KOOE: TELEMATIKA-D6-28 TELEMATI KA-D6-29 TELEMATIKA-D6-30 TELEMATIKA TELEMATIKA-06-32

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KOOE: TELEMATIKA-D6-28 TELEMATI KA-D6-29 TELEMATIKA-D6-30 TELEMATIKA TELEMATIKA-06-32"

Transkripsi

1 KOOE: TELEMATIKA-D6-28 TELEMATI KA-D6-29 TELEMATIKA-D6-30 TELEMATIKA TELEMATIKA-06-32

2 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMlAN Kerangka Acuan Kerja TENAGA PENDUKUNG ADMINISTRASI PADA ASISTEN DEPUTI TELEMATIKA DAN UTILITAS Tahun Anggaran 2015

3 KERANGKA ACUAN KERJA Tenaga Pendukung Administrasi pada Asisten Deputi Telematika Dan Utilitas 1. Pendahuluan Perkembangan Telematika dan Utilitas mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam peningkatan ketersediaan sarana telekomunikasi dan internet baik secara global maupun nasional serta ketersediaan sarana TPA di beberapa Ibukota Propinsi. Perkembangan tersebut senantiasa didorong oleh adanya koordinasi dan sinkronisasi serta pemantauan evaluasi dengan Kementerian atau Lembaga serta stakeholders terkait sehingga pelaksanaan rekomendasi kebijakan untuk mengatasi permasalahan di bidang Telematika dan Utilitas, seperti di sektor regulasi dan kebijakan, teknologi, industri, serta permasalahan lintas sektoral dapat diselesaikan sesuai target dan waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. Guna mendorong serta mendukung terlaksananya kegiatan bidang telematika dan utilitas maka dibutuhkan Tenaga Pendukung Administrasi pada Asisten Oeputi Telematika Dan Utilitas. Dengan tersedianya Tenaga Pendukung Administrasi diharapkan mampu membantu terlaksananya berbagai program bidang telematika dan utilitas terutama dalam pelaksanaan Koordinasi dan sinkronisasi, pemantauan dan evaluasi serta sosialisasi kebijakan telematika dan utilitas. 2. Tujuan dan Sasaran 2.1. Tujuan Membantu dalam menerima, menyiapkan, menginventarisir dan memelihara bahan/datal informasi/dokumen sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku, agar pelaksanaan kegiatan pengadministrasian di lingkungan Asisten Deputi Telematika dan Utilitas dapat berjalan dengan lancar Sasaran a. Tersedianya bahan kerja terkait kegiata~ tata usaha di lingkup Asisten Deputi Telematika dan Utilitas 2

4 b. Terpeliharanya alat kerja dengan baik c. Tersedianya bahan/datal informasi/dokumen kerja terkait kegiatan Asisten Deputi Telematika dan Utilitas d. Terlaksananya fungsi dan tugas sesuai dengan SOP yang berlaku 3. Keluaran Laporan kegiatan Tenaga Pendukung Administrasi pada Asisten Deputi Telematika Dan Utilitas. 4. Ruang Lingkup Pekerjaan a. Menerima, mencatat dan menyortir surat masuk, sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku, agar memudahkan pencarian; b. Menyiapkan lembar verbal pada kegiatan korespondensi, sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk memudahkan pengendalian; c. Menginventarisir dan memelihara bahan/datal informasi/dokumen kerja terkait kegiatan Asisten Deputi Telematika dan Utilitas sesuai dengan instruksildisposisi dari atasan untuk mempermudah pencarian dan pendistribusian; d. Melakukan tugas pengadministrasian umum dan keuangan di lingkup Asisten Deputi Telematika dan Utilitas sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk menunjang kegiatan tata usaha Asisten Deputi Telematika dan Utilitas; e. Membuat laporan berdasarkan hasil kerja terkait kegiatan tata usaha untuk disampaikan kepada Asisten Deputi Telematika dan Utilitas; f. Memberikan saran berdasarkan pelaksanaan tugas dan pemanfaatannya terkait kegiatan tata usaha untuk disampaikan kepada Asisten Deputi Telematika dan Utilitas; g. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh pimpinan baik secara tertulis maupun lisan untuk kelancaran pelaksanaan tugas. 5. Kebutuhan dan Kualifikasi Untuk melaksanakan pekerjaan ini diperlukan satu Tenaga Pendukung Administrasi pada Asisten Deputi Telematika Dan Utilitas. Kualifikasi Tenaga Pendukung Administrasi terdiri dari: 3

5 a. Kualifikasi Teknis 1) Wanita, usia min 23 th dan max 28 th; 2) Pendidikan minimal 03 (atau setara) jurusan IImu Komunikasi/ Akutansi/ Manajemenl Administrasi; 3) Lulusan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) atau Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi, dengan IPK minimal 2,75 (skala 4,00); 4) Memiliki pengalaman kerja minimal 2 tahun di Kementerian I Lembaga. 5) Mampu mengoperasikan seluruh program Microsoft Office; 6) Mampu berbahasa Inggris lisan dan tulisan; 7) Mampu bekerja mandiri maupun dalam tim. b. Kualifikasi Administrasi 1), Tenaga Pendukung Administrasi harus memiliki NPWP sesuai dengan Perpres 54/2010; 2) Daftar Riwayat Hidup (Curriculum Vitae). 3) Surat Lamaran lengkap beserta Foto ukuran 4 x Durasi I Pelaksanaan Pekerjaan Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan ini adalah selama 11 (sebelas) bulan terhitung sejak 1 Februari - 31 Desember Pembebanan Biaya Segala biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas Tenaga Pendukung Administrasi pada Asisten Deputi Telematika Dan Utilitas dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja negara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian tahun anggaran Jakarta, "( '""LJanuari 2015 Asisten Deputi Telematika dan Utilitas Ir. Eddy Satriya, M.A 4

6 to KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Kerangka Acuan Kerja TENAGA PENDUKUNG AHLI ANALISIS EKONOMI PADA SUBBJDANG ANALISIS KEBIJAKAN UTILITAS TAHUN ANGGARAN 2015

7 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Tenaga Pendukung Ahli Analisis Ekonomi pada Subbidang Analisis Kebijakan Utilitas 1. Pendahuluan Pengelolaan lingkungan meliputi persampahan, limbah, saluran air dan utilitas lainnya. Penanganan persampahan masih menjadi fokus utama setelah diterbitkannya UU No.18 Tahun 2008 namun pelaksanaanya belum menyeluruh dan hanya terpusat di kota-kota besar saja terutama kesiapan daerah untuk menyiapkan Sanitary Landfill di tahun 2013 ini. Sedangkan untuk penanganan saluran air (drainase) perkotaan sampai saat ini belum dilengkapi kebijakan yang terstruktur sehingga belum dikelola dengan baik, hal ini tercermin dengan masih banyaknya permasalahan banjir akibat genangan-genangan di jalan raya terutama di kota-kota besar yang menjadi salah satu penghambat kegiatan industri. Selain persampahan dan drainase, sektor utilitas lain adalah penanganan limbah yang sampai saat ini pun belum dilengkapi dengan kebijakan berupa perundang-undangan yang mengatur pengelolaan serta permasalahan llrnbah baik di perkotaan maupun di daerah. Pertambahan penduduk yang diikuti dengan pertumbuhan konsumsi masyarakat akan berdampak pada aspek utilitas dasar dalam hal ini aspek persampahan, drainase dan air limbah. Semakin tinggi jumlah penduduk semakin tinggi pula timbulan sampah yang dihasilkan. Rata-rata timbulan sampah penduduk Indonesia adalah sebesar 0,5 kgioranglhari. Pemerintah telah mengembangkan konsep pemikiran tentang pengejolaan sampah perkotaan untuk meminimalisir sampah di tempat pembuangan Akhir (TPA), yang dikenal dengan konsep 3 R (reduce, reuse, recycle) diantaranya melalui program bank sampah. Undang-undang Nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah dijadikan payung hukum dalam pengelolaan sampah. Namun pada pelaksanaannya, pengelolaan sampah di perkotaan maupun di daerah belumlah optimal karena sering ditemukan timbulan sampah yang tidak terurus di tempat terbuka, ataupun TPA yang dikelola dengan tidak memperhatikan unsur 2

