BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. laboratorium alami bagi mahasiswa jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. laboratorium alami bagi mahasiswa jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI."

Transkripsi

1 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Kebun botani merupakan salah satu kawasan yang digunakan sebagai laboratorium alami bagi mahasiswa jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. Kebun Botani UPI juga ditumbuhi oleh banyak tanaman yang bisa mendukung keanekaragaman Lepidoptera. Sekitar 150 spesies tanaman dari mulai pohon, perdu, liana dan herba yang hidup di Kebun Botani. Banyak tanaman di Kebun Botani mendukung keberadaan Lepidoptera, salah satunya adalah Citrus (pohon jeruk) yang biasanya menjadi tanaman inang larva genus Papilio (Tati-Subahar & Yuliana, 2010). Kebun botani memiliki luas sekitar ± 8000 m 2 dan ketinggian mdpl dengan berbagai fasilitas di dalamnya seperti rumah kaca, laboratorium dan rumah hewan. Pentingnya peran kebun botani dalam proses perkuliahan yang diselenggarakan oleh Jurusan Pendidikan Biologi menjadikan kebun botani sebagai sumber specimen dan sarana untuk pengamatan mahasiswa. Dengan komposisi vegetasi tanaman tersebut di Kebun Botani UPI yang dapat mendukung untuk tempat hidup Lepidoptera. Dengan adanya perubahan, pembangunan dan renovasi pada habitat Kebun Botani menyebabkan hilangnya beberapa tanaman dan membuat komposisi vegetasi tanamannya pun berubah yang berpengaruh terhadap perubahan struktur komunitas Lepidoptera di Kebun Botani.

2 34 Gambar 4.1. Kebun Botani UPI Bandung (Sumber: Dokumen Pribadi) Komposisi vegetasi Kebun Botani cukup heterogen yang ditunjukkan oleh beragamnya individu tanaman yang hidup di Kebun Botani. Pintu masuk kawasan seluas ± 8000 m 2 ini ditumbuhi oleh tanaman herba dan palem. Terdapat lahan terbuka di daerah pintu masuk Kebun Botani yang menjadi daerah kesukaan kupukupu. Terdapat beberapa pohon dan semak dengan kanopi yang tidak terlalu luas. Di bagian tengah Kebun Botani terdapat lahan terbuka di belakang laboratorium dan di dekat kolam dengan vegetasi dan komposisi tanamannya yang berbeda dengan vegetasi dan komposisi daerah pintu masuk. Sedangkan untuk bagian belakang Kebun Botani vegetasi dan komposisi vegetasinya rimbun dan ditumbuhi oleh banyak pohon tinggi yang menyebabkan jarang ditemukannya kupu-kupu, kecuali pada daerah dekat dengan rumah mencit. Di dekat rumah mencit terdapat sedikit lahan terbuka dengan kompisisi vegetasi berupa tanaman herba dan rerumputan seperti yang terlihat pada gambar 4.2.

3 35 Gambar 4.2. Sketsa denah Kebun Botani UPI Bandung (Sumber: Dokumen Pribadi) Dari keseluruhan daerah Kebun Botani yang telah diamati, hampir di semua bagian Kebun Botani terdapat kupu-kupu. Kehadiran kupu-kupu ini didukung oleh adanya lahan terbuka dan keberadaan tanaman pakan serta tanaman inang kupu-kupu. 2. Keanekaragaman dan Kelimpahan Kupu-kupu di Kebun Botani UPI Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kebun Botani UPI, ditemukan 40 spesies Lepidoptera dari 9 Familia yang terdiri dari 7 spesies Papilionidae, 6 spesies Pieridae, 2 spesies Danaidae, 5 spesies Satyridae, 13 spesies Nymphalidae,

4 36 1 spesies Amathusiidae, 3 spesies Lycaenidae, 2 spesies Hesperidae dan 1 spesies Arctiidae (tabel 4.1). Tabel 4.1. Kelimpahan setiap spesies kupu-kupu dewasa di Kebun Botani UPI No. Familia Spesies Pi Rerata ± SD 1. Papilionidae Papilio memnon ± Papilio demoleus ± Papilio demolion ± Papilio helenus ± Graphium agamemnon ± Graphium doson ± Graphium sarpedon ± Pieridae Delias belisama ± Delias periboea ± Appias libythea ± Letopsia nina ± Eurema hecabe ± Eurema sari ± Danaidae Euploea gloriosa ± Euploea phaenareta ± Satyridae Mycalesis janardana ± Melanitis leda ± Yptima philomela ± Yptima baldus ± Elymnias hypermnestra ± Nymphalidae Cupha erymanthis ± Phalanta alcippe ± Doleschallia bisaltide ± Neptis hylas ± Euthalia monina ± Athyma nefte ± Junonia iphita ± Junonia orithya ± Hypolimnas bolina ± Polyura moori ± Cyrestis lutea ± Ariadne ariadne ± Acraea issora ± Amathusiidae Amathusia phidippus ± Lycaenidae Zizina otis ± Jamides caeruleus ± Jamides pura ± Hesperidae Erionota thrax ± Pelopidas conjuctus ± Arctiidae Nyctemera baulus ± Familia 40 Spesies Keterangan Tabel: = Nilai kelimpahan kupu-kupu tertinggi = Nilai kelimpahan kupu-kupu terendah 1-5 = Pengulangan

5 37 Berdasarkan hasil perhitungan kelimpahan relatif spesies tertinggi yaitu Delias belisama dengan nilai kelimpahan relatif 0.16 ± 0.06 dan Letopsia nina dengan nilai kelimpahan relatif 0.15 ± 0.05, yang berarti bahwa D. belisama dan L. nina melimpah dibandingkan dengan spesies lainnya di Kebun Botani. Sedangkan untuk nilai kelimpahan terendah dengan nilai berkisar antara , yaitu ; Papilio helenus, Acraea issora, Melanitis leda, Elymnias hypermnestra, Phalanta alcippe, Euthalia monina, Athyma nefte, Cyrestis lutea, Amathusia phidippus, Erionota thrax dan Nyctemera baulus. Berdasarkan indeks Keanekaragaman Shannon-Wienner, nilai keanekaragaman di kebun Botani UPI tergolong sedang dan stabilitas komunitasnya pun sedang, terlihat dari nilainya yaitu H = 2.82 ± 0.16 dan indeks kemerataan (e) rendah dengan nilai 0.83 ± 0.04 (tabel 4.2). Tabel 4.2. Keanekaragaman dan kemerataan kupu-kupu dewasa di Kebun Botani UPI Pengulangan H spesies Kemerataan Rerata ± SD 2.82 ± ± 0.04 Sedangkan untuk larva kupu-kupu ditemukan 13 spesies dan 3 spesies belum teridentifikasi dan 3 diantaranya diketahui merupakan Euploea sp., Euploea gloriosa dan Euploea phaenareta. Sedangkan untuk larva lainnya hanya teridentifikasi hingga tingkat familia yaitu anggota dari familia Lymantriidae, Lasiocampidae, Pieridae, Arctiidae dan Nymphalidae. Kelimpahan larva kupukupu paling tinggi yaitu familia Pieridae spesies 2 (1,67) yang ditemukan di

6 38 tanaman inang herba dan untuk nilai kelimpahan terkecil yaitu familia Lymantriidae dan Lasiocampidae masing-masing spesies 1, 3 dan 9 (0,01). Tabel 4.3. Kelimpahan larva kupu-kupu di Kebun Botani UPI No. Familia Spesies Pi larva Rerata ± SD a. Lymantriidae Spesies b. Pieridae Spesies c. Lasiocampidae Spesies d. - Spesies e. - Spesies f. - Spesies g. Lymantriidae Spesies h. Nymphalidae Spesies i. Arctiidae Spesies j. Lymantriidae Spesies k. Danaidae Euploea sp l. Danaidae Euploea gloriosa m. Danaidae Euploea phaenareta Keterangan Tabel: = Nilai kelimpahan larva tertinggi = Nilai kelimpahan larva terendah 1-5 = Pengulangan Nilai keanekaragaman larva kupu-kupu di Kebun Botani UPI lebih kecil dibandingkan keanekaragaman kupu-kupu dewasa yang terbilang sedang dengan nilai 1,68. Sejalan dengan nilai keanekaragaman, nilai kemerataan larva kupukupu di Kebun Botani UPI pun lebih besar dibandingkan dengan nilai kemerataan larva kupu-kupu yaitu dengan nilai 0,89 (Tabel 4.4). Tabel 4.4. Keanekaragaman larva kupu-kupu di Kebun Boan UPI Pengulangan H spesies Kemerataan 1 1,88 8 0,90 2 1,66 7 0,85 3 1,60 7 0,82 4 1,26 4 0,91 5 1,99 8 0,96 Rerata ± SD 1,68 0,89

7 39 3. Keberadaan Tanaman Inang Larva di Kebun Botani UPI Dari hasil sensus tanaman inang larva di Kebun Botani, terdapat 17 Familia dan 34 spesies tanaman inang larva diantaranya 16 dengan habitus pohon, 13 herba, 4 liana, 2 semak dan 1 parasit batang. Familia tanaman inang kupu-kupu yang ditemukan di Kebun Botani antara lain yaitu Annonaceae (3), Arecaceae (2), Capparaceae (1), Convolvulaceae (1), Euphorbiaceae (3), Fabaceae (1), Lauraceae (2), Lorantaceae (1), Magnoliaceae (1), Malvaceae (2), Mimosaceae (3), Moraceae (2), Papilionaceae (1), Piperaceae (1), Poaceae (10), Rubiaceae (1) dan Rutaceae (1). Dari 28 spesies, familia tanaman yang paling banyak dipergunakan kupu-kupu sebagai tanaman inang maupun pakan yaitu familia Euphorbiaceae dan Mimosaceae. Tabel 4.5. Daftar Familia dan nama tanaman inang kupu-kupu di Kebun Botani UPI No. Familia Familia Spesies tanaman inang Habitus tanaman inang kupu-kupu Spesies kupu-kupu Annona muricata Pohon Graphium sarpedon 1. Annonaceae A. squamosal Pohon Papilionidae Graphium A. reticulate Pohon agamemnon, Elymnias Satyridae Arenga pinnata Pohon hypermnestra Hesperidae Erionota thrax 2. Arecaceae Elymnias Satyridae Calamus rottan Pohon hypermnestra Hesperidae Erionota thrax 3. Capparaceae Gynandropsis gynandra Herba Pieridae Appias libythea Letopsia nina 4. Convolvulaceae Ipomoea cairica Liana Nymphalidae Hypolimnas bolina Junonia orithya Euphorbia sp. Semak Pieridae Appias libythea 5. Euphorbiaceae Phyllanthus sp. Herba Athyma nefte Nymphalidae Ricinus communis Semak Ariadne ariadne Delias belisama Pieridae 6. Fabaceae Erythrina lithosperma Pohon Delias periboea Nymphalidae Neptis hylas 7. Lauraceae Persea Americana Pohon Papilionidae Graphium doson Litsea cubeba Liana Papilionidae Graphium doson 8. Lorantaceae Dendrophthoe falcate Parasit Pieridae Delias belisama

