Surau dan Tradisi Pernaskahan di Minangkabau: Studi Atas Dinamika Tradisi Pernaskahan di Surau-Surau di Padang dan Padang Pariaman
|
|
- Hendri Chandra
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Surau dan Tradisi Pernaskahan di Minangkabau: Studi Atas Dinamika Tradisi Pernaskahan di Surau-Surau di Padang dan Padang Pariaman A. Pendahuluan Minangkabau merupakan sukubangsa di Indonesia yang mendiami sebagian besar wilayah Provinsi Sumatera Barat. Etnis ini memiliki karakteristik yang unik, dalam hal hubungannya antara sosio-kultural dan Islam, dibandingkan sukubangsa-sukubangsa yang lain di Indonesia. Oleh karena itu, topik mengenai hubungan sosial-kultural dan Islam di Minangkabau tetap menarik untuk dikaji. Dalam konteks hubungannya dengan Islam, di Minangkabau dikenal salah satu lembaga Islam yang penting. Lembaga tersebut adalah surau, yakni sebuah lembaga pribumi yang telah menjadi pusat pengajaran Islam yang menonjol. Surau juga merupakan titik tolak Islamisasi di Minangkabau. Sebagai pusat tarekat, surau juga menjadi benteng pertahanan Minangkabau terhadap berkembangnya dominasi kekuatan Belanda (Azra, 2003:34). Selain itu, sebagai pusat tarekat, surau juga menjadi tempat untuk konsentrasi gerakan bagi masingmasing golongan yang sedang berpolemik tentang paham keislaman yang terjadi di Minangkabau pada akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20. Dalam fungsinya yang terakhir di atas, pada waktu itu surau menjadi institusi penting dalam proses transmisi berbagai pengetahuan Islam. Di surau itulah para ulama dari masing-masing kubu membangun jaringan guru-murid sehingga tercipta saling-silang hubungan keilmuan yang sangat kompleks. Seiring dengan persebaran paham keagamaan Islam di surau-surau tersebut, tradisi penulisan dan penyalinan naskah pun tumbuh dengan subur. Para syaikh, ulama, buya, dan ungku yang mengajar di suatu surau, menyalin dan menulis naskah. Surau sebagai tempat penulisan dan penyalinan naskah merupakan fenomena yang menarik sebagai gambaran tradisi pernaskahan di Minangkabau. Lebih menarik lagi, tradisi pernaskahan tersebut masih berlangsung hingga akhir 1
2 abad ke-20 bahkan sampai sekarang. Dalam hal ini misalnya, dikenal Imam Maulana Abdul Manaf Amin al-khatib (lahir 18 Agustus 1922), sebagai penyalin dan penulis naskah yang masih aktif dalam memproduksi manuskrip di surau Nurul Huda, Padang. Beliau banyak menulis dan menyalin naskah yang berisi teks sejarah, hikayat, dan ajaran tarekat Syattariyah (Pramono, 2005 dan 2006). Dari banyak surau yang ada di Minangkabau, beberapa surau di antaranya memiliki koleksi naskah yang cukup banyak, seperti surau yang terdapat di Padang dan Padang Pariaman. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yusuf, dkk. (2004), di beberapa surau yang terletak di kedua daerah itu ditemukan 110-an naskah. Dengan jumlah koleksi naskah sebanyak itu, berarti bahwa surau-surau tersebut merupakan tempat penyimpanan naskah Minangkabau yang terbesar kedua di dunia. Mengingat bahwa tradisi pernaskahan di Minangkabau masih berlangsung hingga sekarang, maka dapat dipastikan jumlah naskah yang disebutkan di atas dapat bertambah. Kondisi seperti ini memperlihatkan bahwa, sebagai sukubangsa yang terkenal dengan tradisi lisannya yang sangat kental, ternyata Minangkabau memiliki tradisi pernaskahan yang cukup maju. Hal ini terjadi, karena melalui keberadaan dan peran suraulah, tradisi penulisan naskah-naskah keagamaan yang telah berumur ratusan tahun tersebut tetap berlangsung. Kondisi ini tentu saja berbeda dengan fenomena di wilayah lain, dimana tradisi penulisan naskah tidak lagi berkembang. Dengan demikian, keberadaan naskah-naskah di Minangkabau sebagai hasil dari tradisi pernaskahan, merupakan khasanah budaya yang penting dan menarik untuk dikaji, setidaknya bila dipandang dari dua hal. Pertama, tradisi pernaskahan di Minangkabau merupakan sebuah kegiatan intelektual dalam masyarakat tradisional (local genius). Kedua, sebagai sebuah produk budaya, naskah-naskah Minangkabau merupakan gambaran berbagai bentuk ungkapan masyarakat, dengan bahasanya masing-masing. Pada konteks ini umumnya, artikulasi satu masyarakat bahasa, dan masa tertentu akan berbeda dengan artikulasi masyarakat bahasa, dan masa lainnya, kendati pada mulanya mereka membaca teks yang sama, sehingga dengan demikian muncul dinamika yang 2
3 sedemikian unik. Lebih jauh, kaitannya dengan Islam, dari naskah-naskah Minangkabau akan memberikan data yang sangat kaya mengenai dinamika Islam di daerah tersebut. Surau-surau yang terdapat di Padang dan Padang Pariaman sendiri, dipilih sebagai latar studi karena, setidaknya, ada empat alasan. Pertama, di beberapa surau di Padang dan Padang Pariaman memiliki koleksi naskah yang cukup banyak dibandingkan dengan surau-surau lainnya di wilayah Minangkabau. Hal ini mengindikasikan bahwa pada surau-surau di kedua daerah itu pernah berlangsung dinamika tradisi pernaskahan yang signifikan. Kedua, hingga kini, tradisi pernaskahan (penyalinan dan penulisan naskah) dalam bahasa Melayu Minangkabau dengan menggunakan aksara Jawi (Arab Melayu) di kedua daerah itu masih berlangsung di beberapa suraunya, khususnya di Padang. Ketiga, belum dilakukannya penelitian secara lebih menyeluruh tentang surau dengan dinamika tradisi pernaskahannya di Minangkabau, khususnya di daerah Padang dan Padang Pariaman. Dengan demikian penelitian ini juga dimaksudkan untuk mengisi kekosongan atau kurangnya studi tentang dinamika tradisi pernaskahan di Minangkabau, di mana surau sebagai pusatnya. Penelitian ini bertujuan untuk: Pertama, menjelaskan dinamika tradisi pernaskahan di Minangkabau, khususnya di surau-surau di Padang dan Padang Pariaman dengan pertama-tama mencari latar belakang yang diyakini menjadi permulaan dari tradisi pernaskahan di Minangkabau. Untuk mengetahui itu dilakukan pembahasan atas sejarah naskah melalui kajian filologi dengan memperhatikan data tekstual naskah-naskah yang terdapat di beberapa surau di Padang dan Padang Pariaman. Dalam upaya mencapai tujuan penelitian ini juga diungkapkan dinamika internal masyarakat Minangkabau dalam hubungannya dengan perkembangan tradisi pernaskahannya. Kedua, menjelaskan gambaran keberlanjutan tradisi pernaskahan di Minangkabau, khususnya tradisi pernaskahan yang terdapat di surau-surau di Padang dan Padang Pariaman. Untuk sampai pada tujuan di atas, dalam penelitian ini digunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan filologi dan sejarah sosial intelektual. Pendekatan filologi digunakan untuk melihat data-data tekstual dari naskah. Pendekatan 3
