1. PENDAHULUAN 2. Tinjauan Pustaka

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1. PENDAHULUAN 2. Tinjauan Pustaka"

Transkripsi

1 1. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi memberi pengaruh besar bagi segala aspek kehidupan, begitu banyak manfaat yang didapat diimplementasikan. Teknologi saat ini telah memberikan kemudahan dalam penyampaian suatu informasi. Salah satu permasalahan penting yang dihadapi oleh sebuah perusahaan atau instansi yang berskala besar maupun menengah adalah tersedianya infrastuktur teknologi informasi yang kuat dan memadai dalam mengelola ribuan bahkan jutaan data penting setiap harinya. Salah satu infrastruktur yang digunakan dalam mengelola data tersebut adalah server. Server merupakan sebuah sistem komputer yang menyediakan jenis layanan tertentu dalam sebuah jaringan komputer. Mengingat fungsi yang dimiliki server adalah memberikan layanan kepada client, maka server dituntut untuk seminimal mungkin mengalami gangguan yang dapat mengganggu layanan yang diberikan kepada client. Server sendiri merupakan sebuah perangkat yang adakalanya mengalami kerusakan sehingga diperlukan penanganan tertentu untuk mengatasi masalah tersebut. Ketika client ingin memperoleh informasi tentang institusi/organisasi tersebut atau mengakses data, mereka dapat langsung mengakses informasi yang telah disediakan pada sistem yang dimiliki oleh institusi ataupun organisasi tersebut, namun terkadang pada saat mengakses data tersebut, terjadi kegagalan. Kegagalan ini terjadi karena single point of failure, kegagalan di satu titik yang mengakibatkan layanan tidak dapat berjalan semestinya. Misalnya terjadi gangguan pada sistem yang berupa kerusakan komputer, storage, jaringan dan bencan alam. Hal ini akan menghambat proses bisnis dan kehilangan data yang mengakibatkan kerugian pada institusi pendidikan ataupun organisasi lain seperti perusahaan. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah di atas adalah dengan menggunakan teknologi Automatic File Replication Cluster High-Availability Storage dengan menggunakan GlusterFS. Dengan teknologi ini bertujuan untuk menangani single point of failure, jadi ketersediaan data dapat terjamin dan sistem dapat berjalan dengan semestinya ketika terjadi kegagalan pada satu titik. Oleh sebab itu yang menjadi fokus dari penelitian ini adalah menganalisis sebuah cluster high-availability storage dengan menggunakan GlusterFS dan manfaat yang didapat adalah menyediakan layanan server yang berkerja terus-menerus tanpa adanya gangguan single point of failure. Single point of failure adalah kegagalan di satu titik yang menyebabkan sistem tidak dapat berjalan semestinya. 2. Tinjauan Pustaka Sebelumnya telah dilakukan penelitian yang berjudul Implementasi High- Availability VPN Client Pada Jaringan Komputer Fakultas Hukum Universitas Udayana, dilakukan sebuah penelitian tentang High-Availability yang diimplementasikan pada layanan VPN Client yang bertujuan memastikan koneksi VPN tetap hidup, agar administrator dapat lebih mudah memonitoring jaringan yang diluar. Cluster, dalam ilmu komputer dan jaringan komputer adalah sekumpulan komputer (umumnya server jaringan) independen yang beroperasi serta bekerja 1

2 secara erat dan terlihat oleh client jaringan seolah-olah komputer-komputer tersebut adalah satu buah unit komputer. Proses menghubungkan beberapa komputer agar dapat bekerja seperti itu dinamakan dengan clustering. Komponen cluster biasanya saling terhubung dengan cepat melalui sebuah interkoneksi yang sangat cepat, atau bisa juga melalui jaringan lokal (LAN) [1]. Sebelumnya telah dilakukan penelitian dengan judul Implementasi High Availability Mail Server dengan Menggunakan Postfix, Heartbeat, dan DRBD, Teknologi HA atau High Availability adalah teknologi jaringan yang sering digunakan untuk mengurangi kemungkinan -time terhadap server dengan menggunakan 2 unit server/cluster atau redundant server untuk menggantikan server utama pada saat terjadi masalah sehingga services yang dibutuhkan seperti web-server, database-server tetap dapat diakses sampai server utama dapat beroperasi kembali [2]. Sebelumnya telah dilakukan penelitian dengan judul Perancangan Dan Implementasi High-Availability Clustering Server menggunakan Open Source Software Sebagai Back-End Database. High-Availability cluster adalah cluster yang ditujukan untuk menyediakan lingkungan yang aman bagi ketersediaan aplikasi dan data lewat redundancy perangkat keras maupun perangkat lunak. Skala high-availability diukur dari waktu kecenderungan sistem saat pertama kali online kemudian terjadi kegagalan, sampai dalam satuan waktu tertentu, sistem secara tepat dapat memulihkan diri dari kegagalan [3]. Kegagalan (failure) dapat didefinisikan sebagai suatu penyimpangan dari perilaku yang dipredisikan akan terjadi pada segala komponen infrastruktur sebuah sistem. Pengertian kegagalan dapat juga didefinisikan sebagai tingkatan perilaku dibawah pencapaian yang diharapkan.high-availability cluster adalah cluster yang ditunjukan untuk menyediakan lingkungan yang aman bagi ketersediaan aplikasi dan data lewat redundancy perangkat keras maupun perangkat lunak. Piranti yang redundant adalah piranti yang memiliki satu atau lebih cadangan yang sama atau serupa. High-Availability cluster bertujuan agar sebuah pelayanan dapat terus tersedia tidak terhalangi oleh SPOF, single point of failure adalah komponen sistem yang jika gagal beroperasi mengakibatkan layanan tidak tersedia, contohnya kerusakan pada server, kerusakan hardisk. Cluster High Availability, didisain untuk penyediaan data atau layanan yang tidak dapat ditunda pada masyarakat pengguna akhir. Tujuan kategori cluater ini adalah penyediaan layanan suatu aplikasi berjalan hanya pada suatu node cluster, namun ketika terdapat cluster lain yang dalam jangka panjang tidak melakukan eksekusi barulah dilakukan distribusi beban. Kategori ini banyak diterapkan untuk aplikasi basis data, mail, web atau aplikasi server. Cluster Aware, aplikasi didisain secara spesifik untuk digunakan dalam lingkungan cluster. Hal ini dapat diidentifikasi melalui mekanisme komunikasi antar node cluster. Sebagai contoh adalah jika menjalankan aplikasi basis data, yang mana didalamnya terjadi modifikasi data. Namun demikian cluster tidak tahu pada cluster atau node yang manakah proses modifikasi data dalam basis data tersebut berjalan. Dalam keadaan normal, lingkungan aplikasi mengeksekusi satu sistem, sistem yang lain selalu siap sedia untuk menanggani ketika aplikasi yang satunya mengalami kegagalan. Ketika kegagaln terjadi, sistem yang dijalankannya 2

3 berjalan pada mesin yang berbeda [3]. Secara teoritis nilai availability tersebut dapat diukur dengan persamaan availability [4] operation time time Availability = 100% (persamaan 1) total time GlusterFS adalah clustered file system yang bersifat open source yang dapat beroperasi dengan kapasitas petabyte dan menangani ribuan client. GlusterFS menggabungkan disk, memori dan pengolahan data dari beberapa modul server dalam sebuah ruang tunggal. GlusterFS didesain untuk memenuhi kebutuhan ruang penyimpanan bagi pengguna dana dapat memberikan kinerja yang luar biasa untuk beban kerja yang beragam. Arsitektur GlusterFS bersifat modular yang memungkinkan administrator menambah atau mengurangi modul server sesuai dengan kebutuhan pengguna. Sebagai contoh, administrator dapat mengkonfigurasi sistem server mandiri dengan cepat menggunakan GlusterFS dan kemudian mengembangkan sistem sebagai kebutuhan tumbuh. GlusterFS versi 3.2 memiliki kemampuan mengatur quota penggunaan ruang disk dengan direktori atau volume. Administrator dapat mengendalikan pemanfaatan ruang disk pada tingkat direktori dan /atau volume dengan menetapkan batas-batas untuk ruang disk dialokasikan di setiap tingkat dalam volume dan hirarki direktori. GlusterFS dapat didesain dalam beberapa mode. Mode yang umum dipakai adalah distributed, distributed replicated dan distributed striped. Mode distributed adalah desain mode file-file didistibusikan dalam cluster. Mode distributed replicated adalah desain mode replikasi data di antara dua simpul (node) dalam cluster. Mode distributed striped adalah mode yang memecah file di antara simpul-simpul dalam cluster, biasanya digunakan untuk mengakses file yang sangat besar [5]. Gambar 1 Komputasi Awan Menggunakan GlusterFS [5] Cara kerja GlusterFS dalam automatic file replication adalah menggunakan dua fase komit modul, replikasi otomatis berkas GlusterFS sinkronisasi antar node cluster aktif-aktif, akses untuk mereplikasi salinan dengan beban seimbang, automatic failover dengan menggunakan gluster native client dan ketika terjadi kegagalan, node dalam cluster dapat menyembuhkan diri secara otomatis. 3

