1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka. Penelitian Sebelumnya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka. Penelitian Sebelumnya"

Transkripsi

1 2 1. Pendahuluan Server merupakan suatu elemen penting dalam membangun sebuah jaringan komputer. Server sekarang ini dituntut untuk bisa melayani request secara bersama-sama dalam jumlah yang banyak. Serta kecepatan pelayanan merupakan salah satu hal yang harus bisa dilakukan oleh server. Salah satu penggunaan server yang sering diakses oleh banyak user adalah webserver, contohnya adalah indowebster. Situs indowebster menurut data dari Alexa.com adalah situs yang sering dikunjungi oleh pengguna internet dikarenakan adanya inforrmasi yang dibutuhkan oleh user dengan anggota berjumlah , dokumen berjumlah , kapasitas berjumlah 130,24 TB dan 19,50% pengunjung aktif harian.[1] Namun pada kenyataanya, server komputer sering terjadi masalah yang timbul, terutama pada beban jaringan yang dipakai. Server yang diakses oleh banyak user secara bersama-sama akan menjadikan server tersebut menjadi lambat atau bahkan mengalami kegagalan. Dari permasalahan yang dihadapi, telah banyak solusi yang digunakan untuk mengatasi masalah pada beban jaringan. Salah satunya dengan menggunakan cluster server. Dalam hal ini akan diimplementasikan dengan menggunakan dua layanan cluster sekaligus dan menggabungkannya dengan istilah cluster switching. Cluster switching adalah sebuah metode atau teknik yang dipakai untuk menukar fungsi cluster yang berbeda dalam penanganan kondisi tertentu. Manfaatnya adalah resources dan fungsi dari kedua cluster dapat digunakan secara maksimal. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis sebuah cluster server dengan menggabungkan dua model cluster sekaligus yaitu high avaibility dan load balance dengan menggunakan teknik cluster switching. Dengan menggunakan dua model cluster sekaligus diasumsikan dapat memberikan sebuah kinerja server yang fleksibel dan mampu mengatasi beban jaringan dan memberikan kestabilan pada server. Terdapat beberapa jenis cluster yang dapat digunakan untuk merancang sebuah cluster komputer. Dengan menggunakan sistem load balancing yang digunakan untuk membagi beban ke seluruh server yang ada, server akan bekerja bersama-sama untuk melayani permintaan dari user. Dan sistem high avaibility yang berfungsi melakukan failover atau perpindahan resources dari satu server ke server yang lain agar kestabilan server tetap terjaga. 2. Tinjauan Pustaka Penelitian Sebelumnya Dalam jurnal yang berjudul Teknologi Load Balancing untuk mengatasi beban server dilakukan penelitian tentang bagaimana mengatasi dan membagi beban pengaksesan aplikasi berbasis web kedalam beberapa komputer server agar beban tersebut tidak hanya terletak pada satu komputer server. Teknologi Load Balancing digunakan di dalam lingkungan server yang membutuhkan pemrosesan dan pengelolaan data dalam jumlah besar dengan cepat. Namun, permasalahan yang bisa muncul dari layanan cluster tersebut berupa kegagalan yang sering terjadi pada server utama (Primary failure). Hal ini

2 3 mengakibatkan semua server backend akan mati dan akses user pun akan mengalami timeout [2]. Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dengan menggunakan cluster switching yang digabungkan dengan teknologi high avaibility cluster, yang akan melakukan failover atau perpindahan resources dari satu server ke server yang lain secara otomatis agar kestabilan server tetap terjaga. Pertukaran fungsi cluster ke high avaibility dilakukan untuk mengatasi kegagalan fungsi server utama agar server lain yang menjadi backend dapat bekerja secara utuh dengan resources yang dimiliki. Teknologi ini diharapkan dapat menjadi solusi dalam mengatasi kegagalan server ketika terjadi gangguan. Dalam jurnal yang berjudul High Avaibility MMORPG dalam lingkungan cloud computing, dilakukan penelitian berupa penggunaan cluster high avaibility di dalam sebuah permainan MMORPG (Massive Multiplayer Online Role Playing Game). Penggunaan cluster tersebut difungsikan agar sistem yang terpusat pada sebuah server akan terus aktif untuk terjaganya sesi permainan. Jika terjadi down atau salah satu server mati, maka koneksi akan tetap berjalan dengan dialihkan ke server yang berbeda. Kestabilan koneksi akan terjaga, namun beban bandwith untuk satu server dalam menangani trafc jaringan masih tergolong cukup lama. Hal ini disebabkan oleh kemampuan sistem pada trafc jaringan yang telah terimplementasi oleh server dalam mengatasi jumlah permintaan ke server yang terus bertambah [3]. Sebuah solusi untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dengan menggunakan cluster switching yang digabungkan dengan teknologi load balance cluster, yang digunakan untuk membagi beban ke seluruh server yang ada, server akan bekerja bersama-sama untuk melayani permintaan dari user. Pertukaran fungsi cluster ke load balance dilakukan pada saat beban bandwith yang ditangani oleh server terlalu padat, dan dengan menyeimbangkan beban kepada dua server diasumsikan dapat membantu server dalam mengatasi jumlah permintaan client yang terus bertambah. Cluster Server Cluster Computing adalah teknik menghubungkan dua atau lebih komputer ke dalam jaringan dalam rangka mengambil keuntungan dari resources yang terdapat pada komputer yang menyediakan redundant interconnections, sehingga user hanya mengetahui ada satu sistem server yang tersedia dan komputer client tidak menyadari jika terjadi kegagalan pada sistem server karena tersedianya server sebagai redundant atau backup. Clustering computing dapat digunakan untuk load balancing cluster ataupun failover clustering (high avaibility). High-availability cluster juga sering disebut sebagai failover cluster pada umumnya diimplementasikan untuk tujuan meningkatkan ketersediaan layanan yang disediakan oleh cluster tersebut, yang kemudian digunakan untuk menyediakan layanan saat salah satu elemen cluster mengalami kegagalan. Jumlah yang paling umum dari kategori ini adalah dua node. Konsep kongurasi membuat satu server sebagai master server dan server yang lain menjadi slave server dimana saat server dalam keadaan normal master server menangani semua request dari

3 4 client. Slave server akan mengambil alih tugas master server apabila master server tidak berfungsi atau mati.[4] Load balancing cluster merupakan cluster server dimana anggota cluster server dikongurasikan untuk saling berbagi beban yang berfungsi mendistribusikan request dari client ke anggota server load balanced cluster. Secara umum cara kerja load balancer adalah menerima incoming request dari client dan meneruskan request tersebut pada server tertentu jika dibutuhkan. Load balancer menggunakan beberapa algoritma yang berbeda untuk melakukan control trafc network. Tujuan algoritma load balancer adalah untuk mendistribusikan beban secara pintar atau memaksimalkan kerja anggota servercluster. Algoritma load balance meliputi Roundrobin, weighted-roundrobin, least connection, dan load based. Heartbeat merupakan perangkat lunak yang umum digunakan untuk cluster high availability. Heartbeat perlu dikombinasikan dengan resource yang diperlukan untuk membangun failover yang memiliki kemampuan menghentikan dan memulai service yang diinginkan seperti service IP address, webserver, dan mounting blok hard disk. Heartbeat menjalankan script inisialisasi untuk menjalankan service lain pada saat Heartbeat dijalankan atau bisa juga mematikan service lain pada saat Heartbeat dimatikan. Heartbeat juga melakukan perpindahan IP address dari satu server ke server yang lain (IP floating). Haproxy merupakan aplikasi open sources untuk load balancer yang dibuat oleh Willy Tarreau pada tahun 2005 menggunakan bahasa C. Aplikasi yang merupakan singkatan dari High Availability Proxy digunakan untuk meningkatkan performa banyak website yang tersebar di banyak server. Aplikasi ini sangat cocok untuk webserver yang menangani jumlah trafc yang tinggi. Haproxy sendiri dipasang pada server front-end. Front-End server umumnya memiliki IP statis yang terintegrasi dengan DNS. 3. Metode Pengembangan Sistem Dalam membangun jaringan yang berbasis cluster server dilakukan dengan menggunakan pendekatan NDLC (Network Development Life Cycle) yang di dalamnya terdapat beberapa tahap yaitu analysis, design, simulation prototyping, implementation, monitoring dan management yang dapat dilihat pada Gambar 1. [5]

