LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN I BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI TAHUN 2012

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN I BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI TAHUN 2012"

Transkripsi

1 LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN I BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI TAHUN 2012 PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG 1

2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 2 DAFTAR TABEL... 3 DAFTAR GAMBAR... 3 I. PENDAHULUAN... 4 A. LATAR BELAKANG... 4 B. MAKSUD DAN TUJUAN... 4 C. METODOLOGI... 4 D. OUTPUT DAN TARGET YANG DITERAPKAN... 4 II. PENILAIAN... 5 A. DASAR PENILAIAN... 5 B. OBJEK DAN TARGET PENILAIAN... 5 C. KRITERIA DAN SISTEM PENILAIAN... 6 III. ANALISA... 7 A. HASIL PENILAIAN... 7 B. ANALISA OBJEK PENILAIAN... 8 C. ANALISA TARGET PENILAIAN... 9 IV. KESIMPULAN A. HASIL PENILAIAN TERHADAP PEMBINAAN PENGADILAN TINGGI AGAMA B. SARAN DAN REKOMENDASI

3 DAFTAR TABEL Tabel 1 : Poin Penilaian Dan Termaktubnya Dalam Objek Periksa... 5 Tabel 2 : Objek Periksa Dengan Simbolnya... 5 Tabel 3 : Kriteria Dan Skor... 6 Tabel 4 : Kompilasi Data Dari Tim IT... 7 Tabel 5 : Nilai Terhadap Objek Penilaian... 8 Tabel 6 : Karesidenan Semarang... 9 Tabel 7 : Karesidenan Pati... 9 Tabel 8 : Karesidenan Kedu Tabel 9 : Karesidenan Banyumas Tabel 10 : Karesidenan Pekalongan Tabel 11 : Karesidenan Surakarta Tabel 12 : Rata-rata TI Karesidenan Tabel 13 : Standar Deviasi TI Karesidenan Tabel 14 : Pencapaian Poin Penilaian

4 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penggunaan Teknologi Informasi ( TI ) dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sudah menjadi hal yang wajib. Baik sebagai alat bantu, maupun menjadi salah satu indikator terlaksananya tugas itu sendiri. Pelaksanaan tugas dengan TI dalam keseharian barang tentu meninggalkan berbagai permasalahan baik teknis, standar pelaksanaan maupun kebijakan pimpinan. Dalam hal ini perlu adanya tolok ukur sebagai modal dasar pembinaan TI. Melalui pengumpulan informasi pelaksanaan TI pada Satker di Tingkat Pertama diharapkan tersusun Modal Awal TI di Pengadilan Agama di Jawa Tengah. B. MAKSUD DAN TUJUAN Bersamaan dengan bergulirnya kegiatan pengawasan tahap I Pengadilan Tinggi Semarang, maka dilaksanakan pengawasan bidang Teknologi Informasi dengan maksud menyerap informasi mengenai keadaan actual kinerja TI di lingkungan Pengadilan Agama di Jawa Tengah. Pada gilirannya nanti hasil serapan informasi tersebut akan dikompilasi dengan tujuan untuk memberikan bahan bagi pengambil kebijakan dalam merencanakan, membina, mengawasi dan mengembangkan TI di Pengadilan Agama se-jawa Tengah C. METODOLOGI Penilaian atas kinerja Teknologi Informasi pada Pengadilan Agama di Jawa Tengah ini menggunakan metode skoring melalui pengumpulan data langsung pada pelaksana di lapangan. Adapun penyerapan informasi dari pelaksana dilakukan melalui sesi wawancara dan pemeriksaan pekerjaan langsung di tempat kerja. Hasil dari penyerapan informasi kemudian dikompilas imenjadi sebuah bentuk laporan objektif mengenai kondisi kinerja TI di lingkungan Pengadilan Agama Se-Jawa Tengah. D. OUTPUT DAN TARGET YANG DITETAPKAN Output yang diharapkan adalah terkumpulnya informasi aktual kondisi kinerja Teknologi Informasi di lingkungan Pengadilan Agama Se-Jawa Tengah, sehingga dapat dijadikan bahan perencanaan, pembinaan, pengawasan dan pengembangan selanjutnya. Target yang telah ditetapkan adalah bahwa seluruh Pengadilan Agama bias diserap informasi kinerja TInya. 4

5 II. PENILAIAN A. DASAR PENILAIAN Penilaian didasarkan pada kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan baik oleh PTA Semarang, Badilag dan Mahkamah Agung. Ada 5 hal yang menjadi point penilaian yaitu : Tabel 1 : Poin Penilaian Dan Termaktubnya Dalam Objek Periksa No Poin Penilaian Termaktub dalam objek periksa 1 Kesiapan administrator dalam membuat, memanipulasi dan mengontrol segala hal yang berhubungan dengan teknis TI W1, W2, W3, W4, W7, S1, S2, S3, S4, S6, S7, S9, S10, S11, S12, S13, S14, J2, dan J3 2 Partisipasi Hakim dan Pegawai dalam penggunaan TI di pelaksanaan tupoksi sehari-hari. W1, W6, W7, W8, S2, S3, S5, S8, S10, S11, S12, dan S14. 3 Ketersediaan sarana dan prasarana J1, J2, J3 dan J4 4 Kebijakan pimpinan dalam kaitannya dengan perencanaan, pembangunan dan penggunaan TI dalam satuan kerja 5 Kesiapan satker dalam merespon informasi-informasi dari lembaga di atasnya W5, W6, W8, S2, S3, S5, S11, S12, S13, dan S14. W5, W6, W7, S1, S9, J1, J2 dan J3 B. OBJEK DAN SASARAN PENILAIAN Objek penilaian/pengawasan pada 3 objek yaitu : 1. Objek Website (W) 2. Objek SIADPA (S) 3. Objek Sarana dan Prasarana (J) Sasaran penilaian adalah satuan kerja Pengadilan Agama Tingkat Pertama se-jawa Tengah di bawah Pengadilan Tinggi Agama Semarang sejumlah 36 satuan kerja. Tabel 2 : Objek Periksa Dengan Simbolnya No Objek Periksa Minimal Simbol Penilaian 1 Website Pemenuhan jumlah standar menu (47 item) 40 Menu sudah tampil W1 Posisi modul Sesuai dengan standar website W2 Redaksional title menu dan separator 40 Menu redaksinya benar W3 Backup web (offline web) Sudah pernah backup web W4 SK Tim IT & Redaksi Website Punya SK TIM IT W5 SOP Web Publishing Ada penanggung jawab publish W6 Masa Updating Sesuai dengan lampiran standar web W7 Validasi Published Content thd Dok Sumber 40 Menu sesuai dokumen sumber W8 2 SIADPA Aplikasi SIADPA - Versi SIADPA Versi S1 - Standarisasi variabel Sudah melakukan standarisasi variabel S2 - Blangko pada setiap menu Tidak ada menu yang grey S3 - Backup database siadpa Ada backup *.bak atau *.sip S4 Penggunaan Aplikasi SIADPA-KIPA - Pencatatan transaksi Dilakukan kasir secara harian S5 - Kelengkapan blangko *.rpt dan *.xls Tidak error saat print laporan S6 Penggunaan Aplikasi SIADPA-LIPA - Kelengkapan blangko *.lap Tidak error saat print laporan S7 Penggunaan Aplikasi SIADPA-REGISTER - Input data aktual Data lengkap pada 1 hari sebelumnya S8 Penggunaan Aplikasi Akta Cerai - Versi aplikasi Versi AC S9 - Print out akta cerai Print out tanpa hambatan S10 Uploading infoperkara.badilag.net - Prosentase upload data perkara > 90 % S11 - Jumlah kesalahan dalam monitoring < 10 % S12 - Prosentase upload L1PA1 > 80 % S13 Uploading putusan.mahkamahagung.go.id - Jumlah perkara terupload Ada perkara yang diupload dan publish S14 3 Jaringan Bandwith internet up to 1Mbps Jaringan terkoneksi internet min 10 share Jaringan local sudah terkoneksi semua Ketersediaan server penyimpanan J1 J2 J3 J4 5

