Hikayat Qamaruzzaman: Suntingan Teks dan Analisis Sastra Fantastik. Oleh: Farhana Aulia C

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hikayat Qamaruzzaman: Suntingan Teks dan Analisis Sastra Fantastik. Oleh: Farhana Aulia C"

Transkripsi

1 Hikayat Qamaruzzaman: Suntingan Teks dan Analisis Sastra Fantastik Oleh: Farhana Aulia C Abstrak Penelitian naskah lama dalam dunia sastra selalu menarik untuk dikaji, terlebih dalam rangka upaya penyelamatan dokumen budaya. Salah satunya yaitu Hikayat Qamaruzzaman (HQ), sebuah kisah tentang percintaan kaum bangsawan Melayu kembali dihadirkan kepada pembaca dengan tulisan yang lebih mudah dibaca, tanpa meninggalkan kaidah penyuntingan dalam ilmu filologi. Tidak hanya suntingan teks, analisis sastra fantastik pun dilakukan untuk mengkaji teks HQ. Unsur fantastik dalam teks HQ yang melibatkan dunia supranatural dan natural menjadi titik berat kajian teks. Selain itu, upaya mengungkap relevansi isi teks dengan konteks kekinian menjadikan analisis sastra fantastik memiliki makna tersendiri. Teks HQ pun memiliki keunikan dalam penyajian cerita tentang konsep hipnotis di masa lalu. Pemanfaatan unsur supranatural dan ketidaksadaran tokoh dalam mempertemukan kisah cinta anak raja merupakan keunikan cerita yang berkaitan dengan konsep hipnotis masa lalu. Namun, seiring perkembangan ilmu pengetahuan konsep hipnotis kini menjadi sebuah fenomena yang bermanfaat bagi masyarakat. Hipnotis pun berkembang dengan bermacam bentuknya di berbagai bidang misalnya, kesehatan, hiburan, pendidikan, dan ekonomi. Kata Kunci: Hikayat Qamaruzzaman, suntingan teks, sastra Fantastik, konsep hipnotis. 1. Pendahuluan Filologi merupakan satu disiplin ilmu yang diperlukan untuk satu upaya yang dilakukan terhadap peninggalan tulisan masa lampau dalam rangka kerja menggali nilai-nilai masa lampau (Siti Baroroh Baried, et. al, 1994: 2). Peninggalan tulisan tersebut merupakan naskah-naskah klasik yang menjadi objek kajian utama pada ilmu filologi. Namun sekarang ini, sudah semakin jarang orang yang tertarik meneliti naskah. Faktor mahalnya biaya, sulitnya akses, perlunya ketelitian dan kecermatan, serta lamanya waktu penelitian menyebabkan naskah jarang dilirik peneliti. Akan tetapi, usaha yang sulit 1

2 tersebut tidak akan sia-sia untuk jangka waktu yang panjang karena naskah merupakan dokumen budaya yang harus segera diselamatkan. Naskah yang dijadikan objek pada penelitian ini adalah Hikayat Qamaruzzaman (selanjutnya disebut HQ). Naskah ini ditulis dengan huruf Arab- Melayu, pada tahun 1324 H atau 1905 M. Naskah ini tersimpan di Pusat Dokumentasi Melayu, Koleksi Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur yang terdapat dalam Pustaka Digital Manuskrip Melayu. Perpustakaan digital ini dapat diakses pada Sumber data diperoleh dengan cara mengunduh file yang tersedia dalam website tersebut. Naskah HQ merupakan cerita yang berjenis hikayat. Judul yang disebutkan dalam naskah, menunjukkan bahwa naskah ini berjenis hikayat. Hikayat ini adalah sebuah cerita yang disadurkan dari kesusastraan Arab yang tidak diketahui nama pengarangnya. Sisi menarik dari karya HQ ini di antaranya ada beberapa hal, di antaranya yaitu pertama, naskah HQ merupakan naskah klasik yang berbahasa Melayu dengan huruf Arab-Melayu yang sudah tidak dipahami lagi oleh kebanyakan orang. Kedua, naskah masih dalam keadaan baik dan utuh baik secara fisik maupun isi sehingga masih layak untuk dikaji. Ketiga, naskah HQ berisi kisah percintaan kaum bangsawan atau anak raja pada masa lampau yang melibatkan kekuatan jin dan alam bawah sadar tokoh dalam menyatukan keduanya untuk saling bercinta (HQ, 1905: 5 10). Pengisahan tentang unsur kekuatan supranatural yang dihadapkan pada realitas dan logika, membuat peneliti tergugah untuk mengkaji naskah ini dengan kajian sastra fantastik. Di samping itu, kajian dengan analisis sastra fantastik menjadi pembahasan yang menarik apabila dihadapkan pada konteks kekinian seputar hipnotis seperti yang dikisahkan dalam naskah HQ. Kelima, naskah ini mempunyai penyajian teks yang khas. Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut (1) Bagaimana suntingan teks HQ? (2) Bagaimana analisis struktur sastra fantastik teks HQ? (3) Bagaimana relevansi teks HQ apabila dianalisis melalui unsur fantastik berupa konsep hipnotis? 2

3 Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut (1) Menyediakan suntingan teks naskah HQ yang baik dan benar, (2) Mengungkapkan struktur sastra fantastik teks HQ, (3) Mengungkapkan relevansi teks HQ apabila dianalisis melalui unsur fantastik berupa hipnotis. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dalam berbagai bidang, di antaranya dapat menyediakan suntingan teks naskah HQ, memperkaya khazanah penelitian dalam bidang filologi, memaparkan kehidupan sosial berupa hikayat kaum bangsawan Islam, serta menyediakan sumber referensi dari karya Sastra Melayu yang berkaitan dengan ilmu supranatural maupun metafisika tentang hipnotis. 2. Metode Penelitian Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud, baik dalam ilmu pengetahuan maupun bidang lainnya (Poerwadarminta, 1976: 649). Bisa juga dikatakan bahwa metode merupakan cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan dalam pencapaian tujuan tertentu. Kegiatan yang dimaksudkan di sini adalah penelitian. Dengan demikian, metode penelitian adalah cara-cara berfikir dan berbuat yang dipersiapkan dengan baik-baik untuk mengadakan penelitian, dan untuk mencapai suatu tujuan penelitian (Sutrisno Hadi, 1993: 124). 2.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang membicarakan kemungkinan untuk memecahkan masalah yang aktual dengan jalan mengumpulkan data, menyusun atau mengklasifikasikan, menganalisa dan menginterpretasikan (Winarno Surakhmad, 1982: 174). Maksudnya adalah data yang dikumpulkan berupa kata-kata atau kalimat dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan kualitatif (Lexy J. Moleong. 1990: 6). 3

4 2.2 Objek Penelitian Setiap penelitian memiliki objek yang diteliti. Objek penelitian ini adalah suntingan teks HQ dan struktur sastra fantastik pada naskah HQ. 2.3 Sumber Data Penelitian Sumber data dalam penelitian ini adalah naskah Hikayat Qamaruzzaman berkode MS 34. Tebal halaman naskah berjumlah 67 halaman, berupa foto digital berformat pdf. Naskah ini tersimpan di Pusat Dokumentasi Melayu, Koleksi Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur yang terdapat dalam Pustaka Digital Manuskrip Melayu. Perpustakaan digital ini dapat diakses pada Website ini diakses peneliti pada 28 November Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik kepustakaan (library research). Teknik pustaka adalah teknik yang menggunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data (Edi Subroto, 2007: 47). Data penelitian yang dipakai berupa kata, kalimat dan paragraf atau pernyataan yang terdapat dalam naskah HQ. Pengumpulan data dengan berbagai tekniknya harus benar-benar sesuai dan tepat untuk menggali data yang diperolehnya (H.B. Sutopo, 2002 : 78). Tahapan pengumpulan data pada penelitian ini yaitu sebagai berikut Pencarian Informasi Peneliti berusaha mendapatkan informasi mengenai naskah yang akan dijadikan sumber data penelitian. Informasi ini diperoleh dari inventarisasi naskah dengan studi katalog. Pelacakan dilakukan pada katalog terbitan dan katalog online. Katalog yang dimaksud adalah katalog online Digital Library of Malay Manuscripts (Pustaka Digital Manuskrip Melayu). Katalog terbitan 4

