tidak dapat memanggil dirinya sendiri. Kernel CUDA juga tak dapat memanggil fungsi selain kernel CUDA yang lain. Ini berarti fungsi host (CPU) tidak dapat dipanggil dari kernel (GPU). Kernel sendiri dijalankan dengan banyak thread secara bersamaan pada GPU. Bisa dibilang thread adalah satuan eksekuis terkecil dalam CUDA. Thread ini dikelompokkan pada block. Jumlah thread yang dapat dijalankan pada satu block terbatasi oleh kemampuan hardware, tapi satu kernel dapat dijalankan oleh banyak block sekaligus. Banyaknya block dan thread per block didefinisikan saat memanggil kernel dalam program. Thread yang berada dalam satu block dapat saling berbagi memori, tapi tidak dengan thread yang berada di lain block. Gambar 3. Hirarki Kernel GPU Hirarki Thread GPU Blok Thread diperlukan untuk mengeksekusi secara mandiri. Ini mungkin untuk mengeksekusi mereka dalam urutan apapun, secara paralel atau seri. Persyaratan ini memungkinkan blok thread secara mandiri untuk dijadwalkan dalam urutan apapun di setiap jumlah core, memungkinkan programmer untuk menulis kode yang timbangan dengan jumlah core. Jumlah blok thread di grid biasanya ditentukan oleh ukuran data yang sedang diproses bukan oleh jumlah prosesor dalam sistem. Gambar 4. Hirarki Thread GPU

6 2.2.3 Hirarki Memori GPU CUDA thread mengijinkan akses data dari banyak ruang pada meori ketika sedang mengeksekusi program CUDA. Setiap thread memiliki private local memory. Masing-masing thrad block memiliki shared memory yang bisa di implementasikan untuk semua thread pada blok. Oleh karena itu, semua thread memiliki akses untuk global memori yang sama. Global, konstan dan tekstur memori di optimalkan untuk kebutuhan yang berbeda-beda. Global, konstan dan tekstur memori diakses pada seluruh fungsi kernel pada aplikasi yang sama. Gambar 5. Hirarki Memori GPU 2.4 Cuda CUDA merupakan akronim dari Compute Unified Device Architecture yaitu sebuah teknologi yang dikembangkan oleh NVIDIA untuk mempermudah utilitasi GPU untuk keperluan umum (non-grafis). Arsitektur CUDA ini memungkinkan pengembang perangkat lunak untuk membuat program yang berjalan pada GPU buatan NVIDIA dengan syntax yang mirip dengan syntax C yang sudah banyak dikenal. Pemorgraman CUDA sama seperti membuat program C biasa. Saat kompilasi, syntax2 C biasa akan diproses oleh compiler C, sedangkan syntax dengan keyword CUDA akan diproses oleh compiler CUDA (nvcc). Arsitektur CUDA memiliki beberapa keunggulan, diantaranya adalah : 1. CUDA menggunakan bahasa C standar, dengan beberapa ekstensi yang simpel. 2. Shared memory CUDA menyingkapkan wilayah memory yang cepat (berukuran 16 KB) yang dapat di bagi diantara Start Debugging.yang ada. Hal ini dapat digunakan sebagai usermanaged-cache, sehingga mengaktifkan bandwitdth yang lebih besar (dari besaran bandwidth yang dimungkinkan), menggunakan texture loops. 3. Support penuh terhadap operasi integer dan bitwise. Namun dibalik beberapa kelebihan itu, CUDA juga memiliki kekurangan. Kekurangan dari arsitektur CUDA adalah : 1. CUDA tidak support texture rendering. 2. Bus Bandwidth dan latensi antara CPU dengan GPU bisa jadi tidak imbang. 3. CUDA hanya terdapat pada GPU Nvidia. Untuk dapat bekerja dengan teknologi CUDA ada 3 komponen yang harus tersedia pada perangkat PC atau notebook. Komponen tersebut antara lain :

7 1. CUDA driver, merupakan driver yang harus sudah terinstal pada device yang akan digunakan untuk menjalankan program CUDA. Device tersebut harus menggunakan kartu grafis dari Nvidia. 2. CUDA toolkit, merupakan ruang lingkup pengembangan CUDA dari bahasa C sehingga akan menghasilkan CUDA-enabled GPU. 3. CUDA SDK, berisi sample-sample program CUDA dan header yang dapat dijalankan oleh program CUDA. 3. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan yaitu mengukur kinerja teknologi CUDA menggunakan algoritma DCT 8x8 blok untuk melakukan proses kompresi citra dengan cara mengukur speed up atau kecepatan yang dapat dicapai oleh teknologi CUDA yang mengerjakan proses secara paralel dan kemudian membandingkan speedup yang didapat dengan algoritma DCT yang dilakukan secara sekuensial. Penelitian ini dilakukan agar dapat menjawab beberapa masalah, antara lain : 1.Mengetahui speedup dari proses yang dikerjakan secara paralel dengan menggunakan teknologi CUDA yang berasal dari GPU Nvidia GeForce GT 540M. 2.Mengetahui speedup dari proses yag dilakukan secara sekuensial dengan menggunakan processor i3-2310m. 3.Dapat membandingan kedua speedup diatas, yaitu speed up dari proses yag dikerjakan secara sekuensial dan paralel. Untuk dapat menjawab beberapa masalah diatas, maka ada beberapa langkah penelitian yang harus penulis lakukan terlebih dahulu. Langkah-langkah penelitian tersebut antara lain : 1. Mempersiapkan program CUDA untuk Paralel GPU Pada bagian ini, penulis akan mempersiapkan program CUDA yang membahas tentang kompresi citra dengan menggunakan algoritma DCT 8x8. Program CUDA ini harus dapat dijalankan pada GPU Nvidia GT 540M. Pada forum nvidia, beberapa developer telah membuat program kompresi citra menggunakan metode DCT 8x8. Program ini berisi tahap-tahap dalam melakukan proses kompresi citra mulai dari tahap mengambil citra uji. sampling, DCT, Quantization, Entropy coding hingga mendapakan citra hasil kompresi. Pada algoritma DCT8x8, di sesuaikan dengan batasan masalah bahwa Metode DCT 8x8 yag digunakan hanya dengan menggunakan pendekatan 1 kernel. Program ini akan menghasilkan output berupa waktu yang dihasilkan dari eksekusi kernel selama proses kompresi citra berlangsung berlangsung. Waktu yang dihasilkan dengan satuan waktu berupa ms (millisecond) dengan input berupa empat buah citra uji dengan masing-masing citra uji memliki dimensi yaitu 256x256px, 512x512px, 1024x1024px, 2048x2048px. 2. Mempersiapkan program C++ untuk komputasi sekuensial Pada bagian ini, kita akan mempersiapkan program C++ yang akan dijalankan pada CPU berupa intel processor i3 2310M. Program didapat dari satu paket dengan program yang dijalankan pada proses paralel. Pada

