PERANGKAT LUNAK PENENTUAN RUTE TRANSPORTASI UMUM DENGAN ALGORITMA PENCARIAN HYBRID GREEDY DAN GENETIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANGKAT LUNAK PENENTUAN RUTE TRANSPORTASI UMUM DENGAN ALGORITMA PENCARIAN HYBRID GREEDY DAN GENETIK"

Transkripsi

1 41 Abstrak PERANGKAT LUNAK PENENTUAN RUTE TRANSPORTASI UMUM DENGAN ALGORITMA PENCARIAN HYBRID GREEDY DAN GENETIK Fivien Nur Savitri 1, Mahmud Imrona 2, Dade Nurjanah 3 Jurusan Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telkom, Bandung 1 fivien@telkom.net, 2 mhd@stttelkom.ac.id, 3 dnh@stttelkom.ac.id Masyarakat kota Bandung dalam menggunakan transportasi umum biasanya memperhitungkan banyaknya transportasi umum yang akan digunakan mencapai tempat tujuan. Semakin sedikit berganti transportasi umum, maka dirasakan akan memperkecil usaha yang dikeluarkan. Namun jika dikaitkan dengan parameter lain, seperti jalur terpendek, biaya terendah, tingkat kemacetan terkecil dan tingkat keamanan yang dibutuhkan pengguna, usaha yang dikeluarkan justru lebih besar. Dibutuhkan suatu perangkat bantu yang tepat agar permasalahan tersebut dapat diselesaikan, salah satunya dengan menggunakan sistem kecerdasan buatan. Dengan menggunakan gabungan dua algoritma pencarian yaitu Algoritma Genetik (AG) dan Greedy Search, kecepatan proses perhitungan akan terkendali dan menghasilkan keluaran yang maksimal. Perangkat lunak ini diimplementasikan menggunakan bahasa pemrograman Sybase Power Builder 8.0, sedangkan basisdata menggunakan MS Access. Dalam penelitian ini hasil terbaik didapat pada: jumlah maksimal populasi 30, jumlah generasi 6, probabilitas kawin silang 0.1, probabilitas mutasi 0.06, dan maksimal node yang dapat ditangani 332. Kata Kunci : Greedy Search, Algoritma Genetik, Transportasi. Abstract A lot of people in Bandung use public transportation. To go to some place, sometimes they can not just use single public transportion of single route, they must switch-over routes. So before they take the trip, they determine which public transportation routes shoud they take to get the simplest the least switch-over routes and less cost they spend. To get the most feasible route there are many parameters involved, e.g. distance, money to spend, traffic-jam, and security along the trip. So these are the problem: the shortest route is not always the most feasibel route. To solve the problem we propose an alternative tools to use an artificial intelligent application which can calcalute the combination of parameters mentioned above to fit the user s requirements. This paper combine two algorithms: Genetic Algorithm and Greedy Search Algorithm. The objective of the combination is to develop an application which can control the process and produce a maximum and feasible output. To develop the Applicaton Software, we use Sybase Power Builder 8.0 as programming language software and MicroSoft Access as the database management system software. The best result is reached in maximum population 30, generation 6, probality of cross-capulate 0.1, probability of mutation 0.06, and maximum excuted node 332. Keywords: Greedy Search, Genetic Algorithm, Transportation. 1. Pendahuluan Terdapat banyak algoritma untuk menghasilkan solusi masalah pemilihan jalur, seperti algoritma DFS (Depth First Search) dan BFS (Breadth First Search), namun pemrosesannya tak dapat diketahui secara pasti sejak awal. Pada penelitian ini algoritma Genetik dan Greedy Search digabungkan agar waktu proses pencarian untuk memperoleh informasi rute perjalanan terpendek, biaya termurah, tingkat kemacetan terendah dan tingkat keamanan yang tinggi dapat dioptimalkan. Jaringan lalu lintas akan membentuk suatu graph berarah, dengan titik berupa persimpangan dan busur adalah jalan yang menghubungan dua persimpangan. Informasi yang berkaitan dengan parameter penentu angkutan umum, dapat disimpan pada titik atau busur dari graph. Penerapan algoritma genetik pada proses pencarian rute perjalanan dilakukan dengan mengevaluasi sekumpulan solusi melalui fungsi fitness yang menyimpan nilai-nilai parameter penentu [1]. 2. Algoritma Hybrid Greedy dan Genetik 2.1 Algoritma Genetik Algoritma genetik merupakan prosedur iteratif, bekerja dengan suatu set untaian yang disebut populasi sebagai kandidat solusi dengan jumlah yang konstan dan berkembang dari generasi ke generasi melalui aplikasi operator genetik. Struktur dalam populasi generasi saat itu akan dievaluasi, dan selanjutnya diseleksi untuk menentukan populasi pada generasi selanjutnya Representasi atau Encoding Pengkodean parameter harus dilakukan terlebih dahulu untuk membentuk parameter-parameter Perangkat Lunak Penentuan Rute Transportasi Umum dengan Algoritma Pencarian Hybrid Greedy dan Genetik (Fivien Nur Savitri)

2 42 menjadi suatu susunan kromosom, sehingga dapat dilakukan operasi genetik terhadapnya. Terdapat tiga fokus utama encoding, yaitu Feasibility, Legality dan Uniqueness Mapping [2] Inisialisasi Populasi Ukuran populasi akan berpengaruh pada proses pengolahan parameter melalui operator genetik. Semakin besar ukuran populasi, semakin tidak efisien pencapaian target optimasi yang telah ditentukan. Nilai efisien ukuran populasi dapat diperkirakan dari beberapa kali percobaan Evaluasi Populasi Seleksi berguna untuk mencapai nilai target yang ditentukan dari optimasi parameter yang ingin dicapai. Setiap kromosom dari populasi akan dievaluasi berdasarkan fungsi objektif yang bekerja dengan mengolah parameter-parameter yang telah dikodekan dari setiap kromosom Kawin Silang Pada tahap reproduksi, probabilitas kawin silang dan metoda kawin silang yang digunakan akan memengaruhi kecepatan proses pencarian solusi. Untuk mendapatkan probabilitas kawin silang yang sesuai, perlu dilakukan serangkaian uji coba. Ada beberapa metode kawin silang berdasarkan pola pertukaran gen, yaitu: one-point crossover, multipoint crossover dan uniform crossover [6]. offspring yang baru terbentuk untuk bergerak menuju lokal optimum populasi. Algoritma Genetik digunakan untuk melakukan penjelajahan menyeluruh dalam sebuah populasi, selama metode heuristik digunakan untuk membentuk lokal eksploitasi di sekitar kromosom [2]. Beberapa algoritma yang menggunakan hibrid genetik dengan heuristik adalah Lamarckian Evolution dan Algoritma Memetic. 3. Analisis dan Perancangan Perangkat lunak yang dibangun merupakan prototipe untuk implementasi penggunaan gabungan algoritma genetik dengan greedy search sehingga dapat ditemukan satu alternatif jalur terbaik dari sekumpulan alternatif jalur yang direpresentasikan oleh kromosom. Perangkat lunak penentuan rute perjalanan ini memiliki empat proses utama yaitu masukan, isolasi area pencarian, pencarian rute perjalanan dan administrasi. Penggunaan algoritma greedy search terletak pada isolasi area pencarian dan nilai kumulatif tertinggi setiap parameter sebagai batas maksimum nilai fitness. 3.1 Diagram Konteks Diagram konteks merupakan gambaran secara menyeluruh yang menunjukkan keterkaitan antara sistem dengan entitas eksternal, seperti ditunjukkan pada Gambar Mutasi Proses mutasi yang terlalu sering akan menghasilkan individu yang buruk akibat rusaknya untaian kromosom individu superior, sehingga munculnya individu superior mungkin akan berjalan lambat atau sama sekali tidak dihasilkan. Untuk itu probabilitas mutasi yang digunakan harus dipertimbangkan, salah satunya melalui uji coba agar mempercepat proses pencarian solusi. Gambar 1. Diagram Konteks 2.2 Greedy Search Greedy Search merupakan Best First Search dengan hanya mempertimbangkan harga perkiraan (estimated cost) [6]. Dapat dikatakan greedy search merupakan panduan (heuristik) dalam pemilihan solusi. Fungsi heuristik yang dirancang dengan baik dapat memainkan peranan penting dalam memandu proses pencarian yang efisien untuk mendapatkan solusi melalui arah yang menguntungkan [7]. 2.3 Algoritma Hibrid Genetik Salah satu bentuk algoritma hibrid genetik yang sering dilakukan adalah menggabungkan lokal optimasi sebagai tambahan pada iterasi algoritma genetik. Lokal optimasi disertakan ke setiap generasi Gambar 2. Diagram Aliran Data Level-1 Jurnal Penelitian dan Pengembangan TELEKOMUNIKASI, Juni 2005, Vol. 10, No. 1