5 yang diteliti yaitu Indonesian Manuscripts in Great Britain: A Catalogue of Manuscripts in Indonesian Languages in British Public Collections; Katalog Naskah Ali Hasjmy Aceh, Catalogue of Aceh Manuscripts: Ali Hasjmy Collection; Katalog Naskah Buton Koleksi Abdul Mulku Zahari; Catalogue of Malay and Minangkabau Manuscripts: in the Library of Leiden University and Other Collections in the Netherlands (volume one); Malay Manuscripts a Bibliographical Guide; Katalog Induk Naskah- Naskah Nusantara Jilid 4 Perpusnas RI; Katalogus Koleksi Naskah Melayu Museum Pusat Departemen P dan K; dan Panduan Koleksi Naskah-Naskah Indonesia Sedunia. Dari pembacaan katalog ini, didapatkan informasi tentang naskah HQ yang tersimpan di Pusat Dokumentasi Melayu, Koleksi Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur. Perpustakaan digital ini dapat diakses pada Pencetakan Data Tahapan setelah pencarian informasi adalah tahap pencetakan data. Tahap pencetakan dilakukan dengan cara mencetak file foto digital naskah. Setelah itu, naskah dicetak dengan cara print file unduhan. Naskah yang telah dicetak ke dalam lembar cetakan ini dilakukan agar memudahkan peneliti dalam mengkaji naskah terutama saat penyuntingan teks. Sebelum melakukan proses pencetakan, terlebih dahulu dilakukan pengunduhan naskah. Langkah yang dilakukan setelah pencetakan data adalah mendeskripsikan naskah. Deskripsi naskah ini sangat diperlukan untuk menjelaskan atau memberi gambaran tentang seluk-beluk naskah. Selain itu, deskripsi sangat berperan untuk mengetahui karakter naskah. Data yang disajikan tentang pendeskripsian naskah HQ ini mengacu pada dua sumber, yaitu Kodikologi Melayu Indonesia (Sri Wulan Rujiati Mulyadi, 1994: 38-42) dan deskripsi naskah yang terdapat dalam Katalogisasi dan 5

6 Konservasi Naskah-naskah Jawa di Surakarta sebagai Upaya Penyelamatan Intangible Asset Bangsa (Asep Yudha Wirajaya, 2007:5). 2.5 Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini menggunakan tahapan sesuai dengan yang diterapkan dalam ilmu filologi. Metode dalam bidang filologi memiliki kekhasan yang tidak dimiliki ilmu lain. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut Metode Penyuntingan Teks Metode penyuntingan dalam penelitian ini adalah metode penyuntingan naskah tunggal edisi standar. Edisi standar ialah penyuntingan dengan disertai pembetulan kesalahan-kesalahan kecil dan ketidakkonsistenan. Ejaan yang digunakan ialah ejaan yang baku (standar). Kesalahan-kesalahan diberi komentar yang dicatat dalam aparat kritik (Bani Sudardi, 2003: 59-61). Metode penyuntingan naskah tunggal dilakukan karena berdasarkan inventarisasi naskah, diketahui bahwa naskah HQ merupakan naskah salinan dari Malaysia. Hal ini berarti bahwa naskah ini bukan naskah tunggal. Akan tetapi, mengingat jarak, tenaga, waktu yang terbatas serta keterjangkauan naskah HQ, maka peneliti memutuskan untuk menggunakan metode naskah tunggal dalam penelitian ini. Naskah yang terjangkau oleh peneliti hanya terdapat satu edisi naskah dari Pustaka Digital Manuskrip Melayu, sehingga perbandingan naskah tidak memungkinkan untuk dilakukan. Penyuntingan naskah tunggal pada penelitian ini menggunakan metode edisi standar. Sebagaimana yang diungkapkan di atas, hal-hal yang perlu dilakukan dalam edisi standar antara lain sebagai berikut (Edwar Djamaris, 2006: 28). a. Teks ditransliterasikan b. Kesalahan teks dibetulkan c. Diberi catatan perbaikan/perubahan 6

7 d. Diberi komentar, tafsiran (informasi di luar teks) e. Teks dibagi dalam beberapa bagian f. Disusun daftar kata sukar Metode Pengkajian Teks Pengkajian teks ini digunakan beberapa metode untuk mendukungnya. a. Metode Struktural Sastra Fantastik Pengkajian teks ini dilakukan dengan mendeskripsikan struktur sastra fantastik. Analisis struktur sastra fantastik teks HQ menggunakan metode struktural. Kajian dilakukan pada identifikasi story discourse (meliputi aspek wacana dan kronologis), dekor realis, tokoh, penokohan, narator, dan kejadian-kejadian aneh (Risnawati, 2010: 29) yang terdapat pada naskah HQ. Kemudian dilanjutkan dengan pengelompokan ke dalam subgenre. Hal ini berdasarkan teori sastra fantastik yang dikemukakan oleh Tzvetan Todorov dalam buku Apsanti Djokosujatno (2005: 51 70). b. Metode Analisis Isi (Content Analysis) Penelitian ini menggunakan analisis isi atau content analysis. Analisis isi tentang relevansi teks berkaitan dengan konsep hipnotis. Pembacaan relevansi isi naskah dalam hal ini ditinjau dari segi konteks kekinian unsur fantastik berupa hipnotis. Untuk memahami sebuah teks agar teks itu bermakna sesuai dengan konteks kekinian sesuai dengan situasi ketika teks itu ditulis, tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan ilmu lain (Istadiyantha, 2010: 5). Bagian ini memungkinkan pengembangan penelitian filologi dengan berbagai disiplin ilmu. Menurut Suwardi Endraswara (2003: 160), analisis isi digunakan apabila peneliti hendak mengungkap, memahami dan menangkap pesan yang terkandung dalam sebuah karya. 7

8 Manfaat suatu teks dapat diketahui setelah teks itu dapat dipahami isinya. Dengan menggunakan pendekatan mutakhir dan relevan dengan masalah kekinian, akan menempatkan filologi sesuai dengan arus perkembangan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan. 2.6 Teknik Penarikan Simpulan Setelah melakukan penelitian, maka peneliti mengambil simpulan atas hasil dari analisis dan interpretasi data yang dilengkapi dengan saran-saran. Penarikan simpulan sangat berguna dalam merangkum hasil akhir suatu penelitian. Selain sebagai landasan rumusan pengambilan keputusan bagi pihak peneliti, simpulan juga digunakan sebagai bahan acuan penelitian selanjutnya. Dalam penelitian ini, penarikan simpulan dilakukan secara induktif, yaitu penarikan simpulan dengan berpikir berdasarkan pengetahuan yang bersifat khusus ke pengetahuan yang bersifat umum. 3. Suntingan Teks Pembahasan dalam penelitian ini meliputi suntingan teks dan analisis sastra fantastik. Suntingan teks secara lengkap dapat dilihat pada skripsi yang disusun oleh peneliti di Universitas Sebelas Maret. Sebagaimana diuraikan sebelumnya, metode penyuntingan yang digunakan adalah metode penyuntingan naskah tunggal dengan edisi standar. Sebelum dilakukan penyuntingan, terlebih dahulu dilakukan transliterasi pada naskah HQ. Transliterasi ini menggunakan pedoman transliterasi yang disusun oleh Istadiyantha, sesuai dengan sistem yang terdapat dalam artikel Pedoman Transliterasi Arab Latin (Istadiyantha, 2010: 1 3) dalam Akan tetapi, pedoman transliterasi ini juga terdapat penambahan serta pengurangan pada huruf Arab Melayu serta tambahan huruf Melayu (Bani Sudardi, 2003: 17 18). Suntingan teks HQ melewati beberapa tahapan dalam pelaksanaannya. Berikut merupakan tahap-tahap dalam menyunting naskah HQ. 8

9 3.1 Inventarisasi Naskah Berdasarkan inventarisasi naskah yang telah dilakukan melalui studi katalog dapat diketahui bahwa teks HQ merupakan teks salinan dari Malaysia. Hal ini berarti bahwa naskah ini bukan naskah tunggal. Peneliti mendapati terdapat bagian berupa foto dan penyebutan judul naskah serta kode yaitu Hikayat Qamaruzzaman MS 34. Selain katalog online, dalam inventarisasi naskah juga digunakan katalog terbitan. Katalog terbitan sebagaimana disebutkan dalam teknik pengumpulan data (lihat hal. 4). 3.2 Deskripsi Naskah Di dalam katalog Pustaka Digital Manuskrip Melayu pada halaman 1 atau sampul naskah digital disebutkan bahwa judul naskah adalah Hikayat Qamaruzzaman. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam teks yaitu Sebuah Hikayat Qamaruzzaman (HQ, 1905:2). Naskah ini tersimpan di Pusat Dokumentasi Melayu, Koleksi Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur. Perpustakaan digital ini dapat diakses pada Nomor inventarisasi naskah disebutkan dalam halaman pertama naskah digital yaitu, MS 34. Nomor ini merupakan nomor inventarisasi yang terdapat dalam katalog online Pustaka Digital Manuskrip Melayu. Naskah tersimpan dalam bentuk format PDF, dengan nama file hikayat qamaruzzaman.pdf. Naskah HQ memiliki ukuran file kilobytes. Naskah HQ ini hanya terdiri dari satu teks serta merupakan cerita yang berjenis hikayat. Judul yang disebutkan dalam naskah, menunjukkan bahwa naskah ini berjenis hikayat. Selain itu, bahasa yang digunakan pada naskah HQ adalah bahasa Arab dan bahasa Melayu. Akan tetapi, informasi tempat penulisan, penyalin maupun pemilik naskah tidak terdapat dalam teks. Di bagian tanggal penulisan tidak tercantum jelas dalam teks, namun terdapat kolofon yang tertulis dalam bagian akhir naskah. 9

