BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Program Kesejahteraan Karyawan pada PT Pos Indonesia (Persero) Menentukan program kesejahteraan karyawan dalam suatu perusahaan bukanlah suatu hal yang mudah, karena hal ini menyangkut dua kepentingan yang saling berhadapan, disatu pihak kebutuhan perusahaan dan di pihak lain kebutuhan karyawan. Perusahaan tentu saja berusaha menentukan program kesejahteraan yang sesuai dengan kemampuan perusahaan. Sedangkan karyawan menginginkan terpenuhinya kebutuhan mereka melalui program kesejahteraan tersebut. Seringkali kedua kebutuhan ini tidak dapat bertemu dan seringkali ketidaksesuaian ini mengakibatkan berhentinya aktivitas perusahaan dalam periode tertentu. PT Pos Indonesia menyadari bahwa karyawan merupakan sumber daya yang penting untuk dipertahankan dalam menjalankan perusahaannya. Seorang karyawan akan bekerja sungguh-sungguh dan lebih setia terhadap perusahaan apabila keinginan dan kebutuhannya sudah terpenuhi. Program kesejahteraan di PT Pos Indonesia ditujukan untuk memelihara dan mencipatakan sikap kerja yang positif serta diharapkan dapat menciptakan gairah bekerja dalam diri karyawan. Dengan kondisi tersebut, maka diharapkan sasaran dan tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik. Berbagai bentuk program kesejahteraan yang diberikan perusahaan kepada para karyawannya antara lain berupa: 1. Program kesejahteraan yang bersifat ekonomis: Program kesejahteraan ini diberikan sebagai balas jasa yang bersifat materi. Jenis-jenis program kesejahteraan ini terdiri atas: a. Dana pensiun Sesuai dengan PP RI No. 76 tahun 1992 tentang dana pensiun, bahwa untuk menjamin kesinambungan penghasilan setelah pensiun telah didirikan dana pensiun PT Pos Indonesia berdasarkan surat

2 48 pernyataan pendiri / direksi PT Pos Indonesia No. 5577/DIRUT/1998 Tanggal 13 april 1958 Dana pensiun merupakan pembayaran sejumlah uang secara berkala kepada peserta dana pensiun dan keluarganya pada saat dan dengan cara-cara yang telah ditentukan dalam peraturan dana pensiun. b. Tunjangan Transportasi Perusahaan memberikan tunjangan transportasi kepada karyawan dengan peraturan yang telah ditentukan dalam peraturan yang telah ditentukan yaitu : besarnya yang transport bagi pegawai dan TKK (Tenaga Kontrak Karya) PT Pos Indonesia (Persero) dibayarkan catatan/ laporan kehadiran dikalikan jumlah hari bekerja yang ditetapkan sesuai dengan peraturan yang berlaku. c. Tunjangan Hari Raya Berdasarkan peraturan menteri tenaga kerja RI per 04/MEN/1998 tentang tunjangan hari raya keagamaan bagi pekerja di perusahaan, maka PT Pos Indonesia memberikan tunjangan hari raya kepada: - Para pegawai, calon pegawai, tenaga kontrak karya (TKK), dan tenaga kerja profesional perusahaan (TKPP) yang di ikat perjanjian kerjasama (PKS) dengan perusahaan, jika pada tahun tersebut mempunyai masa kerja aktif 3 (tiga) bulan secara terus-menerus/ lebih. - Direksi dan komisaris - Dana pensiun pegawai PT Pos Indonesia (PERSERO) : Besarnya jumlah tunjangan hari raya adalah sebagao berikut: a. Pegawai dan TKPP Bila kerja aktif X 100% X gaji kotor b. Direksi dan komisaris Bila kerja aktif X 80% X gaji kotor c. TKK Bila kerja aktif X 100% X upah d. Pensiunan pegawai (janda/duda) Rata-rata sebesar Rp ,00

3 49 e. Tunjangan Duka Cita/Kematian PT Pos Indonesia (persero) memberikan tunjangan duka cita kepada keluarga karyawan (istri/suami/anak) yang meninggal dunia sebesar jumlah yang telah ditentukan oleh perusahaan, sekurangkurangnya Rp ,00 (tiga juta rupiah) Apabila karyawan meninggal dunia dalam perjalanan dinas, segala biaya yang berhubungan dengan pemakaman ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan. f. Biaya Pengobatan Biaya pengobatan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan atau keluarganya yang berobat di poliklinik adalah sebagai berikut: a. Biaya pemeriksaaan dokter perusahaan/ poliklinik dan obat-obatan dari apotek ditanggung oleh perusahaan. b. Apabila dari pemeriksaan memerlukan tindak lanjut dokter ahli/ sarana kesehatan lainnya, biaya yang ditanggung oleh perusahaan sesuai dengan peraturan yang teleh ditentukan. 2. Program kesejahteraan yang bersifat fasilitas a. Sarana Kerohanian Untuk menunjang pembinaan rohani para pekerja perusahaan melaksanakan hal-hal sebagai berikut : - Menyediakan fasilitas ibadah yang memadai dalam lingkungan perusahaan, sehingga memungkinkan para karyawan dapat menjalankan kewajibannya dengan aman, tertib dan teratur menurut agama dan kepercayaan masing-masing. - Perusahaan memberikan dana untuk kegiatan-kegiatan keagamaan yang diadakan oleh pekerja di lingkungan perusahaan atas persetujuan perusahaan. b. Kafetaria PT Pos Indonesia memberikan kemungkinan bagi para karyawannya untuk memperoleh makanan dan minuman di kafetaria yang disediakan di dalam lingkungan perusahaan.

4 50 c. Sarana Olahraga PT Pos Indonesia memberikan fasilitas-fasilitas untuk kegiatan olahraga para karyawan adalah: - Senam kesegaran jasmani - Badminton - Tenis lapangan - Dll d. Koperasi PT Pos Indonesia menyediakan koperasi (simpan-pinjam). Dimana diharapkan dengan adanya koperasi ini dapat sedikit membantu karyawan apabila mereka sedang memiliki masalah keuangan. e. Cuti/ Istirahat Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang di ijinkan dalam jangka waktu tertentu, terdiri dari: - Cuti tahunan, diberikan kepada pegawai dan calon pegawai yang telah bekerja sekurang-kurangnya 1 tahun secara terus menerus. Lamanya adalah 12 hari kerja. - Cuti besar, perusahaan memberikan cuti besar selama 3 (tiga) bulan berturut-turut kepada karyawan yang memiliki masa kerja selama enam tahun secara terus menerus. - Cuti karena alasan penting, diberikan untuk kepentingan ibu/bapak, isteri/suami, anak, adik, kakak, menantu sakit keras. Kola tidak lebih dari 3 (tiga) hari dapat diberikan secara lisan, jika lebih dari 14 (empat belas) hari harus diatur dengan surat keputusan. - Cuti sakit, diberikan dengan melampirkan surat keterangan sakit dari dokter. - Cuti bersalin, lamanya cuti bersalin adalah 3 (tiga) bulan dan tidak dibagi menjadi bagian sebelum dan sesudah melahirkan. - Cuti haid, bagi karyawan yang haid, bila diperlukan dan di dukung dengan surat keterangan dokter maka dapat diberikan ijin tidak masuk kerja. - Cuti diluar tanggungan perusahaan, diberikan kepada pegawai yang mempunyai kepentingan pribadi yang tidak dapat dipenuhi