3 Diagram Aliran Data Level-1 Pada level-1, terdapat proses-proses masukan, isolasi area pencarian, pencarian rute perjalanan dan administrasi yang saling berhubungan dalam mengelola masukan untuk diagram konteks Diagram aliran data level-1 ditunjukkan pada Gambar Proses masukan Proses masukan berfungsi mengolah informasi yang diperoleh dari user sehingga didapatkan titik lokasi asal dan tujuan berdasarkan kumpulan data titik simpang. Masukan pertama user adalah titik awal dan titik tujuan, yang selanjutnya diproses melalui suatu query untuk menghasilkan titik koordinat asal (X 1,Y 1 ) dan tujuan (X 2,Y 2 ). Masukan kedua adalah ketentuan nilai prioritas kebutuhan terhadap jarak, biaya, waktu dan keamanan. Hasil query berupa titik koordinat asal dan tujuan yang digunakan sebagai bahan masukan bagi proses kedua yaitu isolasi daerah pencarian Proses isolasi daerah pencarian Proses ini untuk membatasi area pencarian menemukan sekumpulan alternatif jalur sehingga sekumpulan alternatif jalur perjalanan tidak meluas karena dapat memakan waktu proses lebih lama ketika membentuk sebuah kromosom. Guna menangani kejadian dimana nilai solusi yang dituangkan dalam nilai fitness terbaik suatu kromosom di suatu area ke-n lebih besar terhadap nilai fitness pada area ke n+1, maka proses penghitungan dilakukan minimal dua kali. Jika nilai fitness kromosom terbaik lebih bagus pada area ke-n dibandingkan area ke- n+1 maka proses isolasi daerah pencarian berhenti, dan kromosom terbaik pada area ke-n akan tampil sebagai solusi rute perjalanan terbaik. Namun jika tidak, maka isolasi daerah pencarian akan diperluas dengan hitungan sebagai berikut: dengan: X 1 = X 1 d Y 1 = Y 1 d X 2 = X 2 + d Y 2 = Y 2 + d X 1 = titik koordinat X asal perjalanan Y 1 = titik koordinat Y asal perjalanan X 2 = titik koordinat X tujuan perjalanan Y 2 = titik koordinat Y tujuan perjalanan d = nilai jarak pertambahan area lokasi pencarian dalam kilometer Proses pencarian rute perjalanan (1) Proses pencarian rute perjalanan ditujukan untuk menghasilkan solusi rute perjalanan terbaik, yang dilakukan dengan enam tahapan berikut: i. Melakukan inisialisasi populasi berbentuk untaian yang disebut kromosom. Jumlah kromosom yang digunakan adalah 2n, dengan n merepresentasikan jumlah titik persimpangan tujuan. Adanya faktor bilangan pengali 2 karena setiap perjalanan menuju suatu titik simpang akan ditempuh dengan menggunakan angkutan umum. Proses pembentukan sebuah kromosom akan berhenti bila titik simpang yang didapat sama dengan titik simpang tujuan perjalanan. ii. Mengevaluasi setiap kromosom yang ada dalam populasi tersebut. Fungsi fitness digunakan untuk menghitung nilai kumulatif keempat parameter dalam menentukan kromosom terbaik. Formula fitness yang digunakan yaitu : 4 n Eval ( Y) c ( x h ) (2) i 1 j 1 dengan: c merupakan prioritas keputusan yaitu: jarak, biaya, tingkat kemacetan, dan tingkat kriminal; variabel x ij adalah nilai prioritas ke-i untuk kromosom ke-j; variabel h i adalah nilai perkiraan heuristik untuk parameter ke-i yang diperoleh dari nilai minimum prioritas ke-i dari seluruh kromosom pada populasi tersebut. Jika nilai perbandingan keempat prioritas adalah satu dan nilai heuristik diabaikan, maka batas nilai fungsi fitness-nya adalah 0 Eval(Y) 4, dengan nilai 0 menunjukkan kromosom terbaik, dan 4 menunjukkan nilai kromosom terburuk. iii. Membuat kromosom baru dengan melakukan kawin silang antar-dua kromosom atau mutasi pada sebuah kromosom jika diperlukan. iv. Melakukan replacement sebagian kromosom yang terdapat pada populasi asal dengan kromosom anak (offspring) yang nilai fitness-nya lebih baik. Metode yang digunakan yaitu steadystate reproduction. v. Mengevaluasi sekumpulan kromosom baru dan memasukkannya ke populasi selanjutnya. vi. Jika waktu pemrosesan telah habis menurut parameter yang digunakan, maka hentikan proses pencarian dan tampilkan kromosom terbaik. Selanjutnya kromosom tersebut akan dikodekan kembali (encoding) ke dalam bentuk rute perjalanan sebagai solusi akhir Proses Administrator Proses ini digunakan untuk menyimpan data yang dibutuhkan oleh proses pencarian rute perjalanan. Perubahan data parameter seperti kecepatan rata-rata kendaraan yang dibutuhkan oleh proses pencarian rute perjalanan didasarkan informasi saat itu di lapangan. 3.3 Perancangan Basis Data Basis data terkait dengan jaringan data yang mendukung bekerjanya suatu sistem yang diberikan. i ij i Perangkat Lunak Penentuan Rute Transportasi Umum dengan Algoritma Pencarian Hybrid Greedy dan Genetik (Fivien Nur Savitri)

