KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN. Kerangka Acuan Kerja. Tenaga Pendukung Teknis Analis Hukum Bidang Penataan Ruang

Transkripsi

1 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Kerangka Acuan Kerja Tenaga Pendukung Teknis Analis Hukum Bidang Penataan Ruang TAHUN ANGGARAN

2 I. LATAR BELAKANG Pentingnya aspek kewilayahan dalam pembangunan nasional di Indonesia diisyaratkan dalam UU No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) yang mengamanatkan bahwa aspek spasial haruslah diintegrasikan ke dalam kerangka perencanaan pembangunan, dan juga dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang mengamanatkan pentingnya integrasi dan keterpaduan antara Rencana Pembangunan dengan Rencana Tata Ruang di semua tingkatan pemerintahan. Demikian juga dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun ditetapkan bahwa aspek spasial telah diselaraskan dengan aspek pengembangan wilayah nasional. Tujuan dari kebijakan penataan ruang merupakan upaya untuk memacu perkembangan sosial-ekonomi menjadi lebih baik, mengurangi kesenjangan antar wilayah, dan menjaga kelestarian lingkungan hidup Penataan Ruang menurut UU 26/2007 adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang, sedangkan penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan penataan ruang. Dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan penataan ruang diperlukan pembinaan penataan ruang melalui berbagai kegiatan untuk meningkatkan kinerja penyelenggaraan penataan ruang. Pembinaan penataan ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja penataan ruang yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Pemerintah melakukan pembinaan penataan ruang kepada pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, dan masyarakat. Pelaksanaan pembinaan penataan ruang salah satunya dilaksanakan melalui koordinasi dan sinkronisasi penyelenggaraan penataan ruang Namun, kegiatan penataan ruang adalah kegiatan yang multi sektor di mana berbagai kepentingan sektor membutuhkan ruang dalam skala besar sedangkan ketersediaan ruang sangat terbatas. Dengan demikian dalam proses penataan ruang kerap kali terjadi konflik pemanfaatan ruang antar sektor. Beberapa konflik tata ruang yang sudah terjadi antara lain: konflik antara kawasan hutan dengan ijin pertambangan, kawasan hutan dengan lahan perkebunan, kawasan hutan dengan permukiman transmigrasi, kawasan pertambangan dengan permukiman transmigrasi, dan lain sebagainya. Adapun permasalahan yang dihadapi dalam penataan ruang antara lain: 1. Ketidaksinkronan antara RTRW Provinsi dengan RTRW Kabupaten/Kota, padahal seharusnya sistem perencanaan tata ruang bersifat hierarkis; 2. Ketidaksesuaian pemanfaatan ruang dengan produk rencana tata ruang wilayah (RTRWN, RTR KSN, RTRW Provinsi, RTRW Kabupaten/Kota); 3. Penyelenggaraan penataan ruang selama ini seringkali bias dengan kepentingan sektor. Produk rencana tata ruang seringkali berada pada kedudukan yang lemah saat dihadapkan dengan kepentingan sektor yang tidak jarang juga mempunyai produk rencana spasialnya sendiri. Kondisi ini menyebabkan terjadinya konflik antarsektor dalam pemanfaatan ruang; 4. Konflik pemanfaatan ruang yang terjadi akibat tumpang tindih pemanfaatan kawasan hutan dengan pertambangan. Berbagai konflik penataan ruang yang sudah terjadi antara lain: konflik antara kawasan hutan dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP), kawasan hutan dengan lahan HGU perkebunan, kawasan hutan dengan 2

3 permukiman transmigrasi, kawasan pertambangan dengan permukiman transmigrasi, dan lain sebagainya. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan koordinasi di bidang penataan ruang dan kawasan strategis ekonomi dalam rangka mengurangi terjadinya benturan-benturan kepentingan antar sektor dalam pemanfaatan ruang tersebut demi mewujudkan kelancaran pembangunan yang berkelanjutan. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian khususnya Keasdepan Penataan Ruang dan KSE mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksanakan koordinasi di bidang penataan ruang dan pengembangan wilayah dalam rangka mengurangi terjadinya konflik kepentingan antarsektor dan antarwilayah dalam pemanfaatan ruang tersebut demi mewujudkan kelancaran pembangunan yang berkelanjutan. untuk mendukung tugas dan fungsi Keasdepan Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi di butuhkan Tenaga Pendukung Teknis Analis Hukum Bidang Penataan Ruang. II. TUJUAN DAN SASARAN 2.1. Tujuan Tujuan dari diadakannya Tenaga Pendukung Teknis Analis Hukum Bidang Penataan Ruang adalah mendukung dalam menyiapkan bahan dan data-data yang terkait dengan kegiatan penyusunan regulasi dan rapat-rapat koordinasi, pada Keasdepan Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Sasaran Sasaran Tenaga Pendukung Teknis Analis Hukum Bidang Penataan Ruang adalah membantu: a. Tersedianya bahan dan data-data yang terkait dengan Aspek Hukum di bidang b. Terbantunya Pelaksanaan rapat/rakor dalam rangka penyusunan kebijakan di bidang c. Terlaksananya administrasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah. III. IV. KELUARAN Keluaran Tenaga Pendukung Teknis Analis Hukum Bidang Penataan Ruang adalah tersediannya masukan dari sisi Hukum terkait dengan Penyusunan Kebijakan yang dilakukan oleh Keasdepan Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah. RUANG LINGKUP PEKERJAAN Mendukung pelaksanaan kegiatan di Unit Kerja Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, khususnya Asisten Deputi Penataan Ruang dan KSE, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. a. Mendukung pelaksanaan kegiatan Keasdepan Penataan Ruang dan KSE, khsusunya terkait regulasi bidang penataan ruang; b. Membantu proses sinkronisasi Proyek Strategis Nasional dengan Rencana Tata Ruang baik di tingkat pusat, provinsi, maupun kab/kota; c. Membantu proses penyelesaian konflik-konflik pemanfaatan ruang khususnya untuk proyek-proyek ketenegalistrikan MW dan Proyek Strategis Nasional; 3