8 program ini, kompresi citra memanfaatkan perkalian matriks 8x8 dengan input berupa beberapa dimensi citra uji. Program pada cpu dinamai dengan file dct8x8_gold.cpp. dan pada program CPU ini akan di proses loading untuk memproses citra original menjadi citra yang telah dikompresi. 3. Membandingkan speed up antara GPU dan CPU Setelah program CPU dan GPU berhasil dijalankan, maka langkah selanjutnya adalah membandingkan speed up antara program yang dikerjakan oleh GPU dan CPU. 4. Menarik kesimpulan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan. Berdasarkan proses perbandingan yang telah dilakukan sebelumnya, kita dapat menarik kesimpulan apa yang didapat dari percobaan yang telah dilakukan dan proses yang lebih cepat dikerjakan antara GPU dan CPU. Bagaimana perbandingan yang dihasilkan antara kedua program diatas. 3.1 Algoritma DCT 8x8 pada Cuda Berdasarkan referensi dari sumber pengembang program cuda Anton Obhukov dan Alexander Kharlamov:2008, maka diperlukan tahapan-tahapan hingga tercapai penggunaan teknologi CUDA pada algoritma DCT 8x8 untuk proses kompresi citra. Beberapa tahapan fase tersebut yaitu : Pelaksanaan DCT8x8 menurut definisi ini dilakukan dengan menggunakan dasar perkalian mariks. Untuk mengkonversi 8x8 masukan sampel ke dalam domain transform, dua perkalian dua matriks mutlak diperlukan. Namun, solusi ini prakteknya tidak pernah digunakan ketika menghitung DCT8x8 pada CPU.Karena menunjukkan tinggi kompleksitas komputasi relatif dengan beberapa metode yang terpisah. Berbeda halnya dengan CUDA, peta pendekatan dijelaskan baik untuk model pemrograman CUDA dan arsitektur parallel khususnya. Gambar dibagi menjadi satu set blok seperti yang ditunjukkan pada gambar (1). Setiap satu set blok-cuda menjalankan 64 thread untuk melakukan penghitungan DCT. Masing-masing thread di blok-cuda menghitung koefisien DCT tunggal. Semua bentuk persinyalan sebelum di hitung akan disimpan dalam bentuk array yang terletak pada memori. Array pada memori konstan tersebut ditampilkan sebagai array dua dimensi yang berisi nilai-nilai fungsi dasar yaitu A (x,u). Fungsi Dua dimensi DCT ukuran NxN didefinisikan sebagai berikut : Gambar 6. Sampel citra yang dibagi ke dalam 8x8 blok. Dua dimensi DCT dilakukan dalam empat langkah ( mempertimbangkan jumlah thread ):

9 1. Thread dengan koordinat (ThreadIdx.x, ThreadIdx.y) memuat satu pixel dari tekstur untuk memori bersama. Untuk memastikan seluruh blok dimuat untuk saat ini, semua thread yang melewati titik sinkronisasi. 2. Thread menghitung dot product antara dua vektor: Kolom ThreadIdx.y dari kosinus koefisien (yang sebenarnya deretan A T dengan nomor yang sama) dan ThreadIdx.x kolom dari blok masukan. Untuk memastikan semua koefisien dari A T X adalah dihitung, dan harus di sinkronisasikan. 3. Thread dihitung dengan formula ( A T X ) A, dengan cara yang sama seperti langkah 2 4. Seluruh blok akan disalin dari shared memory untuk hasil output dalam global memory dan setiap thread bekerja dengan single pixel. elemen matriks. Blok biru menunjukkan bagaimana perhitungan dilakukan. Elemen pada matriks asli dan transfer matriks koefisien disorot dengan warna yang berbeda. Untuk mentransfer kolom kedua, matriks akan bertukar posisi. Gambar 8. Model komputasi DCT pada memory GPU Setiap elemen me-load dari memori global untuk berbagi memori. Karena ukuran blok di atur menjadi 8x8, maka indeks thread akan menjadi jumlah indeks pada bank memori. Setelah menyelesaiakan perhitungan, data memori akan di-load kembali ke memori global. Untuk menyesuaikan model perhitungan dengan ukuran piksel matriks. Maka dibuatlah padding lokasi yang di set sebagai warna biru terang agar akses memori menjadi selaras ketika mengeksekusi program. 3.2 Kompleksitas Algoritma DCT Gambar 7. Model komputasi DCT pada Thread GPU Model komputasi DCT pada GPU ditunjukkan pada gambar di atas. Setiap blok thread menghitung satu sub persegi untuk mendapatkan hasil perhitungan matriks ( Kotak persegi hijau ). Setiap thread dalam blok menghitung satu Algoritma DCT memiliki kompleksitas waktu Total sebesar O ( N log N), dengan kompleksitas waktu yang diterapkan pada formula perkalian dua matriks sebesar O ( N 3 ). Oleh karena itu, jika Algoritma DCT menggunakan blok 8x8 maka inputan n = 8, membutuhkan ( 8 3 ) langkah untuk menyelesaikan proses perkalian matriksnya.

10 3.3 Spesifikasi Hardware dan Software Pada saat pembuatan dan menjalankan program terutama program CUDA dibutuhkan spesifikasi-spesifikasi tertentu untuk perangkat yang digunakan. Dibawah ini akan diuraikan perangkat yang digunakan baik hardware maupun software. Spesifikasi Hardware (Perangkat Keras) o Notebook ASUS N43SL o Prosesor Intel Core i3 2310M 2.2 GHz o GPU Nvidia GeForce GT 540 M 2 GB yang mendukung teknologi CUDA o Memori DDR MHz SDRAM 2 GB o Harddisk 640 GB Spesifikasi Software (Perangkat Lunak) o Sistem Operasi Microsoft Windows 7 o Microsoft Visual Studio 2008 sebagai IDE o NVIDIA Graphics Driver o NVIDIA CUDA Toolkit v3.2 o NVIDIA GPU Computing SDK 3.2 Spesifikasi GPU Nvidia Cuda Geforce GT540M o CUDA Cores : 96 o Processor Clock ( MHz ): 1344 o Memory Clock ( MHz ): 900 o Memory Interface Width : 128-bit o Memory Bandwidth (GB/Sec) : 28.8 o Microsoft DirectX: Hasil Pengujian dan Analisa Data yang digunakan berupa waktu proses kompresi yang didapat dari beberapa kali percobaan pada program sekuensial dan parallel. Cara melakukan percobaan adalah dengan melakukan build pada project, jika tidak ditemukan error lagi atau dengan kata lain program sukses di build kemudian pada menu pilih debug lalu klik Start Debugging. 4.1 Hasil Pengujian Waktu perbandingan Kompresi citra pada komputasi sekuensial dan parallel Gambar 9. Grafik perbandingan waktu proses kompresi citra pada komputasi sekuensial dan paralel 1. pada data pertama dengan citra uji 256 x 256 piksel, perbandingan antara komputasi sekuensial dan paralel tidak menunjukan perbedaan yang signifikan. pada komputasi sekuensial proses kompresinya membutuhkan waktu ms sedangkan pada komputasi parallel proses kompresinya membutuhkan waktu ms. 2. pada data kedua dengan citra uji 512 x 512 piksel, perbandingan antara komputasi sekuensial dan paralel juga tidak menunjukan perbedaan yang signifikan. pada komputasi sekuensial proses kompresinya membutuhkan waktu 4 ms sedangkan pada komputasi parallel proses kompresinya membutuhkan waktu ms. 3. pada data ketiga dengan citra uji 1024 x 1024 piksel, perbandingan antara komputasi sekuensial dan paralel menunjukan perbedaan yang cukup

