RENCANA PENGELOLAAN TAMAN LALU LINTAS ADE IRMA SURYANI NASUTION, BANDUNG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENCANA PENGELOLAAN TAMAN LALU LINTAS ADE IRMA SURYANI NASUTION, BANDUNG"

Transkripsi

1 RENCANA PENGELOLAAN TAMAN LALU LINTAS ADE IRMA SURYANI NASUTION, BANDUNG TRISTA PRASIDYA WEGANGSULANGJANI DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

2 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Rencana Pengelolaan Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution, Bandung adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi baik yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan pada Daftar Pustaka skripsi ini. Bogor, Maret 2011 Trista Prasidya Wegangsulangjani A

3 RINGKASAN TRISTA PRASIDYA WEGANGSULANGJANI. Rencana Pengelolaan Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution Bandung. Dibimbing oleh WAHJU QAMARA MUGNISJAH. Pada saat ini, jumlah kecelakaan lalu lintas (laka lantas) yang terjadi di Indonesia semakin meningkat. Contohnya di Kota Bandung, jumlah laka lantas berdasarkan data Powiltabes Bandung Jaya mengalami kenaikan yang signifikan. Pada tahun 2002, dari jumlah laka lantas sebanyak 174 kejadian. Keadaan tersebut dari tahun ke tahun mengalami naik turun. Pada tahun 2006, jumlah laka lantas sebanyak 216 kejadian. Berdasarkan data tersebut, berbagai laka lantas yang terjadi umumnya disebabkan oleh faktor manusia dengan persentase 87%. Manusia sebagai pengguna jalan kebanyakan tidak mengerti dan paham tentang lalu lintas sehingga diperlukan pendidikan tentang kelalulintasan yang baik, khususnya pendidikan kelalulintasan sejak dini. Salah satu wadahnya adalah taman lalu lintas. Taman Lalu Lintas merupakan wadah atau tempat bermain dan belajar berlalu lintas, khususnya untuk anak-anak. Di dalam taman ini, diharapkan anakanak dapat paham dan mengerti tentang tata tertib berlalu lintas serta dapat menerapkannya pada kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh taman lalu lintas yang ada di Indonesia adalah Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution Bandung. Taman yang lebih dikenal dengan Taman Lalu Lintas Bandung ini terletak di Jalan Belitung No. 1, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur Bandung, Wilayah Pengembangan Cibeunying, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat. Taman ini memiliki tujuan pengelolaan, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup dan taman bermain (rekreasi). Namun pada saat ini, tujuan tersebut belum tercapai dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan rencana pengelolaan taman lalu lintas yang baik agar tujuan pengelolaannya tersebut dapat tercapai. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survei yang merupakan modifikasi dari metode Gold. Tahapannya meliputi persiapan, inventarisasi, analisis, dan sintesis. Pada tahap analisis, dilakukan analisis yang mengacu ketiga fungsi dari Taman Lalu Lintas Bandung, yaitu sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan taman bermain anak-anak (rekreasi). Masing-masing fungsi tersebut dianalisis sesuai dengan data aspek yang mempengaruhinya. Aspek tersebut meliputi aspek fisik, biofisik, dan program yang dianalisis secara deskriptif, aspek daya dukung yang dihitung menggunakan rumus perhitungan nilai daya dukung untuk kawasan wisata menurut Boulon, aspek sosial yang dianalisis untuk mengetahui karakteristik dan persepsi pengunjung berdasarkan data kuisioner, dan analisis SWOT (strengthsweaknesses-opportunities-threats) untuk menentukan alternatif strategi pengelolaan. Berdasarkan analisis masing-masing fungsi Taman Lalu Lintas Bandung, didapatkan berbagai potensi dan kendala. Sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman ini didesain sebagai miniatur jalan raya yang dilengkapi dengan sarana pendidikan kelalulintasan seperti perangkat jalan dan papan informasi. Namun, beberapa sarana tersebut kurang diletakkan pada tempat yang sesuai, contohnya peletakan papan rambu-rambu lalu lintas. Selain itu, terdapat

4 juga program yang menunjang fungsi ini, yaitu program Penyuluhan dan Pendidikan Keamanan Lalu Lintas (PPKLL). Taman Lalu Lintas Bandung sebagai taman lingkungan hidup dimaksudkan sebagai ruang terbuka hijau (RTH) kota Bandung yang berwujud taman kota yang terdapat banyak pohon di dalamnya. Untuk saat ini, program yang mendukung fungsinya ini belum ada. Namun, pendidikan lingkungan hidup ini disisipkan pada program PPKLL. Sebagai tempat bermain (rekreasi), taman ini dilengkapi oleh sarana bermain yang cukup bervariasi. Namun, masih ditemukan kerusakan pada beberapa sarana bermain. Selain itu, terjadi penumpukan konsentrasi pengunjung pada area tertentu. Hal ini disebabkan oleh fasilitas permainan yang dilalui jalan tertentu kurang menarik dan secara visual kurang menampilkan keindahan atau keunikan taman. Berbagai potensi dan kendala tersebut kemudian digunakan untuk menentukan alternatif strategi pengelolaan dalam analisis SWOT. Dalam analisis SWOT faktor potensi dan kendala diidentifikasi menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor kekuatan dan kelemahan yang ada di Taman Lalu Lintas Bandung. Faktor kekuatannya adalah sebagai taman bermain dan belajar, sarana bermain yang tersedia cukup bervariasi, dan terdapat berbagai jenis pohon yang fungsional dan estetis. Kelemahannya adalah terkonsentrasinya pengunjung pada area/sarana bermain tertentu, beberapa fasilitas, sarana, dan prasarana yang kurang terawat dan rusak, program yang ada kurang menunjang tujuan pengelolaan, dan peletakan sarana pendidikan kelalulintasan yang kurang sesuai. Untuk faktor eksternal merupakan peluang dan ancaman yang ada di Taman Lalu Lintas Bandung. Faktor peluang yang ditemui adalah taman yang banyak dikunjungi dan diminati masyarakat. Faktor ancamannya adalah perilaku pengunjung yang kurang menaati peraturan. Keempat jenis faktor tersebut kemudian dianalisis dan dimasukkan ke dalam matriks SWOT sehingga dihasilkan delapan alternatif strategi yang dapat dilakukan agar tujuan pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung tercapai dengan baik, yaitu (1) menambah program yang menunjang tujuan pengelolaan; (2) meningkatkan kualitas pelayanan; (3) memperbaiki dan meningkatkan kualitas fasilitas; (4) memindahkan rambu lalu lintas ke tempat yang lebih sesuai; (5) melakukan sosialisasi kepada pengunjung untuk menaati peraturan; (6) meningkatkan sarana pendidikan kelalulintasan; (7) meletakkan sarana bermain secara menyebar; dan (8) mempertahankan keberadaan pohon. Kata kunci: analisis SWOT, pendidikan kelalulintasan, rencana pengelolaan, taman lalu lintas.

5 Hak cipta milik IPB, tahun 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

6 RENCANA PENGELOLAAN TAMAN LALU LINTAS ADE IRMA SURYANI NASUTION, BANDUNG TRISTA PRASIDYA WEGANGSULANGJANI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur Lanskap DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

7 Judul : Rencana Pengelolaan Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution, Bandung Nama : Trista Prasidya Wegangsulangjani NRP : A Mayor : Arsitektur Lanskap Disetujui Komisi Pembimbing Prof. Dr. Ir. Wahju Qamara Mugnisjah, M.Agr NIP Diketahui Ketua Departemen Arsitektur Lanskap Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP Tanggal Lulus :

8 KATA PENGANTAR Bismillahirahmanirahim Segala puji hanya kepunyaan Allah Swt., salawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Saw. Atas rahmat dan hidayah Allah Swt., akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Rencana Pengelolaan Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution, Bandung. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Wahju Qamara Mugnisjah, M.Agr. selaku dosen pembimbing atas bimbingan, masukan, dan arahannya selama penyusunan skripsi ini. Selain itu, terima kasih juga ditujukan kepada Dr. Ir. Aris Munandar, MS dan Fitriyah Nurul H. Utami, ST, MT selaku dosen penguji atas saran dan nasehat yang membantu penulis serta Karyawan dan staf Taman Lalu Lintas Bandung, khususnya kepada Ibu Prapti, Bapak Dantje, Bapak Asep, Bapak Hadi, dan Bapak Cepi atas bantuan dan informasi yang diberikan selama penelitian. Ucapan yang terima kasih juga diberikan kepada Dicky atas motivasi dan saran yang diberikan kepada penulis; Cici, Hikmah, dan Ardi yang telah membantu kelancaran penelitian selama penulis di Bandung; teman-teman satu bimbingan (Ronal, Yogi, dan Perthy), Om Jun, Rido, dan teman-teman ARL 43 lainnya atas persahabatan dan kebersamaan yang diberikan selama kuliah serta dukungan dalam penyelesaian skripsi; serta teman-teman ARL 42, 44, dan 45, serta PFers dan d Sabar atas motivasi dan semangat yang diberikan kepada penulis. Ucapan terima kasih yang terakhir yang tidak mungkin dilupakan adalah ucapan terima kasih kepada mama, papa, Mogie, Panca, nenek, tante sekeluarga serta keluarga lainnya yang terus memberikan semangat, dukungan, dan doa kepada penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diperlukan oleh penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Bogor, Maret 2011 Trista Prasidya Wegangsulangjani

9 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 22 Mei Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari Ayahanda Endratmo Patris Wardomo dan Ibunda Rr. Elly Tjahyani. Pendidikan penulis diawali pada tahun 1992 dan menyelesaikan Taman Kanak-Kanak (TK) di TK Tunas Jakasampurna pada tahun Pada tahun penulis menempuh pendidikan di SD Tunas Jakasampurna dan pada tahun 1999 penulis pindah ke SD Nusa Indah I dan menyelesaikan pendidikan SD di SD tersebut. Kemudian pada tahun 2003 penulis menyelesaikan studi di SLTP Negeri 109, Kodam, Jakarta Timur. Selanjutnya, pada tahun 2006 penulis lulus SMAN 42, Halim, Jakarta Timur. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2006 melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) sebagai mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB). Setahun setelah itu, yaitu tahun 2007, penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian. Selama menjalankan studi di IPB, penulis juga mengikuti kegiatan di luar akademik, seperti menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (HIMASKAP) Divisi Kewirausahaan periode 2008/2009 dan anggota Badan Pengawas Himpro (BP Himpro) HIMASKAP periode 2009/2010. Penulis juga pernah mengikuti kegiatan magang di Agroedutourism (AET) IPB pada tahun Penulis aktif mengikuti beberapa lomba dan kompetisi baik di bidang akademik maupun di luar akademik seperti Lomba Karya Tulis Mahasiswa tahun 2009, Lomba Fotografi Expo Lanskap IPB tahun 2009, Lomba Desain Taman Bunga Nusantara tahun 2009, Sayembara Kebon Pisang Penjaringan tahun 2010, dan Sayembara Taman Topi tahun Selain itu, penulis juga aktif mengikuti berbagai pelatihan, sarasehan, dan seminar yang mendukung kegiatan akademis.

