CONTROL (JENIS KONTROL KARDIORESPIRASI)
|
|
- Ida Chandra
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MODELS of CARDIORESPIRATORY CONTROL (JENIS KONTROL KARDIORESPIRASI) Akmarawita kadir Heru Setiawan Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Abstrak Respon sistem kardiovaskuler tergantung pada tipe dan intensitas dari aktivitas cabang olahraganya. Misalnya, selama olahraga dengan kontraksi statis (isometric contraction) akan meningkatkan tekanan darah arteri, latihan ini akan memperbesar otot-otot yang aktif dan berkontraksi secara maksimal. Sedangkan latihan dinamik, akan meningkatkan cardiac output, oksigen uptake pada otot yang berkontraksi (aktif). Respon kardiovaskuler pada latihan statik dan dinamik ini karena peningkatan aktivitas simpatis dan penurunan aktivitas Parasimpatis. MODELS of CARDIORESPIRATORY CONTROL (TYPE OF CONTROL CARDIORESPIRATORY) Akmarawita Kadir Heru Setiawan Lecturer Faculty of Medicine, University of Wijaya Kusuma Surabaya Abstract Cardiovascular system response depends on the type and intensity of exercise branch activity. For example, during exercise with static contraction (isometric contraction) will increase arterial blood pressure, this exercise will enlarge the active muscles and contracting to the fullest. Meanwhile, dynamic exercise, will improve cardiac output, oxygen uptake in muscle contraction (active). Cardiovascular response to static and dynamic exercise is due to increased sympathetic activity and decreased parasympathetic activity. Pendahuluan Pada gambar.1 dapat dijelaskan mengenai pentingnya regulasi sistem kardiovaskuler selama latihan statik dan dinamik dimana keduanya secara langsung mempengaruhi kontrol neuron dan kontrol refleks neuron. Pengendali sentral, kita sebut sebagai central command yang memberikan impuls dari higher motor center di cerebrum (otak) ke cardiovascular center di medulla oblongata (batang otak). Ketika seseorang mengawali latihan (start), keadaan ini menyebabkan timbulnya impuls yang dikirimkan ke motor unit untuk menimbulkan kontraksi otot, juga ada impuls yang dikirimkan ke cardiovascular center, dan segera menyebabkan keluarnya saraf simpatis menuju SA nodus di jantung. Pengeluaran NE dan E di SA nodus meningkatkan HR. Sedangkan rangsangan Parasimpatis yang mengeluarkan Acetylcholine ke SA nodus akan menyebabkan peningkatan HR pada detik awal latihan. Pengeluaran NE ke ventrikel dan ke beberapa daerah jantung, akan meningkatkan kontraksi otot jantung serta memperbesar stroke volume yang menyebabkan meningkatnya cardiac output, kombinasi peningkatan ini dengan kontraksi pembuluh darah pada otot yang aktif akan menyebabkan meningkatnya tekanan darah sistolik yang disebut sebagai Exercise pressor reflex. Ada impuls lain menuju ke Cardiovascular center (CVS) setelah otot mulai berkontraksi dan gerakan lain atau static tension. Impuls ini berasal dari reseptor spesial yang di temukan pada otot dan tendon yang disebut sebagai ergoreceptors. Salah satu tipe ergoreceptors yang sensitif terhadap efek mekanik kontraksi otot yaitu mechanoreceptors. Serabut otot afferent untuk mechanoreceptors adalah serabut otot tipe III, yang memiliki paciniform corpuscles pada sensory ending. Serabut saraf ini melalui dorsal root menuju ke medulla spinalis dan kemudian menuju ke CVC. Mechanoreceptors bersama dengan impuls dari cerebral motor, memberikan informasi ke CVC. Impuls dari central command dan mechanoreceptors ke CVC menyebabkan respon kardiovaskuler berupa aktivitas sistem saraf otonom yang mempengaruhi jantung dan pembuluh darah.
2 Gambar 1. Kontrol kardiovaskuler sistem selama latihan. Ada dua jalur impuls, yaitu yang turun dari motor region di cerebrum (central command) dan impuls yang ke atas dari muscle receptors (ergoreceptors command) yang akan menuju ke kardiovaskuler area ( Cardiovascular center / CVC) di medulla. Yang kemudian menghasilkan penurunan aktivitas Parasimpatis ke jantung dan meningkatnya aktivitas simpatis ke jantung, pembuluh darah, dan medulla adrenalis. Dan akhirnya akan meningkatkan cardiac output dan meningkatkan tekanan darah. Kombinasi dari peningkatan keduanya disebut sebagai exercise pressor reflex Tipe kedua dari ergoreceptors adalah metaboreceptors, reseptor ini akan memberikan arus balik (feedback) ke CVC di batang otak untuk kemudian mengatur secara tepat peningkatan kebutuhan metabolik. Ujung reseptor ini bebas ( free nerve ending) yang disebut nociceptor (diaktifkan oleh rangsangan noxious dan bertanggungjawab untuk nyeri otot. Serabut afferent nya tidak bermeylin, sehingga hantaran konduksi nya lambat, dan digolongkan dalam serabut saraf sensoris tipe IV. Jalur hantarannya pun sama dengan serabut saraf tipe III yaitu dari mechanoreceptors ke medulla spinalis kemudian ke CVS. Bedanya pada latihan dinamik dengan intensitas rendah mekanisme refleks neural mungkin tidak teraktivasi, tapi latihan dinamik dengan intensitas yang tinggi, atau selama latihan statik, refleks neural dengan cepat memberikan signal untuk meningkatkan aliran darah. Impuls ini dikirim ke CVS dan memberikan jawaban pengaturan jantung dan pembuluh darah sesuai dengan kebutuhan jaringan.
