ECS (Engine Control System) TROOT024 B4

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ECS (Engine Control System) TROOT024 B4"

Transkripsi

1 ECS (Engine Control System) TROOT024 B4 Komponen dan Fungsi Sistem EFI Tujuan Umum : Peserta dapat mengidentifikasi fungsi, konstruksi, cara kerja sistem control engine Peserta dapat mendiagnosa dan memperbaiki kerusakan elektris pada sistem kontrol engine Tujuan Khusus : Peserta dapat ; Mengenal komponen-komponen Ignition Control System Memahami fungsi komponen-komponen Ignition Control System Waktu : 11 Jam Deskripsi (an) Mengapa kecenderungan mekanis dirubah menjadi elektris? 1-48

2 Komponen-komponen Sistem Injeksi Bensin Elektronik Komponen sistem injeksi elektronik dapat digolongkan sebagai berikut I. Sistem aliran bahan bakar II. Sistem kontrol injeksi bensin elektronis I. Sistem aliran bahan bakar Sistem pengaliran bahan bakar berfungsi: Mengalirkan bahan bakar dengan halus/lembut pada volume yang sesuai dengan tekanan tepat. Disamping itu pengaliran bahan bakar juga harus memperhatikan faktor keselamatan dan emisi (pencemaran lingkungan) Sistem dengan saluran pengembali Keterangan : 1. Tangki Bahan Bakar 2. Pompa Bahan Bakar 3. Filter 4. Pipa tekanan 5. Regulator tekanan bahan bakar 6. Injektor 7. Rel Bahan bakar (beraliran) 8. Saluran pengembali Aliran bahan bakar mengalir dari : Tangki bensin Pompa Filter Pipa tekanan tinggi Rel bahan bakar Regulator Kembali ke tangki. Regulator tekanan bensin diletakkan pada rel bahan bakar, akibatnya bahan bakar yang kembali menjadi panas, terjadi kenaikan temperatur pada tangki. 2-48

3 Sistem tanpa saluran pengembali (Returnless Sytem) Tipe Returnless sistem adalah tipe dengan semua komponen dari pompa sampai regulator berada di dalam tangki, bahan bakar yang ke rel injektor tidak kembali ke tangki (tidak ada aliran kembali). Keterangan : 1. Tangki Bahan Bakar 2. Pompa Bahan Bakar 3. Filter 4. Pipa tekanan 5. Regulator tekanan bahan bakar 6. Injektor 7. Rel bahan bakar (tidak beraliran) Aliran bahan bakar mengalir dari : Tangki bensin Pompa Filter a) Pipa tekanan tinggi. b) Regulator Kembali ke tangki In-tank unit : Type Returnless Fuel system Keterangan : 1. Filter Bahan Bakar 2. Pompa bahan Bakar 3. Peredam Getaran 4. Regulator bahan bakar 5. Sensor level bahan bakar 6. Penyearah aliran bahan bakar Aliran bahan bakar terjadi hanya di dalam tangki (regulator didalam tangki). Temperatur bahan bakar pada tangki tidak ikut panas. 3-48

4 1. Tangki Bensin : Konstruksi tangki sedikit agak berbeda dengan mesin karburator, karena pompa bensin listrik sintem injeksi tidak mempunyai daya isap, maka kontruksi tangki harus sesuai. Model tangki dengan pompa bensin diluar ( posisi pompa bensin harus lebih rendah dari pada tinggi permukaan bensin), supaya bensin mudah mengalir ke pompa. Model tangki dengan pompa bensin berada dalam tangki. Apa fungsi tangki kecil? Tangki kecil berfungsi menghindari terjadinya kehilangan bahan bakar saat belok (bahan bakar mengalami gaya kesamping). Model tangki dengan 2 ruangan. Memerlukan pompa tambahan untuk menyalurkan dari tangki B ke tangki A. Keuntungan: - Posisi tangki menyesuaikan kondisi kendaraan - Tidak memerlukan tangki kecil 4-48

5 Prinsip kerja Jet Pump : Bila terjadi aliran kembali dari pompa, dalam saluran akan terjadi penurunan tekanan dan membuat aliran bahan bakar dari tangki B ke tangki A. 2. Pompa Bahan Bakar (Pompa bensin listrik): Mengalirkan bahan bakar dengan tekanan tinggi sehingga bisa diinjeksikan ke saluran masuk Model-model Pompa : Roller-cell pump Internal-gear Peripheral pump Side-channel pump pump 5-48

6 Kemampuan yang harus dimiliki pompa : Mampu mengalirkan bahan bakar 60 sampai 200 liter/jam. Mampu memberi tekanan bahan bakar 3 sampai 4,5 Bar. Mampu memberi tekanan 50 sampai 60% saat start dingin. Pada waktu kunci kontak ON pompa bekerja beberapa detik, selama start dan mesin hidup pompa bekerja terus sesuai dengan aturan: bila mobil terjadi kecelakaan, bensin tidak boleh tertumpah, maka meskipun kunci kontak ON pompa harus tidak bekerja bila mesin mati. Besar arus listrik yang mengalir pada pompa saat beban penuh 8-10 A tegangan 12 Volt oleh karena itu pada mesin-mesin injeksi bensin alternator harus lebih besar Katup pembatas akan terbuka bila tekanan bahan bakar pada sistem sudah melebihi 8 bar Katup pengembali berfungsi mengontrol bensin agar tetap penuh pada ruang pompa. Apa sebabnya bensin harus tetap penuh pada ruang pompa? Karena bensin berfungsi sebagai pelumas dan pendingin pompa oleh sebab itu bensin dengan sistem injeksi tidak baik kalau tangki kosong. 3. Saringan/ Filter Untuk menyaring kotoran yang terbawa bahan bakar ke sistem. Campuran antara Kertas superhalus dan polyester fiber. Dapat menyaring partikel sampai 3 µm Perhatikan tanda jangan sampai terbalik arahnya, bila arah pemasangan saringan terbalik, secara fungsi pengaliran bahan bakar tidaklah mengganggu tapi fungsi saringan menjadi salah, karena kotoran-kotoran yang disebabkan elemen saringan akan ikut ke dalam aliran sistem bahan bakar. 6-48

7 4. Regulasi Tekanan Bahan bakar Jumlah injeksi bahan bakar dikontrol sesuai lamanya signal yang diberikan ke injector Ti (Timing Injektion), sehingga tekanan konstan pada injector harus dipertahankan. Tekanan bahan bakar dari delivery pipe ditentukan oleh regulator bahan bakar. Pada system dengan saluran pengembali tekanan bahan bakar dipengaruhi oleh kevakuman pada intake manifold. Vakum intake manifold yang dihubungkan pada bagian sisi diafragma pada regulator melemahkan tegangan pegas diafragma, sehingga menambah volume kembalinya bahan bakar dan menurunkan tekanan bahan bakar. Dengan demikian apabila vakum intake manifold naik (tekanan mengecil), tekanan bahan bakar turun hanya pada tingkat bahan bakar A dan vakum intake manifold B dipertahankan tetap. Tekanan Intake Manifold Rendah Tinggi Tekanan Pegas Regulator Kecil Besar Tekanan Bahan bakar Rendah Tinggi Volume Injeksi Sama Sama 7-48

8 Regulator tekanan bensin model tanpa saluran pengembali. Tekanan bahan bakar konstan. Pada Returnless Fuel system tekanan bahan bakar dibuat tetap (tidak terpengaruh oleh kevakuman intake manifold). Kompensasi dari variasi tekanan pada intake dilakukan oleh ECU dengan menambah atau mengurangi durasi injeksinya (Ti). Peredam Getaran Bekerjanya injector membuka dan menutup, hal ini mempengaruhi tekanan dalam pipa pembagi. Untuk meredam hal tersebut pada beberapa kendaran dipasang Pulsation Damper pada pipa pembagi. Menghindari tibulnya gelembung udara. Pengukuran Tekanan Bahan Bakar : Pengukuran tekanan bahan bakar dapat dilakukan dengan memasang manometer pada rel injector atau pipa tekanan, terlihat seperti. Ukuran tekanan : 2,5 3 bar 8-48

9 II. Sistem kontrol injeksi bensin elektronik Secara umum pengatur elektronik terdiri dari Sensor, ECU/ECM dan Aktuator. prinsip kontrol elektronik dapat dikan sebagai berikut: AKTOR ( Unit Aktuator ) 1. Sensor pada EFI Dalam system control otomotif Sensor memegang peranan yang penting, yang mana tugasnya memberikan informasi ke Kontrol Unit sebagai masukan yang selanjutnya diproses menjadi suatu kondisi yang harus dilakukan oleh Aktor (Aktuator). Apapun yang diinformasikan oleh sensor sangat menentukan bagi proses control baik secara open loop maupun closed loop. Sensor mengkonversikan suatu kwantitas masukan berupa phisik atau bahan kimia (pada umumnya non-elektrik) ke dalam suatu kwantitas keluaran elektrik. Fisik/ Kimia Kwantitas Φ (non electric) Sensor Keluaran Sinyal Elektrik Gangguan-gangguan (temperature, tegangan tidak setabil, ) 9-48