5 51 keperluannya dengan memanfaatkan cuti-cuti yang tersebut sebelumnya dapat diberikan cuti di luar tanggungan perusahaan, dengan syarat-syarat : a. Telah bekerja sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun secara terus menerus. b. Kepentingan dinas mengizinkan c. Alasan keperluan di terima oleh dinas d. Tenaganya masih dibutuhkan e. Yang besangkutan bermaksud akan bekerja kembali setelah menjalani cuti tersebut. - menyimpang dari ketentuan diatas, masa tidak hadir yang tidak dapat diatur menurut ketentuan tentang cuti lainnya akan diatur menjadi cuti diluar tanggungan perusahaan. f. Ijin Perusahaan memberikan ijin tidak masuk kerja kepada karyawan dengan tetap mendapatkan gaji atau tanpa mengurangi hak-nya atas cuti tahunan sejumlah hari sebagai berikut: - Karyawan yang melangsungkan pernikahan diberikan ijin 2 (dua) hari kerja - Mengkhitankan/ membaptiskan anak diberikan ijin 2 (dua) hari kerja - Isteri/ karyawan melahirkan di beri ijin 2 (dua) hari kerja - Pernikahan anak karyawan diberikan ijin 2 (dua) hari kerja - Suami/ isteri/ orang tua/ anak/ saudara kandung dan mereka yang tinggal serumah dan sekaligus menjadi tanggungan karyawan meninggal dunia diberikan ijin 2 (dua) hari kerja - Musibah kebakaran/ kebanjiran dan sejenisnya diberikan ijin 2 (dua) hari kerja - Memenuhi panggilan resmi instansi pemerintah yang tidak bisa di wakilkan kepada orang lain diberikan ijin 1 (satu) hari kerja. g. Konseling Perusahaan menyediakan ahli psikologi untuk membantu karyawan yang membutuhkan bantuan psikologis dalam menjalankan pekerjaannya. Diharapkan dengan adanya sarana ini karyawan dapat

6 52 terhindar dari kegelisahan yang memberi dampak buruk pada pekerjaannya. 3. Program kesejahteraan yang bersifat pelayanan Jaminan sosial tenaga kerja (JAMSOSTEK) Pada hakekatnya program jaminan sosial tenaga kerja ini memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruh penghasilan yang hilang. Jaminan sosial tenaga kerja mempuanyai aspek, antara lain: - Memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal bagi tenaga kerja beserta keluarganya - Merupakan penghargaan kepada tenaga kerja yang telah menyumbangkan tenaga dan pikirannya kepada perusahaan tempat mereka bekerja. Adapun ruang lingkup yang diatur dalam undang-undang Republik Indonesia No. 3 tahun 1992 ini meliputi: a. Jaminan kecelakaan kerja b. Jaminan kematian c. Jaminan hari tua Dari ketiga program diatas, program jaminan kecelakaan kerja dan program jaminan kematian dalam hal ini perusahaan menanggung seluruh premi yang harus dibayarkan kepada PT TASPEN jadi untuk program hari tua pembiayaannya dilakukan atau ditanggung bersama-sama antara perusahaan dengan karyawan. Adapun hak-hak yang diperoleh peserta jaminan sosial tenaga kerja, adalah sebagai berikut: 1. Bagi peserta yang mendapatkan kecelakaan dalam hubungan kerja akan dibayarkan: a. Biaya pengangkutan b. Biaya pengobatan c. Tunjangan sementara tidak mampu bekerja d. Tunjangan cacat tetap e. Tunjangan kematian

7 53 f. Bantuan uang pemakaman 2. Bagi peserta yang telah mencapai usia 55 tahun atau cacat total dan tetap atau meninggal sebelum usia 55 tahun, akan dibayarkan tabungan hari tua. 3. Bagi ahli waris peserta akan dibayarkan jaminan kematian, apabila peserta meninggal dunia sebelum usia 55 tahun dan bukan karena kecelakaan kerja. Dalam penelitian ini untuk memperoleh pendapat tentang pelaksanaan program kesejahteraan terhadap kepuasan karyawan menurut persepsi karyawan, penulis menggunakan kuesioner yang terdiri dari 19 pertanyaan dengan jumlah responden sebesar 30 orang yang mewakili seluruh karyawan pada bagian sumber daya manusia di PT Pos Indonesia. Berikut ini akan diberikan perincian mengenai karakteristik karyawan yang menjadi responden. Tabel 4.1 Klasifikasi responden berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Responden Pria Wanita Dari tabel 4.1 diatas maka dapat dilihat bahwa responden pria dan wanita sama banyaknya yaitu sebesar 50% (15 orang) Tabel 4.2 Klasifikasi responden berdasarkan Usia Usia (tahun) Responden >

8 54 Dari tabel 4.2 di atas, diketahui bahwa setengah dari seluruh responden adalah responden yang usianya berkisar antara tahun, yaitu sebanyak 15 orang (50%). Sedangkan yang lainnya adalah responden yang usianya berkisar tahun (30%) dan yang usianya lebih dari 50 tahun ada sebanyak 6 orang (20%) Tabel 4.3 Klasifikasi responden berdasarkan Pendidikan Terakhir Tingkat Pendidikan Responden SMP 1 3,33 SMA Sarjana 14 46,67 Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berpendidikan terakhir SMA, yaitu sebesar 50% atau 15 orang, responden yang berpendidikan terakhir Sarjana sebanyak 14 orang (46,67%), dan yang berpendidikan terakhir SMP hanya 1 orang (3,33%) 4.2 Pelaksanaan Program Kesejahteraan Karyawan Menurut Persepsi Karyawan Dalam mengukur program kesejahteraan dengan kepuasan karyawan pada PT Pos Indonesia, penulis menggunakan daftar pertanyaan yang terdiri dari dua bagian yaitu: 1. Pertanyaan 1-9 mengenai pelaksanaan program kesejahteraan menurut persepsi karyawan 2. Pertanyaan mengenai kepuasan karyawan. Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap pertanyaan yang ada dalam kuesioner tersebut, penulis mencoba menganalisa kuesioner tersebut, baik dari segi pelaksanaan program kesejahteraan maupun dari segi kepuasan karyawan.

9 Analisis Pelaksanaan Program Kesejahteraan Menurut Persepsi Karyawan Dalam usaha memenuhi kesejahteraan dan kebutuhan karyawan, perusahaan berusaha semaksimal mungkin dalam melaksanakan program kesejahteraan. Pelaksanaan program kesejahteraan tentunya telah direncanakan dengan baik dan disesuaikan dengan kemampuan perusahaan. Adanya usaha yang maksimal dari pihak perusahaan dalam memberikan tunjangan-tunjangan maupun fasilitas-fasilitas dapat dilihat dari persepsi karyawan itu sendiri, yang penulis sajikan dalam tabel-tabel di bawah ini: Tabel 4.4 Tunjangan Hari Raya Saya senang dengan adanya Tunjangan Hari Raya yang diberikan oleh perusahaan Sangat setuju 1 3,33 Setuju 26 86,67 Cukup Setuju 3 10 Dari tabel 4.4 diatas, dapat diketahui bahwa sebanyak 26 orang responden (86,67%) setuju dan terdapat 1 orang responden (3,33%) yang menyatakan sangat setuju dengan adanya Tunjangan Hari Raya yang diberikan oleh perusahaan. Hal ini menjelaskan bahwa Tunjangan Hari Raya yang diberikan perusahaan sudah dilaksanakan dengan baik.