3 Pengaturan respon kardiovaskuler terhadap latihan diatur oleh beberapa mekanisme kontrol saraf. Ada mekanisme pengaturan yang independent yang mempengaruhi respon kardiovaskuler, dan tidak dibantu oleh pengaruh dari otak. Pada gambar. 2, terlihat bahwa respon terhadap frekuensi, tekanan darah adalah sama pada kontraksi statik yang dirangsang oleh rangsangan listrik (tidak ada pengaruh central, hanya ergoreceptors saja) dengan kontraksi volunter yang dipengaruhi oleh central command dan ergoreceptors. Fakta ini membuktikan bahwa otot dapat berkontraksi tanpa selalu dipengaruhi oleh central command (otak). Pada penelitian lain, dilakukan blok anasthesi spinal terhadap latihan statik dan dinamik, dengan maksud menghilangkan efek neural reflex command dari ergoreceptors, hasilnya juga terjadi peningkatan cardiac output selama latihan dinamik karena adanya efek dari central command. Gambar 2. A. Heart rate, B. Systolic blood pressure. C. Diastolic blood pressure response to static exercise voluntary contraction and electrical induced contraction. Bukti lebih jauh untuk ke efektifan central command telah didapatkan dari penelitian fungsi neuromuscular dengan cara memblok sebagian / partial dengan decamethonium. Hasilnya ternyata lebih banyak motor impuls yang dikirim ke motor neuron yang menyebabkan motor unit cukup menghasilkan tegangan statis, katakanlah 10-30% dari kontraksi volunter maksimum. Mekanisme sentral maupun refleks saraf menghasilkan respon kardiovaskuler karena sama-sama mempengaruhi jalur saraf di sistem saraf sentral. Jika ada signal yang tidak proporsional dari mekanisme saraf pusat, maka akan digabungkan dengan pengaturan mekanisme refleks saraf, semakin besar keduanya menunjukkan respon terhadap HR dan BP. Mekanisme kontrol untuk pulmonal atau sistem ventilasi selama latihan tampak pada gambar.3, pada respiratory system dan kardiovaskuler sistem di medulla oblongata mendapat descending impuls dari higher motor neuron di cerebrum dan ascending impuls dari mechano - metaboreseptor dari otot yang aktif, di samping kedua impuls itu ada impuls ketiga yaitu dari paru sendiri. Sensor di paru mendeteksi perubahan CO 2 flow yang didapat dari cardiac output dan CvCO 2 (konsentrasi CO 2 dalam vena), yang mengatur C-fiber ending di n. vagus yang akan membawa informasi tentang meningkat/menurunnya CO 2 flow ke paru. Selama istirahat atau latihan dengan intensitas yang rendah. Pengaturan frekuensi dan dalamnya pernapasan dilakukan oleh peningkatan aktivitas otot intercostalis dan diaphragma. Tampak pada gambar.3, adanya impuls ke respiratory center, yaitu terdapat beberapa reseptor, yakni reseptor yang berasal dari paru-paru dan reseptor di jalan napas, interkostal dan diaphragma muscle spindle, reseptor perifer di carotid body dan central chemoreseptor di medulla sendiri. Dan ada mekanisme feedback yang berasal dari paru-paru, receptor di jalan napas dan receptor di otot-otot pernapasan, yang juga mempengaruhi arus, tekanan, volume dan
4 tegangan yang berhubungan dengan kontrol pernapasan dan volume paru. Peripheral chemoreseptor akan peka terhadap perubahan po 2 dan ion H+, dan central chemoreseptor akan peka terhadap penurunan ph di cairan ekstraseluler cerebral. Gambar 3. Kontrol sistem ventilasi selama latihan. Respiratory center menerima impuls dari motor region di otak, dari central chemoreseptor yang sensitif terhadap perubahan ion H+ dan menerima impuls dari reseptor spesial, termasuk paru-paru, reseptor jalan napas, reseptor CO 2 paru, reseptor di otot-otot intercostalis dan diaphragma, metabo dan mechanoreceptors di otot-otot yang aktif dan kemoreseptor perifer. Kesemuanya ini akan menghasilkan penurunan aktivitas Parasimpatis di bronchioles dan meningkatkan impuls ke diaphragma dan otot intercostalis melalui nervous phrenicus dan intercostalis. Yang akhirnya akan menyebabkan exercise induced hyperpnea, peningkatan frekuensi dan dalamnya napas dan regulasi PO 2, PCO 2, serta ph. Konsep yang berlaku pada regulasi neurohumoral exercise induced hyperpnea ini sesuai dengan model konsep ini (gambar), misalnya CO 2 flow sebagai faktor humoral dapat mengendalikan ventilasi dalam berbagai macam kondisi pada saat istirahat atau gerakan yang kecil. Sedangkan pada saat latihan, akan dihasilkan neural impuls dari cerebral motor center untuk mengatur ventilasi guna menghasilkan kekuatan otot dan laju metabolik. Dan jika latihan dilanjutkan, maka central neural regulation akan dibantu dengan pengendalian neural dari mechanoreceptor dan metaboreceptors. Efektifitas pengaturan ventilasi dapat dilihat dari hasil antara produksi CO 2 oleh otot yang aktif dan pengaruh yang kuat dari hyperpnea sebagai hasil dari regulasi PCO 2 arteri dan konsentrasi ion H+. Tampaknya ini tidak sesuai antara stimulus pertama untuk bernapas selama latihan dengan respon yang ideal seperti regulasi penuh pco 2 arteri, yang mana akan menghasilkan isocapnic hyperpnea. Chemofeedback dari perifer dan central reseptor akan memberikan tambahan stimulus ketika stimulus pertama tidak adekuat, dan menyebabkan hiperventilasi lebih kuat lagi.