4 sejarah sosial intelektual untuk menelaah data-data secara kontekstual dalam rangka penelusuran data-data sebagai gambaran dinamika dari tradisi pernaskahan di Minangkabau secara umum, dan di Padang dan Padang Pariaman secara khusus. B. Pembahasan Adapaun latar belakang yang diyakini menjadi permulaan dari tradisi pernaskahan di Minangkabau adalah karena adanya perbedaan paham keislaman di wilayah Minangkabau secara umum; faktor sosial budaya; dan faktor sosial politik semasa. Ketiga hal inilah yang penulis temukan sebagai yang melatarbelakangi dinamika tradisi pernaskahan di surau-surau di Padang dan Padang Pariaman. Bermula dari Perbedaan Paham Keislamanya Surau dalam awal perkembangannya, memainkan peranan penting dalam gelombang pembaharuan Islam di Sumatera Barat sejak akhir abad ke-18. Seruan kembali kepada syari at yang digemakan oleh pengikut tarekat di Timur Tengah dan anak benua India, juga menemukan momentumnya pada surau di Sumatera Barat. Momentum pembaharuan ini menjadi kuat dengan terbukanya kontak dengan Mekah dan Madinah. Surau Syattariyah di bawah bimbingan Syaikh Burhanuddin muncul usaha-usaha membangkitkan kembali penekanan pada syari at seperti yang diberikan gurunya Syaikh Abdurrauf Singkil di Aceh. Usahausaha itu diwujudkan dengan menekankan pentingnya pelajaran fiqih, Alquran, dan hadits dalam pendidikan surau (Samad, 2003: 3). Bersamaan dengan itu, surau kemudian berkembang menjadi pusat tarekat. Setiap ulama di Minangkabau memiliki surau sendiri, baik sebagai tempat pengajaran agama maupun tarekat. Eksistensi surau bukan hanya menunjukan suatu jenis lembaga pendidikan masyarakat, tetapi lebih dari itu menunjukan bentuk tarekat yang dianut oleh masyarakat Sumatera Barat. Bahkan, fungsi surau terkadang lebih dominan sebagai tempat praktik tarekat, ketimbang sebagai lembaga pendidikan. Setiap surau memiliki kekhususan tersendiri, baik dalam praktik tarekat maupun penekanan cabang otoritas ilmu-ilmu keislaman. 4
5 Masa berikutnya, surau Syaikh Burhanuddin dan surau yang didirikan oleh murid-muridnya berfungsi sebagai pusat tarekat Syattariyah di Sumatera Barat. Di samping itu, sekitar paruh pertama abad XVII muncul pula beberapa surau di pedalaman Sumatera Barat yang menjadi pusat pengembangan tarekat Naqsyabandiyah seperti, di daerah Lima Puluh Kota, Payakumbuh dan Tanah Datar, Batusangkar. Di daerah Pesisir dan Agam terdapat pula surau tarekat Qadiriyah, tetapi tidak begitu dikenal. Pada perkembangan berikutnya, keberadaan tarekat Naqsyabandiyah di Sumatera Barat kurang disenangi oleh penganut tarekat Syattariyah yang lebih dahulu ada. Di antara kedua golongan ini terjadi polemik perbedaan paham keislaman. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Schrieke (1973: 25) bahwa, pada awal abad ke-19, ketegangan antara tarekat Syattariyah dan tarekat Naqsybandiyyah memang tak terhindarkan. Bahkan, pertentangan antara kedua kelompok tarekat tersebut pada gilirannya menjadi bagian dari faktor penyebab munculnya konflik sosial di Sumatra Barat, di samping juga faktor lainnya seperti konflik antara ulama tua dan ulama muda. Berkaitan dengan konflik antara tarekat Syattariyah dengan tarekat Naqsybandiyyah ini, Dobbin (1992: 148) misalnya mencatat terjadinya pertentangan sengit yang menyebabkan permusuhan terbuka antara pusat Syattariyah di Ulakan dengan Taram dan Talawi yang berorientasi pada tarekat Naqsybandiyyah. Akan tetapi, penting juga dicatat bahwa konflik lebih tajam yang melibatkan para pengikut tarekat Syattariyah di Sumatera Barat ini sesungguhnya terjadi ketika pada tahun 1804, tiga Haji putra Minangkabau kembali dari Tanah Suci Makkah setelah menuntut ilmu selama beberapa tahun. Ketiga Haji tersebut adalah Haji Miskin dari Pandai Sikat Padangpanjang, Haji Abdurrahman dari Piyobang Payakumbuh, dan Haji Sumanik dari Batusangkar. Tampaknya, pemikiran keagamaan ketiga Haji tersebut banyak dipengaruhi oleh gagasan pembaharuan kaum Wahabi di Makkah, yang diajarkan oleh Muhammad ibn Abd al-wahhab ( H/ M), seorang ulama asal Nejd di Arab Timur. Pandangan-pandangan Muhammad ibn Abd al-wahhab ini banyak yang sejalan dengan pandangan-pandangan keagamaan seorang ulama pembaharu sebelumnya, 5
6 yakni Taymiyyah ( H/ M), yang mengkampanyekan agar dalam beragama, umat Islam kembali kepada al-quran dan mencontoh Nabi (Rahman, 1997: 15). Dalam konteks perdebatan tersebutlah, masing-masing kelompok menulis naskah untuk mendebat dan mengkritik pendapat-pendapat yang dianggap tidak benar. Selain itu ulama dari masing-masing kelompok menyalin naskah untuk menjadikan sumber acuan dan sumber rujukan untuk meyakinkan pengikutnya bahwa ajarannya adalah ajaran yang sah dan asli. Faktor Sosial-Budaya Naskah-naskah Islam di Minangkabau, seperti naskah-naskah karya para ulama tarekat, ditulis dan disalin dimaksudkan untuk menyebarkan pengajian dan mendebat ataupun mengkritik pendapat orang lain serta untuk mengkritik keadaan sosial. Hal ini memberikan gambaran bahwa surau bukan sekedar tempat belajar membaca Alquran atau belajar adab, melainkan surau merupakan pusat kecendekiaan, center for excelent. Hal ini sekaligus menggambarkan sebuah tradisi intelektual keagamaan keislaman di Minangkabau (Azra, 2003). Keberadaan naskah-naskah di atas menjadi penting untuk melihat bagaimana tradisi intelektual keislaman di Minangkabau. Naskah-naskah itu ditulis di surau yang para ulamanya terlatih berdiskusi dan berdebat. Sehingga, naskah-naskah itu merupakan saksi dari proses perdebatan dan polemik keagamaan yang terjadi di Minangkabau Perdebatan dan polemik paham keagamaan Islam yang terjadi di Minangkabau berdampak positif terhadap lahirnya naskah. Hal ini merupakan bentuk tradisi intelektual keislaman di Minangkabau; menulis naskah merupakan sebuah alternatif untuk mengkritik dan mendebat paham yang dianggap tidak benar. Tradisi seperti ini tidak lepas dari latar belakang budaya Minangkabau, di mana konflik diberi ruang dalam masyarakatnya. Dalam budaya Minangkabau terdapat pepatah yang berbunyi basilang kayu di tungku mangko api ka iduik, yang terjemahannya bersilang kayu dalam tungku, maka api akan hidup. Hal ini berarti bahwa, di Minangkabau konflik diberi ruang dalam masyarakatnya, sehingga wajar dalam sejarah Minangkabau 6
7 sering terjadi konflik, tidak saja antar individu, tetapi juga antar kelompok (Hasanuddin, 2000: 7-9). Akibat dari konflik juga mempengaruhi cara berpikir masyarakatnya. Agaknya, latar belakang budaya itulah yang memberi ruang kepada para ulama di Minangkabau untuk berdebat dan berpolemik. Dengan kondisi yang demikian, bersamaan dengan adanya perdebatan dan polemik, lahirnya naskahnaskah. Di antaranya adalah naskah-naskah karya Imam Maulana Abdul Manaf yang menjadi subjek penelitian ini. Oleh karena itu ideologi yang terdapat di dalam kandungan naskah-naskah karangannya tidak dapat dilepaskan dari pengaruh kebudayaan Minangkabau. Kondisi Sosial-Politik Semasa Faktor yang juga penting adalah faktor sosial-politik semasa terhadap adanya dinamika tradisi pernaskahan di surau-surau di Padang dan Padang Pariaman. Naskah-naskah yang ada ditulis dalam empat masa: masa penjajahan, masa orde lama, orde baru, dan orde reformasi. Dari teks-teks yang dikandung dalam naskah-naskah itu tampak bahwa kondisi sosial-politik semasa ikut mempengaruhi pandangan ideologis baik ulama tarekat Syattariyah di Koto Tangah, Padang maupun penulisnya. Khusus mengenai kaum Syattariyah, Ronkel menyebutkan bahwa, para pemimpin tarekat Syattariyah itu biasanya adalah orang-orang yang tangguh pengetahuannya, menjadi lawan bagi setiap aliran lainnya, suka mengejar-ngejar kekuasaan. Dengan demikian, tidak jarang merupakan sesuatu yang amat berbahaya bagi pemetintahan Belanda. Apabila terdapat kejadian-kejadian tertentu yang mereka cetuskan, dapat mengganggu kelancaran pemerintahan Belanda nantinya. Untuk kasus pusat tarekat Syattariyah di Ulakan Pariman, agaknya strategi Belanda ini berhasil. Hal ini dapat dicermati pada paroh pertma abad ke-19, di mana banyak pengikut tarekat Syattariyah di Ulakan Pariaman terpengaruh oleh gerakan pembaharu Islam di Sumatera Barat. Golongan penganut tarekat Syattariyah yang terpengaruh oleh ide-ide pembaharuan itu karena tidak puas dengan ulama Ulakan yang dinilai tidak memiliki komitmen untuk memerangi Belanda. Apalagi dalam kenyataanya Ulakan sebagai salah satu pusat tarekat 7