10 Terdapat informasi tahun penyalinan naskah, yaitu tahun 1324 H atau 1905 M. Berdasarkan kondisi naskah HQ melalui foto digitalnya, diketahui bahwa keadaan naskah digital HQ sangat baik. Tulisan dapat dengan mudah dan jelas dibaca. Warna kertas terlihat agak kuning kecoklatan dikarenakan usia naskah yang sudah memiliki umur di atas 50 tahun. Bahan yang digunakan dalam penulisan naskah HQ adalah kertas. Tidak terdapat cap kertas dalam naskah ini. Dominasi warna tinta hitam dan sebagian warna merah. Status kelengkapan naskah juga menunjukkan naskah ini lengkap, dengan ditandai letak catchword yang sesuai pada setiap halamannya serta struktur cerita lengkap. Akan tetapi terdapat beberapa bagian naskah yang sedikit terhapus. Seperti pada halaman 11, 20, 28, 29, dan 40. Akan tetapi, hal ini tidak membuat peneliti menemukan kendala berarti dalam membaca teks. Naskah HQ ini memiliki 67 halaman, mencakup sampul depan. Terdapat penambahan penulisan halaman dengan menggunakan pensil di bagian bawah naskah. Informasi ini merupakan tambahan dari pengelola website dan sangat membantu peneliti dalam melakukan pembacaan naskah. Jumlah baris tiap halaman berbeda-beda. Rata-rata berkisar 26 baris tiap halaman. Selain jumlah baris, jumlah halaman yang ditulis yaitu 66 halaman. Tidak terdapat halaman pelindung serta kuras. Ukuran halaman pada tiap halaman naskah HQ ini berbeda-beda. Rata-rata menunjukkan angka panjang = 61 cm dan lebar = 38 cm. Ukuran pias pun berbeda-beda pada setiap halaman naskah. Hal ini peneliti indikasikan karena format digital foto naskah dimungkinkan telah melalui pemotongan ataupun penyesuaian tata letak yang berbeda di setiap digitalisasi naskah di tiap halamannya. Di bagian penulisan, terdapat satu kolom halaman untuk penulisan narasi cerita dan dua kolom halaman untuk penulisan sya ir pelengkap narasi cerita. Penomoran halaman merupakan tambahan dari kodikolog 10

11 atau penyedia layanan website naskah HQ. Penomoran halaman dilakukan dengan menambahkan tulisan angka halaman di bawah foto naskah. Naskah HQ menggunakan tulisan dengan aksara Arab. Jenis hurufnya berukuran sedang dan tebal, dengan keadaan tulisan yang mudah dan jelas terbaca. Jarak antarhuruf pun renggang. Warna tulisan menggunakan tinta warna hitam dan merah. Tanda koreksi pada naskah HQ terdapat di beberapa halaman yaitu halaman 20, 24, 46, dan 66. Dalam naskah ini tidak terdapat pungtuasi atau tanda baca. Namun, hanya sebagian kecil saja yang menggunakan harokat/tanda baca khususnya dalam aksara Arab yang berbahasa Arab. Hiasan huruf dan ilustrasi pun tidak terdapat dalam naskah. Pada naskah HQ terdapat iluminasi di beberapa bagian naskah. Iluminasi merupakan hiasan bingkai yang biasanya terdapat pada halaman awal dan mungkin juga pada halaman akhir (Sri Wulan Rujiati Mulyadi, 1994: 69). Bentuk iluminasi pada naskah HQ berupa gambar sulur bunga dan daun. Iluminasi terdapat pada halaman 2 8, 17 18, 21 22, 26, 29 30, 34, 36, 38 39, 41 45, 49, 52, 55, 58, dan Kolofon naskah berada di bagian halaman paling belakang naskah di akhir teks. Kolofon ini tidak menunjukkan nama penulis, nama penyalin, dan tempat penyalinan. Akan tetapi hanya memuat informasi tentang angka tahun. Tahun yang tertera yaitu 1324 H. Catatan ciri kepemilikan resmi naskah terlihat dari logo Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia. Logo ini terletak di pojok bawah sisi kanan tiap halaman naskah. Catatan lain yang terdapat dalam naskah yaitu catchword. Naskah HQ memiliki catchword atau alihan pada setiap halaman naskah pada ujung pias sebelah kiri. Meskipun demikian, terdapat halaman tanpa catchword karena penulisan berupa sya ir. Penulisan sya ir berbentuk kolom berbeda, sehingga tidak terdapat kata alihan. 11

12 3.3 Kritik Teks Secara keseluruhan, di dalam teks HQ ditemukan lima bentuk kesalahan salin tulis dan ketidakkonsistenan. Berikut penjelasan mengenai lima bentuk kesalahan salin tulis (Bani Sudardi: 2003: 56). 1. Lakuna adalah pengurangan atau penghilangan huruf, kata, frasa, kalimat, dan paragraf pada teks. 2. Adisi adalah penambahan huruf, kata, frasa, kalimat, dan paragraf pada teks. 3. Substitusi adalah penggantian huruf, kata, frasa, kalimat, dan paragraf pada teks. 4. Transposisi adalah pemindahan letak huruf, kata, frasa, kalimat, dan paragraf pada teks. 5. Ditografi adalah perangkapan huruf, kata, frasa, klausa, kalimat, dan paragraf pada teks. Secara keseluruhan, ditemukan bentuk kesalahan salin tulis dan ketidakkonsistenan penulisan dalam teks HQ yaitu berupa 198 kesalahan salin tulis dan 9 ketidakkonsistenan penulisan. Bentuk kesalahan salin tulis perinciannya yaitu 63 lakuna, 78 adisi, 43 substitusi, 7 ditografi, dan 7 transposisi, sedangkan ketidakkonsistenan penulisan terdiri dari 2 penulisan kata ulang, 5 penulisan kata, dan 2 penulisan ejaan. 4. Analisis Sastra Fantastik Cerita fantastik menekankan rasionalitas, mempermainkan nalar dengan kebimbangan untuk memilih antara penjelasan natural (rasional) dan penjelasan supranatural, serta tidak mempertentangkan kebaikan dengan kejahatan. Cerita fantastik tidak pernah mempermasalahkan apakah si makhluk supranatural mempunyai masalah eksistensial atau tidak. Cerita fantastik termasuk dalam kategori seni untuk seni, yang membebaskan diri dari semua beban, seperti puisi (Apsanti Djokosujatno, 2005: 82) Analisis sastra fantastik pada naskah HQ dilakukan berdasarkan pembacaan unsur instrinsik teks HQ. Melalui pembacaan unsur instrinsik tersebut diketahui bahwa terdapat unsur fantastik yang mendominasi yaitu 12