10 56 Tabel 4.5 Biaya pengobatan Perusahaan akan mengganti biaya pengobatan apabila saya berobat ke Rumah Sakit Umum Sangat setuju 2 6,67 Setuju 19 63,33 Cukup Setuju 9 30 Berdasarkan persentase jawaban diatas diketahui bahwa terdapat 2 orang responden (6,67%) yang sangat setuju dan 19 responden (63,33%) yang setuju dengan penggantian biaya pengobatan apabila karyawan berobat ke Rumah Sakit Umum. Dari hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat 70% yang merasa bahwa program kesejahteraan mengenai penggantian pengobatan ke rumah sakit telah terlaksana cukup baik. Tabel 4.6 Penyediaan Klinik Perusahaan menyediakan klinik untuk menangani kesehatan para karyawan Sangat setuju 4 13,33 Setuju Cukup Setuju 8 26,67

11 57 Dari tabel diatas, diketahui bahwa terdapat 18 orang responden (60%) yang setuju dengan adanya klinik yang disediakan oleh perusahaan, ini berarti bahwa klinik juga dibutuhkan dalam perusahaan. Tabel 4.7 Asuransi jiwa Asuransi jiwa yang diberikan perusahaan memang dibutuhkan oleh para karyawan Sangat setuju 7 23,33 Setuju 16 53,33 Cukup Setuju 6 20 Tidak Setuju 1 3,34 Berdasarkan hasil jawaban responden, dapat diketahui bahwa terdapat 7 responden (23,33%) dan 16 responden (53,33%) yang sangat setuju dan setuju dengan asuransi jiwa yang diberikan oleh perusahaan, sedangkan yang cukup setuju terdapat 6 responden (20%). Juga terdapat 1 orang responden (3,34%) yang menyatakan tidak setuju. Hal ini dapat diartikan bahwa asuransi jiwa yang diberikan oleh perusahaan dirasakan kurang dibutuhkan oleh responden, karena adanya manajemen yang kurang baik didalamnya, sehingga karyawan sedikit dipersulit dalam menerima asuransi tersebut. Tabel 4.8 Sarana Olah Raga Saya bangga dengan sarana olah raga yang disediakan oleh perusahaan

12 58 Sangat setuju 5 16,67 Setuju Cukup Setuju 10 33,33 Dari tabel 4.8 diatas maka dapat diketahui bahwa terdapat 15 responden (50%) yang setuju dan terdapat 10 responden (33,33%) yang cukup setuju dengan sarana olah raga yang disediakan perusahaan. Ini menjelaskan bahwa karyawan bangga dengan adanya sarana olah raga dalam perusahaan mereka. Koperasi dapat membantu apabila saya mempunyai masalah keuangan Tabel 4.9 Koperasi Sangat setuju 6 20 Setuju 13 43,33 Cukup Setuju 11 36,67 Dari tabel diatas, diketahui bahwa terdapat 6 orang responden (20%) dan 13 orang responden (43,33%) yang sangat setuju dan setuju apabila koperasi dapat membantu karyawan saat berada dalam masalah keuangan. Tabel 4.10 Sarana Ibadah Dengan disediakannya sarana ibadah oleh perusahaan lebih memudahkan karyawan untuk melaksanakan ibadah Sangat setuju 5 16,67 Setuju 20 66,67 Cukup Setuju 4 13,33 Tidak Setuju 1 3,33

13 59 Berdasarkan hasil jawaban responden, diketahui terdapat lebih dari 50% responden yaitu sebanyak 20 orang (66,67%) yang menyatakan setuju apabila sarana ibadah yang disediakan oleh perusahaan dapat memudahkan karyawan untuk melaksanakan ibadah. Juga di ketahui terdapat 1 orang responden (3,34%) yang menyatakan tidak setuju, yang artinya bahwa sarana ibadah yang disediakan perusahaan dirasakan kurang baik oleh responden, karena kebersihan dari sarana ibadah tersebut kurang memadai. Dan menyebabkan ketidaknyamanan karyawan dalam melaksanakan ibadahnya. Tabel 4.11 Pakaian Seragam Pemberian pakaian seragam oleh perusahaan adalah untuk menjaga kebersamaan Sangat setuju 3 10 Setuju 20 66,67 Cukup Setuju 7 23,33 Dari tabel 4.11 diatas, diketahui terdapat 20 orang responden (66,67%) yang menyatakan setuju dengan adanya pemberian pakaian seragam yang dapat menjaga kebersamaan antar karyawan dalam perusahaan. Sedangkan yang menyatakan cukup setuju dengan pemberian seragam tersebut terdapat 7 orang responden (23,33%) Tabel 4.12 Izin Cuti Khusus Izin cuti khusus seperti cuti hamil, cuti perkawinan yang di berikan sesuai dengan Sangat setuju 3 10 Setuju 24 80

14 60 Cukup Setuju 3 10 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 24 orang responden (80%) setuju dengan pernyataan bahwa izin cuti khusus menjadi jaminan ketenangan dalam bekerja. ini menjelaskan bahwa ijin cuti yang diberikan oleh perusahaan sudah cukup memenuhi harapan karyawan. Tabel 4.13 Pelaksanaan Program Kesejahteraan Menurut Persepsi Karyawan Secara Keseluruhan Pernyataan SS S CS TS STS Total % 13,34 % 63,34 % 22,58 % 0,740 % 0 Berdasarkan hasil kuesioner yang diperoleh oleh penulis mengenai pelaksanaan program kesejahteraan menurut persepsi karyawan dapat dilihat bahwa: 1. 76,68% dari responden menyatakan sangat setuju dan setuju dengan pelaksanaan program kesejahteraan dalam perusahaan 2. 22,58% dari responden menyatakan cukup setuju dengan pelaksanaan program kesejahteraan dalam perusahaan 3. sedangkan 0,740% dari responden menyatakan tidak setuju. Ketidaksetujuan tersebut ditunjukan pada pemberian asuransi dan fasilitas sarana ibadah Analisis Terhadap Kondisi Kepuasan Karyawan

15 61 Untuk mengetahui tentang adanya kepuasan karyawan perlu dilakukan suatu penelitian karena kepuasan karyawan bersifat individual dan abstrak maka pengukurannya sulit untuk dilakukan. Salah satu cara untuk mengetahui kepuasan karyawan adalah dengan menyebarkan kuesioner kepada karyawan yang menjadi objek penelitian. Tabel 4.14 Senang bekerja dalam perusahaan Saya senang bekerja di dalam perusahaan Sangat setuju 1 3,33 Setuju 25 83,33 Cukup Setuju 4 13,34 Dari hasil jawaban responden, dapat diketahui bahwa 86,66% responden dimana terdiri dari 1 orang yang menyatakan sangat setuju dan 25 orang yang menyatakan setuju, merasa bahwa mereka senang bekerja di dalam perusahaan. Tabel 4.15 Betah bekerja dalam perusahaan Saya merasa betah bekerja di perusahaan ini Sangat setuju 2 6,66 Setuju 20 66,67 Cukup Setuju 8 26,67 Berdasarkan hasil jawaban responden, maka dapat diketahui bahwa terdapat 20 orang responden (66,67%) yang menyatakan setuju dan 2 orang responden (6,66%) yang menyatakan sangat setuju. Dengan demikian dapat