4 d. Membantu menyiapkan masukan khsusunya terkait regulasi bidang penataan ruang laut pada rapat penyelesaian regulasi penataan ruang laut (RPP Perencanaan Ruang Laut, RPP Rencana Tata Ruang Laut Nasional, RPP Izin Lokasi Perairan dan Izin Pengelolaan di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, RPP Bangunan dan Instalasi di Laut); e. Membantu menyiapkan masukan khusususnya terkait regulasi bidang penataan ruang pada Rapat-Rapat; f. Membantu menyiapkan masukan khususunya terkait regulasi bidang penataan ruang, Persetujuan Substansi terkait Ranperda Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten/Kota, Rencana Rinci RDTR Kabupaten/Kota, Perkotaan di Kementerian ATR/BPN; g. Membantu menyiapkan masukan tertulis khsusunya terkait regulasi bidang penataan ruang dalam rangka Evaluasi Ranperda Rencana Tata Ruang, Kabupaten/Kota, Rencana Rinci RDTR Kabupaten/Kota, Perkotaan di Kementerian Dalam Negeri; h. Membantu menyiapkan masukan tertulis khsususnya terkait regulasi bidang penataan ruang pada Rapat-Rapat Pleno dalam rangka Harmonisasi Finalisasi RPerpres tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (RTR KSN) Perkotaan, RTR KSN Perbatasan, RTR KSNT di kementerian Hukum dan HAM; i. Membantu menyiapkan masukan tertulis khsusunya terkait regulasi bidang penataan ruang pada Rapat-Rapat RPerpres tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (RTR KSN) Perkotaan, RTR KSN Perbatasan, RTR KSNT di Sekretariat Kabinet; j. Membantu persiapan penyelenggaraan rapat-rapat lain di Asisten Deputi k. Membantu menyusun laporan rapat, yang di butuhkan di Keasdepan V. KEBUTUHAN TENAGA PENDUKUNG TEKNIS Untuk melaksanakan pekerjaan ini diperlukan 1 (satu) orang Tenaga Pendukung Teknis Analis Hukum Bidang Penataan Ruang yang akan bekerja secara fulltime sesuai jam kerja yang berlaku di Kemenko Perekonomian. Kualifikasi Teknis: 1. Pria/Wanita Usia Maksimal 35 Tahun; 2. S1 Fakultas Hukum / Hukum Tata Negara lebih diutamakan; 3. Lulusan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) atau Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi A dengan IPK minimal 3,00 (skala 4,00); 4. Memiliki pengalaman kerja minimal 1 tahun; 5. Mampu mengoperasikan seluruh program MS Office; 6. Memiliki kemampuan berbahasa inggris dengan baik; 7. Mampu bekerja mandiri maupun tim; 8. Memahami Peraturan Perundang-undangan; 9. Bersedia membuat Surat pernyataan untuk tidak mengundurkan diri selama masa kontrak. 10. Memiliki NPWP dan BPJS ( tidak terhutang iuran ) atau bersedia menjadi anggota BPJS serta membayar jika diterima. 4

5 VI. DURASI/ PELAKSANAAN PEKERJAAN Pelaksanaan pekerjaan sebagai Tenaga Pendukung Teknis Hukum Bidang Penataan Ruang adalah 7 (Tujuh) bulan, dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan mulai dari Juni 2018 sampai dengan Desember VII. PEMBEBANAN BIAYA Segala biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas Tenaga Pendukung Teknis Analis Hukum Bidang Penataan Ruang dibebankan pada Anggaran Asisten Deputi Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi, Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Tahun Anggaran Jakarta, Mei 2018 Asisten Deputi Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi Ttd Dodi Slamet Riyadi 5