BAB 2 KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS"

Transkripsi

1 BAB 2 KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Dessler (2010: 5) pengertian manajemen sumber daya manusia ialah suatu kebijakan dan praktik menentukan aspek manusia atau sumber daya manusia dalam posisi manajemen, termasuk merekrut, menyaring, melatih, memberi penghargaan dan penilaian. Lalu menurut Mathis dan Jackson (2006: 3) mendefinisikan manajemen sumber daya manusia merupakan rancangan sistem-sistem formal dalam sebuah organisasi untuk memastikan penggunaan bakat manusia secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan-tujuan organisasional. Sedangkan menurut Hasibuan (2005: 10) manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Dari beberapa defenisi diatas, defenisi menurut Mathis dan Jackson (2006: 3) yang menjadi acuan penulis untuk melakukan penelitian kali ini ManajemenOutsourcing Pengertian Outsourcing Defenisi outsourcing menurut Yasar (2012: 20) ialah penyerahan kegiatan perusahaan baik sebagian maupun secara keseluruhan kepada pihak lain yang tertuang dalam kontrak perjanjian. Penyerahan kegiatan ini meliputi bagian produksi beserta tenaga kerjanya, fasilitas, peralatan, teknologi dan aset lain serta pengambilan keputusan dalam kegiatan perusahaan. Menurut David outsourcing (2011: 193) adalah sebuah kegiatan ketika perusahaan memutuskan untuk menyerahkan sebagian kekuasaanya ke perusahaan lain yang melakukan tugas-tugas fungsional perusahaan utama, seperti tenaga kerja, sistem informasi, pembagian gaji, akuntansi, layanan kosumen dan bahkan pemasaran. 7

2 8 Sedangkan menurut Greaver dalam Sunyoto (2013: 260) outsourcing ialah sebuah tindakan dengan mengalihkan sebagian aktivitas internal persusahaan yang terjadi secara berulang kali dan hak pengambilan keputusan kepada penyedia luar, sesuai kesepakatan kontrak di awal. Karena kegiatan-kegiatannya mencakup kegiatan yang berulang dan menggunakan kontrak, outsourcing lebih dari sekedar konsultasi. Pada kenyataannya tidak hanya kegiatan yang dialihkan tetapi juga faktor produksi dan terkadang hak pengambilan keputusan. Faktor-faktor produksi adalah berbagai sumber daya yang membuat aktivitas terjadi meliputi orang, fasilitas, peralatan, teknologi dan aset lainnya. Hak pengambilan keputusan adalah tanggung jawab untuk mengambil keputusan terkait beberapa elemen pada aktivitas yang dialihkan. Berdasarkan berbagai definisi tersebut, defenisi outsourcing menurut Yasar (2012: 20) yang menjadi acuan penulis untuk melakukan penelitian kali ini Dimensi Outsourcing Dimensi outsourcing menurut Sudarso dan Anshori et al (2011: 106) ialah: 1. Teknik: Pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki untuk menyelesaikan tugas. 2. Kehati-hatian: Sikap bertanggung jawab, tekun dan disiplin yang dimiliki untuk menyelesaikan tugas. 3. Keyakinan: Suatu bentuk nilai tambah, rasa bangga dan rasa membela terhadap pekerjaan yang ditekuni. 4. Harapan: Bahwa pengharapan merupakan kekuatan keyakinan pada suatu perlakuan yang diikuti dengan hasil khusus. Hal ini menggambarkan bahwa keputusan pegawai yang memungkinkan mencapai suatu hasil dapat menuntun hasil lainnya. 5. Kuantitas: Jumlah hasil kerja yang dapat dikerjakan dalam kurun waktu tertentu Indikator Outsourcing Indikator Outsourcing menurut Sudarso dan Anshori et al (2011: 106) ialah: 1. Pendidikan non formal. 2. Disiplin. 3. Nilai tambah. 4. Menikmati.

3 9 5. Jumlah hasil kerja Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Outsourcing Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi outsourcing menurut Suyonto (2013: 270) ialah sebagai berikut: 1. Mempercepat hubungan reengineering. 2. Mendapatkan akses pada kemampuan kelas dunia. 3. Memperoleh suntikan kas. 4. Membebaskan sumber daya untuk kepentingan lain. 5. Membebaskan diri dari fungsi yang sulit dikelola atau dikendalikan. 6. Memperbaiki fokus perusahaan. 7. Memperoleh dana kapital. 8. Mengurangi biaya operasional. 9. Mengurangi resiko usaha. 10. Memperoleh sumber daya yang tidak dimiliki di dalam perusahaan Tipe-tipe Outsourcing Tipe-tipe outsourcing menurut Indrajit dan Djokopranoto dalam Sunyoto (2013: ) ialah: 1. Contracting Contracting adalah bentuk penyerahan aktivitas perusahaan ada pihak ketiga yang paling sederhana dan merupakan bentuk yang paling lama. Biasanya menyangkut kegiatan yang sederhana atau jenis layanan tingkat rendah. 2. Outsourcing Outsourcing adalah penyerahan aktivitas perusahaan pada pihak ketiga dengan tujuan untuk mendapatkan kinerja pekerjaan yang profesional. Oleh karena itu, pemilihan pemberi jasa merupakan hal yang sangat vital. Diperlukan pemberi jasa yang menspesialisasikan dirinya pada jenis pekerjaan yang akan diserahkan. Dengan demikian diharapkan bahwa kompetensi utamanya juga berada di jenis pekerjaan tersebut. 3. Insourcing Insourcing adalah perusahaan mengambil atau menerima pekerjaan dari perusahaan lain dengan berbagai motivasi.

4 10 4. Co-sourcing Co-sourcing ialah jenis hubungan pekerjaan dan aktivitas dimana hubungan antar perusahaan lebih erat dari sekedar hubungan outsourcing biasa. 5. Benefit-based-relationship Benefit-based-relatinship ialah hubungan outsourcing dimana sejak semula kedua belah pihak mengadakan investasi bersama, dengan pembagian pekerjaan tertentu. Maka kedua belah pihak akan saling mendukung dan saling ketergantungan antar satu sama lain Manfaat Outsourcing Manfaat outsourcing yang dikemukakan oleh Yasar (2012: 29-30) ialah: - Manfaat bagi pemerintah: 1. Dapat membantu mengembangkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat dan perekonomi nasional. 2. Sebagai pembinaan dan pengembangan kegiatan koperasi dan usaha kecil karena perusahaan berbentuk koperasi maupun usaha kecil. 3. Mengurangi beban pemerintah dalam penyediaan fasilitas umum seperti transportasi, listrik, air dan pelaksanaan ketertiban umum karena kegiatan tersebut bisa dilakukan oleh perusahaan penyedia tenaga kerja. - Manfaat bagi masyarakat dan pekerja: 1. Outsourcing akan mempercepat pertumbuhan industri yang pada gilirannya akan mendorong ekonomi penunjang di lingkungan masyarakat. 2. Mengembangkan infrastruktur sosial masyarakat, budaya kerja, disiplin dan peningkatan kemampuan ekonomi. 3. Mengurangi pengangguran dan mencegah terjadinya urbanisasi. 4. Meningkatkan kemampuan budaya perusahaan di lingkungan masyarakat. 5. Dapat menjadi jembatan untuk karir yang sesungguhnya.