4 44 Penggambaran jaringan data menggunakan notasi grafis yang disebut dengan Diagram E-R, seperti diperlihatkan pada Gambar 3. ANGKOT Kode Angkot char(2) Nama Jurusan Varchar(50) Biaya Decimal(5.0) melewati RUTE Kode Angkot char(2) Titik Simpang char(3) Titik Simpang Tujuan char(3) berdasarkan a. Jumlah Populasi = {10, 20, 30, 40, 50} b. Probabilitas Kawin Silang = 0,1 c. Probabilitas Mutasi = 0,01 d. Waktu Pemrosesan 10 detik Hasil pengujian memberikan jumlah populasi maksimum sebesar 30. Hasil pengujiannya secara lengkap ditunjukkan pada Gambar 4. SIMPANG JALAN ARAH Titik Simpang Char(3) Kode Jalan Char(3) Titik Simpang Char(3) KoordX Decimal(4.5) Jalan Varchar(100) Titik Simpang Tujuan Char(3) berada pada menghubungkan KoordY Decimal(4.5) Kode Jalan Char(3) Persimpangan Varchar(100) memiliki nilai PARAMETER Titik Simpang Char(3) Titik Simpang Tujuan Char(3) Waktu Integer(2) Rawan Kriminal Integer(2) Rawan Kemacetan Integer(2) Gambar 3. Diagram E-R 3.4 Perancangan Dialog Pengujian terhadap Jumlah Populasi Jumlah Populasi Gambar 4. Pengujian terhadap Jumlah Populasi Perangkat lunak diimplementasikan dengan menyediakan kotak-kotak dialog yang memudahkan user dalam melakukan penentuan rute transportasi umum yang akan diambilnya, yaitu meliputi: a. Dialog Nilai Parameter b. Dialog Masukan dan Keluaran c. Dialog Updating Kecepatan Kendaraan dan Tingkat Kriminal d. Dialog Updating Tarif e. Laporan Data Kromosom f. Laporan per Populasi 4. Pengujian Pengujian terhadap algoritma genetik dilakukan berdasarkan pada parameter-parameter pembentuknya. Dari pengujian ini dapat diketahui suatu konfigurasi maksimal. Pada penelitian ini, batasan waktu pemrosesan ditetapkan tidak lebih dari 10 detik dari batasan area yang sama tanpa dilakukan penambahan terhadapnya. Selanjutnya akan dilakukan pengujian melalui tiga jenis metode. 4.1 Metode Pengujian Pertama Pengujian pertama dilakukan dengan menggunakan peta jaringan lalu lintas Kota Bandung yang telah direpresentasikan ke dalam basisdata bernama bandung.mdb. Pada kumpulan data tersebut terdapat 84 titik simpang, 204 busur jalan, dan 23 trayek angkutan kota. Perangkat lunak akan diimplementasikan pada operator 108 dengan rata-rata panjang pembicaraan selama detik Pengujian Jumlah Populasi Untuk mengetahui pengaruh jumlah populasi terhadap rata-rata fitness yang diperoleh, digunakan setting parameter sebagai berikut: Pengujian Jumlah Generasi Sama halnya dengan pengujian jumlah populasi, pada pengujian jumlah generasi digunakan setting parameter yang sama namun menggunakan jumlah populasi maksimum sebelumnya, yaitu: b. Generasi = {5, 6, 7, 8, 9, 10} c. Probabilitas Kawin Silang = 0,1 d. Probabilitas Mutasi = 0,01 Hasil pengujian pada Gambar 5 memberikan jumlah generasi optimum adalah Pengujian terhadap Jumlah Generasi Jumlah Generasi Gambar 5. Pengujian terhadap Jumlah Generasi Pengujian Probabilitas Kawin Silang Setting parameter yang digunakan adalah : b. Generasi = 6 c. Probabilitas Kawin Silang = {0,1; 0,2;...; 0,9} d. Probabilitas Mutasi = 0, Hasil pengujian pada Gambar 6 menunjukkan bahwa probabilitas kawin silang optimum adalah 0,1. Jurnal Penelitian dan Pengembangan TELEKOMUNIKASI, Juni 2005, Vol. 10, No. 1

5 Pengujian terhadap Probabilitas Kawin Silang Probabilitas Kawin Silang a. terdapat (84 2) 1 = 167 titik simpang, dikurangi satu karena terdapat satu titik simpang terkanan yang digunakan sebagai garis pencerminan vertikal. b. terdapat = 406 busur jalan Pengujian terhadap Jumlah Populasi (2-fold) Gambar 6. Pengujian terhadap Probabilitas Kawin Silang Jumlah Populasi Pengujian Probabilitas Mutasi Setting parameter yang digunakan adalah : b. Generasi = 6 c. Probabilitas Kawin Silang = 0,1 d. Probabilitas Mutasi = {0,01; 0,02;... ;0,09} Hasil pengujian pada Gambar 7 menunjukkan bahwa probabilitas mutasi optimum adalah 0, Pengujian terhadap Probabilitas Mutasi Probabilitas Mutasi Gambar 7. Pengujian terhadap Probabilitas Mutasi 4.2 Metode Pengujian Kedua 60 Pengujian Kedua dilakukan untuk aplikasi dengan area peta yang memiliki titik simpang sebanyak mungkin. Dalam hal ini digunakan data jaringan lalu lintas dummy yang diperoleh dari pencerminan ke kanan atau ke kiri, ke bawah atau ke atas, dan seterusnya terhadap peta sebelumnya. Hasil pencerminan pertama ke arah kanan disebut sebagai peta jaringan 2-fold yang disimpan dalam basisdata bernama 2fold.mdb. Kemudian dicerminkan kembali ke arah bawah dengan nama 4fold.mdb, dan 8fold.mdb sebagai hasil pencerminan ketiga kali ke arah kanan, dan seterusnya Pengujian 2-Fold Data hasil kelipatan dua dari peta jaringan sebelumnya yaitu 2fold.mdb memiliki karakteristik: Gambar 8. Pengujian terhadap Jumlah Populasi 2-Fold Dari hasil pengujian jumlah populasi pada Gambar 8, diperoleh jumlah populasi maksimum 30 kromosom, sama dengan hasil pengujian pada data sebelumnya. Dapat disimpulkan bahwa nilai parameter yang digunakan masih memenuhi untuk area peta lalu lintas yang diperluas, sehingga dapat digunakan setting parameter yang sama: b. Generasi = 6 c. Probabilitas Kawin Silang = 0,1 d. Probabilitas Mutasi = 0, Pengujian 4-Fold Data peta 4-Fold diambil dari pencerminan ke kanan kemudian ke bawah dari terhadap peta asal dengan mengambil garis vertikal terhadap sumbu X titik simpang terkanan dan selanjutnya garis horisontal terhadap sumbu Y titik simpang terbawah, sehingga diperoleh hasil: a. (167 2) 2 = 332 titik simpang, dan b. 812 busur jalan Pengujian dilakukan sebanyak 10 kali proses untuk setiap populasi ke-10 sampai dengan ke-50. Populasi 60 dan seterusnya diabaikan karena pada pengujian pertama yang masih menggunakan data asal, waktu pemrosesannya membutuhkan lebih dari 10 detik. Hasil pengujiannya disajikan di Gambar Pengujian terhadap Jumlah Populasi (4-fold) Jumlah Populasi Gambar 15. Pengujian terhadap Jumlah Populasi 4-Fold Perangkat Lunak Penentuan Rute Transportasi Umum dengan Algoritma Pencarian Hybrid Greedy dan Genetik (Fivien Nur Savitri)

