Peranan H. Abdul Karim Amrullah dalam gerakan pembaruan Islam di Minangkabau awal abad XX. Oleh : Rudi Sutrisna NIM K BAB I PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Peranan H. Abdul Karim Amrullah dalam gerakan pembaruan Islam di Minangkabau awal abad XX. Oleh : Rudi Sutrisna NIM K BAB I PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 Peranan H. Abdul Karim Amrullah dalam gerakan pembaruan Islam di Minangkabau awal abad XX Oleh : Rudi Sutrisna NIM K BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jika melihat gerakan Islam di Minangkabau pada khususnya dan di Indonesia pada umumya, selama abad XIX maupun abad XX kita akan menemukan kaitan tak terpisah yang menggabungkannya dengan gerakan-gerakan Muslim lain di dunia, khususnya di negara-negara yang mayoritas penduduknya menganut agama Islam. Pada satu saat kaum reformis di Indonesia diilhami oleh gagasan-gagasan baru yang dikumandangkan di Timur Tengah dan yang masuk ke Indonesia melalui berbagai saluran. Mekah dan Kairo merupakan dua pusat yang memperkenalkan kaum Muslimin di Indonesia dengan gagasan-gagasan pembaruan. (Murni Djamal. 2002: 4) Walaupun Pemerintah Belanda mengeluarkan sejumlah peraturan dan kebijaksanaan untuk menghalangi gagasan-gagasan baru masuk ke Indonesia, tampaknya kendali tersebut tidak berfungsi sebagaimana diharapkan. Kaum Muslimin Indonesia tetap berhubungan dengan dunia Muslim di luar melalui ibadah yang dilakukan oleh sejumlah besar orang, di antaranya, mahasiswa yang kembali setelah menuntut ilmu di lembaga pendidikan tinggi di Mekah dan Kairo. Beberapa ilmuwan Arab yang datang ke Indonesia untuk kunjungan singkat atau untuk mengajar pada lembaga-lembaga pendidikan agama di Indonesia juga memberi sumbangan pada kebangkitan dan perkembangan gerakan agama.

2 Benih pertama gerakan Islam yang masuk ke Indonesia lewat Minangkabau pada tahun 1803, dibawa oleh tiga orang haji yang kembalidari Mekah, yaitu Haji Miskin di Pandai Sikat (Luhak Agam), Haji Abdur Rahman di Piabang (Luhak 50), dan Haji Muhammad Arif di Sumanik (Luhak Tanah Datar), tampaknya dipengaruhi oleh gerakan Wahhabi di Arab Saudi (Hamka. 1982: 14). Mereka pulang ke Luhak masing-masing disemangati faham Wahhabi. Sasaran utama yang diserang kaum Padri adalah sejumlah tarekat sufi dan hukum waris matrilineal. Gerakan itu juga giat membersihkan ajaran-ajaran agama dari Sinkretisme dan menyadarkan kaum Muslimin yang hanya penganut Islam dalam nama saja. Gerakan Padri sendiri bertujuan membersihkan agama dari praktekpraktek yang tidak tepat dan menyerukan kepada kaum muslimin untuk kembali 1 ke ajaran-ajaran murni Islam, baik di pusatnya di Arab Saudi maupun di Minangkabau (Murni Djamal. 2002: 5). Di Minangkabau sendiri, gerakan Padri yang kemudian dikalahkan pada tahun 1838 oleh Intervensi Militer Belanda, tampaknya telah menanamkan sebagian benih gerakan-gerakan yang tumbuh kemudian. Pelopor gerakan pembaruan di daerah Minangkabau adalah Syekh Ahmad Khatib, yang telah menyebarkan gagasan-gagasannya dari Mekah pada masa dua puluh tahun terakhir dari abad yang lalu sampai tahun pertama dari abad ini. Ia dilahirkan di Bukittinggi pada tahun 1855 di kalangan keluarga yang mempunyai latar belakang agama dan adat yang kuat (Deliar Noer. 1973: 38). Syekh Ahmad Khatib menekankan pengajarannya pada penerapan hukum agama dan menolak praktek-praktek aliran mistik. Karena itu, tidak mengherankan bahwa sasaran utama serangannya yang menyangkut praktek-praktek kehidupan Minangkabau ialah berbagai aliran Tariqah dan hukum waris adat. Menurut pendapatnya keduanya merupakan sisa-sisa sinkretik dan tidak sah dari suatu masyarakat yang belum mendapat penyuluhan, yang harus dibuang dari praktek sehari-hari kaum muslimin di Minangkabau sebelum mereka dapat mulai mempraktekkan ajaran murni Islam. (Murni Djamal. 2002: 12) Di Mekah, Syekh Ahmad Khatib mempunyai banyak murid. Empat di antaranya bahkan menjadi pencetus pertama gagasan-gagasannya dan sekaligus

3 pengawal gerakan pembaharuan Islam. Keempatnya berasal dari daerah Minangkabau. Mereka adalah Syekh Tahir Jalaluddin al-azhari ( ), saudara sepupu Ahmad Khatib, Syekh Muhammad Jamil Jambek ( ), Haji Abdul Karim Amrullah ( ) dan Haji Abdullah Ahmad ( ). Dari keempat tokoh pembaharu tersebut yang paling mempengaruhi gerakan pembaruan di Minangkabau awal abad XX ialah Syekh Muhammad Jamil Jambek, Haji Abdul karim Amrullah, dan Haji Abdullah Ahmad. Haji Abdul Karim Amrullah lahir pada hari Ahad 17 Safar tahun 1296 (10 Februari 1879), di suatu kampong kecil bernama kepala Kabun, Jorong Betung Panjang, Nagari Sungai Batang Maninjau dalam Luhak Agam, dikenal juga dengan nama Haji Rasul. Sebagai seorang anak ulama bernama Syekh Muhammad Amrullah gelar Tuanku Kisai. Haji Abdul Karim Amrullah memperoleh pendidikan elementer secara tradisional pada berbagai tempat di daerah Minangkabau dan pada tahun 1894 pergi ke Mekah untuk belajar selama tujuh (7) tahun. Sekembali ke kampung halamannya Haji Abdul Karim Amrullah telah disebut Tuanku Syekh Nan Mudo, sebagai pengakuan atas kepandaiannya (Deliar Noer. 1982: 45). Haji Abdul Karim Amrullah menikah dengan seorang gadis bernama Raihanah binti Haji Zakariah, kemenakan Raja Bulan, anak buah Datuk Rajo Endah, suku Tanjung. (Hamka. 1982: 59) Di samping melaksanakan kegiatan-kegiatan pembaharuan, para pembaharu di Minangkabau juga menentang penguasa-penguasa adat, mereka yang bertanggungjawab yang memegang kepemimpinan dalam masyarakat, khususnya dalam administrasi nagari (desa) dan suku mereka sendiri. Kaum muda tidak merasa orang-orang ini bisa mengubah banyak, karena penguasa adat berkewajiban mempertahankan kedudukan tradisionalnya di dalam suku dan mempertahankan tatanan masyarakat nagari (desa). Untuk mengubah kehidupan masyarakat Muslimin di Minangkabau, para pembaharu berpendapat hal itu harus berawal dengan pejabat yang berkedudukan penting di nagari, khususnya para penghulu (ketua adat). Haji Abdul Karim Amrullah misalnya, mempertahankan pendapatnya, karena Islam (agama dari Tuhan) lebih tinggi daripada hukum adat yaitu adat yang diciptakan manusia, maka kedudukan para ulama harus di atas