4 Gambar 2 Cara Kerja Automatic File Replication GlusterFS[6] Replikasi adalah suatu teknik untuk melakukan copy dan pendistribusian data dan obyek-obyek database dari satu database ke database lain dan melaksanakan sinkronisasi antara database sehingga konsistensi data dapat terjamin. Dengan menggunakan teknik replikasi ini, data dapat didistribusikan ke lokasi yang berbeda melalui koneksi jaringan lokal maupun internet. Replikasi juga memungkinkan untuk mendukung kinerja aplikasi, penyebaran data fisik sesuai dengan penggunaannya, seperti pemrosesan transaksi online dan DSS (Desiscion Support System) atau pemrosesan database terdistribusi melalui beberapa server. Keuntungan replikasi tergantung dari jenis replikasi tetapi pada umumnya replikasi mendukung ketersediaan data setiap waktu dan dimanapun diperlukan. Adapun keuntungan lainnya adalah yang pertama memungkinkan beberapa lokasi menyimpan data yang sama. Hal ini sangat berguna pada saat lokasi-lokasi tersebut membutuhkan data yang sama atau memerlukan server yang terpisah dalam pembuatan aplikasi laporan, keutungan selanjutnya aplikasi transaksi online terpisah dari aplikasi pembacaan seperti proses analisis database secara online, data smarts atau data warehouse, keuntungan selanjutnya memungkinkan otonomi yang besar. Pengguna dapat bekerja dengan meng-copy data pada saat tidak terkoneksi kemudian melakukan perubahan untuk dibuat database baru pada saat terkoneksi, selanjutnya keuntunganya meningkatkan kinerja pembacaan, selanjutnya keuntunganya data dapat ditampilkan seperti layaknya melihat data tersebut dengan menggunakan aplikasi berbasis web, keuntunganya membawa data mendekati lokasi individu atau kelompok pengguna. Hal ini akan membantu mengurangi masalah karena modifikasi data dan pemrosesan query yang dilakukan oleh banyak pengguna karena data dapat didistribusikan melalui jaringan dan data dapat dibagi berdasarkan kebutuhan masing-masing unit atau pengguna, keuntungan yang teakhir penggunaan replikasi sebagai bagian dari strategi standby server [7]. Kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dalam Bps. Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati pada 4

5 destination selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut [8]. Throughphut dapat dihitung dengan rumus : paket data yang diterima Throughput = (persamaan 2) lama pengamatan Delay adalah waktu tunda suatu paket yang diakibatkan oleh proses transmisi dari satu titik ke titik lain yang menjadi tujuannya. Delay diperoleh dari selisih waktu kirim antara satu paket TCP dengan paket lainnya [8]. Untuk menghitung rata-rata delay dengan rumus : total delay Delay rata rata = (persamaan 3) total paket yang diterima Tabel 1 Tabel Kategori Besar Delay [9] Kategori Degradasi Excellent Good Poor Unacceptable Besar Delay < 150 ms ms ms > 450 ms Skala high-availability diukur dari waktu kecenderungan sistem saat pertama kali online kemudian terjadi kegagalan, sampai dalam satuan waktu tertentu, sistem secara tepat dapat memulihkan diri dari kegagalan. Untuk menghitung skala high-availability digunakan rumus (persamaan 1) 3. Metode Penelitian Dalam membuat sistem dan perancangan yang dilakukan dalam membangun Automatic File Replication Cluster High-Availability Storage dengan menggunakan GlusterFS menggunakan metode PPDIOO atau yang dikenal dengan cisco lifecycle services. Model ini mengusulkan sebuah pendekatan terhadap pengembangan sistem secara sistematis dan berurutan dan juga metode yang dirancang untuk mendukung perkembangan jaringan komputer. Gambar 3 Metode PPDIOO [10] 5

6 Dalam model pengembangan sistem PPDIOO fase pertama dimulai dari fase prepare. Pada fase ini dilakukan penyusunan rencana kerja agar penelitian dapat terorganisir dengan baik dari segi keuangan maupun dari strategi yang digunakan. Pada tahap ini juga dilakukan pendalaman yang lebih tentang high availability storage cluster menggunakan glusterfs beserta pehaman terhadap jaringan komputer yang digunakan. Untuk tahap selanjutnya adalah tahap plan. Plan adalah tahapan yang dijadikan sebagai parameter dan perlu mendapat perhatian sebelum merancang sebuah sistem pada jaringan komputer. Hal yang perlu diperhatikan dalam tahap ini adalah menganalisis kebutuhan hardware dan kebutuhan software. Kebutuhan hardware yang digunakan antara lain Node 1 (Server Storage 1) menggunakan Processor : Intel Pentium 4 CPU 2.80 GHz, Memmory : Mb, Hardisk : 39.1 Gb dan Ethernet Card : 1 buah. Node 2 (Server Storage 2) menggunakan Processor : Intel Celeron CPU 1.70 GHz, Memmory : 1,1 Gb, Hardisk : 48.6 Gb dan Ethernet Card : 1 buah. Node 3 (Web server) menggunakan Processor : Intel(R) Core(TM) i3, Memmory : 2,00 Gb, Hardisk : 40 Gb, Ethernet Card : 1 buah. Switch, Kabel Straight. Kebutuhan software yang digunakan antara lain Sistem operasi Linux Ubuntu 12.04, GlusterFS, Apache 2, Joomla, Mysql, PHP5, Web browser (Mozilla Firefox, Google Chrome atau Internet Explorer) dan Wireshark. Tahap selanjutnya dalam metode PPDIOO adalah tahap design. Design adalah tahap untuk melakukan desain awal sistem. Desain awal tersebut antara lain adalah topologi jaringan yang akan digunakan dalam perancangan dan implementasi, baik topologi secara fisik maupun logical, arsitektur dari sistem yang akan dibuat. Topologi jaringan secara fisik yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 4. Server HA-Cluster Storage Server Client x Web server Gambar 4 Topologi Jaringan Fisik Visualisasi dari topologi jaringan yang akan dibangun pada perancangan dan implementasi cluster high availability storage dapat dilihat pada Gambar 4. Adapun konfigurasi IP pada setiap perangkat jaringan pada Gambar 4 sebagai berikut : 6

7 Tabel 2 Tabel Konfigurasi IP Perangkat IP Address Gateway Server Server Web Server Client x Visualisasi dari topologi jaringan logical yang akan dibangun pada perancangan dan implementasi cluster high availability storage dapat dilihat pada Gambar 5. Dari Gambar 5 terlihat terdapat middleware (RPC,GlusterFS) diantara node server 1, node server 2 dan node web server. Middleware berfungsi sebagai penghubung yang berisi layanan yang memungkinkan beberapa proses dapat berjalan pada satu atau lebih mesin untuk saling berkomunikasi pada suatu jarigan. HA-Cluster Storage Storage Storage Middleware (RPC,GlusterFS) Web Server Client x Gambar 5 Topologi Jaringan Logical Setelah rancangan disetujui, tahap selanjutnya adalah tahap implement, pada tahap ini menerapkan semua yang direncanakan. Dalam tahap ini melingkupi instalasi serta konfigurasi terhadap rancangan topologi dan juga melakukan konfigurasi hardware dan software yang akan digunakan, seperti pemasangan kabel, instalasi server, menkonfigurasi peralatan, dan lain-lain. Instalasi dan konfigurasi yang dilakukan meliputi instalasi ubuntu pada node cluster, instalasi dan konfigurasi Server Storage 1, instalasi dan Konfigurasi Server Storage 2, instalasi dan Konfigurasi Webserver dan instalasi Wireshark pada node cluster. Software GlusterFS-server diinstall pada PC Server storage untuk dijadikan sebagai komponen software utama dalam membuat sistem cluster high- 7