8 40 batang Delias periboea 9. Magnoliaceae Michelia champaca Pohon Papilionidae Graphium Durio zibethinus Pohon Papilionidae 10. Malvaceae Agamemnon Hibiscus sp. Pohon Nymphalidae Hypolimnas bolina Acacia auriculariaformis Pohon Pieridae Eurema hecabe Eurema sari 11. Mimosaceae Mimosa pudica Herba Nymphalidae Junonia orithya Lycaenidae Zizina otis Leucaena leucocephala Semak Pieridae Delias belisama Delias periboea Ficus religiosa Pohon Danaidae Euploea gloriosa Euploea 12. Moraceae phaenareta Artocarpus heterophyllus Pohon Nymphalidae Doleschallia bisaltide 13. Papilionaceae Crotalaria anagyroides Herba Lycaenidae Jamides caeruleus Jamides pura 14. Piperaceae Piper betle Liana Papilionidae Graphium Agamemnon Eleusine indica 15. Poaeae Cynodon dactylon Melinis minutiflora Axonopus compressus Spesies 5 Spesies 6 Spesies 7 Herba Satyridae Bambusa sp, Pohon Satyridae Melanitis leda Hesperidae Pelopidas conjuctus 16. Rubiaceae Ixora japonica Semak Nymphalidae Phalanta alcippe 17. Rutaceae Citrus grandifolia Pohon Papilionidae 17 familia 34 spesies 4. Faktor abiotik Kebun Botani UPI Setiap penelitian mengenai keanekaragaman makhluk hidup tidak dapat dipisahkan dari faktor abiotik sebagai faktor penentu lingkungan optimal bagi tempat hidup makhluk hidup tersebut. Faktor abiotik merupakan komponen utama yang selalu ada dan mendukung struktur vegetasi Kebun Botani. Pengukuran faktor abiotik dilakukan pada waktu yang tidak bersamaan karena cuaca dan kondisi lingkungan Kebun Botani dapat berubah-ubah. Perbandingan rerata faktor abiotik lingkungan Kebun Botani dapat dilihat di tabel 4.3, dengan intensitas cahaya rata-rata lux, suhu udara rata-rata o C dan kelembaban

9 41 udara % dengan kecepatan angin 0.22 m/s. Dengan nilai KV intensitas cahaya yang paling tinggi menandakan bahwa intensitas cahaya merupakan faktor abiotik yang paling berpengaruh pada keanekaragaman kupukupu. Tabel Parameter abiotik yang diukur di dalam kawasan Kebun Botani UPI Faktor abiotik Rerata ± SD KV Intensitas cahaya (lux) ± Suhu udara ( o C) 31.25± Kelembaban udara (%) 21.66± Kecepatan angin (m/s) 0.22± B. Pembahasan 1. Kebun Botani UPI Sebagai Habitat Alami Kupu-kupu Kebun Botani UPI merupakan ekosistem mikro yang ditumbuhi sekitar 150 spesies tanaman yang memiliki potensi besar untuk tempat hidup makhluk hidup di dalamnya, khususnya kupu-kupu. Dengan keberadaan Kebun Botani sebagai sarana pembelajaran dimungkinkan adanya penggunaan lahan Kebun Botani sebagai sarana konservasi bagi kupu-kupu. Thomas et al. (2004) menyatakan bahwa status kupu-kupu saat ini terancam dikarenakan habitat alaminya yang rusak, sehingga penggunaan Kebun Botani UPI diharapkan dapat menunjang kemajuan keanekaragaman kupu-kupu. Struktur vegetasi Kebun Botani mengalami perubahan signifikan yang menyebabkan berkurangnya beberapa jumlah tanaman yang tumbuh di Kebun Botani. Hal ini juga menyebabkan berubahnya ekosistem alami di Kebun Botani khususnya perubahan struktur vegetasi tanaman inang kupu-kupu yang memengaruhi keberadaan kupu-kupu. Hasil dari perubahan habitat di luar batas toleransi spesies menyebabkan sejumlah

10 42 koloni kupu-kupu telah terganggu stabilitasnya bahkan punah dikarenakan aktivitas manusia (Tiple et al., 2007). Karakteristik ekosistem Kebun Botani UPI yang khas dengan adanya lahan terbuka dan keberadaan tanaman berbunga serta tanaman inang larva memberikan kesempatan kupu-kupu untuk melakukan perkembangbiakan dan menyelesaikan siklus hidupnya. Dengan penggunaan lahan Kebun Botani UPI dapat memberikan kontribusi untuk mempertahankan eksistensi kupu-kupu yang semakin terancam karena banyak habitatnya yang rusak dan dialih fungsikan sebagai pemukiman maupun sebagai fasilitas umum. Rona lingkungan Kebun Botani UPI sangat mendukung untuk keberadaan kupu-kupu di dalamnya, hal ini terlihat pada faktor abiotik yang terukur. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kebun Botani UPI memiliki intensitas cahaya yang yaitu lux dan suhu udara yaitu %. Nilai tersebut menunjukan nilai optimal untuk kupu-kupu dan ini terlihat pada nilai KV yang menunjukan bahwa intensitas cahaya merupakan faktor abiotik yang paling berpengaruh. Intensitas cahaya sangat memengaruhi jumlah individu kupu-kupu berdampingan dengan kelembaban udara. Keragaman spesies kupu-kupu didukung oleh kelembaban udara yang rendah dan intersitas cahaya yang tinggi (Efendi, 2009). Dari hasil penelitian, keberadaan kupu-kupu di Kebun Botani UPI terbanyak berada di daerah lahan terbuka atau daerah dengan komposisi vegetasi herba dan rerumputan. Namun ada beberapa spesies kupu-kupu seperti anggota Genus Graphium, Delias dan Papilio banyak terdapat di daerah dengan kanopi yang rapat. Perbedaan anggota kupu-kupu tersebut dengan spesies kupu-kupu yang

11 43 lainnya yaitu memiliki kemampuan terbang yang cepat dan tinggi di sekitar puncak pohon tidak seperti spesies kupu-kupu lainnya. Namun anggota kupukupu tersebut juga terkadang ditemukan di lahan terbuka dan di dekat kolam. Hal ini dikarenakan keberadaan bunga bernektar yang menjadi pakan utama kupukupu dewasa dan kebutuhannya terhadap air. Sedangkan untuk tanaman inang larva anggota kupu-kupu tersebut biasanya merupakan tanaman dengan habitus pohon. Salah satu contohnya yaitu Genus Papilio yang memiliki tanaman inang larva yaitu Citrus, sedangkan tanaman Citrus di Kebun Botani merupakan tanaman dengan habitus pohon. Berbeda dengan Genus Graphium yang menjadikan Michelia sebagai tanaman inang larvanya, namun masih pada habitus pohon. Sedangkan Genus Delias banyak ditemukan di daerah dengan komposisi vegetasi pohon karena tanaman inang larvanya yaitu Dendrophthoe falcate yang merupakan tanaman parasit batang yang melilit pohon. Sehingga anggota Genus Delias banyak ditemukan di sekitar pohon tersebut. Kelimpahan larva Pieridae merupakan kelimpahan tertinggi dari larva yang ditemukan di Kebun Botani. Berbeda dengan jumlah D. belisama dewasa yang melimpah, namun larva D. belisama tidak ditemukan di Kebun Botani UPI. Hal ini dikarenakan keberadaan tanaman inang larva Delias yang terbatas. Kupu-kupu juga mengahadapi berbagai stimulus ekternal, kondisi serta respon internal dan hambatan dari habitatnya yang menyebabkan kupu-kupu Delias dewasa melimpah sedangkan larvanya tidak melimpah. Sedangkan melimpahnya larva Familia Pieridae dikarenakan pemilihan tanaman inang oleh kupu-kupu dewasa. Semua faktor alami dan stimulus yang diterima kupu-kupu dewasa yang menyebabkan

12 44 banyaknya kupu-kupu dewasa dari Familia Pieridae lebih memilih Kebun Botani UPI sebagai habitatnya. Gambar 4.3. Sketsa keberadaan kupu-kupu di Kebun Botani UPI (Sumber: Dokumen Pribadi, 2012) Dari sketsa di atas, terlihat daerah-daerah kesukaan kupu-kupu terutama kupu-kupu yang berada di lahan terbuka dan terbang rendah serta lambat. Jarang sekali kupu-kupu ditemukan di daerah pepohonan karena intensitas cahayanya yang rendah. Hampir keseluruhan kupu-kupu yang tercuplik berada di daerah yang diarsir abu-abu tersebut, karena daerah-daerah tersebut merupakan daerah lahan terbuka yang komposisi vegetasinya tanaman herba berbunga serta rerumputan. Seperti yang telah diketahui bahwa kupu-kupu merupakan serangga

