Kerangka Acuan Kerja

Transkripsi

1 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Kerangka Acuan Kerja TENAGA PENDUKUNG TEKNIS BIDANG WORKING GROUP (WG) PENGEMBANGAN BATAM-BINTAN-KARIMUN (BBK) KERJASAMA EKONOMI INDONESIA SINGAPURA (04.1) TAHUN ANGGARAN

2 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Tenaga Pendukung Teknis pada Bidang Working Group Batam-Bintan- Karimun (BBK) Kerjasama Ekonomi Indonesia-Singapura I. LATAR BELAKANG Indonesia dan Singapura merupakan negara tetangga yang memiliki peran signifikan dalam kerjasama ekonomi ASEAN. Kerjasama antara Indonesia dan Singapura perlu ditingkatkan dalam rangka kesejahteraan ekonomi kedua negara, terutama dalam bidang perdagangan, ekonomi, keindustrian, politik, sosial, budaya dan pertahanan keamanan. Salah satu bentuk kerjasama Indonesia-Singapura diwujudkan dalam kerjasama ekonomi Indonesia-Singapura dengan membentuk 6 (enam) Working Group/Kelompok Kerja, yaitu 1) Penanaman Modal; 2) Penerbangan; 3) Pariwisata; 4) Tenaga Kerja; 5) Agri-Bisnis; dan 6) Pengembangan Batam- Bintan-Karimun (BBK) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Lainnya di Indonesia. Kerjasama Ekonomi 6 (Enam) Working Group (WG) Indonesia- Singapura telah berlangsung pada era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yakni mulai tahun 2010 hingga tahun Indonesia yang kemudian dipimpin oleh Presiden Joko Widodo pada masa transisinya mereviu perkembangan kerjasama bilateral ekonomi berdasarkan hasil Pertemuan Tingkat Menteri Indonesia-Singapura (Ministerial Meeting), yakni Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Sofyan Djalil) dengan Menteri Perdagangan dan Perindustrian (Lim Hng Kiang), pada tanggal 23 Juli 2015 di Jakarta. Pada tanggal 28 Juli 2015, Presiden Joko Widodo untuk pertama kalinya melakukan Kunjungan Kenegaraan ke Singapura dalam rangka menghadiri Pertemuan Tingkat Kepala Negara (Leaders Retreat) dengan Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong. Pada pertemuan tersebut, kedua Kepala Negara sepakat untuk melanjutkan kerjasama ekonomi saling menguntungkan dengan target dan keluaran yang jelas. Selain itu, Presiden Joko Widodo juga berkomitmen untuk merevitalisasi Batam/BBK guna mewujudkan iklim investasi yang kondusif dan berdaya saing. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bertindak selaku focal point Working Group Pengembangan Batam-Bintan-Karimun (BBK) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Lainnya di Indonesia, dimana Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah bertindak selaku Co-Chairs Working Group. Sedangkan focal point dari Singapura ialah Singapore Economic Development Board, dimana Chairman of Singapore Economic Development Board bertindak selaku Co-Chairs Working Group. Pada tanggal 4 Agustus 2016, kedua Co-Chairs telah menandatangani Terms of Reference (TOR) Working Group Pengembangan Batam-Bintan-Karimun (BBK) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Lainnya 2

3 di Indonesia Periode , yang memuat 10 (sepuluh) Key Performance Indicators (KPI) yang terbagi dalam 4 focus areas, yakni Business Environment, Investment Promotion, Industry Sectors, dan Capacity Development. Poin-poin dalam TOR kemudian dituangkan dalam Joint Action Roadmap (JAR) sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan pengembangan BBK. Dalam rangka meningkatkan Working Group Batam-Bintan-Karimun (BBK) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Lainnya di Indonesia dalam konteks kerjasama Indonesia-Singapura, diperlukan kerjasama yang baik dengan para stakeholder terkait, yaitu: melakukan studi peningkatan kelanjutan kerjasama dan penggalian kiat baru untuk bersinergi di BBK; mencari kiat baru untuk meningkatkan daya saing ekonomi di Batam-Bintan- Karimun; serta melihat kemungkinan kerjasama antara Singapura dan Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus Lainnya di Indonesia, berdasarkan prinsip saling melengkapi dan kompetisi kedua negara. Memperhatikan permasalahan yang masih dihadapi dalam implementasi pengembangan KPBPB BBK, maka diperlukan koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian kebijakan yang lebih intensif untuk mendorong pencapaian target RPJMN Sesuai tugas dan fungsi Asdep Infrastruktur Sumber Daya Air yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 5 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, yaitu menyiapkan koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, pelaksanaan kebijakan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang pengembangan dan penyediaan infrastruktur sumber daya air, serta pemberain dukungan administrasi program dan tata kelola di lingkungan Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah. Selain melaksanakan tugas dan fungsi tersebut di atas, Asisten Deputi Infrastruktur Sumber Daya Air juga melakukan tugas tambahan (ad hoc) yakni mengkoordinasikan pelakasnaan Working Group Pengembangan Batam-Bintan-Karimun Kerjasama Ekonomi Indonesia- Singapura, dimana Asisten Deputi Infrastruktur Sumber Daya Air bertindak selaku Ketua Tim Pelaksana. Sehubungan dengan hal tersebut maka dibutuhkan Tenaga Pendukung Teknis pada Unit Kerja Asisten Infrastruktur Sumber Daya Air yang diharapkan mampu membantu pelaksanaan kegiatan dimaksud. II. TUJUAN DAN SASARAN 2.1. Tujuan Tujuan dari diadakannya Tenaga Pendukung Teknis pada unit kerja Asisten Deputi Infrastruktur Sumber Daya Air adalah membantu 3