10 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xvi I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Manfaat Kerangka Pikir... 2 II TINJAUAN PUSTAKA Taman Lalu Lintas Lalu Lintas Rambu Lalu Lintas Taman Bermain Bermain Perangkat Bermain Rekreasi Pengelolaan dan Pemeliharaan Taman III METODOLOGI Lokasi dan Waktu Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Persiapan Inventarisasi Analisis Sintesis Rencana Pengelolaan... 22

11 IV INVENTARISASI Kondisi Umum Kawasan Aspek Fisik Sirkulasi Fasilitas, Sarana, dan Prasarana Aspek Biofisik Hidrologi Vegetasi Satwa Aspek Sosial Sejarah Taman Lalu Lintas Bandung Pengunjung Aspek Pengelolaan dan Pemeliharaan Struktur Organisasi Tenaga Kerja dan Penjadwalan Alat dan Bahan Pengelolaan Karcis Program V ANALISIS DAN SINTESIS Taman Lalu Lintas sebagai Taman Pendidikan Kelalulintasan Aspek Fisik Aspek Sosial Program Taman Lalu Lintas sebagai Taman Lingkungan Hidup Aspek Biofisik Aspek Sosial Program Lingkungan Hidup Taman Lalu Lintas sebagai Taman Bermain (Rekreasi) Aspek Fisik Aspek Sosial Daya Dukung Analisis SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities, Threats)... 60

12 5.5.1 Identifikasi Faktor Strategis Internal Identifikasi Faktor Strategis Eksternal Penilaian Faktor Internal dan Eksternal Penilaian Pembuatan Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan Matriks External Factor Evaluation (EFE) Sintesis Matriks SWOT Pembuatan Tabel Pemeringkatan Alternatif Strategi VI RENCANA PENGELOLAAN Strategi Pengelolaan Struktur Organisasi Tenaga Kerja dan Penjadwalan Fasilitas, Sarana, dan Prasarana Program VII SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 83

13 DAFTAR TABEL Halaman 1 Data yang Diperlukan untuk Penelitian Formulir Tingkat Kepentingan Faktor Internal Formulir Tingkat Kepentingan Faktor Eksternal Formulir Pembobotan Faktor Internal dan Eksternal Formulir Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Formulir Matriks External Factor Evaluation (EFE) Matriks SWOT Formulir Pemeringkatan Alternatif Strategi dari Matriks SWOT Data Vegetasi di Taman Lalu Lintas Bandung Jadwal Pemeliharaan Taman Lalu Lintas Bandung Jenis Alat dan Bahan Pekerjaan Pemeliharaan Sarana Bermain dan Tarif Karcis Tingkat Kepentingan Faktor Internal Tingkat Kepentingan Faktor Eksternal Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Taman Lalu Lintas Bandung Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Taman Lalu Lintas Bandung Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Matriks External Factor Evaluation (EFE) Matriks SWOT Pemeringkatan Alternatif Strategi dari Matriks SWOT Penjadwalan Tenaga Kerja Taman Lalu Lintas Bandung... 73

14 DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Kerangka Pikir penelitian Beberapa Contoh Rambu Peringatan Contoh Rambu Petunjuk Beberapa Contoh Rambu Larangan Beberapa Contoh Rambu Perintah Peta Lokasi Penelitian Tahapan Penelitian Matriks IE Lokasi Taman Lalu Lintas Bandung Pintu Gerbang Taman Lalu Lintas Bandung Sirkulasi di Dalam Taman Lalu Lintas Bandung Sarana Belajar Formal yang Ada di Taman Lalu Lintas Bandung Pondok Baca Taman Lalu Lintas Bandung Sarana Bermain Karcis yang Bertenaga Mesin Sarana Bermain Karcis yang Melatih Ketangkasan dan Kebugaran Sarana Bermain Non-Karcis Rambu-Rambu dan Street Furniture Fasilitas Toilet Fasilitas Peribadatan Fasilitas Kafetaria dan Kantin Fasilitas Panggung Kanal Pohon Tua di Taman Lalu Lintas Bandung Karakteristik Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung Berdasarkan Pekerjaan dan Tujuan Karakteristik Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung Berdasarkan Daerah Asal dan Pendamping Saat Berkunjung Karakteristik Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung Berdasarkan Frekuensi Berkunjung dan Hari Kunjungan... 39

15 27 Karakteristik Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung Berdasarkan Sumber Informasi Jumlah Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung Berdasarkan Hari Kegiatan Pemeliharaan Peralatan Pemeliharaan Peletakkan Rambu Lalu Lintas yang Kurang Sesuai Papan Informasi Tentang Camejasa Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Perolehan Pendidikan Kelalulintasan Persepsi Pengunjung (Frekuensi) terhadap Rambu-Rambu Lalu Lintas Papan Nama pada Pohon Persepsi Pengunjung terhadap Tanaman di Taman Lalu Lintas Bandung Persepsi Pengunjung terhadap Kebersihan, dan Kenyamanan Persepsi Pengunjung terhadap Sistem Pemeliharaan dan Pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung Kondisi Sarana Bermain Karakteristik Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung Berdasarkan Harapan Papan Himbauan dan Kondisi Waktu Ramai Pengunjung Pemilihan Warna pada Sarana Bermain Jalan Buntu dan Area Bermain Utama (Karcis) Area Kepadatan Pengunjung Persepsi Pengunjung terhadap Pemandangan dan Kondisi Fasilitas Persepsi Pengunjung terhadap Keamanan Persepsi Pengunjung terhadap Jenis Permainan yang Diminati Matriks IE Struktur Organisasi Taman Lalu Lintas Bandung yang Diusulkan Kegiatan Pemanduan yang Dapat Dilakukan di Pusat Informasi Rekomendasi Desain Leaflet Ilustrasi di Dalam Mini Teater Rencana Peletakan Fasilitas, Sarana, dan Prasarana Taman Lalu Lintas Bandung Rekomendasi Papan Nama Pohon... 76

16 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Formulir Kuisioner Pengunjung Peta Lokasi Fasilitas, Sarana, dan Prasarana di Taman Lalu Lintas Bandung Struktur Organisasi Yayasan Taman Lalu Lintas Bandung Daily Report Data Penerimaan Karcis dari Dispenda Formulir Laporan Karcis Harian Formulir Laporan Karsis Bulanan Formulir Laporan Karsis Masuk Bulanan... 92

17 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, jumlah kecelakaan lalu lintas (laka lantas) yang terjadi di Indonesia semakin meningkat. Pada saat ini, jumlah kecelakaan lalu lintas (laka lantas) yang terjadi di Indonesia semakin meningkat. Contohnya di Kota Bandung, jumlah laka lantas berdasarkan data Powiltabes Bandung Jaya mengalami kenaikan yang signifikan. Pada tahun 2002, dari jumlah laka lantas sebanyak 174 kejadian. Keadaan tersebut dari tahun ke tahun mengalami naik turun. Pada tahun 2006, jumlah laka lantas sebanyak 216 kejadian. Berbagai kecelakaan lalu lintas dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor manusia, kendaraan, dan kondisi jalan. Namun, berdasarkan data powiltabes Bandung, berbagai laka lantas yang terjadi umumnya disebabkan oleh faktor manusia dengan persentase 87%. Manusia sebagai pengguna jalan kebanyakan tidak mengerti dan paham tentang lalu lintas sehingga banyak pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas yang terjadi karena kurangnya pengetahuan tentang tata tertib lalu lintas yang baik (Anonim, 2008). Oleh karena itu, perlu penanaman pendidikan kelalulintasan yang baik, khususnya pendidikan kelalulintasan sejak dini. Salah satu wadahnya adalah Taman Lalu Lintas. Taman Lalu Lintas merupakan wadah atau tempat bermain dan belajar berlalu lintas untuk anak-anak. Di dalam taman ini, diharapkan anak-anak dapat paham dan mengerti akan tata tertib berlalulintas yang baik serta dapat menerapkannya pada kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh taman lalu lintas yang ada di Indonesia adalah Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution Bandung. Taman yang lebih dikenal dengan Taman Lalu Lintas Bandung ini memiliki tujuan pengelolaan, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan taman bermain (rekreasi). Namun pada saat ini, tujuan tersebut belum tercapai dengan baik. Selain itu, semakin bermunculan taman atau tempat rekreasi lain yang dapat menjadi ancaman bagi taman lalu lintas ini. Oleh karena itu, diperlukan rencana