8 availability storage ini. GlusterFS-server yang digunakan adalah versi Software ini digunakan untuk menggabungkan disk, memori dan pengolahan data dari beberapa modul server dalam sebuah ruang tunggal. GlusterFS didesain untuk memenuhi kebutuhan ruang penyimpanan bagi pengguna data dapat memberikan kinerja yang luar biasa untuk beban kerja yang beragam. Menginstalasikan paket-paket glusterfs-server pada server storage 1 dan server storage 2. Perintah yang digunakan adalah sudo-apt get install glusterfsserver. Terminal akan mengeksekusi perintah dan akan mendapatkan paket-paket dari repostory dari linux dan menginstalkannya pada server storage 1 dan server storage 2. Gambar 6 Instalasi GlusterFS-server Konfigurasi cluster yang dilakukan pada server storage 1 dan server storage 2 adalah konfigurasi membuat sistem high-availability cluster storage dengan teknik mereplikasikan data secara otomatis melewati dua server. Replikasi adalah suatu teknik untuk melakukan copy dan pendistribusian data dan objekobjek database dari satu database ke database lain dan melaksanakan sinkronisasi antara database sehingga konsistensi data dapat terjamin, dengan replikasi ini ketersediaan data setiap waktu dan dimanapun diperlukan akan terpenuhi. Gambar 7 Setting up replicate volumes Membuat volume pada server storage 1. Level tertinggi dalam hirerarki di GlusterFS adalah volume. Volume inilah yang nantinya yang akan dibaca oleh client sebagai media penyimpanan tunggal. Volume ini nantinya akan didistribusikan ke dalam sistem high avaibility cluster. Volume terdistribusi merupakan gabungan media penyimpan dua node atau lebih dengan menjumlah kapasitas menjadi sebuah media penyimpanan tunggal dengan kapasitas besar yang nantinya diakses oleh pengguna pada sisi client. Menkonfigurasi up glusterfs server volumes dengan perintah gluster volume create testvol replica 2 transport tcp server1.project.com:/data server2.project.com:/data. Perintah ini digunakan 8

9 untuk setting up replicate volumes (automatic file replication (mirror)) dengan volume nama tesvol, dengan jumlah replikasi 2, yang berjalan pada transport tcp, dengan brick server1.project.com:/data dan brick server2.project.com:/data. Direktori /:data adalah tempat direktori penyimpanan file data yang telah tereplikasi. Instalasi Web Server, LAMP adalah kepanjangan dari Linux Apache MySQL PHP. LAMP digunakan sebagai paket webserver dan database. Joomla adalah salah satu aplikasi yang digunakan untuk membuat atau membangun sebuah website dinamis yang dilengkapi berbagai fasilitas yang mendukungnya. Joomla merupakan salah satu sistem aplikasi manajemen situs yang terbuka Open Source Content Management System (OS CMS). Pada penelitian ini Joomla diinstal di dalam direktori var/www/. Software Joomla yang digunakan adalah versi Pada penelitian ini joomla digunakan untuk interface atau antarmuka data yang berupa halaman web. Software-software dalam penelitian ini digunakan untuk membangun website. Website ini nantinya akan digunakan untuk media interface dari sistem HA-Cluster Storage yang telah dibuat ke client agar dapat mengakses data dengan mudah. Konfigurasi yang dilakukan pada tahap ini adalah mengkonfigurasi password root MySQL, me-restart service dari server apache, membuat halaman web, mengkonfigurasi Joomla CMS, mendesain halaman web, memasang banner web, mengisi artikel, membuat link untuk upload data dan load data dan lain-lain. GlusterFS mengijinkan beberapa jalan bagi pengguna mengakses volume dalam cluster, yaitu dengan menggunakan Gluster Native Client. Gluster Native Client menyediakan konkurensi dan perfoma yang tinggi. Di node web server menggunakan GlusterFS-client sebagai Gluster Native Client. Untuk menginstalkan GlusterFS-client pada node web server menggunakan perintah sudo apt-get install glusterfs-client untuk mengambil paket-paket yang dibutuhkan dalam proses install dari repostori dari linux dan menginstallnya di node web server. Gambar 8 Instalasi GlusterFS-client Konfigurasi glusterfs-client pada webserver ini adalah mounting GlusterFS file system dari direktori /var/www/joomla-basic/joomla/documents ke server storage 1 dan server storage 2. Proses mounting dapat terlihat pada Gambar 9. Mounting GlusterFS file sistem dari direktori /var/www/joomlabasic/joomla/documents ke server1.project.com:/testvol dan server2.project.com:/testvol. 9

10 Gambar 9 Mounting Tahap selanjutnya adalah operate. Setelah selesai dibangun, sistem secara keseluruhan dapat dioperasikan untuk pengujian kinerja. Dalam tahap ini diperlukan adanya pemantauan terhadap sistem yang telah dibuat. Proses pengujian termasuk dalam fase ini, dalam melakukan pengujian menggunakan parameter yang telah ditentukan, agar dipastikan sudah berjalan dengan baik, benar dan sudah menjawab permasalahan yang telah dirumuskan. Optimize adalah tahap terakhir setelah melakukan analisis. Pada tahap ini sistem dapat diperbaharui sesuai dengan kebutuhan agar sistem menjadi lebih baik dari sebelumnya karena mungkin saja sebelumnya sistem tidak dapat bekerja dengan baik. 4. Metode Pengujian Sistem Pada pengujian ke sistem ini, ada beberapa paramater yang akan diukur yaitu network throughput, delay, availability dan pengujian automatic file replication. Untuk mendapatkan hasil maksimal, dilakukan beberapa pengujian. Penulis memperoleh data dari hasil simulasi pengujian sistem cluster yang telah dibuat. Simulasi ini dikelompokan menjadi 6 skenario atau 6 kondisi simulasi yaitu : 1. Client upload data kondisi normal. 2. Client upload data kondisi server storage Client upload data kondisi server storage Client load data kondisi normal. 5. Client load data kondisi server storage Client load data kondisi server storage 2. Dengan dilakukannya pengujian sistem cluster yang telah dibuat, penulis memperoleh data-data untuk dianalisis. Dari data ini, diharapkan penulis dapat mengetahui kinerja dari sistem Automatic File Replication Cluster High- Availability Storage dengan menggunakan GlusterFS yang telah dibuat. 5. Hasil Dan Pembahasan Gambar 10 Capture GlusterFS Frame

11 Pada Gambar 10 dapat terlihat salah satu capture GlusterFS frame. Sistem berjalan pada jaringan IPv4 yaitu IP Source: dan IP Destination: TCP Port yaitu Source Port:1020 dan Destination Port: RPC menjalankan program GlusterFS, jadi GlusterFS berjalan di atas protocol RPC dan TCP/IP. Gambar 11 Protocol Hierarchy Dalam penelitian ini dapat terlihat protokol-protokol yang dipakai pada sistem yang telah dibuat. Hierarki protokol terlihat pada Gambar 10. Automatic File Replication Cluster High-Availability Storage dengan menggunakan GlusterFS berjalan pada protokol TCP/IP, RPC dan GlusterFS. Protokol TCP/IP digunakan untuk transport dalam jaringan, standar komunikasi data dalam proses tukar menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan. TCP port yang digunakan adalah 80, 1020, 111, 24007, dan RPC digunakan untuk mengakses sebuah prosedur yang berada di komputer lain. GlusterFS digunakan untuk menggabungkan disk, memori dan pengolahan data dari beberapa modul server dalam sebuah ruang tunggal. Gambar 12 Procedure Dalam GlusterFS Dalam proses sinkronisasi antar node dalam cluster, GlusterFS melakukan prosedur-prosedur. GlusterFS procedure dapat terliahat pada Gambar 12. Terdapat 17 GlusterFS procedure yaitu READ, FINODELK, LOOKUP, OPENDIR, READDIRP, RELEASEDIR, STAT, FLUSH, RELEASE, OPEN, INODELK, FXATTROP, WRITE, ENTRYLK, CREATE, FSTAT, dan SETATTR. Prosedur-prosedur ini digunakan untuk sinkronisasi antar node dalam cluster, 11

12 digunakan untuk failover server dan juga digunakan untuk mereplikasi data antar server. Gambar 13 Sinkronisasi GlusterFS Upload Data Kondisi Normal Pada Gambar 13 menunujukkan GlusterFS melakukan sinkronisasi antar node cluster aktif-aktif. Terlihat terjadi proses sinkronisasi dari IP Address ke IP Address Dari IP Address ke IP Address Dari IP Address ke IP Address Dari IP Address ke IP Address Gambar 14 Sinkronisasi GlusterFS Upload Data Kondisi Server 1 Down Pada Gambar 14 menunujukkan GlusterFS melakukan sinkronisasi antar node cluster ketika terjadi kegagalan pada server 1. Terlihat terjadi proses sinkronisasi dari IP Address ke IP Address Dari IP Address ke IP Address Ketika server 1 sistem akan beralih ke server 2 atau sistem akan melakukan failover, agar client tetap dapat mengakses data dan tetap mendapatkan layanan untuk upload data. 12

