OLAHRAGA PADA USIA LANJUT (LANSIA) Oleh : Akmarawita Kadir Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Abstrak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OLAHRAGA PADA USIA LANJUT (LANSIA) Oleh : Akmarawita Kadir Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Abstrak"

Transkripsi

1 OLAHRAGA PADA USIA LANJUT (LANSIA) Oleh : Akmarawita Kadir Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Abstrak Proses penuaan dianggap sebagai peristiwa fisiologis yang memang harus dialami oleh semua makhluk hidup. Sudah ada teori bahwa proses penuaan dapat dihambat, bahkan proses penuaan yang telah terjadi dapat dikembalikan lagi menjadi muda. Tetapi semua itu hanya teori-teori yang muncul yang masih belum dapat dibuktikan secara nyata. Sedangkan teori bahwa olahraga dapat meningkatkan harapan hidup sudah banyak terbukti di berbagai penelitian. Untuk itu perlunya pengetahuan olahraga khususnya olahraga pada usia lanjut sangat penting di pahami. Kata Kunci : Olahraga, Lansia PENDAHULUAN Persoalan apakah penuaan itu, dan mengapa kita menjadi tua, telah dibahas secara luas. Namun jawaban yang tepat belum didapatkan. Ada yang mengatakan bahwa proses penuaan terletak di inti sel. Apabila inti sel orang muda dimasukkan ke dalam sel yang lain yang telah dihilangkan intinya kita bandingkan dengan inti sel orang tua yang juga dimasukkan ke dalam sel yang telah dihilangkan intinya, maka sel-sel yang dimasuki inti muda akan berkembangbiak sebanyak 50 kali. Sedangkan sel yang dimasuki inti tua hanya 15 kali. Dalam inti inilah terletak organ clock yang menentukan kapan sel ini mati. Pendapat semacam ini diterapkan dengan proses kematian pada manusia. Menurut beberapa ahli, pada manusia belum dapat tercapai batasan umur yang ditentukan oleh organ clock, tetapi manusia telah mati terlebih dahulu karena proses-proses degenerasi yang terjadi pada umur yang lanjut. (Soekarman 1986) Adalah masalah yang dihadapi oleh semua manusia. Dalam tubuh terjadi perubahanperubahan struktural yang merupakan proses degeneratif. Misalnya sel-sel mengecil atau menciut, jumlah sel berkurang, terjadi perubahan isi atau komposisi sel, pembentukan jaringan ikat baru menggantikan sel-sel yang menghilang atau menciut dengan akibat timbul nya kemunduran fungsi organ tubuh. Apa yang terjadi dengan tubuh manusia dalam proses menua ini? Secara ringkas dapat dikatakan : 1. Kulit tubuh menjadi lebih tipis, kering, keriput dan tidak elastis lagi 2. Rambut rontok warnanya berubah menjadi putih, kering dan tidak mengkilat 3. Jumlah otot berkurang, ukurannya menciut, volume otot secara keseluruhan menyusut dan fungsinya menurun 4. Otot-otot jantung mengalami perubahan degeneratif. Ukuran jantung mengecil, kekuatan memompa darah berkurang 5. Pembuluh darah mengalami kekakuan (arteriosclerosis) 6. Terjadinya degenerasi selaput lender dan bulu getar saluran pernapasan, gelembung paru-paru menjadi kurang elastis. 7. Tulang-tulang menjadi keropos (osteoporosis) 8. Akibat degenerasi di persendian, permukaan tulang rawan sendi menjadi kasar 9. Karena proses degenerasi maka jumlah Nefron (satuan fungsional dari gi njal yang bertugas membersihkan darah) menurun. Yang berakibat kemampuan mengeluarkan sisa metabolisme melalui air seni berkurang.