8 lingkungan hidup, sehingga TPA tersebut malah menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan sekitarnya, seperti bau busuk dan pencemaran air tanah akibat air lindiflicit yang tidak diolah. Selain itu Pemerintah pun berupaya untuk menangani permasalahan sampah sebagai hasivaktifitas produksi berbagai industri terutama industri pangan, dan industri elektronik melalui program EPR (Extended Producer Responsibility) yaitu kewajiban para pelaku industri/produsen dalam mengelola/menangani produk-produknya hingga di konsumen agar tidak mencemari lingkungan, dimana saat in; masih dalam tahap pembahasan Roadmap tentang EPR di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Terkait drainase masih banyak yang tidak terurus bahkan beralih fungsi menjadi tempat sampah, sehingga saluran drainase tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Akibatnya ketika kondisi hujan, air tergenang, membanjiri jalanan dan bangunan. Kondisi lingkungan yang buruk ini, apabila tidak ditangani secara serius akan semakin merusak kualitas lingkungan, baik menurunnya keindahan kota, mengganggu kesehatan masyarakat dan berdampak pula terhadap pertumbuhan ekonomi Nasional. Dalam pengelolaan limbah, masih banyak yang menggabungkan salurannya dengan drainase, sehingga menambah beban drainase itu sendiri menyebabkan banjir, serta merusak lingkungan. Berbagai permasalahan dan kendala dalam pelaksanaan kebijakan dalam bidang utilitas tersebut tentunya akan terus bergulir bila tidak dilakukan langkah kongkrit dalam penyelesaian terhadap permasalahan yang terjadi. Berkaitan dengan hal tersebut diatas perlu dilakukan koordinasi dan sinkronisasi bersama KlL terkait terutama mengenai pengelolaan persampahan, limbah, drainase sehingga diharapkan dapat disusun rekomendasi kebijakan yang dapat meningkatkan pengelolaan persampahan, limbah dan drainase sehingga dapat menunjang perekonomian daerah dan nasional. 2. Tujuan dan Sasaran 2.1. Tujuan Membantu menelaah dan menganalisis data dan informasi terkait bahan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan 3

9 .. kebijakan di bidang Utilitas sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku agar semua pekerjaan dapat diselesaikan secara berdayaguna dan berhasil guna Sasaran a. Teridentifikasinya kondisi terkini dan permasalahan sektor Utilitas di Indonesia; b. Tersedianya bahan/datalinformasi terkait pelaksanaan kegiatan koordinasi dan sinkronisasi dengan Kementerian/Lembaga teknis yang terkait; c. Terlaksananya sosialisasi rekomendasi kebijakan sebagai hasil koordinasi dan sinkronisasi bidang utilitas secara berkelanjutan, baik dengan pemerintah pusat, daerah serta stakeholders terkait di seluruh wilayah Indonesia; d. Tersedianya hasil kerja kegiatan sinkronisasi dan koordinasi kebijakan serta monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan kebijakan di bidang Utilitas 3. Keluaran Laporan akhir kegiatan Tenaga Pendukung Ahli Analisis Ekonomi pada Subbidang Analisis Kebijakan Utilitas 4. Ruang Lingkup Pekerjaan a. Membantu mengumpulkan bahan - bahan kerja terkait kegiatan Subbidang Analisis Kebijakan Utilitas sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku untuk keperluan penyelesaian tugas; b. Membantu menganalisis serta menelaah bahan-bahan penyiapan penyelenggaraan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang Utilitas sesuai objek kerja dibidangnya untuk memperlancar pelaksanaan tugas; c. Membantu melakukan telaahan staf terkait permasalahan dan pelaksanaan kegiatan di bidang Utilitas sesuai peraturan yang berlaku dalam rangka penyelesaian tugas; 4

10 d. Membuat laporan berdasarkan hasil kerja untuk disampaikan kepada Kepala Subbidang Analisis Kebijakan Utilitas agar hasil telaahan dapat bermanfaat; e. Memberikan saran berdasarkan pelaksanaan tugas dan pemanfaatannya untuk disampaikan kepada Kepala Subbidang Analisis Kebijakan Utilitas. f. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh pimpinan baik secara tertulis maupun lisan untuk kelancaran pelaksanaan tugas. 5. Kebutuhan dan Kualifikasi Untuk melaksanakan pekerjaan ini diperlukan satu Tenaga Pendukung Ahli Analisis Ekonomi pada Subbidang Analisis Kebijakan Utilitas yang bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan dan hasil kerja. Kualifikasi Tenaga Pendukung Ahli Analisis Ekonomi terdiri dari: a. Kualifikasi Teknis 1. Wanita, usia min 23 th dan max 35 th; 2. Pendidikan minimal S1 (atau setara) jurusan Teknik Lingkungan; 3. Lulusan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) atau Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi, dengan IPK minimal 2,75 (skala 4,00); 4. Memiliki pengalaman kerja minimal 6 bulan di bidang utilitas di Kementerian/Lembaga; 5. Mampu mengoperasikan seluruh program Microsoft Office; 6. Mampu bekerja mandiri maupun dalam tim. b. Kualifikasi Administrasi 1. Tenaga Pendukung Ahli Analisis Ekonomi harus memiliki NPWP sesuai dengan Perpres 54/2010; 2. Daftar Riwayat Pekerjaan (Curriculum Vitae); 3. Surat Lamaran beserta Pas Foto 4 x 6 (1 lembar); 4. Bukti kontrak sebelumnya. 5

11 ,. 6. DurasilPelaksanaan Pekerjaan Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan ini adalah selama 11 (sebelas) bulan, terhitung mulai dari 1 Februari - 31 Desember Pembebanan Biaya Segala biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas Tenaga Pendukung Ahli Analisis Ekonomi pada Subbidang Analisis Kebijakan Utilitas dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Kementerian Negara Koordinator Bidang Perekonomian Tahun Anggaran Jakarta, 21.Januari 2015 Asisten Deputi Telematika dan Utilitas ~Pvv Ir. Eddy Satriya, M.A 6

12 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Kerangka Acuan Kerja TENAGA PENDUKUNG AHLI ANALISIS EKONOMI PADA SUBBIDANG EVALUASI KEBIJAKAN UTILITAS TAHUN ANGGARAN