13 Gambar 15 Sinkronisasi GlusterFS Upload Data Kondisi Server 2 Down Pada Gambar 15 menunujukkan GlusterFS melakukan sinkronisasi antar node cluster ketika terjadi kegagalan pada server 2. Terlihat terjadi proses sinkronisasi dari IP Address ke IP Address Dari IP Address ke IP Address Ketika server 2 sistem akan beralih ke server 1 atau sistem akan melakukan failover, agar client tetap dapat mengakses data dan tetap mendapatkan layanan untuk upload data. Gambar 16 Sinkronisasi GlusterFS Download Data Kondisi Normal Pada Gambar 16 menunujukkan GlusterFS melakukan sinkronisasi antar node cluster aktif-aktif. Terlihat terjadi proses sinkronisasi dari IP Address ke IP Address Dari IP Address ke IP Address Dari IP Address ke IP Address Dari IP Address ke IP Address

14 Gambar 17 Sinkronisasi GlusterFS Download Data Kondisi Server 1 Down Pada Gambar 17 menunujukkan GlusterFS melakukan sinkronisasi antar node cluster ketika terjadi kegagalan pada server 1. Terlihat terjadi proses sinkronisasi dari IP Address ke IP Address Dari IP Address ke IP Address Ketika server 1 sistem akan beralih ke server 2 atau sistem akan melakukan failover, agar client tetap dapat mengakses data dan tetap mendapatkan layanan untuk load data. Gambar 18 Sinkronisasi GlusterFS Download Data Kondisi Server 2 Down Pada Gambar 18 menunujukkan GlusterFS melakukan sinkronisasi antar node cluster ketika terjadi kegagalan pada server 2. Terlihat terjadi proses sinkronisasi dari IP Address ke IP Address Dari IP Address ke IP Address Ketika server 2 sistem akan beralih ke server 1 atau sistem akan melakukan failover, agar client tetap dapat mengakses data dan tetap mendapatkan layanan untuk load data. 14

15 Dari 6 pengujian yang telah dilakukan akan dilakukan perbandingan hasil analisis tersebut untuk memperoleh kondisi perbandingannya. Hasil 6 pengujian ini dikelompokan menjadi dua bagian yaitu ketika client upload dan ketika client load. Data analisis berdasarkan data-data dari hasil pengujian yang telah dilakukan. Hasil analisis tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik Throughput (Bps) Upload data kondisi normal Upload data kondisi server 1 Upload data kondisi server 2 Gambar 19 Grafik Perbandingan Throughput Client Upload Grafik perbandingan besar throughput rata-rata yang dihasilkan pada jaringan cluster yang telah dibuat terlihat pada Gambar 19. Grafik perbandingan besar throughput rata-rata ketika client upload. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan besar throughput pada pengujian upload data kondisi server 2 adalah yang terbesar dan throughput pada upload data kondisi normal adalah yang terkecil. Pada proses upload data sebesar 2 MB pada tiap kondisi. Dalam proses upload data kondisi normal throughput yang dihasilkan sebesar 6877, Bps. Proses upload data kondisi server 1 throughput yang dihasilkan sebesar 8354, Bps. Proses upload data kondisi server 2 throughput yang dihasilkan sebesar 8530, Bps. Perbedaan jumlah throughput dikarenakan ketika kondisi normal terjadi sinkronisasi antar node cluster aktif-aktif, spekfikasi komputer server 1 jauh lebih baik dibandingkan dengan server 2. Dengan demikian dapat dibuktikan ketika kondisi server 1 (server 2 aktif) dan server 2 (server 1 aktif), client akan memperoleh throughput yang lebih besar dibandingkan kondisi normal Delay (ms) Upload data kondisi normal Upload data kondisi server 1 Upload data kondisi server 2 Gambar 20 Grafik Perbandingan Delay Client Upload 15

16 Grafik perbandingan besar delay rata-rata yang dihasilkan pada jaringan cluster yang telah dibuat terlihat pada Gambar 20. Grafik perbandingan besar delay rata-rata ketika client upload. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan besar delay pada pengujian upload data kondisi normal adalah yang terbesar dan delay pada upload data kondisi server 2 adalah yang terkecil. Perbedaan jumlah delay dikarenakan ketika kondisi normal terjadi sinkronisasi antar node cluster aktif-aktif, sehingga terjadi selisih waktu kirim antara satu paket dengan yang lainnya Throughput (Bps) Download data kondisi normal Download data kondisi server 1 Download data kondisi server 2 Gambar 21 Grafik Perbandingan Throughput Client Download Grafik perbandingan besar throughput rata-rata yang dihasilkan pada jaringan cluster yang telah dibuat terlihat pada Gambar 21. Grafik perbandingan besar throughput rata-rata ketika client load. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan besar throughput pada pengujian load data kondisi server 2 adalah yang terbesar dan throughput pada load data kondisi normal adalah yang terkecil. Pada proses load data sebesar 2 MB pada tiap kondisi. Dalam proses load data kondisi normal throughput yang dihasilkan sebesar 6146, Bps. Proses load data kondisi server 1 throughput yang dihasilkan sebesar 7041, Bps. Proses load data kondisi server 2 throughput yang dihasilkan sebesar 7725, Bps. Perbedaan jumlah throughput dikarenakan ketika kondisi normal terjadi sinkronisasi antar node cluster aktif-aktif, spekfikasi komputer server 1 jauh lebih baik dibandingkan dengan server 2. Dengan demikian dapat dibuktikan ketika kondisi server 1 (server 2 aktif) dan server 2 (server 1 aktif), client akan memperoleh throughput yang lebih besar dibandingkan kondisi normal. 16

17 7 6,5 6 5,5 5 Delay Download kondisi normal Download kondisi server 1 Download kondisi server 2 Gambar 22 Grafik Perbandingan Delay Client Download Grafik perbandingan besar delay rata-rata yang dihasilkan pada jaringan cluster yang telah dibuat terlihat pada Gambar 22. Grafik perbandingan besar delay rata-rata ketika client load. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan besar delay pada pengujian load data kondisi normal adalah yang terbesar dan delay pada load data kondisi server 2 adalah yang terkecil. Perbedaan jumlah delay dikarenakan ketika kondisi normal terjadi sinkronisasi antar node cluster aktif-aktif, sehingga terjadi selisih waktu kirim antara satu paket dengan yang lainnya. 99,8 99,6 99,4 99, ,8 Upload kondisi server 1 Upload kondisi server 2 Availability Download kondisi server 1 Download kondisi server 2 Gambar 23 Grafik Pengukuran Availability Availability Grafik pengukuran besar availability rata-rata yang dihasilkan pada jaringan cluster yang telah dibuat terlihat pada Gambar 23. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan besar availability pada pengujian upload kondisi server 2 adalah yang terbesar, nilai availability mencapai 99, % dan availabilty pada pengujian upload data kondisi server 1 adalah yang terkecil, nilai availability yang dicapai 99,151042% dalam kondisi aman atau sistem tetap dapat berjalan dengan semestinya. 17

18 Gambar 24 File Tereplikasi Ke Server 1 Ketika server storage 1 terjadi time server, cluster akan beralih ke server storage 2. Server storage 2 melakukan services, pada simulasi ini services yang dilakukan adalah client mengakses data dan mengupload data. Pada gambar data file dengan nama Jurnal Analisa Kinerja VOIP Voice over Internet Protocol berbasis Internet Protocol version 6 Ipv6 telah terupload ke server storage 2. Ketika server storage 1 kembali normal, sistem akan melakukan automatic file replication ke server storage 1. Terlihat pada Gambar 24 file telah tereplikasi secara otomatis ke server storage 1. Gambar 25 File tereplikasi ke server 2 Ketika server storage 2 terjadi time server, cluster akan beralih ke server storage 1. Server storage 1 melakukan services, pada simulasi ini services yang dilakukan adalah client mengakses data dan mengupload data. Pada gambar data file dengan nama Penerapan Teknologi AJAX pada Aplikasi Bursa Kerja Berbasis Web Studi Kasus Dinas Tenaga Kerja Kota Salatiga telah terupload ke server storage 1. Ketika server storage 2 kembali normal, sistem akan melakukan automatic file replication ke server storage 2. Terlihat pada Gambar 25 file telah tereplikasi secara otomatis ke server storage 2 6. Simpulan Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari penelitian ini adalah dengan adanya sistem automatic file replication cluster high-availability storage dengan menggunakan GlusterFS ketika terjadi single point of failure (SPOF), misal pada server storage mengalami time, sistem tetap dapat berjalan semestinya. Menggunakan automatic file replication cluster high-availability storage, kegagalan dalam menyediakan service dapat di tolerir sedemikian kecil, sehingga server tetap dapat memberikan layanan kepada client. Skala availability pada 18