5 11 - Manfaat bagi perusahaan: 1. Meningkatkan fokus perusahaan inti. Jika semua kegiatan dilakukan sendiri oleh perusahaan, maka perhatian perusahaan dan energi perusahaan akan terserap pada hal-hal yang bukan inti bisnisnya. Dengan menyerahkan sebagian pekerjaan kepada pihak lain yang lebih ahli, maka perusahaan bisa fokus pada bisnis inti. 2. Penghematan dana kapital. Outsourcing memberikan fleksibilitas keuangan pada perusahaan. 3. Efisiensi biaya operasional. Outsourcing dapat mengurangi biaya operasional. 4. Memperoleh sumber daya manusia yang lebih profesional, perusahaan dapat memperoleh sumber daya manusia yang profesional sebab karyawan outsourcing biasanya dibekali kemampuan dan keterampilan yang cukup mengenai bidang bidang yang ditangani Syarat Syarat Menjadi Perusahaan Outsourcing Syarat syarat wajib yang harus dipenuhi perusahaan outsourcing (Sutedi 2009: 218) ialah: 1. Perusahaan penyedia jasa pekerja merupakan bentuk usaha berbadan hukum dan memiliki izin dari instansi yang berwenang. 2. Pekerja atau karyawan yang ditempatkan tidak boleh digunakan untuk melaksanakan kegiatan pokok yang berhubungan langsung dengan proses produksi. 3. Adanya hubungan kerja yang jelas antara pekerja atau buruh dengan perusahaan penyedia jasa pekerja, sehingga pekerja yang ditempatkan tersebut mendapat perlindungan kerja yang optimal sesuai standar minimum ketenagakerjaan. 4. Hubungan kerja harus dituangkan dalam perjanjian secara tertulis, yang memuat seluruh hak dan kewajiban para pihak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan ketenagakerjaan.

6 Alasan MelakukanOutsourcing Alasan Melakukan Outsourcing menurut Indrajit dan Djokopranoto dalam Sunyoto (2013: ) ialah: 1. Meningkatkan Fokus Perubahan: Dengan melakukan strategi outsourcing, perusahaan dapat memusatkan diri pada masalah dan strategi utama dan umum, sementara pelaksanaan tugas sehari-hari yang kecil-kecil diserahkan oleh pihak ketiga. Alasan ini seringkali digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk mengadopsi strategi outsourcing. 2. Memanfaaatkan Kemampuan Kelas Dunia Secara alamiah, spesialisasi pekerjaan seperti yang dimiliki dan dikembangkan oleh para kontraktor mengakibatkan kontraktor tersebut memiliki keunggulan kelas dunia dalam bidangnya. Tentu saja hal ini dapat diasumsikan bahwa outsourcing diberikan betul-betul kepada kontraktor yang unggul dibidang pekerjaan yang dikontrakkan. 3. Mempercepat Keuntungan yang Diperoleh dari Reengineering Outsourcing menjadi salah satu cara dalam reengineering untuk mendapatkan manfaat dengan cara menyerahkan tugas kepada pihak ketiga yang sudah melakukan reengineering dan menjadi unggul atas berbagai aktivitas tertentu. 4. Membagi Risiko Outsourcing dapat meringankan dan memperkecil risiko perusahaan.risiko tidak hanya menyangkut keuangan, tetapi juga kekakuan operasi. Dengan pembagian risiko, perusahaan akan lebih dapat bergerak secara fleksibel, dan dapat cepat berubah ketika diperlukan. 5. Sumber Daya Sendiri Dapat Digunakan Untuk Kebutuhan-Kebutuhan Lain Setiap perusahaan memiliki keterbatasan dalam kepemilikan sumber daya. Outsourcing memungkinkan perusahaan untuk melakukan sumber daya yang dimiliki secara terbatas tersebut untuk berbagai bidang kegiatan utama. Sumber daya perusahaan termasuk permodalan, sumber daya manusia dan fasilitas.dalam hal sumber daya manusia, tenaga mereka yang selama ini

7 13 difokuskan untuk menangani hal-hal intern yang rutin dan kecil-kecil, dapat dialihkan untuk menangani berbagai hal eksternal. 6. Memungkinkan Tersedianya Dana Pribadi Outsourcing juga bermanfaat untuk mengurangi investasi dana kapital pada kegiatan pekerjaan penunjang. Sebagai ganti dari melakukan investasi di bidang kegiatan tersebut, lebih baik mengontrakkan sesuai dengan kebutuhan yang dibiayai dengan dana operasi, bukan dana investasi. Dengan demikian dana kapital dapat digunakan pada aktivitas yang lebih bersifat utama. 7. Menciptakan Dana Segar Outsourcing sering kali dapat dilakukan tidak hanya mengontrakkan aktivitas tertentu pada pihak ketiga, tetapi juga disertai dengan penyerahan, penjualan atau penyewaan aset yang digunakan untuk melakukan aktivitas tersebut, seperti kendaraan, peralatan angkut, dan lain-lain. Dengan demikian akan masuk dana segar ke dalam perusahaan. Dana ini akan menambah likuiditas perusahaan dan dapat digunakan untuk tujuan lain yang lebih bermanfaat. 8. Mengurangi dan Mengendalikan Biaya Operasi Salah satu keuntungan dari outsourcing adalah memungkinkan untuk mengurangi dan mengendalikan biaya operasi. Pengurangan biaya ini diperoleh dari mitra outsourcing melalui berbagai hal, misalnya spesialisasi, struktur pembiayaan yang lebih rendah, dan ekonomi skala besar. Pengurangan ini juga dapat diperoleh jika aktivitas yang bersangkutan sendiri karena tidak mempunyai kemudahan seperti yang dimiliki oleh mitra outsourcing di atas. 9. Memperoleh Sumber Daya yang Tidak Dimiliki Sendiri. Perusahaan perlu melakukan outsourcing untuk suatu aktivitas tertentu karena perusahaan tidak memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas tersebut secara baik dan memadai.oleh karena itu, jalan satu-satunya ialah melakukan outsourcing.

8 Memecahkan Masalah yang Sulit Dikendalikan atau Dikelola Outsourcing juga dapat digunakan untuk mengatasi pengelolahan hal atau mengawasi fungsi yang sulit dikendalikan. Fungsi yang sulit dikelola dan dikendalikan ini, misalnya birokrasi eksternalyang sangat berbelit dan harus ditaati oleh perusahaan yang dimiliki negara dalam menjalankan fungsi pembelian barang dan jasa, yang sulit ditembus melalui berbagai cara biasa. Hal ini mungkin dapat dipecahkan dengan mengontrakkan saja seluruh pekerjaan tersebut kepada pihak ketiga yang berbentuk swasta dan tidak terikat pada birokrasi tertentu Manajemen Outsourcing Pengertian Manajemen Outsourcing Menurut Scess Consulting (2011) manajemen outsourcing adalah kemampuan untuk mengontrol kinerja outsourcing dan mengatasi masalah outsourcing yang mungkin untuk terjadi di masa depan. Manajemen outsourcing juga meliputi pengumpulan informasi terkait outsourcing di perusahaan, menstrukturisasi, dan menganalisis informasi untuk memungkinkan pengambilan keputusan lebih lanjut yang lebih solid. Dalam perusahaan besar yang mampu untuk memiliki orang yang berdedikasi untuk melakukan manajemen outsourcing termasuk masalah penanganan terkait kebijakan outsourcing, kegiatan ini dilakukan oleh departemen sumber daya atau manajer sumber daya Langkah Mengefektifkan Sistem Manajemen Outsourcing Alternatif untuk membangun sistem manajemen outsourcing pada beberapa tahapan operasional adalah hal yang sangat menarik untuk dijadikan penetapan solusi atau strategi implementasi dalam perusahaan. Menurut Suryani (2013) agar dapat mengefektifkan dan memberikan sinergi sistem outsourcing, terdapat beberapa tahapan yang harus menjadi perhatian bagi perusahaan yaitu: 1. Pemetaan Proses Perusahaan sebaiknya menjalankan pemetaan proses terlebih dahulu untuk melakukan pemisahan antara core process dan support process. Harus dilakukan suatu identifikasi nilai produk terpenting bagi perusahaan. Nilai produk terpenting inilah nanti yang dapat teridentifikasi kaitannya dengan