13 pengaruh kekuatan supranatural dalam penyatuan cinta anak raja. Kekuatan supranatural tersebut berupa kekuatan jin yang dapat membuat tokoh tidak sadar dan di bawah pengaruh ketaksadaran tokoh menimbulkan perasaan cinta yang luar biasa. Selain itu, kekuataan supranatural lain berasal dari cincin yang dikisahkan dalam teks tertukar dapat menjadi simbol bentuk kecintaan yang dirasakan kedua tokoh utama. Unsur instrinsik sastra fantastik dilakukan melalui kajian motif fantastik, dekor realis, narator, dan kejadian aneh pada teks HQ. Berdasarkan hal tersebut, diketahui bahwa motif fantastik memperoleh nilai berkat faktor penceritaan. Terdapat hal atau informasi yang pada awalnya meloncat dan menimbulkan kebimbangan, namun dijelaskan selanjutnya dalam cerita bahwa hal ini terjadi karena makhluk supranatural berupa jin. Melalui kajian unsur-unsur di atas, teks HQ dapat digolongkan sebagai sub-genre marvelous. Genre ini merujuk pada penceritaan yang akan datang, artinya masih melibatkan gejala yang tidak atau belum pernah terjadi, sehingga hukum alam yang baru harus dibuat untuk memperhitungkan gejala supranatural tersebut. Karakteristik teks HQ tersebut benar-benar murni imajiner dengan peristiwa fantastik sebagai dasar setting-nya menjadi indikator minimum marveolus. Penghadiran cerita jin dan cincin berkekuatan merupakan motif fantastik yang ditemukan dalam teks HQ. 5. Relevansi Teks HQ Teks HQ memiliki unsur supranatural yang melibatkan jin sehingga menyebabkan pengaruhnya meliputi manusia dalam keadaan tidak sadar. Hal inilah yang membuat peneliti tergugah untuk mengkaji konsep hipnotis dalam teks HQ dan masa kini. Peneliti mengasumsikan bahwa terdapat hubungan atau relevansi dengan konteks kekinian mengenai pemanfaatan kondisi tidak sadar manusia untuk melakukan sesuatu hal antara kisah Qamaruzzaman dengan konsep hipnotis. Hipnotis pada masa lalu sangat erat dengan dunia sihir, perdukunan, paranormal. Rentang waktu yang berlalu menjadikan ilmu tentang sihir berkembang seiring pesatnya ilmu pengetahuan. Pada kondisi tertentu, 13

14 fenomena hipnotis yang marak ini dapat diungkap lebih mendalam tentang kesejarahan dan hubungannya dengan dunia gaib dan sihir di masa lampau. Hal ini melibatkan beberapa elemen, di antaranya agama, ilmu pengetahuan, kesehatan, psikologi, metafisika, dan seni. Hypnosis sebenarnya tidak benar-benar membuat seseorang dalam kondisi tidur, walaupun dalam beberapa kasus terutama dalam hypnosis panggung kita melihat orang ditidurkan oleh penghipnotisnya, yang terjadi adalah di mana kondisi suyet (objek) berpindah dari kondisi sadar ke kondisi bawah sadar. Hipnotis kini marak digunakan sebagai salah satu alternatif penyelesaian masalah mulai dari masalah hiburan, kesehatan, hingga masalah pengasuhan anak. Akan tetapi, ilmu yang seharusnya digunakan dengan baik ini dimanfaatkan oleh orang tidak bertanggungjawab untuk kejahatan. Hipnotis jika dikaji lebih memiliki keterkaitan dengan apa yang dikisahkan dalam teks HQ. Hipnotis secara tradisional diungkapkan dengan tokoh supranatural yang melibatkan jin sehingga menyebabkan pengaruhnya meliputi manusia dalam keadaan tidak sadar. Pemanfaatan kondisi tidak sadar manusia untuk melakukan sesuatu hal dalam teks HQ tentang kisah Qamaruzzaman terdapat relevansi yang kuat dengan konsep hipnotis masa kini atau hipnotis modern. Meskipun pada kenyataannya, hipnotis pun membawa nilai positif dan negatif bagi masyarakat penggunanya. 6. Penutup 6.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap teks HQ dapat diperoleh simpulan sebagai berikut. 1. Secara keseluruhan, ditemukan bentuk kesalahan salin tulis dan ketidakkonsistenan penulisan dalam teks HQ yaitu berupa 198 kesalahan salin tulis dan 9 ketidakkonsistenan penulisan. Bentuk kesalahan salin tulis perinciannya yaitu 63 lakuna, 78 adisi, 43 substitusi, 7 ditografi, dan 7 transposisi, sedangkan ketidakkonsistenan penulisan terdiri dari 2 penulisan kata ulang, 5 penulisan kata, dan 2 penulisan ejaan. 14

15 2. Teks HQ dapat digolongkan sebagai sub-genre marvelous. Berdasarkan kajian motif fantastik, dekor realis, narator, dan kejadian aneh pada teks HQ, dapat diperoleh bahwa motif fantastik memperoleh nilai berkat faktor penceritaan. Terdapat unsur fantastik yang mendominasi yaitu pengaruh kekuatan supranatural dalam penyatuan cinta anak raja. Kekuatan supranatural tersebut berupa kekuatan jin yang dapat membuat tokoh tidak sadar dan di bawah pengaruh ketaksadaran tokoh menimbulkan perasaan cinta yang luar biasa. Selain itu, cincin yang dikisahkan dalam teks tertukar dapat menjadi simbol bentuk kecintaan yang dirasakan kedua tokoh utama. Ada hal atau informasi yang pada awalnya berlubang dan menimbulkan kebimbangan, namun dijelaskan selanjutnya dalam cerita bahwa hal ini terjadi karena makhluk supranatural berupa jin. Karakteristik teks HQ tersebut benar-benar murni imajiner dengan peristiwa fantastik sebagai dasar setting-nya menjadi indikator minimum marveolus. 3. Hipnotis memiliki keterkaitan dengan apa yang dikisahkan dalam teks HQ. Hipnotis secara tradisional diungkapkan dengan tokoh supranatural yang melibatkan jin sehingga menyebabkan pengaruhnya meliputi manusia dalam keadaan tidak sadar. Pemanfaatan kondisi tidak sadar manusia untuk melakukan sesuatu hal dalam teks HQ tentang kisah Qamaruzzaman terdapat relevansi yang kuat dengan konsep hipnotis masa kini atau hipnotis modern. Meskipun pada kenyataannya, hipnotis pun membawa nilai positif dan negatif bagi masyarakat penggunanya. 6.2 Saran Setelah peneliti menarik simpulan terhadap hasil penelitian, maka peneliti memberikan saran bagi pembaca yang menggali informasi dari penelitian ini sebagai berikut. 1. Bagi para penikmat karya sastra, hendaknya dalam melakukan pembacaan terhadap karya sastra, khususnya karya sastra lama, tidak 15

16 terbatas pada pemaknaan teks yang disajikan oleh pengarang. Akan tetapi, pembacaan hendaknya dilakukan dengan mempertimbangan konteks yang berkaitan dengan karya tersebut. Harapan akan pemaknaan yang lebih luas dan menyeluruh terhadap karya akan tercapai apabila pembaca dapat menyikapi karya secara bijak. Karya tidak hanya dihadirkan pengarang tanpa suatu maksud tertentu. Dunia irasional, dunia yang tidak mengenal batas natural dan supranatural, dunia yang menghadirkan dunia tak kasat mata, tidak begitu saja hadir tanpa kedekatan tema dengan masyarakatnya. Penikmat sastra hendaknya mampu membaca makna di balik penggunaan tema, motif, dan penghadiran kembali cerita yang dekat dengan masyarakat pada karya tersebut. 2. Bagi para peneliti lain dalam bidang sastra Indonesia, penelitian ini hanya mencakup salah satu unsur dari seluruh bagian cerita objek penelitian. Peneliti menyadari di dalam penelitian ini masih terdapat kekurangan dalam penyuntingan maupun pengkajian teks. Untuk itu, peneliti berharap penelitian ini dapat menjadi pemicu dalam pengembangan penelitian filologi yang lebih lanjut. Masih memungkinkan adanya beberapa penelitian lain untuk mengungkap permasalahan-permasalahan yang meliputi teks HQ. 3. Bagi masyarakat pembaca, diharapkan penelitian ini dapat dirasakan manfaatnya. Dari hasil penelitian, didapati bahwa hal positif dan negatif dari perkembangan ilmu pengetahuan selalu meliputi perjalanannya. Filolog mencoba menghadirkan karya klasik ke hadapan pembaca, dilengkapi dengan kajiannya mengenai fenomena yang kini merebak di masyarakat tentang hipnotis. Pembaca hendaknya lebih waspada dan berhati-hati menghadapi fenomena hipnotis yang kini. Masyarakat awam terutama yang beragama Muslim, hipnotis kerap disalahtafsirkan hingga menjerumuskan ke dalam kemusyrikan. Masyarakat umum hendaknya juga berhati-hati akan pemanfaatan hipnotis untuk kriminalitas. Korban dapat terperdaya dengan memanfaatkan metode hipnotis. 16

