BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT Mobile-8 Telecom Tbk.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT Mobile-8 Telecom Tbk."

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT Smartfren Telecom Tbk merupakan hasil dari penggabungan usaha antara PT Mobile-8 Telecom Tbk dan PT Smart Telecom Tbk. PT Smartfren Telecom Tbk. terbentuk pada tanggal 3 Maret 2010 ketika PT Mobile-8 Telecom Tbk. dan PT Smart Telecom Tbk. sepakat melakukan merger PT Mobile-8 Telecom Tbk. PT Mobile-8 Telecom Tbk ( Mobile-8 atau Perseroan ) didirikan pada bulan Desember Pada tahun 2003, perseroan mengakuisisi dua operator telepon selular berlisensi, yaitu Komselindo dan Metrosel, dan mulai beroperasi sebagai penyelenggara jasa selular dengan menggunakan basis teknologi CDMA. Layanan yang pertama kali diluncurkan oleh Mobile-8 adalah Layanan Selular Prabayar dengan brand Fren yang dioperasikan pada bulan Desember 2003 dengan berbasis jaringan CDMA X. Pada bulan April tahun 2004, Mobile-8 meluncurkan Layanan Selular Fren Paska bayar pada jaringan yang sama. Lima bulan kemudian perseroan mengakuisi satu lagi operator telepon selular berlisensi, yaitu Telesera. Mobile-8 juga menyelesaikan peralihan sistem telekomunikasi yang dioperasikan ketiga operator berlisensi yang diakuisi tersebut dari sistem selular analog menjadi sistem selular digital CDMA Pada tahun 2006, Mobile-8 memperkenalkan layanan 3G pada jaringan CDMA EVDO, serta melakukan pencatatan perdana saham pada Bursa Efek Indonesia. Langkah-langkah perseroan di pasar modal terus berlanjut, dimana pada tahun 2007 Mobile-8 berhasil menerbitkan obligasi rupiah pertamanya yang juga dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. Kemudian, perseroan juga turut meramaikan pasar modal regional dengan penerbitan Eurobond pertamanya yang dicatatkan di Bursa Efek Singapura. Pada bulan April 2008, Mobile-8 memperkenalkan fitur baru yaitu World Passport, dimana Mobile-8 menjadi operator CDMA pertama di dunia yang 1

2 bergabung dengan Asosiasi GSM sehingga memungkinkan pelanggan Mobile-8 melakukan interkoneksi dengan pelanggan GSM. Gambar 1.1 : Logo PT Mobile-8 Telecom Tbk Sumber : PT Smart Telecom Tbk. PT Smart Telecom sebelumnya dikenal sebagai PT Indoprima Microselindo. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2006 dan berbasis di Jakarta, Indonesia. PT Smart Telecom menawarkan layanan telekomunikasi seluler di Indonesia. Perusahaan menawarkan pasca bayar, pra bayar, dan layanan penagihan. Perusahaan ini juga menyediakan solusi data perusahaan seperti suara, konektivitas, dan jasa memanfaatkan. Selain itu, ia menawarkan musik, gaya hidup, olahraga, galeri, berlangganan, dan layanan game. Pada 18 Januari 2011, PT Smart Telecom beroperasi sebagai anak perusahaan dari PT Smartfren Telecom Tbk. Sebagai operator baru, Smart tidak memiliki kekuatan dalam skala jaringan, tapi merebut kesempatan yang baik dalam menawarkan layanan data berkecepatan tinggi melalui jaringan CDMA. Untuk memecahkan hambatan pembangunan, Smart telah mengusulkan ide baru untuk mengembangkan layanan data dan telah menggunakan jaringan EVDO meliputi daerah metropolitan utama di Indonesia Perusaha menyediakan layanan umum suara, jaringan 1x untuk layanan data, EVDO, layanan Smart, layanan roaming internasional serta masih banyak lagi layanan yang lain. Smart Telecom telah menarik banyak pelanggan dalam jangka waktu yang singkat. Pada bulan November 2008, jaringan EVDO Rev.A yang secara komersial digunakan dalam jaringan telekomunikasi Smart. Pada bulan Januari 2010, pertama jaringan EVDO Rev.B seluruh dunia telah diterapkan secara komersial dalam jaringan Smart Telecom, dan tingkat data dalam jaringan CDMA telah lebih ditingkatkan ke tingkat yang lebih baru. 2

3 Gambar 1.2 : Logo PT Smart Telecom Tbk Sumber : PT Smartfren Telecom Tbk. PT Smartfren Telecom, Tbk. adalah operator penyedia jasa telekomunikasi berbasis teknologi CDMA yang memiliki lisensi selular dan mobilitas terbatas (fixed wireless access), serta memiliki cakupan jaringan CDMA EV-DO (jaringan mobile broadband yang setara dengan 3G) yang terluas di Indonesia. Smartfren juga merupakan operator telekomunikasi pertama di dunia yang menyediakan layanan CDMA EV-DO Rev. B (setara dengan 3,5G dengan kecepatan unduh s.d. 14,7 Mbps) dan operator CDMA pertama yang menyediakan layanan Blackberry. Jasa dan layanan Smartfren memiliki nilai-nilai (values) yaitu sebagai mitra yang terbaik bagi pelanggan dengan menawarkan solusi yang cerdas dalam layanan-layanan telekomunikasi untuk meningkatkan pengalaman hidup pelanggan dalam berkomunikasi. Sebagai operator CDMA yang menyediakan jaringan internet kecepatan tinggi bergerak (mobile broadband) yang terluas di Indonesia, Smartfren berkomitmen untuk menjadi penyedia layanan telekomunikasi yang terjangkau bagi masyarakat dengan kualitas terbaik. PT Smartfren Telecom Tbk (smartfren) awalnya bernama PT Smart Telecom Tbk dan PT Mobile-8 Telecom Tbk (Mobile-8) sebelum bulan April PT Mobile-8 Telecom Tbk awalnya dimiliki oleh PT Global Mediacom Tbk. 3