13 KERANGKA ACUAN KERJA Tenaga Pendukung Ahli Analisis Ekonomi pada Subbidang Evaluasi Kebijakan Utilitas 1. Pendahuluan Seiring dengan perkembangan kegiatan manusia dan semakin kompleksnya kebutuhan yang harus dipenuhi, mengakibatkan peningkatan jumlah sampah dengan karakteristik yang semakin beragam. Sementara itu, kondisi sarana prasarana pengelolaan sampah yang tersedia di berbagai daerah sampai dengan saat ini juga masih jauh dari target yang diharapkan. Peningkatan/penggantian sistem TPA dari Open Dumping menjadi TPA yang berwawasan lingkungan yang menurut UU No. 18 Tahun 2008 tenggat waktunya adalah tahun 2013 belum dapat dipenuhi dan masih menyisakan banyak permasalahan. Peningkatan jumlah sampah dengan karakteristik yang semakin beragam, dapat dikategorikan menjadi sampah organik dan anorganik yang dihasilkan dari rumah tangga dan non rumah tangga. Jumlah timbulan sampah yang besar ini selanjutnya menjadi masalah dalam pengelolaannya yang hampir terjadi pada setiap kota di Indonesia. Saat ini jumlah rata-rata masyarakat perkotaan di Indonesia yang terlayani oleh pengelola sampah kota adalah sekitar 54%, cukup jauh dari yang dicanangkan dalam Millenium Development Goals (MOGs) sebesar 70%. Kurangnya armada angkutan sampah milik pengelola juga mengakibatkan terkendalanya proses angkut sampah dari TPS ke TPA sehingga sering terlihat tumpukan sampah di pinggir-pinggir jalanan kota. Pengelolaan sampah di TPA hendaknya sudah menerapkan sistem sanitary/controll landfill sebagai pelaksanaan amanat sesuai UU persampahan. Pengelolaan sampah organik sebagai bagian dari fasilitas sanitary landfill diharapkan dapat membantu mengurangi timbulan sampah salah satunya melalui metode landfilling. Hasil pengolahan sampah organik ini nantinya dapat digunakan sebagai pupuk (kompos) dan memiliki nilai tambah selain bagi pemerintah daerah setempat maupun bagi petani yang memanfaatkannya. Namun sayangnya teknologi landfilling belum diterapkan secara benar, yang terjadi justru hanya 2

14 aktivitas open-dumping yang sebetulnya tidak layak disebut sebagai sebuah teknologi penanganan sampah. Permasalahan lain yang menyebabkan sulitnya penerapan manajemen pengelolaan persampahan adalah adanya ketumpang tindihan antara peraturan - peraturan di Pemerintah Pusat dan Daerah, masing-masing Pejabat memiliki kepentingan yang berbeda-beda sehingga mengesampingkan kepentingan masyarakat luas terutama dalam sanitasi lingkungan. Selain permasalahan dalam manajemen pengelolaan sampah organik, bidang utilitas disini meliputi limbah (air limbah), saluran air (drainase) dan utilitas lainnya. Sarana dan prasarana limbah dan saluran air sampai saat ini belum tertata dengan baik, masih banyak yang bercampur menjadi satu aliran antara drainase dan limbah sehingga seharusnya mampu menampung debit air hujan, menjadi tidak optimal karena air limbah pun ikut dibuang ke saluran yang sama, menyebabkan banjir atau timbulnya genangan air permukaan. Guna mendukung pelaksanaan kebijakan, penyelesaian regulasi dan permasalahan bidang utilitas terutama dalam penanganan dan pengelolaan persampahan organik serta limbah, saluran air dan utilitas lainnya maka dibutuhkan Tenaga Pendukung Ahli Analisis Ekonomi Pada Subbidang Evaluasi Kebijakan Utilitas, diharapkan mampu membantu terlaksananya berbagai program bidang Utilitas yang ada di tahun Tujuan dan Sasaran 2.1. Tujuan Menelaah dan menganalisis data dan informasi terkait bahan penyiapan penyelenggaraan monitoring dan evaluasi terkait dengan permasalahan dan pelaksanaan kegiatan di bidang Utilitas (khususnya terkait managemen pengelolaan sampah organik, dan secara umum terkait limbah, saluran drainase dan utilitas lainnya) sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku agar semua pekerjaan dapat di selesaikan secara berdayaguna dan berhasilguna Sasaran a. Teridentifikasinya kondisi terkini dan permasalahan sektor Utilitas di Indonesia; 3

15 b. Tersedianya bahanfdatalinformasi terkait pelaksanaan kegiatan pemantauan dan evaluasi dengan KementerianlLembaga teknis yang terkait; c. Terlaksananya sosialisasi rekomendasi kebijakan sebagai hasil pemantauan dan evaluasi bidang utilitas secara berkelanjutan. baik dengan pemerintah pusat, daerah serta stakeholders terkait di seluruh wilayah Indonesia; d. Tersedianya hasil kerja kegiatan sinkronisasi dan koordinasi kebijakan serta monitoring. evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan kebijakan di bidang Utilitas. 3. Keluaran Laporan akhir kegiatan Tenaga Pendukung Ahli Analisis Ekonomi pada Subbidang Evaluasi Kebijakan Utilitas 4. Ruang Lingkup Pekerjaan a. Membantu mengumpulkan bahan-bahan kerja terkait kegiatan Subbidang Evaluasi Kebijakan Utilitas sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku untuk keperluan penyelesaian tugas; b. Membantu menganalisa serta menelaah bahan-bahan penyiapan penyelenggaraan monitoring dan Evaluasi terkait dengan permasalahan dan pelaksanaan kegiatan di bidang Utilitas (khususnya terkait managemen pengelolaan sampah organik. dan secara umum terkait limbah. saluran drainase dan utilitas lainnya) sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar memperlancar pelaksanaan tugas; c. Membantu melakukan telaahan staf terkait permasalahan dan pelaksanaan kegiatan di bidang Utilitas (khususnya terkait managemen pengelolaan sampah organik. dan secara umum terkait limbah, saluran drainase dan utilitas lainnya) sesuai peraturan yang berlaku dalam rangka penyelesaian tugas; d. Membuat laporan berdasarkan hasil kerja untuk disampaikan kepada Kepala Subbidang Evaluasi Kebijakan Utilitas agar hasil telaahan dapat bermanfaat; 4

16 e. Memberikan saran berdasarkan pelaksanaan tugas dan pemanfaatannya untuk disampaikan kepada Kepala Subbidang Evaluasi Kebijakan Utilitas; f. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh pimpinan baik secara tertulis maupun lisan. 5. Kebutuhan dan Kuallfikasi Untuk melaksanakan pekerjaan ini diperlukan satu Tenaga Pendukung Ahli Analisis Ekonomi pada Subbidang Evaluasi Kebijakan Utilitas yang bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan dan hasll kerja. Kualifikasi Tenaga Pendukung Ahli Analisis Ekonomi terdiri dari: a. Kualifikasi Teknis 1. PriaNVanita, usia min 23 th dan max 36 th; 2. Pendidikan S1 jurusan Teknik lingkunganl Teknologi Pertanianl Ekonomil IImu Hukum; 3. Lulusan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dengan IPK 2.75 (skala 4.00); 4. Mampu mengoperasikan seluruh program Microsoft Office; 5. Mampu bekerja mandiri maupun dalam tim. b. Kualifikasi Administrasi 1. Tenaga Pendukung Ahli Analisis Ekonomi harus memiliki NPWP sesuai dengan Perpres 54/2010; 2. Daftar Riwayat Pekerjaan (Curriculum Vitae); 3. Surat Lamaran lengkap beserta Pas Foto 4 x 6 (1 lembar). 6. Durasi I Pelaksanaan Pekerjaan Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan ini adalah selama 11 (sebelas) bulan. dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan mulai dari 1 Februari - 31 Desember