13 45 poikilotermal yang menyesuaikan suhu tubuhnya dengan suhu lingkungan sehingga kupu-kupu banyak ditemukan di area terbuka dengan suhu hangat (Nugroho dalam Biodiversitas Indonesia, 2011). 2. Keanekaragaman dan Kelimpahan Kupu-kupu di Kebun Botani UPI a. Keanekaragaman Kupu-kupu di Kebun Botani UPI Selama dua bulan penelitian, 40 spesies dari sembilan familia kupu-kupu dewasa dan 13 spesies larva kupu-kupu ditemukan. Jumlah spesies kupu-kupu dewasa terbanyak yang ditemukan yaitu Nymphalidae dengan 13 spesies dan Papilionidae tujuh spesies. Sedangkan untuk jumlah spesies terkecil yang ditemukan yaitu satu spesies Amathusiidae dan satu spesies Arctiidae. Dari hasil penelitian didapat bahwa nilai keanekaragaman kupu-kupu dewasa di Kebun Botani tergolong sedang dengan nilai 2.82 ± Sedangkan untuk keanekaragaman larva kupu-kupu masih tergolong sedang dengan nilai yang lebih kecil dibandingkan nilai keanekaragaman kupu-kupu dewasa yaitu Hal ini berarti bahwa produktivitas lingkungan cukup, stabilitas komunitas larva dan kupu-kupu dewasa di Kebun Botani UPI sedang, kondisi ekosistem yang cukup seimbang dengan tekanan ekologis sedang dan stabilitas komunitas sedang. Dari hasil ini membuktikan bahwa komposisi vegetasi di Kebun Botani mendukung nilai keanekaragaman kupu-kupu. Namun, untuk perbedaan nilai keanekaragaman ini mungkin dikarenakan ketersediaan tanaman bernektar yang menjadi sumber daya utama yang dibutuhkan kupu-kupu dewasa lebih banyak dibandingkan dengan tanaman inang larva yang tersedia. Perbedaan yang mencolok dalam keanekaragaman kupu-kupu ini mungkin berhubungan dengan keberadaan

14 46 tanaman bernektar dan tanaman inang larva yang digunakan oleh kebanyakan spesies kupu-kupu (Tiple et al., 2003). Pada pengamatan kedua nilai keanekaragaman kupu-kupu lebih tinggi dibandingkan dengan pengamatan lainnya. Hal ini dikarenakan cuaca yang mendukung keanekaragaman kupu-kupu. Pada pengamatan kedua rona lingkungan di Kebun Botani cerah dan tidak berawan yang mendukung kupukupu dewasa untuk terbang dan mencari bunga untuk pakannya. Namun pada pengamatan kelima nilai keanekaragaman kupu-kupu dewasa lebih kecil dikarenakan rona lingkungan yang mendung berawan, menyebabkan mobilitas kupu-kupu terbatas. Berbeda dengan keanekaragaman larva kupu-kupu, nilai keanekaragaman terkecil didapat pada pengamatan keempat. Hal ini dikarenakan cuaca pada satu minggu sebelum pengamatan hujan dan mendung setiap harinya. Sehingga keanekaragaman larva kupu-kupu di minggu keempat ini kecil karena stabilitas komunitasnya yang terganggu oleh cuaca. b. Kelimpahan kupu-kupu di Kebun Botani UPI Dari hasil penelitian didapat bahwa semua nilai kelimpahan kupu-kupu dewasa di Kebun Botani tergolong rendah dengan nilai keanekaragaman yang tinggi. D. belisama merupakan kupu-kupu yang memiliki nilai kelimpahan paling besar yaitu 0.16 ± 0.06 seperti yang terlihat pada grafik 4.1. Pola keanekaragaman kupu-kupu sangat dipengaruhi oleh jumlah sumber daya yang digunakan (Yamamoto et al., 2007). D. belisama seperti yang terlihat pada gambar 4.2 banyak ditemukan terbang tinggi cepat di sekitar Erythrina lithosperma. D. Belisama dan D. Periboea terbang bersamaan sehingga susah untuk dibedakan,

15 47 tetapi apabila dilihat lebih teliti terlihat perbedaan bercak merah di sayap belakangnya. Gambar 4.1. Delias belisama (Sumber: Dokumen Pribadi, 2012) Sejalan dengan D. belisama, D. periboea memiliki nilai kelimpahan rendah yaitu 0.05 ± Kelimpahan D. belisama yang lebih tinggi juga dikarenakan sifatnya yang polipagus yang menggunakan tanaman inang yang berbeda baik untuk larva maupun pakan dewasanya dan D. Belisama banyak ditemukan di berbagai habitat yang berbeda. Sifat polipagus ini dipengaruhi oleh karakteristik tanaman sumber makanannya khususnya toksin yang terkandung dalam tanaman tersebut karena pemilihan tanaman inang sangat berpengaruh pada kemampuan perasa larva serta tingkat ovopisisi betina (Courtney, 1984). Letopsia nina merupakan kupu-kupu dengan nilai kelimpahan terbesar kedua dengan nilai 0.15 ± 0.05 seperti yang terlihat pada grafik 4.1. L. nina ditemukan hampir di semua bagian di Kabun Botani karena sifatnya yang polipagus.

16 48 Biasanya L. nina ditemukan bersamaan dengan Eurema hecabe karena keduanya terbang rendah dan lambat. Sedangkan E. sari yang memiliki warna dan struktur mirip E. blanda pun terkadang ditemukan di sekitar E. blanda, namun E. sari terbang lebih cepat dibandingkan E. blanda. Nilai kelimpahan E. blanda lebih kecil dibandingkan L. nina yaitu 0.08 ± 0.02 dan E. sari memiliki nilai kelimpahan yang lebih kecil dibandingkan E. blanda yaitu 0.03 ± L. nina biasanya ditemukan terbang di sekitar Gynandropsis gynandra (Capparaceae). Familia Papilionidae merupakan kupu-kupu yang terbang tinggi dan cepat sehingga cukup menyulitkan pencuplikan. Familia Papilionidae jarang ditemukan banyak saat pencuplikan tidak seperti D. belisama, L. nina maupun Appias libythea atau E. blanda. Nilai kelimpahan anggota Papilionidae terbilang kecil seperti Papilio helenus dengan nilai kelimpahan ± dan Papilio demoleus dengan nilai ± Nilai kelimpahan yang kecil ini mungkin dikarenakan tidak adanya ketersediaan tanaman inang di Kebun Botani UPI untuk kedua spesies ini. Serangga mungkin hanya berkunjung untuk mencari tanaman pakan penghasil nektar yang dibutuhkan untuk serangga tersebut. Tidak adanya ketersediaan tanaman inang menyebabkan spesies serangga tidak menempatkan telur di daerah Kebun Botani UPI. Nilai kelimpahan yang kecil juga terihat di beberapa spesies kupu-kupu yang ditemukan di Kebun Botani seperti Melanitis leda, Polyura moori, Cyrestis lutea, Acraea issora, Amathusia phidippus dan Nyctemera baulus. M. leda hanya ditemukan satu individu selama penelitian karena tidak adanya tanaman inang spesies ini. Spesies ini merupakan serangga monopagus dan dikena dengan hama

17 49 padi (Oryza sativa) karena M. leda makan dan meletakkan telurnya di O. sativa. Sedangkan P.hebe ditemukan satu individu di pengamatan ketiga dan 2 individu di pengamatan kelima. Spesies ini terlihat hanya hinggap dan hanya terbang melewati Kebun Botani karena tidak terlihat kupu-kupu ini mengambil nektar dari tanaman manapun. Tanaman inang larvanya pun tidak ditemukan, yang menandakan habitat spesies ini bukan di Kebun Botani. C.lutea diketahui merupakan spesies endemik pulau Jawa yang ditemukan hanya satu individu selama pengamatan (Whitten, 1999 dalam FOBI 2011). Individu yang ditemukan pun bentuk sayapnya rusak dan tidak utuh, mungkin karena spesies ini telah terbang dengan jarak yang jauh. Dikarenakan status endemiknya dan hanya ditemukan satu individu sehingga spesies ini wajib untuk lebih diperhatikan. Dari penelitian sebelumnya, distribusi C. lutea ditemukan di berbagai wilayah di Pulau Jawa dan Bali. Namun, walaupun ditemukan di berbagai wilayah jumlah individunya sangat sedikit yaitu satu individu di daerah Bandung dan lima individu di Gunung Ungaran. C. lutea ditemukan sampai ketinggian 1400 di atas permukaan laut. Ciri-ciri dari individu ini yaitu sayapnya berwarna cokelat muda dengan garis melintang dan terdapat ekor di sayap belakangnya.

18 50 Gambar 4.5. Cyrestis lutea (Sumber: Dumchus, -) Amathusia phidippus merupakan salah satu spesies yang ditemukan dengan jumlah individu yang sedikit yaitu satu individu di pengamatan ketiga dan satu individu di pengamatan kelima. Spesies ini ditemukan sedang terbang melintasi Kebun Botani dan tidak terlihat hinggap maupun meletakkan telur. Tidak adanya ketersediaan tanaman inang spesies ini menyebabkan jumlah yang ditemukan sedikit. Nyctemera baulus merupakan spesies terakhir yang ditemukan paling sedikit dengan jumlah satu individu selama penelitian. Anggota Familia Arctiidae ini juga hanya ditemukan hinggap pada rerumputan dan tidak terlihat memakan nektar bunga maupun meletakkan telur. Kedua kupu-kupu ini juga mungkin sedang bermigrasi untuk mendapatkan keuntungan dari kecocokan periode suatu habitat yang tidak berlangsung lama (Ehrlich, 1984). Berbeda dengan kupu-kupu dewasa, kelimpahan larva kupu-kupu di Kebun Botani UPI lebih besar dibandingkan dengan kelimpahan kupu-kupu dewasa. Nilai kelimpahan larva kupu-kupu terbesar yaitu 0.16 yang dimiliki oleh larva familia Pieridae spesies 2. Berbeda dengan kelimpahan kupu-kupu dewasa dengan

19 51 nilai terbesar 0.16 yang dimiliki oleh spesies D. belisama dari familia Pieridae. Dari kedua hasil kelimpahan didapat bahwa familia Pieridae merupakan kupukupu yang memiliki kelimpahan terbesar di Kebun Botani UPI. Hal ini disebebkan oleh ketersediaan tanaman berbunga maupun tanaman inang larva familia Pieridae yang melimpah di Kebun Botani. Salah satu contohnya yaitu familia tanaman Capparaceae, Euphorbiaceae, Fabaceae, Lorantaceae dan Mimosaceae yang memiliki habitus beragam mulai dari herba hingga semak dan pohon. Tanaman inang larva merupakan sumber daya konsumsi utama karena apabila tanpa tanama inang larva, spesies kupu-kupu tidak mampu untuk membangun populasi (Tiple et al., 2011). 3. Interaksi tanaman inang dengan kupu-kupu di Kebun Botani UPI Informasi dasar tanaman pakan dan inang larva kupu-kupu telah dikumpulkan dan didapat 17 Familia dan 34 spesies tanaman inang larva diantaranya 16 dengan habitus pohon, 13 herba, 4 liana, 2 semak dan 1 parasit batang. Familia tanaman inang kupu-kupu yang ditemukan di Kebun Botani antara lain yaitu Annonaceae (3), Arecaceae (2), Capparaceae (1), Convolvulaceae (1), Euphorbiaceae (3), Fabaceae (1), Lauraceae (2), Lorantaceae (1), Magnoliaceae (1), Malvaceae (2), Mimosaceae (3), Moraceae (2), Papilionaceae (1), Piperaceae (1), Poaceae (8), Rubiaceae (1) dan Rutaceae (1). Dari 28 spesies tanaman inang kupu-kupu yang ditemukan, ada 2 familia yang paling banyak digunakan sebagai tanaman pakan dan tanaman inang larva yaitu Euphorbiaceae dan Mimosaceae. Sesuai dengan pengamatan, familia Euphorbiaceae digunakan sebagai tanaman inang untuk kupu-kupu familia

20 52 Pieridae dan Nymphalidae. Appias libythea merupakan serangga monopagus yang menggunakan Euphorbia sp. sebagai tanaman inangnya. Athyma nefte juga merupakan serangga monopagus yang menggunakan Phyllanthus sp. sebagai tanaman inangnya. Begitu juga Ariadne ariadne yang menggunakan Ricinus communis sebagai tanaman inangnya seperti yang telah dilaporkan (Tiple et al., 2011). Untuk familia Mimosaceae, Mimosa pudica digunakan sebagai tanaman inang oleh dua spesies kupu-kupu yaitu Zizina otis yang merupakan serangga monopagus dan Junonia orithya yang merupakan serangga polipagus. Acacia auriculariaformis adalah anggota familia Mimosaceae yang digunakan oleh kupukupu Eurema hecabe dan E. sari, yang keduanya merupakan serangga polipagus. Kupu-kupu genus Delias terlihat terbang di sekitar tanaman Leucaena leucocephala karena anggota dari genus tersebut menggunakan nektar bunga Leucaena leucocephala sebagai sumber pakan kupu-kupu dewasa yang merupakan serangga polipagus (Tiple et al, 2011). Sesuai hasil penelitian, Anonnaceae merupakan tanaman inang spesifik untuk kupu-kupu genus Graphium. Hal ini juga ditemukan pada Citrus grandifolia yang merupakan tanaman inang spesifik untuk kupu-kupu genus Papilio, sesuai dengan penelitian sebelumnya (Tati-Subahar & Yuliana, 2010). Untuk jenis tanaman inang lain, tidak ditemukan adanya spesifikasi dari suatu spesies ataupun genus kupu-kupu. Ada beberapa spesies larva kupu-kupu yang tercuplik merupakan anggota dari Genus Euploea, yaitu E. sp., E. eunice dan E. mulciber. Ketiga spesies larva

21 53 kupu-kupu tersebut berdiam di tanaman Ficus religiosa dan kupu-kupu dewasanya terlihat terbang di sekitar tanaman Glyricida sephium karena warna bunganya kuning yang menyebabkan ketiga spesies tersebut menggunakan nektar bunga G. sephium sebagai sumber makanan mereka. Karena kupu-kupu dewasa memilih tanaman dan bunga sesuai warnanya yang mencolok dan menarik perhatian seperti merah, kuning, orange dan ungu sebagai sumber nektarnya (Nurcahya, 2003). Selain itu kupu-kupu dewasa dari Hypolimnas bolina juga terlihat terbang di sekitar G. sephium yang bunganya berwarna kuning untuk mengambil nektar bunyanya sebagai sumber makanan. Dengan karakteristik Kebun Botani yang memiliki produktivitas lingkungan cukup, stabilitas komunitas larva dan kupu-kupu dewasa sedang, kondisi ekosistem yang cukup seimbang dengan tekanan ekologis sedang dan stabilitas komunitas sedang membuktikan bahwa komposisi vegetasi di Kebun Botani mendukung nilai keanekaragaman kupu-kupu. Karena struktur populasi kupukupu di Kebun Botani mungkin dipengaruhi oleh distribusi sumber daya yang dibutuhkan. Distribusi sumber nutrisi, temperatur dan area tropis juga mungkin menjadi faktor utama dalam pengaturan struktur populasi kupu-kupu yang tidak bermigrasi (Ehrlich, 1984). Seperti yang teramati pada kupu-kupu dewasa Delias belisama dan Delias periboea yang memiliki nilai kelimpahan tertinggi dibandingkan spesies kupu-kupu dewasa lainnya. Kedua anggota kupu-kupu dewasa tersebut terlihat terbang menyebar di Kebun Botani untuk mencari sumber nutrisi yang dibutuhkannya. Penyebaran kupu-kupu dewasa inilah yang mengatur struktur populasinya, sedangkan perpindahan larva biasanya jarang dilakukan.

22 54 Keanekaragaman larva dan kupu-kupu dewasa di Kebun Botani tergolong sedang, namun kelimpahan setiap species baik larva maupun kupu-kupu dewasa tergolong rendah. Hal ini dikarenakan keanekaragaman kupu-kupu sangat bergantung pada struktur, persebaran, kelimpahan dan komposisi vegetasi tanaman inang (Faieshman et. al., 2005; Cleary & Genner, 2004). Sedangkan komposisi vegetasi di Kebun Botani sendiri telah banyak berubah setelah diadakannya perubahan struktur dan renovasi, banyak tanaman inang larva yang hilang dan tanaman sumber nektar bagi kupu-kupu dewasa juga menjadi terbatas. Namun, hilangnya dan terbatasnya tanaman inang larva serta tanaman sumber nektar bagi kupu-kupu dewasa ini masih dalam batasan normal karena dalam kenyataannya dengan komposisi vegetasi Kebun Botani saat ini masih menunjang keanekaragaman larva dan kupu-kupu dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik tinggi baik untuk koleksi maupun objek penelitian adalah serangga

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik tinggi baik untuk koleksi maupun objek penelitian adalah serangga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan kekayaan keanekaragaman jenis flora dan fauna yang tinggi. Salah satu kekayaan fauna di Indonesia yang memiliki daya tarik tinggi

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Sumber : Kementerian Kehutanan BBTNGL (Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser)

LAMPIRAN. Sumber : Kementerian Kehutanan BBTNGL (Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser) 129 LAMPIRAN Lampiran 1. Peta Lokasi Lokasi Penelitian Sumber : Kementerian Kehutanan BBTNGL (Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser) 130 Lampiran 2. Rekapitulasi Kupu-kupu yang Diperoleh pada Lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni Juli 2012 dan bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni Juli 2012 dan bertempat di 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2012 - Juli 2012 dan bertempat di Kebun Botani UPI. B. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Habitat Kupu-Kupu Menurut Alikodra (1990) habitat merupakan suatu tempat yang digunakan oleh satwa untuk makan, minum, berlindung, bermain dan berkembangbiak. Habitat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lampung memiliki keanekaragaman kupu-kupu yang cukup tinggi. Keanekaragaman kupu-kupu ini merupakan potensi sumber daya alam hayati

I. PENDAHULUAN. Lampung memiliki keanekaragaman kupu-kupu yang cukup tinggi. Keanekaragaman kupu-kupu ini merupakan potensi sumber daya alam hayati I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lampung memiliki keanekaragaman kupu-kupu yang cukup tinggi. Keanekaragaman kupu-kupu ini merupakan potensi sumber daya alam hayati namun belum dimanfaatkan secara optimal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meidita Aulia Danus, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meidita Aulia Danus, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lepidoptera merupakan salah satu ordo dari ClassisInsecta(Hadi et al., 2009). Di alam, lepidoptera terbagi menjadi dua yaitu kupu-kupu (butterfly) dan ngengat

Lebih terperinci

ABSTRAK KEMELIMPAHAN DAN POLA DISTRIBUSI KUPU-KUPU DI TEPIAN SUNGAI KAPUAS KELURAHAN SELAT TENGAH KECAMATAN SELAT KABUPATEN KAPUAS.

