PERBANDINGAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENYELENGGARA JASA INTERNET INDONESIA LAMA BARU ARGUMEN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERBANDINGAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENYELENGGARA JASA INTERNET INDONESIA LAMA BARU ARGUMEN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1"

Transkripsi

1 PERBANDINGAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENYELENGGARA JASA INTERNET INDONESIA LAMA BARU ARGUMEN BAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1 PENJELASAN UMUM 1.1. Anggaran Rumah Tangga ini merupakan pelengkap Anggaran Dasar yang bertujuan untuk memberikan penjelasan dan rincian dalam rangka pelaksanaan Anggaran Dasar Segala hal yang tidak dan/atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan asosiasi akan dituangkan dalam bentuk keputusankeputusan tertulis pengurus asosiasi. PASAL 2 NAMA ASOSIASI DAN PEMAKAIANNYA 2.1. Nama lengkap organisasi adalah sebagaimana dicantumkan dalam Anggaran Dasar, yakni ASOSIASI PENYELENGGARA JASA INTERNET INDONESIA selanjutnya disingkat APJII Aturan pemakaian nama dan singkatan diatur dalam keputusan yang dikeluarkan oleh Dewan Pengurus APJII. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Anggaran Rumah Tangga ini merupakan pelengkap Anggaran Dasar yang bertujuan untuk memberikan penjelasan dan rincian dalam rangka pelaksanaan Anggaran Dasar. 2. Walaupun bersifat pelengkap, Anggaran Rumah Tangga ini merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Anggaran Dasar. Rancangan ART yang Baru ketentuan BAB I hanya mengatur mengenai Ketentuan Umum. Ketentuan lainnya di pisah dan dilakukan penyempurnaan. Ketentuan Pasal 1 ayat (1.2) ART Lama dilakukan perubahan. Hal ini karena, apa yang diatur dalam Pasal tersebut bukan merupakan penjelasan umum, melainkan ketentuan penutup. Ketentuan Pasal 3 ART Lama yang mengatur mengenai Penjabaran Tugas-tugas Pokok telah dilakukan harmonisasi, dan dimasukan dalam BAB IV Pasal 7 tentang Pedoman Kegiatan. Dalam Rancangan ART yang baru, Ketentuan mengenai Penjabaran Tugas-tugas Pokok dirubah menjadi Ruang Lingkup Kegiatan. Harmonisasi dan Perubahan tersebut tanpa mengurangi makna filosofis dibentuknya APJII sebagai wadah organisasi yang memperjuangkan kepentingan Industri Internet di Indonesia. PASAL 3

2 PENJABARAN TUGAS-TUGAS POKOK 3.1. Dalam hal membina dan mengembangkan rasa kesatuan dan persatuan diantara para anggotanya, APJII, dalam hal ini pengurus secara berkesinambungan akan menjalin keserasian tata krama berusaha dan dalam mengambil setiap keputusan dengan memperhatikan suara dan aspirasi para anggotanya, termasuk usaha dan upaya menghindari persaingan usaha yang tidak sehat Dalam hal melindungi kepentingan anggotanya, APJII juga akan memberikan masukan kepada Pemerintah, melalui departemen terkait, berbagai masalah demi kepentingan para anggotanya Dalam hal menengahi, mendamaikan dan menyelesaikan perselisihan kepentingan antaranggota melalui usaha arbitrase, APJII dapat saja melakukan kerja sama dengan badan arbitrase yang ada, maupun dengan membentuk tim arbitrase tersendiri yang khusus untuk keperluan tersebut Dalam menyelenggarakan komunikasi dan konsultasi antaranggota, APJII dapat mengusahakan pertemuan rutin ataupun mengelola komunikasi tertulis dan/atau elektronik untuk lebih memudahkan komunikasi. Dalam menyelenggarakan komunikasi dan konsultasi dengan Pemerintah, APJII akan melakukan pendekatan-pendekatan ke departemen terkait untuk lebih memudahkan para anggotanya berkomunikasi secara langsung. Dalam menyelenggarakan komunikasi dan konsultasi dengan asosiasi

3 semitra lainnya, APJII akan mengusahakan kontak-kontak awal yang dibutuhkan, serta seandainya diperlukan turut berpartisipasi dalam proyek bersama yang melibatkan para anggotanya Dalam hal berperan serta dalam menentukan kebijakan di industri internet, APJII akan memberi masukan kepada Pemerintah, melalui departemen terkait, berbagai hal untuk memajukan industri internet Dalam menyelenggarakan hubungan dengan badan-badan lain yang berkaitan, APJII akan membentuk kerjasama/partisipasi dengan organisasi terkait seperti IANA/ICANN, APNIC, IETF, ISOC, ITU, dan organisasi Internet lainnya di dunia. APJII juga akan menggalang kemitraan dengan para penyelenggara jaringan telekomunikasi dan penyelenggara content untuk mencari peluang kerjasama bagi para anggotanya Sebagai mitra Pemerintah dalam membangun sarana informasi dan komunikasi nasional yang terpadu, efisien dan efektif, APJII akan melakukan koordinasi bersama badan-badan Pemerintah agar perencanaan dan implementasi proyek-proyek nasional dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya.

4 BAB II. KEANGGOTAAN PASAL 4 KRITERIA KEANGGOTAAN 4.1. Anggota APJII adalah badan usaha yang bergerak di bidang penyelenggaraan jasa internet dan memiliki usaha resmi yang sah sebagaimana diatur dalam peraturan dan Undang-Undang Republik Indonesia diwakili oleh pemilik atau direkturnya Anggota Kehormatan adalah tokoh pribadi/perorangan, pejabat Pemerintah, organisasi/badan/institusi yang dianggap berjasa dalam turut memajukan organisasi berdasarkan kriteria-kriteria umum sebagai berikut: a) Secara perorangan memiliki kepribadian, kharisma, kebijaksanaan dan kearifan; b) Secara perorangan mempunyai dedikasi dan integritas yang utuh kepada profesi dan jabatan yang disandangnya serta menjaga martabat dan kehormatan yang dimilikinya; c) Secara perorangan mempunyai perhatian yang mendukung tujuan utama APJII serta memberikan masukan serta sumbangan pikiran untuk kepentingan asosiasi; d) Secara organisasi/badan/institusi memiliki keabsahan hukum dan berperan serta dalam pembangunan nasional. BAB II NAMA ASOSIASI, LAMBANG DAN PEMAKAIANNYA Pasal 2 1. Nama lengkap organisasi adalah sebagaimana dicantumkan dalam Anggaran Dasar, ASOSIASI PENGELOLA JARINGAN INTERNET INDONESIA selanjutnya disingkat APJII. 2. Aturan pemakaian nama dan singkatan serta lambang diatur dalam Peraturan Asosiasi. Ketentuan dalam BAB II merupakan pengaturan lebih lenjut berkaitan dengan penggunaan Nama dan Lambang Asosiasi. Ketentuan BAB II mengenai Keanggotaan dalam ART Lama, dilakukan harmonisasi dengan BAB II mengenai Keanggotaan dalam AD Lama. Harmonisasi BAB Keanggotaan dalam AD Lama dilakukan karena terjadi tumpang tumpang tindih dalam pengaturannya. Sehingga dalam Rancangan AD yang baru, dilakukan Pemisahan mengenai Keanggotaan, dimana fundamen keanggotaan diatur dalam AD, dan yang bersifat sedikit teknis diatur dalam ART.

5 PASAL 5 PROSEDUR PENDAFTARAN DAN PENGANGKATAN ANGGOTA 5.1. Pendaftaran Anggota dilakukan secara tertulis kepada Dewan Pengurus setempat, dengan mengisi formulir pendaftaran yang disediakan untuk keperluan tersebut Lampiran-lampiran yang diperlukan untuk itu antara lain terdiri dari Akte Pendirian Perusahaan/Notaris, Nomor Pokok Wajib Pajak, Surat Ijin Usaha Perdagangan, Tanda Daftar Perusahaan, Ijin Prinsip dan/atau Ijin Operasi dan/atau Tanda Registrasi dari Pemerintah dan/atau Instansi yang berwenang bagi yang telah mendapatkannya Prosedur administrasi lainnya diatur pelaksanaannya oleh Dewan Pengurus dan dilaksanakan oleh Badan Pelaksana Harian Keputusan tentang diterima atau tidaknya menjadi Anggota APJII ditetapkan melalui tenggang waktu selambat-lambatnya 75 (tujuh puluh lima) hari kerja untuk memeriksa keabsahan seluruh lampiran dan dokumen yang menyertai formulir pendaftaran, disamping memeriksa secara nyata keberadaan perusahaan calon Anggota tersebut Hasil keputusan tersebut sudah harus diberitahukan kepada calon Anggota selambat-lambatnya 25 (dua puluh lima) hari kerja setelah masa tenggang waktu di atas Setiap Anggota harus menyetujui kondisi dan ketentuan keanggotaan.