5 Ketepatan pengaturan lewat chemoreseptor feedback adalah kurang lebih 5 10 %, tapi ketidaktepatan tergantung pada individu selama melakukan latihan dengan intensitas yang tinggi. Ada suatu bukti mengenai kontrol pada over ventilasi, karena respiratory center dapat mengatur keseimbangan selama latihan berat. Misalnya hyperventilation dan penurunan kadar CO 2, respiratory center berusaha mengatur agar tidak terjadi efek metabolic acidosis, dan disaat yang sama juga melindungi efek hypoxemia dengan meningkatkan pengambilan oksigen dari udara ke alveoli. Dalam latihan fisik yang terprogram (training) kontrol kardiovaskuler dan respirasi sangat penting, misalnya bradikardia pada orang yang terlatih disebabkan karena adanya perbedaan mekanisme kontrol saat istirahat dan selama latihan. Respon bradikardia saat istirahat disebabkan oleh perubahan kontrol Parasimpatis, dan penurunan pengendalian simpatis. Training mempunyai pengaruh terhadap muscle receptor yang kemudian menyebabkan terjadinya bradikardia. Orang yang terlatih ketika melakukan latihan yang berat akan menyebabkan respon terhadap frekuensi nadinya ( takikardia) akibat efek feedback selama latihan. Perbedaannya antara orang yang terlatih dengan orang yang tidak terlatih tampak pada kontrol area ventilasi, dimana orang yang terlatih memiliki V E increases per unit of metabolic rate yang rendah seperti VO 2 uptake atau VCO 2 production. Bisa dikatakan respon ventilasi terhadap rangsangan kimia relatif rendah. Hal lain yaitu pengendalian ventilasi terhadap hipoksia dan hiperkapnea dapat dilihat pada hasil pengukuran VO 2 max. Mekanisme Kontrol yang lain Kontrol saraf pada sistem kardiorespiratori terutama bertujuan untuk efisiensi seluruh fungsi tubuh. Maka itu kontrol ini tidak hanya diatur oleh central nervous system, tetapi juga diatur oleh peningkatan suhu darah (blood temperature), keasaman dan pergeseran ke kanan kurva HbO 2 disosiasi selama latihan. Di samping itu, dengan faktor yang sama ditambah dengan po 2 yang rendah akan menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah arteri pada otototot yang aktif. Akibat dari hal ini akan menyebabkan respon perubahan antara lain peningkatan venous return akibat dari aktivitas mekanik otot dan pompa respirasi, dan adanya hemoconcentrasi yang disebabkan oleh perpindahan cairan antara otot-otot yang aktif dan darah. Kesemuanya ini guna untuk efisiensi sistem kardiovaskuler, khususnya selama latihan. Tipe-tipe latihan Seal dan Victor menambahkan adanya pengaturan dari muscle sympathetic nerve activity (MSNA) pada beberapa tipe latihan yang berbeda. Kontraksi otot dinamik maupun statik akan menyebabkan Rangsangan pada MSNA, yang menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah pada otot-otot yang tidak aktif. Intinya adanya vasokonstriksi menyebabkan darah mengalir ke tempat otot-otot yang aktif. 1. Penurunan vasokonstriksi pembuluh darah pada otot yang tidak aktif selama exercise akibat respon dari MSNA dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti : jenis kerja yaitu kontraksi dinamik atau statik, intensitas dan lamanya kontraksi, tingkat kondisi fisik dari otot, dan kecepatan terjadinya kelelahan otot. 2. Meningkatnya MSNA (pembuluh darah yang vasokonstriksi) selama latihan yang berat akan menyebabkan perubahan kadar norepinephrine, tahanan vaskuler, dan tekanan darah arteri. (merupakan respon fisiologis) 3. Respon MSNA pada level latihan yang sama menandakan kesehatan seseorang. 4. Selama kontraksi statik pada otot manusia, mekanisme pertama yang merangsang MSNA adalah metaboreceptors command. 5. Stimulus MSNA dari metaboreflex otot, dapat terlihat pada latihan dinamik baik yang sedang, maupun dengan intensitas yang submaximal, tetapi tidak terjadi rangsangan pada intensitas yang rendah. 6. Peningkatan MSNA dari metaboreflex otot, juga terjadi pada latihan yang berat yang
6 menyebabkan turunnya simpanan glikogen otot (glycogenolysis) dan penumpukan ion hidrogen di dalam sel otot. 7. Pengaruh MSNA dalam penurunan aliran darah pada otot yang tidak aktif selama latihan isometric pada orang sehat tidak berkurang akibat pengaruh hambatan dari vagal reflex (parasympathetic of ANS), tetapi menghambat baroreflex arteri. KESIMPULAN Selama istirahat dan latihan, kontrol sistem kardiorespirasi sangat komplek. Kontrol ini terutama terdapat pada batang otak (brain steam) yaitu area respirator dan area sirkulator Adanya rangsangan humoral dan neural ke tempat area ini sangat penting untuk regulasi sistem kardiorespirasi, misalnya perubahan dari PO 2, PCO 2, dan konsentrasi H+. Regulasi ini menyebabkan perubahan pada frekuensi nadi, kontraksi otot jantung, frekuensi dan dalamnya pernapasan, pengaturan aliran pembuluh darah melalui vasokonstriksi dan vasodilatasi. Persarafan kardiorespirasi diatur oleh voluntary nervous system (mensuplai otototot respirasi) dan involuntary nervous system (yang mensuplai jantung dan pembuluh darah). Pada saat istirahat, faktor penting dalam memelihara keseimbangan fungsi tubuh adalah perubahan tekanan darah, PO 2, PCO 2, dan konsentrasi H+. (adanya negative feedback) Selama latihan, ada rangsangan predominan yang muncul : (1) peningkatan aktivitas motor Korteks, (2) kontraksi otot dan gerakan tubuh atau gerakan statis, (3) peningkatan konsentrasi ion H+ dan aliran CO 2 di paru-paru, (4) peningkatan suhu darah, dan (5) sekresi norepinephrine dan epinephrine dari medulla adrenalis. Mekanisme lain adalah adanya pergeseran HbO 2 dissociation curve dan vasodilatasi lokal pada otot. Keduanya yaitu central command dan ergoreceptors command bekerja dalam mengatur fungsi kardiorespirasi selama latihan. Metaboreceptors penting dalam keadaan vasokonstriksi aliran darah di otototot yang tidak aktif selama kontraksi isometric. Vasokonstriksi ini terjadi akibat dari MSNA dalam respon nya terhadap penurunan glikogen otot dan penumpukan ion H+ dalam otot. MSNA dipengaruhi oleh latihan dinamik yang sedang sampai berat, besarnya ukuran otot, latihan yang ritmik. RUJUKAN Fox E.L., Bowers R.W., Foss M.L The Physiological Basis for Exercise and Sport, 5 th. Ed. Boston-USA. WCB/McGraw-Hill. p Guyton A.C Text Book of Medical Physiology, 10 th. Ed. USA. W.B. Saunders Co.