6 C. KRITERIA DAN SISTEM PENILAIAN Kriteria penilaian ditujukan pada 3 kondisi kinerja TI pada satuan kerja yang dinilai. 3 kondisi tersebut antara lain : 1. Kondisi dimana objek yang diperiksa dalam kondisi baik / lengkap / berjalan dengan baik. 2. Kondisi dimana objek yang diperiksa dalam kondisi masih perlu perbaikan / kurang lengkap / berjalan dengan baik namun perlu perbaikan minor 3. Kondisi dimana objek yang diperiksa tidak dalam kondisi baik / tidak ada / rusak Sistem penilaian mengakomodasi 3 kondisi yang telah ditetapkan kriterianya. Adapun penilaian atas 3 kondisi tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 3 : Kriteria Dan Skor No Kriteria Skor 1. Kondisi dimana objek yang diperiksa dalam kondisi baik / 2 lengkap / berjalan dengan baik. 2. Kondisi dimana objek yang diperiksa dalam kondisi masih 1 perlu perbaikan / kurang lengkap / berjalan dengan baik namun perlu perbaikan minor 3. Kondisi dimana objek yang diperiksa tidak dalam kondisi baik / tidak ada / rusak 0 D. PENGANALISAAN HASIL PENILAIAN Setelah kompilasi data telah selesai lakukan, kemudian dilakukan analisa hasil penilaian dengan kriteria sebagai berikut : a. Analisa terhadap objek periksa : - Nilai maksimum setiap objek periksa adalah 72 dan nilai minimumnya adalah 0 - Ada 3 tingkat kondisi yang menggambarkan bagaimana kondisi dari objek periksa yaitu : 1. Kondisi dimana objek periksa telah dilaksanakan dengan baik (> 65 atau 90%) 2. Kondisi dimana objek periksa telah dilaksanakan namun belum lengkap (51-64 atau 70% - 90%) 3. Kondisi dimana objek periksa belum dapat dilaksanakan dengan baik (<51 atau <70% ) b. Analisa terhadap Target periksa : - Target periksa adalah Pengadilan-pengadilan Agama yang tergabung dalam beberapa karesidenan tertentu. Jumlah target periksa ada 6 karesidenan yaitu : Semarang, Pati, Kedu, Banyumas, Pekalongan dan Surakarta. Adapun analisa terhadap target periksa adalah sebagai berikut : 1. Analisa rata-rata kinerja TI karesidenan. Rata-rata kinerja ini akan menunjukkan tingkat penetrasi arahan dan kebijakan PTA pada tingkat karesidenan. Tingkat rata-rata TI Karesidenan dinilai berdasarkan tingkat capaianya terhadap rata-rata seluruh satker yaitu 43, Analisa tingkat komunikasi dan koordinasi antar satker pada satu karesidenan. Tingkat komunikasi ini akan mencerminkan keefektifan koordinasi yang digalang oleh satu karesidenan. Tingkat komunikasi ini dinilai berdasarkan rata-rata margin (standar deviasi) pada setiap karesidenan. Adapun tingkatnya sebagai berikut : - Standar deviasi < 3 menunjukkan tingkat komunikasi dan koordinasi dalam karesidenan berjalan baik. - Standar deviasi > 3 menunjukkan tingkat komunikasi dan koordinasi yang perlu ditingkatkan lagi. 6

7 III. ANALISA A. HASIL PENILAIAN Pada bab ini di sampaikan hasil penilaian yang telah dilaksanakan oleh 6 anggota tim IT Pengadilan Tinggi Agama Semarang. Keenam anggota tim IT tersebut adalah : 1. Suparijanto Sigit, SH ( Cilacap, Pekalongan, Purwokerto, Semarang, dan Wonosobo) 2. Drs. Kurniawan Effendi, SH ( Kudus, Banjarnegara, Purbalingga dan Magelang) 3. Widodo A. W., S.Kom ( Banyumas, Batang, Boyolali, Demak, Karanganyar, Kebumen dan Sragen ) 4. Digdaya Andana ( Ambarawa, Brebes, Kajen, Pemalang, Salatiga dan Temanggung ) 5. Akbar Syaiful, S.Pt ( Jepara, Purworejo, Slawi, Tegal, Kendal, Klaten, Mungkid dan Pati ) 6. Eko Sambudhi, ST ( Blora, Rembang, Wonogiri, Sukoharjo, Surakarta dan Purwodadi ) Data-data dari keenam anggota tim IT tersebut kemudian dikompilasi seperti pada tabel berikut : Tabel 4 : Kompilasi Data Dari Tim IT No Pengadilan Agama Website SIADPA Sarpras Total 1 MUNGKID AMBARAWA KENDAL PURWODADI TEGAL CILACAP PURWOKERTO SLAWI JEPARA PURWOREJO SURAKARTA PEKALONGAN BOYOLALI SALATIGA SUKOHARJO KARANGANYAR KLATEN KAJEN WONOSOBO PEMALANG KEBUMEN TEMANGGUNG DEMAK SRAGEN PURBALINGGA BREBES BANYUMAS BATANG KUDUS BANJARNEGARA PATI SEMARANG MAGELANG WONOGIRI REMBANG BLORA

8 B. ANALISA TERHADAP OBJEK PENILAIAN Nilai objek periksa : Tabel 5 : Nilai Terhadap Objek Penilaian No Objek Periksa Minimal Simbol Penilaian Jumlah Nilai 1 Website Pemenuhan jumlah standar menu (47 item) 40 Menu sudah tampil W1 59 Posisi modul Sesuai dengan standar website W2 62 Redaksional title menu dan separator 40 Menu redaksinya benar W3 61 Backup web (offline web) Sudah pernah backup web W4 54 SK Tim IT & Redaksi Website Punya SK TIM IT W5 69 SOP Web Publishing Ada penanggung jawab publish W6 34 Masa Updating Sesuai dengan lampiran standar web W7 57 Validasi Published Content thd Dok Sumber 40 Menu sesuai dokumen sumber W SIADPA Aplikasi SIADPA - Versi SIADPA Versi S Standarisasi variabel Sudah melakukan standarisasi S Blangko pada setiap menu Tidak ada menu yang grey S Backup database siadpa Ada backup *.bak atau *.sib S4 70 Penggunaan Aplikasi SIADPA-KIPA - Pencatatan transaksi Dilakukan kasir secara harian S Kelengkapan blangko *.rpt dan *.xls Tidak error saat print laporan S6 56 Penggunaan Aplikasi SIADPA-LIPA - Kelengkapan blangko *.lap Tidak error saat print laporan S7 63 Penggunaan Aplikasi SIADPA-REGISTER - Input data aktual Data lengkap pada 1 hari sebelumnya S8 57 Penggunaan Aplikasi Akta Cerai - Versi aplikasi Versi AC S Print out akta cerai Print out tanpa hambatan S10 62 Uploading infoperkara.badilag.net - Prosentase upload data perkara > 90 % S Jumlah kesalahan dalam monitoring < 10 % S Prosentase upload L1PA1 > 80 % S13 63 Uploading putusan.mahkamahagung.go.id - Jumlah perkara terupload Ada perkara yang diupload dan S Jaringan publish Bandwith internet up to 1 Mbps J1 70 Jaringan terkoneksi internet min 10 share J2 68 Jaringan local sudah terkoneksi semua J3 71 Ketersediaan server penyimpanan J Objek Periksa yang telah dilaksanakan dengan baik. a. Website Keberadaan SK TIM IT merupakan objek periksa yang telah dilaksanakan dengan baik oleh Satker sebesar 95, 83%. SK TIM IT ini merupakan salah satu dokumen yang harus dibuat sebagai landasan personil-personil dalam SK tersebut untuk melaksanakan tugasnya. Namun secara keseluruhan pada objek Website yang telah dilaksanakan dengan baik baru mencapai 15,4 % b. SIADPA Ada 3 objek yang telah dilaksanakan dengan baik, yaitu 2 objek teknis SIADPA dan 1 objek pelaporan melalui Blangko pada setiap menu (91,6 %) dan Backup Database SIADPA (97,2%) merupakan hal yang mendasar dalam keseharian penggunaan SIADPA, sedangkan pelaporan ke infoperkara (100%) sudah dapat dilaksanakan dengan lengkap. Namun secara keseluruhan pada objek SIADPA yang telah dilaksanakan dengan baik baru 24,82% c. Jaringan (Sarpras) Keseluruhan objek periksa Jaringan (Sarana dan Prasarana) telah dilaksanakan dengan baik. Hal ini membuktikan bahwa pelaksanaan anggaran belanja DIPA pada setiap satker dapat digunakan dengan optimal (94,4 98,61 %) bagi pemenuhan kebutuhan TI. 2. Objek Periksa yang telah dilaksanakan namun belum lengkap a. Website Sebagian besar objek website belum dapat dilaksanakan dengan lengkap. Masalah teknis yang merupakan objek yang paling banyak belum lengkap pelaksanaannya ( W1-W4 ). Hal ini banyak disebabkan oleh administrator / operator TI menemui hambatan teknis. 8

9 Hambatan tersebut baik berupa kurangnya informasi maupun pengelolaan website yang masih sangat bergantung pada pihak ketiga / personil di luar Satker. Kemudian objek yang berhubungan dengan koordinasi antar elemen-elemen pencari data, pengolah data dan uploader masih nampak berjalan belum lengkap ( W7 dan W8 ). Hal ini lebih banyak dipengaruhi oleh sistem kerja yang belum mencerminkan distribusi tanggungjawab kepada pihak-pihak yang berperan dalam menyajian data pada website. b. SIADPA Kesiapan dan kesigapan administrator SIADPA masih belum secara lengkap dapat memenuhi tugas TI yang diembannya ( S1, S6, S7, S9 dan S13 ). Hal ini banyak disebabkan oleh administrator yang merangkap 3 tugas kantor lainnya seperti : mengetik putusan hakim, mengurus keuangan di KPPN, admin SIMAK, SAKPA, GPP, dll bahkan ada yang merangkap tugas juga sebagai Jurusita. Penyumbang kurang lengkapnya kinerja TI objek SIADPA selanjutnya adalah belum baiknya koordinasi dan distribusi tugas dan tanggung jawab antar stakeholder SIADPA di satker ( S2, S5, S8, S10,dan S12 ). 3. Objek Periksa yang belum dilaksanakan dengan baik. a. Website Objek periksa yang paling rendah mendapatkan nilai adalah mengenai keberadaan Standard Operating Prosedure ( SOP ) Web Publishing (47,2%). SOP Web Publishing merupakan tata cara baku sebuah data dapat disajikan pada website. Pada objek ini didapatkan informasi bahwa bagaimana data dapat tersaji di website sepenuhnya diserahkan kepada administratornya. Hal ini dimungkinkan bahwa edaran PTA Semarang mengenai SOP Web Publishing belum tersosialisasikan / dilaksanakan pada tingkat Satker. b. SIADPA Jumlah putusan teranonimasi yang telah diupload dan dipublish melalui merupakan objek yang belum dilaksanakan dengan baik ( 62,5% ). Hal ini disebabkan oleh belum tersosialisaikannya url sebagai direktori putusan MA. Hambatan yang paling banyak dikeluhkan oleh admin adalah belum didapatkannya username dan password untuk melakukan upload. C. ANALISA TERHADAP TARGET PENILAIAN Nilai setiap Karesidenan : Tabel 6 : Karesidenan Semarang NO PENGADILAN AGAMA Website SIADPA Sarpras TOTAL 2 AMBARAWA KENDAL PURWODADI SALATIGA DEMAK SEMARANG Rata-rata : 45,67 Standar Deviasi : 3,67 Tabel 7 : Karesidenan Pati NO PENGADILAN AGAMA Website SIADPA Sarpras TOTAL 9 JEPARA KUDUS PATI BLORA REMBANG Rata-rata : 38,2 Standar Deviasi : 4,16 9