4 5 Tahap Analysis Gambar 1 Network Delevopment Life Cycle Pada tahap analisis ini dilakukan analisa permasalahan dan kebutuhan dengan mencari informasi dari dokumentasi yang mungkin pernah dibuat sebelumnya. Dengan menelaah setiap data yang didapat dari data-data sebelumnya, akan muncul suatu kebutuhan serta masalah yang akan dipecahkan. Permasalahan yang akan dibahas pada topik penelitian ini adalah terletak pada bagaimana membuat sebuah kongurasi server yang dapat difungsikan sebagai cluster untuk mengatasi beban jaringan yang disebabkan oleh banyaknya user yang mengakses suatu webserver dengan menggunakan dua model cluster, yaitu high Avaibility dan load balance. Penggunaan dua model cluster sekaligus didasarkan pada fungsi yang terdapat di setiap cluster dan dimaksudkan agar dapat menutupi kelemahan pada tiap-tiap cluster. Setelah dilakukannya tahapan tersebut langkah selanjutnya adalah menganalisa topologi jaringan yang akan dibuat. Tahap Design Setelah melakukan analisis, didapatkan data-data yang sangat diperlukan dalam melakukan perancangan dari sistem yang akan dibangun. Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap design ini akan membuat sebuah gambaran simulasi jaringan interkoneksi yang akan dibangun, diharapkan dengan design ini akan memberikan gambaran seutuhnya dari kebutuhan yang ada. Dalam membentuk arsitektur jaringan komputer harus dipertimbangkan bagaimana cara melakukan konektivitas antar komputer yang akan tergabung dalam jaringan komputer dengan membuat topologi jaringan. Adapun gambar topologi jaringan yang dimaksud sebagai berikut:

5 6 Gambar 2 Topology Jaringan Cluster Server Dari Gambar 2 perancangan topologi jaringan ini memerlukan 3 buah node / server yang terintegrasi sebagai server cluster. Node 1 memiliki IP , node 2 memiliki ip , dan node 3 memiliki alamat ip Semua node diberi sebuah virtual ip yang akan digunakan sebagai alamat public yang diakses oleh client. Node 1 dan node 2 difungsikan sebagai high avaibility cluster dan node 3 difungsikan sebagai load balance cluster dengan menggunakan node 1 dan node 2 sebagai backend server. Dibutuhkan sebuah switch sebagai penjembatan antar server. Setelah dilakukan perancangan topologi jaringan, diperlukan sebuah perancangan kinerja dari sebuah sistem yang sedang dibuat dengan menggunakan penggambaran pada flowchart.

6 7 Mulai Cetak / tampilkan total bandwith (B) pada layar console Cek total (B) < 1 Mb YA Hidupkan Servis High Avaibility Mode Server menjadi HA TIDAK Cetak total bandwith (B) pada layar console Cetak total bandwith (B) pada layar console TIDAK Cek total (B) > 15 Mb YA Matikan Servis High Avaibility Mode Server menjadi LB Selesai Gambar 3 Flowchart cara kerja cluster switching pada high avaibility Gambar 3 menggambarkan flowchart tentang cara kerja cluster switching yang dipakai pada high avaibility, langkah awalnya adalah mulai. Setelah itu program akan mencetak total bandwith dilayar console linux pada node 1, dimana total bandwith didapat dari jumlah koneksi yang dilakukan oleh client. Program akan mengecek apakah total bandwith kurang dari kapasitas yang sudah diset (1Mb). Jika tidak, program akan mencetak total bandwith lagi, dan jika ya maka program akan menghidupkan semua servis high avaibility yang akan membuat node 1 menjadi high avaibility. Setelah dua kondisi di atas, program akan mengecek untuk kedua kalinya total bandwith apakah melebihi kapasitas yang sudah diset (15Mb). jika melebihi, program akan mematikan semua servis high avaibility dan membuat node1 menjadi load balance dan selesai. Program akan dihentikan, namun jika jumlah total bandwith tidak melebihi kapasitas (15Mb), maka program akan menampilkan total bandwith pada console dan akan melakukan pengecekan kembali ke total bandwith yang pertama (1Mb).

7 8 Mulai Cetak / tampilkan total bandwith (B) pada layar console Cek total (B) < 1 Mb YA Matikan Servis Load Balance Mode Server menjadi HA TIDAK TIDAK Cetak total bandwith (B) pada layar console Cek server HA mati Cetak total bandwith (B) pada layar console YA Hidupkan Servis Load Balance Mode server menjadi LB Selesai Gambar 4 Flowchart cara kerja cluster switching pada load balance Untuk Gambar 4 menggambarkan cara kerja yang dipakai cluster switching pada server load balance di node 3. Langkah-langkah ataupun alur program sama seperti cara kerja pada server high avaibility. langkah awalnya adalah dengan memulai. Setelah itu program akan mencetak total bandwith dilayar console linux pada node 3. Program akan mengecek apakah total bandwith kurang dari kapasitas yang sudah diset (1Mb). Jika tidak, program akan mencetak total bandwith lagi, dan jika ya maka program akan mematikan semua servis load balance pada node 3 yang kemudian akan membuat servis high avaibility pada node 1 dan node 2 mengambil alih kinerja webserver. Namun perbedaan mendasar dari kedua cluster ini terdapat pada saat pengecekan kedua dimana pada server load balance akan mengecek apakah server high avaibility pada node 1 mati atau tidak. Diasumsikan node 1 mengalami timeout karena servis high avaibility yang telah mati diakibatkan oleh jumlah beban yang melebihi batas. Jika tidak, maka program akan kembali ke pengecekan total bandwith awal (1Mb). Dan bila ya, maka program akan menghidupkan semua servis load balance dan mengambil alih kinerja webserver dari server high avaibility.

8 9 Tahap Simulation prototype Dalam perancangan sebuah jaringan, dibutuhkan sebuah software khusus di bidang jaringan untuk membuat simulasi dari topologi jaringan yang akan dibuat. Hal ini digunakan untuk melihat design dari jaringan yang akan dibangun dan sebagai bahan presentasi. Tetapi dalam penerapannya, tools yang digunakan dalam membuat simulasi dari topologi jaringan menggunakan Packet tracer dari Cisco Tahap Implementation Selanjutnya tahap implementasi akan diterapkan semua yang telah direncanakan dan didesain sebelumnya. Implementasi merupakan tahapan yang sangat menentukan berhasil atau gagalnya perancangan yang dibangun. Analisis ini meliputi instalisasi linux ubuntu server beserta kongurasinya, pembuatan clusterserver, pengujian clusterserver, pembuatan shell script untuk cluster switching, dan pengujian kinerja cluster server dengan menggunakan cluster switching. Tahap Monitoring Tahapan monitoring merupakan tahapan yang penting agar jaringan dan komunikasi dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan awal pada tahap awal analisa, maka perlu dilakukan kegiatan monitoring. Pada tahapan ini dilakukan beberapa percobaan untuk memastikan perangkat yang digunakan bekerja dengan baik. Percobaan yang dilakukan antara lain memastikan semua komponen server terhubung dengan baik terhadap client sehingga dapat diakses oleh user, dan cara yang dilakukan dengan melakukan ping dari komputer client ke semua node Memastikan pula seluruh service cluster dapat bekerja dengan baik sehingga saat pengujian berlangsung segala macam kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir. Tahap Management Pada tahapan manajemen ini salah satu yang menjadi perhatian khusus adalah masalah policy (kebijakan). Kebijakan ini dibuat berdasarkan dari hasil uji coba yang dilakukan pada cluster switching. Cluster switching yang dibuat menggunakan shell script dan dirancang secara manual, ini dilakukan untuk menghindari terjadinya error ataupun kesalahan yang diakibatkan servis bentrok pada saat perpindahan fungsi cluster terjadi. Admin berperan dalam menghidupkan ataupun mematikan fungsi shell script yang dibutuhkan, serta melakukan pengawasan setiap konektivitas yang terjadi pada tiap cluster server yang aktif. Perbaikan shell script juga diperlukan agar lebih esien digunakan, sehingga nantinya cluster server dapat beroperasi secara otomatis tanpa campur tangan admin.