9 15 aspek core process dan support process. Penetapan fungsi outsource sebaiknya dihindari pada elemen core process, terkecuali adanya jaminan kompetensi dari pemasok outsource tersebut. 2. Proses Seleksi dan Evaluasi Fungsi Outsource Parikan pemasok tenaga kerja outsource adalah perusahaan resmi dan memiliki sistem manajemen yang baik, seperti berlisensi ISO 9001 atau memiliki sertifikasi keahlian yang dipersyaratkan. Tidak ada salahnya bagi perusahaan untuk mengembangkan fungsi audit dalam memastikan manajemen perundangan sumber daya manusia dijalankan sesuai dengan standar persyaratan yang ditetapkan. Perusahaan pemasok juga dipastikan memberikan pelatihan yang sesuai sehingga aspek fungsi personel dalam sistem outsourcing sesuai dengan sistem outsourcing yang dipersyaratkan. 3. Proses Penilaian Fungsi Outsource. Pastikan bahwa fungsi outsource yang ada mendapatkan evaluasi dan penilaian untuk dapat memastikan bahwa performa kualitas pekerjaan sesuai dengan standar persyaratan serta target kerja sesuai dengan budget yang telah ditetapkan Manfaat PelatihanPada Manajemen Outsourcing Adapun manfaat pelatihan pada manajemen outsourcing menurut Hartono (2014): 1. Memahami kelebihan dan kekurangan menggunakan tenaga outsourcing baik dari segi aturan maupun hukum. 2. Dapat menciptakan proses outsourcing yang etis dan legal. 3. Mengetahui bentuk hubungan kerja dengan pihak ketiga Restrukturisasi Kerja Pengertian Restrukturisasi Kerja Defenisi restrukturisasi kerja menurut David (2011: 315) ialah mengurangi ukuran perusahaan yang berkaitan dengan jumlah karyawan, jumlah divisi atau unit, jumlah tingkatan hierarki, didalam struktur organisasi perusahaan yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Lalu menurut Cummings dan Worley (2011: 315) restrukturisasi kerja adalah kegiatan untuk mengurangi konflik antar para manajer dan pemegang saham yang

10 16 dilakukan dengan memindahkan aset kepihak lain yang bisa melakukan tugas dari sebuah unit atau departemen secara efektif guna meningkatkan nilai. Sedangkan menurut Djohanputro (2004) restrukturisasi kerja merupakan penyusunan ulang komposisi manajemen, struktur organisasi, pembagian kerja, sistem operasional, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan masalah managerial dan organisasi. Dalam hal restrukturisasi manajemen atau organisasi, perbaikan kinerja dapat diperoleh melalui berbagai cara, antara lain dengan pelaksanaan yang lebih efisien dan efektif, pembagian wewenang yang lebih baik sehingga keputusan tidak berbelit-belit dan kompetensi staf yang lebih mampu menjawab permasalahan di setiap unit kerja. Dari beberapa definisi diatas, defenisi menurut Djohanputro (2004) yang menjadi acuan bagi penulis untuk melakukan penelitian kali ini Dimensi Restrukturisasi Kerja Dimensi Restrukturisasi Kerja menurut Wayne dalam Iksan et al (2013: 15) adalah: 1. Pengaturan jadwal kerja: Bekerja sesuai piket atau waktu yang telah ditentukan. 2. Kesempatan meningkatkan keterampilan: Pengayaan materi yang didapat selama bekerja dan memiliki peluang dalam pengembangan karir yang memadai. 3. Ketersediaan SOP (Standard Operating Procedure), peraturan, pengarahan, bimbingan kerja: Memiliki desain dan sistem-sistem teknis yang lengkap, serta adanya aturan baku untuk pedoman pelaksanaan kerja. 4. Kesempatan unjuk kerja atau kemampuan: Mampu menunjukkan apa yang dikuasai untuk menyelesaikan pekerjaan Indikator Restrukturisasi Kerja Indikator restrukturisasi kerja menurut Wayne dalam Iksan et al (2013: 15) ialah: 1. Jam kerja yang ditetapkan oleh perusahaan. 2. Pekerjaan memberi kesempatan untuk meningkatkan keterampilan yang saya miliki. 3. Pengarahan yang jelas untuk melakukan pekerjaan selalu ada.

11 17 4. Pekerjaan memberikan kesempatan untuk menunjukkan kemampuan yang saya miliki Faktor Faktor Restrukturisasi Faktor faktor restrukturisasi menurut David (2011: 262) ialah: 1. Adanya resesi ekonomi yang menyebabkan perusahaan harus menyesuaikan diri dengan pertumbuhan ekonomi setempat, salah satunya dengan cara mengurangi jumlah unit atau departemen. 2. Adanya perusahaan lain yang dirasa lebih mampu menyelesaikan berbagai tugas sebuah unit atau departemen, hal ini dapat menimbulkan efektifitas dalam menyelesaikan berbagai tugas yang ada. 3. Menata ulang pekerjaan, unit, atau departemen didalam sebuah perusahaan yang bisa meningkatkan kualitas, servis, dan kecepatan serta ketepatan dalam menyelesaikan tugas inti dari sebuah perusahaan Tipe Tipe Restrukturisasi Kerja Adapun tipe-tipe dari restrukturisasi kerja menurut Djohanputro (2004) ialah: 1. Penciptaan dan pemusnahan tugas. 2. Penugasan dan pemisahan tugas. 3. Penugasan dan pemisahan Internal. 4. Realokasi tugas-tugas yang berlebih. 5. Rotasi pekerja. 6. Perubahan dalam rangka interaksi dari tugas-tugas perusahaan Jenis-Jenis Restrukturisasi Kerja Menurut Djohanputro (2004) restrukturisasi kerja dapat dikategorikan ke dalam tiga jenis, yaitu: a. Restrukturisasi Portofolio atau Aset Restrukturisasi portofolio merupakan kegiatan penyusunan portofolio perusahaan supaya kinerja perusahaan menjadi semakin baik. Yang termasuk ke dalam portofolio perusahaan adalah setiap aset, lini bisnis, divisi, unit usaha atau SBU (Strategic Business Unit), maupun anak perusahaan.

12 18 b. Restrukturisasi Modal/Keuangan Restrukturisasi keuangan atau modal adalah penyusunan ulang komposisi modal perusahaan supaya kinerja keuangan menjadi lebih sehat. Kinerja keuangan dapat dievaluasi berdasarkan laporan keuangan, yang terdiri dari: neraca, rugi/laba, laporan arus kas, dan posisi modal perusahaan. c. Restrukturisasi Manajemen/Organisasi Restrukturisasi manajemen dan organisasi, merupakan penyusunan ulang komposisi manajemen, struktur organisasi, pembagian kerja, sistem operasional, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan masalah managerial dan organisasi. Dalam hal restrukturisasi manajemen/organisasi, perbaikan kinerja dapat diperoleh melalui berbagai cara, antara lain dengan pelaksanaan yang lebih efisien dan efektif, pembagian wewenang yang lebih baik sehingga keputusan tidak berbelit-belit dan kompetensi staf yang lebih mampu menjawab permasalahan di setiap unit kerja Tujuan Restrukturisasi Kerja Menurut Djohanputro (2004) restrukturisasi perusahaan bertujuan untuk memperbaiki dan memaksimalisasi kinerja perusahaan. Bagi perusahaan yang telah mendunia, maksimalisasi nilai perusahaan dicirikan oleh tingginya harga saham perusahaan dan harga tersebut dapat bertengger pada tingkat atas. Bertahannya harga saham tersebut bukan permainan pelaku pasar atau hasil goreng menggoreng saham, tetapi benar-benar merupakan cermin ekspektasi investorakan masa depan perusahaan. Sejalan dengan perusahaan yang sudah go public, harga jual juga mencerminkan ekspektasi investor atas kinerja masa depan perusahaan. Sedangkan bagi yang belum go public, maksimalisasi nilai perusahaan dicerminkan pada harga jual perusahaan tersebut Kesejahteraan Karyawan Pengertian Kesejahteraan Karyawan Kesejahteraan menurut Dodge et al (2012: 3) ialah sesuatu yang tidak bisa didefenisikan, yang tidak dapat dinyatakan secara jelas dan bahkan sangat susah untuk diukur.