2 Proses penuaan dianggap sebagai peristiwa fisiologis yang memang harus dialami oleh semua makhluk hidup. Hingga saat ini belum diketahui dengan pasti terjadinya proses menua. Para pakar menduga karena adanya senyawa radikal bebas, arteriosclerosis, dan kurangnya aktivitas fisik. Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan dengan proses kemunduran prestasi kerja dan penurunan kapasitas fisik seseorang. Akibatnya kaum lansia menjadi kurang produktif, rentan terhadap penyakit dan banyak bergantung pada orang lain. Dengan tetap bekerja dan melakukan olahraga secara teratur dapat memperlambat proses kemunduran dan penurunan kapasitas tersebut di atas. Karena bekerja maupun berolahraga pada dasarnya berkaitan dengan akibat sistem Muskuloskeletal (otot dan tulang) serta sistem kardiopulmonar (jantung dan paru -paru) (Wibowo H, 2003) Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, khusus di bidang ilmu kedokteran telah meningkatkan harapan hidup sampai usia 63 tahun dan diproyeksikan mencapai usia 65 tahun pada tahun selain itu jumlah orang yang berusia lanjut pada tahun diperkirakan akan mencapai 20 juta, hal ini berpengaruh kepada kehidupan ekonomi bangsa. Dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, pasal 19 menetapkan bahwa kesehatan manusia usia lanjut (lansia) tetap terpelihara dan ditingkatkan agar tetap produktif. TUJUAN Untuk meningkatkan kualitas sumber daya lansia (SDM LANSIA) sehingga di hari tuanya para lansia masih tetap melakukan kegiatan olahraga dalam rangka mengikatkan dan memelihara Kesegaran jasmani nya. Dengan demikian para lansia akan mampu memperlambat proses penuaan dini, tetap sehat dan mandiri selama mungkin. (Bustaman A, 2003) SASARAN Kelompok usia 60 tahun, organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan kelompok lanjut usia, masyarakat luas. (Bustaman, 2003) PERSIAPAN Dalam persiapan mengenai olahraga untuk usia lanjut perlu ditegaskan mengenai pengertian-pengertian sebagai berikut : 1. Lanjut Usia adalah suatu proses yang tidak dapat di hindarkan yang berumur 60 tahun ke atas (UU. No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia) 2. Lanjut Usia potensial adalah lanjut usia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan kegiatan yang dapat menghasilkan barang ataupun jasa. 3. Lanjut usia tidak potensial adalah lanjut usia yang tidak berdaya sehingga hidupnya bergantung pada orang lain 4. Kesegaran Jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti; untuk dapat mencapai kondisi Kesegaran Jasmani yang prima seseorang perlu melakukan latihan fisik yang melibatkan komponen Kesegaran Jasmani dengan metode latihan yang benar. (Harsuki, 2003) METODE Semua jenis olahraga pada prinsipnya dapat dilakukan oleh lansia, asalkan jenis olahraga tersebut sudah dikerjakan secara teratur sejak muda. Lanjut usia juga bukan merupakan hambatan bagi seseorang untuk berprestasi di bidang olahraga. Borotra masih mengikuti turnamen teknis Wimbledon pada usia 73 tahun, dan Lorna Johnstone mengikuti pertandingan cabang berkuda di arena olimpiade meskipun usianya telah mencapai 70 tahun. Namun untuk amannya, para ahli menganjurkan olahraga aerobik yang dinamis yaitu untuk mempertahankan stamina - endurance (misalnya jalan kaki dan berenang), dan olahraga yang mempertahankan kelenturan (flexibility) lebih sesuai untuk lansia dibandingkan olahraga isometric yang

3 mengangkat beban berat. (Soekarman, 1989; Fox, 1993; Wibowo, 2003) Olahraga renang adalah olahraga yang terbaik, sebab cabang ini memberikan resiko cidera yang paling kecil/sedikit kemungkinannya. Pada waktu berenang, badan kita terapung, hingga mengurangi tekanan yang berlebihan terhadap persendian dan tulang. Bentuk latihan fisik lain yang baik untuk lansia adalah : 1. Jalan Berjalan bermanfaat untuk meregangkan otot-otot kaki dan daya tahan, bila jalannya makin lama makin cepat, tentu saja dalam ke lenturannya. Jika melangkah panjang dan mengayunkan lengan kali, akan terdapat kelenturan. Jogging atau berlari bagi lansia juga sering dilakukan tetapi sebenarnya lebih baik berjalan cepat. 2. Bersepeda Bersepeda baik bagi penderita encok (arthritis), karena ia berjalan cepat menyebabkan sakit pada sendi-sendinya. Bersepeda baik untuk meningkatkan peregangan dan daya tahan, tapi tidak menambah kelenturan pada derajat yang lebih tinggi. Sedangkan olahraga lain berupa senam, tennis meja, tennis merupakan tambahan dan bukan merupakan pengganti. (Soekarman, 1989; Bustaman 2003) Penentuan intensitas olahraga yang boleh dilakukan oleh lansia bersifat individual yaitu tergantung pada usia, jenis kelamin, usia awal menekuni olahraga, keteraturan dan kondisi fisik organ-organ tubuhnya. Ada rumus umum yang dapat digunakan untuk mengetahui batas mana lansia boleh melakukan olahraga, yaitu dengan menentukan denyut nadi maksimal atau dikenal sebagai maximal pulse. Rumusnya adalah 220 dikurangi usia saat ini. Ambang yang aman ialah, bila aktivitas olahraga hanya mencapai (denyut nadi sub - maksimal) 70 % - 85 % dari maximal pulse yang disebut sebagai target zone. Seorang berumur 70 tahun, ia hanya boleh berolahraga sampai denyut nadi submaksimal, dengan perhitungan (220-70) x 70 % s/d 85 % = kali per menit (Soekarman, 1989; Fox, 1993; Wibowo, 2003) MANFAAT Kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan memerlukan suatu tingkat yang cukup baik dari keempat komponen kebugaran dasar: - kebugaran jantung paru peredaran darah - lemak tubuh - kekuatan otot - kelenturan sendi Tidak ada obat yang sekarang atau masa depan akan dipakai, yang menjanjikan dengan pasti akan memberikan dan mempertahankan kesehatan lebih baik daripada kebiasaan hidup yang senantiasa berolahraga. Berolahraga hingga sekarang ini sudah cukup untuk memberikan kehidupan yang sehat dan nyaman bila anda telah mengikutinya. Mengapa tidak? Otot-otot menjadi kuat, jantung menjadi sehat, tekanan darah menjadi normal, kadar gula darah terkontrol, dan berat badan menjadi seimbang yang kesemuanya ini akan membuat tubuh sehat dan nyaman. Pertumbuhan fisik biologik yang cepat pada masa anak-anak akan berhenti pada usia 17 tahun (wanita) dan usia 20 tahun (pria). Capaian kualitas fisik puncak pada periode usia 20 tahun sampai 30 tahun yang lazim dalam ilmu kedokteran olahraga disebut sebagai The Golden Age. Setelah usia 30 tahun, terjadi penurunan fungsi fisik secara bertahap, seringkali tidak dirasakan, misalnya penurunan kapasitas aerobik (Oxygen consumption = Vo2 max) Kapasitas aerobik atau Vo2 max merupakan indikator pemakaian oksigen oleh jantung, paru-paru dan otot untuk metabolisme. Dalam kesehatan olahraga, Vo2 max menunjukkan kebugaran jasmani atau kapasitas fisik seseorang. Semakin besar Vo2 max berarti semakin baik kebugaran jasmani atau kapasitas fisiknya. Dengan bertambahnya usia di atas 30 tahun akan terjadi penambahan lemak tubuh, penurunan masa otot, dan pengurangan parenkim/jaringan organ tubuh. Demikian pula dengan Vo2 max secara otomatis akan

