PENGARUH PENJARANGAN BUAH TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS BUAH SALAK GULA PASIR PADA PANEN RAYA
|
|
- Ratna Susanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH PENJARANGAN BUAH TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS BUAH SALAK GULA PASIR PADA PANEN RAYA I Nyoman Adijaya dan I Made Rai Yasa Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali Jl. By Pas Ngurah Rai Pesanggaran Denpasar n_adijaya@yahoo.com ABSTRAK Salak gula pasir merupakan salah satu jenis salak spesifik di Bali dengan rasa manis yang khas. Pengembangan salak gula pasir tidak hanya dilakukan di sentra produksinya di kabupaten Karangasem namun juga mulai dikembangkan di kabupaten lainnya. Ke depan dengan berkembangnya populasi salak berpengaruh akan berpengaruh terhadap meningkatnya produksi salak sehingga kualitas menjadi hal yang sangat penting. Kajian penjarangan buah ini dilakukan di Dusun Sarinbuana, Desa Wanagiri, Kecamatan Selemadeg, Kabupaten Tabanan, Bali dari bulan Nopember 2013 sampai dengan Maret Perlakuan yang diuji yaitu yaitu penjarangan buah dengan perlakuan P0 (tanpa penjarangan), P1 (penjarangan buah 10%), P2 (penjarangan 20%) dan P3 (penjarangan 30%) menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 4 ulangan. Hasil kajian menunjukkan penjarangan buah meningkatkan hasil salak gula pasir. Penjarangan buah 10% memberikan berat buah per tanaman tertinggi dengan rata-rata 2.974,00 g berbeda tidak nyata dengan tanpa penjarangan dan penjarangan 20% dengan berat masing-masing 2.929,63 g dan 2.795,13 g namun berbeda nyata dengan penjarangan 30% dengan berat buah per tanaman 2.758,88 g. Peningkatan persentase penjarangan buah 10%, 20% dan 30% secara nyata meningkatkan bobot per buah dengan peningkatan masing-masing 12,30%, 25,34% dan 35,22% dibandingkan tanpa penjarangan (32,84 g). Kata kunci: penjarangan, produktivitas, kualitas, salak gula pasir Pendahuluan Salah satu kultivar salak spesifik Bali yang diberi nama salak gula pasir telah ditetapkan sebagai varietas unggul berdasarkan SK Menteri Pertanian RI No. 584/Kpts/TP.240/7/94 tanggal 23 Juli Varietas ini memiliki kelebihan yaitu rasa manis yang khas namun memiliki produktivitas yang lebih rendah dibandingkan salak gondok. Salak gondok produksinya yang tinggi dan salak ini sering diidentikkan dengan salak bali. Wijana (1997) menyatakan bahwa perbedaan khas dari salak yang tumbuh di Bali adalah dari segi rasa, yaitu menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah salak varietas Bali yang mempunyai rasa daging buah manis, asem dan ada rasa sepet, kelompok kedua adalah salak varietas gula pasir yang rasanya tanpa rasa asem dan sepat. Guntoro (2004) menyatakan keunggulan salak gula pasir dapat dilihat dari segi kualitas maupun dari segi ekonomi. Salak gula pasir memiliki daging buah yang rasanya jauh lebih manis Banjarbaru 6-7 Agustus
2 dibandingkan dengan salak bali. Rasa manis ini sudah dapat kita rasakan sejak buahnya masih muda. Populasi salak gula pasir cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Di Kabupaten Karangasem yang merupakan sentra produksi salak tahun 1996 populasi salak gula pasir hanya pohon (Wijana, 1997) tahun 2008 menjadi pohon (Rai, 2009) kemudian tahun 2013 populasi salak gula pasir di daerah ini mencapai pohon (Anonimus, 2013). Belakangan salak gula pasir dikembangkan tidak saja di sentra produksinya di Kabupaten Karangasem, tetapi dikembangkan juga di beberapa kabupaten seperti di Kabupaten Gianyar, Bangli, Badung, Tabanan dan Buleleng. Di Kabupaten Tabanan salak gula pasir banyak dikembangkan di Kecamatan Pupuan dan Selemadeg. Menurut petani motivasi pengembangan salak gula pasir karena secara ekonomis salak gula pasir memiliki harga yang jauh lebih tinggi dibandingkan salak lainnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sarmiati et al. (2000) yang menyatakan perbedaan kualitas (cita rasa) salak gula psir berdampak terhadap nilai jualnya, dimana harga jual salak gula pasir jauh lebih tinggi dibandingkan dengan salak bali dengan perbandingan harga bisa mencapai 10:1. Secara umum aspek budidaya salak gula pasir yang dilaksanakan ditingkat petani masih belum optimal sehingga berpengaruh terhadap produktivitas dan kualitas buah salak yang dihasilkan. Salah satunya yaitu belum dilakukannya penjarangan buah. Bisa dikatakan sangat jarang petani yang melakukan penjarangan buah sehingga buah dalam tandan tidak berkembang dengan baik. Hal ini menyebabkan buah yang dihasilkan memiliki grade rendah. Kualitas buah yang rendah dicirikan oleh ukuran buah yang kecil-kecil dan tidak jarang dihasilkan buah pesek akibat terlalu banyak buah dalam satu tandan. Buah-buah semacam ini sudah tentu akan sulit diterima di pasar. Suter (1988) menyatakan salak gula pasir mampu menghasilkan buah/tandan dengan diameter rata-rata 4,16-4,28 cm. Pada tandan dengan jumlah buah banyak ukuran buah akan semakin kecil. Lebih lanjut dinyatakan upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ukuran buah yaitu dengan melakukan penjarangan buah. Panen raya salak gula pasir seperti halnya salak bali terjadi pada bulan Desember- Pebruari, sedangkan panen gadu pada bulan Juni sampai Agustus (Sukewijaya, et al., 2009). Pada panen raya umumnya ukuran tandan relatif lebih panjang dengan buah yang lebih banyak dibandingkan ukuran tandan pada bulan lainnya. Dengan