ABSTRAK KEMELIMPAHAN DAN POLA DISTRIBUSI KUPU-KUPU DI TEPIAN SUNGAI KAPUAS KELURAHAN SELAT TENGAH KECAMATAN SELAT KABUPATEN KAPUAS. ABSTRAK KEMELIMPAHAN DAN POLA DISTRIBUSI KUPU-KUPU DI TEPIAN SUNGAI KAPUAS KELURAHAN SELAT TENGAH KECAMATAN SELAT KABUPATEN KAPUAS Oleh: Sulistio Serangga dewasa mudah dikenal karena seluruh badan dan

Lebih terperinci

Jenis-jenis Kupu-kupi Di Perkebuan Sawit dan Karet Di Wilayah Ragusa Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat

Jenis-jenis Kupu-kupi Di Perkebuan Sawit dan Karet Di Wilayah Ragusa Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat Jenis-jenis Kupu-kupi Di Perkebuan Sawit dan Karet Di Wilayah Ragusa Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat Naboya. R 1), Moerfiah 2), Wiedarti. S 3) 1,2,3) Program Studi Biologi FMIPA Universitas Pakuan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar belakang

PENDAHULUAN Latar belakang PENDAHULUAN Latar belakang Lepidoptera adalah serangga bersayap yang tubuhnya tertutupi oleh sisik (lepidos = sisik, pteron = sayap) (Kristensen 2007). Sisik pada sayap kupu-kupu mengandung pigmen yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitan ini adalah penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode yang dilakukan dengandesain tujuan utama untuk membuat

Lebih terperinci

BioLink JURNAL BIOLOGI LINGKUNGAN, INDUSTRI, KESEHATAN

BioLink JURNAL BIOLOGI LINGKUNGAN, INDUSTRI, KESEHATAN BioLink Vol. 4 (1) Agustus 2017 p-issn: 2356-458x e-issn:2597-5269 BioLink JURNAL BIOLOGI LINGKUNGAN, INDUSTRI, KESEHATAN Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/biolink INVENTARISASI KUPU-KUPU

Lebih terperinci

LAPORAN IVENTARISASI KUPU-KUPU Di Hutan Banyuwindu, Limbangan Kabupaten Kendal

LAPORAN IVENTARISASI KUPU-KUPU Di Hutan Banyuwindu, Limbangan Kabupaten Kendal 2010 LAPORAN IVENTARISASI KUPU-KUPU Di Hutan Banyuwindu, Limbangan Kabupaten Kendal Sekretariat I : Kp. Tawangsari RT 03/04 Limbangan - Kendal 51383 Sekretariat II : Jl. Pemuda No. 11B Kendal. telp : 0294

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN DAN SEBARAN KUPU-KUPU (Lepidoptera: Rhacalopera) DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA SUMATERA SELATAN

KEANEKARAGAMAN DAN SEBARAN KUPU-KUPU (Lepidoptera: Rhacalopera) DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA SUMATERA SELATAN KEANEKARAGAMAN DAN SEBARAN KUPU-KUPU (Lepidoptera: Rhacalopera) DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA SUMATERA SELATAN DISTRIBUTION AND DIVERSITY OF BUTTERFLIES (Lepidoptera: Rhopalocera) IN

Lebih terperinci

Keanekaragaman kupu-kupu (Lepidoptera) di kawasan Desa Pasirlangu, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat

Keanekaragaman kupu-kupu (Lepidoptera) di kawasan Desa Pasirlangu, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON Volume 1, Nomor 8, Desember 2015 ISSN: 2407-8050 Halaman: 1816-1820 DOI: 10.13057/psnmbi/m010811 Keanekaragaman kupu-kupu (Lepidoptera) di kawasan Desa Pasirlangu, Kecamatan

Lebih terperinci

Kelompok Papilionidae lebih banyak aktif di siang hari untuk menghindari predator, seperti burung yang aktif pada pagi hari (Homziak & Homziak 2006).

Kelompok Papilionidae lebih banyak aktif di siang hari untuk menghindari predator, seperti burung yang aktif pada pagi hari (Homziak & Homziak 2006). 35 PEMBAHASAN Di kawasan hutan wisata alam Gunung Meja ditemukan 113 spesies kupukupu dengan total 4049 individu. Indeks Shannon Wiener dan nilai evenness keragaman kupu-kupu di Gunung Meja, menunjukkan

Lebih terperinci

68 Media Bina Ilmiah ISSN No

68 Media Bina Ilmiah ISSN No 68 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PENGUKURAN KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE TIME SEARCH Oleh: Maiser Syaputra Program Studi Kehutanan Universitas Mataram Abstrak

Lebih terperinci

2016 PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI MACAM PAKAN ALAMI TERHAD APPERTUMBUHAN D AN PERKEMBANGAN FASE LARVA

2016 PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI MACAM PAKAN ALAMI TERHAD APPERTUMBUHAN D AN PERKEMBANGAN FASE LARVA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kupu-kupu merupakan satwa liar yang menarik untuk diamati karena keindahan warna dan bentuk sayapnya. Sebagai serangga, kelangsungan hidup kupu-kupu sangat

Lebih terperinci

JENIS-JENIS KUPU-KUPU DI SUAKA ELANG TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK, BOGOR ( Butterflies in Suaka Elang Mount Halimun Salak National Park, Bogor)

JENIS-JENIS KUPU-KUPU DI SUAKA ELANG TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK, BOGOR ( Butterflies in Suaka Elang Mount Halimun Salak National Park, Bogor) JENIS-JENIS KUPU-KUPU DI SUAKA ELANG TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK, BOGOR ( Butterflies in Suaka Elang Mount Halimun Salak National Park, Bogor) Nopi Rianti Suryani 1, Moerfiah 2, Rouland Ibnu Darda

Lebih terperinci

1. Pendahuluan KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU DI WILAYAH PEMUKIMAN DESA PANGANDARAN CIAMIS JAWA BARAT

1. Pendahuluan KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU DI WILAYAH PEMUKIMAN DESA PANGANDARAN CIAMIS JAWA BARAT Ethos (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat): 48-54 KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU DI WILAYAH PEMUKIMAN DESA PANGANDARAN CIAMIS JAWA BARAT THE BUTTERFLIES DIVERSITY IN SETTLEMENT REGION OF THE PANGANDARAN

Lebih terperinci

Oleh: Munifah NIM

Oleh: Munifah NIM KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA) DI TAMAN KYAI LANGGENG MAGELANG SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK PENYUSUNAN MODUL PENGAYAAN MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI BAGI SISWA SMA KELAS X SEMESTER 2 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

Foto oleh M Rauful Mizan

Foto oleh M Rauful Mizan Foto oleh M Rauful Mizan Penulis Amalia Shalihah Gemi Pamula Raden Cindy Vina Rizkawati Zamzam I lanul Anwar Fotografer Erwin Faizal Fiary P H Hendra Nugraha Maulidiyah Utami M Rauful Mizan Reni Muliani

Lebih terperinci

Biodiversitas kupu-kupu superfamili Papilionoidea (LEPIDOPTERA) di Hutan Kota Arboretum Wanawisata Pramuka Cibubur, Jakarta

Biodiversitas kupu-kupu superfamili Papilionoidea (LEPIDOPTERA) di Hutan Kota Arboretum Wanawisata Pramuka Cibubur, Jakarta ISBN 9499 BioETI Biodiversitas kupukupu superfamili Papilionoidea (LEPIDOPTERA) di Hutan Kota Arboretum Wanawisata Pramuka Cibubur, Jakarta HASNI RUSLAN DAN DWI ANDAYANINGSIH Fakultas Biologi, Universitas

Lebih terperinci

INVENTARISASI KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA: RHOPALOCERA) DI RESORT PANCUR KAWASAN TAMAN NASIONAL ALAS PURWO (TNAP) BANYUWANGI JAWA TIMUR SKRIPSI.

INVENTARISASI KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA: RHOPALOCERA) DI RESORT PANCUR KAWASAN TAMAN NASIONAL ALAS PURWO (TNAP) BANYUWANGI JAWA TIMUR SKRIPSI. INVENTARISASI KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA: RHOPALOCERA) DI RESORT PANCUR KAWASAN TAMAN NASIONAL ALAS PURWO (TNAP) BANYUWANGI JAWA TIMUR SKRIPSI Oleh Erfan Budiarto NIM 101810401049 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hayati memiliki potensi menjadi sumber pangan, papan, sandang, obat-obatan

BAB I PENDAHULUAN. hayati memiliki potensi menjadi sumber pangan, papan, sandang, obat-obatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keanekaragaman hayati di suatu negara memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat. Keanekaragaman hayati merupakan sumber penghidupan dan kelangsungan

Lebih terperinci

Biosaintifika 5 (1) (2013) Biosantifika. Berkala Ilmiah Biologi.

Biosaintifika 5 (1) (2013) Biosantifika. Berkala Ilmiah Biologi. Biosaintifika 5 (1) (2013) Biosantifika Berkala Ilmiah Biologi http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/biosaintifika Keanekaragaman Jenis Kupu-Kupu Superfamili Papilionoidae di Banyuwindu, Limbangan Kendal

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS KUPU-KUPU PADA EKOSISTEM HUTAN RAWA AIR TAWAR DAN HUTAN DATARAN RENDAH DI DESA BELITANG DUA KECAMATAN BELITANG KABUPATEN SEKADAU

KEANEKARAGAMAN JENIS KUPU-KUPU PADA EKOSISTEM HUTAN RAWA AIR TAWAR DAN HUTAN DATARAN RENDAH DI DESA BELITANG DUA KECAMATAN BELITANG KABUPATEN SEKADAU KEANEKARAGAMAN JENIS KUPU-KUPU PADA EKOSISTEM HUTAN RAWA AIR TAWAR DAN HUTAN DATARAN RENDAH DI DESA BELITANG DUA KECAMATAN BELITANG KABUPATEN SEKADAU Diversity of Butterfly on Freshwater Swamp Forest Ecosystem

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA: RHOPALOCERA) DI KAWASAN PENYANGGA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT KILIRAN JAO KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG

KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA: RHOPALOCERA) DI KAWASAN PENYANGGA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT KILIRAN JAO KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA: RHOPALOCERA) DI KAWASAN PENYANGGA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT KILIRAN JAO KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG Oleh : Imelgawati Zusri P.S 1, Dahelmi 2, Elza Safitri

Lebih terperinci

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Pembentukan Taman Kupu-Kupu Gita Persada Taman Kupu-Kupu Gita Persada berlokasi di kaki Gunung Betung yang secara administratif berada di wilayah Kelurahan

Lebih terperinci

KUPU-KUPU (RHOPALOCERA) DI SEKITAR KAMPUS UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

KUPU-KUPU (RHOPALOCERA) DI SEKITAR KAMPUS UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU KUPU-KUPU (RHOPALOCERA) DI SEKITAR KAMPUS UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU Mala Rodianti *), Rofiza Yolanda 1), Jismi Mubarrak 2) 1&2) Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas

Lebih terperinci

SEKILAS KUPU-KUPU DI TAMAN HUTAN BANTIMURUNG. A. Letak Geografis Taman Bantimurung

SEKILAS KUPU-KUPU DI TAMAN HUTAN BANTIMURUNG. A. Letak Geografis Taman Bantimurung SEKILAS KUPU-KUPU DI TAMAN HUTAN BANTIMURUNG A. Letak Geografis Taman Bantimurung Luas taman hutan Bantimurung adalah 43.700 hektar, terletak pada 119 o. 34 119 o.55 BT dsn 4 o.42 5 o. 06 LS. Di tahun

Lebih terperinci

SKRIPSI KEANEKARAGAMAN JENIS KUPU-KUPU PADA RUANG TERBUKA HIJAU DI BABARSARI, DEPOK, SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SKRIPSI KEANEKARAGAMAN JENIS KUPU-KUPU PADA RUANG TERBUKA HIJAU DI BABARSARI, DEPOK, SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI KEANEKARAGAMAN JENIS KUPU-KUPU PADA RUANG TERBUKA HIJAU DI BABARSARI, DEPOK, SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Disusun oleh : Anita Febriawati Sela NPM : 060800995 UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN 2442-9805 Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN 2086-4701 STUDI KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU DI BANTARAN SUNGAI BATANGHARI KOTA METRO SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (Sujatnika, Joseph, Soehartono, Crosby, dan Mardiastuti, 1995). Kekayaan jenis

I. PENDAHULUAN. (Sujatnika, Joseph, Soehartono, Crosby, dan Mardiastuti, 1995). Kekayaan jenis I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki 1539 spesies burung atau 17 persen dari jumlah seluruh spesies burung dunia, 381 spesies diantaranya merupakan spesies endemik (Sujatnika, Joseph, Soehartono,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Hutan Pantai Leuweung Sancang merupakan salah satu kawasan cagar alam yang dilindungi, berada di Jawa Barat tepatnya di

Lebih terperinci

4 KARAKTERISTIK SUMBER DAYA KUPU-KUPU (Lepidoptera) YANG DIMANFAATKAN SECARA KOMERSIAL

4 KARAKTERISTIK SUMBER DAYA KUPU-KUPU (Lepidoptera) YANG DIMANFAATKAN SECARA KOMERSIAL KARAKTERISTIK SUMBER DAYA KUPU-KUPU (Lepidoptera) YANG DIMANFAATKAN SECARA KOMERSIAL. Kupu-Kupu Hasil Tangkapan Pengamatan hasil tangkapan kupu-kupu meliputi jumlah individu setiap jenis dan rasio kelamin.

Lebih terperinci

Keanekaragaman kupu-kupu (Insekta: Lepidoptera) di Wana Wisata Alas Bromo, BKPH Lawu Utara, Karanganyar, Jawa Tengah

Keanekaragaman kupu-kupu (Insekta: Lepidoptera) di Wana Wisata Alas Bromo, BKPH Lawu Utara, Karanganyar, Jawa Tengah PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON Volume 1, Nomor 6, September 2015 ISSN: 24078050 Halaman: 12841288 DOI: 10.13057/psnmbi/m010604 Keanekaragaman kupukupu (Insekta: Lepidoptera) di Wana Wisata Alas Bromo,

Lebih terperinci

I. PENDAHALUAN. dan kehutanan. Dalam bidang kehutanan, luas kawasan hutannya mencapai. (Badan Pusat Statistik Lampung, 2008).

I. PENDAHALUAN. dan kehutanan. Dalam bidang kehutanan, luas kawasan hutannya mencapai. (Badan Pusat Statistik Lampung, 2008). I. PENDAHALUAN A. Latar Belakang Masalah Provinsi Lampung dengan luas ± 3.528.835 ha, memiliki potensi sumber daya alam yang sangat beraneka ragam, prospektif, dan dapat diandalkan, mulai dari pertanian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif, karena dalam penelitian ini, Lepidoptera yang menjadi variabel tidak diberi perlakuan khusus

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id Di dalam konsep Agrowisata, usaha pertanian unggulan dikembangkan a. Latar belakang 1. PENDAHULUA}{

bio.unsoed.ac.id Di dalam konsep Agrowisata, usaha pertanian unggulan dikembangkan a. Latar belakang 1. PENDAHULUA}{ Makalah pengabdian Pada Masyarakat "Penerapan Teknik Pembuatan Taman Kupu-Kupu Di Desa Serang Untuk Meningkatkan Destinasi Wisata" 2016 Design Taman Kupu-kupu di Rest Area Desa Wisata Serang, Kecamatan

Lebih terperinci

SUSUNAN ACARA SEMINAR NASIONAL BIOLOGI 2010 Fakultas Biologi UGM, September JUM AT, 24 SEPTEMBER 2010 Waktu Acara Tempat

SUSUNAN ACARA SEMINAR NASIONAL BIOLOGI 2010 Fakultas Biologi UGM, September JUM AT, 24 SEPTEMBER 2010 Waktu Acara Tempat SEMINAR NASIONAL BIOLOGI 2010 Perspektif Biologi dalam Pengelolaan Sumberdaya Hayati Dalam Rangka Lustrum XI Fakultas Biologi UGM Sekaligus Menghantarkan Purna Tugas bagi Prof. Dr. Jusup Subagja, M.Sc.,

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Graphium agamemnon, Graphium doson, Mechelia champaca, Annona muricata, life cycle, food consumption.

ABSTRACT. Keywords: Graphium agamemnon, Graphium doson, Mechelia champaca, Annona muricata, life cycle, food consumption. ABSTRACT ESWA TRESNAWATI. The Life Cycle and Growth of Graphium agamemnon L. and Graphium doson C&R. Butterflies (Papilionidae: Lepidoptera) Fed by Cempaka (Michelia champaca) and Soursoup (Annona muricata).

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 28 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Lokasi Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, dimulai dari bulan November- Desember 2011. Lokasi pengamatan disesuaikan dengan tipe habitat yang terdapat di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Arboretum Nyaru Menteng, (Gambar 4.6). Adapun deskripsinya sebagai berikut:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Arboretum Nyaru Menteng, (Gambar 4.6). Adapun deskripsinya sebagai berikut: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Penangkapan kupu-kupu dilakukan pada empat lokasi yang berbeda, di kawasan Arboretum Nyaru Menteng, (Gambar 4.6). Adapun deskripsinya sebagai

Lebih terperinci

SKRIPSI. KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU (Lepidoptera) DI PLAWANGAN KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SKRIPSI. KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU (Lepidoptera) DI PLAWANGAN KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU (Lepidoptera) DI PLAWANGAN KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Disusun Oleh : Irena Winda Natasa NPM : 080801065 UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ruang Terbuka Hijau di Yogyakarta Open space atau ruang terbuka menurut William, et al. (1969), merupakan suatu daerah hijau yang relatif tidak berkembang dan disediakan dalam suatu

Lebih terperinci

Kata kunci: kupu-kupu, keanekaragaman, kelimpahan, Universitas Jambi.

Kata kunci: kupu-kupu, keanekaragaman, kelimpahan, Universitas Jambi. Keanekaragaman dan Kelimpahan Jenis Kupu-kupu (Lepidoptera; Rhopalocera) di Sekitar Kampus Pinang Masak Universitas Jambi Diversity and Abundance of Butterflies (Lepidoptera; Rhopalocera) around Campus

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS KUPU-KUPU (Subordo Rhopalocera) DI KAWASAN WISATA HAPANASAN ROKAN HULU SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA KONSEP KEANEKARAGAMAN HAYATI

KEANEKARAGAMAN JENIS KUPU-KUPU (Subordo Rhopalocera) DI KAWASAN WISATA HAPANASAN ROKAN HULU SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA KONSEP KEANEKARAGAMAN HAYATI KEANEKARAGAMAN JENIS KUPU-KUPU (Subordo Rhopalocera) DI KAWASAN WISATA HAPANASAN ROKAN HULU SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA KONSEP KEANEKARAGAMAN HAYATI Elya Febrita, Yustina dan Dahmania Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Analisis Keanekaan dan Kekerabatan Kupu-Kupu Cagar Alam Leuweung Sancang Berdasarkan Karakter Morfologi

Analisis Keanekaan dan Kekerabatan Kupu-Kupu Cagar Alam Leuweung Sancang Berdasarkan Karakter Morfologi Analisis Keanekaan dan Kekerabatan Kupu-Kupu Cagar Alam Leuweung Sancang Berdasarkan Karakter Morfologi Cindy Hervina, Mirda Sylvia, Annisa*, Hikmat Kasmara, Nurullia Fitriani Departemen Biologi, Universitas

Lebih terperinci

2015 PENGARUH PEMBERIAN PAKAN ALAMI DAN PAKAN SINTETIS TERHADAP LAMANYA SIKLUS HIDUP

2015 PENGARUH PEMBERIAN PAKAN ALAMI DAN PAKAN SINTETIS TERHADAP LAMANYA SIKLUS HIDUP BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kupu kupu adalah kelompok serangga yang termasuk ke dalam bangsa Lepidotera, yang berarti mempunyai sayap bersisik. Kupu-kupu merupakan bagian kecil dari 155.000 spesies

Lebih terperinci

Spesies Kupu-Kupu (Rhopalocera) Di Tanjung Balai Karimun Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau

Spesies Kupu-Kupu (Rhopalocera) Di Tanjung Balai Karimun Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau 35 Spesies Kupu-Kupu (Rhopalocera) Di Tanjung Balai Karimun Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau Species of butterflies (Rhopalocera) in Tanjung Balai Karimun, Karimun Regency, Riau Archipelago Nofri Sea

Lebih terperinci

Jurnal MIPA 35 (1) (2012) Jurnal MIPA.

Jurnal MIPA 35 (1) (2012) Jurnal MIPA. Jurnal MIPA 35 (1) (2012) Jurnal MIPA http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jm KEANEKARAGAMAN JENIS KUPU-KUPU SUPERFAMILI PAPILIONOIDAE DI DUKUH BANYUWINDU DESA LIMBANGAN KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Herlin Nur Fitri, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Herlin Nur Fitri, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diversitas atau keanekaragaman makhluk hidup termasuk salah satu sumber daya lingkungan dan memberi peranan yang penting dalam kestabilan lingkungan. Semakin tinggi

Lebih terperinci

Inventarisasi Jenis Kupu-kupu pada Hutan Kerangas di Kawasan Cagar Alam Mandor Kabupaten Landak

Inventarisasi Jenis Kupu-kupu pada Hutan Kerangas di Kawasan Cagar Alam Mandor Kabupaten Landak Protobiont (205) Vol. 4 () : 260265 Inventarisasi Jenis Kupukupu pada Hutan Kerangas di Kawasan Cagar Alam Mandor Kabupaten Landak Margareta Florida, Tri Rima Setyawati, Ari Hepi Yanti Program Studi Biologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bogor merupakan kota yang terus berkembang serta mengalami peningkatan jumlah penduduk dan luas lahan terbangun sehingga menyebabkan terjadinya penurunan luas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 10 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti, maka penulis mengemukakan beberapa pendapat ahli yang berkaitan dengan penelitian ini

Lebih terperinci

KEANEKARGAMAN KUPU-KUPU DIURNAL (SUB ORDO: RHOPALOCERA) DI KOMPLEK GUNUNG BROMO KPH SURAKARTA KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2013

KEANEKARGAMAN KUPU-KUPU DIURNAL (SUB ORDO: RHOPALOCERA) DI KOMPLEK GUNUNG BROMO KPH SURAKARTA KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2013 17-147 KEANEKARGAMAN KUPU-KUPU DIURNAL (SUB ORDO: RHOPALOCERA) DI KOMPLEK GUNUNG BROMO KPH SURAKARTA KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2013 The Diversity Diurnal Buterfly (Sub Ordo: Rhopalocera) Complex in The

Lebih terperinci

Keanekaragaman kupu-kupu di berbagai tipe tutupan lahan perkebunan kelapa sawit PTPN V Tamora, Kampar, Riau

Keanekaragaman kupu-kupu di berbagai tipe tutupan lahan perkebunan kelapa sawit PTPN V Tamora, Kampar, Riau PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON Volume 3, Nomor 1, Februari 2017 ISSN: 2407-8050 Halaman: 110-116 DOI: 10.13057/psnmbi/m030119 Keanekaragaman kupu-kupu di berbagai tipe tutupan lahan perkebunan kelapa sawit

Lebih terperinci

Perbandingan keanekaragaman kupu-kupu antara tipe tutupan lahan hutan dengan kebun sawit

Perbandingan keanekaragaman kupu-kupu antara tipe tutupan lahan hutan dengan kebun sawit PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON Volume 3, Nomor 1, Februari 2017 ISSN: 2407-8050 Halaman: 104-109 DOI: 10.13057/psnmbi/m030118 Perbandingan keanekaragaman kupu-kupu antara tipe tutupan lahan hutan dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mudah dikenali oleh setiap orang. Seperti serangga lainnya, kupu-kupu juga mengalami

I. PENDAHULUAN. mudah dikenali oleh setiap orang. Seperti serangga lainnya, kupu-kupu juga mengalami I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kupu-kupu merupakan serangga yang memiliki keindahan warna dan bentuk sayap sehingga mudah dikenali oleh setiap orang. Seperti serangga lainnya, kupu-kupu juga mengalami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, yang. sensus atau dengan menggunakan sampel (Nazir,1999).

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, yang. sensus atau dengan menggunakan sampel (Nazir,1999). 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, yang merupakan suatu penyelidikan terhadap sejumlah individu, baik secara sensus atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yakni penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau

Lebih terperinci

Perhitungan Tingkat Kekerabatan Ordo Lepidoptera (Kupu Kupu) di Tahura Bromo Karanganyar Menggunakan Indeks Kesamaan Sorensen dan Dendogram

Perhitungan Tingkat Kekerabatan Ordo Lepidoptera (Kupu Kupu) di Tahura Bromo Karanganyar Menggunakan Indeks Kesamaan Sorensen dan Dendogram SP-011-00 Proceeding Biology Education Conference (ISSN: 5-57), Vol 1(1) 016: 5-60 Perhitungan Tingkat Kekerabatan Ordo Lepidoptera (Kupu Kupu) di Tahura Bromo Karanganyar Menggunakan Indeks Kesamaan Sorensen

Lebih terperinci

Jurnal Biology Education Vol. 4 No. 1 April 2015

Jurnal Biology Education Vol. 4 No. 1 April 2015 INVENTARISASI JENIS LEPIDOPTERA SEBAGAI BAHAN AJAR KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP IPA SMP DI KAWASAN HUTAN KOTA BNI KOTA BANDA ACEH Oleh : 1 Musriadi 2 Mauliza 1 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas

Lebih terperinci

Jenis-Jenis Kupu-Kupu (Sub Ordo Rhopalocera) yang Terdapat di Kawasan Hapanasan, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau

Jenis-Jenis Kupu-Kupu (Sub Ordo Rhopalocera) yang Terdapat di Kawasan Hapanasan, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau Jurnal Riau Biologia (8): 06, Januari 06 JenisJenis KupuKupu (Sub Ordo Rhopalocera) yang Terdapat di Kawasan Hapanasan, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau ENNIE CHAHYADI, ELPE BIBAS Jurusan Biologi, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III KERAGAMAN SPECIES SEMUT PADA EKOSISTEM TERGANGGU DI KAWASAN CAGAR ALAM TELAGA WARNA JAWA BARAT

BAB III KERAGAMAN SPECIES SEMUT PADA EKOSISTEM TERGANGGU DI KAWASAN CAGAR ALAM TELAGA WARNA JAWA BARAT BAB III KERAGAMAN SPECIES SEMUT PADA EKOSISTEM TERGANGGU DI KAWASAN CAGAR ALAM TELAGA WARNA JAWA BARAT PENDAHULUAN Semut (Formicidae:Hymenoptera) merupakan hewan Avertebrata komponen terestrial yang melimpah

Lebih terperinci

KUPU-KUPU (Rhopalocera) DI KAWASAN HUTAN KOTA BNI BANDA ACEH

KUPU-KUPU (Rhopalocera) DI KAWASAN HUTAN KOTA BNI BANDA ACEH Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 4, No. 2, Ed. September 2016, Hal. 117-127 KUPU-KUPU (Rhopalocera) DI KAWASAN HUTAN KOTA BNI BANDA ACEH 1 Nurdin Amin dan 2 Alfida 1 Program Studi Pendidikan Biologi

Lebih terperinci

Biosaintifika 5 (2) (2013) Biosaintifika. Journal of Biology & Biology Education.

Biosaintifika 5 (2) (2013) Biosaintifika. Journal of Biology & Biology Education. Biosaintifika 5 (2) (2013) Biosaintifika Journal of Biology & Biology Education http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/biosaintifika KEANEKARAGAMAN JENIS KUPU-KUPU DI TAMAN KEHATI UNNES Bambang Priyono,

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU

KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU (Lepidoptera) DI PLAWNGAN KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (The Diversity of Butterflies (Lepidoptera) in Plawangan The Area Gunung Merapi National

Lebih terperinci

9-074 ANALISIS TIPOLOGI LEPIDOPTERA BERDASARKAN OBSERVASI HABITAT DI KAWASAN HUTAN LINDUNG NUSAKAMBANGAN, CILACAP, JAWA TENGAH

9-074 ANALISIS TIPOLOGI LEPIDOPTERA BERDASARKAN OBSERVASI HABITAT DI KAWASAN HUTAN LINDUNG NUSAKAMBANGAN, CILACAP, JAWA TENGAH 9-074 ANALISIS TIPOLOGI LEPIDOPTERA BERDASARKAN OBSERVASI HABITAT DI KAWASAN HUTAN LINDUNG NUSAKAMBANGAN, CILACAP, JAWA TENGAH Typology Analysis of Lepidoptera Based on Habitat Observation on Protected

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi penelitian Penangkapan kupu-kupu dilakukan pada empat Lokasi yang berbeda, di kawasan Hutan Dalit Desa Benao Hulu Kecamatan Lahei Barat Kabupaten Barito

Lebih terperinci

Jl. Prof.Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1, Bandarlampung, Lampung, Indonesia, Surel: ABSTRACT

Jl. Prof.Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1, Bandarlampung, Lampung, Indonesia, Surel: ABSTRACT DIVERSITY OF NYMPHALIDAE IN TEGAL ISLAND AND PUHAWANG KECIL ISLAND, LAMPUNG BAY Eka Fitri Wulan Sari 1, Herawati Soekardi 1, Nismah Nukmal 1 da Martinus 2 1 Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Lampung,

Lebih terperinci

2 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 11 2 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1 Letak dan Potensi Wisata Secara administrasi pemerintahan, lokasi penelitian terletak di Desa Kalabbirang, Kecamatan Bantimurung; serta Desa Jenetaesa dan Desa Samangki,

Lebih terperinci

KERAGAMAN KUPU-KUPU DI KAWASAN TELAGA WARNA CISARUA BOGOR DIAN SARI

KERAGAMAN KUPU-KUPU DI KAWASAN TELAGA WARNA CISARUA BOGOR DIAN SARI KERAGAMAN KUPU-KUPU DI KAWASAN TELAGA WARNA CISARUA BOGOR DIAN SARI DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 ii ABSTRAK DIAN SARI. Keragaman

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung merupakan satwa yang mempunyai arti penting bagi suatu ekosistem

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung merupakan satwa yang mempunyai arti penting bagi suatu ekosistem 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Burung Burung merupakan satwa yang mempunyai arti penting bagi suatu ekosistem maupun bagi kepentingan kehidupan manusia dan membantu penyebaran Tumbuhan yang ada disuatu kawasan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Jumlah spesies dalam komunitas yang sering disebut kekayaan spesies

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Jumlah spesies dalam komunitas yang sering disebut kekayaan spesies TINJAUAN PUSTAKA Keragaman dan Keanekaragaman Serangga Indeks Keanekaragaman dapat digunakan untuk menyatakan hubungan kelimpahan species dalam komunitas. Keanekaragaman species terdiri dari 2 komponen

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukmana (1997), sistematika tanaman jagung (Zea mays L.) adalah sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukmana (1997), sistematika tanaman jagung (Zea mays L.) adalah sebagai TINJAUAN PUSTAKA Ekologi Tanaman Jagung berikut : Menurut Rukmana (1997), sistematika tanaman jagung (Zea mays L.) adalah sebagai Kingdom Divisi Subdivisi Kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Serangga merupakan bagian dari keanekaragaman hayati yang harus dijaga kelestariannya dari kepunahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Serangga merupakan bagian dari keanekaragaman hayati yang harus dijaga kelestariannya dari kepunahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Serangga merupakan bagian dari keanekaragaman hayati yang harus dijaga kelestariannya dari kepunahan maupun penurunan ragam jenisnya. Serangga memiliki beberapa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memiliki keanekaragaman spesies tertinggi di dunia, jumlahnya lebih dari

I. PENDAHULUAN. memiliki keanekaragaman spesies tertinggi di dunia, jumlahnya lebih dari 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Serangga (Kelas Insekta) merupakan kelompok makhluk hidup yang memiliki keanekaragaman spesies tertinggi di dunia, jumlahnya lebih dari separuh jumlah spesies makhluk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Nazir, (1998) penelitian deskriptif ini bertujan untuk menggambarkan serta mendeskripsikan kelimpahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif, yang merupakan suatu penyelidikan terhadap sejumlah individu, baik secara sensus atau dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Habitat Kupu-kupu 5.1.1 Komponen Fisik Habitat Berdasarkan pengukuran suhu di lapangan, diperoleh hasil tingkat suhu dan kelembaban relatif rata-rata di masing-masing tipe

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Kupu-kupu

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Kupu-kupu TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Kupu-kupu Kupu-kupu termasuk ordo Lepidoptera, kelas Insekta yang dicirikan dengan sayap tertutup oleh sisik. Ordo Lepidoptera mempunyai 47 superfamili, salah

Lebih terperinci

Lampiran 1 Jumlah individu per jenis kelamin spesies kupu-kupu hasil tangkapan berdasarkan famili di lokasi penelitian

Lampiran 1 Jumlah individu per jenis kelamin spesies kupu-kupu hasil tangkapan berdasarkan famili di lokasi penelitian LAMPIRAN 87 Lampiran 1 Jumlah individu per jenis kelamin spesies kupu-kupu hasil tangkapan berdasarkan famili di lokasi penelitian No Famili Spesies Individu Jantan Betina Jumlah 1 Lycaenidae Arhopala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kehidupan bergantung kepada air dalam berbagai bentuk. Air merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kehidupan bergantung kepada air dalam berbagai bentuk. Air merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan bergantung kepada air dalam berbagai bentuk. Air merupakan zat yang sangat penting bagi kehidupan semua makhluk hidup yang ada di bumi. Hampir 71%

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xii BABI PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Penelitian...

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS KUPU-KUPU DI AREAL ARBORETUM POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA. Oleh : MUHAMMAD AMIN NIM

KEANEKARAGAMAN JENIS KUPU-KUPU DI AREAL ARBORETUM POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA. Oleh : MUHAMMAD AMIN NIM KEANEKARAGAMAN JENIS KUPU-KUPU DI AREAL ARBORETUM POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA Oleh : MUHAMMAD AMIN NIM. 100500025 PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN KUPU-KUPU

BAB II KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN KUPU-KUPU BAB II KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN KUPU-KUPU A. Keanekaragaman Keanekaragaman diartikan sebagai jumlah total spesies dalam suatu area tertentu atau dapat dijelaskan juga sebagai jumlah spesies yang terdapat

Lebih terperinci

Vol. 08 No. 01 April 2012 ISSN Jurnal Ilmiah. Konservasi Hayati. Variasi warna Nepenthes mirabilis

Vol. 08 No. 01 April 2012 ISSN Jurnal Ilmiah. Konservasi Hayati. Variasi warna Nepenthes mirabilis Vol. 08 No. 01 April 2012 ISSN 0216-9487 Jurnal Ilmiah Konservasi Hayati Variasi warna Nepenthes mirabilis DAFTAR ISI Halaman Tanaman Obat yang Terdapat di Kota Bengkulu yang Berpotensi Sebagai Obat Penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kupu-kupu merupakan salah satu kekayaan hayati yang dimiliki Indonesia dan harus dijaga kelestariannya dari kepunahan maupun penurunan keanekaragaman jenisnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sebaran jenis serangga yang unik. Selain jenis-jenis yang sebarannya

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sebaran jenis serangga yang unik. Selain jenis-jenis yang sebarannya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai negara tropis yang dilalui garis ekuator terpanjang, Indonesia memiliki sebaran jenis serangga yang unik. Selain jenis-jenis yang sebarannya tersebar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi baik flora maupun fauna. Flora dan fauna tersebut tersebar luas di Indonesia baik di

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Habitat 2.2 Komunitas Burung

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Habitat 2.2 Komunitas Burung 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Habitat Habitat adalah kawasan yang terdiri dari berbagai komponen baik fisik maupun biotik yang merupakan satu kesatuan dan dipergunakan sebagai tempat hidup serta berkembang

Lebih terperinci

DIVERSITAS KUPU-KUPU (RHOPALOCERA) DI DUSUN KUMU BARU KECAMATAN RAMBAH HILIRKABUPATEN ROKAN HULU RIAU

DIVERSITAS KUPU-KUPU (RHOPALOCERA) DI DUSUN KUMU BARU KECAMATAN RAMBAH HILIRKABUPATEN ROKAN HULU RIAU DIVERSITAS KUPU-KUPU (RHOPALOCERA) DI DUSUN KUMU BARU KECAMATAN RAMBAH HILIRKABUPATEN ROKAN HULU RIAU Elisa Putri *), Rofiza Yolanda 1), Jismi Mubarrak 2) 1&2) Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas

Lebih terperinci

DESKRIPSI HABITAT KUPU-KUPU DI TAMAN KUPU-KUPU GITA PERSADA KELURAHAN KEDAUNG KECAMATAN KEMILING KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

DESKRIPSI HABITAT KUPU-KUPU DI TAMAN KUPU-KUPU GITA PERSADA KELURAHAN KEDAUNG KECAMATAN KEMILING KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012 DESKRIPSI HABITAT KUPU-KUPU DI TAMAN KUPU-KUPU GITA PERSADA KELURAHAN KEDAUNG KECAMATAN KEMILING KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012 Viva Desi Handayani, I Gede Sugiyanta, Zulkarnain Abstract: The aim of this

Lebih terperinci

BAB II KUPU-KUPU DAN TANAMAN INANG. pada sayapnya. Lepidoptera sendiri terbagi menjadi 2 yaitu kupu-kupu yang

BAB II KUPU-KUPU DAN TANAMAN INANG. pada sayapnya. Lepidoptera sendiri terbagi menjadi 2 yaitu kupu-kupu yang 7 BAB II KUPU-KUPU DAN TANAMAN INANG A. Ordo Lepidoptera Lepidoptera berasal dari bahasa Yunani, yang berarti "sayap bersisik" dan mengacu pada karakteristik yang mencakup sisik mikroskopis yang mirip

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU DI TAMAN NASIONAL BANTIMURUNG BULUSARAUNG. (Butterfly diversities in Bantimurung Bulusaraung National Park)

KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU DI TAMAN NASIONAL BANTIMURUNG BULUSARAUNG. (Butterfly diversities in Bantimurung Bulusaraung National Park) Media Konservasi Vol. 18, No. 2 Agustus 2013 : 63 68 KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU DI TAMAN NASIONAL BANTIMURUNG BULUSARAUNG (Butterfly diversities in Bantimurung Bulusaraung National Park) ABDUL HARIS MUSTARI

Lebih terperinci

Oleh: Asih Zulnawati. (Di bawah bimbingan Prof. Dr. Dahelmi dan Dr. Resti Rahayu) RINGKASAN

Oleh: Asih Zulnawati. (Di bawah bimbingan Prof. Dr. Dahelmi dan Dr. Resti Rahayu) RINGKASAN PENGARUH TUMBUHAN INANG Citrus aurantifolia dan Citrus hystrix (RUTACEAE) TERHADAP PEMILIHAN PAKAN, PERTUMBUHAN DAN RESPIRASI Papilio memnon Linnaeus, 1758 Oleh: Asih Zulnawati (Di bawah bimbingan Prof.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kupu-kupu raja helena (Troides helena L.) merupakan kupu-kupu yang berukuran

I. PENDAHULUAN. Kupu-kupu raja helena (Troides helena L.) merupakan kupu-kupu yang berukuran I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kupu-kupu raja helena (Troides helena L.) merupakan kupu-kupu yang berukuran besar dan memiliki warna sayap yang menarik sehingga sering diambil dari alam untuk dijadikan

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI JENIS KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA) DI KAWASAN HUTAN TAMAN WISATA ALAM SURANADI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI

KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI JENIS KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA) DI KAWASAN HUTAN TAMAN WISATA ALAM SURANADI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI JENIS KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA) DI KAWASAN HUTAN TAMAN WISATA ALAM SURANADI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI Linda Ariani 1, I Putu Artayasa 2, H. M. Liwa Ilhamdi 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 1539 spesies burung atau 17% dari jumlah seluruh spesies

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 1539 spesies burung atau 17% dari jumlah seluruh spesies 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki 1539 spesies burung atau 17% dari jumlah seluruh spesies burung dunia. Tiga ratus delapan puluh satu spesies di antaranya merupakan endemik Indonesia

Lebih terperinci