6 = 1A3A 2B5B Pengujian 8-Fold Data yang diuji adalah gabungan antara data 4- fold dengan hasil pencerminannya ke arah kanan, sehingga menghasilkan: a. (332 2) 2 = 662 titik simpang, dan b busur jalan. Dengan menggunakan metode pengujian yang sama, pada 10 kali proses pertama aplikasi tidak dapat menghasilkan jalur solusi, karena tidak ada satupun kromosom terbentuk pada saat inisialisasi populasi, sehingga tidak terjadi operasi genetik terhadapnya. Demikian pula halnya bila batasan waktu proses ditambah menjadi 20 detik, sehingga pada kasus ini aplikasi tidak dapat menangani untuk area yang diperluas sebanyak 8 kali. Dengan kata lain, aplikasi ini hanya dapat menghasilkan jalur solusi untuk jumlah titik simpang maksimal sebanyak Metode Pengujian Ketiga Pada metode ini, akan dilakukan pengujian dengan kasus tertentu yang memungkinkan terjadinya kegagalan proses Kasus Pertama Jika data titik simpang asal dan tujuan rute perjalanan yang dimasukkan adalah sama, maka dari hasil pengujian didapatkan bahwa aplikasi ini tidak menghasilkan satu pun kromosom pada saat proses inisialisasi populasi, sehingga tidak terjadi operasi genetik terhadapnya. Namun kasus ini bisa diatasi lebih dini, salah satunya dengan menampilkan pesan layar bahwa data yang dimasukkan adalah invalid Kasus Kedua Kasus kedua timbul akibat adanya pembatasan area berdasarkan koordinat titik asal dan tujuan, yang sejalan dengan proses didalamnya, area tersebut akan semakin meluas setiap beberapa kilometer sesuai yang dikehendaki. Jika titik simpang asal dan tujuan tidak memiliki hubungan atau tidak terdapat busur jalan yang dapat menghubungkannya di dalam area tersebut, maka hal ini dapat menyebabkan terjadinya kegagalan proses pada saat inisialisasi populasi. Dari hasil pengujian sebanyak 99 kali dan penambahan area sebesar 2 km dengan menggunakan titik simpang asal dan tujuan seperti kondisi diatas, maka diperoleh hasil pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Pengujian Kasus 2 No. Waktu Proses Persentase Keberhasilan (detik) (%) , , , ,8 Setelah melihat hasil pengujian untuk kasus kedua, maka dapat dikatakan aplikasi ini masih belum mampu menangani secara maksimal untuk kasus pencarian rute perjalanan di luar area, jika waktu proses yang digunakan kurang dari 20 detik. 5. Kesimpulan dan Saran Dapat disimpulkan bahwa perangkat lunak ini dapat berjalan dengan batasan maksimal jumlah populasi sebesar 30 kromosom, jumlah generasi 6, probabilitas kawin silang 0.1, probabilitas mutasi 0.06, dan maksimal titik yang dapat dibangun sejumlah 332. Perangkat lunak aplikasi ini memadai untuk diimplementasikan dengan menggunakan operator khusus seperti pada operator penerangan 108, karena tidak menyertakan gambar atau peta wilayah Kota Bandung dalam salah satu tampilan dialognya. Daftar Pustaka [1] Davis, 1991, Handbook of Genetic Algorithms, Van Nostrand Reinhold. [2] Gen and Cheng, 1996, Genetic Algorithms & Engineering Design, John Wiley & Son, Inc. [3] Goldberg, David E., 1989, Genetic Algorithms in search, optimization and machine learning, Addison Wesley. [4] Michalewicz, 1996, Genetic Algorithms + Data Structure = Evolution Program, Springer- Verlag. [5] Pressman, 1997, Software Engineering: A Practtioner s Approach, McGraw-Hill. [6] Setiawan, Andi, 1993, Artificial Intelligent, Andi Offset, Yogyakarta. [7] Sukmono, Gito, 1999, Aplikasi Algoritma Genetik untuk Pengendalian Ruting Dinamis, STT Telkom. [8] Suyanto, 2002, Intelijensia Buatan, Jurusan Teknik Informatika, STT Telkom, Bandung. Jurnal Penelitian dan Pengembangan TELEKOMUNIKASI, Juni 2005, Vol. 10, No. 1

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle Kun Siwi Trilestari [1], Ade Andri Hendriadi [2] Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Singaperbanga Karawang

Lebih terperinci

Crossover Probability = 0.5 Mutation Probability = 0.1 Stall Generation = 5

Crossover Probability = 0.5 Mutation Probability = 0.1 Stall Generation = 5 oleh pengguna sistem adalah node awal dan node tujuan pengguna. Lingkungan Pengembangan Sistem Implementasi Algoritme Genetika dalam bentuk web client menggunakan bahasa pemrograman PHP dan DBMS MySQL.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE PALING OPTIMUM

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE PALING OPTIMUM IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE PALING OPTIMUM Anies Hannawati, Thiang, Eleazar Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Travelling Salesman Problem (TSP) Travelling Salesmen Problem (TSP) termasuk ke dalam kelas NP hard yang pada umumnya menggunakan pendekatan heuristik untuk mencari solusinya.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 27 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Analisis Pada subbab ini akan diuraikan tentang analisis kebutuhan untuk menyelesaikan masalah jalur terpendek yang dirancang dengan menggunakan algoritma

Lebih terperinci

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP)

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP) JTRISTE, Vol.1, No.2, Oktober 2014, pp. 50~57 ISSN: 2355-3677 Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP) STMIK Handayani Makassar najirah_stmikh@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

Pencarian Rute Optimum Menggunakan Algoritma Genetika

Pencarian Rute Optimum Menggunakan Algoritma Genetika Jurnal Teknik Elektro Vol. 2, No. 2, September 2002: 78-83 Pencarian Rute Optimum Menggunakan Algoritma Genetika Anies Hannawati, Thiang, Eleazar Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK STUDI KASUS : LINTASAN BRT (BUS RAPID TRANSIT) MAKASSAR

PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK STUDI KASUS : LINTASAN BRT (BUS RAPID TRANSIT) MAKASSAR PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK STUDI KASUS : LINTASAN BRT (BUS RAPID TRANSIT) MAKASSAR Karels, Rheeza Effrains 1), Jusmawati 2), Nurdin 3) karelsrheezaeffrains@gmail.com

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI SKRIPSI

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI SKRIPSI Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI

Lebih terperinci

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN Optimasi Penjadwalan Mata Kuliah Dengan Algoritma Genetika Andysah Putera Utama Siahaan Universitas Pembangunan Pancabudi Jl. Gatot Subroto Km. 4,5, Medan, Sumatra Utara, Indonesia andiesiahaan@gmail.com

Lebih terperinci

PERFORMANCE ALGORITMA GENETIKA (GA) PADA PENJADWALAN MATA PELAJARAN

PERFORMANCE ALGORITMA GENETIKA (GA) PADA PENJADWALAN MATA PELAJARAN PERFORMANCE ALGORITMA GENETIKA (GA) PADA PENJADWALAN MATA PELAJARAN Eva Desiana, M.Kom Pascasarjana Teknik Informatika Universitas Sumatera Utara, SMP Negeri 5 Pematangsianta Jl. Universitas Medan, Jl.