16 62 disimpulkan bahwa terdapat 73,34% responden yang merasa betah untuk bekerja di dalam perusahaan. Tabel 4.16 Tetap bertahan dalam perusahaan Saya merasa akan tetap bertahan di dalam perusahaan meskipun jika ada peluang untuk bekerja di tempat lain Sangat setuju 5 16,66 Setuju 13 43,34 Cukup Setuju 11 36,66 Tidak Setuju 1 3,34 Dari tabel diatas, diketahui terdapat 13 orang responden (43,34%) menyatakan setuju dan 11 orang reponden (36,66%) menyatakan cukup setuju dengan pernyataan bahwa mereka akan tetap bertahan di perusahaan meskipun jika ada peluang untuk bekerja di tempat lain. Juga terdapat 1 orang responden (3,34%) yang menyatakan tidak setuju bahwa ia akan tetap bertahan dalam perusahaan, yang bisa diartikan bahwa program kesejahteraan yang disediakan oleh perusahaan dirasakan kurang menjanjikan oleh responden karena belum sesuai dengan berkembangnya kebutuhan hidup saat ini. semakin Tabel 4.17 Program kesejahteraan sesuai harapan Saya merasa program kesejahteraan yang sudah ada sesuai dengan harapan saya Sangat setuju 3 10 Setuju Cukup Setuju 3 10

17 63 Bedasarkan hasil jawaban responden, diketahui 24 orang responden menyatakan (80%) setuju dan 3 orang responden (10%) yang menyatakan setuju. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat 90% responden yang merasa program kesejahteraan yang dilaksanakan dalam perusahaan sudah sesuai dengan harapan karyawan. Tabel 4.18 Perusahaan berusaha memperhatikan kebutuhan Saya memahami bahwa perusahaan selalu berusaha untuk memperhatikan kebutuhan saya Sangat setuju 3 10 Setuju 19 63,34 Cukup Setuju 8 26,66 Dari hasil persentase jawaban responden, diketahui 19 orang responden (63,34%) dan 8 orang responden (26,66%) yang menyatakan setuju dan cukup setuju dengan pernyataan: responden memahami bahwa perusahaan selalu berusaha untuk memperhatikan kebutuhan karyawan. Tabel 4.19 Datang dan pulang tepat waktu Saya selalu berusaha datang dan pulang bekerja tepat waktu sesuai dengan ketentuan Sangat setuju 2 6,66 Setuju Cukup Setuju 7 23,34

18 64 Dari tabel diatas, diketahui 21 orang responden (70%) dan 7 orang responden (23,34%) yang setuju dan cukup setuju bahwa mereka selalu berusaha datang dan pulang tepat waktu sesuai dengan ketentuan. Ini menjelaskan bahwa responden senang bekerja dalam perusahaan sehingga 93,34% responden menyatakan kesetujuan mereka dengan pernyataan tersebut. Tabel 4.20 Terhindar dari kegelisahan Dengan adanya program kesejahteraan seperti konseling atau tunjangan kesehatan membantu saya terhindar dari kegelisahan Sangat setuju 4 13,33 Setuju 23 76,67 Cukup Setuju 3 10 Berdasarkan hasil jawaban responden diatas, diketahui 4 orang responden (13,33%) dan 23 orang responden (76,67%) menyatakan sangat setuju dan setuju dengan pernyataan bahwa adanya program kesejahteraan seperti konseling atau tunjangan kesehatan membantu responden terhindar dari kegelisahan. Ini menjelaskan bahwa sarana konseling yang disediakan perusahaan dirasa cukup baik oleh responden dalam hal pelaksanaannya. Tabel 4.21 Ijin pulang cepat Perusahaan mau mengerti dengan memberikan ijin untuk pulang lebih cepat apabila saya ada keperluan Sangat setuju 6 20 Setuju Cukup Setuju 3 10

19 65 Berdasarkan hasil jawaban diatas, diketahui 21 orang responden (70%) dan 6 orang responden (20%) menyatakan setuju dan sangat setuju. Ini menjelaskan terdapat 90% responden meyetujui bahwa perusahaan mau mengerti dengan memberikan ijin pulang lebih cepat apabila responden ada keperluan. Tabel 4.22 Kekhawatiran berkurang dengan adanya asuransi Kekhawatiran saya dalam bekerja menjadi berkurang karena adanya asuransi jiwa yang disediakan perusahaan Sangat setuju 4 13,33 Setuju 25 83,33 Cukup Setuju 1 3,34 Berdasarkan tabel diatas, diketahui 4 orang responden (13,33%) dan 25 orang responden (83,33%) menyatakan sangat setuju dan setuju dengan pernyataan bahwa kekhawatiran responden dalam bekerja menjadi berkurang karena adanya asuransi jiwa yang disediakan perusahaan. Saya merasa tenang dan bersemangat bekerja di perusahaan ini Tabel 4.23 Tenang dan bersemangat bekerja Sangat setuju 3 10 Setuju 25 83,34 Cukup Setuju 2 6,66

20 66 Berdasarkan jawaban responden maka diketahui terdapat 25 responden (83,34%) dan 3 orang responden (10%) menyatakan setuju dan sangat setuju. Hal ini menjelaskan bahwa terdapat 93,34% responden yang merasa tenang dan bersemangat bekerja di PT Pos Indonesia. Tabel 4.24 Kondisi Kepuasan Karyawan Secara Keseluruhan Pernyataan SS S CS TS STS Total % 11 % 72 % 16,66 % 0,34 % 0 Dari tabel diatas mengenai kepuasan karyawan, maka ada beberapa hal yang dapat diperoleh, bahwa: 1. 83% dari responden menyetujui pernyataan-pernyataan mengenai kepuasan karyawan. Dimana 11% diantaranya menyatakan sangat setuju dan 72% nya menyatakan setuju. Dari kuesioner yang di dapat ini, dapat disimpulkan bahwa kepuasan karyawan pada PT Pos Indonesia termasuk kategori baik. 2. Terdapat 16,67% dari responden menyatakan cukup setuju dan 0,34 % yang menyatakan tidak setuju. Dimana ketidaksetujuan ditunjukkan pada rasa bertahan respoden untuk bekerja dalam perusahaan. 4.3 Pengaruh Pelaksanaan Program Kesejahteraan Terhadap Tingkat Kepuasan Karyawan Menurut Persepsi Karyawan Berdasarkan analisis yang penulis lakukan terhadap pelaksanaan program kesejahteraan dan kepuasan karyawan, dapatlah dikatakan bahwa pelaksanaan program kesejahteraan secara umum telah dilaksanakan dan dirasakan cukup baik oleh karyawannya. Beberapa bentuk program

21 67 kesejahteraan yang diberikan perusahaan dirasakan cukup baik oleh karyawannya dan juga dirasakan cukup memenuhi kebutuhan dan keinginan karyawan. Dan dengan terpenuhinya kebutuhan dan keinginan karyawan tersebut, maka diharapkan akan tercipta kepuasan karyawan. Untuk mengetahui hubungan antara variabel X dan variabel Y penulis menggunakan koefisien Rank Spearman, dan untuk mengetahui sejauh mana hubungan diantara kedua variabel tersebut dapat kita lihat pada tabel dan perhitungan sebagai berikut: Tabel 4.25 Perhitungan Korelasi Antara Pelaksanaan Program Kesejahteraan Terhadap Tingkat Kepuasan Karyawan Menurut Persepsi Karyawan No. X Y Rank X Rank Y Di di ,5 16-4,5 20, ,5 24-1,5 2, ,5 9, ,5-6,5 42, , ,5 182, , ,5 132, ,5-8,5 72, , ,5 240, ,5 4,5 20, ,5 20, ,5 16-4,5 20, ,5-1,5 2, ,5 3, ,5 7,5 56, ,5 9, ,5 20, ,5 30-0,5 0, ,5-0,5 0, ,5 29-1,5 2, ,5 9, ,5 3, ,5 13,5 182, ,5 15,5 240, ,5 27-4,5 20, , ,5 462,25