10 Gangguan-gangguan yang dialami oleh sensor perlu diperhitungkan supaya tidak mempengaruhi sinyal keluaran dari sensor. Oleh sebab itu perlu adanya pengolahan sinyal (pengkondisian sinyal) sebelum sinyal tersebut digunakan oleh kontrol unit. Sensor-sensor pada kendaraan (automotive) 10-48

11 Jenis dan Karakteristik Kurva Sensor Continuous linear: Aplikasi control dengan cakupan yang luas, pengolahan sinyalnya tidak rumit. Continuous non-linear : Dalam closed-loop control untuk variable yang diukur di dalam batas ukur yang sempit. Discontinuous multi-stage : monitoring suatu aplikasi di mana suatu isyarat tepat pada waktunya diperlukan ketika suatu batas nilai dicapai. Discontinuous Dual-stage : Monitoring koreksi ambang untuk penyesuaian berikutnya atau sesegera mungkin

12 Type Output Sinyal Output sinyal analog : Arus/ tegangan, amplitudo Frekuensi/ periode Durasi pulsa/ pulsa duty Discrete output signal : Dual step (binary coded) Multi step (analog kode) Multi step (digital kode) factor Contoh Keluaran sinyal : Keterangan : a. U = Sinyal output f = Frekuensi t = waktu b. U = Sinyal output T P = Pulsa duration t = waktu 12-48

13 Tingkatan sensor : Keterangan : SE : Sensor SA : Sinyal conditioning (analog) A/D : Analog to Digital Converter SG : ECU MC : Microcomputer Sensor dari pengolahannya dapat kita bedakan jadi 4 tingkat : 1. Conventional : tingkat paling rendah, dia hanya berupa sensor. 2. first Integration level : level pertama sudah dilengkapi pengolah sinyal (sinyal analog). 3. Second Integration level : level kedua sinyal yang keluar sudah bentuk digital. 4. Third Integration level : level paling tinggi tergolong Intelegent Sensor. Keuntungan Intelegent Sensor : 1. Mengurangi beban pada ECU 2. Flexsibel, memungkinkan komunikasi jaringan BUS (komunikasi serial). 3. Dapat digunakan banyak ECU (pengiritan sensor) 4. Mengurangi eror pengiriman sinyal

14 Macam Macam Sensor pada EFI a. Sensor Temperatur Sensor temperature mengunakan bahan Thermistor, merupakan bahan Solidstate variable resistor terbuat dari semiconductor. NTC (Negative Temperature Coefficient) adalah Thermistor yang nilai tahananya berkurang bila temperatur naik (Nilai tahanan berbanding terbalik terhadap Temperatur). NTC Resistor (Thermistor) Pada 0ºC mempunyai tahanan ± 5 KΩ, dan pada temperatur 80ºC tahanan ± 250 Ω. Bila kita grafikkan akan terlihat seperti grafik dibawah. Grafik hubungan temperatur dengan tahanan 1) Engine Coolant Temperature (ECT) - Bahan : Thermistor NTC. - Fungsi : Mendeteksi suhu air pendingin (engine) untuk : 1. Mengatur campuran bahan bakar 2. System start dingin 3. Mengatur saat (derajat) pengapian 4. Mengatur putaran idel dingin 14-48

15 - Posisi pada kendaraan : Pada mesin (air pendingin), setiap kendaraan beda. - Temperatur kerja : 40 C s/d +130 C Sensor Temperatur engine Circuit ECT Cara kerja : ECT dihubungkan seri dengan tahanan dan diberi tegangan 5 V. Bila tahanan pada ECT berubah (karena temperatur) maka tegangan yang ke ECU juga berubah. Tegangan kerja 4,5 s/d 0,2 Volt. Dari dingin ke panas. Kesimpulan : - Temperatur dingin = tahanan besar = tegangan besar - Klasifikasi sensor = Sensor Conventional 2) Intake Air Temperature (IAT) Sensor - Bahan : Thermistor NTC. - Fungsi : Mendeteksi suhu udara masuk (intake). - Posisi pada kendaraan : - Pada saluran udara masuk (intake manifolt). - Pada Sensor Udara Masuk (Air Flow Sensor) - Temperatur kerja : 40 C s/d +120 C 15-48

16 Intake Air Temperature (IAT) Sensor Circuit IAT Cara kerja : IAT dihubungkan seri dengan tahanan dan diberi tegangan 5 V. Bila tahanan pada IAT berubah (karena temperatur), tegangan sinyal akan mengalami perubahan. Perubahan tegangan identik dengan perubahan temperatur. b. Throttle Position Sensor (TPS) - Bahan : Tahanan Geser (Karbon Arang). - Fungsi : Mengetahui posisi (derajat) pembukaan katup gas guna: 1. Air Fuel Ratio Corection 2. Decelerasi (Fuel cut off) 3. Beban maksimum (Full load) 16-48

17 - Posisi pada kendaraan : Pada ujung lain dari Katup Gas. - Range kerja : Dalam % pembukaan katup gas dan tegangan. (0 % = 0,5 Volt sampai 100 % = 4,7 Volt) Lokasi sensor TPS Circuit TPS Cara Kerja : Tegangan 5 volt dari ECU sebagai sumber, bila katup gas dibuka akan membuat perbandingan tegangan yang berasal dari perbandingan tahanan, sehingga mengeluarkan sinyal tegangan 0,5 s/d 4,7 Volt. Kesimpulan : - Sinyal berupa tegangan. - Tegangan sinyal berbanding lurus dengan bukaan katup gas - Klasifikasi sensor = conventional 17-48

18 c. Air Flow Sensor (Sensor Udara Masuk) 1) Sensor Flap (impact pressure) Air Flow Sensor LMM. - Bahan : Tahanan Geser (Karbon Arang). - Fungsi : Mengetahui Banyaknya (flow) udara masuk. - Posisi pada kendaraan : Pada saluran udara masuk (setelah filter udara). Lokasi AFM pada kendaraan pengukuran Air Flow Sensor Keterangan : 1. Penyetel CO 2. Plat Sensor 3. Stoper 4. Plat Kompensasi 5. Ruang Kompensasi 6. IAT Sensor Bagian-bagian sensor 18-48

19 Sirkuit Air Flow Meter Cara Kerja : Pedal ditekan untuk membuka katup gas. Udara diisap oleh motor jumlah udara yang mengalir diukur oleh pengukur jumlah udara Pengukur aliran udara memberikan informasi utama secara elektris ke unit pengontrol elektronika. Volume bensin yang diinjeksikan diatur oleh unit pengontrol elektronika

20 2) Sensor Massa Udara (Kawat dan Film Panas). - Bahan : Kawat Panas (Platinum), Thermister, Metallic Film. - Fungsi : Mengetahui Massa Udara yang masuk Untuk : 1. Campuran bahan bakar 2. Saat pengapian - Lokasi pada kendaraan : Pada saluran udara masuk (antara katup gas dan filter udara). a) Sensor Massa Udara (Kawat Panas) Tipe A Rangkaian Pengolah Sinyal Keterangan : Q M = Mass Flow U M = Tegangan Sinyal R H = Tahanan Kawat Panas (Platinum) R K = Resistor Kompensasi (IAT) R M = Tahanan Ukur R 1,R 2 = Tahanan Pelengkap 20-48

21 b) Sensor Massa Udara (Kawat Panas) Tipe B Keterangan : 1. Bypass Udara masuk 2. IAT Sensor (Thermister) 3. Massa Udara 4. Kawat panas (Platinum) 5. Pengolah sinyal Rangkaian Pengolah Sinyal Prinsip Kerja : Kawat panas dijaga pada temperatur tetap dirangkai dengan termistor. Aliran udara akan mendinginkan, rangakian elektronik akan mempertahankan temperatur pada kawat panas tetap. Pada waktu yang bersaman rangkaian elektronik mengukur arus yang mengalir ke kawat panas dan mengeluarkan sinyal tegangan sebanding dengan aliran arus. Grafik tegangan dapat dilihat pada gambar diatas