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALGORITMA EXHAUSTIVE, ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN HOPFIELD UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK

PERBANDINGAN ALGORITMA EXHAUSTIVE, ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN HOPFIELD UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK PERBANDINGAN ALGORITMA EXHAUSTIVE, ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN HOPFIELD UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK Rudy Adipranata 1) Felicia Soedjianto 2) Wahyudi Tjondro Teknik Informatika,

Lebih terperinci

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner Vol. 7, 2, 108-117, Januari 2011 Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner Jusmawati Massalesse Abstrak Tulisan ini dimaksudkan untuk memperlihatkan proses

Lebih terperinci

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm Jurnal Telematika, vol.9 no.1, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: 1858-251 Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Lebih terperinci

Perbandingan Algoritma Exhaustive, Algoritma Genetika Dan Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Hopfield Untuk Pencarian Rute Terpendek

Perbandingan Algoritma Exhaustive, Algoritma Genetika Dan Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Hopfield Untuk Pencarian Rute Terpendek Perbandingan Algoritma Exhaustive, Algoritma Genetika Dan Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Hopfield Untuk Pencarian Rute Terpendek Rudy Adipranata 1, Felicia Soedjianto 2, Wahyudi Tjondro Teknik Informatika,

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA Muhammad Arief Nugroho 1, Galih Hermawan, S.Kom., M.T. 2 1, 2 Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur No. 112-116, Bandung 40132 E-mail

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam beberapa tahun terakhir ini, peranan algoritma genetika terutama untuk masalah optimisasi, berkembang dengan pesat. Masalah optimisasi ini beraneka ragam tergantung dari bidangnya. Dalam

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T Abstrak : Algoritma genetika adalah algoritma pencarian heuristik yang didasarkan atas mekanisme evolusi

Lebih terperinci

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika Wayan Firdaus Mahmudy (wayanfm@ub.ac.id) Program Studi Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Genetika Algoritma genetika merupakan metode pencarian yang disesuaikan dengan proses genetika dari organisme-organisme biologi yang berdasarkan pada teori evolusi

Lebih terperinci

OPTIMASI QUERY DATABASE MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK

OPTIMASI QUERY DATABASE MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2008 (SNATI 2008) ISSN 1907-5022 OPTIMASI QUERY DATABASE MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Manahan Siallagan, Mira Kania Sabariah, Malanita Sontya Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION Samuel Lukas 1, Toni Anwar 1, Willi Yuliani 2 1) Dosen Teknik Informatika,

Lebih terperinci

KONSEP ALGORITMA GENETIK BINER UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PERKULIAHAN

KONSEP ALGORITMA GENETIK BINER UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PERKULIAHAN Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer KONSEP ALGORITMA GENETIK BINER UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PERKULIAHAN (Binary Genetic Algorithm Concept to Optimize Course Timetabling) Iwan Aang Soenandi

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ALGORITMA FUZZY EVOLUSI UNTUK PENYELESAIAN KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

PEMANFAATAN ALGORITMA FUZZY EVOLUSI UNTUK PENYELESAIAN KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM PEMANFAATAN ALGORITMA FUZZY EVOLUSI UNTUK PENYELESAIAN KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM Syafiul Muzid Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta E-mail:

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE OPTIMUM OBJEK WISATA DI KABUPATEN PEMALANG

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE OPTIMUM OBJEK WISATA DI KABUPATEN PEMALANG IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE OPTIMUM OBJEK WISATA DI KABUPATEN PEMALANG SKRIPSI Oleh: Indra Surada J2A 605 060 PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal diciptakan, komputer hanya difungsikan sebagai alat hitung saja. Namun seiring dengan perkembangan zaman, maka peran komputer semakin mendominasi kehidupan.

Lebih terperinci

Bab II Konsep Algoritma Genetik

Bab II Konsep Algoritma Genetik Bab II Konsep Algoritma Genetik II. Algoritma Genetik Metoda algoritma genetik adalah salah satu teknik optimasi global yang diinspirasikan oleh proses seleksi alam untuk menghasilkan individu atau solusi

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Penyelesaian Masalah Penugasan dengan Algoritma Genetika Zainudin Zukhri Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN Hari Purnomo, Sri Kusumadewi Teknik Industri, Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang Km 4,5 Yogyakarta ha_purnomo@fti.uii.ac.id,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIK DAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND PADA TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIK DAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND PADA TRAVELLING SALESMAN PROBLEM PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIK DAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND PADA TRAVELLING SALESMAN PROBLEM Nico Saputro dan Suryandi Wijaya Jurusan Ilmu Komputer Universitas Katolik Parahyangan nico@home.unpar.ac.id

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah Leonard Tambunan AMIK Mitra Gama Jl. Kayangan No. 99, Duri-Riau e-mail : leo.itcom@gmail.com Abstrak Pada saat ini proses penjadwalan kuliah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Randy L Haupt & Sue Ellen Haupt, Practical Genetic Algorithms second edition, Wiley Interscience,2004.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Randy L Haupt & Sue Ellen Haupt, Practical Genetic Algorithms second edition, Wiley Interscience,2004. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seseorang salesman tentu akan sangat kesulitan jika harus mengunjungi semua kota sendirian, oleh karena itu dibutuhkan beberapa orang salesman untuk membagi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi graf, permasalahan optimasi, model matematika dari objek wisata di Yogyakarta, dan algoritma genetika

Lebih terperinci

Optimasi Fungsi Tanpa Kendala Menggunakan Algoritma Genetika Dengan Kromosom Biner dan Perbaikan Kromosom Hill-Climbing

Optimasi Fungsi Tanpa Kendala Menggunakan Algoritma Genetika Dengan Kromosom Biner dan Perbaikan Kromosom Hill-Climbing Optimasi Fungsi Tanpa Kendala Menggunakan Algoritma Genetika Dengan Kromosom Biner dan Perbaikan Kromosom Hill-Climbing Wayan Firdaus Mahmudy, (wayanfm@ub.ac.id) Program Studi Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

PENGENALAN ANGKA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK. Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

PENGENALAN ANGKA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK. Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia PENGENALAN ANGKA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Frengki Agus f124nk_85@yahoo.com Pembimbing I : Linda Salma, S.Si., M.T. Pembimbing II : Khusnul Novianingsih,M.Si Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1 di bawah ini mengilustrasikan jalur pada TSP kurva terbuka jika jumlah node ada 10:

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1 di bawah ini mengilustrasikan jalur pada TSP kurva terbuka jika jumlah node ada 10: BAB III PERANCANGAN Pada bagian perancangan ini akan dipaparkan mengenai bagaimana mencari solusi pada persoalan pencarian rute terpendek dari n buah node dengan menggunakan algoritma genetika (AG). Dari

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Perbandingan Metode-Metode dalam Algoritma Genetika untuk Travelling Salesman Problem Irving Vitra P. Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DALAM OPTIMASI JALUR PENDISTRIBUSIAN KERAMIK PADA PT. CHANG JUI FANG

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DALAM OPTIMASI JALUR PENDISTRIBUSIAN KERAMIK PADA PT. CHANG JUI FANG IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DALAM OPTIMASI JALUR PENDISTRIBUSIAN KERAMIK PADA PT. CHANG JUI FANG Adnan Buyung Nasution 1 1,2 Sistem Infomasi, Tehnik dan Ilmu Komputer, Universitas Potensi Utama 3 Universitas

Lebih terperinci

OPTIMASI POLA PENYUSUNAN BARANG DALAM RUANG TIGA DIMENSI MENGGUNAKAN METODE GENETIC ALGORITHMS

OPTIMASI POLA PENYUSUNAN BARANG DALAM RUANG TIGA DIMENSI MENGGUNAKAN METODE GENETIC ALGORITHMS OPTIMASI POLA PENYUSUNAN BARANG DALAM RUANG TIGA DIMENSI MENGGUNAKAN METODE GENETIC ALGORITHMS Kartika Gunadi, Irwan Kristanto Julistiono Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Pada saat sekarang ini, setiap perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam persaingan dengan perusahaan lainnya, harus bisa membuat semua lini proses bisnis perusahaan tersebut