4 Gambar 1.3 : Logo PT Smartfren Telecom Tbk Sumber : Latar Belakang Penelitan Merger merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan nilai perusahaan. Dalam persaingan usaha yang sangat ketat, merger dipandang sebagai salah satu cara untuk menjadi penguasa pasar. Namun tidak semua kegiatan merger ini menghasilkan hal-hal positif bagi perusahaan, ada kalanya proses merger mengalami kegagalan. Dalam perkembangannya menurut Gaughan (2011:35) periode dari aktivitas merger dan akuisisi dibagi menjadi 6 gelombang besar, yang sering disebut gelombang merger yang tercatat di sejarah Amerika Serikat. Empat periode pertama terjadi antara tahun 1897 sampai 1904, 1916 sampai 1929, 1965 sampai 1969 dan 1984 sampai Kemudian aktivitas merger dan akuisisi mulai menurun sejak era akhir 1980an tetapi kemudian kembali lagi meningkat sejak era 1990an yang dimana dimulainya gelombang ke 5 aktivitas merger dan akuisisi. Masih menurut Gaughan (2011:35) berbagai gelombang merger memicu adanya perubahan struktur bisnis di Amerika. Gelombang merger ini berperan mengubah industri Amerika dari kumpulan usaha kecil dan menengah dengan bentuk firma-firma kecil, menjadi ribuan perusahaan multinasional. Penelitian Mitchell (1996:193) menunjukan bahwa gelombang merger dan akusisi disebabkan oleh kombinasi efek kejut dari ekonomi, regulasi dan teknologi. Kejutan ekonomi dating dengan format sebagai ide untuk ekspansi ekonomi, inilah yang memotivasi perusahaan untuk berkembang dan memenuhi agregat permintaan yang berkembang pesat dalam suatu ekonomi. Sedangkan menurut penelitian Harford (2005:529) menunjukkan bahwa kejutan yang disebutkan oleh Mitchell tidak cukup untuk membuat gelombang merger. 4

5 Gelombang merger yang terjadi di dunia dimulai dari Amerika Serikat dimana perusahaan-perusahaan U.S. Steel yang dimiliki oleh JP Morgan bergabung dengan Carnegie Steel yang dimiliki Andrew Carnegie dan membentuk Federal Steel, yang merupakan mega merger. Motivasi merger yang ada pada saat itu adalah untuk membentuk system monopoli yang besar. Gelombang pertama di era terjadi cukup banyak perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. Berikut adalah tabel kasus merger dan akuisisi dari gelombang pertama hingga terakhir. Tahun Gelombang Jumlah Kasus Merger dan Akuisisi Pertama 2943 Kasus Kedua 3016 Kasus Ketiga 2791 Kasus Keempat 1899 Kasus Kelima 2604 Kasus Keenam 3119 Kasus Tabel 1.1 : Kasus Merger dan Akuisisi di Dunia Sumber : Merril Lynch Business Brokerage and Valuation Gelombang kedua menurut Gaughan (2011:42) terjadi antara tahun , yang merubah pasar monopoli menjadi pasar yang lebih berbentuk oligopoli. Pada periode ini membentuk perusahaan besar seperti IBM, John Deere dan General Motors. Pada gelombang keempat antara tahun menurut Gaughan (2011:47) terjadi konglomerasi dan konsentrasi industri, yang mana berakibat pada kekayaan pemegang saham. Bukti menunjukkan bahwa perusahaan menjadi lebih fokus dan meningkatnya fokus akan mengarah kepada nilai pasar dan return saham yang lebih tinggi menurut Shielfer (1990). Sedangkan menurut Servaes (1996:121) ada dua set argumen yang umum digunakan untuk menjelaskan mengapa perusahaan melakukan diversifikasi. Set pertama berpendapat bahwa perusahaan diversifikasi untuk meningkatkan kekayaan pemegang saham. Set kedua argumen menjelaskan diversifikasi sebagai hasil dari masalah keagenan antara manajer dan pemegang saham. Isu 5

6 terbaru pemicu merger dan akuisisi menurut Gaughan (2011:71) adalah terjadinya krisis ekonomi dan resesi di Amerika Serikat tahun 2008, perusahaanperusahaan di Amerika Serikat melakukan merger dan akuisisi dengan motif untuk bertahan dalam kondisi ekonomi yang sedang krisis. Menurut DePamphilis (2009) salah satu motif merger yang paling populer adalah sinergi, kemudian menurut menurut Manurung (2011:8) sinergi dibagi menjadi 2 yaitu Operating Synergy dan Financial Synergy. Dalam Operating synergy dibedakan menjadi 2 yaitu Revenue-Enchancing Operating Synergy dan Cost-Reducing Synergy. Menurut Clemente (1998:46) bahwa revenueenchancing operating synergy dapat berasal dari peluang baru yang didapatkan sebagai hasil dari kombinasi dari dua perusahaan yang melakukan merger. Menurut Vishwanath (2008) operating synergy secara umum merupakan bagian utama dari penciptaan nilai dalam merger, selain financial synergy. Gaughan (2011:134) menjelaskan bahwa efek operating-synergy pada sisi Revenue-Enchancing tersebut meningkatkan potensi sumber tambahan pendapatan. Pendapatan ini mungkin berasal dari cara-cara seperti berbagi peluang pemasaran dengan lintas pemasaran produk masing-masing pasangan merger itu. Dengan lini produk yang lebih luas, setiap perusahaan bisa menjual lebih banyak produk dan jasa ke basis pasar mereka. Selanjutnya adalah cost-reducing operating synergy, menurut Gaughan (2011:135) perencana merger cenderung mencari sinergi yang mengurangi biaya sebagai sumber utama sinergi operasi. Pengurangan biaya ini mungkin datang sebagai akibat dari peningkatan skala ekonomi. Menurut Damodaran (2005) Operating Synergy berupa pengurangan biaya dan penambahan pendapatan dapat dilihat dari pertumbuhan penjualan dan pengurangan biaya operasi yang dinilai dari margin operasi perusahaan tersebut. Penambahan pendapatan ini dapat dilihat dari besaran pertumbuhan penjualan suatu perusahaan setelah melakukan merger. Dalam penelitian ini, digunakan variabel Sales Growth untuk mengetahui terjadinya sinergi. Selain itu Gaughan juga berpendapat bahwa perusahaan yang efisien akan dapat memberikan pemegang saham tingkat return yang lebih besar. Pendapat ini 6