19 sistem yang telah dibuat mencapai 99, %. Availability pada sistem yang telah dibuat relative stabil.glusterfs sangat cocok untuk diterapkan dalam pembuatan data center yang cukup kompleks dan membutuhkan banyak sumber daya. Pengelolaan perangkat keras dan perangkat lunak dapat dilakukan dengan mudah, serta menghemat biaya pengadaan dan perawatannya. Kinerja network pada automatic file replication cluster high-availability storage yang telah dibuat relative stabil, karena dalam pengujian sistem nilai delay terbesar hanya 5, ms, berdasarkan kategori besar delay termasuk dalam kategori degradasi excellent. Dengan demikian automatic file replication cluster highavailability storage dengan menggunakan GlusterFS dapat menjadi solusi masalah-masalah yang ada. 7. Daftar Pustaka [1] Putu Topan Pribadi, 2013, Implementasi High-Availability VPN Client Pada Jaringan Komputer Fakultas Hukum Universitas Udayana, Program Studi Teknik Informatika, Jurusan Ilmu Komputer. [2] Muhammad Reza Abdillah, 2011, Implementasi High Availability Mail Server dengan Menggunakan Postfix, Heartbeat, dan DRBD, Telkom Polytechnic. [3] Ngesti Andik Rimbawanto, 2008, Perancangan dan Implementasi High- Availability Clustering Server Menggunakan Open Source Software Sebagai Back-End Database, Fakultas Teknologi Informasi, UKSW. [4] Akhyar Muchtar, Rhiza S. Sadjad, Muh. Niswar, 2012, Implementation Failover Clustering On Two Different Platforms To Overcome The Failure Of The Server, Jurusan Elektro, Prodi Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin. [5] Suyadi, 2011, Membuat Media Penyimpanan Terdistribusi Menggunakan GlusterFS Pada Debian Squeeze, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Fakultas Komunikasi Dan Informatika, Jurusan Informatika. [6] How Gluster Automatic File Replication Works filereplication-works/, diakses tanggal 17 Juni [7] Sugianto, 2010, Panduan Linux HA & Failover pada open SUSE/SLES, Bekasi. [8] Richi Dwi Agustia, 2011, Rancang Bangun Media Informasi Kesenian Daerah Berbasis Web Dalam Bentuk Layanan Video On Demand (VOD) Dengan Menggunakan Metode Pseudo HTTP Streaming (Studi Kasus Bandung Heritage), Universitas Komputer Indonesia Bandung, Fakultas Teknik Dan Ilmu Komputer, Jurusan Teknik Informatika. [9] Natanael Widiyanto, 2011, Analisis Video Bitrate dan Jumlah User pada Live Streaming di Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, Fakultas Teknologi Informasi, Program Studi Teknik Informatika. [10] diakses tanggal 16 Agustus

Gambar 1 Arsitektur GlusterFS [8]

Gambar 1 Arsitektur GlusterFS [8] 1. Pendahuluan Perkembangan teknologi informasi memberi pengaruh besar bagi segala aspek kehidupan, dimana begitu banyak manfaat yang dapat diimplementasikan. Teknologi informasi saat ini telah memberikan

Lebih terperinci

Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Tahapan Penelitian

Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Tahapan Penelitian Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Tahapan Penelitian Pada bab ini dijelaskan mengenai metode yang digunakan dalam membuat sistem dan perancangan yang dilakukan dalam membangun Web Server Clustering dengan Skema

Lebih terperinci

Bab 3 Metode Penelitian

Bab 3 Metode Penelitian Bab 3 Metode Penelitian Metode adalah cara atau prosedur yang dipergunakan untuk memecahkan suatu masalah penelitain (Nawai dan Hadari, 1992, h.66). Sedangkan penelitan adalah suatu proses untuk mencari

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SERVER SIAKAD UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU MENGGUNAKAN HIGH AVAILABILITY CLUSTERING DAN MYSQL DATABASE REPLICATION

PENGEMBANGAN SERVER SIAKAD UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU MENGGUNAKAN HIGH AVAILABILITY CLUSTERING DAN MYSQL DATABASE REPLICATION PENGEMBANGAN SERVER SIAKAD UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU MENGGUNAKAN HIGH AVAILABILITY CLUSTERING DAN MYSQL DATABASE REPLICATION Hari Aspriyono Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer,

Lebih terperinci

BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down

BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down Menurut Setiabudi (2009) untuk membangun sebuah sistem, diperlukan tahap-tahap agar pembangunan itu dapat diketahui perkembangannya serta memudahkan dalam

Lebih terperinci

SHARE DATA & TRANSACTION

SHARE DATA & TRANSACTION SHARE DATA & TRANSACTION 8.1. Shared Data Sharing adalah suatu fasilitas yang digunakan untuk membagi suatu file, perangkat dan koneksi internet untuk digunakan secara bersama-sama dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1. Perancangan Router OS Debian 6.0 QUAGGA PROSES ROUTING WEB INTERFACE MANAJEMAN BANDWIDTH HTB TOOL INPUT USER Gambar 3.1 Alur Kerja Interface Router dan Server Bandwidth

Lebih terperinci

TSI Perbankan REPLIKASI

TSI Perbankan REPLIKASI HOME DAFTAR ISI REPLIKASI Obyektif : 1 Mengetahui konsep dasar replikasi 2 Mengetahui bagaimana merencanakan replikasi 3 Mengetahui bagaimana proses replikasi terjadi 4 Mengetahui alat yang digunakan AS/400

Lebih terperinci

Bab 3 Metode Perancangan

Bab 3 Metode Perancangan Bab 3 Metode Perancangan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode PPDIOO (Prepare, Plan, Design, Implement, Operate, Optimize). Metode ini digunakan untuk merancang suatu jaringan. Metode

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Data Data adalah sesuatu yang mewakili objek dan peristiwa yang memiliki arti yang sangat penting bagi user (Hoffer et al, 2005). Dalam pengertian yang lain data adalah fakta

Lebih terperinci

FAILOVER CLUSTER SERVER DAN TUNNELING EOIP UNTUK SISTEM DISASTER RECOVERY

FAILOVER CLUSTER SERVER DAN TUNNELING EOIP UNTUK SISTEM DISASTER RECOVERY FAILOVER CLUSTER SERVER DAN TUNNELING EOIP UNTUK SISTEM DISASTER RECOVERY Nanang Purnomo 1) - Melwin Syafrizal 2) 1) PT. Lintas Data Prima (LDP)Yogyakarta Jl. Suryatmajan no. 22 Yogyakarta 2) Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini dijelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan perancangan system yang digunakan, beserta metode pengambilan data untuk kemudian dilakukan analisa. 3.1 Perancangan

Lebih terperinci

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 23 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Metode Pembangunan Sistem Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah PPDIOO (prepare, plan, design, implement, operate, optimize). Metode ini adalah metode

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI Pada bab ini akan membahas mengenai skenario pengujian dan hasil analisis dari tugas akhir ini. Sebelum masuk ke tahap pengujian akan dijelaskan terlebih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi saat ini sangat memungkinkan banyaknya pelayanan data yang dapat dilakukan melalui media internet maupun intranet, misalnya

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1.Implementasi Sistem Implementasi sistem e-learning yang terintegrasi dengan HOA merupakan sistem yang berbasis client-server, meliputi perangkat keras dan perangkat lunak

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI EYE OS MENGGUNAKAN METODE LOAD BALANCING DAN FAILOVER PADA JARINGAN PRIVATE CLOUD COMPUTING DENGAN LAYANAN IAAS DAN SAAS

IMPLEMENTASI EYE OS MENGGUNAKAN METODE LOAD BALANCING DAN FAILOVER PADA JARINGAN PRIVATE CLOUD COMPUTING DENGAN LAYANAN IAAS DAN SAAS IMPLEMENTASI EYE OS MENGGUNAKAN METODE LOAD BALANCING DAN FAILOVER PADA JARINGAN PRIVATE CLOUD COMPUTING DENGAN LAYANAN IAAS DAN SAAS TUGAS AKHIR Sebagai Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata 1

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan File Server Menggunakan Cloud Perancangan layanan file server menggunakan cloud pada PT Mugi Cipta Perkasa dilakukan dengan menggunakan sebuah server yang akan

Lebih terperinci

DATABASE SERVER WEB SERVER SUBDOMAIN

DATABASE SERVER WEB SERVER SUBDOMAIN ADMINISTRASI SERVER DATABASE SERVER WEB SERVER SUBDOMAIN Database Server Database berfungsi sebagai media penyimpanan data-data ataupun informasi penting. Pada web server yang kompleks, biasanya diperlukan

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing

Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP antara Asterisk dan FreePBX berbasis Parallel Processing JOANA SIBORO 2206100080 Dosen Pembimbing: Dr.Ir. Achmad Affandi, DEA NIP: 196510141990021001 PERANCANGAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebelumnya yang berhubungan dengan VPN. Dengan cara tersebut peneliti dapat

BAB III METODE PENELITIAN. sebelumnya yang berhubungan dengan VPN. Dengan cara tersebut peneliti dapat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah studi kepustakaan, percobaan dan analisis. 3.1.1. Studi Kepustakaan Studi literatur dalam

Lebih terperinci

PEMANFAATAN FAILOVER CLUSTER SERVER GUNA RECOVERY SISTEM PADA PT.LINTAS DATA PRIMA. Naskah Publikasi. diajukan oleh Nanang Purnomo

PEMANFAATAN FAILOVER CLUSTER SERVER GUNA RECOVERY SISTEM PADA PT.LINTAS DATA PRIMA. Naskah Publikasi. diajukan oleh Nanang Purnomo PEMANFAATAN FAILOVER CLUSTER SERVER GUNA RECOVERY SISTEM PADA PT.LINTAS DATA PRIMA Naskah Publikasi diajukan oleh Nanang Purnomo 11.21.0616 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian Dalam penelitian perancangan dan implementasi radio streaming di LPPI Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini, digunakan beberapa data pendukung sebagai

Lebih terperinci

BAB III ANALISA KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Alat dan Bahan Perancangan sistem load balancing sekaligus failover cluster ini membutuhkan minimal 3 PC (Personal Computer) untuk dapat diimplementasikan.