17 ., 7. Pembebanan Biaya Segala biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas Tenaga Pendukung Ahli Analisis Ekonomi pada Subbidang Evaluasi Kebijakan Utilitas dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Kementerian Negara Koordinator Bidang Perekonomian Tahun Anggaran Jakarta, ~ ljanuari 2015 Asisten Oeputi Telematika dan Utilitas Ir. Eddy Satriya, M.A

18 " KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Kerangka Acuan Kerja TENAGA PENDUKUNG AHLI ANALISIS EKONOMI PADA SUBBIDANG EVALUASI KEBIJAKAN TELEMATIKA TAHUN ANGGARAN 2015

19 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Tenaga Pendukung Ahli Analisis Ekonomi pada Subbidang Evaluasi Kebijakan Telematika 1. Pendahuluan Ketersediaan infrastruktur telematika merupakan kebutuhan mendasar dimana saat ini Indonesia terus berupaya melakukan pembangunan di bidang tersebut untuk meningkatkan daya saing perekonomian guna mencapai tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi, meningkatkan lapangan kerja, mengurangi kemiskinan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Indonesia dengan jumlah penduduk mencapai 240 [uta jiwa dan tingkat penetrasi telekomunikasi yang masih rendah merupakan pasar telekomunikasi yang sangat potensial. Penyusunan Nasional Broadband Plan dalam sektor telematika harus dilakukan sebagai upaya peningkatan akses/jaringan internet dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi disegala bidang. Pelaksanaan pemerataan akses telematika hendaknya berpedoman kepada kebijakan-kebijakan pemerintah yang ada diantaranya terhadap Undang-Undang No. 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi Umum, UU No 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, UU no. 14 thun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP), Palapa Ring sebagai salah satu program flagship DeTIKNas, Program usa (Universal Service Obligation) dan juga Jardiknas. Berbagai permasalahan dan kendala dalam pelaksanaan kebijakan dalam bidang telematika tersebut tentunya akan terus bergulir bila tidak dilakukan langkah kongkrit dalam penyelesaian terhadap permasalahan yang terjadl. Kegiatan pemantauan dan evaluasi ini adalah langkah awal untuk mengidentiftkasi lebih jauh permasalahan yang terjadi, agar kebijakan yang telah disusun dapat berjalan dengan tepat guna dan tepat sasaran 2

20 serta sumber daya dan dana yang dikeluarkan dapat digunakan secara optimal. Guna mendukung jalannya pemerataan akses tersebut maka diperlukan program pemantauan dan juga evaluasi ke daerah-daerah terhadap kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat apakah telah dijalankan seoptimal mungkin ataukah belum oleh Pemerintah Daerah. 2. Tujuan dan Sasaran 2.1. Tujuan Membantu menelaah dan menganalisis data dan informasi terkait bahan penyiapan penyelenggaraan monitoring dan evaluasi terkait dengan permasalahan dan pelaksanaan kegiatan di bidang Telematika sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku agar semua pekerjaan dapat diselesaikan secara berdayaguna dan berhasil guna Sasaran a. Teridentifikasinya kondisi terkini dan permasalahan sektor Telematika di Indonesia; b. Tersedianya bahan/data/informasi terkait pelaksanaan kegiatan pemantauan dan evaluasi dengan Kementerian/Lembaga teknis yang terkait c. Terlaksananya sosialisasi rekomendasi kebijakan sebagai hasil pemantauan dan evaluasi bidang telematika secara berkelanjutan, baik dengan pemerintah pusat, daerah serta stakeholders terkait di seluruh wilayah Indonesia; d. Tersedianya hasil kerja kegiatan sinkronisasi dan koordinasi kebijakan serta monitoring. evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan kebijakan di bidang Telematika 3. Keluaran Laporan akhir kegiatan Tenaga Pendukung Ahli Analisis Ekonomi pada Subbidang Evaluasi Kebijakan Telematika 3

21 4. Ruang Lingkup Pekerjaan a. Membantu mengumpulkan bahan-bahan kerja terkait kegiatan Subbidang Evaluasi Kebijakan Telematika sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku untuk keperluan penyelesaian tugas; b. Membantu menganalisa serta menelaah bahan-bahan penyiapan penyelenggaraan monitoring dan Evaluasi terkait dengan permasalahan dan pelaksanaan kegiatan di bidang Telematika sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar memperlancar pelaksanaan tugas; c. Membantu melakukan telaahan staf terkait permasalahan dan pelaksanaan kegiatan di bidang Telematika sesuai peraturan yang berlaku dalam rangka penyelesaian tugas; d. Membuat laporan berdasarkan hasil kerja untuk disampaikan kepada Kepala Subbidang Evaluasi Kebijakan Telematika agar hasil telaahan dapat bermanfaat; e. Memberikan pemanfaatannya untuk disampaikan kepada Kepala Subbidang Evaluasi Kebijakan Telematika; saran berdasarkan pelaksanaan tugas dan f. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh pimpinan baik secara tertulis maupun lisan. 5. Kebutuhan dan Kualifikasi Untuk melaksanakan pekerjaan ini diperlukan satu Tenaga Pendukung Ahli Analisis Ekonomi pada Subbidang Evaluasi Kebijakan Telematika yang bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan dan hasil kerja. Kualifikasi Tenaga Pendukung Ahli Analisis Ekonomi terdiri dari: a. Kualifikasi Teknis 1) Pria/wanita, usia min 23 th dan max 35 th; 2) Pendidikan minimal S1 (atau setara) jurusan Teknik ElektrolTeknik Telekomunikasi/Sistem dan Teknologi Informasi; 3) Lulusan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) atau Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi, dengan IPK minimal 2.75 (skala 4,00); 4) Mampu mengoperasikan seluruh program Microsoft Office; 5) Mampu bekerja mandiri maupun dalam tim. 4

22 b. Kualifikasi Administrasi 1) Tenaga Pendukung Ahli Analisis Ekonomi harus memiliki NPWP sesuai dengan Perpres 54/2010; 2) Daftar Riwayat Hidup (Curriculum Vitae); 3) Surat Lamaran beserta Pas Foto 4 x 6 (1 lembar). 6. Durasi I Pelaksanaan Pekerjaan Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan ini adalah selama 11 (sebelas) bulan terhitung mulai tanggal 1 Februari - 31 Desember Pembebanan Biaya Segala biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas Tenaga Pendukung Ahli Analisis Ekonomi pada Subbidang Evaluasi Kebijakan Telematika dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Kementerian Negara Koordinator Bidang Perekonomian Tahun Anggaran Jakarta, l.l...januari 2015 Asisten Deputi Telematika dan Utilitas Ir. Eddy Satriya, M.A 5