7
MEKANISME PENGATURAN KARDIOVASKULAR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KARDIAK OUTPUT DAN HUKUM STERLING
MEKANISME PENGATURAN KARDIOVASKULAR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KARDIAK OUTPUT DAN HUKUM STERLING Anggi Faizal Handuto 22020111130034 Nunung Hidayati 22020111130086 Nurul Imaroh 22020111130044 Nur Alifah
Lebih terperinciSistem Pernapasan - 2
Anatomi sistem pernapasan Proses inspirasi dan ekspirasi Definisi pernapasan Eksternal Internal Mekanik pernapasan Inspirasi dan ekspirasi Peran otot pernapasan Transport gas pernapasan Ventilasi, difusi,
Lebih terperinciSTRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER
STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER Tujuan Pembelajaran Menjelaskan anatomi dan fungsi struktur jantung : Lapisan jantung, atrium, ventrikel, katup semilunar, dan katup atrioventrikular Menjelaskan
Lebih terperinciKurnia Eka Wijayanti
Kurnia Eka Wijayanti Pernafasan dibagi menjadi beberapa peristiwa: 1. Ventilasi paru 2. Difusi oksigen dan co2 di alveoli 3. Transpor oksigen dari darah ke dalam sel Udara masuk ke paru-paru karena ada
Lebih terperinciFISIOLOGI MANUSIA PENGUKURAN SECARA TAK LANGSUNG TEKANAN DARAH ARTERI
FISIOLOGI MANUSIA PENGUKURAN SECARA TAK LANGSUNG TEKANAN DARAH ARTERI Muhammad Reza Jaelani LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI II I. Acara Latihan Pengukuran Secra Tak Langsung Tekanan Darah Arteri pada Orang
Lebih terperinciPENGARUH RANGSANG EXERCISE TERHADAP HOMEOSTASIS
PENGARUH RANGSANG EXERCISE TERHADAP HOMEOSTASIS metabolisme otot Nani Cahyani Sudarsono gerakan otot REVIEWER: DEWI IRAWATI & MINARMA SIAGIAN DEPARTEMEN I FAAL FKUI Control Pathways SISTEM DALAM TUBUH
Lebih terperinciADAPTASI KARDIOVASKULAR TERHADAP LATIHAN FISIK
ADAPTASI KARDIOVASKULAR TERHADAP LATIHAN FISIK Oleh : Akmarawita kadir Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya ABSTRAK Tujuan latihan adalah meningkatkan kekuatan, ketahanan, kelentukan,
Lebih terperinciADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S.
ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S. PENGERTIAN Cardiorespiratory -> kesanggupan sistem jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan
Lebih terperinciREGULASI PERNAPASAN Pusat Pernapasan. Pusat pernapasan adalah beberapa kelompok neuron yang terletak di sebelah bilateral medula oblongata dan pons.
REGULASI PERNAPASAN Pusat Pernapasan Pusat pernapasan adalah beberapa kelompok neuron yang terletak di sebelah bilateral medula oblongata dan pons. Organisasi pusat pernapasan Daerah ini dibagi menjadi
Lebih terperinciPERUBAHAN FISIOLOGIS KARENA LATIHAN FISIK Efek latihan a. Perubahan biokhemis b. Sistem sirkulasi dan respirasi c. Komposisi badan, kadar kholesterol
PERUBAHAN FISIOLOGIS KARENA LATIHAN FISIK Efek latihan a. Perubahan biokhemis b. Sistem sirkulasi dan respirasi c. Komposisi badan, kadar kholesterol dan trigliceride tekanan darah, dan aklimatisasi pada
Lebih terperinciREVIEW PENGEMASAN MATA KULIAH
REVIEW PENGEMASAN MATA KULIAH No Komp Pengalaman belajar Materi dan rincian Kegiatan Pembelajaran 2a Menjelaskan fisiologi Pengertian ilmu fisiologi manusia secara umum dan Fisiologi manusia prinsip homeostasis
Lebih terperinciSILABUS MATA KULIAH JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI
SILABUS MATA KULIAH JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI Mata Kuliah ( MK ) : Ilmu Faal Dasar Kode MK : FOK 504 SKS : 3 sks Penanggung Jawab MK : Drs Tcetcep Habibudin,M.Pd Kedudukan MK :
Lebih terperinciAnatomi & Fisiologi Sistem Respirasi II Pertemuan 7 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
Anatomi & Fisiologi Sistem Respirasi II Pertemuan 7 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu menjelaskan anatomi dan
Lebih terperinciSISTEM SARAF SEBAGAI SISTEM PENGENDALI TUBUH
SISTEM SARAF SEBAGAI SISTEM PENGENDALI TUBUH dr. Sawitono Amin Singgih, PFK Departemen Ilmu Faal FKUI Pendahuluan Tubuh manusia dapat dilihat sebagai suatu sistem yang dapat berubah-ubah kinerjanya bergantung
Lebih terperinciSILABUS MATA KULIAH 1. Standar kompetensi 2. Kompetensi dasar 3. Deskripsi mata ajar 4. Kegiatan Pembelajaran
SILABUS MATA KULIAH Mata kuliah/kode : Fisiologi I / IKU 1208 Semester/SKS : II / 3 SKS Prasyarat : Anatomi, Biologi Keperawatan, Fisika Keperawatan, Kimia Keperawatan, Biokimia 1. Standar kompetensi a.
Lebih terperinciMateri 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik. Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf
Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : IOF 220 : Perkembangan Motorik Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik Sistem Syaraf Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf
Lebih terperinciFungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar.