9 10 4. Hasil Dan Pembahasan Setelah tahapan perancangan sistem, maka selanjutnya adalah implementasi sistem yang dibangun. Pada perancangan sistem ini meliputi beberapa tahap antara lain instalisasi linux Ubuntu server beserta kongurasinya, pembuatan clusterserver, pengujian clusterserver, pembuatan shell script untuk cluster switching, dan pengujian kinerja cluster server dengan menggunakan cluster switching. Tahap awal dengan menginstal linux Ubuntu server dan mengkongurasinya. Pembuatan cluster server ini menggunakan sistem operasi Ubuntu server (32 bit). Sistem operasi ini di-install pada ketiga komputer yang akan dijadikan server. Pembuatan server ini tidak hanya meliputi instalasi server akan tetapi juga meliputi kongurasi jaringan dari ketiga server sehingga dapat diakses dengan komputer client melalui Local Area Network sesuai dengan topologi jaringan. Pembuatan jaringan ini meliputi kongurasi IP address dari tiap tiap server, netmask, dan pemberian hostname (DNS) di setiap server.[6] Tahap pembuatan cluster server ditujukan kepada 3 buah server / node. Instalasi cluster dilakukan melalui console linux Ubuntu dari tiap tiap node. Pada node 1 dan node 2 difungsikan sebagai server high avaibility, sedangkan untuk node 3 difungsikan sebagai server load balance. Hubungan antara node 1 dan node 2 adalah master dan slave, yang dikarenakan menggunakan tehnik cluster failover yang nantinya dapat saling berinteraksi antara node 1 dan node 2 untuk dapat saling mem-backup kinerja dari sistem server. Dan untuk node 3 berfungsi sebagai penyeimbang beban pada saat terjadi kepadatan pada jaringan. Pembuatan cluster high avaibility dimulai dengan menginstal aplikasi Heartbeat pada node 1 dan node 2. Tahap berikut dengan mengkongurasi tiga le berupa ha.cf, haresources dan authkeys yang terdapat pada direktori /etc/ha.d/ di kedua node. Kemudian melakukan pendeklarasian DNS hosts di node 1 dan 2 agar tiap-tiap node yang terhubung mampu mengenali hostname di setiap node. File ini berisi keterangan tentang beberapa node yang akan dipakai oleh service Heartbeat.[7] Pembuatan cluster load balance dimulai dengan menginstal aplikasi Haproxy pada node 3. Setelah itu, dilakukan pengkongurasian pada le /etc/haproxy/haproxy.cfg. dan le /etc/default/haproxy. Tahap terakhir dengan membuat virtual ip public pada tiap-tiap node agar kedua server high avaibility dan load balance dapat diakses oleh user dan tidak bentrok saat memberikan servis secara bergantian dengan menghidupkan dan mematikan virtual ip yang dijadikan sebagai alamat public.[8] Pengujian cluster high avaibility dilakukan dengan cara simulasi kegagalan yang terjadi pada server utama dengan cara mematikan servis Heartbeat pada server master agar server slave mampu melakukan backup resources. Kemudian menghidupkan kembali servis pada server master untuk melihat apakah server utama dapat mengambil resources kembali.

10 11 Gambar 5 pengujian Heartbeat pada client dengan perintah curl Pengujian cluster load balance dapat dilakukan melalui browser dari client dengan mengakses halaman statistik Haproxy pada http: :// /haproxy?stats. Pengujian dapat juga dilakukan dengan mengakses alamat IP dari node 3, secara otomatis client akan diarahkan pada salah satu alamat dari node 1 ataupun 2. Gambar 6 pengujian Haproxy pada client dengan perintah curl Penggunaan dari shell scripting adalah mengotomasi perintah2 yang sudah biasa digunakan sehingga tidak perlu menuliskan setiap kali dengan cara yang berulang dan lengkap, tapi cukup dengan fungsi yang telah dibuat.[9] Pembuatan shell script high avaibility dibuat pada node 1 dengan nama brushup.sh dan ditujukan untuk menukar fungsi cluster server dari high avaibility ke load balance ataupun sebaliknya pada saat server yang menangani public IP telah mengalami kepadatan jaringan.

11 12 Source Code 1 Program shell script pada high avaibility pada node 1 #!/bin/bash while true bb=`bash /var/www/getbytes.sh` if [ $bb gt ] && [ $lb == 1 ] echo Load Balance Cluster echo Total Active Connection : $bb if [ $bb gt ] echo Active Connection : $bb echo Load Balancing Cluster Active ifcong eth5:1 down service apache2 start lb=1 ha=0 exit 1 if [ $bb le ] && [ $ha == 1 ] echo High Avaibility Cluster echo Active Connection : $bb if [ $bb le ] echo High Avaibility Active /etc/init.d/networking restart service apache2 start service heartbeat start ha=1 lb=0 echo Active Connection : $bb do sleep 2 done Alur kerja dari Source Code 1 ini bermula dari sebuah kondisi dimana setiap 3 detik server akan mengecek total dari jumlah bandwith dengan menampilkan ke dalam console agar admin dapat melihat secara langsung total bandwith yang masuk kedalam server. Perintah yang digunakan untuk mengecek total bandwith menggunakan bash /var/www/getbytes.sh yang dimasukkan kedalam variabel bernama bb. [10] Perintah tersebut digunakan untuk memanggil script lain yang memang difungsikan untuk mengambil data bandwith jaringan dengan menggunakan satuan byte. Total byte yang dihasilkan akan dijadikan patokan pada setiap kondisi dimana saat menghidupkan atau mematikan servis. Proses script dilanjutkan pada penggunaan if untuk membuat suatu kondisi, bila total dari bandwith yang diterima server tidak lebih dari 1Mb maka server akan memulai memasuki mode high avaibility dengan menghidupkan virtual IP yang dijadikan sebagai IP public tempat client mengkases fungsi dari Heartbeat, dan mengaktifkan servis Heartbeat dan Apache2. Dalam kondisi seperti ini, cluster yang dipakai dalam keadaan mode high avaibility cluster.

12 13 Kemudian bila jumlah dari total bandwith melebihi batas, dalam script telah diset 15Mb dan diasumsikan kondisi ini server mengalami kepadatan jaringan, maka script akan menyuruh server untuk mematikan virtual IP yang berada di node 1. Jika virtual IP dalam kondisi mati, maka secara otomatis koneksi yang tersambung dari client akan mengalami timeout karena kedua cluster servis tidak sedang merespon. Namun, justru ini yang menjadi tujuan utama dari mematikan virtual IP, dikarenakan agar pada saat virtual IP di node 3 dihidupkan, dapat mengambil alih peran dari node 1 dengan status menjadi load balance. Source Code 2 Program shell script pada high avaibility pada node 2 #!/bin/bash while true a=`curl bb=`bash /var/www/getbytes.sh` if [ $bb gt ] && [ $lb == 1 ] echo Load Balance Cluster echo Total Active Connection : $bb if [ $bb gt ] && [-z $a ] echo Active Connection : $bb echo Load Balancing Cluster Active ifcong eth5:1 down service apache2 start lb=1 ha=0 exit 1 if [ $bb le ] && [ $ha == 1 ] echo High Avaibility Cluster echo Active Connection : $bb if [ $bb le ] && [-z $a ] echo High Avaibility Active /etc/init.d/networking restart service apache2 start service heartbeat start ha=1 lb=0 echo Active Connection : $bb do sleep 2 done Alur kerja dari source code 2 sama dengan source code 1, namun perbedaan dari script ini terletak pada penambahan script untuk melakukan pengecekan keaktifan terhadap node 1. apakah node 1 yang menangani alamat public tersebut sedang dalam status hidup atau mati. Jika mati, maka node 2 akan menggantikan peran dari node 1 sehingga proses switching tetap bisa dilakukan dan servis dari kedua cluster tidak mengalami overlapping. Pembuatan shell script load balance dibuat pada node 3 dengan nama carl.sh dan secara alur kerja program hampir sama dengan shell script high avaibility. Shell script load balance ini juga menggunakan total bandwith sebagai patokan di dalam setiap kondisi dimana saat menghidupkan atau

13 14 mematikan servis load balance nantinya. Namun pada shell script ini ditambahkan perintah curl. Curl sendiri biasanya digunakan untuk mengecek isi dari halaman HTML dari alamat yang dituju. Akan tetapi perintah curl dalam shell script ini difungsikan untuk mengetahui status dari alamat public yang telah dideklarasikan, apakah server yang menangani alamat public tersebut sedang dalam status hidup atau mati. Source Code 3 Program shell script pada load balance server #!/bin/bash while true ss=` bash /var/www/getbytes.sh` a=`curl clear if [-z $a ] echo Load Balance Cluster Active /etc/init.d/networking restart Service haproxy start ha=0 lb=1 exit 1 if [ $ss le ] && [ $ha == 1 ] echo High Avaibility Cluster echo Active Connection : $ss if [ $ss le ] service haproxy stop ifcong eth3:1 down ha=1 lb=0 echo High Avaibility Active echo Active Connection : $ss do sleep 14 done Source Code 3 merupakan program dari Shell script load balance. Program ini akan mengecek kondisi status dari server yang sedang membawa IP public mengalami error atau timeout, maka secara otomatis server load balance akan segera menggantikan peran untuk menangani IP public dengan menghidupkan servis Haproxy dan virtual IP yang menjadi dasar dari fungsi dari load balance agar dapat diakses oleh client. Kondisi yang sama dengan shell script high avaibility terjadi pada saat script load balance mendeteksi bahwa total bandwith kurang dari 1 Mb, maka servis Haproxy dan virtual IP akan dimatikan. Dengan ini server dalam kondisi mode high avaibility. Kemudian dilakukan pengujian fungsi cluster switching saat menerima jumlah request secara berkala pada semua node yang aktif. Pengujian ini bertujuan untuk melihat proses switching yang terjadi dari kedua cluster server. Pengujian ini juga dilakukan untuk mengukur tingkat performa tiaptiap server dalam menangani jumlah request dalam jaringan. Diuji coba menggunakan aplikasi Nload telah didapat data sebagai berikut.