23 , KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Kerangka Acuan Kerja TENAGA PENDUKUNG ADMINISTRASI (CARAKA) PADA SUBBIDANG EVALUASI KEBIJAKAN TELEMA TIKA TAHUN ANGGARAN 2015

24 ~ _._- KERANGKA ACUAN KERJA Tenaga Pendukung Administrasi (Caraka) Pada Subbidang Evaluasi Kebijakan Telematika 1. Pendahuluan Ketersediaan infrastruktur telematika merupakan kebutuhan mendasar dimana saat ini Indonesia terus berupaya melakukan pembangunan di bidang tersebut untuk meningkatkan daya saing perekonomian guna mencapai tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi, meningkatkan lapangan kerja, mengurangi kemiskinan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pelaksanaan pemerataan akses telematika hendaknya berpedoman kepada kebijakan-kebijakan pemerintah yang ada diantaranya terhadap Undang-Undang No. 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi Umum, UU No 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, UU no. 14 thun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP), Palapa Ring sebagai salah satu program flagship OeTIKNas, Program usa (Universal Service Obligation) dan juga Jardiknas. 8erbagai permasalahan dan kendala dalam pelaksanaan kebijakan dalam bidang telematika tersebut tentunya akan terus bergulir bila tidak dilakukan langkah kongkrit dalam penyelesaian terhadap permasalahan yang terjadi. Kegiatan pemantauan dan evaluasi ini adalah langkah awal untuk mengidentifikasi lebih jauh permasalahan yang terjadi, agar kebijakan yang telah disusun dapat berjalan dengan tepat guna dan tepat sasaran serta sumber daya dan dana yang dikeluarkan dapat digunakan secara optimal. Guna mendorong serta mendukung terlaksananya kegiatan Subbidang Evaluasi Kebijakan Telematika maka dibutuhkan Tenaga Pendukung Administrasi (Caraka). Dengan tersedianya Caraka diharapkan mampu membantu terlaksananya berbagai program di bidang telematika. 2. Tujuan dan Sasaran 2

25 _ Tujuan Melaksanakan pengiriman surat ke alamat yang dituju baik secara langsung maupun melalui faximile, surat elektronik, dan jasa pengiriman, serta membantu menyiapkan berbagai kegiatan pengadministrasian sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku, agar kegiatan di lingkungan Asisten Oeputi Telematika dan Utilitas dapat berjalan dengan lancar Sasaran 1. Tersedia dan terpeliharanya bahan dan alat kerja di lingkup Subbidang Evaluasi Kebijakan Telematika 2. Terlaksananya fungsi dan tugas sesuai dengan SOP yang berlaku 3. Tersedianya basil kerja kegiatan di lingkup Subbidang Evaluasi Kebijakan Telematika 3. Keluaran Laporan akhir kegiatan Tenaga pendukung administrasi (Caraka) pada Subbidang Evaluasi Kebijakan Telematika. 4. RuangLingkup Pekerjaan a. Menerima suratldokumen yang telah dibukukan dalam buku ekspedisi untuk dikirim agar dapat diproses lebih lanjut. b. Membantu persiapan kegiatan rapat, FGD, workshop ataupun seminar terkait kegiatan pemantauan dan evaluasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk menunjang kegiatan administrasi di lingkup kegiatan Subbidang Evaluasi Kebijakan Telematika. c. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh pimpinan baik secara tertulis maupun lisan untuk kelancaran pelaksanaan tugas. 5. Kebutuhandan Kualifikasi Untuk melaksanakan pekerjaan ini diperlukan satu Tenaga Pendukung Administrasi (Caraka) pada Subbidang Evaluasi Kebijakan Telematika yang bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan dan hasil kerja.,_ 3

26 Kualifikasi Tenaga Pendukung Administrasi (Caraka) pada Subbidang Evaluasi Kebijakan Telematika terdiri dari: a. Kualifikasi Umum 1. Wanita, usia min 20 th dan max 35 th; 2. Lulusan SMU atau sede rajat; 3. Memiliki motivasi kerta yang baik; 4. Mampu mengoperasikan computer (MS Office); 5. Berkelakuan baik, rajin, dan teliti: 6. Memiliki pengalaman kerja minimal 1 tahun di Kementerianl Lembaga. b. Kualifikasi Administrasi 1. Memiliki NPWP sesuai dengan Perpres 54/2010; 2. Daftar Riwayat Pekerjaan (Curriculum Vitae); 3. Surat Lamaran lengkap beserta Pas Foto 4 x 6 (1 lembar). 4. Bukti kontrak sebelumnya. 6. Durasi I Pelaksanaan Pekerjaan Waktu yang dipertukan untuk melaksanakan kegiatan ini adalah selama 11 (sebelas) bulan terhitung mulai tanggal1 Februari - 31 Desember Pembebanan Biaya Segala biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas Tenaga Pendukung Administrasi (Caraka) pada Subbidang Evaluasi Kebijakan Telematika dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Kementerian Negara Koordinator Bidang Perekonomian Tahun Anggaran Jakarta, 'll..januari 2015 Asisten Oeputi Telematika dan Utilitas Ir. Eddy Satriya, M.A.4

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4, Jakarta 10710 Telp: +62 21 345 6714; Fax: +62 21 345 6817 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) TENAGA PENDUKUNG TEKNIS BIDANG MANAJEMEN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Kerangka Acuan Kerja TENAGA PENDUKUNG TEKNIS ANALIS SUMBER DAYA AIR (02.1) ASISTEN DEPUTI INFRASTRUKTUR SUMBER DAYA AIR TAHUN ANGGARAN 2018 KERANGKA ACUAN KERJA

Lebih terperinci

TENAGA PENDUKUNG ADMINISTRASI BIDANG PERUMAHAN DAN PERTANAHAN

TENAGA PENDUKUNG ADMINISTRASI BIDANG PERUMAHAN DAN PERTANAHAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Kerangka Acuan Kerja TENAGA PENDUKUNG ADMINISTRASI BIDANG PERUMAHAN DAN PERTANAHAN ASISTEN DEPUTI PERUMAHAN, PERTANAHAN DAN PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA

KERANGKA ACUAN KERJA Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian KERANGKA ACUAN KERJA Tenaga Pendukung Teknis Analis Pemanfaatan Ruang Bidang Kawasan Strategis Ekonomi Asisten Deputi Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi

Lebih terperinci

KODE: PERUMAHAN-D6-16 PERUMAHAN-D6-17 PERUMAHAN-D6-18 PERUMAHAN-D6-20

KODE: PERUMAHAN-D6-16 PERUMAHAN-D6-17 PERUMAHAN-D6-18 PERUMAHAN-D6-20 KODE: PERUMAHAN-D6-16 PERUMAHAN-D6-17 PERUMAHAN-D6-18 PERUMAHAN-D6-20 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Kerangka Acuan Kerja TENAGA PENDUKUNG AHLI ANALISIS EKONOMI KERJASAMA PEMERINTAH DAN SWASTA

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4, Jakarta 10710 Telp: +62 21 345 6714; Fax: +62 21 345 6817 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) TENAGA PENDUKUNG

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4, Jakarta 10710 Telp: +62 21 345 6714; Fax: +62 21 345 6817 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) TENAGA PENDUKUNG

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4, Jakarta 10710 Telp: +62 21 345 6714; Fax: +62 21 345 6817 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) TENAGA PENDUKUNG

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4, Jakarta 10710 Telp: +62 21 345 6714; Fax: +62 21 345 6817 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) TENAGA PENDUKUNG

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) Jln. Medan Merdeka Barat No. 7, Jakarta Pusat KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) TENAGA PENDUKUNG

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) Jln. Medan Merdeka Barat No. 7, Jakarta Pusat KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) TENAGA PENDUKUNG

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) Jln. Medan Merdeka Barat No. 7, Jakarta Pusat KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) TENAGA PENDUKUNG

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) Jln. Medan Merdeka Barat No. 7, Jakarta Pusat KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) TENAGA PENDUKUNG

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) Jln. Medan Merdeka Barat No. 7, Jakarta Pusat KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) TENAGA PENDUKUNG

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) Jln. Medan Merdeka Barat No. 7, Jakarta Pusat KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) TENAGA PENDUKUNG

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) Jln. Medan Merdeka Barat No. 7, Jakarta Pusat KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) TENAGA PENDUKUNG

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) Jln. Medan Merdeka Barat No. 7, Jakarta Pusat KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) TENAGA PENDUKUNG

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) Jln. Medan Merdeka Barat No. 7, Jakarta Pusat KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) TENAGA PENDUKUNG

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) Jln. Medan Merdeka Barat No. 7, Jakarta Pusat KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) TENAGA PENDUKUNG

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) Jln. Medan Merdeka Barat No. 7, Jakarta Pusat KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) TENAGA PENDUKUNG

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Kerja

Kerangka Acuan Kerja KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Kerangka Acuan Kerja TENAGA PENDUKUNG TEKNIS PENGELOLAAN INFORMASI PADA BIDANG PROGRAM DAN TATA KELOLA (03.1) TAHUN ANGGARAN 2018 1 1. Latar Belakang Dalam rangka

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) Jln. Medan Merdeka Barat No. 7, Jakarta Pusat KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) TENAGA PENDUKUNG

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) Jln. Medan Merdeka Barat No. 7, Jakarta Pusat KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) TENAGA PENDUKUNG

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) Jln. Medan Merdeka Barat No. 7, Jakarta Pusat KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) TENAGA PENDUKUNG

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) Jln. Medan Merdeka Barat No. 7, Jakarta Pusat KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) TENAGA PENDUKUNG

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Berdasarkan hasil penetapan wilayah penanganan prioritas disusun rencana pengembangan sanitasi untuk tiga sektor yaitu air limbah, persampahan dan drainase. Program

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA. JI. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta 10710

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA. JI. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta 10710 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA UNIT LAYANAN PENGADAAN PENGUMUMANPENGADAANJASATENAGAPENDUKUNGPERORANGAN DEPUTI VI BARANG/JASA JI. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta 10710

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN. Kerangka Acuan Kerja. Tenaga Pendukung Teknis Analis Hukum Bidang Penataan Ruang

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN. Kerangka Acuan Kerja. Tenaga Pendukung Teknis Analis Hukum Bidang Penataan Ruang KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Kerangka Acuan Kerja Tenaga Pendukung Teknis Analis Hukum Bidang Penataan Ruang TAHUN ANGGARAN 2018 1 I. LATAR BELAKANG Pentingnya aspek kewilayahan dalam pembangunan

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Kerja

Kerangka Acuan Kerja KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Kerangka Acuan Kerja TENAGA PENDUKUNG TEKNIS BIDANG WORKING GROUP (WG) PENGEMBANGAN BATAM-BINTAN-KARIMUN (BBK) KERJASAMA EKONOMI INDONESIA SINGAPURA (04.1) TAHUN

Lebih terperinci

TRANSPORTASI TRANSPORTASI TRANSPORTASI TRANSPORTASI TRANSPORTASI TRANSPORTASI TRANSPORTASI-06-1S

TRANSPORTASI TRANSPORTASI TRANSPORTASI TRANSPORTASI TRANSPORTASI TRANSPORTASI TRANSPORTASI-06-1S KOOE: TRANSPORTASI-06-09 TRANSPORTASI-06-10 TRANSPORTASI-06-11 TRANSPORTASI-06-12 TRANSPORTASI-06-13 TRANSPORTASI-06-14 TRANSPORTASI-06-1S KEMENTERIAN KOOROINATOR BIOANG PEREKONOMIAN Kerangka Acuan Kerja

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN SUMDER DAYA MANUSIA (SDM)-TENAGA PENDUKUNG SEKRETARIAT DEWAN NASIONAL KEUANGAN INKLUSIF

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN SUMDER DAYA MANUSIA (SDM)-TENAGA PENDUKUNG SEKRETARIAT DEWAN NASIONAL KEUANGAN INKLUSIF KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN SUMDER DAYA MANUSIA (SDM)-TENAGA PENDUKUNG SEKRETARIAT DEWAN NASIONAL KEUANGAN INKLUSIF TAHUN ANGGARAN 2017 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN SUMBER DAYA MANUSIA

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN SUMDER DAYA MANUSIA (SDM) SEKRETARIAT DEWAN NASIONAL KEUANGAN INKLUSIF

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN SUMDER DAYA MANUSIA (SDM) SEKRETARIAT DEWAN NASIONAL KEUANGAN INKLUSIF KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN SUMDER DAYA MANUSIA (SDM) SEKRETARIAT DEWAN NASIONAL KEUANGAN INKLUSIF TAHUN ANGGARAN 2018 1. LATAR BELAKANG KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN SUMBER DAYA MANUSIA

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM UTAMA

DESKRIPSI PROGRAM UTAMA DESKRIPSI PROGRAM UTAMA PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat,

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN SUMDER DAYA MANUSIA (SDM)-RESEPSIONIS SEKRETARIAT DEWAN NASIONAL KEUANGAN INKLUSIF

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN SUMDER DAYA MANUSIA (SDM)-RESEPSIONIS SEKRETARIAT DEWAN NASIONAL KEUANGAN INKLUSIF KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN SUMDER DAYA MANUSIA (SDM)-RESEPSIONIS SEKRETARIAT DEWAN NASIONAL KEUANGAN INKLUSIF TAHUN ANGGARAN 2017 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2015 DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN

DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan,

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Perumusan strategi dalam percepatan pembangunan sanitasi menggunakan SWOT sebagai alat bantu, dengan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada tiap

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Upaya kesehatan lingkungan berdasarkan Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030 pada sasaran ke enam ditujukan untuk mewujudkan ketersediaan dan pengelolaan

Lebih terperinci

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA TAHUN LOGO2013 VISI Terciptanya Kondisi Lingkungan Masyarakat yang Sehat dan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) Jln. Medan Merdeka Barat No. 7, Jakarta Pusat KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) TENAGA PENDUKUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap kesehatan, meningkatkan produktifitas dan meningkatkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT ANALISIS SWOT Air Limbah Domestik A. Analisa SWOT O lingkungan mendukung agresif stabil w lemah selektif berputar Besar-besaran kuat s * (-39 : -24) ceruk terpusat lingkungan