ukuran tandan yang panjang dan jumlah buah yang banyak, tanpa diimbangi dengan penjarangan buah maka ukuran buah menjadi kecil-kecil. Santoso (1993) menyatakan penjarangan buah bertujuan supaya buah salak cukup mendapat ruang untuk tumbuh menjadi buah normal, sehingga akan didapat buah-buah salak yang ukurannya relatif besar. Selain itu penjarangan buah juga mengurangi persaingan antar buah dalam mendapatkan asimilat yang digunakan untuk pertumbuhan buah. Tanpa penjarangan, buah akan saling berhimpitan dalam ruang sempit sehingga tidak mampu berkembang secara maksimal. Berdasarkan hal tersebut maka kajian ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas buah salak gula pasir melalui penjarangan buah. Metodologi Pengkajian dilaksanakan di Dusun Sarinbuana, Desa Wanagiri, Kecamatan Selemadeg Tabanan dari bulan Nopember 2013-Maret Pengkajian dilakukan pada kebun petani salak gula pasir yang telah berproduksi dengan umur 6-7 tahun. Penelitian dirancang dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. I Nyoman Adijaya dan I Made Rai Yasa : Pengaruh penjarangan buah 446
3 Perlakuan yang diuji yaitu penjarangan buah dalam tandan seperti P0 (tanpa penjarangan buah); P1 (penjarangan buah 10%); P2 (penjarangan buah 20%); P3 (penjarangan buah 30%). Cara budidaya tanaman menggunakan cara yang biasa dilakukan oleh petani yaitu dengan tidak melakukan pemupukan terhadap tanaman, namun dilakukan pengelolaan limbah gulma dan pelepah salak yang sudah tua dengan memasukkan pada rorak. Selain itu kegiatan budidaya yang dilakukan seperti penyiangan tanaman, penghilangan anakan serta penjarangan pelepah daun dengan menyisakan pelepah daun per tanaman. Masingmasing perlakuan menggunakan 10 pohon sehingga jumlah tanaman seluruh perlakuan sebanyak 160 pohon. Perlakuan penjarangan buah dilakukan pada umur buah 1,5-2 bulan. Penjarangan buah dilakukan terhadap tandan dengan jumlah buah mulai dari 15 buah/tandan atau lebih seperti (Tabel 1). Penjarangan buah dilakukan dengan melihat posisi buah (terjepit) secara subyektif, dengan cara menusuk/menghilangkan buah dengan jarum (jarum karung). Tabel 1. Jumlah penjarangan buah per tandan sesuai perlakuan penjarangan Jumlah buah per tandan (bh) P1 (penjarangan 10%) Jumlah buah per tandan (bh) P2 (penjarangan 20%) Jumlah buah per tandan (bh) P3 (penjarangan 30%) > Pengamatan dilakukan terhadap komponen hasil tanaman selama musim panen raya Januari-Pebruari seperti jumlah tandan/tanaman, berat buah per tandan, jumlah buah per tandan, berat per buah buah, ukuran/grade buah dan produksi buah per tanaman. Untuk pengamatan ukuran buah digunakan masing-masing 10 tandan pada masing-masing perlakuan setiap ulangan dengan menimbang berat buah disesuaikan dengan ukuran buah dan menghitung jumlah buah disesuaikan dengan skala/interval yang telah dibuat. Analisis data dilakukan secara dekriptif dan statistik dengan analisis sidik ragam dilanjutkan dengan uji BNT 5% jika perlakuan berpengaruh nyata. Komponen Hasil Salak Gula Pasir Hasil dan Pembahasan Hasil analisis terhadap komponen hasil dan hasil tanaman salak gula pasir akibat perlakuan penjarangan buah pada musim panen raya menunjukkan terjadi peningkatan nyata (P<0,05) terhadap komponen hasil seperti berat tandan/tanaman, berat/tandan, berat buah/tanaman, berat buah/tandan, berat buah per tanaman dan berat per buah. Sedangkan Banjarbaru 6-7 Agustus
4 perlakuan penjarangan buah secara nyata menurunkan jumlah buah per tandan (Tabel 2 dan 3). Penjarangan buah sebesar 10% buah dalam satu tandan memberikan berat buah dan tandan tertinggi tidak berbeda dengan perlakuan lainnya kecuali terhadap penjarangan buah 30%. Peningkatan penjarangan buah sampai 30% buah dalam satu tandan secara nyata meningkatkan berat per buah, namun tidak diikuti oleh meningkatnya komponen hasil tanaman. Penjarangan buah sebesar 30% menurunkan komponen hasil dan hasil tanaman dibandingkan dengan penjarangan 10%-20% dan tanpa penjarangan buah. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Nurrochman et al. (2011) yang mendapatkan bahwa penjarangan buah salak sebanyak 30% buah dalam satu tandan justru menurunkan hasil buah dibandingkan dengan tanpa penjarangan buah. Hal ini dipengaruhi oleh menurunnya jumlah buah panen dalam satu tandan walaupun berat buah meningkat dari rata-rata 53,36 g menjadi 60,25 g. Tabel 2. Rata-rata jumlah tandan per tanaman, berat tandan per tanaman, berat per tandan dan jumlah buah per tandan Jumlah tandan per Berat tandan/ Berat per tandan Jumlah buah per Perlakuan tanaman (tandan) tanaman (g) (g) tandan (bh) P0 3,60 a 3.015,25 a 837,50 b 24,78 a P1 3,55 a 3.054,00 a 860,00 a 22,73 b P2 3,53 a 2.883,25 ab 817,50 a 19,25 c P3 3,60 a 2.844,25 b 790,00 b 17,25 d Keterangan: angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNT taraf 5% Penjarangan buah 10% dalam satu tandan mampu meningkatkan komponen hasil tanaman salak gula pasir. Dengan rata-rata jumlah buah dalam satu tandan sebanyak 25 buah berarti buah yang dijarangkan hanya 3 buah. Hal ini memberikan ruang bagi buah lainnya untuk berkembang dengan lebih optimal sehingga berat tandan dan buah lebih berat dibandingkan tanpa penjarangan. Penjarangan buah mampu meningkatkan ukuran buah dengan meningkatnya ukuran buah seperti diameter buah dan berat buah. Nurrochman et al. (2011) menyatakan ukuran dan bentuk buah dipengaruhi oleh ketersediaan ruang tumbuh dan nutrisi pendukung bagi perkembangan buah tersebut. Perkembangan buah selalu mengarah menjauh dari pangkal buah, baik ke ujung maupun samping buah. Pendapat ini didukung oleh pernyataan Harjadi (1979) yang menyatakan dengan penjarangan buah maka proses pemanfaatan hasil asimilat ke organ penyimpanan dapat digunakan secara lebih efektif dan buah mampu berkembang secara lebih baik sejak dini. Tabel 3. Rata-rata jumlah tandan per tanaman, berat tandan per tanaman dan jumlah buah per tandan Berat buah per Berat buah per tandan Perlakuan Berat per buah (g) tanaman (g) (g) P ,63 a 813,75 a 32,84 c P ,00 a 837,50 a 36,88 b P ,13 ab 792,50 ab 41,16 ab P ,88 b 766,25 b 44,44 a Keterangan: angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNT taraf 5% I Nyoman Adijaya dan I Made Rai Yasa : Pengaruh penjarangan buah 448
5 Berat Buah Hasil pemilahan rata-rata berat buah salak gula pasir akibat perlakuan penjarangan buah yang dilakukan pada 10 tandan seperti Tabel 4. Berat buah yang dihasilkan meningkat dengan semakin tingginya penjarangan buah yang dilakukan. Pada tandan buah yang tidak dilakukan penjarangan berat buah didominasi oleh berat buah <30 g/buah yaitu sebesar 54,44% sedangkan buah g sebesar 33,47% dari total buah. Penjarangan buah sebesar 10% dalam satu tandan memberikan peningkatan berat buah yang ditandai dengan menurunnya buah ukuran <30 g dan meningkatnya berat buah ukuran g menjadi 39,65% dan 42,73%. Demikian juga dengan peningkatan persentase penjarangan buah dalam satu tandan menjadi 20% dan 30% mampu meningkatkan ukuran/berat per buah. Semakin tinggi persentase penjarangan buah diikuti oleh semakin tingginya ukuran/berat buah yang dihasilkan (Tabel 4, Gambar 1). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Thamrin (1998) pada salak pondoh yang menyatakan bahwa untuk mendapatkan ukuran buah yang maksimal dan sesuai dengan pasaran eksport penjarangan buah dapat dilakukan sampai 50% dalam satu tandan. Meningkatnya ukuran buah akibat penjarangan karena jumlah buah semakin sedikit sesuai dengan pernyataan Ainzworth, dan Bush (2011) yang menyatakan bahwa dengan meningkatnya cadangan komponen pendukung (source) akan diikuti oleh peningkatan fotosintesis dan peningkatan translokasi source ke organ penyimpanan. Hal inilah yang menyebabkan ukuran buah menjadi lebih besar, selain juga disebabkan oleh ruang berkembang buah lebih baik dibandingkan tanpa penjarangan. Pada tandan yang tidak dilakukan penjarangan banyak buah yang dihasilkan bentuknya tidak normal (pesek) serta berat buah yang kecil. Hal ini disebabkan oleh jumlah buah yang banyak sehingga banyak buah yang tidak dapat berkembang dengan optimal serta terbatasnya source. Tabel 4. Persentase grade buah salak gula pasir yang dihasilkan akibat perlakuan penjarangan buah Perlakuan Persentase (%) <30 g g g g >60 g P0 54,44 33,47 11,29 0,81 0,00 P1 39,65 42,73 15,42 2,20 0,00 P2 26,53 48,98 15,31 7,65 1,53 P3 17,44 36,05 31,40 12,79 2,33 Peningkatan penjarangan buah diikuti oleh peningkatan ukuran buah. Santoso (1993) menyatakan penjarangan buah mengurangi persaingan antar buah dalam mendapatkan asimilat yang digunakan untuk pertumbuhan buah, sehingga buah yang dihasilkan lebih besar dan bentuk buah lebih baik. Lebih lanjut dikatakan proses penjarangan buah sejak dini menyebabkan proses pemanfaatan hasil asimilat ke organ penyimpanan dapat digunakan secara lebih efektif dan buah mampu berkembang secara lebih baik sejak dini. Penundaan penjarangan buah menyebabkan masing-masing butir salak menerima asimilat yang lebih sedikit dan menghambat proses pertambahan ukuran karena buah saling berhimpitan dan cukup banyak asimiliat yang terbuang selama proses pengisian buah. Banjarbaru 6-7 Agustus
6 persentase (%) 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 P0 P1 P2 P3 0,00 < >60 Rata-rata berat per buah (g) Gambar 1. Persentase berat buah salak gula pasir pada berbagai grade buah akibat perlakuan penjarangan buah Kesimpulan 1. Penjarangan buah sebesar 10%-20% buah dalam satu tandan tidak meningkatkan produktivitas salak gula pasir. Produktivitas buah per tanaman menurun 5,8% pada penjarangan buah 30%. 2. Peningkatan penjarangan buah sampai 30% buah dalam satu tandan meningkatkan berat per buah. Berat buah meningkat 12,30 % dari 25,34 g menjadi 35,22 g dibandingkan tanpa penjarangan buah. 3. Penjarangan 20% buah dalam satu tandan memberikan produktivitas buah per tanaman tidak berbeda dengan penjanrangan buah 10% dengan berat buah yang berbeda dibandingkan dengan penjarangan 10% dan tanpa penjarangan. Ucapan Terima Kasih Kepada petani salak bapak I Wayan Begeg dan Ni Wayan Wideri serta rekan-rekan tim pengkaji (I Made Rai Yasa, Putu Agus Kertawirawan, I Made Sukadana, Putu Sugiarta dan Putu Yosi Priningsih) yang telah banyak membantu dari pengumpulan data, analisis sampai penulisan makalah ini. I Nyoman Adijaya dan I Made Rai Yasa : Pengaruh penjarangan buah 450
7 Daftar Pustaka Ainzworth, E.A. and D.R. Bush Carbohydrate Export from the Leaf: A Highly Regulated Process and Target to Enhance Photosynthesis and Productivity. American Society of Plant Biologists. Anonimus Program Penyuluhan Pertanian BPP Bebandem. UPT Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem. Guntoro, S Budidaya Salak Bali. Yogjakarta: Penerbit Kanisius. 43 hal. Harjadi, M.M.S.S Pengantar Agronomi. Jakarta: Penerbit PT Gramedia. 197 hal. Nurrochman, Sri Trisnowati, Sri Muhartini Pengaruh Pupuk Kalium Klorida dan Umur Penjaranagan Buah terhadap hasil dan Mutu Salak (Salacca zalacca (Gaertn.) Voss) Pondoh Super. www. Journal.ugm.ac.id. Rai, I.N Optimalisasi Pengembangan Komoditi Salak sebagai Potensi Unggulan Pertanian. Dalam Suparta, N.S., N. Rai dan G.S. Kusuma (Eds).: Strategi Membangun Karangasem, Perspektif Mengentas Kemiskinan dan Mengejar Ketertinggalan. Pustaka Nayottama, Denpasar. Santoso, H.B Salak Pondoh. Kanisius, Yogyakarta. Sarmiati, N., W. Suparmi, M. A. Trisnawati Upaya Pelestarian Salak Gula Pasir melalui Pelatihan dan Pembinaan dengan Teknik Pencangkokan di Desa Sibetan. Singaraja: Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Pendidikan Mipa Institut Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja. Sukawijaya, I. M., I. N. Rai and M.S. Mahendra Development of salak bali as an organic fruit. As. J. Food Ag-Ind. Special Issue, S37-S43 Suter, I.K Telaah Sifat Fisik Buah Salak Asal Bali Sebagai Dasar Pembinaan Mutu Hasil. Tesis. Fakultas Pasca Sarjana. IPB. 260 hal. Thamrin, M Effect of organic soil conditioner and soil mineral on salak Pondoh productivity in Sleman resident (Indonesia). Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian, Yogyakarta. Wijana, G Pelestarian dan Pengembangan Salak Gula Pasir. Denpasar: Fakultas Pertanian Universitas Udayana Denpasar. Banjarbaru 6-7 Agustus
RESPON PERTUMBUHAN BIBIT SALAK VARIETAS GULA PASIR (Salacca edulis) PADA PERLAKUAN MEDIA TANAM ORGANIK YANG BERBEDA
RESPON PERTUMBUHAN BIBIT SALAK VARIETAS GULA PASIR (Salacca edulis) PADA PERLAKUAN MEDIA TANAM ORGANIK YANG BERBEDA I Nyoman Adijaya dan Esty Asriyana Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali Jalan
Lebih terperinciPENGARUH PUPUK ORGANIK DAN PENJARANGAN BUAH TERHADAP PRODUKTIVITAS SALAK GULA PASIR
PENGARUH PUPUK ORGANIK DAN PENJARANGAN BUAH TERHADAP PRODUKTIVITAS SALAK GULA PASIR I Nyoman Adijaya dan I Made Rai Yasa Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali Jl. By Pas Ngurah Rai, Pesanggaran Denpasar,
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI SALAK VARIETAS GULA PASIR (Salacca edulis) DENGAN INOVASI PEMUPUKAN PUPUK KANDANG SAPI
PENINGKATAN PRODUKSI SALAK VARIETAS GULA PASIR (Salacca edulis) DENGAN INOVASI PEMUPUKAN PUPUK KANDANG SAPI I Nyoman Adijaya dan I Made Rai Yasa Balai pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali Jalan By
Lebih terperinciUPAYA PELESTARIAN SALAK GULA PASIR MELALUI PELATIHAN DAN PEMBINAAN PETANI DENGAN TEKNIK PENCANGKOKAN DI DESA SIBETAN
PKMM-1-12-1 UPAYA PELESTARIAN SALAK GULA PASIR MELALUI PELATIHAN DAN PEMBINAAN PETANI DENGAN TEKNIK PENCANGKOKAN DI DESA SIBETAN Ni Nyoman Sarmiati, Ni Wayan Suparmi, Ni Made Ari Trisnawati Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lahan Kebun salak dalam penelitian ini terletak di Desa Tapansari, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Umur pohon salak yang digunakan sekitar 2 tahun
Lebih terperinciADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK
ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK Ida Bagus Aribawa dan I Ketut Kariada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salak (Salacca zalacca) merupakan salah satu tanaman buah- buahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salak (Salacca zalacca) merupakan salah satu tanaman buah- buahan yang sangat prospektif untuk dikembangkan di Indonesia, karena tanaman ini mampu beradaptasi dengan
Lebih terperinciPENGARUH IRIGASI TETES DAN KONSENTRASI ANTITRANSPIRAN CHITOSAN TERHADAP PEMBUAHAN DAN PRODUKSI SALAK GULA PASIR DI LUAR MUSIM
1 TESIS PENGARUH IRIGASI TETES DAN KONSENTRASI ANTITRANSPIRAN CHITOSAN TERHADAP PEMBUAHAN DAN PRODUKSI SALAK GULA PASIR DI LUAR MUSIM I KETUT SUNARKA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015
Lebih terperinciPengaruh Konsentrasi Antitranspiran Chitosan Terhadap Pembuahan dan Produksi Salak Gula Pasir di Luar Musim
I KETUT SUNARKA et al. Pengaruh Konsentrasi Terhadap Pembuahan dan Pengaruh Konsentrasi Terhadap Pembuahan dan Produksi Salak Gula Pasir di Luar Musim I KETUT SUNARKA, I NYOMAN RAI *), DAN NI LUH KARTINI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Bali sebelum tahun 1980 terfokus pada sektor pertanian.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di Bali sebelum tahun 1980 terfokus pada sektor pertanian. Masyarakat Bali aktif berperan serta dalam pembangunan sektor pertanian. Menginjak tahun 1980
Lebih terperinciDAYA HASIL DAN POTENSI LIMBAH UNTUK PAKAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU (VUB) PADA SISTEM TANAM LEGOWO 2:1. I NYOMAN ADIJAYA dan I MADE RAI YASA
DAYA HASIL DAN POTENSI LIMBAH UNTUK PAKAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU (VUB) PADA SISTEM TANAM LEGOWO 2:1 I NYOMAN ADIJAYA dan I MADE RAI YASA Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali ABSTRAK Selama
Lebih terperinciHASIL DAN KUALITAS TOMAT (Lycopersicum esculentum L.) PADA BERBAGAI PEMBERIAN PUPUK KALIUM
HASIL DAN KUALITAS TOMAT (Lycopersicum esculentum L.) PADA BERBAGAI PEMBERIAN PUPUK KALIUM Anis Rosyidah Universitas Islam Malang anisrosyidah13@yahoo.co.id ABSTRAK. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciMENGATASI KEGAGALAN FRUIT-SET DENGAN PEMBUANGAN BEKAS TANDAN BUNGA DAN ANAKAN PADA SALAK GULA PASIR (Salacca zalacca var.
MENGATASI KEGAGALAN FRUIT-SET DENGAN PEMBUANGAN BEKAS TANDAN BUNGA DAN ANAKAN PADA SALAK GULA PASIR (Salacca zalacca var. Gula Pasir) SKRIPSI Oleh : I WAYAN EKA SAPUTRA KONSENTRASI AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
Lebih terperinciPERAKITAN VARIETAS SALAK :
PERAKITAN VARIETAS SALAK : SARI INTAN 48 : SK Mentan No.3510/Kpts/SR.120/10/2009 SARI INTAN 541 : SK Mentan No.3511/Kpts/SR.120/10/2009 SARI INTAN 295 : SK Mentan No.2082/Kpts/SR.120/5/2010 KERJASAMA ANTARA
Lebih terperinciJUDUL. (Times New Roman 16) USULAN PENELTITIAN. (Times New Roman 14) Oleh ARJUNA (Times New Roman 12)
1 Contoh sampul depan usulan penelitian JUDUL (Times New Roman 16) USULAN PENELTITIAN (Times New Roman 14) Oleh ARJUNA (Times New Roman 12) PROGRAM STUDI ARSITEKTU PERTAMANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciPRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)
No. 74/11/51/Th. IX, 2 November 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015) PRODUKSI PADI TAHUN 2015 (ARAM II) DIPERKIRAKAN TURUN 0,81 PERSEN DIBANDINGKAN PRODUKSI TAHUN 2014
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. anorganik menjadi bahan organik dengan bantuan tumbuh-tumbuhan dan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk
Lebih terperinciMengatasi Kegagalan Fruit-Set dengan Pembuangan Bekas Tandan Bunga dan Anakan Pada Salak Gula Pasir (Salacca zalacca var.
Mengatasi Kegagalan Fruit-Set dengan Pembuangan Bekas Tandan Bunga dan Anakan Pada Salak Gula Pasir (Salacca zalacca var. Gula Pasir) I WAYAN EKA SAPUTRA, I WAYAN WIRAATMAJA, DAN I NYOMAN RAI *) Program
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. di Indonesia. Menurut Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (1990) menyatakan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang penting di Indonesia. Sektor ini memegang peranan penting dalam perekonomian, seperti kontribusi terhadap peningkatan
Lebih terperinciVolume 11 Nomor 2 September 2014
Volume 11 Nomor 2 September 2014 ISSN 0216-8537 9 77 0 21 6 8 5 3 7 21 11 2 Hal. 103-200 Tabanan September 2014 Kampus : Jl. Wagimin No.8 Kediri - Tabanan - Bali 82171 Telp./Fax. : (0361) 9311605 HASIL
Lebih terperinciRESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS L.) AKIBAT PERLAKUAN VARIETAS DAN KONSENTRASI ZPT DEKAMON
RESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS L.) AKIBAT PERLAKUAN VARIETAS DAN KONSENTRASI ZPT DEKAMON 1) KETUT TURAINI INDRA WINTEN 2) ANAK AGUNG GEDE PUTRA 3) I PUTU WISARDJA Fakultas Pertanian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tidak sepet, tidak masam dan halus daging buahnya. (Gaertner) Voss yang telah lama dibudidayakan di Bali, terutama di
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Buah salak adalah salah satu jenis buah-buahan asli Indonesia yang telah lama dibudidayakan. Seiring dengan meningkatnya produksi salak di Bali mengakibatkan jatuhnya
Lebih terperinciPENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)
PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir) THE EFFECT OF COW MANURE DOSAGE AND NITROGEN FERTILIZER ON GROWTH AND
Lebih terperinciSTUDI BUDIDAYA DAN PENANGANAN PASCA PANEN SALAK PONDOH (Salacca zalacca Gaertner Voss.) DI WILAYAH KABUPATEN SLEMAN
STUDI BUDIDAYA DAN PENANGANAN PASCA PANEN SALAK PONDOH (Salacca zalacca Gaertner Voss.) DI WILAYAH KABUPATEN SLEMAN Oleh: Oktafianti Kumara Sari A34303035 PROGRAM STUDI HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciPengaruh Pengurangan Jumlah Cabang dan Jumlah Buah terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tomat (Solanum Lycopersicum L.)