10 Tabel 8 : Karesidenan Kedu NO PENGADILAN AGAMA Website SIADPA Sarpras TOTAL 1 MUNGKID PURWOREJO WONOSOBO KEBUMEN TEMANGGUNG MAGELANG Rata-rata : 44,17 Standar Deviasi : 2,89 Tabel 9 : Karesidenan Banyumas NO PENGADILAN AGAMA Website SIADPA Sarpras TOTAL 6 CILACAP PURWOKERTO PURBALINGGA BANYUMAS BANJARNEGARA Rata-rata : 43,6 Standar Deviasi : 3,52 Tabel 10 : Karesidenan Pekalongan NO PENGADILAN AGAMA Website SIADPA Sarpras TOTAL 5 TEGAL SLAWI PEKALONGAN KAJEN PEMALANG BREBES BATANG Rata-rata : 44,14 Standar Deviasi : 2,44 Tabel 11 : Karesidenan Surakarta NO PENGADILAN AGAMA Website SIADPA Sarpras TOTAL 11 SURAKARTA BOYOLALI SUKOHARJO KARANGANYAR KLATEN SRAGEN WONOGIRI Rata-rata : 43,71 Standar Deviasi : 2,12 10

11 1. Analisa terhadap rata-rata Kinerja TI. Tabel 12 : Rata-rata TI Karesidenan NO KARESIDENAN RATA-RATA 1 SEMARANG 45,67 2 KEDU 44,17 3 PEKALONGAN 44,14 4 SURAKARTA 43,71 5 BANYUMAS 43,6 6 PATI 38,2 Rata-rata Keseluruhan Satker : 43,42 Rata-rata kinerja TI karesidenan menunjukkan bagaimana Satker-satker dalam satu karesidenan dalam menggunakan TI pada pelaksanaan tupoksi sehari-hari. Dari 6 karesidenan kemudian dilakukan analisa tingkat kinerja TI berdasarkan angka rata-ratanya. Secara keseluruhan kinerja TI Pengadilan Agama se-jawa Tengah mencapai nilai rata-rata 43,42. Dari nilai tersebut 5 Karesidenan berada diatas rata-rata dan hanya 1 karesidenan yang di bawah rata-rata. 2. Analisa terhadap tingkat komunikasi dan koordinasi antar satker pada satu karesidenan. Tabel 13 : Standar Deviasi TI Karesidenan NO KARESIDENAN RATA-RATA 1 SURAKARTA 2,12 2 PEKALONGAN 2,45 3 KEDU 2,89 4 BANYUMAS 3,52 5 SEMARANG 3,67 6 PATI 4,16 Tingkat komunikasi ini akan mencerminkan keefektifan koordinasi yang digalang oleh satu karesidenan. Tingkat komunikasi ini dinilai berdasarkan rata-rata margin (standar deviasi) pada setiap karesidenan. Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa 3 Karesidenan yang mempunyai komunikasi dan koordinasi baik ( Standar Deviasi < 3 ), dan 3 Karesidenan yang masih harus memperkuat komunikasi dan koordinasinya ( Standar Deviasi < 3 ) 11

12 IV. KESIMPULAN A. HASIL PENILAIAN TERHADAP PEMBINAAN PENGADILAN TINGGI AGAMA Pembinaan yang dilaksanakan oleh Pengadilan Tinggi Agama Semarang selama tahun 2011 dan semester I 2012 pada bidang TI akan dapat dilihat tingkat keberhasilannya pada hasil pemeriksa TI tahap I ini. Adapun parameter-parameter yang menjadi point penilaian dapat dijadikan tolok ukur tingkat pencapaian pembinaan IT oleh PTA Semarang. Adapun pencapaian terhadap point-point penilaian tersebut : No Poin Penilaian 1 Kesiapan administrator dalam membuat, memanipulasi dan mengontrol segala hal yang berhubungan dengan teknis TI 2 Partisipasi Hakim dan Pegawai dalam penggunaan TI di pelaksanaan tupoksi sehari-hari. Tabel 14 : Pencapaian Poin Penilaian Termaktub dalam objek periksa W1, W2, W3, W4, W7, S1, S2, S3, S4, S6, S7, S9, S10, S11, S12, S13, S14, J2, dan J3 W1, W6, W7, W8, S2, S3, S5, S8, S10, S11, S12, dan S14. Nilai 1156 / / Ketersediaan sarana dan prasarana J1, J2, J3 dan J4 277 / Kebijakan pimpinan dalam W5, W6, W8, S2, S3, S5, kaitannya dengan perencanaan, S11, S12, S13, dan S / pembangunan dan penggunaan TI 720 dalam satuan kerja 5 Kesiapan satker dalam merespon informasi-informasi dari lembaga di atasnya W5, W6, W7, S1, S9, J1, J2 dan J3 485 / 576 Prosentase Pencapaian 84,50% 77,78% 96,18% 79,03% 84,20% B. SARAN DAN REKOMENDASI 1. Saran a. Poin penilaian yang sudah dianggap memenuhi harapan (>90%) seperti Poin Ketersediaan Sarana dan Prasarana pada Penilaian selanjutnya tidak disertakan lagi. Kemudian digantikan dengan poin penilaian yang aktual lainnya. b. Penyajian data agar lebih menggambarkan posisi setiap parameter pada kesatuan yang ada, seperti menggunakan bentuk grafik pie. 2. Rekomendasi a. Hasil pemeriksaan bidang IT ini agar menjadi tolok ukur dalam pembinaan IT selanjutnya di wilayah PTA Semarang. Sehingga dalam kegiatan-kegiatan pembinaan selanjutnya lebih menekankan pada hal-hal yang masih dianggap kurang memenuhi harapan. b. Wilayah Asisten Koordinator atau Karesidenan yang mendapatkan nilai yang belum memuaskan agar segera melakukan langkah-langkah kongkrit dalam meningkatkan penguasaan IT. Semarang, 9 Juli 2012 Tim Penyusun 12

Jln. Hanoman No. 18 Telp. (024) Fax. (024) Semarang

Jln. Hanoman No. 18 Telp. (024) Fax. (024) Semarang Nomor : W11-A/1532/KU.00/VI/2017. 22 Juni 2017 Sifat : Penting Lampiran : - Perihal : Kegiatan Rekonsiliasi Tingkat Wilayah dan Persiapan Pelaksanaan Penyusunan Laporan Keuangan Berbasis Akrual Semester

Lebih terperinci

Jln. Hanoman No. 18 Telp. (024) Fax. (024) Semarang Website :

Jln. Hanoman No. 18 Telp. (024) Fax. (024) Semarang Website : Jln. Hanoman No. 18 Telp. (024) 7600803 Fax. (024) 7603866 Semarang 50146 Website : www.pta-semarang.go.id E-Mail : ketua@pta-semarang.go.id Nomor : W11-A/2084/OT.01.2/X/2011 Semarang, 21 Oktober 2011

Lebih terperinci

Nomor : W11-A/97/KU.00/I/ Januari 2018

Nomor : W11-A/97/KU.00/I/ Januari 2018 Nomor : W11-A/97/KU.00/I/2018. 10 Januari 2018 Sifat : Penting Lampiran : 1 (satu) bendel Perihal : Kegiatan Rekonsiliasi Tingkat Wilayah dan Persiapan Pelaksanaan Penyusunan Laporan Keuangan Berbasis

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 78 TAHUN 2013 TAHUN 2012 TENTANG PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 71 A TAHUN 201356 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI DEFINITIF DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 56 TAHUN 201256 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI SEMENTARA DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH TAHUN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang dinamakan dengan nawacita.

Lebih terperinci

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU BULAN : KABUPATEN/KOTA IUD MOW MOP KDM IMPL STK PILL JML PPM PB % 1 Banyumas 447 60 8 364 478 2.632 629 4.618 57.379 8,05 2 Purbalingga 87 145 33 174 119 1.137

Lebih terperinci

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU BULAN : KABUPATEN/KOTA IUD MOW MOP KDM IMPL STK PILL JML PPM PB % 1 Banyumas 748 34 3 790 684 2,379 1,165 5,803 57,379 10.11 2 Purbalingga 141 51 10 139 228

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengangguran merupakan masalah yang sangat kompleks karena mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berinteraksi mengikuti pola yang

Lebih terperinci

KONDISI UMUM PROVINSI JAWA TENGAH

KONDISI UMUM PROVINSI JAWA TENGAH KONDISI UMUM PROVINSI JAWA TENGAH Kondisi umum Provinsi Jawa Tengah ditinjau dari aspek pemerintahan, wilayah, kependudukan dan ketenagakerjaan antara lain sebagai berikut : A. Administrasi Pemerintah,

Lebih terperinci

TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN

TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN No Kelompok Pola Harapan Nasional Gram/hari2) Energi (kkal) %AKG 2) 1 Padi-padian 275 1000 50.0 25.0 2 Umbi-umbian 100 120 6.0

Lebih terperinci

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH No. 56/08/33 Th.IX, 3 Agustus 2015 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 167,79 RIBU TON, CABAI RAWIT SEBESAR 107,95 RIBU TON,

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH. Data Agregat per K b t /K t

PROVINSI JAWA TENGAH. Data Agregat per K b t /K t PROVINSI JAWA TENGAH Data Agregat per K b t /K t PROVINSI JAWA TENGAH Penutup Penyelenggaraan Sensus Penduduk 2010 merupakan hajatan besar bangsa yang hasilnya sangat penting dalam rangka perencanaan pembangunan.

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 No.42/06/33/Th.X, 15 Juni 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 IPM Jawa Tengah Tahun 2015 Pembangunan manusia di Jawa Tengah pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus

Lebih terperinci

KEGIATAN PADA BIDANG REHABILITASI SOSIAL TAHUN 2017 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH

KEGIATAN PADA BIDANG REHABILITASI SOSIAL TAHUN 2017 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH KEGIATAN PADA BIDANG REHABILITASI SOSIAL TAHUN 2017 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH No Program Anggaran Sub Sasaran Lokasi 1. Program Rp. 1.000.000.000 Pelayanan dan Sosial Kesejahteraan Sosial Penyandang

Lebih terperinci

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 No. 50/08/33/Th. VIII, 4 Agustus 2014 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 145,04 RIBU TON, CABAI RAWIT 85,36 RIBU TON, DAN BAWANG

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 No.1/3307/BRS/11/2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 Pembangunan manusia di Wonosobo pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia

Lebih terperinci

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU BULAN : KABUPATEN/KOTA IUD MOW MOP KDM IMPL STK PILL JML PPM PB % 1 Banyumas 728 112 20 1,955 2,178 2,627 1,802 9,422 57,379 16.42 2 Purbalingga 70 50 11 471

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Demikian Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH kami susun dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

KATA PENGANTAR. Demikian Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH kami susun dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya. KATA PENGANTAR Sektor pertanian merupakan sektor yang vital dalam perekonomian Jawa Tengah. Sebagian masyarakat Jawa Tengah memiliki mata pencaharian di bidang pertanian. Peningkatan kualitas dan kuantitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tolok ukur keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi dan semakin kecilnya ketimpangan pendapatan antar penduduk, antar daerah dan antar sektor. Akan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Fisik Daerah Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit oleh dua Provinsi besar, yaitu

Lebih terperinci

DAFTAR NOMINASI SEKOLAH PENYELENGGARA UN CBT TAHUN 2015

DAFTAR NOMINASI SEKOLAH PENYELENGGARA UN CBT TAHUN 2015 280 Jawa Tengah Kab. Banjarnegara SMA SMAN 1 Banjarnegara 281 Jawa Tengah Kab. Banjarnegara SMA SMAN 1 Purwareja Klampok 282 Jawa Tengah Kab. Banjarnegara SMK SMK HKTI 1 Purwareja Klampok 283 Jawa Tengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan

BAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertanian merupakan salah satu basis perekonomian Indonesia. Jika mengingat bahwa Indonesia adalah negara agraris, maka pembangunan pertanian akan memberikan

Lebih terperinci

Gambar 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah,

Gambar 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah, No.26/04/33/Th.XI, 17 April 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 IPM Jawa Tengah Tahun 2016 Pembangunan manusia di Jawa Tengah pada tahun 2016 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan

Lebih terperinci

RAPAT TEKNIS PERENCANAAN PROGRAM, KEGIATAN DAN ANGGARAN APBN TA Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah Surakarta, Oktober 2015

RAPAT TEKNIS PERENCANAAN PROGRAM, KEGIATAN DAN ANGGARAN APBN TA Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah Surakarta, Oktober 2015 RAPAT TEKNIS PERENCANAAN PROGRAM, KEGIATAN DAN ANGGARAN APBN TA 2016 Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah Surakarta, 29-30 Oktober 2015 1 1. 2 REALISASI ANGGARAN APBN TA 2015 SATKER PAGU ANGGARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah yang bersangkutan dengan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 05/12/33/Th.III, 1 Desember 2009 KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2009 Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) dilaksanakan dua kali dalam setahun,

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN No. 62/11/33/Th.V, 07 November 2011 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Agustus 2011 mencapai 16,92 juta

Lebih terperinci

PENEMPATAN TENAGA KERJA. A. Jumlah Pencari Kerja di Prov. Jateng Per Kab./Kota Tahun 2016

PENEMPATAN TENAGA KERJA. A. Jumlah Pencari Kerja di Prov. Jateng Per Kab./Kota Tahun 2016 PENEMPATAN TENAGA KERJA A. Jumlah Pencari Kerja di Prov. Jateng Per Kab./Kota Tahun 2016 NO KAB./KOTA L P JUMLAH 1 KABUPATEN REMBANG 820 530 1.350 2 KOTA MAGELANG 238 292 530 3 KABUPATEN WONOGIRI 2.861

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH No.69 /11/33/Th.VII, 06 November 2013 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2013: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 6,02 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Agustus 2013 mencapai 16,99

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Provinsi Jawa Tengah Sensus Ekonomi 2016 No. 37/05/33 Th. XI, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TENGAH Hasil Pendaftaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang. berperan di berbagai sektor yang bertujuan untuk meratakan serta

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang. berperan di berbagai sektor yang bertujuan untuk meratakan serta BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan suatu proses perubahan terencana yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang berperan di berbagai sektor yang bertujuan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 05/01/33/Th.II, 2 Januari 2008 KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2007 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Tengah pada Agustus 2007 adalah

Lebih terperinci

GUBERNURJAWATENGAH. PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOM0R '2 TAJroJii 2e15 TENTANG

GUBERNURJAWATENGAH. PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOM0R '2 TAJroJii 2e15 TENTANG GUBERNURJAWATENGAH PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOM0R '2 TAJroJii 2e15 TENTANG PERKIRAANALOKASIDANABAGI HASILCUKAIHASILTEMBAKAU BAGIANPEMERINTAHPROVINSIJAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATENjKOTADI JAWATENGAHTAHUNANGGARAN2016

Lebih terperinci

PENEMPATAN TENAGA KERJA

PENEMPATAN TENAGA KERJA PENEMPATAN TENAGA KERJA A. Jumlah Pencari Kerja di Prov. Jateng Per Kab./Kota Tahun 2015 NO. KAB./KOTA 2015 *) L P JUMLAH 1 KABUPATEN SEMARANG 3,999 8,817 12816 2 KABUPATEN REMBANG 1,098 803 1901 3 KOTA.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK A. Gambaran Umum Objek/Subjek Penelitian 1. Batas Administrasi. Gambar 4.1: Peta Wilayah Jawa Tengah Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit oleh dua

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH

RUANG LINGKUP KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH RUANG LINGKUP KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Penelitian No Kabupaten Y X1 X2 X3 1 Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab.

Lampiran 1. Data Penelitian No Kabupaten Y X1 X2 X3 1 Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. LAMPIRAN Lampiran 1. Data Penelitian No Kabupaten Y X1 X2 X3 1 Kab. Cilacap 15.24 6.68 22.78 1676090 2 Kab. Banyumas 18.44 5.45 21.18 1605580 3 Kab. Purbalingga 20.53 5.63 21.56 879880 4 Kab. Banjarnegara

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Tengah 1. Peta Provinsi Jawa Tengah Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah 2. Kondisi Geografis Jawa Tengah merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH,

GUBERNUR JAWA TENGAH, GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 5 wsm 2^17 TENTANG ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH No.31 /05/33/Th.VIII, 05 Mei 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,45 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Februari 2014 yang sebesar 17,72

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 561.4/69/2010 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011 GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang

Lebih terperinci

BOKS PERKEMBANGAN KINERJA BPR MERGER DI JAWA TENGAH

BOKS PERKEMBANGAN KINERJA BPR MERGER DI JAWA TENGAH BOKS PERKEMBANGAN KINERJA BPR MERGER DI JAWA TENGAH 1. Perkembangan Jumlah BPR Merger Sejak paket kebijakan bidang perbankan digulirkan pada bulan Oktober 1988 atau yang dikenal dengan Pakto 88, jumlah

Lebih terperinci

KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DERAH

KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DERAH TARGET INDIKATOR LKPD YANG OPINI WTP Dalam Perpres No 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019 telah ditetapkan prioritas nasional pencapaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor industri mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor industri mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor industri mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Industrialisasi pada negara sedang berkembang sangat diperlukan agar dapat tumbuh

Lebih terperinci

Keadaan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah April 2015

Keadaan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah April 2015 KATA PENGANTAR Sektor pertanian merupakan sektor yang vital dalam perekonomian Jawa Tengah. Sebagian masyarakat Jawa Tengah memiliki mata pencaharian di bidang pertanian. Peningkatan kualitas dan kuantitas

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 08/05/33/Th.I, 15 Mei 2007 TINGKAT PENGANGGURAN DI JAWA TENGAH MENURUN 0,1% Tingkat Penganguran Terbuka di Jawa Tengah pada Februari 2007 adalah 8,10%. Angka ini 0,10% lebih

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH No. 66/11/33/Th.VI, 05 November 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2012: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,63 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Agustus 2012 mencapai 17,09

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Dengan adanya pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat

Lebih terperinci

TABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012

TABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012 Komoditi TABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012 Produksi Penyediaan Kebutuhan Konsumsi per kapita Faktor Konversi +/- (ton) (ton) (ton) (ton) (kg/kap/th) (100-angka susut)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai gambaran persebaran IPM dan komponen-komponen penyususn IPM di Provinsi Jawa Tengah. Selanjutnya dilakukan pemodelan dengan menggunakan

Lebih terperinci

SINKRONISASI OPERASIONAL KEGIATAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2017

SINKRONISASI OPERASIONAL KEGIATAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2017 PAPARAN SEKRETARIS DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH SINKRONISASI OPERASIONAL KEGIATAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2017 Ungaran, 19 Januari 2017 Struktur Organisasi

Lebih terperinci

REKAP JUMLAH KELAS GELOMBANG 5 ( 2 s/d 6 JULI 2014 ) PELATIHAN KURIKULUM 2013 BAGI GURU SASARAN

REKAP JUMLAH KELAS GELOMBANG 5 ( 2 s/d 6 JULI 2014 ) PELATIHAN KURIKULUM 2013 BAGI GURU SASARAN REKAP JUMLAH KELAS GELOMBANG 5 ( 2 s/d 6 JULI 2014 ) NO PENANGGUNGJAWAB NAMA KABUPATEN JML WILAYAH TPK NAMA TPK MTK IPA B. INGG IPS SENI PRAKARYA PJOK BK JML KLS 1 Johan Johanis P. SE, MM KAB. BLORA 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor. pembangunan suatu negara (Maharani dan Sri, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor. pembangunan suatu negara (Maharani dan Sri, 2014). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi jangka panjang. Dari satu periode ke periode berikutnya kemampuan suatu negara untuk

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH No.70 /11/33/Th.VIII, 05 November 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,68 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Agustus 2014 yang sebesar

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH 3.1 Keadaan Geografis dan Pemerintahan Propinsi Jawa Tengah adalah salah satu propinsi yang terletak di pulau Jawa dengan luas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah. Jawa Tengah merupakan Provinsi yang termasuk ke dalam Provinsi yang memiliki jumlah penduduk

Lebih terperinci

LUAS TANAM, LUAS PANEN DAN PREDIKSI PANEN PADI TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH

LUAS TANAM, LUAS PANEN DAN PREDIKSI PANEN PADI TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH LUAS TANAM, LUAS PANEN DAN PREDIKSI PANEN PADI TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH OUT LINE 1. CAPAIAN PRODUKSI 2. SASARAN LUAS TANAM DAN LUAS PANEN 3. CAPAIAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH 2.1 Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Badan Pemeriksa Keuangan BPK merupakan salah satu lembaga

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN JAWABAN TERMOHON TERHADAP PERMOHONAN PEMOHON (PERSEORANGAN CALON ANGGOTA DPD)

PEDOMAN PENYUSUNAN JAWABAN TERMOHON TERHADAP PERMOHONAN PEMOHON (PERSEORANGAN CALON ANGGOTA DPD) LAMPIRAN XI PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 561.4/52/2008 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 561.4/52/2008 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009 KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 561.4/52/2008 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009 GUBERNUR JAWA TENGAH, Membaca : Surat Kepala Dinas Tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara

Lebih terperinci

REKAPITULASI PESERTA PAMERAN SOROPADAN AGRO EXPO 2017 TANGGAL JULI 2017

REKAPITULASI PESERTA PAMERAN SOROPADAN AGRO EXPO 2017 TANGGAL JULI 2017 REKAPITULASI PESERTA PAMERAN SOROPADAN AGRO EXPO 2017 TANGGAL 13-17 JULI 2017 NO SIMBOL JENIS STAND NOMOR STAND INSTANSI 1 1 Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah 2 2 Dinas Ketahanan Pangan Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. World Bank dalam Whisnu, 2004), salah satu sebab terjadinya kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. World Bank dalam Whisnu, 2004), salah satu sebab terjadinya kemiskinan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu keadaan di mana masyarakat yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dan kehidupan yang layak, (menurut World Bank dalam Whisnu, 2004),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai ada kesenjangan antar daerah yang disebabkan tidak meratanya

BAB I PENDAHULUAN. sampai ada kesenjangan antar daerah yang disebabkan tidak meratanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Pembangunan yang dilaksanakan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan

BAB I BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan BAB I BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan otonomi daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beras merupakan komoditi yang penting bagi Indonesia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beras merupakan komoditi yang penting bagi Indonesia. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beras merupakan komoditi yang penting bagi Indonesia. Hal ini dikarenakan fungsi beras sebagai makanan pokok bagi hampir seluruh penduduk. Pentingnya keberadaan beras

Lebih terperinci

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA UAPA MAHKAMAH AGUNG RI (005) UAPPA-E1 BUA (005.01); BADILUM (005.03); BADILAG (005.04); BADILMILTUN (005.

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA UAPA MAHKAMAH AGUNG RI (005) UAPPA-E1 BUA (005.01); BADILUM (005.03); BADILAG (005.04); BADILMILTUN (005. . Disusun oleh : FTF / 17 Jan 2013 Direviu oleh : SGM, IP / 17 Jan 2013 Disetujui oleh : NS / 18Jan 2013 MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA UAPA MAHKAMAH AGUNG RI (005) UAPPA-E1 BUA (005.01); BADILUM (005.03);

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia. Menurut Rachmat dan Sri (2009) sejak tahun

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia. Menurut Rachmat dan Sri (2009) sejak tahun I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia. Menurut Rachmat dan Sri (2009) sejak tahun 2000-an kondisi agribisnis tembakau di dunia cenderung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan ke arah desentralisasi. Salinas dan Sole-Olle (2009)

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan ke arah desentralisasi. Salinas dan Sole-Olle (2009) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama beberapa dekade terakhir terdapat minat yang terus meningkat terhadap desentralisasi di berbagai pemerintahan di belahan dunia. Bahkan banyak negara

Lebih terperinci

EVALUASI DAERAH PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH

EVALUASI DAERAH PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH EVALUASI DAERAH PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH Rapat Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Penanganan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah Surakarta, 9 Februari 2016 Kemiskinan

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah 36 BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 4.1 Kondisi Geografis Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di tengah Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi Jawa Tengah terletak

Lebih terperinci

PENILAIAN PENGARUH SEKTOR BASIS KOTA SALATIGA TERHADAP DAERAH PELAYANANNYA

PENILAIAN PENGARUH SEKTOR BASIS KOTA SALATIGA TERHADAP DAERAH PELAYANANNYA PENILAIAN PENGARUH SEKTOR BASIS KOTA SALATIGA TERHADAP DAERAH PELAYANANNYA TUGAS AKHIR Oleh : PUTRAWANSYAH L2D 300 373 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik

Lebih terperinci

1. REKAP DATA REALISASI APBD DAN (PDRB) PROVINSI JAWA TENGAH. TAHUN 2011 (dalam jutaan rupiah)

1. REKAP DATA REALISASI APBD DAN (PDRB) PROVINSI JAWA TENGAH. TAHUN 2011 (dalam jutaan rupiah) LAMPIRAN LAMPIRAN A 1. REKAP DATA REALISASI APBD DAN (PDRB) PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011 (dalam jutaan rupiah) NO. KOTA/KABUPATEN PAD DAU DAK BELANJA MODAL PDRB 1 Kab. Banjarnegara 71.107 562.288 65.367