22 Untuk menjaga performa dan kesetabilan sensor, maka sensor akan melakukan pembersihan diri dari deposit akibat pembakaran dengan cara memanaskan sensor (temperatur ± 1000 C) beberapa saat setiap posisi OFF. c) Sensor Massa Udara (Film Panas) Keterangan : 1. Pendingin 2. Pengatur Jarak 3. Driver stage 4. Rangkaian Pengolah sinyal 5. Elemen Sensor (Metallic Film) 22-48

23 Rangkaian Sensor Film Panas Keterangan : Q M = Mass Flow U M = Tegangan Sinyal I H = Arus Pemanasan R H = Tahanan Kawat Panas (Platinum) R K = Resistor Kompensasi (IAT) R S = Sensor Resistor R 1,R 2, R 3 = Tahanan pemhubung Keterangan : A = Tampak Depan B = Tampak Belakang 1 = Keramik 2 = Potongan keramik R H = Tahanan Kawat Panas (Platinum) R K = Resistor Kompensasi (IAT) R S = Sensor Resistor R 1 = Tahanan penghubung 3) Karman Vortex. - Bahan : Photo Coupler (LED dan Photo Transistor). - Fungsi : Mengetahui Volume Udara masuk: 1. Campuran bahan bakar 2. Saat pengapian - Lokasi pada kendaraan : Pada saluran udara masuk (antara katup gas dan filter udara)

24 Kisi-kisi Udara masuk Udara yang sudah diukur Udara masuk By Pass Pusaran Ke komputer Konstruksi dan nama bagian 1. Pembentuk pusaran udara 4. Penerima gelombang 2. Plat penstabil pusaran udara 5. Pengolah Sinyal 3. Bagian pemancar gelombang 6. Saluran By Pass Bagian 1 & 2 berfungsi untuk membuat pusaran udara yang akan diukur melalui pemancar & penerima gelombang frekuensi tinggi. Dengan sebuah pengolah sinyal, gelombang frekuensi tinggi pada bagian penerima diubah bentuknya menjadi impul tegangan yang diterima oleh komputer. Rangkaian Karman Vortex 24-48

25 Sinyal Karman Vortex 4) Manifold Absolute Pressure (MAP) - Bahan : Piezo Resistive. - Fungsi : Mengetahui Tekanan Udara masuk Untuk : 1. Campuran bahan bakar 2. Saat pengapian - Lokasi pada kendaraan : Pada saluran udara masuk (setelah katup gas). Lokasi Sensor Nama Bagian Sensor 25-48

26 Keterangan : 1,3 = Konektor 2 = Vacum referensi 4 = Silicon Chip Ukur 5 = Gelas Isolator 6 = Rumah Vacum 7 = Input Vacum (Intake Manifold) 8 = Silicon Chip 9 = Sirkuit rangkaian Rangkaian Pengolah Sinyal Keterangan : A = Unit MAP Sensor B = Op-Amp C = Rangkaian Kompensasi Temperatur U o = Tegangan sumber U M = Tegangan sensor U A = Tegangan sinyal 26-48

27 Cara Kerja MAP Piezo Resistive adalah bahan yang nilai tahanannya tergantung dari perubahan bentuk. Piezo resistive dibuat diafragma (Silicon chip) berfungsi sebagai membran antara ruangan vacuum (0,2 bar) sebagai referensi dan ruangan yang berhubung dengan intake manifold. Perbedaan tekanan antara ruang vacum dengan intake manifold berakibat perubahan lengkungan pada membran silicon chip. Pengolah sinyal merubah menjadi tegangan sinyal. MAP sensor mengeluarkan tegangan paling tinggi ketika tekanan intake manipold paling tinggi ini terjadi saat kunci kontak ON dan engine belum hidup, atau saat akselerasi, sebaliknya mengeluarkan tegangan paling rendah jika terjadi decelerasi (perlambatan)

28 d. Sensor Putaran. 1) Sensor Induktif pada Distributor Keterangan : 1 = Rotor 2 = Stator 3 = Kumparan Induktif 4 = Plat Dudukan 5 = Busing Rotor 6 = Badan Stator 7 = Celah Udara 8 = Magnet Permanan 9 = Celah Dalam 10 = Plat Dudukan Tetap - Bahan : Kumparan dan Magnet. - Fungsi : 1. Sensor Putaran mesin 2. Sebagai tanda silinder 1 Posisi TOP. 3. Sebagai tanda saat pengapian 4. Sebagai tanda saat injeksi - Posisi pada kendaraan : Pada Distributor pengapian. Induksi terjadi karena : Perubahan medan magnet yang terjadi pada inti Perubahan medan karena berputarnya rotor 28-48

29 Bentuk osilogram sinyal induktif dari sensor Sensor CKP dan CMP pada distributor Untuk system yang pengajuan pengapiannya dengan mikrokontrol maka sinyal putaran (CKP) harus dilengkapi dengan sensor posisi silinder (CMP). Sinyal ada yang di distributor dan di poros engkol. Sinyal CKP dan CMP 29-48

30 2) Sensor Induktif pada Poros Engkol Satu Sensor Induktif Keterangan : 1. Magnet Permanen 2. Rumah sensor 3. Inti Besi lunak 4. Kumparan 5. Roda gigi dengan refesensi : Bentuk Sinyal Sensor Induktif Keuntungan : o Cukup satu sensor induktif o Satu sensor keluar 2 sinyal (Data RPM dan Posisi TOP) Kerugian : o Pengolahan Sinyal lebih rumit 30-48

31 Dua Sensor Induktif (CKP dan CMP). Keterangan : 1. Sensor CKP 2. Sensor CMP 3. Magnet Permanen 4. Inti Besi Lunak 5. Kumparan 6. Rumah Poros Engkol 7. Tonjolan segmen 8. Roda Gaya Bentuk Sinyal CKP dan CMP 3) Sensor l pada distributor Efek l : Bila lempeng hall (5) dialiri elektron (terminal 1,2), dan dijatuhkan medan magnet (tanda panah), maka pada sisi (3) dan (4) akan ada beda potensial disebut dengan effek l (Sinyal Effek l hall)

32 Sensor l pada distributor Prinsip Kerja Sensor IC-l Keterangan : 1. = Sudu logam 2. = Soft magnetik konduktor 3. = IC-hall 4 = Celah sensor b = lebar sudu Grafik tegangan sinyal U S = Tegangan sumber U O = Tagangan Sinyal 4) Sensor Photodioda - Bahan : Photo Coupler (LED dan Photodiode) - Fungsi : 1. Sensor Putaran mesin 2. Sebagai tanda silinder 1 Posisi TOP. 3. Sebagai tanda saat pengapian 4. Sebagai tanda saat injeksi - Posisi pada kendaraan : Pada Distributor, pada poros cam

33 Prinsip Kerja : Terdapat LED sebagai pemancar dan Photodiode sebagi penerima, diantara sensor tersebut terdapat disc yang didesain sedemikian rupa. 4 celah sebagai sensor CKP, dan 1 celah sebagai sensor CMP. Tegangan Sinyal Photodiode Jenis ini mempunyai 360 lubang sebagai sensor CKP dan 4 lubang untuk CMP, ada satu lubang khusus tanda silinder 1. Dalam 1 putaran sensor : - CKP mengirimkan = 360 X sinyal 1 dan 0 - CMP mengirim = 4 X sinyal 1 dan 0 Dalam 1 Putaran poros engkol : - CKP mengirim = 180 X sinyal - CMP mengirim = 2 X sinyal e. Sensor Knoking. - Bahan : Piezoceramic. - Fungsi : 1. Mengetahui terjadi knoking. 2. Sistem closed-loop pengapian. 3. Mendetaksi Octane bahan-bakar. - Posisi pada kendaraan : Pada Blok silinder

34 Keterangan : 1 = Piezoceramic element 2 = Seismic mass 3 = Rumah sensor 4 = Baut pengencang 5 = Permukaan kontak 6 = Konektor 7 = Blok Silinder V = Getaran Prinsip Kerja : Bila terjadi knoking (pinking), akan terjadi getaran pada sensor knoking berupa nois seperti terlihat pada. ECU akan memundur-kan saat pengapian 2 kali sampai tidak terjadi detonasi lagi. Untuk 4 silinder perlu 1 sensor, 5 atau 6 perlu 2 sensor, 8 lebih bisa 2 atau lebih sensor. f. Sensor Gas Buang. - Bahan : Zirconium Dioxide (Z r O 2 ), Platina (elektroda) - Fungsi : 1. Sistem Closed-loop A/F Rasio. 2. Mengetahui kerusakan Katalitik konverter. - Posisi pada kendaraan : Pada Saluran Gas buang