18 2 pengelolaan taman lalu lintas yang baik agar tujuan pengelolaannya tersebut dapat tercapai dan berkelanjutan. 1.2 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah 1. menginventarisasikan dan menganalisis aspek pemeliharaan dan pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung yang mengacu kepada tujuan pengelolaannya, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan taman bermain anakanak (rekreasi); 2. menyusun rencana pengelolaan yang dapat mewujudkan tujuan pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung. 1.3 Manfaat Manfaat penelitian ini adalah 1. menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak pengelola Taman Lalu Lintas Bandung dan 2. menjadi pertimbangan bagi pemerintah setempat atau daerah lain dalam mengembangkan suatu taman lalu lintas seperti Taman Lalu Lintas Bandung. 1.4 Kerangka Pikir Taman Lalu Lintas Bandung merupakan salah satu taman lalu lintas yang ada di Indonesia. Pada saat ini, tujuan pengelolaannya adalah mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, serta taman bermain anak-anak (rekreasi). Pengelolaan ini diharapkan merupakan pengelolaan yang mempertimbangkan aspek fisik, biofisik, dan sosial. Setiap aspek tersebut diinventarisasi dan dianalisis yang mengacu kepada tujuan pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung yang akan menghasilkan berbagai potensi dan kendala. Potensi dan kendala tersebut kemudian akan disusun dalam analisis SWOT (strengths-weaknesses-opportunities-threats). Selanjutnya, analisis SWOT ini akan menghasilkan Matriks SWOT yang sesuai dengan tujuan pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung. Hasil sintesis adalah

19 3 strategi pengelolaaan yang dijabarkan dalam rencana pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung yang mendukung tujuan pengelolaannya tersebut. Kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution Bandung Aspek Fisik 1. Sirkulasi 2. Fasilitas, Sarana, dan Prasarana Aspek Biofisik 1. Hidrologi 2. Vegetasi 3. Satwa Aspek Sosial 1. Sejarah Lokasi 2. Pengunjung Aspek Pengelolaan dan Pemeliharaan 1. Struktur Organisasi 2. Tenaga Kerja dan Penjadwalan 3. Alat dan Bahan 4. Pengelolaan Karcis 5 Program Tujuan Pengelolaan Potensi dan Kendala Analisis SWOT Matriks SWOT Strategi Pengelolaan Rencana Pengelolaan Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitian

20 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taman Lalu Lintas Taman Lalu Lintas merupakan wadah atau tempat bermain dan belajar berlalu lintas, baik untuk anak-anak maupun siapa saja yang peduli dan ingin mempelajari tentang lalu lintas (Anonim, 2008). Dalam taman lalu lintas, anakanak usia minimum sepuluh tahun (dalam beberapa kasus), dapat menggunakan sepeda atau mobil bertenaga pedal untuk menelusuri jalan-jalan dan beroperasi sesuai dengan hukum/peraturan lalu lintas. Orang tua, sebagai pendamping, dapat ikut berkeliling dalam kereta sambil memberikan panduan tentang taman. Taman lalu lintas merupakan miniatur jalan raya dengan jalur dan jalan yang ukurannya sebanding dengan ukuran kendaraan yang kecil. Seringkali dalam taman lalu lintas terdapat tanda lalu lintas (seperti lampu lalu lintas) dan bahkan terdapat karyawan yang berprofesi sebagai polisi lalu lintas. Salah satu tujuan dari taman lalu lintas adalah untuk meningkatkan kesadaran keselamatan lalu lintas bagi anak-anak usia sekolah. Dalam taman lalu lintas anak-anak diharapkan mendapat pengalaman menyebrangi jalan dan mengendarai sepeda atau mempelajari keselamatan pejalan kaki dalam lingkungan yang sangat terkendali tanpa kendaraan bermotor (Wikipedia, 2010). Taman lalu lintas terdapat di seluruh Asia, Eropa, dan Amerika Utara. Taman lalu lintas di Asia dan Eropa difokuskan kepada keselamatan berlalu lintas melalui kendaraan bertenaga pedal. Di Amerika Serikat dan Kanada menggunakan sepeda bertenaga listrik, yaitu kendaraan bermotor. Di Amerika Utara, taman ini disebut safety village karena penekanan yang lebih luas kepada keselamatan untuk kebakaran, listrik, makanan, dan keperluan pendidikan lainnya (Wikipedia, 2010) Lalu Lintas Lalu lintas di dalam Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan didefinisikan sebagai gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan, sedangkan yang dimaksud dengan ruang lalu lintas jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah kendaraan, orang,

21 5 dan/atau barang yang berupa jalan serta fasilitas pendukung. Tata cara berlalu lintas di jalan diatur dengan peraturan perundangan yang menyangkut arah lalu lintas, prioritas menggunakan lajur lalu lintas, jalur lalu lintas, dan pengendalian arus di persimpangan. Terdapat tiga komponen terjadinya lalu lintas, yaitu manusia sebagai pengguna, kendaraan dan jalan yang saling berinteraksi dalam pergerakan kendaraan yang memenuhi persyaratan kelayakan dan dikemudikan oleh pengemudi yang mengikuti peraturan perundangan yang menyangkut lalu lintas dan angkutan jalan (Wikipedia, 2010) Rambu Lalu Lintas Rambu lalu lintas merupakan salah satu alat perlengkapan dalam bentuk tertentu yang memuat lambang, kalimat, dan atau perpaduan dari keduanya, yang digunakan untuk memberikan peringatan, larangan, perintah, dan petunjuk bagi pemakai jalan. Berdasarkan jenis pesan yang disampaikan, rambu lalu lintas dapat dikelompokkan sebagai berikut (Wikipedia, 2010). 1. Rambu Peringatan Rambu peringatan memperingatkan adanyaa bahaya agar para pengemudi berhati-hati dalam menjalankann kendaraannya, misalnya, rambu yang menunjukkan adanya lintasan kereta api atau adanya persimpangan berbahaya bagi para pengemudi (Gambar 2). Simpang 4 Simpang 3 Jalan licin Longsor Jalan bergelombang Ada persimpangan Penyempitan Jalan menyempit Gambar 2 Beberapa Contoh Rambu Peringatan (Sumber: )

22 6 2. Rambu Petunjuk Rambu petunjuk memberikan petunjuk atau keterangan kepada pengemudi atau pemakai jalan lainnya, tentang arah yang harus ditempuh atau letak yang akan dituju lengkap dengan nama dan arah letak itu berada (Gambar 3). Gambar 3 Contoh Rambu Petunjuk (Sumber: Dok. Pribadi, 2007) 3. Rambu Larangan dan Perintah Rambu ini untuk melarang/memerintah semua jenis lalu lintas tertentu untuk memakai jalan, jurusan, atau tempat-tempat tertentu. Misalnya rambu dilarang berhenti, kendaraan harus lewat jalur tertentu, dan semua kendaraan dilarang lewat (Gambar 4 dan 5) ). Semua kendaraan dilarang masuk Dilarang masuk Mobil dan sepeda motor dilarang masuk Mobil dilarang masuk Sepeda motor dilarang Pejalan kaki dilarang Truk dilarang masuk Pesepeda dilarang masuk masuk masuk Gambar 4 Beberapa Contoh Rambu Larangan (Sumber: )

23 7 Wajib membelok Rambu stop Beri kesempatan Wajib mengitari bundaran kekiri Gambar 5 Beberapa Contoh Rambu Perintah (Sumber: lintas, 2010) 2.2 Taman Bermain Taman bermain adalah ruang-ruang dengan bentuk dan kegunaan yang khusus, tempat untuk ikut serta dalam permainan aktif dan kegiatan-kegiatan yang teratur atau menonton penampilan-penampilan khusus melalui pilihan yang bebas sesuai dengan tingkat dan jenis keikutsertaannya (Eckbo, 1964). Menurut Gold (1980), tujuan keseluruhan taman bermain adalah meningkatkan kualitas hidup manusia di daerah perkotaan. Tujuan lainnya adalah memaksimalkan kesejahteraan masyarakat dengan menciptakan lingkungan yang lebih baik, lebih sehat, lebih menyenangk kan, dan lebih menarik di perkotaan. Menurut Chiara dan Koppelman (1989), taman bermain terdiri dari (1) petak bermain untuk anak prasekolah, (2) daerah perangkat berpasir, (3) ruang terbuka berumput untuk permainann aktif, (4) daerah teduh untuk kegiatan yang memerlukan ketenangan, (5) daerah serbaguna yang diperkeras, (6) daerah untuk permainan lapangan, dan (7) ruang sirkulasi dan penyekat. Menurut Eckbo (1964), taman bermain dan area bermain meliputi segala macam ukuran: satu atau dua petak tanah kosong; neighborhood park 2 4 hektar; community dan district park 4 20 hektar; city dan regional park dengan luas ratusan bahkan ribuan hektar. Chiara dan Koppelman (1989) menyarankan taman bermain seluas minimum 2 4 hektar Bermain Bermain dan belajar untuk anak merupakan suatu kesatuan dan suatu proses yang terus-menerus terjadi dalam kehidupannya. Bermain merupakan tahap awal dari proses belajar pada anak yang dialami hampir semua orang. Melalui

24 8 kegiatan bermain yang menyenangkan, seorang anak berusaha untuk menyelidiki dan mendapatkan pengalaman yang banyak, baik pengalaman dengan dirinya sendiri, orang lain maupun dengan lingkungan di sekitarnya. Melalui bermain anak dapat mengorganisasikan berbagai pengalaman dan kemampuan kognitifnya dalam upaya menyusun kembali gagasan yang cemerlang. Terdapat lima karakteristik bermain, yaitu 1. merupakan sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai yang positif bagi anak; 2. berasal dari motivasi yang muncul dari dalam diri si anak, atas kemauannya sendiri, tanpa disuruh atau diberi imbalan oleh orang lain; 3. bersifat spontan dan sukarela, atas pilihan sendiri, bukan merupakan kewajiban; 4. senantiasa melibatkan peran aktif anak, baik secara fisik maupun mental; 5. memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan sesuatu yang bukan bermain seperti kemampuan berkreasi, memecahkan masalah, berbahasa, dan bersosialisasi dengan teman sebaya (IDAI, 2009) Perangkat Bermain Menurut Chiara dan Koppelman (1989), perangkat mainan dasar termasuk di dalamnya ayunan, papan luncur, karosel, berbagai tipe panjatan, perangkat keseimbangan seperti balok keseimbangan, pipa, tiang loncatan, dan kotak-kotak, perangkat gantung seperti batang sejajar, batang horizontal, dan tangga, dinding dan rumah-rumahan, dan beberapa bentuk patung untuk bermain. Tipe perangkat mainan yang berbeda harus disediakan untuk anak-anak prasekolah dan untuk anak-anak sekolah dasar untuk memenuhi kebutuhan perkembangan dan rekreasi dari kedua kelompok umur itu. Menurut Chiara dan Koppelman (1989), lahan bermain yang lebih kecil dapat dibangun untuk melayani lingkungan yang berjumlah kurang lebih 30 anak dengan memanfaatkan keterbatasan pilihan perangkat mainan dengan persyaratan ruang bermain seluas kira-kira kaki persegi (1 m 2 = kaki persegi).