22 ,5 9,5 2 4 Σ di ,5 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat beberapa responden yang mempunyai skor yang sama baik untuk variabel X maupun variabel Y. Oleh karena itu harus dikoreksi dengan mempergunakan faktor koreksi t, yaitu: T = 3 t t 12 Sehubungan dengan banyaknya angka yang sama pada berbagai ranking, maka masing-masing faktor koreksi harus dijumlahkan sehingga : Tabel 4.26 Variabel X Skor sama T= 3 t t , , ,5 ΣTx = 54,5 Tabel 4.27 Variabel Y Skor sama T = 3 t t

23 69 ΣTy = 66 Kemudian penjumlahan faktor koreksi tersebut dimasukkan ke dalam rumus : X 2 3 n n = Tx 12 3 n n = Ty 12 2 dan Y Maka : X = 54, Y = = 2193 = 2181,5 Dengan demikian hubungan antara kedua variabel X dan variabel Y dapat dihitung sebagai berikut : 2 2 X + Y di rs = X Y 2 rs = ,5 2611, ,5 = 0,40 Berdasarkan hasil perhitungan diatas diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,40 yang terletak antara 0,40 dan 0,599. Hal ini menunjukkan bahwa antara kedua variabel tersebut mempunyai hubungan yang sedang atau cukup kuat. Sedangkan tanda positif yang ada menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara pelaksanaan program kesejahteraan dengan tingkat kepuasan karyawan, yang berarti bahwa semakin baik atau mampunya perusahaan dalam memenuhi kebutuhan karyawan di bidang program kesejahteraan, maka tingkat kepuasan karyawan akan meningkat.

24 70 Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pelaksanaan program kesejahteraan terhadap tingkat kepuasan karyawan manurut persepsi karyawan digunakan perhitungan : Kd = r s 2 x 100 % = (0,40) 2 x 100 % = 16 % Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa pelaksanaan program kesejahteraan menurut persepsi karyawan mempunyai kontribusi sebesar 16 % dalam meningkatkan kepuasan karyawan, sedangkan faktor lainnya yang tidak diteliti oleh penulis, berpengaruh 84 % terhadap kepuasan karyawan PT Pos Indonesia. Sedangkan untuk menguji apakah koefisien korelasi tersebut signifikan maka dilakukan uji hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan melalui langkahlangkah sebagai berikut: 1. Menentukan Ho dan H I H o : r s < 0,maka tidak ada hubungan antara pelaksanakan program kesejahteraan dengan kepuasan karyawan menurut persepsi karyawan atau terdapat hubungan yang negatif. H I : r s > 0,maka terdapat hubungan positif antara pelaksanakan program kesejahteraan dengan kepuasan karyawan menurut persepsi karyawan 2. Menentukan taraf signifikan yaitu sebesar 5 % 3. Menentukan uji t dengan rumus: rs n 2 t = 2 1 r 0, t = 2 1 0,40 s

25 71 t = 2,51 Dari hasil perhitungan di atas selanjutnya dibandingkan dengan nilai t tabel dengan signifikansi 0,05 dengan derajat kebebasan dk = n 2 atau 30 2 = 28 Maka didapat t tabel = 1,701 H o ditolak 1,701 2,51 Karena t hitung (2,51) > t tabel (1,701) maka t hitung berada di daerah penolakan Ho. Hal ini berarti H I yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara pelaksanaan program kesejahteraan terhadap tingkat kepuasan karyawan, dimana berdasarkan hipotesis yang semula diajukan, yaitu: jika pelaksanaan program kesejahteraan mampu memenuhi kebutuhan karyawan maka tingkat kepuasan karyawan akan meningkat dapat diterima.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Program Kesejahteraan Karyawan Pada PT. TELKOM DIVRE III JABAR dan BANTEN Menentukan suatu program kesejahteraan dalam suatu perusahaan bukanlah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa ketentuan-ketentuan mengenai cuti Pegawai Negeri Sipil yang

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa ketentuan-ketentuan mengenai cuti Pegawai Negeri Sipil yang sekarang berlaku, diatur dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Karakteristik Karyawan Didalam penelitian ini karyawan PT. HM sampoerna Tbk Bagian Distribusi disertakan dalam menjawab setiap pertanyaan atau kuesioner

Lebih terperinci

DAFTAR KUESIONER. 1. Umur Responden : 2. Jenis Kelamin : a. Pria b. Wanita (silang salah satu) 3. Lama bekerja : 4.

DAFTAR KUESIONER. 1. Umur Responden : 2. Jenis Kelamin : a. Pria b. Wanita (silang salah satu) 3. Lama bekerja : 4. DAFTAR KUESIONER Bapak/Ibu yang terhormat, Pertanyaan yang ada dalam rangka penyusunan skripsi ini hanya untuk data penelitian dengan judul Pengaruh Pelaksanaan Program Pelayanan Kesejahteraan dan Motivasi

Lebih terperinci

Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi Karyawan PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan DAFTAR KUESIONER (ANGKET)

Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi Karyawan PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan DAFTAR KUESIONER (ANGKET) Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi Karyawan PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan DAFTAR KUESIONER (ANGKET) Petunjuk pengisian: 1. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan seluruh pilihan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1996 TENTANG HAK KEUANGAN/ADMINISTRATIF DUTA BESAR LUAR BIASA DAN BERKUASA PENUH DAN MANTAN DUTA BESAR LUAR BIASA DAN BERKUASA PENUH SERTA JANDA/DUDANYA

Lebih terperinci

b. Aspek-Aspek Loyalitas Aspek-Aspek loyalitas menurut Saydam ( 2000 ) adalah sebagai berikut : 1) ketaatan atau kepatuhan ;

b. Aspek-Aspek Loyalitas Aspek-Aspek loyalitas menurut Saydam ( 2000 ) adalah sebagai berikut : 1) ketaatan atau kepatuhan ; BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Loyalitas Kerja a. Pengertian Loyalitas Kerja Hasibuan (2005), mengemukakan bahwa loyalitas atau kesetiaan merupakan salah satu unsur yang digunakan dalam penilaian

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003 UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003 BAB X PERLINDUNGAN, PENGUPAHAN, DAN KESEJAHTERAAN Bagian Kesatu Perlindungan Paragraf 1 Penyandang Cacat Pasal 67 1. Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja penyandang cacat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 32 TAHUN 2000

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 32 TAHUN 2000 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 32 TAHUN 2000 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 23 TAHUN 2000 T E N T A N G KEPENGURUSAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN HULU

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188 / 110 / / 2013

KEPUTUSAN KEPALA BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188 / 110 / / 2013 KEPUTUSAN KEPALA BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188 / 110 / 413.032 / 2013 TENTANG PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NO. 01 TH 1985

PERATURAN PEMERINTAH NO. 01 TH 1985 PERATURAN PEMERINTAH NO. 01 TH 1985 PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER-01/MEN/85 TENTANG PELAKSANAAN TATA CARA PEMBUATAN KESEPAKATAN KERJA BERSAMA (KKB) MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1966 TENTANG PEMBERIAN CUTI KEPADA ANGGOTA ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1966 TENTANG PEMBERIAN CUTI KEPADA ANGGOTA ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1966 TENTANG PEMBERIAN CUTI KEPADA ANGGOTA ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa berhubung sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Nurwinda Endah, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Nurwinda Endah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu lembaga pemerintah maupun swasta sumber daya manusia memegang peranan penting dalam keberlangsungan lembaga tersebut, karena betapapun lengkap dan canggihnya