Pengertian Sistem saraf adalah sistem yang mengatur dan mengendalikan semua kegiatan aktivitas tubuh kita seperti berjalan, menggerakkan tangan, mengunyah makanan dan lainnya. Sistem Saraf tersusun dari
Lebih terperinciKUNTARTI, SKp. PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial ::
KUNTARTI, SKp PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com FUNGSI SISTEM PERNAPASAN 1. Pertukaran gas antara atmosfer dan darah. 2. Regulasi homeostasis ph tubuh. 3. Proteksi
Lebih terperinciMONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I
MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I Hemodinamik Aliran darah dalam sistem peredaran tubuh kita baik sirkulasi magna/ besar maupun sirkulasi parva/ sirkulasi dalam paru paru. Monitoring
Lebih terperinciPENGARUH LATIHAN FISIK TERHADAP FREKUENSI DENYUT NADI EFFECT OF PHYSICAL EXERCISE ON THE PULSE RATE
PENGARUH LATIHAN FISIK TERHADAP FREKUENSI DENYUT NADI I Nengah Sandi Program Studi Magister Fisiologi Olahraga, Universitas Udayana E-mail: sandinengah@yahoo.com ABSTRAK Latihan fisik menyebabkan terjadinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan olahraga sudah menjadi bagian dari aktivitas sehari-hari. Olahraga banyak diminati oleh masyarakat karena dikenal memiliki berbagai manfaat untuk menjaga kesehatan
Lebih terperinciSEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI
SISTEM SARAF SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI 1. SEL SARAF SENSORIK. 2. SEL SARAF MOTORIK. 3. SEL SARAF INTERMEDIET/ASOSIASI. Sel Saraf Sensorik Menghantarkan impuls (pesan) dari reseptor ke sistem
Lebih terperinciSISTEM SIRKULASI PADA HEWAN AIR
SISTEM SIRKULASI PADA HEWAN AIR Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA Prinsip dasar sistem sirkulasi Hanya dapat berlangsung jika ada pompa (satu atau lebih) dan saluran di mana darah
Lebih terperinci1.1PENGERTIAN NYERI 1.2 MEKANISME NYERI
1.1PENGERTIAN NYERI Nyeri merupakan sensasi yang terlokalisasi berupa ketidaknyamanan, kesedihan dan penderitaan yang dihasilkan oleh stimulasi pada akhiran saraf tertentu. Nyeri terjadi sebagai mekanisme
Lebih terperinciCurah jantung. Nama : Herda Septa D NPM : Keperawatan IV D. Definisi
Nama : Herda Septa D NPM : 0926010138 Keperawatan IV D Curah jantung Definisi Kontraksi miokardium yang berirama dan sinkron menyebabkan darah dipompa masuk ke dalam sirkulasi paru dan sistemik. Volume
Lebih terperinciRANCANGAN PEMBELAJARAN
RANCANGAN PEMBELAJARAN 1. Mata Kuliah / Kode : Fisiologi I / IKU 1208 2. Semester/SKS : II / 3 SKS 3. Standar Kompetensi : a. Mahasiswa dapat menjelaskan fisiologi seluruh sistem tubuh manusia b. Mahasiswa
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Temperatur Tubuh Peningkatan temperatur tubuh dapat dijadikan indikator terjadinya peradangan di dalam tubuh atau demam. Menurut Kelly (1984), temperatur normal tubuh sapi
Lebih terperinciPERUBAHAN- PERUBAHAN POSITIF PADA TUBUH AKIBAT OLAHRAGA
BAHAN AJAR 1 PERUBAHAN- PERUBAHAN POSITIF PADA TUBUH AKIBAT OLAHRAGA Perubahan Positif Pada Tubuh Menyimak makna yang terkandung dalam pengertian olahraga nampaknya ada suatu tujuan yang ingin dicapai
Lebih terperinciGambaran Perubahan Tekanan Darah Pasca Olahraga Futsal pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
319 Artikel Penelitian Gambaran Perubahan Tekanan Darah Pasca pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Akdri Andi 1, Afriwardi 2, Detty iryani 3 Abstrak Pada olahraga tertentu seperti futsal,
Lebih terperinciFISIOLOGI PEMBULUH DARAH DAN PENGATURAN TEKANAN DARAH
FISIOLOGI PEMBULUH DARAH DAN PENGATURAN TEKANAN DARAH ARTERI Membawa darah dari jantung ke seluruh jaringan tubuh Katup (-) Arteriol : arteri terkecil Anastomosis : persatuan cabang cabang arteri END ARTERI
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minuman Beroksigen Sebagian besar massa tubuh manusia adalah air. Air berperan sangat penting dalam proses metabolisme tubuh. Fungsi utama air dalam proses metabolisme adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Cairan tubuh adalah cairan suspense sel di dalam tubuh yang memiliki fungsi fisiologis tertentu.cairan tubuh merupakan komponen penting bagi cairan ekstraseluler,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Semua bentuk kegiatan manusia selalu memerlukan dukungan dari kebugaran jasmani,sehingga masalah kemampuan fisik/jasmani merupakan faktor dasar bagi setiap aktivitas manusia. 5
Lebih terperinciIntro. - alifis.wordpress.com
Intro. Manusia tidak bisa melihat, merasa, mencium atau menyadari keberadaan listrik dengan inderanya, baik untuk muatan maupun untuk medan listriknya. Baru pada akhir abad 18 hal-hal mengenai listrik
Lebih terperinciSISTEM SARAF MANUSIA
SISTEM SARAF MANUSIA skema sistem saraf manusia m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti SEL SARAF Struktur sel saraf neuron: Badan sel, Dendrit Akson Struktur
Lebih terperinciREFERAT WSD. Oleh : Ayu Witia Ningrum Pembimbing : Dr. Fachry, Sp.P
REFERAT WSD ( Water Seal Drainage ) Oleh : Ayu Witia Ningrum 2007730022 Pembimbing : Dr. Fachry, Sp.P Tugas Kepaniteraan Klinik Rumah Sakit Islan Jakarta Utara, Sukapura Stase Ilmu Penyakit Dalam 2012
Lebih terperinciSILABUS DAN SAP PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
SILABUS DAN SAP PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 1) Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah Nomor Kode / Jumlah SKS Jurusan / Program Studi Pra Syarat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hari yang dicirikan dengan penurunan voluntary body movement dan penurunan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidur adalah suatu insting untuk memulihkan diri dari aktivitas pada siang hari yang dicirikan dengan penurunan voluntary body movement dan penurunan kewaspadaan terhadap
Lebih terperinciPERBEDAAN LATIHAN FISIK DUA DAN EMPAT KALI PER MINGGU TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNJANI ANGKATAN 2009
PERBEDAAN LATIHAN FISIK DUA DAN EMPAT KALI PER MINGGU TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNJANI ANGKATAN 2009 Odih Fahruzi, Nuriatin, Andri Andrian Rusman Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciSTRUKTUR JANTUNG RUANG JANTUNG KATUP JANTUNG tiga katup trikuspidalis dua katup bikuspidalis katup mitral Katup pulmonal Katup aorta Arteri Koroner
Pengertian Kardiovaskuler Sistem Kardiovaskuler yaitu sistem peredaran darah di dalam tubuh. Sistem Kardiovaskuler terdiri dari darah,jantung dan pembuluh darah. Jantung terletak di dalam mediastinum di
Lebih terperinciDASAR TEORI Siklus jantung terdiri atas periode sistol (konstraksi dan pengosongan isi) dan diastol (relaksasi dan pengisian jantung) bergantian.