Lebih terperinci

GENETIKA UNTUK MENENTUKAN RUTE LOPER KORAN DI AGEN SURAT KABAR

GENETIKA UNTUK MENENTUKAN RUTE LOPER KORAN DI AGEN SURAT KABAR MULTI TRAVELING SALESMAN PROBLEM (MTSP) DENGAN ALGORITMA Abstrak GENETIKA UNTUK MENENTUKAN RUTE LOPER KORAN DI AGEN SURAT KABAR Oleh : Fitriana Yuli Saptaningtyas,M.Si. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERSOALAN PEDAGANG KELILING (TSP)

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERSOALAN PEDAGANG KELILING (TSP) Abstrak PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERSOALAN PEDAGANG KELILING (TSP) Aulia Fitrah 1, Achmad Zaky 2, Fitrasani 3 Program Studi Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi

Lebih terperinci

APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS

APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS Hafid Hazaki 1, Joko Lianto Buliali 2, Anny Yuniarti 2

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN JALUR TERPENDEK. Kata kunci: Algoritma Genetika, Shortest Path Problem, Jalur Terpendek

PERANCANGAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN JALUR TERPENDEK. Kata kunci: Algoritma Genetika, Shortest Path Problem, Jalur Terpendek PERANCANGAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN JALUR TERPENDEK Fajar Saptono 1, Taufiq Hidayat 2 Laboratorium Pemrograman dan Informatika Teori Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka (Samuel, Toni & Willi 2005) dalam penelitian yang berjudul Penerapan Algoritma Genetika untuk Traveling Salesman Problem Dengan Menggunakan Metode Order Crossover

Lebih terperinci

Analisis Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Pencarian Nilai Fungsi Maksimum Djunaedi Kosasih 1) Rinaldo 2)

Analisis Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Pencarian Nilai Fungsi Maksimum Djunaedi Kosasih 1) Rinaldo 2) Analisis Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Pencarian Nilai Fungsi Maksimum Djunaedi Kosasih 1) Rinaldo 2) Abstrak Algoritma genetika yang pertama kali diperkenalkan secara terpisah oleh Holland dan De

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK Usulan Skripsi S-1 Jurusan Matematika Diajukan oleh 1. Novandry Widyastuti M0105013 2. Astika Ratnawati M0105025 3. Rahma Nur Cahyani

Lebih terperinci

KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA

KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA LAPORAN TUGAS BESAR ARTIFICIAL INTELLEGENCE KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA Disusun Oleh : Bayu Kusumo Hapsoro (113050220) Barkah Nur Anita (113050228) Radityo Basith (113050252) Ilmi Hayyu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Traveling Salesman Problem (TSP) adalah permasalahan dimana seorang salesman harus mengunjungi semua kota yang ada dan kota tersebut hanya boleh dikunjungi tepat satu

Lebih terperinci

Prosiding Matematika ISSN:

Prosiding Matematika ISSN: Prosiding Matematika ISSN: 2460-6464 Representasi Matriks untuk Proses Crossover Pada Algoritma Genetika untuk Optimasi Travelling Salesman Problem Matrix Representation for The Crossover on Genetic Algorithm

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PENJADWALAN TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA

PERANCANGAN APLIKASI PENJADWALAN TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA PERANCANGAN APLIKASI PENJADWALAN TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA Hendy Tannady; Andrew Verrayo Limas Industrial Engineering Department, Faculty of Engineering, Binus University Jl.

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK VISUALISASI DUA DIMENSI WELL PRODUCTION FORECASTING DENGAN GENETIC ALGORITHM

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK VISUALISASI DUA DIMENSI WELL PRODUCTION FORECASTING DENGAN GENETIC ALGORITHM PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK VISUALISASI DUA DIMENSI WELL PRODUCTION FORECASTING DENGAN GENETIC ALGORITHM Danuri Teknologi Informasi Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei-Alam, Bengkalis

Lebih terperinci

PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Kartina Diah KW1), Mardhiah Fadhli2), Charly Sutanto3) 1,2) Jurusan Teknik Komputer Politeknik Caltex Riau Pekanbaru Jl. Umban Sari No.1 Rumbai-Pekanbaru-Riau

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara umum diagram alir algoritma genetika dalam penelitian ini terlihat pada Gambar 3.1. pada Algoritma genetik memberikan suatu pilihan bagi penentuan

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PERMASALAHAN OPTIMASI DISTRIBUSI BARANG DUA TAHAP

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PERMASALAHAN OPTIMASI DISTRIBUSI BARANG DUA TAHAP PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PERMASALAHAN OPTIMASI DISTRIBUSI BARANG DUA TAHAP Riska Sulistiyorini ), Wayan Firdaus Mahmudy ), Program Studi Teknik Informatika Program Teknologi Informasi dan Ilmu

Lebih terperinci

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika Nia Kurnia Mawaddah Wayan Firdaus Mahmudy, (wayanfm@ub.ac.id) Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Brawijaya, Malang 65145 Abstrak Penjadwalan

Lebih terperinci

PENCOCOKAN KATA SECARA ACAK DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL

PENCOCOKAN KATA SECARA ACAK DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 2 Hal. 1 9 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENCOCOKAN KATA SECARA ACAK DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL MULIA AFRIANI KARTIKA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Umum Optimasi Optimasi merupakan suatu cara untuk menghasilkan suatu bentuk struktur yang aman dalam segi perencanaan dan menghasilkan struktur yang

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Genetika dalam Job Shop Scheduling Problem

Penerapan Algoritma Genetika dalam Job Shop Scheduling Problem Penerapan Algoritma Genetika dalam Job Shop Scheduling Problem Haris Sriwindono Program Studi Ilmu Komputer Universitas Sanata Dharma Paingan, Maguwoharjo, Depok Sleman Yogyakarta, Telp. 0274-883037 haris@staff.usd.ac.id

Lebih terperinci

Denny Hermawanto

Denny Hermawanto Algoritma Genetika dan Contoh Aplikasinya Denny Hermawanto d_3_nny@yahoo.com http://dennyhermawanto.webhop.org Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan

Lebih terperinci

8. Evaluasi Solusi dan Kriteria Berhenti Perumusan Masalah METODE PENELITIAN Studi Pustaka Pembentukan Data

8. Evaluasi Solusi dan Kriteria Berhenti Perumusan Masalah METODE PENELITIAN  Studi Pustaka Pembentukan Data Gambar 4 Proses Swap Mutation. 8. Evaluasi Solusi dan Kriteria Berhenti Proses evaluasi solusi ini akan mengevaluasi setiap populasi dengan menghitung nilai fitness setiap kromosom sampai terpenuhi kriteria

Lebih terperinci

Algoritma Genetika dan Penerapannya dalam Mencari Akar Persamaan Polinomial

Algoritma Genetika dan Penerapannya dalam Mencari Akar Persamaan Polinomial Algoritma Genetika dan Penerapannya dalam Mencari Akar Persamaan Polinomial Muhammad Abdy* 1, Maya Sari Wahyuni* 2, Nur Ilmi* 3 1,2,3 Jurusan Matematika, Universitas Negeri Makassar e-mail: * 1 m.abdy@unm.ac.id,

Lebih terperinci

PENENTUAN JARAK TERPENDEK PADA JALUR DISTRIBUSI BARANG DI PULAU JAWA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA. Abstraksi