14 15 Jumlah Request 510 Income Tabel 1 Pengujian cluster switching pada ketiga node. Data Node 1 Node 2 Node 3 Fungsi Server Cluster Outgoing 1530 Income Outgoing 2550 Income Outgoing 5100 Income Outgoing Mbit/s Mbit/s Mbit/s Mbit/s Mbit/s Mbit/s Mbit/s Mbit/s Kbit/s 9.52 Kbit/s Kbit/s 9.88 Kbit/s Mbit/s Mbit/s Mbit/s Mbit/s Kbit/s 6.07 Kbit/s 7.29 Kbit/s Kbit Mbit/s Mbit/s Mbit/s Mbit/s High Avaibility High Avaibility Load Balance Load Balance request 510 request 1530 request 2550 request 5100 node 1 node 2 node 3 Gambar 7 Perbandingan kinerja cluster switching pada node 1, node 2 dan node 3 Dari Tabel 1 maupun gambar 7 menjelaskan tentang bagaimana cluster switching menukar fungsi antara high avaibility dan load balance saat menerima request dari client. Tabel di atas juga membandingan performa antara income dan outgoing pada semua node. Diketahui jumlah data tiap request adalah byte yang didapat dari ukuran data dari web yang diakses. Pengujian pertama dibebankan sebanyak 510 request atau sekitar 17,43 MB yaitu total data yang dikeluarkan dari client. Pada kondisi tersebut, server berfungsi sebagai cluster high avaibility. Node 1 bersifat aktif untuk menangani semua request yang masuk dikarenakan fungsi high avaibility yang menjadikan node 1 menjadi master. Didapat rata-rata income dari node 1 sekitar Mbit/s dan rata-rata outgoing Mbit/s. Income dari node 2 berkisar Kbit/s dan outgoing berkisar 9.52 Kbit/s. Dan income untuk node 3 berkisar Kbit/s dan outgoing berkisar 6.07 Kbit/s. Pengujian kedua dibebankan sebanyak 1530 request atau sekitar 52,29 MB. Pada kondisi tersebut, cluster switching masih menjadikan fungsi cluster server sebagai high avaibility. Semua request yang masuk masih ditangani oleh node 1 yang bersifat aktif. Didapat rata-rata income dari node 1 sekitar Mbit/s dan rata-rata outgoing Mbit/s. Income dari node 2 berkisar

15 Kbit/s dan outgoing berkisar 9.88 Kbit/s. Dan income untuk node 3 berkisar 7.29 Kbit/s dan outgoing berkisar Kbit/s. Pengujian ketiga dibebankan sebanyak 2550 request atau sekitar 87,15 MB. Pada kondisi tersebut, cluster switching menjadikan fungsi cluster server sebagai load balance. Semua request yang masuk masih ditangani oleh node 3 dan didistribusikan ke semua node yang aktif. Cluster load balance tersebut menjadikan node 1, node 2, dan node 3 bersifat aktif dalam membantu mengatasi request dari client. Node 1 dan node 2 memiliki rata-rata income dan outgoing yang hampir sama, didapat dari pembagian beban node 3. Sifat load balance terlihat jelas sekali dari pembagian beban secara merata kepada semua server. Didapat rata-rata income dari node 1 sekitar Mbit/s dan rata-rata outgoing Mbit/s. Income dari node 2 berkisar Mbit/s dan outgoing berkisar Mbit/s. Dan income untuk node 3 berkisar Kbit/s dan outgoing berkisar Mbit/s. Pengujian keempat dibebankan sebanyak 5100 request atau sekitar 174,12 MB. Pada kondisi tersebut, cluster switching menjadikan fungsi cluster server sebagai load balance. Semua request yang masuk ditangani oleh ketiga node yang bersifat aktif. Didapat rata-rata income dari node 1 sekitar Mbit/s dan rata-rata outgoing Mbit/s. Income dari node 2 berkisar Mbit/s dan outgoing berkisar Mbit/s. Dan income untuk node 3 berkisar Mbit/s dan outgoing berkisar Mbit/s. Kemudian dilakukan pegujian dengan membandingkan kinerja single server dengan load balance dalam menangani bandwith jaringan. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui performa dari cluster load balance melalui client dengan menggunakan aplikasi Siege sebagai benchmark untuk melihat perbandingan respon time dan juga throughtput antara kedua cluster server tersebut.[11] Tabel 2 Perbandingan kinerja antara single server dengan load balance Beban Perbandingan Single Server Load Balance 1000 Request Respon Time 0.32 sec 0.25 sec Throughput 1.61 Mb/sec 2,11 Mb/sec Respon Time Throughtput 0,35 2,5 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 0,05 0 Respon Time Single Server Load balance 2 1,5 1 0,5 0 Throughput Single Server Load Balance Gambar 8 Grak kinerja antara single server dengan load balance

16 17 Dari hasil tabel 2 maupun gambar 8 dapat dilihat bahwa jumlah respon time atau waktu yang digunakan server untuk merespon request dari client yang dihasilkan pada single server 0,32 sec lebih lama dibandingkan server dengan menggunakan load balance 0,25 sec.. Dilihat dari jumlah throughtput atau kemampuan server untuk melayani client, load balance menghasilkan jumlah 1,61Mb /sec dan single user menghasilkan 2,11Mb/sec Hal ini disebabkan kerja server load balance menggunakan dua komputer sekaligus saat menangani request dari client. Jadi waktu respon yang dihasilkan lebih cepat karena beban diseimbangkan oleh 2 server dibandingkan dengan single server yang hanya bekerja secara sendiri. 5. Kesimpulan Kesimpulan dari hasil skripsi yang membahas tentang perancangan metode cluster switching menggunakan shell script ini, dengan menggunakan cluster switching dapat menukar dua fungsi cluster pada saat digunakan dalam penanganan kondisi tertentu. Penggunaan Cluster load balance mampu menyeimbangkan beban dari server dan penggunaan failover pada server mampu menjaga kestabilan server. Dengan menggunakan Shell Script yang diterapkan pada cluster switching, penukaran dua fungsi cluster dapat dilakukan secara otomatis tanpa harus mengetikkan perintah-perintah secara manual. Kinerja server yang fleksibel dengan menggunakan fungsi 2 cluster sekaligus telah dibuktikan dengan pengujian kinerja cluster switching yang mampu menukar cluster high avaibility dan load balance yang dapat berfungsi secara bergantian dalam menangani jaringan. Serta pengujian kinerja load balance yang mampu mengatasi beban jaringan yang berlebihan pada satu server dengan membagi beban ke banyak server sehingga kerja dari server lebih ringan, hal ini dibuktikan dengan perbandingan kinerja single server dengan load balance. Diharapkan nantinya penelitian ini dapat diterapkan pada perusahaan atau instansi dengan pengguna jaringan komputer yang padat. Daftar Pustaka [1] Alexa Internet, 2014, How popular indowebster.com, diakses tanggal 25 April [2] Iwan Rijayana, 2010, Teknologi Load Balance untuk mengatasi beban pada server. Jurusan Teknik Informatika, Universitas Widyatama Bandung [3] Danang Haryo Sulaksono, 2012, High Avaibility MMORPG dalam lingkungan Cloud Computing. Pasca Sarjana Institute Teknologi Sepuluh November Surabaya. [4] Ngesti Andik Rimbawanto, 2008, Perancangan dan Implementasi High- Availability Clustering Server Menggunakan Open Source Software Sebagai Back-End Database, Fakultas Teknologi Informasi, UKSW. [5] Deris Stiawan, Fundamental Internetworking Development& Design Life Cycle. Dosen Jurusan Sistem Komputer FASILKOM UNSRI.