17 7. Daftar Pustaka Achadiati Ikram, et.al., Katalog Naskah Buton: Koleksi Abdul Mulku Zahari. Jakarta: Manassa - Yayasan Obor Indonesia. Amir Sutaarga, et.al Katalogus Koleksi Naskah Melayu Museum Pusat Dep. P dan K. Jakarta: Departemen P & K. Apsanti Djokosujatno Cerita Fantastik dalam Perspektif Genetik dan Struktural. Jakarta: Djambatan. Asep Yudha Wirajaya Katalogisasi dan Konservasi Naskah-naskah Jawa di Surakarta sebagai Upaya Penyelamatan Intangible Asset Bangsa. Laporan Penelitian Beasiswa Unggulan Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Depdiknas. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Bani Sudardi Penggarapan Naskah. Surakarta: BPSI. Behrend, T. E. (Ed.) Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 4 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia-Ecole Francaise D Extreme orient. Edi Subroto Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press. Edwar Djamaris Metode Penelitian Filologi. Cetakan Kedua. Jakarta: CV Manasco. H.B. Sutopo Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press. Howard, Joseph H Malay Manuscripts a Bibliographical Guide. Kuala Lumpur: University of Malaya Library. Lexy J. Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Loir, Henri Chambert dan Oman Fathurahman Panduan Koleksi Naskah-Naskah Indonesia Sedunia: World Guide to Indonesian Manuscript Collections. Jakarta: Ecole Francaise D Extreme Orient dan Yayasan Obor Indonesia. Oman Fathurahman dan Munawar Holil Katalog Naskah Ali Hasjmy Aceh, Catalog of Aceh Manuscripts: Ali Hasjmy Collection. Tokyo: Tokyo Universities of Foreign Studies. Poerwadarminta, W. J. S Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 17

18 Ricklefs, M.C & P. Voorhoeve Indonesian Manuscripts in Great Britain: A Catalogue of Manuscripts in Indonesian Languages in British Public Collections. London: Oxford University Press. Risnawati Representasi Fantasi Enam Cerpen Dalam Kumpulan Cerpen "Dunia di Kepala Alice" Karya Ucu Agustin Analisis Struktur Fantastik Dan Semiotika.( Skripsi). Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga Surabaya. Siti Baroroh Baried, et.al Pengantar Teori Filologi. Yogyakarta: Badan Penelitian dan Publikasi Fakultas (BPPF) Seksi Filologi, Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada. Sri Wulan Rujiati Mulyadi Kodikologi Melayu di Indonesia (Lembar Sastra Edisi Khusus No. 24). Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Suwardi Endraswara Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: CAPS. Wieringa, E. P. (Ed) Catalogue of Malay and Minangkabau Manuscripts: in the Library of Leiden University and Other Collections in the Netherlands (volume one). Leiden: Legatum Warnerianum in Leiden University Library. Winarno Surakhmad Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito. Sumber Internet Istadiyantha Pedoman Transliterasi Arab Latin. ( diakses peneliti pada 27 Juli Problematika Penelitian Filologi. ( diakses peneliti pada 27 Juli Website Pustaka Digital Manuskrip Melayu. Hikayat Qamaruzzaman MS 34. ( diakses peneliti pada 28 November

Hikayat Qamaruzzaman: Suntingan Teks dan Analisis Sastra Fantastik

Hikayat Qamaruzzaman: Suntingan Teks dan Analisis Sastra Fantastik 1 A. JUDUL PENELITIAN Hikayat Qamaruzzaman: Suntingan Teks dan Analisis Sastra Fantastik B. LATAR BELAKANG MASALAH Aktivitas-aktivitas kehidupan manusia termanifestasi dalam sebuah kebudayaan. Di antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sebuah penelitian diperlukan penggunaan metode yang tepat agar hasil penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sebuah penelitian diperlukan penggunaan metode yang tepat agar hasil penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Secara umum, metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiono, 2010:3). Dalam sebuah penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai warisan kebudayaan para leluhur antara lain terdapat di dalam berbagai cerita lisan, benda-benda,

Lebih terperinci

Daftar Pustaka (1992). Sastra Perang: Sebuah Pembicaraan mengenai Hikayat Perang Sabil. Jakarta: Balai Pustaka.

Daftar Pustaka (1992). Sastra Perang: Sebuah Pembicaraan mengenai Hikayat Perang Sabil. Jakarta: Balai Pustaka. Daftar Pustaka Naskah Syair Bintara Mahmud Setia Raja Blang Pidier Jajahan, NB 108. Perpustakaan Nasioanal Republik Indonesia. Buku Abdullah, Taufik. (1990). Sejarah Lokal di Indonesia. Yogyakarta: Gajah

Lebih terperinci

HIKAYAT QAMARUZZAMAN: Suntingan Teks dan Analisis Sastra Fantastik

HIKAYAT QAMARUZZAMAN: Suntingan Teks dan Analisis Sastra Fantastik HIKAYAT QAMARUZZAMAN: Suntingan Teks dan Analisis Sastra Fantastik SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepulauan Nusantara yang terletak di kawasan Asia Tenggara sejak kurun waktu yang cukup lama memiliki peradaban dan kebudayaan tinggi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan suatu bangsa pada masa sekarang ini merupakan suatu rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin memahami lebih dalam mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Sumber Data Sumber data penelitian ini adalah naskah Masaaila Aqiidatu `l-islam ( MAI ) hasil pemikiran Abu Laits As-Samarqandi. Data atau objek penelitian ini adalah teks

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud, baik dalam ilmu pengetahuan maupun bidang lainnya (Poerwadarminta, 1976:649). Bisa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuno merupakan salah satu warisan nenek moyang yang masih tersimpan dengan baik di beberapa perpustakaan daerah, seperti Perpustakaan Pura Pakualaman dan Museum

Lebih terperinci

SYAIR NEGERI PATANI : Suntingan Teks dan Analisis Semiotik

SYAIR NEGERI PATANI : Suntingan Teks dan Analisis Semiotik SYAIR NEGERI PATANI : Suntingan Teks dan Analisis Semiotik SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Naskah kuno merupakan warisan budaya masa lampau yang penting dan patut

BAB I PENDAHULUAN. Naskah kuno merupakan warisan budaya masa lampau yang penting dan patut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuno merupakan warisan budaya masa lampau yang penting dan patut dilestarikan. Kita juga perlu mempelajarinya karena di dalamnya terkandung nilainilai luhur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya-karya peninggalan masa lampau merupakan peninggalan yang menginformasikan buah pikiran, buah perasaan, dan informasi mengenai berbagai segi kehidupan yang

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. (Ratna, 2004:34). Metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. (Ratna, 2004:34). Metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN Metode dapat diartikan sebagai cara, strategi untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat berikutnya (Ratna, 2004:34).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan gugusan pulau dan kepulauan yang memiliki beragam warisan budaya dari masa lampau. Kekayaan-kekayaan yang merupakan wujud dari aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di

BAB I PENDAHULUAN. Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di 11 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di Nusantara. Pada masa itu, proses reproduksi naskah dilakukan dengan cara disalin. Naskah-naskah

Lebih terperinci

TINJAUAN BUKU. * Peneliti Islamic Manuscripts Unit (ILMU) PPIM UIN Syarif Hidayatullah

TINJAUAN BUKU. * Peneliti Islamic Manuscripts Unit (ILMU) PPIM UIN Syarif Hidayatullah TINJAUAN BUKU Fathurahman, Oman (Penyusun Utama), Aoyama, Toru (Penyunting Utama) (2010). Katalog Naskah Dayah Tanoh Abee, Aceh Besar. Komunitas Bambu, TUFS Tokyo, PPIM UIN Jakarta, Manassa, PKPM Aceh,

Lebih terperinci

Alfian Rokhmansyah, M.Hum.

Alfian Rokhmansyah, M.Hum. Alfian Rokhmansyah, M.Hum. Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman Samarinda Teori Filologi iii TEORI FILOLOGI oleh Alfian Rokhmansyah, M.Hum. Hak cipta dilindungi undang-undang 2017 Penyunting Azizatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang luas yang mencakup bidang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. yang luas yang mencakup bidang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Filologi merupakan suatu pengetahuan tentang sastra-sastra dalam arti yang luas yang mencakup bidang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan (Baroroh-Baried,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tulis terdiri dari dua bentuk, yaitu karya sastra tulis yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tulis terdiri dari dua bentuk, yaitu karya sastra tulis yang berbentuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra Indonesia terdiri dari karya sastra lisan dan karya sastra tulis. Karya sastra tulis terdiri dari dua bentuk, yaitu karya sastra tulis yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara dengan penduduk pemeluk agama Islam terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat pesat, hal ini tak luput

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis

BAB I PENDAHULUAN. bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia memiliki banyak warisan kebudayaan yang berupa bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis berupa naskah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koentjaraningrat mengatakan bahwa kata budaya berasal dari bahasa Sanksekerta budhayah yang berasal dari bentuk jamak kata budhi yang berarti budi dan akal. Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai cipta sastra karena teks yang terdapat dalam teks mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai cipta sastra karena teks yang terdapat dalam teks mengungkapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah-naskah Nusantara sangat beraneka ragam, yang isinya mengemukakan tentang kehidupan manusia misalnya, masalah politik, sosial, ekonomi, agama, kebudayaan, bahasa,