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Setiap perusahaan mempunyai kebijakan-kebijakan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Kebijakan-kebijakan tersebut di ambil dan dilaksanakan sesuai dengan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 2003/39, TLN 4279] Pasal 184

UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 2003/39, TLN 4279] Pasal 184 UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 2003/39, TLN 4279] BAB XVI KETENTUAN PIDANA DAN SANKSI ADMINISTRATIF Bagian Pertama Ketentuan Pidana Pasal 183 74 1, dikenakan sanksi pidana

Lebih terperinci

KOMPENSASI. Pengertian. Tujuan Administrasi Kompensasi 23/12/2014

KOMPENSASI. Pengertian. Tujuan Administrasi Kompensasi 23/12/2014 KOMPENSASI Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc Pengertian Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Tujuan Administrasi Kompensasi Memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA digilib.uns.ac.id 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Perusahaan biasanya memiliki sistem masing-masing, dikarenakan sistem merupakan suatu tujuan bersama dalam menjalankan perusahaan agar mampu

Lebih terperinci

JAMSOSTEK. (Jaminan Sosial Tenaga Kerja)

JAMSOSTEK. (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) JAMSOSTEK (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) Latar Belakang Peranan tenaga kerja dalam perkembangan pembangunan dan semakin meningkatnya penggunaan teknologi di berbagai sektor kegiatan usaha risiko tinggi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa ketentuan-ketentuan mengenai cuti Pegawai Negeri Sipil yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah menguraikan mengenai kebijakan Segmentasi Pasar terhadap Loyalitas Konsumen di Perusahaan Matahari Pagi, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa ketentuan-ketentuan mengenai cuti Pegawai Negeri Sipil yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Berdasarkan judul yang diangkat yaitu: Pengaruh pemberian program kesejahteraan dan pelatihan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT Asphalt

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Saya mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha

KATA PENGANTAR. Saya mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha KATA PENGANTAR Saya mahasiswa Fakultas Psikologi Bandung, saat ini saya sedang melakukan penelitian dengan tujuan untuk menyusun sebuah skripsi yang berjudul Studi deskriptif mengenai derajat komitmen

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEDUDUKAN, KEDUDUKAN KEUANGAN, DAN HAK KEPEGAWAIAN LAINNYA BAGI KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1977 tanggal 30 Maret 1977 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti PNS.

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti PNS. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti PNS. Adapun jenis-jenis cuti adalah sebagai berikut : A. Cuti Tahunan Setiap Calon Pegawai Negeri Sipil / Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya

Lebih terperinci

MANAJEMEN PNS 1. Penyusunan dan Penetapan Kebutuhan Pegawai 2. Pengadaan Pegawai Negeri Sipil 3. Pengangkatan Dalam Jabatan

MANAJEMEN PNS 1. Penyusunan dan Penetapan Kebutuhan Pegawai 2. Pengadaan Pegawai Negeri Sipil 3. Pengangkatan Dalam Jabatan MANAJEMEN PNS 1. Penyusunan dan Penetapan Kebutuhan Pegawai Analisis jabatan merupakan suatu proses pengumpulan data jabatan untuk dilakukan analisis, disusun dan disajikan menjadi informasi jabatan dengan

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN KARYAWAN DAN PERUSAHAAN

CONTOH SURAT PERJANJIAN KARYAWAN DAN PERUSAHAAN CONTOH SURAT PERJANJIAN KARYAWAN DAN PERUSAHAAN Yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama : Tempat dan tanggal lahir : Pendidikan terakhir : Jenis kelamin : Agama : Alamat : No. KTP / SIM : Telepon :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian desktiptif. Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian desktiptif. Sugiyono 53 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pada penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian desktiptif. Sugiyono (006:11) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 43 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 43 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 43 SERI E KEPUTUSAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 511 TAHUN 2002 TENTANG KETENTUAN PEMBERIAN HAK CUTI DAN PERATURAN DISIPLIN BAGI PEGAWAI TIDAK TETAP DAN

Lebih terperinci

INSTITUT PERTANIAN BOGOR DIREKTORAT SUMBERDAYA MANUSIA PROSEDUR OPERASIONAL BAKU CUTI PNS

INSTITUT PERTANIAN BOGOR DIREKTORAT SUMBERDAYA MANUSIA PROSEDUR OPERASIONAL BAKU CUTI PNS 1. TUJUAN Prosedur ini bertujuan untuk memberikan prosedur tentang pelayanan cuti kepada tenaga pendidik (dosen) maupun tenaga kependidikan berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berhak menerimanya.

Lebih terperinci

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN 5.1 Karakteristik Responden Karyawan Harian Jurnal Bogor yang menjadi responden pada penelitian ini berjumlah 35 orang. Dari 35 orang tersebut,

Lebih terperinci

B U P A T I B I M A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BIMA,

B U P A T I B I M A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BIMA, B U P A T I B I M A PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENEMPATAN, PEMBERHENTIAN, PENGEMBANGAN KARIER, DAN DISIPLIN TENAGA HONORER DAERAH LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN BIMA DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJA /IKL/PJ/.. /01. Pada hari ini, tanggal, bulan., tahun.. telah diadakan perjanjian kerja antara :

PERJANJIAN KERJA /IKL/PJ/.. /01. Pada hari ini, tanggal, bulan., tahun.. telah diadakan perjanjian kerja antara : PERJANJIAN KERJA /IKL/PJ/.. /01 Pada hari ini, tanggal, bulan., tahun.. telah diadakan perjanjian kerja antara : I. Direksi PT ISTANA KARANG LAUT, dalam hal ini diwakili oleh Cecilia SH, selaku Business

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG HAK-HAK ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG HAK-HAK ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG HAK-HAK ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN

UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN Industrial Relation in Indonesia UU No. 13, Tahun 2003 HRM - IM TELKOM 1 DEFINISI KETENAGAKERJAAN. Segala yang berhubungan dengan tenaga kerja pada saat sebelum, selama, dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mempunyai kedudukan yang semakin penting. Meskipun berada atau sedang

BAB II LANDASAN TEORI. mempunyai kedudukan yang semakin penting. Meskipun berada atau sedang 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Manajemen Di dalam masyarakat yang selalu berkembang, manusia senantiasa mempunyai kedudukan yang semakin penting. Meskipun berada atau sedang menuju dalam masyarakat

Lebih terperinci

PERATURAN - PERATURAN PENTING DALAM UU KETENAGAKERJAAN NO 13 TAHUN 2003

PERATURAN - PERATURAN PENTING DALAM UU KETENAGAKERJAAN NO 13 TAHUN 2003 1 42 ayat 1 Tenaga Kerja Asing wajib memiliki izin tertulis dari menteri/pejabat Pidana Penjara 1 ~ 4 Tahun 42 ayat 2 Pemberi kerja perorangan dilarang mempekerjakan orang asing Pidana Penjara 1 ~ 4 Tahun

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 6 2014 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beroperasi suatu perusahaan mengkombinasikan antara sumber

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beroperasi suatu perusahaan mengkombinasikan antara sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam beroperasi suatu perusahaan mengkombinasikan antara sumber daya-sumber daya yang ada, untuk menghasilkan produk dan jasa yang dapat dipasarkan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya tugas pokok dari sebuah organisasi publik adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya tugas pokok dari sebuah organisasi publik adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya tugas pokok dari sebuah organisasi publik adalah melayani dan memberikan pelayanan terhadap masyarakat, sehingga aparat pemerintah memiliki tanggung