DASAR TEORI Siklus jantung terdiri atas periode sistol (konstraksi dan pengosongan isi) dan diastol (relaksasi dan pengisian jantung) bergantian. Kontraksi terjadi akibat penyebaran eksisitas seluruh jantung,
Lebih terperinciAKTIFITAS LISTRIK JANTUNG. Potensial Aksi Pada Jantung
AKTIFITAS LISTRIK JANTUNG Potensial Aksi Pada Jantung Pendahuluan Jantung : Merupakan organ vital Fungsi Jantung : Memompakan darah ke seluruh tubuh. Jantung terletak pada rongga dada sebelah kiri. Batas
Lebih terperinciSistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal
Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal Perbandingan antara Sistem syaraf Somatik dan Otonom Sistem
Lebih terperinciPENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH
PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH Samsul Bahri, Tommy Apriantono, Joseph I. Sigit, Serlyana Herman Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji beberapa suplemen tradisional (alami)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kafein banyak terkandung dalam kopi, teh, minuman cola, minuman berenergi, coklat, dan bahkan digunakan juga untuk terapi, misalnya pada obatobat stimulan, pereda nyeri,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ketahanan dan pemulihan kardio-respirasi selama latihan fisik. Hal ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun ini banyak sekali kita temukan air minum beroksigen yang dijual di pasaran. Air minum beroksigen ini diyakini mempunyai banyak manfaat dalam bidang kesehatan
Lebih terperinciUniversitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI
Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 Jantung merupakan organ otot
Lebih terperinciFISIOLOGI PEMBULUH DARAH. Kuntarti, SKp
FISIOLOGI PEMBULUH DARAH Kuntarti, SKp Overview Struktur & Fungsi Pembuluh Darah Menjamin keadekuatan suplay materi yg dibutuhkan jaringan tubuh, mendistribusikannya, & membuang zat sisa metabolisme Sebagai
Lebih terperinciSuhu inti (core temperature) Suhu inti menggambarkan suhu organ-organ dalam (kepala, dada, abdomen) dan dipertahankan mendekati 37 C.
Suhu inti (core temperature) Suhu inti menggambarkan suhu organ-organ dalam (kepala, dada, abdomen) dan dipertahankan mendekati 37 C. Suhu kulit (shell temperature) Suhu kulit menggambarkan suhu kulit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mmhg jika pemeriksaan menggunakan manometer air raksa, artinya gaya yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tekanan darah adalah sejumlah gaya yang bekerja setiap satuan luas dinding luas pembuluh darah. Tekanan darah biasanya dinyatakan dalam satuan mmhg jika pemeriksaan
Lebih terperinciPENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya
MAPPING CONCEPT PENGATURAN SIRKULASI Salah satu prinsip paling mendasar dari sirkulasi adalah kemampuan setiap jaringan untuk mengatur alirannya sesuai dengan kebutuhan metaboliknya. Terbagi ke dalam pengaturan
Lebih terperinciTipe trauma kepala Trauma kepala terbuka
TRAUMA KEPALA TRAUMA KEPALA Trauma pada kepala dapat menyebabkan fraktur pada tengkorak dan trauma jaringan lunak / otak atau kulit seperti kontusio / memar otak, edema otak, perdarahan atau laserasi,
Lebih terperinciOLAHRAGA PADA USIA LANJUT (LANSIA) Oleh : Akmarawita Kadir Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Abstrak
OLAHRAGA PADA USIA LANJUT (LANSIA) Oleh : Akmarawita Kadir Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Abstrak Proses penuaan dianggap sebagai peristiwa fisiologis yang memang harus dialami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu dalam masyarakat berperan penting sebagai agen dari suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut membutuhkan suatu keadaan yang mendukung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jantung merupakan organ terpenting dalam tubuh manusia, karena jantung merupakan organ utama yang mensirkulasikan darah ke seluruh tubuh. Jantung memompakan darah ke
Lebih terperinciDIANIATI KUSUMOSUTOYO DEPARTEMEN PULMONOLOGI & ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI RS PERSAHABATAN JAKARTA. Upload : 1 Mei 2009
PATOFISIOLOGI SESAK NAPAS DIANIATI KUSUMOSUTOYO DEPARTEMEN PULMONOLOGI & ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI RS PERSAHABATAN JAKARTA Upload : 1 Mei 2009 SESAK NAPAS DYSPNOEA/ DYSPNEA DYS = SULIT, PNOE/ PNEA
Lebih terperincibiologi SET 17 SISTEM SARAF DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. PEMBAGIAN SUSUNAN SARAF
17 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 17 SISTEM SARAF Segala aktivitas tubuh manusia dikoordinasi oleh sistem saraf dan sistem hormon (endokrin). Sistem saraf bekerja atas
Lebih terperinciRESPIRASI MELIBATKAN EMPAT PROSES: VENTILASI (PERGERAKAN UDARA. ANATOMI SISTEM RESPIRASI
RESPIRASI MELIBATKAN EMPAT PROSES: VENTILASI (PERGERAKAN UDARA. ANATOMI SISTEM RESPIRASI Respirasi melibatkan empat proses: ventilasi (pergerakan udara keluar-masuk paru-paru), respirasi eksternal (pertukaran
Lebih terperinciABSTRAK. PENGARUH AROMATERAPI SANDALWOOD (Santalum album) TERHADAP KECEPATAN PEMULIHAN FREKUENSI DENYUT NADI SETELAH AKTIVITAS FISIK BERAT
ABSTRAK PENGARUH AROMATERAPI SANDALWOOD (Santalum album) TERHADAP KECEPATAN PEMULIHAN FREKUENSI DENYUT NADI SETELAH AKTIVITAS FISIK BERAT Livia Dwi Buana, Tjoeng, 2015 Pembimbing I : Stella Tinia Hasianna,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga menunjukkan prevalensi penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83 per 1.000 anggota rumah
Lebih terperinciKontrol Dari Kecepatan Denyut Jantung
Kontrol Dari Kecepatan Denyut Jantung Pacemaker akan menyebabkan jantung berdenyut ± 100X permenit, dalam kenyataannya jantung akan berdenyut antara 60-140 kali permenit tergantung kebutuhan. Hal ini disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan, memelihara kesegaran jasmani (fitness) atau sebagai terapi untuk memperbaiki kelainan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan tubuh manusia tidak hanya tergantung dari jenis makanan yang dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut aktivitas
Lebih terperincimekanisme penyebab hipoksemia dan hiperkapnia akan dibicarakan lebih lanjut.