4 pelaksanaan kegiatan koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian kebijakan, khususnya terkait Working Group (WG) Pengembangan Batam-Bintan-Karimun (BBK) Kerjasama Ekonomi Indonesia-Singapura Sasaran Tersedianya bahan kerja/data/informasi untuk pelaksanaan kegiatan koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian kebijakan yang terkait Working Group (WG) Pengembangan Batam-Bintan-Karimun (BBK) Kerjasama Ekonomi Indonesia-Singapura. III. KELUARAN Keluaran Tenaga Tenaga Pendukung Teknis adalah bahan dan datadata/informasi yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian kebijakan yang terkait Working Group (WG) Pengembangan Batam-Bintan-Karimun (BBK) Kerjasama Ekonomi Indonesia- Singapura. IV. RUANG LINGKUP PEKERJAAN 1) Mendukung pelaksanaan kegiatan di Unit Kerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, khususnya Asisten Deputi Infrastruktur Sumber Daya Air, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. 2) Mendukung semua pelaksanaan kegiatan koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian kebijakan yang terkait Working Group (WG) Pengembangan Batam-Bintan-Karimun (BBK) Kerjasama Ekonomi Indonesia-Singapura, dengan uraian tugas sebagai berikut: a) Membantu pengumpulan dan penyiapan bahan-bahan kerja/datadata/informasi; b) Membantu menganalisis dan menelaah bahan-bahan kerja/datadata/informasi; c) Membantu penyiapan kegiatan Rapat/Focus Group Discussion/Seminar/Workshop; d) Membuat dan membantu penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan; e) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh pimpinan baik secara tertulis maupun lisan. 3) Mendukung pelaksanaan kegiatan dan membantu melakukan tugas pengadministrasian umum di Unit Kerja Asisten Deputi Infrastruktur Sumber Daya Air khususnya dibidang konservasi sumber daya air dan pengendalian daya rusak air. 4

5 V. KEBUTUHAN TENAGA PENDUKUNG TEKNIS Untuk melaksanakan pekerjaan ini diperlukan 1 (satu) orang Tenaga Pendukung Teknis akan bekerja secara fulltime (sesuai jam kerja yang berlaku di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian) dan bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan dan hasil kerja. a) Kualifikasi Teknis 1. Pria/Wanita 1 (satu) orang usia maksimal 30 tahun; 2. Pendidikan S-1 Hubungan Internasional/Ekonomi Pembangunan; 3. Lulusan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dengan IPK minimal 3,00 (skala 4,00) atau Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi A dengan IPK minimal 3,25 (skala 4,00); 4. Diutamakan memiliki pengalaman bekerja di Instansi Pemerintah minimal 1 (satu) tahun; 5. Memiliki kemampuan berbahasa inggris, baik lisan maupun tulisan, dibuktikan dengan TOEFL ITP minimal skor 500; 6. Menguasai Program Mircosoft Office dan aplikasi perkantoran; 7. Mempunyai motivasi kerja yang baik; 8. Mampu bekerja mandiri dan efektif bekerja dalam tim. b) Kelengkapan Administrasi Tenaga Pendukung Teknis harus menyampaikan berkas kelengkapan administrasi sebagai berikut: a) NPWP sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010; b) Daftar Riwayat Hidup dan Pekerjaan (Curriculum Vitae); c) Fotokopi legalisir ijasah/surat keterangan lulus dan transkrip nilai; d) Surat rekomendasi dari Instansi Pemerintah tempat bekerja sebelumnya; e) Fotokopi KTP. V. DURASI / PELAKSANAAN PEKERJAAN Pelaksanaan pekerjaan sebagai Tenaga Pendukung Teknis adalah 10 (sepuluh) bulan, dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan mulai dari 1 Maret 2018 sampai dengan 31 Desember

6 VI. PEMBEBANAN BIAYA Segala biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas Tenaga Pendukung Teknis dibebankan pada Anggaran Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Tahun Anggaran Jakarta, Februari 2018 Asisten Deputi Infrastruktur Sumber Daya Air Ir. Mohammad Zainal Fatah NIP