4 orang-orang penghulu. Dengan kata lain, menurut Haji Abdul Karim Amrullah guru-guru agama bertanggungjawab untuk membimbing penguasa-penguasa sekuler, sehingga bisa menjalankan secara layak dan tetap setia pada agama dan bangsa mereka. (Murni Djamal. 2002: 25) Haji Abdul karim Amrullah dalam melukiskan usahanya di Minangkabau, menyerukan kaum Muslimin di daerah itu agar kembali ke sumber-sumber murni dari ajaran agama Islam, yaitu Qur an dan Hadits. Imbauan untuk meninggalkan taklid (penerimaan buta), untuk membersihkan agama dari praktek-praktek sinkretis, dan untuk menggunakan akal dalam hal-hal yang berkaitan dengan hukum agama, menyebabkan perpecahan antara kaum guru agama di Minangkabau menjadi dua kelompok yang saling bertentangan, yaitu kaum reformis (kaum muda) dan kaum tradisionalis (kaum tua) (Murni Djamal. 2002: 7). Dalam usahanya untuk memperbaiki dan mengangkat tingkat ibadah muslim serta pemahaman agama, tampaknya di antara para pemuka adat dan para pemimpin agama terjadi suatu pertentangan dan ketegangan tanpa akhir yang belum diselesaikan dengan baik. Salah satu alat pendidikan agama yang penting ialah majalah Islam. Kemajuan yang pesat dalam pendidikan dan pengajaran di Minangkabau ialah karena tersiarnya majalah Islam di samping pendidikan dan pengajaran Islam di surau-surau/madrasah-madrasah. Majalah Islam yang mula-mula terbit di Minangkabau, bahkan di seluruh Indonesia ialah majalah Al-Munir, diterbitkan di Padang oleh almarhum Syekh Haji Abdullah Ahmad dan dibantu oleh Syekh Haji Abdul Karim Amrullah dan Syekh Haji Muhd Thaib Umar yaitu pada tahun Isi majalah Al-Munir diantaranya: 1) Tentang kebaikan agama Islam dan kelapangannya berdasarkan Qur an dan Hadits; 2) Ilmu sejati, yang terus bersambung-sambung pada tiap-tiap juz mengupas soal keimanan; 3) Beberapa karangan yang berisi pelajaran dan pengatahuan seperti ilmu falak, dan sebagainya; 4) Soal-jawab tentang masalah agama; 5) Perkabaran tentang kejadian-kejadian dalam negeri dan luar negeri, terutama di negara-negara Islam; 6) Buah pikiran mengajak pembaca untuk mempergunakan akal dan pikirannya; 7) Adab dan akhlak yang bersambung-sambung tiap-tiap juz; dan 8) Memberantas

5 dongeng-dongeng, khurafat dan bid ah-bid ah dalam agama. (Mahmud Yunus. 1992: 79) Karena kesulitan keuangan, majalah Al- Munir menghentikan kegiatannya di tahun Akan tetapi penerbitannya dilanjutkan di Padang Panjang oleh seorang pemimpin kaum muda lainnya yaitu Zainuddin Labai el-yunusi. Tetapi dengan meninggalnya Labai pada tahun 1924, Al-Munir di Padang Panjang terpaksa menghentikan kegiatannya. Namun majalah ini mencapai banyak perubahan dibidang penyebaran pembaharuan Islam, melewati bidang pendidikan dan pertemuan-pertemuan agama( tablig). (Murni Djamal. 2002: 27) Dalam usahanya untuk menggantikan pengulangan pelajaran teologi dan program pembelajaran yang intelektual seperti Muhammad Abduh dengan program pembaharuannya yang antara lain mencakup pembaharuan pendidikan tinggi Islam, Al-Azhar di kairo, dan Sir Sayyid Ahmad Kahn dengan Aligarh-nya di India, Haji Abdul Karim Amrullah sepenuhnya memperhatikan pembaharuan sistem sekolah tradisional, yaitu Surau Jembatan Besi di Padang Panjang. Pada tahun 1915 anak-anak Surau Jembatan Besi membentuk Studie Group atau kelompok belajar. Tahun berikutnya mereka bentuk Koperasi Persaiyoan atau perkumpulan sabun. Tahun 1918 cabang Sumatra Bond berdiri di padang dan di Bukittinggi. Terpengaruh oleh ini, kelompok Surau Jembatan Besi melebur Studie Group dan Koperasi Persaiyoan menjadi Sumatra Thawalib. (Burhanuddin Daya. 1990: 12) Sumatra Thawalib lahir di pusat Ranah Minang, Sumatra Thawalib mengawali dirinya sebagai perkumpulan pelajar-pelajar agama Sumatra, melengkapi diri dengan usaha koperasi anak-anak mengaji dan seterusnya membina lembaga pendidikan Islam. Dalam berhadapan dengan kolonialisme dan imperialisme, wujud Sumatra Thawalib adalah sebagai lembaga penentang yang sangat keras. Mereka gerakkan suatu perjuangan anti penjajahan berdasarkan Islam dan cinta tanah air. Mereka laksanakan keyakinan agama dalam berorganisasi, karena menggerakkan organisasi, memajukan perkumpulan dan menentang dominasi asing merupaka salah satu kewajiban kifayah menurut mereka.seorang guru dari sekolah Sumatra Thawalib, Haji Jalaluddin Thaib pada