Lebih terperinci

Jurnal Elektronik Ilmu Komputer - Universitas Udayana JELIKU Vol 1 No. 2 Nopember 2012

Jurnal Elektronik Ilmu Komputer - Universitas Udayana JELIKU Vol 1 No. 2 Nopember 2012 PERANCANGAN IMPLEMENTASI KONSEP ROUTING DAN VIRTUAL PRIVATE NETWORK ANTARA WEBSERVER MOODLE DAN WEBSERVER DRUPAL I Made Agus Widiana Putra, Cokorda Rai Adi Paramartha Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media server adalah sebuah komputer khusus atau server perangkat lunak mulai dari enterprice atau database yang menyediakan Video on Demand ( VOD ). Secara singkatnya

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Berikut adalah spesifikasi perangkat keras yang akan digunakan dalam rancangan jaringan sesuai acuan topologi external network perusahaan.

Lebih terperinci

Untuk mengimplementasikan sistem ini, diperlukan spesifikasi perangkat keras,

Untuk mengimplementasikan sistem ini, diperlukan spesifikasi perangkat keras, Untuk mengimplementasikan sistem ini, diperlukan spesifikasi perangkat keras, spesifikasi perangkat lunak, spesifikasi kebutuhan sistem, jadwal implementasi, dan petunjuk penggunaan sistem untuk memberikan

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Penjadwalan Proxy Squid Menggunakan Cluster schedulling. Poster

Perancangan Sistem Penjadwalan Proxy Squid Menggunakan Cluster schedulling. Poster Perancangan Sistem Penjadwalan Proxy Squid Menggunakan Cluster schedulling. Poster Peneliti : Victor Parsaulian Nainggolan (672008269) Radius Tanone, S.Kom., M.Cs Program Studi Teknik Informatika Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Data audio visual menjadi salah satu data yang paling banyak mengisi traffic jaringan internet pada saat ini [2]. Trafik video berkembang paling cepat daripada jenis

Lebih terperinci

Distributed Replicated Block Device (DRBD) sebagai Alternatif High Availability Data Replication pada Cloud Computing

Distributed Replicated Block Device (DRBD) sebagai Alternatif High Availability Data Replication pada Cloud Computing Jurnal Komputer Terapan Vol. 3, No. 1, Mei 2017, 59-68 59 Jurnal Politeknik Caltex Riau http://jurnal.pcr.ac.id Distributed Replicated Block Device (DRBD) sebagai Alternatif High Availability Data Replication

Lebih terperinci

Administrasi Basis Data Replikasi. Yoannita

Administrasi Basis Data Replikasi. Yoannita Administrasi Basis Data Replikasi Yoannita Pengertian Replikasi Replikasi adalah suatu teknik untuk melakukan copy dan pendistribusian data dan objek-objek database dari satu database ke database lain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan Teknologi Informasi yang semakin meluas ini sistem informasi berperan penting untuk menunjang kredibilitas perusahaan dan pengguna jaringan lainnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. melewatkan suara atau video melalui jaringan IP. Semenjak keberhasilan transfer

BAB 1 PENDAHULUAN. melewatkan suara atau video melalui jaringan IP. Semenjak keberhasilan transfer BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang VoIP (voice over internet protokol) adalah teknologi yang mampu melewatkan suara atau video melalui jaringan IP. Semenjak keberhasilan transfer informasi real time

Lebih terperinci

WEB SERVER LINUX DEBIAN 8.5

WEB SERVER LINUX DEBIAN 8.5 WEB SERVER LINUX DEBIAN 8.5 A. WEB SERVER Web server adalah sebuah software yang memberikan layanan berbasis data dan berfungsi menerima permintaan dari HTTP atau HTTPS pada klien yang dikenal dan biasanya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perencanaan Sistem Sistem ini terdiri dari komputer server (dalam hal ini Raspberry berfungsi sebagai server) yang terhubung dengan webcam di mana setiap saat komputer server

Lebih terperinci

PRAKTIKUM BASIS DATA TERDISTRIBUSI MODUL VI FAILOVER CLUSTER

PRAKTIKUM BASIS DATA TERDISTRIBUSI MODUL VI FAILOVER CLUSTER PRAKTIKUM BASIS DATA TERDISTRIBUSI MODUL VI FAILOVER CLUSTER LABORATORIUM REKAYASA PERANGKAT LUNAK PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG I. TUJUAN PRAKTIKUM 1.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memvirtualisasikan server sehingga dengannya aplikasi-aplikasi dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memvirtualisasikan server sehingga dengannya aplikasi-aplikasi dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peralatan Pendukung 3.1.1 Software a. vsphere Hypervisor VMware vsphere Hypervisor adalah hypervisor bare-metal gratis yang memvirtualisasikan server sehingga dengannya

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Perancangan Sistem

Gambar 3.1 Perancangan Sistem BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem monitoring yang terbagi menjadi dua bagian, sistem bagian pertama adalah objek yang akan dimonitor, sistem bagian kedua merupakan

Lebih terperinci

Proposal Tugas Akhir

Proposal Tugas Akhir KOMPARASI ALGORITMA PENJADWALAN ROUND-ROBIN & LEAST CONNECTION PADA WEB SERVER LOAD BALANCING LVS METODE DIRECT ROUTING, NAT DAN TUNNELING Proposal Tugas Akhir Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna

Lebih terperinci

OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK. Futri Utami 1*, Lindawati 2, Suzanzefi 3

OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK. Futri Utami 1*, Lindawati 2, Suzanzefi 3 OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK Futri Utami 1*, Lindawati 2, Suzanzefi 3 1 Program Studi Teknik Telekomunikasi DIV, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini, internet sangat berperan besar. Internet digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini, internet sangat berperan besar. Internet digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Di masa sekarang ini, internet sangat berperan besar. Internet digunakan untuk mencari informasi, artikel, pengetahuan, atau bahkan untuk chatting. Bagi perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3. Analisis Routing Protokol BGP & OSPF

BAB 3. Analisis Routing Protokol BGP & OSPF BAB 3 Analisis Routing Protokol BGP & OSPF 3.1 Existing Network PT. Orion Cyber Internet memiliki dua network besar, yaitu network Core dan network POP. Network core meliputi network inti yang akan menghubungkan

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM ADMINISTRASI MANAJEMEN JARINGAN WEB SERVER

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM ADMINISTRASI MANAJEMEN JARINGAN WEB SERVER LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM ADMINISTRASI MANAJEMEN JARINGAN WEB SERVER Mata Kuliah Dosen Pengampu Departemen Jurusan : Praktikum Administrasi Manajemen Jaringan : Ferry Astika Saputra, S.T. M.Sc. : Departemen

Lebih terperinci

Cara instal dan konfigurasi FTP SERVER

Cara instal dan konfigurasi FTP SERVER Cara instal dan konfigurasi FTP SERVER Cara instal dan konfigurasi FTP SERVER di Linux UBUNTU SERVER POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA E-Learning POLSRI Apa Itu FTP? FTP (File Transfer Protocol) adalah mekanisme

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. menyediakan layanan ke komputer lain melalui koneksi jaringan. Server dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI. menyediakan layanan ke komputer lain melalui koneksi jaringan. Server dapat BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Server Server (Sosinsky, 2009:108) adalah sebuah program perangkat lunak yang menyediakan layanan ke komputer lain melalui koneksi jaringan. Server dapat dijalankan pada sistem

Lebih terperinci

UJI AVAILABILITAS LOAD BALANCING WEB SERVER MENGGUNAKAN LINUX VIRTUAL SERVER

UJI AVAILABILITAS LOAD BALANCING WEB SERVER MENGGUNAKAN LINUX VIRTUAL SERVER UJI AVAILABILITAS LOAD BALANCING WEB SERVER MENGGUNAKAN LINUX VIRTUAL SERVER Irwan Sembiring Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Irwan@staff.uksw.edu ABSTRACT Linux Virtual Server

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Implementasi merupakan penerapan dari proses analisis dan perangcangan yang telah dibahas dalam bab sebelumnya. Pada tahapan ini terdapat dua aspek

Lebih terperinci

Simulasi Failover Link pada Routing Protocol OSPFv2. Artikel Ilmiah. Peneliti: Yudhi Trihandian ( ) Wiwin Sulistyo, S.T., M.Kom.