6 5.7. Setiap Anggota yang sudah diterima dan terdaftar akan menerima Surat Tanda Keanggotaan APJII. PASAL 6 PROSEDUR PENGANGKATAN ANGGOTA KEHORMATAN 6.1. Anggota Kehormatan bisa diusulkan oleh setiap Anggota untuk kemudian disaring dan dicalonkan oleh Dewan Pengurus kepada para Anggota melalui Rapat Kerja Nasional APJII Pengusulan calon Anggota Kehormatan APJII diajukan secara tertulis kepada Dewan Pengurus dengan dilampiri riwayat hidup calon Anggota Kehormatan secara rinci dan penjelasan peran sertanya dalam mendukung organisasi Apabila calon Anggota Kehormatan adalah organisasi/badan/institusi, maka lampiran profil organisasi, susunan pengurus dan rincian anggotanya serta fungsi dan peranannya di masyarakat merupakan lampiran yang pokok Kepada Anggota Kehormatan APJII yang sudah memperoleh persetujuan dan disahkan, akan menerima Surat Tanda Keanggotaan Kehormatan APJII. PASAL 7 SANKSI-SANKSI ASOSIASI Setiap Anggota yang melakukan tindakantindakan yang merugikan APJII dan tidak

7 memenuhi kewajibannya sebagai Anggota dapat dikenakan sanksi-sanksi berupa: 7.1. Teguran resmi dalam bentuk peringatan tertulis dari Dewan Pengurus Penghentian pelayanan asosiasi yang semula merupakan haknya sebagai Anggota Pemberhentian sebagai Anggota secara tertulis dan diumumkan kepada seluruh Anggota. PASAL 8 KEHILANGAN STATUS KEANGGOTAAN BAGI ANGGOTA Status keanggotaan Anggota dapat hilang, karena: 8.1. Ijin usahanya dicabut oleh Pemerintah atau dinyatakan pailit berdasarkan Keputusan Pengadilan Karena yang bersangkutan menghentikan usahanya/menutup perusahaan atau tidak dapat lagi mewakili perusahaan dalam keanggotaan APJII Apabila setelah 3 (tiga) kali diperingatkan secara tertulis dan terus menerus, yang bersangkutan tidak memenuhi kewajibannya sebagai Anggota, termasuk dalam hal kewajiban iuran keanggotaan Apabila yang bersangkutan merugikan atau mencemarkan nama baik APJII Apabila yang bersangkutan dinyatakan kehilangan keanggotaannya karena melanggar ketentuan-ketentuan yang

8 berlaku di APJII Apabila yang bersangkutan mengundurkan diri atas kemauannya sendiri. PASAL 9 KEHILANGAN STATUS KEANGGOTAAN BAGI ANGGOTA KEHORMATAN 9.1. Status keanggotaan Anggota Kehormatan dapat hilang, karena: Yang bersangkutan bertindak tidak sesuai dengan ketentuan yang ada di Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta ketentuan-ketentuan lain APJII Yang bersangkutan meninggal dunia, apabila Anggota Keanggotaan tersebut adalah perorangan Yang bersangkutan dibubarkan oleh Pemerintah atau menyatakan pembubaran organisasi, apabila Anggota Kehormatan tersebut adalah organisasi/badan/institusi Mengundurkan diri atas kemauannya sendiri. PASAL 10 PEMBERHENTIAN KEANGGOTAAN Berdasarkan pada ketentuan-ketentuan yang ada dan laporan serta pembuktian yang tersedia, maka Dewan Pengurus dapat melakukan pemberhentian keanggotaan secara tetap atau sementara keanggotaan Kepada yang bersangkutan akan disampaikan pemanggilan sebanyak-

9 banyaknya 3 (tiga) kali untuk didengar keterangan dan penjelasannya dan Dewan Pengurus menghadirkan sekurangkurangnya 4 (empat) orang Anggota sebagai saksi Hasil pemanggilan ini merupakan kesimpulan akhir terhadap usulan pemberhentian keanggotaan Kepada yang bersangkutan akan diberikan Surat Keputusan Pemberhentian Keanggotaan yang disahkan oleh Dewan Pengurus berdasarkan kesimpulan akhir yang diperoleh Dewan Pengurus Surat Keputusan Pemberhentian Keanggotaan diberikan selambat-lambatnya 25 (dua puluh lima) hari kerja sejak pemanggilan terakhir dilaksanakan. PASAL 11 SURAT TANDA KEANGGOTAAN DAN SURAT KEPUTUSAN PEMBERHENTIANKEANGGOTAAN Surat Tanda Keanggotaan berlaku selama 1 (satu) tahun sejak tanggal dikeluarkannya dan ditandatangani oleh Ketua Umum APJII setelah memperoleh persetujuan Dewan Pengawas Surat Keputusan Pemberhentian Keanggotaan Sementara berlaku selama 90 (sembilan puluh) hari kerja sejak tanggal dikeluarkannya dan ditandatangani oleh dan Ketua Umum APJII setelah memperoleh persetujuan Dewan Pengawas Surat Keputusan Pemberhentian Keanggotaan Tetap berlaku sejak tanggal

10 dikeluarkannya dan ditandatangani oleh Ketua Umum APJII setelah memperoleh persetujuan Dewan Pengawas Surat Keputusan Pemberhentian Keanggotaan Sementara maupun Tetap harus dilampiri sekurang-kurangnya Berita Acara Hasil Pemanggilan yang ditandatangani lengkap oleh 4 (empat) anggota sebagaimana dimaksudkan pada Pasal 10 ayat Bersamaan dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Pemberhentian Keanggotaan Tetap, maka Surat Tanda Keanggotaan yang pernah diberikan kepada yang bersangkutan dinyatakan gugur dan tidak berlaku lagi, demikian pula hak dan kewajibannya sebagai anggota APJII. BAB III ORGANISASI PASAL 12 PEMBENTUKAN DAN PENYEMPURNAAN PERANGKAT KERJA ASOSIASI Musyawarah Nasional Pertama dalam rangka pembentukan APJII tanggal limabelas Mei seribu sembilanratus sembilanpuluh enam ( ) telah meratifikasi Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga pendirian asosiasi Penyempurnaan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan melalui Musyawarah Nasional dan/atau Musyawarah Nasional Luar Biasa. BAB III RUANG LINGKUP KEGIATAN Pasal 3 Ruang lingkup kegiatan APJII meliputi: 1. Berpartisipasi aktif dalam penyusunan regulasi pengaturan tata kelola dan tata niaga Industri Internet yang mendorong perkembangan dan pertumbuhan industri Internet. 2. Melakukan kajian-kajian mengenai perkembangan dan pertumbuhan Internet. 3. Pengembangan Indonesia Internet exchange dan keamanan Jaringan. 4. Penyelenggaraan layanan-layanan National Dalam BAB III Rancangan ART Baru diatur mengenai Ruang Linkup Kegiatan, yang merupakan penjabran lebih lanjut dari Pedoman Kegiatan yang diatur dalam Rancangan AD. Ketentuan BAB III dalam ART lama yang mengatur mengenai Pembentukan dan Penyempurnaan Perangkat Kerja Asosiasi, sudah tidak relevan lagi untuk diatur. Karena Penyempurnaan AD/ART APJII telah diberikan wewenangnya kepada anggota untuk dapat dirubah hanya dalam Munas.

11 PASAL 13 HUBUNGAN JENJANG STRUKTUR ASOSIASI Dewan Pengurus adalah pelaksana kebijaksanaan dan hasil Musyawarah Nasional APJII Dewan Pengawas adalah perwakilan Anggota yang berfungsi mengawasi pelaksanaan hasil Musyawarah Nasional oleh Dewan Pengurus Badan-badan pelaksana lainnya dalam bentuk tim atau kelompok kerja dan yang sejenis lainnya bisa dibentuk atas prakarsa dan keputusan Dewan Pengurus berdasarkan kebutuhan Uraian hak dan kewajiban serta penjelasan lainnya dari setiap anggota Dewan Pengurus maupun setiap personil Badan Pelaksana Harian serta badan/tim atau kelompok kerja yang dibentuk kemudian, diuraikan dalam lembar terpisah berbentuk Uraian Jabatan (Job Description), dan mempunyai kekuatan hukum karena merupakan lampiran kelengkapan Anggaran Rumah Tangga. Internet Registry (NIR) dan kajian-kajian yang berhubungan dengan Internet. 5. Pelatihan-pelatihan teknis dan penerbitan sertifikasi profesi Internet. 6. Kerjasama dengan institusi-institusi terkait baik dalam maupun luar negeri. 7. Berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan terkait dengan Industri Internet baik di dalam negeri maupun di luar negeri yang sejalan dengan tujuan dan kepentingan organisasi. Hubungan jenjang Struktur dimasukan dalam BAB VIII Rancangan ART, yang penempatannya setelah pengaturan mengenai Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas. Pemisahan ini dilaukan karena hal yang diatur merupakan hubungan kerja antara Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas, sehingga kurang tepat penempatannya dalam BAB mengenai Organisasi. Ketentuan mengenai IDNIC diatur dalam Layanan IDNIC, sedangkan ketentuan mengenai kelembagaan nama domain, telah diatur dalam AD yang telah disesuaikan dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Infromatika. PASAL 14 IDNIC (INDONESIA NETWORK INFORMATION CENTER) Kelembagaan registry yang didirikan harus sesuai dengan peraturan yang berlaku, baik peraturan local maupun internasional IDNIC adalah badan hukum di Indonesia

12 dibentuk oleh Anggota, serta pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) untuk menjadi Kelembagaan Registry DNS DTT (domain tingkat tinggi).id yang dikelola oleh PDTT-ID (Pengelola Domain Tingkat Tinggi Indonesia), serta struktur kelembagaan registry untuk DNS DTD (domain tingkat dua) Registry DTD adalah lembaga pengelolaan yang mengadakan pengaturan pelayanan operasional kepada Registrar Jumlah Registry DNS DTD disesuaikan dengan kebutuhan DNS DTD di Indonesia, yakni: a) Registry ac.id b) Registry co.id c) Registry or.id d) Registry net.id e) Registry mil.id f) Registry sch.id g) Registry web.id h) Registry go.id i) Registry lainnya, yang mungkin muncul berdasarkan permintaan publik. PASAL 15 REGISTRY G-TLD (GENERIC TOP LEVEL DOMAIN) Kelembagaan registry yang didirikan harus sesuai dengan peraturan internasional yang

13 berlaku Apabila situasi belum memungkinkan untuk membentuk lembaga terpisah, maka badan IDNIC yang disebut pada Pasal 14 Anggaran Rumah Tangga ini dapat berfungsi sebagai pelaksana g-tld Badan Pelaksana Harian menjadi salah satu registrar untuk pendaftaran nama domain berbasis g-tld. PASAL 16 PELAKSANA PENAGIHAN Badan Pelaksana Harian menjalankan fungsi sebagai pelaksana penagihan untuk seluruh layanan APJII yang disebutkan dalam Anggaran Dasar Bab VII Layanan APJII. BAB IV PENGURUS PASAL 17 PERSYARATAN DEWAN PENGURUS DAN DEWAN PENGAWAS Anggota Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas sekurang-kurangnya harus memenuhi kriteria sebagai berikut: a) Warga Negara Republik Indonesia yang sah. b) Pemilik/Direktur/Karyawan yang ditunjuk oleh perusahaan yang menjadi anggota APJII. c) Tidak pernah terlibat dengan organisasi BAB IV LAYANAN Bagian Kesatu IIX-APJII Pasal 4 1. Pengelolaan Jaringan Indonesia Internet Exchange (IIX) dilaksanakan oleh suatu bidang dalam Dewan Pengurus. 2. Bidang tersebut berpedoman kepada prinsip kebersamaan, kemitraan, tidak bersaing dengan Anggota, netral, nir-laba atau tidak semata-mata mencari keuntungan, profesional dan independen, dengan tujuan untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya Ketentuan Layanan dalam Rancangan ART, adalah sebagai penjabaran lebih lanjut dari layanan yang sudah ditegaskan dalam Rancangan AD. Ketentuan BAB IV yang mengatur mengenai Pengurus dalam ART Lama, dilakukan pemisahan dan harmonisasi dalam materi yang diaturnya. Mengenai persyaratan Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas dimasukan dalam BAB Pemilihan pada Rancangan ART Baru. Hal ini karena melihat materi yang diatur, adalah merupakan persyaratan bagi anggota yang ingin mengajukan diri sebagai

14 terlarang. d) Memiliki dedikasi dan komitmen kepada APJII. e) Berdomisili dan berusaha didalam wilayah hukum Republik Indonesia Menyatakan secara tertulis bersedia sebagai Anggota Dewan Pengurus atau Anggota Dewan Pengawas selama jangka waktu yang telah ditetapkan dalam Anggaran Dasar Pasal 12 dan Pasal Dipilih dalam Musyawarah Nasional berdasarkan prosedur yang ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga Anggota yang mengajukan sebagai Dewan Pengurus tidak diperkenankan memangku jabatan dalam 3 (tiga) kali masa kerja sebagai Dewan Pengurus secara berturutturut; 1 (satu) masa kerjadewan Pengurus adalah selama 3 (tiga) tahun Apabila terjadi hal seperti yang dimaksud dalam Bab VI Pasal 28 ayat 2 Anggaran Rumah Tangga ini, maka masa kerja kepengurusan Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas diperpanjang hingga terlaksananya Musyawarah Nasional Dewan Pengurus melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Dasar Bab III Pasal 13 serta keputusankeputusan Musyawarah Nasional Fungsi Dewan Pengurus diatur dalam Anggaran Dasar Pasal 13 ayat 4 dengan wewenang sebagai berikut: e) Menjabarkan garis-garis besar program kerja yang ditetapkan menjadi kepada Anggota. 3. Layanan IIX adalah layanan interkoneksi Nasional antar anggota. 4. Pemilihan titik-titik dimana IIX berada harus memenuhi kriteria tertentu yang diputuskan oleh Dewan Pengurus. 5. Pengelolaan IIX berada sepenuhnya dibawah tanggung jawab dan kendali APJII. 6. Kebijakan-kebijakan yang diterapkan dalam pengoperasian IIX diputuskan di dalam Open Policy Meeting yang akan dijelaskan dalam Peraturan Asosiasi. Bagian Kedua IDNIC-APJII Pasal 5 1. APJII bekerja sama dengan badan-badan dunia yang mengelola Alamat Protokol Internet (PI) atau Autonomous System Number (ASN). 2. APJII menerima mandat sebagai National Internet Registry (NIR) dari badan Sumber Daya Internet dunia untuk mengalokasikan ALamat PI dan ASN bagi masyarakat pengguna Internet di Indonesia. 3. Dalam melaksanakan ketentuan ayat (1) di atas, dikelola oleh bidang yang disebut Indonesia Network Information Center (IDNIC). 4. Bidang IDNIC mempunyai tugas: a. membantu melakukan kajian-kajian berhubungan dengan arah kebijakan pengelolaan Alamat PI di Indonesia; b. membantu merumuskan kebijakan umum pengelolaan Alamat PI di Indonesia untuk ditetapkan oleh Pemerintah; c. melakukan mediasi penyelesaian perselisihan Dewan Pengawas atau Dewan Pengurus. Ketentuan mengenai Badan Pelaksana Harian dalam Pasal 20 ART lama dihilangkan dan akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Asosiasi. Hal ini karena BPH, bukan merupakan bagian dari Asosiasi yang mempunyai sfat seperti halnya Dewan Pengawas dan Dewan Pengurus. BPH dalam APJII lebih merupakan tenaga professional yang bekerja dalam rangka administrasi APJII. Sehingga, keberadaannya secara tegas diatur dalm AD sebagai wujud legitimasi keberadaannya, dan lebih lanjut pengaturannya dituangkan dalam Peraturan Asosiasi.

15 program kegiatan kerja yang praktis untuk dapat dilaksanakan di lapangan. f) Melakukan pemantauan terhadap dinamika Anggota agar tetap sejalan dengan kebijaksanaan umum, dan memberikan pertimbangan dan saransaran mengenai pembinaannya. g) Mengakomodir aspirasi Anggota dengan menghasilkan bentuk nyata yang dapat dirasakan oleh seluruh Anggota secara adil merata dan transparan. h) Menyusun dan menetapkan kebijaksanaan pelaksanaan program kerja dan layanan APJII. i) Menyelenggarakan hubungan dengan pihak luar yang memberikan manfaat bagi organisasi. j) Ketua Umum atau Wakil dan Bendahara atau Wakil memiliki wewenang untuk membuka rekening Bank dan menandatangani giral Bank berupa Cek/Bilyet Giro dan surat-surat lain yang diperlukan oleh Pihak Bank atas rekening Bank APJII. PASAL 18 TATA KERJA DEWAN PENGURUS DAN DEWAN PENGAWAS Untuk pertama kali Dewan Pengurus menetapkan program kerja tahunan yang dilengkapi dengan Rencana Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran (APPA) untuk disetujui oleh Dewan Pengawas selambatantara Pengelola Lokal Alamat PI dengan Pengguna Alamat PI. 5. Kebijakan-kebijakan yang diterapkan dalam pengelolaan Alamat PI diputuskan di dalam Open Policy Meeting yang akan dijelaskan dalam Peraturan Asosiasi. 6. Hal-hal mengenai tugas dan fungsi bidang IDNIC diatur dalam Peraturan Asosiasi. Bagian Ketiga Layanan Sertifikasi dan Training Pasal 6 1. Guna mendukung kemajuan dan professional di bidang TIK, perlu dinyatakan dalam suatu Sertifikat Kompetensi yang sah dan berlaku secara nasional. 2. Layanan Sertifikasi dan Training mempunyai maksud dan tujuan untuk menyelenggarakan uji kompetensi bagi peserta didik kursus dan pelatihan dari satuan pendidikan non-formal dan warga masyarakat yang belajar mandiri di bidang TIK 3. Kegiatan Layanan Sertifikasi dan Training adalah meliputi: a. Mengembangkan, menyusun dan menetapkan norma, standar, pedoman dan kriteria kompetensi lulusan; b. Menyusun dan melaksanakan program sosialisasi, edukasi dan advokasi; c. Menetapkan petunjuk teknis uji kompetensi dan instrumen penilaian uji kompetensi; d. Menetapkan Tempat Uji Kompetensi (TUK); e. Melakukan pengujian kompetensi dan sertifikasi kompetensi terhadap lulusan kursus atau belajar

16 lambatnya 1 (satu) bulan Dewan Pengawas menetapkan program kerja tahunan yang dilengkapi dengan APPA yang diterima dari Dewan Pengurus selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari kalender setelah Dewan Pengurus terbentuk Selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari kalender setelah terbentuknya Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas harus sudah menyusun dan mensahkan berlakunya Tata Tertib Kerja Kepengurusannya, yang paling sedikit berisikan: a) Uraian Tugas dan Tanggung Jawab setiap Anggota Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas. b) Mekanisme Organisasi dan Tata Tertib Rapat Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas. c) Tolok Ukur Unjuk kerja masing-masing Anggota Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas. d) Rapat Dewan Pengurus diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan. e) Rapat Dewan Pengawas diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan. f) Rapat Dewan Pengawas bersama dengan Dewan Pengurus diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan. mandiri untuk pekerjaan di bidang TIK; f. Melakukan pengawasan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan uji kompetensi dan sertifikasi. 4. Layanan Sertifikasi dan Training dikelola oleh bidang dalam Dewan Pengurus. 5. Kebijakan-kebijakan yang diterapkan dalam layanan sertifikasi dan training diputuskan di dalam Open Policy Meeting yang akan dijelaskan dalam Peraturan Asosiasi. 6. Tugas dan Fungsi bidang layanan sertifikasi dan training diatur lebih lanjut dalam Peraturan Asosiasi.

17 PASAL 19 PENGGANTIAN ANGGOTA DEWAN PENGURUS DAN DEWAN PENGAWAS Anggota Dewan Pengurus dan Anggota Dewan Pengawas dinyatakan berhenti atau tidak dapat meneruskan jabatannya sampai akhir masa jabatannya, apabila: a) Yang bersangkutan mengundurkan diri. b) Yang bersangkutan meninggal dunia c) Yang bersangkutan tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai Anggota Dewan Pengurus atau Dewan Pengawas seperti yang dimaksud dalam Pasal 17 Anggaran Rumah Tangga ini. d) Yang bersangkutan tidak dapat memenuhi kewajibannya sebagai Anggota Dewan Pengurus atau Dewan Pengawas sesuai dengan Tata Tertib Kerja kepengurusan Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas seperti yang dimaksud dalam Pasal 18 Anggaran Rumah Tangga ini. e) Yang bersangkutan sudah tidak lagi sebagai Pemilik/Direktur/Karyawan di Perusahaan yang menjadi Anggota APJII Apabila oleh salah satu sebab yang disebutkan dalam ayat 1 Pasal ini, Ketua Umum Dewan Pengurus atau Ketua Dewan Pengawas tidak dapat terus memegang jabatannya sampai akhir masa jabatannya, maka untuk melanjutkan sisa akhir masa jabatan tersebut, Rapat Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas yang khusus untuk itu dapat memilih Calon Pengganti diantara

18 Anggota Dewan Pengurus atau Anggota Dewan Pengawas untuk diangkat dan disahkan oleh Dewan Pengawas Penggantian Anggota Dewan Pengurus dan Pengawas: a) Apabila oleh salah satu sebab yang disebut dalam ayat 1 di atas, seorang Bendahara sebagai Anggota Dewan Pengurus tidak dapat memegang jabatannya sampai akhir masa jabatannya, maka Rapat Dewan Pengurusdapat menentukan penggantinya diantara Anggota Dewan Pengurus untuk diangkat dan disahkan oleh Dewan Pengawas. b) Apabila oleh sesuatu sebab yang disebut dalam ayat 1 di atas, seorang Anggota Dewan Pengurus tidak dapat memegang jabatannya sampai akhir masa jabatannya, maka Rapat Dewan Pengurus dapat menentukan penggantinya sebagai Anggota Dewan Pengurus Paruh Waktu dari daftar calon Anggota Dewan Pengurus, sejauh orang pengganti memenuhi syaratsyarat kepengurusan seperti dimaksud dalam Pasal 17 Anggaran Rumah Tangga untuk diangkat dan disahkan oleh Dewan Pengawas. c) Apabila oleh satu sebab yang disebut dalam ayat 1 di atas, seorang Anggota Dewan Pengawas tidak dapat memegang jabatannya sampai akhir masa jabatannya, maka Rapat Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas dapat menentukan penggantinya sebagai Anggota Dewan Pengawas Paruh

19 Waktu dari urutan pemilihan calon Anggota Dewan Pengawas, sejauh orang pengganti memenuhi syaratsyarat kepengurusan seperti dimaksud dalam Pasal 17 Anggaran Rumah Tangga ini untuk diangkat dan disahkan oleh Dewan Pengawas Rapat Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas untuk penggantian Ketua Umum, Anggota Dewan Pengurus atau Pimpinan/Anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 dan 3 Pasal ini, harus dihadiri oleh sekurangkurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah Anggota Dewan Pengurus dan Anggota Dewan Pengawas Pergantian pengurus harus dilaporkan pada Rapat Kerja Nasional dan/atau Musyawarah Nasional terdekat Anggota APJII dan/atau Anggota Dewan Pengurus dan/atau Anggota Dewan Pengawas yang ditunjuk APJII mewakili afiliasi dinyatakan berhenti, jika: a) Yang bersangkutan mengundurkan diri; b) Yang bersangkutan meninggal dunia; c) Yang bersangkutan sudah tidak lagi sebagai Pemilik/Direktur/Karyawan di Perusahaan yang menjadi Anggota APJII Jika Anggota yang mewakili terhadap afiliasi oleh satu sebab dalam Pasal 19 ayat 6, maka Rapat Dewan Pengurus yang khusus untuk itu dapat memilih Pengganti di antara Anggota APJII, Anggota Dewan Pengurus atau Anggota Dewan Pengawas untuk

20 diangkat dan disahkan oleh Dewan Pengawas. PASAL 20 BADAN PELAKSANA HARIAN Badan Pelaksana Harian (BPH) dipimpin oleh seorang Kepala Badan Pelaksana Harian dengan nama jabatan Sekretaris Badan Pelaksana Harian Kepala, organisasi dan personalia Badan Pelaksana Harian ditetapkan dengan Keputusan Dewan Pengurus Staf Badan Pelaksana Harian haruslah profesional, dan tidak diperkenankan mempunyai hubungan kepentingan usaha apapun dengan APJII maupun Anggota APJII Kriteria dan tata cara pemilihan dan penetapan Kepala BPH adalah sebagai berikut: a) Kepala BPH adalah seorang profesional yang tidak memiliki perusahaan sejenis dengan perusahaan yang menjadi Anggota APJII, termasuk memiliki saham penuh atau sebagian pada perusahaan yang dimaksudkan. b) Kepala BPH adalah seorang profesional yang harus memiliki kemampuan manajerial dan kepemimpinan, serta berkemampuan komunikasi aktif internal maupun eksternal. c) Kepala BPH adalah seorang

21 profesional yang mendapatkan hak dan kewajiban sebagaimana layaknya seorang tenaga kerja sesuai peraturan dan undang-undang tenaga kerja yang berlaku. d) Kepala BPH dipilih melalui seleksi khusus yang ditangani secara khusus pula oleh Dewan Pengurus Tugas-tugas dan tanggungjawab Badan Pelaksana Harian ditetapkan secara terpisah melalui sebuah Surat Keputusan Dewan Pengurus. PASAL 21 KOORDINATOR DAN KELOMPOK KERJA Kelompok Kerja adalah salah satu bentuk badan pelaksana yang dapat dibentuk oleh Dewan Pengurus berdasarkan kebutuhan Koordinator dan Wakil Koordinator suatu Kelompok Kerja dipilih oleh Dewan Pengurus atas dasar usul dari anggota yang tergabung dalam suatu kelompok kerja tertentu Koordinator dan Wakil Koordinator Kelompok Kerja duduk dalam Dewan Pengurus dan jika berhalangan penggatiannya diatur oleh kesepakatan Anggota dalam Kelompok Kerja yang bersangkutan Kelompok Kerja merupakan forum terbuka yang kegiatannya dapat diikuti oleh setiap Anggota maupun non-anggota yang berminat.

22 21.5. Aturan kerja, tata komunikasi, program dan biaya kegiatan Kelompok Kerja diusulkan oleh Kelompok Kerja dan disetujui oleh Dewan Pengurus dan diintegrasikan ke dalam Program Kerja Dewan Pengurus. Aturan kerja dan program harus sejalan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga APJII Seorang Anggota dapat mengikuti kegiatan lebih dari satu Kelompok Kerja Anggota Kelompok Kerja dapat diminta untuk ikut membiayai kegiatan kelompok yang diikutinya. BAB V PEMILIHAN DEWAN PENGURUS DAN DEWAN PENGAWAS PASAL 22 PEMILIH DAN HAK SUARA Yang berhak memilih Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas adalah Anggota Setiap Anggota mempunyai hak 1 (satu) suara untuk masing-masing 1 orang anggota Dewan Pengurus dan 1 orang anggota Dewan Pengawas. PASAL 23 CALON DAN PENCALONAN Setiap Anggota yang memenuhi syarat menjadi anggota Dewan Pengurus maupun Dewan Pengawas seperti yang diuraikan dalam Pasal 17 Anggaran Rumah Tangga BAB V KEANGGOTAAN Bagian Kesatu Syarat Keanggotaan Pasal 7 Syarat Keanggotaan APJII terbagi menjadi: 1. Berbadan hukum: a. Bagi lembaga negara memiliki dasar hukum pembentukannya; b. Bagi perusahaan dan organisasi wajib memiliki Surat Keputusan sebagai badan hukum sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku di Indonesia; c. Bagi Perusahaan penyelenggara telekomunikasi memiliki Izin Usaha Penyelenggaraan Telekomunikasi, dan bagi non penyelenggara telekomunikasi memiliki izin sesuai dengan akta Keanggotaan dalam Rancangan ART Baru merupakan penjabaran dan harmonisasi dari keanggotaan yang diatur dalam Rancangan AD. Serta juga merupakan harmonisasi dari Keanggotaan yang diatur dalam ART Lama. Ketentuan mengenai Pemilihan Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas dalam BAB V ART Lama, diatur dalam BAB XII, yang ditempatkan setalah mengatur Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas serta Forum Pertemuan.

23 ini, berhak untuk mencalonkan diri atau dicalonkan dalam pemilihan Dewan Pengurus maupun Dewan Pengawas Setiap Anggota berhak mengajukan 1 (satu) orang calon untuk calon Dewan Pengurus dan 1 (satu) orang calon untuk calon anggota Dewan Pengawas dari institusinya, kepada Panitia Pemilihan sesuai jadwal pencalonan yang ditentukan oleh Panitia Pemilihan Calon yang sah adalah calon yang sudah menyampaikan persetujuan pencalonannya kepada Panitia Pemilihan Panitia Pemilihan menetapkan tata cara dan jadwal pencalonan dan pemilihan calon definitif, yang menjamin: a) Diketahuinya jadwal dan tata cara pencalonan dan pemilihan calon definitif oleh Anggota dengan tenggang waktu yang cukup. b) Diterimanya surat-surat pencalonan dan pemilihan calon definitif dari anggota yang memilih dan konfirmasi persetujuan oleh calon yang bersangkutan. c) Diketahui oleh Anggota, daftar seluruh calon yang masuk melalui pencalonan diri maupun dicalonkan. d) Didapatnya daftar calon yang sah disertai keterangan yang cukup mengenai calon-calon tersebut oleh seluruh Anggota dan tenggang waktu yang cukup bagi Anggota untuk menilai dan memilih. pendirian Perusahaan; d. Membayar iuran keanggotaan 2. Non Badan Hukum: a. Badan usaha non-badan hukum: 1) Memiliki akta pendirian dari notaris; 2) Memiliki izin usaha; 3) Membayar iuran keanggotaan. b. Organisasi non-badan usaha: 1) Memiliki AD/ART; 2) Membayar iuran keanggotaan. c. Perorangan: 1) Memiliki identitas (KTP); 2) Membayar iuran keanggotaan. Pasal 8 Ketentuan lebih lanjut mengenai teknis pendaftaran keanggotaan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Asosiasi. Bagian Kedua Prosedur Pendaftaran Dan Pengangkatan Pasal 9 1. Pendaftaran dilakukan secara tertulis baik manual maupun on-line yang ditujukan kepada Dewan Pengurus, dengan mengisi formulir pendaftaran yang disediakan untuk keperluan tersebut. 2. Memenuhi syarat-syarat ketentuan keanggotaan sebagaimana diatur dalam Pasal Memenuhi syarat administrasi sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Asosiasi. 4. Prosedur administrasi lainnya diatur pelaksanaannya oleh Dewan Pengurus dan

24 23.5. Seorang calon hanya dapat menjadi calon Dewan Pengurus atau calon anggota Dewan Pengawas sejauh pencalonannya memenuhi ketentuan yang disebut dalam ayat 1, 2, 3, pasal ini. PASAL 24 WAKTU DAN CARA PEMILIHAN Nama-nama calon Dewan Pengurus dan calon anggota Dewan Pengawas sudah dapat diumumkan oleh Panitia Pemilihan sejak awal dimulainya Musyawarah Nasional, setelah mendapat persetujuan tertulis dari calon Dewan Pengurus dipilih dan ditetapkan melalui sistem formatur tunggal melalui Musyawarah Nasional Dewan Pengawas dipilih sebanyak 7 (tujuh) orang dari daftar calon Dewan Pengawas yang tersedia Setiap Anggota atau Kuasa Anggota mempunyai 1 (satu) suara untuk memilih 1 (satu) nama calon formatur dan memilih 7 (tujuh) nama calon anggota Dewan Pengawas dengan menuliskan nama pada kertas suara yang disediakan untuk pemilihan formatur dan pemilihan anggota Dewan Pengawas Tata cara pemilihan diatur oleh Panitia Pemilihan yang harus dapat menjamin: a) Tingkat kerahasiaan suara pemilih. b) Dapat dikontrol dan dibuktikan bahwa suara yang dimasukkan/dikirim telah diterima oleh Panitia Pemilihan. dilaksanakan oleh Badan Pelaksana Harian. 5. Keputusan tentang diterima atau tidaknya menjadi Anggota APJII ditetapkan melalui tenggang waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja untuk memeriksa keabsahan seluruh lampiran dan dokumen yang menyertai formulir pendaftaran, disamping memeriksa secara nyata keberadaan calon Anggota tersebut. 6. Hasil keputusan tersebut sudah harus diberitahukan kepada calon Anggota selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah masa tenggang waktu di atas. 7. Setiap Anggota harus menyetujui kondisi dan ketentuan keanggotaan. 8. Setiap Anggota yang sudah diterima dan terdaftar akan menerima Tanda Keanggotaan APJII. 9. Tanda Keanggotaan berlaku selama 1 (satu) tahun sejak tanggal dikeluarkannya dan ditandatangani oleh Ketua Umum APJII. Bagian Ketiga Hak Dan Kewajiban Anggota Asosiasi Pasal 10 Hak Anggota: 1. Anggota mempunyai hak dipilih dan memilih. 2. Anggota mempunyai hak untuk berpendapat, usul dan berbicara sesuai dengan kode etik asosiasi. 3. Anggota berhak mendapatkan pelayanan asosiasi sesuai dengan kategori keanggotaan.

25 c) Dapat dihindari penggunaan hak suara oleh yang tidak berhak. d) Cukup waktu bagi pemilih untuk memasukkan dan atau mengirim suaranya Panitia Pemilihan harus sudah mengumumkan susunan Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas selambat-lambatnya pada acara sidang terakhir dari Musyawarah, untuk kemudian diangkat oleh Musyawarah. PASAL 25 PANITIA PEMILIHAN Panitia Pemilihan dipilih dan diangkat oleh Dewan Pengurus dan disetujui oleh Dewan Pengawas Panitia Pemilih sekurang-kurangnya terdiri dari seorang Ketua Panitia, seorang Sekretaris panitia dan 5 (lima) orang anggota Dalam pelaksanaan tugasnya panitia pemilihan secara teknis dibantu oleh Badan Pelaksana Harian Biaya pelaksanaan pemilihan pengurus merupakan biaya APJII Panitia Pemilihan bertanggung jawab dan melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Musyawarah Nasional Yang dapat diangkat sebagai panitia pemilihan adalah Anggota. 4. Anggota berhak untuk berpartisipasi dalam kegiatan asosiasi. 5. Anggota berhak mengakses atas informasi mengenai perkembangan organisasi dan kajian-kajian ilmiah yang dilakukan oleh asosiasi. Pasal 11 Kewajiban Anggota: 1. Anggota wajib menjaga nama baik organisasi. 2. Anggota wajib mematuhi semua peraturan dan kode etik asosiasi. 3. Anggota wajib mendukung programprogram kerja asosiasi. 4. Anggota wajib membayar iuran keanggotaan sesuai dengan kreteria keanggotaan. Pasal Ketentuan mengenai kode etik asosiasi diatur dalam Peraturan Asosiasi. 2. Hak dan Kewajiban yang belaum diatur dalam AD/ART, dapat diatur dalam peraturan asosiasi.

26 25.7. Panitia pemilihan sudah harus terbentuk dan mulai bekerja sekurang-kurangnya 60 (enam puluh) hari kalender sebelum Musyawarah Nasional yang akan mengadakan pemilihan pengurus baru itu diadakan. PASAL 26 SERAH TERIMA Formatur harus sudah mengumumkan susunan Dewan Pengurus inti sebelum Sidang Musyawarah ditutup Dalam waktu 60 (enam puluh) hari kalender setelah Musyawarah Nasional memilih Dewan Pengurus Baru, Dewan Pengurus Lama harus menyerah-terimakan kepengurusan kepada Dewan Pengurus Baru. Hal yang sama berlaku pula untuk Dewan Pengawas Serah terima Dewan Pengurus yang disebut pada ayat 2 pasal ini sekurang-kurangnya menyangkut pemindahan yang jelas dari: a) Keuangan organisasi; b) Inventaris organisasi; c) Kegiatan organisasi yang sedang berjalan; Serah terima Dewan Pengawas sekurangkurangnya menyangkut kegiatan Dewan Pengawas yang sedang berjalan Selama masa antara terpilihnya Dewan Pengurus Baru dan serah terima tersebut, Dewan Pengurus Lama tetap bekerja dan mendampingi Dewan Pengurus Baru dalam Bagian Keempat Sanksi Asosiasi Pasal 13 Setiap Anggota yang melakukan tindakan-tindakan yang merugikan APJII dan tidak memenuhi kewajibannya sebagai Anggota dapat dikenakan sanksi-sanksi berupa: 1. Teguran resmi dalam bentuk peringatan tertulis dari Dewan Pengurus. 2. Penghentian pelayanan asosiasi yang semula merupakan haknya sebagai Anggota. 3. Pemberhentian sebagai Anggota secara tertulis dan diumumkan kepada seluruh Anggota. Bagian Kelima Pemberhentian Keanggotaan Pasal Pemberhentian keanggotaan dapat terjadi karena kehilangan status keanggotaan, yang disebabkan karena: a. Apabila yang bersangkutan mengundurkan diri atas kemauannya sendiri; b. Ijin usahanya dicabut oleh Pemerintah atau dinyatakan pailit berdasarkan Keputusan Pengadilan; c. Karena yang bersangkutan menghentikan usahanya/menutup perusahaan. 2. Berdasarkan pada ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam asosiasi, laporan anggota asosiasi, dan pembuktian yang tersedia, maka Dewan Pengurus dapat melakukan pemberhentian tetap keanggotaan. 3. Kepada yang bersangkutan akan disampaikan

27 rapat-rapatyang bersifat pengambilan keputusan organisasi, penentuan sikap organisasi dan hubungan-hubungan ke luar yang perlu dilakukan. Hal yang sama berlaku pula untuk Dewan Pengawas sesuai dengan tugas-tugas Dewan Pengawas. surat pemanggilan untuk didengar keterangan serta penjelasannya dalam forum yang dihadiri oleh Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas. 4. Apabila dalam pemanggilan pertama yang bersangkutan tidak hadir, maka dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal pemanggian pertama, Dewan Pengurus mengirimkan pemanggilan kedua. 5. Apabila dalam pemanggilan kedua yang bersangkutan tidak hadir, maka dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal pemanggilan kedua, Dewan Pengurus mengirimkan pemanggilan ketiga, yang merupakan pemanggilan terakhir. 6. Hasil pemanggilan sebagaimana dalam ayat (5) merupakan keputusan akhir terhadap usulan pemberhentian keanggotaan. 7. Jika terbukti melangggar ketentuan-ketentuan yang ada dalam asosiasi, kepada yang bersangkutan akan diberikan Surat Keputusan Pemberhentian Keanggotaan yang disahkan oleh Dewan Pengurus berdasarkan kesimpulan akhir yang diperoleh Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas. 8. Surat Keputusan Pemberhentian Keanggotaan diberikan selambatlambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak pemanggilan terakhir dilaksanakan. 9. Surat Keputusan Pemberhentian Keanggotaan berlaku sejak tanggal dikeluarkannya dan ditandatangani oleh Ketua Umum APJII. 10. Surat Keputusan Pemberhentian Keanggotaan harus dilampiri sekurang-kurangnya Berita Acara Hasil Pemanggilan yang ditandatangani oleh Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas. 11. Bersamaan dengan dikeluarkannya Surat

28 BAB VI FORUM PERTEMUAN DAN RAPAT-RAPAT PASAL 27 BENTUK DAN PENJADWALANNYA APJII memiliki beberapa bentuk rapat anggota dan/atau forum pertemuan dengan penjelasan personil dan jadwal kegiatannya sebagai berikut: Musyawarah Nasional 1 (satu) kali setiap 3 (tiga) tahun Musyawarah Nasional Luar Biasa apabila memenuhi persyaratan yang terdapat di Anggaran Dasar Bab III, Pasal 10 Ayat Rapat Kerja Nasional 1 (satu) kali setiap 1 (satu) tahun APJII Open Policy Meeting (OPM) maksimal 2 (dua) kali setiap 1 (satu) tahun Rapat Dewan Pengurus minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan Rapat Dewan Pengawas dengan Dewan Pengurus minimal 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan Rapat Dewan Pengawas minimal 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan Rapat-rapat lain disesuaikan dengan kebutuhan. Keputusan Pemberhentian Keanggotaan, maka Tanda Keanggotaan yang pernah diberikan kepada yang bersangkutan dinyatakan gugur dan tidak berlaku lagi, demikian pula hak dan kewajibannya sebagai anggota APJII, tanpa menghilangkan segala kewajiban yang masih tertangguhkan. BAB VI Dewan Pengawas (Board of Trustee) Bagian Kesatu Komisi-komisi Pasal Komisi dibentuk oleh Dewan Pengawas yang terdiri dari Komisi IIX, Komisi Pelatihan dan Sertifikasi, Komisi IDNIC, Komisi Regulasi dan Advokasi, Komisi Pengembangan Industri Internet, serta Komisi Internet Security 2. Dewan Pengawas menetapkan jumlah komisi pada permulaan Rapat Pleno yang dihadiri oleh Dewan Pengurus. 3. Jumlah anggota komisi ditetapkan dalam permulaan rapat Dewan Pengawas menurut perimbangan dan pemerataan jumlah anggota Dewan Pengawas. 4. Tugas komisi: a. mengadakan pembicaraan pendahuluan mengenai penyusunan rancangan Program Kerja dan kegiatan layanan bersama-sama dengan Dewan Pengurus; b. menyampaikan hasil pembicaraan pendahuluan sebagaimana Ketentuan Dewan Pengawas yang diatur dalam Rancangan ART ini adalah sebagai penjabaran lebih lanjut dari ketentuan Dewan Pengawas yang telah diatur dalam Rancangan AD Baru. Materi yang diatur dalam ART merupakan hal-hal yang bersifat teknis fundamental. Ketentuan Forum Pertemuan dan Rapat-rapat yang diatur dalam BAB VI ART Lama diletakan dalam BAB XI Rancangan ART Baru.

29 PASAL 28 MUSYAWARAH NASIONAL Musyawarah Nasional adalah kekuasaan tertinggi APJII Musyarawah Nasional diselenggarakan 1 (satu) kali dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun dan apabila ada halangan dalam penyelenggaraannya, maka Musyawarah Nasional yang telah terjadwal harus dapat terselenggara dalam kurun waktu 1 (satu) tahun terhitung dari tanggal yang telah dijadwalkan Bahan-bahan dan segala sesuatu yang diperlukan bertalian dengan pelaksanaan Musyawarah Nasional tersebut, dikerjakan dan disiapkan oleh Badan Pelaksana Harian, serta didistribusikan kepada Anggota pada saat Musyawarah Nasional diselenggarakan Berdasarkan bahan-bahan yang dikumpulkan oleh Badan Pelaksana Harian sebagaimana disebutkan pada ayat 3 Pasal ini, maka Dewan Pengurus akan membentuk: e) Panitia Pengarah (Steering Committee) f) Panitia Pelaksana (Organizing Committee) PASAL 29 PESERTA MUSYAWARAH NASIONAL Peserta Musyawarah Nasional adalah: a) Anggota; dimaksud dalam huruf a kepada Ketua Dewan Pengawas. 5. Komisi dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat mengadakan pertemuan dengan Dewan Pengurus yang diwakili oleh Ketua Bidang. 6. Komisi membuat laporan kerja pada akhir masa keanggotaan Dewan Pengawas, baik yang sudah maupun yang belum terselesaikan untuk dapat digunakan sebagai bahan oleh komisi pada masa keanggotaan berikutnya. 7. Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme kerja komisi diatur dengan peraturan Dewan Pengawas tentang tata tertib. Bagian Kedua Hak dan Kewajiban Anggota Dewan Pengawas Pasal 16 Hak Anggota Dewan Pengawas: 1. mengajukan pertanyaan kepada Dewan Pengurus dan/atau Anggota Dewan Pengurus. 2. memilih dan dipilih dalam Struktur Dewan Pengawas. 3. Mendapatkan dukungan administratif dalam rangka menjalankan fungsi Dewan Pengawas.

30 b) Anggota Kehormatan Hak Anggota sebagai peserta Musyawarah Nasional adalah mempunyai hak bicara, hak suara, hak memilih dan hak dipilih Anggota Kehormatan hanya mempunyai hak bicara Kewajiban peserta Musyawarah Nasional adalah mentaati dan melaksanakan semua ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta Tata Tertib Musyawarah Nasional (Munas) dan ketentuan-ketentuan lain mengenai penyelenggaraan Munas Apabila seorang Anggota tidak dapat hadir dalam Musyawarah Nasional, maka kehadiran dan hak suaranya dapat dikuasakan kepada Anggota lain yang hadir dengan memberikan surat kuasa. PASAL 30 WAKTU, TEMPAT, DAN PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH NASIONAL Musyawarah Nasional diselenggarakan 3 (tiga) tahun sekali dengan waktu yang ditetapkan oleh Musyawarah Nasional sebelumnya Musyawarah Nasional diselenggarakan oleh Dewan Pengurus. Panitia Pengarah dan Panitia Pelaksana diangkat oleh Dewan Pengurus untuk menyusun acara dan materi Musyawarah Nasional serta melaksanakan Musyawarah Nasional. Biaya penyelenggaraan Musyawarah Nasional diatur dan dipertanggung-jawabkan oleh Pasal 17 Anggota Dewan Pengawas mempunyai Kewajiban: 1. memegang teguh dan mengamalkan AD/ART. 2. melaksanakan dan mentaati ketentuanketentuan yang ada dalam Asosiasi. 3. mengikuti rapat-rapat yang diadakan oleh Dewan Pengawas. 4. mendahulukan kepentingan asosiasi di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan. 5. memperjuangkan kepentingan anggota asosiasi. 6. menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan Dewan Pengurus. Pasal 18 Ketentuan lebih lanjut mengenai hak dan kewajiban anggota Dewan Pengawas diatur dalam peraturan Dewan Pengawas tentang tata tertib. Bagian Ketiga Pemberhentian Ketua dan Anggota Dewan Pengawas Pasal Anggota Dewan Pengawas dilarang merangkap sebagai anggota dewan Pengurus. 2. Anggota Dewan Pengawas dilarang melanggar Tata Tertib Dewan Pengawas. 3. Ketua dan/atau Anggota Dewan Pengawas yang Tidak hadir dalam rapat dewan pengawas sebanyak 3 kali berturut-turut atau 5

31 Dewan Pengurus. PASAL 31 PIMPINAN SIDANG, ACARA, DAN TATA TERTIB Pimpinan Sidang pada Musyawarah Nasional dipilih oleh sidang Musyawarah Nasional yang dipimpin oleh Panitia Pelaksana Pimpinan Sidang sebanyak-banyaknya terdiri dari 1 (satu) orang Pimpinan Sidang dan 1 (satu) orang Sekretaris Sidang Rencana acara dan tata tertib sidang yang disusun oleh Panitia Pengarah adalah usulan untuk disetujui/diperbaiki oleh sidang Musyawarah Nasional. kali dalam satu periode kepengurusan dikenai sanksi berupa pemberhentian sebagai Anggota Dewan Pengawas. 4. Keputusan pemberhentian Ketua dan/atau Anggota Dewan Pengawas ditetapkan dengan Keputusan Dewan Pengawas. 5. Tata cara pemberhentian Ketua Ketua dan/atau Anggota Dewan Pengawas diatur dalam Peraturan Dewan Pengawas tentang tata tertib. PASAL 32 MUSYAWARAH NASIONAL LUAR BIASA Musyawarah Nasional Luar Biasa dapat diselenggarakan apabila ada hal mendesak yang memerlukan keputusan setingkat Musyawarah Nasional Musyawarah Nasional Luar Biasa seperti yang dimaksud dalam Anggaran Dasar Pasal 10 ayat 6dapat diselenggarakan jika memenuhi salah satu persyaratan berikut: g) Diputuskan oleh suatu Rapat Dewan Pengurus yang dihadiri oleh sekurangkurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota Dewan Pengurus. h) Diusulkan oleh Dewan Pengawas yang diputuskan oleh suatu Sidang Dewan

32 Pengawas yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota Dewan Pengawas. i) Diajukan secara tertulis oleh sekurangkurangnya 1/10 (satu per sepuluh) dari jumlah Anggota yang terdaftar Undangan Khusus dan/atau Peninjau ditiadakan dalam penyelenggaraan Musyawarah Nasional Luar Biasa Musyawarah Nasional Luar Biasa diselenggarakan selambat-lambatnya 21 (dua puluh satu) hari kerja setelah surat permohonan yang sah sesuai ayat 2 pasal ini diterima oleh Dewan Pengurus Tata cara dan pelaksanaannya dikerjakan sama sebagaimana penyelenggaraan Musyawarah Nasional. PASAL 33 RAPAT KERJA NASIONAL Rapat Kerja Nasional diselenggarakan 1 (satu) kali dalam kurun waktu 1 (satu) tahun Rapat Kerja Nasional diselenggarakan oleh Dewan Pengurus dan tata cara pelaksanaannya disiapkan oleh Badan Pelaksana Harian Rapat Kerja Nasional dihadiri oleh: a) Dewan Pengawas b) Dewan Pengurus c) Pengurus Perwakilan Wilayah

DAFTAR ISI ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENYELENGGARA JASA INTERNET INDONESIA NAMA ASOSIASI, LAMBANG DAN PEMAKAIANNYA

DAFTAR ISI ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENYELENGGARA JASA INTERNET INDONESIA NAMA ASOSIASI, LAMBANG DAN PEMAKAIANNYA DAFTAR ISI ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENYELENGGARA JASA INTERNET INDONESIA BAB I BAB II BAB III BAB IV Bagian Kesatu Bagian Kedua Bagian Ketiga Paragraf 1 Bagian Keempat Bagian Kelima Paragraf 1 Paragraf

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ART APJII (Berdasarkan Akta Hizmelina No. 30 tgl 31 Agustus 2012)

DAFTAR ISI ART APJII (Berdasarkan Akta Hizmelina No. 30 tgl 31 Agustus 2012) DAFTAR ISI ART APJII (Berdasarkan Akta Hizmelina No. 30 tgl 31 Agustus 2012) BAB I. KETENTUAN UMUM PASAL 1 PENJELASAN UMUM PASAL 2 NAMA ASOSIASI DAN PEMAKAIANNYA PASAL 3 PENJABARAN TUGAS-TUGAS POKOK BAB