13 19 Pengertian kesejahteraan karyawan menurut Hasibuan (2005: 185) adalah balas jasa pelengkap (material dan non material) yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan. Tujuannya untuk mempertahankan dan memperbaiki kondisi fisik dan mental karyawan, agar produktivitas kerjanya meningkat. Sedangkan pengertian kesejahteraan karyawan menurut Yoder dalam Hasibuan (2005: 186) ialah kesejahteraan dapat dipandang sebagai uang bantuan lebih lanjut kepada karyawan. Terutama pembayaran kepada mereka yang sakit, uang bantuan untuk tabungan karyawan, pembagian berupa saham, asuransi, perawatan dirumah sakit, dan pensiun. Dari beberapa defenisi diatas, defenisi menurut Hasibuan (2005:185) yang menjadi acuan bagi penulis untuk melakukan penelitian kali ini Indikator Kesejahteraan Karyawan Menurut Bockerman et al (2012: 5) terdapat delapan indikator kesejahteraan karyawan, yaitu: 1. Kepuasan kerja: Keadaan emosional yang positif yang merupakan hasil dari evaluasi pengalaman kerja seseorang. Ketidakpuasan kerja muncul ketika harapan seseorang tidak terpenuhi. 2. Ketidakpastian: Ketidakyakinan atas kemungkinan tersedianya kontrak berikutnya. 3. Kecelakaan kerja: Musibah yang terjadi pada saat melakukan suatu pekerjaan. 4. Risiko: Merupakan suatu akibat yang kurang menyenangkan dari suatu perbuatan, atau kemungkinan kemalangan yang bisa menimpa selama bekerja. 5. Tidak ada promosi: Tidak memiliki kemungkinan untuk naik jabatan. 6. Tidak ada suara: Tidak memiliki hak untuk berpendapat. 7. Diskriminasi: Perlakuan berbeda-beda yang diterima oleh tiap individu. 8. Intensitas kerja: Banyaknya waktu bekerja dalam suatu periode tertentu Tujuan dan Manfaat Program Kesejahteraan Karyawan Program pemberian kesejahteraan yang diberikan oleh perusahaan pada karyawan hendaknya bermanfaat baik untuk perusahaan maupun untuk karyawan, sehingga dapat mendorong tercapainya tujuan perusahaan yang efektif. Program

14 20 kesejahteraan karyawan sebaiknya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan tidak melanggar peraturan pemerintah. Adapun tujuan program kesejahteraan pada pegawai menurut Hasibuan (2005: 187) adalah : 1. Untuk meningkatkan kesetiaan dan ketertarikan pegawai dengan perusahaan. 2. Memberikan ketenangan dan pemenuhan kebutuhan bagi pegawai beserta keluarganya. 3. Memotivasi gairah kerja, disiplin dan produktifitas pegawai. 4. Menurunkan tingkat absensi dan turn over karyawan. 5. Menciptakan lingkungan dan suasana kerja yang baik serta nyaman. 6. Membantu lancarnya pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai tujuan. 7. Memelihara kesehatan dan meningkatkan kualitas karyawan. 8. Mengefektifkan pengadaan karyawan. 9. Membantu pelaksanaan program pemerintah dalam meningkatkan kualitas masyarakat Inonesia. 10. Mengurangi kecelakaan dan kerusakan peralatan perusahaan. 11. Meningkatkan status sosial karyawan beserta keluarganya. Kesejahteraan dapat dipandang sebagai uang bantuan lebih lanjut kepada karyawan. Terutama pembayaran kepada mereka yang sakit, uang bantuan untuk tabungan karyawan, pembagian berupa saham, asuransi, perawatan dirumah sakit, dan pensiun. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang termasuk dalam kesejahteraan karyawan dapat dapat berupa uang bantuan seperti bantuan untuk perawatan untuk karyawan yang sakit serta perawatannya, bantuan uang untuk tabungan, pembagian saham, asuransi dan pensiun. Program kesejahteraan karyawan adalah berbagai tunjangan dan peningkatan kesejahteraan yang pemberiannya tidak berdasarkan pada kinerja pegawai tetapi didasarkan kepada keanggotaanya sebagai bagian dari organisasi serta pegawai sebagai seorang manusia yang memiliki banyak kebutuhan agar dapat menjalankan kehidupannya secara normal dan bekerja lebih baik.

15 Jenis-Jenis Kesejahteraan Karyawan Jenis-jenis kesejahteraan karyawan menurut Hasibuan (2005: 188) ialah: a. Dari segi ekonomis: 1. Uang pensiun. 2. Uang makan. 3. Uang transportasi. 4. Uang hari raya. 5. Bonus atau gratifikasi. 6. Uang duka kematian. 7. Pakaian dinas. 8. Uang pengobatan. b. Fasiltas: 1. Tempat ibadah. 2. Kafetaria. 3. Olahraga. 4. Kesenian. 5. Pendidikan atau seminar. 6. Cuti dan cuti hamil. 7. Koperasi. 8. Izin. c. Pelayanan: 1. Puskesmas atau dokter. 2. Jemputan karyawan. 3. Penitipan bayi. 4. Bantuan hukum. 5. Penasihat keuangan. 6. Asuransi. 7. Kredit rumah.

16 Persamaan dan Perbedaan Kompensasi Langsung (Gaji atau Upah) dengan Kompensasi Tidak Langsung (Kesejahteraan Karyawan) Persamaan dan perbedaan kompensasi langsung (gaji atau upah) dengan kompensasi tidak langsung (Kesejahteraan Karyawan) menurut Hasibuan (2005: ) ialah: Persamaannya : 1. Gaji atau upah (kompensasi langsung) dan kesejahteraan karyawan adalah sama-sama merupakan pendapat bagi karyawan. 2. Pemberian gaji atau upah dan kesejahteraan bertujuan sama yakni untuk memenuhi berbagai kebutuhan dan keterkaitan karyawan. 3. Gaji atau upah dan kesejahteraan adalah biaya bagi perusahaan. 4. Pemberian gaji atau upah dan kesejahteraan dibenarkan oleh peraturan legal, jadi bisa dimasukan dalam neraca finansial perusahaan tersebut. Perbedaannya : 1. Gaji atau upah adalah hak karyawan untuk menerimanya dan menjadi kewajiban perusahaan untuk membayarnya. 2. Gaji atau upah wajib dibayar perusahaan sedangkan kesejahteraan diberikan hanya atas kebijaksanaan saja, jadi bukan kewajiban perusahaan atau sewaktu-waktu dapat ditiadakan. 3. Gaji atau upah harus dibayar dengan finansial (uang atau barang), sedangkan kesejahteraan diberikan dengan financial dan nonfinansial (fasilitas). 4. Gaji atau upah waktu dan besarnya tertentu, sedangkan kesejahteraan waktu dan besarnya tidak tentu. Berbagai hal diatas mendorong manajer yang kreatif memberikan balas jasa dengan secara langsung atau tidak langsung untuk tindakan berjaga jaga, jika suatu saat perusahaan mengalami kesulitan. 2.2 Penelitian Terdahulu Berikut merupakan berbagai penelitian terdahulu mengenai manajemen outsourcing terhadap restrukturisasi kerja dan dampaknya terhadap kesejahteraan karyawan: 1. Jurnal pertama diambil berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Petri Bockerman dan Mika Maliranta (2012) yang dilakukan di Finlandia. Jurnal