Vegetalika. 2017. 6(3): 37-49 37 Pengaruh Pengurangan Jumlah Cabang dan Jumlah Buah terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tomat (Solanum Lycopersicum L.) The Effect of Pruning and Thinning on the Growth and Yield
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara agraris Indonesia sangat kaya akan berbagai sumber daya alam termasuk aneka jenis buah-buahan tropis. Sekitar 25 persen jenis buah tropis yang dikonsumsi
Lebih terperinciPENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS BIO-URIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT Panicum maximum PADA PEMOTONGAN KE TIGA
PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS BIO-URIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT Panicum maximum PADA PEMOTONGAN KE TIGA Ni Nyoman Candraasih Kusumawati 1), Ni Made Witariadi 2), I Ketut Mangku Budiasa 3),
Lebih terperinciUPAYA MEMPRODUKSI BUAH SALAK GULA PASIR (SALACCA ZALACCA VAR. GULAPASIR) DI LUAR MUSIM DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK
UPAYA MEMPRODUKSI BUAH SALAK GULA PASIR (SALACCA ZALACCA VAR. GULAPASIR) DI LUAR MUSIM DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK Rai, I. N*., I W. Wiraatmaja*, C. G. A Semarajaya*, dan Ni K. Alit Astiari** *) Program
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Tanaman salak yang digunakan pada penelitian ini adalah salak pondoh yang ditanam di Desa Tapansari Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Yogyakarta.
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian
10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim
Lebih terperinciUJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR
UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR Amir dan St. Najmah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan ABSTRAK Pengkajian dilaksanakan pada lahan sawah
Lebih terperinciVolume 10 Nomor 2 September 2013
Volume 10 Nomor 2 September 2013 ISSN 0216-8537 9 7 7 0 2 1 6 8 5 3 7 2 1 10 2 Hal. 79 54 Tabanan September 2013 Kampus : Jl. Wagimin No.8 Kediri - Tabanan - Bali 82171 Telp./Fax. : (0361) 9311605 KOMPONEN
Lebih terperinciJurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN
PENGARUH DOSIS PUPUK AGROPHOS DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI (Capsicum Annum L.) VARIETAS HORISON Pamuji Setyo Utomo Dosen Fakultas Pertanian Universitas Islam Kadiri (UNISKA)
Lebih terperinciRESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS
RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS RESPONSE OF PLANTING DISTANCE AND GRANUL ORGANIC FERTILIZER DOSAGE DIFFERENT ON GROWTH
Lebih terperinciEfektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering
Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering Abstrak Sumanto 1) dan Suwardi 2) 1)BPTP Kalimantan Selatan, Jl. Panglima Batur Barat No. 4, Banjarbaru 2)Balai Penelitian
Lebih terperinciSURAT TUGAS Nomor: 42/UN48.15/KP/2012
: Prof. Dr. Ni Ketut Suarni, M.S : Prof. Dr. Nyoman Dantes, Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd Prof. Dr. I Ketut Dharsana,M.Pd Prof. Dr. Putu Budi Adnyana, M.Si Guru dan Kualitas Pembelajaran Melalui Pelatihan
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN KOMODITAS PERKEBUNAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN KOMODITAS PERKEBUNAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. b. c. bahwa dengan Peraturan
Lebih terperinciSTUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN
STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN [STUDY ON THREE EGG PLANT VARIETIES GROWN ON DIFFERENT COMPOSITION OF PLANT MEDIA, ITS EFFECT ON GROWTH
Lebih terperinciPROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005
PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN Malang, 13 Desember 2005 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... ii ABSTRACT... iii ABSTRAK... iv RINGKASAN... v HALAMAN PERSETUJUAN... vii TIM PENGUJI... viii RIWAYAT HIDUP... ix KATA PENGANTAR...
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG PENETAPAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG PENETAPAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan peran serta pekerja
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit
20 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten
Lebih terperinciUJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN
UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN Haris Kriswantoro 1,*, Nely Murniati 1, Munif Ghulamahdi 2 dan Karlin Agustina 3 1 Prodi Agroteknologi Fak. Pertanian
Lebih terperinciUJI EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK HAYATI (Bio organic fertilizer) UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomea reptans Poir)
UJI EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK HAYATI (Bio organic fertilizer) UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomea reptans Poir) Gubali, H., M.I.Bahua, N.Musa Jurusan Agroteknologi Fakultas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perekonomian di Bali. Sektor ini menyumbang sebesar 14,64% dari total Produk
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian memegang peran strategis dalam upaya peningkatan perekonomian di Bali. Sektor ini menyumbang sebesar 14,64% dari total Produk Domestik Regional Bruto
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi
24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian BPTP Unit Percobaan Natar, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung
Lebih terperinciPRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)
No. 20/03/51/Th. X, 1 Maret 2016 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) PRODUKSI PADI TAHUN 2015 (ANGKA SEMENTARA) TURUN 0,49 PERSEN A. PADI Angka Sementara (ASEM) produksi padi
Lebih terperinciKajian Aplikasi Dosis Pupuk ZA dan Kalium Anak Agung Gede Putra 10
KAJIAN APLIKASI DOSIS PUPUK ZA DAN KALIUM PADA TANAMAN BAWANG PUTIH (ALLIUM SATIVUM L) ANAK AGUNG GEDE PUTRA Fakultas Pertanian Universitas Tabanan ABSTRAKSI Tingkat kesuburan tanah yang rendah dan terbatasnya
Lebih terperinciUNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI MALANG 2012
MAKALAH PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SILANG HIBRIDISASI SALAK PONDOH DENGAN SALAK BALI OLEH: AstritiaRizky A. 115070200111154 Arisyidita Muslim Indallah 115040201111137 FebrinaDwi P. 115040201111140 AminatusSholikah
Lebih terperinciPENGARUH PUPUK KALIUM KLORIDA DAN UMUR PENJARANGAN BUAH TERHADAP HASIL DAN MUTU SALAK (Salacca zalacca (Gaertn.) Voss) PONDOH SUPER
PENGARUH PUPUK KALIUM KLORIDA DAN UMUR PENJARANGAN BUAH TERHADAP HASIL DAN MUTU SALAK (Salacca zalacca (Gaertn.) Voss) PONDOH SUPER THE EFFECT OF POTASSIUM CHLORIDE FERTILIZER AND FRUIT THINNING TIME ON
Lebih terperinciPengaruh Komposisi Campuran Bahan Media Tanam dan Konsentrasi IBA terhadap Pertumbuhan Bibit Wani Ngumpen Bali (Mangifera caesia Jack)
Pengaruh Komposisi Campuran Bahan Media Tanam dan Konsentrasi IBA terhadap Pertumbuhan Bibit Wani Ngumpen Bali (Mangifera caesia Jack) I KADEK DWI MAHARDIKA I NYOMAN RAI*) I WAYAN WIRATMAJA Program Studi
Lebih terperinciSOSIALISASI DAN APLIKASI TEKNOLOGI PEMUPUKAN BERIMBANG SPESIFIK LOKASI UNTUK MENINGKATKAN MUTU DAN HASIL TANAMAN KAKAO DI KECAMATAN SELEMADEG TABANAN
SOSIALISASI DAN APLIKASI TEKNOLOGI PEMUPUKAN BERIMBANG SPESIFIK LOKASI UNTUK MENINGKATKAN MUTU DAN HASIL TANAMAN KAKAO DI KECAMATAN SELEMADEG TABANAN SUPADMA A.A. N., I N. DIBIA DAN I G.NGURAH BAGUS Fakultas
Lebih terperinciADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG DI LAHAN KERING DATARAN TINGGI BERIKLIM BASAH
ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG DI LAHAN KERING DATARAN TINGGI BERIKLIM BASAH Ida Bagus Aribawa Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali (BPTP) Bali Jl. By Pass Ngurah Rai Denpasar Bali E-mail: idabagusaribawa@yahoo.co.id
Lebih terperinciPRODUKSI TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) TM-9 PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK INJEKSI BATANG (II) Oleh AJI NUGRAHA A
PRODUKSI TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) TM-9 PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK INJEKSI BATANG (II) Oleh AJI NUGRAHA A34104040 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum
13 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Curah hujan harian di wilayah Kebun Percobaan PKBT IPB Tajur 1 dan 2 pada Februari sampai Juni 2009 berkisar 76-151 mm. Kelembaban udara harian rata-rata kebun tersebut
Lebih terperinciPENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM
0 PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM 10712017 PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK NEGERI
Lebih terperinciPERSEDIAAN KARBOHIDRAT DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 2015
PERSEDIAAN KARBOHIDRAT DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 215 Ir. Ni Putu Suastini, MSi (Penyuluh Pertanian Madya) Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng 215 PERSEDIAAN KARBOHIDRAT DI KABUPATEN BULELENG
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat secara langsung maupun tidak langsung dalam pencapaian tujuan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
12 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinggi Tanaman Berdasarkan Tabel 2 di bawah parameter tinggi tanaman umumnya perlakuan jarak tanam berbeda nyata pada 2, 4 dan 6 MST.Variasi varietas tanaman jagung berbeda
Lebih terperinciPRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014
No. 54/08/51/Th. III, 3 Agustus 2015 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 20,35 RIBU TON, CABAI RAWIT SEBESAR 28,44 RIBU TON, DAN BAWANG MERAH SEBESAR
Lebih terperinciPEMBERIAN MOLASES DAN MULSA ORGANIK PADA MEDIA TANAM PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT GMELINA (GMELINA ARBOREA ROXB)
PEMBERIAN MOLASES DAN MULSA ORGANIK PADA MEDIA TANAM PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT GMELINA (GMELINA ARBOREA ROXB) I PUTU WISARDJA I WAYAN SUKASANA KETUT TURAINI INDRA WINTEN PS Agroteknologi,
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Conggeang, Kabupaten Sumedang, Propinsi Jawa Barat, tepatnya di Desa Karanglayung dan Desa Narimbang. Secara
Lebih terperinciKAJIAN PERIMBANGAN PEMBENTUKAN ORGAN SOURCE-SINK TANAMAN BABY CORN PADA TLNGKAT PENYIANGAN DAN PEMBERIAN UREA YANG BERBEDA
KAJIAN PERIMBANGAN PEMBENTUKAN ORGAN SOURCE-SINK TANAMAN BABY CORN PADA TLNGKAT PENYIANGAN DAN PEMBERIAN UREA YANG BERBEDA Agus Mulyadi Purnawanto dan Oetami D. H. Fakultas Pertanian, Unmuh Purwokerto,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit
17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten
Lebih terperinciPENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A
PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A34104064 PROGRAM STUDI AGRONOMI DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 573/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN SALAK KRAMAT BANGKALAN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 573/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN SALAK KRAMAT BANGKALAN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciPRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP TAHUN 2015)
No. 46/07/51/Th. X, 1 Juli 2016 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP TAHUN 2015) PRODUKSI PADI TAHUN 2015 TURUN 0,49 PERSEN A. PADI Produksi padi di Bali tahun 2015 tercatat sebesar 853.710
Lebih terperinciKata kunci : kompos, Azolla, pupuk anorganik, produksi
KAJIAN APLIKASI KOMPOS AZOLLA DAN PUPUK ANORGANIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL PADI SAWAH (Oryza sativa L) Gatot Kustiono 1), Indarwati 2), Jajuk Herawati 2) 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Mojosari,Mojokerto
Lebih terperinciPRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN I TAHUN 2015)
No. 47/07/51/Th. IX, 1 Juli 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN I TAHUN 2015) PRODUKSI PADI TAHUN 2015 (ARAM I) DIPERKIRAKAN NAIK 0,39 PERSEN A. PADI Produksi padi di Bali pada tahun
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L)
1 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L) Mantali Adrian. Azhar, Ikbal Bahua, Fitriah S. Jamin ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciKERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR
KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR Charles Y. Bora 1 dan Buang Abdullah 1.Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur. Balai Besar Penelitian
Lebih terperincipenghujan sehingga mendukung pertumbuhan tanaman. Penyiraman dilakukan digunakan 80%. Pada umur 1-2 MST dilakukan penyulaman pada benih-benih
4.1 Keadaan Umum Lokasi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai Juli 2013. Kondisi ril di Lapangan menunjukkan bahwa saat awal penanaman telah memasuki musim penghujan sehingga
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 7 bulan pada bulan Mei sampai bulan Desember 2015 di kebun salak Tapansari, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Salak yang
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten
Lebih terperinciPENGARUH KEPADATAN POPULASI TERHADAP HASIL DUA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA
PENGARUH KEPADATAN POPULASI TERHADAP HASIL DUA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA Fahdiana Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Jarak tanam berhubungan dengan luas atau ruang tumbuh tanaman dan penyediaan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 340/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN DURIAN BIDO WONOSALAM SEBAGAI VARIETAS UNGGUL
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 340/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN DURIAN BIDO WONOSALAM SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciHUBUNGAN KONSUMSI PAKAN DENGAN POTENSI LIMBAH PADA SAPI BALI UNTUK PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR ABSTRAK PENDAHULUAN
HUBUNGAN KONSUMSI PAKAN DENGAN POTENSI LIMBAH PADA SAPI BALI UNTUK PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR I Nyoman Adijaya dan I M. R. Yasa Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali e-mail: n_adijaya@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. kehutanan, perternakan, dan perikanan. Untuk mewujudkan pertanian yang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian dalam arti luas meliputi pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, perternakan, dan perikanan. Untuk mewujudkan pertanian yang maju maka perlu adanya pembangunan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Komoditi salak merupakan salah satu jenis buah tropis asli Indonesia yang menjadi komoditas unggulan dan salah satu tanaman yang cocok untuk dikembangkan. Di Indonesia
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)
PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) ABSTRAK Noverita S.V. Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Sisingamangaraja-XII Medan Penelitian
Lebih terperinciDAFTAR ISI... ABSTRACT... RINGKASAN... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... PRASYARAT GELAR... LEMBAR PERSETUJUAN... PENETAPAN PANITIA PENGUJI... SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR RIWAYAT HIDUP... ABSTRAK... ABSTRACT...