PENENTUAN JARAK TERPENDEK PADA JALUR DISTRIBUSI BARANG DI PULAU JAWA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA. Abstraksi PENENTUAN JARAK TERPENDEK PADA JALUR DISTRIBUSI BARANG DI PULAU JAWA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA I Dewa Made Adi Baskara Joni 1, Vivine Nurcahyawati 2 1 STMIK STIKOM Indonesia, 2 STMIK STIKOM

Lebih terperinci

Simulasi Pencarian Rute Terpendek dengan Metode Algoritma A* (A-Star) Agus Gustriana ( )

Simulasi Pencarian Rute Terpendek dengan Metode Algoritma A* (A-Star) Agus Gustriana ( ) Simulasi Pencarian Rute Terpendek dengan Metode Algoritma A* (A-Star) Agus Gustriana (0222182) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri 65, Bandung 40164, Indonesia E-mail

Lebih terperinci

MEMBANGUN TOOLBOX ALGORITMA EVOLUSI FUZZY UNTUK MATLAB

MEMBANGUN TOOLBOX ALGORITMA EVOLUSI FUZZY UNTUK MATLAB MEMBANGUN TOOLBOX ALGORITMA EVOLUSI FUZZY UNTUK MATLAB Syafiul Muzid 1, Sri Kusumadewi 2 1 Sekolah Pascasarjana Magister Ilmu Komputer, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta e-mail: aakzid@yahoo.com 2 Jurusan

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA DI PD BLESSING

USULAN PENERAPAN PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA DI PD BLESSING USULAN PENERAPAN PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA DI PD BLESSING Santoso 1*, Eldad Dufan Sopater Subito 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha

Lebih terperinci

A. ADHA. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik,Universitas Islam Riau, Pekanbaru, Indonesia Corresponding author:

A. ADHA. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik,Universitas Islam Riau, Pekanbaru, Indonesia Corresponding author: Institut Teknologi Padang, 27 Juli 217 ISBN: 978-62-757-6-7 http://eproceeding.itp.ac.id/index.php/spi217 Optimasi Bentuk Struktur dan Penampang pada Struktur Rangka Baja Terhadap Kendala Kehandalan Material

Lebih terperinci

BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Perkembangan game dari skala kecil maupun besar sangat bervariasi yang dapat dimainkan oleh siapa saja tanpa memandang umur, dari anak

Lebih terperinci

MODEL PENYELESAIAN JOB SHOP SCHEDULING PROBLEM MENGGUNAKAN METODE LOCAL SEARCH ALGORITHM DENGAN CROSS OVER

MODEL PENYELESAIAN JOB SHOP SCHEDULING PROBLEM MENGGUNAKAN METODE LOCAL SEARCH ALGORITHM DENGAN CROSS OVER MODEL PENYELESAIAN JOB SHOP SCHEDULING PROBLEM MENGGUNAKAN METODE LOCAL SEARCH ALGORITHM DENGAN CROSS OVER Amiluddin Zahri Dosen Universtas Bina Darma Jalan Ahmad Yani No.3 Palembang Sur-el: amiluddin@binadarma.ac.id

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP)

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) Mohamad Subchan STMIK Muhammadiyah Banten e-mail: moh.subhan@gmail.com ABSTRAK: Permasalahan pencarian rute terpendek dapat

Lebih terperinci

Jl. Ahmad Yani, Pontianak Telp./Fax.: (0561)

Jl. Ahmad Yani, Pontianak Telp./Fax.: (0561) APLIKASI PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENGGUNAKANALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: Pencarian Rute Terpendek untuk Pemadam Kebakaran di Wilayah Kota Pontianak) [1] Putri Yuli Utami, [2] Cucu Suhery, [3] Ilhamsyah

Lebih terperinci

Perbandingan Pencarian Rute Optimal Pada Sistem Navigasi Lalu Lintas Kota Semarang Dengan Menggunakan Algoritma A* Dan Algoritma Djikstra

Perbandingan Pencarian Rute Optimal Pada Sistem Navigasi Lalu Lintas Kota Semarang Dengan Menggunakan Algoritma A* Dan Algoritma Djikstra Perbandingan Pencarian Rute Optimal Pada Sistem Navigasi Lalu Lintas Kota Semarang Dengan Menggunakan Algoritma A* Dan Algoritma Djikstra Ibnu Utomo WM Ana Setyaningsih Abstract : This research is to build

Lebih terperinci

Optimasi Multiple Travelling Salesman Problem Pada Pendistribusian Air Minum Menggunakan Algoritme Genetika (Studi Kasus: UD.

Optimasi Multiple Travelling Salesman Problem Pada Pendistribusian Air Minum Menggunakan Algoritme Genetika (Studi Kasus: UD. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 9, Juni 2017, hlm. 849-858 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Multiple Travelling Salesman Problem Pada Pendistribusian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibicarakan beberapa model penyelesaian problema Knapsack dengan memakai beberapa metode yang telah ada yang akan digunakan pada bab pembahasan. 2. Problema Knapsack

Lebih terperinci

GENERATOR TEKA TEKI SILANG MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DAN MULTITHREADING UNTUK MENGHITUNG FITNESSNYA

GENERATOR TEKA TEKI SILANG MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DAN MULTITHREADING UNTUK MENGHITUNG FITNESSNYA GENERATOR TEKA TEKI SILANG MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DAN MULTITHREADING UNTUK MENGHITUNG FITNESSNYA Donny Kurniawan Widodo Program Studi Teknik Informatika, Unika Soegijapranata Semarang dny65@gmail.com

Lebih terperinci

Optimasi Pemilihan Pekerja Bangunan Proyek Pada PT. Citra Anggun Pratama Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Pemilihan Pekerja Bangunan Proyek Pada PT. Citra Anggun Pratama Menggunakan Algoritma Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 2, Februari 2017, hlm. 80-84 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Pemilihan Pekerja Bangunan Proyek Pada PT. Citra Anggun

Lebih terperinci

SIMULASI PENGENDALIAN KECEPATAN MOBIL OTOMATIS MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA

SIMULASI PENGENDALIAN KECEPATAN MOBIL OTOMATIS MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA SIMULASI PENGENDALIAN KECEPATAN MOBIL OTOMATIS MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA Helmy Thendean, M.Kom 1) Albert, S.Kom 2) Dra.Chairisni Lubis, M.Kom 3) 1) Program Studi Teknik Informatika,Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Algoritma Genetika Algoritma genetika merupakan algoritma pencarian heuristik ysng didasarkan atas mekanisme seleksi alami dan genetika alami (Suyanto, 2014). Adapun konsep dasar

Lebih terperinci

Genetic Algorithme. Perbedaan GA

Genetic Algorithme. Perbedaan GA Genetic Algorithme Algoritma ini bekerja dengan sebuah populasi yang terdiri atas individu-individu (kromosom). Individu dilambangkan dengan sebuah nilai kebugaran (fitness) yang akan digunakan untuk mencari

Lebih terperinci

PENGENALAN ALGORITMA GENETIK

PENGENALAN ALGORITMA GENETIK PENGENALAN ALGORITMA GENETIK Aries Syamsuddin ariesmipa@psyon.org Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIK UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH TRAVELING SALESMAN PROBLEM (STUDI KASUS: SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KOTA MEDAN)

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIK UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH TRAVELING SALESMAN PROBLEM (STUDI KASUS: SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KOTA MEDAN) IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIK UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH TRAVELING SALESMAN PROBLEM (STUDI KASUS: SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KOTA MEDAN) DRAFT SKRIPSI RAJO PANANGIAN HARAHAP 111421045 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Matematika dan Statistika