Simulasi Failover Link pada Routing Protocol OSPFv2. Artikel Ilmiah. Peneliti: Yudhi Trihandian ( ) Wiwin Sulistyo, S.T., M.Kom. Simulasi Failover Link pada Routing Protocol OSPFv2 Artikel Ilmiah Peneliti: Yudhi Trihandian (672008133) Wiwin Sulistyo, S.T., M.Kom. Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi, aktivitas bertukar informasi menjadi salah satu kebutuhan sehari-hari. Kondisi ini kemudian membutuhkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR ISI ii DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i PENDAHULUAN... 1 1.1 LATAR BELAKANG... 1 1.2 DASAR HUKUM... 2 1.3 MAKSUD DAN TUJUAN... 2 1.4 KELUARAN... 3 SIMAR... 4 2.1 DEFENISI... 4 2.2 MANFAAT... 4 2.3 FLOWCHART...

Lebih terperinci

Sistem Jaringan Terdistribusi

Sistem Jaringan Terdistribusi Sistem Jaringan Terdistribusi Apa yang dimaksud dengan Sistem Jaringan Terdistribusi? Apa Keuntungan dan Kerugiannya (permasalahan yang dihadapi)? Pengertian Sistem Terdistribusi adalah Sekumpulan komputer

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Lintas Data Prima adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang penyedia layanan jasa jaringan internet yang berdiri sejak tahun 2008 yang berpusat di Yogyakarta.

Lebih terperinci

Building Infrastructure Distributed Database in CV. Cipta Solusi Sejahtera

Building Infrastructure Distributed Database in CV. Cipta Solusi Sejahtera Building Infrastructure Distributed Database in CV. Cipta Solusi Sejahtera Benny Wijaya STMIK Atma Luhur Jl. Jend. Sudirman, Selindung, Pangkalpinang benny.wijaya1@gmail.com Boy Valentino STMIK Palcomtech

Lebih terperinci

ANALISIS SKALABILITAS SERVER VIRTUALISASI PADA AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER NEW MEDIA

ANALISIS SKALABILITAS SERVER VIRTUALISASI PADA AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER NEW MEDIA ANALISIS SKALABILITAS SERVER VIRTUALISASI PADA AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER NEW MEDIA Jurusan Teknik Elektro, Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Bali, 80361 Email : igede.ekasanjaya@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. beragam menyebabkan network administrator perlu melakukan perancangan. suatu jaringan dapat membantu meningkatkan hal tersebut.

BAB III METODOLOGI. beragam menyebabkan network administrator perlu melakukan perancangan. suatu jaringan dapat membantu meningkatkan hal tersebut. BAB III METODOLOGI 3.1 Introduksi Kondisi jaringan yang semakin kompleks dan penggunaan aplikasi yang beragam menyebabkan network administrator perlu melakukan perancangan jaringan dengan performa yang

Lebih terperinci

Web Server A. DASAR TEORI

Web Server A. DASAR TEORI Web Server A. DASAR TEORI Web server merupakan perangkat lunak yang menyediakan layanan akses kepada pengguna melalui protokol komunikasi HTTP atau HTTPS atas berkas-berkas yang terdapat pada suatu situs

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 2. Tinjauan Pustaka

1. Pendahuluan 2. Tinjauan Pustaka 1. Pendahuluan Kebutuhan akan akses internet dalam mendukung kelancaran pertukaran informasi dan komunikasi secara cepat untuk saat ini sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Komunikasi berbasis Internet

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN MANAJEMEN JARINGAN BERBASIS MIKROTIK DENGAN CISCO (Studi Kasus Universitas Almuslim)

ANALISA PERBANDINGAN MANAJEMEN JARINGAN BERBASIS MIKROTIK DENGAN CISCO (Studi Kasus Universitas Almuslim) ANALISA PERBANDINGAN MANAJEMEN JARINGAN BERBASIS MIKROTIK DENGAN CISCO (Studi Kasus Universitas Almuslim) KHADIJAH a, YUL HENDRA a a Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Almuslim

Lebih terperinci

Desain Sistem ANALISA KEBUTUHAN

Desain Sistem ANALISA KEBUTUHAN ANALISA KEBUTUHAN 1. Diperlukan Satu Sistem yang dapat mengatur penggunaan Alamat Internet Protocol (IP) baik secara dinamik maupun statik dari Server 2. Dapat mengatur segmentasi jaringan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah studi kepustakaan, percobaan dan analisis. 3.1.1. Studi Kepustakaan Studi literatur dalam

Lebih terperinci

PENERAPAN MULTI VIRTUAL APPLIANCE SERVER PADA PENGEMBANGAN LABORATORIUM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI VIRTUALISASI

PENERAPAN MULTI VIRTUAL APPLIANCE SERVER PADA PENGEMBANGAN LABORATORIUM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI VIRTUALISASI PENERAPAN MULTI VIRTUAL APPLIANCE SERVER PADA PENGEMBANGAN LABORATORIUM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI VIRTUALISASI Fauzan Masykur Program Studi Teknik Informatika, Universitas Muhammadiyah Ponorogo Alamat Korespondensi

Lebih terperinci

Analisis Performa Load Balancing DNS Round Robin dengan Linux Virtual Server pada Webserver Lokal

Analisis Performa Load Balancing DNS Round Robin dengan Linux Virtual Server pada Webserver Lokal Analisis Performa Load Balancing DNS Round Robin dengan pada Webserver Lokal Andika Janu Pradana Program Studi Teknik Informatika, Universitas Dian Nuswantoro Semarang andika.news@yahoo.com ABSTRACT Dispatcher

Lebih terperinci

SISTEM TERDISTRIBUSI. Agenda : - Pengantar Sistem Terdistribusi - Karakteristik Sistem Terdistribusi - Model Sistem Terdistribusi. Yuli Purwati, M.

SISTEM TERDISTRIBUSI. Agenda : - Pengantar Sistem Terdistribusi - Karakteristik Sistem Terdistribusi - Model Sistem Terdistribusi. Yuli Purwati, M. SISTEM TERDISTRIBUSI Agenda : - Pengantar Sistem Terdistribusi - Karakteristik Sistem Terdistribusi - Model Sistem Terdistribusi Sistem Terdistribusi adalah Sekumpulan komputer otonom yang terhubung ke

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI LOAD BALANCER DENGAN WEB SERVER NGINX UNTUK MENGATASI BEBAN SERVER

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI LOAD BALANCER DENGAN WEB SERVER NGINX UNTUK MENGATASI BEBAN SERVER IMPLEMENTASI TEKNOLOGI LOAD BALANCER DENGAN WEB SERVER NGINX UNTUK MENGATASI BEBAN SERVER Effendi Yusuf 1), Tengku A Riza 2), Tody Ariefianto 3) 1,2,3) Fak Elektro & Komunikasi IT Telkom Bandung Jl. Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan tujuan, latar belakang, gambaran sistem, batasan masalah, perincian tugas yang dikerjakan, dan garis besar penulisan skripsi. 1.1. Tujuan Skripsi ini bertujuan

Lebih terperinci

Analisis Quality of Service Video Streaming Berbasis Web

Analisis Quality of Service Video Streaming Berbasis Web Analisis Quality of Service Video Streaming Berbasis Web Jurnal Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer Oleh: Resnu Krestio Lipu NIM : 672008118 Program Studi

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI GOOGLE GEARS PADA WINDOWS MOBILE DENGAN STUDI KASUS WEB PENJUALAN BARANG PRANESTI NOVITASARI

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI GOOGLE GEARS PADA WINDOWS MOBILE DENGAN STUDI KASUS WEB PENJUALAN BARANG PRANESTI NOVITASARI PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI GOOGLE GEARS PADA WINDOWS MOBILE DENGAN STUDI KASUS WEB PENJUALAN BARANG PRANESTI NOVITASARI 5106 100 076 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang cukup pesat saat ini membuat

Lebih terperinci

BAB 4. PERANCANGAN 4.1. Perancangan Topologi Perancangan topologi yang akan dikembangkan adalah menggunakan topologi high availability. Dalam pengembangannya masing-masing fungsi server akan di tambah

Lebih terperinci

ANALISIS AVAILABILITAS LOAD BALANCING PADA WEB SERVER LOKAL

ANALISIS AVAILABILITAS LOAD BALANCING PADA WEB SERVER LOKAL ANALISIS AVAILABILITAS LOAD BALANCING PADA WEB SERVER LOKAL Dwi Nuriba Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro ABSTRACT Perkembangan teknologi Web menyebabkan server-server yang menyediakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Alamat IPv6 adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol Internet versi 6. Panjang totalnya

Lebih terperinci

Rancang Bangun Server Learning Management System (LMS) Berbasis Metode Load Balancing

Rancang Bangun Server Learning Management System (LMS) Berbasis Metode Load Balancing Rancang Bangun Learning Management System (LMS) Berbasis Metode Load Balancing Pranata Ari Baskoro 1, Achmad Affandi 2, Djoko Suprajitno Rahardjo 3 Jurusan Teknik Elektro FTI - ITS Abstract Akses pengguna

Lebih terperinci

LAPORAN PRATIKUM LINUX. Modul III. Konsep Jaringan dan TCP/IP

LAPORAN PRATIKUM LINUX. Modul III. Konsep Jaringan dan TCP/IP LAPORAN PRATIKUM LINUX Modul III Konsep Jaringan dan TCP/IP Disusun oleh : Roby Elmanto / 123060148 Asisten Dosen : Arda Plug 2 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. teknologi informasi belum maksimal diterapkan. Penggunaan Personal Computer

BAB II DASAR TEORI. teknologi informasi belum maksimal diterapkan. Penggunaan Personal Computer BAB II DASAR TEORI 2.1 Gambaran Perusahaan Perusahaan tempat penulis melakukan penelitian ini bergerak dalam bidang penerbitan buku dengan skala perusahaan menengah, dimana pemakaian teknologi informasi

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI LOAD BALANCING DENGAN 2 MODEM GSM

PROPOSAL SKRIPSI LOAD BALANCING DENGAN 2 MODEM GSM PROPOSAL SKRIPSI LOAD BALANCING DENGAN 2 MODEM GSM IMPLEMENTASI LOAD BALANCING DENGAN 2 MODEM GSM MENGGUNAKAN VYATTA ROUTER OS Seiring dengan jumlah data yang harus direkam setiap tahun, dibutuhkan pula

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan 4.1.1 Usulan Perancangan Jaringan Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan teknologi Frame Relay. Daripada menghubungkan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB 5. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 5.1. Implementasi Pada tahap ini akan menjelaskan proses implementasi dan pengujian terhadap sistem Cloud Computing yang akan dibangun. Implementasi dilakukan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Masalah Dalam penelitian yang penulis lakukan, penulis melakukan analisa terlebih dahulu terhadap topologi jaringan, lingkungan perangkat keras dan juga lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan komputer yang terhubung ke jaringan. Layanan-layanan internet

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan komputer yang terhubung ke jaringan. Layanan-layanan internet BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, bertambah pula keberadaan komputer yang terhubung ke jaringan. Layanan-layanan internet semakin banyak. Hal tersebut

Lebih terperinci

JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA

JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA TUGAS JARINGAN KOMPUTER Nama : Yonatan Riyadhi NIM : 09011181419009 Kelas : SK 5A Nama Dosen : Dr. Deris Stiawan M.T JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 CAPTURE DAN

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN Pada bab analisa dan perancangan sistem ini, akan dijelaskan tenteng langkah pembuatan sistem, bahan dan alat yang diperlukan, Cara Kerja sistem, instalasi, tempat dan waktu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penghubung tersebut dapat berupa kabel atau nirkabel sehingga memungkinkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penghubung tersebut dapat berupa kabel atau nirkabel sehingga memungkinkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Komputer Jaringan komputer merupakan sistem yang terdiri atas dua atau lebih komputer serta perangkat-perangkat lainnya yang saling terhubung. Media penghubung tersebut

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 30 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Perancangan sistem monitoring pemancar NEC dengan fitur sms alert meliputi dari mempersiapkan kebutuhan hardware meliputi router Mikrotik

Lebih terperinci

Replikasi adalah suatu teknik untuk melakukan copy / pendistribusian data dan objek-objek dalam melaksanakan sinkronisasi antara objek sehingga

Replikasi adalah suatu teknik untuk melakukan copy / pendistribusian data dan objek-objek dalam melaksanakan sinkronisasi antara objek sehingga Replikasi adalah suatu teknik untuk melakukan copy / pendistribusian data dan objek-objek dalam melaksanakan sinkronisasi antara objek sehingga konsistensi data dapat terjamin. 1. Mengetahui konsep dasar

Lebih terperinci

Consistency and Replication

Consistency and Replication Distributed System Genap 2011/2012 Six Consistency and Replication Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom dahlia.widhyaestoeti@gmail.com dahlia74march.wordpress.com Consistency and Replication Replikasi adalah suatu

Lebih terperinci

OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK

OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK FUTRI UTAMI 1), HJ. LINDAWATI 2), SUZANZEFI 3) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Program Studi D IV Teknik Telekomunikasi,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Internet Menurut Prakoso (2007 : 119) Internet adalah sebuah kumpulan jaringan komputer lokal yang menggunakan perangkat lunak internet dan protokol TCP/IP atau HTTP. Oleh

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI Proses perancangan dan implementasi Host Stanby Router Protocol dan Gateway Load Balancing Protocol pada layanan VoIP ini akan lebih mudah dikerjakan jika dituangkan

Lebih terperinci

Instalasi dan Konfigurasi Jaringan menggunakan Ubuntu Server LTS

Instalasi dan Konfigurasi Jaringan menggunakan Ubuntu Server LTS Instalasi dan Konfigurasi Jaringan menggunakan Ubuntu Server 12.04 LTS Lafnidita Farosanti (11650048) Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Sistem Pada analisa sistem ini penulis akan memaparkan bagaimana perancangan sistem DNS Master Slave yang akan di implementasiakan pada jaringan Universitas

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Perancangan Sistem Untuk merancang sistem ini diperlukan 3 buah web server dan 1 buah server untuk load balance. Server-server ini berada pada jaringan lokal

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Dan Perancangan Sistem

Bab 3. Metode Dan Perancangan Sistem Bab 3 Metode Dan Perancangan Sistem 3.1 Metode Perancangan Sistem Pada bagian ini menjelaskan tentang bagaimana metode penelitian dalam perancangan sistem. Metode yang dipakai adalah metode PPDIOO. PPDIOO

Lebih terperinci

Rancang Bangun VoIP Server Berbasis Parallel Computing

Rancang Bangun VoIP Server Berbasis Parallel Computing Rancang Bangun VoIP Server Berbasis Parallel Computing Disampaikan oleh: Noval Yulyar Rachmad NRP : 2208 100 506 Dosen Pembimbing : Dr.Ir.Achmad Affandi,DEA NIP: 196510141990021001 Latar Belakang Perkembangan

Lebih terperinci

Penganalan Routing dan Packet Forwarding

Penganalan Routing dan Packet Forwarding Penganalan Routing dan Packet Forwarding Pengenalan Routing dan Packet Forwarding Pada saat ini jaringan komputer memiliki peran yang signifikan pada kehidupan manusia, jaringan komputer mengubah cara

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN Pada bab ini akan dilakukan analisis kebutuhan dan perancangan dalam pembuatan proyek akhir Implementasi load balancer dan fail over pada email server. Berikut adalah analisis

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI PROGRAM

BAB IV IMPLEMENTASI PROGRAM BAB IV IMPLEMENTASI PROGRAM Aplikasi ini dijalankan pada platform Win32, dan dibuat dengan menggunakan bahasa C#. NET. Untuk menjalankan aplikasi ini, dibutuhkan suatu komponen library khusus yang dijalankan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI CLUSTERING DATABASE SERVER MENGGUNAKAN PGCLUSTER UNTUK OPTIMALISASI KINERJA SISTEM BASIS DATA

IMPLEMENTASI CLUSTERING DATABASE SERVER MENGGUNAKAN PGCLUSTER UNTUK OPTIMALISASI KINERJA SISTEM BASIS DATA JURNAL IMPLEMENTASI CLUSTERING DATABASE SERVER MENGGUNAKAN PGCLUSTER UNTUK OPTIMALISASI KINERJA SISTEM BASIS DATA Suryanto Abstract-In the business world besides a customer service, availability and needs

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini internet sudah menjadi suatu kebutuhan yang sangat penting bagi seluruh lapisan masyarakat di dunia, hal ini menyebabkan semakin meningkatnya permintaan akan

Lebih terperinci

Pendahuluan Kajian pustaka

Pendahuluan Kajian pustaka 1. Pendahuluan Seiring dengan kemajuan teknologi yang berkembang pesat menuntut kemajuan disegala bidang. Fasilitas penting seperti data centers, telekomunikasi dan perbankan membutuhkan suatu sistem yang

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan Berdasarkan usulan pemecahan masalah yang telah diajukan, telah diputuskan untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

Lebih terperinci