17 23 ini berjudul Outsourcing, Occupational Restructuring, and Employe Wellbeing Is There a Silver Lining? Jurnal ini membahas dampak manajemen outsourcing dan restruktrurisasi kerja pada kesejahteraan karyawan yang melakukan kegiatan outsourcing, terutama outsourcing yang terjadi pada lintas negara. Outsourcing telah menjadi metode utama bagi para perusahaan untuk merestrukturisasi mekanisme dalam perusahaan sebagai upaya untuk mengoptimalkan proses produksinya. Hal seperti ini dirasa mampu untuk memicu revolusi berikutnya dalam dunia perindustrian. Outsourcing adalah bagian dari restrukturisasi kerja yang mampu meningkatkan nilai tambah perusahaan. Dalam hal kesejahteraan karyawan, kegiatan outsourcing dirasa mampu meningkatkan kesejahteraan karyawan. Hal ini disebabkan oleh kemampuan outsourcing yang dapat memberikan kesempatan kepada para pekerjanya untuk saling transfer ilmu dan pengetahuan satu sama lain sehingga bisa meningkatkan kemampuan kerja tiap-tiap individu yang dapat meningkatkan kualitas pekerjaan serta memberikan kepuasan tersendiri bagi pekerja. 2. Jurnal kedua diambil dari penelitian yang dilakukan oleh Paul Windrum, Andreas Reinstaller dan Christoper Bull (2009) yang dilakukan di Jerman. Jurnal ini berjudul The Outsourcing Productuvity Paradox: Total Outsourcing, Organisational Innovation, and Long Run Productivity Growth. Jurnal ini membahas tentang dampak outsourcing terhadap berbagai inovasi yang terjadi di dalam suatu perusahaan serta kaitannya dengan pertumbuhan tingkat produktivitas perusahaan dalam jangka panjang. Jurnal ini membantu para manajer untuk meningkatkan produktivitas perusahaan melalui karyawan sebagai sumber daya manusianya dengan mengidentifikasi struktur arsitektur organisasi yang mengintegrasikan nilai tambah aktivitas dengan administratif rutin. 3. Jurnal ketiga diambil berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Carol Ginsburg and William Noorlander (2008) di Amerika Serikat. Jurnal ini berjudul Investigating Outsourcing and Offsourcing Research. Jurnal ini membahas seberapa besar pengaruh outsourcing dan offshoring (outsourcing secara internasional / lintas negara) terhadap alur kerja yang maksimal,

18 24 operasional yang efisien, dan biaya yang optimal. Temuan di dalam jurnal ini menunjukkan bahwa pentingnya untuk selalu meninjau kegiatan outsourcing bagi para perusahaan yang menerapkan sistem ini guna mencapai tujuan utamanya mengapa suatu perusahaan memutuskan untuk menerapkan sistem outsourcing, yaitu untuk mencapai efisiensi biaya dalam proses produksinya. Selain itu, kualitas dan kinerja pekerja juga patut untuk selalu dimonitor secara berkala agar kualitas penyelesaian kerja yang diharapkan tidak berada di bawah standar yang telah ditetapkan. 4. Jurnal keempat diambil berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kathryn M. Page, Dianne A. dan Vella-Brodrick (2009) di Australia. Jurnal ini berjudul The What, Why and How of Employee Well-Being: A New Model. Jurnal ini membahas tentang seluk-beluk kesejahteraan karyawan. Apa itu, kenapa dan bagaimana kesejahteraan bagi para karyawan digambarkan melalui berbagai dimensi yang merepresentasikan berbagai bentuk kesejahteraan karyawan yang dapat diterima dalam pekerjaannya baik dari segi materi maupun non-materi, seperti kesejahteraan subjek, kesejahteraan kerja, serta kesejahteraan psikologis. 5. Jurnal kelima diambil berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suzan Lewis (2010) di Inggris. Jurnal ini berjudul Restructuring workplace cultures: the ultimate work-family challenge. Jurnal ini membahas bagaimana menilai kebijakan dan praktek kehidupan kerja memiliki potensi untuk meningkatkan peluang bagi perempuan di tempat kerja (dan kesempatan bagi pria untuk lebih terlibat dalam kehidupan keluarga), tapi sering dirusak oleh budaya kerja. Jurnal ini juga menyajikan sebuah studi kasus dari suatu organisasi yang menangani masalah budaya kerja dalam kaitannya dengan kebijakan kehidupan kerja dan kesetaraan gender.

19 Kerangka Pemikiran Manajemen Outsourcing (X) Kesejahteraan Karyawan (Z) Restrukturisasi Kerja (Y) Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 2.4 Rancangan Hipotesis Hipotesis merupakan dugaan sementara yang harus diuji kebenarannya. Oleh karena itu, hipotesis sangat diperlukan dalam mengerjakan penelitian ini yang dapat berfungsi sebagai kemungkinan untuk menguji kebenaran suatu teori. H 0 : Tidak ada pengaruh atau hubungan antar variabel H 1 : Ada pengaruh atau hubungan antar variabel Pada penelitian ini, maka hipotesis sementara yang dapat disimpulkan yaitu: - Tujuan 1: Untuk mengetahui pengaruh manajemen outsourcing terhadap restrukturisasi kerja. H 0 = Manajemen outsourcing tidak memiliki pengaruh terhadap restrukturisasi kerja H 1 = Manajemen outsourcing memiliki pengaruh terhadap restrukturisasi kerja - Tujuan 2: Untuk mengetahui pengaruh restrukturisasi kerja terhadap kesejahteraan karyawan. H 0 = Restrukturisasi kerja tidak memiliki pengaruh terhadap kesejahteraan karyawan H 1 = Restrukturisasi kerja memiliki pengaruh terhadap kesejahteraan karyawan - Tujuan 3: Untuk mengetahui pengaruh manajemen outsourcing terhadap restrukturisasi kerja dan dampaknya terhadap kesejahteraan karyawan. H 0 = Manajemen outsourcing tidak memiliki pengaruh terhadap restrukturisasi kerja dan dampaknya terhadap kesejahteraan karyawan H 1 = Manajemen outsourcing memiliki pengaruh terhadap restrukturisasi kerja dan dampaknya terhadap kesejahteraan karyawan.

20 26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2010:10), manajemen sumber daya manusia adalah ilmu atau seni yang mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar

Lebih terperinci

b. Aspek-Aspek Loyalitas Aspek-Aspek loyalitas menurut Saydam ( 2000 ) adalah sebagai berikut : 1) ketaatan atau kepatuhan ;

b. Aspek-Aspek Loyalitas Aspek-Aspek loyalitas menurut Saydam ( 2000 ) adalah sebagai berikut : 1) ketaatan atau kepatuhan ; BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Loyalitas Kerja a. Pengertian Loyalitas Kerja Hasibuan (2005), mengemukakan bahwa loyalitas atau kesetiaan merupakan salah satu unsur yang digunakan dalam penilaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kompensasi Tidak Langsung. untuk mencapai tujuan bidang pendidikan. Kompensasi lebih dari sekedar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kompensasi Tidak Langsung. untuk mencapai tujuan bidang pendidikan. Kompensasi lebih dari sekedar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Kompensasi Tidak Langsung 2.1.1.1 Pengertian Kompensasi Tidak Langsung Guru harus diberi imbalan bagi upaya yang telah mereka keluarkan untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep outsourcing Dalam pengertian umum, istilah outsourcing diartikan sebagai contract (work) out seperti ditemukan dalam Concise Oxford Dictionary, sementara mengenai kontrak

Lebih terperinci

OUTSOURCING. Oleh : SITI JAMILLAH

OUTSOURCING. Oleh : SITI JAMILLAH OUTSOURCING Oleh : SITI JAMILLAH Saat ini banyak perusahaan IT outsourcing bermunculan. Hal ini disebabkan perusahaan merasa bahwa sistem informasi sudah meruapakan kebutuhan tetpi beberapa diantaranya

Lebih terperinci

Outsourcing pada hakikatnya adalah suatu kegiatan pembelian, yaitu kegiatan pembelian jasa dengan tujuan strategis berjangka panjang.