11 terlihat. pada komputasi sekuensial proses kompresinya membutuhkan waktu ms sedangkan pada komputasi parallel proses kompresinya membutuhkan waktu ms. 4. pada data keempat dengan citra uji 2048 x 2048 piksel, perbandingan antara komputasi sekuensial dan paralel menunjukan perbedaan yang signifikan. pada komputasi sekuensial proses kompresinya membutuhkan waktu ms sedangkan pada komputasi parallel proses kompresinya membutuhkan waktu ms. 4.2 Speedup Mengacu pada rumus S(p) = Keterangan rumus : S (p) = nilai speedup t s = Waktu Pemrosesan Sekuensial t p =Waktu pemrosesan parallel dengan p processor maka di dapat nilai speedup sebagai berikut : Tabel 1. Nilai speedup untuk setiap citra uji Dimensi Citra Speedup Uji (px) 256 x x x x Gambar 10. Speedup kompresi Citra DCT 8x8 5. Kesimpulan Berdasarkan grafik pada ujicoba dan analisa terhadap beberapa citra uji maka penulis dapat menarik kesimpulan, antara lain : 1. Waktu yang dibutuhkan oleh komputasi sekuensial CPU untuk mengerjakan proses kompresi citra lebih lama dibanding waktu yang dibutuhkan oleh komputasi paralel GPU dengan selisih 0.22ms untuk citra uji 256x256px, untuk citra uji 512x512px, untuk citra uji 1024x1024px, dan untuk citra uji 2048x2048px 2. Proses komputasi waktu secara signifikan terlihat ketika dimensi citra uji telah mencapai 2048 x 2048 px. Hal ini dikarenakan terjadi overhead pada sistem parallel misalnya komputasi tambahan yang dibutuhkan pada sistem paralel, lambatnya komunikasi antar prosesor dan proses sinkronisasi antar thread tidak sepenuhnya berjalan optimal karena GPU tidak hanya memproses program kompresi citra ketika debugging tetapi menjalankan program lain di waktu yang bersamaan. 3. Setalah melalui analisa dari percobaan pada komputasi sekuensial, komputasi paralel dan peghitungan formula kompleksitas algoritma kompresi DCT,

12 maka dapat disimpulkan dari penggambaran grafik pada proses komputasi melalui percobaan sesuai dengan penggambaran grafik pada penghitungan formula DCT yaitu data yang dihasilkan bersifat non-linear. Karena, semakin besar blok proses pada DCT membutuhkan perhitungan yang semakin kompleks dan bit-bit image yang direpresentasikan harus melalui beberapa tahapan perhitungan seperti kuantisasi maupun enthropy coding yang menyebabkan komputasi tidak efisien. 4. speedup bersifat terus meningkat terhadap data citra uji serta non-linear terhadap data citra uji. Karena pengaruh jumlah piksel yang semakin besar menyebabkan penghitungan bit-bit citra menjadi lebih kompleks. Hal ini sesuai dengan Hukum Gustafson yang berbunyi Speedup akan meningkat jika ukuran data juga ditingkatkan. 5. Hasil speedup pada uji citra 256x256 px dengan 512x512 px mengalami kenaikan yang cukup signifikan karena proses preprocessing pada penjadwalan kerja dari masing-masing prosessor tidak bisa dikerjakan secara parallel. Hal ini yang menyebabkan lambatnya proses penyalinan memori utama ke memori VGA untuk diproses oleh procesoor VGA. Untuk penelitian selanjutnya, eksperimen yang akan dilakukan difokuskan pada beberapa hal berikut : 1. Melakukan ujicoba jika metode DCT8x8 pada CUDA di implementasikan untuk transmisi citra menggunakan kanal multipath. 2. Melakukan perbandingan komputasi waktu setiap citra uji antara metode DCT 8x8 pada CUDA dengan metode Fraktal pada CUDA. 6.Referensi [1]Anonim.NVIDIACUDAProgramming Guide2.3NvidiaCorporation, loper.download.nvidia.com, [2] Anonim. Kompresi data menggunakan discrete cosine transform [3]Antonius Rachmat Chrismanto. Kompresicitra. d, [4]Anton Obhukov and Alexander Kh armalov. Discrete Cosine Transform for 8x8 Blocks. Nvidia Corporation, [5]Maria Kartawijaya. Analisis kinerja perkalian matriks paralel menggunakan metrik isoefisiensi. TESL A, 10, [6] Rosni Gonindjaya. Konsep dasar citra. ownloads/files/15421/konsep+dasar+ Citra.pdf, [7]Tamal Bose. Digital Signal and Image Processing. John Willey and Sons ( ASIA ), [8]Zainuddin Muhammad Agus Febri, Ikhsan P ratama and Tri Budi Santoso. Analisis kinerja transmisi citra menggunakan tra nsformasi dct melalui kanal multipath

1. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

1. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH 1. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Pada saat ini, teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat, khususnya pada perkembangan komputer. Adapun salah satu teknologi yang mendukung cepatnya perhitungan

Lebih terperinci

KOMPRESI CITRA. lain. Proses mengubah citra ke bentuk digital bisa dilakukan dengan beberapa perangkat,

KOMPRESI CITRA. lain. Proses mengubah citra ke bentuk digital bisa dilakukan dengan beberapa perangkat, KOMPRESI CITRA Dalam kesempatan ini saya mencoba untuk menjelaskan apa itu kompresi citra dan bagaimana cara-cara format citra dengan menggunakan BMP, PNG, JPEG, GIF, dan TIFF. Kompresi citra itu adalah

Lebih terperinci

Paralelisasi Transformasi Fourier pada Arsitektur General Purpose Graphic Processing Unit Untuk Klasifikasi Alat Musik Dengan Instrumen Solo

Paralelisasi Transformasi Fourier pada Arsitektur General Purpose Graphic Processing Unit Untuk Klasifikasi Alat Musik Dengan Instrumen Solo Paralelisasi Transformasi Fourier pada Arsitektur General Purpose Graphic Processing Unit Untuk Klasifikasi Alat Musik Dengan Instrumen Solo Ridwan Rismanto 5109201049 DOSEN PEMBIMBING Dr. Nanik Suciati,

Lebih terperinci

Pendeteksian Kemacetan Lalu Lintas dengan Compute Unified Device Architecture (CUDA)

Pendeteksian Kemacetan Lalu Lintas dengan Compute Unified Device Architecture (CUDA) Pendeteksian Kemacetan Lalu Lintas dengan Compute Unified Device Architecture (CUDA) LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun sebagai syarat kelulusan tingkat sarjana oleh: Muhammad Ismail Faruqi / 13503045 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak ditemukannya alat untuk menangkap suatu gambar pada bidang dua dimensi (citra) berupa kamera, dengan semakin berkembangnya teknologi pada saat ini sehingga

Lebih terperinci

PARALELISASI TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT MENGGUNAKAN ARSITEKTUR CUDA PADA GRAPHIC PROCESSING UNIT UNTUK DE-NOISING CITRA