Lebih terperinci

Pokok Bahasan Rincian Pokok Bahasan Waktu

Pokok Bahasan Rincian Pokok Bahasan Waktu 1. Fakultas/ Program Studi 2. Mata Kuliah dan Kode : Fakultas Bahasa dan Seni/ Pendidikan Bahasa Jawa : FILOLOGI JAWA I 3. Jumlah SKS : Teori : 2 SKS Praktik : - SKS 4. Kompetensi : Mahasiswa memiliki

Lebih terperinci

NASKAH KH ANWAR RANJI WETAN MAJALENGKA. (Kajian Filologis) Proposal Skripsi

NASKAH KH ANWAR RANJI WETAN MAJALENGKA. (Kajian Filologis) Proposal Skripsi 1 NASKAH KH ANWAR RANJI WETAN MAJALENGKA (Kajian Filologis) Proposal Skripsi Oleh : Reza Sukma Nugraha 206500034 Jurusan Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah naskah Wawacan Pandita Sawang yang beraksara Arab (Pegon) dan berbahasa Sunda, teks di dalamnya berbentuk puisi/wawacan. Naskah

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Naskah SDR yang dijadikan objek penelitian tidak mempunyai nomor

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Naskah SDR yang dijadikan objek penelitian tidak mempunyai nomor BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap naskah SDR, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Naskah SDR yang dijadikan objek penelitian tidak mempunyai

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut : A. Simpulan. 1. Sêrat Srutjar merupakan naskah jamak. Ditemukan tiga buah naskah yang

BAB IV PENUTUP. ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut : A. Simpulan. 1. Sêrat Srutjar merupakan naskah jamak. Ditemukan tiga buah naskah yang 373 BAB IV PENUTUP Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, maka akhir penelitian ini dapat ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut : A. Simpulan 1. Sêrat Srutjar merupakan naskah jamak. Ditemukan

Lebih terperinci

SYAIR IBADAT : Suntingan Teks, Analisis Ajaran Tauhid dan Konsep Ekskatologi

SYAIR IBADAT : Suntingan Teks, Analisis Ajaran Tauhid dan Konsep Ekskatologi SYAIR IBADAT : Suntingan Teks, Analisis Ajaran Tauhid dan Konsep Ekskatologi SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat, sejarah, budi pekerti, piwulang, dll. (Nindya 2010:1). Manfaat dalam

BAB I PENDAHULUAN. rakyat, sejarah, budi pekerti, piwulang, dll. (Nindya 2010:1). Manfaat dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuna mempunyai peran penting dalam peradaban umat manusia, karena naskah kuna berisi berbagai macam tulisan tentang: adat istiadat, cerita rakyat, sejarah, budi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Pengertian Filologi. kebudayaan suatu bangsa melalui teks-teks tertulis di dalam naskah-naskah klasik

BAB II KAJIAN TEORI. A. Pengertian Filologi. kebudayaan suatu bangsa melalui teks-teks tertulis di dalam naskah-naskah klasik digilib.uns.ac.id BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Filologi Filologi adalah suatu disiplin ilmu pengetahuan yang bertujuan memahami kebudayaan suatu bangsa melalui teks-teks tertulis di dalam naskah-naskah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah karya lisan atau tertulis yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinilan, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sudjiman,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu. Naskah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu. Naskah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kepustakaan yang relevan 1.1.1 Transliterasi Transliterasi merupakan salah satu tahap/langkah dalam penyuntingan teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu.

Lebih terperinci

SERAT MUMULEN (SUNTINGAN TEKS DAN KAJIAN SEMIOTIK)

SERAT MUMULEN (SUNTINGAN TEKS DAN KAJIAN SEMIOTIK) SERAT MUMULEN (SUNTINGAN TEKS DAN KAJIAN SEMIOTIK) SKRIPSI Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana Program Strata 1 dalam Ilmu Sastra Indonesia Oleh: Ika Cahyaningrum A2A 008 057 FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data deskriptif berupa kata-kata dan kalimat (Ratna, 2015:47). Penggunaan

BAB III METODE PENELITIAN. data deskriptif berupa kata-kata dan kalimat (Ratna, 2015:47). Penggunaan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI SERAT CARETA SAMA UN: SUNTINGAN TEKS DISERTAI ANALISIS RESEPSI. Oleh MUHAMMAD HASAN NIM

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI SERAT CARETA SAMA UN: SUNTINGAN TEKS DISERTAI ANALISIS RESEPSI. Oleh MUHAMMAD HASAN NIM SKRIPSI SERAT CARETA SAMA UN: SUNTINGAN TEKS DISERTAI ANALISIS RESEPSI Oleh MUHAMMAD HASAN NIM 121111077 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

2014 SAJARAH CIJULANG

2014 SAJARAH CIJULANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naskah kuno merupakan salah satu warisan budaya Indonesia dalam bidang keberaksaraan yang telah dilindungi oleh UU RI No. 11 tahun 2010. Ungkapan warisan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. ditemukan dua varian naskah, yaitu naskah Sêrat Driyabrata dengan nomor

BAB V PENUTUP. ditemukan dua varian naskah, yaitu naskah Sêrat Driyabrata dengan nomor BAB V PENUTUP A. Simpulan Hasil penelitian dan pembahasan telah diuraikan dalam bab IV. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tersebut, dapat diambil simpulan sebagai berikut. 1. Inventarisasi naskah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka Penelitian terdahulu pernah meneliti tentang Fitoterapi yang sedang dibahas melalui skripsi ini. Penelitian yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia mempunyai dokumentasi sastra lama yang. berkualitas setara dengan hasil sastra peradaban lain. Semua sastra daerah

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia mempunyai dokumentasi sastra lama yang. berkualitas setara dengan hasil sastra peradaban lain. Semua sastra daerah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1LatarBelakangMasalah Bangsa Indonesia mempunyai dokumentasi sastra lama yang berkualitas setara dengan hasil sastra peradaban lain. Semua sastra daerah merupakan rekaman kebudayaan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN 24 BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN Bab ini terdiri dari beberapa uraian yaitu, (1) objek penelitian, (2) metode, (3) prosedur penelitian, (4) teknik pengumpulan data 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki banyak warisan hasil budaya dalam bentuk naskah atau manuskrip (Marsono, 2010), yang bahkan sampai saat ini belum dapat dihitung jumlahnya. Manuskrip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zainal Arifin Nugraha, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zainal Arifin Nugraha, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Naskah kuno merupakan hasil kebudayaan suatu bangsa yang tak ternilai harganya. Di dalamnya terdapat nilai-nilai luhur yang ingin disampaikan oleh nenek moyang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, yang wajib kita mensyukuri rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan yang tidak ternilai

Lebih terperinci

Kawruh warnining udheng-udhengan (suatu tinjauan filologis) Budi Kristiono C UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN

Kawruh warnining udheng-udhengan (suatu tinjauan filologis) Budi Kristiono C UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN Kawruh warnining udheng-udhengan (suatu tinjauan filologis) Budi Kristiono C0199012 UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan dinilai sebagai identitas kepribadian dan penentu kemajuan suatu bangsa yang tidak bisa di ukur dan kehadirannya hanya dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mampu menentramkan kehidupan manusia terlebih dalam hal kerohanian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mampu menentramkan kehidupan manusia terlebih dalam hal kerohanian. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama dan kebudayaan mempunyai dua persamaan yaitu (1) keduanya adalah sistem nilai dan sistem simbol dan (2) keduanya mudah merasa terancam setiap kali ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra diciptakan pengarang berdasarkan realita (kenyataan) yang ada di dalam masyarakat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sastra memang mencerminkan kenyataan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melayu klasik yang sebelumnya didominasi oleh sastra Hindu, mulai beralih haluan ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. Melayu klasik yang sebelumnya didominasi oleh sastra Hindu, mulai beralih haluan ke dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengaruh Islam masuk dalam sastra Melayu klasik setelah pengaruh Hindu. Dengan masuknya agama Islam ke Indonesia, mulailah zaman baru dalam sastra Melayu klasik. Sastra

Lebih terperinci

Kumpulan Artikel Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat

Kumpulan Artikel Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Program PPM KOMPETITIF Sumber Dana DIPA Universitas Andalas Besar Anggaran Rp 4.500.000 Tim Pelaksana Pramono dan Yerri Satria Putra Fakultas Sastra Lokasi Kab. Padang Pariaman, Sumatera Barat PELATIHAN

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. SêratPanglipur Tis-Tis. Madiun: Naskah Tulisan Tangan Koleksi Ari Mukti.