B. HIPERKAPNIA Hiperkapnia adalah berlebihnya karbon dioksida dalam jaringan. Mekanisme penting yang mendasari terjadinya hiperkapnia adalah ventilasi alveolar yang inadekuat untuk jumlah CO 2 yang diproduksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan anggota gerak bawah. Yang masing-masing anggota gerak terdiri atas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu bergerak dalam menjalankan aktivitasnya. Sering kita jumpai seseorang mengalami keterbatasan gerak dimana hal tersebut
Lebih terperinciSILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER
SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER Nama Mata Kuliah : Fisiologi Olahraga Sks : 2 Program Studi : Porkes/Kepelatihan Kode : KEP237 Fakultas : Ilmu Kean Universitas : Universitas Jambi Tim Dosen Pengampu
Lebih terperinciPENDAHULUAN Dayung adalah satu cabang olahraga yang membutuhkan kondisi tubuh prima agar dapat tampil sebaik mungkin pada saat latihan maupun ketika p
ROWING PHYSIOLOGY PENDAHULUAN Dayung adalah satu cabang olahraga yang membutuhkan kondisi tubuh prima agar dapat tampil sebaik mungkin pada saat latihan maupun ketika pertandingan. Pada saat latihan dan
Lebih terperinciEFEK PENUAAN TERHADAP FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI
Tinjauan Kepustakaan V Selasa 7 Januari 2014 EFEK PENUAAN TERHADAP FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI Penyusun: Rina Puspasari S., dr. Pembimbing: Marina Moeliono, dr., SpKFR(K) Penilai: Marietta Shanti P., dr.,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Pemeriksaan Fisik dan Jantung Hasil pemeriksaan fisik yang meliputi suhu tubuh, frekuensi nafas dan frekuensi jantung menunjukkan bahwa kelima hewan yang digunakan dalam
Lebih terperinciRespirasi melibatkan empat proses: ventilasi (pergerakan udara. Anatomi Sistem Respirasi
Respirasi melibatkan empat proses: ventilasi (pergerakan udara keluar-masuk paru-paru), respirasi eksternal (pertukaran gas antara darah dan ruang paru-paru yang terisi udara), transport gas respirasi
Lebih terperinciFaal Kerja (Fisiologis) Nurjannah
Faal Kerja (Fisiologis) Nurjannah Kerja Bekerja adalah suatu kegiatan manusia merubah keadaan-keadaan tertentu dari alam lingkungan yang ditujukan untuk mempertahankan dan memelihara kelangsungan hidupnya
Lebih terperinciABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN OKSIGEN KALENG TERHADAP WAKTU ISTIRAHAT SETELAH BEROLAHRAGA
ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN OKSIGEN KALENG TERHADAP WAKTU ISTIRAHAT SETELAH BEROLAHRAGA Christian Pramudita, 2010 Pembimbing: Jo Suherman, dr., MS., AIF Endang Evacuasiany, Dra., MS., AFK., Apt Latar belakang.
Lebih terperinciSkeletal: Otot: Sendi: Fasia Hubungan sistem muskuloskeletal dengan reproduksi wanita
Skeletal: Struktur jaringan tulang Klasifikasi tulang Tulang tengkorak, rangka dada, tulang belakang, panggul, ekstremitas atas dan bawah Sendi: Klasifikasi berdasarkan gerakan Klasifikasi berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laktat merupakan produk akhir dari metabolisme anaerobik, proses ini berlangsung tanpa adanya oksigen.
digilib.uns.ac.id 18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laktat merupakan produk akhir dari metabolisme anaerobik, proses ini berlangsung tanpa adanya oksigen. Selama latihan fisik akan terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi dikenal luas sebagai penyakit kardiovaskular, merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering ditemukan di masyarakat modern
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN SYOK
ASUHAN KEPERAWATAN SYOK Syok yaitu hambatan di dalam peredaran darah perifer yang menyebabkan perfusi jaringan tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sel akan zat makanan dan membuang sisa metabolisme ( Theodore,
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN. Setiawan, S.Kp., MNS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN SHOCK HYPOVOLEMIK Setiawan, S.Kp., MNS KLASIFIKASI SHOCK HYPOVOLEMIC SHOCK CARDIOGENIC SHOCK SEPTIC SHOCK NEUROGENIC SHOCK ANAPHYLACTIC SHOCK TAHAPAN SHOCK TAHAP INISIAL
Lebih terperinciBAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf
BAB II Struktur dan Fungsi Syaraf A. SISTEM SARAF Unit terkecil dari system saraf adalah neuron. Neuron terdiri dari dendrit dan badan sel sebagai penerima pesan, dilanjutkan oleh bagian yang berbentuk
Lebih terperinci*Esti Yunitasari, *Nuzul Qur aniati, *Ida Arunia. Keyword : cardiorespiratory endurance, female employe, exersice
EFEKTIFITAS SENAM AEROBIK DAN YOGA DALAM MENINGKATKAN DAYA TAHAN KARDIORESPIRASI WANITA PEKERJA (Effectivenes of aerobic and yoga exercise to increase cardiorespiration stamina in carier women) ABSTRACT
Lebih terperinci1. Informasi disampaikan oleh potensial aksi (imfuls) 2. Media sel syaraf itu sendiri 3. Bekerja cepat 4. Reseptor hanya pada membran sel
EXIT SISTEM KOORDINASI Kompetensi Memahami peran sistem syaraf dan hormon dalam koordinasi serta memahami mekanisme kerja syaraf dan hormon dalam mengantarkan informasi Sistem Syaraf Sistem Endokrin 1.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.