17 [6] Paul Cobbaut, 2013, Linux Fundamentals, GNU Free Documentation. [7] Craig R Webster, 2012, High Avaibility Apache on Ubuntu GNU Free Documentation. [8] Craig R Webster, 2012, Load Balanced highly available MySQL on Ubuntu GNU Free Documentation. [9] Machtelt Garrels, 2010, Bash Guide for Beginner, Fultus Corporation, GNU Free Documentation. [10] Larsnooden, 2013, Beginner Bash Scripting, diakses tanggal 25 Februari [11] Budi Arsyanto, 2011, Perancangan dan pembuatan load balancing. Pasca Sarjana Institute Teknologi Sepuluh November Surabaya 18

18

Analisis Penjadwalan Server Menggunakan Teknik Cluster Schedulling Berdasarkan Kebutuhan Waktu Artikel Ilmiah

Analisis Penjadwalan Server Menggunakan Teknik Cluster Schedulling Berdasarkan Kebutuhan Waktu Artikel Ilmiah Analisis Penjadwalan Server Menggunakan Teknik Cluster Schedulling Berdasarkan Kebutuhan Waktu Artikel Ilmiah Peneliti: Fredy santoso 672008002 Irwan Sembiring, S.T., M.Kom. Dr. Sri Yulianto, J.P., S.Si.,

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Penjadwalan Proxy Squid Menggunakan Cluster schedulling. Poster

Perancangan Sistem Penjadwalan Proxy Squid Menggunakan Cluster schedulling. Poster Perancangan Sistem Penjadwalan Proxy Squid Menggunakan Cluster schedulling. Poster Peneliti : Victor Parsaulian Nainggolan (672008269) Radius Tanone, S.Kom., M.Cs Program Studi Teknik Informatika Fakultas

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI EYE OS MENGGUNAKAN METODE LOAD BALANCING DAN FAILOVER PADA JARINGAN PRIVATE CLOUD COMPUTING DENGAN LAYANAN IAAS DAN SAAS

IMPLEMENTASI EYE OS MENGGUNAKAN METODE LOAD BALANCING DAN FAILOVER PADA JARINGAN PRIVATE CLOUD COMPUTING DENGAN LAYANAN IAAS DAN SAAS IMPLEMENTASI EYE OS MENGGUNAKAN METODE LOAD BALANCING DAN FAILOVER PADA JARINGAN PRIVATE CLOUD COMPUTING DENGAN LAYANAN IAAS DAN SAAS TUGAS AKHIR Sebagai Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata 1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan Teknologi Informasi yang semakin meluas ini sistem informasi berperan penting untuk menunjang kredibilitas perusahaan dan pengguna jaringan lainnya.

Lebih terperinci

ANALISIS AVAILABILITAS LOAD BALANCING PADA WEB SERVER LOKAL

ANALISIS AVAILABILITAS LOAD BALANCING PADA WEB SERVER LOKAL ANALISIS AVAILABILITAS LOAD BALANCING PADA WEB SERVER LOKAL Dwi Nuriba Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro ABSTRACT Perkembangan teknologi Web menyebabkan server-server yang menyediakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penghubung tersebut dapat berupa kabel atau nirkabel sehingga memungkinkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penghubung tersebut dapat berupa kabel atau nirkabel sehingga memungkinkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Komputer Jaringan komputer merupakan sistem yang terdiri atas dua atau lebih komputer serta perangkat-perangkat lainnya yang saling terhubung. Media penghubung tersebut

Lebih terperinci

UJI AVAILABILITAS LOAD BALANCING WEB SERVER MENGGUNAKAN LINUX VIRTUAL SERVER

UJI AVAILABILITAS LOAD BALANCING WEB SERVER MENGGUNAKAN LINUX VIRTUAL SERVER UJI AVAILABILITAS LOAD BALANCING WEB SERVER MENGGUNAKAN LINUX VIRTUAL SERVER Irwan Sembiring Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Irwan@staff.uksw.edu ABSTRACT Linux Virtual Server

Lebih terperinci

BAB III ANALISA KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Alat dan Bahan Perancangan sistem load balancing sekaligus failover cluster ini membutuhkan minimal 3 PC (Personal Computer) untuk dapat diimplementasikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi HA atau High Availability adalah metode jaringan yang sering digunakan untuk mengurangi kemungkinan down-time terhadap server dengan menggunakan dua unit

Lebih terperinci

Perancangan dan Pembangunan Sistem Failover Pada MySQL Menggunakan Heartbeat dan MySQL Native Replication untuk Menunjang Ketersediaan Data Online

Perancangan dan Pembangunan Sistem Failover Pada MySQL Menggunakan Heartbeat dan MySQL Native Replication untuk Menunjang Ketersediaan Data Online Perancangan dan Pembangunan Sistem Failover Pada MySQL Menggunakan Heartbeat dan MySQL Native Replication untuk Menunjang Ketersediaan Data Online Prajna Deshanta Ibnugraha Jurusan Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

Analisis Performa Load Balancing DNS Round Robin dengan Linux Virtual Server pada Webserver Lokal

Analisis Performa Load Balancing DNS Round Robin dengan Linux Virtual Server pada Webserver Lokal Analisis Performa Load Balancing DNS Round Robin dengan pada Webserver Lokal Andika Janu Pradana Program Studi Teknik Informatika, Universitas Dian Nuswantoro Semarang andika.news@yahoo.com ABSTRACT Dispatcher

Lebih terperinci

Perancangan Dan Implementasi Load Balancing Dan Failover Clustering Pada Linux Virtual Server (LVS) Untuk High Availability

Perancangan Dan Implementasi Load Balancing Dan Failover Clustering Pada Linux Virtual Server (LVS) Untuk High Availability Perancangan Dan Implementasi Load Balancing Dan Failover Clustering Pada Linux Virtual Server (LVS) Untuk High Availability Dwi Septian Wardana Putra 1, Agus Eko Minarno, S.Kom, M.Kom. 2, Zamah Sari, M.T.

Lebih terperinci

Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Tahapan Penelitian

Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Tahapan Penelitian Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Tahapan Penelitian Pada bab ini dijelaskan mengenai metode yang digunakan dalam membuat sistem dan perancangan yang dilakukan dalam membangun Web Server Clustering dengan Skema

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SERVER SIAKAD UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU MENGGUNAKAN HIGH AVAILABILITY CLUSTERING DAN MYSQL DATABASE REPLICATION

PENGEMBANGAN SERVER SIAKAD UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU MENGGUNAKAN HIGH AVAILABILITY CLUSTERING DAN MYSQL DATABASE REPLICATION PENGEMBANGAN SERVER SIAKAD UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU MENGGUNAKAN HIGH AVAILABILITY CLUSTERING DAN MYSQL DATABASE REPLICATION Hari Aspriyono Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer,

Lebih terperinci

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab 4 Hasil dan Pembahasan 33 Bab 4 Hasil dan Pembahasan Bab ini menjelaskan tentang arsitektur cluster virtual, pengujian sistem dan analisa perbandingan request time, request error, connection rate, throughput dan kinerja hardware.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi saat ini sangat memungkinkan banyaknya pelayanan data yang dapat dilakukan melalui media internet maupun intranet, misalnya

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk menunjang pelayanan informasi maka PT.XYZ menggunakan 2 jalur internet dari 2 ISP yang berberbeda. Jalur internet tersebut digunakan secara bergantian. Dengan

Lebih terperinci

BAB 4. PERANCANGAN 4.1. Perancangan Topologi Perancangan topologi yang akan dikembangkan adalah menggunakan topologi high availability. Dalam pengembangannya masing-masing fungsi server akan di tambah

Lebih terperinci

Bab V Pengujian (Testing)

Bab V Pengujian (Testing) Bab V Pengujian (Testing) Pengujian (testing) SQL Server 2000 cluster dilakukan untuk melihat apakah proses clustering sudah dapat bekerja sebagaimana semestinya. Ada beberapa cara pengujian atau test

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Tabel 2.1 Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Tabel 2.1 Tinjauan Pustaka BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka diambil dari beberapa karya tulis, sebagai berikut : Tabel 2.1 Tinjauan Pustaka No parameter Objek Bahasa interface penulis

Lebih terperinci

Rancang Bangun Server Learning Management System (LMS) Berbasis Metode Load Balancing

Rancang Bangun Server Learning Management System (LMS) Berbasis Metode Load Balancing Rancang Bangun Learning Management System (LMS) Berbasis Metode Load Balancing Pranata Ari Baskoro 1, Achmad Affandi 2, Djoko Suprajitno Rahardjo 3 Jurusan Teknik Elektro FTI - ITS Abstract Akses pengguna

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi jaringan komputer mengalami peningkatan yang cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir. Perkembangan yang pesat ini didorong oleh bertumbuh dan berkembangnya

Lebih terperinci

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab 4 Hasil dan Pembahasan Bab 4 Hasil dan Pembahasan Pada bab ini memuat hasil dan pembahasan yang meliputi implementasi dari perancangan, pengujian dan hasil analisa. Implementasi tersebut meliputi konfigurasi Nginx untuk load

Lebih terperinci

Konfigurasi Jaringan di Linux. Rolly Yesputra rollyyp.wordpress.com WA

Konfigurasi Jaringan di Linux. Rolly Yesputra rollyyp.wordpress.com WA Konfigurasi Jaringan di Linux Rolly Yesputra rollyyp.wordpress.com WA. 082591177785 Konfigurasi TCP/IP di Linux Konfigurasi TCP/IP di Ubuntu Server agak sedikit berbeda jika kalian bandingkan dengan sistem