6 tahun 1919 mengintrodusir cara-cara mengajar modern ke dalam Sumatra Thawalib: sistem berkelas yang lebih sempurna, pemakaian bangku-bangku dan meja, kurikulum yang lebih diperbaiki dan juga kewajiban pelajar untuk membayar uang sekolah. Pada tahun berikutnya Thaib ketua dari Sumatra Thawalib (Deliar Noer. 1982: 55). Sumatra Thawalib diambil oleh unsur-unsur komunis di tahun Maka Haji Abdul Karim Amrullah membawa Muhammadiyah (organisasi masyarakat Islam yang didirikan oleh K.H.Ahmad Dahlan pada tahun 1912 di Jawa) ke Minangkabau pada tahun Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka diambil judul : PERANAN H. ABDUL KARIM AMRULLAH DALAM GERAKAN PEMBARUAN ISLAM DI MINANGKABAU AWAL ABAD XX. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah, antara lain: 1. Bagaimana gagasan dan pandangan H. Abdul Karim Amrullah tentang pelaksanaan syariat Islam di Minangkabau? 2. Bagaimana pola pendidikan Sumatra Thawalib? 3. Bagaimana perjuangan H. Abdul Karim Amrullah untuk mengubah masyarakat Minangkabau melalui Sumatra Thawalib? C. Tujuan Penelitian Dalam hubungannya dengan rumusan masalah yang dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan: 1. Mengetahui secara mendalam tentang gagasan dan pandangan H. Abdul Karim Amrullah tentang pelaksanaan syariat Islam di Minangkabau. 2. Mengetahui lebih mendalam tentang pola pendidikan Sumatra Thawalib. 3. Mengetahui bagaimana perjuangan H. Abdul Karim Amrullah untuk mengubah masyarakat Minangkabau. D. Manfaat Penelitian

7 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat: 1. Memberikan sumbangan wawasan latar belakang sekolah Sumatra Thawalib dan perjuangan H. Abdul Karim Amrullah dalam usahanya mengubah masyarakat Minangkabau. 2. Memberikan manfaat tentang pola pendidikan dari Sumatra Thawalib. 3. Memberikan sumbangan wawasan mengenai gagasan pandangan H. Abdul Karim Amrullah dalam pembaruan Islam di Minangkabau. 2. Manfaat Praktis Secara praktis ataupun implikasi, penulisan ini dapat bermanfaat : 1. Untuk memenuhi salah satu syarat guna meraih Sarjana Pendidikan Program Sejarah Jurusan Ilmu Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Menambah bahan bacaan di perpustakaan Program Sejarah maupun di perpustakaan Fakultas Keguruan dan Pendidikan.

Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi

Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi (1860-1916 M) Imam Masjidil Haram Syeikh Ahmad Khatib Al Minangkabawi merupakan salah satu ulama besar Nusantara kelas dunia. Puncak karier ulama asal Ranah Minang (Minangkabau)

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Pagaruyung. Kesimpulan yang dapat diambil dari latar belakang kerajaan Pagaruyung adalah, bahwa terdapat tiga faktor yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kerajaan Pagaruyung yang terletak di Batu Sangkar, Luhak Tanah Datar, merupakan sebuah kerajaan yang pernah menguasai seluruh Alam Minangkabau. Bahkan pada masa keemasannya

Lebih terperinci

Keywords : History, Muhammadiyah, Minangkabau, Hamka.

Keywords : History, Muhammadiyah, Minangkabau, Hamka. Jurnal Studi Al-Qur an Vol. 14, No. 1, Tahun. 2018 Membangun Tradisi Berfikir Qur an DOI:doi.org/10.21009/JSQ.014.1.06 Sejarah Keberadaan Muhammadiyah di Minangkabau Perspektif Hamka dalam Karya Ayahku

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I. PENGANTAR... 1

DAFTAR ISI BAB I. PENGANTAR... 1 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i PERNYATAAN... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR ISTILAH... viii DAFTAR TABEL DAN GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii INTISARI... xiv ABSTRACT... xv BAB I. PENGANTAR... 1

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. memadukan antara aql dan naql, namun pada dasarnya pemikiran. Muhammad Abduh lebih cenderung kepada aql daripada naql.

BAB V PENUTUP. memadukan antara aql dan naql, namun pada dasarnya pemikiran. Muhammad Abduh lebih cenderung kepada aql daripada naql. 147 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Corak Pemikiran Pendidikan Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb Muhammad Abduh dalam corak pemikiran pendidikannya, memadukan antara aql dan naql, namun pada dasarnya pemikiran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kritik atas..., Silvy Riana Putri, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Kritik atas..., Silvy Riana Putri, FIB UI, Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra dapat mencerminkan pemikiran, kehidupan, dan tradisi yang ada dalam suatu masyarakat. Menurut Wellek dan Warren (1989: 109), pembaca karya sastra dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perjalanan Islam di Nusantara (Indonesia) erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perjalanan Islam di Nusantara (Indonesia) erat kaitannya dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perjalanan Islam di Nusantara (Indonesia) erat kaitannya dengan perkembangan Islam di Timur Tengah. Jaringan ulama yang terbentuk sejak abad ke-17 dan ke-18

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sumatera merupakan pulau yang memiliki sejumlah suku besar berciri khas tradisional. Suku yang terkenal adalah Minangkabau, Aceh, Batak, Melayu, dan ada juga sejumlah suku-suku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Gerakan pembaharuan Islam di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari pengaruh pembaharuan Islam yang dilakukan oleh umat Islam di Saudi Arabia, Mesir, dan India

Lebih terperinci

MODERNISASI PENDIDIKAN ISLAM AWAL ABAD 20 (Studi Kasus di Sumatera Barat) Rini Rahman