1 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat VO2max Burns (2000:2) VO2max adalah jumlah maksimal oksigen yang dapat dikonsumsi selama aktivitas fisik yang intens sampai akhirnya terjadi
Lebih terperinciTeori Kontrol Dalam Sistem-Sistem Biologis (Rangkaian Umpan Balik)
Teori Kontrol Dalam Sistem-Sistem Biologis (Rangkaian Umpan Balik) Pengaturan dan pengawasan dalam sistem-sistem biologi sudah menjadi perhatian bagi para biolog lama sebelum Cannon memperkenalkan perkataan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh. Setiap tiga sampai lima detik sinyal - sinyal saraf merangsang proses
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pernapasan 2.1.1 Definisi pernapasan Pernapasan atau respirasi adalah urutan peristiwa yang menyebabkan pertukaran oksigen dan karbondioksida antara lingkungan luar dengan sel
Lebih terperinciABSTRAK. Maizar Amatowa Iskandar, 2012 Pembimbing I : Pinandojo Djojosoewarno, dr., Drs., AIF. Pembimbing II : Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes.
ABSTRAK PENGARUH AKTIVITAS FISIK SUBMAKSIMAL (ROCKPORT 1-MILE WALK TEST) TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA YANG RUTIN BEROLAHRAGA DAN YANG TIDAK RUTIN BEROLAHRAGA Maizar Amatowa Iskandar, 2012 Pembimbing
Lebih terperinciKesetimbangan asam basa tubuh
Kesetimbangan asam basa tubuh dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Departemen Biokimia, Biologi Molekuler dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung ph normal darah Dipertahankan oleh sistem pernafasan
Lebih terperinciBAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF)
BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) Standar Kompetensi : Sistem koordinasi meliputi sistem saraf, alat indera dan endokrin mengendalikan aktivitas berbagai bagian tubuh. Sistem saraf yang meliputi saraf
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gagal jantung adalah sindroma klinis yang kompleks yang timbul akibat kelainan struktur dan atau fungsi jantung yang mengganggu kemampuan ventrikel kiri dalam mengisi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi dan fisiologi paru-paru Fungsi utama paru-paru adalah untuk pertukaran gas antara udara atmosfer dan darah. Dalam menjalankan fungsinya, paru-paru ibarat sebuah pompa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang memproduksi 2 hormon yaitu tiroksin (T 4 ) dan triiodotironin (T 3
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelenjar tiroid merupakan salah satu kelenjar dalam sistem endokrin manusia yang memproduksi 2 hormon yaitu tiroksin (T 4 ) dan triiodotironin (T 3 ) yang dikontrol
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Aktivitas Fisik a. Definisi Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan sejalan dengan penetapan status Bandara Adisutjipto
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bandara Adisutjipto Yogyakarta berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan R.I. Nomor KM 90/19991 ditetapkan sebagai bandara internasional. Kegiatan, frekuensi, dan jenis
Lebih terperinciVol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016
Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016 Isyani Dosen FPOK IKIP Mataram Email: duatujuhyard@yahoo.com Abstract Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciSISTEM CARDIO VASCULAR
SISTEM CARDIO VASCULAR SISTEM CARDIO VASKULAR PENDAHULUAN ANATOMI JANTUNG FUNGSI UTAMA DAN MANFAAT DENYUT JANTUNG SIFAT OTOT JANTUNG GERAKAN JANTUNG FUNGSI JARINGAN VASKULAR ANATOMI JARINGAN VASKULAR DARAH
Lebih terperinciSistem saraf. Kurnia Eka Wijayanti
Sistem saraf Kurnia Eka Wijayanti Sistem saraf SSP SST Otak Medula spinalis Saraf somatik Saraf Otonom Batang otak Otak kecil Otak besar Diencephalon Mesencephalon Pons Varolii Medulla Oblongata Saraf
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan MAKALAH INFARK MIOKARD AKUT
MAKALAH INFARK MIOKARD AKUT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infark miokard akut mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibart suplai darah yang tidak adekuat, sehingga aliran darah koroner
Lebih terperinciSISTEM SARAF. Oleh Dr. KATRIN ROOSITA, SP.MSi. DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT, FEMA, IPB
SISTEM SARAF Oleh Dr. KATRIN ROOSITA, SP.MSi. DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT, FEMA, IPB FUNGSI SISTEM SARAF Menerima informasi dari dalam dan luar tubuh Mengkoordinasikan informasi Memberikan respon terhadap
Lebih terperinciBAB 2 DEFINISI GAG REFLEX. Dari semua permasalahan yang mungkin terjadi di bagian intraoral
BAB 2 DEFINISI GAG REFLEX 2.1 Definisi Dari semua permasalahan yang mungkin terjadi di bagian intraoral radiography, gagging merupakan salah satu masalah terbanyak. Gagging yang juga sering disebut gag
Lebih terperinciAnesty Claresta
Anesty Claresta 102011223 Skenario Seorang perempuan berusia 55 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan berdebar sejak seminggu yang lalu. Keluhan berdebar ini terjadi ketika ia mengingat suaminya yang
Lebih terperinciSuharjana FIK UNY Suharjana FIK UNY
Latihan aerobik bertujuan untuk memperbaiki kinerja aerobik dan anaerobik. Kinerja aerobik dan anaerobik ini dapat dicapai melalui konsumsi oksigen maksimum (VO2Max) Endurance training merupakan model
Lebih terperinci