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan mengenai clustering dengan skema load balancing pada web server sudah banyak ditemukan. Salah satu pembahasan yang pernah dilakukan adalah Perancangan

Lebih terperinci

Proposal Tugas Akhir

Proposal Tugas Akhir KOMPARASI ALGORITMA PENJADWALAN ROUND-ROBIN & LEAST CONNECTION PADA WEB SERVER LOAD BALANCING LVS METODE DIRECT ROUTING, NAT DAN TUNNELING Proposal Tugas Akhir Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna

Lebih terperinci

PERANCANGAN CLUSTERING UJIAN ONLINE STUDI KASUS BINA SARANA INFORMATIKA

PERANCANGAN CLUSTERING UJIAN ONLINE STUDI KASUS BINA SARANA INFORMATIKA Vol. XII No. 1, Maret 2015 Jurnal Techno Nusa Mandiri PERANCANGAN CLUSTERING UJIAN ONLINE STUDI KASUS BINA SARANA INFORMATIKA Sumarna AMIK BSI Purwokerto Jl. DR.Bunyamin No.106 sumarna.smn@bsi.ac.id Abstract

Lebih terperinci

Bab II Landasan Teori

Bab II Landasan Teori Bab II Landasan Teori Pada bab landasan teori, akan dijelaskan mengenai teori yang menunjang didalam penulisan skripsi ini antara lain mengenai basis data, teknologi basis data, definisi clustering (distribusi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. menyediakan layanan ke komputer lain melalui koneksi jaringan. Server dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI. menyediakan layanan ke komputer lain melalui koneksi jaringan. Server dapat BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Server Server (Sosinsky, 2009:108) adalah sebuah program perangkat lunak yang menyediakan layanan ke komputer lain melalui koneksi jaringan. Server dapat dijalankan pada sistem

Lebih terperinci

FAILOVER CLUSTER SERVER DAN TUNNELING EOIP UNTUK SISTEM DISASTER RECOVERY

FAILOVER CLUSTER SERVER DAN TUNNELING EOIP UNTUK SISTEM DISASTER RECOVERY FAILOVER CLUSTER SERVER DAN TUNNELING EOIP UNTUK SISTEM DISASTER RECOVERY Nanang Purnomo 1) - Melwin Syafrizal 2) 1) PT. Lintas Data Prima (LDP)Yogyakarta Jl. Suryatmajan no. 22 Yogyakarta 2) Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB 4. PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan tahap perancangan, simulasi dan uji coba pertama bagaimana fitur Hot Standby Router Protocol pada router Cisco dalam menjaga avaibility jaringan komputer

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN WEB SERVER BERBASIS LINUX DENGAN METODE LOAD BALANCING (STUDI KASUS : LABORATORIUM TEKNIK INFORMATIKA)

RANCANG BANGUN WEB SERVER BERBASIS LINUX DENGAN METODE LOAD BALANCING (STUDI KASUS : LABORATORIUM TEKNIK INFORMATIKA) Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 3, No. 1, (2016) 1 RANCANG BANGUN WEB SERVER BERBASIS LINUX DENGAN METODE LOAD BALANCING (STUDI KASUS : LABORATORIUM TEKNIK INFORMATIKA) Prayudi Aditya

Lebih terperinci

OPTIMALISASI CLUSTER SERVER LMS DAN IPTV DENGAN VARIASI ALGORITMA PENJADWALAN

OPTIMALISASI CLUSTER SERVER LMS DAN IPTV DENGAN VARIASI ALGORITMA PENJADWALAN OPTIMALISASI CLUSTER SERVER LMS DAN IPTV DENGAN VARIASI ALGORITMA PENJADWALAN DIDIK ARIBOWO 2210 203 009 Dosen Pembimbing: DR. Ir. Achmad Affandi, DEA Pasca Sarjana Bidang Keahlian Telekomunikasi Multimedia

Lebih terperinci

Analisa Pemanfaatan Cluster Computing Pada Jaringan Thin Client Server

Analisa Pemanfaatan Cluster Computing Pada Jaringan Thin Client Server Analisa Pemanfaatan Cluster Computing Pada Jaringan Thin Client Server Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer Oleh: Aulia Helmi Primandita (672012008)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. tentang load balancing terus dilakukan dan metode load balancing terus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. tentang load balancing terus dilakukan dan metode load balancing terus BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka yang digunakan pada penelitian ini meliputi beberapa penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, sebagai berikut. Berbagai

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI GOOGLE GEARS PADA WINDOWS MOBILE DENGAN STUDI KASUS WEB PENJUALAN BARANG PRANESTI NOVITASARI

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI GOOGLE GEARS PADA WINDOWS MOBILE DENGAN STUDI KASUS WEB PENJUALAN BARANG PRANESTI NOVITASARI PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI GOOGLE GEARS PADA WINDOWS MOBILE DENGAN STUDI KASUS WEB PENJUALAN BARANG PRANESTI NOVITASARI 5106 100 076 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang cukup pesat saat ini membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia IT sudah sangat berkembang, dan internet sudah sangat maju sehingga dapat menciptakan sebuah teknologi dalam komputasi yang bernama Cloud Computing.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : algoritma penjadwalan, linux virtual server, network address translation, network load balancing.

ABSTRAK. Kata Kunci : algoritma penjadwalan, linux virtual server, network address translation, network load balancing. ABSTRAK Perkembangan teknologi yang pesat terutama pada internet membuat semakin banyak pengguna yang terhubung ke internet. Semakin banyaknya pengguna yang terhubung ke internet menyebabkan kemungkinan

Lebih terperinci

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penggunaan teknologi jaringan komputer telah banyak berkembang dengan cepat seiring perkembangan teknologi informasi. Kata jaringan komputer mungkin sudah tidak asing

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Sistem Untuk dapat melakukan implementasi maka diperlukan perangkat Hardware dan Software yang digunakan. Hardware - Router Wifi Mikrotik RB951 - Modem ISP Utama

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi, aktivitas bertukar informasi menjadi salah satu kebutuhan sehari-hari. Kondisi ini kemudian membutuhkan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan tentang tahapan pembangunan jaringan virtual server di PT XYZ dengan menggunakan metode Network Development Life Cycle (NDLC) tahapan tersebut

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT BANTU AJAR SISTEM TERSEBAR DENGAN MENGGUNAKAN RASPBERRY PI. Erika Ramadhani Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri

PERANCANGAN ALAT BANTU AJAR SISTEM TERSEBAR DENGAN MENGGUNAKAN RASPBERRY PI. Erika Ramadhani Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri Naskah Publikasi PERANCANGAN ALAT BANTU AJAR SISTEM TERSEBAR DENGAN MENGGUNAKAN RASPBERRY PI Erika Ramadhani Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang KM.14,5

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metodologi

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metodologi BAB 3 METODOLOGI 3.1 Metodologi Pada bab ini akan menjelaskan metode yang diterapkan dalam skripsi ini. Metode yang digunakan adalah metode Network Development Life Cycle (NDLC), yaitu Analysis, Design,

Lebih terperinci

SAHARI. Selasa, 29 September

SAHARI. Selasa, 29 September SAHARI Selasa, 29 September 2015 1 Pengertian Secara harafiah, clustering berarti pengelompokan. Clustering dapat diartikan pengelompokan beberapa buah komputer menjadi satu kesatuan dan mampu memproses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sehari-hari seiring dengan perkembangan teknologi aksesnya pada perangkat

BAB 1 PENDAHULUAN. sehari-hari seiring dengan perkembangan teknologi aksesnya pada perangkat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penggunaan internet di kalangan masyarakat sudah menjadi kebutuhan sehari-hari seiring dengan perkembangan teknologi aksesnya pada perangkat pelanggan.aplikasi internet

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE LOAD BALANCING DALAM MENDUKUNG SISTEM KLUSTER SERVER

IMPLEMENTASI METODE LOAD BALANCING DALAM MENDUKUNG SISTEM KLUSTER SERVER IMPLEMENTASI METODE LOAD BALANCING DALAM MENDUKUNG SISTEM KLUSTER SERVER Sampurna Dadi Riskiono Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Teknokrat Indonesia Jl. Z. A. Pagar Alam No.9-11, Labuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berbeda agar bisa melakukan komunikasi antar device di dalam jaringan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berbeda agar bisa melakukan komunikasi antar device di dalam jaringan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Router merupakan sebuah alat yang berfungsi menghubungkan jaringan yang berbeda agar bisa melakukan komunikasi antar device di dalam jaringan tersebut. Router bekerja

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN PERFORMANSI LOAD BALANCING DENGAN ALGORITMA LEASTCONN PADA DATABASE SERVER

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN PERFORMANSI LOAD BALANCING DENGAN ALGORITMA LEASTCONN PADA DATABASE SERVER IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN PERFORMANSI LOAD BALANCING DENGAN ALGORITMA LEASTCONN PADA DATABASE SERVER Handoko 1, Dodon Turianto Nugrahadi 2, Ichsan Ridwan 3 1,2 Prodi Ilmu Komputer FMIPA ULM 3 Prodi Fisika

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengenalan Sistem Operasi Linux 2.2. Dasar Sistem Cluster

BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengenalan Sistem Operasi Linux 2.2. Dasar Sistem Cluster BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengenalan Sistem Operasi Linux Linux adalah salah satu jenis sistem operasi yang sering dipakai oleh jutaan orang di dunia. Linux pertama kali diciptakan oleh Linus Torvalds pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Router Berbasis Web, Penulis menerapkan konsep pengembangan Software

BAB III METODE PENELITIAN. Router Berbasis Web, Penulis menerapkan konsep pengembangan Software BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam pengembangan Monitoring Trafik Jaringan dan Pengaturan PC Router Berbasis Web, Penulis menerapkan konsep pengembangan Software Development Life Cycle

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2. Dapat mengetahui tujuan dari Virtual Host. 3. Mampu mengkonfigurasi Virtual Host khususnya pada Centos.