8 Syattariyah tidak pernah benar-benar menunjukkan penentangannya atau setidaknya bersikap tegas terhadap Belanda yang dianggap kafir. Boleh jadi karena sifat tarekat Syattariyah (di Ulakan) yang suka pada harmoni, menyebabkan mereka cenderung menghindari konfrontasi dengan Belanda (Suryadi, 2004: 117). Kondisi di atas sangat berbeda dengan ulama-ulama tarekat Syattariyah di Koto Tangah, Padang. Di wilayah ini Belanda mendapat perlawanan yang tajam dari mereka. Gambaran perlawanan ulama tarekat Syattariyah tersebut dapat ditemui dalam teks Sejarah Surau Baru dan teks Sejarah Syaikh Paseban. Dalam teks Sejarah Syaikh Surau Baru misalnya, diceritakan tentang pemberontakan rakyat Koto Tangah dan Pauh, Padang kepada Belanda di bawah pimpinan Pakih Mudo. Pakih Mudo adalah murid Syaikh Surau Baru yang diutus untuk mengislamkan rakyat Pauh, Lubuk Begalung dan sekitarnya. Ketika rakyat Koto Tangah dan Pauh, Padang berperang dengan Belanda yang dibantu oleh orang Kota Padang, maka Pakih Mudo mengomando rakyat Koto Tangah dan Pauh dalam peperangan itu. Dari kajian kontekstual, diketahui bahwa masih terdapat keberlanjutan dari dinamika tradisi pernaskahan yang tampak hingga hari ini. Dalam hal ini kajian tidak hanya yang bersifat tekstual, tetapi juga diarahkan pada kajian kontekstual atau konteks sosial dari naskah-naskah yang ada. Dalam konteks ini, yakni dalam rangka memaknai naskah-naskah itu maka akan dikaitkan dengan praktik ideologi. Hal ini berkaitan dengan kebertahanan tradisi naskah yang telah disebutkan dalam bab sebelumnya, masih ada hingga saat sekarang. Beberapa faktor mempengaruhi kondisi tersebut, seperti adanya penghormatan terhadap guru. Menghormati guru juga diyakini berimplikasi terhadap cepatnya pemahaman ilmu yang diajarkan oleh sang guru. Jika patuh dan hormat terhadap guru, maka pemahaman ilmu akan datang dengan tidak disangkasangka. Kepatuhan kepada guru akan membawa berkah, sehingga pelajaran diperoleh dengan mudah dan sempurna. Banyak naskah yang ditemukan memperlihatkan pandangan tentang hubungan guru-murid yang secara eksplisit mengarahkan agar para murid dan pengikut tarekat Syattariyah merasa (ataupun diwajibkan) mengenal riwayat syaikh yang menjadi gurunya atau guru dari gurunya. Bagi para penganut tarekat Syattariyah, mengetahui riwayat guru adalah sebuah keharusan karena itu bermakna penghormatan kepada guru, adab kepada guru, untuk kemudian menjadi suri teladan bagi kehidupannya. Oleh karena itu orang berusaha untuk memiliki, membaca ataupun mendengar orang membacakan riwayat gurunya, memuliakan guru agar mendapat syafaatnya (limpahan rahmat), agar ilmu yang didapat beroleh berkah. 8
9 Selain itu, adanya anggapan di kalangan pengikut tarekat Syattariyah bahwa aksara Jawi merupakan aksara yang suci juga menyebabkan tradisi pernaskahan masih bertahan. Untuk aksara Jawi sendiri, dari beberapa catatan sarjana, seperti Suryadi (2004: 4) menyebutkan bahwa aksara Jawi dikenal luas di Minangkabau pada abad ke-18, dan kemudian disusul dengan pengenalan aksara Latin. Dengan dikenalnya kedua aksara tersebut, maka khasanah sastra lisan Minangkabau banyak dituliskan. Penulisan dengan aksara Jawi di Minangkabau semakin berkurang pada akhir abad ke-20. Hal ini dimungkinkan karena tulisan tersebut tidak lagi dikenali oleh banyak orang. Khalayak luas lebih mengerti dan paham dengan aksara Latin. Peneliti pernah mengajukan pertanyaan itu kepada Imam Maulana Abdul Manaf Amin al-khatib. Menurutnya, adapun digunakannya aksara Jawi dalam penulisan sejarah syaikh dan ajaran-ajaran yang terkait dengan tarekat Syattariyah itu adalah untuk mensejajarkan atau menyandingkan naskah-naskah itu dengan Kitab Kuning. Dengan disejajarkan dengan Kitab Kuning, maka naskah-naskah itu akan dianggap sama dengan kitab itu. Sama dalam hal ini berarti sama-sama penting, sama-sama dijadikan rujukan, atau yang lebih penting adalah sama-sama asli dan benar-benar benar. Usaha mendekonstruksi pusat tarekat Syattariyah juga faktor penting terhadap keberlanjutan tradisi pernaskahan di surau-surau di Padang dan Padang Pariaman. Pusat dimaksudkan sebagai sentral dari ajaran tarekat Syattariyah yang dikenal berada di Ulakan Pariaman, yang juga dikenal dengan sebutan Agama Ulakan. Di daerah Ulakan inilah pertama kali dikembangkan sistem pendidikan surau dengan paham tarekat Syattariyah oleh Syaikh Burhanuddin Ulakan. Dalam perkembangannya, yakni setelah Syaikh Burhanuddin meninggal, paham Tarekat Syattariyah di Sumatera Barat diwarnai tiga corak. Pertama, corak Ulakan Pariaman yang diwakili oleh ulama yang tinggal di sekitar Ulakan dan mengaku sebagai pelanjut dari Syaikh Burhanuddin. Kelompok ini terdiri dari ulama-ulama seperti: 1) Tuanku Bermawi yang berkedudukan di Surau Pondok. Kelompok yang dipimpinnya dikenal agak kaku dan rigid terutama dalam mensyaratkan pengajian tarekat yang hanya dilakukan secara berhalaqah di suraunya; 2) Tuanku Kuning Syahril Luthan yang mengikuti pola moderen dalam memimpin jamaah melalui pengajian terbuka dan sering mengunjungi muridnya ke pusat-pusat tarekat di Lubuk Jambi, Taluk Kuantan, Sijunjung dan daerah lain. Kelompok ini juga mengadakan acara khusus Syafar, sehari sebelum Syafar; dan 9
10 3) Tuanku Tibarau, yang dikenal oleh masyarakat setempat sebagai ulama yang keramat, tetapi tidak begitu luas pengaruhnya. C. Penutup Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan ke dalam beberapa hal berikut. Kesimpulan ini merangkum sejumlah pokok pikiran yang berhasil dimunculkan dari sejumlah data dan fakta yang berkaitan dengan segi tekstual maupun kontekstual karya yang dibicarakan. Pertama, surau-surau (khususnya surau tarekat Syattariyah) yang ada di Padang dan Padang Pariaman pernah ada tradisi penulisan naskah. Hingga saat ini beberapa surau di antaranya masih terdapat tradisi pernaskahan. Naskah-naskah yang ada masih dijadikan rujukan da pedoman dalam beribadah dan dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, naskah-naskah yang ada ditemukan di surau-surau di Padang dan Padang Pariaman kebanyakan ditulis dengan adanya banyak permintaan kalangan tarekat Syattariyah. Di samping itu, naskah-naskah itu ditulis juga karena untuk menghormati para syaikh dengan tujuan memperoleh berkah. Oleh karenanya naskah itu juga dimaksudkan untuk menyatakan bahwa ajaran para syaikh itu benar adanya dan kritikan dari pihak luar adalah salah. Dengan demikian secara kultural memperlihatkan bahwa di tengah masyarakat (khususnya para penanut paham tarekat Syattariyah) ada keperluan akan kitab itu. Hal ini bekaitan dengan kepercayaan bahwa mengetahui, memiliki bukunya, ataupun mendengar riwayat ulama, guru, dalam paham tarekat Syattariyah itu penting. Ketiga, dalam tulisan sejarah para syaikh dan ajarannya dapat ditemukan pandangan-pandangan ideologis pengarangnya. Pandangan-pandangan ideologis tersebut dipengaruhi oleh: 1) faktor perbedaan paham keagamaan yang melahirkan gerakan untuk mempetahankan paham keagamaan sendiri bahwa, pahamnya benar dan ali serta berdasar; 2) faktor sosial-budaya Minangkabau, yang memberi ruang masyarakatnya untuk senantiasa berkonflik; dan 3) faktor sosial-politik semasa seperti, penjajahan dan kemerdekaan yang ikut mewarnai pemikiran ulama tarekat Syattariyah. 10