25 9 2.3 Rekreasi Rekreasi adalah berbagai aktivitas atau pengalaman yang biasanya dipilih secara sukarela oleh seseorang, baik itu disebabkan oleh keinginan untuk mendapat kesenangan sesaat atau karena orang tersebut menginginkan atau mencapai sesuatu yang lebih bersifat personal atau memiliki nilai sosial tertentu. Biasanya aktivitas ini dilakukan pada waktu luang dan tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Aktivitas tersebut biasanya juga bersifat menyenangkan, dan jika kegitan tersebut merupakan bagian dari komunitas yang tersusun dengan baik atau suatu agen perjalanan, kegiatan tersebut akan bersifat membangun dari segi sosial bagi seseorang yang mengikuti kegiatan tersebut (Kraus, 1977). Menurut Laurie (1986), rekreasi menurut sifat kegiatannya dibedakan menjadi rekreasi pasif dan aktif. Rekreasi pasif merupakan rekreasi yang dilakukan seseorang untuk menghilangkan keletihan fisik setelah bekerja keras, sehingga rekreasi ini hanya sedikit membutuhkan energi. Contoh rekreasi pasif adalah menikmati matahari terbit di tepi pantai, duduk di rumput taman kota atau menikmati pagelaran musik. Rekreasi aktif adalah rekreasi yang dilakukan untuk hiburan, memerlukan tantangan dan perlibatan penuh makna. Untuk melakukan rekreasi ini biasanya dibutuhkan banyak energi, misalnya, berkuda, bersepeda, dan jogging. Kegiatan rekreasi dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori berdasarkan kesamaan pengalaman dan sumber daya. Selain itu, perlu dianalisis hubungan antara aktivitas yang berbeda, dampaknya terhadap lingkungan atau daya dukung, standar kesesuaian lahan, dan elemen-elemen pendukung seperti pengelolaan dari tiap-tiap kategori. Di bawah ini merupakan jenis aktivitas yang dikategorikan berdasarkan pengalaman yang akan didapat, yaitu sebagai berikut: 1. rekreasi fisik, mengutamakan kegiatan fisik sebagai pengalaman utama dari suatu aktivitas; 2. rekreasi sosial, mengutamakan interaksi sosial sebagai pengalaman utama dari suatu aktivitas; 3. rekreasi kognitif, mengutamakan budaya, pendidikan, dan kreativitas sebagai pengalaman utama dari suatu aktivitas; 4. rekreasi yang berhubungan dengan alam, mengutamakan kegunaan sumber

26 10 daya alam seperti air, pepohonan, pemandangan alam, dan kehidupan liar sebagai fokus utama dari suatu aktivitas (Gold, 1980). 2.4 Pengelolaan dan Pemeliharaan Taman Menurut Stoner dan Freeman (1992), pengelolaan atau manajemen adalah suatu proses merencanakan (planning), mengorganisasikan (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling) anggota organisasi dan proses penggunaan semua sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Pengelolaan suatu lanskap umum perkotaan seyogyanya melibatkan aparat pemerintah kota atau daerah, pembimbing ahli, masyarakat pengguna atau yang tinggal di sekitar taman kota, serta sponsor (Arifin et al., 2007). Dalam suatu taman, diperlukan suatu pengelolaan untuk 1. menjaga dan merawat areal taman dengan segala fasilitasnya tetap sesuai dengan tujuan desain dan fungsi semula; 2. memperjelas kepemilikan (individu atau lembaga); 3. membuat program pengelolaan yang meliputi organisasi, tenaga kerja, jadwal, ketersediaan alat dan bahan, serta pendanaan; 4. membuat taman yang berkelanjutan (Arifin, 2009). Pemeliharaan lanskap dimaksudkan untuk menjaga dan merawat areal lanskap dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya agar kondisinya tetap baik atau sedapat mungkin terpertahankan pada keadaan yang sesuai dengan tujuan rancangan atau desain semula. Pemeliharaan merupakan upaya untuk menjaga dan merawat taman beserta elemen taman dan fasilitas di dalamnya. Pemeliharaan lanskap meliputi pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik. Tingkat pemeliharaan taman dapat dibedakan menjadi pemeliharaan intensif, pemeliharaan semiintensif, dan pemeliharaan ekstensif (Arifin dan Arifin, 2005). Prinsip-prinsip pemeliharaan taman (Arifin dan Arifin, 2005) adalah sebagai berikut. 1. Tujuan dan standar pemeliharaan harus ditetapkan. 2. Pemeliharaan harus dilakukan secara ekonomis, baik waktu, tenaga kerja, peralatan, maupun bahan. 3. Operasional pemeliharaan hendaknya didasarkan pada rencana pemeliharaan

27 11 tertulis yang logis. 4. Jadwal pekerjaan pemeliharaan taman harus didasarkan pada kebijaksanaan dan prioritas yang benar. 5. Pemeliharaan pencegahan perlu ditekankan. 6. Pengelola pemeliharaan taman harus diorganisasi dengan baik. 7. Dana harus cukup tersedia untuk mendukung program pemeliharaan yang telah ditetapkan. 8. Tenaga kerja hendaknya cukup tersedia untuk melaksanakan fungsi-fungsi pemeliharaan. 9. Program pemeliharaan harus dirancang untuk melindungi lingkungan alami. 10. Pengelola pemeliharaan taman harus bertanggung jawab terhadap keamanan umum dan para operator pemelihara taman. 11. Para operator pemeliharaan harus bertanggung jawab terhadap pengelola pemelihara taman.

28 12 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Kegiatan penelitian mengambil lokasi di Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution yang terletak di Jalan Belitung No. 1, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur Bandung, Wilayah Pengembangan Cibeunying, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat (Gambar 6). Gambar 6 Peta Lokasi Penelitian (Sumber: Bappeda, 2004 dan ) 3.2 Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta kota Bandung, citra satelit (googlemaps), kuesioner, dan literatur. Alat yang digunakan antara

29 13 lain kamera digital, alat tulis, alat gambar, dan perangkat komputer yang dilengkapi program Microsoft Office Word 2007, Microsoft Office Excel 2007, dan Adobe Photoshop CS Tahapan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode survei, yang merupakan modifikasi dari metode Gold (1980). Tahap yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi tahap inventarisasi, analisis, sintesis, dan penyusunan rencana pengelolaan (Gambar 7). Tahapan Kegiatan Hasil Persiapan Inventarisasi Survei lapang Studi pustaka 1. Aspek fisik 2. Aspek biofisik 3. Aspek sosial 4. Aspek pengelolaan dan pemeliharaan Analisis Taman Lalu Lintas sebagai: 1. Taman pendidikan kelalulintasan 2. Taman lingkungan hidup 3. Taman Bermain (rekreasi) Potensi dan Kendala Analisis SWOT Sintesis Matriks SWOT Strategi Pengelolaan Konsep Rencana Pengelolaan Gambar 7 Tahapan Penelitian

30 Persiapan Pada tahap ini dilakukan pencarian informasi umum tentang kondisi lokasi penelitian saat ini, pembuatan usulan penelitian, permohonan izin untuk dapat melaksanakan penelitian, dan persiapan alat serta bahan yang diperlukan untuk tahap inventarisasi Inventarisasi Inventarisasi bertujuan mengumpulkan data. Data yang dikumpulkan meliputi data dari aspek fisik, biofisik, dan sosial, serta aspek pengelolaan dan pemeliharaan yang mengacu kepada tujuan pengelolaan. Secara rinci jenis data, unit data, dan sumber data disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Data yang Diperlukan untuk Penelitian No. Jenis Data Unit Sumber Analisis Kegunaan 1. Aspek Fisik a. Sirkulasi b. Fasilitas, sarana, dan prasarana - - Pustaka/survei Wawancara/ pustaka/survei Deskriptif Deskriptif Mengetahui potensi dan kendala 2. Aspek Biofisik a. Hidrologi b. Vegetasi c. Satwa 3. Aspek Sosial a. Jumlah pengunjung dan waktu kunjungan b. Karakteristik Pengunjung c. Persepsi Pengunjung 4. Aspek Pengelolaan dan Pemeliharaan a. Struktur organisasi b. Tenaga kerja dan penjadwalan c. Alat dan bahan d. Pengelolaan karcis e. Program - Spesies Spesies Orang Waktu - Rupiah - Wawancara/survei Wawancara/survei Pustaka/survei Wawancara Wawancara/ kuisioner Wawancara/ kuisioner Wawancara Wawancara Wawancara/survei Wawancara Wawancara/pustaka Deskriptif Deskriptif Deskriptif Daya dukung Statistik dan deskriptif Statistik dan deskriptif Deskriptif Deskriptif Deskriptif Deskriptif Deskriptif Mengetahui potensi dan kendala Mengetahui daya dukung rekreasi dan pertimbangan rencana pengelolaan Mengetahui kondisi dan tujuan pengelolaan