BAB I PENDAHULUAN. 2. Dapat mengetahui tujuan dari Virtual Host. 3. Mampu mengkonfigurasi Virtual Host khususnya pada Centos. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Virtual Host merupakan cara untuk mengatur banyak website atau URL di dalam satu mesin atau satu IP. Misalkan kita mempunyai banyak domain tapi hanya mempunyai 1 IP

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Kampus Universitas Telkom Fakultas Ilmu Terapan tersedia salah satu jenis layanan cloud computing Infrastructure As A Service ( Iaas ) atau biasa disebut juga suatu

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3. ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Sistem 3.1.1. Analisis sistem yang sedang berjalan Sistem jaringan komputer yang sedang berjalan pada Cisnet RT/RW Net saat ini terkoneksi dengan tiga

Lebih terperinci

internet namun peralatan sehari-hari seperti telepon seluler, PDA, home appliances, dan sebagainya juga terhubungkan ke internet, dapatkan anda bayang

internet namun peralatan sehari-hari seperti telepon seluler, PDA, home appliances, dan sebagainya juga terhubungkan ke internet, dapatkan anda bayang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi jaringan komputer dewasa ini semakin pesat seiring dengan kebutuhan masyarakat akan layanan yang memanfaatkan jaringan komputer. Pada sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Load balancing adalah proses pendistribusian beban terhadap sebuah servis yang ada pada sekumpulan server atau perangkat jaringan ketika ada permintaan dari pemakai.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Lautan Digital merupakan sebuah perusahaan pengembang jaringan dan perangkat lunak. Salah satu project yang dikerjakan oleh perusahaan ini adalah projectdunia yangtujuannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi yang semakin 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi yang semakin lama semakin canggih khususnya dibidang jaringan. Perkembangan tersebut berkaitan erat

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Berikut adalah spesifikasi perangkat keras yang akan digunakan dalam rancangan jaringan sesuai acuan topologi external network perusahaan.

Lebih terperinci

Program Studi DIII Teknik Komputer Diploma Tiga Komputer-FMIPA Universitas Pakuan. Abstrak

Program Studi DIII Teknik Komputer Diploma Tiga Komputer-FMIPA Universitas Pakuan. Abstrak IMPLEMENTASI OWNCLOUD UNTUK OPTIMASI SHARING DATA ANTAR PROGRAM STUDI DI FMIPA UNPAK (Studi Kasus : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan) 1 Mochamad Teguh Harliandi, 2 DR. Sri

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1. Perancangan Router OS Debian 6.0 QUAGGA PROSES ROUTING WEB INTERFACE MANAJEMAN BANDWIDTH HTB TOOL INPUT USER Gambar 3.1 Alur Kerja Interface Router dan Server Bandwidth

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Uji Coba Aplikasi monitoring status jaringan berbasis web ini dapat berjalan pada beberapa platform operasi sistem seperti windows dan linux dengan menggunakan aplikasi

Lebih terperinci

Implementasi Load Balancing Dan Virtual Machine Dengan Algoritma Round Robin Pada Sistem Informasi Penerimaan Pegawai Bppt. Annisa Andarrachmi, S.

Implementasi Load Balancing Dan Virtual Machine Dengan Algoritma Round Robin Pada Sistem Informasi Penerimaan Pegawai Bppt. Annisa Andarrachmi, S. Implementasi Load Balancing Dan Virtual Machine Dengan Algoritma Round Robin Pada Sistem Informasi Penerimaan Pegawai Bppt Annisa Andarrachmi, S.Kom Balai IPTEKnet, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam jaringan komputer, banyaknya client yang mengakses dan mengambil data pada server dalam waktu yang berurutan, dapat mengakibatkan server menjadi sibuk. Server

Lebih terperinci

BAB 5 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB 5 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB 5 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 5.1. Implementasi Pada bab ini akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap Hypervisor Server berbasis Microsoft Hyper-V. Implementasi dilakukan berdasarkan perancangan

Lebih terperinci

BAB 4. PERANCANGAN. Gambar 4.1 Desain Alur Registrasi Sumber: (Hasil olah data Penulis)

BAB 4. PERANCANGAN. Gambar 4.1 Desain Alur Registrasi Sumber: (Hasil olah data Penulis) BAB 4. PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan tahap perancangan, simulasi dan uji coba pertama bagimana fitur Tail End Hop Off (TEHO) pada Cisco IP Telephony mengoptimalisasi jaringan komputer yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 13 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian terhadap hasil virtualisasi pada sebuah controller. Melalui virtualisasi, sebuah controller dibagi menjadi beberapa

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan komputer dapat saling berkomunikasi meskipun dengan jarak yang

1 BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan komputer dapat saling berkomunikasi meskipun dengan jarak yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jaringan komputer sudah semakin luas, sehingga memungkinkan komputer dapat saling berkomunikasi meskipun dengan jarak yang amat jauh (Qonitah, 2012).

Lebih terperinci

BAB III IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI WEB LOG

BAB III IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI WEB LOG BAB III IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI WEB LOG Pengembangan website telah menjadi tuntutan pemiliknya seiring dengan dinamika dan kemajuan teknologi internet. Website yang tidak mempunyai informasi dan tampilan

Lebih terperinci

Implementasi Network Attached Storage (NAS) Menggunakan NAS4Free untuk Media Backup File

Implementasi Network Attached Storage (NAS) Menggunakan NAS4Free untuk Media Backup File Scientific Journal of Informatics Vol. 2, No. 2, November 2015 p-issn 2407-7658 http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/sji e-issn 2460-0040 Implementasi Network Attached Storage (NAS) Menggunakan NAS4Free

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK...iv. KATA PENGANTAR...v. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... xv BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI. ABSTRAK...iv. KATA PENGANTAR...v. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... xv BAB I PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK.........iv KATA PENGANTAR......v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Perumusan Masalah... 2 1.3

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN APPLICATION LAYER GATEWAY DAN MONITORING BERBASIS WEB PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL KABUPATEN BANYUASIN

ANALISIS PENERAPAN APPLICATION LAYER GATEWAY DAN MONITORING BERBASIS WEB PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL KABUPATEN BANYUASIN ANALISIS PENERAPAN APPLICATION LAYER GATEWAY DAN MONITORING BERBASIS WEB PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL KABUPATEN BANYUASIN Ade Kuswoyo Muhammad Arief Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI Proses perancangan dan implementasi Host Stanby Router Protocol dan Gateway Load Balancing Protocol pada layanan VoIP ini akan lebih mudah dikerjakan jika dituangkan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 47 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Perangkat Keras Perangkat keras atau hardware terpenting yang dipakai untuk membuat perubahan pada topologi jaringan SMA St. Kristoforus

Lebih terperinci

Gambar Notifikasi via

Gambar Notifikasi via BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Gambaran Umum Notifikasi Status Perangkat Secara umum notifikasi yang dikirimkan oleh aplikasi monitoring adalah melalui Email dan juga alert atau alarm pada aplikasi

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk membantu dalam proses pemantauan jaringan switch backbone

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk membantu dalam proses pemantauan jaringan switch backbone BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Rancangan Layar Untuk membantu dalam proses pemantauan jaringan switch backbone dibutuhkan sebuah aplikasi yang memiliki user interface agar mudah digunakan. Rancangan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI LOAD BALANCER DENGAN WEB SERVER NGINX UNTUK MENGATASI BEBAN SERVER