11 Keempat, keberlanjutan dari dinamika tradisi pernaskahan yang ada di surau-surau di Padang dan Padang Pariaman dapat dilihat dari tetap digunakannya naskah-naskah yang ada dalam keseharian. Hal ini dipengaruhi oleh adanya sikap penghormatan terhadap guru dan adanya tradisi berdebat dan usaha dekonstruksi kepada pusat ajaran tarekat Syattariyah yang ada di Ulakan, Padang Pariaman. 11
12 DAFTAR PUSTKA Abdullah, Taufik Schools and Politics: The Kaum Muda Movement in West Sumatra ( ). Monograph Series, Ithaca, New York: Cornell University. Abdullah, Taufik & Sharon Siddique (peny.) Tradisi dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara. Jakarta: LP3ES. Agus, Bustanuddin Agama dalam Kehidupan Manusia: Pengantar Antropologi Agama. Jakarta : Rajawali Press. Amir, Adriyetti Salawat Dulang: Sastra Berangka yang Dihapalkan. Warta ATL, No.2 (Juli), p Sejarah Ringkas Aulia Allah Al-Shalihin Syeh Burhanuddin Ulakan : Pengantar dan Transliterasi. Padang : PUITIKA Mauizatul Hasanah: Fenomena Pernaskahan di Minangkabau. Makalah Simposium Internasional Masyarakat Pernaskahan Nusantara di Bali (28-29 Juli). Amran, Rusli Padang Riwayatmu Dulu. Jakarta : Mutiara Sumber Widya. Anwar, Khaidir Beberapa Aspek Sosio-Kultural Masalah Bahasa. Yogyakarta : UGM Press. Azra, Azyumardi Jaringan Global dan Lokal Islam Nusantara. Bandung: Mizan; diterjemahkan oleh Iding Rosyidin Hasan dari aslinya, Historical Islam: Indonesian Islam in Global and Local Perspective Surau: Pendidikan Islam Tradisional dalam Transisi dan Modernisasi. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Barat Monografi Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Padang : BPPD. Bagus, Lorens Kamus Filsafat. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Baried, Baroroh, dkk Pengantar Teori Filologi. Jorjakarta : BPPF. Barker, Chris Cultural Studies: Teori dan Praktik.(Penerjemah: Tim KUNCI Cultural Studies Center). Yogyakarta : Bentang. Beilharz, Peter Teori-Teori Sosial, Observasi Kritis terhadap Para Filosof Terkemuka. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Bruinessen, Martin van Gerakan Sempalan di Kalangan Umat Islam: Latar Belakang Sosial Budaya. Ulumul Quran Vol. III. No Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia. (cetakan keempat). Bandung: Mizan. Chambert-Loir, Henri & Fathurahman, Oman Khazanah Naskah: Panduan Koleksi Naskah Indonesia Sedunia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, kerja sama dengan EFEO. Chatib, Adrianus & Erwiza Erman Gerakan Reformis Paderi dalam Taufik Abdullah (ed.) Ensiklopedi Tematis Dunia Islam jilid 5. Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve. 12
13 Colombijn, Freek Paco-Paco (Kota) Padang, Sejarah Sebuah Kota di Indonesia Pada Abad Kedua Puluh dan Penggunaan Ruang Kota. Padang : Kerjasama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang dengan Badan Warisan Sumatera Barat. Damono, Sapardi Djoko Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Daya, Burhanuddin, 1990, Gerakan Pembaharuan Pemikiran Islam: Kasus Sumatera Thawalib, Yogyakarta: Penerbit Tiara Wacana. Djamaris, Edwar Tambo Minangkabau. Jakarta : Balai Pustaka. Dobbin, Christine Kebangkitan Islam dan Ekonomi Petani yang Sedang Berubah: Sumatra Tengah, (Penerjemah: Lillian D. Tedjasudhana). Jakarta: INIS. Faruk, H.T Konflik, Konsep Estetika Novel_Novel Pengarang Minangkabau. Makalah Kongres Bahasa Indonesia di Jakarta (28 Oktober 2 Nopember). Fathurahman, Oman Tanbih Al-Masyi, Menyoal Wahdatul Wujud: Kasus Abdurrauf Singkel di Aceh Abad 17. Bandung: EFEO & Penerbit Mizan Tarekat Syattariyah di Dunia Melayu-Indonesia: Kajian Atas Dinamika dan Perkembangannya Melalui Naskah-Naskah di Sumatera Barat. Desertasi. Depok: Pascasarjana UI Kearifan Lokal dalam Tradisi Pernaskahan Keagamaan di Sumatera Barat. Makalah Seminar Internasional Minangkabau, di Padang (23-25 Agustus). Gibb, H.A.R. & J.H. Krammers Shorter Encyclopedia of Islam. Leiden : E.J. Brill. Grebstein, Sheldon Norman Perspectives in Contemporary Critism. New York. Hamka Islam dan adat Minangkabau. Jakarta: Pustaka Panjimas. Hasanuddi Clean Tourism, Konflik, dan Konformitas: Fenomena Kepariwisataan di Minangkabau. Thesis. Denpasar : Pascasarjana Udayana. Heryanto, Ariel Masihkah Politik Jadi Panglima? Politik Kesusasteraan Indonesia Mutakhir Prisma No. 8 Tahun XVII 1988: Ikram, Achadiati Filologia Nusantara. disunting oleh Titik Pudjiastuti dkk.. Jakarta: Pustaka Jaya. Jamhari, Agama dan Demokrasi Pra-kondisi Multikulturalisme. makalah dalam dialog tentang Multikulturalisme di Wisma Syahida UIN Jakarta 24 Juli Jamil, Nur Anas Tarekat Syattariah di Sumatera Barat Laporan Penelitian pada Fakultas Keguruan Seni IKIP Padang. Jefferson, Ann dan David Robey. Ed Teori Kesusastraan Moden, Pengenalan Secara Perbandingan. Terj. Mokhtar Ahmad. Kuala Lumpurr : Dewan Bahasa dan Pustaka. 13
14 Junus, Umar Resepsi Sastra: Sebuah Pengantar. Jakarta: Gramedia. Kozok, Ulli Warisan Leluhur. Jakarta : Gramedia. Kridalaksana, Harimurti Kamus Linguistik. Jakarta : Gramedia. Latief, M. Sanusi Gerakan Kaum Tua di Minangkabau. (Disertasi S3 pada Fakultas Sastra Universitas Gajahmada). Yogyakarta : IAIN Sunan Kalijaga. Mannheim, K Ideologi dan Utopia: Menyingkap Kaitan Pikiran dan Politik. Jakarta : Kanisius. Milner, Andrew Literature, Culture and Society. London: University College Press. Muhadjir, Noeng Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rakesarasisn. Moussay, Gerard Tata Bahasa Minangkabau (penerjemah: Rahayu S. Hidayat). Jakarta : EFEO, Yayasan Gebu Minang, Univ. Leiden- Project Division, dan Kepustakaan Populer Gramedia. Mulyadi, Sri Wulan Rujiati Kodikologi Melayu di Indonesia, Lembar Sastra, edisi khusus no. 24. Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Naim, Mochtar Filosofi Budaya Minangkabau: Mengembangkan Identitas Keislaman Keminangan sebagai Jati Diri, dalam Taib, Gusnawirta & Abrar Yusra, Tantangan Sumatera Barat: Mengembalikan Keunggulan Pendidikan Berbasiskan Budaya Minangkabau, Padang: Citra Pendidikan. Nafis, Anas. (Penyalin). t.t. Hikayat Syaikh Jalaluddin. Padang Panjang : Pusat Dokumentasi Kebudayaan Minangkabau. Nasroen, M.D Dasar-Dasar Filsafat Adat Minangkabau. Jakarta : Bulan Bintang. Nasution, Prof. Dr. H. Harun (Ketua Tim) Ensiklopedi Islam Indonesia (Jilid 3 O-Z). Jakarta : Djambatan. Navis, A.A Alam Terkembang Jadi Guru: Adat dan Kebudayaan Minangkabau. Jakarta : Grafitipers. Noer, Deliar Gerakan Moderen Islam di Indonesia (cetakan kedelapan). Jakarta: LP3ES. Pemerintah Kecamatan Koto Tangah Paper, Ekspose Camat Koto Tangah, Dati. II Padang. Padang : Pemerintah Kecamatan Koto Tangah. Pramono Transliterasi dan Pengantar Teks Syaikh Abdurrauf Singkil. Skripsi. Padang : Fakultas Sastra Unand Tradisi Intelektual Keislaman Minangkabau: Kajian Teks dan Konteks Terhadap Karya-Karya Imam Maulana Abdul Manaf Amin Al-Khatib. Makalah. Seminar Filologi di Wisma Ciloto, Jawa Barat, Tanggal Januari Tradisi Penulisan dan Penyalinan Naskah-Naskah Islam Minangkabau: Kajian Atas Imam Maulana Abdul Manaf Amin Al- Khatib dan Karya-Karyanya. Hasil Penelitian. Padang : Fakultas Sastra Unand. 14