4 menurun secara bertahap, yang juga menunjukkan terjadinya kemunduran dalam kebugaran dan kesehatan jasmaninya. Penurunan kapasitas fisik (=Vo2 max) akan dialami semua orang, baik terhadap mereka yang berolahraga secara rutin maupun mereka yang tidak aktif berolahraga. Namun banyak hasil penelitian yang menemukan bahwa Vo2 max pada kelompok atlit selalu lebih tinggi daripada orang yang jarang berolahraga. Namun banyak hasil penelitian yang menemukan bahwa Vo2 max pada kelompok atlit selalu lebih tinggi daripada orang yang jaring berolahraga. Karena ternyata penurunan Vo2 max lebih kecil atau lebih lambat pada orang yang aktif berolahraga secara teratur yaitu 0,4 % per tahun dibandingkan dengan populasi umum yang ratarata mengalami penurunan 1%. Sebagai contoh seorang yang berusia 80 tahun, bila tidak melakukan olahraga dengan teratur, terjadi penurunan kapasitas fisik sebesar (80-30) x 1 %, sehingga sekarang kemampuannya tinggal 100 % - 50 % = 50 %. Sedangkan bila ia biasa berolahraga secara teratur sampai lanjut usia, maka penurunannya 0,4 % per tahun, sehingga kapasitas fisiknya pada usia 80 tahun masih sebesar 100 % - (80-30) x 0,4 % = 80 %. (Fox, 1993; Wibowo, 2003) DAMPAK Pada orang berumur berolahraga tidak untuk berprestasi. Pertandingan-pertandingan sebaiknya tidak dilakukan sebab akan menyebabkan orang tersebut overexertion, melampaui batas kemampuannya, yang dapat berakibat kurang baik. (Soekarman, 1989) Lansia yang melakukan olahraga tidak boleh mengalami kelelahan yang berlebihan, sehingga terasa sangat letih yang membuatnya harus berbaring di tempat tidur dan tidak mampu melakukan pekerjaannya sehari-hari. Bila intensitasnya berlebihan, dapat terjadi sesak napas, nyeri dada, atau pusing / berkunangkunang. Maka kegiatan olahraga harus segera dihentikan dan secepatnya diperiksa oleh dokter. (Wibowo, 2003) STRATEGI IMPLEMENTASI Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berolahraga pada lansia adalah : (Sokearman, 1989) Latihan untuk stamina (endurance) - Kerjakan latihan aerobik secara teratur - Fekuensi latihan 3 kali dalam seminggu - Lama latihan keira-kira 20 menit 60 menit - Frekuensi nadi cukup Olahraga ini bertujuan terutama untuk menjaga kondisi jantung paru peredaran darah dan otot. Saat dimulainya latihan - Seharusnya pada masa tua tinggal mempertahankan keadaan saja, jadi mulai sejak muda - Bila harus dimulai pada usia lanjut, atau tadinya berolahraga pada usia muda kemudian berhenti, maka latihan itu harus dimulai sedikit demi sedikit. Latihan untuk Kelenturan (flexibility) Kerjakan latihan ini sedikit demi sedikit (jangan dipaksakan). Contoh latihan kelentukan : menurut Van Huss dan kawankawan. Gambar : Latihan kelenturan menurut Van Huss. Latihan ini menjaga kekuatan yang timbul pada sendi, menguatkan tulang, menguatkan leigamen dan tendon. (Soekarman, 1989)

5 Yang sebaiknya dilakukan - Sebelum berolahraga, periksalah dulu ke dokter ahli jantung sampai dimana keadaan jantung anda. Dengan Exercise test dapat diketahui macam olahraga yang dapat dilakukan berdasarkan kemampuan jantung. Jangan melampaui batasan kemampuan jantung anda. - Lakukan latihan untuk stamina dan kelenturan - Frekuensi latihan 3 x seminggu maksimum intensitas % Vo2 max. - Lama latihan menit - Aktivitas sebaiknya menggunakan sejumlah kelompok otot, seperti, jogging, jalan cepat, berenang, bersepeda dan lain-lain. - Berolahraga lah untuk kesenangan dan kesehatan, dan jangan untuk bertanding. Pada pertandingan seseorang sering lupa akan kemampuannya sehingga apabila terlampaui akan dapat membahayakan. - Lakukan latihan pemanasan sebelum berolahraga - Periksalah ke dokter apabila timbul ras sakit di dada sebelah kiri. RUJUKAN Bustaman, A, Pembinaan kesegaran jasmani untuk lanjut usia. Harsuki, PT Raja Grafinso Persada, Jakarta, hlm: Fox E.L., Bowers R.W., Foss M.L, The Physiological Basis for Exercise and Sport, 5 th. Ed. WCB/Mcgrawhill. Boston- USA. Soekarman R, Dasar Olahraga untuk Pembina, Pelatih, dan Atlit. Jakarta. CV. Haji Masagung. Wibowo, H, Lanjut Usia dan Olahraga dalam Perkembangan Olahraga Terkini Kajian Para Pakar. Harsuki, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm:

6

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Di Indonesia angka harapan hidup semakin meningkat. Pada tahun 1980 angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985 meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. olahraga, ada yang berlari, berjalan, bersepeda, bermain sepak bola, atau

BAB I PENDAHULUAN. olahraga, ada yang berlari, berjalan, bersepeda, bermain sepak bola, atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hari-hari libur biasanya banyak masyarakat melakukan kegiatan olahraga, ada yang berlari, berjalan, bersepeda, bermain sepak bola, atau bulutangkis baik di lapangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 0 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia adalah warga yang berusia di atas 60 tahun. Pada tahun 2020 jumlah lansia di proyeksikan mencapai sekitar 30 juta juwa atau 11,5% dari total populasi.

Lebih terperinci

PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA

PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA Oleh : Farida Mulyaningsih, M.Kes PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008 PENDERITA JANTUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan

BAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan dengan proses kemunduran prestasi kerja dan penurunan kapasitas fisik seseorang. Menua adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan modern kini menuntut segala sesuatu yang serba cepat. Baik dalam aktivitas pekerjaan, kehidupan rumah tangga dan kebutuhan makan dalam sehari-hari. Perkembangan

Lebih terperinci

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses penuaan dianggap sebagai peristiwa fisiologis yang memang harus dialami oleh semua makhluk hidup. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Latihan kondisi fisik (physical conditioning) memegang peranan penting untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical fitness).

Lebih terperinci

2015 PENGARUH OLAH RAGA RENANG TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK AUTIS DI SLB AL-HIKMAH BANDUNG

2015 PENGARUH OLAH RAGA RENANG TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK AUTIS DI SLB AL-HIKMAH BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia olahraga mempunyai arti dan makna sangat penting, karena olahraga dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya dalam kehidupan. Salah satu tujuan

Lebih terperinci

Olahraga Ringan Bagi Penderita Diabetes

Olahraga Ringan Bagi Penderita Diabetes Olahraga Ringan Bagi Penderita Diabetes Olahraga Ringan Bagi Penderita Diabetes Olahraga Ringan Bagi Penderita Diabetes Bagi penderita diabetes, olahraga ringan tidak hanya bermanfaat untuk menurunkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan, memelihara kesegaran jasmani (fitness) atau sebagai terapi untuk memperbaiki kelainan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi sekarang ini masyarakat disibukkan dengan pekerjaan yang menjadi rutinitas masyarakat tersebut. Masyarakat membutuhkan waktu untuk merefresh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta berhasilnya pembangunan khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan maka mengakibatkan terjadi penurunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Saat ini secara ekonomi biaya tahunan untuk perawatan kesehatan lansia cukup tinggi. Biaya ini semakin meningkat apabila usia harapan hidup bertambah. Olahraga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Miftahul Rohmawati, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Miftahul Rohmawati, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat dan kemampuan. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan bergerak, bekerja dan

Lebih terperinci

2015 PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK (VO2 MAX)

2015 PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK (VO2 MAX) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tubuh ideal dan sehat menjadi dambaan bagi semua orang karena hal ini akan menimbulkan rasa percaya diri dalam pergaulan serta tampil sehat dalam setiap kesempatan.

Lebih terperinci

NARASI KEGIATAN TES KEBUGARAN JANTUNG PARU DENGAN METODE ROCKPORT BAGI KARYAWAN DINAS KESEHATAN PROPINSI DIY

NARASI KEGIATAN TES KEBUGARAN JANTUNG PARU DENGAN METODE ROCKPORT BAGI KARYAWAN DINAS KESEHATAN PROPINSI DIY NARASI KEGIATAN TES KEBUGARAN JANTUNG PARU DENGAN METODE ROCKPORT BAGI KARYAWAN DINAS KESEHATAN PROPINSI DIY Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP 19830127 200604 2 001 FIK UNY Abstrak Dalam rangka menilai

Lebih terperinci

Definisi aerobik Aerobik berasal dari kata aero yang berarti oksigen. Jadi aerobik sangatlah erat dengan penggunaan oksigen. Dalam hal ini berarti

Definisi aerobik Aerobik berasal dari kata aero yang berarti oksigen. Jadi aerobik sangatlah erat dengan penggunaan oksigen. Dalam hal ini berarti Sumaryanti Definisi aerobik Aerobik berasal dari kata aero yang berarti oksigen. Jadi aerobik sangatlah erat dengan penggunaan oksigen. Dalam hal ini berarti latihan aerobik adalah latihan yang menggunakan

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI AEROBIK DAN LATIHAN RENANG TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI AEROBIK DAN LATIHAN RENANG TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI AEROBIK DAN LATIHAN RENANG TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Studi DIV Fisioterapi

Lebih terperinci

KEBUGARAN JASMANI DAN LATIHAN KEBUGARAN JASMANI

KEBUGARAN JASMANI DAN LATIHAN KEBUGARAN JASMANI I. Hakikat Latihan Kebugaran Jasmani II. KEBUGARAN JASMANI DAN LATIHAN KEBUGARAN JASMANI Latihan kondisi fisik (physical conditioning) memegang peranan yang sangat penting untuk mempertahankan atau meningkatkan