Lebih terperinci

NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undangundang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1977 TENTANG ASURANSI SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1977 TENTANG ASURANSI SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1977 TENTANG ASURANSI SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa tenaga kerja mempunyai arti dan peranan yang penting dalam

Lebih terperinci

CUTI PNS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA. ( PP Nomor 24 Tahun 1976 ) Direktorat Peraturan Perundang-undangan

CUTI PNS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA. ( PP Nomor 24 Tahun 1976 ) Direktorat Peraturan Perundang-undangan CUTI PNS ( PP Nomor 24 Tahun 1976 ) BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA Direktorat Peraturan Perundang-undangan DASAR HUKUM Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1992 TENTANG USAHA PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1992 TENTANG USAHA PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1992 TENTANG USAHA PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 478/KMK.06/2002 TENTANG PERSYARATAN DAN BESAR MANFAAT TABUNGAN HARI TUA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 478/KMK.06/2002 TENTANG PERSYARATAN DAN BESAR MANFAAT TABUNGAN HARI TUA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 478/KMK.06/2002 TENTANG PERSYARATAN DAN BESAR MANFAAT TABUNGAN HARI TUA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan serangkaian pengumpulan data, penyebaran kuesioner, pengolahan data, dan pengujian hipotesis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

Lebih terperinci

NOMOR... TAHUN... TENTANG PROGRAM JAMINAN KOMPENSASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR... TAHUN... TENTANG PROGRAM JAMINAN KOMPENSASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Senin, 29 Oktober 2007 RR. Dirjen PPTKDN RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PROGRAM JAMINAN KOMPENSASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KEPENGURUSAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH RUHUI RAHAYU KABUPATEN TAPIN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KEPENGURUSAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH RUHUI RAHAYU KABUPATEN TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KEPENGURUSAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH RUHUI RAHAYU KABUPATEN TAPIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

KUESIONER Data Responden Karyawan PT. Langen Kridha Pratyangga, Tbk

KUESIONER Data Responden Karyawan PT. Langen Kridha Pratyangga, Tbk KUESIONER Data Responden Karyawan PT. Langen Kridha Pratyangga, Tbk Kami mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu / Saudara /i untuk memberikan keterangan pribadi. Istilah salah satu jawaban dengan cara memberikan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER-01/MEN/85 TENTANG PELAKSANAAN TATA CARA PEMBUATAN KESEPAKATAN KERJA BERSAMA (KKB) MENTERI TENAGA KERJA,

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER-01/MEN/85 TENTANG PELAKSANAAN TATA CARA PEMBUATAN KESEPAKATAN KERJA BERSAMA (KKB) MENTERI TENAGA KERJA, MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER-01/MEN/85 TENTANG PELAKSANAAN TATA CARA PEMBUATAN KESEPAKATAN KERJA BERSAMA (KKB) MENTERI TENAGA KERJA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PP 70 Tahun tentang Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian bagi Pegawai ASN. Biro Sumber Daya Manusia Sekretariat Jenderal

PP 70 Tahun tentang Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian bagi Pegawai ASN. Biro Sumber Daya Manusia Sekretariat Jenderal PP 70 Tahun 2015 tentang Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian bagi Pegawai ASN Biro Sumber Daya Manusia Sekretariat Jenderal INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN KECELAKAAN

Lebih terperinci

FORMULIR LAPORAN PENYELENGGARAAN FASILITAS KESEJAHTERAAN PEKERJA/BURUH PADA PERUSAHAAN DI PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

FORMULIR LAPORAN PENYELENGGARAAN FASILITAS KESEJAHTERAAN PEKERJA/BURUH PADA PERUSAHAAN DI PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI SUKU DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN l. Prapanca Raya No. 9 Blok B Lt. 10 Telp.

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1996 TENTANG HAK KEUANGAN/ADMINISTRATIF DUTA BESAR LUAR BIASA DAN BERKUASA PENUH DAN MANTAN DUTA BESAR LUAR BIASA DAN BERKUASA PENUH SERTA JANDA/DUDANYA

Lebih terperinci

STANDARD OPERATION PROCEDURE TIDAK MASUK BEKERJA

STANDARD OPERATION PROCEDURE TIDAK MASUK BEKERJA 1. DASAR PEMIKIRAN 1.1. Cuti atau istirahat tahunan pada dasarnya adalah hak karyawan sesuai dengan ketentuan Undangundang Kerja No.13 Tahun 2003 pasal 79. 1.2. Pada dasarnya istirahat tahunan (cuti) dapat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1977 TENTANG ASURANSI SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1977 TENTANG ASURANSI SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1977 TENTANG ASURANSI SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tenaga kerja mempunyai arti dan peranan yang penting dalam

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa ketentuan-ketentuan mengenai cuti Pegawai Negeri Sipil yang

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN PEKERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN PEKERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN PEKERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MASA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

RINGKASAN PERATURAN KETENAGAKERJAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 Oleh: Irham Todi Prasojo, S.H.

RINGKASAN PERATURAN KETENAGAKERJAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 Oleh: Irham Todi Prasojo, S.H. 1 2 3 4 58 Dapat diadakan paling lama 2 (dua) tahun dan PKWT Jangka Waktu 5 59 ayat 4 hanya dapat diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka Kontrak waktu paling lama 1 (satu) tahun Outsourcing hanya untuk

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.120, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Pedoman Kehadiran. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.5/Menhut-II/2013 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

09/02/2012. Sistem kompensasi harus dihubungkan dengan tujuan tujuan strategis organisasi. Tujuan program kompensasi yang efektif:

09/02/2012. Sistem kompensasi harus dihubungkan dengan tujuan tujuan strategis organisasi. Tujuan program kompensasi yang efektif: Pemahaman akan pentingnya kompensasi strategis Beberapa teori yang terkait dengan kompensasi Pemahaman sistem kompensasi, komponen kompensasi dan sistem bayaran Pemahaman evaluasi pekerjaan dalam kompensasi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG HAK-HAK ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG HAK-HAK ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG HAK-HAK ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 15 A TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 15 A TAHUN 2014 TENTANG BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 15 A TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN, PENEMPATAN, PEMBERHENTIAN DAN DISIPLIN TENAGA HONORER DAERAH LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN BIMA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengadakan suatu penelitian, peneliti terlebih dahulu harus menentukan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengadakan suatu penelitian, peneliti terlebih dahulu harus menentukan 45 BAB III METODE PEELITIA 3.1 Metode Penelitian Untuk mengadakan suatu penelitian, peneliti terlebih dahulu harus menentukan metode yang akan digunakan, karena hal ini merupakan pedoman atau langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Potensi Sumber Daya Manusia pada hakekatnya merupakan salah satu modal dalam sistem operasi perusahaan dan memegang peran yang paling penting dalam mencapai

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan tidak terlepas dari sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan tidak terlepas dari sumber daya yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu perusahaan tidak terlepas dari sumber daya yang dimilikinya, termasuk didalamnya sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan faktor

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR KUESIONER. Dalam rangka memenuhi persyaratan pembuatan skripsi di Fakultas

KATA PENGANTAR KUESIONER. Dalam rangka memenuhi persyaratan pembuatan skripsi di Fakultas LAMPIRAN I KATA PENGANTAR KUESIONER Dengan hormat, Dalam rangka memenuhi persyaratan pembuatan skripsi di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, maka tugas yang harus dilaksanakan adalah mengadakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 97 Undang-Undang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK NOMOR : KP/085/DIR/R

KEPUTUSAN DIREKSI PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK NOMOR : KP/085/DIR/R KEPUTUSAN DIREKSI PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK NOMOR : KP/085/DIR/R PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK DIREKSI PT. BANK NEGARA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1056, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN METEOROLOGI. KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Cuti PNS. Tata Cara. PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR KEP. 08 TAHUN 2012

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran 4 KUESIONER PENELITIAN A. IDENTITAS RESPONDEN Nomor Responden :... (di isi oleh peneliti) Status Kepegawaian :... Pangkat/Gol. (Jika PNS) :... Usia :... Lama Dinas :... Status perkawinan :...

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN DAN PENGAWASAN TENAGA KERJA (2)

PERLINDUNGAN DAN PENGAWASAN TENAGA KERJA (2) HUKUM PERBURUHAN (PERTEMUAN IX) PERLINDUNGAN DAN PENGAWASAN TENAGA KERJA (2) copyright by Elok Hikmawati 1 PENGUPAHAN Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKSI BPJS KETENAGAKERJAAN NOMOR : PERDIR /05 / TENTANG MANAJEMEN KEPEGAWAIAN BPJS KETENAGAKERJAAN

PERATURAN DIREKSI BPJS KETENAGAKERJAAN NOMOR : PERDIR /05 / TENTANG MANAJEMEN KEPEGAWAIAN BPJS KETENAGAKERJAAN PERATURAN DIREKSI BPJS KETENAGAKERJAAN NOMOR : PERDIR /05 /102014 TENTANG MANAJEMEN KEPEGAWAIAN BPJS KETENAGAKERJAAN DIREKTUR UTAMA BPJS KETENAGAKERJAAN Menimbang : a. bahwa hubungan yang selaras, serasi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Tunjangan. Kinerja Pegawai.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Tunjangan. Kinerja Pegawai. No.1212, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Tunjangan. Kinerja Pegawai. PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK BADAN PENGAWAS, DIREKSI DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG, Menimbang

Lebih terperinci

PENSION & EXIT SYSTEM. Prodi Administrasi Bisnis

PENSION & EXIT SYSTEM. Prodi Administrasi Bisnis PENSION & EXIT SYSTEM Prodi Administrasi Bisnis Pemberhentian Pemberhentian Undang Undang Keinginan Perusahaan Keinginan Karyawan Kontrak kerja berakhir Kesehatan karyawan Meninggal dunia Perusahaan dilikuidasi/bangkrut

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Tunjangan Kinerja. Pemberian. Tata Cara.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Tunjangan Kinerja. Pemberian. Tata Cara. No.1831, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Tunjangan Kinerja. Pemberian. Tata Cara. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN TUNJANGAN

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 31 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan CV. Mekar Plastik Industri adalah perusahaan yang bergerak dalam industri pembuatan plastik khususnya kantong plastik Reclosable

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian manajemen Manajemen merupakan rangkaian berbagai aktvitas yang saling berkaitan dan saling mengorganisasikan kemampuan individu dalam suatu organisasi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003 UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003 BAB XII PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA Pasal 150 Ketentuan mengenai pemutusan hubungan kerja dalam undang-undang ini meliputi pemutusan hubungan kerja yang terjadi di badan usaha

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991 DENGAN

Lebih terperinci

Pada hari ini, tanggal bulan tahun. Untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA ( PERUSAHAAN)

Pada hari ini, tanggal bulan tahun. Untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA ( PERUSAHAAN) PERJANJIAN KERJA KARYAWAN KONTRAK Pada hari ini, tanggal bulan tahun Telah diadakan perjanjian kerja antara: 1. Nama : Alamat : Jabatan : Untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA ( PERUSAHAAN) 2.

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pada saat pelaksanaan kerja praktek di PT.PLN (Persero), penulis di

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pada saat pelaksanaan kerja praktek di PT.PLN (Persero), penulis di BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek. Pada saat pelaksanaan kerja praktek di PT.PLN (Persero), penulis di tempatkan pada bagian SDM (Sumber Daya Manusia)/Kepegawaian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peran sumber daya manusia dalam sebuah organisasi tidak kalah pentingnya dengan sumber daya lain seperti modal, investasi dan teknologi. Sebab sumber daya

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 150, 2004 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456).

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 150, 2004 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456). LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 150, 2004 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL

Lebih terperinci

BUPATI TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG

BUPATI TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG BUPATI TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR 09 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN, PEMBERHENTIAN DAN TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA NON PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI NON PEGAWAI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang seperti dalam bidang ekonomi yang menjadi pusat perhatian utama dunia.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK. i. KATA PENGANTAR.. ii. DAFTAR ISI. v. DAFTAR TABEL. viii. DAFTAR GAMBAR xiii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1

DAFTAR ISI. ABSTRAK. i. KATA PENGANTAR.. ii. DAFTAR ISI. v. DAFTAR TABEL. viii. DAFTAR GAMBAR xiii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 i ABSTRAK Kelangsungan kegiatan dari sebuah perusahaan erat kaitannya dengan faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Untuk mempertahankan eksistensinya, dibutuhkan sumber daya penunjang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG HAK-HAK ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG HAK-HAK ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG HAK-HAK ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

e. Mengangkat sumpah pegawai dan atau sumpah jabatan sesuai dengan peraturan ; f. Mematuhi / mentaati semua peraturan perundang-undang kepegawaian.

e. Mengangkat sumpah pegawai dan atau sumpah jabatan sesuai dengan peraturan ; f. Mematuhi / mentaati semua peraturan perundang-undang kepegawaian. e. Mengangkat sumpah pegawai dan atau sumpah jabatan sesuai dengan peraturan ; f. Mematuhi / mentaati semua peraturan perundang-undang kepegawaian. 2. Setiap pegawai dilarang : a. Melakukan kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI 1. PENETAPAN PERATURAN POKOK

DAFTAR ISI 1. PENETAPAN PERATURAN POKOK DAFTAR ISI 1. PENETAPAN PERATURAN POKOK 2. BAB I : KETENTUAN UMUM a. Pasal 1 : Pengertian b. Pasal 2 : Maksud dan tujuan c. Pasal 3 : Lingkup peraturan pokok kepegawaian di GKJW Jemaat Waru. d. Pasal 4

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Loyalitas Pelanggan Logistik Pada

BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Loyalitas Pelanggan Logistik Pada 84 BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Loyalitas Pelanggan Logistik Pada Kantor Pos Besar Bandung 40000 Dalam penelitian ini penulis menyebarkan 80 lembar kuisioner

Lebih terperinci

MEREFORMASI KERANGKA PERJANJIAN KERJA BERSAMA (PKB)

MEREFORMASI KERANGKA PERJANJIAN KERJA BERSAMA (PKB) MEREFORMASI KERANGKA PERJANJIAN KERJA BERSAMA (PKB) Seperti yang saya ketahui setidaknya sejak tahun 1979, bahwa bentuk Perjanjian Kerja Bersama (PKB) selalu didahului dengan MUKADIMAH. Sedangkan pihak-pihak

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. program ini sudah dimulai sejak tahun 1960 yang dirintis melalui Konfrensi

METODE PENELITIAN. program ini sudah dimulai sejak tahun 1960 yang dirintis melalui Konfrensi 31 III. METODE PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan Pembayaran Dana Pensiun untuk PNS pada dasarnya adalah upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai negeri

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG KETENTUAN TEKNIS PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG ASURANSI SOSIAL PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA, ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, DAN PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

Lebih terperinci