35 Keterangan : 1. Lambda Sensor 2. Ceramic monolic 3. Wire screen 4. Heat resistant double shell Keterangan : 1. Lapisan proteksi keramic 2. Z r O 2 (Zirconium Dioxide) 3. Electroda 4. Saluran Buang Prinsip kerja : Bila ada perbedaan jumlah O 2 gas buang dengan O 2 udara luar, akan terjadi beda potensial antara kedua elektroda. Tegangan max 1 volt. Temperatur kerja min 400 C

36 Karakteristik Sensor λ Keterangan : a. Campuran kaya b. Campuran kurus λ = 1 Berbandingan 14,7 : 1 ( Tegangang sinyal = 0,45 V) λ < 1 Campuran kaya ( Tegangang sinyal = 0,6 1,0 V) λ > 1 Campuran miskin ( Tegangang sinyal = 0,4 0,1 V) Model Closed-Loop Control dan sinyal yang dihasilkan Salah satu rangkaian pengolah sinyal 36-48

37 2. Aktuator pada EFI Ada berbagai macam aktuator pada EFI, yaitu: a. Relay Pompa Bensin b. Injektor c. ISC (Idle Speed Control) d. Lampu Kontrol (Engine Check) Fungsi dan Cara Kerja Aktuator a. Relay Pompa Bensin (Relay Kombinasi) EFI tipe L konstruksi relai pompa bensin sebagai berikut: Pada tipe ini pompa bensin akan bekerja pada saat ada sinyal start dan apabila saklar Air Flow Meter menutup, yaitu apabila ada aliran udara melewati flap pada Air Flow Meter

38 EFI tipe D konstruksi relai pompa bensin sebagai berikut: Pada sistem ini pompa bensin bekerjanya dipengaruhi oleh dua hal: posisi starter dan sinyal putaran dari distributor. Sehingga ketika mesin distarter pompa bensin bekerja dan setelah ada putaran pompa dipertahankan tetap bekerja, ketika mesin dimatikan pompa akan berhenti bekerja. b. Injektor Injektor merupakan aktuator yang berfungsi menyemprotkan bahan bakar kedalam mesin. Injektor yang terpasang di engine memiliki dua terminal, salah satu terminal terhubung ke relay kombinasi, dimana setiap kunci kontak pada posisi ON sudah terdapat tegangan bateray (stanby), terminal satunya dihubungkan ke ECU sebagai pengatur kerja injektor, dengan sinyal aktif LOW

39 Injektor bekerja berdasarkan elektromagnetis yang diatur oleh ECU. Bahan bakar disemprotkan dengan sangat halus. Terkadang tiap injektor dirangkai dengan tahanan luar Konstruksi 1 = Lubang penyemprot 2 = Batang katup jarum 3 = Kumparan magnet listrik 4 = Pegas 5 = Terminal 6 = Saringan 7 = Saluran masuk bensin X = Celah pengangkatan katup jarum -hal yang perlu diperhatikan terhadap pemeriksaan injektor: 1) Jika injektor memiliki tahananan 1,0-3,0 ohm harus dirangkaikan resistor 5,0-8,0 ohm secara seri sebelum dihubungkan dengan sumber tegangan 12 volt, tetapi jika injektor memiliki tahanan ohm dapat langsung di sambungkan dengan tegangan 12 volt. 2) Bentuk penyemprotan yang baik adalah berbentuk tirus dan sama pada setiap injektor

40 3) Pemeriksaan kebocoran dilakukan dengan memberi tekanan sesuai tekanan yang dipertahankan oleh regulator tekanan, selama 60 detik semestinya tidak terdapat tetesan. 4) Dengan tekanan kerja normal, rata-rata penyaluran sekitar 0,2-0,25 liter selama 160 detik, tetapi dapat juga sampai 0,45 liter tergantung petunjuk buku manual. 5) Perawatan yang lebih baik dilakukan dengan pembersihan menggunakan Pembersih Ultrasonik. tersebut memungkinkan pembersihan bagian dalam injektor selama beberapa menit, ikuti petunjuk penggunaan dari pembuat alat. 6) Terkadang saringan dan tutup ujung jarum harus diganti

41 Durasi penyemprotan injektor berkisar 1 sampai 14 mili detik. Bentuk osilasi kerja injektor dapat dilihat dengan osiloskop atau engine tester, durasi penyemprotan dapat terukur. c. ISC (Idle Speed Control) / IAC (Idle Air Control) Idle speed control biasanya dipasangkan pada saluran by-pass pada intake manifold, memungkinkan penambahan udara masuk kemesin. Perubahan jumlah udara memungkinkan perubahan campuran bahan bakar dan udara selama start dingin dan selama pemanasan awal. Ada juga yang mengatur putaran idel dengan membuka katup gas sedikit yang diterapkan pada single point injector

42 Macam-macam ISC/IAC 1) Model Katup Bimetal Katup dipasangkan dimesin dan bersinggungan langsung dengan temperatur mesin. Pada katup terdapat pegas bimetal yang dilengkapi dengan pemanas. Keterangan: 1. Bimetal 2. Pemanas 3. Katup 4. Saluran by-pass Ketika temperatur mesin dingin katup terbuka sehingga ada tambahan udara masuk dan putaran mesin idel tinggi. Setelah temperatur berangsur naik bimetal akan melengkung menekan katup menutup saluran by pass secara bertahap dan putaran idel akan turun. Sistem diatas tidak dikontrol oleh ECU, termasuk sistem mekanis

43 2) Model Katup Selenoid ISC ini bekerjanya diatur oleh ECU yang disesuaikan dengan bermacam masukan sensor, selain itu juga beban-beban kendaraan. Ketika temperatur mesin masih dingin dan putaran mesin idel, ECU akan mengeluarkan sinyal untuk mengoperasikan selenoid menarik katupnya melawan pegas yang ada dibelakangnya, sehingga saluran by pass terbuka dan udara yang masuk kemesin bertambah, akibatnya putaran idel jadi tinggi

44 Setelah temperatur mesin panas ECU akan menghentikan sinyal yang menuju selenoid sehingga pegas yang ada dibelakang katup selenoid akan mendorong katup selenoid menutup saluran dan putaran idel jadi turun karena tambahan udara dihentikan. 3) Model Katup Rotari Pada IAC ini didalam saluran by pass dipasangkan katup rotary yang gerakannya dibatasi 90. Penggerak dari katup rotari berupa motor DC. Ketika temperatur mesin masih dingin ECU mengeluarkan sinyal berupa duty cycle yang besarnya tergantung dari sensor temperatur dan RPM mesin. Semakin dingin temperatur semakin besar duty cycle yang dikelurakan ECU sehingga semakin lebar pembukaan saluran by pass dan semakin tinggi putaran idel

45 4) Model Katup dengan Motor Step Motor step memiliki empat buah kumparan dan memungkinkan digunakan sebagai penentu posisi yang presisi dengan derajat tertentu. ISC yang menggunakan motor step dikontrol oleh ECU dengan sinyal yang urutannya tertentu. Urutan untuk mengurangi udara: Tr1 Tr2 Tr3 Tr4 Urutan untuk menambah udara: Tr4 Tr3 Tr2 Tr1 Contoh sebuah motor step: 45-48

46 5) Model Katup Selenoid Pembuka Katup Gas ISC jenis ini biasanya berupa motor DC bergigi reduksi dan dilengkapi dengan saklar. Jenis ini banyak dipasang pada Mono Jetronics. Keterangan: 1. Katup Gas 2. Motor DC 3. Terminal / konektor 4. Saklar Idel Ketika kondisi mesin idle dan dingin ECU mengeluarkan tegangan dan menggerakkan motor maju kedepan, posisi motor akan tertahan disana oleh gigi reduksi. Motor ini baru akan mundur jika ECU memberikan tegangan dengan arah kebalikan. Ada juga yang konstruksinya sebagai berikut: Keterangan: 1. ISC position sensor 2. Pegas pengembali 3. ISC aktuator 4. Throtle Position Sensor 5. Saklar CTP (Closed throttle Position) 6. Alur Kabel Katup Gas 46-48

47 d. Lampu Kontrol (Engine Check) / MIL (Malfunction Indicator Lamp) Lampu control/mil umumnya terpasang di papan instrument (dashboard) ruang kemudi. Fungsi dari MIL adalah untuk memberi informasi kepada pengemudi keadaan sistem, apakah sistem OK atau terdapat masalah. Pada diagram diatas ditunjukkan sebuah posisi MIL hubungannya dengan ECU. Apabila sistem pada kendaraan tidak terdapat masalah, maka saat mesin hidup MIL akan mati, sebaliknya bila ada masalah MIL akan menyala. Tidak semua masalah akan menyalakan MIL. Umumnya terdapat ketentuan kapan MIL akan menyala kaitannya dengan permasalahan yang terjadi. Apabila data yang terkirim oleh sensor masih berada pada rentang kerja sensor tersebut, walaupun data semestinya jauh berbeda, maka MIL tetap tidak menyala

48 Referensi : 1. Modul diklat mesin mobil BOE Malang 2. Toyota Material Training 3. BOSCH Automotive Hand Book 48-48

ELECTRONIC CONTROL SYSTEM AGUS DWI PPUTRA ARI YUGA ASWARA ASTRI DAMAYANTI

ELECTRONIC CONTROL SYSTEM AGUS DWI PPUTRA ARI YUGA ASWARA ASTRI DAMAYANTI ELECTRONIC CONTROL SYSTEM AGUS DWI PPUTRA ARI YUGA ASWARA ASTRI DAMAYANTI ECU/ECM berfungsi untuk mengontrol besarnya penginjeksian bensin dan mengontrol seluruh aktifitas elektronik. Pada mesin terdapat

Lebih terperinci

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3 ECS (Engine Control System) TROOT024 B3 Ragkaian Sistem Pengapian Tujuan Umum : Peserta dapat mengidentifikasi fungsi, konstruksi, cara kerja sistem control ngine Peserta dapat mendiagnosa dan memperbaiki

Lebih terperinci

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3 ECS (Engine Control System) TROOT024 B3 Diagnosa Ignition Control Sistem Tujuan Umum : Peserta dapat mengidentifikasi fungsi, konstruksi, cara kerja sistem control ngine Peserta dapat mendiagnosa dan memperbaiki

Lebih terperinci

BAB 11 SISTEM INJEKSI ELEKTRONIK

BAB 11 SISTEM INJEKSI ELEKTRONIK BAB 11 SISTEM INJEKSI ELEKTRONIK Sistem injeksi mulai ditemukan pada tahun 1922 1927 ketika Robert bosch menemukan Pompa Injeksi Diesel. Sejak tahun 1960 Prinsip Injeksi Bensin mulai diterapkan pada kendaraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Motor Bakar Motor bakar adalah mesin atau peswat tenaga yang merupakan mesin kalor dengan menggunakan energi thermal dan potensial untuk melakukan kerja mekanik dengan

Lebih terperinci

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN 12.1. Pendahuluan Bab ini berisi sistem kelistrikan bodi yang berhubungan dengan suatu pengukur bagi pengemudi yang sebagian atau keseluruhannya berada pada panel

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/13 Revisi: 03 Tgl: 22 Agustus 2016 Hal 1 dari 10 I. Kompetensi: Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar, kontrol udara

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/14 Revisi : 02 Tgl : 6 Februari 2014 Hal 1 dari 10 I. Kompetensi : Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar, kontrol

Lebih terperinci

Gambar 3. Posisi katup ISC pada engine

Gambar 3. Posisi katup ISC pada engine ANALISA SISTEM KERJA EMS (ENGINE MANAGEMENT SYSTEM) DENGAN VARIASI TEMPERATUR AIR PENDINGIN DAN BEBAN KERJA PADA KONDISI STASIONER (ISC) KENDARAAN DAIHATSU XENIA Waluyo Abstrak EMS adalah sistem pengaturan

Lebih terperinci

ELECTRONIC FUEL INJECTION

ELECTRONIC FUEL INJECTION ELECTRONIC FUEL INJECTION MENGAPA HARUS BERALIH KE SISTEM EFI? Standar emisi di Eropa dan Amerika begitu ketat, dimana karburator tidak bisa Dengan sistem EFI, maka memenuhi syarat tersebut 4 Emisi gas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan membahas semua teori yang bisa dijadikan dasar teori pengujian injektor kendaraan Grand Livina Nissan 1500cc tahun 2010 yang telah dilengkapi

Lebih terperinci

ELECTRONIC FUEL INJECTION

ELECTRONIC FUEL INJECTION ELECTRONIC FUEL INJECTION KOMPONEN KOMPONEN SISTIM EFI TYPE TYPE INJECTION YANG DIKONTROL SECARA ELECTRONIC D Jetronic ( Druck Jetronic ) L Jetronic ( Luft Jetronic ) TYPE TYPE INJECTION YANG DIKONTROL

Lebih terperinci

SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SEPEDA MOTOR HONDA (HONDA PGM-FI)

SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SEPEDA MOTOR HONDA (HONDA PGM-FI) SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SEPEDA MOTOR HONDA (HONDA PGM-FI) Gambar Komponen sistem EFI pada sepeda mesin Honda Supra X 125 A. Sistem Bahan Bakar Komponen-komponen yang digunakan untuk menyalurkan

Lebih terperinci

KONTROL SISTEM BAHAN BAKAR PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) Oleh Sutiman, M.T

KONTROL SISTEM BAHAN BAKAR PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) Oleh Sutiman, M.T KONTROL SISTEM BAHAN BAKAR PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) Oleh Sutiman, M.T Pendahuluan Tujuan dari penggunaan sistem kontrol pada engine adalah untuk menyajikan dan memberikan daya mesin yang optimal

Lebih terperinci

Teknologi Injeksi Pada Sepeda Motor (Konstruksi Dasar Injection Suzuki Fl 125 FI)

Teknologi Injeksi Pada Sepeda Motor (Konstruksi Dasar Injection Suzuki Fl 125 FI) Teknologi Injeksi Pada Sepeda Motor (Konstruksi Dasar Injection Suzuki Fl 125 FI) Sepeda motor Suzuki di Indonesia memulai teknologi fuel injection sesuai dengan perkembanganya maka faktor yang menentukan

Lebih terperinci

Prosedur Pengetesan Injektor

Prosedur Pengetesan Injektor Prosedur Servis, Pengetesan dan Perbaikan Injektor Diesel Menentukan Kerusakan Injektor Sesuai penjelasan dalam buku yang ditulis oleh May and Crouse, sebuah kesalahan pada injektor akan dapat di identifikasikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang 7 BAB II LANDASAN TEORI A. LANDASAN TEORI 1. Pembebanan Suatu mobil dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik selalu dilengkapi dengan alat pembangkit listrik berupa generator yang berfungsi memberikan tenaga

Lebih terperinci

Mesin Diesel. Mesin Diesel

Mesin Diesel. Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin diesel menggunakan bahan bakar diesel. Ia membangkitkan tenaga yang tinggi pada kecepatan rendah dan memiliki konstruksi yang solid. Efisiensi bahan bakarnya lebih baik

Lebih terperinci

DISCLAIMER. Rosyid W. Zatmiko rosyidwz.wordpress.com Tahun 2014 tidak dipublikasikan.

DISCLAIMER. Rosyid W. Zatmiko rosyidwz.wordpress.com Tahun 2014 tidak dipublikasikan. 1 DISCLAIMER Artikel ini bukan murni karangan penulis. Isi dalam artikel ini merupakan gabungan beberapa materi dari literatur/referensi relevan yang tercantum dalam daftar pustaka. Silakan menggunakan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI & FUNGSI SISTEM BAHAN BAKAR

IDENTIFIKASI & FUNGSI SISTEM BAHAN BAKAR Sistem Bahan Bakar Menggunakan Karburator Charcoal Canister adalah suatu kanister berisi arang pada sistim pengendalian penguapan yang digunakan untuk memerangkap uap bahan bakar untuk mencegahnya keluar

Lebih terperinci

SISTIM PENGAPIAN. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin di dalam ruang bakar pada.