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PENYELENGGARA JASA INTERNET INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1 NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PENYELENGGARA JASA INTERNET INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1 NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI PENYELENGGARA JASA INTERNET INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1 NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI PENYELENGGARA JASA INTERNET INDONESIA BAB I KETENTUAN

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PENYELENGGARA JASA INTERNET INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1 NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PENYELENGGARA JASA INTERNET INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1 NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI PENYELENGGARA JASA INTERNET INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1 NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN 1.1. Nama asosiasi ini adalah ASOSIASI PENYELENGGARA JASA INTERNET INDONESIA

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA INDONESIA MAX OWNERS (IMO) BAB I PRINSIP DASAR DAN KODE KEHORMATAN. Pasal 2 Kode Kehormatan

ANGGARAN RUMAH TANGGA INDONESIA MAX OWNERS (IMO) BAB I PRINSIP DASAR DAN KODE KEHORMATAN. Pasal 2 Kode Kehormatan ANGGARAN RUMAH TANGGA INDONESIA MAX OWNERS (IMO) BAB I PRINSIP DASAR DAN KODE KEHORMATAN Pasal 1 Prinsip Dasar Prinsip dasar adalah: 1. Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Peduli tehadap bangsa, tanah air

Lebih terperinci

BAB I UMUM. Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN

BAB I UMUM. Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN BAB I UMUM Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN 1. Anggaran Rumah Tangga disusun berlandaskan Anggaran Dasar GAPEKSINDO dan ditetapkan serta disahkan pada Musyawarah Nasional Khusus di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta,

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Nama Organisasi Asosiasi Antropologi Indonesia disingkat AAI selanjutnya disebut AAI. Pasal 2 Makna AAI adalah wadah tunggal

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA PENDAHULUAN

ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA PENDAHULUAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA 2011-2016 PENDAHULUAN Sejarah terbentuknya Asosiasi Dosen pendidikan guru sekolah dasar di Indonesia didasari dengan adanya keinginan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN PEMBUKAAN Program Pamsimas telah membangun prasarana dan sarana air minum dan sanitasi di desa/ kelurahan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 1. Perusahaan yang dapat menjadi Angota ASOSIASI PABRIK KABEL LISTRIK INDONESIA selanjutnya disingkat APKABEL adalah perusahaan yang melaksanakan usaha industri

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN Pasal 1 Landasan Penyusunan 1. Anggaran Rumah Tangga disusun berlandaskan pada Anggaran Dasar yang

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR TATA LINGKUNGAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR TATA LINGKUNGAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR TATA LINGKUNGAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN 1. Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan BAB X Pasal 33 Anggaran Dasar Asosiasi Kontraktor

Lebih terperinci

BUPATI LAMONGAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LAMONGAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN 1 BUPATI LAMONGAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DI KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DPN APPEKNAS ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGUSAHA PELAKSANA KONTRAKTOR DAN KONSTRUKSI NASIONAL

DPN APPEKNAS ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGUSAHA PELAKSANA KONTRAKTOR DAN KONSTRUKSI NASIONAL DPN APPEKNAS ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGUSAHA PELAKSANA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 SYARAT MENJADI ANGGOTA Syarat menjadi anggota APPEKNAS, adalah sebagai berikut : 1. Anggota Biasa a. Badan Usaha

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 5 2015 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 05 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

K O M I S I I N F O R M A S I

K O M I S I I N F O R M A S I K O M I S I I N F O R M A S I PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN TATA TERTIB KOMISI INFORMASI PROVINSI KEPULAUAN RIAU BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Komisi Informasi

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) BAB I UMUM Pasal 1 DASAR 1. Anggaran Rumah Tangga ini

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) BAB I UMUM Pasal 1 DASAR 1. Anggaran Rumah Tangga ini ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) BAB I UMUM Pasal 1 DASAR 1. Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar yang ditetapkan pada

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA BAB I UMUM Pasal 1 Pengertian Anggaran Rumah Tangga merupakan penjabaran Anggaran Dasar IAP Pasal 2 Pengertian Umum (1) Ahli adalah seorang yang berlatar belakang

Lebih terperinci

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN.

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN. No.261, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA HAK ASASI MANUSIA. Organisasi Kemasyarakatan. Pelaksanaan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5958) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) Politeknik Negeri

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Pasal 28 Anggaran Dasar Badan Perfilman Indonesia, merupakan rincian atas hal-hal yang telah

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA Masyarakat Telematika Indonesia The Indonesian ICT Society ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA Anggaran Dasar MASTEL MUKADIMAH Bahwa dengan berkembangnya teknologi, telah terjadi konvergensi bidang Telekomunikasi,

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 BAB II KEANGGOTAAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 BAB II KEANGGOTAAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Institusi Penyelenggara Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat yang dimaksud

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 151 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENGESAHAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a.

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM Pasal 1 Pengertian Umum Pendidik dan peneliti adalah ilmuwan berprofesi pendidik dan peneliti

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI KURATOR DAN PENGURUS INDONESIA

ANGGARAN DASAR ASOSIASI KURATOR DAN PENGURUS INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI KURATOR DAN PENGURUS INDONESIA Anggaran Dasar di bawah ini adalah Anggaran Dasar Asosiasi Kurator dan Pengurus Indonesia sebagaimana telah diubah dan disahkan dalam Rapat Anggota

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa ketentuan mengenai

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1996 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1996 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1996 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Keputusan

Lebih terperinci

BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO. KEPUTUSAN BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO NOMOR: 01/Kep.BPD/2002 TENTANG: TATA TERTIB BADAN PERWAKILAN DESA

BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO. KEPUTUSAN BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO NOMOR: 01/Kep.BPD/2002 TENTANG: TATA TERTIB BADAN PERWAKILAN DESA BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO KEPUTUSAN BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO NOMOR: 01/Kep.BPD/2002 TENTANG: TATA TERTIB BADAN PERWAKILAN DESA BADAN PERWAKILAN DESA Menimbang : a. Bahwa untuk mewujudkan efisiensi

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH PERUBAHAN KE VII

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH PERUBAHAN KE VII ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH PERUBAHAN KE VII Hasil Keputusan Rapat Kerja Nasional Pra Kongres di Jakarta tanggal 25-26 Oktober 2013 BAB I STATUS PERKUMPULAN Pasal 1 IKATAN PEJABAT

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN PENGHUNI SATUAN RUMAH SUSUN THE ROYALE SPRINGHILL APARTEMENT

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN PENGHUNI SATUAN RUMAH SUSUN THE ROYALE SPRINGHILL APARTEMENT ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN PENGHUNI SATUAN RUMAH SUSUN THE ROYALE SPRINGHILL APARTEMENT PPSRS "TRSA" - 2015 Perkumpulan Penghuni SATUAN RUMAH SUSUN THE ROYALE SPRINGHILL APARTEMENT BAB I KETENTUAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.761, 2014 KEMENKEU. Konsultan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1 ANGGARAN DASAR Halaman 1 dari 2 halaman 2 IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 KETENTUAN UMUM Anggota Institut Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI) adalah perseorangan dan perusahaan yang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional yang berkesinambungan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI TENAGA TEKNIK INDONESIA (ASTTI) ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI TENAGA TEKNIK INDONESIA DAFTAR ISI BAB I U M U M Pasal 1 Landasan Penyusunan Pasal 2 Kode Etik Pasal 3 Lembaga

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI DAFTAR ISI PASAL 1 Tujuan... 2 PASAL 2 Definisi... 2 PASAL 3 Keanggotaan Direksi... 2 PASAL 4 Persyaratan... 3 PASAL 5 Masa Jabatan... 4 PASAL 6 Pemberhentian Sementara...

Lebih terperinci

BAB I UMUM. Pasal 1. (1) Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar ORARI yang telah disahkan dalam Munas khusus ORARI tahun 2003

BAB I UMUM. Pasal 1. (1) Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar ORARI yang telah disahkan dalam Munas khusus ORARI tahun 2003 BAB I UMUM Pasal 1 (1) Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar ORARI yang telah disahkan dalam Munas khusus ORARI tahun 2003 (2) Anggaran Rumah Tangga ini merupakan penjabaran dan

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA BAB I PERHIMPUNAN WILAYAH Syarat dan Tatacara Pendirian Perhimpunan Wilayah Pasal 1 (1) Perhimpunan Wilayah adalah

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR

ANGGARAN DASAR ------------------------------------ANGGARAN DASAR--------------------------------------- -----------------------------------------MUKADIMAH-------------------------------------------- Dengan rahmat Tuhan

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk meningkatkan

Lebih terperinci

A N G G A R A N D A S A R

A N G G A R A N D A S A R A N G G A R A N D A S A R D A F T A R I S I : 1. Mukadimah 2. Bab I: Ketentuan Umum Pasal 1 3. Bab II: Nama, Tempat Kedudukan dan Jangka Waktu Pendirian Pasal 2 4. Bab III: Asas, Landasan, Tujuan dan Kegiatan

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

MUSYAWARAH NASIONAL IX HISKI HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA (HISKI)

MUSYAWARAH NASIONAL IX HISKI HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA (HISKI) MUSYAWARAH NASIONAL IX HISKI HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA (HISKI) Universitas Pattimura, Ambon 3 Desember 2015 Bertempat di hotel Swiss Bell ANGGARAN DASAR HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA

Lebih terperinci

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS 4 IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Anggaran Rumah Tangga Daihatsu Zebra Club (ZEC)

Anggaran Rumah Tangga Daihatsu Zebra Club (ZEC) Anggaran Rumah Tangga Daihatsu Zebra Club (ZEC) BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota Anggota ZEC adalah seperti yang dimaksud dalam Pasal 11 Anggaran Dasar Daihatsu Zebra Club. Pasal 2 Ketentuan dan Syarat

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.353, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. Organisasi. Tata Kerja. Majelis Kehormatan Disiplin. Kedokteran PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG

Lebih terperinci

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN PERKUMPULAN Nomor : 35.- -Pada hari ini, Selasa, tanggal 15 (lima belas), bulan Juli, tahun 2014 (dua ribu empat belas), pukul 16.15 (enam belas lewat lima belas menit) WIB (Waktu Indonesia Barat).------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 151 TAHUN 2000 (151/2000) TENTANG TATACARA PEMILIHAN, PENGESAHAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemilihan umum secara langsung

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN MANAJER INVESTASI INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN MANAJER INVESTASI INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN MANAJER INVESTASI INDONESIA atau dikenal dengan ASOSIASI MANAJER INVESTASI INDONESIA (AMII) 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN MANAJER INVESTASI INDONESIA atau dikenal

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pemilihan umum

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI) (INDONESIAN PROCUREMENT SPECIALISTS ASSOCIATION) ANGGARAN RUMAH TANGGA halaman 1 dari 14 IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA DISINGKAT IAPI ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.116, 2013 HAK ASASI MANUSIA. Organisasi Kemasyarakatan. Pendirian-Pengawasan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5430)

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH Bahwa sesungguhnya pengabdian kepada bangsa dan negara adalah kewajiban setiap warga negara Indonesia yang harus dilaksanakan dan dikembangkan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH TENTANG TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR : KEP 02/BAPMI/ TENTANG PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA

KEPUTUSAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR : KEP 02/BAPMI/ TENTANG PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA KEPUTUSAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR : KEP 02/BAPMI/11.2009 TENTANG PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BADAN USAHA MILIK DESA SE INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BADAN USAHA MILIK DESA SE INDONESIA Anggaran Rumah Tangga Asosiasi Badan Usaha Milik Desa Se-Indonesia (BUMDESINDO) ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BADAN USAHA MILIK DESA SE INDONESIA Pasal 1 Kedudukan Organisasi 1. Dewan Pimpinan Nasional

Lebih terperinci

IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI)

IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI) IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI) (INDONESIAN PROCUREMENT SPECIALISTS ASSOCIATION) ANGGARAN DASAR halaman 1 dari 10 IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA DISINGKAT IAPI ANGGARAN DASAR P E M B U K A A N

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 of 24 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman

Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman Pembukaan ANGGARAN DASAR Bab I (Tata Organisasi) 1. Nama, Waktu dan Kedudukan 2. Sifat dan Bentuk 3. Lambang Bab II (Dasar,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO D E S A P A D I Jln. Raya Padi Pacet No.26 Kec. Gondang Tlp PERATURAN DESA PADI NOMOR : 06 TAHUN 2002

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO D E S A P A D I Jln. Raya Padi Pacet No.26 Kec. Gondang Tlp PERATURAN DESA PADI NOMOR : 06 TAHUN 2002 PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO D E S A P A D I Jln. Raya Padi Pacet No.26 Kec. Gondang Tlp. 0321 690957 PERATURAN DESA PADI NOMOR : 06 TAHUN 2002 T E N T A N G TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN

Lebih terperinci

MASTEL MASYARAKAT TELEMATIKA INDONESIA The Indonesian Infocom Society

MASTEL MASYARAKAT TELEMATIKA INDONESIA The Indonesian Infocom Society MASTEL MASYARAKAT TELEMATIKA INDONESIA The Indonesian Infocom Society ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA 2003-2006 ANGGARAN DASAR MASTEL MUKADIMAH Bahwa dengan berkembangnya teknologi, telah terjadi

Lebih terperinci

SEMULA ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk.

SEMULA ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. Pasal SEMULA ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. Pasal PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM PASAL 10 PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia) 2015 ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA ( AD/ART ) PERSATUAN AHLI GIZI

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Nama Organisasi ini bernama Himpunan Mahasiswa Fisika Universitas Brawijaya yang disingkat

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemilihan umum secara langsung

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA - AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS - AIPA) BAB I KETENTUAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA - AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS - AIPA) BAB I KETENTUAN UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA - AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS - AIPA) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 (1) Analis Kebijakan adalah seseorang yang memiliki kompetensi

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga ini bersumber pada Anggaran Dasar IKA- STEMBAYO yang berlaku oleh karena itu tidak bertentangan dengan ketentuan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI)

ANGGARAN RUMAH TANGGA JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI) Peningkatan. dan Pemantapan Solidaritas Mahasiswa Kesehatan Indonesia ANGGARAN RUMAH TANGGA JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI) BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota Anggota JMKI adalah lembaga eksekutif

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG 1 PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa Desa sebagai

Lebih terperinci

TATA TERTIB MUSYAWARAH NASIONAL LUAR BIASA AD/ART

TATA TERTIB MUSYAWARAH NASIONAL LUAR BIASA AD/ART TATA TERTIB MUSYAWARAH NASIONAL LUAR BIASA AD/ART ASOSIASI PENYELENGGARA JASA INTERNET INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1 (1) Berdasarkan satu ketetapan pada Hasil Musyawarah Nasional VIII 20 Mei 2015

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

Lebih terperinci

Lampiran SURAT KEPUTUSAN Nomor: 007/MUNASLUB/APKOMINDO/III/2014. Tentang

Lampiran SURAT KEPUTUSAN Nomor: 007/MUNASLUB/APKOMINDO/III/2014. Tentang Lampiran SURAT KEPUTUSAN Nomor: 007/MUNASLUB/APKOMINDO/III/2014. Tentang PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGUSAHA KOMPUTER INDONESIA (APKOMINDO). Bunyi Anggaran Rumah Tangga APKOMINDO

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG 1 PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa Desa sebagai

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 28 Tahun : 2013

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 28 Tahun : 2013 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 28 Tahun : 2013 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

KETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017. Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017

KETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017. Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017 KETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP 2017 Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017 Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017 Menimbang 1. Bahwa Untuk Kelancaran Kinerja SMFISIPUNDIP2017

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 151 TAHUN 2000 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 151 TAHUN 2000 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 151 TAHUN 2000 TENTANG TATACARA PEMILIHAN, PENGESAHAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan ) Piagam Dewan Komisaris PT Link Net Tbk ( Perseroan ) BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti organ Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS INDONESIA (ILUNI PPs UI)

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS INDONESIA (ILUNI PPs UI) ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS INDONESIA (ILUNI PPs UI) BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 PENERIMAAN DAN PEMBERHENTIAN ANGGOTA 1. Setiap lulusan program pendidikan yang diselenggarakan

Lebih terperinci

ASOSIASI PENGUSAHA DAN PEMILIK ALAT KONSTRUKSI INDONESIA ( APPAKSI ) ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB. I UMUM. Pasal. 1 LANDASAN PENYUSUN. Pasal.

ASOSIASI PENGUSAHA DAN PEMILIK ALAT KONSTRUKSI INDONESIA ( APPAKSI ) ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB. I UMUM. Pasal. 1 LANDASAN PENYUSUN. Pasal. ASOSIASI PENGUSAHA DAN PEMILIK ALAT KONSTRUKSI INDONESIA ( APPAKSI ) ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB. I UMUM Pasal. 1 LANDASAN PENYUSUN Anggaran Rumah Tangga ini disusun berlandaskan pada Pasal. 27 Anggaran

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT LD. 24 2011 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Keluarga Mahasiswa Fakultas Teknik UNDANG-UNDANG KMFT UGM Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Umum Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Keluarga Mahasiswa Fakultas Teknik UNDANG-UNDANG KMFT UGM Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Umum Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Keluarga Mahasiswa Fakultas Teknik UNDANG-UNDANG KMFT UGM Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Umum Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Ketua Majelis Permusyawaratan

Lebih terperinci

Oktober Tata Kerja. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi. S u r a b a y a, O k t o b e r

Oktober Tata Kerja. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi. S u r a b a y a, O k t o b e r Oktober 2011 Tata Kerja Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi S u r a b a y a, O k t o b e r 2 0 1 1 Daftar Isi Mukadimah BAB I Nama, Waktu dan Kedudukan Pasal 1 Nama Pasal 2 Waktu Pasal 3 Kedudukan

Lebih terperinci

Pasal 3 MAKSUD DAN TUJUAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGIKLAN INDONESIA

Pasal 3 MAKSUD DAN TUJUAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGIKLAN INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGIKLAN INDONESIA MUKADIMAH Bahwa industri komunikasi dan pemasaran sebagai bagian dari sistem perekonomian modern dan global, patut diarahkan serta diberdayakan sesuai

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGELOLA PELATIHAN TENAGA KERJA INDONESIA LUAR NEGERI

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGELOLA PELATIHAN TENAGA KERJA INDONESIA LUAR NEGERI ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGELOLA PELATIHAN TENAGA KERJA INDONESIA LUAR NEGERI Keanggotaan AP2TKILN teridiri dari : ( A P 2 T K I L N ) BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Sistem keanggotaan 1. Anggota biasa,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 0TAHUN 2007 T E N T A N G TATACARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 0TAHUN 2007 T E N T A N G TATACARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 0TAHUN 2007 T E N T A N G TATACARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang :

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

UNDANG-UNDANG DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA UNDANG-UNDANG DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 (1) Sesuai dengan Pasal 13 Anggaran Dasar, pendaftaran untuk menjadi anggota diajukan secara

Lebih terperinci

KEPALA DESA WONOSARI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DESA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

KEPALA DESA WONOSARI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DESA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG KEPALA DESA WONOSARI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DESA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA MAKARTI MULYA DESA WONOSARI, KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 59 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 59 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 59 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, DAN/ATAU WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA

Lebih terperinci

Indonesian Student s Association in Japan 在日インドネシア留学生協会 Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang

Indonesian Student s Association in Japan 在日インドネシア留学生協会 Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang KETETAPAN KONGRES XXXVI PERSATUAN PELAJAR INDONESIA DI JEPANG Nomor: 06/TAP/KONGRES/PPI-JEPANG/IX/2016 Tentang ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PPI JEPANG Dengan Rahmat Allah Yang Maha Kuasa, Kongres

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pada saat ini perkumpulan di Indonesia

Lebih terperinci