Outsourcing pada hakikatnya adalah suatu kegiatan pembelian, yaitu kegiatan pembelian jasa dengan tujuan strategis berjangka panjang. OUTSOURCING a. Pengertian Outsourcing Outsourcing pada hakikatnya adalah suatu kegiatan pembelian, yaitu kegiatan pembelian jasa dengan tujuan strategis berjangka panjang. Potensi keuntungan Outsurcing

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan dalam mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Peran Manajemen Sumber Daya Manusia sangat penting bagi suatu organisasi, sebesar atau sekecil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2013:10), manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Pada dasarnya manusia bekerja ingin memperoleh uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk itulah seorang karyawan mulai menghargai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Telah kita ketahui bersama bahwa manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam kegiatan suatu organisasi, karena manusia sebagai perencana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen sumber daya menjadi fungsi penting dalam suatu organisasi, peran yang semakin penting tersebut disebabkan antara lain karena perubahan pandangan terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN OUTSOURCING TERHADAP RESTRUKTURISASI KERJA DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEJAHTERAAN KARYAWAN PADA PT. KHARISMA KARYA SEJAHTERA

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN OUTSOURCING TERHADAP RESTRUKTURISASI KERJA DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEJAHTERAAN KARYAWAN PADA PT. KHARISMA KARYA SEJAHTERA ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN OUTSOURCING TERHADAP RESTRUKTURISASI KERJA DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEJAHTERAAN KARYAWAN PADA PT. KHARISMA KARYA SEJAHTERA Tikita Movely Prestisy Binus University Jl. Kebon

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Management berasal dari kata to manage yang berarti mengatur. Dalam hal mengatur akan timbul masalah, mengapa harus diatur, dan apa tujuan pengaturan tersebut.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen dan Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen dan Manajemen Sumber Daya Manusia BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen dan Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Peraturan dilakukan melalui proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja 2.1.1 Defenisi Kinerja Kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang kompensasi telah dilakukan oleh Nurmala (2003) dengan judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mempunyai kedudukan yang semakin penting. Meskipun berada atau sedang

BAB II LANDASAN TEORI. mempunyai kedudukan yang semakin penting. Meskipun berada atau sedang 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Manajemen Di dalam masyarakat yang selalu berkembang, manusia senantiasa mempunyai kedudukan yang semakin penting. Meskipun berada atau sedang menuju dalam masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka (Handoko, 2001:155). Masalah kompensasi merupakan fungsi manajemen

Lebih terperinci

Psikologi Sumber Daya Manusia. HR Maintenance. Communication, Counseling, K3, Insentif, Kesejahteraan karyawan, Disiplin, Social Assurance

Psikologi Sumber Daya Manusia. HR Maintenance. Communication, Counseling, K3, Insentif, Kesejahteraan karyawan, Disiplin, Social Assurance HR Maintenance Communication, Counseling, K3, Insentif, Kesejahteraan karyawan, Disiplin, Social Assurance Definisi Pemeliharaan Drs. H. Malayu S.P.Hasibuan (2006:179) menyatakan pemeliharaan (maintenance)

Lebih terperinci

Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia

Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia Pengertian Manajemen SDM Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah pemafaatan para individu untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. (Mondy 2008) Tujuan manajemen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Mathis dan Jackson (2006, p3) mendefinisikan manajemen sumber daya

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Mathis dan Jackson (2006, p3) mendefinisikan manajemen sumber daya BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Mathis dan Jackson (2006, p3) mendefinisikan manajemen sumber daya manusia sebagai rancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kumpulan resources yang tidak berguna. Selain itu, sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kumpulan resources yang tidak berguna. Selain itu, sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan sumber daya yang paling penting dan menentukan dalam arah dan perubahan organisasi. Tanpa manusia sebagai penggeraknya, organisasi menjadi kumpulan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Hasibuan (2012:10) mengatakan bahwa, manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan

Lebih terperinci

A. MAKNA DAN HAKIKAT PENYEDIAAN TENAGA KERJA DENGAN SISTEM OUTSOURCING

A. MAKNA DAN HAKIKAT PENYEDIAAN TENAGA KERJA DENGAN SISTEM OUTSOURCING makalah outsourcing BAB I PENDAHULUAN Kecenderungan beberapa perusahaan untuk mempekerjakan karyawan dengan sistem outsourcing pada saat ini, umumnya dilatarbelakangi oleh strategi perusahaan untuk melakukan

Lebih terperinci

Intoduction: Manajemen Sumber Daya Manusia

Intoduction: Manajemen Sumber Daya Manusia MSDM Materi 1 Intoduction: Manajemen Sumber Daya Manusia http://deden08m.com 1 Pengertian Manajemen SDM Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah pemafaatan para individu untuk mencapai tujuan-tujuan

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ROMANCE BEDDING AND FURNITURE

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ROMANCE BEDDING AND FURNITURE BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ROMANCE BEDDING AND FURNITURE Pengelolaan SDM yang dilaksanakan dengan baik di perusahaan dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Ada berberapa pendapat para ahli mengenai pengertian manajemen sumber daya manusia seperti: Menurut Hasibuan (2013:10), Manajemen Sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Disebut kompensasi tidak langsung karena tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Disebut kompensasi tidak langsung karena tidak BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 URAIAN TEORITIS 2.1.1 Pelayanan Kesejahteraan Karyawan Program pelayanan karyawan merupakan kompensasi tidak langsung yang diberikan kepada karyawan baik dapat dinilai dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah perusahaan. Ketika kinerja dari karyawan meningkat maka bisa dipastikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 17 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan dalam mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berproduksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berperan dalam mengkombinasikan faktor-faktor produksi, proses manajemen terdiri dari kegiatan-kegiatan utama yang disebut dengan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Menurut Rachmawati (2007:146) kompensasi adalah keseluruhan balas jasa yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa dari pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Program Pelayanan Kesejahteran Karyawan. step. Artinya: Program adalah sebuah rencana yang mencakup serangkaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Program Pelayanan Kesejahteran Karyawan. step. Artinya: Program adalah sebuah rencana yang mencakup serangkaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Program Pelayanan Kesejahteran Karyawan Menurut Stoner dan Edwar (2001:296) pengertian program adalah: Program is a single use plan that covers a relativity

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Keberhasilan perusahaan dalam pencapaian tujuannya tidak terlepas dengan adanya proses manajemen. Tanpa adanya manajemen maka proses aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan yang siap untuk berkompetisi harus memiliki manajemen yang efektif dalam meningkatkan kinerja karyawan. Dalam hal ini diperlukan dukungan karyawan yang cakap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Sebelum kita lebih jauh mengupas masalah kompensasi dan motivasi, ada perlunya kita mengetahui terlebih dahulu pengertian dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. 1. Angga Putra Samudra dengan judul Pengaruh Kompensasi Finansial

BAB II TINJAUAN TEORI. 1. Angga Putra Samudra dengan judul Pengaruh Kompensasi Finansial BAB II TINJAUAN TEORI A. Penelitian Terdahulu. 1. Angga Putra Samudra dengan judul Pengaruh Kompensasi Finansial Terhadap Kinerja (Studi pada Karyawan PT. Bank Jatim Cabang Malang) tahun 2014. Hasil penelitian

Lebih terperinci

SISTEM KOMPENSASI PEGAWAI

SISTEM KOMPENSASI PEGAWAI SISTEM KOMPENSASI PEGAWAI 1. Latar Belakang Salah satu tujuan utama seorang menncari pekerjaaan adalah untuk mendapat sejumlah nominal penghasilan yang akan dibayarkan oleh perusahaan atau yang kita kenal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur, mengurus, melaksanakan, dan mengelola. Manajemen dalam bahasa ingris berarti mengatur. Dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Dalam Mulyadi (2015: 2) manajemen dapat didefinisikan adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pendayagunakan sumber daya manusia dengan sumber daya alam, dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PERSONALIA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN

BAB 4 ANALISA MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PERSONALIA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 39 BAB 4 ANALISA MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PERSONALIA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 4.1 Analisa terhadap Fungsi Personalia Pada bagian ini, akan dipaparkan hasil analisa atas fungsi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Kinerja Pegawai 1. Pengertian Kinerja Pegawai Konsep kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja pegawai (perindividu) dan kinerja organisasi. Kinerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Sumber Daya Manusia Adapun pengertian Sumber Daya Manusia yang dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai berikut: Menurut Sedarmayanti (2010:13)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Sumber Daya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Sumber Daya Manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Mangkunegara (2002) menyatakan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah sebagai suatu pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. kelompok pekerja menurut Sutrisno, (2010:5) dalam Ndraha (1999).