SISTIM PENGAPIAN. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin di dalam ruang bakar pada. SISTIM PENGAPIAN Pada motor bensin, campuran bahan bakar dan udara yang dikompresikan di dalam silinder harus untuk menghasilkan tenaga. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA TUNE UP MESIN 4 Tak 4 SILINDER

LEMBAR KERJA SISWA TUNE UP MESIN 4 Tak 4 SILINDER LEMBAR KERJA SISWA TUNE UP MESIN 4 Tak 4 SILINDER Petunjuk Lembar Kerja Siswa Ikuti prosedur Tune Up seperti pada video yang anda saksikan Tayangan dan petunjuk di video adalah terbatas, tetapi prosedur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

DuFI (Durux Fuel Injection)

DuFI (Durux Fuel Injection) DuFI (Durux Fuel Injection) created at: april 28 2017 by sugiarto Tentang DuFI DuFI adalah sebuah ECU (Electronic Control Unit) experimental yang digunakan untuk mengatur sistem bahan bakar kendaraan secara

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Mesin Bensin Nissan HR15DE dengan ECCS Mesin bensin HR15DE merupakan jenis mesin bensin empat langkah berkapasitas 1500cc keluaran pabrikan Nissan yang dengan dilengkapi teknologi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Engine Managemenet System mobil Toyota Great Corolla

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Engine Managemenet System mobil Toyota Great Corolla BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Engine Managemenet System mobil Toyota Great Corolla analisa sensor dan aktuator pada simulator engine management system Toyota great corolla 4A FE pada tahun 1992 seperti

Lebih terperinci

SISTEM ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI)

SISTEM ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI ENGINE SISTEM ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) Nama Siswa No. Absen Kelas Jurusan : : : : 38 SISTEM EFI (Electric Fuel Injection) URAIAN Pada sistem injeksi bahan bakar,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator. BAB III METODOLOGI 3.1 Desain Peralatan Desain genset bermula dari genset awal yaitu berbahan bakar bensin dimana diubah atau dimodifikasi dengan cara fungsi karburator yang mencampur bensin dan udara

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN

PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN KOMPETENSI 1. Menjelaskan prinsip kerja motor 2 tak dan motor 4 tak. 2. Menjelaskan proses pembakaran pada motor bensin 3. Menjelaskan dampak saat pengapian yang tidak

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 15 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Mesin diesel FAW FD 280 CG (Cargo) merupakan jenis mesin diesel empat langkah berkapasitas 280 Hp keluaran pabrik FAW yang menggunakan teknologi mesin diesel

Lebih terperinci

BAB 10 SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK

BAB 10 SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK 284 BAB 10 SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK Sistem pengapian digunakan untuk membakar campuran bahan bakar dan udara dengan meletikkan bunga api pada waktu yang tertentu. Pada motor bakar bensin menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN...1

BAB I PENDAHULUAN...1 DAFTAR ISI Halaman Judul...i Lembar Nomor Persoalan...ii Lembar Pengesahan...iii Lembar Pernyataan...iv Lembar Persembahan...v Motto...vi Kata Pengantar...vii Abstract...ix Intisari...x Daftar Isi...xi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan teknologi yang terjadi saat ini banyak sekali inovasi baru yang tercipta khususnya di dalam dunia otomotif. Dalam perkembanganya banyak orang yang

Lebih terperinci

ANALISA EMISI GAS BUANG MESIN EFI DAN MESIN KONVENSIONAL PADA KENDARAAN RODA EMPAT

ANALISA EMISI GAS BUANG MESIN EFI DAN MESIN KONVENSIONAL PADA KENDARAAN RODA EMPAT NO. 2, TAHUN 9, OKTOBER 2011 130 ANALISA EMISI GAS BUANG MESIN EFI DAN MESIN KONVENSIONAL PADA KENDARAAN RODA EMPAT Muhammad Arsyad Habe, A.M. Anzarih, Yosrihard B 1) Abstrak: Tujuan penelitian ini ialah

Lebih terperinci

SISTEM BAHAN BAKAR. Injektor membuat injeksi bahan bakar ke dalam intake manifold sesuai dengan sinyal yang diberikan oleh komputer.

SISTEM BAHAN BAKAR. Injektor membuat injeksi bahan bakar ke dalam intake manifold sesuai dengan sinyal yang diberikan oleh komputer. SISTEM BAHAN BAKAR Kegunaan dari sistem injeksi bahan bakar secara akurat adalah untuk memasok sejumlah bahan bakar pada waktu yang tepat. Berdasarkan pada sinyal-sinyal masukan, ECM akan memprogram setiap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA 3.1 Metode Pengujian 3.1.1 Pengujian Dual Fuel Proses pembakaran di dalam ruang silinder pada motor diesel menggunakan sistem injeksi langsung.

Lebih terperinci

SISTEM ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) SMK MUH 2 AJIBARANG 2009/2010

SISTEM ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) SMK MUH 2 AJIBARANG 2009/2010 SISTEM ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) SMK MUH 2 AJIBARANG 2009/2010 Pengantar Praktek Disampaikan Oleh: Panut Widiyono, S.Pd EFI SISTEM ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) TIPE SISTEM EFI Sistem D-EFI (Tipe

Lebih terperinci

ELEKTRONIC FUEL INJECTION

ELEKTRONIC FUEL INJECTION ELEKTRONIC FUEL INJECTION 1 Pada zaman dahulu sistim supply bahan bakar pada mesin masih convensional (manual) yang dikenal dengan sistim Carburator, kemudian setelah tahun 1960-an ditemukan Electronic

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ON BOARD DIAGNOSTIC (OBD) PADA KENDARAAN BERBASIS ENGINE MANAGEMENT SYSTEM. Oleh : Sutiman Otomotif, FT UNY

PEMANFAATAN ON BOARD DIAGNOSTIC (OBD) PADA KENDARAAN BERBASIS ENGINE MANAGEMENT SYSTEM. Oleh : Sutiman Otomotif, FT UNY 1 PEMANFAATAN ON BOARD DIAGNOSTIC (OBD) PADA KENDARAAN BERBASIS ENGINE MANAGEMENT SYSTEM Oleh : Sutiman Otomotif, FT UNY Pendahuluan Elektronik Control Unit (ECU) atau Electronic Control Modul (ECM) pada

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 25 BAB IV PENGUJIAN ALAT Pembuatan alat pengukur sudut derajat saat pengapian pada mobil bensin ini diharapkan nantinya bisa digunakan bagi para mekanik untuk mempermudah dalam pengecekan saat pengapian

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER Di susun oleh : Cahya Hurip B.W 11504244016 Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012 Dasar

Lebih terperinci

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Brilliant Adhi Prabowo Pusat Penelitian Informatika, LIPI brilliant@informatika.lipi.go.id Abstrak Motor dc lebih sering digunakan

Lebih terperinci

BAB III PROSES ANALISIS SISTEM EFI YAMAHA VIXION. Mulai. Pembuatan Engine Stand. Proses Perbaikan. Pengujian Engine Stand.

BAB III PROSES ANALISIS SISTEM EFI YAMAHA VIXION. Mulai. Pembuatan Engine Stand. Proses Perbaikan. Pengujian Engine Stand. BAB III PROSES ANALISIS SISTEM EFI YAMAHA VIXION 3.1. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Proses analisis sistem EFI Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.. 3.2. Diagram

Lebih terperinci

PERANGKAT UJI KOMPETENSI ENGINE MANAGEMENT SYSTEM dan gdi Disiapkan Oleh : Eko Winarso,S.Pd.M.M

PERANGKAT UJI KOMPETENSI ENGINE MANAGEMENT SYSTEM dan gdi Disiapkan Oleh : Eko Winarso,S.Pd.M.M PEKAN UJI PRODUKTIF TEKNIK OTOMOTIF PERANGKAT UJI KOMPETENSI ENGINE MANAGEMENT SYSTEM dan gdi Disiapkan Oleh : Eko Winarso,S.Pd.M.M TEKNIK OTOMOTIF 2015 Lembar : Peserta Kualifika Spesifik Nama si Engine

Lebih terperinci

OPTIMALISASI WAKTU PADA SAAT AKSELERASI MESIN TOYOTA 4 AFE DENGAN MEMANIPULASI MANIFOLD ABSOLUTE PRESSURE (MAP)

OPTIMALISASI WAKTU PADA SAAT AKSELERASI MESIN TOYOTA 4 AFE DENGAN MEMANIPULASI MANIFOLD ABSOLUTE PRESSURE (MAP) OPTIMALISASI WAKTU PADA SAAT AKSELERASI MESIN TOYOTA 4 AFE DENGAN MEMANIPULASI MANIFOLD ABSOLUTE PRESSURE (MAP) Nova R. Ismail Adalah Dosen Fakultas Teknik Universitas Widyagama Malang ABSTRAK Pada sistem

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Aspek Perancangan Dalam Modifikasi Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan perencanaan, pemasangan dan pengujian. Dalam hal tersebut timbul

Lebih terperinci

DIGITAL FUEL FLOW CONSUMPTION METER BERBASIS µc AT89C4051

DIGITAL FUEL FLOW CONSUMPTION METER BERBASIS µc AT89C4051 DIGITAL FUEL FLOW CONSUMPTION METER BERBASIS µc AT89C4051 Oleh : Roli Ananda Putra Rusli Dosen Pembimbing : Dr. Ir Feri Yusivar, M.Eng Teknik Elektro Fakutas Teknik Universitas Indonesia ABSTRAK Persaingan

Lebih terperinci

Tune Up Mesin Bensin TUNE UP MOTOR BENSIN

Tune Up Mesin Bensin TUNE UP MOTOR BENSIN TUNE UP MOTOR BENSIN 1 Membersihkan Saringan Udara Ganti bila sudah kotor belebihan Semprot dengan udara tekan dari arah berlawanan dengan arah aliran udara masuk 2 Periksa Oli Mesin Periksa : Jumlah Oli

Lebih terperinci

Teknologi Motor Injeksi YMJET-FI

Teknologi Motor Injeksi YMJET-FI Teknologi Motor Injeksi YMJET-FI Apakah YMJET-FI itu? YMJET FI singkatan dari Yamaha Mixture JET-Fuel Injection adalah teknologi Fuel Injection yang yang dimiliki Yamaha Motor dalam mengembangkan teknologi

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI BAB II. LANDASAN TEORI 2.1. Mengenal Motor Diesel Motor diesel merupakan salah satu tipe dari motor bakar, sedangkan tipe yang lainnya adalah motor bensin. Secara sederhana prinsip pembakaran pada motor

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN 4.1 Hasil Pengujian Mobil Normal 4.1.1 Hasil Pemeriksaan pada Mercedes E280 tahun 2008 dengan kondisi mesin normal dan putaran idle Tabel 4. Aktual data Mercedes E280

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SISTEM BAHAN BAKAR PADA YAMAHA MIO J YMJET-FI. Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3

TUGAS AKHIR SISTEM BAHAN BAKAR PADA YAMAHA MIO J YMJET-FI. Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 TUGAS AKHIR SISTEM BAHAN BAKAR PADA YAMAHA MIO J YMJET-FI Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 untuk Menyandang Sebutan Ahli Madya Oleh : Mohammad Saifudin 5211310005 PROGRAM

Lebih terperinci

Sistem PGM-FI A. Latar Belakang

Sistem PGM-FI A. Latar Belakang Sistem PGM-FI A. Latar Belakang 1. Lingkungan dan Regulasi Emisi a. Lingkungan: i. Perubahan lingkungan saat ini semakin membahayakan kehidupan ii. Volume CO meningkat ozon rusak pemanasan global iii.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Dalam tugas akhir yang berjudul troubleshooting sistem EPI (Electronic

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Dalam tugas akhir yang berjudul troubleshooting sistem EPI (Electronic 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam tugas akhir yang berjudul troubleshooting sistem EPI (Electronic Petrol Injection) pada mesin Suzuki Carry Futura 1.5 G15A menjelaskan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Penelitian yang berbentuk proyek akhir yang ditulis oleh

BAB II DASAR TEORI. Penelitian yang berbentuk proyek akhir yang ditulis oleh BAB II DASAR TEORI 2.1 Kajian pustaka Penelitian yang berbentuk proyek akhir yang ditulis oleh Ali Imron (2013) yang berjudul troubleshooting sistem EPI (Electronic Petrol Injection) pada mesin Suzuki

Lebih terperinci

Cara Kerja Sistem Pengapian Magnet Pada Sepeda Motor

Cara Kerja Sistem Pengapian Magnet Pada Sepeda Motor NAMA : MUHAMMAD ABID ALBAR KELAS : IX E Cara Kerja Sistem Pengapian Magnet Pada Sepeda Motor Sistem pengapian pada sepeda motor berfungsi untuk mengatur proses terjadinya pembakaran campuran udara dan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/14 Revisi: 03 Tgl: 22 Agustus 2016 Hal 1 dari 9 I. Kompetensi: Setelah melaksanakan praktek, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Menggunakan Carman Hi-Scan Pro dengan prosedur yang benar.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN SPEED LIMITER Kecepatan tinggi merupakan salah satu faktor utama penyebab kecelakaan lalu-lintas darat. Disisi lain banyak perusahaan otomotif yang saling berlomba

Lebih terperinci

Berikut adalah istilah-istilah pada mesin dan bagian-bagian mesin yang dirasa perlu kita ketahui :

Berikut adalah istilah-istilah pada mesin dan bagian-bagian mesin yang dirasa perlu kita ketahui : Mengenal Bagian-Bagian Sensor sensor pada Mesin EFI Mesin mobil adalah sebuah sistem yang cukup kompleks, semua parts bekerjasama untuk menghasilkan tenaga yang akan dikonversi menjadi daya gerak mobil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN BAB III METODOLOGI PENGUJIAN Percobaan yang dilakukan adalah percobaan dengan kondisi bukan gas penuh dan pengeraman dilakukan bertahap sehingga menyebabkan putaran mesin menjadi berkurang, sehingga nilai

Lebih terperinci

Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat

Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat 1. Menurut gambar di bawah ini jaket air (water jacket) ditunjukkan oleh 1 5 7 2 8 9 6 3 4 a. No. 1 b. No. 2 c. No. 3 d. No.

Lebih terperinci

Upaya Peningkatan Unjuk Kerja Mesin dengan Menggunakan Sistem Pengapian Elektronis pada Kendaraan Bermotor

Upaya Peningkatan Unjuk Kerja Mesin dengan Menggunakan Sistem Pengapian Elektronis pada Kendaraan Bermotor Jurnal Ilmiah Teknik Mesin CakraM Vol. 3 No. 1, April 2009 (87-92) Upaya Peningkatan Unjuk Kerja Mesin dengan Menggunakan Pengapian Elektronis pada Kendaraan Bermotor I Wayan Bandem Adnyana Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu:

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu: JPTM FPTK 2006 KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BUKU AJAR NO 2 Motor Bensin TANGGAL : KOMPETENSI Mendeskripsikan

Lebih terperinci

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik 1. Saklar Elektro Mekanik (KONTAKTOR MAGNET) Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan

Lebih terperinci

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2. 1 Sistem Pengapian Sistem pengapian sangat berpengaruh pada suatu kendaraan bermotor, karena berfungsi untuk mengatur proses pembakaran campuran antara bensin dan udara di dalam ruang

Lebih terperinci

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

Fungsi katup Katup masuk Katup buang MEKANISME KATUP FUNGSI KATUP Fungsi katup Secara umum fungsi katup pada motor otto 4 langkah adalah untuk mengatur masuknya campuran bahan bakar dan udara dan mengatur keluarnya gas sisa pembakaran. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.2. PERUMUSAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.2. PERUMUSAN MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Penggunaan karburator sebagai sistem pengkabutan bahan bakar pada saat ini dirasa sudah ketinggalan jaman. Dewasa ini sistem penyaluran bahan bakar yang digunakan

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 1.1 Spesifikasi Injektor... 2 Tabel 4.1 Pengambilan Data Sensor Suhu NTC (negative thermal coefficient)... 64

DAFTAR TABEL. Tabel 1.1 Spesifikasi Injektor... 2 Tabel 4.1 Pengambilan Data Sensor Suhu NTC (negative thermal coefficient)... 64 DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERSEMBAHAN...iii KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR SIMBOL dan SINGKATAN... xii Intisari... xiv Abstract...

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian BAB III METODOLOGI PENGUJIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Pengujian MULAI STUDI PUSTAKA PERSIAPAN MESIN UJI PEMERIKSAAN DAN PENGESETAN MESIN KONDISI MESIN VALIDASI ALAT UKUR PERSIAPAN PENGUJIAN PEMASANGAN

Lebih terperinci

Gambar 2.20 Rangkaian antarmuka Hall-Effect

Gambar 2.20 Rangkaian antarmuka Hall-Effect D = Konstanta ketebalan Gambar 2.19 Cara kerja Hall-Effect Sensor Gambar 2.20 Rangkaian antarmuka Hall-Effect Dari persamaan terlihat V H berbanding lurus dengan I dan B. Jika I dipertahankan konstan maka

Lebih terperinci

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI Motor penggerak mula adalah suatu alat yang merubah tenaga primer menjadi tenaga sekunder, yang tidak diwujudkan dalam bentuk aslinya, tetapi diwujudkan dalam

Lebih terperinci

Oleh: Nuryanto K BAB I PENDAHULUAN

Oleh: Nuryanto K BAB I PENDAHULUAN Pengaruh penggantian koil pengapian sepeda motor dengan koil mobil dan variasi putaran mesin terhadap konsumsi bahan bakar pada sepeda motor Honda Supra x tahun 2002 Oleh: Nuryanto K. 2599038 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB II PNEUMATIK. - sekitar 78 % dari volum adalah Nitrogen. - sekitar 21 % dari volum adalah Oksigen

BAB II PNEUMATIK. - sekitar 78 % dari volum adalah Nitrogen. - sekitar 21 % dari volum adalah Oksigen BAB II PNEUMATIK 2. 1. Dasar-dasar Pneumatik 2.1.1. Sifat-sifat fisika dari udara Permukaan bumi ini ditutupi oleh udara. Udara adalah campuran gas yang terdiri atas senyawa : - sekitar 78 % dari volum

Lebih terperinci

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3B4B5

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3B4B5 ECS (Engine Control System) TROOT024 B3B4B5 Komponen dan Fungsi Sistem Pengatur Katup Elektronik Tujuan Umum : Peserta dapat mengidentifikasi fungsi, konstruksi, cara kerja sistem control ngine Peserta

Lebih terperinci

Sistem Pengaturan Kecepatan Stasioner dengan Pengapian Multispark Menggunakan Kontroler PID. Primadani Kurniawan

Sistem Pengaturan Kecepatan Stasioner dengan Pengapian Multispark Menggunakan Kontroler PID. Primadani Kurniawan Sistem Pengaturan Kecepatan Stasioner dengan Pengapian Multispark Menggunakan Kontroler PID Primadani Kurniawan 2207100041 Macet Berhenti sejenak Stasioner Sebagian besar kendaraan menggunakan mesin bensin

Lebih terperinci

Informasi Pendiagnosaan Sendiri Sistem EFI atau PGM-FI

Informasi Pendiagnosaan Sendiri Sistem EFI atau PGM-FI Informasi Pendiagnosaan Sendiri Sistem EFI atau PGM-FI Prosedur Pendiagnosaan Sendiri (Self Diagnosis) a. Letakkan sepeda motor pada standar utamanya. Catatan: Malfunction indicataor lamp (MIL) akan berkedip-kedip

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Didalam melakukan pengujian diperlukan beberapa tahapan agar dapat berjalan lancar, sistematis dan sesuai dengan prosedur dan literatur

Lebih terperinci

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA Suprihadi Agus Program Studi D III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram No. 09 Tegal Telp/Fax (0283) 352000

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Proses Analisis Sistem EFI Yamaha Vixion.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Proses Analisis Sistem EFI Yamaha Vixion. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Proses Analisis Sistem EFI Yamaha Vixion. Setelah melakukan Proses Analisis dilakukan dengan membongkar komponen-komponen dari sistem EFI, mengindentifikasi kerusakan,

Lebih terperinci

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung UJIAN TEORI PRAKTEK ENGINE

Lebih terperinci

ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG

ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG ABSTRAK Dalam makalah ini akan dibahas mengenai robot Line Follower. Robot ini merupakan salah satu bentuk robot beroda yang memiliki komponen utama diantaranya, seperti resistor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi di bidang otomotif mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi di bidang otomotif mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi di bidang otomotif mendorong manusia untuk gigih mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi serta harus mampu dalam melakukan

Lebih terperinci

PEMBUATAN ALAT PRAKTEK MESIN KIJANG 7KE EFI (STUDI KASUS SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR) TUGAS AKHIR

PEMBUATAN ALAT PRAKTEK MESIN KIJANG 7KE EFI (STUDI KASUS SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR) TUGAS AKHIR PEMBUATAN ALAT PRAKTEK MESIN KIJANG 7KE EFI (STUDI KASUS SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR) TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Program Diploma III Teknik Mesin Disusun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator. BAB III METODOLOGI 3.1 Desain Peralatan Desain genset bermula dari genset awal yaitu berbahan bakar bensin dimana diubah atau dimodifikasi dengan cara fungsi karburator yang mencampur bensin dan udara

Lebih terperinci

LAYOUT ENGINE DAN KOMPONENNYA

LAYOUT ENGINE DAN KOMPONENNYA LAYOUT ENGINE DAN KOMPONENNYA SELF-DIAGNOSIS (diagnosa sendiri) Informasi Umum ECM (engine control module) dilengkapi dengan fungsi diagnosa sendiri MIL (malfunction indicator lamp) akan menyala jika ada

Lebih terperinci

Gambar Lampu kepala

Gambar Lampu kepala BAB 10 SISTEM PENERANGAN (LIGHTING SYSTEM) 10.1. Pendahuluan Penerangan yang digunakan di kendaraan diklasifikasikan berdasarkan tujuannya: untuk penerangan, untuk tanda atau informasi. Contoh, lampu depan

Lebih terperinci

UJI KERJA INJEKTOR TERHADAP PUTARAN DAN JENIS SEMPROTAN MENGGUNAKAN ALAT UJI INJEKTOR ABSTRAK

UJI KERJA INJEKTOR TERHADAP PUTARAN DAN JENIS SEMPROTAN MENGGUNAKAN ALAT UJI INJEKTOR ABSTRAK UJI KERJA INJEKTOR TERHADAP PUTARAN DAN JENIS SEMPROTAN MENGGUNAKAN ALAT UJI INJEKTOR Sugeng Riyadi 1, Agus Suyatno 2, Naif Fuhaid 3 ABSTRAK Dengan perkembangan teknologi EFI (Electronic Fuel Injection)

Lebih terperinci

: Memelihara/servis engine dan komponen-komponenya(engine. (Engine Tune Up)

: Memelihara/servis engine dan komponen-komponenya(engine. (Engine Tune Up) SMK MA ARIF SALAM KABUPATEN MAGELANG JOBSHEET (LEMBAR KERJA) KODE : /PMO/VIII/12 Mata Pelajaran : Motor Otomotif (PMO) Guru : Edi Purwanto Memelihara/servis engine dan komponen-komponenya (Engine Tune

Lebih terperinci

SMK MUHAMMADIYAH PAKEM JOBSHEET PEMELIHARAAN MESIN KENDARAAN RINGAN PROGRAM KOMPETENSI JUDUL JAM. Perawatan&perbaikan KENDARAAN PMO

SMK MUHAMMADIYAH PAKEM JOBSHEET PEMELIHARAAN MESIN KENDARAAN RINGAN PROGRAM KOMPETENSI JUDUL JAM. Perawatan&perbaikan KENDARAAN PMO A. TUJUAN Setelah melaksanakan praktikum, diharapkan siswa dapat: 1. Melepas dan memasang kembali pompa injeksi tipe in line. 2. Menjelaskan prinsip kerja pompa injeksi tipe in line 3. Menjelaskan fungsi

Lebih terperinci

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA 9.1. MESIN PENGGERAK UTAMA KAPAL PERIKANAN Mesin penggerak utama harus dalam kondisi yang prima apabila kapal perikanan akan memulai perjalanannya. Konstruksi

Lebih terperinci

BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS)

BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS) BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS) 13.1. Pendahuluan Sistem kelistrikan tambahan merupakan sistem di luar sistem utama namun memiliki fungsi yang tidak kalah penting. Faktor keamanan dan kenyamanan

Lebih terperinci

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE Darwin R.B Syaka 1*, Ragil Sukarno 1, Mohammad Waritsu 1 1 Program Studi Pendidikan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peneliti Terdahulu Wardika (2007) telah melakukan penelitian dengan objek penelitian mesin dengan volume silinder 1500 cc dengan sistem injeksi. Latar belakang penelitian yang

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI. pengendalian terhadap operasi motor listrik yang di pergunakan untuk

BAB II SISTEM PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI. pengendalian terhadap operasi motor listrik yang di pergunakan untuk BAB II SISTEM PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI 2.1 Pengertian Pengontrolan Pengontrolan dapat diartikan sebagai pengaturan dan pengendalian terhadap operasi motor listrik yang di pergunakan untuk

Lebih terperinci

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar Mesin Diesel 1. Prinsip-prinsip Diesel Salah satu pengegrak mula pada generator set adala mesin diesel, ini dipergunakan untuk menggerakkan rotor generator sehingga pada out put statornya menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Gambar 3.1 menunjukkan blok diagram sistem secara keseluruhan. Anak Tangga I Anak Tangga II Anak

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Pengujian BAB III PROSEDUR PENGUJIAN Start Studi pustaka Pembuatan mesin uji Persiapan Pengujian 1. Persiapan dan pengesetan mesin 2. Pemasangan alat ukur 3. Pemasangan sensor

Lebih terperinci

Imam Mahir. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta Jalan Rawamangun Muka, Jakarta

Imam Mahir. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta Jalan Rawamangun Muka, Jakarta Pengaruh Sistem Pengapian Capasitive Discharge Ignition(CDI) dengan Sumber Arus yang Berbeda Terhadap Kandungan Karbon Monoksida (CO) Gas Buang Sepeda Motor 110 cc Imam Mahir Jurusan Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG. Alternatif pengganti bahan bakar minyak. Nilai Emisi LPG. Converter Kit Manual yg Brebet. Converter Kit

LATAR BELAKANG. Alternatif pengganti bahan bakar minyak. Nilai Emisi LPG. Converter Kit Manual yg Brebet. Converter Kit LATAR BELAKANG Alternatif pengganti bahan bakar minyak Nilai Emisi LPG Converter Kit Manual yg Brebet Converter Kit dengan APR LATAR BELAKANG Sumber : Indonesia Energy Statistic 2009 Kementrian Energi

Lebih terperinci