Lebih terperinciANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN DAN HASIL UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam.) PENDAHULUAN
P R O S I D I N G 19 ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN DAN HASIL UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam.) Nur Edy Suminarti 1) 1) Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Jl. Veteran, Malang 65145 e-mail
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 122/Kpts/LB.240/2/2004 TENTANG PELEPASAN SALAK MADU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 122/Kpts/LB.240/2/2004 TENTANG PELEPASAN SALAK MADU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan produksi salak, varietas unggul mempunyai peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian masih sangat penting bagi perekonomian nasional. Hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian masih sangat penting bagi perekonomian nasional. Hal tersebut dikarenakan potensi dari sektor pertanian di Indonesia didukung oleh ketersediaan sumber
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 191/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK SIEM KINTAMANI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 191/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK SIEM KINTAMANI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciPENINGKATAN MUTU BUAH SALAK GULA PASIR MELALUI PEMBERIAN AIR DAN PUPUK MAJEMUK
PENINGKATAN MUTU BUAH SALAK GULA PASIR MELALUI PEMBERIAN AIR DAN PUPUK MAJEMUK I Ketut Sumantra Staf Pengajar Fak. Pertanian Univ. Mahasaraswati Denpasar Jl. Kamboja 11 A Denpasar-Bali (0361) 265322. e-mail
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI ATONIK DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT SALAK GULAPASIR (Salacca zalacca cv. Gulapasir)
SKRIPSI PENGARUH KONSENTRASI ATONIK DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT SALAK GULAPASIR (Salacca zalacca cv. Gulapasir) OLEH : I KADEK SUN NIM. 09.51.122.004 PROGRAM SARJANA PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan peran serta pekerja dalam
Lebih terperinciShella A.J.W., Kajian Pemberian Pupuk Hijau Eceng Gondok Pada Tanah Gambut Terhadap Pertumbuhan
Shella A.J.W., Kajian Pemberian Pupuk Hijau Eceng Gondok Pada Tanah Gambut Terhadap Pertumbuhan KAJIAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU ECENG GONDOK PADA TANAH GAMBUT TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN TERONG
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
17 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Bahan Humat dengan Carrier Zeolit terhadap Jumlah Tandan Pemberian bahan humat dengan carrier zeolit tidak berpengaruh nyata meningkatkan jumlah tandan
Lebih terperinciSOSIALISASI DAN APLIKASI TEKNOLOGI PEMUPUKAN BERIMBANG SPESIFIK LOKASI UNTUK MENINGKATKAN MUTU DAN HASIL TANAMAN KAKAO DI KECAMATAN SELEMADEG TABANAN
Udayana Mengabdi 9 (2): 64-68 ISSN : 1412-0925 SOSIALISASI DAN APLIKASI TEKNOLOGI PEMUPUKAN BERIMBANG SPESIFIK LOKASI UNTUK MENINGKATKAN MUTU DAN HASIL TANAMAN KAKAO DI KECAMATAN SELEMADEG TABANAN Supadma,
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun salak pondoh Desa Bangunkerto,
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun salak pondoh Desa Bangunkerto, kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY. Mulai bulan Agustus 2016 sampai
Lebih terperinciPEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul
147 PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul Karakter morfologi tanaman pada varietas unggul dicirikan tipe tanaman yang baik. Hasil penelitian menunjukkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pangan pokok saja, tetapi telah berkembang menjadi berbagai jenis bahan makanan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penduduk Indonesia yang cukup pesat menyebabkan pemenuhan akan kebutuhan juga semakin banyak. Perkembangan tersebut terlihat pada semakin meningkatnya jenis
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. (RAK) faktor tunggal dengan perlakuan galur mutan padi gogo. Galur mutan yang
17 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal dengan perlakuan galur mutan padi gogo. Galur mutan yang diuji
Lebih terperinciPRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)
No. 22/03/51/Th. IX, 2 Maret 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) PRODUKSI PADI TAHUN 2014 (ANGKA SEMENTARA) TURUN 2,74 PERSEN A. PADI Angka Sementara (ASEM) produksi padi
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PENETAPAN PERHITUNGAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU (DBH-CHT) PROVINSI BALI DAN KABUPATEN/ KOTA DI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica oleraceae. L)
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica oleraceae. L) Eka Rastiyanto A, Sutirman, Ani Pullaila Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten
Lebih terperinci