DAFTAR PUSTAKA. SêratPanglipur Tis-Tis. Madiun: Naskah Tulisan Tangan Koleksi Ari Mukti. DAFTAR PUSTAKA Pustaka Sumber SêratPanglipur Tis-Tis. Madiun: Naskah Tulisan Tangan Koleksi Ari Mukti. Pustaka Acuan Asher, R.E. 1992. Oxford, Advanced Leaner s Encyclopedic Dictionary. Oxford: Oxford

Lebih terperinci

2015 KRITIK TEKS DAN TINJAUAN KANDUNGAN ISI NASKAH WAWACAN PANDITA SAWANG

2015 KRITIK TEKS DAN TINJAUAN KANDUNGAN ISI NASKAH WAWACAN PANDITA SAWANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi pernasakahan di Indonesia bisa dikatakan sangat kurang peminat, dalam hal ini penelitian yang dilakukan terhadap naskah. Sedikitnya penelitian terhadap

Lebih terperinci

KAJIAN SEMIOTIK SYAIR SINDHEN BEDHAYA KETAWANG PADA NASKAH SERAT SINDHEN BEDHAYA

KAJIAN SEMIOTIK SYAIR SINDHEN BEDHAYA KETAWANG PADA NASKAH SERAT SINDHEN BEDHAYA KAJIAN SEMIOTIK SYAIR SINDHEN BEDHAYA KETAWANG PADA NASKAH SERAT SINDHEN BEDHAYA Skripsi Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana Humaniora Program Strata 1 dalam Ilmu Sastra Indonesia Oleh: Fitrianna Arfiyanti

Lebih terperinci

INTERNSHIP & CAREER DEVELOPMENT (ICD) FE UNS 1

INTERNSHIP & CAREER DEVELOPMENT (ICD) FE UNS 1 FORMAT LAPORAN KULIAH MAGANG KERJA MAHASISWA PROGRAM S1 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA A. KANDUNGAN ISI LAPORAN Secara umum, laporan Kuliah Magang Kerja Mahasiswa terdiri dari tiga

Lebih terperinci

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa 89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa A. Latar Belakang Mata pelajaran Sastra Indonesia berorientasi pada hakikat pembelajaran sastra

Lebih terperinci

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

Please purchase PDFcamp Printer on  to remove this watermark. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata budaya terdiri dari dua kata yaitu budi dan daya. Koentjaraningrat berpendapat bahwa kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah, ialah bentuk jamak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cipta yang menggambarkan kejadian-kejadian yang berkembang di masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. cipta yang menggambarkan kejadian-kejadian yang berkembang di masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan karya sastra tidak dapat dilepaskan dari gejolak dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Karena itu, sastra merupakan gambaran kehidupan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 52 BAB III METODE PENELITIAN Metode Penelitian atau Metodologi Riset adalah seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah yang sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak hanya berupa arca atau prasasti, tetapi juga dapat berasal dari naskahnaskah

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak hanya berupa arca atau prasasti, tetapi juga dapat berasal dari naskahnaskah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai ilmu pengetahuan yang ada pada jaman sekarang dapat dikatakan merupakan buah pikir dari warisan leluhur. Warisan leluhur dapat berupa artefak yang tidak hanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. makna asal dari bahasa inggris. Metode sendiri berasal dari kata methode,

BAB III METODE PENELITIAN. makna asal dari bahasa inggris. Metode sendiri berasal dari kata methode, 58 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian atau bisa disebut juga metode riset ini memiliki makna asal dari bahasa inggris. Metode sendiri berasal dari kata methode, yang berarti ilmu yang menerangkan

Lebih terperinci

2016 TEKS NASKAH SAWER PANGANTEN: KRITIK, EDISI, DAN TINJAUAN FUNGSI

2016 TEKS NASKAH SAWER PANGANTEN: KRITIK, EDISI, DAN TINJAUAN FUNGSI 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naskah merupakan hasil medium tulis yang digunakan pada sastra klasik. Isi naskah tersebut dapat meliputi semua aspek kehidupan budaya bangsa yang bersangkutan

Lebih terperinci

THARĪQATU S-SHĀLICHĪN FĪ BAYĀNI AURĀDI S-SĀLIKĪN: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR DAN ISI

THARĪQATU S-SHĀLICHĪN FĪ BAYĀNI AURĀDI S-SĀLIKĪN: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR DAN ISI THARĪQATU S-SHĀLICHĪN FĪ BAYĀNI AURĀDI S-SĀLIKĪN: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR DAN ISI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dulu sampai saat ini. Warisan budaya berupa naskah tersebut bermacam-macam

BAB 1 PENDAHULUAN. dulu sampai saat ini. Warisan budaya berupa naskah tersebut bermacam-macam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuno adalah benda budaya yang merekam informasi dan pengetahuan masyarakat lampau yang diturunkan secara turun temurun semenjak dulu sampai saat ini. Warisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikir manusia demi menunjang keberlangsungan hidupnya. Dalam Kamus Besar

BAB I PENDAHULUAN. pikir manusia demi menunjang keberlangsungan hidupnya. Dalam Kamus Besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia. Hal itu disebabkan karena budaya merupakan hasil olah rasa dan olah pikir manusia demi menunjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Karya sastra adalah sebuah struktur yang kompleks. Oleh karena itu, untuk dapat memahaminya haruslah karya sastra dianalisis. Dalam analisis itu karya sastra diuraikan

Lebih terperinci

Kriteria Kontributor. Materi Naskah dan Proses Seleksi

Kriteria Kontributor. Materi Naskah dan Proses Seleksi Kriteria Kontributor 1. Kontributor adalah individu atau kelompok dengan jumlah anggota 2 sampai 3 orang. 2. Mahasiswa Universitas Indonesia program S1 dan vokasi. 3. Masih berstatus mahasiswa aktif pada

Lebih terperinci

TATA TULIS BUKU TUGAS AKHIR. Fakultas Teknik Elektro 1

TATA TULIS BUKU TUGAS AKHIR. Fakultas Teknik Elektro 1 TATA TULIS BUKU TUGAS AKHIR Fakultas Teknik Elektro 1 Kertas Jenis kertas : HVS A4 (210 mm x 297 mm) dan berat 80 g/m2 (HVS 80 GSM), khusus untuk gambar yang tdk memungkinkan dicetak di kertas A4 dapat

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER 1. Judul Matakuliah Metode Filologi 2. Kode/SKS BDI 2212 3. Prasyarat BDI2112, B0121 13, BDI2114 4. Status Matakuliah Wajib 5. Deskripsi singkat Matakuliah

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 29 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Metode ilmiah dari suatu ilmu pengetahuan adalah segala jalan atau cara dalam rangka ilmu tersebut, untuk sampai kepada kesatuan pengetahuan. Tanpa metode ilmiah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hasil pemikiran orang-orang terdahulu yang dituangkan ke dalam sastra dan

BAB I PENDAHULUAN. hasil pemikiran orang-orang terdahulu yang dituangkan ke dalam sastra dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesusastraan Melayu Klasik merupakan bukti konkret kebudayaan berupa hasil pemikiran orang-orang terdahulu yang dituangkan ke dalam sastra dan bahasa. Indonesia merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS SEMIOTIK TEKSKIDUNG RUMEKSA ING WENGI

ANALISIS SEMIOTIK TEKSKIDUNG RUMEKSA ING WENGI ANALISIS SEMIOTIK TEKSKIDUNG RUMEKSA ING WENGI A. PENDAHULUAN Indonesia mempunyai khasanah sastra klasik yang beraneka ragam, yang terdiri dari sastra-sastra daerah. Sastra klasik adalah sastra dalam bahasa

Lebih terperinci

MENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI. Nurmina 1*) ABSTRAK

MENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI. Nurmina 1*) ABSTRAK MENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI Nurmina 1*) 1 Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Almuslim, Bireuen *) Email: minabahasa1885@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara atau kerajaan tentu mempunyai sistem hirarki dalam

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara atau kerajaan tentu mempunyai sistem hirarki dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu negara atau kerajaan tentu mempunyai sistem hirarki dalam pemerintahan. Seperti yang terdapat pada kerajaan-kerajaan di Indonesia yang hingga saat ini

Lebih terperinci

PEDOMAN FORMAT PENULISAN PORTOFOLIO PROYEK PERANCANGAN. Edisi 01 Revisi 00 Tanggal efektif 20 Maret 2013 Halaman 1 dari 17