MODERNISASI PENDIDIKAN ISLAM AWAL ABAD 20 (Studi Kasus di Sumatera Barat) Rini Rahman MODERNISASI PENDIDIKAN ISLAM AWAL ABAD 20 (Studi Kasus di Sumatera Barat) Rini Rahman MKU FIS Universitas Negeri Padang Email: rinirahman1978@gmail.com Abstract The modernisation of Surau is marked by

Lebih terperinci

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MUHAMMADIYAH CABANG BLIMBING DAERAH SUKOHARJO

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MUHAMMADIYAH CABANG BLIMBING DAERAH SUKOHARJO SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MUHAMMADIYAH CABANG BLIMBING DAERAH SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Ushuluddin Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai

BAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai BAB V KESIMPULAN Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai masa penjajahan Belanda merupakan hal yang sangat kompleks. Tan Malaka sedikit memberikan gambaran mengenai kondisi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dipaparkan simpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang penulis kaji. Sebagaimana yang telah dikaji

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 105 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran dari skripsi dengan judul GEJOLAK PATANI DALAM PEMERINTAHAN THAILAND (Kajian Historis Proses Integrasi Rakyat Patani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebar dari Sabang sampai Merauke. Termasuk daerah Sumatera Utara yang

BAB I PENDAHULUAN. menyebar dari Sabang sampai Merauke. Termasuk daerah Sumatera Utara yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku bangsa, yang pada dasarnya adalah pribumi. Suku bangsa yang berbeda ini menyebar dari Sabang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dijaga di Indonesia yang hidup di dalamnyaberbagai macam suku, ras,

BAB I PENDAHULUAN. harus dijaga di Indonesia yang hidup di dalamnyaberbagai macam suku, ras, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerukunan antar umat beragama merupakan satu unsur penting yang harus dijaga di Indonesia yang hidup di dalamnyaberbagai macam suku, ras, aliran dan agama. Untuk

Lebih terperinci

sanjungan di kalangan para pemimpin Islam dunia. BAB V PENUTUP Beliau mendapat pendidikan awal di Sekolah Melayu Anchi di Miri.

sanjungan di kalangan para pemimpin Islam dunia. BAB V PENUTUP Beliau mendapat pendidikan awal di Sekolah Melayu Anchi di Miri. 89 Menurut Tunku lagi, tokoh ini mempunyai perawakan yang lemah lembut, kuat bekerja dan mempunyai latar belakang agama yang kuat. Kejayaan tokoh ini dibidang dakwah di Sarawak, kata Tunku, mengkagumkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam, baik yang dilakukan oleh perorangan, maupun oleh kelompok atau

BAB I PENDAHULUAN. Islam, baik yang dilakukan oleh perorangan, maupun oleh kelompok atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehadiran lembaga-lembaga pendidikan Islam yang bercorak modern di Indonesia, tidak terlepas dari upaya yang dilakukan para ulama atau tokoh-tokoh Islam, baik

Lebih terperinci

Biografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam

Biografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam Biografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam *Biografi Singkat Empat Imam Besar dalam Dunia Islam* *Imam Hanafi (80-150 H)* Beliau dilahirkan pada tahun 80 H dan meninggal dunia di Bagdad pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi umat Islam di Mesir khususnya dan dunia umumnya pada. pertengahan abad 14 Hijriyah adalah masa-masa dimana imperialisme dan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi umat Islam di Mesir khususnya dan dunia umumnya pada. pertengahan abad 14 Hijriyah adalah masa-masa dimana imperialisme dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi umat Islam di Mesir khususnya dan dunia umumnya pada pertengahan abad 14 Hijriyah adalah masa-masa dimana imperialisme dan koloniaisme memegang peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam masuk ke Minangkabau telah terjadi beberapa kali pembaharuan Pada awal abad ke-20 muncul gerakan pembaharuan Islam di Minangkabau yang dipelopori oleh

Lebih terperinci

yang berhubungan dengan aturan agama Islam. Hal yang wajib dilakukan secara tertib adalah melaksanakan shalat. Shalat merupakan tiang agama Islam

yang berhubungan dengan aturan agama Islam. Hal yang wajib dilakukan secara tertib adalah melaksanakan shalat. Shalat merupakan tiang agama Islam 1 NYAI AHMAD DAHLAN Bangsa Indonesia pada umumnya, khususnya keluarga besar Muhammadiyah dan Aisiyah di manapun berada, selayaknyalah menyambut gembira Surat Keputusan Republik Indonesia, Jenderal Soeharto

Lebih terperinci

REFORMASI PENDIDIKAN ISLAM PADA AWAL ABAD KE-

REFORMASI PENDIDIKAN ISLAM PADA AWAL ABAD KE- REFORMASI PENDIDIKAN ISLAM PADA AWAL ABAD KE- 20 Oleh: Ali Sodikin Abstrak : Pendidikan merupakan salah satu wilayah (area of cincern) gerakan pembaruan Islam yang berlangsung di seluruh dunia Islam. Tokoh-tokoh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah tiga institusi pilar Globalisasi.(Amin Rais, 2008: i)

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah tiga institusi pilar Globalisasi.(Amin Rais, 2008: i) 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam 30 tahun terakhir, dunia menyaksikan bangkitnya Imperialisme ekonomi yang dilancarkan Negara-negara Barat, Negara-negara eks kolonialis, lewat apa yang disebut

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Hasil Wawancara

Lampiran 1 : Hasil Wawancara Lampiran 1 : Narasumber : Syafri Malin Mudo Jabatan : Mursyid tarekat Naqsabandiyah Pasar Baru, Kota Padang Lokasi : Surau Baitul Makmur, Padang Tanggal : 26 29 Agustus 2012 1. Sejak kapan Bapak memimpin

Lebih terperinci

Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan

Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan c Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan d Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan Oleh Tarmidzi Taher Tema Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan di Indonesia yang diberikan kepada saya

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH UNDANG-UNDANG NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa sejarah panjang perjuangan rakyat Aceh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerajaan Aceh. Ia menjadi anak beru dari Sibayak Kota Buluh di Tanah Karo.