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI LOAD BALANCER DENGAN WEB SERVER NGINX UNTUK MENGATASI BEBAN SERVER IMPLEMENTASI TEKNOLOGI LOAD BALANCER DENGAN WEB SERVER NGINX UNTUK MENGATASI BEBAN SERVER Effendi Yusuf 1), Tengku A Riza 2), Tody Ariefianto 3) 1,2,3) Fak Elektro & Komunikasi IT Telkom Bandung Jl. Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi terus berkembang, berawal dari dibuatnya komputer dengan ukuran yang sangat besar hingga memasuki zaman virtualisasi dan cloud computing. Berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif. yang bersifat global menyebabkan terjadinya perubahan pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif. yang bersifat global menyebabkan terjadinya perubahan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan yang sangat besar dalam hal teknologi seperti laptop, komputer, smartphone, internet, dan lainnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dibidang telekomunikasi di Indonesia. Perusahaan XYZ memiliki banyak pelanggan yang tersebar diseluruh wilayah di

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI. perangkat keras dan piranti lunak yang digunakan adalah sebagai berikut:

BAB 4 IMPLEMENTASI. perangkat keras dan piranti lunak yang digunakan adalah sebagai berikut: BAB 4 IMPLEMENTASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Sistem Kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak yang baik dapat mendukung performa sistem dengan optimal. Dalam implementasi penelitian ini, spesifikasi

Lebih terperinci

e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 3065

e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 3065 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 3065 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 3066 Penyelenggaraan Komunikasi Data dalam Sistem Informasi Kesehatan Terintegrasi

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Perancangan Sistem

Gambar 3.1 Perancangan Sistem BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem monitoring yang terbagi menjadi dua bagian, sistem bagian pertama adalah objek yang akan dimonitor, sistem bagian kedua merupakan

Lebih terperinci

Resume. Pelatihan Membuat PC Router Menggunakan ClearOS. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah. Lab. Hardware

Resume. Pelatihan Membuat PC Router Menggunakan ClearOS. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah. Lab. Hardware Resume Pelatihan Membuat PC Router Menggunakan ClearOS Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Lab. Hardware Nama : Andrian Ramadhan F. NIM : 10512318 Kelas : Sistem Informasi 8 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Perancangan Sistem Untuk merancang sistem ini diperlukan 3 buah web server dan 1 buah server untuk load balance. Server-server ini berada pada jaringan lokal

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dan perangkat lunak yang digunakan. hasil rancangan yang ada. Halaman web dibuat dengan basis php

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dan perangkat lunak yang digunakan. hasil rancangan yang ada. Halaman web dibuat dengan basis php BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem Sistem yang dirancang menggunakan 2 komponen utama yang menjadi pendukung, yaitu komponen perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang, teknologi berkembang sangat pesat terutama dibidang komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang, teknologi berkembang sangat pesat terutama dibidang komunikasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang, teknologi berkembang sangat pesat terutama dibidang komunikasi dan informasi. Bahkan kebutuhan akan komunikasi dan informasi sudah menjadi kebutuhan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN KEAMANAN JARINGAN VPN DENGAN FAIL-OVER CLUSTER PADA CLIENT DARI PT. BAJAU ESCORINDO

ANALISIS DAN PERANCANGAN KEAMANAN JARINGAN VPN DENGAN FAIL-OVER CLUSTER PADA CLIENT DARI PT. BAJAU ESCORINDO ANALISIS DAN PERANCANGAN KEAMANAN JARINGAN VPN DENGAN FAIL-OVER CLUSTER PADA CLIENT DARI PT. BAJAU ESCORINDO Antonius Bonni F. Bina Nusantara University, Jakarta, DKI Jakarta, 11480, Indonesia Franzeska

Lebih terperinci

ANALISIS DAN SIMULASI SISTEM KEAMANAN JARINGAN DI INTERNET MENGGUNAKAN IPCOP PADA PT.INDO BAGUS SLAT

ANALISIS DAN SIMULASI SISTEM KEAMANAN JARINGAN DI INTERNET MENGGUNAKAN IPCOP PADA PT.INDO BAGUS SLAT ANALISIS DAN SIMULASI SISTEM KEAMANAN JARINGAN DI INTERNET MENGGUNAKAN IPCOP PADA PT.INDO BAGUS SLAT Erik Adinata Roslan Irmansyah Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang Abstrak PT. Indo

Lebih terperinci

Jurnal JARKOM Vol. 3 No. 1 Desember 2015

Jurnal JARKOM Vol. 3 No. 1 Desember 2015 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI LOAD BALANCING REVERSE PROXY MENGGUNAKAN HAPROXY PADA APLIKASI WEB Ari Budi Noviyanto 1, Erna Kumalasari N 2, Amir Hamzah 3 1,2,3 Teknik Informatika, Institut Sains & Teknologi

Lebih terperinci

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI ADMINISTRASI SERVER DEB-003 STRUKTUR MODUL ADMINISTRASI LINUX DEBIAN SQUEEZE DASAR-DASAR JARINGAN DEB.

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI ADMINISTRASI SERVER DEB-003 STRUKTUR MODUL ADMINISTRASI LINUX DEBIAN SQUEEZE DASAR-DASAR JARINGAN DEB. STRUKTUR MODUL ADMINISTRASI LINUX IAN SQUEEZE KODE MODUL -001-002 NAMA MODUL DASAR-DASAR JARINGAN SISTEM OPERASI Rev. 1-51 URAIAN UNIT Tujuan Belajar Setelah mempelajari modul unit ini, diharapkan peserta

Lebih terperinci

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 23 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Metode Pembangunan Sistem Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah PPDIOO (prepare, plan, design, implement, operate, optimize). Metode ini adalah metode

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI STATIC NAT TERHADAP JARINGAN VLAN MENGGUNAKAN IP DYNAMIC HOST CONFIGURATION PROTOCOL (DHCP)

IMPLEMENTASI STATIC NAT TERHADAP JARINGAN VLAN MENGGUNAKAN IP DYNAMIC HOST CONFIGURATION PROTOCOL (DHCP) Jurnal Ilmiah Informatika Volume 1 No. 1 / Desember 26 IMPLEMENTASI STATIC NAT TERHADAP JARINGAN VLAN MENGGUNAKAN IP DYNAMIC HOST CONFIGURATION PROTOCOL (DHCP) Juwanda Natali 1), Fajrillah 2), T.M.Diansyah

Lebih terperinci

JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA

JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA TUGAS JARINGAN KOMPUTER Nama : Yonatan Riyadhi NIM : 09011181419009 Kelas : SK 5A Nama Dosen : Dr. Deris Stiawan M.T JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 CAPTURE DAN

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 2. Tinjauan Pustaka

1. PENDAHULUAN 2. Tinjauan Pustaka 1. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi memberi pengaruh besar bagi segala aspek kehidupan, begitu banyak manfaat yang didapat diimplementasikan. Teknologi saat ini telah memberikan kemudahan dalam penyampaian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era teknologi yang semakin maju ini, banyak komunitas seperti di bidang kedokteran, penelitian, bisnis maupun akademik yang membutuhkan komputasi yang cepat guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jaringan mengalami down. Jalur redundansi pada jaringan akan segera mem-backup

BAB I PENDAHULUAN. jaringan mengalami down. Jalur redundansi pada jaringan akan segera mem-backup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Infrastruktur jaringan yang memadai dan memiliki redundansi sangatlah dibutuhkan bagi suatu instansi. Hal ini akan sangat berguna ketika jalur utama pada jaringan mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling dihubungkan bersama menggunakan media komunikasi tertentu. Informasi

BAB I PENDAHULUAN. saling dihubungkan bersama menggunakan media komunikasi tertentu. Informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan komputer adalah kumpulan komputer dan peralatan lain yang saling dihubungkan bersama menggunakan media komunikasi tertentu. Informasi yang melintas

Lebih terperinci

Gambar 4.17 Instalasi Modem Nokia 6100 Install From Disk

Gambar 4.17 Instalasi Modem Nokia 6100 Install From Disk 80 Pilih Have Disk Gambar 4.16 Instalasi Modem Nokia 6100 Install New Modem Pilih Browse Gambar 4.17 Instalasi Modem Nokia 6100 Install From Disk 81 Pilih driver modem kemudian klik Open Gambar 4.18 Instalasi

Lebih terperinci

Rancang Bangun Network Mapping Sistem Monitoring Jaringan. Vincentius Bima Anong Dian Hutama

Rancang Bangun Network Mapping Sistem Monitoring Jaringan. Vincentius Bima Anong Dian Hutama Rancang Bangun Network Mapping Sistem Monitoring Jaringan Vincentius Bima Anong Dian Hutama 2209100048 PENDAHULUAN Network Management System (NMS) PERANCANGAN SISTEM KESIMPULAN LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

Lebih terperinci