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. kelompok pekerja menurut Sutrisno, (2010:5) dalam Ndraha (1999). BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa dan pengelolaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan kinerja. Pemberian imbalan berguna baik bagi perusahaan maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan kinerja. Pemberian imbalan berguna baik bagi perusahaan maupun 2.1 Uraian Teoritis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Imbalan Imbalan merupakan motivator yang positif bagi para karyawan untuk meningkatkan kinerja. Pemberian imbalan berguna baik bagi perusahaan maupun karyawan

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC IV.1. Survei Pendahuluan (Preliminary Survey) Tahap survei pendahuluan merupakan tahap awal yang harus dilaksanakan oleh seorang

Lebih terperinci

TUGAS INDIVIDU Sistem Informasi Manajemen PERBANDINGAN IMPLEMENTASI OUT SOURCING, INSOURCING DAN CO- SOURCING DAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

TUGAS INDIVIDU Sistem Informasi Manajemen PERBANDINGAN IMPLEMENTASI OUT SOURCING, INSOURCING DAN CO- SOURCING DAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI TUGAS INDIVIDU Sistem Informasi Manajemen PERBANDINGAN IMPLEMENTASI OUT SOURCING, INSOURCING DAN CO- SOURCING DAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI Oleh : Luckhy Natalia Anastasye Lotte P.056091571.44

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang seperti dalam bidang ekonomi yang menjadi pusat perhatian utama dunia.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari ilmu manajemen, karena itu teori-teori manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori keadilan (equity theory) Penelitian ini berpatokan pada teori keadilan yang dikembangkan oleh Adams pada tahun 1963.

Lebih terperinci

Subsistem Kompensasi

Subsistem Kompensasi Subsistem Kompensasi Pengertian Kompensasi Kompensasi merupakan balas jasa yang diberikan oleh organisasi / perusahaan kepada karyawan, yang dapat bersifat finansial maupun non finansial, pada periode

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya secara efektif dan efisien. untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI. sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya secara efektif dan efisien. untuk mencapai suatu tujuan tertentu. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen merupakan ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Konsep Manajemen Sumberdaya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA Konsep Manajemen Sumberdaya Manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Manajemen Sumberdaya Manusia 2.1.1. Manajemen Sumberdaya Manusia Penilaian kualitas terhadap sumberdaya manusia dimaksudkan agar menjadi sumberdaya manusia yang professional,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Sebelum memberikan pengertian tentang Manajemen Sumber Daya

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Sebelum memberikan pengertian tentang Manajemen Sumber Daya BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sebelum memberikan pengertian tentang Manajemen Sumber Daya Manusia alangkah baiknya apabila diketahui terlebih dahulu pengertian Manajemen

Lebih terperinci

Intoduction: Manajemen Sumber Daya Manusia

Intoduction: Manajemen Sumber Daya Manusia MSDM Materi1 Intoduction: Manajemen Sumber Daya Manusia http://deden08m.com 1 Pengertian Manajemen SDM Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah pemafaatan para individuuntuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beroperasi suatu perusahaan mengkombinasikan antara sumber

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beroperasi suatu perusahaan mengkombinasikan antara sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam beroperasi suatu perusahaan mengkombinasikan antara sumber daya-sumber daya yang ada, untuk menghasilkan produk dan jasa yang dapat dipasarkan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kinerja dari seorang pegawai merupakan hal yang bersifat individual, karena setiap pegawai memiliki cara dan kemampuan tersendiri dalam melakukan tugasnya. Pihak pemerintah

Lebih terperinci

LAMPIRAN 2 : ITEM ITEM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN

LAMPIRAN 2 : ITEM ITEM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN LAMPIRAN 2 : ITEM ITEM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN No Aspek Indikator Indikator Ekonomi 1 Kinerja Ekonomi Perolehan dan distribusi nilai ekonomi langsung, meliputi pendapatan,

Lebih terperinci

BAB III AKIBAT HUKUM APABILA PERJANJIAN KERJA TIDAK DILAPORKAN KE INSTANSI YANG MEMBIDANGI MASALAH KETENAGAKERJAAN

BAB III AKIBAT HUKUM APABILA PERJANJIAN KERJA TIDAK DILAPORKAN KE INSTANSI YANG MEMBIDANGI MASALAH KETENAGAKERJAAN 34 BAB III AKIBAT HUKUM APABILA PERJANJIAN KERJA TIDAK DILAPORKAN KE INSTANSI YANG MEMBIDANGI MASALAH KETENAGAKERJAAN 3.1 Pelaporan Perjanjian Kerja Antara Perusahaan Pemberi Pekerjaan Dengan Perusahaan

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. dengan kebutuhan perusahaan. Melalui peranan SDM pada perusahaan turut

I.PENDAHULUAN. dengan kebutuhan perusahaan. Melalui peranan SDM pada perusahaan turut I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini, pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal yang penting dalam agenda suatu perusahaan. Mereka yang berhasil adalah mereka yang mampu melihat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen mengandung pengertian sebagai suatu proses pencapaian tujuan yang dilakukan dengan menggunakan bantuan sumber daya yang tersedia terutama sumber daya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Kompensasi meliputi pembayaran uang tunai secara langsung, imbalan tidak langsung dalam bentuk benefit dan pelayanan (jasa), dan insentif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang optimal sesuai dengan target kerjanya. Manusia sebagai tenaga kerja atau

BAB I PENDAHULUAN. yang optimal sesuai dengan target kerjanya. Manusia sebagai tenaga kerja atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas manusia sebagai tenaga kerja merupakan modal dasar dalam masa pembangunan. Tenaga kerja yang berkualitas akan menghasilkan suatu hasil kerja yang optimal sesuai

Lebih terperinci

MATERI INISIASI KEEMPAT: BIROKRASI ORGANISASI

MATERI INISIASI KEEMPAT: BIROKRASI ORGANISASI MATERI INISIASI KEEMPAT: BIROKRASI ORGANISASI PENDAHULUAN Model organisasi birokratis diperkenalkan pertama kali oleh Max Weber. Dia membahas peran organisasi dalam suatu masyarakat dan mencoba menjawab

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu 1. Agung (2006) melakukan penelitian dengan judul Hubungan Kompensasi Terhadap Kualitas Kerja Karyawan Pada PT Barisan Baja Perkasa Medan. Hasil penelitiannya

Lebih terperinci

PROKONTRA INSOURCING DAN OUTSOURCING

PROKONTRA INSOURCING DAN OUTSOURCING Program Studi : Sistem Informasi Manajemen Penyerahan : 4 Oktober 2013 Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc Batas Penyerahan : 4 Oktober 2013 PROKONTRA INSOURCING DAN OUTSOURCING OLEH : TANTRY NUGROHO

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 4.1. Penyajian data 4.1.1.Gambaran Umum Perusahaan Awal mulanya pada tahun 2006 perusahaan ini didirikan oleh dua pemegang saham dengan nama PT Citra Profoam Indonesia.