7 didukung oleh penelitian Lichtenberg (1987) peningkatan efisiensi penggunaan aset tetap yang telah banyak merubah kepemilikan dalam perusahaan. Selain itu menurut Shahrur (2005) meneliti kembali yang terjadi di sekitar pengumuman dari 463 merger horisontal selama periode Shahrur mencatat adanya returns yang positif di pihak perusahaan yang melakukan merger dan temuan ini menyiratkan bahwa pasar melihat proses merger tersebut sebagai suatu upaya untuk meningkatkan efisiensi. Selanjutnya Menaje (2009) mengatakan bahwa EPS dan ROA memiliki pengaruh terhadap harga saham. Dini (2013) menyatakan bahwa variabel NPM berpengaruh pada harga saham suatu perusahaan. Prabath (2014) menjelaskan bahwa selain informasi akuntansi, rasio keuangan berperan signifikan dalam penentuan harga saham. Dengan demikian maka Operating Synergy secara langsung berdampak pada Return on Asset (ROA), Net Profit Margin (NPM) dan Earning Per Share (EPS), ketiga variabel ini mencerminkan kinerja keuangan perusahaan. Dalam kasus PT Smartfren Telecom Tbk. sebagaimana diketahui bahwa PT Smart Telecom dan PT Mobile-8 Telecom Tbk. melakukan merger pada tanggal 3 Maret 2010, sebelumnya dilaporkan bahwa PT Mobile-8 Telecom Tbk. mencatat beberapa laporan keuangan yang kurang baik. Menurut Detik.com (04/2009) Sementara posisi kas dan setara kas FREN per akhir 2008 anjlok hingga 97 persen dari Rp 852,67 miliar pada akhir 2007 menjadi Rp 23,73miliar. Dengan kas yang sedikit itu, FREN mengalami kesulitan membayar bunga obligasinya. Padahal pembayaran bunga yang jatuh tempo 15 Maret 2009 sebesar Rp 20,88 miliar harus dibayar pada 7 April FREN mengalami penurunan kinerja yang tajam di Perusahaan milik Hary Tanoesoedibjo ini mengalami rugi bersih Rp 1,13 triliun akibat tingginya pos beban. Berikut adalah grafik laba (rugi) bersih PT Mobile-8 Telecom Tbk periode tahun : 7

8 Grafik 1.1 : Laba Bersih PT Mobile-8 Telecom Tbk Sumber : Data Diolah Menurut Tempo (03/2011) setelah melakukan merger, perusahaan ini berganti nama menjadi PT Smartfren Telecom Tbk. Hal ini dilakukan untuk menambah sinergi yang terjadi dalam perusahaan seperti yang dikatakan direktur PT Mobile-8 Telecom Tbk., Megha Fachys. Selain itu Managing Research Indosurya Asset Managemen, Reza Priyambada memperkirakan kinerja Fren Smart akan semakin membaik. "Fren dan Smart memiliki keunggulan masingmasing," kata Reza. Operating Synergy akibat dari merger telah benar dirasakan oleh PT. Smartfren Telecom Tbk. terbukti dengan adanya penambahan pelanggan setelah merger, menurut Detik.com (03/2011) jumlah pelanggan PT. Mobile-8 Tbk. sebanyak 3,5 juta dan PT. Smart Telecom sebanyak 2,5 namun pada saat proses merger ini diumumkan jumlah pelanggan PT Smartfren Telecom Tbk. menjadi 6,8 juta. Walaupun kondisi pasar CDMA sedang menurun seperti menurut Mediadata.co.id (5/2014) Pelanggan seluler didominasi teknologi seluler GSM, sementara pelanggan seluler CDMA cenderung menurun. Sebagai gambaran, selama tahun , total pelanggan CDMA turun dari 32,5 juta pelanggan pada tahun 2010 menjadi 18,9 juta pelanggan pada tahun Sebaliknya pelanggan GSM meningkat dari 211,3 juta pada tahun 2010 menjadi 314,3 juta pada tahun Namun dalam perkembangannya, PT Smartfren Tbk. tetap saja mencatatkan hasil yang buruk dalam hal keuangan, contohnya seperti yang 8

9 diberitakan oleh Republika (03/2014) bahwa PT Smartfren Telecom Tbk membukukan rugi bersih sepanjang 2013 sebesar Rp 2,534 triliun. Kerugian ini lebih tinggi dibandingkan 2012 yang sebesar Rp. 1,562 triliun. Tingginya rugi bersih disebabkan oleh tingginya beban usaha perseroan, yaitu sebesar Rp. 4,039 triliun. "Beban usaha naik 24,2 persen," kata Direktur Smartfren Antony Susilo, akhir pekan lalu. Beban usaha tertinggi berasal dari beban operasi, pemeliharaan dan jasa telekomunikasi sebesar Rp 1,7 triliun. Beban penyusutan menyumbang 36,6 persen dari total beban usaha. Sisanya berasal dari beban penjualan dan pemasaran, beban karyawan, dan beban umum dan administrasi. Meskipun demikian, perseroan berhasil meningkatkan pendapatan usaha sebesar 47,2 persen menjadi Rp 2,42 triliun. Smartfren juga berhasil menambah pendapatan dari penghasilan bunga sebesar Rp 13,62 miliar. Sayangnya hal tersebut tidak membantu kinerja keuangan perseroan yang membukukan rugi usaha sebesar Rp 1,611 triliun. Pendapatan usaha diperoleh dari jasa telekomunikasi dan jasa interkoneksi. Jasa telekomunikasi menyumbang pendapatan paling besar, yaitu 96,2 persen atau sebesar Rp 2,33 triliun. Sisanya disumbang jasa interkoneksi sebesar Rp 90,67 miliar. Berikut ini adalah grafik laba bersih PT Smartfren Telecom Tbk. Grafik 1.2 : Laba Bersih PT Smartfren Telecom Tbk Sumber : Data Diolah Menurut Detik.com (10/2011) harga saham PT Smartfren Telecom Tbk. stagnan di Rp. 50 tanpa diperdagangkan sama sekali. Sahamnya sudah berhenti bergerak sejak 29 Maret 2010 sampai berita ini diterbitkan. Ditambah lagi proses 9

10 reverse stock split yang dilakukan PT Smartfren Tbk, tahun 2012 yang mengindikasikan bahwa sahamnya tidak laku di pasar. Berikut ini adalah grafik perkembangan penutupan harga saham PT Smartfren Telecom Tbk. Grafik 1.3 : Harga Saham Penutupan PT Smartfren Telecom Tbk Sumber : Data Diolah Melihat dari fenomena yang terjadi dimana ditengarai Operating Synergy yang awalnya sudah terbentuk dengan adanya penggabungan jumlah pelanggan ternyata tidak bisa dimanfaatkan oleh PT. Smartfren Telecom Tbk. untuk menaikkan kinerja keuangan. Hal tersebut tercermin dari ketiga variabel menunjukkan penurunan yang kemudian berdampak pada harga saham. Penilitian mengambil topik, Pengaruh Sinergi Operasi akibat proses Merger terhadap Return Saham (Studi Kasus : PT Smartfren Telecom Tbk.) 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dibuatlah rumusan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana perkembangan Sales Growth, Return on Asset, Net Profit Margin dan Earning Per Share PT Mobile-8 Telecom Tbk. sebelum melakukan merger serta Suku Bunga SBI periode tahun ? 10

11 b. Bagaimana perkembangan Sales Growth, Return on Asset, Net Profit Margin dan Earning Per Share PT Smartfren Telecom Tbk. sesudah melakukan merger serta Suku Bunga SBI periode tahun ? c. Bagaimana pengaruh Sales Growth, Return on Asset, Net Profit Margin, Sales Growth dan Earning Per Share serta Suku Bunga SBI terhadap Return Saham PT Smartfren Telecom Tbk. secara simultan? d. Bagaimana pengaruh Sales Growth, Return on Asset, Net Profit Margin dan Earning Per Share serta Suku Bunga SBI terhadap Return Saham PT Smartfren Telecom Tbk. secara parsial? 1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui perkembangan Return on Asset, Net Profit Margin, Sales Growth dan Earning Per Share PT Mobile-8 Telecom Tbk. sebelum melakukan merger serta Suku Bunga SBI periode tahun ? b. Untuk mengetahui Return on Asset, Net Profit Margin, Sales Growth dan Earning Per Share PT Smartfren Telecom Tbk. sesudah melakukan merger serta Suku Bunga SBI periode tahun ? c. Untuk mengetahui pengaruh Sales Growth, Return on Asset, Net Profit Margin, dan Earning Per Share serta Suku Bunga SBI terhadap Return Saham PT Smartfren Telecom Tbk. secara simultan? d. Untuk mengetahui pengaruh Sales Growth, Return on Asset, Net Profit Margin dan Earning Per Share serta Suku Bunga SBI terhadap Return Saham PT Smartfren Telecom Tbk. secara parsial? 11

12 1.5 Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan akan memiliki kegunaan dari aspek teoritis maupun aspek praktis, antara lain: 1. Kegunaan Aspek Teoritis Peneliti berharap penelitian ini dapat menjadi studi pustaka mengenai pengaruh Sales Growth, Return On Asset, Earning Per Share, Net Profit Margin serta Suku Bunga SBI terhadap Return saham serta dapat menjadi dasar dalam penelitan lebih lanjut. 2. Kegunaan Aspek Praktis a. Pihak Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian serta pembelajaran khususnya dalam bidang keuangan. b. Pihak Praktisi 1). Manajemen Perusahaan : Sebagai pertimbangan dalam memutuskan merger sebagai strategi perusahaan 2). Calon Investor : Memberikan informasi bagi investor pengaruh aksi perusahaan dalam melakukan merger terhadap fundamental perusahaan melalui efisiensi keuangan. 3). Emiten : Sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan di bidang keuangan dan kebijakan atas publikasi merger dan akuisisi terhadap volume perdagangan saham. 4). Pemegang Saham : Memberikan informasi pemegang saham sebagai penilai dalam melakukan investasi pada perusahaan yang telah melakukan merger. 12

13 1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir Sistematika penulisan dibuat untuk memberikan gambaran secara umum mengenai penelitian yang dilakukan serta untuk memudahkan pembaca dalam memahami materi yang dibahas dalam penelitian ini. Berikut susunan sistematika penulisan penelitian : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dibahas mengenai penjelasan objek studi, latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA & LINGKUP PENELITIAN Bab ini berisi mengenai teori-teori yang akan dijadikan sebagai dasar dalam melakukan penelitian, kerangka pemikiran dan ruang lingkup penelitian BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi alur metodologi penelitian yang menjadi dasar dalam mengerjakan penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan tentang analisis dan pengolahan data yang dilakukan untuk membahas serta menjawab rumusan masalah yang telah ditentukan pada BAB I BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai hasil penelitian dan kesimpulan beserta rekomendasi atau saran kepada pelaku usaha maupun bagi penelitian selanjutnya. 13

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pada tahun 2010, PT Mobile-8 Telecom Tbk melakukan penggabungan usaha dengan salah satu perusahaan seluler lainnya, yaitu PT Smart Telecom Tbk. Kedua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdaya saing melalui memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada,

BAB I PENDAHULUAN. berdaya saing melalui memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi dan perdagangan bebas menuntut setiap perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi agar perusahaannya dapat berkembang dan berdaya saing melalui memperluas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (sumber: 2012) (sumber: 2013)

BAB I PENDAHULUAN. (sumber:  2012) (sumber:  2013) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi 1.1.1 PT. Indosat, Tbk PT. Indosat, Tbk didirikan pada tahun 1967 sebagai Perusahaan Modal Asing, dan memulai operasinya pada tahun 1969. Pada tahun 1994, Indosat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perusahaan untuk inovatif dan melakukan penyesuaian terhadap

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perusahaan untuk inovatif dan melakukan penyesuaian terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi, persaingan usaha semakin ketat dan terbuka menuntut perusahaan untuk inovatif dan melakukan penyesuaian terhadap perubahan-perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi perusahaan bahkan dapat berkembang. Perusahaan yang mampu untuk

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi perusahaan bahkan dapat berkembang. Perusahaan yang mampu untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya globalisasi, kemajuan teknologi dan komunikasi serta adanya perdagangan bebas yang saat ini terjadi mengakibatkan adanya perubahan lingkungan serta

Lebih terperinci

PENGARUH SINERGI OPERASIONAL AKIBAT PROSES MERGER TERHADAP IMBAL HASIL SAHAM. (STUDI KASUS: PT. SMARTFREN TELECOM Tbk.)

PENGARUH SINERGI OPERASIONAL AKIBAT PROSES MERGER TERHADAP IMBAL HASIL SAHAM. (STUDI KASUS: PT. SMARTFREN TELECOM Tbk.) PENGARUH SINERGI OPERASIONAL AKIBAT PROSES MERGER TERHADAP IMBAL HASIL SAHAM (STUDI KASUS: PT. SMARTFREN TELECOM Tbk.) Laksamana Herga Natanegara S.Mb Program Studi Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia semakin maju dan berkembang. Hal ini ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia semakin maju dan berkembang. Hal ini ditandai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal di Indonesia semakin maju dan berkembang. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan yang go public dan peminat yang semakin bertambah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang ketat dalam berbagai aspek merupakan hal yang tak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang ketat dalam berbagai aspek merupakan hal yang tak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan yang ketat dalam berbagai aspek merupakan hal yang tak dapat dihindari, terutama dalam dunia bisnis atau perusahaan. Oleh karena itu, sebuah perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah industri besar. Selain itu kepuasan mampu mengukur dampaknya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. sebuah industri besar. Selain itu kepuasan mampu mengukur dampaknya terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepuasan pelanggan adalah salah satu tujuan utama suatu perusahaan. Kepuasan pelanggan oleh perusahaan sering dikaitkan dengan upaya untuk mencapai profitabilitas bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri telekomunikasi seluler membuat persaingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri telekomunikasi seluler membuat persaingan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri telekomunikasi seluler membuat persaingan dalam industri tersebut semakin meningkat. Persaingan yang terjadi tidak terlepas dari ditetapkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian yang akan dikaji di dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor telekomunikasi, karena derasnya arus globalisasi sangat berdampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian a. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian a. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Industri telekomunikasi Indonesia sudah berkembang sejak tahun 1970-an meskipun saat itu memang masih tergolong sangat sederhana, yaitu hanya terbatas

Lebih terperinci

(sumber: 2016) (sumber: 2016)

(sumber:  2016) (sumber:  2016) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Bakrie Telecom Tbk PT Bakrie Telecom Tbk atau dikenal juga dengan nama BTEL adalah operator telekomunikasi yang menyelenggarakan jasa fixed wireless

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan, termasuk sektor ekonomi bisnis di dunia. Perubahan yang begitu

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan, termasuk sektor ekonomi bisnis di dunia. Perubahan yang begitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi dewasa ini berbagai aspek kehidupan mengalami perkembangan dan perubahan, termasuk sektor ekonomi bisnis di dunia. Perubahan yang begitu cepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup penting didalam kegiatan perekonomian, bahkan pasar modal juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. cukup penting didalam kegiatan perekonomian, bahkan pasar modal juga dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, pasar modal sangatlah membawa peranan yang cukup penting didalam kegiatan perekonomian, bahkan pasar modal juga dapat dipandang sebagai

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dunia usaha telekomunikasi makin berkembang pesat seiring dengan perkembangan teknologi yang digunakannya. Telekomunikasi Indonesia yang pada awalnya berupa komunikasi menggunakan

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha diantara perusahaan terus menjadi bahan pemikiran para pemegang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha diantara perusahaan terus menjadi bahan pemikiran para pemegang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan usaha sudah dirasakan semakin ketat. Memasuki era pasar bebas, persaingan usaha diantara perusahaan terus menjadi bahan pemikiran para pemegang kebijakan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi sekarang ini, perekonomian di Indonesia diharuskan untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan salah

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dengan judul ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIC DI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kondisi finansial atau kondisi permodalan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kondisi finansial atau kondisi permodalan yang dimiliki oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam memasuki era pasar bebas dan globalisasi persaingan dunia usaha di Indonesia semakin ketat. Setiap perusahaan ditantang untuk dapat merancang strategi

Lebih terperinci

BAB I : PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini. Tercatat ada 8operator yang bermain dalam industri

BAB I : PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini. Tercatat ada 8operator yang bermain dalam industri BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri telekomunikasi selular di Indonesia berkembang begitu pesat pada dasawarsa terakhir ini. Tercatat ada 8operator yang bermain dalam industri telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para pemodal atau investor untuk melakukan diversifikasi investasi, membentuk

BAB I PENDAHULUAN. para pemodal atau investor untuk melakukan diversifikasi investasi, membentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pasar Modal merupakan sarana untuk melakukan investasi yang memungkinkan para pemodal atau investor untuk melakukan diversifikasi investasi, membentuk portofolio sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggalang pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang

BAB I PENDAHULUAN. menggalang pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan sarana yang dapat mendukung percepatan pembangunan ekonomi Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal menggalang pergerakan dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar.

BAB I PENDAHULUAN. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan perusahaan dalam upaya untuk mengantisipasi persaingan yang semakin tajam dalam pasar yang semakin global seperti sekarang ini akan selalu dilakukan baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipakai oleh perusahaan-perusahaan di negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. dipakai oleh perusahaan-perusahaan di negara lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu dari negara-negara berkembang, yang sekarang sedang mengalami perkembangan ekonomi dan industri yang cukup pesat. 1 Begitu banyak perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semarak bersamaan dengan tumbuhnya pasar permintaan akan jasa

BAB I PENDAHULUAN. semarak bersamaan dengan tumbuhnya pasar permintaan akan jasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, industi telekomunikasi merupakan salah satu jenis industri yang mempunyai pengaruh besar terhadap kelancaran kegiatan ekonomi. Hal ini disebabkan karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harga saham merupakan salah satu indikator minat dari calon investor untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah bursa saham di Jakarta yang merupakan bursa tempat dimana orang memperjualbelikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu perusahaan yang dibentuk atau didirikan sudah tentu mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu perusahaan yang dibentuk atau didirikan sudah tentu mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan yang dibentuk atau didirikan sudah tentu mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Tujuannya antara lain mencari keuntungan dan memaksimalkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dari tingkat pertumbuhan negara tersebut. Namun beberapa tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dari tingkat pertumbuhan negara tersebut. Namun beberapa tahun terakhir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Berlakang Negara Indonesia saat ini sedang mengalami pembangunan ekonomi di berbagai bidang. Keberhasilan dalam bidang perekonomian disuatu negara akan terlihat dari tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat diketahui kelebihan perusahaan yang harus tetap dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat diketahui kelebihan perusahaan yang harus tetap dikembangkan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengukuran kinerja atau analisis kinerja keuangan perusahaan digunakan untuk mengevaluasi perubahan sumber daya yang ada dalam perusahaan sehingga dapat

Lebih terperinci

Analisis Keuangan Perusahaan

Analisis Keuangan Perusahaan Analisis Keuangan Perusahaan Bakrie Telecom Tbk. PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas (Fixed Wireless Access

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan daya saing dalam jenis

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan daya saing dalam jenis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian dunia yang selalu berkembang menyebabkan semua perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan daya saing dalam jenis produk, mutu, maupun pemasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada, misalnya saja dengan

BAB I PENDAHULUAN. memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada, misalnya saja dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan yang semakin ketat di dunia usaha menuntut setiap perusahaan untuk bertahan pada setiap kondisi, serta bisa berkembang dan berdaya saing tinggi.

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemampuan suatu perusahaan untuk dapat berkompetisi sangat ditentukan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemampuan suatu perusahaan untuk dapat berkompetisi sangat ditentukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemampuan suatu perusahaan untuk dapat berkompetisi sangat ditentukan oleh kinerja perusahaan itu sendiri. Perusahaan yang tidak mampu bersaing untuk mempertahankan

Lebih terperinci

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2005-2007 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI) menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.8 Tahun 1995 adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertahan, berkembang atau keluar (tutup). Keadaan tersebut menuntut setiap

BAB I PENDAHULUAN. bertahan, berkembang atau keluar (tutup). Keadaan tersebut menuntut setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan merupakan keadaan yang tidak dapat dihindarkan oleh setiap perusahaan. Melalui persaingan yang sehat akan tersaring perusahaan yang tetap bertahan, berkembang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi akhir-akhir ini semakin tidak terbendung lagi. Banyak penemuan-penemuan baru di berbagai bidang, salah satunya adalah bidang telekomunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini bisnis di bidang jasa telekomunikasi telah

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini bisnis di bidang jasa telekomunikasi telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi saat ini bisnis di bidang jasa telekomunikasi telah menjamur di Indonesia sehingga banyak bermunculan perusahaan yang bergerak dalam bidang ini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan (uniting with) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas

BAB I PENDAHULUAN. dengan (uniting with) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Era Globalisasi ini dalam dunia bisnis, perkembangan zaman yang berdampak pada persaingan dunia bisnis yang terjadi menjadikan manajemen perusahaan harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dari Asosiasi Telekomunikasi Selular Indonesia (ATSI) menilai pertumbuhan industri

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dari Asosiasi Telekomunikasi Selular Indonesia (ATSI) menilai pertumbuhan industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri telekomunikasi di Indonesia sedang mengalami pertumbuhan yang pesat, terbukti dari Asosiasi Telekomunikasi Selular Indonesia (ATSI) menilai pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan pemilik korporasi, maka secara alami tujuan keuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan pemilik korporasi, maka secara alami tujuan keuangan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai suatu organisasi bisnis, tujuan utama dari korporasi adalah profit atau keuntungan. Mengingat banyak pemangku kepentingan terutama pemegang saham yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin ketat. Perusahaan harus memiliki strategi yang tepat agar perusahaan tersebut dapat terus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan suatu perusahaan memberikan konstribusi yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan suatu perusahaan memberikan konstribusi yang besar bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberadaan suatu perusahaan memberikan konstribusi yang besar bagi masyarakat dan perekonomian negara dalam bentuk membuka lapangan kerja, menghasilkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebut juga strategi pertumbuhan. Strategi ini dapat dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. disebut juga strategi pertumbuhan. Strategi ini dapat dilakukan melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi persaingan bebas yang semakin banyaknya jumlah perusahaan yang selalu mengembangkan strateginya agar dapat bertahan hidup, berkembang dan berdaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia salah satunya dipengaruhi oleh transaksi saham yang berlaku dalam lantai bursa pasar modal. Hal ini dimungkinkan karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (www.sahamok.com).

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (www.sahamok.com). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal di Indonesia sejak tahun 1997 mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari 56 emiten pada tahun 1989 menjadi 288 emiten pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keuntungan yang diharapkan dan risiko yang mungkin terjadi. Ini

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keuntungan yang diharapkan dan risiko yang mungkin terjadi. Ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investor perlu memiliki sejumlah informasi yang berkaitan dengan dinamika Harga Saham agar dapat mengambil keputusan tentang saham perusahaan yang layak untuk dipilih.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting dalam melakukan bisnis perekonomian. Pasar modal menjembatani bertemunya investor yang menginvestasikan dananya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi komunikasi selular merupakan salah satu sarana komunikasi yang mampu menyediakan komunikasi secara cepat dan kapan saja. Seiring

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana melemahnya nilai investasi di Indonesia serta ketidakstabilan mata uang dollar terhadap

Lebih terperinci

percaturan bisnis telekomunikasi berkembang menjadi lebih baik, serta

percaturan bisnis telekomunikasi berkembang menjadi lebih baik, serta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan media komunikasi mendukung percaturan bisnis telekomunikasi berkembang menjadi lebih baik, serta menjadi alasan untuk berinvestasi di industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif yang digunakan oleh. perusahaan untuk mempeoleh dana. Kehadiran pasar modal banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif yang digunakan oleh. perusahaan untuk mempeoleh dana. Kehadiran pasar modal banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu alternatif yang digunakan oleh perusahaan untuk mempeoleh dana. Kehadiran pasar modal banyak memperbanyak pilihan sumber dana bagi

Lebih terperinci

2015 PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP FINANCIAL DISTRESS

2015 PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP FINANCIAL DISTRESS BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan suatu perusahaan yaitu mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Pencapaian tujuan ini dilakukan demi terus mempertahankan keberlangsungan usaha suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha, perusahaan membutuhkan dana yang biasanya berupa modal, modal

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha, perusahaan membutuhkan dana yang biasanya berupa modal, modal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya dalam melakukan pengelolaan untuk menunjang kegiatan usaha, perusahaan membutuhkan dana yang biasanya berupa modal, modal tersebut dapat berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang diikuti dengan kemajuan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang diikuti dengan kemajuan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang diikuti dengan kemajuan teknologi telekomunikasi yang semakin pesat, perusahaan-perusahaan telekomunikasi yang awalnya hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan ukuran besaran yang disepakati untuk mencapai tujuan jangka

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan ukuran besaran yang disepakati untuk mencapai tujuan jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan dalam lingkungan bisnis, seperti globalisasi, deragulasi, kemajuan teknologi dan telekomunikasi, serta fragmentasi pasar telah menciptakan persaingan yang

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang manufaktur bubur kertas dan berbagai produk dan kemasan kertas. PT. Indah Kiat Pulp &

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat. Karena itu, perusahaan dituntut untuk selalu. Perusahaan perlu mengembangkan strategi yang tepat agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat. Karena itu, perusahaan dituntut untuk selalu. Perusahaan perlu mengembangkan strategi yang tepat agar mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi membawa masyarakat kepada era perdagangan bebas yang berdampak besar terhadap sektor perekonomian. Banyak perusahaan baru yang berdiri dan berkompetisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biasanya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. biasanya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Jika tingkat ekonomi suatu negara tersebut baik maka tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan usaha yang semakin keras menuntut perusahaan untuk semakin meningkatkan nilai perusahaannya. Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana yang ingin melakukan investasi. Investor dapat

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana yang ingin melakukan investasi. Investor dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bursa Efek Indonesia merupakan media pertemuan antara pihak yang membutuhkan modal untuk menjalankan usaha dan pihak lain yang memiliki kelebihan dana yang ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investor membeli saham karena mengharapkan tingkat pengembalian yang maksimal atas investasi yang dilakukan tanpa adanya suatu risiko yang berarti Untuk itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Indosat, Tbk Gambar 1.1 Logo PT. Indosat, Tbk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Indosat, Tbk Gambar 1.1 Logo PT. Indosat, Tbk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 PT. Indosat, Tbk PT Indosat Tbk sebelumnya bernama PT Indonesian Satellite Corporation Tbk, yang merupakan perusahaan penyedia layanan telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang ini. Terlebih lagi dengan perekonomian di Indonesia saat ini yang

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang ini. Terlebih lagi dengan perekonomian di Indonesia saat ini yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan usaha dalam kegiatan perekonomian di Indonesia semakin ketat pada masa sekarang ini. Terlebih lagi dengan perekonomian di Indonesia saat ini yang menganut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan wahana yang mempertemukan pihak yang. kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam)

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan wahana yang mempertemukan pihak yang. kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan wahana yang mempertemukan pihak yang kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam) dengan cara memperjualbelikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Industri Telekomunikasi di Indonesia. baik untuk mendukung kegiatan pemerintahan, pendidikan, bisnis, kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Industri Telekomunikasi di Indonesia. baik untuk mendukung kegiatan pemerintahan, pendidikan, bisnis, kesehatan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Kondisi Umum Industri Telekomunikasi di Indonesia Telekomunikasi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, baik untuk mendukung kegiatan pemerintahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk merupakan BUMN yang didirikan pada 23 Oktober 1856 yang bergerak di bidang jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Tidak hanya berpengaruh terhadap perindustrian di

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Tidak hanya berpengaruh terhadap perindustrian di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Krisis keuangan global yang terjadi di tahun 2008 harus diakui telah memberikan dampak negatif ke seluruh dunia dan juga berimbas buruk kepada perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan ekspansi perusahaan, pengembangan perusahaan, penambahan

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan ekspansi perusahaan, pengembangan perusahaan, penambahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar Modal memiliki peran yang sangat penting bagi perekonomian suatu negara. Hal itu dikarenakan pasar modal mempunyai dua fungsi yaitu, pertama, sebagai sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di suatu Negara bisa menjadi acuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di suatu Negara bisa menjadi acuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan pasar modal di suatu Negara bisa menjadi acuan untuk mengetahui bagaimana dinamisnya bisnis Negara yang bersangkutan dalam menggerakkan berbagai kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan terhadap Obyek Studi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan terhadap Obyek Studi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan terhadap Obyek Studi Industri telekomunikasi dan informasi saat ini berkembang dengan pesat. Persaingan antar operator telekomunikasi yang ada semakin ketat seiring dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk selanjutnya disebut dengan BNI pertama kali didirikan pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh perkembangan pasar modal yang ada di Indonesia, investor tertarik dengan saham yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sama akan semakin ketat. Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang sama akan semakin ketat. Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya dunia usaha diera globalisasi seperti saat ini, maka persaingan antar perusahaan khususnya perusahaan yang bergerak dibidang yang sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang melanda Asia pada tahun 1997 telah menelan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang melanda Asia pada tahun 1997 telah menelan banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis moneter yang melanda Asia pada tahun 1997 telah menelan banyak korban diberbagai negara Asia tenggara, seperti Singapura, Thailand Malaysia bahkan mengimbas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan, baik perusahaan dagang, industri,

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan, baik perusahaan dagang, industri, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya setiap perusahaan, baik perusahaan dagang, industri, maupun jasa mempunyai tujuan untuk memperoleh laba. Pengembangan perusahaan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategi bisnis dalam skala internasional agar dapat bertahan bahkan lebih

BAB I PENDAHULUAN. strategi bisnis dalam skala internasional agar dapat bertahan bahkan lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi telah mendorong entitas bisnis melakukan strategi bisnis dalam skala internasional agar dapat bertahan bahkan lebih berkembang. Strategi bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan meningkatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan meningkatnya kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham a. Pengertian saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan suatu strategi yang tepat agar

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan suatu strategi yang tepat agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi persaingan usaha yang semakin ketat menuntut suatu perusahaan untuk dapat selalu mengembangkan strategi perusahaan agar dapat terus bertahan, memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis semakin hari semakin ketat dan sangat kompetitif. Terbukti jika perusahaan tidak dapat menghadapi tantangan ini sangat banyak perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses ini sering juga disebut sebagai analisis perusahaan (company. perusahaan dimasa depan. Dalam company analysis para investor

BAB I PENDAHULUAN. proses ini sering juga disebut sebagai analisis perusahaan (company. perusahaan dimasa depan. Dalam company analysis para investor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis fundamental mikro pada dasarnya adalah melakukan analisis historis atas kekuatan keuangan dari suatu perusahaan, dimana proses ini sering juga disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PELANGGAN LAYANAN. 50,000 34,900 24,270 PT Telkom, Tbk data 25,000 16,700 14,500 15,000 9,528 6,978

BAB I PENDAHULUAN PELANGGAN LAYANAN. 50,000 34,900 24,270 PT Telkom, Tbk data 25,000 16,700 14,500 15,000 9,528 6,978 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam satu dekade terakhir ini, pertumbuhan bisnis telekomunikasi kian subur. Sampai akhir tahun 2008 saja sudah tercatat 10 operator telekomunikasi yang beroperasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kuat dan ketat. Kondisi ini menuntut perusahaan agar selalu mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kuat dan ketat. Kondisi ini menuntut perusahaan agar selalu mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam memasuki pasar bebas, persaingan usaha antar perusahaan semakin kuat dan ketat. Kondisi ini menuntut perusahaan agar selalu mengembangkan strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin ketatnya persaingan usaha di Indonesia mendorong perusahaan untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. Semakin ketatnya persaingan usaha di Indonesia mendorong perusahaan untuk terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan usaha di Indonesia mendorong perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja usahanya. Peluang untuk meningkatkan kinerja usaha dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi adalah penyebaran inovasi ekonomi ke seluruh dunia serta

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi adalah penyebaran inovasi ekonomi ke seluruh dunia serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi adalah penyebaran inovasi ekonomi ke seluruh dunia serta penyesuaian politis dan budaya yang menyertai penyebaran tersebut. Di era globalisasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW sampai dengan 2008, mengalami peningkatan sebesar 45 %. Sementara itu,

BAB I PENDAHULUAN UKDW sampai dengan 2008, mengalami peningkatan sebesar 45 %. Sementara itu, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merger dan akuisisi perusahaan di Indonesia umumnya cenderung mengalami peningkatan. Perkembangan Merger dan Akuisi selama lima tahun terkahir ini, tahun 2000 sampai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Laju perkembangan perekonomian dunia yang dinamis ini menimbulkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Laju perkembangan perekonomian dunia yang dinamis ini menimbulkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laju perkembangan perekonomian dunia yang dinamis ini menimbulkan persaingan bisnis yang sangat ketat. Hal ini mengakibatkan adanya tuntutan bagi perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan properti di Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan properti di Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan terjadinya krisis ekonomi dan moneter di Indonesia sektor properti menjadi salah satu sektor yang paling parah menderita kerugian karena peristiwa tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak, kompetisi perusahaan yang semakin tinggi dan permintaan. laporan keuangan perusahaan yang membuat perusahaan perlu

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak, kompetisi perusahaan yang semakin tinggi dan permintaan. laporan keuangan perusahaan yang membuat perusahaan perlu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Negara Indonesia saat ini telah memasuki era pasar bebas, dalam era pasar bebas ini persaingan dipastikan akan semakin ketat. Kebutuhan informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok, semakin melemahkan kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok, semakin melemahkan kondisi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Indonesia setiap tahun semakin menjadi-jadi, dengan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok, semakin melemahkan kondisi perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas ini, perubahan dan mobilitas keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas ini, perubahan dan mobilitas keuangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era perdagangan bebas ini, perubahan dan mobilitas keuangan internasional semakin cepat. Hal ini akan mempengaruhi semua aspek kehidupan termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin terglobalisasinya perekonomian menyebabkan persaingan antar

BAB I PENDAHULUAN. Semakin terglobalisasinya perekonomian menyebabkan persaingan antar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin terglobalisasinya perekonomian menyebabkan persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat, khususnya di bidang ekonomi sangat berpengaruh pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Peran manajemen keuangan dalam suatu perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Peran manajemen keuangan dalam suatu perusahaan yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran manajemen keuangan dalam suatu perusahaan yaitu berkepentingan untuk menciptakan dan menjaga nilai ekonomis atau kekayaan perusahaan. Konsekuensinya, semua pengambilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain setiap perusahaan harus mengembangkan usahanya yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain setiap perusahaan harus mengembangkan usahanya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis mengalami perkembangan sangat pesat ditandai dengan munculnya perusahaan perusahaan baru. Hal ini menyebabkan persaingan yang ketat di dunia bisnis. Agar

Lebih terperinci

merupakan sumber dana yang berasal dari luar perusahaan maupun dari

merupakan sumber dana yang berasal dari luar perusahaan maupun dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk dapat menjalankan usaha setiap perusahaan membutuhkan dana. Suatu perusahaan dalam pemenuhan keburuhan dananya berasal dari dua sumber, yaitu sumber intern

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk menyediakan dan menyampaikan informasi keuangan bagi pihak investor, kreditur, dan pemakai eksternal

Lebih terperinci