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SELAKU KETUA HARIAN DEWAN NASIONAL KEUANGAN INKLUSIF NOMOR 6 TAHUN

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI POLEWALI MANDAR BUPATI POLEWALI MANDAR PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN DAN LINGKUNGAN OLEH PEMERINTAH, SWASTA DAN MASYARAKAT BUPATI POLEWALI MANDAR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN. Review Penyusunan Masterplan Air Limbah. Menyediakan dokumen perencanaan air limbah domestik skala Kabupaten

DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN. Review Penyusunan Masterplan Air Limbah. Menyediakan dokumen perencanaan air limbah domestik skala Kabupaten Lampiran-5 Sektor Air Limbah Program/Kegiatan DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN Review Penyusunan Masterplan Air Limbah Review dokumen masterplan merupakan suatu tahap awal perbaikan dari perencanaan air limbah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan industri dan urbanisasi pada daerah perkotaan dunia yang tinggi meningkatkan volume dan tipe sampah. Aturan pengelolaan sampah yang kurang tepat

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) STUDI KELAYAKAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) KABUPATEN NIAS BARAT 1. LATAR BELAKANG Sampah sebagai hasil samping dari berbagai aktifitas/kegiatan dalam kehidupan maniusia maupun

Lebih terperinci

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 4.1 SASARAN DAN ARAHAN PENAHAPAN PENCAPAIAN Sasaran Sektor Sanitasi yang hendak dicapai oleh Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : - Meningkatkan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Bab ini menjelaskan mengenai strategi sanitasi yang mencakup tidak hanya aspek teknis saja tetapi juga aspek non teknis (kelembagaan, pendanaan, komunikasi, partisipasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas sampah yang dihasilkan. Demikian halnya dengan jenis sampah,

BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas sampah yang dihasilkan. Demikian halnya dengan jenis sampah, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia dengan segala aktivitasnya pastilah tidak terlepas dengan adanya sampah, karena sampah merupakan hasil efek samping dari adanya aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan

BAB I PENDAHULUAN. pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Meningkatnya volume sampah di Surakarta telah menimbulkan masalah yang kompleks dalam pengelolaan sampah. Untuk itu dibutuhkan strategi yang efektif untuk mereduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Millenium Development Goals (MDG s) atau tujuan pembangunan millennium adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia melalui komitmen bersama antara

Lebih terperinci

L-3. Kerangka Kerja Logis TABEL KKL. Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1

L-3. Kerangka Kerja Logis TABEL KKL. Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1 L-3 Kerangka Kerja Logis TABEL KKL Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1 TABEL KKL SUBSEKTOR KEGIATAN AIR LIMBAH IPLT masih dalam proses optimalisasi BABs masih 34,36% Cakupan layanan sarana prasarana

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi II-1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Pembangunan Tahun 2011-2015 adalah Melanjutkan Pembangunan Menuju Balangan yang Mandiri dan Sejahtera. Mandiri bermakna harus mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi eksisting sanitasi di perkotaan masih sangat memprihatinkan karena secara pembangunan sanitasi tak mampu mengejar pertambahan jumlah penduduk yang semakin

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN SANITASI KABUPATEN MADIUN

BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN SANITASI KABUPATEN MADIUN BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN SANITASI KABUPATEN MADIUN 5.1 STRATEGI SEKTOR DAN ASPEK UTAMA Bagian ini memuat daftar program dan kegiatan yang menjadi prioritas pembangunan sanitasi Kabupaten Madiun Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia merupakan negara yang sedang berupaya

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia merupakan negara yang sedang berupaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sebagai negara berkembang, Indonesia merupakan negara yang sedang berupaya mengembangkan sektor perokonomian. Pertumbuhan perekonomian yang sedang berlangsung di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab ini akan dibahas mengenai strategi pengembangan sanitasi di Kota Bandung, didasarkan pada analisis Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT) yang telah dilakukan.

Lebih terperinci

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan 1. Meningkatnya pembangunan Tersedianya Tersedianya Penyusunan Masterplan Penyusunan Masterplan

Lebih terperinci

KEMENTERlAN KOORDlNATOR BlDANG PEREKONOMlAN. Kerangka Acuan Kerja. PEGAWAI TIDAK TETAP (Sl)DAN PEGAWAI TIDAK TETAP LAINNYA (SLTA) BIDANG PANGAN

KEMENTERlAN KOORDlNATOR BlDANG PEREKONOMlAN. Kerangka Acuan Kerja. PEGAWAI TIDAK TETAP (Sl)DAN PEGAWAI TIDAK TETAP LAINNYA (SLTA) BIDANG PANGAN KEMENTERlAN KOORDlNATOR BlDANG PEREKONOMlAN Kerangka Acuan Kerja PEGAWAI TIDAK TETAP (Sl)DAN PEGAWAI TIDAK TETAP LAINNYA (SLTA) BIDANG PANGAN TAHUN ANGGARAN 2015 KERANGKA ACUAN KERf A (KAK) PTT (S1) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 19 BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Seiring peningkatan populasi penduduk mengakibatkan meningkatnya jumlah dan keragaman sampah yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Dalam percepatan pembangunan sanitasi menggunakan SWOT sebagai alat bantu perumusan strategi, dengan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada tiap

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten ( Refisi 2012)

Strategi Sanitasi Kabupaten ( Refisi 2012) 4.1 Sasaran dan Arahan Tahapan Pencapaian. Bab empat (IV) ini merupakan inti dari Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman tahun 2012-2016 yang akan memaparkan antara lain tujuan, sasaran, tahapan pencapaian

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : PER-11/M.EKON/08/ 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEGAWAI TIDAK TETAP (S1) DAN PEGAWAI TIDAK TETAP LAINYA (SLTA/SMK) BIDANG KELAUTAN, PERIKANAN DAN PETERNAKAN

PEGAWAI TIDAK TETAP (S1) DAN PEGAWAI TIDAK TETAP LAINYA (SLTA/SMK) BIDANG KELAUTAN, PERIKANAN DAN PETERNAKAN KEMENTERlAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Kerangka Acuan Kerja PEGAWAI TIDAK TETAP (S1) DAN PEGAWAI TIDAK TETAP LAINYA (SLTA/SMK) BIDANG KELAUTAN, PERIKANAN DAN PETERNAKAN TAHUN ANGGARAN 2015 .. I

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah menjadi persoalan serius terutama di kota-kota besar, tidak hanya di Indonesia saja, tapi di seluruh

Lebih terperinci

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari semua pihak, karena setiap manusia pasti memproduksi sampah, disisi lain. masyarakat tidak ingin berdekatan dengan sampah.

BAB I PENDAHULUAN. dari semua pihak, karena setiap manusia pasti memproduksi sampah, disisi lain. masyarakat tidak ingin berdekatan dengan sampah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masalah sampah merupakan fenomena sosial yang perlu mendapat perhatian dari semua pihak, karena setiap manusia pasti memproduksi sampah, disisi lain masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam program pembangunan kesehatan masyarakat salah satunya adalah program lingkungan sehat, perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kondisi umum sanitasi di Indonesia sampai dengan saat ini masih jauh dari kondisi faktual yang diharapkan untuk mampu mengakomodir kebutuhan dasar bagi masyarakat

Lebih terperinci

Tabel Deskripsi Program / Kegiatan

Tabel Deskripsi Program / Kegiatan Lampiran E. Deskripsi Program & Kegiatan Tabel Deskripsi Program / Kegiatan Komponen Air Limbah Program Penyusunan Masterplan Air Limbah Latar Belakang Dokumen masterplan merupakan suatu tahap awal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan sampah tidak lepas dari adanya aktivitas manusia di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan sampah tidak lepas dari adanya aktivitas manusia di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan sampah tidak lepas dari adanya aktivitas manusia di berbagai sektor. Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Berdasarkan hasil penetapan wilayah penanganan prioritas disusun rencana pengembangan sanitasi untuk tiga sektor yaitu air, persampahan dan drainase. Program pengembangan

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI BAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI 3.1 Tujuan, dan Pengembangan Air Limbah Domestik Tujuan : Meningkatkan lingkungan yang sehat dan bersih di Kabupaten Wajo melalui pengelolaan air limbah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan saling terkait antar satu dengan lainnya. Manusia membutuhkan kondisi lingkungan yang

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Berdasarkan hasil penetapan wilayah penanganan prioritas disusun rencana pengembangan sanitasi untuk tiga sektor yaitu air limbah, persampahan dan drainase. Program

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Pesatnya pertambahan penduduk menyebabkan meningkatnya berbagai aktivitas sosial ekonomi masyarakat, pembangunan fasilitas kota seperti pusat bisnis, komersial dan industri,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa air minum

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bandar Lampung yang dikategorikan sebagai kota yang sedang berkembang,

I. PENDAHULUAN. Bandar Lampung yang dikategorikan sebagai kota yang sedang berkembang, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bandar Lampung yang dikategorikan sebagai kota yang sedang berkembang, menghasilkan sampah dengan karakteristik yang bervariasi. Peningkatan jumlah penduduk mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi mengakibatkan bertambahnya volume sampah. Di samping itu, pola konsumsi masyarakat memberikan

Lebih terperinci

B U P A T I B O Y O L A L I P R O V I N S I J A W A T E N G A H

B U P A T I B O Y O L A L I P R O V I N S I J A W A T E N G A H 1 B U P A T I B O Y O L A L I P R O V I N S I J A W A T E N G A H PERATURAN BUPATI BOYOLALI NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG STAF AHLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOYOLALI, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI

ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI Strategi layanan sanitasi pada dasarnya adalah untuk mewujudkan Tujuan dan Sasaran pembangunan sanitasi yang bermuara pada pencapaian Visi dan Misi

Lebih terperinci

BAB IV. Strategi Pengembangan Sanitasi

BAB IV. Strategi Pengembangan Sanitasi BAB IV Strategi Pengembangan Sanitasi Program pengembangan sanitasi untuk jangka pendek dan menengah untuk sektor air limbah domestik, persampahan dan drainase di Kabupaten Aceh Jaya merupakan rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sampah merupakan masalah yang dihadapi oleh seluruh negara di dunia. Selain itu, sampah juga berpotensi besar menimbulkan masalah lingkungan dan kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan limbah yang dihasilkan dari adanya aktivitas manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan limbah yang dihasilkan dari adanya aktivitas manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sampah merupakan limbah yang dihasilkan dari adanya aktivitas manusia. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi manusia terhadap barang

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.389, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. Penyediaan Air Minum. Sanitasi. Percepatan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan pengelolaan sampah merupakan sesuatu yang tidak asing lagi bagi setiap wilayah di dunia tidak terkecuali Indonesia. Hampir di seluruh aspek kehidupan manusia

Lebih terperinci

BAB 6 MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

BAB 6 MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB 6 MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintah yang demokratis, transparan, akutabel, efesien dan efektif dalam perencanaan pembangunan di bidang diperlukan tahapan,

Lebih terperinci

LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN

LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN Sub Sektor Air Limbah Program Penyusunan Master Plan Air Limbah Latar Belakang Dokumen masterplan merupakan suatu tahap awal dari perencanaan. Dokumen ini sangat diperlukan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR TAHUN KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2013 KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN PEMALANG

LAPORAN AKHIR TAHUN KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2013 KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN PEMALANG LAPORAN AKHIR TAHUN KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2013 KANTOR LINGKUNGAN HIDUP DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Kesesuaian Perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin meningkat seiring dengan kemajuan teknologi, yang juga akan membawa permasalahan lingkungan.

Lebih terperinci

VII. PEMBAHASAN UMUM 7.1. Visi Pengelolaan Kebersihan Lingkungan Berkelanjutan

VII. PEMBAHASAN UMUM 7.1. Visi Pengelolaan Kebersihan Lingkungan Berkelanjutan VII. PEMBAHASAN UMUM 7.1. Visi Pengelolaan Kebersihan Lingkungan Berkelanjutan TPA Bakung kota Bandar Lampung masih belum memenuhi persyaratan yang ditentukan, karena belum adanya salahsatu komponen dari

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN SUMDER DAYA MANUSIA (SDM)-PRAMUBAKTI SEKRETARIAT DEWAN NASIONAL KEUANGAN INKLUSIF

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN SUMDER DAYA MANUSIA (SDM)-PRAMUBAKTI SEKRETARIAT DEWAN NASIONAL KEUANGAN INKLUSIF KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN SUMDER DAYA MANUSIA (SDM)-PRAMUBAKTI SEKRETARIAT DEWAN NASIONAL KEUANGAN INKLUSIF TAHUN ANGGARAN 2017 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PENGADAAN TENAGA PENDUKUNG/ PEGAWAI TIDAK TETAP (PTT) PADA ASISTEN DEPUTI PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF TAHUN

Lebih terperinci

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik layanan sanitasi pada dasarnya adalah untuk mewujudkan dan pembangunan sanitasi yang bermuara pada pencapaian Visi dan Misi Sanitasi kota. Kabupaten Pesisir Barat merumuskan strategi layanan sanitas didasarkan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN SUMDER DAYA MANUSIA (SDM)-TENAGA PENGEMUDI SEKRETARIAT DEWAN NASIONAL KEUANGAN INKLUSIF

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN SUMDER DAYA MANUSIA (SDM)-TENAGA PENGEMUDI SEKRETARIAT DEWAN NASIONAL KEUANGAN INKLUSIF KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN SUMDER DAYA MANUSIA (SDM)-TENAGA PENGEMUDI SEKRETARIAT DEWAN NASIONAL KEUANGAN INKLUSIF TAHUN ANGGARAN 2017 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN SUMBER DAYA MANUSIA

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN 1. LATAR BELAKANG PENGELOLAAN SAMPAH SNI 19-2454-1991 tentang Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan, mendefinisikan sampah sebagai limbah yang bersifat padat, terdiri atas

Lebih terperinci

Kerangka Kerja Logis Pembangunan Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu

Kerangka Kerja Logis Pembangunan Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Kerangka Kerja Logis Pembangunan Sanitasi u Permasalahan Mendesak Isu-Isu Strategis Tujuan Sasaran Indikator Strategi Program Kegiatan Air Limbah Domestik 1. Pemerintah 1. Pemerintah Berkurangnya praktek

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah persampahan kota hampir selalu timbul sebagai akibat dari tingkat kemampuan pengelolaan sampah yang lebih rendah dibandingkan jumlah sampah yang harus dikelola.

Lebih terperinci