Lebih terperinci

Materi 06. IT Sourcing

Materi 06. IT Sourcing Materi 06 IT Sourcing Realita Dunia IT Saat ini An approximate 550.000 IT jobs are currently outsourced. Hewlett-Packard became India s s largest multinational IT employer, with more than 10,000 employees.

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN.

LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN. 20 LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN. 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan sekaligus pemilik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen merupakan ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi Kompensasi dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang diterima karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Sebelum kompensasi diberikan, terlebih dahulu dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dengan baik dan maksimal apabila tidak ada pelaksanaannya yakni sumber

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dengan baik dan maksimal apabila tidak ada pelaksanaannya yakni sumber BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Sumber daya manusia sangat penting bagi pelaksanaan operasional perusahaan. Sumber daya yang ada pada perusahaan tidah dapat berfungsi

Lebih terperinci

PENGARUH GAJI, INSENTIF, DAN FASILITAS TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PD BPR BANK PASAR KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2007/2008

PENGARUH GAJI, INSENTIF, DAN FASILITAS TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PD BPR BANK PASAR KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2007/2008 PENGARUH GAJI, INSENTIF, DAN FASILITAS TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PD BPR BANK PASAR KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2007/2008 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini. memberikan pengaruh dan dorongan yang besar terhadap bidang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini. memberikan pengaruh dan dorongan yang besar terhadap bidang pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini memberikan pengaruh dan dorongan yang besar terhadap bidang pendidikan agar tetap berguna bagi masyarakat.

Lebih terperinci

Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia

Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia Pengertian Manajemen SDM Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah pemafaatan para individu untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. (Mondy 2008) Tujuan manajemen

Lebih terperinci

09/02/2012. Sistem kompensasi harus dihubungkan dengan tujuan tujuan strategis organisasi. Tujuan program kompensasi yang efektif:

09/02/2012. Sistem kompensasi harus dihubungkan dengan tujuan tujuan strategis organisasi. Tujuan program kompensasi yang efektif: Pemahaman akan pentingnya kompensasi strategis Beberapa teori yang terkait dengan kompensasi Pemahaman sistem kompensasi, komponen kompensasi dan sistem bayaran Pemahaman evaluasi pekerjaan dalam kompensasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Gejala globalisasi mengakibatkan semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Gejala globalisasi mengakibatkan semakin banyaknya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gejala globalisasi mengakibatkan semakin banyaknya perusahaan multinasional yang masuk dan ikut berperan dalam kancah perekonomian. Hal ini tentu saja menimbulkan

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Deskripsi Konsep 2.1.1. Pengertian Upah Pungut Upah pungut menurut Muljani (2002) merupakan salah satu faktor yang memotivasi karyawan untuk bekerja lebih giat dan terus berusaha

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Program Kesejahteraan Karyawan pada PT Pos Indonesia (Persero) Menentukan program kesejahteraan karyawan dalam suatu perusahaan bukanlah suatu hal yang mudah,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi menghadapi perubahan seiring dengan perkembangan bisnis, perubahan lingkungan bisnis, serta tuntutan yang semakin tinggi dari pelanggan. Organisasi dihadapkan

Lebih terperinci

Terwujudnya Masyarakat Tenaga Kerja Kabupaten Bandung yang Mandiri, Produktif, Profesional dan Berdaya Saing

Terwujudnya Masyarakat Tenaga Kerja Kabupaten Bandung yang Mandiri, Produktif, Profesional dan Berdaya Saing BAB II PROGRAM KERJA 2.1 Visi dan Misi Dinas Tenaga Kerja merupakan instansi teknis yang melaksanakan salah satu urusan rumah tangga Daerah dibidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, dengan kewenangannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ini berdiri pada tahun 1973 sebagai sebuah home industry yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ini berdiri pada tahun 1973 sebagai sebuah home industry yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT. Multi Garmenjaya sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di industri produk jadi tekstil (garmen), merupakan salah satu dari beberapa perusahaan garmen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai karyawannya. Ditengah-tengah persaingan ekonomi secara global, sistem

BAB I PENDAHULUAN. sebagai karyawannya. Ditengah-tengah persaingan ekonomi secara global, sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena buruh kontrak semakin terlihat menaik secara grafik, hampir 70 % perusahaan-perusahaan di Indonesia telah memanfaatkan tenaga kontrak ini sebagai karyawannya.

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PENGELOLA TAMAN PINTAR PADA DINAS PENDIDIKAN WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

Bab II LANDASAN TEORI. dapat digunakan guna memenuhi kebutuhan itu sendiri. Tugas manajemen yang paling

Bab II LANDASAN TEORI. dapat digunakan guna memenuhi kebutuhan itu sendiri. Tugas manajemen yang paling Bab II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang melalui perencanaan, pengarahan dan pengendalian semua unsur

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia atau human recources mengandung dua pengertian. Pertama, sumber daya manusia (SDM) mengandung pengertian usaha kerja atau jasa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber

BAB II LANDASAN TEORI. dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Setiap organisasi tentunya mempunyai berbagai tujuan yang hendak dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber dayanya yang

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU ADMINSTRASI PROGRAM STUDI ILMU ADMINSTRASI BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS ILMU ADMINSTRASI PROGRAM STUDI ILMU ADMINSTRASI BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA PEMBERHENTIAN PEGAWAI Makalah ini Disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia Bimbingan oleh Bapak Drs. Heru Susilo, MA Disusun oleh: 1. DESI TRI HERNANDHI 135030200111034 2.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kumpulan pengetahuan tentang bagaimana seharusnya memanage. dengan pencapaian sasaran, organisasi secara efektif dan efisien.

BAB II LANDASAN TEORI. kumpulan pengetahuan tentang bagaimana seharusnya memanage. dengan pencapaian sasaran, organisasi secara efektif dan efisien. 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Malayu Hasibuan (2007: 9), Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif

Lebih terperinci

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original Tata Tertib Semua unit Misi KONE adalah untuk meningkatkan arus pergerakan kehidupan perkotaan. Visi kita adalah untuk Memberikan pengalaman terbaik arus pergerakan manusia, menyediakan kemudahan, efektivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat mencapai tujuan sesuai apa yang diharapkan perusahaan. Sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat mencapai tujuan sesuai apa yang diharapkan perusahaan. Sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam suatu perusahaan beroperasi dengan cara mengkombinasikan antara sumber daya yang ada, untuk menghasilkan produk dan jasa yang dapat dipasarkan dan dapat mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi yang penuh persaingan. Ritel adalah salah satu cara pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi yang penuh persaingan. Ritel adalah salah satu cara pemasaran 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha ritel modern merupakan peluang usaha yang sangat menjanjikan di era globalisasi yang penuh persaingan. Ritel adalah salah satu cara pemasaran produk meliputi

Lebih terperinci

Nova Yanti Maleha, SE, M.Si 19/09/2016 1

Nova Yanti Maleha, SE, M.Si 19/09/2016 1 Nova Yanti Maleha, SE, M.Si 19/09/2016 1 DESKRIPSI MATA KULIAH Dalam mata kuliah ini dibahas mengenai pemanfaatan SDM dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan organisasi perusahaan. Pembahasan difokuskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Komang Agung Surya Parimana, I Gede Suparta Wisadha (2015)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Komang Agung Surya Parimana, I Gede Suparta Wisadha (2015) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Para peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang kompensasi eksekutif dan ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Berikut penjelasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia mulai dikenal sejak abad 20, terutama setelah terjadi revolusi industri,

Lebih terperinci