Matematika dan Statistika ISSN 1411-6669 MAJALAH ILMIAH Matematika dan Statistika DITERBITKAN OLEH: JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS JEMBER Majalah Ilmiah Matematika dan Statistika APLIKASI ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA CHEAPEST

Lebih terperinci

TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA. Oleh Dian Sari Reski 1, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT

TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA. Oleh Dian Sari Reski 1, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA Oleh Dian Sari Reski, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT Scheduling problem is one type of allocating resources problem that exist to

Lebih terperinci

BAB IV STUDI KASUS. Saparua. Kep. Tenggara. Gambar 4.1 Wilayah studi

BAB IV STUDI KASUS. Saparua. Kep. Tenggara. Gambar 4.1 Wilayah studi BAB IV STUDI KASUS 4.1 DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN Wilayah kajian merupakan wilayah kepulauan yang berlokasi di propinsi Maluku. Pusat kegiatan akan diwakili oleh masing-masing pelabuhan di wilayah tersebut

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS BAGIAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIK DI PT. PUTRA SEJAHTERA MANDIRI

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS BAGIAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIK DI PT. PUTRA SEJAHTERA MANDIRI PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS BAGIAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIK DI PT. PUTRA SEJAHTERA MANDIRI TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

ALGORITMA OPTIMASI UNTUK PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (Optimization Algorithm for Solving Travelling Salesman Problem)

ALGORITMA OPTIMASI UNTUK PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (Optimization Algorithm for Solving Travelling Salesman Problem) ALGORITMA OPTIMASI UNTUK PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (Optimization Algorithm for Solving Travelling Salesman Problem) Dian Tri Wiyanti Program Studi Teknik Informatika, Jurusan Teknologi Informasi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Analisis Permasalahan TSP merupakan suatu masalah klasik yang telah ada sejak tahun 1800-an, sejauh ini telah cukup banyak metode yang diciptakan untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wisata budaya, wisata belanja, hingga wisata Alam. Untuk menarik minat

BAB I PENDAHULUAN. wisata budaya, wisata belanja, hingga wisata Alam. Untuk menarik minat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Objek pariwisata di Yogyakarta sudah semakin beragam mulai dari wisata budaya, wisata belanja, hingga wisata Alam. Untuk menarik minat wisatawan dapat dibuat

Lebih terperinci

Penerapan Adaptive Genetic Algorithm dengan Fuzzy Logic Controller pada Capacitated Vehicle Routing Problem

Penerapan Adaptive Genetic Algorithm dengan Fuzzy Logic Controller pada Capacitated Vehicle Routing Problem Penerapan Adaptive Genetic Algorithm dengan Fuzzy Logic Controller pada Capacitated Vehicle Routing Problem Tri Kusnandi Fazarudin 1, Rasyid Kurniawan 2, Mahmud Dwi Sulistiyo 3 1,2 Prodi S1 Teknik Informatika,

Lebih terperinci

SEARCHING SIMULATION SHORTEST ROUTE OF BUS TRANSPORTATION TRANS JAKARTA INDONESIA USING ITERATIVE DEEPENING ALGORITHM AND DJIKSTRA ALGORITHM

SEARCHING SIMULATION SHORTEST ROUTE OF BUS TRANSPORTATION TRANS JAKARTA INDONESIA USING ITERATIVE DEEPENING ALGORITHM AND DJIKSTRA ALGORITHM SEARCHING SIMULATION SHORTEST ROUTE OF BUS TRANSPORTATION TRANS JAKARTA INDONESIA USING ITERATIVE DEEPENING ALGORITHM AND DJIKSTRA ALGORITHM Ditto Djesmedi ( 0222009 ) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

ALGORITMA GENETIK UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH OPTIMASI FUNGSI BERKENDALA DENGAN PENGKODEAN BILANGAN BULAT

ALGORITMA GENETIK UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH OPTIMASI FUNGSI BERKENDALA DENGAN PENGKODEAN BILANGAN BULAT ALGORITMA GENETIK UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH OPTIMASI FUNGSI BERKENDALA DENGAN PENGKODEAN BILANGAN BULAT Oleh : Yuliani Indrianingsih Jurusan Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto (STTA)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 20 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengantar Algoritma genetika merupakan algoritma yang lahir dari sebuah inspirasi teori evolusi Darwin yang mengatakan anggota dari spesies yang lemah lambat laun akan mengalami

Lebih terperinci

OPTIMASI GENETIC ALGORITHM DENGAN SIMULATED ANNEALING UNTUK MULTIPLE DEPOT CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM

OPTIMASI GENETIC ALGORITHM DENGAN SIMULATED ANNEALING UNTUK MULTIPLE DEPOT CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM OPTIMASI GENETIC ALGORITHM DENGAN SIMULATED ANNEALING UNTUK MULTIPLE DEPOT CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM Aditya Permana 1, Mahmud Dwi Sulistiyo 2, Gia Septiana Wulandari 3 1,2,3 Prodi S1 Teknik Informatika,

Lebih terperinci

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM DEFINISI ALGEN adalah algoritma yang memanfaatkan proses seleksi alamiah yang dikenal dengan evolusi Dalam evolusi, individu terus menerus mengalami perubahan gen untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MASALAH

BAB IV ANALISIS MASALAH BAB IV ANALISIS MASALAH 4.1 Tampilan Program Persoalan TSP yang dibahas pada tugas akhir ini memiliki kompleksitas atau ruang solusi yang jauh lebih besar dari TSP biasa yakni TSP asimetris dan simetris.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan membahas landasan atas teori-teori yang bersifat ilmiah untuk mendukung penulisan skripsi ini. Teori-teori yang dibahas mengenai optimisasi, pengertian penjadwalan,

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Berikut akan diberikan pembahasan mengenai penyelesaikan CVRP dengan

BAB III PEMBAHASAN. Berikut akan diberikan pembahasan mengenai penyelesaikan CVRP dengan BAB III PEMBAHASAN Berikut akan diberikan pembahasan mengenai penyelesaikan CVRP dengan Algoritma Genetika dan Metode Nearest Neighbour pada pendistribusian roti di CV. Jogja Transport. 3.1 Model Matetematika

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keyword: Algorithm, Depth First Search, Breadth First Search, backtracking, Maze, Rat Race, Web Peta. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keyword: Algorithm, Depth First Search, Breadth First Search, backtracking, Maze, Rat Race, Web Peta. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT In a Rat Race game, there is only one way in and one way out. The objective of this game is to find the shortest way to reach the finish. We use a rat character in this game, so the rat must walk

Lebih terperinci

Analisis Aplikasi Algoritma Genetika Dalam Proses Desain Struktur Perkerasan Djunaedi Kosasih 1)

Analisis Aplikasi Algoritma Genetika Dalam Proses Desain Struktur Perkerasan Djunaedi Kosasih 1) Analisis Aplikasi Algoritma Genetika Dalam Proses Desain Struktur Perkerasan Djunaedi Kosasih ) Abstrak Algoritma genetika pada prinsipnya bermanfaat untuk persoalan yang sulit dipecahkan dengan menggunakan

Lebih terperinci

Optimasi Penataan Barang pada Proses Distribusi Menggunakan Algoritme Evolution Strategies

Optimasi Penataan Barang pada Proses Distribusi Menggunakan Algoritme Evolution Strategies Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 5, Mei 2018, hlm. 1874-1882 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Penataan Barang pada Proses Distribusi Menggunakan Algoritme

Lebih terperinci