31 15 Cara pengumpulan data meliputi survei langsung, wawancara dengan nara sumber, penyebaran kuesioner, dan pengumpulan data sekunder. Rincian pengumpulan data adalah sebagai berikut: 1. survei langsung yang meliputi pengambilan foto dan pengamatan kondisi fisik, biofisik, sosial, pengelolaa, dan pemeliharaan di lokasi penelitian; 2. wawancara dengan nara sumber yang dilakukan kepada pihak pengelola, dan pengunjung di lokasi penelitian; 3. penyebaran kuisioner yang dilakukan secara acak kepada pengunjung di lokasi penelitian; 4. pengumpulan data melalui studi pustaka yang terdiri dari peta umum lokasi penelitian, data fisik, dan data biofisik Analisis Berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan, dilakukan analisis yang mengacu kepada tujuan pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, dan taman bermain anak-anak (rekreasi). Masing-masing fungsi tersebut dianalisis sesuai dengan data aspek yang mempengaruhinya, yaitu sebagai berikut. 1. Taman Lalu Lintas sebagai taman pendidikan kelalulintasan a. Analisis aspek fisik (deskriptif); b. Analisis aspek sosial (karakter dan persepsi pengunjung); c. Analisis program pendidikan kelalulintasan (deskriptif). 2. Taman Lalu Lintas sebagai taman lingkungan hidup a. Analisis aspek biofisik (deskriptif); b. Analisis aspek sosial (karakter dan persepsi pengunjung); c. Analisis program lingkungan hidup (deskriptif). 3. Taman Lalu Lintas sebagai taman taman bermain (rekreasi) a. Analisis aspek fisik (deskriptif); b. Analisis sosial (karakter dan persepsi pengunjung); c. Analisis daya dukung.

32 16 Analisis-analisis tersebut kemudian akan menghasilkan bebagai potensi dan kendala yang akan digunakan dalam Analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, threats). Penjelasan dari analisis yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Analisis deskriptif Analisis deskriptif merupakan analisis yang dilakukan untuk mengolah data inventarisasi yang didapat melalui studi pustaka, wawancara dengan pengelola dan pengunjung, hasil penyebaran kuisioner, serta pengamatan langsung. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis potensi dan kendala yang terdapat pada aspek fisik, biofisik, sosial, dan pemeliharaan 2. Analisis daya dukung Analisis ini menggunakan formula kebutuhan area rekreasi yang dapat menghitung jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam manusia. Perhitungan ini menggunakan rumus perhitungan nilai daya dukung untuk kawasan wisata menurut Boulon dalam Nurisjah, Pramukanto, dan Wibowo (2003), yaitu A N DD = T = DD x K K = S R dengan DD = daya dukung (orang); A = luas area yang digunakan untuk rekreasi (m 2 ); S = standar rata-rata individu (m 2 /orang); T = total pengujung per hari pada area yang diperkenankan (orang); K = koefisien rotasi; N = jam kunjungan per hari area yang diizinkan (jam); R = rata-rata waktu kunjungan (jam). 3. Analisis karakteristik dan persepsi pengunjung Analisis ini dilakukan dengan cara wawancara dan penyebaran kuisioner kepada 46 orang pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung secara acak. Dalam kuisioner, pengunjung akan menjawab pertanyaan seputar karakteristik dirinya

33 17 dan juga persepsi mengenai Taman Lalu Lintas Bandung. Contoh kuisioner terlampir (Lampiran 1). 4. Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) Analisis yang digunakan untuk merumuskan strategi rencana pengelolaan di Taman Lalu Lintas Bandung adalah analisis SWOT, yaitu identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi (Rangkuti, 1997). Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui atau melihat kondisi sebuah area rekreasi secara sistematik dengan membandingkan faktor internal yang terdiri dari kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) dengan faktor eksternal yang terdiri dari peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis data secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis data secara kualitatif adalah analisis yang dilakukan terhadap faktor-faktor internal dan eksternal, sedangkan analisis secara kuantitatif dilakukan dengan pembobotan dan pemberian rating (peringkat). Langkah kerja dengan menggunakan pendekatan analisis SWOT adalah identifikasi faktor internal dan eksternal, penentuan bobot faktor internal dan eksternal, dan pembuatan matriks faktor internal dan eksternal. Untuk lebih jelasnya penjabaran tahapan analisis SWOT adalah sebagai berikut. a. Identifikasi faktor internal dan faktor eksternal Identifikasi faktor internal (IFE) adalah untuk mengetahui sejauh mana kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dengan cara mendaftarkan semua kekuatan dan kelemahan serta memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut. Penilaian faktor eksternal (EFE) adalah untuk mengetahui sejauh mana ancaman dan peluang yang dimiliki dengan cara mendaftarkan ancaman dan peluang (David, 2008). Identifikasi berbagai faktor tersebut secara sistematis digunakan untuk merumuskan rencana pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung. b. Penentuan bobot faktor internal dan eksternal Pembobotan dilakukan untuk mengetahui faktor mana yang paling berpengaruh pada taman. Sebelum melakukan pembobotan, ditentukan tingkat kepentingannya. Setiap faktor internal dan eksternal diberi nilai

34 18 berdasarkan tingkat kepentingannya (Tabel 2 dan 3). Tingkat kepentingan setiap faktor strategis internal dan eksternal ditentukan oleh pengaruh setiap faktor terhadap rencana pengelolaan dan pengembangan kawasan (Kinnear dan Taylor, 1991). Penentuan tingkat kepentingan faktor-faktor yang ada di Taman Lalu Lintas Bandung mengacu pada fungsi dari taman ini. Faktor yang berhubungan dengan fungsi Taman Lalu Lintas Bandung sebagai taman pendidikan kelalulintasan, tingkat kepentingannya lebih penting dari pada fungsi Taman Lalu Lintas Bandung yang kedua (sebagai taman lingkungan hidup) dan fungsi ketiga (sebagai taman bermain/rekreasi). Tabel 2 Formulir Tingkat Kepentingan Faktor Internal Simbol Faktor Internal Tingkat Kepentingan Strengths (S) S1 S2 Sn Weaknesses (W) W1 W2 Wn Tabel 3 Formulir Tingkat Kepentingan Faktor Eksternal Simbol Faktor Eksternal Tingkat Kepentingan Opportunities (O) O1 O2 On Threats (T) T1 T2 Tn Setelah memperoleh tingkat kepentingan dari setiap faktor strategis internal dan eksternal, dilakukan pembobotan dengan metode paired comparison, yaitu membandingkan setiap faktor internal dengan faktor eksternal (Tabel 4). Menurut David (2008), penentuan bobot setiap variabel menggunakan skala 1 4, yaitu 1) nilai 1 jika indikator faktor horizontal kurang penting daripada indikator faktor vertikal; 2) nilai 2 jika indikator faktor horizontal sama penting dengan indikator faktor vertikal;

35 19 3) nilai 3 jika indikator faktor horizontal lebih penting daripada indikator faktor vertikal; 4) nilai 4 jika indikator faktor horizontal sangat penting daripada indikator faktor vertikal. Tabel 4 Formulir Pembobotan Faktor Internal dan Eksternal Faktor Strategis Internal/ A B C D Total Bobot Eksternal A x 1 α 1 B x 2 α 2 C x 3 α 3 D x 4 α 4 Total Sumber: Kinnear dan Taylor, 1991 Kemudian bobot akhir setiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus (Kinnear & Taylor 1991): dengan α i x i = bobot variabel ke-i; α i= x i n i=1x i = nilai variabel ke-i; i = 1,2,3,,n; n = jumlah variabel. c. Pembuatan Matriks Faktor Internal dan Eksternal Selanjutnya pemberian peringkat pada masing-masing faktor berdasarkan tingkat kepentingannya dengan nilai 1 4. Nilai peringkat faktor positif (kekuatan dan peluang) berbanding terbalik dengan faktor negatif (kelemahan dan ancaman) (Rangkuti, 1997). Jika faktor positif tingkat kepentingannya sangat penting bernilai 4, penting bernilai 3, cukup penting bernilai 2, dan tidak penting bernilai 1, sedangkan jika faktor negatif memiliki tingkat kepentingan sangat penting bernilai 1, penting bernilai 2, cukup penting 3, dan tidak penting 4. Kemudian setiap peringkat dari faktor-faktor tersebut dikalikan dengan bobot untuk memperoleh skor pembobotan (Tabel 5 dan 6).

36 20 Tabel 5 Formulir Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Faktor Simbol Bobot Peringkat Internal Strengths (S) S1 S2 S3 Sn Weaknesses (W) W1 W2 W3 Wn Total Tabel 6 Formulir Matriks External Factor Evaluation (EFE) Faktor Simbol Bobot Peringkat Eksternal Skor = Bobot*Peringkat Skor = Bobot*Peringkat Opportunities (O) O1 O2 O3 On Threats (T) T1 T2 T3 Tn Total Dari total skor yang didapat dari pembobotan pemeringkatan di atas, akan diketahui posisi Taman Lalu Lintas Bandung pada kuadran tertentu yang dapat menyatakan kekuatan dan kelemahannya melalui matriks internal-eksternal (IE) (Gambar 8). Total Skor EFE 4 tinggi 3 sedang 2 rendah 1 Total Skor IFE tinggi 3 sedang 2 rendah 1 I II III IV V VI VII VIII IX Gambar 8 Matriks IE Sintesis Berdasarkan hasil analisis, dilakukan sintesis. Sintesis bertujuan memberikan solusi dari masalah dan pengembangan potensi. Permasalahan dan potensi dari hasil analisis aspek fisik, biofisik, sosial, serta pengelolaan dan

37 21 pemeliharaan dirumuskan dalam faktor kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Sintesis yang dilakukan merupakan penyusunan alternatif strategi menggunakan Matriks SWOT. Matriks SWOT merupakan suatu alat yang dapat menggambarkan bagaimana peluang-peluang dan ancaman dari faktor eksternal yang dihadapi dan dipadukan dengan kelemahan dan kekuatan dari faktor internal (Tabel 7). Matriks ini dapat menghasilkan empat alternatif strategi yang dapat diterapkan bagi kelangsungan suatu kegiatan, yaitu 1. strategi SO, strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil kesempatan yang ada; 2. strategi WO, strategi yang mendapatkan keuntungan dari kesempatan yang ada untuk mengatasi kelemahankelemahan; 3. strategi ST, strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi; 4. strategi WT, strategi yang meminimumkan kelemahan dan menghindari ancaman yang ada. Tabel 7 Matriks SWOT Eksternal Opportunities (O) Internal Menggunakan kekuatan Strengths (S) yang dimiliki untuk mengambil kesempatan yang ada Mendapatkan keuntungan dari Weaknesses (W) kesempatan yang ada untuk mengatasi kelemahan-kelemahan Sumber: Rangkuti (1997) Threats (T) Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi Meminimumkan kelemahan dan menghindari ancaman yang ada Beberapa alternatif strategi yang dihasilkan dalam matriks SWOT kemudian ditentukan prioritasnya. Penentuan prioritas alternatif strategi dilakukan dengan cara menjumlah semua skor dari faktor-faktor penyusunnya. Strategi yang memiliki skor paling tinggi menjadi prioritas utama. Bentuk penentuan prioritas alternatif strategi disajikan pada Tabel 8.

38 22 Tabel 8 Formulir Perangkingan Alternatif Strategi dari Matriks SWOT Strategi Keterkaitan dengan unsur SWOT Skor Peringkat SO1 SO2 SOn ST1 ST2 STn WO1 WO2 WOn WT1 WT2 WTn Sumber: Saraswati, Rencana pengelolaan Konsep rencana pengelolaan yang disusun adalah konsep pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung yang diharapkan dapat mencapai tujuannya, yaitu mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, serta taman bermain anak-anak (rekreasi) yang berkelanjutan. Rencana pengelolaan ini berupa strategi pengelolaan yang meliputi struktur organisasi, tenaga kerja, penjadwalan, media promosi, fasilitas, sarana, dan prasarana.

39 23 BAB IV INVENTARISASI 4.1 Kondisi Umum Taman Lalu Lintas Bandung terletak di Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur Bandung, Wilayah Pengembangan Cibeunying, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat. Kecamatan Sumur Bandung secara umum berada pada ketinggian 687,5 m diatas permukaan air laut dengan suhu rata-rata 23,6 o C (Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya, 2006). Secara geografis, taman ini terletak di antara Bujur Timur dan ,48 Lintang Selatan. Luas taman ini kurang lebih 3,5 hektar dan dilengkapi dengan berbagai jenis pohon dan tanaman berbunga. Taman Lalu Lintas Bandung berada di wilayah pusat Kota Bandung yang merupakan pusat aktivitas manusia. Taman ini dibatasi oleh empat ruas jalan, yaitu Jalan Aceh (sebelah utara), Jalan Belitung (sebelah selatan), Jalan Kalimantan (sebelah timur), dan Jalan Sumatera (sebelah barat). Penggunaan lahan di sekitar taman sangat bervariasi seperti yang dapat dilihat pada Gambar 9. Markas Kodam II Siliwangi Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani B d Gedung Sabau U SMA 3 dan SMA 5 Bandung Tanpa Skala Gambar 9 Lokasi Taman Lalu Lintas Bandung (Sumber: )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taman Lalu Lintas Taman Lalu Lintas merupakan wadah atau tempat bermain dan belajar berlalu lintas, baik untuk anak-anak maupun siapa saja yang peduli dan ingin mempelajari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 6 Peta Lokasi Penelitian (Sumber: Bappeda, 2004 dan 2010)

BAB III METODOLOGI. Gambar 6 Peta Lokasi Penelitian (Sumber: Bappeda, 2004 dan  2010) 12 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Kegiatan penelitian mengambil lokasi di Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution yang terletak di Jalan Belitung No. 1, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011)

BAB III METODOLOGI. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011) BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Taman Burung, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) (Gambar 3). Lokasi Taman Burung TMII ini berada di Kompleks TMII, Jalan Pondok

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok. 9 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok. U Gambar 2. Peta Telaga Golf Sawangan, Depok Sumber: Anonim 2010.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. (c)foto Satelit Area Wisata Kebun Wisata Pasirmukti

BAB III METODOLOGI. (c)foto Satelit Area Wisata Kebun Wisata Pasirmukti BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Wisata Pasirmukti yang terletak pada Jalan Raya Tajur Pasirmukti Km. 4, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN SINTESIS

BAB V ANALISIS DAN SINTESIS 48 BAB V ANALISIS DAN SINTESIS Visi dan misi Taman Lalu Lintas Bandung tetap dipegang teguh sejak pendiriannya sampai sekarang, yaitu memberikan pendidikan keamanan dan ketertiban lalu lintas kepada anak-anak

Lebih terperinci

BAB VI RENCANA PENGELOLAAN

BAB VI RENCANA PENGELOLAAN 68 BAB VI RENCANA PENGELOLAAN Konsep dasar rencana pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung adalah mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup,

Lebih terperinci

Sumber: Anonim (2011) Gambar 2. Peta Lokasi Ocean Ecopark Ancol

Sumber: Anonim (2011) Gambar 2. Peta Lokasi Ocean Ecopark Ancol 10 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Ocean Ecopark Ancol yang terletak di Jalan Lodan Timur No.7, Jakarta Utara (Gambar 2). Ocean Ecopark yang terletak

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 9 METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan Situs Ratu Boko, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tepatnya berjarak

Lebih terperinci

Gambar 2. Peta Area Magang Sentul City: Masterplan Sentul City (Atas) dan Lokasi magang di kawasan permukiman Sentul City (Bawah)

Gambar 2. Peta Area Magang Sentul City: Masterplan Sentul City (Atas) dan Lokasi magang di kawasan permukiman Sentul City (Bawah) 10 III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Magang ini dilakukan di kawasan permukiman Sentul City yang terletak pada Kecamatan Citeureup dan Kecamatan Kedung Halang meliputi, Desa Babakan Madang, Sumurbatu,

Lebih terperinci

Gambar 2 Tahapan Studi

Gambar 2 Tahapan Studi 13 III. METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Studi dilakukan di Lembah Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat (Gambar 1). Pelaksanaan studi dimulai dari bulan Maret 2010 sampai

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Lokasi dan waktu

METODOLOGI 3.1 Lokasi dan waktu 19 METODOLOGI 3.1 Lokasi dan waktu Lokasi penelitian adalah Kelurahan Lenteng Agung RW 08. Waktu sejak pelaksanaan studi hingga pembuatan laporan hasil studi berlangsung selama 10 bulan (Maret 2011- Januari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian: Masterplan Sentul City (Atas); Jalur Sepeda Sentul City (Bawah) Tanpa Skala

BAB III METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian: Masterplan Sentul City (Atas); Jalur Sepeda Sentul City (Bawah) Tanpa Skala BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini mengambil lokasi di jalur sepeda Sentul City, Bogor, Indonesia (Gambar 4). Adapun waktu kegiatan penelitian ini kurang lebih selama

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kawasan permukiman Sentul City yang terletak pada 06 33 55-06 37 45 LS dan 106 50 20-106 57 10 BT di wilayah administrasi

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK Oleh : Dina Dwi Wahyuni A 34201030 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

c. Media cetak d. Media elektronik

c. Media cetak d. Media elektronik LAMPIRAN 83 84 Lampiran 1 Kuisioner Pengunjung Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor KUISIONER PENELITIAN RENCANA PENGELOLAAN TAMAN LALU-LINTAS ADE IRMA SURYANI NASUTION

Lebih terperinci

Sumber: & google earth 2007 Gambar 2. Lokasi Penelitian

Sumber:  & google earth 2007 Gambar 2. Lokasi Penelitian BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Waktu kegiatan penelitian ini kurang lebih 5 bulan yaitu pada bulan Februari 2012 hingga Juni 2012. Lokasi penelitian yaitu di daerah Bogor Tengah dengan sampel

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK. Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A

PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK. Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A34201023 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN YULIANANTO

Lebih terperinci

KAJIAN LANSKAP PERTIGAAN JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR INDAH CAHYA IRIANTI

KAJIAN LANSKAP PERTIGAAN JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR INDAH CAHYA IRIANTI KAJIAN LANSKAP PERTIGAAN JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR INDAH CAHYA IRIANTI DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 RINGKASAN INDAH CAHYA IRIANTI. A44050251.

Lebih terperinci

KAJIAN PENCAHAYAAN LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR ARSYAD KHRISNA

KAJIAN PENCAHAYAAN LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR ARSYAD KHRISNA KAJIAN PENCAHAYAAN LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR ARSYAD KHRISNA DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN ARSYAD KHRISNA A44052252. Kajian Pencahayaan

Lebih terperinci

Jenis data Indikator Pengamatan Unit Sumber Kegunaan

Jenis data Indikator Pengamatan Unit Sumber Kegunaan 31 BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lanskap wisata TNB, Sulawesi Utara tepatnya di Pulau Bunaken, yang terletak di utara Pulau Sulawesi, Indonesia. Pulau

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN BERTEMA (THEME PARK) DI DUNIA FANTASI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL JAKARTA UTARA DKI JAKARTA. Oleh: PUTERA RAMADHON A

PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN BERTEMA (THEME PARK) DI DUNIA FANTASI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL JAKARTA UTARA DKI JAKARTA. Oleh: PUTERA RAMADHON A PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN BERTEMA (THEME PARK) DI DUNIA FANTASI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL JAKARTA UTARA DKI JAKARTA Oleh: PUTERA RAMADHON A34204046 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A

KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A34203039 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN INDRA SAPUTRA. A34203039.

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE 33 BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Studi ini dilakukan di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Secara administrasi pemerintahan Kota Padang Panjang terletak di Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

PENGARUH REKLAME TERHADAP KUALITAS ESTETIK LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR RAKHMAT AFANDI

PENGARUH REKLAME TERHADAP KUALITAS ESTETIK LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR RAKHMAT AFANDI PENGARUH REKLAME TERHADAP KUALITAS ESTETIK LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR RAKHMAT AFANDI DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 Judul Nama NRP : Pengaruh

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA PANTAI PARANGTRITIS PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA PANTAI PARANGTRITIS PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA PANTAI PARANGTRITIS PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA HARY RACHMAT RIYADI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 14 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI Kegiatan penelitian ini dilakukan di Pusat Kota Banda Aceh yang berada di Kecamatan Baiturrahman, tepatnya mencakup tiga kampung, yaitu Kampung Baru,

Lebih terperinci

STUDI ELEMEN MENTAL MAP LANSKAP KAMPUS UNIVERSITAS INDONESIA, DEPOK HADRIAN PRANA PUTRA

STUDI ELEMEN MENTAL MAP LANSKAP KAMPUS UNIVERSITAS INDONESIA, DEPOK HADRIAN PRANA PUTRA STUDI ELEMEN MENTAL MAP LANSKAP KAMPUS UNIVERSITAS INDONESIA, DEPOK HADRIAN PRANA PUTRA DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 RINGKASAN HADRIAN PRANA PUTRA.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH ELEMEN LANSKAP TERHADAP KUALITAS ESTETIKA LANSKAP KOTA DEPOK. Oleh: Medyuni Ruswan A

ANALISIS PENGARUH ELEMEN LANSKAP TERHADAP KUALITAS ESTETIKA LANSKAP KOTA DEPOK. Oleh: Medyuni Ruswan A ANALISIS PENGARUH ELEMEN LANSKAP TERHADAP KUALITAS ESTETIKA LANSKAP KOTA DEPOK Oleh: Medyuni Ruswan A34201045 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP DI KAWASAN PERMUKIMAN SENTUL CITY, BOGOR, JAWA BARAT SARI INDAH OKTAVIARNI A

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP DI KAWASAN PERMUKIMAN SENTUL CITY, BOGOR, JAWA BARAT SARI INDAH OKTAVIARNI A PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP DI KAWASAN PERMUKIMAN SENTUL CITY, BOGOR, JAWA BARAT SARI INDAH OKTAVIARNI A34204018 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP SEKOLAH ISLAM TERPADU UMMUL QURO BERDASARKAN KONSEP TAMAN ISLAMI FISQA TASYARA A

PERANCANGAN LANSKAP SEKOLAH ISLAM TERPADU UMMUL QURO BERDASARKAN KONSEP TAMAN ISLAMI FISQA TASYARA A PERANCANGAN LANSKAP SEKOLAH ISLAM TERPADU UMMUL QURO BERDASARKAN KONSEP TAMAN ISLAMI FISQA TASYARA A34203058 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 Dengan ini

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengembangan Pariwisata Sekitar Pantai Siung Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan pariwisata sekitar Pantai Siung diarahkan pada analisis SWOT.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi, Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada Agustus Oktober 2010, mencakup pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN Oleh : Mutiara Ayuputri A34201043 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

MASALAH LALU LINTAS DKI JAKARTA

MASALAH LALU LINTAS DKI JAKARTA MASALAH LALU LINTAS DKI JAKARTA Pengertian Lalu Lintas Lalu lintas adalah gerak kendaraan, orang dan hewan di jalan, sedangkan angkutan adalah pemindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan

IV. METODOLOGI 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan IV. METODOLOGI 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Tapak secara geografis terletak di 3 o 16 32-3 o 22 43 Lintang Selatan dan 114 o 3 02 114 o 35 24 Bujur Timur administratif termasuk ke dalam Kelurahan Kertak

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A14104093 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENINGKATAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PERUBAHAN PEMANFAATAN RUANG DAN KENYAMANAN DI WILAYAH PENGEMBANGAN TEGALLEGA, KOTA BANDUNG

PENGARUH PENINGKATAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PERUBAHAN PEMANFAATAN RUANG DAN KENYAMANAN DI WILAYAH PENGEMBANGAN TEGALLEGA, KOTA BANDUNG PENGARUH PENINGKATAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PERUBAHAN PEMANFAATAN RUANG DAN KENYAMANAN DI WILAYAH PENGEMBANGAN TEGALLEGA, KOTA BANDUNG DIAR ERSTANTYO DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar

Lebih terperinci

KAJIAN SUMBERDAYA DANAU RAWA PENING UNTUK PENGEMBANGAN WISATA BUKIT CINTA, KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH

KAJIAN SUMBERDAYA DANAU RAWA PENING UNTUK PENGEMBANGAN WISATA BUKIT CINTA, KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH KAJIAN SUMBERDAYA DANAU RAWA PENING UNTUK PENGEMBANGAN WISATA BUKIT CINTA, KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH INTAN KUSUMA JAYANTI SKRIPSI DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perusahaan Tyas Orchid yang berkantor di Bukit Cimanggu City Blok Q6 No 19 Jl. KH. Sholeh Iskandar, Bogor. Pemilihan objek

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS). Pasal 1

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS). Pasal 1 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG (ZoSS). Pasal 1 (1) Pengaturan penggunaan jaringan jalan dan gerakan lalu lintas pada Zona Selamat Sekolah dilakukan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN WISATAWAN KE KAWASAN WISATA PANTAI CARITA KABUPATEN PANDEGLANG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN WISATAWAN KE KAWASAN WISATA PANTAI CARITA KABUPATEN PANDEGLANG ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN WISATAWAN KE KAWASAN WISATA PANTAI CARITA KABUPATEN PANDEGLANG Oleh: RINA MULYANI A14301039 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN MENTENG JAKARTA PUSAT PADA DINAS PERTAMANAN PROVINSI DKI JAKARTA. Oleh : Mustika Retno Arsyanur A

PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN MENTENG JAKARTA PUSAT PADA DINAS PERTAMANAN PROVINSI DKI JAKARTA. Oleh : Mustika Retno Arsyanur A PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN MENTENG JAKARTA PUSAT PADA DINAS PERTAMANAN PROVINSI DKI JAKARTA Oleh : Mustika Retno Arsyanur A34204025 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

SKRIPSI KAJIAN LANSKAP RUANG TERBUKA DI RT 01/08, KELURAHAN BARANANGSIANG, KECAMATAN BOGOR TIMUR, KOTA BOGOR MIFTAHUL FALAH A

SKRIPSI KAJIAN LANSKAP RUANG TERBUKA DI RT 01/08, KELURAHAN BARANANGSIANG, KECAMATAN BOGOR TIMUR, KOTA BOGOR MIFTAHUL FALAH A i SKRIPSI KAJIAN LANSKAP RUANG TERBUKA DI RT 01/08, KELURAHAN BARANANGSIANG, KECAMATAN BOGOR TIMUR, KOTA BOGOR MIFTAHUL FALAH A34203053 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LANSKAP JALUR HIJAU KOTA JALAN JENDERAL SUDIRMAN JAKARTA PADA DINAS PERTAMANAN DKI JAKARTA. Oleh : RIDHO DWIANTO A

PENGELOLAAN LANSKAP JALUR HIJAU KOTA JALAN JENDERAL SUDIRMAN JAKARTA PADA DINAS PERTAMANAN DKI JAKARTA. Oleh : RIDHO DWIANTO A PENGELOLAAN LANSKAP JALUR HIJAU KOTA JALAN JENDERAL SUDIRMAN JAKARTA PADA DINAS PERTAMANAN DKI JAKARTA Oleh : RIDHO DWIANTO A34204013 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Gambar 2 Peta lokasi studi

Gambar 2 Peta lokasi studi 15 III. METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Studi Studi dilakukan di Kebun Anggrek yang terletak dalam areal Taman Kyai Langgeng (TKL) di Jalan Cempaka No 6, Kelurahan Kemirirejo, Kecamatan Magelang Tengah,

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI DEFIETA H34066031 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 RINGKASAN DEFIETA.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Cihideung, kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat atau 20 km dari Kota Bandung, Jawa Barat. Pencarian data-data dilakukan

Lebih terperinci

Pengertian Lalu Lintas

Pengertian Lalu Lintas LALU LINTAS Pengertian Lalu Lintas Lalu lintas adalah gerak kendaraan, orang dan hewan di jalan, sedangkan angkutan adalah pemindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KEBUN WISATA PASIRMUKTI, CITEUREUP, KABUPATEN BOGOR SEBAGAI KAWASAN AGROWISATA BERKELANJUTAN MEGA PUSPITA

PENGELOLAAN KEBUN WISATA PASIRMUKTI, CITEUREUP, KABUPATEN BOGOR SEBAGAI KAWASAN AGROWISATA BERKELANJUTAN MEGA PUSPITA PENGELOLAAN KEBUN WISATA PASIRMUKTI, CITEUREUP, KABUPATEN BOGOR SEBAGAI KAWASAN AGROWISATA BERKELANJUTAN MEGA PUSPITA DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 RINGKASAN

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN LANSKAP PADANG GOLF KOTA ARAYA, MALANG KARTIKA NURHAYATI

PEMELIHARAAN LANSKAP PADANG GOLF KOTA ARAYA, MALANG KARTIKA NURHAYATI PEMELIHARAAN LANSKAP PADANG GOLF KOTA ARAYA, MALANG KARTIKA NURHAYATI DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN KARTIKA NURHAYATI. Pemeliharaan Lanskap Padang

Lebih terperinci

III METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian.

III METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian. III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kawasan Gunung Kapur Cibadak Ciampea Bogor, Propinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian terlihat pada Gambar 2. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang 23 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang lingkup wilayah kerja Dinas Perkebunan Kabupaten Batu Bara dan Dinas Pertanian

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tempat produksi sate bandeng pada UKM Awal Putra Mandiri yang berlokasi di Jl. Ratu Rangga Blok B No.252 Rt. 02/11, Kampung

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP WISATA SEJARAH DAN BUDAYA KOMPLEKS CANDI GEDONG SONGO, KABUPATEN SEMARANG MUTIARA SANI A

PERENCANAAN LANSKAP WISATA SEJARAH DAN BUDAYA KOMPLEKS CANDI GEDONG SONGO, KABUPATEN SEMARANG MUTIARA SANI A PERENCANAAN LANSKAP WISATA SEJARAH DAN BUDAYA KOMPLEKS CANDI GEDONG SONGO, KABUPATEN SEMARANG MUTIARA SANI A34203015 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PERENCANAAN

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DI DESA BANYUMULEK, KECAMATAN KEDIRI, LOMBOK BARAT

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DI DESA BANYUMULEK, KECAMATAN KEDIRI, LOMBOK BARAT PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DI DESA BANYUMULEK, KECAMATAN KEDIRI, LOMBOK BARAT Oleh : RINRIN KODARIYAH A 34201017 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil, dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian yang dilakukan ini didasarkan pada suatu pemikiran bahwa perlu dilaksanakan pengembangan agroindustri serat sabut kelapa berkaret. Pengembangan

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling METODE Metode yang digunakan dalam memperoleh dan menganalisis data adalah kombinasi antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode survei kepada

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP JALUR PENCAPAIAN KAWASAN AGROWISATA PADA AGROPOLITAN CIPANAS, CIANJUR. Oleh : Annisa Budi Erawati A

PERENCANAAN LANSKAP JALUR PENCAPAIAN KAWASAN AGROWISATA PADA AGROPOLITAN CIPANAS, CIANJUR. Oleh : Annisa Budi Erawati A PERENCANAAN LANSKAP JALUR PENCAPAIAN KAWASAN AGROWISATA PADA AGROPOLITAN CIPANAS, CIANJUR Oleh : Annisa Budi Erawati A34201035 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN PASAR TERAPUNG SUNGAI BARITO KOTA BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN PASAR TERAPUNG SUNGAI BARITO KOTA BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN PASAR TERAPUNG SUNGAI BARITO KOTA BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA OLEH: MOCH SAEPULLOH A44052066 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS), Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN 37 IV. METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Loka Farm yang terletak di Desa Jogjogan, Kelurahan Cilember, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi ini

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di peternakan domba Tawakkal Farm (TF) Jalan Raya Sukabumi Km 15 Dusun Cimande Hilir No. 32, Caringin, Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI DI PANTAI BINANGUN, KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI DI PANTAI BINANGUN, KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI DI PANTAI BINANGUN, KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH BUNGA PRAGAWATI Skripsi DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN LALU LINTAS JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Martabak Air Mancur Bogor yang terletak di Jl. Sudirman, untuk pemilihan lokasinya dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN BATUBARA PT. TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM (PT

DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN BATUBARA PT. TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM (PT DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN BATUBARA PT. TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM (PT.BA) (PERSERO) TBK - UNIT PRODUKSI OMBILIN (UPO) DAN TAMBANG BATUBARA TANPA IZIN (PETI) TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI OMBILIN SAWAHLUNTO

Lebih terperinci

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP ANALISIS DATA Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan konsumen dan pakar serta tinjauan langsung ke lapangan, dianalisa menggunakan metode yang berbeda-beda sesuai kebutuhan dan kepentingannya.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu Magang

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu Magang 12 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu Magang Kegiatan magang berlangsung sekitar tiga bulan (Tabel 1) dimulai pada bulan Februari dan berakhir pada bulan Mei Tabel 1 Kegiatan dan Alokasi Waktu Magang Jenis Kegiatan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data 27 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Lokasi tempat pelaksanaan Program Misykat DPU DT berada di kelurahan Loji Gunung Batu, Kecamatan Ciomas, Kotamadya Bogor, Jawa Barat. Waktu pengumpulan data selama

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN. Oleh: Syahroji A

PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN. Oleh: Syahroji A PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN Oleh: Syahroji A34204015 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN SYAHROJI. Perancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada kawasan Objek Wisata Alam Talaga Remis di Desa Kadeula Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kegiatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sulawesi Selatan, meliputi empat kabupaten yaitu : Kabupaten Takalar, Bone, Soppeng, dan Wajo. Penentuan lokasi penelitian

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT Oleh YANDI ASDA MUSTIKA H 34066131 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Jakarta Timur, Kota Jakarta, Propinsi DKI Jakarta dengan sampel tujuh Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) dan lokasi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Kaliduren Estates yang berlokasi di Perkebunan Tugu/Cimenteng, Desa Langkap Jaya, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 8 Peta Lokasi Penelitian (Sumber:

BAB III METODOLOGI. Gambar 8 Peta Lokasi Penelitian (Sumber: 13 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Studi Lokasi penelitian ini berada pada CBD Sentul City, yang terletak di Desa Babakan Maday, Kecamatan Citeuruep, Kabupaten DT II Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuisioner Untuk Pengguna Sepeda Sentul City EVALUASI LANSKAP JALUR KHUSUS SEPEDA DI SENTUL CITY, BOGOR

Lampiran 1. Kuisioner Untuk Pengguna Sepeda Sentul City EVALUASI LANSKAP JALUR KHUSUS SEPEDA DI SENTUL CITY, BOGOR LAMPIRAN 81 Lampiran 1. Kuisioner Untuk Pengguna Sepeda Sentul City No Responden : EVALUASI LANSKAP JALUR KHUSUS SEPEDA DI SENTUL CITY, BOGOR Tanggal: Saya Rida Agniya Arifiani (A44080059), mahasiswa tingkat

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP RIPARIAN SUNGAI MARTAPURA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS LINGKUNGAN ALAMI KOTA BANJARMASIN LISA ANISA A

PERENCANAAN LANSKAP RIPARIAN SUNGAI MARTAPURA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS LINGKUNGAN ALAMI KOTA BANJARMASIN LISA ANISA A PERENCANAAN LANSKAP RIPARIAN SUNGAI MARTAPURA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS LINGKUNGAN ALAMI KOTA BANJARMASIN LISA ANISA A44050670 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang permasalah. Semua makhluk hidup pasti sangat membutuhkan lalu lintas, untuk berpindah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang permasalah. Semua makhluk hidup pasti sangat membutuhkan lalu lintas, untuk berpindah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang permasalah Semua makhluk hidup pasti sangat membutuhkan lalu lintas, untuk berpindah dari tempat yang satu ketempat yang lainnya, terutama manusia, sejak lahir sampai

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada restoran tradisional khas Jawa Timur Pondok Sekararum yang terletak di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Propinsi

Lebih terperinci

PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG TERHADAP FUNGSI DAN LOKASI OBYEK-OBYEK REKREASI DI KEBUN RAYA BOGOR

PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG TERHADAP FUNGSI DAN LOKASI OBYEK-OBYEK REKREASI DI KEBUN RAYA BOGOR PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG TERHADAP FUNGSI DAN LOKASI OBYEK-OBYEK REKREASI DI KEBUN RAYA BOGOR Oleh SEPTA ARI MAMIRI A34203047 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT Oleh: NIA YAMESA A14105579 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kendaraan itu harus berhenti, baik itu bersifat sementara maupun bersifat lama atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kendaraan itu harus berhenti, baik itu bersifat sementara maupun bersifat lama atau 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Parkir Kendaraan tidak mungkin bergerak terus-menerus, akan ada waktunya kendaraan itu harus berhenti, baik itu bersifat sementara maupun bersifat lama atau biasa

Lebih terperinci

MANAJEMEN LANSKAP PERMUKIMAN TELAGA GOLF SAWANGAN, DEPOK MUTIAH NURJANNAH

MANAJEMEN LANSKAP PERMUKIMAN TELAGA GOLF SAWANGAN, DEPOK MUTIAH NURJANNAH MANAJEMEN LANSKAP PERMUKIMAN TELAGA GOLF SAWANGAN, DEPOK MUTIAH NURJANNAH DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 RINGKASAN MUTIAH NURJANNAH, Manajemen Lanskap Permukiman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pedestrian berasal dari bahasa Yunani, dimana berasal dari kata pedos yang berarti kaki, sehingga pedestrian dapat diartikan sebagai pejalan kaki atau orang yang berjalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR STUDI KEBUTUHAN RUANG PARKIR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR STUDI KEBUTUHAN RUANG PARKIR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS DIPONEGORO LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR STUDI KEBUTUHAN RUANG PARKIR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS DIPONEGORO (STUDY OF PARKING AREA NECESSITY AT DIPONEGORO UNIVERSITY TEACHING HOSPITAL) Disusun oleh

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA (Studi Kasus pada Industri Kecil Olahan Carica di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo) SKRIPSI SHINTA KARTIKA DEWI H34050442 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP)

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP) 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica Buah carica atau pepaya gunung merupakan rumpun buah pepaya yang hanya tumbuh di dataran tinggi. Di dunia, buah carica hanya tumbuh di tiga negara yaitu Amerika Latin,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yakni Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, khususnya di Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Agroforestry yang membawahi

Lebih terperinci

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Semestaguna Food & Beverage. Perusahaan tersebut beralamat di JL.Ring Road, Bogor Utara, Taman Yasmin. Kota Bogor. Penelitian akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. pengembangan pariwisata dan olahraga di Indonesia. Sport tourism merupakan perpaduan antara olahraga dan rekreasi (wisata)

BAB V KESIMPULAN. pengembangan pariwisata dan olahraga di Indonesia. Sport tourism merupakan perpaduan antara olahraga dan rekreasi (wisata) 54 BAB V KESIMPULAN Olahraga dan pariwisata merupakan dua disiplin ilmu yang dapat dipadukan sehingga memiliki kekuatan dan efek ganda bagi kampus UPI. Oleh sebab itu olahraga pariwisata saat ini mendapat

Lebih terperinci