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TARUN 2116 PERUBAHANPERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 63 TAHUN2015 KEBUTUHAN DAN HARGAECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIANDI

Lebih terperinci

HASIL EVALUASI ADK LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA REKONSILIASI INTERNAL PERIODE BERJALAN WILAYAH JAWA TENGAH

HASIL EVALUASI ADK LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA REKONSILIASI INTERNAL PERIODE BERJALAN WILAYAH JAWA TENGAH HASIL EVALUASI ADK LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA REKONSILIASI INTERNAL PERIODE BERJALAN WILAYAH JAWA TENGAH No Kode Satker Satuan Kerja SAK SIMAKBMN Selisih Keterangan SAK Keterangan SIMAKBMN Status 1

Lebih terperinci

Nomor : W11-A/644/PS.00/III/2011 Semarang, 8 Maret 2011 Sifat : Penting Lamp : Satu Bendel Hal : Pelaksanaan Pengawasan/Pemeriksaan Reguler

Nomor : W11-A/644/PS.00/III/2011 Semarang, 8 Maret 2011 Sifat : Penting Lamp : Satu Bendel Hal : Pelaksanaan Pengawasan/Pemeriksaan Reguler Jln. Hanoman No. 18 Telp. (024) 7600803 Fax. (024) 7603866 Semarang 50146 Website : www.ptasemarang.go.id E-Mail : ketua@pta-semarang.go.id Nomor : W11-A/644/PS.00/III/2011 Semarang, 8 Maret 2011 Sifat

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Halaman : RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran 0 Formulir RKA-SKPD. Urusan Pemerintahan :.0. - PERTANIAN Organisasi :.0.0. - Dinas Peternakan

Lebih terperinci

APLIKASI PENGGUNAAN METODE KOHONEN PADA ANALISIS CLUSTER (Studi Kasus: Pendapatan Asli Daerah Jawa Tengah Dalam Menghadapi Asean Community 2015)

APLIKASI PENGGUNAAN METODE KOHONEN PADA ANALISIS CLUSTER (Studi Kasus: Pendapatan Asli Daerah Jawa Tengah Dalam Menghadapi Asean Community 2015) APLIKASI PENGGUNAAN METODE KOHONEN PADA ANALISIS CLUSTER (Studi Kasus: Pendapatan Asli Daerah Jawa Tengah Dalam Menghadapi Asean Community 015) Rezzy Eko Caraka 1 (1) Statistics Center Undip, Jurusan Statistika,

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG. Bab 1 Pendahuluan 1-1

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG. Bab 1 Pendahuluan 1-1 Bab 1 Pendahuluan 1-1 1.1 TINJAUAN UMUM 1 BAB I PENDAHULUAN Sumber Daya Air merupakan salah satu unsur utama untuk kelangsungan hidup manusia, disamping itu air juga mempunyai arti penting dalam rangka

Lebih terperinci

TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN KENDAL. 0 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN KENDAL. 0 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal LP2KD Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Kendal TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN KENDAL TAHUN 2012 0 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaah Terhadap Kebijakan Nasional Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2018, Kementerian PPN/Bappenas memangkas prioritas nasional agar lebih fokus menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatan pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatan pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) di tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multi dimensional yang melibatkan perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap mental dan lembaga-lembaga sosial. Perubahan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasarkan status sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusiinstitusi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasarkan status sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusiinstitusi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan adalah suatu proses dalam melakukan perubahan kearah yang lebih baik. Proses pembangunan yang mencakup berbagai perubahan mendasarkan status sosial,

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung Berdasarkan Program dan Kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung Berdasarkan Program dan Kegiatan Halaman : 1 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran 2017 Formulir RKA-SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan : 2.02. - Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

Lebih terperinci

IR. SUGIONO, MP. Lahir : JAKARTA, 13 Oktober 1961

IR. SUGIONO, MP. Lahir : JAKARTA, 13 Oktober 1961 IR. SUGIONO, MP Lahir : JAKARTA, 13 Oktober 1961 1 BBPTU HPT BATURRADEN Berdasarkan Permentan No: 55/Permentan/OT.140/5/2013 Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Baturraden yang

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Ringkasan Hasil Regresi

BAB 5 PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Ringkasan Hasil Regresi BAB 5 PEMBAHASAN 5.1 Pembahasan Hasil Regresi Dalam bab ini akan dibahas mengenai bagaimana pengaruh PAD dan DAU terhadap pertumbuhan ekonomi dan bagaimana perbandingan pengaruh kedua variabel tersebut

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA

KERANGKA ACUAN KERJA KERANGKA ACUAN KERJA Rakor Pengurangan Melalui Keluarga Berencana Provinsi Jawa Tahun 2016 BIRO BINA SOSIAL SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH 0 A. LATAR BELAKANG 1. Dasar Hukum a. Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Khusaini 2006; Hadi 2009). Perubahan sistem ini juga dikenal dengan nama

BAB I PENDAHULUAN. (Khusaini 2006; Hadi 2009). Perubahan sistem ini juga dikenal dengan nama BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Perubahan sistem pemerintahan dari sentralistik menjadi desentralistik pada tahun 2001 telah menimbulkan dampak dan pengaruh yang signifikan bagi Indonesia (Triastuti

Lebih terperinci

PEMODELAN PROFIL KESRA PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PEMODELAN PROFIL KESRA PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS F.2. Pemodelan Profil Kesra Provinsi Jawa Tengah Dengan Sistem Informasi Geografis... (Budi Widjajanto) PEMODELAN PROFIL KESRA PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS F.10 Budi Widjajanto

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bersubsidi. Pupuk yang ditetapkan sebagai pupuk bersubsidi adalah pupuk

BAB 1 PENDAHULUAN. bersubsidi. Pupuk yang ditetapkan sebagai pupuk bersubsidi adalah pupuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pupuk merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi petani untuk membantu meningkatkan produktivitas mereka dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia.

Lebih terperinci

PENCAPAIAN SPM KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN

PENCAPAIAN SPM KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN Dinas Kesehatan PENCAPAIAN SPM KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN 2013 Berdasarkan PERMENKES RI No. 741/MENKES/PER/VII/2008 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn : Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PENGELOMPOKAN PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS MENURUT KABUPATEN/KOTA DAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAW A TENGAH,

KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAW A TENGAH, KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JA WA TENGAH NOMOR: Kw 11.4/2IKU.OSI t.;2.t>~ 12012 PEMBERIAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) UNTUK PP. SALAFIYAH ULA KABUPATENIKOTA SE JAW

Lebih terperinci