PEDOMAN FORMAT PENULISAN PORTOFOLIO PROYEK PERANCANGAN. Edisi 01 Revisi 00 Tanggal efektif 20 Maret 2013 Halaman 1 dari 17 Halaman 1 dari 17 PROGRAM SARJANA ARSITEKTUR FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR 2013 Halaman 1 dari 17 Halaman 2 dari 17 Kode Dokumen PMA-FST-MP-02-15 Edisi 1

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA MADING DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA JURNAL ILMIAH

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA MADING DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA JURNAL ILMIAH ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA MADING DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA JURNAL ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra

Lebih terperinci

Berdasarkan etimologinya, dua kata tersebut kemudian membentuk arti senang berbicara atau senang ilmu (Baried, 1996). Arti ini kemudian berkembang

Berdasarkan etimologinya, dua kata tersebut kemudian membentuk arti senang berbicara atau senang ilmu (Baried, 1996). Arti ini kemudian berkembang PENGANTAR FILOLOGI PENGERTIAN FILOLOGI Filologi secara etimologis berasal dari bahasa Yunani philologia. Philologia berasal dari dua kata, yaitu philos yang berarti teman dan logos yang berarti pembicaraan

Lebih terperinci

Berbahasa dan Bersastr

Berbahasa dan Bersastr Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang Hak Cipta Buku ini dibeli Oleh Departemen Pendidikan Nasional dari Penerbit Usaha Makmur, CV Berbahasa dan Bersastr sastra a Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat Jawa telah mengenal budaya bersusastra melalui tulisan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat Jawa telah mengenal budaya bersusastra melalui tulisan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masyarakat Jawa telah mengenal budaya bersusastra melalui tulisan yang tertuang dalam bentuk naskah sejak abad IX 1. Berkaitan dengan tulisan dalam bentuk naskah, Saputra

Lebih terperinci

25. Teologi: pengetahuan ketuhanan (mengenai sifat Allah, dasar kepercayaan kepada. Allah dan agama, terutama berdasarkan pada kitab suci.

25. Teologi: pengetahuan ketuhanan (mengenai sifat Allah, dasar kepercayaan kepada. Allah dan agama, terutama berdasarkan pada kitab suci. 167 25. Teologi: pengetahuan ketuhanan (mengenai sifat Allah, dasar kepercayaan kepada Allah dan agama, terutama berdasarkan pada kitab suci. 26. Usul ad-dīn: pokok-pokok agama Islam. 27. Varian: sekelompok

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Filologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu philos yang

BAB II KAJIAN TEORI. Filologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu philos yang 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Filologi 1. Pengertian Filologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu philos yang berarti cinta dan logos yang berarti kata. Dengan demikian, kata filologi membentuk

Lebih terperinci

Durratu l-baidā tanbihan li n-nisā : suntingan teks, analisis struktur, dan tinjauan ajaran tauhid

Durratu l-baidā tanbihan li n-nisā : suntingan teks, analisis struktur, dan tinjauan ajaran tauhid Durratu l-baidā tanbihan li n-nisā : suntingan teks, analisis struktur, dan tinjauan ajaran tauhid SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu

BAB I PENDAHULUAN. Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penciptaan Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu untuk browsing internet atau menonton televisi dan film-film yang cenderung menampilkan

Lebih terperinci

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom RAGAM TULISAN KREATIF C Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom HAKIKAT MENULIS Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 1 II. BAGIAN-BAGIAN TUGAS AKHIR... 5

DAFTAR ISI. Hal I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 1 II. BAGIAN-BAGIAN TUGAS AKHIR... 5 DAFTAR ISI Hal I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 1 1. 1. Bahasa Penulisan... 1 1. 2. Format penulisan... 1 1. 3. Penomoran Halaman... 3 1. 4. Tabel, gambar, grafik, skema, dan objek lainnya... 3 1. 5.

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan ARTIKEL ILMIAH Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014 Oleh: Pebrina Pakpahan A1B110064 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Elwin Adlian Raharja, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Elwin Adlian Raharja, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni bela diri yang menjadi salah satu budaya Indonesia dan juga merupakan saksi jalannya perjuangan rakyat Indonesia pada masa penjajahan adalah seni bela diri pencak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan sastra daerah itu dapat. Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005 : 163) yakni,

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan sastra daerah itu dapat. Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005 : 163) yakni, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra daerah merupakan bagian dari suatu kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan sastra daerah itu dapat dikatakan masih

Lebih terperinci

IV. TEKNIK ILUSTRASI KARYA ILMIAH

IV. TEKNIK ILUSTRASI KARYA ILMIAH IV. TEKNIK ILUSTRASI KARYA ILMIAH Siti Herlinda 14/11/2016 Ilustrasi adalah penggambaran akan sesuatu. Ilustrasi dapat berupa tabel dan gambar (grafik, foto, diagram, bagan, peta, denah, dan gambar lainnya).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. analisis unsur intrinsiknya, yaitu unsur-unsur yang membangun karya sastra,

BAB I PENDAHULUAN. analisis unsur intrinsiknya, yaitu unsur-unsur yang membangun karya sastra, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebuah karya sastra itu diciptakan pengarang untuk dibaca, dinikmati, ataupun dimaknai. Dalam memaknai karya sastra, di samping diperlukan analisis unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa maupun pembelajaran bahasa merupakan hal yang sangat penting untuk dipelajari. Hal ini dikarenakan bahasa memiliki peranan yang sangat penting dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada kertas, lontar, kulit kayu atau rotan (Djamaris, 1977:20). Naskah

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada kertas, lontar, kulit kayu atau rotan (Djamaris, 1977:20). Naskah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah merupakan obyek material filologi yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan hasil budaya bangsa pada masa lalu (Baried, 1985:54). Naskah yang dimaksud

Lebih terperinci

KETENTUAN PENULISAN LOMBA PENULISAN KARYA ILMIAH

KETENTUAN PENULISAN LOMBA PENULISAN KARYA ILMIAH KETENTUAN PENULISAN LOMBA PENULISAN KARYA ILMIAH A. Teknis Penyelenggaraan Lomba 1. Tema: Makna Proklamasi bagi Generasi Muda: Penjelasan Tema : Pendapat / pandangan penulis terhadap peristiwa proklamasi

Lebih terperinci

PANDUAN PENULISAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

PANDUAN PENULISAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK PANDUAN PENULISAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK Ketentuan Umum Laporan Praktek Kerja Lapangan diketik menggunakan kertas HVS ukuran A4 70 gram, jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan sebuah penelitian, metode sangat dibutuhkan dalam proses sebuah penelitian. Metode yang digunakan oleh seorang peneliti harus sesuai dengan

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas : X Semester : 2 Standar : Mendengarkan 9. Memahami informasi melalui tuturan. SILABUS PEMBELAJARAN 9.1 Menyimpulkan isi informasi yang disampaikan

Lebih terperinci

PATHISARI. Wosing těmbung: Sěrat Pangracutan, suntingan lan jarwanipun teks, kalěpasan.

PATHISARI. Wosing těmbung: Sěrat Pangracutan, suntingan lan jarwanipun teks, kalěpasan. PATHISARI Skripsi punika asil saking panaliten filologi tumrap Sěrat Pangracutan ingkang kasimpěn ing Perpustakaan Pura Pakualaman Ngayogyakarta mawi kode koleksi 0125/PP/73. Skripsi punika awujud suntingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh tanah air hingga kini masih tersimpan karya-karya sastra lama. Penggalian

BAB I PENDAHULUAN. seluruh tanah air hingga kini masih tersimpan karya-karya sastra lama. Penggalian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbahagialah kita bangsa Indonesia, bahwa hampir di setiap daerah di seluruh tanah air hingga kini masih tersimpan karya-karya sastra lama. Penggalian karya

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada bagian ini akan diuraikan secara berturut-turut: simpulan, implikasi, dan saran A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

Lebih terperinci

2015 RELEVANSI GAYA BAHASA GURIND AM D UA BELAS KARYA RAJA ALI HAJI D ENGAN KRITERIA BAHAN AJAR PEMBELAJARAN BAHASA D AN SASTRA IND ONESIA D I SMA

2015 RELEVANSI GAYA BAHASA GURIND AM D UA BELAS KARYA RAJA ALI HAJI D ENGAN KRITERIA BAHAN AJAR PEMBELAJARAN BAHASA D AN SASTRA IND ONESIA D I SMA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap kali gurindam disebut, maka yang terbesit tidak lain ialah Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji. Seakan-akan hanya Gurindam Dua Belas satu-satunya

Lebih terperinci