BAB I PENDAHULUAN. kerajaan Aceh. Ia menjadi anak beru dari Sibayak Kota Buluh di Tanah Karo. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Langkat adalah salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Letaknya di barat provinsi Sumatera Utara, berbatasan dengan provinsi Aceh. Sebelah

Lebih terperinci

PENGARUH AQIDAH ASY ARIYAH TERHADAP UMAT

PENGARUH AQIDAH ASY ARIYAH TERHADAP UMAT PENGARUH AQIDAH ASY ARIYAH TERHADAP UMAT Ditulis oleh: Al-Ustadz Abdurrahman Mubarak Paham Asy ariyah sangat kental sekali dalam tubuh umat Islam dan akidah tersebut terus menyebar di tengah kaum muslimin.

Lebih terperinci

1249/2 SEJARAH Kertas 2 September 2½ jam

1249/2 SEJARAH Kertas 2 September 2½ jam SEJARAH Kertas 2 September 2½ jam PERSIDANGAN KEBANGSAAN PENGETUA-PENGETUA SEKOLAH MENENGAH MALAYSIA (PKPSM) CAWANGAN MELAKA DENGAN KERJASAMA JABATAN PELAJARAN MELAKA PEPERIKSAAN PERCUBAAN SIJIL PELAJARAN

Lebih terperinci

SEJARAH PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI MINANGKABAU. Oleh: Zulhimma, S. Ag., M. Pd

SEJARAH PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI MINANGKABAU. Oleh: Zulhimma, S. Ag., M. Pd SEJARAH PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI MINANGKABAU Oleh: Zulhimma, S. Ag., M. Pd Abstract Minangkabau Islamic education got exchanges which at the beginning were using old system individually, family

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembaharuan pemikiran Islam di Indonesia, kemudian pembaharuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. pembaharuan pemikiran Islam di Indonesia, kemudian pembaharuan tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Madrasah di Sumatera Barat di mulai awal abad ke- 20 yang merupakan tempat awal tumbuh dan berkembangnya pergerakan pembaharuan pemikiran Islam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR. orang jawa yang masuk dalam Wilayah Wali Tebing Tinggi. Setelah itu

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR. orang jawa yang masuk dalam Wilayah Wali Tebing Tinggi. Setelah itu BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR A. Letak Dan Sejarah Geografis Pada tahun 1923 Jepang masuk yang diberi kekuasaan oleh Raja Siak untuk membuka lahan perkebunan karet dan sawit yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjalanan umat Islam dari periode Nabi Muhammad Saw. diutus sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan dan kemunduran yang dialami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping menjadi salah satu faktor pemersatu bangsa juga memberikan nuansa baru dalam keberislamannya

Lebih terperinci

Perjuangan Nabi di Kota Madinah dalam Menegakan Agama Islam

Perjuangan Nabi di Kota Madinah dalam Menegakan Agama Islam Perjuangan Nabi di Kota Madinah dalam Menegakan Agama Islam Kelompok 2 Arum Suci Alfiani Innesyifa Haqien Syifa Fatimah Azzahra Keadaan Masyarakat Madinah sebelum Islam Terdapat suku Aus dan suku Khazraj,

Lebih terperinci

DAFTAR JUDUL NASKAH KUNO YANG ADA PADA BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2014

DAFTAR JUDUL NASKAH KUNO YANG ADA PADA BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2014 DAFTAR JUDUL NASKAH KUNO YANG ADA PADA BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI SUMATERA BARAT 2014 1 Shallallahualaihissalam Solok Selatan 2009 5 001 s/d 005 2 Risalah Mau izat Al-Hasanah Surau Nurul

Lebih terperinci

Islam dan Sekularisme

Islam dan Sekularisme Islam dan Sekularisme Mukaddimah Mengikut Kamus Dewan:- sekular bermakna yang berkaitan dengan keduniaan dan tidak berkaitan dengan keagamaan. Dan sekularisme pula bermakna faham, doktrin atau pendirian

Lebih terperinci

EMPAT AGENDA ISLAM YANG MEMBEBASKAN

EMPAT AGENDA ISLAM YANG MEMBEBASKAN l Edisi 001, Agustus 2011 EMPAT AGENDA ISLAM YANG MEMBEBASKAN P r o j e c t i t a i g k a a n D Luthfi Assyaukanie Edisi 001, Agustus 2011 1 Edisi 001, Agustus 2011 Empat Agenda Islam yang Membebaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjajahan Pemerintah Hindia-Belanda , karena adanya penderitaan

BAB I PENDAHULUAN. penjajahan Pemerintah Hindia-Belanda , karena adanya penderitaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terbentuknya pergerakan nasional kepada masyarakat merupakan suatu hal penting bagi kehidupan di Sumatera Timur khususnya di kota Medan. Hal ini berkaitan dengan penderitaan

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam MODUL PERKULIAHAN Pendidikan Agama Islam Islam Di Indonesia Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Manajemen 04 10230 Lestiyani Inayah, SAg Abstract Dalam bab ini kita

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dalam penelitian novel Saya Mujahid Bukan Teroris karya Muhammad B.

BAB V PENUTUP. dalam penelitian novel Saya Mujahid Bukan Teroris karya Muhammad B. BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya, hasil temuan penulis dalam penelitian novel Saya Mujahid Bukan Teroris karya Muhammad B. Anggoro yaitu berupa makna pesan dakwah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB V PENUTUP Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melalui pembahasan dan analisis dari bab I sampai bab IV, maka ada beberapa hal yang sekiranya perlu penulis tekankan untuk menjadi kesimpulan dalam skripsi ini, yaitu

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kecamatan Canduang 1. Kondisi Geografis Kecamatan Canduang merupakan salah satu dari beberapa kecamatan di Kabupaten Agam. Dimana wilayah ini ditetapkan menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. khususnya Agama Islam. Hal ini dibuktikan dengan adanya sekolah-sekolah yang

I. PENDAHULUAN. khususnya Agama Islam. Hal ini dibuktikan dengan adanya sekolah-sekolah yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari sentuhan ajaran agama, khususnya Agama Islam. Hal ini dibuktikan dengan adanya sekolah-sekolah yang bernuansa

Lebih terperinci

MENGENAL ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER

MENGENAL ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER Modul ke: MENGENAL ISLAM Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK Fakultas ILMU KOMPUTER H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Program Studi SISTEM INFORMASI www.mercubuana.ac.id Sumbangan Islam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. daerah di Indonesia. Sumatera Barat dengan sistem pemerintahan nagari yang. tersendiri yang berbeda dengan masyarakat Indonesia.

I. PENDAHULUAN. daerah di Indonesia. Sumatera Barat dengan sistem pemerintahan nagari yang. tersendiri yang berbeda dengan masyarakat Indonesia. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Barat adalah salah satu Provinsi di Indonesia yang memakai sistem pemerintahan lokal selain pemerintahan desa yang banyak dipakai oleh berbagai daerah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Abdullāh Nāṣiḥ Ulwān dilahirkan pada tahun 1928 di kota Halab. Ayahnya Haji Sa id Ulwān. Pada tahun 1945 lulus dari studinya di sekolah lanjut tingkat atas

Lebih terperinci

Tolak Asas Kebangsaan dan Demokrasi!

Tolak Asas Kebangsaan dan Demokrasi! Tolak Asas Kebangsaan dan Demokrasi! Khilafah Islamiyah tidak tiba-tiba runtuh pada 1924, tetapi diawali dulu dengan kemerosotan berpikir dan menjamurnya bid ah di tengah umat. Meski demikian, perlu waktu

Lebih terperinci

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

Di antaranya pemahaman tersebut adalah: MENYOAL PEMAHAMAN ATAS KONSEP RAHMATAN LI AL- ÂLAMÎN Kata Rahmatan li al- Âlamîn memang ada dalam al-quran. Namun permasalahan akan muncul ketika orang-orang menafsirkan makna Rahmatan li al- Âlamîn secara

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan

BAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan 201 BAB V PENUTUP A. Simpulan Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hubungan historis antara Turki Utsmani dan Hindia Belanda sejatinya telah terjalin lama sebagaimana yang telah dikaji oleh banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum pendidikan, misalnya, yang sebelumnya terbatas pada Al-Qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum pendidikan, misalnya, yang sebelumnya terbatas pada Al-Qur an dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Islam telah berlangsung kurang lebih 14 abad, yakni sejak Nabi Muhammad diutus sebagai Rasul. Pada awalnya pendidikan berlangsung secara sederhana,

Lebih terperinci

PERANAN H.ABDULLAH AHMAD DALAM PEMBAHARUAN PENDIDIKAN

PERANAN H.ABDULLAH AHMAD DALAM PEMBAHARUAN PENDIDIKAN PERANAN H.ABDULLAH AHMAD DALAM PEMBAHARUAN PENDIDIKAN Sangkot Nasution Dosen Tetap Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sumatera Utara Jl. Williem Iskandar Psr. V Medan Estate, 20371 - Medan e-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencak silat atau silat adalah seni beladiri yang dikenal secara luas di Indonesia. Selain di Indonesia silat juga dikenal di Malaysia, Brunei, Singapura, Filipina,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Ohoiwutun (2002: 14) menyatakan bahasa digunakan sehari-hari oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Ohoiwutun (2002: 14) menyatakan bahasa digunakan sehari-hari oleh 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan ungkapan pengalaman batin seseorang yang berfungsi mewujudkan ide yang ada di dalam pikiran manusia. Ohoiwutun (2002: 14) menyatakan bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan informasi di era globalisasi telah menyebabkan berbagai perubahan di segala bidang baik ekonomi, politik dan juga sosial budaya. Pesatnya

Lebih terperinci

Ditulis oleh Prof. Dr. H. Duski Samad, M.Ag./ Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Padang Minggu, 13 Mei :35

Ditulis oleh Prof. Dr. H. Duski Samad, M.Ag./ Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Padang Minggu, 13 Mei :35 STRATEGI PENDIDIKAN PADA MADRASAH [i] OLEH: Duski Samad [ii] A. PENDAHULUAN Kata madrasah secara terminologis menurut terminologi kata madrasah mempunyai pengertian, lembaga pendidikan yang memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. islam di Indonesia, mengusahakann umat islam kembali kepada Al-Qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. islam di Indonesia, mengusahakann umat islam kembali kepada Al-Qur an dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW. sehingga Muhammadiyah juga dapat

Lebih terperinci

PERJUANGAN PERGERAKAN BANGSA INDONESIA. Taat, Nasionalisme dan Jatidiri Bangsa,

PERJUANGAN PERGERAKAN BANGSA INDONESIA. Taat, Nasionalisme dan Jatidiri Bangsa, PERJUANGAN PERGERAKAN BANGSA INDONESIA Budi Utomo Tanda-tanda lahirnya gerakan nasional yang teratur mulai tampak saat Budi Utomo mucul pada tahun 20 Mei 1908. Perkumpulan ini beranggotakan kaum intelektual

Lebih terperinci

MUHAMMADIYAH DI MATA MAHASISWA NON IMM

MUHAMMADIYAH DI MATA MAHASISWA NON IMM BAHAN DISKUSI KELAS MUHAMMADIYAH DI MATA MAHASISWA NON IMM Oleh Kelompok 1 Muhammad Arifin (201410070311086); Arista Mutiara Risa (201410070311087) M. Prayogi Anggoro (201410070311089); Paksindra Agustina

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan

BAB V KESIMPULAN. di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan BAB V KESIMPULAN Ulama merupakan salah satu entitas yang penting dalam dinamika politik di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan pemerintah atau kerajaan dan mengkafirkan

Lebih terperinci

FIGUR SEORANG KIAI Oleh Nurcholish Madjid

FIGUR SEORANG KIAI Oleh Nurcholish Madjid FIGUR SEORANG KIAI Oleh Nurcholish Madjid Seorang kiai memperoleh kedudukan sosial dan wibawanya dari bermacam-macam cara. Tetapi umumnya pola kepemimpinan yang dipunyainya adalah pola kepemimpinan karismatik.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Peranan Syaikh KH. Asnawi dalam Menyebarkan Agama Islam di Caringin Banten Pada Tahun 1865 1937. Kesimpulan

Lebih terperinci

BAB IV JARINGAN INTELEKTUAL SYEKH BUYUNG MUDO PULUIK-PULUIK. A. Jaringan Intelektual Syekh Buyung Mudo Puluik-Puluik di Pantai Barat

BAB IV JARINGAN INTELEKTUAL SYEKH BUYUNG MUDO PULUIK-PULUIK. A. Jaringan Intelektual Syekh Buyung Mudo Puluik-Puluik di Pantai Barat BAB IV JARINGAN INTELEKTUAL SYEKH BUYUNG MUDO PULUIK-PULUIK A. Jaringan Intelektual Syekh Buyung Mudo Puluik-Puluik di Pantai Barat Minangkabau Bayang, pernah 100 tahun lebih (Perang Bayang, 1663-1771)

Lebih terperinci

PENTAKSIRAN DIAGNOSTIK AKADEMIK SBP 2015 PERCUBAAN SIJIL PELAJARAN MALAYSIA

PENTAKSIRAN DIAGNOSTIK AKADEMIK SBP 2015 PERCUBAAN SIJIL PELAJARAN MALAYSIA SULIT 1249/2 Sejarah Kertas 2 Ogos 2015 2 ½ Jam BAHAGIAN PENGURUSAN SEKOLAH BERASRAMA PENUH DAN SEKOLAH KECEMERLANGAN PENTAKSIRAN DIAGNOSTIK AKADEMIK SBP 2015 PERCUBAAN SIJIL PELAJARAN MALAYSIA SEJARAH

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubagus Arief Rachman Fauzi, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubagus Arief Rachman Fauzi, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Pandeglang terletak di wilayah Provinsi Banten, merupakan kawasan sebagian besar wilayahnya masih pedesaan. Luas wilayahnya 2.193,58 KM 2. Menurut

Lebih terperinci

KEBUDAYAAN DALAM ISLAM

KEBUDAYAAN DALAM ISLAM A. Hakikat Kebudayaan KEBUDAYAAN DALAM ISLAM Hakikat kebudayaan menurut Edward B Tylor sebagaimana dikutip oleh H.A.R Tilaar (1999:39) bahwa : Budaya atau peradaban adalah suatu keseluruhan yang kompleks

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti

I. PENDAHULUAN. sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata Tahlil secara etimologi dalam tata bahasa Arab membahasnya sebagai sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti mengucapkan

Lebih terperinci

EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN

EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN Oleh Nurcholish Madjid Seorang Muslim di mana saja mengatakan bahwa agama sering mendapatkan dukungan yang paling

Lebih terperinci

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG TUHA PEUET GAMPONG BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA ALA

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG TUHA PEUET GAMPONG BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA ALA QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG TUHA PEUET GAMPONG BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA ALA WALIKOTA BANDA ACEH, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Pemerintahan

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, Jakarta, 30 Juni 2011 Kamis, 30 Juni 2011

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, Jakarta, 30 Juni 2011 Kamis, 30 Juni 2011 Sambutan Presiden RI pada Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, Jakarta, 30 Juni 2011 Kamis, 30 Juni 2011 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN ISRA' MI'RAJ NABI MUHAMMAD SAW TANGGAL

Lebih terperinci

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun.

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan negara di Asia yang pernah menjadi Negara imperialis. Dengan usaha melakukan politik ekspansi ke kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia, Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modern, makmur dan sejahtera adalah bangsa-bangsa yang memiliki sistem dan

BAB I PENDAHULUAN. modern, makmur dan sejahtera adalah bangsa-bangsa yang memiliki sistem dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah perkembangan dan pembangunan bangsa-bangsa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Motivasi terbesar yang mendasari perjuangan rakyat Indonesia merebut

I. PENDAHULUAN. Motivasi terbesar yang mendasari perjuangan rakyat Indonesia merebut I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Motivasi terbesar yang mendasari perjuangan rakyat Indonesia merebut kemerdekaan dari kaum penjajah adalah cita-cita untuk dapat mewujudkan kehidupan rakyat Indonesia yang

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Satuan Pendidikan : Madrasah Aliyah (IPA/IPS/BHS) Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam Jumlah Soal : 50 Butir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunitas masyarakat matrilineal paling besar di dunia (Kato, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. komunitas masyarakat matrilineal paling besar di dunia (Kato, 2005). BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Minangkabau merupakan satu-satunya budaya yang menganut sistem kekerabatan matrilineal di Indonesia. Masyarakat Minangkabau merupakan komunitas masyarakat matrilineal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bila saat ini kaum muslimin sudah faham tentang kewajiban sholat dan

BAB I PENDAHULUAN. Bila saat ini kaum muslimin sudah faham tentang kewajiban sholat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah. Zakat merupakan rukun Islam yang ketiga setelah Syahadat dan Sholat, sehingga merupakan ajaran yang sangat penting bagi kaum muslimin. Bila saat ini kaum muslimin

Lebih terperinci

DAFTAR NAMA-NAMA INFORMAN

DAFTAR NAMA-NAMA INFORMAN DAFTAR NAMA-NAMA INFORMAN 1. Nama : Abdul Fatttah Umur : 55 tahun Pekerjaan : Wirausaha dan pengajar/ustadz Alamat : Jl. Pasar 1 Medan Marelan 2. Nama : Nurdin Al-Bukhari Umur : 25 tahun Pekerjaan : Pengajar/ustadz

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pemahaman, Berpikir Rasional, Pembangunan

Kata Kunci: Pemahaman, Berpikir Rasional, Pembangunan PAHAM TEOLOGI RASIONAL MU'TAZILAH DI INDONESIA Oleh : M. Baharudin Abstrak Studi terhadap sejarah perkembangan dan pemikiran dalam Islam khususnya dalam bidang teologi telah menarik minat para ulama Islam

Lebih terperinci

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Modul ke: RADIKALISME ISLAM DI INDONESIA Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Drs. SUMARDI, M. Pd Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Pengertian Radikal Menurut KBBI radikal adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hijriyah atau pada abad ke tujuh Masehi. Ketika itu, berbagai agama dan

BAB I PENDAHULUAN. Hijriyah atau pada abad ke tujuh Masehi. Ketika itu, berbagai agama dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Objek Ajaran Islam pertama kali masuk di Nusantara yaitu sejak abad pertama Hijriyah atau pada abad ke tujuh Masehi. Ketika itu, berbagai agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemuda sebagai generasi penerus sebuah bangsa, kader Selakigus aset. pengawasan pelaksanaan kenegaraan hingga saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Pemuda sebagai generasi penerus sebuah bangsa, kader Selakigus aset. pengawasan pelaksanaan kenegaraan hingga saat ini. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemuda sebagai generasi penerus sebuah bangsa, kader Selakigus aset masyarakat. Seseorang atau komunitas manusia muda yang biasa di identikan dengan ke dinamisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia telah melahirkan suatu perubahan dalam semua aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak tertutup kemungkinan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. agama-agama asli (agama suku) dengan pemisahan negeri, pulau, adat yang

I. PENDAHULUAN. agama-agama asli (agama suku) dengan pemisahan negeri, pulau, adat yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberagamaan orang Maluku, dapat dipahami melalui penelusuran sejarah yang memberi arti penting bagi kehidupan bersama di Maluku. Interaksiinteraksi keagamaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang sangat luas yaitu di Dunia. Jumlah penduduk yang begitu besar tanpa di

I. PENDAHULUAN. yang sangat luas yaitu di Dunia. Jumlah penduduk yang begitu besar tanpa di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk yang cukup besar, bukan hanya di kawasan Asia Tenggara, atau kawasan Asia, tetapi dalam lingkup yang sangat

Lebih terperinci

Program Kekhususan HUKUM TATA NEGARA

Program Kekhususan HUKUM TATA NEGARA SKRIPSI PELAKSANAAN KEWENANGAN BADAN MUSYAWARATAN NAGARI (BAMUS) DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NAGARI PADA NAGARI KOTO MALINTANG KECAMATAN TANJUNG RAYA KABUPATEN AGAM Program Kekhususan HUKUM TATA

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL SURVEI SURVEI SYARIAH 2014 SEM Institute

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL SURVEI SURVEI SYARIAH 2014 SEM Institute RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL SURVEI SURVEI SYARIAH 2014 SEM Institute LATAR BELAKANG Kongres Ummat Islam Indonesia (KUII) IV telah menegaskan bahwa syariat Islam adalah satu-satunya solusi bagi berbagai problematika

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad ke 20 bukan hanya menjadi saksi perjuangan bangsa Indonesia, akan tetapi dalam hal gerakan-gerakan anti penjajahan yang bermunculan di masa ini menarik perhatian

Lebih terperinci

SULIT 1249/2 NAMA PELAJAR LOGO SEKOLAH NAMA SEKOLAH PEPERIKSAAN PERTENGAHAN TAHUN 2016 TINGKATAN 5. SEJARAH KERTAS 2 Dua jam tiga puluh minit

SULIT 1249/2 NAMA PELAJAR LOGO SEKOLAH NAMA SEKOLAH PEPERIKSAAN PERTENGAHAN TAHUN 2016 TINGKATAN 5. SEJARAH KERTAS 2 Dua jam tiga puluh minit SULIT 1249/2 NAMA PELAJAR. NO. KAD PENGENALAN - - ANGKA GILIRAN LOGO SEKOLAH NAMA SEKOLAH PEPERIKSAAN PERTENGAHAN TAHUN 2016 TINGKATAN 5 SEJARAH KERTAS 2 Dua jam tiga puluh minit JANGAN BUKA KERTAS SOALAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk sosial tentunya dituntut untuk mampu berinteraksi dengan individu lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah adalah peristiwa yang terjadi di masa lampau. Persfektif sejarah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah adalah peristiwa yang terjadi di masa lampau. Persfektif sejarah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah adalah peristiwa yang terjadi di masa lampau. Persfektif sejarah selalu menampilkan dimensi ruang dan waktu, setiap peristiwa selalu mengandung tiga unsur pelaku,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH BERTRANSAKSI DI BANK SYARI AH. (Studi Kasus di Bank Muamalat cabang Surakarta)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH BERTRANSAKSI DI BANK SYARI AH. (Studi Kasus di Bank Muamalat cabang Surakarta) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH BERTRANSAKSI DI BANK SYARI AH (Studi Kasus di Bank Muamalat cabang Surakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

Daftar Isi PENDIRIAN MUSEUM MUHAMMADIYAH PROPOSAL 5 ASAS-ASAS 13 RENCANA 24 TAHAPAN PENDIRIAN 1 LATAR BELAKANG SEJARAH PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Daftar Isi PENDIRIAN MUSEUM MUHAMMADIYAH PROPOSAL 5 ASAS-ASAS 13 RENCANA 24 TAHAPAN PENDIRIAN 1 LATAR BELAKANG SEJARAH PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH PIMPINAN PUSAT PROPOSAL PENDIRIAN MUSEUM Daftar Isi 1 LATAR BELAKANG SEJARAH 5 ASAS-ASAS 13 RENCANA 24 TAHAPAN PENDIRIAN MUSEUM LATAR BELAKANG SEJARAH 2 Latar Belakang Kolonialisme Belanda yang berlangsung

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Islam masuk ke Rusia tidak lama setelah kemunculannya pada pertengahan kedua

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Islam masuk ke Rusia tidak lama setelah kemunculannya pada pertengahan kedua BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka, dapat disimpulkan bahwa, Rusia merupakan negara yang memiliki latar belakang sejarah Islam. Islam masuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab. Pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam harus dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab. Pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam harus dapat menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu realita kependidikan yang telah membudaya dikalangan sebagian bangsa, terutama dikalangan sebagian besar umat Islam yang merupakan golongan mayoritas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. macam suku, ras, agama, dan budaya. Keberagaman tersebut tersebar hampir

BAB I PENDAHULUAN. macam suku, ras, agama, dan budaya. Keberagaman tersebut tersebar hampir digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara plural yang terdiri dari berbagai macam suku, ras, agama, dan budaya. Keberagaman tersebut tersebar hampir di seluruh

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan 1. Secara Umum Konsep pendidikan yang Islami menurut Mohammad Natsir menjelaskan bahwa asas pendidikan Islam adalah tauhid. Ajaran tauhid manifestasinya

Lebih terperinci

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK) KOMPETENSI INTI DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK) MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci