BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. l2 Desember 2002 dari Imas Fatimah, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. l2 Desember 2002 dari Imas Fatimah, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. PT. Mobile-8 Telecom Tbk ( Perusahaan ) didirikan berdasarkan akta No. 11 tangga l2 Desember 2002 dari Imas Fatimah, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C HT TH.2002 tanggal 16 Desember 2002, yang dimuat dalamtambahan No. 1772, Berita Negara Republik Indonesia No. 18 tanggal 3 Maret Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan.perubahan terakhir dilakukan dengan akta No. 54 tanggal 25 Oktober 2010 dari Linda Herawati, S.H., notaris di Jakarta,mengenai perubahan modal dasar yang ditempatkan dan disetorkan oleh Perusahaan. Perubahan ini telah diterima dan disetujui oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat No. AHU AH tanggal 3 Nopember Pada tanggal 4 Maret 2003, Perusahaan memperoleh persetujuan dari Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melalui suratnya No. 21/V/PMA/2003 mengenai perubahan status Perusahaan dari Perusahaan Non Penanaman Modal Asing/Penanaman Modal Dalam Negeri menjadi Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA). Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan kantor pusat beralamat di Menara Kebon Sirih Lt. 18, Jl.Kebon Sirih Kav , Jakarta Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 8 Desember Sebelumnya, Perusahaan telah memiliki perangkat teknologi CDMA X dan CDMA X EVDO serta memperoleh Izin Penyelenggaraan Jasa Telepon Dasar

2 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. KP.309 Tahun 2003 tanggal 23 Oktober 2003, dimana Perusahaan dapat menyelenggarakan jasa telepon dasar melalui jaringan bergerak selular milik PT Komunikasi Selular Indonesia (Komselindo) dan PT Metro Selular Nusantara (Metrosel). Komselindo, Metrosel dan PT Telekomindo Selular Raya (Telesera) memperoleh izin Penyelenggaraan Jaringan Bergerak Selular dengan menggunakan teknologi CDMA masing-masing berdasarkan (i) Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. KP.284 Tahun 2003 tanggal5 September 2003, (ii) No. KP.282 Tahun 2003 tanggal 27 Agustus 2003 dan (iii) Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 82/KEP/M.KOMINFO/8/ 2006 tanggal 25 Agustus Pada tanggal 31 Desember 2010, berdasarkan rapat umum pemegang saham tanggal 29 April 2010 yang didokumentasikan pada akta No. 62 tanggal 24 Mei 2010 dari Linda Herawati, S.H., notaris di Jakarta, susunan pengurus Perusahaan adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Presiden Komisaris Komisaris Independen : Henry Cratein Suryanaga Wakil Presiden Komisaris : Sarwono Kusumaatmadja Komisaris Independen : Reynold M. Batubara Direksi Board of Directors Presiden Direktur : Merza Fachyz Direktur : Anthony C.Kartawiria Agus Heryanto Lukas

3 Yopie Widjaya Juliana Dotulong PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Perusahaan Perseroan (Persero) P.T. Telekomunikasi Indonesia Tbk ( Perusahaan ) pada mulanya merupakan bagian dari Post en Telegraafdienst, yang didirikan pada tahun 1884 berdasarkan. Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda No. 7 tanggal 27 Maret 1884 dan diumumkan dalam.berita Negara Hindia Belanda No. 52 tanggal 3 April Pada tahun 1991, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1991, status Perusahaan diubah menjadi perseroan terbatas milik negara ( Persero ). Perusahaan didirikan berdasarkan akta notaris Imas Fatimah, S.H. No. 128 tanggal 24 September Akta pendirian tersebut telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C HT Th.1991 tanggal 19 November 1991 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 5 tanggal 17 Januari 1992, Tambahan No Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapa kali diubah, perubahan terakhir dalam rangka penyesuaian dengan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Indonesia ( BAPEPAM-LK ) No. IX.J.1 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik dan Peraturan BAPEPAM-LK No. IX.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama, serta dalam rangka penambahan maksud dan tujuan Perusahaan, berdasarkan akta notaris A. Partomuan Pohan, S.H., LLM. No. 37 tanggal 24 Juni 2010 dan pemberitahuan atas perubahan tersebut telah diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia ( Menkumham ) berdasarkan Surat No. AHU AH tahun 2010 tanggal 19 Juli 2010.

4 Berdasarkan keputusan-keputusan yang dibuat pada (i) Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan ( RUPST ) Perusahaan yang dinyatakan dalam akta notaris No. 22 tanggal 12 Juni 2009 oleh Dr. A. Partomuan Pohan, S.H., LLM.; (ii) Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa ( RUPSLB ) Perusahaan yang dinyatakan dalam akta notaris No. 18 tanggal 11 Juni 2010 oleh notaris yang sama; dan (iii) RUPSLB yang dinyatakan dalam akta notaris No. 33 tanggal 17 Desember 2010 oleh notaris yang sama, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebagai berikut: Komisaris Utama Komisaris Komisaris Komisaris Independen Komisaris Independen Direktur Utama : Tanri Abeng : Bobby A.A Nazief : Mahmuddin Yasin : Arif Arryman : Petrus Sartono :Rinaldi Firmansyah Wakil Direktur Utama/Chief Direktur Keuangan Direktur Jaringan dan Solusi :Sudiro Asno : Ermady Dahlan Direktur Enterprise dan Wholesale Direktur Konsumer :Arief Yahya : I Nyoman Gede Wiryanata Direktur Compliance dan Risk Management Direktur Teknologi Informasi :Prasetio Prasetio : Indra Utoyo Direktur Human Capital dan General Affairs ( HCGA ) : Faisal Syam

5 4.2 Deskripsi Hasil Penelitian Deskripsi Kinerja Keuangan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. dan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Suatu perusahaan di katakan sehat apa bila kinerja keuangan pada perusahaan tersebut baik. Berikut dipaparkan pembahasan kinerja keuangan kelompok industri telekomunikasi. Yaitu PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. dan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. untuk kurun waktu dilihat dari Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR), Inventory Turnover (IT), Fixed Asset turnover (FAT), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Return On Investmen (ROI). a. Current Rasio (CR) Grafik 4.1 Presentase Current ratio (CR) PT. Telecom PT. Mobile Current Ratio (CR) PT. Telecom 0,54 0,61 0,91

6 PT. Mobile 0,66 0,35 0,22 (Sumber : data diolah) Dari grafik 4.1 di atas dapat di lihat bahwa PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. mengalami peningkatan yaitu tahun 2008 (0,54%), 2009 (0,61%), dan 2010 (0,91%). Sedangkan PT. Mobile-8 Telcom, Tbk. mengalami penurunan yaitu tahun 2008 (0,66%), 2009 (0,35%), 2010 (0,22%). PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. memperoleh presentase current ratio terbesar pada tahun 2010 sebesar (0,91%). Dan terkecil pada tahun 2008 (0,54%). Sementara PT. Mobile-8 Telcom, Tbk. memperoleh persentase terbesar pada tahun 2008 sebesar (0,66%), dan terkecil pada tahun 2010 (0,22%). Hal ini dikarenakan, Pertumbuhan operasi telkom ditunjukkan oleh meningkatnya secara signifikan jumlah pelanggan dan user layanan pita lebar (baik fixed maupun mobile), yaitu Speedy dan Flash, yang pada tahun 2009 mencapai pertumbuhan masing-masing sebesar 78% dan 709%. Sedangkan PT. Mobile-8 Fundamental tak mendukung. Sejatinya, investor yang terjebak dan masih tergiur memegang efek FREN, ibarat menanam benih di lahan gersang. Selama ini, saham FREN sepi peminat, bahkan sudah tidur panjang sejak Desember Atau, tak beranjak dari level Rp 50 per saham. Pasalnya, fundamental dan kinerja perusahaan yang dulu bernama PT Mobile-8 Telecom ini, payah. Tengok saja, kerugian perusahaan yang saban tahun kian membengkak. Di 2009, FREN mencatat rugi usaha senilai Rp 675 miliar, sementara rugi bersih Rp 675 miliar. Kerugian bertambah di 2010, yaitu menderita rugi usaha Rp 867 miliar, dengan rugi bersih mencapai Rp 1,401 triliun. b. Quick Ratio (QR) Grafik 4.2 Presentase Quick Ratio (QR)

7 PT. Telecom PT. Mobile Quick Ratio (QR) PT. Telecom 0,52 0,59 0,89 PT. Mobile 0,59 0,32 0,11 (Sumbe : Data diolah) Dari garfik di atas terlihat pada tahun 2008 presentasi Quick Ratio (QR) kedua perusahaan tidak terlalu jauh perbedaannya yaitu PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. (0.52%) sedangkan PT. Mobile-8 Telcom, Tbk. (0,59%), Sementara di tahun jelas terlihat perbedaan yang sangat jauh yaitu PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. tahun 2009 (0,59%), 2010 (0,89%). Sedangkan PT. Mobile-8 Telcom, Tbk. tahun2009 (0,32%), 2010 (0,11%). Hal ini dikarenakan, Telkom memiliki kekuatan finansial besar, hal ini memudahkan telkom untuk melakukan investasi peralatan telekomunikasi yang mahal. Selain itu, mereka juga telah memiliki jaringan dan infrastruktur yang luas mencakup segenap wilayah tanah air sehingga memudahkan untuk melakukan ekspansi dan penetrasi pasar. Sedangkan FREN kembali menanggung rugi usaha Rp 654 miliar, dan rugi bersih hingga Rp 1,813 triliun. Belum lagi, utang perusahaan menumpuk. Total utang FREN, termasuk utang obligasi, per September 2010 mencapai Rp 8,101 triliun. Jumlah itu melonjak dibanding

8 tahun sebelumnya yang senilai Rp 4,603 triliun. Adapun, utang obligasinya saja sebesar Rp 879,967 miliar, yang terdiri dari obligasi rupiah senilai Rp 657,553 miliar, dan Global Notes setara Rp 224,414 miliar. c. Inventory Turnover (IT) Grafik 4.3 Presentase Inventory Turnover (IT) PT. Telecom PT. Mobile Inventory Turnover (IT) PT. Telecom 23,55 24,24 133,12 PT. Mobile 11,32 15,48 1,74 (Sumber : Data diolah)

9 Dari grafik di atas dapat di lihat dari tahun presentase inventory turnover PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk, selalu lebih tinggi dari pada PT. Mobile-8 Telcom, Tbk. yaitu 2008 (23,55%), 2009 (24,24%), 2010 (133,12%). Sedangkan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. memiliki presentase yaitu tahun 2008 (11,32%), 2009 (15,48%), 2010 (1,74%). Presentase IT terbesar PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. yaitu tahun 2010 sebesar (133,12%). Sedangkan pada PT. Mobile-8 telecom, Tbk. pada tahun 2009 sebesar (15,48%). Hal ini disebabkan, Pada tahun 2009, pelanggan Speedy Telkom mencapai 1,14 juta pelanggan dan Flash user dari Telkomsel mencapai 1,67 juta. Pendapatan yang diperoleh dari layanan pita lebar ini juga mengalami pertumbuhan yang signifikan. Pendapatan Speedy tumbuh sebesar 81% menjadi Rp2,6 trilliun pada tahun 2009 dari Rp1,4 triliun pada tahun Pendapatan dari layanan Flash tumbuh sebesar 350% menjadi Rp540 miliar pada tahun 2009 dari Rp120 miliar pada tahun Sedangkan PT. Mobile-8 Hanya fokus utama pada bisnis seluler dan data, layanan data memberikan kontribusi sekitar delapan sampai sepuluh persen bagi total pendapatan perseroan. Layanan FWA akan digelar di area rural atau di daerah pedesaan yang belum kebagian layanan telepon tetap kabel. a. Fixed Asset Turnover(FAT) Grafik 4.4 Presentase Fixed Asset Turnover (FAT) PT. Telecom PT. Mobile

10 Fixed Asset turnover PT. Telecom 4,15 3,99 3,66 PT. Mobile 0,98 1,14 0,84 (sumber: data diolah) Dari grafik di atas dapat di lihat bahwa dari tahun PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. mengalami penurunan yaitu tahun 2008 (4,15%), 2009 (3,99%), dan tahun 2010 (3,66%). Sedangkan PT. Mobile-8 Telcom, Tbk. mengalami peningkatan pada tahun 2009 yaitu (1,14%) dan mengalami penurunan pada tahun 2010 yaitu (0,84%). Hal ini dikarenakan, Masyarakat semakin menuntut mobilitas dan fleksibilitas dari alat komunikasinya, telepon rumah tradisional tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan tersebut, kondisi persaingan juga akan menjadi semakin ketat, para operator bertarung untuk mendapatkan pelanggan-pelanggan yang jumlahnya makin kecil. b. Return On Equity (ROE) Grafik 4.5 Presentase Return On Equity (ROE) PT. Telecom PT. Mobile Return On Equity

11 PT. Telecom 0,31 0,29 0,20 PT. Mobile -1,47-0,91 11,73 (sumber : data dioleh) Dari grafik 4.5 di atas terlihat bahwa PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. mengalami penurunan sedikit yaitu pada tahun 2009 (0,29%) dan tahun 2010 (0,20%). Sedangkan PT. Mobile-8 Telcom, Tbk. meningkat dari -1,47% sampai dengan 11,73% pada tahun Hal ini dikarenakan, PT. Mobile-8 melakukan Uji coba EVDO Rev B ini dibenarkan oleh Lukas Heriyanto selaku Direktur Teknik Mobile-8. Beliau juga menuturkan kelebihan teknologi baru ini, Dengan Rev B pelanggan bisa menikmati akses kecepatan download sampai 9,3 Mbps. Sementara saat ini Rev A baru sampai 3,1 Mbps. Jadi bisa dipastikan pelanggan bisa lebih cepat lagi menikmati internet, Bukan hanya kecepatan yang ditingkatkan oleh EVDO Rev B ini tetapi jangkauannya pun diperluas lagi. Ada lima wilayah yang sedang dikembangkan saat ini, selain Jabodetabek dan Bandung yang telah menikmati EVDO Rev A lebih dahulu akan segera menikmati EVDO Rev B pada bulan November nanti. Kelima wilayah itu adalah Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya dan Malang. Untuk beberapa kota di luar Jawa seperti Makassar, Manado, Medan, Palembang Lampung, Banjarmasin, dan Balikpapan akan segera menikmati EVDO Rev A. sampai akhir tahun 2010 jumlah pelanggan datanya mencapai dna diharapkan akan meningkat dua kali lipat tahun ini. Sedangkan PT. Telekomunikasi tetap stabil. c. Net Profit Margin (NPM) Grafik 4.6

12 Presentase Net Profit Margin (NPM) PT. Telecom PT. Mobile Net Profit Margin PT. Telecom 0,17 0,18 0,34 PT. Mobile -1,46-1,44-3,72 (Sumber: data diolah) Dari gambar di atas dapat di lihat bahwa pada tahun 2008 net profit margin terhadap perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. pada tahun 2008 sebesar (0,17%), dan meningkat pada tahun 2009 dan 2010 yaitu sebesar (0,18%) dan (0,34%). Sedangkan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. pada tahun 2008 sebesar (-1,46%), tahun 2009 sebesar (-1,44%) sedang tahun 2010 sebesar (3,72%). Hal ini dikarenakan hasil keuangan dan operasi TELKOM sepanjang tahun 2009 menunjukkan kemampuan perusahaan untuk terus bertumbuh kendati kondisi persaingan antar operator di lingkungan industri telekomunikasi di tanah air semakin ketat. Sedangkan Mobile-8 mendapatkan lisensi nasional FWA gara-gara frekuensi 800 MHz yang ditempatinya ditata ulang pemerintah. Operator yang punya produk seluler Fren itu mendapat kompensasi lisensi karena harus membagi sebagian kanalnya dengan PT. Indosat Tbk, penyedia layanan StarOne yang harus

13 mengungsi dari frekuensi 1900MHz saat terjadi penataan frekuensi untuk layanan seluler generasi ketiga. d. Return On Investmen (ROI) grafik 4.7 presentase Return On Investmen (ROI) PT. Telecom PT. Mobile Return On Investment PT. Telecom 0,12 0,12 0,12 PT. Mobile -0,22-0,15-0,31 (sumber: data diolah) Dari grafik 4.7 di atas dapat di lihat bahwa PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. stabil, dari tahun sebesar (0,12%). Sedangkan PT. Mobile-8 Telcom, Tbk. meningkat pada tahun 2009 dan menurun pada tahun Hal ini dikarenakan dampak multiplier industri telekomunikasi di Indonesia sangat luar biasa, karena menjadi infrastruktur penggerak seluruh sektor mulai industri telekomunikasi itu sendiri, juga mendorong sektor perdagangan, manufaktur, sektor usaha kecil menengah sebagai penggerakekonomi rakyat.

14 Seiring perkembangan teknologi, layanan telekomunikasi telah menjadi salah satu kebutuhan pokok masyarakat. Dalam persaingan ini, telekomunikasi indonesia menjadi pilihan lebih banyak daripada mobile-8 telecom. 1.2 Uji Beda Antara Kinerja Keuangan PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. dan PT. Mobile-8 Telcom, Tbk. Pada penelitian ini alat analisis yang di gunakan untuk menguji apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan antara PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. dan PT. Mobile-8 Telcom, Tbk.adalah Uji t berpasangan karena data yan g di gunakan terdiri dari tiga periode yakni tahun Pembedaan kinerja keuangan masing-masing perusahaan ini di lakukan secara berpasangan dari tahun ke tahun untuk setiap indikator : Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR), Inventory Turnover (IT), Fixed Asset turnover (FAT), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Return On Investmen (ROI). Berikut ini adalah hasil pengujian antara dua perusahaan tersebut. a. Current Ratio (CR) CR PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. di peroleh nilai mean sebsar 0.68% dan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. di peroleh nilai mean sebesar 0,41%. Distribusi data CR di kedua perusahaan di uji dengan kolmogorov smirnov test. PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. di peroleh p-value = 0,92 (P>0,1) dan p-value = 0,98 (P>0,1) pada PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. hasil uji dengan P>0,1 menerangkan bahwa distribusi data CR pada kedua perusahaan adalah normal, sehingga penggunaan uji t bisa di lakukan. Hasil uji t di peroleh nilai t_ hitung = 1,182 dan p-value = 0,359 (P>0,1), hasil memberikan kesimpulan bahwa untuk indikator CR antara PT. Telkomunikasi Indonesia,Tbk. dan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

15 b. Quick Ratio (QR) QR PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. di peroleh nilai mean sebsar 0,67% dan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. di peroleh nilai mean sebesar 0,34 %. Distribusi data QR di kedua perusahaan di uji dengan kolmogorov smirnov test. PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. di peroleh p-value = 0,92 (P>0,1) dan p-value = 1,00 (P>0,1) pada PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. hasil uji dengan P>0,1 menerangkan bahwa distribusi data QR pada kedua perusahaan adalah normal, sehingga penggunaan uji t bisa di lakukan. Hasil uji t di peroleh nilai t_ hitung = 1,323dan p-value = 0,317 (P>0,1), hasil memberikan kesimpulan bahwa untuk indikator QR antara PT. Telkomunikasi Indonesia,Tbk. dan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. tidak terdapat perbedaan yang signifikan. c. Inventory Turnover (IT) IT PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. di peroleh nilai mean sebsar 60,30% dan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. di peroleh nilai mean sebesar 9,51 %. Distribusi data IT di kedua perusahaan di uji dengan kolmogorov smirnov test. PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. di peroleh p-value =0,77 (P>0,1) dan p-value =0,98 (P>0,1) pada PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. hasil uji dengan P>0,1 menerangkan bahwa distribusi data IT pada kedua perusahaan adalah normal, sehingga penggunaan uji t bisa di lakukan. Hasil uji t di peroleh nilai t_ hitung = dan p-value = 0,335 (P>0,1), hasil memberikan kesimpulan bahwa untuk indikator IT antara PT. Telkomunikasi Indonesia,Tbk. dan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. tidak terdapat perbedaan yang signifikan. d. Fixed Asset turnover (FAT) FAT PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. di peroleh nilai mean sebsar 3,93 % dan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. di peroleh nilai mean sebesar 0,98 %. Distribusi data FAT di kedua

16 perusahaan di uji dengan kolmogorov smirnov test. PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. di peroleh p-value =0,99 (P>0,1) dan p-value = 1,00 (P>0,1) pada PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. hasil uji dengan P>0,1 menerangkan bahwa distribusi data FAT pada kedua perusahaan adalah normal, sehingga penggunaan uji t bisa di lakukan. Hasil uji t di peroleh nilai t_ hitung = 26,309 dan p-value = 0,001 (P<0,1), hasil memberikan kesimpulan bahwa untuk indikator FAT antara PT. Telkomunikasi Indonesia,Tbk. dan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. terdapat perbedaan yang signifikan. e. Return On Equity (ROE) ROE PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. di peroleh nilai mean sebsar 0,27% dan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. di peroleh nilai mean sebesar 3,12 %. Distribusi data ROE di kedua perusahaan di uji dengan kolmogorov smirnov test. PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. di peroleh p-value = 0.92 (P>0,1) dan p-value =0,80 (P>0,1) pada PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. hasil uji dengan P>0,1 menerangkan bahwa distribusi data ROE pada kedua perusahaan adalah normal, sehingga penggunaan uji t bisa di lakukan. Hasil uji t di peroleh nilai t_ hitung =-0,656 dan p-value = 0,579 (P>0,1), hasil memberikan kesimpulan bahwa untuk indikator ROE antara PT. Telkomunikasi Indonesia,Tbk. dan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. tidak terdapat perbedaan yang signifikan. f. Net Profit Margin (NPM) NPM PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. di peroleh nilai mean sebsar 0,23 % dan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. di peroleh nilai mean sebesar -2,21 %. Distribusi data NPM di kedua perusahaan di uji dengan kolmogorov smirnov test. PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. di peroleh p-value =0,81 (P>0,1) dan p-value = 0,77 (P>0,1) pada PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. hasil uji dengan P>0,1 menerangkan bahwa distribusi data NPM pada kedua perusahaan adalah normal, sehingga penggunaan uji t bisa di lakukan. Hasil uji t di peroleh nilai t_

17 hitung = 3,002 dan p-value = 0,095 (P<0,1), hasil memberikan kesimpulan bahwa untuk indikator NPM antara PT. Telkomunikasi Indonesia,Tbk. dan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. terdapat perbedaan yang signifikan. g. Return On Investmen (ROI) ROI PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. di peroleh nilai mean sebsar 0,12% dan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. di peroleh nilai mean sebesar 0,23%. Distribusi data ROI di kedua perusahaan di uji dengan kolmogorov smirnov test. PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. di peroleh p-value = - (P>0,1) dan p-value = 1,00 (P>0,1) pada PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. hasil uji dengan P>0,1 menerangkan bahwa distribusi data ROI pada kedua perusahaan adalah normal, sehingga penggunaan uji t bisa di lakukan. Hasil uji t di peroleh nilai t_ hitung = 7,486 dan p-value = 0,017 (P<0,1), hasil memberikan kesimpulan bahwa untuk indikator ROI antara PT. Telkomunikasi Indonesia,Tbk. dan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. terdapat perbedaan yang signifikan. 4.3 Pengajuan Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini menyatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. dengan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. di lihat dari rasio Fix Asset Turnover (FAT), Net Profit Margin (NPM), Return On Investment (ROI). Sedangkan di lihat dari rasio Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR), Inventory Turnover (IT) dan Return On Equity (ROE) tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Ringkasan hasil Uji-t terhadap perbedaan rata-rata terhadap 7 rasio tersebut dijelaskan pada tabel berikut ini:

18 Tabel. 4.1 Ringkasan Hasil Uji-t RASIO T_HITUNG P-VALUE HASIL CR 1,182 0,359 Tidak signifikan QR 1,323 0,317 Tidak signifikan IT 1,260 0,335 Tidak signifikan FAT 26,309 0,001 Signifikan ROE 0,656 0,579 Tidak signifikan NPM 3,002 0,095 Signifikan ROI 7,486 0,017 Signifikan (Sumber: data diolah) Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada 3 rasio yang menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua perusahaan, sedangkan empat rasio lainnya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua perusahaan, dan kedua perusahaan ini di dukung oleh data yang diolah dengan SPSS 16. Maka Hipotesis untuk rasio FAT, NPM dan ROI, H1 diterima dan H0 ditolak. Sedangkan Hipotesis untuk rasio CR,QR,IT dan ROE H1 ditolak dan H0 diterima. 1.3 Pembahasan Pada penelitian ini ada yang memberikan hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan kedua perusahaan dan ada juga yang memberikan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan kedua perusahaan pada periode penilitian 2008 sampai dengan Berikut ini adalah penjelasan hasil penelitian untuk setiap penelitian. a. Current Ratio (CR), Tidak terdapat perbedaan yang signifikan di jelasakan dari hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. meningkat dari tahun ke tahun di bandingkan dengan PT.Mobile-8 telecom, Tbk. Hal ini dikarenakan, Pertumbuhan operasi

19 telkom ditunjukkan oleh meningkatnya secara signifikan jumlah pelanggan dan user layanan pita lebar (baik fixed maupun mobile). b. Quick Ratio (QR), Tidak terdapat perbedaan yang signifikan di jelasakan dari hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. meningkat dari tahun ke tahun di bandingkan dengan PT.Mobile-8 telecom, Tbk. Hal ini dikarenakan, Telkom memiliki kekuatan finansial besar, hal ini memudahkan telkom untuk melakukan investasi peralatan telekomunikasi yang mahal. Selain itu, mereka juga telah memiliki jaringan dan infrastruktur yang luas mencakup segenap wilayah tanah air sehingga memudahkan untuk melakukan ekspansi dan penetrasi pasar. c. Inventory Turnover (IT), Tidak terdapat perbedaan yang signifikan di jelasakan dari hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. selalu lebih tinggi di bandingkan dengan PT.Mobile-8 telecom, Tbk. Hal ini disebabkan, Pada tahun 2009, pelanggan Speedy Telkom mencapai 1,14 juta pelanggan dan Flash user dari Telkomsel mencapai 1,67 juta. Pendapatan yang diperoleh dari layanan pita lebar ini juga mengalami pertumbuhan yang signifikan. d. Fixed Asset turnover (FAT), Terdapat perbedaan yang signifikan di jelasakan dari hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dari tahun mengalami penurunan. Sedangkan PT. Mobile-8 Telcom, Tbk. mengalami peningkatan pada tahun Hal ini dikarenakan, Masyarakat semakin menuntut mobilitas dan fleksibilitas dari alat komunikasinya, telepon rumah tradisional tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan tersebut, kondisi persaingan juga akan menjadi semakin ketat, para operator bertarung untuk mendapatkan pelanggan-pelanggan yang jumlahnya makin kecil.

20 e. Return On Equity (ROE), Tidak terdapat perbedaan yang signifikan di jelasakan dari hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. mengalami penurunan sedikit yaitu pada tahun Sedangkan PT. Mobile-8 Telcom, Tbk. meningkat dari tahun Hal ini dikarenakan, PT. Mobile-8 melakukan Uji coba EVDO Rev B ini dibenarkan oleh Lukas Heriyanto selaku Direktur Teknik Mobile-8. Beliau juga menuturkan kelebihan teknologi baru ini, Dengan Rev B pelanggan bisa menikmati akses kecepatan download sampai 9,3 Mbps. f..net Profit Margin (NPM), Terdapat perbedaan yang signifikan di jelasakan dari hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dari tahun meningkat di bandingkan dengan PT.Mobile-8 telecom, Tbk. Hal ini dikarenakan hasil keuangan dan operasi TELKOM sepanjang tahun 2009 menunjukkan kemampuan perusahaan untuk terus bertumbuh kendati kondisi persaingan antar operator di lingkungan industri telekomunikasi di tanah air semakin ketat. Sedangkan Mobile-8 mendapatkan lisensi nasional FWA gara-gara frekuensi 800 MHz yang ditempatinya ditata ulang pemerintah. g. Return On Investmen (ROI). Terdapat perbedaan yang signifikan di jelasakan dari hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. stabil, dari tahun Sedangkan PT. Mobile-8 Telcom, Tbk. meningkat pada tahun 2009 dan menurun pada tahun Hal ini dikarenakan dampak multiplier industri telekomunikasi di Indonesia sangat luar biasa, karena menjadi infrastruktur penggerak seluruh sektor mulai industri telekomunikasi itu sendiri, juga mendorong sektor perdagangan, manufaktur, sektor usaha kecil menengah sebagai penggerakekonomi rakyat. Seiring perkembangan teknologi, layanan telekomunikasi

21 telah menjadi salah satu kebutuhan pokok masyarakat. Dalam persaingan ini, telekomunikasi indonesia menjadi pilihan lebih banyak daripada mobile-8 telecom.

Agenda 1. Perubahan Susunan Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan

Agenda 1. Perubahan Susunan Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan Agenda 1 Perubahan Susunan Anggota Dewan dan Direksi Perseroan Penjelasan Agenda 1 Pemerintah Republik Indonesia, selaku pemegang saham Seri A Dwiwarna, memiliki hak ekskulif terkait dengan pencalonan,

Lebih terperinci

BAB III OBYEK PENELITIAN. III.1 Profil Perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

BAB III OBYEK PENELITIAN. III.1 Profil Perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Profil Perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. III.1.1 Sejarah PT Telkom (Persero) Pada tahun 1882, didirikan sebuah badan usaha swasta penyedia layanan pos

Lebih terperinci

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk. ( Perseroan )

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk. ( Perseroan ) INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM SEHUBUNGAN DENGAN RENCANA PEMBELIAN KEMBALI SAHAM II PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK. INDONESIA PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT TELEKOMUNIKASI

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Pada bab ini akan diawali dengan pembahasan sejarah mengenai PT.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Pada bab ini akan diawali dengan pembahasan sejarah mengenai PT. BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN Pada bab ini akan diawali dengan pembahasan sejarah mengenai PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, tbk mulai dari awal mulai berdirinya PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA sampai dengan

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM TENTANG RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU

KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM TENTANG RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM TENTANG RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU Keterbukaan Informasi ini dibuat dan dilakukan dalam rangka memenuhi Peraturan

Lebih terperinci

INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM SEHUBUNGAN DENGAN RENCANA PEMBELIAN KEMBALI SAHAM IV PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK.

INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM SEHUBUNGAN DENGAN RENCANA PEMBELIAN KEMBALI SAHAM IV PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK. INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM SEHUBUNGAN DENGAN RENCANA PEMBELIAN KEMBALI SAHAM IV PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK. INFORMASI INI PENTING UNTUK DIPERHATIKAN OLEH PEMEGANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian yang akan dikaji di dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor telekomunikasi, karena derasnya arus globalisasi sangat berdampak

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 181/KEP/M.KOMINFO/12/ 2006 T E N T A N G

KEPUTUSAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 181/KEP/M.KOMINFO/12/ 2006 T E N T A N G KEPUTUSAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 181/KEP/M.KOMINFO/12/ 2006 T E N T A N G PENGALOKASIAN KANAL PADA PITA FREKUENSI RADIO 800 MHZ UNTUK PENYELENGGARAAN JARINGAN TETAP LOKAL TANPA KABEL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang ketat dalam berbagai aspek merupakan hal yang tak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang ketat dalam berbagai aspek merupakan hal yang tak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan yang ketat dalam berbagai aspek merupakan hal yang tak dapat dihindari, terutama dalam dunia bisnis atau perusahaan. Oleh karena itu, sebuah perusahaan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 162/KEP/M.KOMINFO/5/ 2007 T E N T A N G

KEPUTUSAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 162/KEP/M.KOMINFO/5/ 2007 T E N T A N G KEPUTUSAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 162/KEP/M.KOMINFO/5/ 2007 T E N T A N G PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 181/KEP/M.KOMINFO/12/ 2006 TENTANG PENGALOKASIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian a. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian a. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Industri telekomunikasi Indonesia sudah berkembang sejak tahun 1970-an meskipun saat itu memang masih tergolong sangat sederhana, yaitu hanya terbatas

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI SEHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI AFILIASI. PT. ERAJAYA SWASEMBADA TBK ( Perseroan ) Berkedudukan di Jakarta, Indonesia

KETERBUKAAN INFORMASI SEHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI AFILIASI. PT. ERAJAYA SWASEMBADA TBK ( Perseroan ) Berkedudukan di Jakarta, Indonesia KETERBUKAAN INFORMASI SEHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI AFILIASI PT. ERAJAYA SWASEMBADA TBK ( Perseroan ) Berkedudukan di Jakarta, Indonesia KEGIATAN USAHA UTAMA: Distribusi dan pedagang ritel produk dan layanan

Lebih terperinci

Tanggung Jawab Manajemen atas. Laporan Tahunan. Rinaldi Firmansyah Direktur Utama / CEO. Sudiro Asno Direktur Keuangan / CFO

Tanggung Jawab Manajemen atas. Laporan Tahunan. Rinaldi Firmansyah Direktur Utama / CEO. Sudiro Asno Direktur Keuangan / CFO 206 Data Perusahaan/Tanggung Jawab Manajemen atas Laporan Tahunan Tanggung Jawab Manajemen atas Laporan Tahunan Laporan Tahunan 2009 Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup penting didalam kegiatan perekonomian, bahkan pasar modal juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. cukup penting didalam kegiatan perekonomian, bahkan pasar modal juga dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, pasar modal sangatlah membawa peranan yang cukup penting didalam kegiatan perekonomian, bahkan pasar modal juga dapat dipandang sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perusahaan untuk inovatif dan melakukan penyesuaian terhadap

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perusahaan untuk inovatif dan melakukan penyesuaian terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi, persaingan usaha semakin ketat dan terbuka menuntut perusahaan untuk inovatif dan melakukan penyesuaian terhadap perubahan-perubahan

Lebih terperinci

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) P.T. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) P.T. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN P.T. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2008 DAN 2007 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2008 DAN 2007 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. adalah penyedia layanan

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. adalah penyedia layanan BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Tinjauan Umum Perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. adalah penyedia layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. TELKOM menyediakan layanan InfoComm,

Lebih terperinci

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN INFORMASI ATAS KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT MNC SKY VISION TBK

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN INFORMASI ATAS KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT MNC SKY VISION TBK PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN INFORMASI ATAS KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT MNC SKY VISION TBK Dalam rangka memenuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.38/POJK.04/2014 tentang Penambahan

Lebih terperinci

PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk ( Perseroan )

PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk ( Perseroan ) 1 KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK DALAM RANGKA PENAMBAHAN MODAL DENGAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU Informasi ini dibuat dan ditujukan kepada para

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jakarta dengan objek pada salah satu perusahaan telekomunikasi yang sudah GO Publik dan terbesar di Indonesia yaitu PT. Telekomunikasi

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI

KETERBUKAAN INFORMASI KETERBUKAAN INFORMASI Dalam rangka memenuhi Peraturan Bapepam LK No. IX.E.1 Tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu ALAMAT Kantor Pusat: Jl. Industri No. 5 POBOX 14 Cilegon

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI) menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.8 Tahun 1995 adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. HM Sampoerna Tbk, didirikan di Indonesia pada tanggal 19 Oktober 1963 berdasarkan Akta Notaris Anwar Mahajudin, S.H., No. 69.

Lebih terperinci

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) P.T. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) P.T. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN P.T. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (UNAUDITED) SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR SERTA PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR Daftar Isi Halaman Laporan

Lebih terperinci

Analisis Keuangan Perusahaan

Analisis Keuangan Perusahaan Analisis Keuangan Perusahaan Bakrie Telecom Tbk. PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas (Fixed Wireless Access

Lebih terperinci

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) P.T. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) P.T. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN P.T. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT), DAN 1 JANUARI 2010 (DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdaya saing melalui memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada,

BAB I PENDAHULUAN. berdaya saing melalui memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi dan perdagangan bebas menuntut setiap perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi agar perusahaannya dapat berkembang dan berdaya saing melalui memperluas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia semakin maju dan berkembang. Hal ini ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia semakin maju dan berkembang. Hal ini ditandai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal di Indonesia semakin maju dan berkembang. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan yang go public dan peminat yang semakin bertambah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (sumber: 2012) (sumber: 2013)

BAB I PENDAHULUAN. (sumber:  2012) (sumber:  2013) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi 1.1.1 PT. Indosat, Tbk PT. Indosat, Tbk didirikan pada tahun 1967 sebagai Perusahaan Modal Asing, dan memulai operasinya pada tahun 1969. Pada tahun 1994, Indosat

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemampuan suatu perusahaan untuk dapat berkompetisi sangat ditentukan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemampuan suatu perusahaan untuk dapat berkompetisi sangat ditentukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemampuan suatu perusahaan untuk dapat berkompetisi sangat ditentukan oleh kinerja perusahaan itu sendiri. Perusahaan yang tidak mampu bersaing untuk mempertahankan

Lebih terperinci

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A10211 TENTANG

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A10211 TENTANG PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A10211 TENTANG PENGAMBILALIHAN (AKUISISI) SAHAM PERUSAHAAN PT UOB LIFE SUN ASSURANCE OLEH PT BHAKTI CAPITAL INDONESIA, TBK. I. LATAR BELAKANG 1.1 Pada tanggal

Lebih terperinci

Analisis Fundamental Terkait Pengambilan Keputusan Investasi Pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT. Indosat Tbk, dan PT. XL Axiata Tbk.

Analisis Fundamental Terkait Pengambilan Keputusan Investasi Pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT. Indosat Tbk, dan PT. XL Axiata Tbk. Analisis Fundamental Terkait Pengambilan Keputusan Investasi Pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT. Indosat Tbk, dan PT. XL Axiata Tbk. Nama : Ferry Maihami NPM : 22210755 Dosen Pembimbing : Erna Kustyarini,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. a. Dari keduabelas variabel yang meliputi Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR),

BAB V PENUTUP. a. Dari keduabelas variabel yang meliputi Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR), BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: a. Dari keduabelas variabel yang meliputi Current Ratio (CR), Quick Ratio

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 laju investasi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 laju investasi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun Dalam Persen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring pertumbuhan ekonomi Negara Indonesia mengalami kenaikan dari tahun ke tahun yang mengakibatkan perusahaan baru maupun perusahaan lama

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. 3.1 Sejarah Telekomunikasi Indonesia Tbk (Persero)

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. 3.1 Sejarah Telekomunikasi Indonesia Tbk (Persero) BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Telekomunikasi Indonesia Tbk (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Persero) biasa disebut Telkom Indonesia atau Telkom saja. Adalah perusahaan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan selalu membutuhkan dana untuk menunjang kelancaran kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan selalu membutuhkan dana untuk menunjang kelancaran kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan selalu membutuhkan dana untuk menunjang kelancaran kegiatan operasinya dan menjaga kelangsungan hidupnya dalam persaingan bisnis yang semakin ketat.

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI PT VISI TELEKOMUNIKASI INFRASTRUKTUR TBK ( PERSEROAN )

KETERBUKAAN INFORMASI PT VISI TELEKOMUNIKASI INFRASTRUKTUR TBK ( PERSEROAN ) KETERBUKAAN INFORMASI PT VISI TELEKOMUNIKASI INFRASTRUKTUR TBK ( PERSEROAN ) Keterbukaan Informasi ini dibuat dan ditujukan dalam rangka memenuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) No. 32/POJK.04/2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah industri besar. Selain itu kepuasan mampu mengukur dampaknya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. sebuah industri besar. Selain itu kepuasan mampu mengukur dampaknya terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepuasan pelanggan adalah salah satu tujuan utama suatu perusahaan. Kepuasan pelanggan oleh perusahaan sering dikaitkan dengan upaya untuk mencapai profitabilitas bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-undang No. 36/1999 tentang telekomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-undang No. 36/1999 tentang telekomunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini industri telekomunikasi Indonesia telah memasuki babak baru. Sejak diberlakukannya Undang-undang No. 36/1999 tentang telekomunikasi dan regulasi pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban atas pengelolaan suatu perusahaan. menyediakan layanan InfoCom, telepon tidak bergerak kabel (fixed wireline)

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban atas pengelolaan suatu perusahaan. menyediakan layanan InfoCom, telepon tidak bergerak kabel (fixed wireline) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi mengenai posisi keuangan perusahaan dan hasil usaha yang dicapai oleh suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka

BAB IV PEMBAHASAN. kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Liquidity Ratios IV.1.1 Current Ratio Rasio lancar (current ratio), dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu persaingan yang semakin tajam antar perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. suatu persaingan yang semakin tajam antar perusahaan. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang semakin ketat dewasa ini menciptakan suatu persaingan yang semakin tajam antar perusahaan. Dalam menghadapi persaingan tersebut, perusahaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Current ratio, ROE, Profit Margin, Debt Ratio, Total Assets Turnover, harga saham

ABSTRAK. Kata kunci: Current ratio, ROE, Profit Margin, Debt Ratio, Total Assets Turnover, harga saham ABSTRAK Pada kenyataan sekarang ini, pergerakan harga saham dipengaruhi berbagai hal atau faktor, dimana faktor tersebut bisa seperti tindakan yang dilakukan pemerintah pada situasi tertentu, tingkat suku

Lebih terperinci

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) P.T. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) P.T. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN P.T. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (UNAUDITED) SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR Daftar Isi Halaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mencapai tujuannya harus melakukannya dengan sebaik. satunya dapat dinilai melalui pertumbuhan laba.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mencapai tujuannya harus melakukannya dengan sebaik. satunya dapat dinilai melalui pertumbuhan laba. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bursa Efek Indonesia merupakan salah satu tempat transaksi perdagangan saham dari berbagai jenis perusahaan yang ada di Indonesia. Terdapat beberapa jenis

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dengan judul ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIC DI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas.

BAB I PENDAHULUAN. laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki usaha untuk menjaga kelangsungan serta eksistensinya. Untuk menjaga kelangsungan serta eksistensinya, perusahaan tidak akan terlepas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini industri telekomunikasi sangat berkembang dengan pesat. Telekomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini industri telekomunikasi sangat berkembang dengan pesat. Telekomunikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini industri telekomunikasi sangat berkembang dengan pesat. Telekomunikasi penting bagi semua lapisan masyarakat. Telekomunikasi dapat memudahkan kita

Lebih terperinci

PT BFI FINANCE INDONESIA TBK

PT BFI FINANCE INDONESIA TBK INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM SEHUBUNGAN DENGAN RENCANA PEMBELIAN KEMBALI SAHAM PT BFI FINANCE INDONESIA TBK ( PERSEROAN ) INFORMASI INI PENTING UNTUK DIPERHATIKAN OLEH PEMEGANG SAHAM PERSEROAN Jika

Lebih terperinci

PT Graha Layar Prima Tbk

PT Graha Layar Prima Tbk TAMBAHAN DAN/ATAU PERUBAHAN ATAS KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PARA PEMEGANG PT GRAHA LAYAR PRIMA TBK ( PERSEROAN ) DALAM RANGKA PENAMBAHAN MODAL DENGAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU ( HMETD ) MELALUI

Lebih terperinci

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) P.T. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) P.T. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN P.T. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Daftar Isi Halaman Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Konsolidasian 1-3 Laporan Laba

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Dalam penelitian ini, perusahaan yang diteliti adalah perusahaan telekomunikasi yang telah go public dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada

Lebih terperinci

INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM SEHUBUNGAN DENGAN RENCANA PEMBELIAN KEMBALI SAHAM PT PROVIDENT AGRO TBK ( PERSEROAN )

INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM SEHUBUNGAN DENGAN RENCANA PEMBELIAN KEMBALI SAHAM PT PROVIDENT AGRO TBK ( PERSEROAN ) INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM SEHUBUNGAN DENGAN RENCANA PEMBELIAN KEMBALI SAHAM PT PROVIDENT AGRO TBK ( PERSEROAN ) Informasi ini penting untuk diperhatikan oleh Pemegang Saham Perseroan. Jika Anda mengalami

Lebih terperinci

PT DUTA INTIDAYA TBK. Kegiatan Usaha: Perdagangan Produk Kesehatan dan Kecantikan Berkedudukan di Jakarta Selatan, Indonesia

PT DUTA INTIDAYA TBK. Kegiatan Usaha: Perdagangan Produk Kesehatan dan Kecantikan Berkedudukan di Jakarta Selatan, Indonesia KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT DUTA INTIDAYA TBK ("PERSEROAN") SEHUBUNGAN DENGAN RENCANA PENINGKATAN MODAL DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU KETERBUKAAN INFORMASI INI DISIAPKAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Disini penulis akan menyimpulkan hasil kinerja PT Telkom Tbk dan PT Indosat Tbk yang keduanya merupakan perusahaan yang terdaftar di BEJ setelah dianalisis dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan melalui analisa rasio

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki era perdagangan bebas persaingan usaha di antara perusahaan yang semakin ketat, menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1. Sejarah Perusahaan PT.Indo Citra Finance Tbk. (Perusahaan) didirikan pada tanggal 23 Februari 1982 berdasarkan Akta Notaris Frederik Alexander

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. suatu hal yang sangat berhubungan. Tingkat kesehatan perusahaan akan

I. PENDAHULUAN. suatu hal yang sangat berhubungan. Tingkat kesehatan perusahaan akan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja perusahaan dan tingkat kesehatan perusahaan merupakan suatu hal yang sangat berhubungan. Tingkat kesehatan perusahaan akan membawa dampak dalam

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM TENTANG RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU

KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM TENTANG RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM TENTANG RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU Keterbukaan Informasi ini dibuat dan dilakukan dalam rangka memenuhi Peraturan

Lebih terperinci

Company LOGO. Pengantar (Inovasi) Aplikasi Bergerak. Produk Aplikasi Bergerak di Indonesia

Company LOGO. Pengantar (Inovasi) Aplikasi Bergerak. Produk Aplikasi Bergerak di Indonesia Company LOGO Pengantar (Inovasi) Aplikasi Bergerak Produk Aplikasi Bergerak di Indonesia Produk Telekomunikasi Seluler di Indonesia 3G / 3.5G (HSDPA) GSM Mobile CDMA Fixed Wireless CDMA Internet Mobile

Lebih terperinci

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU INFORMASI SEBAGAIMANA TERCANTUM DALAM PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN INFORMASI ATAS KETERBUKAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha diantara perusahaan terus menjadi bahan pemikiran para pemegang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha diantara perusahaan terus menjadi bahan pemikiran para pemegang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan usaha sudah dirasakan semakin ketat. Memasuki era pasar bebas, persaingan usaha diantara perusahaan terus menjadi bahan pemikiran para pemegang kebijakan.

Lebih terperinci

(sumber: 2016) (sumber: 2016)

(sumber:  2016) (sumber:  2016) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Bakrie Telecom Tbk PT Bakrie Telecom Tbk atau dikenal juga dengan nama BTEL adalah operator telekomunikasi yang menyelenggarakan jasa fixed wireless

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri telekomunikasi seluler membuat persaingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri telekomunikasi seluler membuat persaingan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri telekomunikasi seluler membuat persaingan dalam industri tersebut semakin meningkat. Persaingan yang terjadi tidak terlepas dari ditetapkannya

Lebih terperinci

TAMBAHAN INFORMASI DAN/ATAU PERUBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI

TAMBAHAN INFORMASI DAN/ATAU PERUBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI TAMBAHAN INFORMASI DAN/ATAU PERUBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI ATAS RENCANA PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA PERUSAHAAN TERKENDALI PT LOTTE CHEMICAL TITAN TBK Tambahan Informasi dan/atau Perubahan Keterbukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pasti menginginkan adanya pertumbuhan laba yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pasti menginginkan adanya pertumbuhan laba yang diperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan pasti menginginkan adanya pertumbuhan laba yang diperoleh pada tiap tahunnya. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba yaitu rasio profitabilitas, rasio

Lebih terperinci

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal atau pasar ekuitas (equity market) adalah tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal merupakan sebuah

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT INDOSAT TBK

KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT INDOSAT TBK KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT INDOSAT TBK Keterbukaan informasi ini dipersiapkan dan disampaikan oleh PT Indosat Tbk dalam rangka memenuhi Peraturan Bapepam - LK No. IX.E.1 tentang Transaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Perindustrian dan Perdagangan mengeluarkan target pertumbuhan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Perindustrian dan Perdagangan mengeluarkan target pertumbuhan sektor Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Departemen Perindustrian dan Perdagangan mengeluarkan target pertumbuhan sektor industri rata-rata 8 persen per tahun untuk perioda 2005 2009. Selain itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Sumber: Majalah SWA 6 Desember 2007

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Sumber: Majalah SWA 6 Desember 2007 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia usaha dewasa ini semakin maju ditandai dengan semakin ketatnya persaingan di antara perusahaan-perusahaan yang ada. Persaingan ini terjadi di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan, termasuk sektor ekonomi bisnis di dunia. Perubahan yang begitu

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan, termasuk sektor ekonomi bisnis di dunia. Perubahan yang begitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi dewasa ini berbagai aspek kehidupan mengalami perkembangan dan perubahan, termasuk sektor ekonomi bisnis di dunia. Perubahan yang begitu cepat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 20 TAHUN 2010 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT PADA PT JASA SARANA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 20 TAHUN 2010 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT PADA PT JASA SARANA PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 20 TAHUN 2010 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT PADA PT JASA SARANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Industri Telekomunikasi di Indonesia. baik untuk mendukung kegiatan pemerintahan, pendidikan, bisnis, kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Industri Telekomunikasi di Indonesia. baik untuk mendukung kegiatan pemerintahan, pendidikan, bisnis, kesehatan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Kondisi Umum Industri Telekomunikasi di Indonesia Telekomunikasi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, baik untuk mendukung kegiatan pemerintahan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di seluruh penjuru dunia yang bebas seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di seluruh penjuru dunia yang bebas seperti BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha di seluruh penjuru dunia yang bebas seperti sekarang ini membuat masyarakat untuk tidak asing lagi melakukan investasi keuangan ke perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang pesat,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang pesat, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang pesat, membuat masyarakat semakin membutuhkan teknologi informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT Mobile-8 Telecom Tbk.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT Mobile-8 Telecom Tbk. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT Smartfren Telecom Tbk merupakan hasil dari penggabungan usaha antara PT Mobile-8 Telecom Tbk dan PT Smart Telecom Tbk. PT Smartfren Telecom Tbk.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di suatu Negara bisa menjadi acuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di suatu Negara bisa menjadi acuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan pasar modal di suatu Negara bisa menjadi acuan untuk mengetahui bagaimana dinamisnya bisnis Negara yang bersangkutan dalam menggerakkan berbagai kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dari tingkat pertumbuhan negara tersebut. Namun beberapa tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dari tingkat pertumbuhan negara tersebut. Namun beberapa tahun terakhir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Berlakang Negara Indonesia saat ini sedang mengalami pembangunan ekonomi di berbagai bidang. Keberhasilan dalam bidang perekonomian disuatu negara akan terlihat dari tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penyedia telekomunikasi, yaitu PT BAKRIE TELECOM

BAB III METODE PENELITIAN. penyedia telekomunikasi, yaitu PT BAKRIE TELECOM BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa penyedia telekomunikasi, yaitu PT BAKRIE TELECOM Tbk beserta Anak Perusahaan. PT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia salah satunya dipengaruhi oleh transaksi saham yang berlaku dalam lantai bursa pasar modal. Hal ini dimungkinkan karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi selular yang digunakan untuk berkomunikasi dengan. banyak permintaan dari konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi selular yang digunakan untuk berkomunikasi dengan. banyak permintaan dari konsumen. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis telekomunikasi seluler yang cukup ketat di Indonesia. Itu dikarenakan jumlah permintaan konsumen yang tinggi di Indonesia. Masyarakat di Indonesia

Lebih terperinci

PT Smartfren Telecom Tbk. Berkedudukan di Jakarta Pusat, Indonesia

PT Smartfren Telecom Tbk. Berkedudukan di Jakarta Pusat, Indonesia TAMBAHAN DAN/ATAU PERUBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT SMARTFREN TELECOM TBK. ("PERSEROAN ) ( TAMBAHAN DAN/ATAU PERUBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI ) TAMBAHAN DAN/ATAU PERUBAHAN KETERBUKAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan laju tatanan perekonomian dunia yang telah mengalami perkembangan dan mengarah pada sistem ekonomi pasar bebas, perusahaanperusahaan semakin terdorong

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan UKDW. Usaha Milik Negara (BUMN) untuk go public. Salah satu perusahaan BUMN. yang melakukan go public adalah Garuda Indonesia.

Bab I. Pendahuluan UKDW. Usaha Milik Negara (BUMN) untuk go public. Salah satu perusahaan BUMN. yang melakukan go public adalah Garuda Indonesia. Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk., suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan Akta Notaris Nomor 8 tanggal 4 Maret 1975 dan memperoleh status badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian selalu mengalami perubahan dan persaingan bisnis semakin tajam dalam dunia usaha, sehingga menuntut para pelaku ekonomi untuk menerapkan prinsip-prinsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas ini, perubahan dan mobilitas keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas ini, perubahan dan mobilitas keuangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era perdagangan bebas ini, perubahan dan mobilitas keuangan internasional semakin cepat. Hal ini akan mempengaruhi semua aspek kehidupan termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan banyaknya perusahaan sejenis bermunculan dan mengakibatkan semakin ketatnya persaingan. Perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen dibanding tahun 2012, dimana semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi terjadi

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dunia usaha telekomunikasi makin berkembang pesat seiring dengan perkembangan teknologi yang digunakannya. Telekomunikasi Indonesia yang pada awalnya berupa komunikasi menggunakan

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI PT SURYA ESA PERKASA TBK ( PERSEROAN )

KETERBUKAAN INFORMASI PT SURYA ESA PERKASA TBK ( PERSEROAN ) KETERBUKAAN INFORMASI PT SURYA ESA PERKASA TBK ( PERSEROAN ) Keterbukaan Informasi ini dibuat dan ditujukan dalam rangka memenuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) No. 32/POJK.04/2015 tentang Penambahan

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI DALAM RANGKA MEMENUHI PERATURAN BAPEPAM-LK NO. IX.E.1 SEHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI AFILIASI

KETERBUKAAN INFORMASI DALAM RANGKA MEMENUHI PERATURAN BAPEPAM-LK NO. IX.E.1 SEHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI AFILIASI KETERBUKAAN INFORMASI DALAM RANGKA MEMENUHI PERATURAN BAPEPAM-LK NO. IX.E.1 SEHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI AFILIASI DALAM RANGKA MEMENUHI KETENTUAN PERATURAN BAPEPAM-LK NOMOR IX.E.1 TENTANG TRANSAKSI AFILIASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang diikuti dengan kemajuan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang diikuti dengan kemajuan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang diikuti dengan kemajuan teknologi telekomunikasi yang semakin pesat, perusahaan-perusahaan telekomunikasi yang awalnya hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan pemilik korporasi, maka secara alami tujuan keuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan pemilik korporasi, maka secara alami tujuan keuangan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai suatu organisasi bisnis, tujuan utama dari korporasi adalah profit atau keuntungan. Mengingat banyak pemangku kepentingan terutama pemegang saham yang merupakan

Lebih terperinci

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pada tahun 2010, PT Mobile-8 Telecom Tbk melakukan penggabungan usaha dengan salah satu perusahaan seluler lainnya, yaitu PT Smart Telecom Tbk. Kedua

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT SEPATU BATA TBK PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT SEPATU BATA TBK PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT SEPATU BATA TBK PERIODE 2011-2015 Disusun oleh : Nama : Komang Gita Danitri Yuniar NPM : 25214907 Jurusan : Akuntansi

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI SEHUBUNGAN DENGAN RENCANA PEMBELIAN KEMBALI SAHAM PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA (PERSERO) Tbk ( Perseroan )

KETERBUKAAN INFORMASI SEHUBUNGAN DENGAN RENCANA PEMBELIAN KEMBALI SAHAM PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA (PERSERO) Tbk ( Perseroan ) KETERBUKAAN INFORMASI SEHUBUNGAN DENGAN RENCANA PEMBELIAN KEMBALI SAHAM PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA (PERSERO) Tbk ( Perseroan ) PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Kegiatan Usaha: Jaringan dan Jasa

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI SEHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI AFILIASI

KETERBUKAAN INFORMASI SEHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI AFILIASI KETERBUKAAN INFORMASI SEHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI AFILIASI DALAM RANGKA MEMENUHI PERATURAN NOMOR IX.E.1. TENTANG TRANSAKSI AFILIASI DAN BENTURAN KEPENTINGAN TRANSAKSI TERTENTU, LAMPIRAN DARI KEPUTUSAN

Lebih terperinci