Lebih terperinci

TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA Konsep Dasar Latihan Suatu proses yang sistematis dari program aktivitas gerak jasmani yang dilakukan dalam waktu relatif lama dan berulang-ulang, ditingkatkan

Lebih terperinci

AKTIVITAS FISIK DAN SENAM USILA Dr.dr.BM.Wara Kushartanti FIK UNY

AKTIVITAS FISIK DAN SENAM USILA Dr.dr.BM.Wara Kushartanti FIK UNY AKTIVITAS FISIK DAN SENAM USILA Dr.dr.BM.Wara Kushartanti FIK UNY PENGANTAR Usila sebagai akronim usia lanjut mengandung konotasi ganda. Disatu pihak ia dikaitkan dengan kelemahan, ketidak mampuan, ketidak

Lebih terperinci

KIAT SEHAT DAN BUGAR PADA LANSIA

KIAT SEHAT DAN BUGAR PADA LANSIA KIAT SEHAT DAN BUGAR PADA LANSIA Dr.dr.BM.Wara Kushartanti,MS Klinik Terapi Fisik FIK - UNY PENGANTAR Lansia sebagai akronim lanjut usia mengandung konotasi ganda. Disatu pihak ia dikaitkan dengan kelemahan,

Lebih terperinci

PANDUAN KESEHATAN OLAHRAGA

PANDUAN KESEHATAN OLAHRAGA PANDUAN KESEHATAN OLAHRAGA Oleh: Fatkurahman Arjuna E-mail: Arjuna@UNY.ac.id ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Kesehatan Olahraga adalah kesehatan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan atau

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA Pendahuluan Usia lanjut atau lanjut usia bukanlah merupakan suatu penyakit, meskipun hal tersebut dapat menimbulkan masalah sosial. Di beberapa negara, terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kuratif saja, tetapi juga usaha promotif, preventif, dan rehabilitatif. Gerak yang

BAB I PENDAHULUAN. kuratif saja, tetapi juga usaha promotif, preventif, dan rehabilitatif. Gerak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangan ilmu fisioterapi, usaha-usaha di bidang kesehatan gerak dan fungsi tubuh telah mengalami perkembangan. Tidak terbatas pada usaha kuratif saja, tetapi

Lebih terperinci

Sehat &Bugar. Sehat. Sakit

Sehat &Bugar. Sehat. Sakit Budaya Hidup Aktif Melalui Aktifitas Fisik RUMPIS AGUS SUDARKO FIK UNY STATUS KESEHATAN Sehat &Bugar Sehat Sakit Gambar : Modifikasi Kondisi Sakit - Sehat - Bugar Pendahuluan Perkembangan IPTEKS mempermudah

Lebih terperinci

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga merupakan salah satu kesatuan yang memiliki tujuan cukup luas antaranya adalah untuk prestasi, pendidikan, dan sebagai aktivitas untuk kesehatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latihan telah mendapat tempat dalam dunia kesehatan sebagai salah satu faktor penting dalam usaha pencegahan penyakit. Latihan terbukti pula dapat meningkatkan derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tentunya akan mengalami yang namanya penuaan. Secara. kronologi, manusia dapat dikatakan lanjut usia apabila umurnya sudah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tentunya akan mengalami yang namanya penuaan. Secara. kronologi, manusia dapat dikatakan lanjut usia apabila umurnya sudah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia manusia akan terus bertambah seiring berjalannya waktu. Manusia tentunya akan mengalami yang namanya penuaan. Secara kronologi, manusia dapat dikatakan lanjut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang 129%, Jerman 66%, dan Swedia 33% (Depkes,2003). Indonesia termasuk salah satu negara Asia yang pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Jepang 129%, Jerman 66%, dan Swedia 33% (Depkes,2003). Indonesia termasuk salah satu negara Asia yang pertumbuhan penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk lansia (lanjut usia) Indonesia pada tahun 2025 dibandingkan dengan keadaan pada tahun 1990 akan mengalami kenaikan sebesar 414% dan hal ini merupakan

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH ANTARA LATIHAN JOGING DAN JALAN CEPAT TERHADAP TINGKAT KESEGARAN JASMANI. Sugeng Purwanto

PERBEDAAN PENGARUH ANTARA LATIHAN JOGING DAN JALAN CEPAT TERHADAP TINGKAT KESEGARAN JASMANI. Sugeng Purwanto PERBEDAAN PENGARUH ANTARA LATIHAN JOGING DAN JALAN CEPAT TERHADAP TINGKAT KESEGARAN JASMANI Sugeng Purwanto Abstak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara latihan jogging

Lebih terperinci

Latihan Renang untuk Lansia

Latihan Renang untuk Lansia Latihan Renang untuk Lansia Oleh : Nur Indah Pangastuti, M.Or. (Dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan FIK UNY) Abstrak : Usia lanjut usia adalah dimana seseorang mengalami pertambahan umur yang disertai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu yang membutuhkan daya tahan jantung paru. Kesegaran jasmani yang rendah diikuti dengan penurunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latihan fisik merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran. Seseorang dengan aktivitas fisik rendah memiliki 20% sampai 30% lebih tinggi risiko

Lebih terperinci

MANFAAT OLAHRAGA RENANG BAGI LANJUT USIA

MANFAAT OLAHRAGA RENANG BAGI LANJUT USIA 0 MANFAAT OLAHRAGA RENANG BAGI LANJUT USIA Oleh: Ermawan Susanto Jurusan Pendidikan Olahraga Abstrak Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki masa lanjut usia mengalami penurunan. Perubahan-perubahan

Lebih terperinci

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai Pelengkap dan Syarat Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN - UNIVERSITAS NEGERL YOGYAKARTA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN - UNIVERSITAS NEGERL YOGYAKARTA Volume 12, Agustus 2006, TH. XII, NO. 2 l k SN'0853-2273 tt fv, DIMENSI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN GERAK DALAM PENDIDIKAN JASMANI KEBUGARAN JASMANI UNTUK LANJUT USIA KONSENTRASI DALAM OLAHRAGA EFEKTIVITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam dunia olahraga kondisi fisik atlit memegang peranan penting dalam menjalankan program latihannya, Fisik seorang atlit juga salah satu syarat yang sangat diperlukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas seharihari dengan giat dan penuh kewaspadaan tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan dengan energi yang cukup

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. membentuk suatu asam yang harus dibuang dari tubuh (Corwin, 2001). duktus alveolaris dan alveoli (Plopper, 2007).

I. PENDAHULUAN. membentuk suatu asam yang harus dibuang dari tubuh (Corwin, 2001). duktus alveolaris dan alveoli (Plopper, 2007). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kardiovaskular dan sistem respirasi harus bekerja sama untuk melakukan pertukaran gas. Sistem ini berfungsi untuk mengelola pertukaran oksigen dan karbondioksida

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi juga dari kegiatan olahraga atau aktivitas fisik yang kita lakukan.

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi juga dari kegiatan olahraga atau aktivitas fisik yang kita lakukan. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan tubuh kita tidak hanya tergantung dari jenis makanan yang kita konsumsi, tetapi juga dari kegiatan olahraga atau aktivitas fisik yang kita lakukan. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan penurunan kemampuan berbagai organ, fungsi dan

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan penurunan kemampuan berbagai organ, fungsi dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Lanjut usia (lansia) adalah suatu tahap lanjut dari proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan berbagai organ, fungsi dan sistem tubuh secara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesegaran Jasmani 2.1.1 Pengertian Kesegaran jasmani sudah umum dipakai dalam bahasa Indonesia, khususnya dalam bidang keolahragaan. Kesegaran jasmani biasa diucapkan dengan

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

PRINSIP-PRINSIP LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA PRINSIP-PRINSIP LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA PRINSIP-PRINSIP LATIHAN Prinsip Kesiapan Prinsip Partisipasi Aktif Berlatih Prinsip Multilateral Prinsip Kekhususan (Spesialisasi) Prinsip Individualisasi Prinsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dewasa, dimana pada masa ini seseorang akan mengalami penurunan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. dewasa, dimana pada masa ini seseorang akan mengalami penurunan kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir setelah masa dewasa, dimana pada masa ini seseorang akan mengalami penurunan kemampuan akal dan fisik sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Mulai di usia 30-an, efektifitas berbagai fungsi fisiologik mulai

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Mulai di usia 30-an, efektifitas berbagai fungsi fisiologik mulai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Lanjut Usia Menua adalah proses biologis normal pada manusia yang meliputi perubahan berangsur-angsur dari struktur, fungsi dan toleransi tubuh terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup adalah cara hidup berdasarkan pola perilaku yang berhubungan dengan karakteristik individu, interaksi sosial, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi serta

Lebih terperinci

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan kegiatan yang banyak digemari hampir oleh seluruh warga dunia terutama oleh masyarakat indonesia baik dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pola kehidupan sehari-hari mahasiswi memiliki kegiatan yang cukup banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pola kehidupan sehari-hari mahasiswi memiliki kegiatan yang cukup banyak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pola kehidupan sehari-hari mahasiswi memiliki kegiatan yang cukup banyak sehingga sangat memerlukan kebugaran fisik yang cukup. Kebugaran fisik sangat terkait

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangan ilmu kesehatan saat ini, usaha-usaha di bidang kesehatan telah mengalami perkembangan. Tidak terbatas pada usaha kuratif saja, tetapi juga usaha

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. medali pada sejumlah kegiatan perlombaan seperti Sea Games, Asean Games,

I. PENDAHULUAN. medali pada sejumlah kegiatan perlombaan seperti Sea Games, Asean Games, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prestasi olahraga merupakan suatu nilai yang sangat tinggi bagi bangsa. Prestasi olahraga di Indonesia secara makro masih belum menunjukkan perkembangan yang menggembirakan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan fisik sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan fisik merupakan salah satu upaya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. hidup yang aktif dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. hidup yang aktif dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan perilaku hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu dalam masyarakat berperan penting sebagai agen dari suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut membutuhkan suatu keadaan yang mendukung

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Fleksibilitas

Lebih terperinci

KETAHANAN (ENDURANCE)

KETAHANAN (ENDURANCE) KETAHANAN (ENDURANCE) PENGERTIAN KETAHANAN Ketahanan adalah kemampuan peralatan tubuh seseorang untuk melawan kelelahan selama aktivitas berlangsung. Menurut Sukadiyanto (2002: 40) keuntungan bagi olahragawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara teratur, sehingga otot otot menjadi kuat, persendian tidak kaku, dan

BAB I PENDAHULUAN. secara teratur, sehingga otot otot menjadi kuat, persendian tidak kaku, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga adalah kegiatan menggerakkan seluruh anggota tubuh secara teratur, sehingga otot otot menjadi kuat, persendian tidak kaku, dan aliran darah berjalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2), BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebugaran Jasmani Lutan (2001:7), mengatakan bahwa kebugaran jasmani (yang terkait dengan kesehatan) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas fisik yang memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dekade belakangan ini gaya hidup manusia semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dekade belakangan ini gaya hidup manusia semakin berkembang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dekade belakangan ini gaya hidup manusia semakin berkembang. Muncul berbagai perubahan sebagai dampak dari perkembangan gaya hidup. Perubahan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerak adalah aktivitas fisik dan merupakan ciri kehidupan. Sesuai dengan pepatah yang mengatakan Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, maka aktivitas fisik

Lebih terperinci

Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban

Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban 1. Apa yang dimaksud dengan gerak olahraga? Gerak yang dilakukan atas dasar fakta empiris dan secara deduktif menunjukkan aktifitas gerak yang mempunyai ciri-ciri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah ganda (double burden). Disamping masalah penyakit menular dan kekurangan gizi terjadi pula peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan oleh semua orang. Karena dengan berolahraga kita bukan hanya sehat jasmani dan rohani, tetapi juga dapat meningkatkan

Lebih terperinci

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti TUJUAN MODUL Setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta dapat: 1. Memahami konsep dukungan latihan fisik untuk asuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah suatu negara dengan jumlah populasi terbesar setelah Cina, India, dan Amerika serikat. Pada tahun 2010 menurut data statistik menunjukkan bahwa jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa adalah siswa pada perguruan tinggi yang memulai jenjang kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan sebagai remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan degenerasi progresif sistem organ dan jaringan. 1 Menurut Undang-

BAB I PENDAHULUAN. dengan degenerasi progresif sistem organ dan jaringan. 1 Menurut Undang- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penuaan merupakan proses yang terjadi sepanjang manusia hidup. Penuaan tidak dapat dihindari dan sangat kompleks, multifaktorial, serta ditandai dengan degenerasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan.

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air adalah kebutuhan utama pada makhluk hidup, terutama manusia.tidak ada makhluk hidup bisa hidup tanpa adanya air yang di konsumsi. Karena pada proses metabolisme,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. selama metabolisme berkepanjangan saat latihan yang intens. 1,2 Berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. selama metabolisme berkepanjangan saat latihan yang intens. 1,2 Berdasarkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Daya tahan kardiorespirasi adalah salah satu unsur kebugaran jasmani yang menggambarkan kemampuan pembuluh paru-paru jantung dan darah untuk memberikan jumlah

Lebih terperinci

Suharjana FIK UNY Suharjana FIK UNY

Suharjana FIK UNY Suharjana FIK UNY Latihan aerobik bertujuan untuk memperbaiki kinerja aerobik dan anaerobik. Kinerja aerobik dan anaerobik ini dapat dicapai melalui konsumsi oksigen maksimum (VO2Max) Endurance training merupakan model

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa pembengkakan yang disertai nyeri pada bagian-bagian tubuh seperti lutut, jari

BAB I PENDAHULUAN. berupa pembengkakan yang disertai nyeri pada bagian-bagian tubuh seperti lutut, jari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tolak ukur kemajuan bangsa adalah usia harapan hidup penduduknya, semakin panjang usia harapan hidup selain sebagai kebanggaan juga merupakan tantangan,

Lebih terperinci

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

Fitria Dwi Andriyani, M.Or. Fitria Dwi Andriyani, M.Or. PRINSIP LATIHAN Prinsip latihan yang dapat dijadikan pedoman dalam melatih kegiatan ekstrakurikuler olahraga di antaranya ialah: prinsip multilateral, individu, adaptasi, beban

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manusia lanjut usia adalah seorang yang karena usianya mengalami perubahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manusia lanjut usia adalah seorang yang karena usianya mengalami perubahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Lansia Lanjut usia adalah suatu kejadian yang pasti dialami oleh semua orang yang dikarunia usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun. Manusia lanjut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kodratnya dengan tidak bergerak dan tidak beraktivitas. Banyak manfaat

I. PENDAHULUAN. kodratnya dengan tidak bergerak dan tidak beraktivitas. Banyak manfaat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan mahluk bergerak, oleh karena itu tidak boleh melawan kodratnya dengan tidak bergerak dan tidak beraktivitas. Banyak manfaat yang diperoleh dengan bergerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Sehat juga keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinan setiap orang hidup produktif dan ekonomis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu gerakan olah tubuh yang memberikan efek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu gerakan olah tubuh yang memberikan efek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan suatu gerakan olah tubuh yang memberikan efek pada tubuh secara keseluruhan. Olahraga membantu merangsang otot-otot dan bagian tubuh lainnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menua merupakan suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Menjadi tua adalah proses fisiologis yang terjadi pada semua orang dimana berarti seseorang telah

Lebih terperinci

MANSUR FIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

MANSUR FIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MANSUR FIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA mansur@uny.ac.id PENDAHULUAN A. DEMOGRAFI Populasi lansia terus meningkat Terutama di negara berkembang juga tendens meningkat B. PENURUNAN FUNGSI ORGAN Menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat berdampak buruk pada kesehatan. Menurut Alder dan Higbee, walaupun

BAB I PENDAHULUAN. dapat berdampak buruk pada kesehatan. Menurut Alder dan Higbee, walaupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola hidup masyarakat zaman sekarang yang cenderung tidak banyak melakukan aktivitas fisik adalah hal yang patut diwaspadai karena kebiasaan ini dapat berdampak buruk

Lebih terperinci

Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI)

Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) Pengertian Tes Kebugaran Jasmani Tes kebugaran jasmani adalah suatu instrument yang digunakan untuk mendapatkan suatu informasi tentang individu atau objek-objek.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prevalensi Obesitas dan Persentase Lemak 2.1.1 Prevalensi Obesitas Secara global, prevalensi obesitas telah meningkat sejak tahun 1980 dan peningkatannya sangat cepat. 11

Lebih terperinci

METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY)

METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY) 1 METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY) A. Pengertian fitnes Physical Fitness disebut juga kebugaran jasmani. Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator utama tingkat kesehatan masyarakat adalah meningkatnya usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin banyak penduduk

Lebih terperinci

Soal UKK Penjasorkes Kurikulum 2013 Kelas VII SMP

Soal UKK Penjasorkes Kurikulum 2013 Kelas VII SMP Soal UKK Penjasorkes Kurikulum 2013 Kelas VII SMP Latihan Soal UKK (Ulangan Kenaikan Kelas) Mapel Penjasorkes (Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan) Kurikulum 2013 Kelas VII SMP 1. Kemampuan tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman di Indonesia saat ini membawa banyak perubahan bagi lingkungan maupun masyarakatnya. Perubahan yang sering terjadi ialah perubahan perilaku pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diemban. Kebugaran jasmani dipertahankan dengan berbagai bentuk latihan.

BAB I PENDAHULUAN. diemban. Kebugaran jasmani dipertahankan dengan berbagai bentuk latihan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) memerlukan tingkat kebugaran jasmani lebih tinggi dibandingkan orang biasa karena beratnya tugas yang diemban. Kebugaran jasmani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cendrung untuk sedenter atau tidak banyak melakukan kegiatan. Sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. cendrung untuk sedenter atau tidak banyak melakukan kegiatan. Sekarang ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman yang serba modern dan praktis, masyarakat sekarang yang cendrung untuk sedenter atau tidak banyak melakukan kegiatan. Sekarang ini yang hampir semua aktifitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar

BAB I PENDAHULUAN. merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar seperlima dari

Lebih terperinci

PRINSIP PROGRAM OLAHRAGA UNTUK KESEHATAN

PRINSIP PROGRAM OLAHRAGA UNTUK KESEHATAN PRINSIP PROGRAM OLAHRAGA UNTUK KESEHATAN PENGANTAR Dengan mengetahui perubahan yang terjadi di tubuh, seseorang dapat merancang suatu program olahraga untuk mendapatkan perubahan optimal sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbanding lurus dengan bertambahnya usia yang menyebabkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. berbanding lurus dengan bertambahnya usia yang menyebabkan peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia akan mengalami penuaan di masa hidupnya. Indonesia mengalami peningkatan jumlah lanjut usia (lansia) yang diakibatkan peningkatan usia harapan hidup.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan untuk memulihkan efek dari latihan itu sendiri. Miller juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan untuk memulihkan efek dari latihan itu sendiri. Miller juga BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Daya Tahan Aerobik a. Kebugaran Aerobik Menurut Rizky Kurnia yang dikutip dari Miller (2002: 115) kebugaran aerobik adalah kemampuan dari sistem sirkulasi

Lebih terperinci

LATIHAN KETAHANAN (ENDURANCE) Oleh: Prof. Dr. Suharjana, M.Kes Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

LATIHAN KETAHANAN (ENDURANCE) Oleh: Prof. Dr. Suharjana, M.Kes Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta LATIHAN KETAHANAN (ENDURANCE) Oleh: Prof. Dr. Suharjana, M.Kes Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta Latihan endurance (endurance training) merupakan model latihan yang biasa digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat penampilan menarik, kebugaran jasmani mempunyai fungsi yang

BAB I PENDAHULUAN. membuat penampilan menarik, kebugaran jasmani mempunyai fungsi yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas sehari-hari menuntut kita harus selalu sehat dan bugar. Selain membuat penampilan menarik, kebugaran jasmani mempunyai fungsi yang sangat penting bagi kehidupan

Lebih terperinci

MANFAAT SENAM BAGI KESEHATAN

MANFAAT SENAM BAGI KESEHATAN MANFAAT SENAM BAGI KESEHATAN DR.dr.BM.Wara Kushartanti,MS FIK UNY PENGANTAR Senam merupakan salah satu olahraga popular di masyarakat. Dengan mengetahui perubahan yang terjadi di tubuh, seseorang dapat

Lebih terperinci

MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET

MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET Pendahuluan Prestasi olahraga yang tinggi perlu terus menerus dipertahankan dan ditingkatkan lagi. Salah satu faktor yang penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan aktivitas fisik. Latihan fisik merupakan aktivitas fisik yang tumbuh dan berkembang seiring dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahan aerobik yang baik diperlukan tingkat VO 2 max yang tinggi. Banyak faktor

BAB I PENDAHULUAN. tahan aerobik yang baik diperlukan tingkat VO 2 max yang tinggi. Banyak faktor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan prestasi olahraga merupakan hal yang sangat penting mendapatkan perhatian karena prestasi dibidang olahraga merupakan sesuatu yang sangat bergengsi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaanpun meningkat, seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaanpun meningkat, seiring BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan-perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan semakin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan optimal sangatlah penting.

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan optimal sangatlah penting. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi seseorang menunjukkan seberapa besar kebutuhan fisiologis individu tersebut telah terpenuhi. Keseimbangan antar nutrisi yang masuk dan nutrisi yang dibutuhkan

Lebih terperinci