TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN KENDAL. 0 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN KENDAL. 0 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal"

Transkripsi

1 LP2KD Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Kendal TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN KENDAL TAHUN Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan merupakan persoalan pembangunan yang dihadapi di setiap wilayah di dunia. Tingginya angka kemiskinan di dunia mengundang perhatian dunia untuk menurunkan jumlah penduduk miskin dunia. Pengurangan jumlah penduduk miskin dunia menjadi salah satu kesepakatan global yang dinyatakan dalam Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals) yang harus dicapai secara signifikan pada tahun Dengan masuknya penanggulangan kemiskinan sebagai agenda global sebagaimana tertuang dalam Tujuan Pembangunan Milenium, maka kebijakan pembangunan di Indonesia, baik Pusat maupun Daerah, diprioritaskan untuk program-program dan kegiatan-kegiatan penanggulangan kemiskinan. Sebagai bentuk komitmen Pemerintah terhadap pengentasan penduduk miskin, penanggulangan kemiskinan telah menjadi bagian dari rencana pembangunan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, baik Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) maupun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN). Rencana aksi penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Kendal dirumuskan secara konkret dalam wujud kebijakan dan strategi penanggulangan kemiskinan yang terintegrasi dalam sistem perencanaan pembangunan Kabupaten Kendal, mulai dari RPJPD Tahun , RPJMD Tahun , Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Rencana Aksi Daerah (RAD) Millenium Development Goals), serta Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD). Dalam rangka mengakselerasi dan meningkatkan efektivitas upaya penanggulangan kemiskinan, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. Peraturan Presiden tersebut mengamanatkan untuk dibentuknya wadah koordinasi lintas sektoral dan lintas pemangku kepentingan dalam penaggulangan kemiskinan, baik di tingkat Pusat maupun Provinsi dan Kabupaten/Kota. Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Presiden tersebut, Menteri Dalam Negeri menerbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2010 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi dan Kabupaten/Kota yang mengatur secara lugas tentang susunan keanggotaan dan peran yang harus diemban oleh Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi dan Kabupaten/Kota. 1 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

3 Dengan berpedoman pada Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2010, Bupati Kendal melalui Keputusan Bupati Kendal Nomor 414.2/66/2012 tanggal 8 Februari 2012 membentuk Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Kendal. Pembentukan tim serupa sudah dilakukan di Kabupaten Kendal menyesuaikan peraturan perundang-undangan yang berlaku pada saat itu. Pada tahun 2001 dalam rangka penanggulangan kemiskinan telah dibentuk tim bernama GERDU TASKIN (Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan), kemudian berubah nama menjadi Komite Penanggulangan Kemiskinan Daerah, dan selanjutnya berganti nama kembali menjadi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah. Perubahan ini diharapkan dapat membawa motivasi dan semangat yang lebih tinggi serta peningkatan kinerja bagi anggota Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan dalam mengemban amanah mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan dan program penanggulangan kemiskinan. Karakteristik kemiskinan yang bersifat multidimensional menuntut langkah-langkah penanggulangan kemiskinan yang sistematik, komprehensif, dan terpadu dalam rangka memenuhi hak-hak dasar warga negara secara layak melalui pembangunan yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan untuk mewujudkan kehidupan yang bermartabat. Penanggulangan kemiskinan yang sistematik, komprehensif, dan terpadu memerlukan koordinasi yang harmonis yang bersifat lintas sektoral dan lintas pemangku kepentingan secara berkesinambungan. Di sinilah peran Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan sangat penting dan signifikan. Efektivitas penanggulangan kemiskinan akan sangat dipengaruhi oleh kualitas koordinasi lintas sektoral dan lintas pemangku kepentingan tersebut dalam perencanaan maupun pelaksanaan kebijkan dan program penanggulangan kemiskinan. Koordinasi tersebut sangat penting peranannya mengingat banyaknya program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan oleh beragam instansi pemerintah. Dengan koordinasi yang baik, diharapkan program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan dapat mencapai hasil yang diharapkan, yaitu penurunan jumlah penduduk miskin secara signifikan. Dalam rangka memberikan gambaran tentang kondisi kemiskinan di Kabupaten Kendal serta upaya-upaya Pemerintah Kabupaten Kendal dalam melaksanakan program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan serta hasil yang dicapai melalui program dan kegiatan tersebut, maka disusunlah Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal. 2 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

4 1.2. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan penyusunan Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal adalah : 1. memberikan gambaran tentang kondisi kemiskinan di Kabupaten Kendal; 2. memberikan gambaran tentang perkembangan dan permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Kendal; serta 3. memberikan rekomendasi dan saran dalam rangka meningkatkan perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan untuk mendukung keberhasilan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Kendal Landasan Hukum Landasan hukum penyusunan Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal adalah : (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Batang dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2757); (2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); (3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); (4) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 3 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

5 (5) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); (6) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan mulai Berlakunya Undang-Undang Tahun 1950 Nomor 12, 13, 14 dan 15 dari Hal Pembentukan Daerahdaerah Kabupaten di Jawa Timur/Tengah/Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta; (7) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); (8) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); (9) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan; (10) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; (11) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2010 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi dan Kabupaten/Kota; (12) Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 14 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan yang menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Kendal (Lembaran Daerah Kabupaten Kendal Tahun 2007 Nomor 14 Seri E No. 8, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kendal Nomor 12); (13) Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 4 Tahun 2011 tentang Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten Kendal (Lembaran Daerah Kabupaten Kendal Tahun 2011 Nomor 4 Seri E No. 4); (14) Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 16 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Staf Ahli Bupati, dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kendal (Lembaran Daerah Kabupaten Kendal Tahun 2011 Nomor 16 Seri D No. 2); 4 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

6 (15) Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 17 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kendal (Lembaran Daerah Kabupaten Kendal Tahun 2011 Nomor 17 Seri D No. 3); (16) Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 18 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Inspektorat, dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Kendal (Lembaran Daerah Kabupaten Kendal Tahun 2011 Nomor 18 Seri D No. 4); (17) Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 19 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kendal (Lembaran Daerah Kabupaten Kendal Tahun 2011 Nomor 19 Seri D No. 5); (18) Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 28 Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kendal Tahun Anggaran 2012 (Lembaran Daerah Kabupaten Kendal Tahun 2011 Nomor 28 Seri A No. 3, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kendal Nomor 92); (19) Peraturan Bupati Kendal Nomor 66 Tahun 2011 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kendal (Berita Daerah Kabupaten Kendal Tahun 2011 Nomor 66 Seri A No. 5); (20) Peraturan Bupati Kendal Nomor 14 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 4 Tahun 2011 tentang Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten Kendal (Berita Daerah Kabupaten Kendal Nomor 14 Seri E No. 14); dan (21) Keputusan Bupati Kendal Nomor 414.2/66/2012 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Kendal Sistematika Penulisan Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal disusun dengan sistematika sebagai berikut : (1) Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan 1.3 Landasan Hukum 1.4 Sistematika Penulisan (2) Bab II Kondisi Kemiskinan di Kabupaten Kendal 2.1 Kondisi Umum Kemiskinan 5 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

7 (3) Bab III Prioritas Target Bidang dan Intervensi Penanggulangan Kemiskinan 3.1 Prioritas Target dan Intervensi Bidang Ketenagakerjaan 3.2 Prioritas Target dan Intervensi Bidang Kesehatan 3.3 Prioritas Target dan Intervensi Bidang Pendidikan 3.4 Prioritas Target dan Intervensi Bidang Infrastruktur Dasar (4) Bab IV Kebijakan dan Program Penanggulangan Kemiskinan di Daerah 4.1 Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan 4.2 Strategi Penanggulangan Kemiskinan 4.3 Program dan Kegiatan Penanggulangan Kemiskinan (5) Bab V Koordinasi dan Pengendalian Program Penanggulangan Kemiskinan 5.1 Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan 5.2 Permasalahan Pelaksanaan Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan 5.3 Pengendalian Program Penanggulangan Kemiskinan 5.4 Penanganan Pengaduan Masyarakat 5.5 Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2011 dan Rekomendasi Koordinasi dan Pengendalian Program Penanggulangan Kemiskinan (6) Bab VI Kesimpulan dan Ringkasan Rekomendasi 6.1 Kondisi Umum Kemiskinan 6.2 Prioritas Target, Intervensi, dan Wilayah per Bidang 6.3 Dukungan Daerah : Program-program Unggulan Daerah 6.4 Mekanisme Koordinasi dan Pengendalian 6.5 Rencana Aksi dan Tindak Lanjut 6 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