PARALELISASI TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT MENGGUNAKAN ARSITEKTUR CUDA PADA GRAPHIC PROCESSING UNIT UNTUK DE-NOISING CITRA PARALELISASI TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT MENGGUNAKAN ARSITEKTUR CUDA PADA GRAPHIC PROCESSING UNIT UNTUK DE-NOISING CITRA DOSEN PEMBIMBING: Dr. Nanik Suciati, S.Kom. M.Kom Wahyu Suadi, S.Kom, MM, M.Kom

Lebih terperinci

KOMPRESI CITRA. Multimedia Jurusan Teknik Informatika

KOMPRESI CITRA. Multimedia Jurusan Teknik Informatika KOMPRESI CITRA Multimedia Jurusan Teknik Informatika ruliriki@gmail.com 1 Kompresi Citra adalah aplikasi kompresi data yang dilakukan terhadap citra digital dengan tujuan untuk mengurangi redundansi dari

Lebih terperinci

Kompresi Citra Irawan Afrianto Sistem Multimedia 2007/2008

Kompresi Citra Irawan Afrianto Sistem Multimedia 2007/2008 Kompresi Citra Irawan Afrianto KOMPRESI CITRA Kompresi Citra adalah aplikasi kompresi data yang dilakukan terhadap citra digital dengan tujuan untuk mengurangi g redundansi dari data-data yang terdapat

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab analisa dan perancangan ini akan mengulas tentang tahap yang digunakan dalam penelitian pembuatan aplikasi implementasi kompresi gambar menggunakan metode

Lebih terperinci

KOMPRESI CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL CODING

KOMPRESI CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL CODING KOMPRESI CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL CODING Abdul Halim Hasugian Dosen Tetap Program Studi Teknik Informatika STMIK Budi Darma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang Limun Medan www.stmik-budidarma.ac.id//email:abdulhasugian@gmail.co.id

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI TEKNIK KOMPRESI VIDEO DENGAN ALGORITMA DISCRETE COSINE TRANSFORM PADA PERANGKAT BERGERAK

TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI TEKNIK KOMPRESI VIDEO DENGAN ALGORITMA DISCRETE COSINE TRANSFORM PADA PERANGKAT BERGERAK TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI TEKNIK KOMPRESI VIDEO DENGAN ALGORITMA DISCRETE COSINE TRANSFORM PADA PERANGKAT BERGERAK Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Merancang aplikasi Paralel Processing yang diimplementasikan dengan penggunaan Computer-Unified-Device-Architecture (CUDA).

BAB I PENDAHULUAN. Merancang aplikasi Paralel Processing yang diimplementasikan dengan penggunaan Computer-Unified-Device-Architecture (CUDA). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan Merancang aplikasi Paralel Processing yang diimplementasikan dengan penggunaan Computer-Unified-Device-Architecture (CUDA). 1.2. Latar Belakang Banyak Central Processing Unit

Lebih terperinci

SIMULASI PERAMBATAN GELOMBANG SUARA DENGAN METODE STAGGERED GRID FINITE DIFFERENCE TIME DOMAIN MENGGUNAKAN ARSITEKTUR CUDA GPU

SIMULASI PERAMBATAN GELOMBANG SUARA DENGAN METODE STAGGERED GRID FINITE DIFFERENCE TIME DOMAIN MENGGUNAKAN ARSITEKTUR CUDA GPU TESIS SIMULASI PERAMBATAN GELOMBANG SUARA DENGAN METODE STAGGERED GRID FINITE DIFFERENCE TIME DOMAIN MENGGUNAKAN ARSITEKTUR CUDA GPU ARIEF BUDIMAN No. Mhs. : 105301460/PS/MTF PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Matrix Multiplication Pada Lingkungan Komputasi Berkemampuan Tinggi (Cuda Gpu)

Analisis Kinerja Matrix Multiplication Pada Lingkungan Komputasi Berkemampuan Tinggi (Cuda Gpu) Analisis Kinerja Matrix Multiplication Pada Lingkungan Komputasi Berkemampuan Tinggi (Cuda Gpu) 1 Machudor Yusman, 2 Anie Rose Irawati, 3 Achmad Yusuf Vidyawan 1 Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Unila 2 Jurusan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI III.1. Citra Digital Citra merupakan gambar yang merepresentasikan sesuatu. Citra dapat berupa gambar dari sebuah atau kumpulan obyek. Citra digital merupakan citra yang dapat diolah

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN LEVEL SET UNTUK ACTIVE CONTOUR BERBASIS PARALLEL GPU CUDA

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN LEVEL SET UNTUK ACTIVE CONTOUR BERBASIS PARALLEL GPU CUDA HALAMAN JUDUL TESIS SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN LEVEL SET UNTUK ACTIVE CONTOUR BERBASIS PARALLEL GPU CUDA LIANITA FEBRIHANI No. Mhs : 125301846/PS/MTF PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK INFORMATIKA PROGRAM

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi ternyata berdampak pada perkembangan ilmu pengetahuan yang lain. Semuanya merupakan informasi yang sangat penting. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dijelaskan tentang pengujian dari masing masing metode computing dan juga analisa dari hasil pengujian tersebut. Pengujian dilakukan pada waktu proses dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas landasan teori yang bersifat ilmiah untuk mendukung penulisan penelitian ini. Teori-teori yang dibahas mengenai pengertian citra, jenis-jenis citra digital, metode

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah pengguna komputer semakin meningkat. Peningkatan jumlah pengguna komputer mengakibatkan penggunaan data digital juga semakin meningkat. Salah satu media

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Kompresi Citra. Oky Dwi Nurhayati, ST, MT.

PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Kompresi Citra. Oky Dwi Nurhayati, ST, MT. PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO Kompresi Citra Oky Dwi Nurhayati, ST, MT Email: okydn@undip.ac.id Kompresi Citra Kompresi Citra adalah aplikasi kompresi data yang dilakukan terhadap

Lebih terperinci

Kata kunci : Pengolahan Citra, Kompresi Citra, Fast Fourier Transform, Discrete Cosine Transform.

Kata kunci : Pengolahan Citra, Kompresi Citra, Fast Fourier Transform, Discrete Cosine Transform. ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA METODE FAST FOURIER TRANSFORM (FFT) DAN METODE DISCRETE COSINE TRANSFORM (DCT) UNTUK KOMPRESI CITRA PADA APLIKASI KOMPRESI DATA Yulian Saputra (anjection@gmail.com), Andhin

Lebih terperinci

Kompresi Citra. S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto

Kompresi Citra. S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto Kompresi Citra S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto Kompresi Citra Kompresi Citra adalah aplikasi kompresi data yang dilakukan terhadap citra digital dengan tujuan untuk mengurangi redundansi dari data-data

Lebih terperinci

Implementasi AES-ECB 128-bit untuk Komputasi Paralel pada GPU menggunakan Framework NVIDIA CUDA

Implementasi AES-ECB 128-bit untuk Komputasi Paralel pada GPU menggunakan Framework NVIDIA CUDA Implementasi AES-ECB 128-bit untuk Komputasi Paralel pada GPU menggunakan Framework NVIDIA CUDA Adityo Jiwandono, 13507015 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

PROSEDUR PARALELISASI PERKALIAN MATRIKS PADA GRAPHICS PROCESSING UNIT (GPU)