15 Putra, Yerry Satria Transliterasi dan Analisis Teks Sejarah Ringkas Syaikh Paseban Assyatiari Rahimahulah Ta ala Anhu. Skripsi. Padang : Fakultas Sastra Unand. Rahman, Fazlur Islam. (cetakan ketiga). Bandung: Pustaka, diterjemahkan dari Islam oleh Ahsin Mohammad. Ratna, Nyoman Kutha Sastra dan Cultural Studies, Refresentasi Fiksi dan Fakta. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Peran Aksara dalam Perubahan Budaya Global: Menyimak Nilai-Nilai Kelisanan dan Keberaksaraan. Dalam: Suastika, I Made dan Ratna, I Nyoman Kutha (editor). Keberaksaraan dalam Kebudayaan. Denpasar : Program Studi Magister (S2) dan Program Doktor (S3) Kajian Budaya Universitas Udayana. Hlm Ricklefs, M.C. dan Voorhoeve Indonesian Manuscrifts in Great Britain. London : Oxford University Press. Ronkel, Ph. S van Catalogus der Maleisch Handscriften van het Koninklijk Instituut voor Taal-, Land-, en Volkenkunde van Nederlands-Indie. BKI 60: Ronkel, Ph. S van Catalogus der Maleische Hanscriften in het Musem van het Bataviaasche Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. Batavia : Alberecht; s Hage : Nijhoff. VBG Supplement Catalogus der Maleische en Minangkabausche Handscriften in de Leidsche Universiteits- Bibliotheek. Leiden : E.J. Brill. Rusbiantoro, Dadang. Ed Bahasa Dekonstruksi Ala Foucault dan Derrida. Yogyakarta : Tiara Wacana. Safwan, Mardanas dkk Sejarah Kota Padang. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional. Salam, Aprinus Oposisi Sastra Sufi. Yogyakarta : LkiS. Samad, Duski Tradisionalisme Islam di Tengah Modernisme: Kajian Tentang Kontinuitas, Perubahan, dan Dinamika Tarekat di Minangkabau (disertasi). Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah. Sanday, Peggy Reeves Women at the Center: Life in A Modern Matriarchy. Ithaca: Cornell University Press. Schrieke, B.J.O Pergolakan Agama di Sumatera Barat: Sebuah Sumbangan Bibliografi (penerjemah: Soegarda Poerbakawatja). Jakarta: Bhratara. Spivak, Gayatri Chakravorty Membaca Jacques Derrida, Sebuah Pengantar. Jogjakarta : Ar-Ruzz. Steenbrink, Karel A Beberapa Aspek tentang Islam di Indonesia Abad Ke- 19. Jakarta : Bulan Bintang. Storey, John Teori Budaya dan Budaya Pop, Memetakan Lanskap Konseptual Cultural Studies. Yogyakarta : Qalam. 15
16 Strinati, Dominic Popular Culture, Pengantar Menuju Budayta Populer. Yogyakarta : Bentang. Sutarga, Amir, dkk Katalogus Koleksi Naskah Melayu Museum Pusat Jakarta. Jakarta : Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Nasional. Direktorat Jenderal Kebudayaan. Sutrisno, Mudji & Hendar Putranto (Ed.) Hermeneutika Pascakolonial. Yogykarta : Kanisius. Suryadi Syair Sunur dan Kisah Dibalik Penciptaan Sebuah Teks Minangkabau Abad XIX. Makalah Simposium Antar Bangsa Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) IV, di Pekanbaru pada tanggal Juli Syaikh Daud of Sunur: Conflic Between Reformist and the Shatariah Sufi order ini Rantau Pariaman in the first Half of the Nineteenth Century. Jakarta : STUDIA ISLAMIKA. Volume Syair Sunur: Teks dan Konteks Otobiografi Seorang Ulama Minangkabau Abad Ke-19. Padang : Citra Budaya. Sweeney, Amin Authors and Audience in Traditional Malay Literature. Dalam Monograph Series No. 20. Berkeley : University of California Press. Thompson, John B Analisis Ideologi, Kritik Wacana Ideologi-Ideologi Dunia. (Penerjemah: Haqqul Yaqin). Yogyakarta : IRCiSoD. Vianey, Watu Yohanes Citraan Ilahi dan Insani dalam Ritus Sa o Ngaza di Kampung Guru Sina, Kabupaten Ngada, Flores. Usulan Penelitian. Denpasar : Program Pascasarjana Universitas Udayana. Watson, C.W The Sociology of the Indonesian Novel Tesis MA, University of Hull. Wierenga, E.P Catalogue of Malay an Minangkabau Manuscripts in the Library of Leiden University an Other Collections in the Netherlands. (Vol. I). Leiden : Legatum Warnerianum in the Library of the University of Leiden. Yaapar, Md. Salleh Ziarah ke Timur. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka. Yusriwal Interaksi Audiens dalam Pertunjukkan Dikia. Laporan Penelitian. Padang : Fakultas Sastra Unand. Yusuf, M dkk Manuskrip dan Skriptorium Minangkabau. Laporan Penelitian Kelompok Kajian Puitika Fakultas Sastra Unand. Zulfadly Transliterasi dan Analisis Teks Kitab Ziarah Pada Makam Syaikh Abdurrauf Singkel Karangan Imam Maulana Abdul Manaf Amin al-khatib (skripsi). Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. Zuriati Undang-Undang Minangkabau, Pengaruh Tasawuf dan Dinamika Hukum Adat di Bawah Pengaruh Hukum Islam (Syarak), (Suntingan Teks dan Analisis Isi). Tesis pada Program Pascasarjana Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia). Jakarta : Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI. 16
BAB I PENDAHULUAN Sebuah manuskrip dalam aksara Latin yang berjudul Tjajar Sapi berisi tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya aksara Latin pada awal abad ke-20 secara perlahan-lahan menggeser penggunaan aksara Arab-Melayu di Nusantara. Campur tangan bangsa Eropa (Belanda) dalam
Lebih terperinciDaftar Pustaka (1992). Sastra Perang: Sebuah Pembicaraan mengenai Hikayat Perang Sabil. Jakarta: Balai Pustaka.
Daftar Pustaka Naskah Syair Bintara Mahmud Setia Raja Blang Pidier Jajahan, NB 108. Perpustakaan Nasioanal Republik Indonesia. Buku Abdullah, Taufik. (1990). Sejarah Lokal di Indonesia. Yogyakarta: Gajah
Lebih terperinciKumpulan Artikel Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat
Program PPM KOMPETITIF Sumber Dana DIPA Universitas Andalas Besar Anggaran Rp 4.500.000 Tim Pelaksana Pramono dan Yerri Satria Putra Fakultas Sastra Lokasi Kab. Padang Pariaman, Sumatera Barat PELATIHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di
11 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di Nusantara. Pada masa itu, proses reproduksi naskah dilakukan dengan cara disalin. Naskah-naskah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti kebudayaan Minang, Sumba, Timor, Alor dan lain-lain). Dalam Ilmu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia dibangun dari berbagai kebudayaan dan berbagai etnis, yang berbeda kualitas dan kuantitasnya. Setiap etnis (kebudayaan-kebudayaan lokal seperti kebudayaan
Lebih terperinciAlfian Rokhmansyah, M.Hum.
Alfian Rokhmansyah, M.Hum. Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman Samarinda Teori Filologi iii TEORI FILOLOGI oleh Alfian Rokhmansyah, M.Hum. Hak cipta dilindungi undang-undang 2017 Penyunting Azizatur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya-karya peninggalan masa lampau merupakan peninggalan yang menginformasikan buah pikiran, buah perasaan, dan informasi mengenai berbagai segi kehidupan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Naskah kuno merupakan warisan budaya masa lampau yang penting dan patut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuno merupakan warisan budaya masa lampau yang penting dan patut dilestarikan. Kita juga perlu mempelajarinya karena di dalamnya terkandung nilainilai luhur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuno merupakan salah satu warisan nenek moyang yang masih tersimpan dengan baik di beberapa perpustakaan daerah, seperti Perpustakaan Pura Pakualaman dan Museum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, yang wajib kita mensyukuri rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan yang tidak ternilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai warisan kebudayaan para leluhur antara lain terdapat di dalam berbagai cerita lisan, benda-benda,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan gugusan pulau dan kepulauan yang memiliki beragam warisan budaya dari masa lampau. Kekayaan-kekayaan yang merupakan wujud dari aktivitas-aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tulis terdiri dari dua bentuk, yaitu karya sastra tulis yang berbentuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra Indonesia terdiri dari karya sastra lisan dan karya sastra tulis. Karya sastra tulis terdiri dari dua bentuk, yaitu karya sastra tulis yang
Lebih terperinciTINJAUAN BUKU. * Peneliti Islamic Manuscripts Unit (ILMU) PPIM UIN Syarif Hidayatullah
TINJAUAN BUKU Fathurahman, Oman (Penyusun Utama), Aoyama, Toru (Penyunting Utama) (2010). Katalog Naskah Dayah Tanoh Abee, Aceh Besar. Komunitas Bambu, TUFS Tokyo, PPIM UIN Jakarta, Manassa, PKPM Aceh,
Lebih terperinciKULIAH KODIKOLOGI. Diampu oleh: Istadiyantha
KULIAH KODIKOLOGI Diampu oleh: Istadiyantha Selain Kritik Teks, ada satu kegiatan lain yang perlu kita lakukan untuk mengetahui kandungan dan seluk beluk naskah. Kegiatan ini lazim disebut dengan kodikologi.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kerajaan Pagaruyung yang terletak di Batu Sangkar, Luhak Tanah Datar, merupakan sebuah kerajaan yang pernah menguasai seluruh Alam Minangkabau. Bahkan pada masa keemasannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepulauan Nusantara yang terletak di kawasan Asia Tenggara sejak kurun waktu yang cukup lama memiliki peradaban dan kebudayaan tinggi yang
Lebih terperinciPROSES ISLAMISASI DI INDONESIA (ABAD M): MASALAH DI SEKITAR KAPAN, SIAPA, DAN DARI MANA? *)
MASALAH KONTROVERSIAL SEJARAH NASIONAL INDONESIA II PROSES ISLAMISASI DI INDONESIA (ABAD 13-18 M): MASALAH DI SEKITAR KAPAN, SIAPA, DAN DARI MANA? *) Oleh: Andi Suwirta **) ABSTRAK Tulisan ini ingin mendiskusikan
Lebih terperinciSILABUS MATAKULIAH SOSIOLOGI SASTRA IN 331 DRS. MEMEN DURACHMAN, M.HUM. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SILABUS MATAKULIAH SOSIOLOGI SASTRA IN 331 DRS. MEMEN DURACHMAN, M.HUM. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2006 SILABUS 1.
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Anwar, R. (2004). Sejarah Kecil (Petite Histoire) Indonesia Jiild 1. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.
DAFTAR PUSTAKA Anwar, R. (2004). Sejarah Kecil (Petite Histoire) Indonesia Jiild 1. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara. Azmi. (1982). Abdul Muis. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubagus Arief Rachman Fauzi, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Pandeglang terletak di wilayah Provinsi Banten, merupakan kawasan sebagian besar wilayahnya masih pedesaan. Luas wilayahnya 2.193,58 KM 2. Menurut
Lebih terperinciDAFTAR JUDUL NASKAH KUNO YANG ADA PADA BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2014
DAFTAR JUDUL NASKAH KUNO YANG ADA PADA BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI SUMATERA BARAT 2014 1 Shallallahualaihissalam Solok Selatan 2009 5 001 s/d 005 2 Risalah Mau izat Al-Hasanah Surau Nurul
Lebih terperinciAnalisis Sejarah. Novi Yulia*
Manuskrip Fiqh Perempuan Syech Abdurrahman Bintungan Tinggi: Oase Baru dalam Khasanah Naskah-Naskah Klasik Minangkabau Sumatera Barat Novi Yulia* Abstrak Dalam keseharian, fiqh Islam tidak dikotomis memisahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus berhadapan langsung dengan zaman modern. dilepas dari kehidupan manusia. Islam juga mewajibkan kepada manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia tidak diragukan lagi peranannya dan kiprahnya dalam membangun kemajuan bangsa Indonesia. Perkembangan
Lebih terperinciBAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN
BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN Pada umumnya manusia dilahirkan seorang diri. Namun demikian, mengapa manusia harus hidup bermasyarakat. Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati. Bayi misalnya,
Lebih terperinciSILABUS SOSIOLOGI SASTRA LANJUT SIN217 BSI / SMS VII
SILABUS SOSIOLOGI SASTRA LANJUT SIN217 BSI / SMS VII DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASAN DAN SASTRA INDONESIA 1 SILABUS I. Identitas
Lebih terperinciTEKNIS PENULISAN KARYA ILMIAH KHUSUS MENGENAI RUJUKAN/REFERENSI DAN TEKNIS PENULISANNYA PROGRAM PASCASARJANA UNISNU JEPARA
TEKNIS PENULISAN KARYA ILMIAH KHUSUS MENGENAI RUJUKAN/REFERENSI DAN TEKNIS PENULISANNYA PROGRAM PASCASARJANA UNISNU JEPARA KEPUTUSAN DIREKTUR PROGRAM PASCASARJANA UNISNU JEPARA NOMOR 02 TAHUN 2017 ====================================================================================
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembicaraan karya sastra tidak lepas dari penilaian-penilaian. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu seni adalah yang imajinatif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat memberikan tanggapannya dalam membangun karya sastra.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara dengan penduduk pemeluk agama Islam terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat pesat, hal ini tak luput
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. BAPPEDA Kota Padang, tentang Penyusunan Masterplan Pasar raya dan Pasar Tradisonal Kota Padang, 2012.
79 DAFTAR PUSTAKA A. Arsip dan Dokumen BAPPEDA Kota Padang, tentang Penyusunan Masterplan Pasar raya dan Pasar Tradisonal Kota Padang, 2012. Data UPTD Pasar Bandar Buat. Padang : UPTD, 2014. Dinas Pasar
Lebih terperinciKAJIAN KODIKOLOGI TERHADAP NASKAH KOLEKSI SURAU SYATTARIYAH DI PARIANGAN SKRIPSI. Disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana S1
KAJIAN KODIKOLOGI TERHADAP NASKAH KOLEKSI SURAU SYATTARIYAH DI PARIANGAN SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana S1 pada Jurusan Sastra Daerah Diajukan oleh MEGA DESILFA
Lebih terperinciPELEMBAGAAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. sendiri. Jadi, hukum Islam mulai ada sejak Islam ada. Keberadaan hukum Islam di
PELEMBAGAAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. I Hukum Islam telah ada dan berkembang seiring dengan keberadaan Islam itu sendiri. Jadi, hukum Islam mulai ada sejak Islam ada. Keberadaan
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. A.A Navis, Alam Terkembang Jadi guru :Adat dan Kebudayaan Minangkabau, ( Jakarta PT. Pustaka Grafitipers, 1986).
DAFTAR PUSTAKA A.A Navis, Alam Terkembang Jadi guru :Adat dan Kebudayaan Minangkabau, ( Jakarta PT. Pustaka Grafitipers, 1986). Alwir Darwis, Kedudukan dan Peranan Pemimpin Informal dalam Menggalang ketahanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kritik atas..., Silvy Riana Putri, FIB UI, Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra dapat mencerminkan pemikiran, kehidupan, dan tradisi yang ada dalam suatu masyarakat. Menurut Wellek dan Warren (1989: 109), pembaca karya sastra dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang lain. Mereka terikat oleh norma-norma yang berlaku di dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup berdampingan dengan manusia yang lain. Mereka terikat oleh norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat yang diantaranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nusantara memiliki beberapa jenis kesusastraan yang diciptakan, berkembang dan dilestarikan oleh masyarakat pendukungnya. Salah satu kesusastraan yang berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan dinilai sebagai identitas kepribadian dan penentu kemajuan suatu bangsa yang tidak bisa di ukur dan kehadirannya hanya dapat diketahui
Lebih terperinciNASKAH KH ANWAR RANJI WETAN MAJALENGKA. (Kajian Filologis) Proposal Skripsi
1 NASKAH KH ANWAR RANJI WETAN MAJALENGKA (Kajian Filologis) Proposal Skripsi Oleh : Reza Sukma Nugraha 206500034 Jurusan Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Wisata religi bukan merupakan hal baru dalam dunia pariwisata. Pada
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Wisata religi bukan merupakan hal baru dalam dunia pariwisata. Pada awalnya kegiatan wisata dimulai dari pergerakan manusia yang melakukan ziarah dan perjalanan
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Al Banna, G. (2006). Pluralisme Agama. Jakarta: Mata air.. (2006). Doktrin Pluralisme dalam Al Quran. Jakarta: Menara.
DAFTAR PUSTAKA Al Banna, G. (2006). Pluralisme Agama. Jakarta: Mata air.. (2006). Doktrin Pluralisme dalam Al Quran. Jakarta: Menara. Ali, F. (2001). Diaspora Cak Nur, dalam dalam Pustaka Pelajar. (2001),
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Ali, Muhamad Teologi Pluralis Multikultural: Menghargai Kemajemukan,
DAFTAR PUSTAKA Ali, Muhamad. 2003. Teologi Pluralis Multikultural: Menghargai Kemajemukan, Menjalin Kebersamaan. Jakarta: Kompas. Awuy, Tommy F. 2004. Sisi Indah Kehidupan: Pemikiran Seni dan Kritik Teater.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zainal Arifin Nugraha, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Naskah kuno merupakan hasil kebudayaan suatu bangsa yang tak ternilai harganya. Di dalamnya terdapat nilai-nilai luhur yang ingin disampaikan oleh nenek moyang
Lebih terperinciPokok Bahasan Rincian Pokok Bahasan Waktu
1. Fakultas/ Program Studi 2. Mata Kuliah dan Kode : Fakultas Bahasa dan Seni/ Pendidikan Bahasa Jawa : FILOLOGI JAWA I 3. Jumlah SKS : Teori : 2 SKS Praktik : - SKS 4. Kompetensi : Mahasiswa memiliki
Lebih terperinciTugas Perkuliahan & bobot nilai. Model Perkuliahan. Sub Pokok Bahasan. Kompetensi Khusus. Pokok Bahasan. Pertemuan ke- No.
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) MATA KULIAH SEJARAH ISLAM DI INDONESIA DOSEN : Drs. Andi Suwirta, M,Hum. Dr. Agus Mulyana, M.Hum. Encep Supriatna, M.Pd. BOBOT 3 SKS/Kode SJ 200 =======================================================================================================
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelilitian
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelilitian Ziarah merupakan istilah yang tidak asing di masyarakat. Ziarah adalah salah satu bentuk kegiatan berdoa yang identitik dengan hal yang berkaitan dengan
Lebih terperinciPeranan H. Abdul Karim Amrullah dalam gerakan pembaruan Islam di Minangkabau awal abad XX. Oleh : Rudi Sutrisna NIM K BAB I PENDAHULUAN
Peranan H. Abdul Karim Amrullah dalam gerakan pembaruan Islam di Minangkabau awal abad XX Oleh : Rudi Sutrisna NIM K 4402514 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jika melihat gerakan Islam di Minangkabau
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER 1. Program Studi : Magister Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Mata Kuliah : Analisis Wacana Kritis 3. Kode MK : 4. Semester : 1 (satu) 5. Bobot SKS : 3 SKS 6. Dosen : Dr. Teti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia memiliki banyak warisan kebudayaan yang berupa bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis berupa naskah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam menempatkan pendidikan pada kedudukan yang sangat penting.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Islam menempatkan pendidikan pada kedudukan yang sangat penting. Ayat Al-Quran yang pertama kali disampaikan kepada Nabi Muhammad berisi seruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koentjaraningrat mengatakan bahwa kata budaya berasal dari bahasa Sanksekerta budhayah yang berasal dari bentuk jamak kata budhi yang berarti budi dan akal. Kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
Arab. 2 Menurut Prof. Dr. Denys Lombard, menjelang tahun 1880 aksara Arab BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan Arab pegon di Nusantara sangat erat kaitannya dengan syi ar Agama Islam, diduga
Lebih terperinciKAJIAN PROSA FIKSI IN 210
SILABUS MATA KULIAH KAJIAN PROSA FIKSI IN 210 Dosen Pengampu Mata Kuliah: Drs Memen Durachman, M.Hum. Halimah, M.Pd. JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari banyaknya etnis yang mendiami wilayah Indonesia. ciri khas itu adalah tingkat perubahan. Setidaknya dua komponen yang tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia menjadi sebuah daya tarik tersendiri yang berbeda dengan bangsa lain. Budaya pada umumnya di wariskan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai cipta sastra karena teks yang terdapat dalam teks mengungkapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah-naskah Nusantara sangat beraneka ragam, yang isinya mengemukakan tentang kehidupan manusia misalnya, masalah politik, sosial, ekonomi, agama, kebudayaan, bahasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang merupakan daerah yang memiliki potensi budaya yang masih berkembang secara optimal. Keanekaragaman budaya mencerminkan kepercayaan dan kebudayaan masyarakat setempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan sebagainya yang menerbitkan buku, dan majalah. (Depdiknas,
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penerbit adalah seseorang atau suatu pihak yang bertindak menerbitkan buku, majalah atau jurnal. Hal itu sesuai dengan pengertian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Lebih terperinciPenggunaan Teknologi Informasi dalam Pelayanan Sumber Informasi di Perpustakaan
Penggunaan Teknologi Informasi dalam Pelayanan Sumber Informasi di Perpustakaan Nurul Alifah Rahmawati Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Abstrak Perpustakaan sebagai pusat sumber informasi
Lebih terperinciKEBUDAYAAN DALAM ISLAM
A. Hakikat Kebudayaan KEBUDAYAAN DALAM ISLAM Hakikat kebudayaan menurut Edward B Tylor sebagaimana dikutip oleh H.A.R Tilaar (1999:39) bahwa : Budaya atau peradaban adalah suatu keseluruhan yang kompleks
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang. Adapun proses kreatif itu berasal dari pengalaman pengarang sebagai manusia yang hidup di
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu. Naskah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kepustakaan yang relevan 1.1.1 Transliterasi Transliterasi merupakan salah satu tahap/langkah dalam penyuntingan teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu.
Lebih terperinciFAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS FILSAFAT ILMU
FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS FILSAFAT ILMU Mata Kuliah : Sejarah Pemikiran Kode Mata Kuliah : Bobot : 2 SKS Dosen : Prof. Dr. Ajat Sudrajat, M.Ag. Program Studi : Pend. Sejarah
Lebih terperinci2016 TEKS NASKAH SAWER PANGANTEN: KRITIK, EDISI, DAN TINJAUAN FUNGSI
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naskah merupakan hasil medium tulis yang digunakan pada sastra klasik. Isi naskah tersebut dapat meliputi semua aspek kehidupan budaya bangsa yang bersangkutan
Lebih terperinciPLURALISME-MULTIKULTURALISME DI INDONESIA
PLURALISME-MULTIKULTURALISME DI INDONESIA Diah Uswatun Nurhayati Pluralisme sering diartikan sebagai paham yang mentoleransi adanya ragam pemikiran, suku, ras, agama, kebudayaan ataupun peradaban. Pemicu
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI SERAT CARETA SAMA UN: SUNTINGAN TEKS DISERTAI ANALISIS RESEPSI. Oleh MUHAMMAD HASAN NIM
SKRIPSI SERAT CARETA SAMA UN: SUNTINGAN TEKS DISERTAI ANALISIS RESEPSI Oleh MUHAMMAD HASAN NIM 121111077 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016 SKRIPSI
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA BUKU. Ali, Mukti. Alam Pemikiran Islam Modern di India Pakistan. Bandung: Mizan, 1993.
DAFTAR PUSTAKA BUKU Abdurahman, Dudung. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 1999. Anam, Choirul. Pertumbuhan & Perkembangan NU. PT. Duta Aksara Mulia, 2010. Ali, Mukti. Alam Pemikiran
Lebih terperinciDinamika Otoritas Keagamaan di Indonesia
Dinamika Otoritas Keagamaan di Indonesia Haula Noor Peneliti Institute of Advanced Studies (IAS) Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta lola_tgr@yahoo.com Judul Buku :Varieties of Religious Authority: Changes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah adalah peristiwa yang terjadi di masa lampau. Persfektif sejarah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah adalah peristiwa yang terjadi di masa lampau. Persfektif sejarah selalu menampilkan dimensi ruang dan waktu, setiap peristiwa selalu mengandung tiga unsur pelaku,
Lebih terperinciKIAI WAHID HASYIM SANG PEMBAHARU PESANTREN. Oleh, Novita Siswayanti, MA. *
KIAI WAHID HASYIM SANG PEMBAHARU PESANTREN Oleh, Novita Siswayanti, MA. * Abstrak: Pemikiran pembaharuan Kiai Wahid Hasyim telah memberikan pencerahan bagi eksistensi pesantren dalam menentukan arah serta
Lebih terperinciSilabus Mata Kuliah Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UNISNU Jepara
SILABUS PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNISNU JEPARA TAHUN 2015 Mata Kuliah : Metodologi Studi Islam Kode MK : KPIU 14101 Bobot / Semester : 2 sks Standar Kompetensi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, Indonesia berhak menentukan nasib bangsanya sendiri, hal ini diwujudkan dalam bentuk pembangunan. Pembangunan merupakan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Pagaruyung. Kesimpulan yang dapat diambil dari latar belakang kerajaan Pagaruyung adalah, bahwa terdapat tiga faktor yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kondisi sosial kultural masyarakat. Pendidikan memiliki tugas
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan memiliki peran yang penting dalam suatu negara yakni sebagai saran untuk menciptakan manusia yang unggul. Pendidikan tidak bisa terlepas dari kondisi
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER 1. Judul Matakuliah Metode Filologi 2. Kode/SKS BDI 2212 3. Prasyarat BDI2112, B0121 13, BDI2114 4. Status Matakuliah Wajib 5. Deskripsi singkat Matakuliah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan ciptaan-nya yang lain. Kelebihan itu mencakup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai salah satu makhluk ciptaan Tuhan memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan ciptaan-nya yang lain. Kelebihan itu mencakup kepemilikan manusia atas
Lebih terperinciSILABUS MATAKULIAH SASTRA NUSANTARA IN 109 DRS. MEMEN DURACHMAN, M.HUM. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SILABUS MATAKULIAH SASTRA NUSANTARA IN 109 DRS. MEMEN DURACHMAN, M.HUM. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2006 SILABUS 1.
Lebih terperinciSumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan
c Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan d Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan Oleh Tarmidzi Taher Tema Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan di Indonesia yang diberikan kepada saya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra memuat perilaku manusia melalui karakter tokoh-tokoh cerita. Hadirnya tokoh dalam suatu karya dapat menghidupkan cerita dalam karya sastra. Keberadaan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. di Kota Padang yaitu : Pertama, faktor perkawinan, seorang keturunan Tionghoa
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Dari uraian bab-bab yang telah penulis jelaskan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa faktor yang menjadi penyebab perpindahan Muslim Tionghoa di Kota Padang yaitu
Lebih terperinciBiodata. 1. Historiografi Indonesia. S-1 S-2 S-3 Fakultas Sastra Universitas Gajah Mada
Biodata A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Lindayanti, M. Hum. 2 Jabatan Fungsional Lektor Kepala 3 Jabatan Struktural Kaprodi S2 Pascasarjana Unand 4 NIP/NIK/No. Identitas lainnya 195609261985032003
Lebih terperinci2002), Erizal, Instrumen Musik Chordophone Minangkabau (Padangpanjang: Sekolah Tinggi. Seni Indonesia,2000), 21.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki seni pertunjukan yang sangat beragam, khususnya seni musik tradisi. Seni pertunjukan Rabab adalah salah satu kesenian musik tradisional yang turun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dan memiliki bahasa yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dan memiliki bahasa yang beragam pula. Walaupun telah ada bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, bahasa daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suku Minangkabau kita kenal sebagai sebuah suku yang mayoritas masyarakatnya berasal dari wilayah Provinsi Sumatera Barat. Orang Minangkabau juga sangat menonjol
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perjalanan Islam di Nusantara (Indonesia) erat kaitannya dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perjalanan Islam di Nusantara (Indonesia) erat kaitannya dengan perkembangan Islam di Timur Tengah. Jaringan ulama yang terbentuk sejak abad ke-17 dan ke-18
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. (Ratna, 2004:34). Metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga
BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN Metode dapat diartikan sebagai cara, strategi untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat berikutnya (Ratna, 2004:34).
Lebih terperinciIMPLIKATUR PASAMBAHAN DALAM BATAGAK GALA DI KANAGARIAN PAUH V SKRIPSI
IMPLIKATUR PASAMBAHAN DALAM BATAGAK GALA DI KANAGARIAN PAUH V SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana SI pada Jurusan Satra Daerah Diajukan oleh : IMELDA NIM 06186002 JURUSAN
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Abdullah, Taufik & A. C. Van Der Leeden, Durkheim dan Pengantar Sosiologi. Moralitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1986).
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Taufik & A. C. Van Der Leeden, Durkheim dan Pengantar Sosiologi Moralitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1986). Ahmad, Muhammad Al-Assal dan Fathi Ahmad Abdul Karim, Sistem,
Lebih terperinciEMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN
EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN Oleh Nurcholish Madjid Seorang Muslim di mana saja mengatakan bahwa agama sering mendapatkan dukungan yang paling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanah ini dengan sendirinya menimbulkan pergesekan- pergesekan. kepentingan yang dapat menimbulkan permasalahan tanah.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, oleh karenanya manusia tidak bisa terlepas dari tanah. Tanah sangat dibutuhkan oleh setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu berupa akal, cipta, rasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karya sastra Indonesia bisa diketahui dengan banyaknya karya sastra
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki latar belakang budaya tinggi yang tertulis dalam karya sastra. Kekayaan yang dimiliki Indonesia sangat beragam, di antaranya berupa karya
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan
201 BAB V PENUTUP A. Simpulan Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hubungan historis antara Turki Utsmani dan Hindia Belanda sejatinya telah terjalin lama sebagaimana yang telah dikaji oleh banyak
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka. 1. Konsep Proses. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, proses memiliki arti antara lain runtunan perubahan ( peristiwa ), perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia telah melahirkan suatu perubahan dalam semua aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak tertutup kemungkinan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Turki merupakan negara Islam yang merupakan salah satu tempat bersejarah
PENDAHULUAN Turki merupakan negara Islam yang merupakan salah satu tempat bersejarah perkembangan Islam di Dunia. Turki juga merupakan wilayah yang terdiri dari dua simbol peradaban di antaranya peradaban
Lebih terperinciDAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Ketua Peneliti 1. Keterangan Pribadi a. Nama Prof. Dr. Oktavianus, M.Hum b. Tempat/Tgl lahir Simpang Tj.IV, 26-10-1963 c. Agama Islam d. Jenis Kelamin Laki-laki e. NIP 19631026199031001
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. ditemukan dua varian naskah, yaitu naskah Sêrat Driyabrata dengan nomor
BAB V PENUTUP A. Simpulan Hasil penelitian dan pembahasan telah diuraikan dalam bab IV. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tersebut, dapat diambil simpulan sebagai berikut. 1. Inventarisasi naskah
Lebih terperinciHikayat Qamaruzzaman: Suntingan Teks dan Analisis Sastra Fantastik. Oleh: Farhana Aulia C
Hikayat Qamaruzzaman: Suntingan Teks dan Analisis Sastra Fantastik Oleh: Farhana Aulia C0208022 Abstrak Penelitian naskah lama dalam dunia sastra selalu menarik untuk dikaji, terlebih dalam rangka upaya
Lebih terperinciANALISIS NILAI SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL ORANG-ORANG PROYEK KARYA AHMAD TOHARI SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII
ANALISIS NILAI SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL ORANG-ORANG PROYEK KARYA AHMAD TOHARI SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII Oleh: Alif Nurcahyo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinci