Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 KATA PENGANTAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 KATA PENGANTAR"

Transkripsi

1 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (L akip) Bappeda Kota ParepareTahun 2015 merupakan wujud nyata dari komitmen yang kuat dari pimpinan dan staf Bappeda dalam menyelenggarakann tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) melalui pelaksanaan program dan kegiatan yang efektif, transparan dan akuntabel. Dalam tahun 2015, Bappeda Kota Parepare terus berupaya mendorong peningkatan kualitas perencanaan pembangunan daerah yang meliputi perencanaan pembangunan ekonomi, sosial budaya serta prasarana wilayah, baik dari segi substansi maupu ketepatan waktu dalam penyelesaian dokumen-dokumen perencanaan pembangunan daerah. Secara internal, Bappeda berupaya menumbuhkan jiwa entrepreneurship dikalangan pegawai dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sehingga timbul kreatifitas dan inovasi dalam merumuskan kebijakan perencanaan pembangunan daerah yang partisipatif. Hal ini dilakukan sebagai wujud komitmen Bappeda Kota Parepare untuk senantiasa melakukan perubahan ke arah yang lebih baik guna mendukung terselenggaranya Good Governance, yang merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita- yang intensif cita berbangsa dan bernegara. Disamping itu, juga dilakukan koordinasi secara internal antara bidang/bagian untuk mewujudkan lingkungan kerja yang kondusif. LaKIP Tahun 2015 merupakan laporan evaluasi tahun kedua dari implementasi Rencana Strategis Bappeda Kota Parepare Tahun yang merupakan turunan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Parepare Tahun Dokumen LaKIP diharapkan dapat memberikan informasi yang komprehensif kepada stakeholders perencanaan pembangunan daerah atas pelaksanaan kegiatan/program Bappedaa Tahun 2015, yang disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian n Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Hasil evaluasi yang dituangkan dalam laporan ini dilakukan i Bappeda Kota Parepare Tahun 2016

2 seobjektif mungkin yang dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja denagan realisasi kinerja. Pengukuran kinerja difokuskan pada pencapaian target sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam Indikator Kinerja Utama (IKU) Bappeda Kota Parepare. Untuk memudahkan Stakeholders perencanaan pembangunan daerah mengetahui hasil pelaksanaan program/kegiatan Bappeda maka LaKIP Bappeda Kota Parepare Tahun 2015, Perjanjian Kinerja Tahun 2016 dan Rencana Aksi Bappeda Kota Parepare Tahun 2016 dapat diakses melalui Website Bappeda dengan alamat kewajiban pareparekota.com Semoga LaKIP Bappeda Kota Parepare Tahun 2015 dapat memenuhi akuntabilitas pelaksanaan kegiatan/program pemerintah guna mendukung terwujudnya pemerintahan yang bebas korupsi, kolusi dan nepotisme. Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan hidayah-nya kepada kita semua. Parepare, 29 Februari 2016 KEPALA BAPPEDA Ir. H. ZAHRIAL DJAFAR B, MM Pangkat : Pembina Utama Muda NIP : ii Bappeda Kota Parepare Tahun 2016

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI.. iii RINGKASAN EKSEKUTIF iv BAB I. PENDAHULUANN A. Latar Belakang. 1 B. Tugas Pokok dan Fungsi. 3 C. Struktur Organisasi. 5 D. Isu Strategis dan Permasalahan Utama... 8 E. Sistematika Penyajian. 13 BAB II. PERENCANAANN KINERJA A. Visi dan Misi B. Tujuan dan Sasaran C. Perjanjian Kinerja BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja B. Realisasi Anggaran.. 41 BAB IV. PENUTUP A. Kesimpulan 49 B. Saran Tindak.. 50 LAMPIRAN LAMPIRAN Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 Lampiran 2. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Lampiran 3. Rencana Aksi Tahun 2016 iii Bappeda Kota Parepare Tahun 2016

4 RINGKASAN EKSEKUTIF Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Parepare telah berupaya melaksanakan tugas pokok dan fungsinya untuk mewujudkan Visi Bappeda Tahun sekaligus mendukung terwujudnya Visi Kota Parepare Tahun Dalam melaksanakan tupoksi tersebut, telah ditetapakan sasaran strategis dan indikator kinerjanya yang menjadi alat ukur untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari program dan kegiatan yang dilaksanakan. Hasil evaluasi kinerja selanjutnya disajikan dalam bentuk Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LaKIP). LaKIP merupakan laporan kinerja tahunan berisi pertanggungjawaban kinerja instansi dalam mencapai sasaran strategis, yang disusun sebagai bentuk aplikasi dari penyelenggaraan pemerintahan yang tranparan dan akuntabel. Bappeda Kota Parepare telah menyusun LaKIP Tahun 2015 berdasarkan azas akuntabilitas, yang memberikan gambaran tentang kinerja penyelenggaraan perencanaan pembangunan daerah. LAKIP Bappeda Kota Pareparee menyajikan hasil pengukuran/evaluasi kinerja dari pelaksanaan program dan kegiatan Bappeda Kota Parepare yang sebelumnya telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2015 dan Rencana Kerja Tahun 2015 sebagai implementasi dan penjabarann lebih lanjut dari Rencana Strategis Bappeda. Pengukuran / evaluasi kinerja dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasinya. Tata cara Penyusunan LaKIP berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun Selain merupakan kewajiban, Penyusunan LaKIP juga telah menjadi kebutuhan bagi Bappeda Kota Parepare untuk menganalisis dan mengevaluasi secara obyektif pelaksanaan program dan kegiatan selama tahun 2015 dalam rangka peningkatan kinerja organisasi secara menyeluruh. Capaian sasaran strategis Bappeda Kota Parepare secara ringkas dapat diuraikan pada tabel berikut : iv Bappeda Kota Parepare Tahun 2016

5 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR SASARAN TARGET REALISASI CAPAIAN 1 Meningkatnya kualitas dan profesionalisme SDM Perencana 2 Meningkatnya efektifitas dan efisiensi pengelolaan administrasi umum dan keuangan 3 Meningkatnya pelayanan di bidang pelayanan modal daerah 4 Meningkatnya Pengelolaan Website Bappeda 5 Meningkatnya kualitas penyelesaian dokumen perencanaan dan penganggaran daerah 6 Meningkatnya Konsistensi antar Dokumen Perencanaan dan penganggaran v Bappeda Kota Parepare Tahun 2016 Persentase Pegawai yang telah memiliki sertifikat Perencana 1. Persentase kepuasan pegawai dalam pelayanan administrasi umum dan kepegawaian 2. Persentase kepuasan pegawai dalam pelayanan pengelolaan administrasi keuangan 3. Ketepatan waktu dalam penyampaian LAKIP / Perjanjian Kinerja SKPD 1. Persentase layanan fasilitasi penanam modal daerah 1. Persentase Produk dokumen perencanaan yang terpublikasi 2. Persentase Laporan Evaluasi yang terpublikasi 3. Jumlah pengunjung website Bappeda 1. Tersedianya dokumen RKPD yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah 2. Ketepatan waktu dalam Penyelesaian RKPD 3. Ketepatan waktu dalam Penyusunan KUA/PPAS 4. Tersedianya dokumen/ perencanaan ekonomi 5. Tersedianya dokumen/perencanaan sosial budaya 6. Tersedianya dokumen/perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam 7. Tersedianya dokumen inovasi daerah 30% 34,29% 114,29% 60% 63,83% 106,38% 60% 42,55% 70,92% Tepat Waktu 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 50% 50% org org 53,93% Ada Ada 100% Tepat Waktu Tepat Waktu 1 Dokumen 1 Dokumen 1 Dokumen 1 Dokumen Tepat Waktu Tepat Waktu Tidak Tepat Waktu 1 Dokumen 1 Dokumen 1 Dokumen 1 Dokumen 100% 100% 100% 100% 1. Penjabaran Program RPJMD 100% 100% 100% ke dalam RKPD (aspek perencanaan) 2. Penjabaran Program RKPD ke 100% 100% 100% dalam APBD (aspek perencanaan) 3. Penjabaran Program RPMJD 76% 188,01% 247,38% ke dalam RKPD (aspek penganggaran) 4. Penjabaran Program RKPD ke 76% 186,43% 245,30% 0% 100% 100%

6 7 Pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan 8 Meningkatnya ketersediaan data/ informasi dan statistik daerah 9 Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan perencanaan pembangunan 10 Meningkatnya usulan masyarakat yang terakomodir dalam APBD dalam APBD (aspek penganggaran) 5. Penjabaran Program/ kegiatan 100% 93,33% 93,33% Renstra Bappeda ke dalam Renja 1. Ketersediaan dokumen pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan 1 Dokumen 1 Dokumen 100% 2. Pencapaian penilaian LAKIP Nilai CC Nilai C 0% Daerah Kota Parepare 1. Buku Data Pokok Kota Ada Ada 100% Parepare 2. Buku Pertumbuhan Ekonomi Ada Ada 100% Sektoral Kota Parepare 3. Buku Indeks Kualitas Hidup Ada Ada 100% Masyarakat 4. Buku Kondisi Ekonomi Daerah Ada Ada 100% 5. Buku Informasi Pembangunan Ada Ada 100% Daerah 1. Tingkat partisipasi masyarakat 80% 79,02% 98,77% dalam mengikuti kegiatan perencanaan 2. Tingkat partisipasi perempuan 40% 43,01% 107,53% dalam mengikuti kegiatan perencanaan 1. Persentase Usulan Masyarakat yang terakomodir dalam APBD 1,75% 0,78% 44,58% Dalam melaksanakan program dan kegiatan tahun 2015, Bappeda Kota Parepare menyediakan anggaran sebesar Rp dan terealisasi sebesar 83,74% atau Rp Rencana a dan Realisasi anggaran Bappeda Kota Parepare Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut : No Jenis Belanja RENCANA REALISASI TINGKAT (Rp) (Rp) CAPAIAN 1. Belanja Tidak Langsung a. Gaji dan Tunjangan b. Tambahan Penghasilanan ,04% 97,34% 89,29% 2. Belanja Langsung a. Belanja Pegawai b. Belanja Barang dan Jasa c. Belanja Modal JUMLAH TOTAL ,74% 89,97% 79,71% 98,21% 87,62% vi Bappeda Kota Parepare Tahun 2016

7 Untuk menggambarkan komitmen yang kuat dari pimpinan dan staf Bappeda dalam mewujudkan target kinerja tahunan, maka pada laporan ini juga ditampilkan Perjanjian Kinerja Tahun 2016 dan Rencana Aksi Tahun 2016 sebagai lampiran. Perjanjian Kinerja memuat sasaran strategis, indikator kinerja utama serta target kinerja dan anggaran, sedangkan rencana aksi merupakan penjabaran lebih lanjut dari perjanjian kinerja yang menggambarkan target penyelesaian pelaksanaan program dan kegiatan tahun Penjanjian Kinerja pada dasarnya merupakan ikatan perjanjian oleh bawahan kepada atasan untuk secara sungguh-sungguh melaksanakan program/kegiatan dalam mencapai sasaran strategis yang telah direncanakan dalam Rencana Strategis SKPD. vii Bappeda Kota Parepare Tahun 2016

8 A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepostime menyebutkan bahwa salah satu asas umum penyelenggaraan negara adalah asas akuntabilitas. Asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sehubungan dengan itu maka sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang telah dibangun dalam rangka mewujudkan good governance, perlu terus dikembangkan dan informasi kinerjanya diintegrasikan ke dalam sistem penganggaran dan pelaporan sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara serta berbagai peraturan perundangan di bawahnya. Untuk mewujudkan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan negara maka pemerintah telah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan setiap instansi mulai dari pejabat eselon II ke atas untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan penjelasan pengalokasian sumber daya dan kebijakan yang dipercayakan kepadanya berdasarkan penetapan kinerja yang telah ditetapkan dan dirumuskan sebelumnya. Inpres ini dikeluarkan untuk melaksanakan TAP MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, yang sebelumnya telah ditindaklanjuti dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. 1 Bappeda Kota Parepare Tahun 2016

9 Sehubungan dengan hal tersebut diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Untuk itulah, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor SE/31/M.PAN/12/2004 tentang pedoman penyusunan penetapan kinerja. Namun demikian, agar laporan pertanggungjawaban pemerintah lebih sistematis dan akuntabel dalam menyampaikan capaian kinerja dari setiap instansi/skpd maka ditetapkan pedoman terbaru melalui Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Keputusan Menpan tersebut dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LaKIP) dan Perjanjian Kinerja sebagai wujud akuntabilitas instansi pemerintah. Pedoman ini juga diharapkan dapat membantu penyusunan rencana strategis dan rencana kinerja serta pelaksanaan pengukuran kinerja sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari SAKIP secara keseluruhan. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LaKIP) merupakan media pertanggungjawaban yang berisi informasi mengenai kinerja instansi pemerintah dan bermanfaat untuk mendorong instansi pemerintah untuk menyelenggarakan tugas mum pemerintahan dan membangun secara baik dan benar (Good Governance) yang didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, kebijakan yang transparan, terukur dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat, menjadikan instansi pemerintah yang akuntabel sehingga dapat beroperasi secara efektif, efisien dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya, menjadikan masukan dan umpan balik bagi pihak-pihakinerja instansi pemerintah, serta terpeliharanya kepercayaan masyarakat kepada yang berkepentingan dalam rangka meningkatkan pemerintah. 2 Bappeda Kota Parepare Tahun 2016

10 LaKIP Bappeda Kota Parepare Tahun 2015 disusun untuk memenuhi maksud penyelenggaraan pemerintahan yang baik, dengan mempertanggungjawabkan kinerjanya dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam kurun waktu satu tahun. Adapun Perjanjian Kinerja Bappeda Tahun 2016 dan dijabarkan dalam Rencana Aksi dimaksudkan sebagai ikatan perjanjian antara Kepala Bappeda yang didukung oleh seluruh staf dengan Walikota untuk melaksanakan program/kegiatan secara sungguh- dalam sungguh dalam rangka mencapai sasaran strategis yang telah direncanakan Rencana Strategis Bappedaa Kota Parepare. Sebagai bentuk transparansi terhadap kinerja Bappeda Kota Parepare sepanjang tahun 2015 dan rencana pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2016 serta komitmen yang kuat terhadap kebebasan untuk mendapatkan informasi publik maka LaKIP Bappeda Kota Parepare Tahun 2015, Perjanjian Kinerja Tahun 2016 dan Rencana Aksi Bappeda Kota Parepare Tahun 2016 dapat diakses seluruh stakeholders perencanaan pembangunan daerah melalui Website Bappeda dengan alamat B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI Tugas Pokok dan Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Parepare diatur dalam Peraturan Walikota Parepare Nomor 20 Tahun 2011 tentang Tugas pokok, fungsi dan Rincian Tugas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Dalam struktur organisasi, Bappeda Kota Parepare dipimpin oleh seorang Kepala Bappeda yang berada di bawah dan bertanggungg jawab kepada Walikota Parepare melalui Sekretaris Daerah Kota Parepare, dengan tugas pokok dan fungsi : 1. Tugas Pokok Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan. 2. Fungsi Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Bappeda Kota Parepare mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakanan teknis perencanaan; 3 Bappeda Kota Parepare Tahun 2016

11 b. pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan walikota sesuai tugas pokok dan fungsi. 3. Rincian Tugas Rincian Tugas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sebagai berikut : a. merumuskan kebijaksanaan teknis di bidang perencanaan pembangunan daerah; b. mengkoordinasikan daerah; c. mengkoordinasikan dan mempersiapkan pelaksanaan musrembang; d. menyusun RKPD, RPJMD dan RPJP daerah; e. mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan perencanaan pembangunan dengan instansi terkait, termasuk lembaga-lembaga non pemerintah; f. melaksanakan pemantauan program dan atau kegiatan untuk SKPD meliputi analisis pencapaian kinerja, pencapaian biaya dan kendala yang dihadapi; g. melaksanakan pengendalian meliputi pemantauan, supervisi dan tindak lanjut penyimpangan terhadap pencapaian tujuan dan sasaran, agar program dan kegiatan sesuai dengan kebijakan pembangunan daerah; h. melaksanakan program dan kegiatan teknis yang sifatnya lintas sektor di bidang perencanaan ekonomi, perencanaan wilayah, perencanaan sosial budaya serta di bidang penelitian dan pengembangan; i. memberi saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan pengambilan kebijakan; j. merumuskan kebijaksanaan teknis dibidang perencanaan pembangunan dan pengembangan daerah; k. menyusun dan membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP); l. membuat laporan pertimbangan kepada Walikota. penyusunan rancangan dan pengendalian program pembangunan tahunan hasil pelaksanaan tugas dan memberikan saran dan 4 Bappeda Kota Parepare Tahun 2016

12 C. STRUKTUR ORGANISASI Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Parepare tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 4 Tahun 2010 (Lembaran Daerah Kota Parepare Nomor 3 Tahun 2011) tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, yang merupakan tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Parepare dibantu oleh : 1. Sekretaris, membawahi 3 (tiga) sub bagian : a. Kepala Sub Bagian Administrasi Umum dan Kepegawaian b. Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan c. Kepala Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan 2. Kepala Bidang Perencanaan Ekonomi a. Kepala Sub Bidang Sumber Daya Ekonomi b. Kepala Sub Bidang Penanaman Modal 3. Kepala Bidang Perencanaan Wilayah a. Kepala Sub Bidang Prasarana dan Penataan Ruang b. Kepala Sub Bidang Lingkungan Hidup dan Konservasi Sumber Daya Alam 4. Kepala Bidang Penelitiann dan Pengembangan a. Kepala Sub Bidang Penelitian dan Penerapan Teknologi b. Kepala Sub Bidang Pengembangan Program dan Statistik 5. Kepala Bidang Perencanaan Sosial Budaya a. Kepala Sub Bidang Kesejahteraan Sosial b. Kepala Sub Bidang Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia 5 Bappeda Kota Parepare Tahun 2016

13 Secara lengkap Struktur Organisasi Bappeda Kota Parepare dapat dilihat pada bagan berikut : STRUKTUR ORGANISASI BAPPEDA KOTA PAREPARE K E P A L A SEKRETARIS SUB BAGIAN Administrasi Umum dan Kepegawaian SUB BAGIAN Evaluasi dan Pelaporan SUB BAGIAN Perencanaann dan Keuangan BIDANG Perencanaan Ekonomi BIDANG Perencanaan Wilayah BIDANG Penelitian dan Pengembangan BIDANG Perencanaan Sosial Budaya SUB BIDANG Sumber Daya Ekonomi SUB BIDANG Lingkungan Hidup dan Konservasi SDA SUB BIDANG Penelitian dan Penerapan Teknologi SUB BIDANG Kelembagaan dan SDM SUB BIDANG Penanaman Modal SUB BIDANG Prasarana dan Penataan Ruang SUB BIDANG Pengembangan Program dan Statistik SUB BIDANG Kesejahteraan Sosial 6 Bappeda Kota Parepare Tahun 2016

14 Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, BAPPEDA Kota Parepare pada tahun 2015 didukung oleh sumberdaya aparatur yang profesional dan terdistribusi pada sekretariat dan bidang-bidang. dang. Komposisi aparatur Bappeda dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 1.1 Jumlah Aparatur atur berdasarkan pendidikan, pangkat, dan eselon Per 31 Desember Tahun Pendidikan Pangkat Eselon Jenjang Jumlah (orang) L P Jenjang Jumlah (orang) L P Jenjang Jumlah (orang) L P S Pembina Utama Muda II b S Pembina Tk III a S Pembina III b D Penata Tk IV a SMA/SMK Penata Staf SMP Penata Muda Tk Penata Muda Total Pengatur Tk Pengatur Pengatur Muda Tk Pengatur Muda PTT Aparatur Bappeda Kota Parepare pada tahun 2015 berjumlah 48 orang, yang terdiri dari 35 orang PNS dan 13 Pegawai Tidak Tetap dengan tingkat pendidikan dan kepangkatan bervariasi. Jumlah aparatur yang berkualifikasi pendidikan Strata 3 (S3) sebanyak 1 (satu) orang, Strata 2 (S2) berjumlah 1 2 orang, Strata 1 (S1) sebanyak 2 5 orang, 7 Bappeda Kota Parepare Tahun 2016

15 Diploma 3 (D3) berjumlah 1 (satu) orang dan tingkat pendidikan SMA/SMK sebanyak 7 (tujuh) orang dan SMP sebanyak 2 (dua) orang. Dengan memperhatikan data tersebut, tingkat pendidikan aparatur Bappeda Kota Parepare cukup tinggi, namun penempatan aparatur belum sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Hal ini menuntut setiap aparatur bersikap profesional dan selalu berupaya mengembangkann kapasitas yang dimiliki agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik dalam memberikan pelayanan di bidang perencanaan pembangunan daerah. Masalah lain yang dihadapi adalah tidak adanyaa tenaga fungsional perencana sehingga penyusunan dokumen perencanaan dilakukan oleh tenaga struktural. Kebutuhan terhadap tenaga fungsional perencana sangat diperlukan agar dokumen perencanaan yang dihasilkan dapat lebih berkualitas. Dari segi kepangkatan, aparatur Bappeda terdiri dari 5 (lima) orang aparatur golongan IV, 25 orang berpangkat Golongan III, dan 3 (tiga) orang aparatur berpangkat Golongan II. Untuk jabatan eselon, terdiri dari 1 (satu) orang eselon IIb, 1 (satu) orang eselon IIIa, 4 (empat) orang eselon IIIb, 1 1 orang eselon IVa, serta 31 orang merupakan staf. D. ISU STRATEGIS DAN PERMASALAHAN UTAMA 1. Isu Strategis Beberapa isu strategis dalam perencanaan pembangunan daerah, adalah : a. Perencanaan dan Penganggaran pro-growth, pro-poor, dan pro-jopenganggaran daerah diarahkan untuk meningkatkan Perencanaan dan pertumbuhan ekonomi, mengentaskan kemiskinan dan mampu membuka lapangan kerja baru sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. b. Perencanaan Responsif Gender Perencanaan Responsif Gender merupakan perencanaan yang dilakukan dengan memasukkan perbedaan-perbedaan pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki-laki dalam prosess penyusunannya. 8 Bappeda Kota Parepare Tahun 2016

16 Perencanaan responsif gender perlu dilakukan untuk memastikan apakah perempuan dan laki-lakmempunyai kontrol yang sama dalam pengambilan keputusan, memperoleh memperoleh akses terhadap sumberdaya, partisipasi dan manfaat yang sama dari semua bidang pembangunan, serta terhindarnya laki-laki dan perempuan yang mengalami diskriminasi, akibat perencanaan dan penganggaran yang belum optimal menggunakan analisis gender/analisis situasi. c. Masyarakat Ekonomi ASEA (MEA) Untuk meningkatkann daya saing negara-negara ASEAN dalam persaingan global, para pemimmpin ASEAN telah bersepakat untuk membentuk pasar tunggal di Kawasan Asia Tenggara (ASEAN) yang dimulai akhir tahun Diharapkan MEA dapat menarik investor asing untuk berivestasi di negara-negara ASEAN, membuka lapangan kerja baru sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan berlakunyaa MEA, pasar domestik kita akan dipenuhi produk-produk barang dan jasa serta tenaga kerja terlatih/terampil dari sesama negara ASEAN. Olehnya itu, perlu langkah-langkah strategis dari seluruh komponen bangsa mempersiapkan tenaga kerja dalam negeri yang terlatih dan bersertifikasi untuk bersaing di bursa kerja. Demikian pula, kualitas produk-produk barang dan jasa dalam negeri harus terus ditingkatkan sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar ASEAN. d. Pencapaian Target Pembangunan Milinium Perencanaan Pembangunan Daerah harus memperhatikan Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals - MDGs) yaitu tercapainya kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada Target ini merupakan tantangan utama dalam pembangunann di seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi Milenium, dan diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New York padaa bulan September 2000 tersebut. Komitmen dari pemimpin-pemimpin dunia untuk mengurangi lebih dari separuh orang-orang yang menderita akibat kelaparan, menjamin semua anak untuk menyelesaikan pendidikan dasarnya, mengentaskan kesenjangan 9 Bappeda Kota Parepare Tahun 2016

17 gender pada semua tingkat pendidikan, mengurangi kematian anak balita hingga 2/3, dan mengurangi hingga separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air bersih pada tahun Permasalahan Utama Beberapa permasalahan yang dihadapi Bappeda Kota Parepare dalam pelaksanaan tugas dan fungsi perencanaan pembangunan daerah, adalah sebagai berikut : a) Koordinasi antara Bappeda dengan SKPD dalam penyusunan dokumen perencanaan dan evaluasi belum maksimal. Bappeda selaku koordinator perencanaan pembangunan daerah seharusnya melakukan supervisi kepada seluruh SKPD dalam penyusunan dokumen perencanaan untuk memastikan kebijakan umum dan prioritas pembangunan yang ada dalam RPJMD dijabarkan ke dalam Renstra/Renja SKPD. Namun, peran ini belum dilaksanakan secara maksimal oleh Bappeda dalam penyusunan Renstra SKPD tahun dan Renja SKPD. b) Sinergitas antara RPJMD dengan Renstra SKPD belum maksimal Sinergitas antara prioritas pembangunan dan target capaian kinerja antara Renstra SKPD dengan RPJMD belum dapat dilaksanakan secara maksimal. Hal ini menyulitkan SKPD dalam menjabarkan program prioritas dan menetapkan indikator kinerja dan targetnya sesuai arah dan kebijakan umumm dalam RPJMD. c) Konsistensi antara dokumen perencanaan dan dokumen penganggaran belum maksimal. Konsistensi antara dokumen perencanaan dengan dokumen penganggaran merupakan hal yang penting dalam mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan sebelumnya. Namun, dalam beberapa tahun terakhir masih sebatas wacana sehingga banyak program dan kegiatan yang ada dalam RKPD tidak tercantum dalam APBD demikian pula sebaliknya. Demikian pula, tidak semua sasaran strategis dan kebijakan pembangunan yang ada dalam RPJMD terjabarkan dalam RKPD. Hal ini dapat menggambarkan bahwa perencanaan pembangunan yang dilaksanakan tidak konsisten dengan sasaran strategis yang telah ditetapkan, 10 Bappeda Kota Parepare Tahun 2016

18 dapat berubah sesuai perkembangan dalam penyusunan dokumen perencanaan dan penganggaran. d) Koordinasi antara SKPD belum optimal Keberhasilan pelaksanaan program pembangunan juga ditentukan oleh seberapa intensnya koordinasi antara SKPD dilakukan khususnya bagi program pembangunan lintas sektoral. Namun kenyataannya, ego-ego sektoral masih sering ditemui dalam implementasi program dilapangan, SKPD saling mengklaim sebagai pemilik program sehingga implementasi pembangunan yang seharusnya bersifat komprehensif, multi sektoral berubah menjadi parsial yang mengakibatkan sasaran pembangunan tidak tercapai. Diharapkan, ke depannya Bappeda mampu menjadi koordinatorr yang handal dalam memfasilitasi dan memediasi seluruh SKPD agar dapat bersinegi dalam pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah. e) Ketersediaan data base pembangunan masih kurang Ketersediaan data base pembangunan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam memberikan informasi tentang kondisi yang adaa saat ini. Dari data base inilah, perencana mampu menyusun dokuemen perencanaan yang berkualitas dengan menetapkan indikator kinerja pembangunan secara akurat dengan target kinerja yang terukur. Hal ini masih menjadi permasalahan, seluruh SKPD belum mempunyai basis data yang baik sehingga pengelolaan data bersifat insidentil yang hasilnya sangat subjektif dan tidak akurat. Demikian pula data yang disajikan oleh lembaga resmi, masih mengikuti format lama yang sangat kaku. Data yang disajikan sangat terbatas, sehingga banyak data yang berhubungan dengan perencanaan pembangunan yang tidak tersajikan. f) Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi belum optimal Monitoring dan evaluasi pelaksanaan perencanaan pembangunan yang selama ini dilaksanakan menghasilkan laporan kegiatan yang hanya berisi rencana dan realisasi keuangan dan fisik kegiatan tersebut. Laporan ini belum dapat menyajikan outcome (hasil) dari kegiatan/program tersebut dan bagaimana konstribusinya terhadap pencapaian sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam 11 Bappeda Kota Parepare Tahun 2016

19 RPJMD maupun Renstra SKPD. Diharapkan ke depannya, Bappeda Kota Parepare mampu merumuskan pola pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan perencanaan pembangunan yang lebih baik dengan hasil laporan yang lebih berkualitas. g) Partisipasi aktif masyarakat dalam perumusan program perencanaan pembangunan masih rendah. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan dapat diukur dari tingkat kehadiran masyarakat dalam pelaksanaan Musrenbang khususnya ditingkat kelurahan. Kehadiran masuarakat dalam Musrenbang Kelurahan tahun 2015 dan 2016 mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini disebabkan pemberlakuan kembali pagu indikatif wilayah sebagaimana diatur dalam Perda Kota Parepare Nomor 1 Tahun 2010 yang memberi motivasi masyarakat untuk terlibat dalam pelaksanaan Musrenbang tingkat kelurahan. Namun, keterlibatan masyarakat secara aktif untuk memberikan masukan/tanggapan terhadap permasalahan yang dihadapi masih kurang yang kemungkinan karena latar belakan pendidikan. Untuk itu peran para Fasilitator Kelurahan (Faskel) dalam mendampingi/memfasilitasi masyarakat masih perlu ditingkatkan agar masyarakat mampu mengekspresikan kebutuhannya dengan terlibat aktif dalam pelaksanaan Musrenbang. h) Kapasitas dan kompetensi aparatur perencana masih rendah Secara umum, kapasitas dan kompetensi aparatur perencana di seluruh SKPD sangat kurang hal ini disebabkan tidak adanya tenaga fungsional perencana di tiap SKPD sehingga penyusunan dokumen perencanaan dilaksanakan oleh aparatur yang kebetulan ditugaskan di bagian perencanaan SKPD yang hanya belajar secara otodidak melalui literatur-literatur perencanaan dan kursus-kursus singkat. Diharapkan, Bappeda mampu berperan strategis dalam meningkatkan kapasitas dan kompetensi aparatur perencana di seluruh SKPD melalui kerjasama dengan institusi lain yang berkompeten dalam penyelenggaraan bimbingan teknis dan diklat fungsional perencana. i) Koordinasi pengawasan pemanfaatan ruang belum optimal 12 Bappeda Kota Parepare Tahun 2016

20 Meningkatnya pertumbuhan ekonomi Kota Parepare dalam beberapa tahun terakhir mengakibatkan pertumbuhan pembangunan dan pengembangan wilayah yang sangat cepat. Hal ini tidak diimbangi dengan pengawasan pemanfaatan ruang yang ketat sehingga pengembangan wilayah dan pemanfaatan ruang banyak yang tidak sesuai dengan RTRW maupun RDTR. Dikhawatirkan jika tren ini berlanjut dapat mengakibatkan kesemrawutan penataan kota, kemacetan lalu lintas, daya dukung lingkungan menurun serta dampak negatif lainnya yang menyebabkan rasa tidak nyaman bagi masyarakat untuk beraktifitas. E. SISTEMATIKA PENYAJIAN Sebagaimana yang diamanatkan dalam Permenpan Nomor 53 Tahun 2014, maka sistematika penyajian LAKIP Bappeda Kota Parepare adalah sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, tugas pokok dan fungsi serta Struktur Organisasi Bappeda Kota Parepare serta su-isu strategis dan permasalahan utama yang dihadapi. Bab II Perencanaan tahun 2015 Kinerja, berisikan ringkasan / ikhtisar perjanjian kinerja BAB III Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan tentang capaian kinerja Bappeda dengan pengungkapan dan penyajian dari hasil pengukuran kinerja serta realisasi anggaran. BAB IV Penutup, menjelaskan simpulan menyeluruh dari LAKIP Bappeda Kota Parepare dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa mendatang. Lampiran-lampiran 1. Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Bappeda Kota Parepare Tahun Lampiran 2. Perjanjian Kinerja Bappeda Kota Parepare Tahun Lampiran 3. Rencana Aksi Bappeda Kota Parepare Tahun Bappeda Kota Parepare Tahun 2016

21 BAB II PERENCANAAN KINERJA Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari visi dan misi yang telah ditetapkan dalam rencana strategis, yang akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan. Dalam rencana kinerja ditetapkan target kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja sebagai sasaran bagi seluruh komponen instansi pemerintah dalam melaksanakan program dan kegiatan. A. VISI DAN MISI Rencana Strategis (Renstra) pada hakekatnya merupakan pernyataan komitmen mengenai upaya terencana, sistematis dan berkesinambungan untuk mewujudkan sesuatu yang ingin dicapai dalam rentang waktu 5 (lima) tahun dengan memperhitungkan kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), peluang (opportunities) dan tantangan (threats) yang ada. Proses ini menghasilkan suatu perencanaan dalam instansi yang memuat visi. Misi, tujuan, sasaran, strategi (cara mencapai tujuan dan sasaran), kebijakan, program dan kegiatan serta indikator keberhasilan pelaksanaannya. Dengan berpedoman pada visi dan misi Kepala Daerah yang tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 12 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunann Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Parepare Tahun , maka dalam Renstra Bappeda Kota Parepare ditetapkan visi sebagai berikut : "Terwujudnya institusii perencana yang visioner, partisipatif, profesional dan akuntabel" Pernyataan visi tersebut diharapkan dapat mendorong seluruh komponen yang ada di Bappeda Kota Parepare untuk senantiasa bersinergi menciptakann perubahan demi kemajuan dan eksistensi Bappeda Kota Parepare. Makna dari visi tersebut di atas adalah : 14 Bappeda Kota Parepare Tahun 2016

22 1. Institusi perencana yang visioner mengandung makna bahwa Bappeda Kota Parepare harus memiliki pandangan/wawasan jauh ke depan dengan kemampuan memahami kondisi lingkungan internal dan eksternal dan bereaksi secara tepat atas segala ancaman dan peluang. Bappeda Kota Parepare harus mampu merencanakan dan mengendalikan perubahan yang terjadi ke arah yang lebih baik dengan memanfaatkan segala sumberdaya yang dimiliki untuk kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat. 2. Institusi perencana yang partisipatif mengandung makna bahwa Bappeda Kota Parepare harus mampu menyelenggarakan proses perencanaan pembangunan secara obyektif dalam mengakomodir berbagai kebutuhan dan aspirasi masyarakat agar dapat menghasilkan konsensus bersama menuju perubahan yang lebih baik dan diterima oleh semua pihak. Oleh karena itu, keterlibatan masyarakat dalam setiap pengambilan keputusan menjadi suatu keniscayaan. Partisipasi aktif tersebut akan memberikan data dan informasi yang lebih akurat dalam merumuskan kebijakan perencanaan yang sesuai kebutuhan masyarakat. Bappeda harus memandang masyarakat sebagai subyek pembangunan bukan sekedar objek sehingga masyarakat mengaktualisasikan dirinya sebagai bagian dari pembangunan. 3. Institusi perencana yang profesional mengandung makna bahwa Bappeda Kota Parepare harus mampu mengembangkan kapasitas dan kompetensi sumberdaya aparatur yang dimiliki, sehingga menjadi aparat perencana yang memiliki kemahiran dan kearifan dalam pelaksanaan tugas berdasarkan keahlian (skills), ilmu pengetahuan dan pengalaman (knowledge) serta berpegang teguh pada etika profesi (attitude), memiliki pengendalian diri (self control) dan berorientasi pada kualitas kerja dengan cara kerja yang lebih efisien dan efektif serta memiliki kepekaan (responsibility) yang tinggi terhadap perubahan kondisi dan masalah kemasyarakatan. 4. Institusi Perencana yang akuntabel bermakna bahwa Bappeda Kota Parepare dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya harus dapat dipertanggungjawabkan baik proses pelaksanaannya maupun hasil yang diperoleh kepada seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) perencanaan pembangunan daerah. Untuk itu, penyelenggaraan perencanaan pembangunan daerah dilakukan dengan terukur, baik 15 Bappeda Kota Parepare Tahun 2016

23 secara kuantitas maupun kualitas, sehingga memudahkan dalam pengendalian. Akuntabillitas juga berarti memperhitungkan ( account) sumberdaya yang digunakan untuk mencapai tujuan dan adanya konsistensi terhadap hasil-hasill perencanaan yang sudah disepakati. Sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional maka perencanaan pembangunan daerah harus bersifat menyeluruh, sehingga mampu membangun sistem perencanaan pembangunan dengan pendekatan teknokratik, partisipatif, top down-bottom up planning dan pendekatann politik. Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan tersebut, Bappeda Kota Parepare telah menetapkan misi sebagai rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi dan merupakan sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh Bappeda Kota Parepare dengan seluruh sumberdaya yang dimiliki, sebagai berikut : 1. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia aparatur perencana Sebagai penggerak perencanaan, peningkatan SDM aparatur perencana pembangunan menjadi sangat penting dan menjadi kunci keberhasilan proses perencanaan pembangunan. Kualitas perencanaan sangat tergantung pada kemampuan dan keahlian para perencana secara teknis maupun kemampuan lain yang bersifat intersektoral multidisipliner dan berpikir komprehensif. Peningkatan kualitas SDM merupakan peningkatann kualitas individu dalam mengemban beban tugas masing- konsisten dan masing dalam organisasi yang apabila dilaksanakan secara berkesinambungan akan mampu melahirkan aparatur yang profesional dalam bidang perencanaan pembangunan daerah. Meningkatkan kapasitas instansi perencanaan dengan mengupayakan untuk senantiasa meningkatkan kemampuan baik personil maupun kelembagaan merupakan upaya untuk mewujudkan pelayanan prima kepada semua pihak. 2. Mengembangkan sarana dan prasarana perencanaan Ketersediaan SDM aparatur perencana yang profesional perlu didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai untuk menghasilkan perencanaan 16 Bappeda Kota Parepare Tahun 2016

24 yang berkualitas dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Pengembangan sarana dan prasarana dimaksudkan bukan hanya berupa gedungg beserta peralatan dan perlengkapannya, tetapi juga mencakup pengembangan teknologi informasi dalam penyediaan data dan informasi perencanaan serta publikasi dokumen perencanaan yang dihasilkan. Teknologi informasi menjadi media komunikasi antara Bappeda dengan stakeholders perencanaan lainnya. 3. Meningkatkan kualitas perencanaan Pembangunan daerah yang berkualitas harus didahului oleh perencanaan yang berkualitas. Suatu perencanaan dapat dikatakan berkualitas jika perencanaan tersebut memiliki tiga hal penting, yaitu : i) Berbasis lokal, bahwa perencanaan harus didasarkan pada potensi lokal untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar perencanaan pembangunan daerah tanggap terhadap dinamika dan aspirasi masyarakat sehingga dapat mewujudkan visi, misi, dan tujuan pembangun daerah secara efektif dan efisien; ii) bersinergi dengan perencanaan pembangunan nasional, yang berarti perencanaan pembangunan daerah disusun dengan memperhatikan kerangka dan arah perencanaan pembangunan nasional guna mendukung terwujudnya tujuan bernegara. Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian integral dari perencanaan pembangunan nasional; iii) Akomodatif terhadap dinamika global, penyusunan perencanaan pembangunan daerah dilandaskan pada kerangka berpikir global dan bertindak untuk kepentingan daerah. Hal ini ini dimaksudkan bahwa perencanaan pembangunan daerah dapat memberikan arah yang tepat bagi proses pembangunan daerah sehingga mampu meningkatkan kapasitas dan daya saing daerah serta masyarakat dalam menghadapi arus globalisasi. 4. Optimalisasi partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan. Partisipatif merupakan salah satu pendekatan perencanaan yang mengharuskan keterlibatan seluruh stakeholders perencanaan dalam perumusan kebijakan sehingga mampu menghasilkan perencanaan pembangunan yang bersifat komprehensif dan holistik dengan menerapkan prinsip kesetaraan dan keadilan. Agar Bappeda dapat 17 Bappeda Kota Parepare Tahun 2016

25 merumuskan prioritas pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan mampu menjadi solusi bagi permasalahan yang dihadapi, maka keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan khususnya di tingkat bawah (kelurahan) mutlak diperlukan. B. TUJUAN DAN SASARAN Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalam perencanaan pembangunan jangka menengah Bappeda yang selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan arsitektur kinerja Bappeda selama lima tahun. Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi, memecahkan permasalahan, dan menangani isu strategis Bappeda yang dihadapi. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi sehingga rumusannya harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masaa mendatang. Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangkaa waktu 5 (lima) tahun ke depan. Perumusan sasaran perlu memperhatikan indikator kinerja sesuai tugas dan fungsi Bappeda atau kelompok sasaran yang dilayani, serta profil pelayanan yang terkait dengann indikator kinerja. Adapun misi, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai Bappeda Kota Parepare Tahun adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 Tujuan dan Sasaran Misi Pertama : Meningkatkan kualitas sumber daya manusia aparatur perencana Tujuan Sasaran 1. Mengembangkan kualitas SDM Aparatur 1. Meningkatnya kualitas dan Perencana profesionalisme SDM Perencana 2. Meningkatkan pelayanan Kinerja SDM 2. Meningkatnya efektifitas dan efisiensi Aparatur pengelolaan administrasi umum dan keuangan. Misi Kedua : Mengembangkan sarana dan prasarana perencanaan Tujuan Sasaran 1. Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas 1. Meningkatnya ketersediaan 18 Bappeda Kota Parepare Tahun 2016 dan

26 Sarana dan prasarana kantor kualitas sarana dan prasarana kantor. 2. Meningkatnya pengelolaan website Bappeda Misi Ketiga : Meningkatkan kualitas perencanaan Tujuan Sasaran 1. Meningkatkan kualitas dokumen 1. Meningkatnya kualitas penyelesaian perencanaan pembangunan dan dokumen perencanaan dan Penganggaran daerah penganggaran daerah. 2. Mengembangkan Data/Informasi dan Statistik pembangunan n daerah 2. Meningkatnya Dokumen Konsistensi Perencanaan antar dan penganggaran. 3. Pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan 4. Meningkatnya ketersediaan data/ informasi dan statistik daerah. Misi Keempat : Optimalisasi partisipasi masyarakat dalam proses perencanan pembangunan Tujuan Sasaran 1. Meningkatkan Partisipasi Masyarakat 1. Meningkatnya peran masyarakat Dalam Perumusan Perencanaan dalam penyelenggaraan perencanaan Pembangunan Daerah pembangunan 2. Meningkatnya usulan masyarakat yang terakomodir dalam APBD C. PERJANJIAN KINERJA Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program dan kegiatan yang disertai indikator kinerja. Perjanjian kinerja merupakan wujud komitmen penerima amanah dan kesepakan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 antara Kepala Bappeda Kota Parepare dengan Bapak Walikota Parepare dituangkan dalam Pernyataan Perjanjian Kinerja yang ditanda tangani kedua belah pihak. 19 Bappeda Kota Parepare Tahun 2016

27 N O Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2015 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR SASARAN SATUAN 1 Meningkatnya kualitas dan profesionalisme SDM Perencana 2 Meningkatnya efektifitas dan efisiensi pengelolaan administrasi umum dan keuangan Persentase Pegawai yang telah memiliki sertifikat Perencana 1. Persentase kepuasan pegawai dalam pelayanan administrasi umum dan kepegawaian 2. Persentase kepuasan pegawai dalam pelayanan pengelolaan administrasi keuangan 3. Ketepatan waktu dalam penyampaian LAKIP / Perjanjian Kinerja SKPD 3 Meningkatnya pelayanan an di bidang pelayanan modal daerah 1. Persentase layanan fasilitasi penanam modal daerah 4 Meningkatnya Pengelolaan Website Bappeda 1. Persentase Produk dokumen perencanaan yang terpublikasi 2. Persentase Laporan Evaluasi yang terpublikasi 3. Jumlah pengunjung website Bappeda 5 Meningkatnya kualitas penyelesaian dokumen perencanaan dan penganggaran daerah Tersedianya dokumen RKPD yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah Ketepatan waktu dalam Penyelesaian RKPD 3. Ketepatan waktu dalam Penyusunan KUA/PPAS TARGET % 30 % 60 % 60 - Tepat Waktu % 100 % 100 % 100 orang Ada - Tepat Waktu - Tepat Waktu 4. Tersedianya dokumen/ perencanaan ekonomi 5. Tersedianya dokumen/perencanaan sosial budaya 6. Tersedianya dokumen/perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam 7. Tersedianya dokumen inovasi daerah 6 Meningkatnya Konsistensi 1. Penjabaran Program RPJMD ke antar Dokumen Perencanaannaan dalam RKPD (aspek dan penganggaran perencanaan) 20 Bappeda Kota Parepare Tahun Dokumen - 1 Dokumen - 1 Dokumen - 1 Dokumen % 100

28 7 Pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan 8 Meningkatnya ketersediaan data/ informasi dan statistik daerah 9 Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan perencanaan pembangunan 10 Meningkatnya usulan masyarakat yang terakomodir dalam APBD 2. Penjabaran Program RKPD ke dalam APBD (aspek perencanaan) 3. Penjabaran Program RPMJD ke dalam RKPD (aspek penganggaran) 4. Penjabaran Program RKPD ke dalam APBD (aspek penganggaran) 5. Penjabaran Program/ kegiatan Renstra Bappeda ke dalam Renja 1. Ketersediaan dokumen pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan 2. Pencapaian penilaian LAKIP Daerah Kota Parepare 1. Buku Data Pokok Kota Parepare 2. Buku Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Kota Parepare 3. Buku Indeks Kualitas Hidup Masyarakat 4. Buku Kondisi Ekonomi Daerah 5. Buku Informasi Pembangunan Daerah 1. Tingkat partisipasi masyarakat dalam mengikuti kegiatan perencanaan 2. Tingkat partisipasi perempuan dalam mengikuti kegiatan perencanaan 1. Persentase Usulan Masyarakat yang terakomodir dalam APBD % 100 % 76 % 76 % Dokumen - Nilai CC - Ada - Ada - Ada - Ada - Ada % 80 % 40 % 1,75% 21 Bappeda Kota Parepare Tahun 2016

29 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) merupakan wujud nyata Instansi Pemerintah dalam mempertanggungjawabkan keberhasilan / kegagalan kepada pemberi mandat atas pelaksanaan kegiatan dan program dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran dalam suatu media pelaporan berupa Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan LAKIP Bappeda Kota Parepare Tahun 2015 didasarkan kepada pengukuran dan evaluasi pelaksanaan atas Rencana Strategis dan Perjanjian Kinerja Tahun 2015 yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk menilai sejauh mana perjanjian kinerja telah terlaksana maka dilakukan pengukuran kinerja secara objektif. Pengukuran Kinerja merupakan metoda Performance Gap, yang dilaksanakan dengan membandingkan antara rencana kerja dengan capaian masing-masing indikator kinerja kegiatan, meliputi input, output dan outcome yang dilakukan melalui suatu proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai tingkat keberhasilan maupun kegagalan suatu program dan kegiatan. A. Capaian Kinerja Organisasi Capaian kinerja organisasi dapat diketahui dengan melakukan evaluasi kinerja. Evaluasi Kinerja dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana suatu kegiatan/ /program terlaksana sesuai rencana dan menghasilkan output dan outcome yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga realisasi terhadap target yang telah ditetapkan pada sasaran strategis dapat diketahui. Dengan demikian evaluasi kinerja dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mengevaluasi dan menilai tingkat pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan yang telah dilaksanakan oleh Bappeda Kota Parepare tahun Evaluasi kinerja juga dapat memberikan gambaran tentang kendala/hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan/program dan cara mengatasinya, sehingga perencanaann dan pelaksanaan kegiatan dapat lebih baik pada tahun berikutnya. 22 Bappeda Kota Parepare Tahun 2016

30 Bappeda Kota Pareparee pada tahun 2015 telah melaksanakan program/kegiatan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Adapun hasil evaluasi terhadap pencapaian sasaran strategis tersebut dapat dilihat pada uraian di bawah ini. SASARAN I No Indikator Kinerja 1 Persentase Pegawai yang telah memiliki sertifikat Perencana Meningkatnya kualitas dan profesionalisme SDM Perencana Tahun 2014 Tahun 2015 Target Realisasi Capaian Target Realisasi 15% 32,35% 215,69 % 30% 34,29% Capaian beberapa Target Renstra (Tahun 2018) 114,29% 50% Pada Tahun 2015, pegawai Bappeda yang mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Penjenjangan Perencana (DFPP) Tingkat Pertama yang diselenggarakan oleh Bappenas bekerjasama dengan Pusat Penelitian, Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Universitas Hasanuddin hanya 1 (satu) orang, sehingga jumlah pegawai PNS di Bappeda Kota Parepare yang mempunyai sertifikat perencana sebanyak 12 orang, dengan rincian sebagai berikut : i) 9 (sembilan) orang bersertifikat Diklat Fungsional Penjenjangan Perencana (DFPP) Tingkat Pertama dan 3 (tiga) orang bersertifikat DFPP Tingkat Muda. Jumlah keseluruhan PNS hingga 31 Desember 2015 sebanyak 35 orang, sehingga Persentase pegawai yang telah memiliki sertifikat perencana mencapai 34,29%. Data ini menunjukkan bahwa capaian kinerja indikator tersebut sebesar 114,29%. Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2014 sebesar 32,35%, berarti pada tahun 2015 mengalami sedikit peningkatan sebesar 1,94%. Sesuai dengan target yang ditetapkan dalam Renstra, diharapkan hingga akhir tahun 2018 Persentase pegawai yang telah memiliki sertifikat perencana mencapai 50%. Dengan memperhatikan realisasi tahun 2015 sebesar 34,29% berarti telah mencapai 68,57% dari target yang diperoleh. Pegawai Bappeda secara sungguh-sungguh berupaya untuk senantiasa meningkatkan kompetensinya di bidang perencanaan sehingga produk-produk perencanaan yang dihasilkan dapat lebih berkualitas. Olehnya itu, keinginan untuk mengikuti DFPP sangat tinggi sehingga capaian kinerja pada sasaran ini cukup tinggi. Berdasarkan fakta di atas maka diyakini target 50% akan dicapai pada akhir tahun Bappeda Kota Parepare Tahun 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

Daftar Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan perencanaan Pembangunan Daerah Kota Parepare Tahun PENANGGUNG JAWAB

Daftar Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan perencanaan Pembangunan Daerah Kota Parepare Tahun PENANGGUNG JAWAB Lampiran Keputusan Kepala Kota Parepare Nomor : 42 TAHUN 2014 Tanggal : 31 DESEMBER 2014 Daftar Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan perencanaan Pembangunan Daerah Kota Parepare Tahun 2014-2018 NO MISI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2017 D A F T A R I S I KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa pembangunan yang berkeadilan dan demokratis

Lebih terperinci

2015 KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BOGOR

2015 KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bogor dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pencapaian tujuan daerah diawali dengan perumusan perencanaan yang berkualitas.

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

i R e n s t r a B a p p e d a KATA PENGANTAR

i R e n s t r a B a p p e d a KATA PENGANTAR i R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3-2 0 1 8 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan Rencana Strategis

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah,

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah, KATA PENGANTAR Alhamdulillaah, Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan petunjuk- Nya kami telah menyusun dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini dibuat sebagai perwujudan dan kewajiban suatu Instansi Pemerintah dengan harapan dapat dipergunakan

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii i Kata Pengantar Seraya memanjatkan puji dan syukur atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Badan Kepegawaian Daerah telah dapat melalui tahapan lima tahun kedua pembangunan jangka menengah bidang kepegawaian

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TULANG BAWANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Komp.Perkantoran Pemda Tulang Bawang Jl. Cendana Gunung Sakti Kec. Menggala Kab.Tulang Bawang Provinsi Lampung 34596 Telp (0726)

Lebih terperinci

Governance), baik dari tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pada tahap BAB I PENDAHULUAN

Governance), baik dari tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pada tahap BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Dinamika dan perkembangan sistem pemerintahan mengalami perubahan yang sangat pesat sejalan dengan perubahan paradigma yang berkembang di masyarakat. Penyelenggaraan

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, 2013 KEPALA BPPT KOTABANDUNG. Drs. H. DANDAN RIZA WARDANA, M.Si PEMBINA TK. I NIP

KATA PENGANTAR. Bandung, 2013 KEPALA BPPT KOTABANDUNG. Drs. H. DANDAN RIZA WARDANA, M.Si PEMBINA TK. I NIP KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-nya, kami dapat menyelesaikan Rencana Kerja (RENJA) Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENSTRA 1. Visi Visi merupakan pernyataan untuk mengubah kondisi yang kurang baik menjadi lebih baik di masa mendatang. Visi Bappeda Sleman Tahun 2011-2015 adalah: Mewujudkan

Lebih terperinci

Bab II Perencanaan Kinerja

Bab II Perencanaan Kinerja Di kantor Bab II Perencanaan Kinerja 2.1. Perencanaan 2.1.1. Rencana Strategis Tahun 2013-2018 Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan stratejik merupakan langkah awal yang

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai lima tahun secara

Lebih terperinci

1 Pendahuluan. Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Kab. Pasuruan 1

1 Pendahuluan. Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Kab. Pasuruan 1 1 Pendahuluan D alam rangka pertanggungjawaban atas pengelolaan kinerjanya sebagaimana diamanatkan dalam inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), seluruh instansi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Inspektorat Daerah Kabupaten Barru

KATA PENGANTAR. Inspektorat Daerah Kabupaten Barru KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat Rahmat dan Inayah-NYA Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Inspektorat Kabupaten Barru Tahun 2013 telah selesai

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAPPEDA KABUPATEN GARUT TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAPPEDA KABUPATEN GARUT TAHUN 2014 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BAPPEDA KABUPATEN GARUT TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat

Lebih terperinci

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah merupakan dasar untuk terselenggaranya Good Governance yang artinya penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka itu

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PERUBAHAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PERUBAHAN TAHUN 2015 RENCANA KERJA PERUBAHAN TAHUN 2015 DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) Perubahan Tahun 2015 Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN KABUPATEN BADUNG RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2015 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 BAB I 2 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai salah satu upaya meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, dan untuk memantapkan pelaksanaan

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI.. ii BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang. 1 B. Tugas dan Fungsi Bappeda Kota Samarinda. 2 C. Struktur Organisasi Bappeda Kota Samarinda.. 3 BAB II RENCANA STRATEGIS

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN SERTA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR INSPEKTUR, Drs. Zat Zat Munazat, M.Si NIP Inspektorat Kabupaten Garut

KATA PENGANTAR INSPEKTUR, Drs. Zat Zat Munazat, M.Si NIP Inspektorat Kabupaten Garut Renstra Inspektorat Kabupaten Garut Tahun 2014-2019 Kata Pengantar KATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M SEKRETARIAT DAERAH KEPUTUSAN SEKRETARIS DAERAH KOTA MATARAM NOMOR : 188.4/747/Org./X/2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) SEKRETARIAT DAERAH KOTA

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA II-1 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENSTRA 1. Visi Visi merupakan pernyataan untuk mengubah kondisi yang kurang baik menjadi lebih baik di masa mendatang. Visi Bappeda Sleman Tahun 2011-2015

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

Perencanaan dan Perjanjian Kinerja EKSEKUTIF SUMMARY

Perencanaan dan Perjanjian Kinerja EKSEKUTIF SUMMARY EKSEKUTIF SUMMARY Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) merupakan suatu bentuk format pertanggung-jawaban instansi pemerintah yang berisi informasi seputar capaian dan hambatan pelaksanaan rencana

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi Badan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Kota Bandung Badan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan () sebagai bagian integral

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENSTRA-SKPD) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS

RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENSTRA-SKPD) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENSTRA-SKPD) 2010-2015 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015 WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015 TIM PENYUSUN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2014

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa agar kegiatan pembangunan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA. ii DAFTAR ISI.. vi

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA. ii DAFTAR ISI.. vi DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA. ii DAFTAR ISI.. vi BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang. 1 B. Tugas Pokok dan Fungsi... 2 C. Tujuan Penyusunan Perjanjian Kinerja 3 BAB II

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA MATARAM 2016 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016 idoel Tim Penyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah private (RKPD) 1/1/2016 Kota Mataram WALIKOTA MATARAM PROVINSI

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA PAGARALAM PEMERINTAH KOTA PAGARALAM JL. LASKAR WANITA MINTARJO KOMPLEK PERKANTORAN GUNUNG GARE iii KATA PENGANTAR Segala puja dan puji hanya untuk Allah SWT,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum BAB I PENDAHULUAN A. Pandangan Umum Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas manajerial pada tiap tingkatan dalam organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan pada

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN ANGGARAN 2016 i KATA PENGANTAR Alhamdulillah, akhirnya Kami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang LKj Asisten Deputi Bidang Politik dan Hubungan Internasional 2014 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Akuntabilitas suatu instansi pemerintah merupakan kewajiban bagi instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT KOTA TANGERANG TAHUN 2014-2018 A. Latar Belakang RPJMD Kota Tangerag tahun 2014-2018 adalah merupakan tahapan ke- III dalam rangka mewujudkan Visi Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemerintahan yang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN, PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I A. Latar Belakang Tahun 2015 merupakan tahun pertama dalam pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 2019. Periode ini ditandai dengan fokus pembangunan pada pemantapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN : PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 54 TAHUN 2008 TANGGAL : 12 SEPTEMBER 2008 TENTANG : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008-2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, menyebutkan bahwa salah satu asas umum penyelenggaraan

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 014 Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 Kata Pengantar Dengan

Lebih terperinci

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPK TAHUN LALU 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPK TAHUN LALU DAN CAPAIAN RENSTRA SKPK

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPK TAHUN LALU 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPK TAHUN LALU DAN CAPAIAN RENSTRA SKPK BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPK TAHUN LALU 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPK TAHUN LALU DAN CAPAIAN RENSTRA SKPK Rencana Kerja Bappeda Kabupaten Aceh Selatan adalah penjabaran perencanaan tahunan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROVINSI BALI TAHUN 2014 Pengantar Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Badan Diklat Provinsi Bali

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini kinerja Pemerintah Daerah semakin mendapat sorotan masyarakat. Pemerintah dituntut mampu untuk menunjukan akuntabilitas kinerjanya kepada masyarakat sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah adalah proses penyusunan tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA (RENJA) RENCANA KERJA (RENJA) BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2015 BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2014 Rencana Kerja (RENJA) Tahun

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N 2 0 1 5 Puji dan syukur kami panjatkan ke Khadirat Allah SWT, atas Rahmat

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Tangerang

Pemerintah Kota Tangerang RENCANA KERJA INSPEKTORAT KOTA TANGERANG TAHUN 2018 Penyusunan Rancangan Akhir Rencana Kerja Inspektorat Kota Tangerang Tahun 2018 merupakan pelaksanaan kegiatan mengacu pada Rancangan Akhir Rencana Kerja

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Bappeda Kabupaten Lahat dalam mewujudkan pencapaian tata pemerintahan yang baik (good gavernance) dan memenuhi tuntutan serta harapan masyarakat atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 R e n s t r a B a p p e d a 2 0 1 3-2 0 1 8 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana yang telah beberapa kali

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA B adan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Probolinggo menjalankan amanat Misi Kedua dari RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2013 2018 yaitu MEWUJUDKAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

RENSTRA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA TAHUN

RENSTRA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA TAHUN RENSTRA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA TAHUN 2010-2015 PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintahan yang baik (good governance) merupakan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG PEMERINTAH KOTA PADANG SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG BAGIAN PEMBANGUNAN TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Sebagai tindak lanjut instruksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rencana Kerja (Renja) SKPD merupakan dokumen perencanaan dan pendanaan yang berisi program dan kegiatan SKPD sebagai penjabaran dari RKPD dan Renstra SKPD dalam satu

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan rangkaian kegiatan dari dan untuk masyarakat yang dilaksanakan oleh masyarakat bersama dengan Pemerintah Daerah dalam seluruh aspek kehidupan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013-2018 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional, yang dilakukan oleh pemerintah daerah bersama para pemangku kepentingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menjalankan tugas dan fungsinya, pemerintah daerah memerlukan perencanaan mulai dari perencanaan jangka panjang, jangka menengah hingga perencanaan jangka pendek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice.

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap pelaksanaan urusan kepemerintahan akan selalu dikaitkan dengan pengelolaan kepemrintahan yang baik (good governance) dengan tiga pilar utama yaitu, Partisipasi,

Lebih terperinci

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARRU,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) BAPPEDA

RENCANA KERJA (RENJA) BAPPEDA ) RENCANA KERJA (RENJA) BAPPEDA KABUAPTEN MERANGIN TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah S.W.T.,

Lebih terperinci

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan unsur pelaksanaan Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab

Lebih terperinci

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Kecamatan Ujungberung Kota Bandung Tahun 2016,

Lebih terperinci