PROSEDUR PARALELISASI PERKALIAN MATRIKS PADA GRAPHICS PROCESSING UNIT (GPU) PROSEDUR PARALELISASI PERKALIAN MATRIKS PADA GRAPHICS PROCESSING UNIT (GPU) Murni Pusat Studi Komputasi Matematika, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya no. 100, Depok 16424, Jawa Barat murnipskm@staff.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

DIGITAL IMAGE CODING. Go green Aldi Burhan H Chandra Mula Fitradi Mardiyah

DIGITAL IMAGE CODING. Go green Aldi Burhan H Chandra Mula Fitradi Mardiyah DIGITAL IMAGE CODING Go green Aldi Burhan H Chandra Mula Fitradi Mardiyah KOMPRESI LOSSLESS Teknik kompresi lossless adalah teknik kompresi yang tidak menyebabkan kehilangan data. Biasanya digunakan jika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat, sangat berperan penting dalam pertukaran informasi yang cepat. Pada pengiriman informasi dalam bentuk citra masih mengalami kendala,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra (image) adalah kombinasi antara titik, garis, bidang, dan warna untuk menciptakan suatu imitasi dari suatu obyek, biasanya obyek fisik atau manusia. Citra dapat

Lebih terperinci

KOMPRESI CITRA. Pertemuan 10

KOMPRESI CITRA. Pertemuan 10 KOMPRESI CITRA Pertemuan 10 Pengantar Multimedia Universitas Dian Nuswantoro Kompresi Citra Kompresi Citra adalah aplikasi kompresi data yang dilakukan terhadap citra digital dengan tujuan untuk mengurangi

Lebih terperinci

can be applied in a variety of data. If the data that will be sorting in large quantities will require a long execution time if done sequentially. So

can be applied in a variety of data. If the data that will be sorting in large quantities will require a long execution time if done sequentially. So ANALISIS PERBANDINGAN KOMPUTASI SEKUENSIAL DAN KOMPUTASI PARALEL GPU MEMANFAATKAN TEKNOLOGI NVIDIA CUDA PADA APLIKASI PENGURUTAN BILANGAN ACAK MENGGUNAKAN ALGORITMA QUICKSORT 1 Retno Ayu Shintia Putri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan teknologi komputer memberikan banyak manfaat bagi manusia di berbagai aspek kehidupan, salah satu manfaatnya yaitu untuk menyimpan data, baik data berupa

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Gambaran Sistem

BAB III PERANCANGAN Gambaran Sistem BAB III PERANCANGAN Pada bab ini di jelaskan tentang bagaimana realisasi dari CPU computing, GPU computing, dan Cluster Computing serta sistem pengaturan dan struktur coding dari masing masing metode computing.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan data elektronik dalam area Public Health telah menyebabkan organisasi pemrosesan menjadi lebih efisien. Transfer medical data pada jaringan data online atau

Lebih terperinci

ANALISA KOMPRESI CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE HADAMARD

ANALISA KOMPRESI CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE HADAMARD ANALISA KOMPRESI CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE HADAMARD Eva Haryanty, S.Kom. ABSTRAK Kompresi data adalah proses mengubah suatu input data menjadi data lain dengan format berbeda dan ukuran yang lebih

Lebih terperinci

KOMPRESI CITRA. Pertemuan 12 Mata Pengolahan Citra

KOMPRESI CITRA. Pertemuan 12 Mata Pengolahan Citra KOMPRESI CITRA Pertemuan 12 Mata Pengolahan Citra PEMAMPATAN CITRA Semakin besar ukuran citra semakin besar memori yang dibutuhkan. Namun kebanyakan citra mengandung duplikasi data, yaitu : Suatu piksel

Lebih terperinci

MKB3383 -TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kompresi Citra. Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Genap, 2016/2017

MKB3383 -TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kompresi Citra. Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Genap, 2016/2017 MKB3383 -TEKNIK PENGOLAHAN CITRA Kompresi Citra Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Genap, 2016/2017 Latar Belakang 2 Latar Belakang Seringkali representasi citra yang besar membutuhkan memori yang besar Contoh

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I. PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang Masalah Citra adalah gambar yang berada pada bidang dua dimensi. Agar dapat diproses lebih lanjut, sebuah citra disimpan di dalam bentuk digital. Ukuran citra digital

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Tahapan penelitian yang diterapkan pada proses penelitian skripsi ini dapat dilihat pada Gambar 3.1 Gambar 3. 1 Diagram Desain Penelitian 25 Penjelasan

Lebih terperinci

BAB III KOMPRESI DATA MENGGUNAKAN DISCRETE COSINE TRANSFORM. digunakan adalah JPEG untuk gambar, MPEG untuk video dan H.

BAB III KOMPRESI DATA MENGGUNAKAN DISCRETE COSINE TRANSFORM. digunakan adalah JPEG untuk gambar, MPEG untuk video dan H. BAB III KOMPRESI DATA MENGGUNAKAN DISCRETE COSINE TRANSFORM 3.1 Discrete Cosine Transform Perkembangan aplikasi gambar digital telah meningkatkan kebutuhan akan teknik kompresi gambar dan video yang standar

Lebih terperinci

PEMAMPATAN CITRA (IMA

PEMAMPATAN CITRA (IMA PEMAMPATAN CITRA (IMAGE COMPRESSION) PENGERTIAN Kompresi Citra adalah aplikasi kompresi data yang dilakukan terhadap citra digital dengan tujuan untuk mengurangi redundansi dari data-data yang terdapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kompresi File Pada dasarnya semua data itu merupakan rangkaian bit 0 dan 1. Yang membedakan antara suatu data tertentu dengan data yang lain adalah ukuran dari rangkaian bit dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan teknologi dalam menunjang kehidupan sehari - hari. berdasarkan data yang dihimpun oleh Gartner International Data

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan teknologi dalam menunjang kehidupan sehari - hari. berdasarkan data yang dihimpun oleh Gartner International Data BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan teknologi saat ini semakin meningkat secara pesat dari waktu ke waktu. Konsumen semakin menyadari akan pentingnya penggunaan teknologi dalam menunjang

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Komputasi GPU dengan CUDA dan Komputasi CPU untuk Image dan Video Processing

Analisis Perbandingan Komputasi GPU dengan CUDA dan Komputasi CPU untuk Image dan Video Processing Analisis Perbandingan Komputasi GPU dengan CUDA dan Komputasi CPU untuk Image dan Video Processing Bagus Kurniawan Teguh Bharata Adji Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

PARALELISASI PERKALIAN MATRIKS SPARSE VEKTOR DENGAN CUBLAS

PARALELISASI PERKALIAN MATRIKS SPARSE VEKTOR DENGAN CUBLAS PARALELISASI PERKALIAN MATRIKS SPARSE VEKTOR DENGAN CUBLAS Murni Pusat Studi Komputasi Matematika, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya no. 100, Depok 16424, Jawa Barat murnipskm@staff.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komputer merupakan suatu perangkat elektronika yang dapat menerima dan mengolah data menjadi informasi, menjalankan program yang tersimpan dalam memori, serta dapat

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI STEGANOGRAPHY MENGGUNAKAN ALGORITMA DISCRETE COSINE TRANSFORM

IMPLEMENTASI STEGANOGRAPHY MENGGUNAKAN ALGORITMA DISCRETE COSINE TRANSFORM IMPLEMENTASI STEGANOGRAPHY MENGGUNAKAN ALGORITMA DISCRETE COSINE TRANSFORM Ahmad Adil Faruqi 1, Imam Fahrur Rozi 2 1,2 Teknik Informatika, Teknologi Informasi, Politeknik Negeri Malang 1 ahmadadilf@gmail.com,

Lebih terperinci

Kompresi Video Menggunakan Discrete Cosine Transform

Kompresi Video Menggunakan Discrete Cosine Transform Kompresi Video Menggunakan Discrete Cosine Transform Hananto Edy Wibowo 1, Indra Sakti Wijayanto 2, Nugroho Herucahyono 3 Laboratorium Ilmu dan Rekayasa Komputasi Departemen Teknik Informatika, Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. piksel yang memiliki karakteristik tersebut. pendekteksian tepi. Salah satu metode yang ada adalah active contour yang

BAB I PENDAHULUAN. piksel yang memiliki karakteristik tersebut. pendekteksian tepi. Salah satu metode yang ada adalah active contour yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini perpaduan antara perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan sudah banyak dilakukan orang khususnya dalam pengolahan citra. Pengolahan citra merupakan proses

Lebih terperinci

Kompresi Citra Dengan Menggabungkan Metode Discrete Cosine Transform (DCT) dan Algoritma Huffman

Kompresi Citra Dengan Menggabungkan Metode Discrete Cosine Transform (DCT) dan Algoritma Huffman Kompresi Citra Dengan Menggabungkan Metode Discrete Cosine Transform (DCT) dan Algoritma Huffman Raras Krasmala 1, Arif Budimansyah Purba 2, U. Tresna Lenggana 3 1,2,3 Teknik Informatika, STMIK Kharisma

Lebih terperinci

REAL-TIME RENDERING DAN KOMPRESI VIDEO PARALEL MENGGUNAKAN ALGORITMA HUFFMAN

REAL-TIME RENDERING DAN KOMPRESI VIDEO PARALEL MENGGUNAKAN ALGORITMA HUFFMAN REAL-TIME RENDERING DAN KOMPRESI VIDEO PARALEL MENGGUNAKAN ALGORITMA HUFFMAN Hanif Wicaksono 1, Fitriyani 2,Izzatul ummah 3 1.2.3 Prodi S1 Ilmu Komputasi, Fakultas Informatika, Universitas Telkom Jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum, data citra digital ditandai oleh informasi dengan jumlah bit yang besar sehingga menimbulkan masalah untuk memindahkan, memproses atau menyimpannya. Biasanya

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kompresi data merupakan suatu proses pengubahan ukuran suatu file atau dokumen menjadi lebih kecil secara ukuran. Berkembangnya teknologi hardware dan software

Lebih terperinci

Teknik Kompresi Citra Menggunakan Metode Huffman

Teknik Kompresi Citra Menggunakan Metode Huffman SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 26 A-5 Teknik Kompresi Citra Menggunakan Metode Huffman Tri Rahmah Silviani, Ayu Arfiana Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta Email:

Lebih terperinci

Penerapan Pohon Biner Huffman Pada Kompresi Citra

Penerapan Pohon Biner Huffman Pada Kompresi Citra Penerapan Pohon Biner Huffman Pada Kompresi Citra Alvin Andhika Zulen (3507037) Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha No 0 Bandung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada dua pendekatan yang dapat digunakan, pendekatan yang pertama adalah

BAB I PENDAHULUAN. ada dua pendekatan yang dapat digunakan, pendekatan yang pertama adalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat, saat ini dapat ditemui berbagai macam media dan sarana untuk menyampaikan pengetahuan dan informasi.

Lebih terperinci

Analisis Performa Komputasi Paralel GPU Menggunakan PYCUDA dan PYOPENCL dengan Komputasi Serial CPU pada Citra Digital

Analisis Performa Komputasi Paralel GPU Menggunakan PYCUDA dan PYOPENCL dengan Komputasi Serial CPU pada Citra Digital ISSN: 2085-6350 Yogyakarta, 27 Juli 2017 CITEE 2017 Analisis Performa Komputasi Paralel GPU Menggunakan PYCUDA dan PYOPENCL dengan Komputasi Serial CPU pada Citra Digital Muhammad Koprawi, Teguh Bharata

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Pengantar

BAB 1 PENDAHULUAN Pengantar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Pengantar Mesin hitung yang lazim disebut komputer dalam masa satu dekade terakhir mengalami kemajuan yang sangat pesat. Boleh dikatakan masa sekarang ini adalah masa keemasan bagi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengenalan Citra

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengenalan Citra BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Citra Citra merupakan representasi (gambaran) dari sebuah objek nyata yang dihasilkan oleh alat digital. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat

Lebih terperinci

Nama : Reza Alfian Firdiansyah NPM : Jurusan : Sistem Informasi Pembimbing : Prof. Dr-Ing. Adang Suhendra. SSi.,Skom.,MSc

Nama : Reza Alfian Firdiansyah NPM : Jurusan : Sistem Informasi Pembimbing : Prof. Dr-Ing. Adang Suhendra. SSi.,Skom.,MSc ALGORITMA SMOOTHED PARTICLE HYDRODYNAMICS ALIRAN FLUIDA UNTUK MENGHITUNG DEBIT ALIRAN PADA SIMULASI ALIRAN FLUIDA Nama : Reza Alfian Firdiansyah NPM : 16112185 Jurusan : Sistem Informasi Pembimbing : Prof.

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI KOMPRESI CITRA MENGGUNAKAN ALGORITMA TRANSFORMASI WASH - HADAMARD

PERANCANGAN APLIKASI KOMPRESI CITRA MENGGUNAKAN ALGORITMA TRANSFORMASI WASH - HADAMARD PERANCANGAN APLIKASI KOMPRESI CITRA MENGGUNAKAN ALGORITMA TRANSFORMASI WASH - HADAMARD Inra Marta Batubara Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika STMIK Budidarma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338

Lebih terperinci

Kompresi Citra dan Video. Muhtadin, ST. MT.

Kompresi Citra dan Video. Muhtadin, ST. MT. Kompresi Citra dan Video Muhtadin, ST. MT. Outline Motivasi Redundancy & Irrelevancy Spatial Processing JPEG Temporal Processing Frame differencing Motion Estimation dan Motion Compensation Prediction

Lebih terperinci

KOMPRESI CITRA MENGGUNAKAN INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS ABSTRAK

KOMPRESI CITRA MENGGUNAKAN INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS ABSTRAK KOMPRESI CITRA MENGGUNAKAN INDEPENDENT COMPONENT ANALYSIS Lucky Khoerniawan / 0222104 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri 65, Bandung 40164, Indonesia Email : khoerniawan.lucky@yahoo.com

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS KINERJA ALGORITMA ARIHTMETIC CODING DAN SHANNON-FANO PADA KOMPRESI CITRA BMP

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS KINERJA ALGORITMA ARIHTMETIC CODING DAN SHANNON-FANO PADA KOMPRESI CITRA BMP IMPLEMENTASI DAN ANALISIS KINERJA ALGORITMA ARIHTMETIC CODING DAN SHANNON-FANO PADA KOMPRESI CITRA BMP Syahfitri Kartika Lidya 1) Mohammad Andri Budiman 2) Romi Fadillah Rahmat 3) Jurusan Teknologi Informasi

Lebih terperinci

Pemampatan Citra. Esther Wibowo Erick Kurniawan

Pemampatan Citra. Esther Wibowo Erick Kurniawan Pemampatan Citra Esther Wibowo esther.visual@gmail.com Erick Kurniawan erick.kurniawan@gmail.com Mengapa? MEMORI Citra memerlukan memori besar. Mis. Citra 512x512 pixel 256 warna perlu 32 KB (1 pixel =

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai hal-hal yang menjadi latar belakang pembuatan tugas akhir, rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan metodologi penelitian serta sistematika penulisan dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. informasi menjadi sebuah teks yang tidak dapat dibaca (Ferguson dkk, 2010).

BAB II LANDASAN TEORI. informasi menjadi sebuah teks yang tidak dapat dibaca (Ferguson dkk, 2010). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Enkripsi Enkripsi merupakan sebuah metode penyandian sebuah pesan atau informasi menjadi sebuah teks yang tidak dapat dibaca (Ferguson dkk, 2010). Enkripsi berkaitan erat dengan

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN. efek. Penggunaan visual efek untuk film di sebabkan lebih mudah di arahkan dan

1. BAB I PENDAHULUAN. efek. Penggunaan visual efek untuk film di sebabkan lebih mudah di arahkan dan 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan komputer grafik seperti Simulasi visualisasi saat ini telah jauh berkembang, simulasi visualisasi fluida telah banyak di implementasikan dalam banyak

Lebih terperinci

KOMPRESI JPEG 2000 PADA CITRA DIGITAL DENGAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT

KOMPRESI JPEG 2000 PADA CITRA DIGITAL DENGAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT KOMPRESI JPEG 2000 PADA CITRA DIGITAL DENGAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT SKRIPSI Disusun Oleh: ARIF DEWANTORO J2A 604 004 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kompresi data atau pemampatan data adalah suatu proses pengubahan

BAB II LANDASAN TEORI. Kompresi data atau pemampatan data adalah suatu proses pengubahan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kompresi Kompresi data atau pemampatan data adalah suatu proses pengubahan sekumpulan data menjadi suatu bentuk kode untuk menghemat kebutuhan tempat penyimpanan data dan waktu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital Citra adalah suatu representasi, kemiripan atau imitasi dari suatu objek atau benda, misal: foto seseorang mewakili entitas dirinya sendiri di depan kamera. Sedangkan

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN RANK MATRIK TERHADAP KUALITAS CITRA PADA KOMPRESI CITRA METODE SINGULAR VALUE DECOMPOSITION (SVD)

PENGARUH PERUBAHAN RANK MATRIK TERHADAP KUALITAS CITRA PADA KOMPRESI CITRA METODE SINGULAR VALUE DECOMPOSITION (SVD) PENGARUH PERUBAHAN RANK MATRIK TERHADAP KUALITAS CITRA PADA KOMPRESI CITRA METODE SINGULAR VALUE DECOMPOSITION (SVD) Abstrak Bakti Otrayigus¹, T.Sutojo,Ssi., M.Kom² Program Studi S1 Teknik Informatika

Lebih terperinci

ROBUST BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN TEKNIK KUANTISASI KOEFISIEN DISCRETE WAVELET TRANSFORM

ROBUST BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN TEKNIK KUANTISASI KOEFISIEN DISCRETE WAVELET TRANSFORM ROBUST BLIND WATERMARKING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN TEKNIK KUANTISASI KOEFISIEN DISCRETE WAVELET TRANSFORM Annissa Yanuvita Prabawaningtyas (1022053) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai hal-hal yang menjadi latar belakang pembuatan tugas akhir, rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan metodologi penelitian serta sistematika penulisan dari

Lebih terperinci

KOMPRESI IMAGE DALAM SOURCE CODING MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI WAVELET

KOMPRESI IMAGE DALAM SOURCE CODING MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI WAVELET KOMPRESI IMAGE DALAM SOURCE CODING MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI WAVELET NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada Fakultas Teknik Jurusan

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 27 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Rancangan Arsitektur Sistem Arsitektur sistem yang akan dikembangkan dari penelitian ini terdiri dari 2 Komponen, yaitu: Komponen pertama adalah Komponen web, yaitu bagian

Lebih terperinci

Arsitektur Sistem Operasi WINDOWS

Arsitektur Sistem Operasi WINDOWS Arsitektur Sistem Operasi WINDOWS Project Study Sistem Operasi FOR X SMK Copyright by : Rio Widyatmoko, A.Md.Kom sistem operasi Windows MS-DOS sistem operasi dasar yang digunakan dan dikembangkan menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Data dan informasi dapat disajikan bukan hanya dalam bentuk teks semata, melainkan dalam bentuk gambar (image), audio dan video. Apalagi dilihat sekarang perkembangan

Lebih terperinci

PARALELISASI DE-NOISING CITRA BERDASARKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT PADA GPU DENGAN ARSITEKTUR CUDA

PARALELISASI DE-NOISING CITRA BERDASARKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT PADA GPU DENGAN ARSITEKTUR CUDA PARALELISASI DE-NOISING CITRA BERDASARKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT PADA GPU DENGAN ARSITEKTUR CUDA Rudy Cahyadi Hario Pribadi, Nanik Suciati, dan Wahyu Suadi Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini merupakan pembahasan tentang analisis dan implementasi metode 2D Haar Wavelet Transform dan Least Significant Bit dalam proses penyisipan watermark pada citra

Lebih terperinci

PENGARUH PADA PEMROSESAN PARALEL UNTUK KOMPRESI VIDEO

PENGARUH PADA PEMROSESAN PARALEL UNTUK KOMPRESI VIDEO Seminar SENATIK Nasional Vol. II, 26 Teknologi November Informasi 2016, ISSN: dan 2528-1666 Kedirgantaraan (SENATIK) Vol. II, 26 November 2016, ISSN: 2528-1666 PeP- 121 PENGARUH PADA PEMROSESAN PARALEL

Lebih terperinci

Ukuran semakin kecil, fleksibilitas meningkat Daya listrik lebih hemat, panas menurun Sambungan sedikit berarti semakin handal / reliable

Ukuran semakin kecil, fleksibilitas meningkat Daya listrik lebih hemat, panas menurun Sambungan sedikit berarti semakin handal / reliable SRI SUPATMI,S.KOM Tahun 1960 an Hukum Moore dari Gordon Moore salah satu pendiri Intel : Meningkatnya kerapatan komponen dalam chip Jumlah transistor / chip meningkat 2 kali lipat tiap tahun, tapi tahun

Lebih terperinci

DASKOM & PEMROGRAMAN. Dani Usman

DASKOM & PEMROGRAMAN. Dani Usman DASKOM & PEMROGRAMAN Dani Usman Latar Belakang Memory merupakan tempat menampung data dan kode instruksi program Memori adalah pusat kegiatan pada sebuah komputer, karena setiap proses yang akan dijalankan,

Lebih terperinci

PEMAMPATAN DATA DIGITAL MENGGUNAKAN METODA RUN-LENGTH

PEMAMPATAN DATA DIGITAL MENGGUNAKAN METODA RUN-LENGTH PEMAMPATAN DATA DIGITAL MENGGUNAKAN METODA RUN-LENGTH Oleh : Yustini & Hadria Octavia Jurusan Teknik Elektro Politenik Negeri Padang ABSTRACT Data compression can be very effective when we used and store

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Seiring berkembangnya teknologi, digitalisasi sidik jari sudah sering digunakan, terutama pada passport, ID Card, visa dan dokumen lainnya. Karena kapasitas penyimpanan untuk menyimpan sidik jari

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN METODE KECERAHAN CITRA KONTRAS DAN PENAJAMAN CITRA DALAM MENGHASILKAN KUALITAS GAMBAR

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN METODE KECERAHAN CITRA KONTRAS DAN PENAJAMAN CITRA DALAM MENGHASILKAN KUALITAS GAMBAR TEKNIK PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN METODE KECERAHAN CITRA KONTRAS DAN PENAJAMAN CITRA DALAM MENGHASILKAN KUALITAS GAMBAR Zulkifli Dosen Tetap Fakultas Ilmu Komputer Universitas Almuslim Email : Zulladasicupak@gmail.com

Lebih terperinci

SISTEM ANALISA PERBANDINGAN UKURAN HASIL KOMPRESI WINZIP DENGAN 7-ZIP MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING

SISTEM ANALISA PERBANDINGAN UKURAN HASIL KOMPRESI WINZIP DENGAN 7-ZIP MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING SISTEM ANALISA PERBANDINGAN UKURAN HASIL KOMPRESI WINZIP DENGAN 7-ZIP MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING Pandi Barita Simangunsong Dosen Tetap STMIK Budi Darma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. kepustakaan dan studi laboratorium, di mana penulis mempelajari teori-teori teknik

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. kepustakaan dan studi laboratorium, di mana penulis mempelajari teori-teori teknik BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penulisan ini metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kepustakaan dan studi laboratorium, di mana penulis mempelajari teori-teori teknik

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini dibahas mengenai implementasi dan evaluasi dari program kompresi video yang telah dibuat. Implememtasi dan evaluasi menggunakan file video yang dibuat sendiri

Lebih terperinci

APLIKASI PENGOLAHAN CITRA PERBAIKAN KUALITAS IMAGE CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE HARMONIC MEAN FILTER

APLIKASI PENGOLAHAN CITRA PERBAIKAN KUALITAS IMAGE CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE HARMONIC MEAN FILTER JURNAL TEKNIK DAN INFORMATIKA ISSN 89-594 VOL.5 NO. JANUARI 8 APLIKASI PENGOLAHAN CITRA PERBAIKAN KUALITAS IMAGE CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE HARMONIC MEAN FILTER Supiyandi, Barany Fachri, Program

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR KOMPRESI CITRA BERWARNA DENGAN PENERAPAN DISCRETE COSINE TRANSFORM ( DCT )

TUGAS AKHIR KOMPRESI CITRA BERWARNA DENGAN PENERAPAN DISCRETE COSINE TRANSFORM ( DCT ) TUGAS AKHIR KOMPRESI CITRA BERWARNA DENGAN PENERAPAN DISCRETE COSINE TRANSFORM ( DCT ) Diajukan untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Fakultas Teknik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan matlab. Kemudian metode trial dan error, selalu mencoba dan

III. METODE PENELITIAN. menggunakan matlab. Kemudian metode trial dan error, selalu mencoba dan III. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan studi literatur, yaitu mencari sumber-sumber literatur yang menjadi dasar keilmuan dari penelitian yang dilakukan.

Lebih terperinci

Pengelolaan Keterbatasan dan Pencirian

Pengelolaan Keterbatasan dan Pencirian Pengelolaan Keterbatasan dan Pencirian Pokok Bahasan: 1. Kinerja CPU dan Konsumsi Daya 2. Pengelolaan Caches dan Memori 3. Bus dan Memory 4. Perangkat I/O Baku Tujuan Belajar: Setelah mempelajari dalam

Lebih terperinci

Kata kunci: pohon biner, metode Huffman, metode Kanonik Huffman, encoding, decoding.

Kata kunci: pohon biner, metode Huffman, metode Kanonik Huffman, encoding, decoding. ALGORITMA HUFFMAN KANONIK UNTUK KOMPRESI TEKS SMS Moch Ginanjar Busiri 13513041 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

APLIKASI KOMPRESI CITRA BERBASIS ROUGH FUZZY SET

APLIKASI KOMPRESI CITRA BERBASIS ROUGH FUZZY SET APLIKASI KOMPRESI CITRA BERBASIS ROUGH FUZZY SET Anny Yuniarti 1), Nadya Anisa Syafa 2), Handayani Tjandrasa 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Surabaya

Lebih terperinci

PENGANTAR KOMPUTASI MODERN

PENGANTAR KOMPUTASI MODERN PENGANTAR KOMPUTASI MODERN KOMPUTASI MODERN & PEMROSESAN PARALEL MARSHAL SAMOS 54412458 4IA15 UNIVERSITAS GUNADARMA 2016 1. Manakah yang termasuk karakteristik komputasi Modern yaitu : a. Komputer-komputer

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE HUFFMAN DAN FRAKTAL DALAM KOMPRESI CITRA

PERBANDINGAN METODE HUFFMAN DAN FRAKTAL DALAM KOMPRESI CITRA PERBANDINGAN METODE HUFFMAN DAN FRAKTAL DALAM KOMPRESI CITRA Cici Kurniati Mahasiswa Program Studi Teknik Informatik, FT UMRAH Nerfita Nikentari, ST., M.Cs Dosen Program Studi Teknik Informatika, FT UMRAH

Lebih terperinci

Page 1

Page 1 MODUL V KOMPRESI CITRA DAN VIDEO Tiga tipe dari informasi yang berlebihan (redundancy) yang dapat dihilangkan atau direduksi : Spasial : Di dalam frame yang sama Sering kali menggunakan metode yang sama

Lebih terperinci

TEKNIK KOMPRESI LOSSLESS TEXT

TEKNIK KOMPRESI LOSSLESS TEXT TEKNIK KOMPRESI LOSSLESS TEXT Teknik Elektro Unibraw Kompresi Memampatkan / mengecilkan raw data Kompresi Multimedia: memampatan raw data multimedia Kompresi multimedia adalah mutlak mengingat ukuran raw

Lebih terperinci

3.2.1 Flowchart Secara Umum

3.2.1 Flowchart Secara Umum BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Tahapan analisis merupakan tahapan untuk mengetahui dan memahami permasalahan dari suatu sistem yang akan dibuat. Dalam aplikasi menghilangkan derau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PENGUJIAN. telah dibuat. Pengujian yang dilakukan adalah menguji proses region of interest

BAB IV HASIL DAN PENGUJIAN. telah dibuat. Pengujian yang dilakukan adalah menguji proses region of interest BAB IV HASIL DAN PENGUJIAN Bab ini menjelaskan tentang seluruh hasil pengujian dari aplikasi yang telah dibuat. Pengujian yang dilakukan adalah menguji proses region of interest (ROI) yaitu suatu proses

Lebih terperinci