8 BAB II KONDISI KEMISKINAN DI KABUPATEN KENDAL 2.1. Kondisi Umum Kemiskinan Persentase Penduduk Miskin Persentase penduduk miskin atau tingkat kemiskinan di Kabupaten Kendal pada tahun 2010 sebesar 14,47%. Tingkat kemiskinan di Kabupaten Kendal pada tahun 2010 tersebut lebih baik dibandingkan tingkat kemiskinan di Jawa Tengah pada tahun yang sama karena berada di bawah tingkat kemiskinan di Jawa Tengah sebesar 16,11%. Namun jika dibandingkan dengan tingkat kemiskinan nasional, tingkat kemiskinan di Kabupaten Kendal pada tahun 2010 masih lebih tinggi. Tingkat kemiskinan nasional pada tahun 2010 sebesar 13,33%. Perbandingan tingkat kemiskinan di Kabupaten Kendal dengan tingkat kemiskinan nasional, tingkat kemiskinan Jawa Tengah, maupun tingkat kemiskinan kabupaten/kota lain di Jawa Tengah pada tahun 2010 ditunjukkan pada Grafik Grafik Posisi Relatif Tingkat Kemiskinan (%) Provinsi Jawa Tengah Tahun Posisi Relatif Tingkat Kemiskinan (%) Provinsi Jawa Tengah 2010 Kab/Kota Nasional (13,33%) Provinsi Jawa Tengah (16,11%) 25, ,00 1 5,00 18,11 20,20 24,57 19,17 22,70 16,61 23,15 14,14 13,72 17,47 10,94 15,67 13,98 17,49 17,86 16,27 23,40 14,48 9,01 10,18 18,76 10,50 13,46 14,47 14,67 16,29 19,96 13,11 23,01 10,51 13,96 8,28 5,12 9,36 10,62 Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal 7 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

9 Jika dilihat kondisinya dari waktu ke waktu, tingkat kemiskinan di Kabupaten Kendal cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2003 tingkat kemiskinan di Kabupaten Kendal sebesar 22,84%. Dua tahun berikutnya tingkat kemiskinan di Kabupaten Kendal menurun menjadi 20,87% pada tahun 2004 dan 20,06% pada tahun Pada tahun 2006 tingkat kemiskinan mengalami kenaikan menjadi 21,59%. Kenaikan tersebut hanya bersifat sementara karena tahun 2007 tingkat kemiskinan di Kabupaten Kendal kembali menurun dan penurunan ini terus berlanjut hingga tahun Pada tahun 2010 tingkat kemiskinan di Kabupaten Kendal telah menurun menjadi sebesar 14,47%. Dengan demikian, selama tahun telah terjadi penurunan tingkat kemiskinan di Kabupaten Kendal sebesar 8,37%. Grafik menunjukkan perkembangan tingkat kemiskinan di Kabupaten Kendal yang memiliki tren yang menurun dalam kurun waktu tahun Grafik Perkembangan Tingkat Kemiskinan (%) Kabupaten Kendal Tahun Perkembangan Tingkat Kemiskinan (%) Kabupaten Kendal Tahun Sumber: BPS, diolah ,84 20,87 20,06 Kab/Kota 21,59 Linear (Kab/Kota) 20,70 17,87 16,02 14, Tingkat kemiskinan di Kabupaten Kendal selama kurun tahun menunjukkan kecenderungan/tren yang menurun. Tingkat kemiskinan di Kabupaten Kendal juga menunjukkan tren yang menurun pada kurun tahun yang lebih pendek yaitu periode tahun lima tahunan ( ) dan periode tiga tahunan ( ). Tren penurunan tingkat kemiskinan di Kabupaten Kendal ini menunjukkan bahwa program/kegiatan yang selama ini dilaksanakan di Kabupaten Kendal yang ditujukan untuk penanggulangan kemiskinan telah cukup efektif untuk menurunkan tingkat kemiskinan di Kabupaten Kendal. Dengan demikian program/kegiatan yang memiliki kontribusi positif terhadap penurunan tingkat kemiskinan di Kabupaten Kendal perlu dilanjutkan dalam tahun-tahun mendatang sehingga tingkat kemiskinan dapat diturunkan ke tingkat lebih rendah lagi. Pada Grafik 2.1.3, 8 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

10 2.1.4, dan secara berturut-turut ditunjukkan secara grafis analisis efektivitas tingkat kemiskinan Kabupaten Kendal tahun , , dan Grafik Analisis Efektivitas Tingkat Kemiskinan (%) Kabupaten Kendal Tahun , ,00 22,84 Analisis Efektivitas Tingkat Kemiskinan (%) Kabupaten Kendal Tahun Sumber: BPS, diolah Tingkat Kemiskinan (%) Trendline Linear (Trendline) 20,87 20,06 21,59 20,70 17,87 16,02 14,47 1 5, Grafik Analisis Efektivitas Tingkat Kemiskinan (%) Kabupaten Kendal Tahun ,00 Analisis Efektivitas Tingkat Kemiskinan (%) Kabupaten Kendal Tahun Tingkat Kemiskinan (%) Trendline Linear (Trendline) Sumber: BPS, diolah 2 15,00 21,59 20,70 17,87 16,02 14,47 1 5, Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

11 Grafik Analisis Efektivitas Tingkat Kemiskinan (%) Kabupaten Kendal Tahun ,00 16,00 14,00 Analisis Efektivitas Tingkat Kemiskinan (%) Kabupaten Kendal Tahun Tingkat Kemiskinan (%) Trendline Linear (Trendline) 17,87 16,02 Sumber: BPS, diolah 14,47 12,00 1 8,00 6,00 4,00 2, Tingkat kemiskinan Kabupaten Kendal yang memiliki tren menurun sejalan dengan tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah dan Nasional yang juga memiliki tren yang menurun. Dengan demikian, perkembangan tingkat kemiskinan di Kabupaten Kendal relevan dengan perkembangan tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah dan Nasional. Penurunan tingkat kemiskinan merupakan kondisi baik yang diharapkan. Oleh karena itu, kondisi relevan yang terjadi merupakan kondisi relevan yang membaik. Pada Grafik ditunjukkan relevansi tingkat kemiskinan Kabupaten Kendal terhadap Provinsi Jawa Tengah dan Nasional tahun Pada Grafik terlihat bahwa pola pergerakan tingkat kemiskinan di Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah, dan Nasional memiliki arah yang sama. Pada tahun tingkat kemiskinan di semua level memiliki kecenderungan menurun, kemudian pada tahun 2006 tingkat kemiskinan di semua level meningkat. Pada tahun 2007 tingkat kemiskinan di semua level menurun dan penurunan tingkat kemiskinan ini berlanjut hingga tahun Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

12 Grafik Relevansi Tingkat Kemiskinan (%) Kabupaten Kendal Terhadap Provinsi dan Nasional Tahun , ,00 Relevansi Tingkat Kemiskinan (%) Kabupaten Kendal Terhadap Provinsi dan Nasional Tahun Nasional Provinsi Jawa Tengah Kab. Kendal 22,84 21,78 22,19 21,11 21,59 20,87 20,49 20,06 20,43 20,70 18,99 17,42 17,75 17,87 17,48 16,66 15,97 16,58 15,42 16,02 16,11 14,15 14,47 13,33 1 5, Jumlah Penduduk Miskin Dengan tingkat kemiskinan sebesar 14,47%, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Kendal pada tahun 2010 sejumlah jiwa. Jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah pada tahun yang sama sejumlah jiwa. Dengan demikian, kemiskinan di Kabupaten Kendal memberikan kontribusi sebesar 2,50% terhadap total jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah pada tahun Pada Grafik disajikan posisi relatif jumlah penduduk miskin di Kabupaten Kendal pada tahun 2010 dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Jawa Tengah. Grafik Posisi Relatif Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) Provinsi Jawa Tengah Tahun Posisi Relatif Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) Provinsi Jawa Tengah 2010 Kab/Kota Nasional Provinsi Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal 11 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

13 Sama halnya dengan tingkat kemiskinan, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Kendal memiliki tren yang menurun dari tahun ke tahun. Pada tahun 2003 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Kendal sejumlah jiwa. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Kendal mengalami penurunan pada tahun 2004 dan 2005, yaitu sebesar jiwa dan jiwa. Namun pada tahun 2006 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Kendal mengalami kenaikan cukup banyak menjadi jiwa. Pada tahun 2007 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Kendal menurun kembali menjadi jiwa dan penurunan jumlah penduduk miskin terus berlanjut hingga tahun Pada tahun 2010 jumlah penduduk di Kabupaten Kendal telah menurun menjadi sejumlah jiwa. Dengan demikian, selama tahun telah terjadi penurunan tingkat kemiskinan di Kabupaten Kendal sejumlah jiwa. Grafik menunjukkan perkembangan jumlah penduduk miskin di Kabupaten Kendal yang memiliki tren yang menurun dalam kurun tahun Grafik Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) Kabupaten Kendal Tahun Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) Kabupaten Kendal Tahun Kab/Kota Linear (Kab/Kota) , Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, maka semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk miskin dari garis kemiskinan. Indeks Kedalaman Kemiskinan di Kabupaten Kendal pada tahun 2010 sebesar 3,48. Indeks Kedalaman Kemiskinan di Kabupaten Kendal pada tahun 2010 masih tergolong tinggi karena berada di atas Indeks Kedalaman Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional. Indeks Kedalaman Kemiskinan Jawa Tengah dan Nasional pada tahun 2010 berturut-turut sebesar 2,49% dan 2,21%. Masih tingginya Indeks Kedalaman Kemiskinan di Kabupaten 12 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

14 Kendal menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin di Kabupaten Kendal masih jauh di bawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan di Kabupaten Kendal pada tahun 2010 sebesar Rp /kapita/bulan. Pada Grafik ditampilkan perbandingan Indeks Kedalaman Kemiskinan di Kabupaten Kendal dengan Kabupaten/Kota lain di Jawa Tengah pada tahun Pada Grafik Indeks Kedalaman Kemiskinan di Kabupaten Kendal diberi warna merah dengan maksud menjadi perhatian karena Indeks Kedalaman Kemiskinan Kabupaten Kendal pada tahun 2010 lebih tinggi dibandingkan Indeks Kedalaman Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional. Grafik Posisi Relatif Indeks Kedalaman Kemiskinan (Indeks) Provinsi Jawa Tengah Tahun ,50 4,00 3,50 3,00 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 3,05 Posisi Relatif Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)(Indeks) Provinsi Jawa Tengah ,56 Sumber : BPS, dilolah Kab/Kota Nasional (2,21%) Provinsi Jawa Tengah (2,49%) 4,00 3,34 3,68 2,67 3,97 2,05 2,34 2,95 1,54 3,02 1,98 2,85 2,48 2,38 3,50 2,43 0,92 1,12 3,75 1,45 1,73 3,48 2,29 2,40 3,19 1,78 4,27 1,61 2,19 0,94 0,89 1,12 1,72 Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Indeks Kedalaman Kemiskinan di Kabupaten Kendal memiliki kecenderungan menurun selama kurun tahun Indeks Kedalaman Kemiskinan Kabupaten Kendal pada tahun 2003 sebesar 4,01 menurun menjadi 3,46 pada tahun 2004 dan 3,20 pada tahun Pada tahun 2006 Indeks Kedalaman Kemiskinan di Kabupaten Kendal sedikit mengalami kenaikan menjadi 3,23, tetapi satu tahun berikutnya turun menjadi 3,18. Pada tahun 2008 Indeks Kedalaman Kemiskinan di Kabupaten Kendal meningkat cukup signifikan menjadi 4,02. Kemudian pada tahun 2009 Indeks Kedalaman Kemiskinan di Kabupaten Kendal menurun cukup drastis menjadi 2,88 dan ini menjadi Indeks Kedalaman Kemiskinan terendah di Kabupaten Kendal selama kurun tahun Pada tahun 2010 Indeks Kedalaman Kemiskinan Kabupaten Kendal meningkat kembali menjadi 3, Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

15 Secara umum Indeks Kedalaman Kemiskinan memiliki tren yang menurun dalam kurun tahun Hal tersebut menunjukkan semakin kecilnya kesenjangan rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Pada Grafik ditampilkan perkembangan Indeks Kedalaman Kemiskinan Kabupaten Kendal pada tahun Grafik Perkembangan Indeks Kedalaman Kemiskinan (Indeks) Kabupaten Kendal Tahun Perkembangan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)(Indeks) Kabupaten Kendal Tahun Kab/Kota Linear (Kab/Kota) 4,01 4,02 3,46 3,48 3,20 3,23 3,18 2, Indeks Kedalaman Kemiskinan di Kabupaten Kendal memiliki tren menurun pada kurun tahun Pada kurun tahun yang lebih pendek ( ) Indeks Kedalaman Kemiskinan di Kabupaten Kendal juga memiliki tren yang menurun. Dengan demikian, pada kurun tahun yang relatif panjang maupun pendek Indeks Kedalaman Kemiskinan di Kabupaten Kendal memiliki kecenderungan menurun. Tren penurunan Indeks Kedalaman Kemiskinan di Kabupaten Kendal menunjukkan bahwa program/kegiatan yang selama ini dilaksanakan di Kabupaten Kendal yang ditujukan untuk penanggulangan kemiskinan telah cukup efektif untuk menurunkan Indeks Kedalaman Kemiskinan di Kabupaten Kendal. Mengingat Indeks Kedalaman Kemiskinan di Kabupaten Kendal tergolong tinggi dan berada di atas Indeks Kedalaman Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional, maka program/kegiatan penanggulangan kemiskinan perlu diarahkan pada upaya peningkatan pendapatan penduduk miskin serta pengurangan beban pengeluaran penduduk/rumah tangga miskin melalui bantuan sosial. Diharapkan pada tahun-tahun mendatang Indeks Kedalaman Kemiskinan di Kabupaten Kendal dapat diturunkan ke tingkat lebih rendah dan berada di bawah level Provinsi Jawa Tengah dan Nasional. 14 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

16 Pada Grafik dan Grafik ditunjukkan secara grafis analisis efektivitas Indeks Kedalaman Kemiskinan Kabupaten Kendal tahun dan tahun Grafik Analisis Efektivitas Indeks Kedalaman Kemiskinan (Indeks) Kabupaten Kendal Tahun ,50 4,00 3,50 3,00 4,01 Analisis Efektivitas Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) (Indeks) Kabupaten Kendal Tahun Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) (Indeks) Trendline Linear (Trendline) 3,46 3,20 3,23 3,18 4,02 2,88 3,48 2,50 2,00 1,50 1,00 0, Grafik Analisis Efektivitas Indeks Kedalaman Kemiskinan (Indeks) Kabupaten Kendal Tahun Analisis Efektivitas Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) (Indeks) Kab. Kendal Tahun ,50 4,00 3,50 3,00 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)(Indeks) Trendline Linear (Trendline) 4,02 3,48 2,88 2,50 2,00 1,50 1,00 0, Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

17 Indeks Kedalaman Kemiskinan Kabupaten Kendal yang memiliki tren menurun sejalan dengan Indeks Kedalaman Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah dan Nasional yang juga memiliki tren yang menurun. Dengan demikian, perkembangan Indeks Kedalaman Kemiskinan di Kabupaten Kendal relevan dengan perkembangan Indeks Kedalaman Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah dan Nasional. Penurunan Indeks Kedalaman Kemiskinan merupakan kondisi baik yang diharapkan. Oleh karena itu, kondisi relevan yang terjadi pada indikator Indeks Kedalaman Kemiskinan merupakan kondisi relevan yang membaik. Pada Grafik ditunjukkan relevansi Indeks Kedalaman Kemiskinan Kabupaten Kendal terhadap Provinsi Jawa Tengah dan Nasional tahun Grafik menunjukkan meskipun Indeks Kedalaman Kemiskinan di Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah, dan Nasional menunjukkan tren penurunan selama kurun tahun , pola pergerakannya tidak seragam. Perkembangan Indeks Kedalaman Kemiskinan di semua level seragam pada periode tahun , tetapi mulai berbeda sejak tahun 2007 hingga tahun Pada tahun 2007 Indeks Kedalaman Kemiskinan di Kabupaten Kendal dan Nasional mengalami penurunan. Hal berbeda terjadi pada Indeks Kedalaman Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah yang mengalami kenaikan. Pada tahun 2008 Indeks Kedalaman Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah masih terus meningkat. Sementara itu, pada tahun 2008 Indeks Kedalaman Kemiskinan di Kabupaten Kendal juga meningkat sedangkan Indeks Kedalaman Kemiskinan di tingkat Nasional menurun. Pada tahun 2009 Indeks Kedalaman Kemiskinan di semua level mengalami penurunan. Pada tahun 2010 Indeks Kedalaman Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah dan Nasional menunjukkan penurunan, sedangkan Indeks Kedalaman Kemiskinan di Kabupaten Kendal justru menunjukkan peningkatan. 4,50 4,00 3,50 3,00 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 Grafik Relevansi Indeks Kedalaman Kemiskinan (Indeks) Kabupaten Kendal terhadap Provinsi dan Nasional Tahun Relevansi Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)(Indeks) Kabupaten Kendal Terhadap Provinsi dan Nasional Tahun Nasional Provinsi Jawa Tengah Kab. Kendal 3,93 4,01 3,13 3,84 3,58 3,69 3,46 3,51 3,43 3,20 3,23 3,18 2,89 2,99 2,78 4,25 4,02 2,77 2,89 2,88 2, ,48 2,49 2,21 16 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

18 Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) merupakan ukuran penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks, maka semakin besar ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin. Pada tahun 2010 Indeks Keparahan Kemiskinan di Kabupaten Kendal merupakan Indeks Keparahan Kemiskinan tertinggi di tingkat Jawa Tengah. Indeks Keparahan Kemiskinan di Kabupaten Kendal pada tahun 2010 jauh berada di atas Indeks Keparahan Kemiskinan Nasional (0,58%) maupun Provinsi Jawa Tengah (0,60%). Tingginya Indeks Keparahan Kemiskinan di Kabupaten Kendal menunjukkan adanya ketimpangan pengeluaran antar penduduk miskin di Kabupaten Kendal yang sangat besar. Grafik ditampilkan perbandingan Indeks Keparahan Kemiskinan di Kabupaten Kendal dengan Kabupaten/Kota lain di Jawa Tengah pada tahun Pada Grafik tersebut Indeks Keparahan Kemiskinan di Kabupaten Kendal diberi warna merah dengan maksud menjadi perhatian karena Indeks Keparahan Kemiskinan Kabupaten Kendal pada tahun 2010 lebih tinggi dibandingkan Indeks Keparahan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional. Grafik Posisi Relatif Indeks Keparahan Kemiskinan (Indeks) Provinsi Jawa Tengah Tahun ,40 Posisi Relatif Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) (Indeks) Provinsi Jawa Tengah 2010 Kab/Kota Nasional (0,58%) Provinsi Jawa Tengah (0,6%) 1,20 1,30 1,00 0,80 0,60 0,40 0,20 0,81 0,99 1,08 0,92 0,92 0,65 1,09 0,46 0,71 0,75 0,35 0,92 0,50 0,66 0,52 0,61 0,83 0,68 0,16 0,22 1,14 0,32 0,34 0,55 0,53 0,80 0,35 1,17 0,39 0,53 0,16 0,25 0,19 0,44 Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal 17 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

19 Indeks Keparahan Kemiskinan di Kabupaten Kendal memiliki tren yang meningkat dalam kurun waktu tahun Hal ini menunjukkan bahwa ketimpangan pengeluaran antar penduduk miskin di Kabupaten Kendal semakin besar dari waktu ke waktu. Pada tahun 2003 Indeks Keparahan Kemiskinan di Kabupaten Kendal sebesar 1,08. Pada tahun 2004 dan 2005 Indeks Keparahan Kemsikian di Kabupaten Kendal mengalami penurunan menjadi 0,92 dan 0,72. Namun pada tahun 2006 Indeks Keparahan Kemiskinan di Kabupaten Kendal sedikit meningkat menjadi 0,74, kemudian menurun kembali menjadi 0,73 di tahun Indeks Keparahan Kemiskinan di Kabupaten Kendal mengalami lonjakan cukup besar di tahun 2008 menjadi sebesar 1,23. Satu tahun berikutnya Indeks Keparahan Kemiskinan di Kabupaten Kendal mengalami penurunan yang signifikan menjadi sebesar 0,77. Namun pada tahun 2010 Indeks Keparahan Kemiskinan di Kabupaten Kendal kembali mengalami peningkatan cukup besar menjadi sebesar 1,30 dan ini merupakan Indeks Kedalaman Kemiskinan tertinggi di Kabupaten Kendal dalam kurun waktu tahun Pada Grafik ditampilkan perkembangan Indeks Keparahan Kemiskinan di Kabupaten Kendal pada tahun Grafik Perkembangan Indeks Keparahan Kemiskinan (Indeks) Kabupaten Kendal Tahun ,08 Perkembangan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)(Indeks) Kabupaten Kendal Tahun ,92 Kab/Kota Linear (Kab/Kota) 1,23 1,30 1 0,72 0,74 0,73 0, Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

20 Tren peningkatan Indeks Keparahan Kemiskinan di Kabupaten Kendal tidak hanya terjadi pada kurun tahun , tetapi juga pada kurun waktu yang lebih pendek yaitu tahun Tren peningkatan Indeks Keparahan Kemiskinan di Kabupaten Kendal menunjukkan bahwa program/kegiatan yang selama ini dilaksanakan di Kabupaten Kendal yang ditujukan untuk penanggulangan kemiskinan belum efektif untuk menurunkan Indeks Keparahan Kemiskinan di Kabupaten Kendal. Mengingat Indeks Keparahan Kemiskinan di Kabupaten Kendal tertinggi di Provinsi Jawa Tengah dan berada di atas Indeks Keparahan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional, maka program/kegiatan penanggulangan kemiskinan perlu diprioritaskan pada penduduk/rumah tangga yang paling miskin untuk memperkecil ketimpangan pengeluaran antar penduduk miskin. Diharapkan pada tahuntahun mendatang Indeks Keparahan Kemiskinan di Kabupaten Kendal dapat diturunkan ke tingkat lebih rendah dan berada di bawah level Provinsi Jawa Tengah dan Nasional. Pada Grafik dan Grafik ditunjukkan secara grafis analisis efektivitas Indeks Keparahan Kemiskinan Kabupaten Kendal tahun dan tahun ,40 1,20 Grafik Analisis Efektivitas Indeks Keparahan Kemiskinan (Indeks) Kabupaten Kendal Tahun ,08 Analisis Efektivitas Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) (Indeks) Kabupaten Kendal Tahun Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)(Indeks) Trendline Linear (Trendline) 1,30 1,23 1,00 0,92 0,80 0,72 0,74 0,73 0,77 0,60 0,40 0, Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

21 1,40 1,20 1,00 0,80 0,60 0,40 0,20 Grafik Analisis Efektivitas Indeks Keparahan Kemiskinan (Indeks) Kabupaten Kendal Tahun Analisis Efektivitas Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) (Indeks) Kabupaten Kendal Tahun Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)(Indeks) Trendline Linear (Trendline) 1,23 0,77 1, Pergerakan Indeks Keparahan Kemiskinan Kabupaten Kendal rupanya tidak sejalan dengan pergerakan Indeks Keparahan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional. Hal ini dikarenakan Indeks Keparahan Kemiskinan Kabupaten Kendal memiliki tren meningkat, sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional memiliki tren menurun. Kondisi yang diharapkan adalah penurunan Indeks Keparahan Kemiskinan. Dengan demikian, perkembangan Indeks Keparahan Kemiskinan di Kabupaten Kendal tidak relevan dengan perkembangan Indeks Kedalaman Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah dan Nasional dan kondisinya memburuk. Pada Grafik ditunjukkan relevansi Indeks Kedalaman Kemiskinan Kabupaten Kendal terhadap Provinsi Jawa Tengah dan Nasional tahun Grafik Relevansi Indeks Keparahan Kemiskinan (Indeks) Kabupaten Kendal terhadap Provinsi dan Nasional Tahun ,40 1,20 1,00 0,80 0,60 0,40 0,20 Relevansi Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)(Indeks) Kabupaten Kendal Terhadap Provinsi dan Nasional Tahun ,07 1,08 0,85 Nasional Provinsi Jawa Tengah Kab. Kendal 1,08 0,96 1,00 0,92 0,93 0,94 0,84 0,78 0,76 0,72 0,74 0,73 1,24 1,23 0,76 0,87 0,77 0, ,30 0,58 0,60 20 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

22 BAB III PRIORITAS TARGET BIDANG DAN INTERVENSI PENANGGULANGAN KEMISKINAN 3.1 Prioritas Target dan Intervensi Bidang Ketenagakerjaan Prioritas Target Analisis Antar Wilayah a. Tingkat Pengangguran Terbuka Dimensi kemiskinan pada bidang ketenagakerjaan dapat dilihat pada indikator utama tingkat pengangguran terbuka. Pengangguran terbuka merupakan angkatan kerja yang belum mendapatkan pekerjaan atau sedang mencari pekerjaan. Tingkat pengangguran terbuka merupakan perbandingan antara jumlah pengangguran terbuka dengan total angkatan kerja. Tingkat pengangguran terbuka yang tinggi mengindikasikan adanya persoalan kemiskinan yang serius karena dengan tingkat pengangguran terbuka yang tinggi berarti banyak penduduk yang belum memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Belum adanya penghasilan menyebabkan penduduk yang menganggur belum mampu mencapai tingkat kehidupan yang layak. Pada Grafik disajikan posisi relatif tingkat pengangguran terbuka Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 yang menggambarkan tingkat pengangguran terbuka di 35 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah pada tahun Grafik Posisi Relatif Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Jawa Tengah Tahun ,00 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 6,52 Posisi Relatif Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Provinsi Jawa Tengah 2011 Kab/Kota Nasional (6,56%) Provinsi Jawa Tengah (5,93%) 4,95 5,54 5,57 5,18 4,57 5,74 5,98 5,24 6,21 5,48 3,41 5,51 5,69 5,20 6,11 5,92 7,37 6,21 6,26 5,70 6,12 5,24 5,59 5,91 6,12 6,33 6,89 6,63 8,28 6,36 6,39 6,92 7,29 7,14 Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal 21 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

23 Berdasarkan Grafik 3.1.1, tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Kendal pada tahun 2011 sebesar 5,59%. Jika dibandingkan dengan tingkat pengangguran terbuka di tingkat Nasional dan Provinsi Jawa Tengah, tingkat pengangguran di Kabupaten Kendal pada tahun 2011 tergolong baik karena berada di bawah tingkat pengangguran di tingkat Nasional (6,56%) dan Provinsi Jawa Tengah (5,93%) Analisis Antar Waktu a. Tingkat Pengangguran Terbuka Tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Kendal selama kurun tahun menunjukkan fluktuasi. Meskipun demikian, tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Kendal selama lima tahun terakhir tersebut menunjukkan tren yang menurun. Pada tahun 2007 tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Kendal sebesar 5,42%. Pada tahun 2008 tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Kendal sempat mengalami lonjakan pesat menjadi 6,39%. Kemudian pada tahun 2009 dan 2010 tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Kendal mengalami penurunan menjadi 5,64% dan 5,57%. Tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Kendal pada tahun 2011 sedikit mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2010, yaitu menjadi sebesar 5,59%. Perkembangan tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Kendal pada kurun waktu tahun ditampilkan pada Grafik Grafik Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Kabupaten Kendal Tahun ,60 6,40 Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Kabupaten Kendal Tahun ,39 Kab/Kota Linear (Kab/Kota) Sumber: BPS, diolah 6,20 6,00 5,80 5,60 5,40 5,42 5,64 5,57 5,59 5,20 5,00 4, Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

24 Analisis Efektivitas a. Tingkat Pengangguran Terbuka Tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Kendal selama kurun tahun menunjukkan tren yang menurun, ditunjukkan pada Grafik Pada kurun tahun yang lebih pendek (tahun ), tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Kendal juga menunjukkan tren yang menurun, ditunjukkan pada Grafik Hal ini menunjukkan bahwa capaian tingkat pengangguran terbuka mengalami kemajuan karena mengalami penurunan, baik pada kurun tahun dan Dengan demikian, program/kegiatan di Kabupaten Kendal yang mendukung penurunan tingkat pengangguran terbuka efektif. Grafik Analisis Efektivitas Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Kabupaten Kendal Tahun ,00 6,00 5,00 Analisis Efektivitas Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Kabupaten Kendal Tahun Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Trendline Linear (Trendline) 6,39 5,42 5,64 5,57 5,59 4,00 3,00 2,00 1, Grafik Analisis Efektivitas Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Kabupaten Kendal Tahun ,00 Analisis Efektivitas Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Kabupaten Kendal Tahun Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Trendline Linear (Trendline) 5,64 5,57 5,59 5,00 4,00 3,00 2,00 1, Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

25 Analisis Relevansi a. Tingkat Pengangguran Terbuka Tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Jawa Tengah dan Nasional memiliki tren yang menurun pada kurun tahun , ditunjukkan pada Grafik Data tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Kendal hanya tersedia untuk kurun tahun Pada kurun tahun tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Jawa Tengah dan Nasional menunjukkan tren yang menurun juga, sebagaimana terlihat pada Grafik Tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Kendal juga menunjukkan tren menurun pada kurun tahun Dengan demikian, perkembangan tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Kendal sejalan dengan perkembangan tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Jawa Tengah dan Nasional karena sama-sama memiliki kecenderungan yang menurun dari tahun ke tahun. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa perkembangan tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Kendal relevan dengan perkembangan tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Jawa Tengah dan Nasional. Tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah, dan Nasional yang memiliki kecenderungan menurun merupakan kondisi yang baik karena tingkat pengangguran terbuka memang diharapkan dapat diturunkan ke tingkat yang lebih rendah lagi. Kondisi relevan yang terjadi pada indikator tingkat pengangguran terbuka ini termasuk kondisi relevan yang membaik. Grafik Relevansi Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Kabupaten Kendal Tahun ,00 1 8,00 6,00 4,00 Relevansi Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Kabupaten Kendal Terhadap Nasional Tahun Nasional Provinsi Jawa Tengah Kab. Kendal 9,06 6,66 9,67 9,86 7,02 7,72 11,24 9,54 10,28 8,02 9,11 7,70 5,42 8,39 7,87 7,35 7,33 7,14 6,39 6,21 6,56 5,64 5,57 5,93 5,59 2, Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

26 Grafik Relevansi Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Kabupaten Kendal Tahun ,00 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 Relevansi Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Kabupaten Kendal Terhadap Nasional Tahun ,11 7,70 5,42 Nasional Provinsi Jawa Tengah Kab. Kendal 8,39 7,87 7,35 7,33 7,14 6,39 6,56 6,21 5,64 5,93 5,57 5, Prioritas Intervensi Kondisi tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Kendal relatif baik dibandingkan daerah-daerah lain di Provinsi Jawa Tengah dan berada di dibawah tingkat pengangguran terbuka Provinsi Jawa Tengah. Secara nasional tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten juga relatif baik karena berada di bawah tingkat pengangguran terbuka nasional. Tren tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Kendal juga menunjukkan perbaikan dari tahun ke tahun. Capaian ini perlu dipertahankan agar tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Kendal dapat ditekan lebih rendah lagi dan tetap berada di bawah tingkat pengangguran terbuka di tingkat Provinsi Jawa Tengah maupun nasional. 3.2 Prioritas Target dan Intervensi Bidang Kesehatan Prioritas Target Dimensi kemiskinan pada bidang kesehatan dapat dilihat pada 4 (empat) indikator utama yaitu angka kematian bayi (AKB), angka kematian balita (AKBA), angka kematian ibu melahirkan (AKI), dan prevalensi balita gizi buruk. Indikator-indikator utama tersebut akan dianalisis dengan empat aspek yaitu antar wilayah, antar waktu, efektivitas, dan relevansi untuk menentukan indikator utama prioritas di bidang kesehatan yang memerlukan intervensi kebijakan untuk memperbaiki capaian indikator utama prioritas yang masih belum baik. 25 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

27 Analisis Antar Wilayah a. Angka Kematian Bayi Per Kelahiran Hidup Angka kematian bayi (AKB) per kelahiran hidup di Kabupaten Kendal pada tahun 2009 sebesar 35,51. Hal ini berarti bahwa pada tahun 2009 setiap kelahiran hidup, jumlah bayi yang meninggal di Kabupaten Kendal sebanyak 36 jiwa. Angka kematian bayi di Kabupaten Kendal tahun 2009 ini tergolong tinggi. Pada tahun 2009 angka kematian bayi di tingkat Provinsi Jawa Tengah sebanyak 24,25, sedangkan angka kematian bayi di tingkat Nasional sebanyak 31,42. Dengan demikian, angka kematian bayi di Kabupaten Kendal pada tahun 2009 berada di atas angka kematian bayi Provinsi Jawa Tengah dan Nasional. Pada tahun 2009 angka kematian bayi di Kabupaten Kendal merupakan angka kematian bayi tertinggi ketiga di tingkat Jawa Tengah. Di tingkat Jawa Tengah pada tahun 2009 terdapat 7 (tujuh) kabupaten/kota yang angka kematian bayinya berada di atas tingkat Provinsi dan Nasional, yaitu berturut-turut Kabupaten Brebes, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Kendal, Kabupaten Tegal, Kota Tegal, Kabupaten Pekalongan, dan Kabupaten Banjarnegara. Pada Grafik ditampilkan angka kematian bayi per kelahiran hidup di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah pada tahun Grafik Posisi Relatif Angka Kematian Bayi (Per Kelahiran Hidup) Provinsi Jawa Tengah Tahun ,00 Posisi Relatif Angka Kematian Bayi (AKB) (Per Kelahiran Hidup) Provinsi Jawa Tengah 2009 Kab/Kota Nasional (31,42%) Provinsi Jawa Tengah (24,25%) Sumber: BPS, diolah 4 35, , , ,68 29,76 28,76 32,66 31,24 27,55 29,51 28,29 27,42 24,00 27,91 21,11 21,39 20,59 30,10 24,42 28,46 19,28 30,13 26,01 24,95 20,49 20,39 35,51 28,96 33,22 38,14 34,10 38,50 27,92 21,57 25,32 21,58 27,93 33,85 5,00 Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal 26 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

28 b. Angka Kematian Balita Per Kelahiran Hidup Angka kematian balita per kelahiran hidup di Kabupaten Kendal pada tahun 2011 sebesar 12,95. Hal ini berarti bahwa pada tahun 2011 setiap kelahiran hidup, jumlah balita yang meninggal di Kabupaten Kendal sebanyak 13 jiwa. Angka kematian balita di Kabupaten Kendal pada tahun 2011 ini tergolong tinggi di Jawa Tengah karena berada di atas angka kematian balita Provinsi Jawa Tengah. Angka kematian balita di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2011 sebesar 11,5. Angka kematian balita di Kabupaten Kendal tidak dapat dibandingkan dengan angka kematian balita di tingkat nasional karena tidak tersedianya data pada tingkat nasional. Pada Grafik ditampilkan angka kematian balita per kelahiran hidup di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah pada tahun Grafik Posisi Relatif Angka Kematian Balita (Per Kelahiran Hidup) Provinsi Jawa Tengah Tahun ,00 Posisi Relatif Angka Kematian Balita (Per Kelahiran Hidup) Provinsi Jawa Tengah 2011 Sumber : Dinas Kesehatan Jateng, diolah Kab/Kota Nasional Provinsi Jawa Tengah (11,5%) 2 23,74 15,00 1 5,00 10,14 10,80 12,42 17,46 9,70 16,55 13,68 7,94 13,88 10,57 10,39 11,81 10,98 10,20 9,12 13,83 9,86 7,44 10,79 8,16 14,42 18,87 12,95 19,02 9,66 14,25 8,36 9,26 9,55 4,12 7,85 14,85 10,36 5,78 Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal 27 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengangguran merupakan masalah yang sangat kompleks karena mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berinteraksi mengikuti pola yang

Lebih terperinci

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 No. 50/08/33/Th. VIII, 4 Agustus 2014 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 145,04 RIBU TON, CABAI RAWIT 85,36 RIBU TON, DAN BAWANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang. berperan di berbagai sektor yang bertujuan untuk meratakan serta

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang. berperan di berbagai sektor yang bertujuan untuk meratakan serta BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan suatu proses perubahan terencana yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang berperan di berbagai sektor yang bertujuan

Lebih terperinci

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH No. 56/08/33 Th.IX, 3 Agustus 2015 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 167,79 RIBU TON, CABAI RAWIT SEBESAR 107,95 RIBU TON,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang dinamakan dengan nawacita.

Lebih terperinci

EVALUASI DAERAH PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH

EVALUASI DAERAH PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH EVALUASI DAERAH PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH Rapat Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Penanganan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah Surakarta, 9 Februari 2016 Kemiskinan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Fisik Daerah Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit oleh dua Provinsi besar, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan ke arah desentralisasi. Salinas dan Sole-Olle (2009)

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan ke arah desentralisasi. Salinas dan Sole-Olle (2009) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama beberapa dekade terakhir terdapat minat yang terus meningkat terhadap desentralisasi di berbagai pemerintahan di belahan dunia. Bahkan banyak negara

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH 3.1 Keadaan Geografis dan Pemerintahan Propinsi Jawa Tengah adalah salah satu propinsi yang terletak di pulau Jawa dengan luas

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH TAHUN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 56 TAHUN 201256 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI SEMENTARA DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 78 TAHUN 2013 TAHUN 2012 TENTANG PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU BULAN : KABUPATEN/KOTA IUD MOW MOP KDM IMPL STK PILL JML PPM PB % 1 Banyumas 447 60 8 364 478 2.632 629 4.618 57.379 8,05 2 Purbalingga 87 145 33 174 119 1.137

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN No. 62/11/33/Th.V, 07 November 2011 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Agustus 2011 mencapai 16,92 juta

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 71 A TAHUN 201356 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI DEFINITIF DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN

TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN No Kelompok Pola Harapan Nasional Gram/hari2) Energi (kkal) %AKG 2) 1 Padi-padian 275 1000 50.0 25.0 2 Umbi-umbian 100 120 6.0

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa waktu terakhir, pemerintah telah menerapkan sistem. pembangunan dengan fokus pertumbuhan ekonomi dengan menurunkan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa waktu terakhir, pemerintah telah menerapkan sistem. pembangunan dengan fokus pertumbuhan ekonomi dengan menurunkan tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa waktu terakhir, pemerintah telah menerapkan sistem pembangunan dengan fokus pertumbuhan ekonomi dengan menurunkan tingkat pengangguran dan kemiskinan. Meskipun

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 05/12/33/Th.III, 1 Desember 2009 KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2009 Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) dilaksanakan dua kali dalam setahun,

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH. Data Agregat per K b t /K t

PROVINSI JAWA TENGAH. Data Agregat per K b t /K t PROVINSI JAWA TENGAH Data Agregat per K b t /K t PROVINSI JAWA TENGAH Penutup Penyelenggaraan Sensus Penduduk 2010 merupakan hajatan besar bangsa yang hasilnya sangat penting dalam rangka perencanaan pembangunan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah yang bersangkutan dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tolok ukur keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi dan semakin kecilnya ketimpangan pendapatan antar penduduk, antar daerah dan antar sektor. Akan

Lebih terperinci

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU BULAN : KABUPATEN/KOTA IUD MOW MOP KDM IMPL STK PILL JML PPM PB % 1 Banyumas 748 34 3 790 684 2,379 1,165 5,803 57,379 10.11 2 Purbalingga 141 51 10 139 228

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Tengah 1. Peta Provinsi Jawa Tengah Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah 2. Kondisi Geografis Jawa Tengah merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Indikator pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Indikator pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pandangan pembangunan ekonomi modern memiliki suatu pola yang berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Indikator pembangunan ekonomi modern tidak hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor. pembangunan suatu negara (Maharani dan Sri, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor. pembangunan suatu negara (Maharani dan Sri, 2014). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi jangka panjang. Dari satu periode ke periode berikutnya kemampuan suatu negara untuk

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 561.4/69/2010 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011 GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH No. 66/11/33/Th.VI, 05 November 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2012: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,63 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Agustus 2012 mencapai 17,09

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. World Bank dalam Whisnu, 2004), salah satu sebab terjadinya kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. World Bank dalam Whisnu, 2004), salah satu sebab terjadinya kemiskinan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu keadaan di mana masyarakat yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dan kehidupan yang layak, (menurut World Bank dalam Whisnu, 2004),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasarkan status sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusiinstitusi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasarkan status sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusiinstitusi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan adalah suatu proses dalam melakukan perubahan kearah yang lebih baik. Proses pembangunan yang mencakup berbagai perubahan mendasarkan status sosial,

Lebih terperinci

KONDISI UMUM PROVINSI JAWA TENGAH

KONDISI UMUM PROVINSI JAWA TENGAH KONDISI UMUM PROVINSI JAWA TENGAH Kondisi umum Provinsi Jawa Tengah ditinjau dari aspek pemerintahan, wilayah, kependudukan dan ketenagakerjaan antara lain sebagai berikut : A. Administrasi Pemerintah,

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 05/01/33/Th.II, 2 Januari 2008 KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2007 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Tengah pada Agustus 2007 adalah

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH No.31 /05/33/Th.VIII, 05 Mei 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,45 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Februari 2014 yang sebesar 17,72

Lebih terperinci

KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DERAH

KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DERAH TARGET INDIKATOR LKPD YANG OPINI WTP Dalam Perpres No 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019 telah ditetapkan prioritas nasional pencapaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai ada kesenjangan antar daerah yang disebabkan tidak meratanya

BAB I PENDAHULUAN. sampai ada kesenjangan antar daerah yang disebabkan tidak meratanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Pembangunan yang dilaksanakan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pelaksanaan

Lebih terperinci

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU BULAN : KABUPATEN/KOTA IUD MOW MOP KDM IMPL STK PILL JML PPM PB % 1 Banyumas 728 112 20 1,955 2,178 2,627 1,802 9,422 57,379 16.42 2 Purbalingga 70 50 11 471

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH No.69 /11/33/Th.VII, 06 November 2013 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2013: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 6,02 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Agustus 2013 mencapai 16,99

Lebih terperinci

LUAS TANAM, LUAS PANEN DAN PREDIKSI PANEN PADI TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH

LUAS TANAM, LUAS PANEN DAN PREDIKSI PANEN PADI TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH LUAS TANAM, LUAS PANEN DAN PREDIKSI PANEN PADI TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH OUT LINE 1. CAPAIAN PRODUKSI 2. SASARAN LUAS TANAM DAN LUAS PANEN 3. CAPAIAN

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH No.70 /11/33/Th.VIII, 05 November 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,68 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Agustus 2014 yang sebesar

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 No.42/06/33/Th.X, 15 Juni 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 IPM Jawa Tengah Tahun 2015 Pembangunan manusia di Jawa Tengah pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH

RUANG LINGKUP KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH RUANG LINGKUP KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dasar hidup sehari-hari. Padahal sebenarnya, kemiskinan adalah masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dasar hidup sehari-hari. Padahal sebenarnya, kemiskinan adalah masalah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan seringkali dipahami dalam pengertian yang sangat sederhana yaitu sebagai keadaan kekurangan uang, rendahnya tingkat pendapatan dan tidak terpenuhinya kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah. Jawa Tengah merupakan Provinsi yang termasuk ke dalam Provinsi yang memiliki jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Khusaini 2006; Hadi 2009). Perubahan sistem ini juga dikenal dengan nama

BAB I PENDAHULUAN. (Khusaini 2006; Hadi 2009). Perubahan sistem ini juga dikenal dengan nama BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Perubahan sistem pemerintahan dari sentralistik menjadi desentralistik pada tahun 2001 telah menimbulkan dampak dan pengaruh yang signifikan bagi Indonesia (Triastuti

Lebih terperinci

PENEMPATAN TENAGA KERJA. A. Jumlah Pencari Kerja di Prov. Jateng Per Kab./Kota Tahun 2016

PENEMPATAN TENAGA KERJA. A. Jumlah Pencari Kerja di Prov. Jateng Per Kab./Kota Tahun 2016 PENEMPATAN TENAGA KERJA A. Jumlah Pencari Kerja di Prov. Jateng Per Kab./Kota Tahun 2016 NO KAB./KOTA L P JUMLAH 1 KABUPATEN REMBANG 820 530 1.350 2 KOTA MAGELANG 238 292 530 3 KABUPATEN WONOGIRI 2.861

Lebih terperinci

KEGIATAN PADA BIDANG REHABILITASI SOSIAL TAHUN 2017 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH

KEGIATAN PADA BIDANG REHABILITASI SOSIAL TAHUN 2017 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH KEGIATAN PADA BIDANG REHABILITASI SOSIAL TAHUN 2017 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH No Program Anggaran Sub Sasaran Lokasi 1. Program Rp. 1.000.000.000 Pelayanan dan Sosial Kesejahteraan Sosial Penyandang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk mencapai social welfare (kemakmuran bersama) serta

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk mencapai social welfare (kemakmuran bersama) serta 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap negara atau wilayah di berbagai belahan dunia pasti melakukan kegiatan pembangunan ekonomi, dimana kegiatan pembangunan tersebut bertujuan untuk mencapai social

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 08/05/33/Th.I, 15 Mei 2007 TINGKAT PENGANGGURAN DI JAWA TENGAH MENURUN 0,1% Tingkat Penganguran Terbuka di Jawa Tengah pada Februari 2007 adalah 8,10%. Angka ini 0,10% lebih

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH,

GUBERNUR JAWA TENGAH, GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 5 wsm 2^17 TENTANG ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 No.1/3307/BRS/11/2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 Pembangunan manusia di Wonosobo pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. RAD MDGs Jawa Tengah

DAFTAR ISI. RAD MDGs Jawa Tengah DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... ii Daftar Tabel dan Gambar... xii Daftar Singkatan... xvi Bab I Pendahuluan... 1 1.1. Kondisi Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Jawa Tengah... 3 Tujuan 1. Menanggulangi

Lebih terperinci

PENEMPATAN TENAGA KERJA

PENEMPATAN TENAGA KERJA PENEMPATAN TENAGA KERJA A. Jumlah Pencari Kerja di Prov. Jateng Per Kab./Kota Tahun 2015 NO. KAB./KOTA 2015 *) L P JUMLAH 1 KABUPATEN SEMARANG 3,999 8,817 12816 2 KABUPATEN REMBANG 1,098 803 1901 3 KOTA.

Lebih terperinci

Gambar 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah,

Gambar 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah, No.26/04/33/Th.XI, 17 April 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 IPM Jawa Tengah Tahun 2016 Pembangunan manusia di Jawa Tengah pada tahun 2016 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Penelitian No Kabupaten Y X1 X2 X3 1 Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab.

Lampiran 1. Data Penelitian No Kabupaten Y X1 X2 X3 1 Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. LAMPIRAN Lampiran 1. Data Penelitian No Kabupaten Y X1 X2 X3 1 Kab. Cilacap 15.24 6.68 22.78 1676090 2 Kab. Banyumas 18.44 5.45 21.18 1605580 3 Kab. Purbalingga 20.53 5.63 21.56 879880 4 Kab. Banjarnegara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki struktur pemerintahan dan kualitas pembangunan nasional guna

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki struktur pemerintahan dan kualitas pembangunan nasional guna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang senantiasa memperbaiki struktur pemerintahan dan kualitas pembangunan nasional guna mewujudkan cita-cita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan

BAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertanian merupakan salah satu basis perekonomian Indonesia. Jika mengingat bahwa Indonesia adalah negara agraris, maka pembangunan pertanian akan memberikan

Lebih terperinci

BAB I BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan

BAB I BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan BAB I BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan otonomi daerah

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah 36 BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 4.1 Kondisi Geografis Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di tengah Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi Jawa Tengah terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatan pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatan pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) di tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multi dimensional yang melibatkan perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap mental dan lembaga-lembaga sosial. Perubahan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 561.4/52/2008 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 561.4/52/2008 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009 KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 561.4/52/2008 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009 GUBERNUR JAWA TENGAH, Membaca : Surat Kepala Dinas Tenaga

Lebih terperinci

TABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012

TABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012 Komoditi TABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012 Produksi Penyediaan Kebutuhan Konsumsi per kapita Faktor Konversi +/- (ton) (ton) (ton) (ton) (kg/kap/th) (100-angka susut)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Ringkasan Hasil Regresi

BAB 5 PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Ringkasan Hasil Regresi BAB 5 PEMBAHASAN 5.1 Pembahasan Hasil Regresi Dalam bab ini akan dibahas mengenai bagaimana pengaruh PAD dan DAU terhadap pertumbuhan ekonomi dan bagaimana perbandingan pengaruh kedua variabel tersebut

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK A. Gambaran Umum Objek/Subjek Penelitian 1. Batas Administrasi. Gambar 4.1: Peta Wilayah Jawa Tengah Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit oleh dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Pembangunan di Indonesia secara keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Pembangunan di Indonesia secara keseluruhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya manusia dianggap sebagai titik sentral dalam proses pembangunan nasional. Pembangunan di Indonesia secara keseluruhan dikendalikan oleh sumber

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung Berdasarkan Program dan Kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung Berdasarkan Program dan Kegiatan Halaman : 1 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran 2017 Formulir RKA-SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan : 2.02. - Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

Lebih terperinci

PENCAPAIAN SPM KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN

PENCAPAIAN SPM KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN Dinas Kesehatan PENCAPAIAN SPM KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN 2013 Berdasarkan PERMENKES RI No. 741/MENKES/PER/VII/2008 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TARUN 2116 PERUBAHANPERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 63 TAHUN2015 KEBUTUHAN DAN HARGAECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIANDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Untuk mencapai cita-cita tersebut pemerintah mengupayakan. perekonomian adalah komponen utama demi berlangsungnya sistem

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Untuk mencapai cita-cita tersebut pemerintah mengupayakan. perekonomian adalah komponen utama demi berlangsungnya sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang senantiasa memperbaiki struktur pemerintahan dan kualitas pembangunan nasional, guna mewujudkan cita-cita

Lebih terperinci

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab 4 Hasil dan Pembahasan Bab 4 Hasil dan Pembahasan Model prediksi variabel makro untuk mengetahui kerentanan daerah di Provinsi Jawa Tengah, dilakukan dengan terlebih dahulu mencari metode terbaik. Proses pencarian metode terbaik

Lebih terperinci

GUBERNURJAWATENGAH. PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOM0R '2 TAJroJii 2e15 TENTANG

GUBERNURJAWATENGAH. PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOM0R '2 TAJroJii 2e15 TENTANG GUBERNURJAWATENGAH PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOM0R '2 TAJroJii 2e15 TENTANG PERKIRAANALOKASIDANABAGI HASILCUKAIHASILTEMBAKAU BAGIANPEMERINTAHPROVINSIJAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATENjKOTADI JAWATENGAHTAHUNANGGARAN2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sejahtera, mandiri maju dan kokoh kekuatan moral dan etikanya.

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sejahtera, mandiri maju dan kokoh kekuatan moral dan etikanya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat yang dilaksanakan secara berkelanjutan berdasarkan pada kemampuan nasional, dengan

Lebih terperinci

Keadaan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah April 2015

Keadaan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah April 2015 KATA PENGANTAR Sektor pertanian merupakan sektor yang vital dalam perekonomian Jawa Tengah. Sebagian masyarakat Jawa Tengah memiliki mata pencaharian di bidang pertanian. Peningkatan kualitas dan kuantitas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Demikian Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH kami susun dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

KATA PENGANTAR. Demikian Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH kami susun dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya. KATA PENGANTAR Sektor pertanian merupakan sektor yang vital dalam perekonomian Jawa Tengah. Sebagian masyarakat Jawa Tengah memiliki mata pencaharian di bidang pertanian. Peningkatan kualitas dan kuantitas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semarang, 22 maret 2018 KEPALA STASIUN. Ir. TUBAN WIYOSO, MSi NIP STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG

KATA PENGANTAR. Semarang, 22 maret 2018 KEPALA STASIUN. Ir. TUBAN WIYOSO, MSi NIP STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG KATA PENGANTAR Stasiun Klimatologi Semarang setiap tahun menerbitkan buku Prakiraan Musim Hujan dan Prakiraan Musim Kemarau daerah Propinsi Jawa Tengah. Buku Prakiraan Musim Hujan diterbitkan setiap bulan

Lebih terperinci

REKAPITULASI PESERTA PAMERAN SOROPADAN AGRO EXPO 2017 TANGGAL JULI 2017

REKAPITULASI PESERTA PAMERAN SOROPADAN AGRO EXPO 2017 TANGGAL JULI 2017 REKAPITULASI PESERTA PAMERAN SOROPADAN AGRO EXPO 2017 TANGGAL 13-17 JULI 2017 NO SIMBOL JENIS STAND NOMOR STAND INSTANSI 1 1 Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah 2 2 Dinas Ketahanan Pangan Provinsi

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA

KERANGKA ACUAN KERJA KERANGKA ACUAN KERJA Rakor Pengurangan Melalui Keluarga Berencana Provinsi Jawa Tahun 2016 BIRO BINA SOSIAL SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH 0 A. LATAR BELAKANG 1. Dasar Hukum a. Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

Oleh : Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah

Oleh : Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah Oleh : Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah POPULASI PENDUDUK DI JAWA TENGAH SEBANYAK 33.270.207 JIWA JUMLAH PMKS SEBESAR 5.016.701 JIWA / 15,08 % DARI PENDUDUK JATENG PERINCIAN : KEMISKINAN 4,468,621

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Jawa Tengah merupakan sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Jawa Tengah merupakan sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian 33 A. Gambaran Umum BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN Jawa Tengah merupakan sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Jawa. Dengan ibu kotanya adalah Semarang. Provinsi ini di sebelah

Lebih terperinci

PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN 2015

PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN 2015 PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN 2015 Berdasarkan PERMENKES RI No. 741/MENKES/PER/VII/2008 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia. Menurut Rachmat dan Sri (2009) sejak tahun

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia. Menurut Rachmat dan Sri (2009) sejak tahun I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia. Menurut Rachmat dan Sri (2009) sejak tahun 2000-an kondisi agribisnis tembakau di dunia cenderung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejahtera, makmur dan berkeadilan. Akan tetapi kondisi geografis dan

BAB I PENDAHULUAN. sejahtera, makmur dan berkeadilan. Akan tetapi kondisi geografis dan digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam meningkatkan pendapatan suatu pembangunan perekonomian di Indonesia, tentunya diarahkan untuk mewujudkan masyarakat yang semakin sejahtera, makmur

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN JAWABAN TERMOHON TERHADAP PERMOHONAN PEMOHON (PERSEORANGAN CALON ANGGOTA DPD)

PEDOMAN PENYUSUNAN JAWABAN TERMOHON TERHADAP PERMOHONAN PEMOHON (PERSEORANGAN CALON ANGGOTA DPD) LAMPIRAN XI PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH,

Lebih terperinci

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Tengah Agustus 2017

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Tengah Agustus 2017 Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Tengah Agustus 2017 No. 79/11/33/Th. XI, 06 November 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TENGAH Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Tengah Agustus 2017 Agustus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor industri mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor industri mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor industri mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Industrialisasi pada negara sedang berkembang sangat diperlukan agar dapat tumbuh

Lebih terperinci

SINKRONISASI OPERASIONAL KEGIATAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2017

SINKRONISASI OPERASIONAL KEGIATAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2017 PAPARAN SEKRETARIS DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH SINKRONISASI OPERASIONAL KEGIATAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2017 Ungaran, 19 Januari 2017 Struktur Organisasi

Lebih terperinci

BOKS PERKEMBANGAN KINERJA BPR MERGER DI JAWA TENGAH

BOKS PERKEMBANGAN KINERJA BPR MERGER DI JAWA TENGAH BOKS PERKEMBANGAN KINERJA BPR MERGER DI JAWA TENGAH 1. Perkembangan Jumlah BPR Merger Sejak paket kebijakan bidang perbankan digulirkan pada bulan Oktober 1988 atau yang dikenal dengan Pakto 88, jumlah

Lebih terperinci

PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA Dinas Kesehatan PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG SEMESTER 1 TAHUN 2015 Berdasarkan PERMENKES RI No. 741/MENKES/PER/VII/2008 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaah Terhadap Kebijakan Nasional Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2018, Kementerian PPN/Bappenas memangkas prioritas nasional agar lebih fokus menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan,

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Provinsi Jawa Tengah Sensus Ekonomi 2016 No. 37/05/33 Th. XI, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TENGAH Hasil Pendaftaran

Lebih terperinci

DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH

DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH PROGRAM DAN KEGIATAN Penyelenggaraan urusan Energi dan Sumber Daya Mineral dalam rangka mewujudkan desa mandiri/berdikari melalui kedaulatan energi,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH 2.1 Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Badan Pemeriksa Keuangan BPK merupakan salah satu lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses saat pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumber daya yang ada dan selanjutnya membentuk suatu pola kemitraan antara

Lebih terperinci

PROGRAM KB NASIONAL BAGI MHS KKN UNDIP

PROGRAM KB NASIONAL BAGI MHS KKN UNDIP PROGRAM KB NASIONAL BAGI MHS KKN UNDIP 1 SITUASI KEPENDUDUKAN DAN PROGRAM KB NASIONAL JAWA TENGAH 2 DISTRIBUSI dan KEPADATAN PENDUDUK = 0 50 Pddk/Km2 = 51 100 Pddk/Km2 = 101 500 Pddk/Km2 = >500 Pddk/Km2

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zat-zat dalam Susu Nilai Kandungan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zat-zat dalam Susu Nilai Kandungan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan penting dalam pembangunan di Indonesia karena sektor pertanian mampu menyediakan lapangan kerja, serta

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Halaman : RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran 0 Formulir RKA-SKPD. Urusan Pemerintahan :.0. - PERTANIAN Organisasi :.0.0. - Dinas Peternakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai gambaran persebaran IPM dan komponen-komponen penyususn IPM di Provinsi Jawa Tengah. Selanjutnya dilakukan pemodelan dengan menggunakan

Lebih terperinci